gambaran umum sulsel
DESCRIPTION
gambaran umumTRANSCRIPT
Latar Belakang
Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak
sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah baik Pemerintah
Daerah maupun Pemerintah Pusat Ketersediaan air minum merupakan salah satu
penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat Diharapkan dengan ketersediaan
air minum yang mencukupi dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat sehingga dapat
terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat Oleh karena itu
penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam
pengembangan ekonomi wilayah
Kondisi geografis topografis dan geologis dan aspek sumber daya
manusia yang berbeda di setiap wilayah di Indonesia menyebabkan ketersediaan
air baku dan kondisi pelayanan air minum yang berbeda pada masing-masing
wilayah Untuk itu dibutuhkan suatu konsep dasar yang kuat guna menjamin
ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan tipologi dan kondisi di
daerah tersebut Rencana Induk dan Rencana Teknis Pengembangan Sistem
Penyediaan Air Minum merupakan dasar pengembangan air minum suatu
wilayah Diharapkan dengan adanya Rencana Induk Air Minum dapat menjadi
dasar tersusunnya suatu program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
wilayah yang menyeluruh (comprehensive) berkelanjutan (sustainable) dan
terarah (focus) Selain itu dengan adanya Rencana Teknis pengembangan SPAM
yang memenuhi syarat peraturan yang berlaku (Permen PU No 182007) maka
pengembangan SPAM di suatu lokasikawasan akan mendukung keberfungsian
dan keberlanjutan yang sistematis
Kewajiban menyusun Rencana Induk dan Rencana Teknis Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 16
Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan
tanggung jawab Pemerintah Daerah (pemerintah kabupatenkota) Namun
terbatasnya sumber daya manusia di daerah menyebabkan Pemerintah Daerah
masih membutuhkan bantuan teknis dari Pemerintah dalam hal penyusunannya
Memperhatikan hal-hal di atas pada Tahun Anggaran 2012 Satuan Kerja
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Sulawesi Selatan
melalui pendanaan rupiah murni melaksanakan kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan Secara umum konsultan advisori ini akan melakukan
pendampingan penyusunan Rencana Induk SPAM kabupatenkota dan melakukan
review terhadap kesiapan dokumen perencanaan teknis pengembangan SPAM
yang diusulkan untuk dilaksanakan dan dibiayai melalui APBN pada TA 2014
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0deg12 - 8deg Lintang Selatan dan
116deg48 - 122deg36 Bujur Timur Luas wilayahnya 6248254 kmsup2 Provinsi ini
berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara Teluk Bone dan
Sulawesi Tenggara di timur Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan
Jumlah Penduduk menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2006 ndash 2010
KabupatenKota Jumlah Penduduk - Number of PopulationRegencyCity 2006 2007 2008 2009 2010
Kep Selayar 115908 117860 119811 121749 122055 Bulukumba 381874 386239 390543 394746 394560 Bantaeng 170049 171468 172849 174176 176699 Jeneponto 328343 330379 332334 334175 342700 Takalar 249348 252270 255154 257974 269603 Gowa 583021 594423 605876 617317 652941 Sinjai 221064 223522 225943 228304 228879 Maros 296071 299662 303211 306687 319002 Pangkep 287838 291506 295137 298701 305737 Barru 159090 160428 161732 162985 165983 Bone 693089 699474 705717 711748 717682 Soppeng 226804 228181 229502 230744 223826 Wajo 373067 375833 378512 381066 385109 Sidrap 246816 248769 250666 252483 271911 Pinrang 338669 342852 346988 351042 351118 Enrekang 182967 185527 188070 190576 190248 Luwu 316141 320205 324229 328180 332482 Tana Toraja 444339 452663 461012 240249 221081 Luwu Utara 297392 305468 313674 321979 287472 Luwu Timur 218063 224383 230821 237354 243069 Toraja Utara - - - 229090 216762 Makassar 1216746 1235239 1253656 1271870 1338663 Pare Pare 115008 116309 117591 118842 129262 Palopo 133293 137595 141996 146482 147932
Sulawesi Selatan 7595000 7700255 7805024 7908519 8034776
Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)
Dengan penduduk yang mencapai 8034776 jiwa pada tahun 2010 tentunya akan
menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan air minum
Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2010
KabupatenKota
PendudukRumah Tangga
Kepulauan Selayar 122055 30743Bulukumba 394560 95654Bantaeng 176699 43438Jeneponto 342700 77674Takalar 269603 62381Gowa 652941 150438Sinjai 228879 51230Maros 319002 71109Pangkep 305737 68493Barru 165983 39492Bone 717682 162418Soppeng 223826 56305Wajo 385109 92674
KabupatenKota
PendudukRumah Tangga
Sidrap 271911 64235Pinrang 351118 81918Enrekang 190248 42593Luwu 332482 72302Tana Toraja 221081 50353Luwu Utara 287472 67328Luwu Timur 243069 56178Toraja Utara 216762 46999Makassar 1338663 303006Pare Pare 129262 28889Palopo 147932 32218
2010 8034776 18480682009 7908519 1865662
Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)
Tingkat pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Sulawesi Selatan
baru mencapai 5837 dari seluruh penduduk perkotaan (2349775) yang ada di
23 kabupatenkota Sementara itu cakupan pelayanan air minum pada Ibu Kota
Kecamatan (IKK) dengan jumlah penduduk 866676 jiwa di Sulsel baru terlayani
sekitar 212441 jiwa (2461) Dari 222 IKK yang ada baru 87 IKK yang
memiliki sistem pelayanan air minum perdesaan sedangkan sisanya yaitu 135 IKK
masih menggunakan sistem non perpipaan Sedangkan tingkat pelayanan air
minum pada daerah perdesaan di Sulawesi Selatan baru mencapai 1196 dari
seluruh penduduk perdesaan 4338054 jiwa Sisanya dipenuhi melalui sistem non
perpipaan baik yang terlindungi maupun tidak terlindungi Dari seluruh desa yang
ada terdapat desa rawan air minum sebesar 1696 desa yang tersebar pada 23
kabupatenkota
Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010
KabupatenKota
Air Dalam KemasanIsi Ulang
Leding MembeliEcera
n
Pompa Air
Sumur Terlindung
Sumur Tak Terlindung
Mata Air Terlindung
Mata Air Tak Terlindung
Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596
2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798
2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan
pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan
terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas
Kuantitas dan Kontinuitas (K3)
Tujuan
Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses
penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta
melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota
sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang
berlaku
Sasaran
Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang
menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang
diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014
Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM
Acuan Normatif Utama
Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana
Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif
utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Acuan Normatif Pendukung
Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM
sebagai berikut
SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air
SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air
SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka
SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air
SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu
SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air
RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan
dalam
Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam
penyusunan RI-SPAM
Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh
kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan
SPAM melalui APBN TA 2014
Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap
usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Memperhatikan hal-hal di atas pada Tahun Anggaran 2012 Satuan Kerja
Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum Provinsi Sulawesi Selatan
melalui pendanaan rupiah murni melaksanakan kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan Secara umum konsultan advisori ini akan melakukan
pendampingan penyusunan Rencana Induk SPAM kabupatenkota dan melakukan
review terhadap kesiapan dokumen perencanaan teknis pengembangan SPAM
yang diusulkan untuk dilaksanakan dan dibiayai melalui APBN pada TA 2014
Provinsi Sulawesi Selatan terletak di 0deg12 - 8deg Lintang Selatan dan
116deg48 - 122deg36 Bujur Timur Luas wilayahnya 6248254 kmsup2 Provinsi ini
berbatasan dengan Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat di utara Teluk Bone dan
Sulawesi Tenggara di timur Selat Makassar di barat dan Laut Flores di selatan
Jumlah Penduduk menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2006 ndash 2010
KabupatenKota Jumlah Penduduk - Number of PopulationRegencyCity 2006 2007 2008 2009 2010
Kep Selayar 115908 117860 119811 121749 122055 Bulukumba 381874 386239 390543 394746 394560 Bantaeng 170049 171468 172849 174176 176699 Jeneponto 328343 330379 332334 334175 342700 Takalar 249348 252270 255154 257974 269603 Gowa 583021 594423 605876 617317 652941 Sinjai 221064 223522 225943 228304 228879 Maros 296071 299662 303211 306687 319002 Pangkep 287838 291506 295137 298701 305737 Barru 159090 160428 161732 162985 165983 Bone 693089 699474 705717 711748 717682 Soppeng 226804 228181 229502 230744 223826 Wajo 373067 375833 378512 381066 385109 Sidrap 246816 248769 250666 252483 271911 Pinrang 338669 342852 346988 351042 351118 Enrekang 182967 185527 188070 190576 190248 Luwu 316141 320205 324229 328180 332482 Tana Toraja 444339 452663 461012 240249 221081 Luwu Utara 297392 305468 313674 321979 287472 Luwu Timur 218063 224383 230821 237354 243069 Toraja Utara - - - 229090 216762 Makassar 1216746 1235239 1253656 1271870 1338663 Pare Pare 115008 116309 117591 118842 129262 Palopo 133293 137595 141996 146482 147932
Sulawesi Selatan 7595000 7700255 7805024 7908519 8034776
Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)
Dengan penduduk yang mencapai 8034776 jiwa pada tahun 2010 tentunya akan
menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan air minum
Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2010
KabupatenKota
PendudukRumah Tangga
Kepulauan Selayar 122055 30743Bulukumba 394560 95654Bantaeng 176699 43438Jeneponto 342700 77674Takalar 269603 62381Gowa 652941 150438Sinjai 228879 51230Maros 319002 71109Pangkep 305737 68493Barru 165983 39492Bone 717682 162418Soppeng 223826 56305Wajo 385109 92674
KabupatenKota
PendudukRumah Tangga
Sidrap 271911 64235Pinrang 351118 81918Enrekang 190248 42593Luwu 332482 72302Tana Toraja 221081 50353Luwu Utara 287472 67328Luwu Timur 243069 56178Toraja Utara 216762 46999Makassar 1338663 303006Pare Pare 129262 28889Palopo 147932 32218
2010 8034776 18480682009 7908519 1865662
Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)
Tingkat pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Sulawesi Selatan
baru mencapai 5837 dari seluruh penduduk perkotaan (2349775) yang ada di
23 kabupatenkota Sementara itu cakupan pelayanan air minum pada Ibu Kota
Kecamatan (IKK) dengan jumlah penduduk 866676 jiwa di Sulsel baru terlayani
sekitar 212441 jiwa (2461) Dari 222 IKK yang ada baru 87 IKK yang
memiliki sistem pelayanan air minum perdesaan sedangkan sisanya yaitu 135 IKK
masih menggunakan sistem non perpipaan Sedangkan tingkat pelayanan air
minum pada daerah perdesaan di Sulawesi Selatan baru mencapai 1196 dari
seluruh penduduk perdesaan 4338054 jiwa Sisanya dipenuhi melalui sistem non
perpipaan baik yang terlindungi maupun tidak terlindungi Dari seluruh desa yang
ada terdapat desa rawan air minum sebesar 1696 desa yang tersebar pada 23
kabupatenkota
Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010
KabupatenKota
Air Dalam KemasanIsi Ulang
Leding MembeliEcera
n
Pompa Air
Sumur Terlindung
Sumur Tak Terlindung
Mata Air Terlindung
Mata Air Tak Terlindung
Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596
2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798
2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan
pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan
terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas
Kuantitas dan Kontinuitas (K3)
Tujuan
Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses
penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta
melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota
sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang
berlaku
Sasaran
Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang
menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang
diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014
Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM
Acuan Normatif Utama
Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana
Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif
utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Acuan Normatif Pendukung
Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM
sebagai berikut
SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air
SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air
SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka
SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air
SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu
SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air
RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan
dalam
Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam
penyusunan RI-SPAM
Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh
kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan
SPAM melalui APBN TA 2014
Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap
usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Dengan penduduk yang mencapai 8034776 jiwa pada tahun 2010 tentunya akan
menjadi tantangan sendiri dalam pemenuhan kebutuhan air minum
Jumlah Penduduk Rumah Tangga dan Rata-Rata Anggota Rumah Tangga menurut KabupatenKota di Sulawesi Selatan 2010
KabupatenKota
PendudukRumah Tangga
Kepulauan Selayar 122055 30743Bulukumba 394560 95654Bantaeng 176699 43438Jeneponto 342700 77674Takalar 269603 62381Gowa 652941 150438Sinjai 228879 51230Maros 319002 71109Pangkep 305737 68493Barru 165983 39492Bone 717682 162418Soppeng 223826 56305Wajo 385109 92674
KabupatenKota
PendudukRumah Tangga
Sidrap 271911 64235Pinrang 351118 81918Enrekang 190248 42593Luwu 332482 72302Tana Toraja 221081 50353Luwu Utara 287472 67328Luwu Timur 243069 56178Toraja Utara 216762 46999Makassar 1338663 303006Pare Pare 129262 28889Palopo 147932 32218
2010 8034776 18480682009 7908519 1865662
Sumber BPS Provinsi Sulawesi Selatan (DAU dan SP 2010)
Tingkat pelayanan air minum pada daerah perkotaan di Sulawesi Selatan
baru mencapai 5837 dari seluruh penduduk perkotaan (2349775) yang ada di
23 kabupatenkota Sementara itu cakupan pelayanan air minum pada Ibu Kota
Kecamatan (IKK) dengan jumlah penduduk 866676 jiwa di Sulsel baru terlayani
sekitar 212441 jiwa (2461) Dari 222 IKK yang ada baru 87 IKK yang
memiliki sistem pelayanan air minum perdesaan sedangkan sisanya yaitu 135 IKK
masih menggunakan sistem non perpipaan Sedangkan tingkat pelayanan air
minum pada daerah perdesaan di Sulawesi Selatan baru mencapai 1196 dari
seluruh penduduk perdesaan 4338054 jiwa Sisanya dipenuhi melalui sistem non
perpipaan baik yang terlindungi maupun tidak terlindungi Dari seluruh desa yang
ada terdapat desa rawan air minum sebesar 1696 desa yang tersebar pada 23
kabupatenkota
Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010
KabupatenKota
Air Dalam KemasanIsi Ulang
Leding MembeliEcera
n
Pompa Air
Sumur Terlindung
Sumur Tak Terlindung
Mata Air Terlindung
Mata Air Tak Terlindung
Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596
2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798
2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan
pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan
terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas
Kuantitas dan Kontinuitas (K3)
Tujuan
Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses
penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta
melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota
sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang
berlaku
Sasaran
Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang
menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang
diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014
Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM
Acuan Normatif Utama
Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana
Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif
utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Acuan Normatif Pendukung
Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM
sebagai berikut
SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air
SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air
SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka
SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air
SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu
SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air
RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan
dalam
Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam
penyusunan RI-SPAM
Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh
kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan
SPAM melalui APBN TA 2014
Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap
usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Jumlah Rumah Tangga Berdasarkan Jenis Sumber Air Minum di Sulawesi Selatan 2010
KabupatenKota
Air Dalam KemasanIsi Ulang
Leding MembeliEcera
n
Pompa Air
Sumur Terlindung
Sumur Tak Terlindung
Mata Air Terlindung
Mata Air Tak Terlindung
Kep Selayar 2457 3321 80 11360 638 12384 - Bulukumba 9079 7374 10215 42061 12163 12400 2042Bantaeng 2167 13942 442 3884 905 21993 170Jeneponto 4363 13466 19594 31601 3764 4884 - Takalar 4839 11623 23652 14536 7850 115 - Gowa 27859 6954 26645 36758 11474 29382 12345Sinjai 3040 6015 1422 16975 5471 13273 3445Maros 15749 7930 2965 15626 7039 6122 5731Pangkep 11465 12011 1774 19209 11723 5172 416Barru 4453 6470 4058 16293 1091 6049 842Bone 10581 10636 27695 55326 21619 30595 2423Soppeng 1923 8002 25383 11644 58 7528 978Wajo 10148 14849 22833 31527 6483 - - Sidrap 4060 6585 40518 8708 336 3586 188Pinrang 12457 4974 36089 17483 5801 - 1236Enrekang 870 4566 3770 4139 1734 17169 7755Luwu 8121 5000 6662 33785 6723 6614 3237Tana Toraja 113 6511 2808 5134 10192 10805 13190Luwu Utara 6111 1652 13837 26369 14462 132 - Luwu Timur 10384 3777 5114 19473 9769 4258 1079Toraja Utara 540 7728 2700 5163 9824 8367 12265Makassar 153612 139381 6836 4931 977 - 488Pare Pare 10563 11142 3356 2902 211 158 - Palopo 8305 15123 577 1535 3167 3140 596
2010 323259 329032 289025 436422 153474 204126 684262009 158991 399228 318625 452209 193040 180886 114 798
2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan
pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan
terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas
Kuantitas dan Kontinuitas (K3)
Tujuan
Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses
penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta
melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota
sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang
berlaku
Sasaran
Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang
menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang
diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014
Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM
Acuan Normatif Utama
Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana
Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif
utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Acuan Normatif Pendukung
Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM
sebagai berikut
SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air
SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air
SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka
SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air
SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu
SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air
RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan
dalam
Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam
penyusunan RI-SPAM
Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh
kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan
SPAM melalui APBN TA 2014
Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap
usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
2008 126122 371160 307835 442192 220158 131190 128 131
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan
pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan
terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas
Kuantitas dan Kontinuitas (K3)
Tujuan
Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses
penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta
melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota
sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang
berlaku
Sasaran
Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang
menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang
diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014
Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM
Acuan Normatif Utama
Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana
Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif
utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Acuan Normatif Pendukung
Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM
sebagai berikut
SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air
SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air
SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka
SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air
SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu
SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air
RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan
dalam
Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam
penyusunan RI-SPAM
Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh
kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan
SPAM melalui APBN TA 2014
Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap
usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Maksud dan Tujuan
Maksud
Maksud dari kegiatan advisory adalah menghasilkan perencanaan
pengembangan SPAM kabupatenkota yang menyeluruh berkelanjutan dan
terarah sehingga diperoleh pelayanan air minum yang memenuhi standar Kualitas
Kuantitas dan Kontinuitas (K3)
Tujuan
Melakukan pendampingan kepada pemerintah daerah dalam proses
penyusunan dokumen Rencana Induk Pengembangan SPAM (RI-SPAM) serta
melakukan review terhadap dokumen rencana teknis yang dibuat kabupatenkota
sehingga memenuhi persyaratan dan kualitas dokumen rencana teknis yang
berlaku
Sasaran
Sasaran pendampingan penyusunan RI-SPAM adalah kabupatenkota yang
menyusun RI-SPAM pada TA 2013 dan untuk review Rencana Teknis dilakukan
terhadap kegiatan-kegiatan pembangunan SPAM di kabupatenkota yang
diusulkan untuk dibiayai oleh APBN pada TA 2014
Landasan Hukum Penyusunan RI-SPAM
Acuan Normatif Utama
Dalam pelaksanaan kegiatan Pendampingan Penyusunan Perda dan Rencana
Induk Pengembangan SPAM tidak terlepas dari beberapa acuan normatif
utama yang harus dijadikan landasan berpijak dalam penyusunannya yakni
Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahanan Daerah
Undang-undang No 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
Undang-Undang No 18 Tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi
Peraturan Pemerintah No 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan
Sistem Penyediaan Air Minum
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10PRTM2007 tentang
Penyelenggaraan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum
(SPAM)
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Acuan Normatif Pendukung
Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM
sebagai berikut
SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air
SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air
SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka
SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air
SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu
SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air
RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan
dalam
Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam
penyusunan RI-SPAM
Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh
kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan
SPAM melalui APBN TA 2014
Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap
usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 Tahun 2006 tentang Pedoman
Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan
Daerah Air Minum
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002 tentang
Persyaratan Kualitas Air Minum
Acuan Normatif Pendukung
Sedangkan acuan normatif pendukung yang berkaitan dengan RIP-SPAM
sebagai berikut
SNI 03-6859-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Rasa Dalam Air
SNI 03-6860-2002 tentang Metoda Pengujian Angka Bau dalam Air
SNI 03-2414-1991 tentang Metode Pengukuran Debit Sungai dan
Saluran Terbuka
SNI 06-2412-1991 tentang Metode Pengambilan Contoh Uji Kualitas
Air
SNI 19-1141-1989 tentang Cara Uji Suhu
SK SNI M-03-1989-F tentang Metode Pengujian Kualitas Fisika Air
RSNI T-01-2003 tentang Tata Cara Perencanaan Plambing
Ruang Lingkup Pekerjaan
Secara garis besar ruang lingkup kegiatan Konsultan Advisory
Perencanaan ini adalah membantu Kasatker PKPAM Provinsi Sulawesi Selatan
dalam
Melakukan pendampingan kepada Pemerintah KabupatenKota dalam
penyusunan RI-SPAM
Melakukan review terhadap dokumen Rencana Teknis yang dibuat oleh
kabupatenkota yang diusulkan untuk mendapat pembiayaan pembangunan
SPAM melalui APBN TA 2014
Menginventarisasi dan menelaah kelengkapan readiness criteria setiap
usulan kegiatan pembangunan SPAM TA 2014
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Secara rinci ruang lingkup Konsultan Advisory Perencanaan sebagai berikut
Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Melakukan pemutakhiran data kabupatenkota yang sudah mempunyai
dokumen RI-SPAM
Melakukan pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-
SPAM pada TA 2012 sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai
dengan muatan yang disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007
Kegiatan pendampingan meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh
RI-SPAM pendampingan proses penyusunan dan rekomendasi tindak
lanjut terhadap kendala yang dihadapi selama proses penyusunan RI-
SPAM
Melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen
Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi koordinasi penyamaan standar
substansi dan sistematika penyusunan serta koordinasi untuk proses
konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Review Dokumen Rencana Teknis
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
1 Rancangan detail kegiatan
2 Perhitungan dan gambar teknis
3 Spesifikasi teknis
4 Rencana anggaran biaya
5 Analisis harga satuan
6 Tahapan dan jadwal pelaksanaan
7 Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
Kesiapan program dalam RPIJM
Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
Kesiapan lahan
Kesiapan sumber air baku
Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
Kesiapan lembaga pengelola
Keluaran (Output)
Keluaran yang diharapkan dari kegiatan ini adalah
Laporan hasil pendampingan penyusunan RI-SPAM KabupatenKota
meliputi jumlah dan nama kabupatenkota yang didampingi hasil evaluasi
terhadap dokumen RI-SPAM yang disusun copy dokumen RI-SPAM yang
disusun
Dokumen Rencana Teknis yang telah direview
Hasil inventarisasi dan penelaahan kelengkapan readiness criteria usulan
pembangunan SPAM TA 2013
Klasifikasi Kabupaten
Klasifikasi Perkotaan
Kota Metro Kawasan metropolitan adalah kawasan perkotaan yang
terdiri atas sebuah kawasan perkotaan yang berdiri sendiri atau kawasan
perkotaan inti dengan kawasan perkotaan di sekitarnya yang saling memiliki
keterkaitan fungsional yang dihubungkan dengan sistem jaringan prasarana
wilayah yang terintegrasi dengan jumlah penduduk secara keseluruhan
sekurang-kurangnya 1000000 (satu juta) jiwa (UU Nomor 26 Tahun
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
2007)
Kawasan Perdesaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan pelayanan jasa
pemerintahan pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi
Kawasan Perkotaan Adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama
buka pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman
perkotaan pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan pelayanan
sosial dan kegiatan ekonomi
Tabel 1 Klasifikasi Kota berdasarkan Jumlah Penduduk
No Klasifikasi Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Kota Besar 500 rb ndash 1 Juta2 Kota Sedang 100 rb ndash 500 rb3 Kota Kecil Kurang dari 100 rb
Tabel 2 Matriks Kriteria Utama Penyusunan Rencana Induk Pengembangan SPAM untuk Berbagai Klasifikasi Kota
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang Kecil
I Jenis Perencanaan
Rencana Induk
Rencana Induk
Rencana Induk
-
II HorisonPerencanaan
20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun 15-20 tahun
III Sumber Air Baku
Investigasi Investigasi Identifikasi Identifikasi
IV Pelaksana Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
Penyedia jasapenyelenggarapemerintahdaerah
V PeninjauanUlang
Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun Per 5 tahun
VI Penanggungjawab
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
PenyelenggaraPemerintahDaerah
VII Sumber Pendanaan
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
- Hibah LN- Pinjaman
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
NoKriteria Teknis
Jenis KotaMetro Besar Sedang KecilLN
- Pinjaman DN
- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
LN- Pinjaman
DN- APBD- PDAM- Swasta
Klasifikasi RI-SPAM
Adapun jenis Rencana induk pengembangan SPAM dapat berupa
Rencana induk pengembangan SPAM di Dalam Satu Wilayah Administrasi
Kabupaten atau Kota Rencana induk pengembangan SPAM di dalam satu
wilayah administrasi kabupaten atau kota ini mencakup wilayah pelayanan air
minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan yang
terdapat di dalam satu wilayah administrasi kabupaten atau kota
Rencana induk pengembangan SPAM Lintas Kabupaten danatau Kota
Rencana induk pengembangan SPAM lintas kabupaten danatau kota
mencakup wilayah pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan
bukan jaringan perpipaan yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah
administrasi kabupaten danatau kota dalam satu provinsi
Rencana induk pengembangan SPAM lintas provinsi mencakup wilayah
pelayanan air minum melalui jaringan perpipaan dan bukan jaringan perpipaan
yang terdapat di dalam lebih dari satu wilayah administrasi kabupaten
danatau kota serta di dalam lebih dari satu provinsi
Standar Kebutuhan Air
Kebutuhan air total dihitung berdasarkan jumlah pemakai air yang telah
diproyeksikan untuk 5 ndash 10 tahun mendatang dan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambah 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
a Hitung Kebutuhan air dengan persamaan sebagai berikut
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Q = P x q
Qmd = Q x fmd
Dengan pengertian sebagai berikut
Qmd = Kebutuhan air (literhari)
q = Konsumsi air per orang per hari (literoranghari)
p = Jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105 ndash 115)
b Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Qt = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Qt = Kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air 20 (literhari)
c Bandingkan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencukupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air
baku lain
Alokasi dan Prosentase Pelayanan
No Uraian Prosentase Pelayanan Tingkat Pelayanan1 Hidran
UmumTergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 20-40 daerah pelayanan
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 50-100 jiwaHU
2 Sambungan Rumah
Tergantung dari hasil studi dan kebijakan daerah yaitu berkisar antara 60-80 pelayanan
Tingkat pemakaian air berdasarkan kategori kota yaitu Metropolitan 190 lorghari Kota Besar 170 lorghari Kota Sedang 150 lorghari Kota Kecil 130 lorghari Kecamatan 100 lorghariDengan perkiraan 1 SR melayani 4-6 jiwa
3 Pemadam Kebutuhan pemadam
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
kebakaran kebakaran diambil 20 dari kapasitas reservoir atau 5 dari kebutuhan domestik
Domestik
Tingkat pemakaian air bersih air bersih secara umum ditentukan berdasarkan
kebutuhan manusia untuk kehidupan sehari-hari Menurut Bank Dunia
kebutuhan manusia akan air dimulai dengan kebutuhan untuk minum samapai
pada kebutuhan untuk sanitasi Kebutuhan air minum untuk setiap tingkatan
kebutuhan diilustrasikan pada gambar dibawah ini Kriteria desain
perencanaan prasarana air minum ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
minimum untuk minum dan masak serta untuk mandi jika kapasitas sumber
air baku mencukupi yaitu sebesar 20 -30 literoranghari
Piramida Kebutuhan Air Bersih
Tingkat Pemakaian Air Rumah Tangga Sesuai Kategori Kota
No Kategori Kota Jumlah Penduduk SistemTingkat Pemakaian Air
(Lhari)1 Kota Metropolitan gt 1000000 Non Standar 190
2 Kota Besar500000 ndash 1000000
Non Standar 170
3 Kota Sedang 100000 ndash 500000 Non Standar 1504 Kota Kecil 20000 ndash 100000 Standar BNA 1305 Kota Kecamatan lt 20000 Standar IKK 100
6Kota Pusat Pertumbuhan
lt 3000 Standar DPP 30
Sumber SK-SNI Air Minum
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Non Domestik
Kebutuhan air non domestik ditentukan oleh banyaknya konsumen non
domestik Kegiatan non domestik adalah kegiatan penunjang kota yang terdiri
dari kegiatan komersial berupa industri perkantoran perniagaan dan kegiatan
sosial seperti sekolah rumah sakit dan tempat-tempat ibadah
Untuk memprediksi perkembangan kebutuhan air dasar non domestik perlu
diketahui rencana pengembangan kota dan aktivitasnya Bila tidak diketahui
maka prediksi dapat didasarkan pada satuan ekivalen penduduk dimana
konsumen non domestik dapat dihitung mengikuti perkembangan kebutuhan
air dasar konsumen domestik Tingkat pemakaian air non domestik disajikan
pada Tabel 43
Tingkat Pemakaian Air Non Domestik
No Non Rumah Tangga (fasilitas) Tingkat Pemakaian Air
1 Sekolah 10 literhari
2 Rumah Sakit 200 literhari
3 Puskesmas (05 - 1) m3unithari
4 Peribadatan (05 - 2) m3unithari
5 Kantor (1 - 2) m3unithari
6 Toko (1 - 2) m3unithari
7 Rumah Makan 1 m3unithari
8 HotelLosmen (100 - 150) m3unithari
9 Pasar (6 - 12) m3unithari
10 Industri (05 - 2) m3unithari
11 PelabuhanTerminal (10 - 20) m3unithari
12 SPBU (5 - 20) m3unithari
13 Pertamanan 25 m3unithari
Sumber SK-SNI Air Minum
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Kapasitas Sistem
Sumber
Sumber dapat terdiri dari sistem pengambilanpengumpulan (collection
works) serta dapat dilengkapi sistem pengolahan (purificationtreatment
works)
Sumber air dapat meliputi
Air Hujan (rain water) dengan atap amp cistern (individual) atau
daerah tangkapan air amp reservoir (komunal)
Air Permukaan (surface water) seperti sungai waduk (artificial
reservoir)
Air Tanah (ground water) seperti mata air (spring) sumuran (well)
atau pipa pengambilan (infiltration gallery)
Air Laut (seasalt water)
Pertimbangan dalam menentukan sumber air baku didasarkan pada
beberapa aspek yaitu
1 Kualitas kuantitas dan kontinuitas sumber air
2 Iklim
3 Kemudahan dalam konstruksi intake
4 Kemudahan dalam memperbesar kapasitas intake di masa yang akan
datang
5 Kemudahan pengoperasian
6 Biaya dalam pengolahan air dan perawatan instalasi pengolahan
7 Potensi pencemaran terhadap sumber air
Masalah engineering lainnya adalah aspek kualitas dan kuantitas dari
sumber-sumber tersebut yang menentukan besarnya pengambilan yang
dapat dilakukan serta teknologi pengolahan yang diperlukan
1 Segi Kualitas
Air yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat kualitas
yang menjamin bahwa air tersebut akan aman dikonsumsi oleh
masyarat tanpa khawatir akan terkena penyakit bawaan air
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
2 Segi Kuantitas
Air yang akan dipergunakan harus tersedia dalam jumlah yang
cukup sehingga dapat dipergunakan selama dibutuhkan
Kualitas air baku air minum mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor
82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian
Pencemaran Air Isi dari peraturan dilampirkan
a Intake
Intake merupakan bangunanalat yang berfungsi untuk
1 Mengumpulkan air baku dari sumber untuk menjaga kuantitas
debit air yang dibutuhkan oleh instalasi
2 Menyaring benda-benda kasar dengan menggunakan bar screen
3 Mengambil air baku yang sesuai dengan debit yang diperlukan
oleh instalasi pengolahan yang direncanakan untuk menjaga
kontinuitas penyediaan atau pengambilan air dari sumber
Dalam menentukan lokasi intake dengan sumber air sungai maka
perlu dipertimbangkan beberapa hal yaitu
Kualitas air dan kemungkinan perubahan yang terjadi
Kuantitas air
Minimasi efek-efek negatif
Memiliki akses yang baik untuk perawatan dan perbaikan
Memliki tempat bagi kendaraan
Memungkinkan pertambahan fasilitas di masa mendatang
Efek terhadap kehidupan akuatik yang ada
Kondisi geologis yang baik
Macam-macam intake
1) Direct Intake
Intake jenis ini mungkin dibangun jika sumber air memiliki
kedalaman yang besar seperti sungai dan danau dan apabila
tanggul tahan terhadap erosi dan sedimentasi
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
2) Canal Intake
Ketika air diambil dari kanal ruangan yang terbuat dari batu
dengan lubang dibangun di pinggiran kanal Lubang tersebut
dilengkapi dengan saringan kasar Dari ruangan batu air diambil
menggunakan pipa yang memiliki bell mouth yang dilapisi
dengan tutup hemispherical yang berlubang-lubang Luas daerah
lubang yang terdapat pada penutup adalah satupertiga dari area
hemisphere Karena pembangunan intake di kanal lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan
aliran Hal ini dapat menyebabkan penggerusan tanah oleh
karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi
3) Reservoir Intake
4) Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai
sehingga tinggi muka air yang direncanakan memungkinkan
konstannya debit pengambilan air Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat
mengatasi fluktuasi muka air
b Instalasi Pengolahan Air Minum
Fungsi utama dari instalasi pengolahan air minum adalah untuk
menyediakan air yang aman dan cocok untuk diminum dengan
menjamin kontinuitasnya Air yang aman adalah air yang bebas dari
kontaminan yang dapat menyebabkan penyakit atau mengandung
racun yang berbahaya bagi pengguna air sedangkan air yang cocok
untuk dikonsumsi adalah air yang tidak mengandung parameter-
parameter yang tidak diinginkan seperti warna kekeruhan rasa dan
bau
Instalasi untuk mengolah air baku menjadi air yang dapat dikonsumsi
terdiri dari unit-unit pengolahan yang memiliki fungsi masing-masing
Pemilihan unit-unit ini didasarkan pada parameter-parameter yang
harus disisihkan sesuai dengan hasil pemeriksaan kualitas air
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Hasil akhir dari pengolahan harus memenuhi baku mutu yang
ditetapkan oleh pemerintah Selain dari segi teknis yang harus
diperhatikan juga dalam penentuan unit pada instalasi pengolahan air
minum adalah segi ekonomis dan ketersediaan sumber daya manusia
Penentuan lokasi instalasi pengolahan perlu mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut
Topografi wilayah perencanaan
Kondisi geologi
Kondisi sanitasi lingkungan
Aman dari bencana alam seperti banjir dan gempa
Memiliki akses yang baik
Lokasi yang baik adalah yang dapat memanfaatkan ketinggian sebagai
energi untuk mengalirkan air sehingga dapat meminimalisasi proses
pemompaan
c Pemilihan Unit Pengolahan Air Minum
Pemilihan unit-unit pengolahan yang akan digunakan dalam instalasi
pengolahan air minum tergantung kepada kualitas air baku yang akan
diolah dengan mempertimbangkan segi teknis dan segi ekonomis
1 Kualitas Air
Unit-unit pengolahan dipilih berdasarkan parameter-parameter
kualitas air yang tidak memenuhi baku mutu dan harus
diturunkan Pemilihan ini didasarkan pada mode-lmodel prediksi
pemilihan unit pengolahan air
2 Segi Teknis
Beberapa pertimbangan dari segi teknis adalah
Efisiensi unit-unit pengolahan terhadap parameter yang akan
diturunkan
Fleksibilitas sistem pengolahan terhadap kualitas air yang
berfluktuasi
Kemudahan operasional dan pemeliharaan dalam jangka waktu
yang panjang
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Kemudahan konstruksi
3 Segi Ekonomis
Beberapa pertimbangan dari segi ekonomis adalah
Biaya investasi awal operasional dan pemeliharaan
Luas lahan yang dibutuhkan
Optimalisasi jumlah unit pengolahan untuk menurunkan
parameter kualitas air yang hendak diturunkan
Reservoir
Sistem distribusi air minum terdiri dari jaringan perpipaan dan reservoir
distribusi Reservoir secara umum berarti tempat cadangan air Dalam
sistem distribusi reservoir memiliki tiga fungsi pokok
1 Sebagai penyeimbang aliran
2 Sebagai penyeimbang tekanan
3 Sebagai distributor
Jenis-jenis reservoir berdasarkan perletakannya
1 Reservoir bawah tanah (Ground Reservoir)
Ground reservoir dibangun di bawah tanah atau sejajar dengan
permukaan tanah Reservoir ini digunakan bila head yang dimiliki
mencukupi untuk distribusi air minum Jika kapasitas air yang
didistribusikan tinggi maka diperlukan ground reservoir lebih dari
satu
2 Menara Reservoir (Elevated Reservoir)
Reservoir ini digunakan bila head yang tersedia dengan
menggunakan ground reservoir tidak mencukupi kebutuhan untuk
distribusi Dengan menggunakan elevated reservoir maka air dapat
didistribusikan secara gravitasi Tinggi menara tergantung kepada
head yang dibutuhkan
3 Stand Pipe
Reservoir jenis ini hampir sama dengan elevated reservoir dipakai
sebagai alternatif terakhir bila ground reservoir tidak dapat
diterapkan karena daerah pelayanan datar
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Perlengkapan reservoir yang dibutuhkan adalah inlet outlet overflow
penguras (drain) alat ukur debit fasilitas desinfeksi dan ruang operasi
dengan fungsi masing-masing seperti pada bangunan penangkap mata air
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam merancang reservoir adalah
1 Volume reservoir
Volume ditentukan berdasarkan tingkat pelayanan dengan
memperhatikan fluktuasi pemakaian dalam satu hari di satu kota yang
akan dilayani
2 Tinggi elevasi energi
Elevasi energi reservoir harus bisa melayani seluruh jaringan
distribusi Elevasi energi akan menentukan sistem pengaliran dari
reservoir menuju jaringan distribusi Bila elevasi energi pada reservoir
lebih tinggi dari sistem distribusi maka pengaliran dapat dilakukan
secara gravitasi Untuk kondisi sebaliknya bila elevasi energi
reservoir lebih rendah dari jaringan distribusi maka pengaliran dapat
dilakukan dengan menggunakan pompa
3 Letak reservoir
Reservoir diusahakan terletak di dekat dengan daerah distribusi Bila
topografi daerah distribusi rata maka reservoir dapat diletakkan di
tengah-tengah daerah distribusi Bila topografi naik turun maka
reservoir diusahakan diletakkan pada daerah tinggi sehingga dapat
mengurangi pemakaian pompa dan menghemat biaya
4 Pemakaian pompa
Jumlah pompa dan waktu pemakaian pompa harus bisa mencukupi
kebutuhan pengaliran air
Jenis sumber air baku yang digunakan akan menentukan komponen yang
diperlukan oleh masing-masing infrastruktur Ditinjau dari kelengkapan
pembentuk systemnya komponen-komponen infrakstruktur tersebut
adalah sebagai berikut
a Perlindungan Mata Air (PMA)
Bangunan penangkap mata air (broncaptering)
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersible) untuk PMA system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
b Sumur Air Tanah DalamSedang (SATSD)
Sumur Dalam
Pompa (sentrifungsisubmersial)
Perpipaan
HU
Sumber Daya Listrik
c Instalasi Pengolahan Air Sedrehana (IPAS)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolahan fisikkimia
Perpipaan
Pompa (sentrifugalsubmersial) untuk IPAS system
pemompaan
HU
Sumber Daya Listrik
d Penampung Air Hujan (PAH)
Bangunan penangkap
Bak penampung
Unit pembubuh bahan kimia
Hidran Umum (HU)
e Solusi teknis Lain
Komponen solusi teknis disesuaikan dengan teknologi yang
digunakan diantaranya
Sumur Gali (SG)
Sumur Pompa Tangan (SPT)
Paket Instalasi Pengelolaan Air (IPA)
Bangunan pengambilan air baku
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Unit pengolah fisik kimia
Perpipaan
Pompa (sentrifungs submersible) untuk Ipa system
pemompaan
HU
Sumber daya listrik
Pompa Hidran
Pompa Hidran
Perpompaan
HU
Destilator Surya Atap Kaca (DSAK)
Destilator
Wadah Penampungan
Air yang sudah diolah selanjutnya ditampung dalam Reservoir air bersih
(Treated Water Reservoir) untuk selanjutnya disitribusikan ke
konsumen Reservoir ini diperlukan selain untuk menampung air pada
saat pemakaian minimum dan membantu suplai air pada saat pemakaian
puncak juga pada Reservoir ini dilakukan desinfeksi
Kapasitas Reservoir dihitung berdasarkan debit kebutuhan harian
maksimum dan fluktuasi pemakaian harian
Reservoir distribusi akan dihitung volumenya berdasarkan pemakaian
air maksimum harian dengan asumsi besarnya fluktuasi pemakaian
sebesar plusmn 175
Kriteria Perencanaan
QDisain = Qmaxday
Fluktuasi Pemakaian air per hari = 15 ndash 20
Disediakan zone lumpur dan pipa penguras
Dilengkapi ventilasi udara
Disediakan tanggafasilitas maintenance
Dilengkapi sekat untuk memberikan waktu kontak desinfektan
Dilengkapi pipa overflow
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Detention Time td = 24 jamhari
Metoda Perhitungan
V = 20 x Qmd x td
Dengan
V = Volume air yang dipakai m3
Qmd = Debit kebutuhan maksimum harian m3detik
Td = waktu detensi 86400 detik
Reservoir distribusi air bersih umumnya dibangun dengan material beton
bertulang sehingga biayanya relatif mahal sekarang sudah banyak
terdapat dipasaran reservoir dengan bahan struktur baja dan lainnya
dengan keunggulan-keunggulannya dan sudah diproduksi didalam negeri
oleh karena itu volume Reservoir harus memperhitungkan volume efektif
dan bentuk Reservoir harus bentuk ekonomis
Distribusi
Sistem distribusi (distribution works) terdiri dari suatu reservoir (strorage
tank) dan jaringan perpipaan (piping system) Perencanaan jaringan
perpipaaan distribusi merupakan suatu hal yang sangat penting karena
menyangkut kebutuhan orang banyak akan air bersih
Perencanaan ini merupakan bagian dari tujuan umum pelayanan air bersih
kepada masyarakat dalam mencapai target kuantitas yang mencukupi
kualitas yang baik dan tersedia setiap saat Kapasitas aliran air yang
melalui perpipaan distribusi menggunakan debit pada saat jam puncak
untuk setiap daerah pelayanan Perencanaan sistem jaringan perpipaan
distribusi terdiri atas
1) Perencanaan klasifikasi jaringan perpipaan distribusi
2) Perencanaan jalur perpipaan
3) Pola jaringan perpipaan
4) Sistem Pengaliran
5) Perencanaan jenis dan perlengkapan pipa
6) Penyadapan (tapping)
7) Perencanaan hidrolis jaringan perpipaan
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
8) Perencanaan sistem pemadam kebakaran
9) Perencanaan Reservoir distribusi
a Jaringan Perpipaan Distribusi
Secara umum klasifikasi jaringan perpipaan distribusi terbagi menjadi
2 bagian yaitu
1 Sistem Makro
Sistem makro berfungsi sebagai penghantar jaringan pipa
Jaringan penghantar ini tidak dapat langsung mengalir ke
konsumen karena dapat mengakibatkan penurunan energi yang
sangat besar Sistem ini disebut juga sistem jaringan pipa hantar
atau feeder yang terdiri atas
Pipa induk (primary feeder)
Pipa cabang (secondary feeder)
Pipa induk merupakan pipa distribusi yang memiliki jangkauan
yang paling jauh dengan diameter yang paling besar Pipa ini
melayani dan menghubungkan daerah-daerah (blok-blok) dalam
kota dan di setiap blok umumnya memiliki satu atau dua
penyadap (tap) yang kemudian dihubungkan dengan pipa cabang
Hubungan ini dikenal sebagai tapping
2 Sistem Mikro
Sistem mikro adalah sistem yang berfungsi sebagai pipa
pelayanan untuk mendistribusikan air ke rumah-rumah dan
bersumber pada pipa sekunder Sistem mikro dapat membentuk
jaringan pelayanan Sistem ini merupakan sistem jaringan pipa
pelayanan yang terdiri atas
Small distribution mains (pipa pelayanan utama)
Pipa pelayanan ke rumah-rumah (house connection)
Dalam merencanakan jalur perpipaan distribusi untuk melayani
suatu daerah tertentu sedapat mungkin jalur yang dibuat
mendekati kondisi yang optimum dimana diharapkan
1 Pemakaian energi yang seminimal mungkin di dalam
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
pengoperasian
2 Mudah dalam pemasangan pemeliharaan dan
pengoperasiaannya (secara teknis semua mudah
dikerjakan)
3 Biaya yang sekecil-kecilnya dalam hal jumlah pipa dan
diameter pipa (diusahakan jalur terpendek)
4 Memenuhi syarat-syarat hidrolik untuk mendapat
keuntungan
Untuk memperoleh kondisi optimum tersebut maka perlu
diperhatikan beberapa hal diantaranya
1 Memperhatikan keadaan profil muka tanah di daerah
perencanaan Diusahakan untuk menghindari penempatan
jalur pipa yang sulit dan diusahakan juga untuk memilih
lokasi penempatan jalur pipa yang tidak terlalu banyak
membutuhkan perlengkapan
2 Menghindari belokan tajam (horisontal dan vertikal) dan
syphon pada aliran air di atas garis hidrolik
3 Diusahakan agar pipa yang direncanakan tidak melintasi
sungai rel kereta api dan jalan raya untuk memudahkan di
dalam pengerjaan
4 Menghindari tempat-tempat yang memungkinkan terjadinya
kontaminasi selama pengaliran
5 Jalur pipa sebaiknya ditempatkan pada tanah milik
pemerintah atau dipinggir jalan umum
6 Menghindari tempat-tempat yang kurang stabil (mungkin
sering longsor) yang dapat menyebabkan perubahan
tekanan dari luar terhadap pipa agar pipa tidak cepat rusak
atau tidak pecah
7 Diusahakan pengaliran dilakukan secara gravitasi untuk
menghindari penggunaan pompa
b Pola Jaringan Pipa
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Dalam eede system pola jaringan pipa distribusi air bersih secara
umum dapat dibagi menjadi dua pola utama yaitu
1 Sistem cabang
2 Sistem loop ring
Pemilihan sistem yang digunakan ditentukan oleh
Letak dan kondisi topografi daerah pelayanan
Pola jaringan jalan
Tingkat dan jenis perkembangan daerah
Luas daerah pelayanan
Pola cabang berbentuk seperti gambar pohon dengan cabang-
cabangnya Sistem ini memiliki pipa induk yang semakin mengecil
kearah hilirnya Sistem cabang memiliki ciri-ciri arah aliran satu arah
degradasi ukuran diameter pipa terlihat jelas dan aliran berakhir pada
titik-titik mati (dead end) Pola sistem cabang ini banyak diterapkan
pada daerah perkotaan yang berkembang pesat dan pada daerah yang
memiliki kondisi topografi berbukit Pola sistem cabang memiliki
keuntungan dan kelemahan
Keuntungan sistem cabang
Relatif lebih murah dan ekonomis
Perhitungan sistem lebih mudah
Tekanan dapat dibuat relatif sama
Kelemahan sistem cabang
o Bila ada bagian pipa yang terputus maka akan ada daerah yang
tidak mendapat aliran akibat adanya aliran yang satu arah
o Bila terjadi penggunaan air yang berlebihan pada suatu daerah
cenderung akan mempengaruhi pelayanan air di daerah lain
(misalnya pada saat terjadi kebakaran)
o Tidak atau kurang fleksibel terhadap penambahan beban
Pola sistem loop memiliki ciri-ciri arah aliran yang tidak satu arah
tidak memiliki titik-titik mati dan ukuran atau dimensi pipa relatif
sama Sistem ini sangat baik digunakan untuk daerah yang relatif datar
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
dan luas juga untuk daerah yang memiliki pola jaringan jalan yang
saling berhubungan satu sama lain dan pola pengembangan kota yang
menyebar ke segala arah
Keuntungan sistem loop
o Bila ada pipa yang terputus maka hanya akan mempengaruhi jalur
air pada pipa saja
o Bila suatu titik dalam suatu daerah terdapat kebutuhan air yang
besar maka arah aliran air akan berubah dan mensuplai titik
tersebut
o Sistem loop dapat mengantisipasi tekanan akibat adanya variasi
konsumsi air di suatu daerah pelayanan maupun adanya
penambahan jumlah sambungan pada jalur pipa yang telah ada
o Gangguan lebih sedikit
Kelemahan sistem loop
o Biaya investasi pembangunan yang harus disediakan lebih besar
(relatif mahal)
o Perhitungan sistem lebih rumit karena membutuhkan perhitungan
khusus untuk mengontrol tekanan
Pola gabungan antara sistem cabang dan sistem loop juga dapat
diterapkan pada suatu daerah pelayanan yang sedang berkembang
yang memiliki pola jalan yang tidak berhubungan pola
pengembangan yang tidak teratur dan sesuai untuk diterapkan pada
daerah yang memiliki elevasi yang sangat bervariasi
c Sistem Pengaliran
Sistem pengaliran air bersih hingga ke konsumen dapat dilakukan
dengan beberapa cara antara lain
1 Sistem gravitasi
Sistem gravitasi memungkinkan untuk digunakan apabila elevasi
sumber air atau reservoir distribusi lebih tinggi dibandingkan dengan
daerah pelayanan sehingga tekanannya cukup untuk mengalirkan air
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
hingga ke daerah penduduk yang berada paling ujung dari daerah
pelayanan
2 Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan memungkinkan untuk digunakan pada daerah
pelayanan yang terletak pada elevasi yang lebih tinggi dari sumber air
atau reservoir distribusi Pada sistem ini digunakan pompa untuk
mendorong air ke daerah pelayanan Keuntungan pengaliran dengan
sistem pemompaan adalah zona pelayanan lebih besar pengaliran
lebih jauh dan headnya bisa mencapai 50-60 m
3 Sistem gravitasi dan Pemompaan
Sistem ini merupakan gabungan dari sistem pengaliran secara
gravitasi dan pemompaan Pompa digunakan bukan hanya untuk
mengalirkan air ke daerah pelayanan tetapi juga untuk mengisi
reservoir distribusi
Sistem jaringan distribusi dirancang sedemikian rupa untuk
memudahkan pengendalian kebocoran pengukuran tekanan
pengukuran debit air serta pengukuran kualitas Untuk itu jaringan
distribusi harus dibuat sistem zoning yang dilengkapi dengan alat
pengukur debit aliran dan tekanan serta tapping point untuk
pengambilan sampel kualitas air
Pipa Distrribusi yang akan digunakan adalah jenis pipa PE 100
dengan Nominal Pressure 10 Bar Pengaliran Air bersih ke konsumen
dilakukan dengan menggunakan sistem jaringan perpipaan
Pengaliran air dalam pipa dapat dilakukan secara gravitasi atau
dengan pompa
Untuk memastikan apakah pengaliran air dilakukan secara gravitasi
atau pompa perlu terlebih dahulu diketahui perbedaan elevasi antara
unit produksi dengan daerah pelayanan Oleh karena itu diperlukan
pengukuran topografi sepanjang jalur pipa distribusi
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Jaringan pipa distribusi pelayanan air harus dapat mengalirkan air
bersih dengan debit sesuai kebutuhan jam puncak (kebutuhan peak)
dan tekanan pada setiap tapping pelayanan minimal 10 mka
Jenis pipa yang digunakan sebagai pipa distribusi harus disesuaikan
dengan kondisi daerah pelayanan dan kondisi sepanjang jalur pipa
A Jaringan Primer
I Kriteria Desain Jaringan
Kriteria yang digunakan untuk perhitungan jaringan distribusi
adalah sebagai berikut
a Q Jam puncak = 15 ndash 20 kebutuhan rata-rata harian
b Koefisien gesekan sesuai dengan jenis pipa = 130
untuk HDPE 120 untuk pipa PVC dan 110 untuk pipa
bajaDCI
c V 06 - 3 mdetik
II Sistem Jaringan Distribusi Utama [JDU]
Sistem distribusi primer didefinisikan sebagai diameter pipa
utama berdiameter lebih dari 150 - 300 mm Ukuran pipa ini
diperhitungkan berdasarkan proyeksi kebutuhan air minum
dan alokasinya pada setiap area yang ada di wilayah
pelayanan
B Sistem Jaringan Pipa Sekunder dan Tersier
I Umum
Diameter jaringan pipa distribusi sekunder adalah ND 150 ndash
250 mm Untuk pipa pemadam kebakaran atau hidran
kebakaran (ND 100 mm) akan disambungkan langsung pada
pipa berdiameter ND ge 100 mm Pemasangan katup-katup
pada jaringan pipa distribusi disesuaikan kondisi setempat
II Kriteria
Panjang pipa sekunder dan tersier dihitung berdasarkan fungsi
beberapa sambungan yang harus dipasang Dalam Studi
Kelayakan ini tiap daerah yang akan dilayani memiliki
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
kepadatan penduduk yang berbeda-beda Panjang rata-rata
pipa sekuder tersier dan pipa layanan berkisar antara 10
sampai dengan 15 meter per pelanggan Asumsi-asumsi
berikut ini telah disusun sebagai berikut
Asumsi Panjang Pipa Sekunder dan Tersier
Kepadatan penduduk
Service Tertiary Secondary
Total
lt30 ha 11 25 20 15530-50 ha 10 25 20 14550-75 ha 9 20 15 12575-100 ha 8 20 15 115100-150 ha 7 15 10 95gt150 ha 6 15 10 85Rata-rata 85 20 15 12
C Sambungan Langganan
Pelayanan air bersih ke konsumen dapat dilakukan secara
individu atau kelompok Secara individu artinya settiap rumah
mendapat pelayanan air langsung dengan sambungan rumah
yang dilengkapi dengan meter air Jenis pelayanan seperti ini
diterapkan untuk kota dengan tingkat kepadatan bangunan relatif
tinggi sedangkan untuk daerah pelayanan dengan tingkat
kepadatan bangunan relatif rendah dimana daerah kosong
(Blank Areas) banyak maka pelayanan yang dipakai berupa
pelayanan secara kelompok yaitu dengan Hidran Umum (HU)
atau Kran Umum (KU)
Penempatan HU atau KU didasarkan hasil survey lapangan
dan survey sosek sehingga penempatan HUKU optimal sesuai
kebutuhan dan dapat menjangkau konsumen
Transmisi
Sistem transmisi (transmission works) merupakan bagian dari sistem
penyediaan air minum yang menyalurkan air dari sumber kepada sistem
distribusi Lokasi sumber akan menentukan panjang dan sistem pengaliran
dari sistem transmisi
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Saluran transmisi terbagi atas beberapa jenis saluran yaitu
a Saluran terbuka
Saluran terbuka merupakan saluran yang bekerja di bawah pengaruh
gravitasi dan memiliki penampang saluran yang berhubungan langsung
dengan udara bebas Contoh sungai
b Saluran tertutup
Saluran tertutup merupakan saluran yang bekerja akibat tekanan tertentu
(gravitasi atau pompa) dan memiliki penampang saluran yang tidak
berhubungan langsung dengan udara di atmosfer Contoh saluran
perpipaan
Sistem pengaliran dari sistem tranmisi terbagi atas beberapa jenis yaitu
a Sistem Gravitasi
Sistem gravitasi digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang lebih
tinggi dibandingkan distribusi dan seluruh pipa transmisi berada di bawah
garis HGL dan piezometris
b Sistem Pemompaan
Sistem pemompaan digunakan apabila sumber air memiliki elevasi yang
lebih rendah dibandingkan sistem distribusi atau ada sebagian pipa yang
berada di bawah garis HGL dan piezometris Sistem ini memerlukan biaya
yang lebih mahal dibandingkan sistem gravitasi
Dalam perencanaan sistem transmisi terdapat beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan diantaranya yaitu
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang menguntungkan
dari segi konstruksi hambatan dan tekanan
Pipa transmisi harus diletakkan pada lokasi yang mudah dikontrol
misal di tanah negara dan mengikuti jalan raya
Pipa transmisi diletakkan pada permukaan yang paling sedikit
memerlukan perlengkapan saluran agar biaya yang diperlukan
tidak tinggi
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
Dalam perencanaan suatu sistem penyediaan air bersih dikenal istilah
fluktuasi pemakaian air Data tentang fluktuasi pemakaian air bersih ini
merupakan data yang sangat penting Hal ini dikarenakan kapasitas sistem
harus mencukupi untuk mengatasi kebutuhan air saat hari maksimum
maupun pada jam puncak Data fluktuasi pemakaian air bersih juga dapat
digunakan untuk menghitung kapasitas dari bak penampung atau reservoir
Fluktuasi pemakaian ini dapat dibedakan menjadi dua (2) jenis yaitu
fluktuasi pemakaian pada waktu hari maksimum dan pada saat jam
puncak Fluktuasi pemakaian air bersih di tiap daerah dapat berbeda-beda
dipengaruhi hal berikut
1048707 Kebiasaan konsumen dalam penggunaan air
1048707 Tingkat sosial ekonomi di daerah pelayanan
Untuk menghitung kebutuhan air bersih diperlukan pula angka faktor
pengali tertentu yaitu faktor maksimum harian (fm) dan faktor jam puncak
(fp) sehingga akan diperoleh kebutuhan air maksimum dan kebutuhan air
puncak
Fluktuasi hari maksimum adalah fluktuasi yang dapat terjadi dari hari ke
hari yang bervariasi namun terdapat satu hari dimana pemakaian air lebih
besar dibanding hari lainnya dalam satu tahun tadi Kebutuhan air
maksimum harian dihitung dari kebutuhan rata-rata dikalikan dengan
faktor maksimum harian Faktor ini merupakan perbandingan antara
pemakaian pada hari terbesar dengan pemakaian air rata-rata selama satu
tahun
Besarnya kebutuhan air pada hari maksimum dapat dipengaruhi oleh
1048707 Tingkat ekonomi dan kondisi sosial budaya
Tingkat ekonomi masyarakat berpengaruh terhadap pola penggunaan air
Semakin tinggi tingkat ekonomi masyarakat maka pemakaian air juga akan
bertambah besar dan semakin beragam tingkat sosial budaya masyarakat
begitu pula dengan pemakaian airnya yang menjadi semakin besar
1048707 Iklim
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Iklim akan berpengaruh terhadap fluktuasi pemakaian air Seperti pada
umumnya daerah di Indonesia Kecamatan Malili juga dipengaruhi oleh
dua musim dan perbedaan temperatur yang tidak terlalu besar Namun
demikian tetap terdapat perbedaan pola penggunaan air diantara kedua
musim tersebut dimana pada musim kemarau terjadi kecenderungan
pemakaian air yang lebih besar daripada musim hujan
Jam puncak merupakan jam dimana terjadi pemakaian air terbanyak dalam
24 jam Faktor jam puncak (fp) mempunyai nilai yang berbanding terbalik
dengan jumlah penduduk Semakin tinggi jumlah penduduk maka
besarnya faktor jam puncak akan semakin kecil Hal ini terjadi karena
dengan bertambahnya jumlah penduduk maka aktivitas penduduk tersebut
pun akan semakin beragam sehingga fluktuasi pemakaian akan semakin
kecil pula Faktor lain yang juga dapat mempengaruhi kebutuhan jam
puncak adalah perkembangan dari kota yang bersangkutan
Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
Kebutuhan rata-rata adalah banyaknya air yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan domestik non domestik dan ditambah dengan
kehilangan air yang dapat dirumuskan sebagai berikut
Qrh=Qdom+Qnondom+Q kebocoran (5)
Dimana Qrh = Kebutuhan air rata-rata harian
Qdom = Kebutuhan air domestik
Qnondom = Kebutuhan air non domestik
Qkebocoran = Kehilangan air karena kebocoran
= 20 - 30 x ( Qdom + Qnondom )
Kebutuhan Maksimum (Qmax)
Kebutuhan maksimum adalah banyaknya air yang diperlukan terbesar
pada sustu hari dalam satu tahun dan berdasarkan pada Qrh Untuk
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
menghitung Qhm diperlukan faktor fluktuasi kebutuhan air maksimum
yang dapat dituliskan dalam rumus sebagai berikut
Qhm=f hm xQ rh (6)
Dimana Qhm = Kebutuhan air hari maksimum
fhm = Faktor harian maksimum (110 - 120 )
Kebutuhan Puncak (Qpeak)
Adalah banyaknya kebutuhan air terbesar pada saat jam tertentu dalam
satu hari Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut
Q jm=f jm xQrh (7)
Dimana Qjm = Kebutuhan air jam maksimum
fjm = Faktor jam maksimum
Perhitungan Kebutuhan Air
Kebutuhan air toatal di hitung berdasarkan jumlah pemakaian air yang telah
diproyeksikan untuk 5-10 tahun mendatangdan kebutuhan rata-rata setiap
pemakai setelah ditambahkan 20 sebagai faktor kehilangan air (kebocoran)
Kebutuhan total ini dipakai untuk mengetahui apakah sumber air yang dipilih
dapat digunakan Kebutuhan air ditentukan dengan perhitungan sebagai berikut
- Hitung kebutuhan air dengan persamaan berikut
Q = P x q
Qmd = Q x f md
Dengan pengertian
Qmd = kebutuhan air (literhari)
Q = konsumsi air perorang perhari
(literoranghari)
P = jumlah jiwa yang akan dilayani sesuai tahun
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
perencanaan (jiwa)
f = faktor maksimum (105-115)
- Hitung kebutuhan air total dengan persamaan
Q1 = Qmd x 10080
Dengan pengertian
Q1 = kebutuhan air total dengan faktor kehilangan air
20 (literhari)
- Bandingan dengan hasil pengukuran debit sumber air baku apakah dapat
mencakupi kebutuhan ini Jika tidak mencukupi cari alternatif sumber air baku
lain
Klasifikasi Penggunaan Air Minum
Proyeksi kebutuhan air bersih untuk suatu wilayah diperhitungkan dengan
memperhatikan beberapa faktor yang dapat menyebabkan bertambahnya
jumlah kebutuhan air bersih Faktor tersebut adalah
1 Pertambahan jumlah penduduk
2 Tingkat kehidupan dan aktivitas penduduk
3 Keadaan iklim daerah setempat
4 Rencana daerah pelayanan pada tiap tahapan perencanaan dan
kemungkinan perluasannya
5 Keadaan sosial ekonomi daerah setempat
Berdasarkan keadaan daerah setempat sosial ekonomi dan tahapan periode
pelayanan yang direncanakan maka kebutuhan air bersih diklasifikasikan
manjadi
1 Kebutuhan air domestik (rumah tangga) yaitu dari sambungan langsung
dan keran umum
2 Kebutuhan air non domestik
3 Perkiraan kemungkinan kehilangan air
Kebutuhan Air Domestik
Kebutuhan air bersih domestik merupakan kebutuhan air untuk keperluan
rumah tangga baik berupa sambungan langsung maupun keran umum Dalam
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
menghitung jumlah kebutuhan air bersih domestik maka terdapat beberapa
faktor yang perlu diperhatikan Diantaranya adalah
1 Jumlah penduduk
2 Prosentase jumlah penduduk yang akan dilayani
3 Cara pelayanan air
4 Konsumsi pemakaian air
Kebutuhan Air Non Domestik
Kebutuhan air bersih non domestik adalah kebutuhan air untuk melayani
fasilitas-fasilitas kota Fasilitas kota yang direncanakan akan mendapat
pelayanan air bersih di Kecamatan Malili Wotu dan Burau diantaranya adalah
Fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum terdiri atas kantor kelurahan
pos hansip kantor pos pembantu pos pemadam kebakaran parkir umum
MCK dan gedung serbaguna
Fasilitas kesehatan terdiri atas rumah sakit puskesmas pustu dan
polindes
Fasilitas perdagangan pasar umum rumah makan dan warungtoko
Fasilitas peribadatan
Fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau
Kehilangan Air
Kehilangan air adalah selisih antara banyaknya air yang disediakan (water
supply) dengan air yang dikonsumsi (water consumtion) Dalam
kenyataannya kehilangan air dalam suatu perencanaaan sistem distribusi
selalu ada Kehilangan air tersebut dapat bersifat teknis maupun non teknis
Yang bersifat teknis misalnya kebocoran pipa itu sendiri Sedangkan yang
bersifat non teknis misalnya pencurian air dari pipa distribusi
Dalam merencanakan sistem distribusi air minum harus juga diperhitungkan
kebutuhan air untuk kebocoran dengan maksud agar titik-titik pelayanan tetap
dapat terpenuhi kebutuhan airnya Pengertian mengenai kehilangan air ada
tiga macam yaitu
Kehilangan air rencana
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Kehilangan air rencana memang dialokasikan khusus untuk kelancaran
operasi dan pemeliharaan fasilitas faktor ketidak sempurnaan komponen
fasilitas dan hal lain yang direncanakan beban biaya
Kehilangan air insidentil
Penggunaan air yang sifatnya insidentil misalnya penggunaan air yang
tidak dialokasikan khusus seperti pemadam kebakaran
Kehilangan air administratif
Kehilangan air administratif menyangkut aspek penggunaan fasilitas
penyediaan air bersih dan pengelolaannya Hal ini tidak diharapkan dan
harus diusahakan untuk ditekan dengan cara penggunaan dan pengelolaan
fasilitas air bersih secara baik dan benar Kehilangan air percuma ini
terbagi dua yaitu leakage dan wastage Leakage adalah kehilangan air
pada komponen fasilitas yang tidak dikendalikan dengan baik oleh
pengelola sedangkan wastage adalah kehilangan air pada saat pemakaian
fasilitas oleh konsumen Kehilangan air secara administratif dapat
disebabkan oleh
bull Kesalahan pencatatan meteran
bull Kehilangan air akibat sambungan liar
bull Kehilangan akibat kebocoran dan pencurian ilegal
Teknik Pengumpulan Data
Cara yang ditempuh untuk mendapatkan data sebanyak-banyaknya yang
sesuai dengan obyek studi
Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Methode penelitian kepustakaan ini dilakukan dengan cara mencari data yang
dibutuhkan bertalian dengan hal yang akan diteliti Hal ini dimaksudkan tidak
lain supaya tim mempunyai landasan teori atau persepsi tentang hal yang akan
diamati
Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian lapangan dilakukan dengan mempergunakan beberapa teknik
pendekatan antara lain
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
a Diskusi dengan Dinasinstansi terkait Diskusi dengan instansi
terkait dilakukan dengan teknik semi struktur interview
Kunjungan ke instansi dilakukan untuk mengkompilasi data-data
pendukung dalam bentuk laporan bagi penyusunan dokumen
pendampingan rekomendasi dan evaluasi
b Pengumpulan data Data yang dikumpulkan dalam rangka
Pendampingan Penyusunan Peraturan Daerah dan Recana Induk
Sistem Penyediaan Air Minum KabupatenKota di Sulawesi
Selatan adalah jenis data sekunder dan primer Jenis data primer
pengumpulannya dilakukan dengan metode survei yang meliputi
ground-check data dan interview
c Teknik Observasi-Partisipasi yaitu teknik dimana yang digunakan
dengan turut serta pada kegiatan yang diadakan oleh kelompok
masyarakat
d Teknik Interview (Teknik Wawancara) yaitu suatu teknik yang
dilakukan dengan mengadakan Tanya-jawab kepada beberapa
informan pangkal pokok dan informan penunjang yang dapat
dilaksanakan dengan interview terpimpin maupun interview bebas
e Teknik Field Note yaitu suatu teknik yang dilakukan dalam
memperoleh data di lapangan dengan mencatat keseluruhan hal-hal
yang ditemukan baik data tentang informan maupun data-data
tentang keadaan lokasi studi
Prosedur Pendekatan
Prosedur pelaksanaan studi dilakukan sebagai berikut
Tahap persiapan
Pada tahap ini tim membicarakan pembagian tugas dan tanggung jawab serta
pembiayaan dan rescheduling Team leader akan melakukan kordinasi
menyeluruh sementara tenaga ahli akan bertanggung jawab pada bidang masing-
masing Pertemuan ini juga akan menghasilkan jadwal rinci Pada tahap ini akan
disusun Laporan pendahuluan yang berisi kesiapan Tim dalam melakukan studi
Tahap Pendampingan Penyusunan RI-SPAM
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Pada tahapan ini konsultan akan melakukan melakukan pemutakhiran data
kabupatenkota yang sudah mempunyai dokumen RI-SPAM melakukan
pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM pada TA 2012
sehingga dokumen RI-SPAM yang dihasilkan sesuai dengan muatan yang
disebutkan pada Permen PU Nomor 18PRTM2007 Kegiatan pendampingan
meliputi sosialisasi petunjuk teknis dan contoh RI-SPAM pendampingan proses
penyusunan dan rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
selama proses penyusunan RI-SPAM Dan yang terakhir melakukan koordinasi
dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat meliputi
koordinasi penyamaan standar substansi dan sistematika penyusunan serta
koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
Tahap Melakukan Review Terhadap Dokumen SPAM Di Lokasi Studi
Melakukan review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan
penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM dengan yang diatur
dalam Permen PU No 18PRTM2007 tentang Penyelenggaraan
Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum Syarat dan ketentuan
penyusunan DED tersebut minimal harus memuat
Rancangan detail kegiatan
Perhitungan dan gambar teknis
Spesifikasi teknis
Rencana anggaran biaya
Analisis harga satuan
Tahapan dan jadwal pelaksanaan
Dokumen pelaksanaan kegiatan (dokumen lelang jadwal pelelangan
dan pemaketan)
Melakukan review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis
perencanaan yang diatur dalam NSPK bidang air minum
Melakukan review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan
gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi pengembangan SPAM
Memberikan advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis
kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Tahapan Inventarisasi dan Penelaahan Kelengkapan Dokumen SPAM
Readiness Criteria
Melakukan inventarisasi terhadap kesiapan usulan pengembangan SPAM
yang akan dibiayai APBN TA 2013 Kesiapan usulan tersebut meliputi
bull Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
bull Kesiapan program dalam RPIJM
bull Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
bull Kesiapan lahan
bull Kesiapan sumber air baku
bull Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
bull Kesiapan lembaga pengelola
Program Kerja
Program kerja sangat diperlukan untuk dijadikan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan dua
kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan Rencana kerja akan
kami sajikan dalam bentuk Bagan Alir Pelaksanaan dan Jadwal Pelaksanaan
Pekerjaan
Pembuatan Program Kerja dimaksudkan untuk mencapai sasaran sebagai
berikut
bull Menjamin tercapainya sasaran maksud dan tujuan pekerjaan yang ditentukan
dengan tahapan kegiatan yang terarah dan efisien dengan pelaksana masing-
masing kegiatan yang terorganisir dan sesuai jadwal serta penggunaan
peralatan yang tepat sesuai jenis jumlah dan waktu
bull Dengan demikian diharapkan akan tercapai penyelesaian pekerjaan sesuai
batas waktu yang sudah ditetapkan dengan hasil yang optimal
Program kerja merupakan gambaran menyeluruh dan komprehensif usulan
dari konsultan dalam melaksanakan pekerjaan yang akan ditangani sesuai dengan
Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang telah diberikan
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Dalam program kerja ini akan diuraikan urutan-urutan pekerjaan konsep
penanganan masalah tanggung jawab dan personil yang terlibat pengerahan
sarana maupun personil pendukung schedule pelaksanaan pekerjaan serta
schedule personil
Dalam melaksanakan suatu pekerjaan diperlukan suatu metode kerja dan
rencana kerja yang efisien dan sederhana sehingga akan menghasilkan suatu
produk kerja yang baik Oleh karena itu PT DANA consultant akan mengerahkan
personil-personilnya yang sudah berpengalaman dalam bidangnya masing-masing
dan mempunyai kemampuan serta berdedikasi tinggi Secara garis besar akan
kami uraikan hubungan kerja dan tugas dari masing-masing personil baik
hubungan dengan proyek dan instansi terkait maupun dengan anggota tim
bull Bagan Alir Pelaksanaan
Bagan alir pelaksanaan pekerjaan merupakan pedoman bagi personil
pelaksana untuk mengetahui tahapan pelaksanaan pekerjaan dan untuk
mengkoordinasi kegiatan-kegiatan agar tidak terjadi kegiatan yang dikerjakan
dua kali sehingga akan menghemat biaya dan waktu pelaksanaan
bull Strukktur Organisasi Pelaksana
Struktur organisasi konsultan yang akan melaksanakan pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang Team Leader yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
mengkoordinasi semua kegiatan pelaksanaan pekerjaan dengan didukung oleh
beberapa tenaga ahli dan tenaga pendukung lainnya yang sesuai dengan
bidangnya masing-masing
bull Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan
Jadwal pelaksanaan pekerjaan merupakan jadwal yang mengatur kapan suatu
kegiatan harus dilaksanakan dan harus selesai sehingga waktu pelaksanaan
yang diberikan dapat tercapai dengan tidak mengurangi mutu teknisnya
Jadwal pelaksanaan pekerjaan ini harus sesuai dengan bagan alir pelaksanaan
pekerjaan dan item-item pekerjaan sesuai dengan yang disyaratkan dalam
KAK
bull Jadwal Penugasan Tenaga Ahli
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Jadwal penugasan tenaga ahli akan disusun berdasarkan rencana tahap-tahap
kegiatan yang telah diuraikan dalam bab pendekatan dan metodologi Secara
garis besar jadwal penugasan tenaga ahli pekerjaan disajikan dalam Tabel
bull Pelaporan
Tujuan suatu sistem pelaporan adalah untuk mengetahui perkembangan proses
pelaksanaan pekerjaan Dengan demikian diperlukan sistem pelaporan dengan
prinsip-prinsip manajemen serta cepat dan tepat sehingga dapat dimanfaatkan
untuk pengendalian dan pengambilan keputusan pada setiap tahapan kegiatan
pelaksanaan
bull Peralatan
Kebutuhan fasilitas dan peralatan akan disiapkan Konsultan untuk menunjang
kegiatan baik di lapangan maupun di kantor Mobilisasi peralatan disesuaikan
dengan jadwal peralatan yang telah disusun bersama dengan penyusunan
rencana kerja jadwal pelaksanaan dan pengerahan personil Penentuan
kebutuhan akan fasilitas dan peralatan sangat erat hubungannya dengan
kelancaran pekerjaan sehingga tidak ada kendala peralatan dan fasilitas yang
dihadapi oleh pelaksana pekerjaan pada saat pelaksanaan nantinya
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-
Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1 PERSIAPAN
11 Persiapan Kelembagaan
12 Persiapan Teknis
- Kajian Literatur
- Persiapan Pengumpulan Data Instansional dan Survey Lapangan
2 KEGIATAN SURVEY DAN PENGUMPULAN DATA KONDISI EKSISTING SPAM
21 Data Teknis
22 Data Non Teknis
3 KEGIATAN PENDAMPINGAN PENYUSUNAN RI-SPAM
31 Pemutakhiran Data bagi KabKota yang Telah Memiliki Dokumen SPAM
32 Pendampingan kepada kabupatenkota yang menyusun RI-SPAM
a Sosialisasi petunjuk teknis
b contoh RI-SPAM
c pendampingan proses penyusunan
d rekomendasi tindak lanjut terhadap kendala yang dihadapi
33 melakukan koordinasi dengan Konsultan Advisory Manajemen Penyusunan RI-SPAM di Pusat
a koordinasi penyamaan standar substansi
b koordinasi penyamaan sistematika penyusunan
c koordinasi untuk proses konsolidasi hasil pekerjaan pendampingan
4 KEGIATAN REVIEW TERHADAP DOKUMEN SPAM41 Review terhadap kesesuaian DED dengan syarat ketentuan penyusunan rencana teknis pengembangan SPAM
42 Review terhadap pemenuhan spesifikasi dan kriteria teknis perencanaan 43 Review terhadap kesesuaian rencana detail perhitungan dan gambar teknis dengan situasi dan kondisi lokasi44 Advis teknis pengembangan SPAM dan perencanaan teknis kepada tim penyusun di kabupatenkota terkait
5 KEGIATAN INVENTARISASI DAN PENELAAN KELENGKAPAN DOKUMEN SPAM
51 Invetarisasi Kesiapan rencana induk pengembangan SPAM
52 Inventarisasi Kesiapan program dalam RPIJM
53 Inventarisasi Kesiapan studi kelayakan atau justifikasi teknis dan biaya
54 Invetarisasi Kesiapan lahan
55 Invetarisasi Kesiapan sumber air baku
56 Invetarisasi Kesiapan rencana teknisDED pengembangan SPAM
57 Invetarisasi Kesiapan lembaga pengelola
6 PELAPORAN
61 Laporan Pendahuluan
62 Laporan Antara
63 Laporan Akhir
KETNO K E G I A T A N I II
BULAN KE
III IV VIV
- Klasifikasi Kabupaten
-
- Klasifikasi Perkotaan
-
- Standar Kebutuhan Air
-
- Domestik
- Non Domestik
-
- Kapasitas Sistem
-
- Sumber
- Reservoir
- Distribusi
- Transmisi
- Fluktuasi Pemakaian Air Bersih
- Kebutuhan Rata-rata (Qrh)
- Kebutuhan Maksimum (Qmax)
- Kebutuhan Puncak (Qpeak)
-
- Klasifikasi Penggunaan Air Minum
- Kebutuhan Air Domestik
- Kebutuhan Air Non Domestik
- Kehilangan Air
-