geo
DESCRIPTION
gggTRANSCRIPT
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 1 -
BAB I
GEOLOGI UMUM
I. PENDAHULUAN Sejak dahulu kala manusia selalu ingin mengenal bumi tempat mereka hidup. Bagaimana
kerang laut terfosilkan di dalam batuan di puncak gunung yang tinggi, bagaimana suatu
sungai bisa mengandung pasir pada salah satu tepi dan batuan pada tepi yang berbeda.
Banyak lagi pertanyaan lain yang mendorong manusia untuk mencari jawabannya, yang
akhirnya dikenal sebagai ilmu geologi.
Batuan digolongkan menjadi 3 jenis yaitu : Batuan Beku, Batuan Metamorf, dan Batuan
Sedimen.
Dalam bab ini hanya dibahas secara garis besar mengenai batuan sedimen yang erat
hubungannya sebagai tempat akumulasi hidrokarbon.
II. PROSES SEDIMENTASI Berdasarkan lingkungan pengendapan, batuan sedimen terbagi menjadi:
1. Daratan, endapan yang terjadi di tanah
2. Lautan, endapan pada dasar laut
3. Campuran, endapan pada lingkungan intermediet, seperti delta, muara dan daerah
pasang surut.
Berdasarkan material pembentuk, batuan sedimen terbagi menjadi :
1. Klastik, terdiri dari fragmen-fragmen batuan (konglomerat, shale/serpih, batu pasir, dll)
2. Kimiawi, terbentuk karena pengendapan anorganik(limestone / batu kapur) dan melalui
perantara organisme (coral limestone)
3. Organik, terdiri dari tanaman, hewan darat dan laut
Secara garis besar dapat dilihat klasifikasi batuan sedimen seperti tertera pada gambar di
bawah ini.
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 2 -
Gambar 1-1. Klasifikasi batuan sedimen.
III. KARATERISTIK BATUAN SEDIMEN Batuan sedimen memiliki karakteristik sebagai berikut:
1. Brescia : batuan yang tersusun karena penyemenan fragmen bersudut dari batuan lain dan
diendapkan sangat dekat dengan sumbernya. Brescia tidak memiliki zone yang jelas,
Batuan ini kadang-kadang diklasifikasikan sebagai konglomerat jika fragmen batuannya
hampir bundar.
2. Konglomerat : tersusun dari berbagai fragmen batuan yang menyatu karena adanya
material semen seperti clay atau shale. Karakteristik utama dari konglomerat adalah
fragmen yang bundar. Konglomerat berumur lebih muda dari fragmen yang
menyusunnya.
3. Sandstone : sandstone adalah suatu massa pasir terekat. Perekat berasal dari kalsium
karbonat, oksida besi, silica atau clay. Banyak pasir dibuat pertama-tama dari fragmen
kuarsa, tapi ada juga kalsium karbonat (di Bermuda) dan dari pasir gypsum (di New
Mexico). Sandstone bertingkat dari coarse-grained sand hingga konglomerat dan dari
fine-grained sand hingga siltstone dan shales.
4. Shale. Shale tersusun dari alur padat clay. Shales yang terdiri dari : silica, disebut
arenaceous, kalsium karbonat disebut calcareous, besi disebut ferriginous, dan sejumlah
besar bahan organik disebut carbonaceous. Shale carbonaceous biasanya lebih hitam
hingga beberapa tingkat sampai batu bara
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 3 -
5. Limestones : sedimen non klastik yang paling melimpah, disusun dari kalsium karbonat.
Kalsium karbonat bisa berasal dari bahan organik (kulit dan kerangka dari tanaman
calcareous dan binatang-binatang) atau terbentuk dari presipitasi bakteri atau kimia dari
air laut. Beberapa jenis limestone adalah chalk, edquina dan karang.
6. Dolomit. Jika sejumlah besar kalsium dalam limestone digantikan oleh magnesium, maka
batuan itu disebut dolomit. Dolomitisasi adalah proses yang terjadi pada limestone yang
membuat porositasnya semakin besar.
7. Batu Kapur. Batu kapur adalah sejenis batu gamping bertipe khusus yang terdiri dari
cangkang-cangkang kecil atau fragmen-fragmen yang tersemen bersama-sama. Bagian
terbesar dari material ini adalah cangkang foraminifera, tetapi terkadang ada juga
cangkang dari organisme lain. Batu kapur biasanya bertekstur halus, berpori, berwarna
putih abu-abu, dan beberapa diantaranya terlihat masif (padat). Beberapa batu kapur di
daerah barat daya, terutama di Texas berubah menjadi lapisan-lapisan padat seperti batu
gamping biasa.
8. Marl : cangkang berpori dan fragmen cangkang yang terakumulasi di dasar danau air
tawar membentuk marl. Istilah “Marl” digunakan untuk menjelaskan batu lanau
berkalsium, dimana batu lempung dan partikel kalsium karbonat yang terpisah tercampur
dengan baik.
9. Coquina : istilah ini biasanya dipakai untuk deposit terbaru dari akumulasi cangkang yang
tersemenkan.
10. Terumbu : coral yang terfosilkan dari organisme laut yang membentuk tipe lain dari batu
gamping, yang dikenal sebagai terumbu karang. Batu gamping memiliki sifat rangka dari
organisme yang membentuknya. Terumbu terbentuk di perairan tropis sepanjang pasir
daratan sekitar pulau.
11. Chert : adalah bahan/materi yang keras, kompak, padat dan bersilika yang tampak sebagai
lapisan-lapisan terpisah atau sebagai kerikil di lapisan batuan lain.
12. Diatomaceus Earth. Diatom-diatom adalah sekumpulan tumbuhan yang sangat kecil yang
hidup dalam jumlah yang sangat besar di laut dan di danau-danau air tawar. Ketika
mereka mati, kerangka bersilika terakumulasi membentuk diatomaceous earth. Di
beberapa tempat, diatomaceous berasosiasi dengan lempung.
13. Batubara : terbentuk dari akumulasi tumbuhan yang terkompaksi. Perubahan tumbuhan
menjadi peat (tanah gemuk yang dipakai sebagai bahan bakar), lignite (batu bara muda),
dan berbagai macam tingkatan batu bara berlangsung pada proses yang lama. Tingkatan
batu bara tergantung dari material yang terkandung dan jumlah perubahan yang terjadi.
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 4 -
14. Garam dan Gips : terdapat pada air laut. Ketika air laut menguap menjadi kering, garam
yang larut diendapkan terakhir. Kalsium karbonat dan besi oksida adalah yang pertama
kali diendapkan, kemudian gypsum dan anhidrat. Garam yang lebih pahit terdiri dari
sulfat dan klorida potassium, sedangkan magnesium diendapkan terakhir.
IV. STRATIGRAFI Stratigrafi meliputi semua hubungan dari batuan yang bertingkat-tingkat dalam ruang, waktu
dan sejarah yang terekam di dalamnya. Dasar dari stratigrafi disebut hukum superposisi.
Hukum ini memiliki pengertian, suatu urutan batuan akan mempunyai tingkatan umur dimana
lapisan yang bawah memiliki umur yang lebih tua dari yang di atasnya. Hukum lainnya
adalah prinsip keselarasan. Prinsip ini mengatakan bahwa proses yang terjadi sekarang,
terjadi juga di masa lalu secara kontinu dan selaras sepanjang waktu.
Palaentologi
Palaentologi berhubungan dengan sisa-sisa binatang dan tanaman yang terdapat dalam batuan
yang disebut fosil. Untuk beberapa fosil tanaman hanya terkesan sebagai bentuk batang dan
daun dalam shale maupun sandstone.
Cangkang, tulang, gigi dan rangka binatang, bahkan jejak-jejak mereka juga menjadi fosil.
Dalam beberapa kasus seluruh binatang yang terawetkan dan memiliki bentuk yang unik,
mempunyai nilai yang tinggi.
Beberapa sisa binatang memperlihatkan perkembangan kehidupan selama waktu yang lama
dalam sejarah bumi.
Batuan yang mengandung fosil mungkin dibentuk oleh fosil itu sendiri yang mengisi batuan,
lalu ahli geologi mengidentifikasi beberapa bentuk fosil yang diindikasikan oleh umur
geologinya. Apabila fosil yang sama ditemukan dalam dua batuan sedimen yang berbeda itu
menunjukkan bahwa batuan sedimen tersebut memiliki umur yang sama.
Apabila dari suatu studi telah diketahui beberapa bentuk fosil yang terdapat dalam zona air
dangkal dan laut payau, batuan dimana fosil berada akan diklasifikasikan sebagai deposit laut
dangkal. Juga waktu relatif ketika perkembangan bentuk fosil akan menandakan umur batuan
sementara. Dari studi telah ditemukan bahwa bentuk fosil bagian dalam berkembang semakin
maju. Dengan kata lain, fosil yang ditemukan di batuan yang lebih tua lebih primitif dalam
perkembangannya dibandingkan dengan yang ditemukan pada batuan yang lebih muda.
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 5 -
Skala Waktu Geologi
Kebanyakan spesies hewan tinggal sebentar dalam waktu geologi, dan keberadaan beberapa
spesies identik tersebar merata. Fosil fauna menunjukkan terbentuknya formasi pada waktu
yang sama dengan batuan terdekat. Ini telah menjadi basis utama dalam mengklasifikasikan
batuan menurut kontinen berbeda yang sekarang dipisahkan oleh lautan, pada satu umur
tertentu. Penentuan umur batuan selanjutnya ditentukan dengan metode radioaktif. Karena
pada awalnya palaentologi dan stratigrafi pertama kali dilakukan di Inggris dan Eropa Barat,
maka kebanyakan nama yang menandai tipe system, periode, seri dan epos berasal dari nama
lokal propinsi tersebut.
Kolom Geologi dan Skala Waktu
Sistem dan Perioda
Seri dan Epoch
Catatan Jarak Kehidupan 1000 Tahun
Keempat…. Ketiga…..
Baru Pleistocene Pliocene Miocene Oligocene Eocene Paleocene
Zaman Cenozoik Manusia modern Manusia purba Karnivora besar Paus,kera,pemakan tumbuhan Mamalia besar Berkembangnya tanaman bunga Mamalia pertama berplasenta
11 44
1 000 …….. 21 000 …….. 48 000 70 000
Crustacea Jurrasik Triassic
Zaman Mesozoik Punahnya dinosaurus, tumbuhan mo dern Puncak dinosaurus, burung purba, mamalia kecil pertama Kemunculan dinosaurus
130 000
160 000
200 000
Permian Pensylvanian Mississippian Denovian Silurian Ordovician Cambrian
Zaman Paleozoik Kayu melimpah,reptile berkembang Reptil pertama, hutan batubara Hiu banyak mendominasi Kemunculan amfibi, ikan melimpah banyak Tanaman darat dan binatang purba Ikan primitif pertama Hewan besar invertebrata laut
235 000 260 000 285 000 320 000
350 000 380 000 400 000 440 000 500 000
Belum ada sistem divisi
Zaman Precambrian Tumbuhan dan binatang dengan lapisan lembut, beberapa fosil
620 000 1 420 000 1 800 000 2 680 000 3 310 000 3 500 000 4 000 000
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 6 -
V. GEOLOGI STRUKTUR dan AKUMULASI MINYAK Geologi struktur merupakan ilmu yang mempelajari bentuk geometris batuan, yang
menggambarkan sejarah bumi dari pembentukannya hingga saat ini dan sangat kompleks.
Karena hanya mempelajari secara khusus batuan sedimen, ilmu yang mempelajari struktur
batuan ini menjadi penting. Apalagi bila batuan tersebut mengandung migas, dan memiliki
struktur yang rapat (jebakan). Jebakan terbagi menjadi ; Jebakan Struktural dan Jebakan
Stratigrafis.
Jebakan struktural terdiri dari :
1. Lipatan : dimana batuan mendapat gaya horizontal yang sangat kuat, sehingga melipat.
Tipe utama dari lipatan adalah antiklin, sinklin, doma, dan cekungan. Panjang sinklin dan
antiklin bisa beberapa mil dan lebarnya bisa sampai 2–3 mil.
2. Sesar : adalah keretakan akibat terjadi perubahan tempat, yang besar ukurannya dari
inchi sampai puluhan ribu feet. Lipatan dan sesar bisa terjadi akibat berbagai penyebab
dan gaya yang berbeda.
3. Doma : adalah kenaikan lipatan yang kasar. Doma yang sirkuler dan simetri jarang
ditemukan, tetapi yang berbentuk oval sering ditemukan.
4. Kekar : adalah retakan dimana tidak terjadi perubahan tempat. Kekar terjadi akibat
tegangan atau torsi pada batuan, biasanya tampak pada antiklin dan doma.
Jebakan stratigrafi terdiri dari :
1. Jebakan stratigrafi primer
Jebakan ini terbentuk pada waktu yang bersamaan dengan pembentukan endapan atau
diagenesis. Kondisi lingkungan pengendapan menentukan terbentuknya jenis jebakan.
Yang termasuk jenis jebakan ini, antara lain adalah jebakan yang terbentuk dari proses
lensing (bentuk dengan bagian tengah tebal dan lebih tipis di ujungnya), perubahan facies
(perubahan pada arah yang menyamping pada formasi yang sama), shoestring sands
(bagian tubuh batupasir yang panjang seperti endapan saluran sungai), dan batuan
kimiawi seperti batu karang organik.
2. Jebakan stratigrafi sekunder
Jebakan stratigrafi sekunder dihasilkan dari perubahan yang terjadi dalam suatu formasi
setelah proses diagenesis (termasuk sedimen yang mengalami proses kompaksi dan
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 7 -
sementasi secara bersamaan). Jebakan stratigrafi sekunder biasanya disebabkan oleh
ketidakselarasan (Unconformities).
Gambar 1-2. Jebakan.
VI. ASAL - USUL, MIGRASI & AKUMULASI PETROLEUM Asal - usul.
Minyak mentah memiliki komposisi kimia yang bervariasi dan jarang dijumpai minyak
mentah yang memiliki komposisi kimia lengkap untuk diteliti. Namun umumnya minyak
mentah mengandung 12% hingga 15% berat hydrogen dan 82% hingga 87% berat karbon.
Fenomena ini sangat menarik dan dapat membantu peneliti untuk menjelaskan teori organik
tentang asal mula petroleum.
Pembentuk petroleum:
1. Paraffin: Seri hidrokarbon ini merupakan hidrokarbon yang banyak dijumpai baik pada
minyak mentah ataupun pada gas alam. Paraffin merupakan seri rantai-lurus jenuh dan
memiliki rumus CnH2n+2. Nilai n menunjukkan anggota-anggota dari golongan ini.
n = 1 C1H4 Metana (C1) n = 4 C4H10 normal Butana (nC4)
n = 2 C2H6 Etana (C2) n = 4 C4H10 Isobutana (IC4)
n = 3 C3H8 Propana (C3) dan seterusnya.
2. Napthene: Seri ini memiliki rumus umum CnH2n dan merupakan seri siklus tertutup
jenuh. Seri ini berperan dalam penyusunan liquid petroleum yang akan di-refinery dan
merupakan komponen yang berdensitas tinggi. Hanya dua dari anggota seri ini yang
berupa gas pada tekanan dan temperatur permukaan yaitu C3H6 dan C4H8. Karena berat
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 8 -
molekul keduanya sedikit lebih kecil dari C3 dan C4 yang merupakan anggota paraffin,
alat kromatografi menganggap kedua anggota seri ini sama dengan C3 dan C4.
3. Aromatik: Seri ini memiliki rumus umum CnH2n-6 dan merupakan seri siklus tertutup tak
jenuh. Salah satu anggotanya yaitu C6H6 yang dikenal sebagai Benzena, terdapat dalam
hampir semua petroleum. Persentase senyawa-senyawa aromatik pada umumnya kecil
dalam minyak mentah.
Disamping ketiga seri di atas, sulfur, nitrogen, dan karbon dioksida juga terdapat dalam
minyak mentah dalam jumlah yang kecil. Nitrogen selalu hadir dalam minyak mentah. Hal
ini membantu penjelasan tentang asal muasal petroleum.
Warna minyak mentah dengan API gravity tinggi biasanya tidak berwarna atau bening,
sedangkan yang API gravity menengah biasanya berwarna hijau, dan yang lebih berat (API
gravity rendah) biasanya berwarna hijau-kehitaman tua hingga hitam. Minyak mentah dengan
API gravity tinggi dan tidak mengandung sulfur memiliki harga yang tinggi karena
mengandung hidrokarbon penghasil bensin dalam jumlah yang besar dan mudah diekstrak.
oAPI (gravity) = (141.5 / Sp.Gr. Minyak Mentah) – 131.5
Tabel 1-1. API gravity pada berbagai specific gravity.
Sp. Gr. at 60oF API gravity
1.00 (air murni) 10
0.934 20
0.8762 30
0.8251 40
0.7796 50
0.7389 60
Teori terjadinya migas dapat dibagi menjadi teori Organik dan Inorganik. Namun
Para ahli setuju bahwa material organik adalah, material utama pembentuk petroleum,
sekalipun tidak sepenuhnya disetujui karena menyangkut proses fisik dan kimia yang
sebenarnya terjadi untuk merubah material organik menjadi hidrokarbon kompleks.
Syarat perubahan material organik menjadi migas adalah:
1. Pengendapan material organik dalam lingkungan anaerob (bebas oksigen).
2. Aktivitas bakteri.
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 9 -
3. Temperatur.
4. Tekanan.
5. Reaksi katalitik.
Semakin dalam keberadaan bahan organik akan dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur.
Bakteri yang betugas menyempurnakan transformasi bahan organik menjadi petroleum dapat
bertahan hidup di daerah yang dalam dengan tekanan dan temperatur yang bertingkat, tapi
tidak diketahui pada rentang tekanan dan temperatur berapa transformasi ini terjadi. Hanya
diperkirakan tekanan dan temperatur yang mendukung proses ini berkisar pada nilai yang
rendah.
Kemungkinan peran katalis dalam transformasi bahan organik menjadi petroleum dalam
rentang waktu yang singkat. Katalis dalam proses ini dapat berupa clay platelets yang
permukaannya luas, logam yang diekstrak dari air laut, atau beberapa enzim.Elemen
radioaktif turut memberikan energi yang besar dan diperkirakan juga membantu transformasi
bahan organik menjadi migas
Namun, hingga saat ini belum ditemukan penjelasan yang memuaskan tentang asal mula
migas.
Migrasi
Petroleum ditemukan dalam batuan berpori dan permeable seperti batupasir, batugamping,
dan dolomite. Sementara dalam shale, merupakan tempat yang sangat mendukung untuk
terjadinya akumulasi dan transformasi bahan organik menjadi hidrokarbon. Hal ini
mengindikasikan bahwa awalnya hidrokarbon terdapat di shale(sebagai batuan induk) lalu
bermigrasi ke batuan reservoir. Sedangkan keberadaan hidrokarbon pada batuan karbonat
yang terisolasi menunjukan bahwa hidrokarbon tersebut berasal dari batuan yang sama atau
dari batuan yang berada di atas atau di bawah lapisan karbonat tersebut. Ada beberapa hal
yang umum disepakati tentang migrasi bahwa:
1. Hidrokarbon berasal dari sediment clay yang halus.
2. Hidrokarbon bersama air formasi bergerak keluar dari shale saat formasi sedang
terkompaksi.
3. Migrasi terjadi dalam arah vertikal.
4. Saat sedang bermigrasi vertikal, bila menemukan media berpori maka hidrokarbon akan
menempati pori tersebut.
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 10 -
5. Setelah hidrokarbon berada dalam media berpori, maka migrasi terjadi dalam arah
horizontal sampai permeabilitas menjadi kecil atau adanya perangkap yang menghentikan
migrasi tersebut.
6. Beberapa gaya yang berperan dalam migrasi hidrokarbon adalah: gaya kapilaritas,
tegangan permukaan, affinitas clay terhadap air dibanding terhadap minyak, gaya apung,
ekspansi gas, kelarutan gas dalam hidrokarbon, dan sebagainya.
Akumulasi
Akumulasi hidrokarbon berhubungan dengan keberadaan perangkap sebagai media berpori.
Selain minyak/gas , air juga bisa menempati ruang pori tersebut. Bila ketiga jenis fluida
tersebut berada dalam suatu perangkap, maka gas akan berada paling atas, lalu minyak
dibawahnya, dan air pada bagian terbawah. Hal ini terjadi karena perbedaan gravity. Istilah
water-oil-contact dan oil-gas-contact menggambarkan ketebalan relatif masing-masing fluida
yang menempati batuan reservoir.
VII. TEKANAN Ada tiga jenis tekanan yang perlu diperhatikan dalam operasi pemboran, yaitu tekanan
hidrostatis, tekanan overburden, dan tekanan formasi.
1. Tekanan hidrostatis – merupakan tekanan yang terjadi pada kedalaman tertentu dalam
sebuah lubang karena berat kolom fluida yang menempati lubang tersebut (fluida disini
adalah liquid yang memiliki volume spesifik dengan bentuk seperti bentuk wadahnya).
Tabel 1-2. Sifat berbagai fluida yang berkaitan dengan efek hidrostatis
Psi/ft #/gal Sp.Gr. #/ft3
Fresh water 0.433 8.326 1 62.3
Air laut 0.444 8.538 1.025 63.86
Air asin (100000ppm) 0.465 8.942 1.073 66.88
Air asin jenuh 0.520 10.0 1.2 74.8
16 ppg lumpur 0.832 16.0 1.92 119.7
2. Tekanan overburden – merupakan tekanan yang terjadi pada suatu kedalaman akibat berat
dari mineral penyusun sedimen ditambah berat fluida yang berada di dalam pori sedimen
tersebut. Besarnya kira-kira 1 psi/ft.
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 11 -
3. Tekanan formasi – adalah tekanan fluida yang terkandung dalam ruang pori. Tidak ada
kaitan antara tekanan overburden dengan tekanan formasi.
Tekanan Normal.
Tekanan normal formasi sama dengan tekanan kolom air tawar/asin dari suatu titik di dalam
sumur hingga ke permukaan.
Contoh tekanan normal
Gulf Coast 0.465 psi/ft (sebanding dengan 9 ppg)
Mid Continent 0.433 psi/ft (sebanding dengan 8.3 ppg)
Texas Panhandle 0.374 psi/ft (sebanding dengan 7.2 ppg)
Pada zona shale kompaksi, tekanan normal struktur batuan kurang lebih 1 21 kali tekanan
overburden (0.535 psi/ft hingga 0.626 psi/ft).
Keseimbangan antara tekanan lumpur dan tekanan formasi perlu dijaga agar tidak terjadi hal-
hal yang tidak diinginkan. Bila tekanan lumpur terlalu rendah, akan terjadi well kick atau
slouging. Demikian pula sebaliknya akan mengakibatkan lost circulation dan penurunan laju
penetrasi terhadap formasi yang sedang dibor.
Tekanan Sur
Formasi yang bertekanan sur adalah formasi yang tekanan pori fluida batuannya melebihi
tekanan kolom air asin yang mengisi sumur dari suatu titik di dalam sumur hingga ke
permukaan (gradiennya > 0.465 psi/ft).
Batas atas tekanan sur adalah 1 psi/ft, atau sesuai dengan asumsi tekanan overburden, bila
lebih besar, akan mengakibatkan batuan terangkat. Namun pada daerah tertentu, batas atas
tekanan sur bisa lebih besar daripada tekanan overburden, contoh pada sumur dangkal.
Pada formasi dolomite dan batugamping di Kentucky, dibutuhkan gradien tekanan sebesar
1.5 psi/ft untuk melakukan perekahan. Sedangkan di Timur Tengah dan Pegunungan Andes
di Amerika Selatan, dibutuhkan gradien tekanan lumpur yang > 1 psi/ft untuk menahan fluid
reservoir. Namun pada umumnya tekanan sur mendekati nilai tekanan overburden.
Asal mula tekanan Sur dapat dibagi menjadi empat kategori umum, yaitu:
1. Differential fluid – merupakan contoh tekanan sur yang merupakan efek dari perbedaan
ketinggian fluida, seperti pada sumur air artesis dimana singkapan aquifernya terletak di
pegunungan. Sehingga tekanan absolut reservoirnya sebanding dengan perbedaan gradien
fluida dikalikan dengan perbedaan elevasi.
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 12 -
Jika reservoir-tersekatnya landai, maka tekanan yang terdalam dari reservoir itu yang
mungkin normal, akan mengalir ke bagian yang lebih dangkal. Fenomena ini digambarkan
sebagai tekanan sur jika reservoirnya mengandung fluida yang lebih ringan dari air.
Tekanan sur di lapangan migas yang memiliki lapisan landai, cenderung disebabkan oleh
akumulasi hidrokarbon. Contohnya pada antiklin, tekanan sur berada di bagian atas struktur
tersebut, walaupun ada tekanan normal di batas antarmuka minyak/air. Sedangkan di
pemboran, hal ini mirip pada saat lumpur di annulus terpotong oleh air atau gas.Dan jika
sumur ditutup, tekanan sur akan terjadi di kepala casing, yang disebabkan perbedaan tekanan
lumpur di annulus lebih ringan daripada di drillpipe.
2. Kompresi Sedimen – tekanan kompresi terjadi pada lapisan massive shales dan karbonat
yang umum terdapat dimanapun di dunia ini, terutama pada daerah dimana shale mengalami
proses kompresi dan pengendapan dengan cepat, seperti di daerah-daerah basin yang
merupakan lokasi kebanyakan pemboran lepas pantai dilakukan, maupun di banyak lokasi
lainnya.
Pada saat shale diendapkan, porositas clay/shale akan lebih dari 50%. Selama proses
pengendapan, clay terkompaksi oleh materi di atasnya. Sehingga porositas mengecil dan air
keluar mengalir melalui lapisan permeable batupasir atau keluar melalui shale itu sendiri
secara perlahan. Saat air yang ada di shale tadi tidak dapat keluar dengan cepat, kompresi
sedimen akan berhenti hingga air yang terjebak tadi menahan tekanan overburden. Pada
kondisi ini tekanan dalam shale akan meningkat sebanding dengan tekanan overburden,
dan berhenti sebanding dengan tekanan kolom air asin. Pada kasus tertentu, gradient tekanan
normal meningkat dari 0.465 psi/ft hingga 1 psi/ft.
Tekanan kompresi ini merupakan fungsi dari laju pengendapan, persentase batupasir/shale,
lensing dan faulting.
3. Garam – sifat garam tidak sama dengan batuan. Garam bersifat plastik. Garam
terdeformasi dan mengalir dengan rekristalisasi. Sifat transmisi tekanannya lebih mirip fluida
daripada padatan.
Garam memiliki struktur batuan yang sangat kecil dan bergantung pada komposisi nyata (
tipe garam dan jumlah air kristal ) dan temperatur, garam padat bisa memiliki tekanan 1
psi/ft. Garam ini dapat dibor dengan menggunakan Lumpur ringan, karena walaupun dia
berkelakuan sebagai fluida, aliran garam biasanya lambat, tergantung pada temperatur dan
komposisi. Karena garam memiliki kekuatan yang kecil, air pada shale di bawah garam
Geologi Umum ___________________________________________________________________________
Analisis Well Log - 13 -
menerima semua beban garam keseluruhan, juga beban sedimen di atas garam dan dapat
mencapai 1 psi/ft ( pasir tidak dapat muncul langsung di bawah garam atau limestone, kecuali
terjadi kelebihan beban ).
Pada kebanyakan kasus, formasi di bawah garam yang terendapkan secara normal adalah silt,
clay dan karbonat. Ketika bit menembus formasi ini maka formasi di bawah garam tersebut
akan mengembang dan dapat mengakibatkan penyempitan lubang sumur sehingga bisa
menyebabkan pipe sticking. Tetapi formasi ini kekurangan aliran fluida dari reservoir
sehingga tidak terjadi blowout. Bagaimana pun juga, washout dari hasil caving cukup kuat
untuk menyebabkan problem casing dan penyemenan.
4. Masalah lain, seperti adanya tekanan di permukaan .