gambaran kemanfaatan layanan kesehatan dasar …

13
JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021 Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 61 GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR MENJANGKAU MASYARAKAT DI KEPULAUAN DENGAN PROGRAM PERAHU SEHAT PULAU BAHAGIA (PSPB) (Studi Kasus Puskesmas Sabutung Kecamatan Liukang Tuppabiring Utara) DESCRIPTION OF BENEFITS OF BASIC HEALTH SERVICES REACHING COMMUNITY IN THE ARCHIPELAGO WITH THE PERAHU SEHAT PULAU BAHAGIA (PSPB) PROGRAM (Case Study at Sabutung Public Health Center, North Liukang Tuppabiring District) Rusdi 1 1 Departemen Of Sabutung Public Health Center, Liukang Tuppabiring Utara District, 90671 - South Sulawesi, Indonesia, Email : [email protected] Rosdiana 2 2 Departemen of Drug Information Services Administration at Batara Siang Pangkep Hospital, 90611, - South Sulawesi, Indonesia, Email : [email protected] Irman Idrus 3, * 3 Department of Pharmacy, Institute of Pelita Ibu Health Sciences, Kendari 93231 – Southeast Sulawesi, Indonesia. * Corresponding authors: *[email protected]; Phone: (+62) 82189450827 (Idrus I.) Article Received: Februari 2021; Revised: April 202; Accepted: Mei 2021 ABSTRACT The Public Health Center in 2014 explained that the puskesmas is a First Level health service facility that organizes Public Health Efforts (UKM) and Individual Health Efforts (UKP), especially for promotion and prevention efforts (Tasim, 2020). The Sabutung Health Center outlined the Minister of Health Regulation No.75 of 2014 by launching the Happy Island Healthy Boat (PSPB) service (Kompak, 2020). PSPB service is an initiative introduced by Puskesmas Sabutung to implement puskesmas services outside island- based buildings (Kompak, 2020). The research was conducted on Sabutung Island. In particular Puskesmas Sabutung, Liukang Tuppabiring Utara Regency, from July to December 2020. The type of research used is a quantitative research using a cross- sectional approach, namely the object of research to be measured and observed and carried out simultaneously using dependent and independent variables (Sugyono, 2017). The results of this study showed that the community with the awareness that the use of PSB health services was bad was only 2 (3.33%), while the community (respondents) who had awareness of the benefits of PSB services in supporting health services at the Sabutung Health Center stated that it was good, namely 58 (96.7%). Keywords : Happy Island Healthy Boat (PSPB), Accessibility, Patient Perception, Utilization of Health Services

Upload: others

Post on 05-Nov-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 61

GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR MENJANGKAU MASYARAKAT DI KEPULAUAN DENGAN

PROGRAM PERAHU SEHAT PULAU BAHAGIA (PSPB) (Studi Kasus Puskesmas Sabutung Kecamatan Liukang

Tuppabiring Utara)

DESCRIPTION OF BENEFITS OF BASIC HEALTH SERVICES REACHING COMMUNITY IN THE ARCHIPELAGO WITH THE

PERAHU SEHAT PULAU BAHAGIA (PSPB) PROGRAM (Case Study at Sabutung Public Health Center, North Liukang

Tuppabiring District)

Rusdi1 1Departemen Of Sabutung Public Health Center, Liukang Tuppabiring Utara District,

90671 - South Sulawesi, Indonesia, Email : [email protected] Rosdiana2

2Departemen of Drug Information Services Administration at Batara Siang Pangkep Hospital, 90611, - South Sulawesi, Indonesia, Email : [email protected]

Irman Idrus3,* 3Department of Pharmacy, Institute of Pelita Ibu Health Sciences, Kendari 93231 –

Southeast Sulawesi, Indonesia. * Corresponding authors:

*[email protected]; Phone: (+62) 82189450827 (Idrus I.)

Article Received: Februari 2021; Revised: April 202; Accepted: Mei 2021

ABSTRACT The Public Health Center in 2014 explained that the puskesmas is a First Level health service facility that organizes Public Health Efforts (UKM) and Individual Health Efforts (UKP), especially for promotion and prevention efforts (Tasim, 2020). The Sabutung Health Center outlined the Minister of Health Regulation No.75 of 2014 by launching the Happy Island Healthy Boat (PSPB) service (Kompak, 2020). PSPB service is an initiative introduced by Puskesmas Sabutung to implement puskesmas services outside island-based buildings (Kompak, 2020). The research was conducted on Sabutung Island. In particular Puskesmas Sabutung, Liukang Tuppabiring Utara Regency, from July to December 2020. The type of research used is a quantitative research using a cross-sectional approach, namely the object of research to be measured and observed and carried out simultaneously using dependent and independent variables (Sugyono, 2017). The results of this study showed that the community with the awareness that the use of PSB health services was bad was only 2 (3.33%), while the community (respondents) who had awareness of the benefits of PSB services in supporting health services at the Sabutung Health Center stated that it was good, namely 58 (96.7%). Keywords : Happy Island Healthy Boat (PSPB), Accessibility, Patient Perception,

Utilization of Health Services

Page 2: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 62

Pendahuluan Pemerintah Indonesia saat ini sedang focus melanjutkan percepatan

pembangunan bidang kesehatan khususnya peningkatan kesehatan daerah perbatasan

terpencil yang tentunya menyasar kawasan timur Indonesia (Kementerian Perencanaan

Pembangunan Nasional, 2014). Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 331/MENKES/SK/V/2006 tentang Rencana

Strategis Kementerian Kesehatan 2005-2009 dan 7 (7) berbeda. Kegiatan Kementerian

Kesehatan tahun 2011 meliputi penataan wilayah, pelosok daerah, perbatasan dan

nusantara (Dwi Laksono and Wahyu Dwi Astuti, 2013).

Menindak lanjuti keputusan Menteri Kesehatan maka dilaksanakan program

reformasi kesehatan. Salah satu prioritas reformasi kesehatan adalah meningkatkan dan

mendistribusikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat di daerah terpencil dan

pulau-pulau dengan rencana aksi yang berbeda (Luti et al., 2012). Penyusunan rencana

aksi ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan dasar, sehingga

dapat menjamin kesehatan mereka di daerah terpencil dan pulau-pulau (Rahmad Daulay,

2021). Kebijakan Kesehatan di Daerah dan Pulau Tertinggal (DTPK) merupakan bagian

tak terpisahkan dari kebijakan Rencana Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia

sehat (Tumiwa, Pangemanan and Sondakh, 2018).

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 75 tentang

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) tahun 2014, menjelaskan bahwa puskesmas

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan Tingkat Pertama yang menyelenggarakan

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP), terutama

untuk upaya promosi dan pencegahan (Tasim, 2020). Tujuannya untuk mencapai derajat

kesehatan masyarakat tertinggi di wilayah kerja puskesmas. Dalam pelayanan,

Puskesmas harus memperhatikan prinsip layanan, yaitu model kesehatan, tanggung

jawab teritorial, kemandirian masyarakat, kesetaraan, keterampilan yang sesuai, integrasi

dan keberlanjutan (Ade Yuniar, 2020). Dalam melaksanakan asas keadilan, puskesmas

harus memberikan pelayanan kesehatan yang terjangkau dan terjangkau bagi setiap

orang di wilayah kerjanya, tanpa memandang status sosial, ekonomi, agama, budaya dan

kepercayaan, melalui jaringan pelayanan kesehatan yang terdiri dari dukungan

puskesmas, puskesmas keliling dan bidan desa (Lestari, 2020).

Puskesmas Sabutung menjabarkan Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun

2014 dengan meluncurkan layanan Perahu Sehat Pulau Bahagia (PSPB) (Kompak,

2020). Layanan PSPB merupakan inisiatif yang diperkenalkan oleh Puskesmas Sabutung

Page 3: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 63

untuk melaksanakan layanan puskesmas di luar bangunan berbasis pulau (Kompak,

2020).

Layanan PSPB diluncurkan pertama kali di Puskesmas Sabutung pada tahun

2017 untuk meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan kesehatan di puskesmas di 6

desa dan 16 pulau yang tersebar di Kabupaten Liukang Tuppabiring Utara. Dalam

penjabaran Peraturan Menteri Kesehatan No.75 tahun 2014, Puskesmas Sabutung

meluncurkan layanan Perahu Sehat Pulau Bahagia (PSPB). Layanan PSPB merupakan

inisiatif yang diperkenalkan oleh Puskesmas Sabutung untuk melaksanakan layanan

puskesmas di luar bangunan berbasis pulau dan memiliki enam tujuan, salah satu

diantaranya adalah meningkatkan cakupan dan kualitas pelayanan Puskesmas Sabutung

(Kompak, 2020).

Salah satu indikator pelayanan yang penting bagi pasien sebagai konsumen

adalah pelayanan yang memadai terutama pada saat pendaftaran dan waktu tunggu.

Harapan pasien untuk kecepatan pelayanan cenderung meningkat dari waktu ke waktu

dengan kemajuan teknologi dan informasi kesehatan. Oleh pengguna perawatan

kesehatan. Nilai waktu bagi masyarakat semakin mahal karena masyarakat merasa

kegiatan ekonominya semakin meningkat (Anjaryani, 2009).

Metode Penelitian

Penelitian dilakukan di Pulau Sabutung. Khususnya Puskesmas Sabutung

Kabupaten Liukang Tuppabiring Utara, dari bulan Juli sampai Desember Tahun 2020.

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pendekatan cross sectional, yaitu objek penelitian yang akan diukur dan diamati serta

dilakukan secara bersamaan dengan menggunakan variabel dependen dan independen

(Sugyono, 2017).

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer Primer yaitu

data yang akan diperoleh langsung dari masyarakat Pulau sabutung dan data sekunder

yang bersumber dari hasil pengumpulan data secara tidak langsung dengan penelusuran

landasan teoritis yang berasal dari perpustakaan, kumpulan jurnal, internet, dan buku

yang berkaitan dengan layanan ksesehatan berbasis pulau.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data primer pada penelitian ini

adalah dengan melakukan pembagian angket atau kuesioner pada masyarakat di

Sabutung Kabupaten Liukang Tuppabiring Utara yang meliputi kecepatan pelayanan,

kemajuan teknologi, dan pelayanan informasi kesehatan.

Page 4: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 64

Hasil Penelitian Gambaran Umum

Gambar 1. Layanan Kesehatan Dasar Menjangkau Masyarakat Kepulauan Puskesmas Sabutung

Kecamatan Liukang Tuppabiring Utara

Tabel 1. Distribusi Wilayah, Waktu Tempuh Menggunakan Perahu Di Wilayah Kerja Puskesmas

Sabutung

Nama Desa Luas

Wilayah (km2)

Jumlah Pulau Nama Pulau

Waktu Tempuh

Puskesmas

Mattiro Uleng 5 2 1. Pulau Kulambing 2. Pulau Bangko-

Bangkoang

30 15

Mattiro Kanja* 4,72 1 1. Pulau Sabutung*

(lokasi Puskesmas Sabutung)

Mattiro Baji 4,28 4

1. Pulau Satando 2. Pulau Saugi 3. Pulau Sapuli 4. Pulau Camba Cambang*

20 25 20

Mattiro Bombang 22,00 4

1. Pulau Salemo 2. Pulau Sagara 3. Pulau Sabangko 4. Pulau Sakuala

45 35 40 75

Mattiro Walie 31,00 4

1. Pulau Samatellu 2. Pulau Samatellu Borong 3. Pulau Samatellu Pe’da 4. Pulau Salebbo

120 120 90 150

Mattiro Bulu 3,00 1 1. Pulau Karanrang 120

Mattiro Labangeng 4,00 2 1. Pulau Laiya

2. Pulau Polewali 90 105

Total 74,00 18

Page 5: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 65

Sumber data sekunder : (Kompak, 2020)

Melihat Tabel 2 dijabarkan bahwa dari 60 responden, 43 (71.7%) berjenis

kelamanin perempuan dan responden paling kecil adalah jenis kelamin laki-laki yaitu 17

(28.3%).

Kelompok umur yang paling banyak memanfaatkan pelayanan kesehatan adalah

kelompok umur 56-78 dengan jumlah 20 (33.3%) responden, sedangkan kelompok umur

terendah adalah 21 - 35 tahun yaitu 2 responden (3,33%).

Pekerjaan tertinggi adalah kelompok responden dengan jenis pekerjaan sebagai

nelayan sebanyak 19 responden (31,7%) dan kelompok pekerjaan terendah adalah buruh

dan petani masing-masing 3 responden (5,0%).

Responden dengan tingkat pendidikan terbanyak adalah responden yang

berpendidikan SMA yaitu 27 orang (45%), sedangkan Sarjana adalah responden paling

sedikit sebanyak 9 responden (15%).

Tabel 2. Distribusi Karakteristik Responden di wilayah kerja Puskesmas Sabutung Kecamatan

Liukang Tuppabiring Utara No Karakteristik Responden Frekuensi Persen

1 Jenis Kelami Laki perempuan

17 43

28.3% 71.7%

Total 60 100%

2 Umur

6-20 21-35 36-45 46-55 56-78

2 18 7 11 20

3.33% 30.0% 11.7% 18.3% 33.3%

Total 60 100%

3 Pekerjaan

PNS Wiraswasta Nelayan Petani IRT Buruh

10 8 19 3 17 3

16.7% 13.3% 31.7% 5.0% 28.3% 5.0%

Total 60 100%

4 Pendidikan

SD SMP SMA Sarjana

10 14 27 9

16.7% 23.3% 45% 15%

Total Sumber : Data Primer Tahun 2020

Tabel 3. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Aksesbilitas, Persepsi Pasien dan

Pemanfatan Pelayanan kesehatan program Perahu Sehat Pulau Bahagia (PSPB) di wilayah kerja Puskesmas Sabutung Kecamatan Liukang

Page 6: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 66

Tuppabiring Utara.

No Karakteristik responden Frekuensi (n)

Persen (%)

1 Aksesbilitas Mudah Sulit

50 10

83.3% 16.7%

Total 60 100%

2 Persepsi Pasien Baik Tidak baik

58 2

96.7% 3.33%

T otal 60 100%

3 Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan

Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan

48

12

80%

20% Total 60 100%

Sumber : Data Primer Tahun 2020

Berdasarkan Tabel 2 ditas terlihat bahwa responden dengan aksesibilitas mudah

sebanyak 50 responden (83.3%). Sedangkan responden dengan aksesibilitas sulit

sebanyak 10 responden (16,7%).

Gambar 2.

Bar Chart Karakteristik responden berdasarkan Aksesbilitas

Persepsi responden yang menyatakan baik sebanyak 58 responden (96.7%).

Sedangkan persepsi responden yang menyatakan tidak baik sebanyak 2 responden

(3,33%). Responden yang memanfaatkan pelayanan kesehatan sebanyak 48 responden

(80%) sedangkan yang tidak memanfaatkan sebanyak 12 responden (20%).

0.00%

20.00%

40.00%

60.00%

80.00%

100.00%

Mudah Sulit

83.30%

16.70%

Frek

uens

i (%

)

Aksesbilitas

Karakteristik Responden

Page 7: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 67

Gambar 3.

Bar Chart Karakteristik responden berdasarkan persepsi

Gambar 4.

Bar Chart Karakteristik responden berdasarkan Pemanfaatan

Pembahasan Kemanfaatan layanan Puskesmas dapat dilihat dari berbagai indikator

diantaranya banyak tidaknya jumlah kunjungan. Rendahnya jumlah kunjungan

masyarakat ke pusat pelayanan kesehatan menunjukkan bahwa masyarakat kurang

memanfaatkan pelayanan kesehatan puskesmas (Pradella, 2017). Pemodelan

pemanfaatan pelayanan kesehatan menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

(2010) menjelaskan bahwa pemanfaatan sarana pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh

0.00%20.00%40.00%60.00%80.00%

100.00%

Baik Tidak baik

96.70%

3.33%

Frek

uens

i (%

)

Persepsi

Karasteristik Responden

0%

20%

40%

60%

80%

Memanfaatkan Tidak Memanfaatkan

80%

20% Freu

ensi

(%)

Pemanfaatan Pelayan Kesehatan

Karakteristik responden

Page 8: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 68

terbatasnya jumlah tenaga kesehatan milik pemerintah, perekonomian sarana pelayanan

kesehatan di masyarakat, dan persepsi masyarakat (Rasidin Calundualundu, 2018).

Jenis Kelamin Jenis kelamin perempuan mengalami lebih banyak masalah tekanan

dibandingkan laki-laki, tetapi faktor latar belakang bervariasi dari berbagai kelompok

sosial, karena perempuan dalam kehidupan mereka memiliki lebih banyak atau lebih

sedikit masalah kesehatan dari pada laki-laki, sehingga perempuan lebih banyak

menerima pemeriksaan kesehatan dan layanan kesehatan. Penelitian ini sejalan dengan

hasil temuan Satrianegara M.F. dkk (2015), dimana 18 (30 %) responden laki-laki dan 42

(70%) perempuan (Satrianegara, Surahmawati and Asriani, 2016).

Umur Penggunaan jasa layanan kesehatan dipengaruhi oleh usia yang menjadi salah

satu faktor dalam masyarakat hal ini di ungkapkan oleh Suriani (2004) dalam (Magee et

al., 2017). Sutriani juga mengatakan dalam penelitiannya bahwa faktor usia berperan

dalam menentukan keberlangsungan penggunaan fasilitas kesehatan (Magee et al.,

2017).

Semakin muda usia anda, semakin giat anda dalam mencari tempat-tempat yang

dapat memberikan perawatan kesehatan yang baik dibandingkan dengan orang yang

lebih tua, apalagi jika anda memiliki banyak masalah kesehatan pada saat-saat seperti ini

sehingga anda dapat memanfaatkan layanan kesehatan yang ada. (Sugiono, Maidin and

Irwandy, 2013), juga menemukan bahwa kelompok umur terbanyak adalah (25,4%) yaitu

12-22 tahun. Kelompok usia dengan jumlah responden paling sedikit berada pada rentang

usia 78-88 (1,7%) responden. Hasil penelitian ini tidak relevan dengan hasil penelitian

yang telah di lakukan karena usia 56-78 justru yang lebih banyak menggunakan jasa

pelayanan kesehatan (Sugiono, Maidin and Irwandy, 2013).

Pendidikan Keluarga yang berpendidikan rendah pada umumnya pasrah bila masalah

kesehatan menyebabkan penderitaan bagi anggota keluarganya, teori ini telah jauh di

kemukakan dalam Syahlan (1996) dalam (Rizky Ary Saputri, 2017). Tingkat pendidikan

sangat menentukan upaya pencarian layanan kesehatan, keseriusan muncul masalah

kesehatan yang serius maka seketika itu anda akan meminta bantuan pada petugas

layanan kesehatan dibandingkan dengan masyarakat biasa yang berpendidikan rendah

(Rizky Ary Saputri, 2017).

Page 9: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 69

Secara teori, pendidikan formal memiliki pengaruh yang besar terhadap

pengetahuan, jadi jika dalam analisis ini seseorang dengan pendidikan formal yang lebih

tinggi akan memiliki pengetahuan yang lebih tinggi dari pada orang yang berpendidikan

lebih rendah, hanya orang yang pendidikan formal yang memiliki pendidikan tinggi akan

lebih cepat mudah dimengerti dengan apa yang sampaikan terkait penggunaan jasa

medis (Notoatmodjo, 1993) dalam (Agustina, 2018).

Hasil penelitian ini sejalan dengan (Sugiono, Maidin and Irwandy, 2013) dan

(Tangcharoensathien et al., 2020) yang menunjukkan bahwa tingkat pendidikan adalah 51

(43,2%) responden yaitu tamat SMA / teman sekelas dan paling sedikit tidak sekolah 2

responden (1,7%).

Pekerjaan Mereka yang tidak bekerja lebih cenderung mendapatkan perawatan medis

karena tidak terlalu sibuk, sedangkan mereka yang bekerja terlalu sibuk dalam bekerja

dan terkadang tidak terlalu mengkhawatirkan kesehatannya, sehingga tidak

memanfaatkan yang ada. atau menghubungi layanan medis yang terdekat. Pemanfaatan

pelayanan kesehatan yang lebih banyak di rasakan oleha masyarakat yang tidak bekerja

(URT) sebanyak 31 (26,35) responden Jumlah responden 1 (1,7%) yaitu PNS / TNI /

POLRI. Hasil penelitian ini di kemukan oleh (Sugiono, Maidin and Irwandy, 2013).

Aksesbilitas Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semakin mudah akses masyarakat ke

Puskesmas maka semakin mudah pula akses pelayanan kesehatan, begitu pula

sebaliknya. Semakin sulit aksesibilitas responden ke Puskesmas, semakin sulit pula

jadinya mereka menggunakan layanan kesehatan. Namun, tidak jarang juga bahwa fakta

banyak masyarakat yang terkendala dengan akses, namun mereka tetap memanfaatkan

layanan kesehatan seperti memanfaatkan Puskesmas yang sering mereka tempati, yaitu

Puskesmas Sabutung Kabupaten Liukang Tuppabiring Utara. Namun ada juga

masyarakat yang memilih puskesmas lain karena pindah tempat tinggal, meskipun

administrasi pelayanan kesehatan masih terdaftar di Puskesmas Sabutung. Namun

semenjak adanya program Perahu Sehat Bahagia (PSB) ini masyarakat tersebut kembali

merasakan kemudahan dalam memerikasakan kesehatan mereka di Puskesmas

Sabutung karena adanya sarana telah di sediakan langsung oleh pemerintah setempat

dalam hal ini di kordinir langsung oleh Kepala Puskesmas Sabutung dan di bantu oleh

tenaga kesehatan lainnya serta tokoh masyarakat.

Persepsi masyarakat

Page 10: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 70

Ketika masyarakat mengatakan persepsi mereka maka kita akan mendapatkan

persepsi yang berbeda tentang program Perahu Sehat Bahagia (PSB) yang di jalankan

oleh Puskesmas Sabutung. Jikalau pun ada persepsi masyarakat menyatakan tidak baik

tentang Perahu Sehat Bahagia (PSB), maka dia tidak akan menggunakan fasilitas

tersebut untuk mempermudah akses mereka dalam memeriksakan kesehatannya di

Puskesmas Sabutung.

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa masyarakat memiliki persepsi yang buruk,

namun ia masih menggunakan layanan tersebut. Artinya, dia sudah tahu bahwa fasilitas

Perahu Sehat Bahagia (PSB) yang di sediakan pemerintah melalui Puskesmas Sabutung

masih terbilang langka.

Meskipun merasakan panas jika musim panas, tapi masyarakat tetap

memanfaatkan pelayanan PSB tersebut, karena mempercepat jarak tempuh dari rumah

mereka ke Puskesmas. Apa lagi jika ada masyarakat yang mengalami kondisi kesehatan

sakit parah.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masyarakat dengan kesadaran

menyatakan penggunaan layanan kesehatan PSB ini buruk hanya 2 (3,33%), sedangkan

masyarakat (responden) yang memiliki kesadaran akan manfaat jasa PSB dalam

menunjang Pelayanan kesehatan di Puskesmas Sabutung menyatakan baik yaitu 58

(96.7%).

Dengan Program PSB ini masyarakat mengerti tentang pelayanan PSPB, jadwal

pelayanan, dan alur pelayanan, masyarakat pulau tertarik untuk mengakses dan

menggunakan pelayanan PSPB, masyarakat pulau terlibat memetakan masyarakat yang

membutuhkan pelayanan PSPB seperti kelompok masyarakat dengan kebutuhan khusus

(penyandang disabilitas, lansia yang tidak memiliki anggota keluarga, dan lain-lain), dan

peserta perwakilan masyarakat bisa menjadi pemberi informasi kepada masyarakat pulau

lainnya untuk dapat mengakses dan memanfaatkan pelayanan PSPB.

Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih kepada seluruh pegawai Puskesmas

Sabutung, masyarakat di Sabutung Kabupaten Liukang Tuppabiring Utara, serta Tim

PSPB Puskesmas Sabutung dan anggota Tim Peneliti lainnya

Page 11: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 71

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan mengenai “Gambaran Kemanfaatan

Layanan Kesehatan Dasar Menjangkau Masyarakat Di Kepualaun Dengan Program

Perahu Sehat Pulau Bahagia (PSPB). Maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang memanfaatkan pelayanan

kesehatan berbasis Perahu Sehat Bahagia (PSB) sebanyak 48 responden (80%)

sedangkan yang tidak memanfaatkan sebanyak 12 responden (20%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari 60 responden adalah

perempuan dengan jumlah responden 43 (71%) dan setidaknya 17 adalah laki-laki

(28,3%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden menunjukkan

kelompok umur tertinggi adalah 56-78 tahun yang memanfaatkan jasa pelayanan

kesehatan berbasis Perahu Sehat Bahagia (PSB) sebanyak 20 responden (33.3%

sedangkan kelompok umur terendah adalah 6-20 tahun tahun yaitu sebanyak 2

responden (3.3%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata jumlah responden dari jenjang

SMA yang banyak menggunakan jasa layanan kesehatan berbasis PSB sebanyak 27

responden (45%) dan SMP sebanyak 14 responden (23,3%). sedangkan SD 10 (16,7% )

dan Sarjana sebanyak 9 (15% ).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelompok kerja tertinggi adalah

kelompok Nelayan sebanyak 19 responden (31,7%) dan kelompok pekerjaan terendah

adalah Petani dan buruh sebanyak 3 (5,0%) responden.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden dengan aksesibilitas mudah

sebanyak 50 (83,3%), sedangkan responden dengan aksesibilitas sulit sebanyak 10

responden (16,7%).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi responden yang mengatakan baik

sebanyak 58 (96,7%). Sementara Persepsi responden yang menyatakan tidak baik

sebanyak 2 (3.33%).

Saran

Berdasarkan hasil penelitian terdapat beberapa saran yang dapat diberikan oleh

peneliti yang dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh Puskesmas Sabutung terkait

Program Perahu sehat Bahagia (PSB) ini, diantaranya agar instansi terkait dapat

mempertimbangkan kebijakan mengenai jumlah petugas kesehatan dan pemerataan

sarana dalam hal ini penambahan armada Perahu Sehat Bahagia (PSB) sehingga dapat

Page 12: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 72

memberikan pelayanan kesehatan berbasis PSB ini lebih optimal kepada masyarakat

serta dapat meningkatkan pemanfaatannya. Kepada peneliti lain untuk melanjutkan

penelitian tentang penggunaan pelayanan kesehatan Berbasis PSB dengan berbagai

metode dan menggali lebih dalam tentang layanan kesehatan Berbasis PSB yang di

inisiatori Puskesmas Sabutung di Kabupaten Liukang Tuppabiring Utara.

Referensi Ade Yuniar (2020) Partisipasi Masyarakat Dalam Mewujudkan Lorong Sehat Di

Wilayah Kerja Puskesmas Paccerakkang Kota Makassar. Agustina, E. (2018) Prosiding Seminar Nasional Biotik 2017, Prosiding Biotik.

Available at: http://103.107.187.25/index.php/PBiotik/article/view/2187 (Accessed: 15 March 2021).

Anjaryani, W. D. (2009) ‘Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat

di rsud tugurejo semarang’. Dwi Laksono, A. and Wahyu Dwi Astuti, D. (2013) Review Kebijakan Tentang

Pelayanan Kesehatan Puskesmas Di Daerah Terpencil Perbatasan (Policy Review on Health Services in Primary Health Center in the Border and Remote Area).

Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (2014) Perlindungan Sosial Di

Indonesia. Available at: www.bappenas.go.id (Accessed: 15 March 2021). Kompak (2020) Perahu Sehat Bahagia (PSB) Layanan Kesehatan Dasar

Menjangkau Masyarakat Kepulauan Puskesmas Sabutung Kecamatan Liukang Tuppabiring Utara. Sabutung, Indonesia.

Lestari, A. M. R. D. S. (2020) Administrasi Pelayanan Kesehatan Masyarakat - -,

Cv. Jaka Media. Available at: https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=ArrODwAAQBAJ&oi=fnd&pg=PR1&dq=TDalam+melaksanakan+asas+keadilan,+puskesmas+harus+memberikan+pelayanan+kesehatan+yang+terjangkau+dan+terjangkau+bagi+setiap+orang+di+wilayah+kerjanya,+tanpa+memandang+status+sosi (Accessed: 15 March 2021).

Luti, I. et al. (2012) Government Policy In Improving Health Referral System

Islands Region District In Lingga District Province Of Riau Archipelago, 24 Jurnal Kebijakan Kesehatan Indonesia.

Magee, R. V. et al. (2017) ‘Hubungan Mutu Pelayanan Kesehatan Dengan Minat

Kunjungan Ulang Pasien Di Puskesmas Cangkringan Sleman’, ABA Journal, 102(4), pp. 24–25. Available at:

Page 13: GAMBARAN KEMANFAATAN LAYANAN KESEHATAN DASAR …

JSSHA (Journal of Social Science, Humanities and Humaniora) Volume 1 Nomor 1, Mei 2021

Journal of Social Science Humanities and Humaniora - Vol 1, No: 1 Page 73

http://repository.unjaya.ac.id/2255/ (Accessed: 15 March 2021). Pradella, N. D. (2017) Hubungan Disiplin Waktu dengan Kinerja Pelayanan

Kesehatan di Puskesmas Tawangrejo Kota Madiun Tahun 2017, STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun. Available at: http://repository.stikes-bhm.ac.id/349/ (Accessed: 15 March 2021).

Rahmad Daulay (2021) Pergolakan Pemikiran Reformasi Birokrasi, CV Budi Utama. Available at: (Accessed: 15 March 2021).

Rasidin Calundualundu (2018) Manajemen Kesehatan. (Accessed: 6 March 2021). Rizky Ary Saputri (2017) Faktor-Faktor Yang Mendukung Pemilihan Puskesmas

Baki Sukoharjo Sebagai Layanan Kesehatan Bagi Penderita Hipertensi. Satrianegara, M. F., Surahmawati and Asriani (2016) ‘Faktor-faktor yang

behubungan dengan pemanfaatan ulang pelayanan rawat jalan pada pasien TB paru di RSUD Labuang Baji Makassar’, Public Helath Science Journal, 8(1), pp. 49–59. (Accessed: 15 March 2021).

Sugiono, E. F., Maidin, M. A. and Irwandy (2013) ‘Faktor yang berhubungan

dengan Minat Pemanfaatan Kembali Pelayanan Rawat Inap di Rumah Sakit Stella Maris Makasar’, pp. 1–13. (Accessed: 15 March 2021).

Sugyono (2017) metode penelitian kuantitatif kualitatif dan r&d. intro - PDF

Drive. (Accessed: 30 June 2020). Tangcharoensathien, V. et al. (2020) ‘Children and women’s health in south east

asia: Gap analysis and solutions’, International Journal of Environmental Research and Public Health. MDPI AG. doi: 10.3390/ijerph17103366.

Tasim, M. (2020) ‘Analisis Usaha Kesehatan Masyarakat Berdasarkan

Manajemen Umum Yang Berkwalitas Di Puskesmas’, PrimA : Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan, 6(1). doi: 10.47506/jpri.v6i1.174.

Tumiwa, R., Pangemanan, S. and Sondakh, E. (2018) Efektivitas Kualitas

Pelayanan Kesehatan Masyarakat Pada Puskesmas Di Kecamatan Dumoga, Jurnal Eksekutif. (Accessed: 15 March 2021).