female circumcision

Upload: rahadianachmad

Post on 06-Jan-2016

9 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

• Kasus ini membahas mengenai isu perdebatan atas “Female Circumcision” atau pelaksanaan sunat terhadap perempuan, dimana bisnis ini bisa menghasilkan hingga 10 juta dolar.

TRANSCRIPT

Sources: Genital Mutilators protest Scandinavian effort to crack down on Trade by William Ashford and For Kurdish Girl, A Painful Ancient Ritual by Amit R. PaleyA. Ringkasan Kasus:Kasus ini membahas mengenai isu perdebatan atas Female Circumcision atau pelaksanaan sunat terhadap perempuan, dimana bisnis ini bisa menghasilkan hingga 10 juta dolar.Ditulis bedasarkan fakta yang terjadi di negara Afrika Utara dimana sunat dilakukan kepada perempuan berusia 7-12 tahun dengan cara memotong bagian luar alat genital wanita termasuk klitoris dan labia. Source : http://iburqa.com/post/53864006566/stages-of-female-genital-mutilation

Pelaku sunat adalah Praktisi wanita yang melakukan sunat tersebut tanpa obat bius dengan pisau kecil atau silet, sehingga seringkali orang dewasa harus memaksa dengan memegang anak perempuan yang menjadi pasien.Berdasarkan informasi dari para ibu di negara yang menerimanya, sunat merupakan kewajiban bagi orang tua untuk menjadikan anaknya wanita yang baik sehingga bisa dinikahi oleh lelaki yang baik, untuk mengontrol hasarat seksual seorang wanita dan membersihkan secara spiritual sehingga makanan yang ia masak bisa di makan oleh orang lain. Dalam artikel ini ditulis bahwa dalam Al-Quran praktek sunat ini tidak di tulis secara jelas, namun beberapa pihak mengganggap ini merupakan interpertasi dari apa yang di ucapkan Nabi Muhammad.Negara Amerika dan Eropa sangat menentang praktek ini dan menggangap hal ini merupakan tindakan yang tidak bermoral. Tidak memiliki manfaat secara medis, beresiko infeksi dan berpotensi mengurangi kemampuan wanita menikmati hubungan seksual.Para Praktisi di Somalia menolak anggapan tersebut dan menganggap bahwa hal tersebut hanyalah suatu cara ikut campur terhadap budaya dan cara hidup mereka yang pada dasarnya telah dilakukan sejak lama. Para warga afrika merasa bahwa hal tersebut adalah hak dan kewajiban untuk memberikan yang terbaik kepada anak mereka dan tidak akan membiarkan oranag asing ikut campur dalam hal tersebut.Philips Waites seorang dokter menyatakan bahwa inti dari ini adalah apakah para warga barat berhak untuk ikut campur dan juga menilik bahwa di Somalia lapangan perkerjaan tidaklah mudah dan bagi para Praktisi sunat, ini merupakan bisnis yang bisa meningkatkan kelayakan hidup mereka.

B. Analisa Kasus

Pertanyaan ke-1Apakah bisnis yang menyediakan jasa sunat terhadap perempuan ini secara moral salah? Mengapa? Jika pelaku usaha meminta bantuan pinjaman dana usaha dari Pemberi Pinjaman yang berasal dari negara barat seperti www.kiva.org kemudian ditolak oleh Kreditor apakah hal tersebut salah? Bagaimana jika diterima?Analisa : Menurut analisa kami, secara moral apa yang dilakukan pelaku bisnis tersebut adalah salah. Mengapa? Moral didefinisikan sebagai sebuah standard yang dipegang oleh individu atau sekelompok masyarakat mengenai apa yang benar dan apa yang salah. Berdasarkan pengertian diatas maka pendapat menegai apakah yang dilakukan oleh pelaku bisnis akan tergantung pada sisi mana kita melihat permasalahan tersebut, karena sekali lagi standard benar atau tidak secara moral tergantung pada norma norma yang berlaku di lingkungan masyarakat tersebut.Bagi masyarakat eropa dan Amerika, mereka mempercayai bahwa sunat terhadap perempuan adalah hal yang salah, suatu belief yang sebenarnya tidak terbukti manfaatnya terhadap kesehatan. Berdasarkan hasil perbincangan kami dengan seorang narasumber yang berasal dari negara Skandinavia (Eropa Utara), mereka menolak keras sunat terhadap peremuan karena melanggar hak asasi manusia. Para objek yang di khitan tidak memiliki daya dan upaya untuk meolak karena mereka bisa di kucilkan dari masyarakat, dan hal tersebut salah satu yang menjadi alasan mereka menjadi imigran di negara eropa. Maka jelas di negara-negara tersebut praktek sunat terhadap perempuan adalah salah secara moral. Sedangkan bagi masyarakat yang Afrika, standard norma yang dianut mengatakan sebaliknya bawa apa yang mereka lakukan semata mata adalah demi kebaikan anak perempuan mereka dan sebaga orang tua hal tersebut adalah kewajiban untuk memberikan kehidupan yang lebih baik terhadap anak wanita mereka. Dengan demikian praktek sunat yang dilakukan di daerah Somalia dalam kasus ini dianggap secara moral benar. Khitan terhadap perempuan pada dasarnya terjadi di Afrika, Asia dan Timur tengah. Melebar dari kasus, di Indonesia sendiri sunat terhadap perempuan di sahkan oleh pemerintah. Di tahun 2006 sunat perempuan ini pernah dilarang oleh pemerintah dengan dikeluarkannya Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) No 1636/Menkes/PER/2010. Namun di tahun 2013 peraturan tersebut di cabut oleh pemerintah. Wakil mentri kesehatan Ali Qufron memiliki pandangan bahwa sunat perempuan di Indonesia berbeda dengan yang terjadi di Afrika. Peraturan pemerintah yang baru mengatur bahwa khitan perempuan harus dilakukan secara profesional secara medis sehingga tidak menyakiti pasien. Maka dengan demikian bisa dikatakan bahawa di Indonesia, secara moral sunat terhadap perempuan adalah tidak salah secara moral.Maka bisa kita lihat bahwa moral standard berlaku pada masing masing wiayah di tetapkannya norma tersebut, maka mari kita mengingat dua dari 6 kriteria dalam menilai moral adalah Felt Universal dan Based on Impartial consideration. Felt universal memandang bahwa penilaian moral dilihat dari pandangan yang lebih luas atau universal. Beberapa argumentasi dibawah ini mendukung penilaian moral dari arti global : Berbagai penelitian termasuk WHO (World Health Organization) melansir bahwa secara kesehatan sunat terhadap wanita tidak memiliki manfaat terhadap kesehatan melainkan memberikan resiko ancaman penyakit seperti infeksi saluran kencing, kemadulan, pendarahan, resiko tinggi ketika melahirkan anak dan sebagainya. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/ Dalam ilmu kedokteran internasional, tidak ada satupun subjek pendidikan bidan dan dokoter yang mengajarkan bagaimana proses khitan. Maka denga kata lain, para tenaga medis melakukan khitan teresbut dega mengasosiasikan pengetahuan medis mereka dengan proses khitan yang di anjurkan. Khitan/sunat juga bisa dikategorikan sebagai pelanggaran Hak asasi manusia. Pasien yang di khitan umumnya berada pada usia muda/belum dewasa sehingga mereka tidak bisa memperjuangkan hak mereka mengenai apakah mereka mau di sunat atau tidak. Secara international, bisa disimpulkan bahwa proses khitan adalah sebuah proses yang dilakukan tanpa memandang hak object yang di khitan sehingga di kategorikan pelanggaran Hak Asasi Manusia. Based on Impartial consideration merupakan sebuah kriteria bahwa standard moral ditetapkan tidak melihat kepentingan individu atau sebagian (partial) pihak. Di Somalia, di bolehkannya khitan terhadap perempuan merupakan salah satu peluang bisnis yang menguntungkan bagi para tenaga medis yang melakukannya. Demikian juga di Indonesia, diperbolehkannya khitan merupakan suatu penegasan keamanan pada tenaga medis melakukan hal tersebut sehingga memudahkan peluang pelaksanaan jasa mereka. Berbagai kepentingan tersebut harus dihilangkan ketika kita melihat suatu masalah dari standard moral. Maka kembali kepada fakta bahwa khitan terhadap perempuan tidak memberikan manfaat medis dan merupakan pelanggaran Hak Asasi Manusia, maka menurut kami aktivitas tersebut secara moral adalah salah. Pertayaan berikutnya adalah mengenai bagaimana jika para tenaga medis yang melakukan khitan tersebut meminta bantuan modal dari www.kiva.org . Sebelum meyatakan apakah salah atau benar jika Kiva.org memberikan bantuan kepada para pelaku bisnis khitan ini, maka mari mengenal kiva.org lebih jauh. Kiva.org adalah sebuah organisasi non-profit berbasis web yang melakukan penggalangan dana secara International. Tujuan utama perusahaan adalah untuk menghubungkan berbagai pihak untuk bersama sama mengatasi kemiskinan dengan cara jaringan pemberian modal usaha pinjaman. Di Kiva, setiap individu dari berbagai negara bisa berkontribusi membantu dengan meminjamkan pinjaman senilai $25. Kepada siapa mereka ingin meminjamkan, para pemberi pinjaman dapat meilihat profil yang di pinjamkan di web tersebut, apa usaha yang dilakukan dan berapa banyak yang dibutuhkan. Sebagaimana dibahas oleh Manuel G Velasques dalam bukunya berjudul Business Ethich, Pearson 2014. Menilai bisnis etika dalam sebuah perusahaan tidak terlepas dari para prilaku individu dalam perusahaan tersebut. Dalam kasus Kiva, meskipun Kiva.org berbasis di USA Amerika, namun para pemberi pinjaman berasal dari berbagai negara di Dunia. Hal ini menjadi menarik karena standard moral yang berlaku di masing masing negara para pemberi pinjaman juga berbeda beda. Jika seorang pengusaha bisnis Khitan dari somalia menjadi salah satu peminjam di Kiva. Para pemberi pinjaman dari Afrika, Asia dan Timur tengah berpotensi besar memberi pinjaman karena mereka menganggap khitan tidak salah secara moral. Namun sebaliknya bagi para pemberi pinjaman dari Amerika dan Asia. Maka sebagai suatu organisasi non-profit international kami beranggapan bahwa Kiva harus melakukan penyaringan dari awal. Sebagai salah satu contoh dari Globalization dimana arus uang, jasa dan barang telah terhubung di seluruh dunia, maka Kiva harus berpatokan pada norma global yang berlaku dimana Khitan merupakan tindakan yang salah secara moral. Kiva sebaiknyaa tidak memberikan kesempatan bagi para pelaku bisnis untuk muncul di website dan medapatkan pinjaman dari para memberi pinjaman. JIka iya, maka kiva secara tidak langsung turut serta dalam kelangsungan bisnis jasa khitan. Pertanyaan ke-2Apakah salah jika pihak negara barat memberikan tekanan kepada pemerintah Afrika Utara untuk mencegah praktik sunat terhadap perempuan?Analisa : Dalam hubungan internasional menilai etika tergantung pada perspektif yang menilainya. Perspektif Komunitarian (Konseqtualis) VS Kosmpolitanism (deantology). Para Komunitarian berpendapat bahwa baik individu maupun komunitas dibatasi oleh batas batas negara, termasuk pemerintah, terbatas pada keperluan warganya (Insider). Para outsider mendapat tempat tidak bergitu penting dalam perspektif ini. Sebaliknya deantology berpendapat bahwa moralitas adalah universal dan moral dapat diberlakukan pada setiap orang secara sama. Kepentingan kemanusiaan secara umum harus diletakan paling atas.Dalam kasus ini, Somalia merasa bahwa ini merupakan intervensi Amerika dan Eropa terhadap cara hidup masyarakatnya. Bagi negara barat mereka menempatkan HAM sebagai dasar tindakan mereka. Namun apakah suatu negara berhak untuk ikut campur dan melakukan intervensi terhadap negara lain? Ada sebuah justifikasi yang dberikan oleh Pakar HI Mervyn Frost yaitu dua norma non-intervensi. Yang pertama adalah norma non-intervensi urusan internal negara lain dan yang kedua, mencerminkan pekembangan historis dalam pembatasan kekuasaan negara : artinya negara harus juga memberikan kebebasan bagi warga sipil melaksanakan aktivitas. Frost berpendapat bahwa apakah bisa suatu intervensi dilakukan terhadap negara lain adalah tergantung bagaimana negara tersebut itu menanggapi dua norma non-intervensi.Dalam kasus ini berarti, jika negara negara yang memperbolehkan khitan tersebut merupakan negara yang juga menghormati urusan internal negara lain serta memberikan kebebasan pada arga sipilnya dalam beraktivitas, maka negara lain harus juga menghormati kebijakan internal yang dilakukan. Negara lain hanya dapat memberikan pendapat tanpa melakukan intervensi apalagi tekanan pada negara tersebut. Namun jika negara tersebut bersikap sebaliknya apalagi memaksakan kekuatan negara pada warga sipilnya, maka atas nama HAM negara lain bisa melakukan intervensi dimana dalam kasus ini mencegah praktek khitan terhadap perempuan.Pertanyaan ke-3Apakah kasus ini merupakan dukungan Ethical relativism atau hanya merupakan anggapan bahwa ada beberapa hal yang memang dianggap salah apapun kondisinya, atau tidak diantara keduanya?Analisa : Pada dasarnya, ethical relativism adalah suatu teori yang menegaskan bahwa tidak ada kemutlakan moral. Dengan kata lain, tidak ada moral yang benar ataupun salah karena setiap masyarakat berhak memiliki kepercayaan dan etik yang berbeda. Berdasarkan hal ini, kami dapat memahami bahwa masyarakat di negara-negara Afrika Utara berhak untuk menentukan tradisi-tradisi yang hendak mereka jalani sesuai dengan kepercayaan mereka. Akan tetapi, dalam hal ini, kami dapat memberikan argumen yang sama mengenai para perempuan muda yang diwajibkan untuk menjalani prosedur khitan oleh orang tua mereka. Apabila kami mengacu pada ethical relativism, bukankah keputusan untuk melakukan proses khitan tersebut ada ditangan para perempuan yang akan menjalaninya? Maka dari itu, hal ini dapat dikatakan mendukung teori relativisme etika apabila dilihat dari sudut pandang para perempuan yang akan menjalani proses khitan ini. Mereka berhak menentukan apa yang hendak mereka lakukan terhadap diri mereka sendiri tanpa paksaan dari pihak manapun, termasuk orang tua mereka. Oleh karena itu, kami mendukung apabila pihak Barat mendesak pemerintah-pemerintah di Afrika Utara memberikan edukasi mengenai prosedur khitan bagi perempuan kepada masyarakatnya agar mereka dapat memahami dengan lebih baik mengenai proses khitan perempuan dan dampaknya terhadap kesehatan mereka. Dengan begitu, mereka akan dapat membuat keputusan yang lebih baik untuk diri mereka sendiri.Karena salah satu Objection dari etchical relativis adalah bahwa perbedan standard moral di masyarakat yang berbeda tidak membuktikan apa apa. Karena pada dasarnya pembuktian secara ilmiah akan dapat menjawab, hanya saja di suatu masyarakat memiliki tingkat edukasi yang berbeda dari tempat lain. Maka pada akhirnya setuju atau tidak, kebenaran atas suatu etika harus difahami oleh semua masyarakat.C. Sumber

Velasques, Manuel G. 2014. Business Etchis 7th Edition. England. Pearsonhttp://www.voaindonesia.com/content/peraturan-menteri-kesehatan-ri-soal-sunat-perempuan-telah-dicabut/1839905.htmlhttps://www.academia.edu/2529220/Etika_dalam_Politik_Luar_Negerihttp://www.bbc.com/indonesia/majalah/2013/02/130204_khitanperempuan_fatwamui