final bab_i juklak pp 39
TRANSCRIPT
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelaksanaan program/kegiatan pembangunan nasional yang sudah
direncanakan dan diundangkan, dilaksanakan tersebar di seluruh wilayah
nusantara oleh seluruh instansi pemerintah. Format praktek pelaksanaan
monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan pembangunan selama ini
sangat beragam, baik yang dilaksanakan pada tingkat Kementerian/Lembaga
maupun pada tingkat Pemerintah Daerah (Provinsi/Kabupaten/Kota). Selain
itu karena PP No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan (selanjutnya disebut PP No. 39/2006)
merupakan kebijakan penting yang masih baru maka perlu persiapan
supporting untuk pelaksanaannya. Selama ini, misalnya pendanaan untuk
monitoring dan evaluasi yang berdasarkan PP yang lain (termasuk yang
dikeluarkan oleh Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah) kurang
mendapatkan perhatian, sehingga pelaksanaannya menjadi tidak efektif.
Kondisi tersebut mempersulit evaluasi pelaksanaan atas program-program
pembangunan nasional yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat untuk
dilaksanakan oleh seluruh instansi pemerintah (pusat maupun daerah),
mengingat keterbatasan waktu dan sumber daya yang ada. Sebab jumlah
pelaksanaan yang perlu dimonitor dan dievaluasi relatif banyak dan harus
dapat diselesaikan awal pada tahun berikutnya untuk menjadi masukan
penyusunan rencana program/kegiatan untuk dua tahun yang akan datang.
Di dalam PP No. 39/2006 istilah ”monitoring” tidak ada, dan digunakan
istilah ”pemantauan” untuk maksud yang sama. PP No. 39/2006 menetapkan
hal pemantauan pada Bab 2. Pemantauan didefinisikan sebagai kegiatan
mengamati perkembangan pelaksanaan rencana pembangunan,
mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau
akan timbul untuk dapat diambil tindakan sedini mungkin.
I - 1
BAB I
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Program/kegiatan yang harus dimonitor meliputi:
1. Seluruh program/kegiatan yang tertera pada Renja-K/L (Pasal 2 ayat
3). yang dimaksud adalah seluruh program/kegitan di
Kementerian/Lembaga yang mendapatkan anggaran (DIPA).
2. Seluruh program/kegiatan di tingkat provinsi dalam rangka
pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan (Pasal 2 ayat 4).
3. Seluruh program/kegiatan di tingkat kabupaten/kota dalam rangka
tugas pembantuaan (Pasal 2 ayat 5).
Dengan demikian fokus perhatian kegiatan adalah pada pelaksanaan
”rencana pembangunan”. Rencana pembangunan digunakan sebagai dasar
pelaksanaan kegiatan dan sekaligus sebagai alat pengukur pencapaian
pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian ”rencana pembangunan” menjadi
alat penting dalam melakukan pemantauan dan evaluasi, sehingga menjadi
pertimbangan pula dalam menyusun format monitoring dan evaluasi
dimaksud.
Di dalam PP No. 39/2006 tersebut secara jelas disebutkan istilah ”evaluasi”.
Evaluasi didefinisikan sebagai rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output), dan hasil (outcome) terhadap dan
standar.
Obyek evaluasi yang diminta PP No. 39/2006 meliputi:
1. Pelaksanaan rencana kerja masing masing kegiatan di lingkungan
Kementerian/Lembaga (Renja –K/L),
2. Rencana Kerja Pemerintah (RKP),
3. Rencana Strategi Kementerian/Lembaga (Renstra-K/L),
4. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional.
Monitoring dan evaluasi merupakan 2 tahapan dari satu kegiatan utama
administrasi pemerintahan, yaitu pengendalian pembangunan (penjelasan
PP No. 39/2006). Hasil monitoring menjadi masukan untuk evaluasi, yaitu
secara umum adalah pada data:
I - 2
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1. Indikator keluaran (output),
2. Sasaran dan realisasi fisik.
1.2 Maksud dan Tujuan
Pedoman pelaksanaan ini merupakan acuan untuk seluruh instansi
pemerintah (Kementerian/Lembaga, Pemerintah Daerah dan semua instansi
yang mendapatkan dana dari APBN) agar pelaksanaan monitoring dan
evaluasi program/kegiatan sesuai PP No. 39/2006 dapat dilaksanakan secara
benar.
PP No. 39/2006 mengatur pelaksanaan monitoring yang meliputi:
1. Lingkup monitoring (Pasal 4 ayat 1, 2, 3, 4,dan 5)
2. Pejabat pelaksana (Pasal 4 ayat 1, 2, 3, 4,dan 5)
3. Materi (Pasal 4 ayat 6)
4. Laporan hasil pemantauan (Pasal 4 ayat 7, Pasal 5, Pasal 6, Pasal
7, Pasal 8, Pasal 9, Pasal 10)
Tabel 1.1.Pelaksanaan Monitoring Berdasar PP No. 39/2006
Pejabat Pelaksana
Lingkup Monitoring
Materi Laporan
1. Pimpinan Kementerian/Lembaga
Pelaksanaan program kegiatan sesuai tugas
kewenangan
Realisasi penyerapan dana, realisai target
keluaran dan kendala yang dihadapi
Kepada Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional, Menkeu,
Menteri PAN
2. GubernurPelaksanaan
Dekonsentrasi dan tugas pembantuan
idem -
3. Kepala Bappeda Provinsi
Kepada Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional, Mendagri,
Menkeu
4. Kepala SKPD Provinsi
Pelaksanaan Dekonsentrasi (program dan
kegiatan)
idemKepada Gubernur,
Menteri/Kepala Lembaga
5. Bupati/Wali kota Pelaksanaan tugas pembantuan idem -
6. Kepala Bappeda Kab/kota Kepada Gubernur
7. Kepala SKPD Kab/kota
Pelaksanaan tugas pembantuan (program
dan kegiatan)
idem Kepada Bupati/Walikota dan
pimpinan
I - 3
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Kementerian/Lembaga
Sumber: PP No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Perencanaan Pembangunan
PP No. 39/2006 menyertakan formulir isian dalam rangka monitoring
pelaksanaan rencana (perkembangan penyerapan dana dan realisasi fisik).
PP juga menyertakan teknik menghitung persentase tertimbang. Data yang
diperlukan untuk itu dapat diketahui Kepala SKPD/Satker.
Dengan demikian kemungkinan adanya permasalahan teknis pelaksanaan
monitoring pada tahap pelaksanaan rencana kecil sekali.
Sedangkan untuk pelaksanaan evaluasi, PP No. 39/2006 mengatur hal-hal
sebagai berikut:
1. Lingkup Evaluasi (Pasal 12)2. Pejabat Pelaksana (Pasal 13, 14, dan 15)3. Materi (Pasal 12, 13, dan 14)4. Laporan (Pasal 15 ayat 3 dan Pasal 18)
Tabel 1.2.Pelaksanaan Evaluasi Berdasar PP No. 39/2006
Pejabat Pelaksana Lingkup Materi1. Pimpinan
Kementerian/Lembaga
Renja K/L sebelumya
Pencapaian sasaran sumber daya yang digunakan, indikator dan sasaran kinerja keluaran (output) kegiatan. Untuk menilai pencapaian indikator dan sasaran (outcome).
Pelaksanaan Renstra-K/L
Pelaksanaan Program
2. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
RKP sebelumnya Untuk menyusun rancangan RKP periode 2 tahun berikutnya.
Pelaksanaan RPJM
Menilai pencapaian pelaksanaan srategi pembangunan nasional, kebijakan umum, program dan kegiatan pokok kerangka ekonomi makro
Sumber: PP No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Tujuan Pedoman Pelaksanaan ini adalah agar masing-masing instansi
pemerintah dapat mengetahui hak dan kewajiban masing-masing sesuai
I - 4
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
dengan kewenangannya agar PP No. 39/2006 dapat dilaksanakan secara
benar.
1.3 Ruang Lingkup
Lingkup materi yang perlu dipedomani oleh seluruh instansi pemerintah
untuk pelaksanaan PP No. 39/2006 ini pada garis besarnya adalah:
A. Pedoman Pelaksanaan Monitoring:
a. Persiapan Pelaksanaan, meliputi: penyusunan indikator
program/kegiatan, usulan-usulan (kegiatan, anggaran, SDM),
penentuan penanggung jawab program dan penanggung jawab
kegiatan, dll,
b. Pelaksanaan, meliputi: pengamatan, pencatatan dan pelaporan, dll,
c. Setelah Pelaksanaan, meliputi: rapat pembahasan dan tindak lanjut.
B. Pedoman Pelaksanaan Evaluasi:
a. Persiapan Pelaksanaan, meliputi: penyusunan indikator
program/kegiatan, usulan-usulan (kegiatan, anggaran, SDM),
penentuan penanggung jawab program dan penanggung jawab
kegiatan, dll,
b. Pelaksanaan, meliputi: pengamatan, pencatatan dan pelaporan, dll,
c. Setelah pelaksanaan, meliputi: rapat pembahasan dan tindak lanjut.
1.4 Isi PP No. 39/2006
PP No. 39/2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan terdiri dari 6 Bab dan 20 pasal, dengan uraian
sebagai berikut:
Bab I: Ketentuan Umum. Terdiri dari 1 pasal yang merumuskan istilah-istilah
yang digunakan di dalam PP No. 39/2006;
Bab II: Pengendalian Pelaksanaan Pembangunan. Bab ini terdiri dari 10
pasal (pasal 2-11):
Pasal 2 : menetapkan pejabat pengendali pelaksana rencana
pembangunan;
Pasal 3 : menetapkan maksud kegiatan pemantauan dan pengawasan
I - 5
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
serta pengendalian;
Pasal 4 : menetapkan ruang lingkup pemantauan, dan periodisasi
pelaporan (triwulanan);
Pasal 5 : Menetapkan pemantauan atas pelaksanaan tugas
pembantuan (pembuatan, penerima laporan, tanggal
penerimaan);
Pasal 6 : menetapkan peran Kepala Bappeda Kabupaten Kota, Kepala
Bappeda Provinsi, dan Gubernur di dalam pemantauan tugas
pembantuan;
Pasal 7 : menetapkan pemantauan atas pelaksanaan tugas
dekonsentrasi (pembuatan, penerima laporan, tanggal
penerimaan);
Pasal 8 : menetapkan peran Kepala Bappeda Provinsi, Menteri Negara
Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri Keuangan dan
Menteri Dalam Negeri di dalam pemantauan tugas
dekonsentrasi;
Pasal 9 : menetapkan pelaksanaan pemantauan di lingkungan
Kementerian/Lembaga;
Pasal
10
: menetapkan tugas Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional;
Pasal
11
: menetapkan adanya tata cara pengawasan.
Bab III: Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan. Terdiri dari 5 pasal
(12 -16)
Pasal
12
: menetapkan cakupan evaluasi perencanaan, periodisasi
pelaksanaan dan rambu-rambu pelaksanaan evaluasi;
Pasal
13
: menetapkan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan Renja-K/L;
Pasal
14
: menetapkan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan RKP;
Pasal
15
: menetapkan pelaksanaan evaluasi pelaksanaan Renstra-K/L;
I - 6
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Pasal
16
: menetapkan hak pimpinan Kementerian/Lembaga
mengajukan usulan perubahan program;
Bab IV: Informasi Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan
Pasal
17
: menetapkan kewajiban Kementerian/Lembaga
menyampaikan informasi perkembangan pelaksanaan
rencana.
Bab V: Ketentuan Lain-lain. Terdiri dari 2 pasal (18 – 19)
Pasal
18
: menetapkan kewajiban Kementerian/Lembaga
menyampaikan tembusan laporan triwulanan kepada Kepala
Daerah melalui Kepala Bappeda;
Pasal
19
: menetapkan bentuk dan isi laporan triwulanan sesuai
lampiran PP.
Bab VI: Ketentuan Penutup. Terdiri dari 1 pasal.
Pasal
20
: menetapkan peraturan perundangan yang mengatur Tata
Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Pembangunan
yang telah ada masih berlaku.
1.5 Klasifikasi Rencana Pembangunan
Rencana Pembangunan yang dianut Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional dan diturunkan di dalam PP No. 39/2006 dikelompokkan dalam 3,
yaitu:
1. kelompok rencana menurut rentang waktu;
2. kelompok rencana menurut tingkat pemerintahan;
3. tingkat rencana menurut sumber pendanaan. PP No. 39/2006
mengatur pelaksanan monitoring yang berbeda untuk setiap kelompok
rencana.
Rencana pembangunan menurut rentang waktu dikenal dengan:
1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) berlaku 20 tahun;
2. Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) berlaku 5 tahun,
atau Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra-K/L);
3. Rencana Pembangunan Tahunan yang disebut Rencana Kerja
Pemerintah (RKP) berlaku 1 tahun, atau Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (Renja-K/L).
Rencana pembangunan menurut tingkat pemerintahan
pelaksana/penanggung jawab dikenal dengan:
I - 7
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1. Rencana pembangunan dilaksanakan/penanggung jawab di tingkat
pusat. Penanggung jawab pelaksanaan rencananya adalah pimpinan
Kementerian/Lembaga;
2. Rencana pembangunan dilaksanakan/penanggung jawab di tingkat
daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota). Penanggung jawab pelaksanaan
rencananya adalah Kepala Bappeda.
Rencana pembangunan menurut sumber pendanaan dikenal dengan:
1. Dana Dekonsentrasi dari APBN;
2. Dana Tugas Pembantuan dari APBN;
3. Dana langsung APBN.
1.6 Organisasi Pelaksana Monitoring
Menurut PP No. 39/2006 (pasal 4) terdapat 5 kelompok pejabat
pemantau dimaksud, yaitu:
1. Pimpinan Kementerian/Lembaga menjadi pejabat pemantau
pelaksanaan Renja-K/L (program dan kegiatan). Pimpinan
Kementerian/Lembaga menunjuk pejabat pelaksana tugas
pemantauan dimaksud;
2. Gubernur menjadi pejabat pemantau pelaksanaan rencana program
dan kegiatan dalam rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan;
3. Bupati/Walikota menjadi pejabat pemantau pelaksanaan rencana
program dan kegiatan sesuai tugas dan kewenangannya. Tidak
dijelaskan apakah program dan kegiatan dimaksud adalah dalam
rangka dekonsentrasi dan tugas pembantuan (sama seperti pada
Gubernur di atas);
4. Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Provinsi menjadi
pejabat pemantau pelaksanaan rencana program dan kegiatan
dalam rangka dekonsentrasi;
5. Kepala SKPD Kabupaten/Kota menjadi pejabat pemantau program
dan kegiatan tugas pembantuan.
1.7 Mekanisme Pelaporan Monitoring
PP No. 39/2006 menetapkan pelaksanaan monitoring menganut suatu
sistem pelaporan bertingkat/berjenjang dan berjadwal atas hasil
monitoring program dan kegiatan/sub-kegiatan. Pada tingkat pertama,
I - 8
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
laporan disusun oleh Kepala SKPD dan pada akhirnya diterima
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional, Menteri
Keuangan dan Menteri Dalam Negeri. Mekanisme tersebut
menempatkan ketiga menteri tersebut berada pada posisi menunggu
dan terdesak dengan keterbatasan waktu pemanfaatan laporan.
Sedangkan tingkatan dibawahnya berada pada posisi yang
(diharapkan) aktif dan kreatif dalam mendapatkan data dan dalam
penyusunan laporan, berikut penyampaiannya.
Pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD melakukan pengendalian
pelaksanaan rencana pembangunan sesuai dengan tugas dan
kewenangan masing-masing.
Pengendalian pelaksanaan program dan kegiatan merupakan
tugas dan fungsi yang melekat pada masing-masing
Kementerian/Lembaga/SKPD.
Pimpinan Kementerian/Lembaga melakukan pengendalian
pelaksanaan Renja-K/L yang meliputi pelaksanaan program dan
kegiatan, serta jenis belanja.
Gubernur melakukan pengendalian pelaksanaan dekonsentrasi
dan tugas pembantuan yang meliputi pelaksanaan program dan
kegiatan, serta jenis belanja.
Bupati/Walikota melakukan pengendalian pelaksanaan tugas
pembantuan yang meliputi pelaksanaan program dan kegiatan,
serta jenis belanja.
Tata cara pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dalam
bentuk kegiatan selain dekonsentasi dan tugas pembantuan yang
dilakukan oleh Kepala SKPD dilaksanakan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan.
Pengendalian pelaksanaan rencana pembangunan dimaksudkan
untuk menjamin tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan
yang tertuang dalam rencana dilakukan melalui kegiatan
pemantauan dan pengawasan.
Tata cara pengawasan pelaksanaan rencana pembangunan yang
dilakukan oleh Pimpinan Kementerian/Lembaga/SKPD
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
I - 9
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1.8 Materi Laporan Monitoring
Laporan monitoring pelaksanaan perencanaan pembangunan menurut PP
No. 39/2006 dikelompokkan ke dalam 4 bagian data, yaitu:
1. Data Umum (DU)
DU merujuk ke DIPA meliputi data berikut ini:
1. Nomor kode dan nama unit organisasi
2. Nomor kode dan nama fungsi
3. Nomor kode dan nama sub fungsi
4. Nomor kode dan nama program
5. Indikator hasil
6. Nomor kode dan nama kegiatan
7. Jangka waktu pelaksanaan kegiatan/tahun ke
8. Penanggung jawab kegiatan
9. Tempat kedudukan penanggung jawab kegiatan
10.Nomor surat pengesahan DIPA
Aliran pelaporan hasil pemantauan dimaksud dapat digambarkan
dalam Gambar 1.1. di halaman berikut.
2. Data Keuangan dan Indikator per sub-kegiatan (DKI)
DKI merujuk ke DIPA meliputi data berikut:
1. Nomor kode dan nama sub-kegiatan
2. Nomor Naskah Perjanjian Pinjaman/Hibah Luar Negeri
3. Jumlah anggaran Pinjaman/Hibah Luar Negeri
4. Jumlah anggaran rupiah murni
5. Indikator keluaran yang akan dicapai
6. Satuan unit dari indikator keluaran
3. Sasaran dan Realisasi Pelaksanaan (SRP)
SRP meliputi data:
1. Persentase sasaran penyerapan dari total anggaran sampai
dengan triwulan lalu.
2. Persentase realisasi penyerapan dari total anggaran sampai
dengan triwulan lalu.
3. Persentase sasaran tertimbang pelaksanaan fisik sampai dengan
triwulan lalu.
4. Persentase realisasi tertimbang pelaksanaan fisik sampai
dengan triwulan lalu.
I -10
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
5. Persentase sasaran penyerapan dari total anggaran hanya untuk
triwulan ini.
6. Persentase realisasi penyerapan dari total anggaran hanya
untuk triwulan ini.
7. Persentase sasaran penyerapan dari total anggaran sampai
dengan triwulan ini.
8. Persentase realisasi penyerapan dari total anggaran sampai
degnan triwulan ini.
I -11
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Gambar 1.1.Aliran Laporan Triwulanan
I -
14 h 14 h 14 h
10 h5 h
14 h
5 h
10 h
5 h
14 h
5 h
14 h
Lap Disusun KaSKPD Kab/Kot
Prog/kegiatan Pembantuan
Laporan Diterima Ka
Bappeda Pemerintaheda
5 h
Diterima Bupati/Walikota
Tembusan KaSKPD Prov
(?)
Laporan Disusun Ka Bappeda Kab/Kota
Laporan Disusun Ka Bappeda
Provinsi
Diterima Men teri Negara PPN
Diterima Menteri Keuangan
Diterima Menteri Dalam Negeri
Laporan Diterima Ka
Bappeda Prov
Diterima Gubernur
Lap Disusun KaSKPD Provinsi
Prog/kegiatan Dekonsentrasi
Lap disusun Ka. Unit Kerja di Kementerian/Lembaga
Lap diterima Ka. Unit Org di Kementerian/Lembaga
Lap disusun Ka. Unit Org di Kementerian/Lembaga
Laporan Diterima Pim Kementerian/Lembaga
Laporan Disusun Pim Kementerian/Lembaga
Diterima Menteri PAN
12
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
9. Persentase sasaran tertimbang pelaksanaan fisik sampai dengan
triwulan ini.
10. Persentase realisasi tertimbang pelaksanaan fisik sampai
dengan triwulan ini.
11. Lokasi sub kegiatan dilaksanakan.
4. Kendala dan Langkah Tindak Lanjut (KLTL)
KLTL memuat data berikut ini:
1. Nomor urut
2. Sub kegiatan yang terkendala
3. Kendala yang dihadapi
4. Tindakan yang sudah dilakukan atau yang diperlukan
5. Pejabat/instansi terkait dapat membantu penyelesaian
1.9 Organisasi Pelaksana Evaluasi
A. Di lingkungan Pemerintah Pusat, yaitu:
a. Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional
mengevaluasi pelaksanaan RKP periode sebelumnya.
b. Pimpinan Kementerian/Lembaga
Pimpinan Kementerian/Lembaga mengevaluasi Renja-K/L
periode sebelumnya, dengan tujuan:
1. Mengetahui pencapaian sumberdaya (resources) yang
digunakan,
2. Mengetahui pencapaian indikator dan sasaran kinerja
keluaran (output).
Evaluasi dilakukan per kegiatan. Pimpinan
Kementerian/Lembaga menilai pencapaian indikator dan sasaran
hasil (outcome) berdasarkan hasil evaluasi.
B. Di lingkungan Pemerintah Daerah (Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan),
yaitu:
a. Kepala Daerah (Gubernur, Bupati/Walikota);
b. Penanggung Jawab Program;
c. Penanggung Jawab Kegiatan.
I -13
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
1.10 Mekanisme Pelaksanaan Evaluasi
Pelaporan evaluasi dilakukan secara berjenjang, yaitu: Pimpinan
Kementerian/Lembaga setelah selesai melakukan evaluasi
menyampaikan laporannya kepada Menteri Negara Perencanaan
Pembangunan Nasional. Laporan dimaksud diterima paling lambat 2
(dua) bulan setelah selesai tahun pelaksanaan rencana. Evaluasi atas
pelaksanaan perencanaaan tahun lalu menjadi masukan dalam
penyusunan rencana berikutnya (2 tahun anggaran kemudian).
Gambar 1.2.
Timeframe Evaluasi Terhadap Pelaksanaan Rencana
dan Rencana Berikutnya
Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan Renja-K/L dan RKP untuk
menilai keberhasilan pelaksanaan dari suatu program/kegiatan
berdasar indikator dan sasaran kinerja yang tercantum dalam Renstra-
K/L dan RPJM Nasional. Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan
RPJM Nasional dan Renstra-K/L untuk menilai efisiensi, efektivitas,
manfaat, dampak, dan keberlanjutan dari suatu program. Evaluasi
pelaksanaan rencana pembangunan jangka menengah dilakukan paling
sedikit 1 (satu) kali dan dilaksanakan paling lambat 1 (satu) tahun
sebelum berakhirnya periode rencana. Evaluasi dilaksanakan
berdasarkan sumberdaya yang digunakan serta indikator dan sasaran
kinerja keluaran untuk kegiatan pokok dan/atau indikator dan sasaran
kinerja hasil untuk program. Evaluasi dilaksanakan secara sistematis,
obyektif, dan transparan.
I -14
Rencana Pelaksanaan Rencana
Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Baru
Pelaksanaan Rencana Baru
T0 T1 T2T-1
PETUNJUK
PELAKSANAAN
PENYUSUNAN PEDOMAN PELAKSANAAN MONEV PELAKSANAAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN
Gambar 1.3.Periodisasi Pelaksanaan Perencanaan Pembangunan
0 1 2 3 4 5 (Tahun ke-)
I -15
P e l a k s a n a a n R e n s t r a – K/L & R P J M
Evaluasi Renstra-K/L
& RPJM
Penyusunan & Penetapan
Renstra-K/L & RPJM
berikutnya
Evaluasi Pelaks Renja-K/L & RKP
T0
Evaluasi Pelaks Renja-K/L & RKP
T1
Evaluasi Pelaks Renja-K/L & RKP
T2
Pelaks Renja-K/L & RKP
T3
Penyusunan Renja-K/L &
RKP T4
Evaluasi Pelaks
Renja-K/L & RKP T3
Evaluasi Pelaks
Renja-K/L & RKP T4
Pelaks Renja-K/L & RKP
T1
Penyusunan Renja-K/L &
RKP T2
Pelaks Renja-K/L & RKP
T2
Penyusunan Renja-K/L &
RKP T3
Pelaks Renja-K/L & RKP T4
Penyusunan Renja-K/L & RKP T5
Pelaks Renja-K/L &
RKP T5
Penyusunan Renja-K/L &
RKP T6