fisiologi hemodinamika

15
I. LATAR BELAKANG Sistem sirkulasi atau merupakan hal penting terkait dengan fungsi utamanya yaitu untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh. Kebutuhan tubuh disini meliputi transpor zat makanan, produk-produk hasil metabolisme, transpor hormon dan untuk mempertahankan lingkungan yang sesuai dengan kondisi cairan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi optimal. Tekanan darah sangat penting dalam dinamika peredaran darah dimana nilainya berbeda pada setiap pembuluh arteri atau vena. Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting dalam dinamika peredaran darah (hemodinamika). Definisi tekanan darah di sini merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Pada pemeriksaan fisik seorang penderita, pemeriksaan tekanan darah arteri merupakan hal terpenting dan merupakan hal awal untuk dilakukan. Pengukuran tekanan darah arteri ini bertujuan untuk mengetahui tinggi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Percobaan kali ini adalah penting dimana mahasiswa melakukan percobaan hemodinamika untuk mengetahui apa saja hal yang berpengaruh pada nilai tekanan darah. Pengukuran dipakai cara tidak langsung yaitu menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer. II. TUJUAN PRAKTIKUM

Upload: kikytriachristy

Post on 17-Nov-2015

12 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

FISIOLOGI

TRANSCRIPT

I. LATAR BELAKANGSistem sirkulasi atau merupakan hal penting terkait dengan fungsi utamanya yaitu untuk memenuhi kebutuhan jaringan tubuh. Kebutuhan tubuh disini meliputi transpor zat makanan, produk-produk hasil metabolisme, transpor hormon dan untuk mempertahankan lingkungan yang sesuai dengan kondisi cairan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi optimal. Tekanan darah sangat penting dalam dinamika peredaran darah dimana nilainya berbeda pada setiap pembuluh arteri atau vena. Tekanan darah merupakan besaran yang sangat penting dalam dinamika peredaran darah (hemodinamika). Definisi tekanan darah di sini merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia.Pada pemeriksaan fisik seorang penderita, pemeriksaan tekanan darah arteri merupakan hal terpenting dan merupakan hal awal untuk dilakukan. Pengukuran tekanan darah arteri ini bertujuan untuk mengetahui tinggi tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Percobaan kali ini adalah penting dimana mahasiswa melakukan percobaan hemodinamika untuk mengetahui apa saja hal yang berpengaruh pada nilai tekanan darah. Pengukuran dipakai cara tidak langsung yaitu menggunakan stetoskop dan sphygmomanometer.

II. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa memahami pengaruh gaya berat terhadap tekanan darah arteri2. Mahasiswa memahami pengaruh paparan dingin terhadap tekanan darah arteri3. Mahasiswa mampu memahami respon fisiologi tubuh terhadap aktivitas fisik berat4. Mahasiswa mampu mengukur tingkat kebugaran jasmani

III. TINJAUAN PUSTAKAPrinsip dasar yang mendasari keseluruhan fungsi dari sistem sirkulasi :1. Kecepatan aliran darah ke setiap jaringan tubuh hampir selalu diatur sesuai dengan kebutuhan jaringan.2. Curah jantung terutama dikendalikan oleh penjumlahan seluruh aliran darah setempat. Bila darah mengalir ke jaringan, darah akan segera kembali ke vena dan menuju jantung. Sehingga jantung berespon secara otomatis terhadap peningkatan aliran darah ini untuk pemompaan. Hal ini juga sangat memerlukan bantuan dari sinyal saraf khusus untuk pemompaan agar sesuai dengan jumlah aliran yang dibutuhkan.3. Pada umumnya, tekanan arteri dikendalikan secara mandiri dengan pengaturan aliran darah setempat atau pengaturan curah jantung.

Resistensi terhadap aliran dalam suatu pembuluh bergantung pada panjang pembuluh dan jari-jari pembuluh, serta viskositas cairan. Di dalam tubuh, panjang pembuluh darah pada esensinya tetap. Walaupun berpotensi bervariasi, kekentalan darah juga tetap. Dengan demikian, yang biasanya diperhitungkan adalah jari-jari pembuluh. Sedikit saja penurunan jari-jari lumenmenyebabkan peningkatan besarresistensi terhadap aliran. Resistensi dalam sistem vaskular sistemik adalah resistensi perifer total (total peripheral resistance). Resistensi ini tidak mungkin diukur secara langsung. Resistensi dalam sistem kardiovaskular dihitung dengan mengukur aliran dan tekanan. Resistensi sama dengan tekanan dibagi aliran. Resistensi terhadap aliran di sistem vaskular paru jauh lebih rendah daripada di sistem sistemik.Tekanan di aorta dan di arteri brakialis serta arteri besar lain pada orang dewasa muda meningkat ke nilai puncak (tekanan sistolik) sekitar 120mmHg selama tiap siklus jantung dan turun ke nilai minimal (tekanan diastolik) sekitar 70mmHg. Tekanan nadi, yakni perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik normalnya sekitar 50mmHg. Tekanan rata-rata adalah tekanan rata-rata di sepanjang siklus jantung. Tekanan darah di arteri brakialis normal pada posisi duduk atau berbaring sekitar 120/70 mmHg. Tekanan darah normalnya turun sebanyak 20mmHg atau kurang saat tidur.Tekanan di setiap pembuluh di bawah jantung lebih tinggi dan tekanan pembuluh di atas jantung lebih rendah akibat efek gravitasi. Pada orang dewasa normal dengan posisi berdiri, bila tekanan arteri rata-rata setinggi jantung adalah 100mmHg, tekanan di arteri besar di kepala adalah 62 mmHg dan tekanan arteri di kaki adalah sekitar 180mmHg. Efek gravitasi juga serupa pada pembuluh vena. Pada saat berbaring gaya gravitasi pada peredaran darah lebih rendah karena arah peredaran darah horisontal dan tidak terlalu melawan gravitasi. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri.Sistem saraf simpatis mengontrol kerja jantung pada situasi darurat atau olah raga dengan cara meningkatkan efektivitas jantung sebagai pompa dengan meningkatkan kecepatan jantung, mengurangi penundaan antara kontraksi atrium dan ventrikel, mengurangi waktu hantaran ke seluruh jantung, dan meningkatkan kekuatan kontraksi. Tekanan darah selama kerja fisik memperlihatkan hubungan antara keseimbangan peningkatan curah jantung dan penurunan tahanan perifer dengan adanya vasodilatasi pada pembuluh darah otot yang bekerja. Terlihat bahwa tekanan sistolik akan meningkat secara progresiv sedangkan pada tekanan diastolik tetap atau sedikit menurun.

IV. ALAT BAHAN Sphygmomanometer Stetoskop Tempat tidur atau meja panjang Kursi Meja tinggi 30cm atau 45cm Metronom Stopwatch Air es

V. CARA KERJAA. Pengaruh Gaya Berat Terhadap Tekanan DarahMengukur tekanan darah naracoba pada posisi:1. Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan2. Dari posisi berbaring kemudian tiba-tiba berdiri dan segera di ukur3. Duduk dengan kedua lengan tergantung lurus ke bawah4. Berdiri dengan kedua lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badanPengukuran dilakukan tiga kali pada tiap-tiap posisi dengan jeda 5 menit.

B. Cold Pressure Test

Naracoba duduk nyaman lalu manset dipasang pada lengan atas.Setelah lewat 15-20 detik, tekanan darah diukur tiap 20 detik selama 2 menit (tangan tetap di dalam air es.)

Mengukur tekanan darah sistolik dan diastolik 3 kali, lalu diambil tekanan diastolik terendah.Tangan kiri naracoba dimasukkan ke dalam air es (10C) sampai seluruh pergelangan tangan terendam seluruhnya.

C. Home Step TestSetelah diperoleh denyut nadi istirahat dan seusai latihan, dapat diperkirakan indeks kebugaran jasmani.

Naracoba melakukan pemanasan, lalu dihitung denyut nadi awal.

Metronom dipasang pada 96 pukulan per menit Naracoba duduk kembali lalu segera dihitung denyut nadinya 1, 2, 3 menit setelah latihan

Latihan naik-turun bangku dengan 4 hitungan selama 3 menit. Jika naracoba merasa kelelahan maka naik-turun bangku dihentikan.

VI. HASIL PRAKTIKUM A. Pengaruh Gaya Berat Terhadap Tekanan DarahData Naracoba: Rizki VidyaUsia : 18 tahunJenis Kelamin: PerempuanTinggi Badan: 159cmBerat badan: 48kg

1. Berbaring dengan kedua lengan lurus sejajar dengan sumbu badan Tekanan sistolik100110110

Tekanan diastolik707070

Tekanan darah100/70110/70110/70

2. Duduk dengan kedua lengan tergantung lurus ke bawahTekanan sistolik100110100

Tekanan diastolik707070

Tekanan darah100/70110/70100/70

3. Berdiri dengan lengan tergantung lurus sejajar dengan sumbu badanTekanan sistolik110100110

Tekanan diastolik807070

Tekanan darah110/80100/70110/70

4. Berbaring kemudian tiba-tiba berdiriSaat berbaringTiba-tiba berdiri

Tekanan sistolik110120

Tekanan diastolik7080

Tekanan darah120/80120/80

Ket: semua data diatas dinyatakan dalam satuan mmHg

B. Hasil Cold Pressure TestData naracoba: Jessica Gita Usia: 19 tahunJenis kelamin: perempuan Tinggi badan : 150cmBerat badan : 41kg

Sistole (mmHg)Diastole (mmHg)

Istirahat 9050

20 detik I10070

20 detik II10070

20 detik III10080

20 detik IV 11080

20 detik V11080

20 detik VI12090

Perbedaan tekanan diastole 20 detik pertama naracoba adalah 20 mmHg atau diatasnya. Naracoba termasuk golongan Hipereaktor.

C. Hasil Home Step TestData Naracoba: Inata YeftaUsia : 19 tahunJenis Kelamin : laki-lakiTinggi badan: 178cmBerat badan: 70kg

Home Step Test

Lama naik/turun bangku3 menit

Frekuensi denyut nadi awal88

Denyut nadi menit 1104

Denyut nadi menit 2100

Denyut nadi menit 392

Indeks kebugaran jasmaniAverage

VII. PEMBAHASANA. Pengaruh Gaya Berat terhadap Tekanan DarahPada percobaan di atas didapatkan hasil 110/70 saat probandus berbaring. Hal ini sesuai dengan teori bahwa pada posisi berbaring, dalam keadaan istirahat isi sekuncup mendekati nilai maksimal sedangkan pada kerja terdapat hanya sedikit peningkatan. Nilai pada posisi berbaring dalam keadaan istirahat hampir sama dengan nilai maksimal yang diperoleh pada waktu kerja dengan posisi berdiri. Saat probandus duduk didapatkan hasil 100/70 mmHg, tidak jauh berbeda saat posisi berbaring. Dikatakan bahwa saat duduk, seseorang akan mendapatkan tekanan darah yang cukup stabil. Saat efek saraf simpatis terangsang dan sinyal-sinyal saraf pun dijalarkan secara serentak melalui saraf rangka menuju ke otot-otot rangka tubuh, terutama otot-otot abdomen. Keadaan ini akan meningkatkan tonus dasar otot-otot tersebut yang menekan seluruh vena cadangan abdomen, membantu mengeluarkan darah dari cadangan vaskuler abdomen ke jantung. Hal ini membuat jumlah darah yang tersedia bagi jantung untuk dipompa menjadi meningkat. Keseluruhan respon ini disebut refleks kompresi abdomen. Dalam posisi berdiri, didapatkan tekanan darah probandus 100/80. Hal ini masih dapat dikatakan normal karena pengukuran di lakukan di lengan atau setinggi jantung. Apabila dilakukan di pembuluh arteri lain kemungkinan hasilnya akan berbeda mengingat perbedaan tekanan akibat efek gravitasi tersebut. Contohnya, saat posisi berdiri tekanan arteri di tungkai bawah menjadi lebih tinggi sekitar 180-190 mmHg.Hasil yang cukup berbeda didapatkan saat probandus dari keadaan berbaring tiba-tiba berdiri. Saat berbaring tekanan arteri 110/70 mmHg dan ketika berdiri didapati 120/80 mmHg. Tekanan sistol dan diastol probandus mengalami kenaikan. Hal ini dikarenakan aliran yang menurun mengakibatkan tekanan darah menurun, pembuluh darah kurang meregang maka baroreseptor menjadi aktif. Aktifnya baroreseptor akan menaikkan sinyal simpatis menyebabkan vasokonstriksi yang akhirnya akan meningkatkan tekanan darah. Selain itu yang diaktifkan adalah peningkatan heart rate yang akan meningkatkan CO. Hasilnya tekanan darah mulai naik lagi sebagai respon penurunan awal.B. Cold Pressure TestSaat seseorang meletakkan tangan ke dalam air yang dingin menyebabkan vasokonstriksi setempat. Reaksi ini disebabkan oleh efek suhu setempat yang langsung pada pembuluh darah dan juga refleks oleh spinal setempat yang dikonduksikan dari reseptor kulit ke medula spinalis. Seperti yang telah disebutkan diatas, vasokonstriksi akan meningkatkan venous return atau darah yang kembali ke jantung, kemudian hal ini memicu peningkatan volume darah yang dikeluarkan jantung sehingga tekanan darah otomatis akan meningkat. Pada probandus didapatkan kenaikan saat diastole pertama sebesar 20mmHg. Probandus dapat digolongkan sebagai hipereaktor, artinya saraf simpatis mengadakan reaksi cepat terhadap paparan dingin yang dilakukan.C. Home Step TestPada probandus dapat dilihat peningkatan denyut nadi saat menit pertama setelah melakukan aktivitas fisik. Kejadian ini disebabkan karena aktivitas probandus meningkat maka curah kerja jantung ikut meningkat . Hal ini bertujuan untuk menyuplai O2 dan nutrisi dari jantung ke bagian tubuh yang membutuhkan. Karena peningkatan curah jantung darah akan lebih banyak dipompa melalui aorta sehingga berpengaruh dalam peningkatan tekanan darah dimana peningkatan ini mengakibatkan tekanan darah yang berjalan disepanjang arteri semakin cepat dan kemudian denyut nadi juga akan meningkat.Dari percobaan Home Step Test, kita juga dapat menentukan sampai mana batas kesanggupan badan seseorang dalam melakukan aktivitas fisik yang berat. Semakin lama ia mampu bertahan naik-turun bangku dan semakin cepat frekuensi denyut nadinya pulih ke frekuensi normal, maka semakin baik pula indeks kebugaran tubuhnya. Semakin besar nilai dari IKJ (Indeks Kebugaran Jasmani) seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik. Hasil akhir menunjukkan bahwa probandus memiliki nilai kebugaran jasmani 104, itu artinya tingkat kebugaran probandus berada pada range average.

VIII. KESIMPULAN

1. Gaya berat berpengaruh terhadap tekanan darah seseorang. Saat berbaring, tekanan darah menjadi lebih rendah karena arah peredaran darah horisontal dan tidak terlalu melawan gravitasi. Namun saat berdiri, tekanan darah menjadi lebih tinggi khususnya bagian tungkai bawah.2. Paparan dingin berpengaruh terhadap tekanan arteri karena efek vasokonstriksi setempat. Vasokonstriksi akan menyebabkan peningkatan curah jantung dan memperbesar tekanan darah.3. Respon fisiologis terhadap aktivitas fisik berat dapat menimbulkan vasodilatasi pembuluh karena terjadi peningkatan suplai oksigen dalam darah ke jaringan yang membutuhkan.4. Semakin besar nilai dari IKJ (Indeks Kebugaran Jasmani) seseorang maka kesanggupan badannya semakin baik.

DAFTAR PUSTAKASherwood Lauralee. 2012. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem, ed 6. Jakarta. EGCGuyton, A.C. dan Hall, J.E. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGCGanong, W.F. 2002. Fisiologi Kedokteran. Jakarta. EGC

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGIHEMODINAMIKA

Disusun Oleh:Nama: Rizki Vidya TriachristyNIM: 41140071

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANAFAKULTAS KEDOKTERAN 2015