glaukoma aghni

25
PENDAHULUAN Glaukoma adalah keadaan dimana tekanan bola mata seseorang demikian tinggi atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf optik dan mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandangan. 1 Hal ini juga dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di Amerika. I.U School of Optometry-Ophthalmic Disease Clinic melaporkan, ± 2.3 juta penderita Glaukoma sudut terbuka terdiagnis. Pada dasarnya, seseorang dikatakan mengalami glaukoma apabila tiga keadaan berlaku yaitu pengembangan cekungan optik, meningkatnya tekanan bola mata normal dan pengecilan lapang pandang. Glaukoma mengakibatkan lapang pandang seseorang menghilang, dengan atau tanpa gejala. Hal ini disebabkan oleh faktor konginetal atau didapat setelah dilahirkan (acquired). Ketua Jabatan Oftalmologi, Pusat Pengajian Sains pengobatan, Hospital Universiti Sains Malaysia (HUSM), Dr. Mohtar Ibrahim berkata, glaukoma konginetal ini biasanya melibatkan kecacatan pada humour aqueos. Menurut 1

Upload: aghniajolanda

Post on 24-Jan-2016

213 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

case

TRANSCRIPT

Page 1: Glaukoma aghni

PENDAHULUAN

Glaukoma adalah keadaan dimana tekanan bola mata seseorang demikian tinggi

atau tidak normal sehingga mengakibatkan penggangguan saraf optik dan

mengakibatkan gangguan pada sebagian atau seluruh lapang pandangan.1

Hal ini juga dikenali sebagai penyebab kebutaan kedua yang dilaporkan di Amerika.

I.U School of Optometry-Ophthalmic Disease Clinic melaporkan, ± 2.3 juta penderita

Glaukoma sudut terbuka terdiagnis. Pada dasarnya, seseorang dikatakan mengalami

glaukoma apabila tiga keadaan berlaku yaitu pengembangan cekungan optik,

meningkatnya tekanan bola mata normal dan pengecilan lapang pandang.

Glaukoma mengakibatkan lapang pandang seseorang menghilang, dengan atau tanpa

gejala. Hal ini disebabkan oleh faktor konginetal atau didapat setelah dilahirkan

(acquired).

Ketua Jabatan Oftalmologi, Pusat Pengajian Sains pengobatan, Hospital Universiti

Sains Malaysia (HUSM), Dr. Mohtar Ibrahim berkata, glaukoma konginetal ini

biasanya melibatkan kecacatan pada humour aqueos. Menurut beliau, terdapat

glaukoma acquired terbagi dalam dua bagian, yaitu primer dan sekunder.

- Primer : glaukoma yang disebabkan oleh faktor-faktor keturunan. yaitu

humour aqueosnya tersumbat atau terganggu.

Glaukoma primer dibagi dalam dua jenis yaitu, Sudut terbuka dan

Sudut tertutup.

- Sekunder : Disebabkan oleh penyakit-penyakit tertentu seperti, trauma, radang

mata (uveitis), kaca mata dan obat-obatan seperti steroid.2

ETIOLOGI

1

Page 2: Glaukoma aghni

Badan siliar memproduksi terlalu banyak cairan mata sedang pengeluarannya

pada anyaman trabekulum normal (glaukoma hipersekresi).

Hambatan pengaliran pada pupil waktu pengaliran cairan dari bilik mata

belakang kedepan bilik mata depan (glaukoma blockade pupil).

Pengeluaran dari sudut mata tinggi (glaukoma simpleks, glaukoma sudut

tertutup, glaukoma sekunder akibat geniosinekia).3

KLASIFIKASI

1. Glaukoma primer3

Penyebab tidak diketahui, dibagi atas dua petunjuk :

a. Glaukoma sudut terbuka (glaukoma simpleks atau glaukoma

simplek).

b. Glaukoma sudut tertutup (galukoma sudut sempit).

Bersifat diturunkan, pada pasien usia di atas 40 tahun.

Biasanya mengenai kedua mata.

2. Glaukoma sekunder3

Akibat kelainan didalam bola mata, yang dapat disebabkan :

Kelainan lensa, katarak imatur, hiperatur, dan dislokasi lensa.

Kelainan uvea, uveitis anterior.

Trauma, hifem, dan inkerserasi iris.

Pasca bedah, blockade pupil, goniosinekia.

3. Glaukoma kongenital 3

Konginetal primer, dengan kelainan konginetal lain.

Infatil, tanpa kelainan konginetal lain.

4. Galukoma absolut4,5

1. Galukoma Primer

a. Glaukoma primer sudut terbuka

2

Page 3: Glaukoma aghni

(Glaukoma simpleks, glaukoma kronik, wide angle glaucoma)

Perjalanan penyakit kronik, bisa tanpa gejala dan berakhir dengan

kebutaan.

Tekanan pada bola mata selamanya di atas batas normal atau lebih

besar dari 24 mmHg.

Lapang pandangan memperlihatkan gambaran khusus kampus

glukoma seperti melebarnya titik buta, skotoma bjerrum dan skotoma

tangga ronne.

Mengenai ke-2 mata dan sering derajat beratnya penyakit tidak sama.

Pada pemeriksaan funduskopi terlihat ekskavasi glaukomatosa papil.

Pada pemeriksaan genioskopi terlihat sudut bilik mata terbuka lebar.

Sudut bilik mata depan terbuka, hambatan aliran humor akuesus

mungkin terdapat pada trabekulum, kanal schlemn dan pleksus vena

didaerah intrasklera.

Pada pemeriksaan patologi anatomi didapatkan proses degenerasi dari

trabekulum ke kanal schlemn.

Terlihat penebalan dan sclerosis dari serat trabekulum, vakuol dalam

endotel dan endotel yang hiperselular yang menutupi trubekulum dan

kanal schlemn.

Biasanya pada usia 40 tahun atau lebih, penderita DM, pengobatan

kortikosteroid lokal ataupun sismetik yang lama, riwayat glaukoma pada

keluarga.

Tanda glaukoma simpleks :

Bilateral.

Herediter.

Tekanan intra ocular yang meninggi.

Sudut COA yang terbuka.

Bola mata yang tenang.

3

Page 4: Glaukoma aghni

Lapang pandangan yang mengecil dengan macam-macam skotoma

yang khas.

Penggaungan saraf optik.

Perjalanan penyakitnya yang lambat progresif.

b. Glaukoma primer sudut tertutup

(Glaukoma kongresif akut, angle closure glaucoma, closed angle glaucoma)

Glaukoma primer sudut tertutup terjadi bila terdapat kenaikan mendadak dari

tekanan intra okuler, yang disebabkan penutupan sudut COA yang mendadak

oleh akar iris, sehingga menghalangi sama sekali keluarnya humor akueus

melalui trabekula, menyebabkan :

Meningginya tekanan intra okuler.

Sakit yang sangat dimata secara mendadak.

Menurunnya ketajaman pengelihatan secara mendadak.

Tanda-tanda kongesti dimata (mata merah, kelopak mata bengkak).

Faktor anatomis yang menyebabkan sudut sempit :

1. Bulbus okuli yang memendek.

2. Tumbuhnya lensa.

3. Kornea yang kecil.

4. Tebalnya iris.

Faktor fisiologis yang menyebabkan COA sempit :

1. Akomodasi.

2. Dilatasi pupil.

3. Lensa letaknya lebih kedepan.

4. Kongesti badan siliar.

Glaukoma sudut tertutup akut

4

Page 5: Glaukoma aghni

PATOFISIOLOGI

Pada keadaan normal tekanan intraokular ditentukan oleh derajat produksi cairan

mata oleh epitel badan siliar dan hambatan pengeluaran cairan mata dari bola mata.

Pada glaukoma tekanan intraokular berperan penting oleh karena itu dinamika

tekanannya diperlukan sekali. Dinamika ini saling berhubungan antara tekanan,

tegangan dan regangan.6

1. Tekanan

Tekanan hidrostatik akan mengenai dinding struktur (pada mata berupa

dinding korneosklera). Hal ini akan menyebabkan rusaknya neuron apabila

penekan pada sklera tidak benar.

2. Tegangan

Tegangan mempunyai hubungan antara tekanan dan kekebalan. Tegangan

yang rendah dan ketebalan yang relatif besar dibandingkan faktor yang sama pada

papil optik ketimbang sklera. Mata yang tekanan intraokularnya berangsur-angsur

naik dapat mengalami robekan dibawah otot rektus lateral.

3. Regangan

Regangan dapat mengakibatkan kerusakan dan mengakibatkan nyeri.

MANIFESTASI KLINIK

Glukoma Primer sudut terbuka dianggap penting, karena sukarnya membuat

diagnosa pada stadium dini, berhubung sifatnya tenang, tidak memberi keluhan,

sehingga banyak yang datang tetapi dalam keadaan sudah lanjut, dimana lapang

pandangnya telah sangat sempit atau berakhir dengan kebutaan. Pada keadaan ini

glukoma tersebut berakhir dengan glukoma absolut.4 Kadang – kadang disertai sakit

kepala yang hilang – timbul, melihat gambaran pelangi disekitar lampu (halo), mata

5

Page 6: Glaukoma aghni

sebelah terasa berat, kepala pening sebelah, kdang – kadang penglihatan kabur

dengan anamnesa tidak khas. Agaknya proses ketuaan memegang peranan dalam

proses sklerose ini, yang dipercepat bila mata tersebut mempunyai bakat glaukoma.

Kita harus waspada terhadap glukoma sudut terbuka pada orang – orang berumur 40

tahun atau lebih (walaupun penyakit ini kadang – kadang ditemukan pada usia muda),

pengobatan kortikosterid lokal maupun sistemik yang lama, dalam keluarga ada

penderita Glukoma, Diabetes Melitus, Hipertensi, Miopia tinggi, kulit berwarna.

Karena itu pada penderita yang berumur 40 tahun atau lebih didapatkan keluhan

semacam ini, sebaiknya dilakukan pengukuran tekanan intraokuler. 3,4 Pada glukoma

simpleks tekanan bola mata sehari – hari tinggi atau lebih dari 20 mmHg. Mata tidak

merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat gangguan susunan

anatomis dan fungsi tampa disadari penderita. Akibat tekanan tinggi akan terbentuk

atrofi papil disertai dengan ekskavasio glukomatosa. Gangguan saraf optik akan

terlihat sebagai gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang. Pada waktu

pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala

gangguan fungsi saraf optik seperti glukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal.

DIAGNOSIS

Diagnosis glukoma sudut terbuka primer ditegakan apabila ditemukan

kelainan – kelainan glaukomatosa pada diskus optikus dan lapang pandang disertai

peningkatan tekaan intraokular, sudut kamera anterior terbuka dan tampak normal,

dan tidak terdapat sebab lain yang menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.

Sekitar 50 % pasien glaukoma sudut terbuka primer memperlihatkan tekanan

intraokular yang normal sewaktu pertama kali diperiksa, sehingga untuk menegakan

diagnosis diperlukan pemeriksaan Tonometri berulang.5

6

Page 7: Glaukoma aghni

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Bila ternyata tensi intraokulernya lebih dari 20 m Hg, harus dilakukan

pemeriksaan glukokoma yang lengkap sepeti :

Tonometri, lapang pandangan, oftalmoskopi, gonioskopi, tes provokasi (tes minim

air, pressure congestion test, tes steroid ), tonografi.

Tonometri :

Tekanan intraokuler pad glaukoma ini tidak terlalu tinggi. Menurut Langley

an kawan – kawan pada glaukoma simpleks terdapat 4 tipe variasi diurnal :

1. Flat type : sepanjang hari sama

2. Rising type : Puncak terdapat pada malam hari

3. Double variations : Puncaknya terdapat pada jam 9 pagi dan malam hari

4. Falling type : Puncak terdapat pada waktu bangun tidur

Suatu tanda berharga yang ditemukan oleh Downey yaitu bila antara kedua mata,

selalu terdapat perbedaan tensi intraokuler 4 mmHg atau lebih, maka itu menunjukan

kemungkinan glukoma simpleks. Suatu variasi diurnal pada satu mata dengan

perbedaan yang melebihi 5 mmHg, dianggap menunjukan kemungkinan glaukoma

simpleks, meskipun tensinya masih normal.

Pemeriksaan Lapang Pandang

Penting, baik untuk menegagkan diagnosa maupun untuk meneliti perjalanan

penyakitnya, juga bagi menentukan sikap pengobatan selanjutnya. Harus selalu

diteliti keadaan lapang pandangan perifer dan juga sentral. Pada glaukoma yang

masih dini, lapang pandangan perifer belum menujukan kelainan, tetapi lapang

pandangan sentral sudah menunjukan adanya macam – macam skotoma. Jika

glaukomanya sudah lanjut, lappang pandang perifer juga memberikan kelainan

berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal atas. Yang kemudian akan

7

Page 8: Glaukoma aghni

bersatu dengan kelainan yang ada ditengah yang dapat menimbulkan tunnel vision,

seolah – olah melihat melaliu teropong untuk kemudian menjadi buta.

Periksaan oftalmoskopi

Penggaungan dan atrofi tampak pada papil N. II. Ada yang mengatakan,

bahwa pada glaukoma sudut terbuka, didalam saraf optik didapatkan kelainan

degenerasi yang primer, yang disebabkan oleh insufisiensi vaskular. Sebab menurut

penelitian kemunduran fungsinya terus berlanjut, meskipun tekanan intraokulernya

telah dinormalisir dengan obat – obatan ataupun dengan operasi. Juga penderita

dengan kelainan sistemik se4perti diabetes melitus, arteriosklerosis, lebih mudah

mendaopzt kelainan saraf optik, akibat kenaikan tekanan intraokuler, dari pada yang

lain.

Pemeriksaan Gonioskopi

Pada glaukoma simpleks sudutnya normal. Pada stadium yang lanjut, bilas

telah timbul goniosinechiae ( perlengketan pinggir iris pada kornea/trakekula ) maka

sudut dapat tertutup.

Tonografi

Terdapat resistance of outflow (hambatan dari pengeluaran cairan ) hasil

pemeriksaan tonografi pada glaukoma simpleks ternyata kurang dari normal dan

menjadi kurang lagi, pada keadaan yang lanjut, (C≤0,13)

Tes Provokasi

Tes minum air : Kenaikan tensi 8 – 9 mmHg mencurigakan, 10 mmHg pasti

patologis.

Tes steroid : Kenaikan 8 mmHg, menunjukan glaukoma.

Pressure congestion test : Kenakan 9 mmHg atau lebih mencurigakan. Sedang bila

lebih dari 11 mmHg pasti patologis.

8

Page 9: Glaukoma aghni

GEJALA KLINIS :

a. Fase prodormal (fase nonkongestif)

Pengelihatan kabur.

Terdapat halo (gambaran pelangi) sekitar lampu.

Sakit kepala.

Sakit pada mata.

Akomodasi lemah.

Berlangsung ½ - 2 jam.

Injeksi perikornea.

Kornea agak suram karena edem.

Bilik mata depan dangkal.

Pupil melebar.

Tekanan intraokuler meningkat.

Mata dapat normal juga serangan reda.

b. Fase kongestif

Sakit kepala yang hebat sampai muntah-muntah.

Palpebra bengkak.

Konjungtiva bulbi : hiperemia kongesti, kemosis dengan injeksi

silier, injeksi konjungtiva.

Kornea keruh.

Bilik mata depan dangkal.

Iris : gambaran, corak bergaris tidak nyata.

Pupil : melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang midriasis

total, warna kehijauan, refleksi cahaya menurun sekali atau tidak sama sekali.

9

Page 10: Glaukoma aghni

DIAGNOSA BANDING

Iritis akut dan konjungtivitis harus dipertimbangkan sebagai diagnosis banding

pada glaukoma sudut tertutup bila ada radang mata akut, meskipun pada kedua hal

tersebut di atas jarang disertai bilik mata depan yang dangkal atau tekanan yang

meninggi.

1. Pada iriditis akut terdapat lebih banyak fotofobia, tetapi rasa nyerinya kurang

jika dibandingkan dengan glaukoma. Tekanan intraokular normal, pupil kecil dan

kornea tidak sembab. “Flare” dan sel-sel terlihat didalam bilik mata depan, dan

terdapat injeksi siliar dalam (deep ciliary injection).

2. Pada konjungtivitis akut tidak begitu nyeri atau tidak nyeri sama sekali, dan

tajam pengelihatan tidak menurun. Ada kotoran mata dan konjungtiva sangat

meradang, tetapi tidak ada injeksi siliar. Reksi pupil normal, kornea jernih dan

tekanan intraokular normal.

3. Iridosiklitis dengan glaukoma sekunder kadang-kadang sukar dibedakan.

Goniuskopi untuk menentukan jenis sudut sangatlah membantu. Jika pengamatan

terganggu dengan adanya kekeruhan kornea atau kekeruhan didalam bilik mata

depan, maka untuk memastikan diagnosis bisa dilakukan genioskopi pada mata

lainnya, dan ini sangat membantu.

TERAPI

Glaukoma akut merupakan masalah pembedahan. Terapi dengan pengobatan

hanya merupakan pengobatan pendahuluan sebelum penderita di operasi. Hal ini

harus sejak awal dikemukakan kepada penderita dan keluarganya, sebab ada

kemungkinan penderita menolak untuk di operasi, karena telah merasa enak setelah

diberi obat-obatan.

10

Page 11: Glaukoma aghni

Pada Fase Non Kongesif

Diberikan Miotikum : a. Miotika terus.

b. Operasi.

Pada fase kongesif (akut)

Pengobatan harus diberikan secara cepat dan tepat, jika terlambat 24-48 jam

maka sinekhia anterior sudah kuat sehingga pengobatan dengan miotikum tak

berguna lagi. TIO harus sudah turun dalam 2-4 jam sedapat-dapatnya.

a) miotikum : untuk mengecilkan pupil, sehingga iris terlepas dari

tekanannya ditrebekula dan sudutnya menjadi terbuka, cara menberikannya :

Pilocarpin 2-4 % setiap menit satu tetes selama 5 menit diteruskan dengan setiap

jam.

b) Penghambat karbonik anhidrase ----> mengurangi produksi humor

akueus seperti diamox 500 mg sekaligus (2 tablet) kemudian disusul tiap 4 jam 1

tablet.

c) Obat hiperosmotik.

Gliserin 50 % peroral 1-1,8 gram/kg BB.

d) Untuk mengurangi rasa sakitnya dapat disuntikkan 10-15 mg morfin.

e) 10-12,5 kg largaktil ----> penderita yang muntah-muntah sebelum

tablet diamox dan tablet gliserin diberikan, sehingga obat dapat ditelan.

Dengan pengobatan di atas bersama-sama, tekanan yang tinggi sekali dapat

ditekan sampai dibawah 25 mmHg dalam waktu 24 jam.

Jika tekanan intraokulernya sudah turun, operasi harus dilakukan paling lambat 2-

4 hari kemudian. Selama ini pengobatan tetap dilanjutkan. Bila tekanan tetap tinggi,

melebihi 30 mmHg diberikan obat hiperosmotik yang lain yaitu : manitol (1,5-3/kg

BB) 20 tetes/ menit (20%) atau ureum 30% infus, 300 cc diberikan ± 2-3 jam yang

diberikan sebelum operasi dilakukan.

Macam operasi :

11

Page 12: Glaukoma aghni

1. Iridektomi perifer.

2. Operasi filtrasi (Iridenkleisis, trepanasi, sklerotomi, trabekulektomi).

Glaukoma sudut tertutup kronik

Tidak semua orang dengan glaukoma sudut tertutup akan mengalami serangan

akut. Banyak yang mengalami sudut tertutup kronis.

Pada keadaan ini perlahan-lahan terbentuk jaringan parut antara iris dan jalan

keluar cairan mata. Tekanan bola mata akan naik bila terjadi gangguan jumlah cairan

keluar akibat bertambahnya jaringan parut.

Dengan pengobatan pilokarpin maka serangan akut tidak akan terjadi dengan

bentuk kronis yang tetap berjalan. Pengobatan hanya menghindarkan kebutaan yang

dapat terjadi pada glaukoma.

2. Glaukoma Sekunder

Merupakan glaukoma yang diketahui penyebabnya, biasanya dari penyakit

mata yang lain. Glaukoma sekunder, kelainannya terdapat pada :

a) Sudut bilik mata, akibat geniosinekia, hifema, stafiloma kornea dan

kontusio sudut bilik mata.

b) Pupil, akibat seklusi pupil dan oklusi relative pupil oleh sferotakia.

c) Badan silier, seperti rangsangan akibat luksasi lensa.

Glaukoma dibangkitkan lensa merupakan salah satu bentuk glaukoma

sekunder.

Glaukoma terjadi bersama-sama dengan kelainan lensa seperti :

a. Luksasi lensa anterior, dimana terjadi gangguan pengaliran cairan

mata ke sudut bilik mata.

b. Katarak imatur, dimana akibat mencembungnya lensa akan

menyebabkan penutupan sudut bilik mata.

c. Katarak hiperatur, dimana bahan lensa keluar dari lensa sehingga

menutupi jalan keluar cairan mata.

12

Page 13: Glaukoma aghni

Glaukoma yang terjadi akibat penutupan sudut bilik mata oleh bagian

lensa yang lisis ini disebut glaukoma fakolitik, pasien dengan galukoma

fakolitik akan mengeluh sakit kepala berat, mata sakit, tajam pengelihatan

hanya tinggal proyeksi sinar. Pada pemeriksaan objektif terlihat edema kornea

dengan injeksi silier, fler berat dengan tanda-tanda uveitis lainnya, bilik mata

yang dalam disertai dengan katarak hiperatur. Tekanan bola mata sangat

tinggi.

3. Glaukoma Kongenital

4. Glaukoma Absolut

Glaukoma absolut adalah akhir dari semua macam glaukoma, merupakan

suatu glaukoma yang terbengkalai sampai buta total. Matanya keras seperti batu,

karena tekanan intraokuler yang sangat tinggi, buta dan sering sakit sekali.

Bila timbul sakit yang tak tertahankan dapat disuntikkan alcohol retrobulber

atau dilakukan krioterapi untuk mengurangi nyerinya.

Kalau dengan pengobatan tak dapat di atasi dilakukan enukleasi bulbi. Jika

tak menimbulkan rasa sakit, dibiarkan saja.

KOMPLIKASI

A. Sinelia anterior perifer

Iris perifer melekat pada jalinan trabekel dan menghambat aliran mata keluar.

B. Katarak

Lensa kadang-kadang melekat membengkak, dan bisa terjadi katarak. Lensa yang

membengkak mendorong iris lebih jauh kedepan yang akan menambah hambatan

pupil dan pada gilirannya akan menambah derajat hambatan sudut.

C. Atrofi retina dan saraf optik

13

Page 14: Glaukoma aghni

Daya tahan unsure-unsur saraf mata terhadap tekanan intraokular yang tinggi

adalah buruk. Terjadi gaung glaukoma pada pupil optik dan atrofi retina, terutama

pada lapisan sel-sel ganglion.

PROGNOSIS

Tanpa pengobatan, glaukoma dapat mengakibatkan kebutaan total. Apabila proses

penyakit terdeteksi dini sebagian besar penyakit glaukoma dapat ditangani dengan

baik.7

14

Page 15: Glaukoma aghni

DAFTAR PUSTAKA

1. Glaukoma (Tekanan Bola Mata Tinggi), Prof, dr, Sidarta Ilyas, DSM. FKUI.

2. http//WWW.utusan.com.my/utusan/archive.asp

3. Penuntun Ilmu Penyakit Mata, Prof, dr, Sidarta Ilyas, DSM. FKUI.

4. Ilmu Penyakit Mata, dr, Nana Wijaya S.D Cetakan ke-8, 2003.

5. Ilmu Penyakit Mata, Prof, dr, Sidarta Ilyas, DSM. FKUI 2002.

6. Daniel Vaughn, Taylor. A. Paul. R-Eva ; General ophthalmology, Edisi 14,

Widya Medika Jakarta, 2002, hal

7. Daniel Vaughn, Taylor. A. Paul. R-Eva ; General ophthalmology, Edisi 14,

Widya Medika Jakarta, 2006, hal 220-233

15