green computing

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada zaman sekarang ini penggunaan terhadap energi dan sumber daya bumi sudah sangat banyak. Usia bumi tidaklah muda. Salah satunya adalah penggunaan dan pemanfaatan energi listrik. Energi listrik dihasilkan dari beberapa sumber energi yang terdapat di bumi ini. Namun energi ini tidak selama nya akan kekal. Jika di gunakan tidak semestinya energi tersebut akan habis. Seluruh kegiatan manusia yang hidup di dalam bumi ini tidak lepas dari penggunaan energi listrik. Seperti contoh ialah penggunaan komputer atau PC (Personal Computer). Saat ini penggunaan komputer sangatlah penting untuk menunjang hampir semua kegiatan manusia yang hidup di bumi ini. Penggunaan komputer yang tidak efisien dan tidak sesuai dengan kebutuhan dapat mengakibatkan pemanasan lingkungan dan peningkatan penggunaan energi listrik. Penggunaan komputer tidak hanya pada level personal, melainkan penggunaan komputer juga terdapat di dalam level perusahaan yang berbasis IT. Penggunaan komputer pada level perusahaan ini tentu saja sangat memakan energi yang banyak dan boros. Komputer dan segala elemen pendukungnya disebut juga dengan istilah teknologi informasi. Ada beberapa kalangan mengatakan penggunaan IT inilah yang menjadi salah satu faktor terjadinya global warming. Namun ada pula beberapa kalangan yang mengatakan bahwa IT lah sebagai alternatif untuk mengurangi global warming. Dalam hal teknologi informasi yang dapat membantu pengurangan global warming maka teciptalah istilah green computing. Secara umum pengertian green computing ialah penggunaan komputer secara efektif dan efisien, yaitu meminimalkan penggunaan energi listrik dalam penggunaan komputer. Green computing merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pemborosan energi, mengurangi penggunaan daya yang berlebihan,

Upload: adhityaa-gie-ii

Post on 28-Jan-2016

221 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

studi dan realisasi dalam penggunaan sumber daya komputasi secara efisien serta ramah lingkungan. Komputer tentu telah sangat merusak lingkungan

TRANSCRIPT

Page 1: Green Computing

BAB 1PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang

Pada zaman sekarang ini penggunaan terhadap energi dan sumber daya bumi sudah sangat banyak. Usia bumi tidaklah muda. Salah satunya adalah penggunaan dan pemanfaatan energi listrik. Energi listrik dihasilkan dari beberapa sumber energi yang terdapat di bumi ini. Namun energi ini tidak selama nya akan kekal. Jika di gunakan tidak semestinya energi tersebut akan habis.

Seluruh kegiatan manusia yang hidup di dalam bumi ini tidak lepas dari penggunaan energi listrik. Seperti contoh ialah penggunaan komputer atau PC (Personal Computer). Saat ini penggunaan komputer sangatlah penting untuk menunjang hampir semua kegiatan manusia yang hidup di bumi ini. Penggunaan komputer yang tidak efisien dan tidak sesuai dengan kebutuhan dapat mengakibatkan pemanasan lingkungan dan peningkatan penggunaan energi listrik. Penggunaan komputer tidak hanya pada level personal, melainkan penggunaan komputer juga terdapat di dalam level perusahaan yang berbasis IT. Penggunaan komputer pada level perusahaan ini tentu saja sangat memakan energi yang banyak dan boros.

Komputer dan segala elemen pendukungnya disebut juga dengan istilah teknologi informasi. Ada beberapa kalangan mengatakan penggunaan IT inilah yang menjadi salah satu faktor terjadinya global warming. Namun ada pula beberapa kalangan yang mengatakan bahwa IT lah sebagai alternatif untuk mengurangi global warming.

Dalam hal teknologi informasi yang dapat membantu pengurangan global warming maka teciptalah istilah green computing. Secara umum pengertian green computing ialah penggunaan komputer secara efektif dan efisien, yaitu meminimalkan penggunaan energi listrik dalam penggunaan komputer.

Green computing merupakan salah satu solusi untuk mengurangi pemborosan energi, mengurangi penggunaan daya yang berlebihan, memanfaatkan material yang dapat digunakan kembali, dan mengurangi pemakaian bahan-bahan atau material yang tidak ramah lingkungan. Praktik green computing dimaksudkan untuk melakukan pengefesienan dalam pemakaian seumber energi tanpa menganggu sumber daya energi untuk kedepannya.

Sebagai pengguna IT hendaknya kita harus mengerti dampak-dampak yang akan terjadi jika menggunakan teknologi tanpa mengetahui batas-batasan yang akan mengakibatkan kerusakan terhadap lingkungan sekitar. Praktik green computing tidak melulu tentang penghematan energi san sebagainya. Namun juga dapat di lihat dari software, perangkat yang di gunakan dalam IT. Karena semua perangkat dalam IT memilki spesifikasi yang berbeda. Baik dari konsumsi energinya dan juga kegunaanya.

1.2  Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah :

Page 2: Green Computing

      Mengetahui sejarah green computing      Mengetahui apa saja penyebab global warming      Dampak green computing      Perancangan green computing dengan teknologi virtualisasi      Green computing penerapannya bagi diri sendiri      Manfaat sistem daur ulang pada green computing      Green computing dalam marketing      Green computing dalam penerapan sekolah      Penghematan biaya dalam praktik green computing      Konsumsi energi dalam praktik green computing

1.3  Tujuan dan Manfaat

Adapun tujuan yang ingin di raih di dalam pembuatan makalah tentang green computing adalah sebagai berikut :

      Menjelaskan sejarah green computing tersebut      Untuk memahami penyebab global warming      Untuk mengetahui dampak dari penerapan green computing      Menjelaskan metode-metode apa saja penerapan green computing      Menjelaskan manfaat dari sistem daur ulang dalam green computing      Menjelaskan penghematan biaya yang dapat dilakukan dalam praktik green computing      Menjelaskan penghematan penggunaan energi dalam green computing

Sedangkan manfaat di dalam penulisan makalah green computing adalah sebagai berikut :

      Agar khalayak banyak mengetahui apa itu green computing      Agar para pengguna IT menjadi lebih peka terhadap dampak global warming      Penggunaan limbah elektronik dapat di efektivitaskan.      Metode-metode yang dijelaskan dalam praktik greeen computing sekiranya dapat di realisasikan

dalam penerapannya      Pengguna IT agar sekiranya dapat menghemat biaya dalam penggunaan berbagai perangkat IT      Pengguna IT dapat menghemat penggunaan daya listrik yang digunakan.      Menjaga kelestarian akan lingkungan sekitar

1.4    Metodologi PenulisanMetodologi yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah studi kepustakaan. Studi

kepustakaan adalah metodologi penelitian dengan cara mempelajari jurnal, buku, artikel, skripsi, maupun referensi yang ada yang berhubungan dengan judul penulisan yang sedang di bahas. 1.5 Sistematika Penulisan

BAB 1: PENDAHULUANDalam bab ini akan menjelaskan tentang latar belakang, ruang lingkup penulisan, tujuan dan manfaat dari karya tulis, metode penelitian yang digunakan penulis dan sistematika penulisan yang digunakan dari karya tulis ini.

                        BAB 2: LANDASAN TEORI

Page 3: Green Computing

Dalam bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai teori dan konsep yang berkaitan dengan Green Computing.

BAB 3: PEMBAHASANDalam bab ini akan dibahas mengenai sejarah Green Computing, perancangan sistem Green Computing dengan menggunakan teknologi virtualisasi untuk efisiensi energi, Green Computing di Diri Sendiri, Masalah yang kerap terjadi pada computer desktop.

                  BAB 4: PENUTUPBab ini merupakan penutup dari penulisan karya tulis yang memberikan kesimpulan serta saran – saran yang mungkin akan berguna bagi pihak-pihak yang bersangkutan dan dapat digunakan sebagai pengembangan di masa yang akan datang.

BAB 2LANDASAN TEORI

2.1 Green Computing

Menurut Tripathi, Praveen (2012, p174-177) dalam jurnal berjudul Green Computing as a Mandatory Revolution For Proper End – of – Life. Green Computing merupakan studi dan realisasi dalam penggunaan sumber daya komputasi secara efisien serta ramah lingkungan. Komputer tentu telah sangat merusak lingkungan, Produsen komputer telah mencari solusi green untuk membantu melindungi lingkungan dari komputer dan limbah elektronik dengan berbagai cara, Energy Star telah memulai “Green Computing” yaitu gerakan dengan mempertahankan kontrol pada penggunaan bahan beracun, konversi energi yang terbuang oleh komputer seperti mesin pada saat idle (waktu di saat sebuah piranti dalam kondisi statis. Dengan kata lain piranti itu hidup, tetapi tidak dapat dipakai untuk bekerja). Hal ini jelas merupakan upaya untuk menyebar kebutuhan dasar green computing untuk melindungi lingkungan.

Menurut Kaseya (2008, p1) dalam bukunya yang berjudul Green Computing: Using IT Automation to Achieve Energy Efficiency, green computing adalah praktek pelaksanaan kebijakan dan prosedur dengan meningkatkan efisiensi sumber daya komputasi sedemikian rupa untuk mengurangi dampak lingkungan dari pemanfaatannya. Green computing didirikan pada “triple bottom line”, prinsip ini mendefinisikan kesuksesan suatu perusahaan berdasarkan kinerja eknomi, lingkungan dan sosial.

2.2 Solusi Green Computing

Menurut Vithoba, Nayak, dan More (2010, p52-53) dalam jurnal berjudul Solution for Green Computing, green computing memiliki beberapa solusi di dalam pemakaiannya, antara lain:

1. Energy Efficiency

Page 4: Green Computing

Memaksimalkan pemakaian daya listrik sistem komputasi serta mengurangi penggunaan sistem selama puncak periode waktu.

2. Employing thin Clients

Sistem ini memanfaatkan hanya fungsi komputasi dasar dan kadang-kadang mempekerjakan boot jaringan untuk memuat sistem operasi dari server, serta memanfaatkan sistem remote untuk melakukan kegiatan pengolahan utamanya.

3. Remote Administration

Memungkinkan administrator dalam kemampuan membuat akses jarak jauh, monitor dan sistem perbaikan signifikan untuk mengurangi kebutuhan dalam perjalanan fisik ke kantor yang lokasinya jauh dari lokasi pelanggan.

4. Reducing Paper Waste

Untuk membuat kantor tanpa kertas, maka penggunaannya harus dikurangi semaksimal mungkin. Komputer memiliki jauh dari penyebab yang meningkatkan produksi kertas dan sampah kertas lainnya. Cara untuk mengurangi limbah kertas dapat dilakukan dengan berbagai cara seperti cetak dokumen (print) sesedikit mungkin atau ketika sangat dibutuhkan, preview dokumen, minimalkan jumlah hard copy dan kertas draft yang dibuat, menyimpan dokumen kedalam flash disk daripada mencetak

5. Reusing and Recycling

Adarsh College & Lembaga di kota Hingoli menghasilkan banyak toner printer, cartridge tinta jet dan baterai yang tahan selama satu tahun. Daripada membuangnya, mereka dapat didaur ulang agar menghemat sumber daya dan mengurangi polusi dan limbah padat.

6. Telecommuting

Menyediakan fasilitas yang diperlukan unuk memungkinkan kemampuan karyawan bekerja dari rumah sehingga mengurangi emisi transportasi

7. Generasi Green Power

Banyak perusahaan yang telah memilih untuk menerapkan pembersihan, sumber energi terbaru seperti matahari dan angin untuk sebagian atau keseluruhan kekuatan bisnis

Page 5: Green Computing

Dari semua ini, “Energy Efficiency” menyediakan potensi terbesar untuk cepat kembali atas investasi, kemudahan implementasi dan pembenaran keuangan. Beberapa solusi komersial untuk meningkatkan efisiensi komputasi energi baru-baru ini menjadi tersedia.

2.3 Hardware

2.3.1 Pengertian Hardware

Menurut Reynold dan Stair (2008, p2) dalam bukunya berjudul Principles of Information Systems, 8th Edition, hardware terdiri dari setiap mesin (sebagian besar yang menggunakan sirkuit digital) yang membantu dalam pengolahan, input, penyimpanan dan output kegiatan dari Sistem Informasi (SI). Pertimbangan utama dalam membuat hardware dalam sebuah bisnis adalah bagaimana hardware dapat digunakan untuk mendukung tujuan sistem imformasi dan tujuan organisasi.

2.3.2 Komponen Hardware

Menurut Fatima (2005, p4) dalam bukunya yang berjudul Computer Hardware, komponen hardware terdiri dari beberapa jenis, yaitu:

1.     MotherboardMotherboard atau sering disebut mainboard merupakan perangkat komputer yang berfungsi sebagai tempat perangkat-perangkat antara lain: processor, memory, VGA card, Sound card dan LAN card. Setiap perangkat memiliki slot tersendiri yang memungkinkan perangkat tersebut melekat di motherboard. Di dalam motherboard terpasang berbagai jenis slot untuk menghubungkan dengan hardware atau komponen-komponen komputer seperti processor, RAM (Random Access Memory), hardisk, optical drive dan lain-lain. Motherboard berfungsi sebagai penggerak komponen komputer agar dapat bekerja bersama-sama.

2.     ProcessorProcessor sering dianggap sebagai mesin komputer. Processor membaca perintah dari memory dan kemudian mengeksekusinya. Pada setiap kebutuhan processor melakukan tindakan sesuai untuk melakukan sebuah instruksi atau bagian lainnya.

3.     Hard Disk DriveSebuah hard drive terbuat dari piring berputar terdiri dari aluminium atau keramik yang dilapisi dengan media magnetik. Cakram tersebut datang dalam berbagai ukuran. Hard drive dengan banyak kapasitas penyimpanan yang berbeda dapat diciptakan tergantung pada kerapatan, ukuran dan jumlah cakram. Ada beberapa program di sistem yang tidak dapat disimpan dalam RAM, sehingga membutuhkan memori sangat besar. Yang dapat digunakan untuk menyimpan semua program dan data ketika sistem tidak dapat digunakan disebut disk drive.

4.     Primary MemoryPrimary memory sering disebut sebagai RAM (Random Access Memory). Dalam hal ini primary memory memegang semua program dan data processor menggunakan waktu tertentu, contohnya,

Page 6: Green Computing

apabila listrik padam maka komputer juga akan padam, sehingga apa yang tersimpan didalamnya akan terhapus. Oleh sebab itu perlu menyimpannya ke media permanen seperti hard drive bersifat volatile untuk menghindari kehilangan data saat listrik padam. Jenis lain dari sistem memori adalah ROM (Read only Memory) bersifat permanen karena isinya tidak akan terhapus bahkan ketika power dimatikan.

2.4 Green Hardware

Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p10) green product (green hardware) merupakan konsumsi energi dengan membuat perubahan kecil pada bagaimana cara kita menggunakan komputer. Sebagian besar desktop komputer harus terus berjalan, bahkan ketika mereka tidak sedang digunakan, karena pengguna kadang-kadang meninggalkan desktop mereka meski masih dalam keadaan aktif atau menyala, hal itu yang dapat membuang listrik. Komputer juga dapat menghasilkan panas dan memerlukan pendinginan tambahan, yang dapat menambah total konsumsi data dan biaya.

2.5 Pendekatan Holistik Green IT

Menurut Murugesan dan Gangadharan (2012, p7) untuk efisiensi dampak lingkungan pada TI diharuskan mengadopsi sebuah pendekatan holistik yang terdiri dari:

1.     Green DesignMerancang energi dan lingkungan efisien yang terdiri dari komponen komputer, server dan cooling equipment.

2.     Green ManufacturingManufaktur komponen elektronik, komputer dan subsistem lainnya dengan minimal atau tidak adanya dampak terhadap lingkungan

3.     Green DisposalMemperbarui dan menggunakan kembali komputer lama atau tua serta mendaur ulang komputer dan peralatan elektronik lainnya

4.     Green standards and MetricsKebutuhan untuk mempromosikan, membandingkan dan benchmarking inisiatif keberlanjutan, produk, servis, serta praktiknya.

5.     Green IT Strategies and PoliciesEfektifitas dan strategi serta kebijakan-kebijakan (policies) menambah nilai dan fokus pada manfaat jangka pendek serta jangka panjang. Ini merupakan strategis dan praktik bisnis yang selaras juga sebagai komponen kunci Green IT.

2.6 Global Warming and Climate Change

Secara umum global warming adalah adalah peningkatan rata-rata suhu permukaan bumi karena efek gas rumah kaca, seperti emisi karbon dioksida dari pembakaran bahan bakar fosil atau dari deforestasi, yang menjebak panas yang jika tidak akan melarikan diri dari bumi. Ini adalah jenis efek rumah kaca.

Page 7: Green Computing

Menurut Budianto (2000:195) dalam Rajaguguk, E dan Ridwan K (2001) perubahan iklim global (climate change) sebagai peristiwa naiknya intensitas efek rumah kaca yang terjadi karena adanya gas dalam atmosfer yang menyerap sinar panas yaitu sinar infra merah yang dipancarkan oleh bumi.

Kementerian Lingkungan Hidup (2001:1) mendefinisikan perubahan iklim adalah berubahnya kondisi fisik atmosfer bumi antara lain suhu dan distribusi curah hujan yang membawa dampak luas terhadap berbagai sector kehidupan manusia. Perubahan fisik ini tidak terjadi hanya sesaat tetapi dalam kurun waktu yang panjang.

LAPAN (2002;1) mendefinisikan perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah tertentu. Sedangkan istilah perubahan iklim skala global adalah perubahan iklim dengan acuan wilayah Bumi secara keseluruhan.

Definisi yang umumnya diterima adalah berdasarkan pasal 1 Konvensi PBB mengenai Perubahan Iklim yang menyatakan : “Perubahan iklim ialah berubahnya iklim yang diakibatkan langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan komposisi atmosfer secara global dan selain itu juga berupa perubahan variabilitas iklim alamiah yang teramati pada kurun waktu yang dapat dibandingkan.”

2.7 Cloud Computing

Menurut Peter Mell dan Timothy Grance (2012:2) definisi Cloud Computing adalah sebuah model yang memungkinkan untuk ubiquitous (Diamanapun dan kapanpun), Nyaman, On-demand akses jaringan ke sumber daya komputasi (contoh: jaringan, server, storage, aplikasi, dan layanan) yang dapat dengan cepat dirilis atau ditambahkan. Cloud Computing sebagai suatu layanan teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan oleh pengguna dengan berbasis jaringan/internet. Dimana suatu sumber daya, perangkat lunak, informasi dan aplikasi disediakan untuk digunakan oleh komputer lain yang membutuhkan. Cloud computing mempunyai dua kata “Cloud” dan “Computing”. Cloud yang berarti internet itu sendiri dan Computing adalah proses komputasi.

Ada empat Model mengembangan cloud :

1. Public Cloud Jenis Cloud ini diperuntukkan untuk umum oleh penyedia layanannya.

2. Private Cloud Merupakan infrastruktur layanan Cloud, yang dioperasikan hanya untuk sebuah organisasi tertentu. Infrastruktur Cloud itu bisa saja dikelola oleh sebuah organisasi itu atau oleh pihak ketiga. Lokasinya pun bisa on-site 11

ataupun off-site. Biasanya organisasi dengan skala besar saja yang mampu memiliki/mengelola private Cloud ini.

3. Community Cloud

Page 8: Green Computing

Dalam model ini, sebuah infrastruktur Cloud digunakan bersama-sama oleh beberapa organisasi yang memiliki kesamaan kepentingan, misalnya dari sisi misinya, atau tingkat keamanan yang dibutuhkan, dan lainnya.

4. Hybrid Cloud yang menggabungkan baik public dan private. Untuk jenis ini, infrastruktur Cloud yang tersedia merupakan komposisi dari dua atau lebih infrastruktur Cloud (private, community, atau public). meskipun secara entitas mereka tetap berdiri sendiri, tapi dihubungkan oleh suatu teknologi / mekanisme yang memungkinkan portabilitas data dan aplikasi antar Cloud itu. Misalnya, mekanisme loadbalancing yang antar Cloud, sehingga alokasi sumberdaya bisa dipertahankan pada level yang Optimal.

BAB 3PEMBAHASAN

3.1.2               Sejarah Green ComputingPada tahun 1992 US Enviromental Protection Agency merilis program Energy Star, yaitu

program promosi dan penghargaan bagi penerap efesiensi pada teknologi monitor, pengontrol iklim, dan teknologi lain. Landasan pergerakannya adalah kebutuhan akan economic viability (keberlangsungan hidup), social responsibility (tanggung jawab sosial) dan environmental impact (pengaruh lingkungan). Energy Star ini menciptakan sleep mode atau mode tidur pada fungsi monitor komputer. “Green Computing” adalah istilah yang diciptakan tidak lama setelah program Energy Star muncul sebagai konsep IT efisiensi energi dan ramah lingkungan yang dikembangkan mencakup solusi thin client, energy cost accounting, virtualization practices, electronic waste, dan lainnya.

3.1.2 Penyebab Terjadinya Global Warming pada Dunia Saat iniIsu global warming adalah isu yang ramai dibicarakan  oleh masyarakat dunia.

Pemanasan global yang dipicu gas rumah kaca yang membuat sinar matahari dipantulkan kembali kebumi. Akibatnya kutub utara meleleh , suhu ekstrim, iklim yang tidak menentu, dan efek negatif lainnya.Hal yang perlu dilakukan oleh masyarakat IT adalah melakukan publikasi secara visual maupun audio visual untuk mengingatkan dunia akan bahaya Global Warming. Jika mereka tidak sadar dan segera mengubah perilaku buruk mereka terhadap lingkungan maka mereka akan merasakan dampak dari perbuatan mereka sendiri. Bukan hanya mereka, namun keluarga dan orang-orang yang mereka cintai pun bisa saja menjadi korban. Hal lain yang bisa dilakukan oleh masyarakat IT adalah pemantauan dengan media satelit terhadap aktivitas cuaca dan arah angin, serta pemantauan aktivitas pelelehan kutub utara.

3.1.3   Masalah dan Dampak Green ComputingKendala yang terjadi di Indonesia saat ini adalah biaya implementasi Green Computing

yang besar akan menjadi pertimbangan utama yang mempengaruhi aspek produktivitas perusahaan kedepannya, sehingga diharapkan perusahaan atau organisasi tidak mengalami paradoks produktivitas dari penerapan kebijakan yang telah diputuskan oleh top management. Resiko kebocoran privacy data perusahaan, jika menggunakan layanan vendor lain (cloud

Page 9: Green Computing

computing). Resource menjadi terpusat (centralize, karena menggunakan virtualisasi), sehingga perlu dipertimbangkan untuk disaster recovery IT apabila terjadi bencana.

Bisnis memiliki tiga unsur yang disebut 3BL, triple bottom lines, yaitu: people-planet-profit. Tiga hal ini saling berkaitan. Pengembangan sistem berbasis TI harus mempertimbangkan seluruh elemen stakeholders, tidak hanya memaksimalkan keuntungan shareholders saja.

Elemen-elemen green computing adalah:1.     Sustainability, yaitu daur ulang.2.     Ramah lingkungan3.     Penggunaan energi secara efisien4.     Penggunaan sumber daya secara efisien5.     Mengurangi pekerjaan yang tidak berguna

Kendala dalam menerapkan Green Computing:

      Kurangnya kesadaran akan manfaat pelaksanaan Green Computing.      Pemikiran yang sesaat      Lebih menyukai hal praktis, mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan manajemen sumber

daya      Membeli teknologi bukan berdasarkan kebutuhan tetapi mengikuti trend mode.

Cara mengatasinya:Dari Sisi Pengguna (user) sebenarnya faktor inilah yang menjadi masalah utama dalam

mewujudkan green computing, karena menyangkut kepedulian individu (kemampuan dan kamauan) dan kebijakan organisasi, yang pada gilirannya akan membentuk kultur organisasi. Dari sisi individu, setiap orang harus memiliki kepedulian untuk mengaktifkan fitur power options yang sudah disediakan pada setiap perangkat komputer yang berada dalam tanggung jawabnya.Dari sisi organisasi, kebijakan untuk mulai menerapkan less paper untuk semua sistem administrasi yang telah memanfaatkan TI telah memberi dampak yang cukup besar.

3.2  Perancangan Sistem Green Computing dengan Menggunakan Teknologi Virtualisasi untuk Efisiesnsi Energi

Perkembangan bidang Informasi dan Teknologi meningkat pesat beserta tingkat dampak yang dihasilkan bagi lingkungan. Diketahui bahwa 2% dari total emisi karbon dioksida dunia berasal dari bidang Informasi dan Teknologi yang berasal dari energi yang dikonsumsi. Penggunaan dari komputer merupakan salah satu penggunaan terbesar di dalam bidang Informasi dan Teknologi. Didukung dengan kondisi bahwa tidak semua aplikasi dapat berjalan di satu sistem operasi sehingga diperlukan komputer lain yang terinstall dengan sistem operasi yang sesuai untuk dapat menjalankan sistem operasi tersebut dan kebutuhan pemakaian akan lebih dari satu sistem operasi. Untuk mengurangi dampak tersebut, diperlukan suatu perilaku yang mendukung untuk tercapainya green computing dengan salah satu caranya adalah dengan melakukan virtualisasi. Dengan virtualisasi, maka akan dapat terjadinya pengurangan konsumsi daya, space, biaya, dan investasi hardware. User dapat menjalankan aplikasi apapun di atas sistem operasi yang dikehendaki di atas sistem operasi host. Sehingga dapat dilakukan pengurangan terhadap penggunaan dari komputer yang berlebih. Pendekatan virtualisasi yang dilakukan adalah full virtualization dan paravirtualization. Perancangan virtualisasi pada

Page 10: Green Computing

penelitian ini akan dilakukan perhitungan konsumsi energi dan emisi C02 untuk melihat bagaimana dampak kinerja virtualisasi terhadap lingkungan.

3.2.1      Green Computing di Data Center Data center membutuhkan biaya yang besar. Biaya ini dibutuhkan untuk operasional dan

maintenance. Permasalah utama adalah untuk: konsumsi listrik, pendingin, dan ruangan.Solusi:

1.     Teknologi server hemat energiYaitu pengaturan clock processor, jika task tidak banyak, maka clock processor dikurangi. Hal ini berguna untuk efisiensi kinerja processor. Teknologi ini ada pada Intel (speedstep), AMD (coolnow), Sun Microsystem (coolthread). Keuntungan dengan teknologi adalah: hemat energi, karena panas rendah. Dengan panas rendah, maka energi pendingin yang dibutuhkan juga rendah.

2.     Teknologi virtualizationYaitu: dari satu mesin bisa ada tiga mesin, secara virtual.Keuntungannya adalah: hemat ruang, energi, kabel, dan optimalisasi mesin.

3.     Teknologi Blade ServerYaitu teknologi server dengan bentuk fisik horisontal. Bentuk ini dirasa lebih hemat ruang, kabel, dan energi dibanding bila bentuk fisiknya vertikal.

4.     Data Center Power Efficiency MetricsMerupakan hasil consorsium oleh The Green Grid. Dengan dua parameter: PUE (Power Usage Efficiency), DCE (Data Center Efficiency). Hasil pengukuran Lawrence Berkeley National Labs terhadap 22 data center, menunjukkan nilai PUE antara 1,3 hingga 3,0.

3.2.2      Green Computing di WorkstationSebaran konsumsi PC paling besar di monitor. Workstation adalah penyedot energi

terbesar di perkantoran.Solusi:

1.     Teknologi power management, yang terdapat pada BIOS. Melalui ACPI (Advanced Configuration & Power Interface) akan memotong rata-rata 25% konsumsi energi.2.     Tim klien: hanya menggunakan 50% konsumsi energi3.     Ganti dengan laptop, karena konsumsi energi jauh lebih kecil.

3.2.3      Green Computing di Lingkungan KerjaAda tiga jenis solusi:

1.     Skype, solusi voip (dengan Asterisk)2.     Solusi IM (instant messaging)3.     Solusi unified communication (voip + IM)

Keuntungan:1.     Konvergensi data dan suara dalam 1 jaringan berbasis IP2.     Hemat biaya maintenance3.     Hemat biaya operasional4.     Hemat biaya energi5.     Hemat space ruang kerja

Page 11: Green Computing

6.     Hemat biaya transportasi 7.     Penghematan kertas8.     Hemat daya dan mengurangi tagihan listrik

Kerugian:1.     Apabila server induk bermasalah, semua sistem virtual machine didalamnya tidak bisa

digunakan.2.     Virtualisasi membutuhkan spesifikasi server yang lebih tinggi.3.     Penempatan semua server dalam satu komputer akan menjadikannya sebagai target serangan.

3.3  Green Computing dari Diri Sendiri1.       Tidak harus selalu membeli komputer baru, gunakan: komputer sewaan, bekas/refurbished, atau

komputer lama yang masih dapat di-upgrade.2.       Selalu mencari solusi software terlebih dahulu.3.       Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan.4.       Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan.5.       Gunakan monitor LCD daripada CRT, karena lebih hemat energi.6.       Hindari mencetak e-mail atau dokumen elektronik.7.       Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen.8.       Cetak dokumen yang tidak terlalu penting bolak-balik.9.       Gunakan kertas daur ulang untuk mencetak.10.    Perkecil ukuran font dan spasi.11.    Gunakan printer inkjet daripada laser jet.12.    Matikan komputer/alat-alat lain yang tidak bekerja pada malam hari maupun akhir minggu.13.    Gunakan remote admin ke server daripada menggunakan monitor.14.    Optimalisasi penggunaan komputer, minimalkan penggunaan komputer untuk hal-hal yang tidak

penting.

3.3.1      Green Computing on PC       Laptop hanya memerlukan 10% energi yang digunakan Desktop. Flat screen hanya menggunakan

30% energi yang digunakan oleh Monitor CRT      Coba upgrade RAM, sebelum memutuskan ganti komputer. Komputer lambat bisa karena

kotornya registry atau ada background services yang berjalan padahal sebenarnya tidak kita perlukan. Cek dan matikan services yang sedang berjalan padahal tidak perlu itu. Misalnya untuk Windows jalankan Start > Run > type “msconfig”

      Menggunakan PC dan printer dengan merk dan jenis sama memudahkan kanibalisme dan proses recycle

      Matikan komputer ketika tidak digunakan (malam hari). Mematikan komputer akan mengurangi umur komputer adalah mitos yang salah

      Screen saver is not energy saver. Pilih matikan monitor daripada menggunakan screen saver      Pilih virtualisasi daripada pembelian hardware baru (hemat 70% energi)      Pilih peripheral berlogo energy star      Catat bahwa mode power menentukan prosentase hemat energi (Sleep mode – hemat 70% energi,

Standby mode – hemat 90% energi, Hibernate mode – hemat 98% energi)      Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak

digunakan

Page 12: Green Computing

       3.3.2      Green Computing pada Laptop       Gunakan power saving setting      Kurangi penggunaan backlight      Atur layar dan harddisk sleep/off setelah beberapa menit tanpa penggunaan

3.3.3      Penerapan green computing pada HardwarePemakaian sumber daya dengan bijak. Mematikan komputer dan monitor jika tidak

sedang dipakai dan menyalakan printer atau piranti lainnya jika dibutuhkan saja. Dalam prosentase konsumsi listrik pada sebuah unit komputer, ternyata monitor memakan konsumsi listrik sebesar 49% dari total konsumsi dalam satu unit komputer. Disamping itu, manfaatkan fasilitas sistem manajemen penggunaan daya pada komputer, seperti Power Management. Pengaturan pada Power Management memungkinkan ketika dalam keadaan idle, semua sistem akan di non-aktifkan, hal ini berarti penghematan daya.

Penggunaan hardware yang low power. Sekarang sudah banyak piranti-piranti komputer yang menggunakan sumber daya yang rendah. Piranti-piranti ini meliputi processor, storage, motherboard, chipset, video card, PSU, optical drive, monitor, dll.

3.3.4      Pemanfaatan sistem daur ulangBila komputer sudah usang namun masih dapat dimanfaatkan kembali biasanya sparepart

yang masih berfungsi mungkin dapat dipakai sebagai sumber daya tambahan bagi komputer lain. Sedangkan kalau sudah rusak maka sparepart yang ada dapat di daur ulang kembali.

a.     Penggunaan sistem mobilitas.Infrastruktur yang ada seperti saluran kabel telpon mungkin saat ini dapat berkurang

berkat adanya inovasi dalam teknologi informasi dimana kita sudah dapat melakukan komunikasi menggunakan VOIP (Voice Over Internet Protocol). Secara tidak langsung kita sudah mengurangi penggunaan bahan-bahan dari logam yang berbahaya dari struktur kabel tersebut.

b.     Penerapan sistem upgrade.Disarankan untuk melakukan upgrading per komponen daripada membeli satu buah unit

komputer yang lengkap. Hal ini dapat mengurangi “sampah” perangkat atau komponen komputer, seperti Video Graphic Adapter (VGA), prosesor, memory, hard disk, dll.

3.3.5        Metode Green Computing pada Softwarea.     Pemanfaatan teknologi virtualisasi.

Teknologi virtualisasi merupakan software yang mampu melakukan penggabungan beberapa sistem CPU fisik ke dalam satu bentuk Virtual Machine yang jauh lebih handal. Tentunya hal ini dapat mengurangi jumlah hardware maupun konsumsi energi listrik yang digunakan. Disamping itu, virtualisasi tentunya mengurangi energi panas yang timbul akibat banyaknya hardware yang terpasang.

b.     Menerapkan software engineering dengan benar. Dalam software engineering terdapat banyak metode-metode pengembangan

software maupun Business Process Management (BPM). Perancangan bisnis proses, pemilihan bahasa pemrograman dan penulisan kode / algoritma (function) jelas sangat mempengaruhi

Page 13: Green Computing

kinerja prosesor dan memori. Semakin tidak efisien dalam perancangan dan desain, semakin banyak proses yang dilakukan. Semakin banyak proses berarti memakan resource yang banyak dari memori dan kinerja prosesor. Sehingga, prosesor dan memori mengeluarkan energi panas yang besar. Konsekuensinya, pendinginan terhadap prosesor dan memori yang membutuhkan energi listrik yang tidak sedikit.

c.     Efisiensi algoritma. Berdampak pada jumlah sumber daya komputer yang dibutuhkan untuk setiap

fungsi komputasi tertentu dan ada banyak efisiensi trade-off dalam program tertulis. Seperti komputer telah menjadi lebih banyak dan biaya perangkat keras telah menurun relatif terhadap biaya energi, efisiensi energi dan dampak lingkungan dari sistem komputasi dan program telah menerima peningkatan perhatian. Sebuah studi oleh Alex Wissner-Gross, seorang ahli fisika di Harvard , memperkirakan bahwa pencarian Google rata-rata maenghasilkan 7 gram karbon dioksida (CO ₂). Namun, Google menyengketakan angka ini, dengan alasan bukan bahwa pencarian biasa hanya menghasilkan 0,2 gram CO2.

Untuk mendapatkan solusi green computing memiliki 4 langkah utama yaitu:

      green use yaitu menggunakan komputer dan produk terkait lainnya dengan cara seefisien mungkin yang dapat menghemat energi pada pemakaian.

      green disposal yaitu menggunakan kembali komputer lama, pembuangan yang benar, dan daur ulang produk yang tidak dapat digunakan.

      green design yaitu merancang komputer yang energi efisien dan ramah lingkungan.      green manufacturing yaitu pembuatan komputer dan peralatan terkait lainnya dengan cara yang

mereka miliki dengan efek seminimal mungkin terhadap lingkungan.

Keempat langkah dikembangkan menjadi sejumlah aktifitas dan area:

      Penggunaan energi secara efisien      Hemat daya      Virtualisasi server      Merancang yang memperhatikan keberlanjutan lingkungan      Bertanggung jawab dalam pembuangan dan daur ulang      Resiko mitigasi      Eco – label      Menggunakan sumber energi yang dapat diperbaharui      Penggunaan metodologi green dan assessment tools.

3.3.10   Metode Green Computing pada MarketingPada bidang terakhir yang dapat dilakukan penerapan komputasi hijau adalah dalam hal

marketing. Contoh penerapan yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan blogging untuk membangun branding image pribadi, marketing dan bisnis. Dan melupakan cara kovensial seperti kartu nama, koran dan majalah.

3.3.8      Masalah yang kerap terjadi pada computer desktop

Page 14: Green Computing

1)    Power SupplyPSU komputer umumnya 70% sampai 75% efisien dan sisa energi yang ada di buang menjadi

panas. Maka sebuah industri mengeluarkan sebuah inisiatif yang dinamakan 80 PLUS menyatakan PSU setidaknya harus mencapai 80% penggunaan yang efisien, pada 20 juli 2007 baru disahkan sebuah sertifikasi Energy Star 4.0  yang mengharuskan PSU baru harus mencapai 80% efisien energi.

2)    StorageTempat penyimpanan data yang berukuran 2,5 inci biasanya menggunakan daya lebih sedikit

bila dibandingkan dengan ukuran yang lebih besar, namun kini telah ditemukan SSD atau solid state disk yang menyimpan data dalam memori flash atau DRAM jadi disarankan untuk mengubah penggunaan hardisk menjadi SSD.

3)    Video CardProsesor grafik yang cepat mengkonsumsi listrik yang paling besar di komputer. Untuk

efisiensi pengaturan tampilan yang hemat daya jangan gunakan video card pada shared terminal, shared thin client, atau desktop sharing software jika di butuhkan, gunakan motherboard video output yang umumnya low 3D performance dan daya yang rendah, pilih kartu vidio yang tidak memerlukan heat sink atau kipas pendingin yang banyak, dan pilihlah yang memiliki kinerja sesuai dengan listrik yang digunakan.

4)    MaterialSistem komputer yang telah usang atau tidak terpakai dapat di gunkan untuk disumbangkan

pada kegiatan amal dan organisasi nirlaba. Namun saat ini muncul peraturan baru tentang sistem minimum dalam peralatan yang disumbangkan. Selain itu bagian dari komputer yang telah usang masih dapat di daur ulang. Daur ulang peralatan komputer dapat menjaga bahan berbahaya seperti timbal, merkuri, kromium.

5)    DisplayCRT monitor yang memakan banyak daya sering kali menjadi pemborosan, namun saat ini

telah ditemukan LCD yang menggunakan lampu neon katoda untuk cahaya layar bahkan monitor terbaru telah menggunakan pemancar cahaya array dioda pada tempat bola lampu neon yang dapat mengurangi jumlah listrik yang digunakan layar.

6)    Water and Air CoolerUntuk menjaga kondisi suhu komputer terutama server perusahaan menggunakan AC.

Semakin kuat sebuah komputer maka semakin dingin pula suhu yang dibutuhkan agar tidak terjadi overheat. Dikutip dari Forbes Global 2000 tahun 2010 “perusahaan akan menghabiskan lebih banyak energi pada perangkat keras seperti server”.

3.3.8      Analisis penerapan Green Computing pada sekolah

Page 15: Green Computing

komputasi hijau juga dapat diterapkan pada bidang yang lain, misalnya pada bidang pendidikan. Kita dapat menerapkan beberapa hal seperti menghindari menggunakan kertas, gunakan file elektronik dalam melakukan penggumpulan tugas. Selain itu, kita juga dapat menerapkan system E-learning sebagai metode pembelajaran. Jadi kita dapat memberikan modul dalam pembelajaran, forum diskusi dan tugas pada E-learning tersebut.

Pemanfaatan komputer sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar dan pelaksanaan pekerjaan, tak dapat dipungkiri merupakan salah satu aspek yang dapat mempengaruhi penurunan kualiatas lingkungan karena menghasilkan gas CO2 dalam prosesnya. Estimasi emisi CO2 dari konsumsi energi diperoleh dari hasil kali antara volume penggunaan energi (misalnya, kWh listrik) dengan faktor emisi CO2 rata-rata (contoh, faktor emisi energi listrik dalam satuan kg CO2/kWh). Berdasarkan data tahun 2000 diperoleh faktor emisi CO2 dari pembangkitan listrik sebesar 0,719 kg CO2/kWh.

Berikut adalah praktek-praktek penerapan Green Computing di sekolah. 1.     Menggunakan komputer (CPU, monitor (17”CRT) dan printer) selama 8 jam/hari berarti

memakai listrik sebesar 282W jam/hari. Menghabiskan uang sebesar Rp. 341.107,2/tahun. Menghasilkan emisi sebesar 389 kg CO2/tahun. Jadi, gunakan komputer seoptimal mungkin. Matikan ketika tidak digunakan.

2.     Komputer jenis LCD ternyata lebih hemat dibandingkan jenis CRT walaupun ukurannya sama. Monitor LCD (17”) hanya memerlukan listrik sebesar 35W, sedangkan monitor CRT 70W.

3.     Pilihlah perangkat (peripheral) yang berlogo “Energy Star”, karena dapat menghemat pemakaian sumber daya listrik dan melindungi lingkungan melalui perangkat hemat energi.

4.     Matikan peralatan lainnya seperti, speaker, modem eksternal, scanner, dan printer jika sedang tidak dibutuhkan atau sedang keluar dalam waktu yang lama. Hal tersebut sangat menghabiskan banyak energi.

5.     Carilah proccesor khusus yang hemat energi. Baik Intel maupun AMD telah mengeluarkan edisi khusus prosesor hemat energi mereka. Intel bahkan mengeluarkan proccesor quad core mereka dengan TDP 35W.

6.     Pilih virtualisasi daripada pembelian hardware baru. Dengan virtualisasi, maka sebuah komputer (fisik) bisa menjalankan banyak komputer virtual (operating system) sekaligus pada saat yang bersamaan sehingga dapat menghemat biaya dan bahkan mengurangi emisi CO2 dari pembelian hardware baru. Demikian pula Terminal Server merupakan solusi alternatif centralized computing yang mudah dan murah. User melakukan koneksi ke server pusat. Seluruh komputasi dilakukan di server. Ini dapat dipadukan dengan thin clients, yang menggunakan hingga 1/8 jumlah energi dari normal workstation, yang mengakibatkan penurunan biaya energi dan konsumsi.

7.     Jangan cepat membuang PC, lakukan recycle atau donasi ke pihak lain apabila sudah tidak digunakan.

8.     Gunakan mobile computing dalam pengaksesan dan transfer informasi, bisa dengan wireless LAN pada laptop, mobile phone, wearable computer, Personal Digital Assistant (PDA) dengan Bluetooth atau IRDA. Hal ini disebabkan karena emisi CO2 yang dihasilkan lebih sedikit daripada PC.

9.     Lebih sedikit kebutuhan listrik berarti perangkatnya lebih efisien. Notebook memerlukan energi lebih sedikit dibanding Personal Computer (PC). PC dengan daya lebih besar, memerlukan energi lebih besar pula. Penghematan cukup besar lainnya dapat dilakukan dengan mematikan

Page 16: Green Computing

perangkat pencetak (printer) jika tidak digunakan. Sebab pada posisi aktif mencetak, printer menyedot listrik sebesar 700W. Dalam posisi standby memerlukan 100W, dan pada modus hemat energi sekitar 20W listrik. Terutama laser printer yang menyedot energi dalam jumlah cukup besar.

10.  Efesiensi energi pada notebook dapat dilakukan dengan mengoptimalkan penggunaan baterai guna menghemat listrik. Jalankan sedikit program. Jangan menjalankan banyak aplikasi pada saat yang bersamaan, tutup program yang memang tidak diperlukan. Semakin banyak manjalankan program maka konsumsi baterai akan meningkat. Selain itu juga kurangi tingkat kecerahan (brightness) pada monitor. Semakin terang nyala monitor maka tingkat pamakaian daya baterai yang dikonsumsi pun semakin banyak dan daya baterai akan semakin cepat habis.

11.  Standarisasi teknologi jaringan komputer baik sekolah maupun perguruan tinggi yang dapat mengkaitkan berbagai institusi pendidikan menjadi satu kesatuan yang berujung pada application provider sebagai resource sharing for computing center. Hal ini akan mengurangi penggunaan baik hardware maupun software pada client bahkan server di tiap-tiap sekolah.

Perilaku masyarakat yang masih boros energi masih banyak terjadi. Radiant mencontohkan orang lebih suka membiarkan komputer atau laptopnya dalam kondisi menyala saat ditinggal sebentar ketimbang dimatikan. Belum lagi dengan penggunaan hardware yang mengkonsumsi banyak energi.

3.3.10   Penghematan BiayaKegiatan green computing sendiri, memang tidak hanya dari sekadar memberi kontribusi

untuk dapat mengurangi ancaman isu global warming maupun kerusakan lingkungan yang ada saat ini. Namun, juga masih ada sisi lainnya.

Salah satu dampak keuntungan terbesar lainnya dari implementasi kegiatan green computing adalah sisi finansial. Berdasarkan penelitian di Carbon Trust (www.carbontrust.co.uk), sebuah komputer yang ditinggal dalam keadaan hidup (on) sepanjang hari memiliki biaya operasional £37 tiap tahunnya. Atau nilai ini berkisar Rp676. 175, berdasarkan kurs 30 April 2008.

Lalu, bila dilakukan penggunaan seperlunya dengan mematikan komputer sensial pada waktu malam dan hari libur, jumlah angka akan turun menjadi sekitar £10 tiap tahunnya, atau Rp182.750. Memang biaya ini didapatkan berdasarkan perhitungan listrik di Eropa (terutama inggris). Namun, setidaknya bisa menjadi pertimbangan yang ada di Indonesia dalam penggunaan komputer, agar lebih efisien (seperlunya saja).

3.3.10   Konsumi DayaKonsumsi daya jadi salah satu perhatian utama. Karena disini, cara termudah untuk

mengarah kepada green computing. Lebih dari 3o miliar kilowatt-hour (kWh) energi listrik terbuang secara percuma karena banyak dari pengguna komputer mengnonaktifkan komputernya ketika sedang tidak menggunakan.

Sebuah unit sistem PC berkonfigurasi kelas menengah, rata-rata memerlukan daya hingga 200 watt tiap jamnya. Lalu, ditambah penggunaan monitor jenis CRT, kebutuhan listrik bertambah hingga 80 watt (berbeda bila monitor jenis LCD TFT, yang membutuhkan listrik jauh lebih rendah).

Page 17: Green Computing

Melihat kepada faktor lain dari konsumsi daya yang mempengaruhi lingkungan adalah untuk hal yang saat ini cukup gencar dikumandangkan, bahkan mungkin merupakan loncatan terbesar lainnya setelah fokus di efisiensi penggunaan energi. Disebut carbon footprint.

Memang bukan gambaran mutlak, tapi setidaknya akan menjadi gambar tersendiri, bagaimana begitu berpengaruhnya penggunaan sebuah komputer dalam hal kontribusi penghasil emisi gas CO2.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh IST (Information System & Technology) dari Universitas Waterloo Canada, bagian hardware, menunjukan hasil tes dari komputer pentium 4 1.7Ghz, sebagai berikut:

      Ketika boot, konsumsi daya dalam satuan watt mendekati angka 110 w.      Ketika idle, dengan tidak adanya power management, asupan daya mendekati 60 W.      Lalu ketika kondisi power saving secara penuh, dengan tidak ada putaran harddisk dan komputer

dalam keadaan sleep mode, konsumsi daya sekitar 35 W.Konsumsi daya monitor, belom termasuk dalam tes ini. Juga, angka ini akan bervariasi

bergantung kepada processor apa yang dipakai dan juga peripheral apa saja yang terpasang.Standartnya sebuah monitor 17, mengkonsumsi daya sebesar 75 W ketika digunakan.

Namun, ketika mode power-saver aktif (monitor dalam keadaan off dengan indikator berwarna kuning), konsumsi daya dapat diabaikan.

Intinya, konsumsi daya listrik bervariasi tergantung pada hardware yang digunakan/dipasang. Untuk mendapatkan detail lebih jelas dapat mengunjungi website kalkulator untuk menghitung konsumsi PC secara online (http://resources.mini-box.com/online/powersimulator/powersimulator.html).

Demikian beberapa penerapan komputasi hijau dalam kehidupan sehari-hari. Sebenarrnya apabila kita sadar, masih banyak sekali bidang yang dapat menerapkan budaya komputasi hijau ini. Sebagian dari masyarakat yang sadar akan pentingnya melakukan penghematan konsumsi energi, sudah seharusnya kita merubah kebiasaan lama dengan penerapan budaya Green Computing. Semoga dengan adanya penerapan budaya tersebut, kita dapat melakukan penghematan kosumsi energi untuk kehidupan esok yang lebih baik.

BAB 4SIMPULAN DAN SARAN

4.1 SimpulanBerdasarkan pada pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat di tarik

kesimpulan mengenai dari hasil dari analisis Green Computing sebagai berikut :      Ramah Lingkungan      Terhindar dari krisis berlanjut      Penghematan kertas      Memelihara lingkungan agar menjadi lebih baik      Memperpanjang masa pakai perangkat keras      Menghemat daya dan mengurangi tagihan listrik

4.2 Saran

Page 18: Green Computing

Untuk dapat mendapatkan hasil yang baik setelah menerapkan Green Computing maka saran yang dapat di berikan adalah sebagai berikut :

      Teliti dalam membeli perangkat, pastikan lulus uji hemat energi dan lingkungan       Hidari mencetak email atau dokumen elektronik      Gunakan e-mail untuk menggantikan fax dan sirkulasi dokumen      Matikan komputer atau alat-alat lain yang tidak di gunakan       Gunakan layar monitor sesuai dengan kebutuhan