fisiologi hepar

3
FISIOLOGI HEPAR fungsi hati : Sekresi, hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak Metabolisme, hati memetabolisme protein, lemak, dan karbohidrat tercerna. Penyimpanan, hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut lemak (A,D,E dan K ) dan hati menyimpan toksin tertentu, serta obat yang tak dapat diuraikan dan diekskresikan. Detoksifikasi, hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah. Produksi panas, berbagai aktivasi kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh.terutama saat tidur. Penyimpanan darah, hati merupakan reservoir untuk sekitar 30% curah jantung,dan bersama dengan limfa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh. [ Ethel Sloane] PEMERIKSAAN Diagnosis laboratorium Pemeriksaan darah yang digunakan secara luas untuk mengkonfirmasi diagnosis HVA dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu: • tes awal untuk mengkonfirmasi bahwa gejala klinis yang terjadi, adalah akibat inflamasi sel hati yaitu dengan pemeriksaan fungsi hati. • tes berikutnya untuk mencari penyebab inflamasi yaitu mendeteksi komponen atau partikel virus hepatitis A atau antibodi spesifik. Tes fungsi hati Tes fungsi hati yang digunakan untuk membuat diagnosis hepatitis yaitu pemeriksaan bilirubin direk dan bilirubin total, alanin aminotransferase (ALT/SGPT), aspartat aminotransferase (AST/SGOT) dan alkali fosfatase. Aminotranferase adalah petanda yang sensitif untuk kerusakan sel hati dan biasanya mencapai nilai tertinggi pada saat penderita mencari pertolongan dokter. Nilainya berkisar antara

Upload: rizky-triyadi

Post on 04-Jul-2015

985 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: FISIOLOGI HEPAR

FISIOLOGI HEPAR

fungsi hati :

Sekresi, hati memproduksi empedu yang berperan dalam emulsifikasi dan absorpsi lemak

Metabolisme, hati memetabolisme protein, lemak, dan karbohidrat tercerna.

Penyimpanan, hati menyimpan mineral, seperti zat besi dan tembaga, serta vitamin larut lemak (A,D,E dan K ) dan hati menyimpan toksin tertentu, serta obat yang tak dapat diuraikan dan diekskresikan.

Detoksifikasi, hati melakukan inaktivasi hormone dan detoksifikasi toksin dan obat. Hati memfagosit eritrosit dan zat asing yang terdisintegrasi dalam darah.

Produksi panas, berbagai aktivasi kimia dalam hati menjadikan hati sebagai sumber utama panas tubuh.terutama saat tidur.

Penyimpanan darah, hati merupakan reservoir untuk sekitar 30% curah jantung,dan bersama dengan limfa mengatur volume darah yang diperlukan tubuh.

[ Ethel Sloane]

PEMERIKSAAN

Diagnosis laboratoriumPemeriksaan darah yang digunakan secara luas untuk mengkonfirmasi diagnosis HVA dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu:• tes awal untuk mengkonfirmasi bahwa gejala klinis yang terjadi, adalah akibat inflamasi sel hati yaitu dengan pemeriksaan fungsi hati.• tes berikutnya untuk mencari penyebab inflamasi yaitu mendeteksi komponen atau partikel virus hepatitis A atau antibodi spesifik.

Tes fungsi hatiTes fungsi hati yang digunakan untuk membuat diagnosis hepatitis yaitu pemeriksaan bilirubin direk dan bilirubin total, alanin aminotransferase (ALT/SGPT), aspartat aminotransferase (AST/SGOT) dan alkali fosfatase. Aminotranferase adalah petanda yang sensitif untuk kerusakan sel hati dan biasanya mencapai nilai tertinggi pada saat penderita mencari pertolongan dokter. Nilainya berkisar antara 50-2000 IU/ml dan pada beberapa kasus dapat > 20.000 IU/m1, tetapi tidak berkorelasi dengan prognosisnya. Alkali fosfatase agak meningkat seperti juga pada hepatitis virus lainnya. Nilainya sangat meningkat pada tipe kolestasis atau penyebab ikterus lain.

Tes diagnostik spesifikKategori tes ini dapat berupa mendeteksi virus/komponen virus (antigen spesifik atau RNA-VHA) dan mendeteksi respons antibodi spesifik (peningkatan titer antibodi atau adanya anti HAV IgM /anti HAV IgA).Antigen VI-IA dalam tinja penderita dapat dideteksi dengan cara RIAs atau ELISA sejak urin berwarna gelap sampai 16 hari sesudah timbulnya bilirubinuria dan merupakan periode yang infeksius untuk komunitas di sekitarnya. RNA-VHA dapat dideteksi dengan cara hibridisasi molekul pada tinja dan

Page 2: FISIOLOGI HEPAR

kadang-kadang dalam darah penderita pada permulaan penyakit. Cara ini 4-10 kali lebih sensitif dibandingkan ELISA/RIA.

MAO respons antibodi spesifikAntibodi HAV dapat dideteksi dengan berbagai tes serologik di antaranya immune electron microscopy (IEM, fiksasi komplemen imunofluorosensi, RIA, ELISA. RIA dan ELISA adalah cara yang paling banyak dipakai. Imunoglobulin yang terbentuk pada fase akut yaitu pada masa antara timbulnya gejala dan puncak ikterus adalah IgM dan pada fase penyembuhan adalah IgG yang dapat menetap sampai bertahun-tahun,8 dan merupakan petanda imunitas serta. resisten terhadap reinfeksi.Diagnosis infeksi virus hepatitis A dibuat berdasarkan adanya anti IgM HAV dalam serum penderita, dan IgM ini menetap sampai 3-6 bulan sesudah timbulnya gejala. Sesudah 4-5 bulan pada 50% penderita sudah tidak dapat dideteksi lagi, dan 75% pada 6 bulan.Diagnosis kadangkala dapat pula dibuat dengan memeriksa titer anti HAV total (IgM+IgG) dengan cara complement fixation (CF) mikroskop elektron atau radioimunoassay. Kedua cara terakhir lebih sensitif. Titer antibodi yang diperiksa 2-3 minggu sesudah infeksi akut nilainya 4 kali atau lebih dibandingkan dengan pemeriksaan pada fase akut. Titer ini juga.dapat tinggi pada antiHAV yang didapat secara pasif misalnya akibat transfusi darah atau sesudah pemberian imunoglobulin tetapi tidak setinggi akibat infeksi hepatitis A. Yoshizawa,1980 (dikutip dari Robinson), membuat diagnosis hepatits A dengan memeriksa IgA anti HAV pada tinja penderita yang bisa menetap sampai beberapa bulan.

Pemeriksaan diagnostik- Tes fungsi hati: abnormal (4-10 kali dari normal). Catatan: merupakan batasan nilai untuk membedakan hepatitis virus dari non-virus.- AST (SGOT/ALT (SGPT): awalnya meningkat. dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikterik kemudian tampak menurun.- Darah lengkap: SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim hati) atau mengakibatkan perdarahan.- Leukopenia: trombositopenia, monositosis, limfosit atipikal, dan sel plasma.- Alkali phosphatase: agak meningkat (kecuali ada kolestasis berat).- Feses: warna tanah liat, steatore (penurunan fungsi hati).- Albumin serum: menurun.- Gula darah: hiperglikemia transien/hipoglikemia (gangguan fungsi hati).- Anti-HAV IgM: positif pada tipe A.- HbsAG: dapat positif (tipe B) atau negstif (tipe A). catatan: merupakan diagnostik sebelum terjadi gejala klinik.- Masa protrombin: mungkin memanjang (disfungsi hati).- Bilirubin serum: di atas 2,5 mg/100 ml (bila di atas 200 mg/ml, prognosis buruk mungkin berhubungan dengan peningkatan nekrosis seluler).- Tes ekskresi BSP: Kadar darah meningkat.- Biopsi hati: menunjukkan diagnosis dan luasnya nekrosis.- Scan hati: membantu dalam perkiraan beratnya kerusakan parenkim.- Urinalisa: peninggian kadar bilirubin: protein/hematuria dapat terjadi.

Page 3: FISIOLOGI HEPAR