good governance

4
GOOD GOVERNANCE *Mewujudkan good governance melalui pelayanan public* Ketidakpuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan public oleh system pemerintahan yang berjalan pada masa orde baru mampu menjadi ciri khas tersendiri bagi pemerintah pada saat itu, namun dalam tumbangnya system pemerintahan orde baru yang ditandai dengan turunnya presiden soeharto pada gejolak politik tahun 1998 merupakan awal mula tanda kehidupan baru bagi system kepemerintahan bangsa Indonesia yakni lahirnya reformasi. Beranjak bersamaan dengan adanya reformasi sebuah system politik Indonesia kearah yang lebih demokratis, seiring berjalannya waktu pun berkembang pula pemikiran bagi pemerintah selaku pemegang kekuasaan untuk merekonstruksi tatanan pemerintahan kearah yang lebih baik sehingga terwujudnya tatanan pemerintahan yang efektif dan efesiensi dalam pelayanan public. Good governance secara umum merupakan penyelenggaraan kepemerintahan negara yang baik. Senada dengan cuplikan oleh Lembaga Administrasi Negara (2000, 6) mendefinisikan “Good Governance sebagai penyelenggaraan Pemerintahan Negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisiensi dan dan efektif dengan menjaga keseinergisan interaksi yang konstruksif diantara domain domain Negara, sector swasta dan masyarakat (society)”. Salah satu literature dari good governance ialah pastisifasi, selaras dengan persepektif islam pun demikian sebagaimana umat didorong agar semangat dalam kerjasama hal yang baik dan tolong menolong satu sama lain yang menjadi bagian dari pada langkah penguatan konsolidasi suatu komunitas untuk mencapai tujuannya, jelas bahwa kerjasama itu memiliki tujuan yang sama. Dalam konteks ini allah swt berfirman “…dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan penggaran…” (QS. Al-Maidah [5]:2)”. Pendapat Munculnya konsep pemikiran good governance di Indonesia sendiri mulai popular sejak era reformasi bahkan mampu mengalahkan reformasi politik yang sempat eksis ditahun 1998, munculnya good governance ini seakan akan Indonesia masuk dalam standar Negara didunia sebab perkembangan good governance di Indonesia tidak terlepas dari sejarah panjang di Negara Negara dunia. Tujuan adanya good governance itu sendiri tidak lain ialah meningkatnya etos dan disiplin kerja pegawai, produktifitas, efisiensi dan efektivitas operasional serta akuntabilitas dan

Upload: rosim-nyerupa

Post on 19-Jul-2015

102 views

Category:

Government & Nonprofit


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: Good governance

GOOD GOVERNANCE

*Mewujudkan good governance melalui pelayanan public*

Ketidakpuasan masyarakat terhadap penyelenggaraan pelayanan public oleh system

pemerintahan yang berjalan pada masa orde baru mampu menjadi ciri khas tersendiri

bagi pemerintah pada saat itu, namun dalam tumbangnya system pemerintahan orde

baru yang ditandai dengan turunnya presiden soeharto pada gejolak politik tahun 1998

merupakan awal mula tanda kehidupan baru bagi system kepemerintahan bangsa

Indonesia yakni lahirnya reformasi. Beranjak bersamaan dengan adanya reformasi

sebuah system politik Indonesia kearah yang lebih demokratis, seiring berjalannya

waktu pun berkembang pula pemikiran bagi pemerintah selaku pemegang kekuasaan

untuk merekonstruksi tatanan pemerintahan kearah yang lebih baik sehingga

terwujudnya tatanan pemerintahan yang efektif dan efesiensi dalam pelayanan public.

Good governance secara umum merupakan penyelenggaraan kepemerintahan

negara yang baik. Senada dengan cuplikan oleh Lembaga Administrasi Negara (2000,

6) mendefinisikan “Good Governance sebagai penyelenggaraan Pemerintahan

Negara yang solid dan bertanggung jawab, serta efisiensi dan dan efektif dengan

menjaga keseinergisan interaksi yang konstruksif diantara domain domain Negara,

sector swasta dan masyarakat (society)”. Salah satu literature dari good governance

ialah pastisifasi, selaras dengan persepektif islam pun demikian sebagaimana umat

didorong agar semangat dalam kerjasama hal yang baik dan tolong menolong satu

sama lain yang menjadi bagian dari pada langkah penguatan konsolidasi suatu

komunitas untuk mencapai tujuannya, jelas bahwa kerjasama itu memiliki tujuan yang

sama. Dalam konteks ini allah swt berfirman “…dan tolong-menolonglah kamu dalam

(mengerjakan) kebajikan dan taqwa dan jangan jangan tolong-menolong dalam

berbuat dosa dan penggaran…” (QS. Al-Maidah [5]:2)”.

Pendapat Munculnya konsep pemikiran good governance di Indonesia sendiri mulai

popular sejak era reformasi bahkan mampu mengalahkan reformasi politik yang

sempat eksis ditahun 1998, munculnya good governance ini seakan akan Indonesia

masuk dalam standar Negara didunia sebab perkembangan good governance di

Indonesia tidak terlepas dari sejarah panjang di Negara Negara dunia. Tujuan adanya

good governance itu sendiri tidak lain ialah meningkatnya etos dan disiplin kerja

pegawai, produktifitas, efisiensi dan efektivitas operasional serta akuntabilitas dan

Page 2: Good governance

transfaransi, mencegah praktek korupsi, kolusi dan nepotisme namun dalam hal ini

tujuan good governance yang tidak kalah penting ialah meningkatnya kualitas

pelayanan public.

Pelayanan Publik merupakan sumbu utama dalam tatanan pemerintahan demokrasi

yang selaras dengan kerangka Good Governance. Pelayanan public menurut

Lembaga Administrasi Negara (2003 : 27) “pada dasarnya memiliki dua paradigma,

yang pertama ialah paradigm pelayanan public yang berorientasi pada pengelola

pelayanan dan kedua adalah paradigma pelayanan public yang terfokus pada

kepuasan pengguna layanan” sementara dalam Undang Undang Nomor 25 Tahun

2009 “Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang undangan

bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan

administrative yang disediakan oleh penyelenggarapelayanan public”. Salah satu dari

sekian harapan era reformasi ialah terwujudnya system pemerintahan yang ideal dan

mampu memberikan pelayanan public yang baik bagi masyarakat, namun apakah

saat ini pelayanan public yang dilakukan pemerintah selaku actor utama daripada

penyelenggara Negara sudah berjalan secara maksimal yang kompehersif ?

Sebagaimana diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945 bahwa Negara wajib

melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Pemerintah sebagai

penyelenggaran Negara harus mampu mengoptimalkan seluruh kepentingan public

dalam berbagai pelayanan terutama yang menyangkut pelayanan atas hak hak sipil

dan dasar kebutuhan utama masyarakat. Dengan kata lain bahwa pemerintah harus

urgen dalam upaya pelayanan kepentingan yang menyangkut hajat orang bayak.

Seperti yang kita ketahui, bahwa pemerintah merupakan suatu kelembagaan /

organisasi yang berperan menjalankan kekuasaan kepemerintahan. Sedangkan

pemerintahan sendiri ialah kondisi yang berlangsungnya aktivitas atau kegiatan

pemerintah dalam mengatur dan mengelola kekuasaan suatu Negara. Penguasa

dalam konteks ini adalah pemerintah yang menyelenggarakan dan melaksanakan

pemerintahan, melaksanakan hakekat kepentingan umum, yang dijalankan oleh

penguasa administrasi Negara harus memiliki wewenang. Seiring berjalannya waktu

dalam perkembangan, fungsi pemerintah tentu tidak hanya menjalankan Undang

Page 3: Good governance

Undang saja, tentu juga berfungsi meralisasikan kehendak Negara dan

menyelenggarakan kepentingan umum ( public service ). Perubahan mindsite dari

pemerintahan dari penguasa menjadi pelayanan pada prinsifnya ialah bermaksud

untuk mengoptimalkan kulitas pelayanan public terhadap masyarakat.

Persoalan pemerintah yang sedang dihadapkan dengan system pemerintahan yang

belum efektif dan efesien begitu juga dengan kualitas sumber daya aparatur Negara

selaku birokrasi tentu berimbas kepada penyelenggaraan pelayanan public yang

signifikan, hal ini terbukti adanya keluhan masyarakat baik langsung mapun tidak

langsung melalui media misalkan. Dalam upaya penyelenggaraan pelayanan public

dalam persepektif ini tidak hanya yang dilakukan pemerintah saja akan tetapi juga

penyelenggara pelayanan swasta pun demikian.

Tidak dapat di pungkiri bahwa saat ini permasalahan yang di hadapi begitu mendesak,

selaku masyarakat tentu tidak sabar dan cemas dengan model system pelayanan

pemerintah yang kian buruk dan terkesan berbelit belit, dan berbalik seharusnya

pelayanan swasta yang demikian namun pelayanan swasta lebih optimal

dibandingkan pelayanan pemerintah. Kemudian masyarakat tak heran bertanya

Tanya apakah pemerintah mampu memberikan pelayanan yang optimal terhadap

masyarakat, tentu kapasitas pemerintah dalam hal ini diragukan.

Sudah seharusnya sedari dulu pemerintah selaku aparatur Negara dan pelaku

birokrasi memberikan daya optimalisasi dalam upaya penyelenggaraan pelayanan

public apalagi telah diberlakunya Undang Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang

Pelayanan Publik dengan maksud membangun kepercayaan masyarakat atas

pelayanan public yang dilakukan oleh penyelenggaraan pelayanan public dalam hal

ini ialah pemerintah terkuat dalam pasal 4 Undang Undang Nomor 25 tahun 2009

bahwa “setiap jenis pelayanan dilakukan secara cepat, mudah dan terjangkau” dan

sebagaimana juga tertuang dalam Undang Undang Dasar 1945 bahwa Negara wajib

melayani setiap warga Negara dan penduduk untuk memenuhi kebutuhan dasarnya

dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Jelas sudah, bahwa Era Reformasi menuntut (pemerintah) adanya pembenahan

terhadap tatakelola penyelenggaraan Negara, baik dalam pengelolaan administrasi

maupun tatakelola birokrasi pemerintahan itu sendiri. Namun pada kenyataan yang

ada saat ini, lebih kurang 15 tahun penerapan dan pelaksanaan good governance di

Page 4: Good governance

Negara kita sepenuhnya sesuai dengan harapan reformasi belum terlaksana

sepenuhnya atau dapat dikatakan belum berhasil. Kenapa tidak demikian ? pelayanan

public yang dilakukan pemerintah misalnya pembuatan Akte Kelahiran dan Kartu

Tanda Penduduk (KTP) saja membutuhkan waktu yang cukup lama untuk

mendapatkan begitu juga dengan potongan potongan biaya administrative yang

sering diminta oleh petugas di kantor yang bersangkutan, tidak tahu kemana lari uang

tersebut masuk, hal ini tentu muncul pertanyaan dalam pemikiran masyarakat apakah

terimplementasi Undang Undang tentang pelayanan public yang dibuat pemerintah

atau memang hanya menjadi sebuah kitab formalitas saja namun praktek dalam

penyelenggaran pelayanan public tidak sesuai demikian?.

Sudah seyogyanya pemerintah merekonstruksi birokrasi yang diikuti dengan

reformasi mindsite penyelenggaraan pelayanan public tersebut. Rekonstruksi dan

reformasi pelayanan public yang dimaksud ialah pergeseran pola dasar

penyelenggaraan pelayanan public dari orientasi pemerintah selaku penyelenggara

pemerintah sebagai penyedia menjadi pelayan yang berorientasi pada amunisi rakyat

sebagai pengguna dari pada pelayanan tersebut. Dengan demikian alhasil tidak aka

nada alternative untuk memulai perbaikan pelayanan public terkecuali public itu

sendiri. Dan setidaknya dengan hal ini mampu memberikan jalan pintas untuk

meningkatkan partisifasi masyarakat selaku bagian dari pada good governance di

bidang pelayanan public.

System birokrasi pemerintahan yang ideal merupakan partisifasi, dimana semua

elemen yang terlibat dalam Governance mempunyai suara dalam keputusan yang

dibuat sehingga kebijakan dapat diterima dengan baik. Hal inilah sebuah landasan

legalitas dalam system demokrasi, sebab konsep good governance sangat selaras

dengan demokrasi, karena demokrasi merupakan system yang berasal dari rakyat,

oleh rakyat dan untuk rakyat tentu hal ini tidak lain dijalankan hanya untuk

kesejahteraan yang diinginkan rakyat sehingga terwujudnya kepuasan masyarakat

dalam pelayanan public. Ciri Good Governance didalam system tata pemerintahan

yang menjunjung tinggi demokratis tentu yang diutamakan tidak lain adalah

kepentingan masyarakat.