fraktur umum.ppt
TRANSCRIPT
F R A K T U RF R A K T U R
ORTOPEDI DAN TRAUMATOLOGI
RSUD KANJURUHAN KEPANJEN
DEFINISIDEFINISI
FRAKTURFRAKTUR
HILANGNYA KONTINUITAS TULANG, TULANG RAWAN SENDI, TULANG RAWAN EPIFISIS, BAIK BERSIFAT
TOTAL MAUPUN PARSIAL
PATOFISIOLOGIPATOFISIOLOGI
Umumnya fraktur terjadi karena kegagalan tulang menahan tekanan, terutama tekanan membengkok, memutar dan tarikan
Trauma penyebab fraktur dapat Trauma penyebab fraktur dapat bersifat:bersifat:
1. Trauma langsung- Frakur terjadi di daerah yang mengalami tekanan
langsung- Biasanya kopmunitif- Jaringan lunak mengalami kerusakan
2. Trauma tidak langsung- Trauma dihantarkan dari daerah yang lebih jauh
dari fraktur- Jaringan lunak utuh
Tekanan pada tulang dapat berupa:Tekanan pada tulang dapat berupa:
1. Tekanan berputar
2. Tekanan membengkok
3. Tekanan sepanjang aksis tulang
4. Kompresi vertikal
5. Trauma langsung disertai dengan resistensi pada satu jarak tertentu
6. Fraktur oleh karena remuk
7. Trauma karena tarikan ligamen atau tendo
KLASIFIKASIKLASIFIKASI
1. Klasifikasi etiologis
2. Klasifikasi klinis
3. Klasifikasi radiologis
KLASIFIKASI ETIOLOGISKLASIFIKASI ETIOLOGIS
1. FRAKTUR TRAUMATIK- Akibat trauma tiba-tiba
2. FRAKTUR PATOLOGIS- Terjadi karena kelemahan tulang akibat adanya
kelainan patologi pada tulang
3. FRAKTUR STRESS- Akibat trauma yang terus menerus pada suatu
daerah tertentu
KLASIFIKASI KLINISKLASIFIKASI KLINIS
1. FRAKTUR TERTUTUP- Tidak mempunyai hubungan dengan dunia luar
2. FRAKTUR TERBUKA- Berhubungan dengan dunia luar melalui luka
3. FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI- Fraktur yang disertai komplikasi seperti infeksi,
mal-union, delayed union, non-union
Fraktur Galeazzi tertutup
Fraktur radius - ulna terbuka grade IIIC
Fraktur kondilus medialis femoris terbuka grade IIIB
FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI
Non-union
FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI
Crush injury pedis dengan nekrosis jari-jari
FRAKTUR DENGAN KOMPLIKASI
Fraktur kruris dengan osteomielitis kronis
KLASIFIKASI RADIOLOGISKLASIFIKASI RADIOLOGIS
1. Berdasarkan lokalisasi
2. Berdasarkan konfigurasi
3. Berdasarkan ekstensi
4. Berdasarkan hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya
Klasifikasi berdasarkan LOKALISASIKlasifikasi berdasarkan LOKALISASI
1. Diafiseal
2. Metafiseal
3. Intra-artikuler
4. Fraktur dengan dislokasi
Fraktur diafisis
Fraktur metafisis
Fraktur intra-artikuler
Klasifikasi berdasarkan KONFIGURASI Klasifikasi berdasarkan KONFIGURASI
1. Fraktur transversal2. Fraktur oblik3. Fraktur spiral4. Fraktur Z5. Fraktur komunitif6. Fraktur baji7. Fraktur avulsi8. Fraktur depresi9. Fraktur impaksi10. Fraktur pecah (burst)11. Fraktur segmental12. Fraktur epifisis
KLASIFIKASI FRAKTUR BERDASARKAN KONFIGURASI GARIS FRAKTUR
Fraktur segmental
Klasifikasi berdasarkan EKSTENSIKlasifikasi berdasarkan EKSTENSI
1. Fraktur total
2. Fraktur tidak total (crack)
3. Fraktur torus atau buckle
4. Fraktur garis rambut
5. Fraktur greenstick
Klasifikasi berdasarkan HUBUNGAN ANTARA Klasifikasi berdasarkan HUBUNGAN ANTARA FRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYAFRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYA
1. Tidak bergeser
2. Bergeser- Bersampingan- Angulasi- rotasi- Distraksi- Over-riding- Impaksi
KLASIFIKASI FRAKTUR BERDASARKAN HUBUNGAN ANTARA FRAGMEN DENGAN FRAGMEN LAINNYA
DIAGNOSIS FRAKTURDIAGNOSIS FRAKTUR
I. Anamnesis
II. Pemeriksaan fisik
III. Pemeriksaan lokal
Anamnesis Anamnesis
Riwayat trauma
Riwayat penyakit lain (tumor, infeksi, kelainan kongenital, dll)
Pemeriksaan FisikPemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan awak perhatikan:• Syok, anemia, perdarahan• Kerusakan pada organ lain• Faktor predisposisi
Pemeriksaan LokalPemeriksaan Lokal
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Pergerakan
4. Pemeriksaan neurologis
5. Pemeriksaan vaskuler
6. Pemeriksaan radiologis
Inspeksi Inspeksi Perhatikan:• Keadaan umum• Ekspresi wajah• Bandingkan dengan bagian yang sehat• Perhatikan posisi anggota gerak• Adanya luka• Perhatikan adanya deformitas anggota gerak• Keadaan vaskularisasi• Keadaan mental
Palpasi Palpasi
Perhatikan:• Lakukan dengan hati-hati• Nyeri tekan• Krepitasi• Pulsasi arteri dan pengisian kapiler• Lakukan pengukuran panjang tungkai
PergerakanPergerakan
Periksa:1. Pergerakan aktif
2. Pergerakan pasif
Pemeriksaan NeurologisPemeriksaan Neurologis
Periksa:1. Saraf sensoris
2. Saraf motoris
3. Catat gradasi kerusakan saraf
Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan Radiologis
1. Foto polos
2. Pemeriksaan radiologis lainnya
Foto PolosFoto PolosTujuan:• Mempelajari gambaran normal tulang dan sendi• Konfirmasi adanya fraktur• Melihat sejauh mana pergeseran dan konfigurasi
fragmen• Menentukan teknik pengobatan• Melihat apakah fraktur tersebut baru atau lama• Menentukan apakah fraktur melibatkan persendian• Melihat keadaan patologis lain dari tulang• Melihat adanya benda asing
Prinsip ”2”
1. DUA PROYEKSI, sekurang-kurangnya proyeksi AP dan lateral
2. DUA SENDI, di proksimal dan di distal fraktur
3. DUA ANGGOTA GERAK, utamanya pada anak
4. DUA TRAUMA
5. DUA KALI DILAKUKAN FOTO
Pemeriksaan Radiologis LainnyaPemeriksaan Radiologis Lainnya
Tomografi
CT – Scan
MRI
Radioisotop scanning
FRAKTUR TERBUKAFRAKTUR TERBUKA
FRAKTUR BERHUBUNGAN DENGAN DUNIA LUAR MELALUI LUKA PADA KULIT
SEHINGGA TERJADI KONTAMINASI KUMAN
FRAKTUR TERBUKA MERUPAKAN KEADAAN DARURAT BEDAH
KLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKAKLASIFIKASI FRAKTUR TERBUKA
Klasifikasi menurut Gustilo, Merkow dan
Templeman (1990):Grade I
Grade II
Grade III- Grade IIIA- Grade IIIB- Grade IIIC
Grade IGrade I
- Panjang luka < 1 cm- Biasanya berupa tusukan dari dalam kulit
menembus ke luar- Kerusakan jaringan lunak sedikit- Fraktur biasanya berupa fraktur simpel,
transversal, oblik pendek atau sedikit komunitif
Grade IIGrade II
- Laserasi kulit > 1 cm- Tidak ada kerusakan jaringan yang hebat atau
avulsi kulit- Kerusakan jaringan sedang- Sedikit kontaminasi dari fraktur
Grade IIIGrade III
Kerusakan jaringan lunak hebatKontaminasi hebatDibadi menjadi 3 subtipe:
1. IIIA- Jaringan lunak cukup untuk menutup fraktur- Fraktur bersifat segmental atau komunitif hebat
2. IIIB- Trauma hebat dengan kerusakan dan kehilangan jaringan,
pendorongan periosteum, tulang terbuka, kontaminasi hebart- Fraktur bersifat komunitif hebat
3. IIIC- Fraktur terbuka yang disertai kerusakan arteri dan saraf tanpa
memperhatikan tingkat kerusakan jaringan lunak
Fraktur kruris 1/3 distal terbuka grade IIIA
PENYEMBUHAN FRAKTURPENYEMBUHAN FRAKTUR
Dimulai segera setelah terjadi fraktur hingga terjadi konsolidasi
Fraktur menyembuh tanpa jaringan lunak
Dipengaruhi oleh faktor mekanis dan faktor biologis
Proses penyembuhan berbeda pada tulang kortikal dan tulang kanselosa
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKALPADA TULANG KORTIKAL
Terdiri atas 5 fase:
1. Fase hematoma
2. Fase proliferasi seluler subperiosteal dan endosteal
3. Fase pembentukan kalus
4. Fase konsolidasi
5. Fase remodeling
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KORTIKAL
Proses penyembuhan terjadi melalui pembentukan kalus interna dan endosteal
PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TULANG KANSELOSAPADA TULANG KANSELOSA
FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN FAKTOR – FAKTOR YANG BERPERAN DALAM PE NYEMBUHAN FRAKTURDALAM PE NYEMBUHAN FRAKTUR
1. Usia2. Lokalisasi dan konfigurasi fraktur3. Pergeseran awal fraktur4. Vaskularisasi pada kedua fragmen5. Reduksi serta imobilisasi6. Waktu imobilisasi7. Ruangan di antara kedua fragmen dan interposisi
jaringan lunak8. Adanya infeksi9. Cairan sinovia10. Gerakan aktif dan pasif anggota gerak
EVALUASI PENYEMBUHAN FRAKTUREVALUASI PENYEMBUHAN FRAKTUR
1. Union secara klinis- Daerah fraktur tidak ada gerakan bila dilakukan
pembengkokan, pemutaran dan kompresi- Nyeri menghilang
2. Union secara radiologis- Garis fraktur menghilang- Pembentukan kalus- Trabekulasi- Rekanalisasi medula
PEYEMBUHAN ABNORMAL PEYEMBUHAN ABNORMAL PADA FRAKTURPADA FRAKTUR
1. Mal-union
2. Delayed union
3. Non-union
Mal-UnionMal-Union
Fraktur menyembuh pada saatnya tetapi terdapat deformitas yang berbentuk angulasi, varus/valgus, kependekan atau punion secara menyilang
Delayed UnionDelayed Union
Fraktur yang tidak sembuh setelah selang waktu 3 – 5 bulan (3 bulan untuk anggota gerak atas, 5 bulan utk anggota gerak bawah)
Non-UnionNon-Union
Fraktur tidak menyembuh antara 6 – 8 bulan dan tidak didapatkan konsolidasi sehingga terjadi sendi palsu (pseudoartrosis)
Infected non-union
referensi
• Apley’s System of Orthopaedics and FracturesA. Graham Apley, Louis Solomon
• Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi Chairuddin Rasjad
• Textbook of Disorders and Injuries of the Musculoskeletal SystemRobert Bruce Salter
SELAMAT BELAJARSELAMAT BELAJAR