final (1)

52
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. KASUS 1 Kecamatan R sedang menjadi sorotan publik karena kebiasaan masyarakatnya yang membuang sampah di sebuah lahan kosong di sekitar perumahan penduduk. Sehingga menimbulkan polusi yang mempengaruhi keadaan lingkungan di sekitar lahan tersebut dan mengganggu kondisi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Dr. T yang bertugas di puskesmas R di datangi oleh pemuka masyarakat dan pemerintah setempat untuk diminta membantu melakukan edukasi mengenai pengaruh lingkungan terhadap kesehatan dan mengatasi masalah pengelolaan lingkungan untuk kecamatan R. 1.2. STEP 1 1. Sampah : Sisa kegiatan sehari-hari manusia oleh proses alam berbentuk padat yang bersifat organik dan anorganik. Benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan atau dibuang yang berasal dari aktifitas manusia yang bersifat padat 4, . 2. Edukasi : Memelihara dan memberi latihan mengenai akibat dan kecerdasan. Suatu pengarahan dari tenaga ahli kepada seseorang yang dibina agar dapat

Upload: althaf-fathan

Post on 21-Nov-2015

24 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

dk

TRANSCRIPT

8

BAB 1PENDAHULUAN

0. KASUS 1Kecamatan R sedang menjadi sorotan publik karena kebiasaan masyarakatnya yang membuang sampah di sebuah lahan kosong di sekitar perumahan penduduk. Sehingga menimbulkan polusi yang mempengaruhi keadaan lingkungan di sekitar lahan tersebut dan mengganggu kondisi kesehatan masyarakat di sekitarnya. Dr. T yang bertugas di puskesmas R di datangi oleh pemuka masyarakat dan pemerintah setempat untuk diminta membantu melakukan edukasi mengenai pengaruh lingkungan terhadap kesehatan dan mengatasi masalah pengelolaan lingkungan untuk kecamatan R.

0. STEP 11. Sampah : Sisa kegiatan sehari-hari manusia oleh proses alam berbentuk padat yang bersifat organik dan anorganik. Benda yang tidak dipakai, tidak diinginkan atau dibuang yang berasal dari aktifitas manusia yang bersifat padat4,.1. Edukasi : Memelihara dan memberi latihan mengenai akibat dan kecerdasan. Suatu pengarahan dari tenaga ahli kepada seseorang yang dibina agar dapat mencapai tujuan yang dinginkan dengan cara memberi dorongan diri,aktif memberikan informasi-informasi atau ide-ide baru2.1. Polusi : menurut UU no 482 Peraturan Lingkungan Hidup, makhluk hidup, energi masuknya atau dimasukannya makhluk hidup, zat energi atau komponen lain kedalam lingkungan yang akan merubah kualitas lingkungan turun sampai ketingkat tertentu yang mengakibatkan lingkungan menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya.3

Keyword :Pengaruh pengelolaan lingkungan terhadap kesehatan.0. STEP 21. Apa dampak lingkungan yang dihasilkan dari prilaku masyarakat pada kasus?1. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan pada kasus tersebut selain edukasi?1. Mengapa masalah sampah tidak pernah selesai?1. Bagaimana cara pemusnahan dan pengelolaan sampah yang benar?1. Apa saja efek dari penumpukkan sampah bagi kesehatan ?1. Jenis-jenis sampah?1. Jenis-jenis polusi?1. Faktor yang mempengaruhi prilaku masyarakat terhadap pengelolaan lingkungan?1. Bagaimana pengaruh pengelilaan lingkungan terhadap litosfer, atmosfer, hidrosfer, prenatal? Bagaimana cara mengontrol agar dalam keadaan normal?1. Pencegahan dan pengendalian polusi?1. Bagaimana teknik dan metode edukasi terhadap pengelolaan lingkungan pada kasus ini?1. Seberapa besar peran pemerintah dan tenaga kesehatan terhadap pengelolaan lingkungan?1. Klasifikasi lingkungan?

0. STEP 31. Dampak yang dihasilkan dari prilaku masyarakat tersebut adalah pencemaran hidrosfer bila tempat membuang sampah dekat dengan sumber air, litosfer bila terdapat sampah yang sulit didaur oleh tanah serta mengandung zat kimia yang merusak tanah, hidrosfer karena sampah yang menumpuk akan menghasilkan gas-gas yang menyebabkan polusi udara dan akhirnya seluruh pencemaran ini akan menyebabkan penyakit pada masyarakat itu juga.1. Selain edukasi upaya encehan dapat juga dilakukan dengan membuat peraturan-peraturan beserta sanksi sehingga masyarakat takut untuk membuang sampah di daerah tersebut.1. Karena belum ada integrasi antara regulasi (peraturan), edukasi dan pelayanan dalam mengubah prilaku masyrakat.1. LO1. Dapat menjadi sarang bagi vektor penyakit sehingga penyebaran penyakit menjadi lebih mudah terjadi.1. Sampah dapat diklasifikasikan menjadi sampah organik atau membusuk dan sampah anorganik atau tidak membusuk, sampah yang berupa debu, dan sampah yang berbahaya bagi kesehatan.1. Polusi udara, tanah, air, suara dan lain-lain.1. LO1. LO1. LO1. LO1. LO1. Lingkungan biotik dan abiotik, Lingkungan alamiah dan buatan manusia, Lingkungan prenatal dan postnatal, Lingkungan biofisis dan psikososial, Hirosfer, litosfer, atmosfer ,biosfer dan sosiosfer, dan Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut.

0. STEP IV

KESEHATAN LINGKUNGANFaktor-faktor yang mempengaruhi prilaku masyrakat terhadap lingkunganJenis sampahDampak lingkunganUpaya pecegahanMetode dan teknik edukasiPengaruh pengelolaan lingkungan prenatal, atmosfir, hidrosfir,litosfir,biosfir, sosiosfirEfek penumpukan sampahCara pengelolaan sampahKlasifikasi lingkunganJenis polusiPeran pemerintah dan tenaga kesehatan terhadap pengelolaan kesehatanPencegahan dan pengendalian polusi

0. STEP VMahasiswa mampu menjelaskan tentang kesehatan lingkungan yaitu :1. Faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku masyrakat terhadap lingkungan1. Metode dan teknik edukasi1. Upaya pecegahan1. Dampak lingkungan1. Jenis sampah1. Jenis polusi1. Klasifikasi lingkungan1. Cara pengelolaan sampah1. Efek penumpukan sampah1. Pengaruh pengelolaan ligkungan prenatal, atmosfir, hidrosfir, litosfir, dan sosiosfir1. Pencegahan dan pengendalian polusi1. Peran pemerintah dan tenaga kesehatan terhadap pengelolaan kesehatan

BAB IIPEMBAHASAN

II.1 KESEHATAN LINGKUNGANII.1.1 DefinisiKesehatan lingkungan dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari interaksi antara lingkungan dengan kesehatan manusia, tumbuhan dan hewan dengan tujuan untuk meningkatkan faktor lingkungan yang menguntungkan (eugenik) dan mengendalikan faktor yang merugikan (disgenik), sedemikian rupa sehingga risiko terjadinya gangguan kesehatan dan keselamatan jadi terkendali.5,6II.1.2 LingkunganBagi manusia, lingkungan hidup segala sesuatu yang ada disekitarnya, baik berupa benda hidup, benda mati, benda nyata, atupun abstrak, termasuk manusia lainnya, serta suasana yang terbentuk karena terjadinya interaksi antara elemen-elemen tersebut. Dengan demikian lingkungan ini sangat luas, oleh karenanya sering kali dikelompokkan untuk mempermudah pemahamannya.5,6II.1.3 Klasifikasi lingkunganTergantung kebutuhan, lingkungan dapat diklasifikasikan dengan beberapa cara sebagai berikut :51. Lingkungan yang hidup (biotis) dan lingkungan yang tidak hidup (abiotis)1. Lingkungan yang alamiah dan lingkungan buatan (manusia)1. Lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal1. Lingkungan biofisis dan lingkungan psikososial1. Lingkungan air (hidrosfir), lingkungan udara (atmosfir), lingkungan tanah (litosfir), lingkungan biologis (biosfir) dan lingkungan sosial (sosiosfir)1. Kombinasi dari klasifikasi-klasifikasi tersebut.II.2 LINGKUNGAN PRE-NATALLingkungan prenatal ialah lingkungan manusian sebelum lahir ataupun lingkungan embrio atau janin yang didalam kandungan ibu.5 A. Kategori lingkungan prenatal,Lingkungan prenatal terdiri atas beberapa bagian sebagai berikut:1. Lingkungan matro atau lingkungan ibu atau lingkungan postnatalLingkungan matro adalah lingkungan ibu atau sama dengan lingkungan postnatal. Didalam lingkungan postnatal banyak sekali terdapat faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan janin, baik eugenik maupun disgenik. Faktor yang terdapat didalam lingkungan matro terdiri atas elemen fisis, kimia, biologis, dan sosial.51. Lingkungan embrio atau janin yang selanjutnya dibagi menjadi dua bagian:1. Lingkungan makro (tubuh ibu)Lingkungan makro untuk embrio atau janin adalah tubuh ibu, baik struktur, fungsi maupun kualitasnya. Oleh karena itu, untuk mendapatkan bayi yang sehat maka ibu (bapak juga) harus sehat. Berbagai faktor pada tubuh ibu yang dapat mempengaruhi kesehatan janin adalah usia, parita, golongan darah, keadaan gizi, penyakit, obat, zat kimia, zat fisis dan perilaku ibu.51. Lingkungan mikro (rahim ibu beserta isinya)Lingkungan mikro terdiri dari otot-otot rahim, plasenta, cairan amnion, janin lain pada kehamilan kembar, dan lain-lainnya. Lingkungan mikro ini melindungi embrio (0-2 bulan), dan janin (3-9 bulan) dan berbagai faktor disgenik seperti tekanan mekanis, bakteri patogen, racun dan lain-lainnya.5

II.3 ATMOSFIRII.3.1 DefinisiAtmosfir adalah lingkungan udara, yakni udara yang meliputi planet bumi.4,5II.3.2 Lapisan AtmosfirAtmosfir terdiri atas beberapa lapisan yang terbentuk karena adanya interaksi antara sinar matahari, gaya tarik bumi, rotasi bumi dan permukaan bumi. Lapisan-lapisan Atmosfir dapat dikenali dari perbedaan suhu sebagai berikut4,5 :Tabel.1 Pembagian Lapisan Atmosfir Menurut Perbedaan SuhuLapisanSuhu (celcius)Altitud (Km)Unsurkimiautama

Trofosfir15 - (-)560 - 11N2, O2, CO2, H2O

Stratosfir(-)56 - (-)211 - 50O3

Mesosfir(-)2 - (-)9250 - 85O2+, NO+

Thermosfir(-)92 - 120085 - 500O2+,O+ , NO+

Sumber : Manahan, Stanley E., 1972, h.285 (1)II.3.3 Pengaruh Udara Terhadap KesehatanManusia setiap detik, selama hidupnya akan membutuhkan udara, sehingga pencemaran sedikit saja pada udara akan berdampak terhadap manusia. Berikut gangguan yang dapat timbul di Atmosfir4:II.3.3.1 Udara bebasUdara bebas yang ada disekitar manusia dapat berpengaruh terhadap kesehatan masyarakat. Pengaruh tersebut dikelompokan menjadi pengaruh langsung dan tidak langsung.5A. Pengaruh tidak langsungPengaruh udara bebas secara tidak langsung merupakan pengaruh terhadap kesejahteraan masyarakat. Misalnya, Nitrogen didalam udara dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pupuk urea dengan menggunakan proses Haber. Pupuk urea meningkatakan produksi dibidang pertanian; dengan deemikian kesejahteraan masyarakatakan meningkat. Pengetahuan tentang adanya berbagai gelombang elektromagnetis didalam udara didayagunakan sebagai sumber energy surya, komunikasi lewat gelombang microwave, gelombang radio, dan sebagainya. Aliran udara didayagunakan manusia untuk angkutan, energi angina, dan rekreasi. Kesemuanya ini dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara materil maupun spiritual. Dan secara tidak langsung. 5B. PengaruhLangsungPengaruh udara yang langsung, terjadi karena proses pernapasan dan kontak seluruh anggota tubuhnya dengan udara. Pengaruh udara terhadap kesehatan sangat ditetntukan oleh komposisi kimia, biologis maupun fisis udara. Pada keadaan normal, sebagian besar udara terdiri atas oxygen dan nitrogen (90%). Tetapi, aktifitas manusia dapat mengubah komposisi kimiawi udara sehingga terjadi pertumbuhan jumlah spesies, ataupun peningkatan kosentrasi zat-zat kimia yang sudah ada. Aktifitas manusia yang menjadi sumber pengotoran/pencemaran udara adalah buangan industri, kendaraan bermotor, dan pembakaran dirumah-rumah dan diladang-ladang. Pengaruh terhadap kesehatan akan tampak apabila kadar zat pengotor meningkat sedemikian rupa sehingga timbul penyakit pada manusia, hewan, dan tumbuhan. Pada kadar yang sedemikian maka udara disebut telah tercemar. Pencemaran udara dapat pula diketahui dari kerusakan-kerusakan yang terjadi pada harta benda manusia. Zat-zat pencemar sebagai akibat aktifitas manusia ini digolongkan pada; Zat kimia, zat fisis dan zat biologis. 5II.3.3.2 Zat Kimia Pengotor/Pencemar UdaraZat pencemar kimia yang paling banyak didapat adalah berupa karbon monoxide, oxide sulphur, oxide nitrogen, hidrokarbon dan partikulat. Selain itu konsentrasi karbon dioxide meningkat. Pengaruh zat kimia ini pertama-tama akan ditemukan pada sistem pernapasan dan kulit serta selaput lender. Selanjutnya apabila zat pencemar dapat memasuki peredaran darah, maka efek sistemik tidak dapat dihindari. 5A. Zat Pencemar FisisZat pencemar fisis yang banyak didapat adalah kebisingan, sinar ultraviolet, sinar inframerah, gelombang mikro, gelombang ektromagnetik dan sinar-sinar radioaktif. 5B. Zat BiologisZat biologis yang banyak didapat didalam udara bebas adalah virus dan spora. Sedangkan bakteria, virus, jamur dan cacing seringkali didapat didalam udara tidak bebas. 5II.3.4 Baku Mutu Kualiatas UdaraII.3.4.1 DefinisiBaku mutu udara adalah penilaian dari baku mutu udara Ambien atau udara bebas. 4,51. Baku Mutu Udara AmbienDengan diberlakukanya baku mutu ini, maka berarti bahwa udara yang mengandung unsur-unsur melebihi standard tadi akan disebut tercemar (bukan terkotori). Diharapkan bahwa bila kualitas udara dapat dipelihara sehingga kadar berbagai zat tadi tidak terlampaui, maka diharapkan tidak akan terjadi gangguan kesehatan terhadap manusia, hewan, tumbuhan, maupun harta benda. 4,5Tabel.2 Baku Mutu Kualitas Udara AmbienNoPara-meterWaktu PengukuranBaku MutuMetoda AnalisisPeralatan

1SO224 jam0,01 ppmPararosanilinSpektrophotometer

2CO8 jam20,0 ppmNIDRNIDR analyzer

3NOx24 jam0,05 ppmSalzmanSpektrophotometer

4Ox1 jam0,10 ppmChem.lumSpektrophotometer

5Debu24 jam0,26 mg/m3GravimetrikHi-volume sampler

6Pb24 jam0,06 mg/m3GravimetrikHi-vol, ASS

7H2S30 jam0.03 ppmHgthiocyanatSpektrophotometer

8NH324 jam2,00 ppmNesslerSpektrophotometer

9Hc3 jam0,24 ppmFlame-ionizations

2. Alat-Alat Pembersih Gas BuangBerbagai alat pembersih gas buang sudah banyak tersedia, pemilihan dilakukan atas dasar efisiensi penyisihan emisi yang dikehendaki, sifat fisis kimia pencemar dan lainya. Alat-alat yang ada dapat dikelompokkan menjadi filter, Elektrostatic precipitators, cyclones, kolektormekanis, scubers, adsorbers, pembakaratau after burners dan lain-lainya. 4,5II.4 HIDROSFIRII.4.1 DefinisiHidrosfir adalah lingkungan air. Sebagian besar bumi sekitar (71%) dari permukaan bumi tertutup oleh air. 4,5II.4.2 Pengaruh Air Terhadap Kesehatan1. Pengaruh Tidak LangsungPengaruh tidak langsungnya adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat penyalahgunaan air yang dapat meningkatkan atau menurunkan kesejahteraan masyarakat.. misalnya air yang digunakan untuk pembangkit tenaga listrik, industri, irigasi, perikanan, pertanian dan rekreasi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebagai contoh adalah pengotoran badan-badan air dengan zat-zat kimia yang dapat menurunkan kadar oksigen terlarut, zat-zat kimia tidak beracun yang sukar di uraikan secara alamiah dan menyebabkan masalah khusus seperti estetika, kekeruhan karena adanya zat-zat tersuspensi.52. Pengaruh LangsungPengaruh lanngsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air, dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar penyebab penyakit ataupun sebagai srangg insekta penyebar penyakit. Kualitas air berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah terlampaui. Hal ini disebabkan bertambahanya jumlah serta intensitas aktivitas penduduk yang tidak hanya meningkatkan kebutuhan akan iar tetapi juga mmeningkatkan jumlah air buangan. Sedangkan yang dapat langsung mempengaruhi kesehatan adalah sebagi berikut 5:a) Zat- zat kimia yang persistenSebaliknya dari zat-zat kimia yang terurai dengan memanfaatkan oxigen terlarut, zat zat ini tidak dapat diuraikan dalam jagka waktu yang lama dalam kondisi perairan yang normal. Zat zat inilah yangg disebut sebagai zat yang persisten5b) Zat radioaktifZat radioaktif dalam jumlah yang cukup banyak akan menimbulka efek terhadap kesehatan, tetapi tidak akan terjadi apabila pengendalian buangan zat radioaktif dilaksanakan dengan sangat ketat. 5c) Penyebab penyakitAda penyebab penyait didalam air, dapat menyebabkan efek langsung terhadap kesehatan. Penyebab penyakit yang ada dapat dikelompokkan menjadi dua bagian : 51) Penyakit menularPeran air dalam terjadinya penyakit menular dapat bermacam-macam sebagai berikut:a. Air sebagai penyebar mikroba patogenb. Air sebagi sarang insekta penyebar penyakitc. Jumlah air bersih yang tersedia tidak mencukupi, sehingga tidak dapat membersihkan dirinya dengan baikd. Air sebagai sarang hospes sementara penyakit.

Tabel.3 Beberapa Penyakit Bawaan dan AgentnyaAgentPenyakit

Virus:1. Rotavirus2. V. hepatitis A3. V. polyomielitisDiare pada anakHepatitis APolio (mielitis anteror acuta)

Bakteri:Vibrio choleraeEscherichia coli:1. Enteropatogenic2. Salmonella typhy3. Salmonella paratyphy4. Shigella dysenteriaeCholera

Diare/dysenterieTyphus abdominalisParatyphusDysenterie

Protozoa:1. Entamoeba histolytica2. Balantidia coli3. Giardia lambliaDysentrie amoebaBalantidiasisGiardiasis

Metazoa:1. Ascaris lumbricoides2. Clonorchis sinensis3. Diphyllobothrium latum4. Taenia saginata/ solium5. schistosomaAscariasisClonorchiasisDiphylobothrisisTaeniasisscchistosomiasis

2) Penyakit tidak menularPenyakit tidak menular dapat disebarkan melewati air banyak sekali. Penyebab penyakit ini dapat dikelompokkan sebagai zat zat kimia maupun zat zat fisis. Penyakit yang disebabkan oleh zat kimia banyak ragamnya. Beberapa kejadian epidemis yang pernah dilaporkan antara lain, adalah wabah yang disebabkan keracunan air raksa, cadmium dan cobalt. 5II.4.3 Pengendalian Kualitas AirKarena air tidak bertambah atau berkurang, maka dengan meningkatnya pemanfaatan air, kualiasnya lah yang dapat berubah. Hal ini dapat terjadi apabila kemampuan air untuk membersihkan dirinya secara alamiah sudah terlampaui. Karenanya di perlukan tindakan untuk mencegah terjadinya pencemaran air. Dengan demikian pengelolaan hidrosfir dilakukan dengan pengelolaan pemanfaatan sumber daya air. Tiga aspek yang perlu diperhatikan adalah : 5a. Penghematan dan konservasi b. Minimisasi pengotoran dan pencemaranc. Maximisasi daur ulang dan pemanfaatan kembaliPengendalian kualitas air yang perlu diperhatikan adalah :A. Standar desain, kinerja, dan proseduralAda tiga standar yang dikenal dalam lingkungan air yakni. Standar desain adalah standar yang menetukan jenis jenis sistem yang dapat digunakan, ukuran ataupun karakteristik lain dari pada unit sistem, dan karakteristik material dan peralatan yang dipakai dalam suatu sistem. Misalnya, suatu standar desain dapat menentuakan, bahwa sistem penyaluran air limbah hars terpisah dari air hujan. 5B. Standar stream/ aliran, efluen, dan penyisihanStandar aliran menentukan berbagai batasan zat-zat yang boleh ada dalam suatu aliran air, misalnya oxigen terlarut harus di pertahankan paling sedikit 4 mg/l air. Standar efluen menentukan batasan zat zat yang boleh di buang kkedalam aliran air terbuka bagi setiap sumber pengotor, standar ini hanya menentukan kualitas air yang dapat dibuang, tetapi tidak menentukan kuantitas zat terkandung yang boleh dibuang. Standar penyisihan adalah standar yang menentukan prosentase sesuatu zat yang harus dapat dihilangkan oleh suatu sistem. Misalnya, suatu sistem harus dapat menghilangkan 85% BOD dari suatu air limbah. Standar prosedural adalah standar yang mengatur prosedur administratif untuk dapat izin usaha, persetujuan suatu proposal, dan seterusnya. 5

C. Pencegahan pengotoran airPencegahan pengotoran air seara praktis semua air buangan yang akan di alirkan ke lingkungan, harus memenuhi standar yang berlaku. 5D. Pengolahan air buanganPengolahan air buangan dapat di terapkan tegantung pada kualitasnya. Umumnya pengolahan dapat di lakukan secara bertahap: 5 Pengolahan awal atau preliminary adalah pengolahan yang dilakukan untuk mencegah komplikasi pengolahan selanjutnya dan unuk mengurangi kegiatan pemeliharaan peralatan Pengolahan primer adalah pengolahan untuuk menghilangkan semua benda terapung dan sebbagian besar benda tersuspensi Pengolahan sekunder adalah pengolahan biologis seperti pengolahan dengan lumpur akttif, kolam oxidasi, trickling filter, lagoon storage dan aerasi, land spreading dan seterusnya.II.4.4 Penilaian Kualitas HidrosfirDengan berlakunya baku mutu untuk badan air, air limbah, dan air minum maka dpat di lakukan penilaian kualitas hiidrisfir untuk berbagai keperluaan. 5Secara praktis untuk dapat melakukan penilaian, dilakukan kemampuan memeriksa kualitas air, baik dilihat dari segi fisis, kimiawi maupun biologis dan radiologis: 51. Diperlukan prosedur standar untuk pemeriksaan air. Prosedur pemeriksaan yang digunakan oleh berbagai laboratorium sebaiknya standar, agar dapat di perbandingkan hasilnya.2. Diperlukan ahli dalam pemeriksaan air. Untuk ini diperlukan kualitas pendidikan dan latihan3. Diperlukan laboratorium besertta peralatan yang lengkap untuk memeriksa air.Untuk dapat menilai kualitas hidrosfir, pada dasarnya orang dapat memriksa keberadaannya masing-masing elemen fisis-kimia-biologi-radiologis di dalam air sesuai standar kualitas air yang dikehendaki ataupun yang berlaku. Misalnya dapat diukur keberadaanya dan konsentrasi magnesium, cadmium, mangan, besi, dan lain-lain. Cara lain yang dapat dilakukan juga adalah memeriksa efek elemen terhadap air seperti kesadahan, warna, kekeruhan, demand akan khlor dan seterusnya. Khususnya bagi kiman patogen diperlukan pemeriksaan yang menggunakan bakteri indikator. Hal ini dilakukan mengingat bahayannya, kesulitannya, serta tingginya pemeriksaan kuman patoogen. Agar dapat di lakukan pemeriksaan kuman paogen, baik peralatan maupun cara kerja dan lingkungan kerja di laboratorium harus dikelola secara khusus, dan di perlakukan ahli untuk dapat mengidentifikasi mikroba patogen. 5II.5 LITOSFIRII.5.1 DefinsiLitosfir adalah semua bagian bumi yang padat, mulai dari pusat bumi sampai ke permukaan. Dengan demikian, litosfir merupakan bagian besar dari bumi kita.4,5II.5.2 Pengaruh Litosfir Terhadap KesehatanA. Pengaruh LangsungDapat menyebebabkan penyebaran penyakit lewat tanah yang disebut soil borne diaseas. Misalnya kasus terbanyak adalah tetanus penyebab clostridium tetani, penyakit cacing penyebab ancylostomiasis, oxyuarisis dan contoh penyakit tidak menular seperti keracunan flour dan cadmium. 4,5B. Pengaruh Tidak Langsung51. Kesehatan kelembagaan seperti pemukiman, pendidikan, dan latihan, pemeliharaan orang sakit.2. Pembuangan limbah padat.3. Kesehatan radioaktifitas, sinar radio aktif baik di industri maupun di pusat penelitian dan rumah sakit.II.5.3 PersampahanA. Definisi SampahSampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. 5B. Kategori SampahAtas dasar definisi tersebut, maka sampah dapat dibedakan atas sifat-sifat biologis dan kimianya, sehingga mempermudah dalam pengelolaannya, sebagai berikut : 51. Sampah Organik/Sampah yang dapat membusukContohnya : sisa makanan, daun, sampah kebun, sampah pertanian, dan lainnya.1. Sampah Non Organik/Sampah yang tidak dapat membusukContohnya : kertas, plastic, karet, gelas, logam dan lainnya.1. Sampah yang berbentuk Debu/Abu1. Sampah yang berbahaya terhadap kesehatan, seperti sampah-sampah berasalkan industry yang mengandung zat-zat kimia, maupun fisis yang berbahaya.C. Metode Pengelolaan SampahBeberapa metode dalam pengelolaan sampah, yaitu : 51. Metode Daur-ulang Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.Ada beberapa cara daur ulang , pertama adalah mengambil bahan sampahnya untuk diproses lagi atau mengambil kalori dari bahan yang bisa dibakar utnuk membangkitkan listik. Metode metode baru dari daur ulang terus ditemukan dan akan dijelaskan dibawah. 5

2. Pengolahan kembali secara fisikMetode ini adalah aktifitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali. Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.Sampah yang biasa dikumpulkan adalah kaleng minum aluminum , kaleng baja makanan/minuman, Botol HDPE dan PET , botol kaca , kertas karton, koran, majalah, dan kardus. Jenis plastik lain seperti (PVC, LDPE, PP, dan PS) juga bisa di daur ulang.Daur ulang dari produk yang komplek seperti komputer atau mobil lebih susah, karena harus bagian bagiannya harus diurai dan dikelompokan menurut jenis bahannya. 53. Pengolahan biologisMaterial sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.Contoh dari pengelolaan sampah menggunakan teknik pengkomposan adalah Green Bin Program (program tong hijau) di Toronto, Kanada, dimana sampah organik rumah tangga , seperti sampah dapur dan potongan tanaman dikumpulkan di kantong khusus untuk di komposkan. 54. Pemulihan energiKandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara perlakuan panasbervariasi mulai dari menggunakannya sebakai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator. Pirolisa dan gasifikasi adalah dua bentuk perlakukan panas yang berhubungan , dimana sampah dipanaskan pada suhu tinggi dengan keadaan miskin oksigen. Proses ini biasanya dilakukan di wadah tertutup pada Tekanan tinggi. Pirolisa dari sampah padat mengubah sampah menjadi produk berzat padat , gas, dan cair. Produk cair dan gas bisa dibakar untuk menghasilkan energi atau dimurnikan menjadi produk lain. Padatan sisa selanjutnya bisa dimurnikan menjadi produk seperti karbon aktif. Gasifikasi dan Gasifikasi busur plasma yang canggih digunakan. 55. Penimbunan daratPembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia. Penimbunan ini biasanya dilakukan di tanah yg ditinggalkan , lubang bekas pertambangan , atau lubang lubang dalam. Sebuah situs penimbunan darat yg di desain dan di kelola dengan baik akan menjadi tempat penimbunan sampah yang hiegenis dan murah. Sedankan penimbunan darat yg tidak dirancang dan tidak dikelola dengan baik akan menyebabkan berbagai masalah lingkungan , diantaranya angin berbau sampah , menarik berkumpulnya Hama , dan adanya genangan air sampah. Efek samping lain dari sampah adalah gas methan dan karbon dioksida yang juga sangat berbahaya. (di Bandung kandungan gas methan ini meledak dan melongsorkan gunung sampah) 56. Karakter desain dari penimbunan darat yang modern diantaranya adalah metode pengumpulan air sampah menggunakan bahan tanah liat atau pelapis plastik.Sampah biasanya dipadatkan untuk menambah kepadatan dan kestabilannya , dan ditutup untuk tidak menarik hama (biasanya tikus). Banyak penimbunan samapah mempunyai sistem pengekstrasi gas yang terpasang untuk mengambil gas yang terjadi. Gas yang terkumpul akan dialirkan keluar dari tempat penimbunan dan dibakar di menara pemabakar atau dibakar di mesin berbahan bakar gas untuk membangkitkan listrik. 57. Pembakaran/pengkremasianPembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yg melibatkan temperatur tinggi baisa disebutPerlakuan panas. kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.Pengkremasian dilakukan oleh perorangan atau oleh industri dalam skala besar. Hal ini bsia dilakukan untuk sampah padat , cari maupun gas. Pengkremasian dikenal sebagai cara yang praktis untuk membuang beberapa jenis sampah berbahaya, contohnya sampah medis (sampah biologis). Pengkremasian adalah metode yang kontroversial karena menghasilkan polusi udara. 58. Pengkremasian biasa dilakukan dinegara seperti jepang dimana tanah begitu terbatas ,karena fasilitas ini tidak membutuhkan lahan seluas penimbunan darat.Sampah menjadi energi (Waste-to-energy=WtE) atau energi dari sampah (energy-from-waste = EfW) adalah terminologi untuk menjelaskan samapah yang dibakar dalam tungku dan boiler guna menghasilkan panas/uap/listrik.Pembakaran pada alat kremasi tidaklah selalu sempurna , ada keluhan adanya polusi mikro dari emisi gas yang keluar cerobongnya. Perhatian lebih diarahkan pada zat dioxin yang kemungkinan dihasilkan di dalam pembakaran dan mencemari lingkungan sekitar pembakaran. Dilain pihak , pengkremasian seperti ini dianggap positif karena menghasilkan listrik , contoh di Indonesia adalah rencana PLTSa Gede Bage di sekitar kota Bandung. 59. Metode penghindaran dan penguranganSebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah terbentuk , atau dikenal juga dengan pengurangan sampah. Metode pencegahan termasuk penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi yang sama (contoh, pengurangan bobot kaleng minuman). 5II.6 BIOSFEIRII.6.1 DefinisiBiosfir adalah bagian luar dari planet Bumi, mencakup udara, daratan, dan air, yang memungkinkan kehidupan dan proses biotik berlangsung. 5II.6.2 Biosfer dan KesehatanDilihat dari aspek kesehatan, pengaruhnya ada yang langsung dan tidak langsung, sebagai berikut : 51. Pengaruh tidak langsungSecara tidak langsung disebabkan elemen-elemen didalam biosfir yang banyak dimanfaatkan manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya. Semakin sejahtera manusia, diharapkan semakin meningkat pula derajat kesehatan dari manusia tersebut. Dalam hal ini biosfir berfungsi sebagai bahan mentah untuk berbagai kegiatan industry seperti kayu, industri meubel, rotan, obat-obatan, pangan, farmasi, dan lain-lain. 51. 2. Pengaruh langsungPengaruh langsung dapat disebabkan oleh :a) Oleh karena manusia itu sendiri membutuhkan energi yang diambil dari makanan yang terdapat pada makanan. Manusia sebagai omnivora yang terdiri dari hewan dan tumbuhan. Makanan yang diproduksi di dunia ini begitu banyak jumlahnya setara dengan jumlah manusia yang ada. Permasalahan yang dihadapi oleh manusia bukanlah karena jumlah produksi dari makanan tersebut tetapi juga distribusinya. Tidak semua tanah sama produksinya, demikian pula dengan kemampuan manusia untuk memproduksi tidak sama di seluruh wilayah dunia. Oleh karena itu, masih banyak di wilayah bumi yang tidak mendapatkan pasokan makanan. Hal ini tentu akan mempengaruhi kebutuhan gizi pada setia manusia yang ada di dunia yang akan mempengaruhi kesehatan masing-masing individu. 5b) Adanya elemen yang langsung yang dapat membahayakan kesehatan secara fisik, misalnya beruang, harimau, ular, scorpion, poison ivy dan lain-lain. 5c) Adanya elemen-elemen mikroorganisme yang dapat menyebabkan penyakit (patogen). Mikroba ini digolongkan kedalam berbagai jenis seperti virus, rickettsia, bakteri, protozoa, fungi dan metazoa.d) Adanya vektor, yakni serangga penyebar penyebab penyakit dan reservoir agen penyakit . Vektor penyakit yang penting di Indonesia adalah nyamuk, lalat, kutu, pinjal dan tungau. Vektor bersama-sama dengan penderita penyakit dapat merupakan suatu sistem mekanisme yang memelihara kelestarian suatu penyebab penyakit atau disebut dengan reservoir penyakit. 5Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka di dalam lingkungan biologis ini selanjutnya akan dibahas secara khusus lingkungan makanan dan vektor penyakit. 5II.6.3 Lingkungan MakananMakanan adalah sumber energi satu-satunya bagi manusia. Karena jumlah penduduk makin berkembang, maka jumlah produksi makanan juga terus bertambah memenuhi kebutuhan asupan makanan manusia. Tapi yang menjadi masalah adalah permasalahan yang diakibatkan oleh kualitas dan kuantitas bahan pangan. 5II.6.3.1 GiziDari segi kuantitas, baik kelebihan maupun kekurangan asupan makanan akan menyebabkan kelainan gizi. Penyakit yang berhubungan dengan kegemukan yang disebabkan oleh jumlah asupan makanan yang berlebihan, selain itu kualitas dari makanan yang tidak seimbang. Demikian pula dengan penderita kekurangan gizi, dimana penderita kekurangan asupan makanan dan kualitas makanan juga tidak terpenuhi. Di Indonesia penyakit kekurangan gizi biasanya di derita oleh anak-anak. Keadaan kurang gizi juga sangat dipengaruhi oleh : 5a. Pengetahuan masyarakat tentang gizi yang kurang, berbagai kepercayaan tentang makanan sehingga anak-anak tidak mendapatkan makanan yang bergizi,b. Kontaminasi makanan dan minuman bayi akibat dari lingkungan yang tidak sehat, sehingga bayi menderita penyakit bawaaan makanan yang mengakibatkan pertumbuhan anak terganggu, danc. Prioritas hidup lainnya selain makanan bergizi, misalnya membeli dan memiliki brang elektronik atu kendaraan bermotor. Apabila kekurangan gizi pada anak tidak ditangani secara baik maka akan mengakibatkan anak akan menderita komplikasi pada organ tubuhnya, bahkan dapat menyebabkan kematian.II.6.3.2 Kontaminasi Makanan Makanan dapat terkontaminasi oleh berbagai racun yang berasal dari tanah, air, udara, manusia dan vector. Zat racun yang terdapat pada udara, tanah dan air termasuk racun yang tidak dapat diuraikan. Sehingga apabila dikonsumsi oleh biota dalam taraf trofis yang lebih tinggi maka konsentrasi racun pada masing masing biota pengonsumsi juga akan makin meningkat. 5Zat racun pengkontaminasi makanan semakin banyak wujud dan bentuknya hal ini disebabkan oleh hasil sampingan dari pertanian, peternakan, pengawetan makanan dan lain-lain. Berbagai insektisida yang digunakan dalam proses pertanian akan terkonsentrasi dalam biota rantai makanan sehingga apabila sampai pada manusia akan mengakibatkan akumulasi konsentrasi zat racun yang tinggi. Makanan juga dapat terkontaminasi oleh mikroba beberapa contoh mikroba yang dapat membuat racun baik antara lain : salmonella, staphylococcus, clostridium, bacillus cocovenans dan lain-lain. 5II.6.3.3 Penyakit Bawaan MakananPenyakit bawaan makanan tidak dapat dipisahkan secara nyata dari penyakit bawaan air. Penyakit bawaan makanan adalah penyakit umum yang diderita sesesorang akibat mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi oleh patogen misalnya virus, bakteri, protozoa, metazoan dan lain-lain. 5Makanan dapat terkontaminasi oleh mikroba karena beberapa hal :a. Pengolahan makanan yang tidak steril;b. Terkontaminasinya makanan dari hewan peliharaan;c. Dapur, alat masak makanan yang kotor;d. Makanan yang sudah jatuh, tapi tetap saja dimakan;e. Makanan yang disimpan tampa tutup, sehingga terkonntaminsi oleh lalat, tikus dan lain-lain;f. Makanan mentah dan masak disimpan bersama;g. Makanan yang dicuci dengan air kotor;h. Makanan yang terkontaminasi oleh hewan yang berkeliaran disekitar;i. Sayuran dan buah-buahan yang ditanam pada tanah yang terkontaminasi;j. Pasar yang kotor, banyak insektisida dan sebagainya;k. Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan cara;l. Pemilihan bahan baku yang sehat, tidak busuk dan warna yang segar;m. Penyimpanan dilakukan jangan sampai terkena serangga, tikus atau jangan sampai membusuk;n. Pengolahan makanan yang higienis serta prosesnya dapat mematikan penyebab penyakit dan peralatan masak yang bersih;o. Pengolah makanan bukan carrier penyakit dan tidak sakit;p. Penyajian makanan tidak terkena lalat , debu dan lain-lain;q. Penyajian makanan harus mendapat surat keterangan sehat;r. Penyimpanan makanan matang jangan sampai terkontaminasi dan membusuk.II.6.4 Pengendalian Vektor PenyakitVektor penyakit adalah serangga penyebar penyakit atau Antrophoda. 51. Jenis-jenis vektor penyakit :Sebagian dari Arthropoda dapat bertindak sebagai vektor, yang mempunyai ciri-ciri kakinya beruas-ruas, dan merupakan salah satu phylum yang terbesar jumlahnya karena hampir meliputi 75% dari seluruh jumlah binatang. 5Arthropoda yang dibagi menjadi 4 kelas, yaitu :1. Kelas Crustacea (berkaki 10): misalnya udang;2. Kelas Myriapoda : misalnya binatang berkaki seribu;3. Kelas Arachinodea (berkaki 8) : misalnya Tungau;4. Kelas Hexapoda (berkaki 6) : misalnya nyamuk.Dari kelas hexapoda dibagi menjadi 12 ordo, antara lain ordo yang perlu diperhatikan dalam pengendalian adalah : 51. Ordo Dipthera yaitu nyamuk dan lalat2. Nyamuk anopheles sebagai vektor malaria3. Nyamuk aedes sebagai vektor penyakit demam berdarah4. Lalat tse-tse sebagai vektor penyakit tidur.5. Ordo Siphonaptera yaitu pinjal = Pinjal tikus sebagai vektor penyakit pest.6. Ordo Anophera yaitu kutu kepala = Kutu kepala sebagai vektor penyakit demam bolak-balik dan typhus exantyematicus.Selain vektor diatas, terdapat ordo dari kelas Hexapoda yang bertindak sebagai binatang pengganggu, antara lain : 51. Ordo hemiptera, contoh kutu busuk2. Ordo isoptera, contoh rayap3. Ordo orthoptera, contoh belalang4. Ordo coleoptera, contoh kecoak.Tabel.3 Beberapa Penyakit Bawaan ArthropodaNoArthropodaPenyakit Bawaan

1.NyamukMerupakan vektor dari penyakit malaria, filaria, demam kuning, demam berdarah, penyakit otak dan demam haemorhagic

2.LalatMerupakan vektor dari penyakit tipus dan demam paratipus, diare, disentri, kolera, gastro-enteritis, amoebiasis, penyakit lumpuh, conjunctivitis dan anthrax

3.Lalat PasirMerupakan vektor penyakit Leishmaniasis, demam Papataci, Bartonellosisi dan Leishmania Donovani

4.Lalat HitamMerupakan vektor penyakit Oncheocerciasis

5.Lalat Tse-tseMerupakan vektor dari penyakit tidur

6.KutuMerupakan vektor dari penyakit tipus mewabah, relapsing demam dan parit

7.PinjalPenyakit sampar dan endemic typhus

8.SengkenitPenyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)

9.TungauPenyakit Tsutsugamushi atau Scrub Typhus yang disebabkan oleh Rickettsia Tsutsugamushi

II.6.4.1 Pengendalian Vektor Terpadu (PVT).Pengendalian vektor dilakukan dengan memakai metode pengendalian vektor terpadu yang merupakan suatu pendekatan yang menggunakan kombinasi beberapa metoda pengendalian vektor yang dilakukan berdasarkan pertimbangan keamanan, rasionalitas, efektifitas pelaksanaannya serta dengan mempertimbangkan kesinambungannya. 5A. Keunggulan Pengendalian Vektor Terpadu (PVT) adalah :1. Dapat meningkatkan keefektifan dan efisiensi sebagai metode atau cara pengendalian2. Dapat meningkatkan program pengendalian terhadap lebih dari satu penyakit tular vektor3. Melalui kerjasama lintas sector hasil yang dicapai lebih optimal dan saling menguntungkan.B. Prinsip-prinsip PVT meliputi : 51. Pengendalian vektor harus berdasarkan data tentang bioekologi vektor setempat, dinamika penularan penyakit, ekosistem dan prilaku masyarakat yang bersifat spesifik local( evidence based) 52. Pengendalian vektor dilakukan dengan partisipasi aktif berbagai sector dan program terkait, LSM, Organisasi profesi, dunia usaha /swasta serta masyarakat3. Pengendalian vektor dilakukan dengan meningkatkan penggunaan metoda non kimia dan menggunakan pestisida secara rasional serta bijaksana4. Pertimbangan vektor harus mempertimbangkan kaidah ekologi dan prinsip ekonomi yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan.C. Beberapa metode pengendalian vektor sebagai berikut : 51. Metode pengendalian fisik dan mekanikMetode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan populasi vektor secara fisik dan mekanik.Contohnya : 5a) Modifikasi dan manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut, penenman bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll)b) Pemasangan kelambuc) Memakai baju lengan panjangd) Penggunaan hewan sebagai umpan nyamuk (cattle barrier)e) Pemasangan kawat

2. Metode pengendalian dengan menggunakan agen biotica) Predator pemakan jentik (ikan, mina padi dan lain-lain)b) Bakteri, virus dan fungic) Manipulasi gen (penggunaan jantan mandul dan lain-lain)3. Metode pengendalian secara kimiaa) Surface spray (IRS)b) Kelambu berinsektisida & nbspc) LarvasidaII.7 SOSIOSFIRII.7.1 DefinisiSosiosfir adalah lingkungan yang tercipta akibat terjadinya interaksi antar manusia secara menalar. Interaksi sedemikian ini memungkinkan tersalurkannya budaya dari satu orang ke orang yang lain dan dari satu generasi ke generasi berikutnya. 5II.7.2 Sosiosfir dan KesehatanLingkungan sosial ini merupakan lingkungan yang paling penting dalam menentukan kesehatan lingkungan. Seperti telah diketahui, penyakit dapat disebabkan oleh unsur fisis seperti temperatur, radiasi, tekanan, kebisingan; atau unsur kimia seperti arsen, merkuri, insektisida, makanan, dan lain-lain; atau unsur biologis seperti mikroba patogen. Tetapi penyakit itu hanya dapat terjadi, apabila norma serta budaya manusianya mengizinkan. Misalnya manusia mengizinkan insektisida, logam berat dan kotoran manusia dimasukkan ke dalam sungai dan manusia pula yang mengizinkan air sungai itu digunakan sebagai air minum. 5a. Norma, adat, kebiasaanNorma-norma masyarakat, misalnya buang air besar di sungai itu dianggap normal atau dapat diterima secara sosial budaya, begitu pula mandi di sungai yang sama. Membuang sampah di saluran/sungai juga merupakan kebiasaan yang sudah dianggap normal. Dengan demikian higiene lingkungan sangat ditentukan oleh norma atau kebiasaan masyarakat. Apabila kesehatan lingkungan buruk, dan agent yang ada di dalam lingkungan bersifat infektif, maka akan terdapat banyak penderita berpenyakit menular, seperti Cholera, Typhus, Dysenterie, dan lain-lainnya. Tetapi apabila agent di dalam lingkungan itu bersifat tidak menular, maka penyakit yang akan terjadi juga bersifat tidak menular, seperti Kanker, penyakit Minamata, penyakit Jantung dan lain-lainnya. 5b. Budaya dan penyakitBudaya masyarakat bisa dilihat dari cara hidupnya way of life nya/ ia menentukan perilaku masyarakatnya, misalnya, apa saja yang boleh dilakukan dan bagaimana cara melakukannya, sehingga budaya juga dapat dipandang sebagai pedoman untuk suatu kegiatan sehari-hari. 5Di dalam suatu kebudayaan terdapat 3 kelompok kepercayaan ataupun perilaku yang berpengaruh terhadap kesehatan: 51. Yang menunjang kesehatan, seperti minum air matang; memelihara kebersihan air sungai2. Yang netral, seperti menggunakan gelang, kalung atau ornamen lainnya untuk melindungi kesehatan anak3. Yang tidak menunjang kesehatan, seperti kebiasaan hidup tidak higienis II.7.3 Penyakit Bawaan SosiosfirLingkungan social ini sangat menentukan norma dimasyarakat, juga menentukan prilaku masyarakat, termasuk prilaku terhadap lingkungan. Jadi, kualitas lingkungan dipengaruhi oleh pendapat dan sikap masyarakat terhadapnya. Untuk penyakit menular, lingkungan social ini sangat berpengaruh terhadap penularan, penyebaran, dan pelestarian agent didalam lingkungan atau pemberantasannya. Lingkungan sosial pula yang menentukan norma serta prilaku orang berpengaruh terhadap: 51. Penularan penyakit secara langsung dari orang ke orang, seperti halnya penularan penyakit kelamin, kulit, pernafasan dan lain-lain.2. Penularan penyakit secara fekal oral seperti halnya penyakit saluran pernafasan, disebabkan karena tidak terbiasa mencuci tangan dengan menggunakan sabun setelah buang air, dan tidak mementingkan penyediaan fasilitas cuci tangan ini. 53. Penularan lewat media air, udara, tanah, makanan dan vector juga ditentukan oleh perlakuan dan etik masyarakat terhadap lingkungan hidupnya. Dengan demikian, sekaligus terjadi pelestarian agent penyakit di dalam lingkungan. Dapat dimengerti bahwa untuk pemberantasan penyakitpun, keberhasilannya tergantung sekali pada kehendak masyarakat secara keseluruhan. 5Penyakit tidak menular, erat kaitannya dengan budaya atau gaya hidup masyarakat yang kesemuanya ditentukan oleh kualitas lingkungan hidup.Tabel.4 Beberapa penyakit tidak menular beserta penyebabnyaPenyakitMalnutrisiMinumankerasMerokokKurangolahragaTekananhidupPencemaranudara

1. Penyakit kardiovaskuler2. Jantung3. HipertensiXx

XxXx

XxXxXx

XXXx

XxxxXx

XxXx

Kanker1. Colorectal2. Paru-paru3. Mulut4. LambungXx

X

X

XxXx

X

SaluranpernafasanXxXx

CirrhosisXx

DiabetesXxXxXxXx

OsteoporosisXxXxXXx

MalnutrisiXxXXx

UlcuspeptikumXxXxXxxx

KelainanjaninXxXxX

II.7.4 Pencegahan Penyakit Bawaan SosiosfirKarena penyakit bawaan ini bersumber pada prilaku atau gaya hidup masyarakat yang tidak sehat, maka untuk mencegahnya diperlukan perubahan prilaku. Dapat terjadi secara alamiah ataupun direncanakan. Pada hakekatnya manusia itu terus berubah karena harus beradaptasi dengan lingkungan yang selalu berubah. Perubahan itu dapat berarah kepada yang baik ataupun sebaliknya. Agar manusia dapat berubah dan menjadi yang lebih baik dari semula, maka harus terjadi inovasi atau suatu pembaharuan. Proses yang terjadi dalam perubahan prilaku secara garis besar, berturut-turut dan saling berkaitan adalah perlu ditimbulkan kesadaran akan kebutuhannya terhadap kesehatan, perlu terstimulasi, sehingga timbul dorongan atau motif untuk berubah, dan perlu dukungan untuk berubah prilaku. 5II.7.5 Pengelolaan SosiosfirCara melakukan pengendalian Sosiosfir, antara lain : 51. Pendekatan administrasi : membuat peraturan beserta sanksinya dan pelaksanaannya yang harus mendukung peraturan tersebut2. Pedekatan pendidikan : dilakukan secara formal maupun informal, karena pendidikan ini memerlukan waktu yang lama dan metode yang efektif3. Pendekatan pelayanan: untuk menunjang pendekatan administrasi dan pendekatan pendidikan4. Pendekatan terkombinasi : pendekatan ini merupakan pendekatan yang paling baik, karena untuk efek cepat dalam jangka pendek perlu adanya peraturan.Beberapa usaha pada pendekatan terkombinasi adalah melaksanakan peraturan kependudukan yang ada, melaksanakan pendidikan dan penyuluhan, melaksanakan dan membuat peraturan tata kota yang menyehatkan lingkungan, mengendalikan angka penyakit dan kelahiran, pengendalian berbagai sarana kesehatan lingkungan, pengadaan kesempatan pendidikan dan pekerjaan yang layak dan sehat, serta peningkatan taraf ekonomi, budaya dan sosial. 5BAB IIIPENUTUPKesehatan Lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia. Kontribusi lingkungan dalam mewujudkan derajat kesehatan merupakan hal yang sangat penting di samping masalah perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan genetik. Kesehatan lingkungan selalu merujuk pada kondisi lingkungan apakah dapat mengganggu kesehatan atau tidak. Apabila kondisi lingkungan tidak mendukung kesehatan maka dapat menimbulkan penyakit pada manusia yang hidup dalam lingkungan tersebut. Kondisi lingkungan yang tidak mendukung kesehatan manusia dapat muncul akibat ketidakseimbangan interaksi manusia dan lingkungan dimana manusia akan cenderung merusak dan mencemari lingkungan. Lingkungan yang termasuk dalam ruang lingkup kesehatan lingkungan adalah hidrosfer (lingkungan air), litosfer (lingkungan tanah), atmosfer (lingkungan udara), biosfer (lingkungan hidup) dan sosiosfer (lingkungan sosial). Selain membahas mengenai bagaimana lingkungan mempengeruhi kesehatan manusia kesehatan lingkungan juga membahas bagaimana mengelola lingkungan agar dapat mendukung kesehatan manusia sehingga mencapai kehidupan manusia yang sejahtera dan bahagia.

BAB IVDAFTAR PUSTAKA

1. Kamus Kedokteran Dorland, Penerbit Buku Kedokteran. Edisi 29 : EGC.2. Kamus Besar Bahasa Indonesia. http://kbbi.web.id/polusi.3. UU No. 482 Peraturan Lingkungan Hidup. www.menlh.go.id4. Nurbeti, M et al. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat untuk Dokter Umum. Yogyakarta: Universitas Islam Indonesia.5. Slamet, JS. (2012). Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.6. www.who.int/topics/environmental_health