g) omar apr jun jut ags • hj. rosi rostina me!ljaga...

3
Pikiran Rakyat 4 G) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 o Mar 0 Apr 0 Me; 0 Jun 0 Jut 0 Ags 0 Sep OOkt 0 Nov Des Me!ljaga Hj. Rosi Rostina Warisan Daerah HJ. Rosi Rostina. * V.AKllM" sebentar kar - nu kesibukan rum tangga, ketika kemb li aktif, Rosi Rostina (3 ~ mendapati dunia s i bordir yang dicintain a meredup, la tersent k dan tak mau berpangku tang an menerima ko - disi terse but. Lewat k - pasitasnya sebagai /<I - tua YayasanBordir Jawa Barat, perempu n kreatif'ini bangkit m benahi dan mengangk t kembali pamor sal h satu kekayaan Jausa Barat i i. Kliping Humas Unpad 2010 L 1

Upload: phungnga

Post on 28-Mar-2019

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: G) oMar Apr Jun Jut Ags • Hj. Rosi Rostina Me!ljaga ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/...20101205-menjagawarisandaerah.pdf · Sepi tas orang mengira yang tertempel .kemeja pria

Pikiran Rakyat4 G) 6 7 8 9 10 11 12 13 14 1520 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31oMar 0Apr 0Me; 0 Jun 0 Jut 0 Ags 0 Sep OOkt 0 Nov • Des

Me!ljaga• Hj. Rosi Rostina

Warisan Daerah

HJ. Rosi Rostina. *

V.AKllM" sebentar kar -nu kesibukan rum

tangga, ketika kemb liaktif, Rosi Rostina (3 ~

mendapati dunia s ibordir yang dicintain a

meredup, la tersent kdan tak mau berpangku

tang an menerima ko -disi terse but. Lewat k -pasitasnya sebagai /<I -

tua YayasanBordirJawa Barat, perempu nkreatif'ini bangkit mbenahi dan mengangk t

kembali pamor sal hsatu kekayaan Jausa

Barat i i.

Kliping Humas Unpad 2010

L

1

Page 2: G) oMar Apr Jun Jut Ags • Hj. Rosi Rostina Me!ljaga ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/...20101205-menjagawarisandaerah.pdf · Sepi tas orang mengira yang tertempel .kemeja pria

"S ETIAP musim libur, daerahsaya, Kecamatan Kawalu,Tasikmalaya, selalu ramai di-

datangi oleh wisatawan atau pengusahayang mencari kerajinan bordir. Kini, se-mua perajin mengeluh sepi peminat,"tutur Rosi, memulai kisahnya.

la ingat betul masa kejayaan bordirpada tahun 1980-an. Ayah kandungnyapandai mendesain motifbordir, sedang-kan sang bunda sudah mengajarkanketerampilan membordir sejak tahun1969-an.

Lahir pada 1972 sebagai anak kern-bar, ia diasuh oleh ayah angkatnya yangjuga merupakan adik kakeknya. Ayahangkatnya yang seorang pengusaha bor-dir sering mengajak Rosi kecil ke tern-pat-tempat di mana biasa memasarkanproduk bordir. Saat remaja ia dilibatkanuntuk men-display barang-barang ditoko.

"Ayah angkat saya berpendapat bah-wa tidak perlu bisa membordir sepertikebanyakan orang di daerah kami. Yangpenting bisa memasarkannya. Ayahmenjual produk Kawalu ke Surabaya,Jakarta, Bandung, Semarang, Cirebon,Solo, bahkan hingga ke Singapura danJeddah," katanya. ,.

Lingkungan seperti itu mau tidakmau menempa minat dan jiwa bisnis-nya. Ketika tiba saatnya untuk kuliah, iamemilih jurusan dunia usaha di IKIP(kini Universitas Pendidikan Bandung),sambil juga mendalami pendidikanPAAPdi Unpad Bandung. Kelelahan ku-liah di dua tempat, akhirnya ia memu-tuskan hanya mengambil ilmu di PAAP.

Saat kuliah, jiwa entrepreneurship-nya sudah tak terbendung. Di mobilnyaia selalu membawa barang-barang da-gangan. "Tahu saya asal Tasikmalaya,teman-teman sering memesan bajuberbordir. Ada yang minta dibuatkankebaya untuk acara moka (mojang danjajaka), wisuda, tunangan, bahkan un-tuk baju pengantin," katanya menge-nang.Setia pada bordirMenjelang akhir tahun 1990-an keti-

ka dunia kerja kalang kabut tertimpakrisis moneter dan merumahkanbanyak pekerja, kerajinan bordir diser-bu para mantan karyawan sebagai salahsatu altematif wirausaha.

Rosi masuk pula ke lingkaran terse-but. Namun ia sadar, harus memilikikelebihan untuk bisa tampil di tengahtingginya persaingan. la memutuskanmenambah ilmu di sekolah mode SusanBuadiarjo, kebetulan saat itu memilikicabang di Bandung. Masih juga merasakurang, Rosi mengikuti berbagai pelati-han lainnya seperti membatik, sulam pi-ta, dan melukis di atas kain.

Untuk mengukur kemampuan, iamengikuti berbagai lomba rancang bu-sana. "Ketika belajar barn sekitar duabulan, ada lomba merancang busana,saya ingin ikut. Padahal belajar mewar-nai saja belum, barn memiliki alatnya,"katanya. Dengan penuh tekad ia men-datangi pengajamya, minta diajarkanlebih awal. Hasilnya ia berhasil masukdalam empat puluh nomine. Setelahempat bulan belajar, ia ikut lomba ran-cang busana pengantin dan masuk seba-gai "20 Besar".

Lalu setelah belajar selama tujuh bu-lan, ia mengikuti lomba rancang busanapengantin yang diadakan oleh majalah

Perkawinan pada 2005. Karyanya ma-suk nominasi "10Besar" tingkat nasio-nal.

Dalam setiap rancangannya, Rosi se-tia menggunakan bordir. Prestasi demiprestasi kemudian membuatnya dikenalkalangan lebih luas. Sekarang bukan te-man dan kerabatnya saja yang memer-cayakan busana pengantin kepadanya,juga orang lain yang tak dikenalnya. lamenggunakan label "CieBordir" untukkaryanya.Kualitas menurunKejayaan bordir kemudian meredup.

"Setelah saya perhatikan ada beberapafaktor penyebab. Banyak perajin yangtidak memerhatikan lagi kualitas. Juga,semakin banyak pengusaha bergeser keproduk massal, menggunakan mesinbordir komputer," katanya.

Penemuan teknologi ini memangmenguntungkan, tetapi hanya beberapasaat. Kendati murah, karena massal,konsumen kemudian menyadari bahwaproduk tersebut tidak lagi eksklusif. Di-tambah mutu yang rendah, bordir men-jadi identik sebagai produk massal yangmurahan.

Teknologi bordir berimbas juga padasemakinsedikitnyalapangan pekeIjaanbagi para perajin. Dampaknya kemudi-an meluas. Daerah-daerah di luar JawaBarat kemudian "membajak" para ahlibordir tradisional Jawa Barat. Fenome-na yang terjadi sungguh ironis. JawaBarat sebagai bumi yang melahirkanahli bordir malah kekurangan sumberdaya manusia di bidang ini.

Bersamaan dengan lesunya usahabordir, Rosi menikah. la nyaris tak bisakembali bereksistensi di dunia yangdicintainya ini, karena suaminya, JanuarP. Ruswita (45) memintanya fokusmengurusi rumah tangga. Namun, sete-lah melihat potensi yang dimiliki Rosi,suaminya berbalik mendukung.

Bertemulah perempuan bertutur lem-but ini dengan seorang perempuan lain-nya yang sama-sama penyuka bordir,

Page 3: G) oMar Apr Jun Jut Ags • Hj. Rosi Rostina Me!ljaga ...pustaka.unpad.ac.id/wp-content/...20101205-menjagawarisandaerah.pdf · Sepi tas orang mengira yang tertempel .kemeja pria

yangjuga prihatin terhadap keterpu-rukan bordir Tasikmalaya. Perempuanyang satunya lagi adalah NettyHeryawan, istri Gubernur Jawa Barat.Didukung suami masing-masing, mere-ka sepakat membentuk Yayasan BordirJ awa Barat. Rosi duduk sebagai ketuadan Netty sebagai pembina.

Mereka berkolaborasi untukmengembalikan kejayaan bordirTasik-malaya khususnya, dan Jawa Barat padaumumnya. Juga sebagaijawaban atasdimulainya perdagangan bebas, yangmengakibatkan Indonesia digempurproduk bordir asal Cina.

Satu hallain yang membuat penggu-na bordir bosan, karena tema dan motifyang ditawarkan "itu-itu saja". "Bi-asanya seragam, bermotifkembang,"ujar Rosi. Sebagai terobosan, ia meman-dang perlu menanamkan jiwa inovatifkepada para perajin dan pengusaha bor-dir.

Sebagai ketua, tentu saja ia harusmenjadi contoh dan anutan. Rosi men-coba membuat terobosan barn, sekali-gus memperkenalkannya lewat pamer-an-pameran berskala lokal dan nasional.Bentuk inovasinya adalah dengan mem-bawa motifbordir keluar darijalur kon-vensional, tidak melulu bunga-bunga.

Siang itu, Rosi tampil dalam balutanbusana bordir rancangannya sendiri. latampak elegan mengenakan blus bordirungu bermotif abstrak, mengikuti motifkain tradisional Nusa Tenggara Timuryang dikenakannya sebagai bawahan-nya. Bordir seperti inilah yang tengahdicoba dikembangkannya. .

"Saya memang termotivasi inginmenggabungkan bordir dengan kain-kain tradisional Indonesia, sebagaimanasedang dikembangkan oleh pemerin-tah," katanya penuh semangat

Contoh manis lainnya adalahmemadukan kain songket Palembangdengan blus yang dibordir dengan be-nang emas, senada motifkain songket.Produk bordir kemudian lepas dari wa-

jah tradisionalnya. Rosijugarnembuatbordir dalam bentuk batik. Sepi tasorang mengira yang tertempel . kemejapria itu adalah kain batikjika ti me-raba tonjolan benang-benang ya.HaribordirBordir pada masanya memang iden-

tik dengan kegiatan formal. Nam n ditangannya, bordir disulap untuk akai-an santai. "Kuncinya pada warna, motif,dan didukung oleh model baju,"katanya.

la mengupayakan bordir tidak identikdengan usia dewasa, tetapi bisa ipakaipula oleh kaum muda. Di rumahnya diKompleks Palem Permai, dalam sebuahruangan khusus menyerupai showroom,Rosi menyimpan koleksi bordirkaryanya, mulai dari yang konvensionalhingga trendy. Pakaian pria berbordirtidak lagi berbentuk koko atau busanaMuslim, tetapi dalam wujud kemeja ker-ja tangan panjang dan pendek.

"Bordir bisa juga diterapkan padaproduk yang dekat dengan kehid ansehari-hari, seperti seprai, tatatgelas, hiasan dinding, tempat tisu,bungkus botol mineral, dan alas p,iring,"katanya.

Semangat beIjuangnya untuk arisandaerah ini, belakangan semakin tinggi.

"Bapak Gubernur mendukungkegiatan yayasan. Ke depan busana bor-dir bisa dijadikan dress code unacara-acara seremonial, selain bati ,"katanya bahagia.

Ide ini tentu saja membuka pel angamat besar bagi pengusaha bordir.Menurut Rosi, pelaku usaha bordii: diJawa Barat mencapai 3.251 unit, am-pu menyerap 29.840 tenaga kerja yangtersebar di Kota dan Kabupaten Ta ik-malaya, Bandung, Cimahi dan Bogor.

"Jalan sudah terbuka. lni pekerjrumah untuk pengusaha dan perajinbordir untuk melakukan inovasi, danyang terpenting harus kompak dalammemajukan bordir sebagai produk g-gulan,"katanya. (UclAnwar)***

HJ. Rosi Rostina di antara karya inovasi bordirnya. *

l