farmol pertemuan ke1

6
 Obat Yang Berpengaruh Pada Kehamilan a. Pengaruh Obat Pada Janin Pengaruh buruk bahan-bahan asing, termasuk obat, terhadap janin didalam kandungan dapat terjadi melalui mekanisme langsung atau tidak langsung melalui terjadinya gangguan fungsi pada plasenta, uterus atau perubahan-perubahan sistemik seperti keseimbangan hormon dan biokimiawi ibu. ergantung pada sifat masing-masing senyawa asing dan umur kehamilannya, maka pengaruh buruk terhadap janin dalam kandungan dapat berupa pengaruh fetal, teratogenik dan toksik. Pengaruh letal yakni terjadinya kematian embrio dalam kandungan. Pengaruh teratogenik terjadi pada dosis sub-letal yakni terjadinya malformasi anatomik pada pertumbuhan organ janin. Pengaruh toksik adalah terjadinya kelaina n atau gangguan !siologik atau biokimiawi dalam berbagai derajat pada  janin tanpa disertai malfor masi anatomik".   erjadinya pen garuh buruk s enyawa asin g, termasu k obat terhad ap janin dala m kandungan sangat bergantung pada umur kehamilan atau fase pertumbuhan janin itu sendiri. Pengaruh buruk yang terjadi dapat beragam sesuai dengan masing- masing fase". #. $ase implantasi, yakni pada umur kehamilan kurang dari " minggu. Pengaruh buruk yang mungkin timbul menganut pola %all or none%, yakni terjadi atau tidak terjadi sama sekali. Bila timbul pengaruh buruk akan mengakibatkan kematian embrio sehingga terjadi abortus". &. $ ase embrional atau org anogenesis, yakni pada umur k ehamilan a ntara " -' minggu. Pada fase ini terjadi diferensisi pertumbuhan untuk pembentukan organ-organ tubuh, sehingga merupakan fase yang paling peka untuk terjadinya malformasi anatomik (pengaruh teratogenik). *elama embriogenesis kerusakan bergantung pada saat kerusakan terjadi, karena selama waktu itu organ-orga n dibentuk dan blastula mengalami deferensiasi pada waktu yang berbeda-beda . Jika blastula yang dipengaruh i masih belum berdeferensiasi dan kerusakan tidak letal maka terdapat kemungkinan untuk restitutio ad integrum. *ebaliknya jika bahan yang merugikan men+apai blastula yang sedang dalam fase deferensiasi maka terjadi +a+at (pembentukan salah)&. Pengaruh buruk yang dapat timbul pada fase ini ada beberapa kemungkinan a. Pengar uh let al, dima na terja dinya k ematian janin dan abortus b. Pengar uh subl etal, dima na tidak terjadi k ematian jan in tetapi terjadi malformasi anatomik (struktur) pertumbuhan organ atau pengaruh

Upload: ernawatis

Post on 17-Feb-2018

216 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: farmol pertemuan ke1

7/23/2019 farmol pertemuan ke1

http://slidepdf.com/reader/full/farmol-pertemuan-ke1 1/6

 

Obat Yang Berpengaruh Pada Kehamilan

a. Pengaruh Obat Pada Janin

Pengaruh buruk bahan-bahan asing, termasuk obat, terhadap janin didalamkandungan dapat terjadi melalui mekanisme langsung atau tidak langsung melalui

terjadinya gangguan fungsi pada plasenta, uterus atau perubahan-perubahan

sistemik seperti keseimbangan hormon dan biokimiawi ibu. ergantung pada sifat

masing-masing senyawa asing dan umur kehamilannya, maka pengaruh buruk

terhadap janin dalam kandungan dapat berupa pengaruh fetal, teratogenik dan

toksik. Pengaruh letal yakni terjadinya kematian embrio dalam kandungan.

Pengaruh teratogenik terjadi pada dosis sub-letal yakni terjadinya malformasi

anatomik pada pertumbuhan organ janin. Pengaruh toksik adalah terjadinya

kelainan atau gangguan !siologik atau biokimiawi dalam berbagai derajat pada

 janin tanpa disertai malformasi anatomik".

 erjadinya pengaruh buruk senyawa asing, termasuk obat terhadap janin dalam

kandungan sangat bergantung pada umur kehamilan atau fase pertumbuhan janin

itu sendiri. Pengaruh buruk yang terjadi dapat beragam sesuai dengan masing-

masing fase".

#. $ase implantasi, yakni pada umur kehamilan kurang dari " minggu. Pengaruh

buruk yang mungkin timbul menganut pola %all or none%, yakni terjadi atau

tidak terjadi sama sekali. Bila timbul pengaruh buruk akan mengakibatkan

kematian embrio sehingga terjadi abortus".

&. $ase embrional atau organogenesis, yakni pada umur kehamilan antara " -'

minggu. Pada fase ini terjadi diferensisi pertumbuhan untuk pembentukan

organ-organ tubuh, sehingga merupakan fase yang paling peka untuk

terjadinya malformasi anatomik (pengaruh teratogenik). *elama

embriogenesis kerusakan bergantung pada saat kerusakan terjadi, karena

selama waktu itu organ-organ dibentuk dan blastula mengalami deferensiasi

pada waktu yang berbeda-beda. Jika blastula yang dipengaruhi masih belum

berdeferensiasi dan kerusakan tidak letal maka terdapat kemungkinan untuk

restitutio ad integrum. *ebaliknya jika bahan yang merugikan men+apai

blastula yang sedang dalam fase deferensiasi maka terjadi +a+at

(pembentukan salah)&. Pengaruh buruk yang dapat timbul pada fase ini ada

beberapa kemungkinan

a. Pengaruh letal, dimana terjadinya kematian janin dan abortus

b. Pengaruh subletal, dimana tidak terjadi kematian janin tetapi terjadi

malformasi anatomik (struktur) pertumbuhan organ atau pengaruh

Page 2: farmol pertemuan ke1

7/23/2019 farmol pertemuan ke1

http://slidepdf.com/reader/full/farmol-pertemuan-ke1 2/6

teratogenik. Kata teratogenik sendiri berasal dari bahasa yunani yang

berarti monster".

+. angguan fungsional atau metabolik yang permanen yang baru nampak

kemudian, artinya tidak langsung nampak atau timbul pada saat

kelahiran".

d. $ase letal, yaitu pada trimester kedua dan ketiga kehamilan dimana pada

fase ini terjadi maturasi dan pertumbuhan lebih lanjut dari janin. Pengaruh

buruk senyawa asing terhadap janin pada fase ini tidak berupa malformasi

anatomik lagi. etapi masing mungkin masih dapat terjadi gangguan

pertumbuhan baik terhadap fungsi-fungsi !siologik atau biokemik organ-

organ. Juga pengaruh senyawa asing yang dapat terjadi pada induk, dapat

pula terjadi pada janin dalam derajat yang berbeda".

mumnya obat-obat yang digunakan wanita hamil dapat melintasi plasenta serta

memberikan pemaparan pada embrio dan janin yang tumbuh terhadap efek

farmakologik dan teratogeniknya .

$aktor kritis yang mempengaruhi transfer obat melalui plasenta dan dan efek obat

pada janin antara lain

#) *ifat !sikokimia obat

&) Ke+epatan obat melintasi plasenta dan jumlah obat yang sampai pada janin.

") /ama pemaparan obat

0) 1istribusi khas dalam jaringan janin yang berbeda

2) ahapan perkembangan plasenta dan janin pada waktu pemaparan obat

3) 4fek kombinasi obat

Obat yang melintasi plasenta bergantung pada kelarutan lipid dan derajat ionisasi

obat. Obat lipo!lik +enderung berdifusi dengan mudah melintasi plasenta dan

masuk sirkulasi janin. 5isalnya, tiopental obat yang sering digunakan untuk

seksiosesarea, melintasi plasenta agak +epat dan menimbulkan sedasi atau apne

pada bayi baru lahir. Obat yang terionisasi banyak seperti suksinilkolin dan

tubokurarin yang juga digunakan untuk seksiosesarea melintasi plasenta se+ara

lambat dan men+apai konsentrasi sangat rendah pada janin. 6mpermeabilitas

plasenta terhadap senyawa polar lebih bersifat relatif daripada absolut. Jika gradien

konsentrasi antara ibu-janin yang di+apai +ukup tinggi, maka senyawa polar

melintas plasenta dalam jumlah yang dapat diukur. *alisilat yang hampir seluruhnya

terionisasi pada P7 !siologik melintasi plasenta dengan +epat. 7al ini terjadi karena

sejumlah ke+il salisilat yang tidak terionisasi merupakan lipid yang kelarutannya

tinggi0.

Page 3: farmol pertemuan ke1

7/23/2019 farmol pertemuan ke1

http://slidepdf.com/reader/full/farmol-pertemuan-ke1 3/6

Berat molekul obat juga mempengaruhi ke+epatan transfer dan jumlah obat yang

ditransfer melalui plasenta. Obat-obat dengan berat molekul &28-288 dapat

melintasi plasenta dengan mudah, bergantung pada kelarutan lipidnya dan derajat

ionisasi. Obat dengan berat molekul 288-#888 lebih sulit melintasi plasenta dan

obat dengan berat molekul lebih dari #888 sangat sulit melintasi plasenta.

1alam klinik sifat yang demikian digunakan untuk memilih heparin sebagai

antikoagulan pada wanita hamil . Karena obat ini memiliki molekul sangat besar dan

polar, heparin tidak dapat melalui plasenta. Berbeda dengan warfarin yang bersifat

teratogenik dan harus dihindari selama trimester pertama, heparin dapat digunakan

se+ara aman pada wanita hamil yang memerlukan anti koagulan 0.

1erajat ikatan obat dengan protein plasma (albumin) dapat pula mempengaruhi laju

transfer dan jumlah obat yang dipindahkan. 9amun jika obat sangat mudah larut

dalam lipid (misal beberapa anastetik gas), tidak akan banyak dipengaruhi ikatan

protein . ransfer obat yang mudah larut dalam lipid ini dan laju keseimbangan

keseluruhan lebih bergantung pada aliran darah plasenta. 7al ini karena obat yangsangat larut dalam lipid mudah berdifusi melewati membran plasma dengan +epat

sehingga laju keseimbangan keseluruhan tidak bergantung pada konsentrasi obat

bebas yang sama pada kedua sisi. Jika suatu obat kelarutan lipidnya kurang dan

diionisasi , transfernya lambat dan mungkin terhambat oleh ikatannya pada protein

plasma maternal . Perbedaan ikatan protein juga penting karena beberapa obat

memperlihatkan ikatan protein pada plasma maternal yang lebih besar daripada

pada plasma janin karena a!nitas ikatan protein janin menurun. 7al ini terlihat pada

sulfonamid, barbiturat, fenitoin dan obat anastetik lokal 0.

 erdapat dua mekanisme yang memberikan perlindungan janin dari obat dalam

sirkulasi darah maternal

#.Plasenta sendiri berperan baik sebagai sawar semipermeabel dan sebagai tempat

metabolisme beberapa obat yang melaluinya. Beberapa jenis reaksi oksidasi

aromatik yang berbeda (misal hidroksilasi, 9-dealkilasi, demetilasi) telah terjadi

dalam jaringan plasenta. 4tanol dan fenobarbital teroksidasi dengan +ara ini.

*ebaliknya mungkin bahwa kapasitas metabolik plasenta dapat menyebabkan

pembentukan metabolit yang toksik dan karena itu plasenta meningkatkan

toksisitas (misal etanol, ben:ipiren) 0.

&.Obat yang telah melewati plasenta masuk dalam sirkulasi janin melalui ;ena

umbilikalis. Kira-kira 08-38< aliran darah ;ena umbilikalis masuk ke dalam hati

 janin sisanya tidak lewat hati dan dan masuk dalam sirkulasi umum janin. Obat yag

masuk hati sebagian dapat dimetabolisir sebelum masuk sirkulasi janin. *ebagai

tambahan, sebagian besar obat yang berada dalam arteri umbilikalis (kembali ke

Page 4: farmol pertemuan ke1

7/23/2019 farmol pertemuan ke1

http://slidepdf.com/reader/full/farmol-pertemuan-ke1 4/6

plasenta) dapat masuk melalui plasenta kembali ke ;ena umbilikasi dan kembali ke

hati lagi. Perlu diketahui bahwa metabolit beberapa obat dapat lebih aktif daripada

senyawa asli dan memberikan pengaruh jelek pada janin0.

4fek obat pada jaringan reproduksi wanita hamil (payudara, uterus dan lin-lain),

kadang-kadang diubah oleh lingkungan endokrin yang sesuai dengan tahaplingkungan. 4fek-efek obat pada jaringan maternal (hati, paru, ginjal, *istem *araf

Pusat dan lain-lain) dan memerlukan obat yang sebenarnya tidak diperlukan wanita

hamil pada saat tidak hamil. 5isalnya glikosida jantung dan diuretik mungkin

diperlukan untuk gagal ginjal kongestif yang diperberat dengan peningkatan kerja

 jantung pada kehamilan atau insulin diperlukan untuk mengontrol glukosa darah

pada diabetes akibat kehamilan 0.

b. Kelainan pada janin karena Pemakaian Obat *elama Kehamilan

Beberapa +ontoh kelainan yang terjadi pada fase janin karena pemakaian obat pada

ibu selama kehamilan antara lain sebagai berikut

#.*indrom warfarin. Kurang lebih &2 < janin yang terpapar (e=posed) dengan

warfarin selama trimester pertama kehamilan akan menderita berbagai malformasi

+ongenital yang meliputi hipoplasia tulang hidung, tulang-tulang falanges yang

pendek, berbagai abnormalitas tulang , kelainan-kelainan oftalmologik seperti atropi

optik , katarak dan kelainan-kelainan lain sampai kematian janin dalam kandungan.>arfarin tidak dapat dipakai selama kehamila. ?ntikoagulan yang relati;e lebih

aman dan dianjurkan adalah heparin".

&.*indrom hidantoin. Pemakaian hidantoinuntuk epilepsy pada kehamilan dapat

menyebabkan keterlambatan pertumbuhan intra-uterin, de!siensi mental,

gangguan pertumbuhan muka terutama hidung tertekan (@pesek%), ptosis, bibir dan

atau langit-langit sumbing (+left lips A +left palate), gangguan fungsi jantung dan

abnormalitas genitalia. *ering juga disertai tidak tumbuhnya kuku pada jari tangan

dan kaki. *indrom hidantoin terjadi kurang lebih pada #8 < kasus yang terpapardengan hidantoin".

".*indrom alkohol . Bayi-bayi yang lahir dari ibu-ibu peminum alkohol mempunyai

+iri muka yang khas, dahi rendah, pangkal hidung tenggelam, hidung ke+il dan

tegak ke atas, retraksi bibir dan deformitas telinga. angguan fungsi jantung dan

Page 5: farmol pertemuan ke1

7/23/2019 farmol pertemuan ke1

http://slidepdf.com/reader/full/farmol-pertemuan-ke1 5/6

keterlambatan pertumbuhan sangat umum dijumpai. Kelainan ini terjadi pada

kurang lebih "8 < dari bayi-bayi yang lahir dari ibu-ibu peminum alkohol. Kebiasaan

minum alkohol harus dihindari selama kehamilan".

0.*indrom dietilstilbestrol (14*). Pemakaian dietilstilbestrol pada trimester pertama

kehamilan ternyata diketahui berkaitan dengan terjadinya berbagai anomali pada

organ-organ reproduksi . Pada jenis kelamin wanita dapat terjadi adenosis sampai

kemudian adenokarsinoma ;agina atau ser;iks uterus. Pada jenis kelamin laki-laki

dapat timbul abnormalitas testes, kista epididimis dan infertilitas. Keganasan pada

;agina mungkin baru timbul kemudian. Pemakaian stilbestrolataupun senyawa-

senyawa estrogen selama kehamilan tidak dianjurkan".

2.*indrom ?C4D/ ( ertebral, ?nal, Cardia+, ra+heal, 4sophageal and /imbs ).

 Yakni terjadinya abnormalitas pada organ-organ tersebut karena pemakaian

hormone steroid kelamin selama kehamilan. Pemakaian kontrasepsi oral sesudah

terjadi kehamilan sangat riskan untuk terjadinya pengaruh-pengaruh buruk pada

 janin. Juga pemakaian hormone kelamin steroid untuk diagnosis kehamilan tidak

lagi dapat dibenarkan karena resiko diatas. Pemakaian senyawa progestin untuk

men+egah abortus sebenarnya juga diragukan manfaat dan keamanannya".

3.4mbriopati talidomida. alidomida yang pada mulanya digunakan untuk

antiemetik dan hipnotik ternyata kemudian terbukti mempunyai pengaruh

teratogenik yang kuat. Pengaruh teratogenik yang utama adalah terjadinya

berbagai abnormalitas pertumbuhan anggota tubuh. *ebelum obat ini ditarik dari

peredaran kurang lebih telah ter+atat #8.888 bayi lahir +a+at".

1. 1aftar Obat-Obat Yang Berpengaruh Pada Kehamilan3

OB? ?96 94OP/?*6

 Jaringan embrional pada dasarnya mirip dengan jaringan tumorE kanker, ini berarti

bahwa jaringan embrional peka terhadap obat-obat antikanker. *ebagaimana

diketahui obat-obat anti kanker bersifat sitotoksik, dengan demikian obat-obat

tersebut tidak hanya menyerang sel-sel kanker tetapi juga sel-sel yang mirip

dengan sel kanker. 6ni berarti bahwa obat antikanker yang manapun, jika diberikan

pada seorang wanita yang sedang hamil dapat meningkatkan terjadinya malformasi

atau abnormalitas janin'.

Page 6: farmol pertemuan ke1

7/23/2019 farmol pertemuan ke1

http://slidepdf.com/reader/full/farmol-pertemuan-ke1 6/6

Obat antikanker yang pertama kali diketahui menunjukkan efek teratogenik adalah

aminopterin, dimana bayi-bayi yang dilahirkan dari ibu yang mendapat aminopterin

selama periode kehamilan diketahui mangalami +a+at lahir, antara lain defek pada

lengan dan tungkai, defek pada sistem saraf pusat2 ataupun tidak terbentuknya

ginjal dan ureter. *ejak itu beberapa obat antikanker yang diperkenalkan kemudian

 juga menyebabkan abnormalitas pada janin. Obat-obat tersebut antara lain obat-obat antimetabolit dan bahan-bahan obat alkilasi, termasuk disini siklopospamid,

klorambusil, metotreksat, merkapturin dan busulfan'.

 retinoin (Oral) F

Obat-obat ini berpotensi teratogenik jika dipakai teratur selama kehamilan muda,

yang menyebabkan kelainan +ongenital berupa embriopati asam retinoat. 4fek

teratogenik ini tergantung pada dosis obatnya

?+itretin, etretinate F

Obat ini bersifat teratogenik berdasarkan dosis terapinya. Kerja obat ini yaknimereka tersimpan untuk beberapa bulan setelah selesai pemakaiannya. Obat initertimbun dalam lemak dalam jangka panjang, pasien diberi penjelasan untuk tidakmengkonsumsi obat-obatan selama & tahun setelah penggunaan obat ini karenadapat menyebabkan kelainan pada janin

. 6sotretinoin 1

6sotretinoin terbukti berefek teratogenik pada pemberian oral pada manusia. Obat

ini mengakibatkan kelainan pada janin dan berisiko ringan pada abortus spontan