h u k u m - kementerian ppn/bappenas :: home · web viewdi samping itu patut pula dicatat...

57
H U K U M

Upload: truongnhi

Post on 25-Jul-2019

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

H U K U M

Page 2: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

I

I

Page 3: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

BAB XX

H U K U M

A. PENDAHULUAN

Garis-garis Besar Haluan Negara tahun 1978 telah menegas-kan bahwa pembangunan dan pembinaan hukum dalam negara hukum Indonesia didasarkan atas landasan sumber tertib hukum seper-ti terkandung dalam Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan dan pembinaan bidang hukum diarahkan agar hukum mampu memenuhi kebutuhan sesuai dengan tingkat kemajuan pemba-ngunan di segala bidang, sehingga dapat diciptakan ketertiban kepastian hukum untuk memperlancar pembangunan.

Dalam hubungan ini GBHN menggariskan perlunya dilanjut-kan usaha-usaha untuk :

(1) meningkatkan dan menyempurnakan pembinaan hukum nasional dalam rangka pembaharuan hukum, dengan antara lain meng-adakan kodifikasi serta unifikasi hukum di bidang-bidang tertentu dengan memperhatikan kesadaran hukum yang ber-kembang dalam masyarakat;

(2) memantapkan kedudukan dan peranan badan-badan penegakhukum sesuai dengan fungsi dan wewenang masing-masing;

(3) meningkatkan kemampuan dan kewibawaan aparat penegak hu-kum;

(4) membina penyelenggaraan bantuan hukum untuk golongan ma-syarakat yang kurang mampu;

(5) meningkatkan prasarana dan sarana yang diperlukan untuk menunjang pembangunan di bidang hukum.

Selanjutnya kesadaran hukum dalam masyarakat perlu lebih ditingkatkan sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati akan hak dan kewajiban sebagai warga negara. Demi-kian pula pembinaan sikap dan perilaku para pelaksana penegak hukum perlu dibina kearah tegaknya hukum dan keadilan serta perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia, ketertiban dan kepastian hukum sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

1155

Page 4: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

Dalam rangka penertiban aparatur pemerintah diusahakan terwujudnya peradilan Tata Usaha Negara dan perlu ditingkat-kan pula langkah-langkah untuk penyusunan perundang-undangan yang menyangkut hak dan kewajiban asasi warga negara dalam rangka mengamalkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

B. KEBIJAKSANAAN DAN LANGKAH-LANGKAH

Pembangunan hukum dalam Repelita III sebagaimana diga-riskan dalam Garis-garis Besar Haluan Negara telah dilaksana-kan melalui serangkaian kebijaksanaan pokok dan langkah-lang-kah yang meliputi pembinaan hukum, penegakan hukum dan pem-binaan peradilan, pembinaan pemasyarakatan, administrasi jasa hukum termasuk keimigrasian, pendidikan/latihan hukum dan pe-nyuluhan hukum/bantuan hukum.

1. Pembinaan Hukum

Kebijaksanaan pokok dalam pembangunan dan pembinaan hu-kum adalah. peningkatan kegiatan pembaharuan dan pembentukan perangkat hukum nasional yang mengayomi masyarakat, menjamin kelestarian dan integritas bangsa serta memberi patokan, pe-ngarahan serta dorongan dalam perubahan soeial kearah terwu-judnya tatanan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Berpangkal dari kebijaksanaan pokok ini maka dalam upaya penyusunan perundang-undangan telah diambil langkah-langkah sebagai berikut:

a. Meningkatkan penyusunan rencana kegiatan legislatif na-sional untuk lebih memantapkan pembaharuan hukum melalui berbagai perangkatkat perundang-undangan dan. untuk lebih terjaminnya pengeterapan kesatuan politik hukum nasional.

b. Melanjutkan usaha kodifikasi serta unifikaei hukum di bi-dang-bidang tertentu dalam rangka penyempurnaan dan pemba-haruan hukum nasional dengan tetap memperhatikan kesadar-an hukum masyarakat.

c. Meningkatkan berbagai kegiatan penunjang/pelengkap peren-canaan hukum dan perancangan perundang-undangan, yaitu pengkajian dan penelitian hukum, penyusunan naskah akade-mis rancangan undang-undang, pertemuan ilmiah, penulisan karya ilmiah, pengembangan jaringan dokumentasi dan infor-masi hukum serta publikasi hukum dan penghimpunan (inven-tarisasi) putusan-putusan perkara (yurisprudensi) sebagai sumber pembentukan hukum melalui peradilan.

1156

Page 5: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

Untuk menunjang usaha-usaha teraebut telah dilakukan ker-jasama dengan kalangan Univsitas khususnya lembaga-lembaga pengkajian/penelitian hukum serta kalangan profesi hukum se-cara lebih intensif.

2. Penegakan Hukum

Kebijaksanaan pokok penegakan hukum pada dasarnya dituju-guna meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum, menye-lamatkan jalannya pembangunan, serta mengamankan hasil-hasil pembangunan. Langkah-langkah dan usaha yang telah dilaksana-kan antara lain adalah

a. Meningkatkan pembinaan sikap dan wibawa serta keterampilan dan kemampuan teknis aparatur penegak/pelaksana hukum da-lam penyelesaian perkara.

b. Memantapkan koordinasi dan kerjasama fungsional antara be-berapa instansi penegak hukum seperti polisi, jaksa dan hakim dalam rangka terselenggaranya ketertiban dan kepas-tian hukum dalam masyarakat sesuai dengan Undang-Undang Dasar 1945.

c. Mengintensifkan kegiatan mengungkapkan tindak pidana de-ngan memprioritaskan yang dapat menghambat pembangunan seperti antara lain tindak pidana korupsi, perpajakan, penyelundupan dan subversi.

d. meningkatkan pengawasan orang asing dan lalu-lintas orang ke dan dari luar untuk menjamin tercapainya stabilitas nasional.

e. meningkatkan prasarana dan sarana untuk menunjang usaha penegakan hukum antara lain pembangunan/perluasan/rehabi-itasi gedung kantor.

3. Pembinaan Peradilan

dalam pembinaan peradilan, badan-badan pengadilan diusa-hakan agar makin mampu menjalankan kekuasaan kehakiman (yus-tisial/peradilan) yang bebas, yang terlepas dari pengaruh ke-kuasaan luar. Dengan kebebasan itu badan-badan pengadilan makin dapat memberikan putusan berdasarkan hukum yang berlaku dan juga berdasarkan keyakinannga dengan memperhatikan rasa keadilan masyarakat. Dalam mewujudkan asas pemerataan kesem-patan memperoleh keadilan dan perlindungan hukum sebagai sa-

1157

Page 6: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

lah satu dari delapan jalur pemerataan pembangunan telah di-usahakan sejumlah langkah kegiatan antara lain

a. Proses peradilan diusahakan supaya lebih sederhana, cepat dan jujur dengan biaya yang terjangkau oleh para pencari keadilan dari seluruh lapisan masyarakat;

b. Menyempurnakan administrasi peradilan terutama yang meli-puti antara lain arsip putusan, barang bukti, barang ram-pasan, uang denda,, ganti rugi perkara, pengganti biaya saksi. Demikian pula lebih disempurnakan tata kerja dan ketatalaksanaan peradilan pada umumnya.

c. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi gedung-gedung Pengadil-an Tinggi dan Pengadilan Negeri di Propinsi dan Kabupaten serta pengadaan peralatan fungsional;

d. Mendekatkan pelayanan badan peradilan kepada masyarakat di daerah-daerah terpencil dengan mengadakan tempat-tempat sidang;

e. Dalam rangka pelaksanaan Hukum Acara Pidana dilakukan pe-nyesuaian ruang-ruang sidang Pengadilan-pengadilan Tinggi dan Pengadilan-pengadilan Negeri;

f. Meningkatkan bantuan dan konaultasi hukum bagi pencari keadilan yang kurang mampu, dengan kerjasama baik dengan kalangan profesi hukum maupun dengan lembaga-lembaga pen-didikan tinggi hukum.

4. Pembinaan Pemasyarakatan

Dalam pembinaan pemasyarakatan, dilanjutkan kegiatan an-tara lain

a. Pembinaan dan bimbingan terhadap narapidana dan anak didik melalui pendekatan sosial edukatif tanpa mengabaikan segi keamanan masyarakat lingkungannya den tingkat kesadaran hukum masyarakat Khususnya dalam usaha memasyarakatkan para narapidana dan anak didik ini diselenggarakan dengan menerapkan sistem yang lebih manusiawi.

b. Perbaikan keadaan fisik Lembaga-lembaga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan (RUTAN) serta penataan Rumah Penyimpan-an Benda Sitaan Negara (RUPBASAN).

1158

Page 7: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

5. Pelayanan Jasa Hukum

Dalam rangka peningkatan efisiensi pelayanan berbagai ja-sa hukum telah dilaksanakan kegiatan sebagai berikut :

a. Penyempurnaan dan penyederhanaan prosedur penyelesaian perijinan dan pengesahan hal-hal yang berhubungan dengan dunia usaha.

b. Peningkatan pelayanan urusan keimigrasian dan pengawasan lalu-lintas orang dari dan ke luar negeri.

c. Pembangunan/perluasan/rehabilitasi prasarana fisik keimi-grasian dan perluasan jaringan komunikasi.

6. Pendidikan dan Latihan Hukum, Bantuan Hukum, dan Pe-nyuluhan Hukum

Pendidikan dan latihan tenaga hukum tetap dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan, kewibawaan dan perbaikan sikap mental serta keterampilan para penegak dan pelaksana hukum. Dalam rangka meningkatkan pemerataan keadilan dan perlindung-an hukum telah dilakukan pemberian bantuan hukum kepada ang-gota masyarakat yang kurang mampu. Di samping itu guna me-ningkatkan kesadaran hukum masyarakat telah dirumuskan po-la-pola penyuluhan hukum kepada masyarakat, termasuk pula pola penyuluhan hukum bagi generasi muda.

C. PELAKSANAAN KEGIATAN PEMBANGUNAN

1. Pembinaan Hukum

Dalam rangka pembinaan hukum nasional, maka perancangan perundang-undangan diberikan prioritas. Dalam tahun 1983/84 telah dipersiapkan berbagai peraturan perundang-undangan yang menunjang pembangunan di berbagai bidang. Penyusunan rancang-annya telah ditunjang dengan kegiatan-kegiatan pengkajian dan penelitian hukum, pertemuan ilmiah dan berbagai kegiatan lain-nya

Rancangan Undang-undang yang sudah disahkan menjadi Un dang-undang dalam tahun 1983/84 ini berjumlah 7 buah, yaitu

(1) Undang-undang, Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tambahan dan Perubahan atas Anggaran Pendapatan dan Belanja. Negara tahun Anggaran 1982/83.

1159

Page 8: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

(2) Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1983 tentang Perhitungan Anggaran Negara Tahun 1979/80.

(3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia.

(4) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan.

(5) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1983 tentang Pajak Pengha-silan.

(6) Undang-Undang nomor 8 Tahun 1983 tentang Pajak Pertam-bahan Nilai Barang Mewah.

(7) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1984 tentang Anggaran Pen-dapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 1984/85.

Dengan demikian selama Repelita III telah diha8ilkan se-jumlah 50 Undang-undang (Tabel XX - 1).

Sementara itu dalam tahun 1983/84 telah pula disusun 17 Naskah Akademis yang merupakan bahan perundang-undangan seba-gai hasil kerjasama dengan dunia Universitas dan para tenaga ahli yaitu mengenai,. (1) Hak-hak Istimewa dan kekebalan di-plomatik serta hak-hak lainnya; (2) Dinas. Luar Negeri; (3) Asuransi Sosial; (4) Pajak Pendapatan; (5) Bea; (6) Daktilos-kopi; (7) Cagar Budaya; (8) Perlindungan Lingkungan Laut; (9) Pajak Penjualan; (10) Pendidikan Swasta; (11) Bea Materai; (12) Perkreditan Rumah Susun; (13) Perhubungan; (14) Pendi-dikan Dasar; (15) Tata Guna Air; (16) Peranan Wanita dan (17) Pajak Perseroan.

Di samping itu telah dilakukan pula analisa dan evaluasi Peraturan Perundang-undangan sebanyak 6 Peraturan Perundang-undangan mengenai :

1) Hukum Laut;2) Perlindungan Hukum Laut;3) Pendidikan dan Pengembangan Kebudayaan Nasional; 4) Pencemaran Lingkungan;5) Lalu-lintas jalan;6) Kepolisian.

Selanjutnya dalam tahun 1983/84 dibahas pula sejumlah 20 Naskah Rancangan Undang-undang terdiri dari

1160

Page 9: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

TABEL XX – 1

PELAKSANAAN KEGIATAN POKOK PEMBINAAN HUKUM,

1978/79 - 1983/84

1) Dilaksanakan oleh Departemen Kehakiman dan Kejaksaan RI 2) Angka diperbaiki

1161

Page 10: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

1) RUU Perairan Nusantara;2) RUU Hukum Dagang;3) RUU Hukum Perdata;4) RUU Hukum Acara Perdata;5) RUU Hukum Perdata Internasional;6) RUU Hukum Pidana;7) RUU Grasi;8) RUU Ketentuan-ketentuan Pokok Peraturan Perundang-undang-

an (Pengganti,AB);9) RUU Acara Peradilan Agama;10) RUU Azas Tanggung Jawab Mutlak; 11) RUU Perpustakaan; 12) RUU Pelimpahan Tehnologi;13) RUU Perkereta-apian;14) RUU Susunan dan Kekuasaan Badan-badan Peradilan Agama; 15) RUU Penerbangan Nasional; 16) RUU Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya; 17) RUU Permuseuman;18) RUU Ganti Rugi Akibat Jatuhnya Benda-benda Angkasa; 19) RUU Perbendaharaan Negara; 20) RUU Landas Kontinen.

Rancangan Peraturan Pemerintah yang telah disahkan menja-di Peraturan Pemerintah dalam tahun 1983/84 berjumlah 44 bu-ah, sehingga dengan demikian selama Repelita III telah diha-silkan sejumlah 207 buah (Tabel XX - 1). Rancangan Peraturan Pemerintah yang telah disahkan dalam tahun 1983/84 adalah sebagai berikut

1) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1983 tentang Penambah-an Penyertaan Modal Negara RI kedalam saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perkebunan XII, Perusahaan Perse-roan (Persero) PT Perkebunan XIII dan Perusahaan Persero-an (Persero) PT Perkebunan XIV.

2) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1983 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1978 tentang Pengalihan Bentuk Perusahaan Negara Biro Taruna menjadi Perusahaan Umum.

3)Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1983 tentang Penambah-an Penyertaan Modal Negara Indonesia ke dalam modal saham Perusahaan Perseroan (Persero) PT Aneka Gas Industri.

4) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1983 tentang Penyerta-an Modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian Peru-

1162

Page 11: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

sahaan Perseroan (Persero) di bidang Pergudangan Barang Ekspor dan Impor.

5) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1983 tentang Izin Perkawinan dan Perceraian Pegawai Negeri Sipil.

6) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1983 tentang Pembina-an Kepelabuhan.

7) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 1983 tentang Pemben-tukan Kecamatan-kecamatan dalam Wilayah Propinsi Dati I Jawa Barat.

8) Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 1983 tentang Perubah-an atas Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji Anggota Angkatan Bersenjata RI.

9) Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1983 tentang Perusaha-an Umum Pelabuhan I.

10) Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1983 tentang Perusa-haan Umum Pelabuhan II.

11) Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1983, tentang Perusa-haan Umum Pelabuhan III.

12) Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 1983 tentang Perusa-haan Umum Pelabuhan IV.

13) Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1983 tentang Perusa-haan Umum Pengerukan.

14) Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 1983 tentang Penyer taan Modal Negara Republik Indonesia dalam Modal Saham PT Indonesian Consorsium of Construction Industries (PT ICCI).

15) Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 1983 tentang Penyer taan Modal Negara RI untuk Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) dalam bidang Jaminan Kredit Ekspor dan Asuran-si Ekspor.

16) Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1983 tentang Penam-bahan Modal Negara RI ke dalam Perusahaan Perseroan (Per-sero) PT Perkebunan III.

1163

Page 12: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

17) Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Kesehat-an Masyarakat.

18) Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 1983 tentang Pemberi-an Gaji Pensiun Tunjangan Bulan ke 13 dalam tahun anggar-an 1983/84 kepada Pegawai Negeri Sipil, Pejabat Negara dan penerimaan Pensiun/tunjangan.

19) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1983 tentang Perubah-an nama Dati II Tanjung Karang Teluk Betung menjadi Kota-madya Dati II Bandar Lampung.

20) Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 1983 tentang Pemben-tukan Kecamatan-Kecamatan di Kabupaten Luwuk dalam daerah Dati I Sulawesi Selatan.

21) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1983 tentang Tarip Biaya Tera.

22) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksa-naan KUHP.

23) Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1983 tentang Perubah-an Atas Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1983 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan Perusahaan Persero-an (Persero).

24) Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1983 tentang Pemin-dahan Ibukota Kabupaten Dati II Semarang ke Kota Ungaran di wilayah Kabupaten Dati II Semarang.

25) Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 1983 tentang Perubah-an atas Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1977 tentang Asuransi Sosial Tenaga Kerja.

26) Peraturan Pemerintah No. 31 Tahun 1983 tentang Pembentuk-an Kota Administratif Tanjung Pinang.

27) Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 1983 tentang Pemindahan Sisa Anggaran Pembangunan Tahun Anggaran 1982/83 kepada Tahun Anggaran 1983/84.

28) Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 1983 tentang Pemben-tukan Kecamatan Gunung Sahari, Sekotong Tengah di Kabupa-ten Dati II Lombok Barat dalam wilayah Propinsi Dati I Nusa Tenggara Barat.

1164

Page 13: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

29) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 1983 tentang Pemben-tukan Kotamadya Batam di wilayah Propinsi Dati I Riau.

30) Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1983 tentang Pendaf-taran, Pemberian Nomor wajib pajak, penyampaian surat pemberitahuan, dan persyaratan pengajuan keberatan.

31) Peraturan Pemerintah Nomor 36 Tahun 1983 tentang-Pelaksa-naan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984.

32) Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 1983 tentang Pajak atas bunga Deposito berjangka dan Tabungan-tabungan lain-nya.

33) Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 1983 tentang Pelaksa-naan Undang-Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984.

34) Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 1984 tentang Dewan Pers.

35) Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1984 tentang Pemindah-an Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Tegal ke kota Slawi di.wila-yah Kabupaten Daerah Tingkat II Tegal.

36) Peraturan Pemerintah nomor 3 Tahun 1984 tentang Pengalih-an Bentuk Perusahaan Aspal Negara menjadi Perusahaan Per-seroan (PERSERO).

37) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1984 tentang Pencabut-an atas Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972 tentang Badan Adminiatrasi Kepegawaian Negara.

38) Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 1984 tentang Tanda Ke-hormatan Satyalencana Pendidikan.

39) Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1984 tentang Penyerta-an Modal Negara Republik Indonesia untuk Pendirian Per-usahaan Perseroan (PERSERO) di Bidang Kliring dan Jaminan Bursa Komoditi.

40) Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pemindah-an Ibukota Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang dari Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan ke Kota Lubuk Pakam di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Deli Serdang.

1165

Page 14: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

41) Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1984 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1.980 tentang Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan bagi Pegawai Negeri dan Pejabat.Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1980.

42) Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1984 tentang perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1980 tentang Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan Pensiun bagi Penerima Pensiun/Tunjangan yang bersifat Pensiun sebagai-mana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1980.

43) Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1984 tentang Perubah an atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1980, tentang Pemberian Tunjangan Perbaikan Penghasilan bagi Perintis Pergerakan Kebangsaan/Kemerdekaan dan Bekas Anggota Komi-te Nasional Indonesia Pusat sebagaimana telah diubah de-ngan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1980.

44) Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1984 tentang Pemben-tukan Kecamatan Tanjung Balai Selatan dan Kecamatan Tan-jung Balai Utara di Dalam Wilayah Kotamadya Daerah Ting-kat II Tanjung Balai di Propinsi Daerah Tingkat I Sumate-ra Utara.

Dalam pada itu dalam tahun 1983/84 telah pula dihasilkan sejumlah Keputusan Presiden antara lain sebagai berikut

1) Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 1983 tentang Perubahan atas KEPPRES Nomor 35 Tahun 1973 tentang Badan Perencana-an Pembangunan Nasional.

2) Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1983 tentang Mengesah-kan Persetujuan antara Pemerintah RI dan Pemerintah Cana-da, tentang Penggunaan Tenaga Nuklir untuk tujuan damai.

3) Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1983 tentang Perubahan KEPPRES Nomor 45 Tahun 1974, tentang Susunan Organisasi Departemen dan Penambahan Lampirannya sebagaimana bebera-pa kali diubah terakhir dengan KEPPRES Nomor 15 Tahun 1982.

4) Keputusan Presiden Nomor 23 Tahun 1983 tentang Kedudukan, Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Menteri Muda serta Su-sunan Organisasi Staf Menteri Muda.

1166

Page 15: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

5) Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1983 tentang Kedudukan Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja Menteri Negara serta susunan Organisasi Staf Menteri Negara.

6) Keputusan Presiden Nomor 25 Tahun 1983 tentang Mensahkan Amendmenta to the Convention on the Inter-Governmental Maritime Consultative Organization 1975.

7) Keputusan Presiden Nomor 27 Tahun 1983 tentang Mensahkan Persetujuan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah India mengenai Kerjasama Teknik dan Ilmiah.

8) Keputusan Presiden Nomor 28 Tahun 1983 tentang Pelaksana- an Balik Nama terhadap Kendaraan Perseorangan Dinas Milik Negara yang dibeli berdasarkan P.P. Nomor 46 Tahun 1971.

9) Keputusan Presiden Nomor 29 Tahun 1983 tentang Penetapan besarnya uang tol pada jalan tol dan jembatan tol.

10) Keputusan Presiden Nomor 30 Tahun 1983 tentang Perubahan atas KEPPRES Nomor 55 Tahun 1971, tentang Perizinan Usaha Perusahaan Asuransi Kerugian di Indonesia sebagaimana te-lah diubah dengan KEPPRES nomor 8 Tahun 1974.

11) Keputusan Presiden Nomor 31 Tahun 1983 tentang Badan Pe-ngawasan Keuangan dan Pembangunan.

12) Keputusan Presiden Nomor 39 Tahun 1983 tentang Koordinasi Usaha Kesejahteraan Sosial bagi Penderita cacat.

13) Keputusan Presiden Nomor 40 Tahun 1983 tentang Koordinasi Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis.

14) Keputusan Presiden Nomor 43 Tahun 1983 tentang Tunjangan Jabatan bagi Hakim dan Panitera pada Mahkamah Agung dan Peradilan Umum.

15) Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1983 tentang Perubahan atas KEPPRES nomor 20 Tahun 1977 tentang Tunjangan Jabat-an Jaksa.

16) Keputusan Presiden Nomor 34 1 Tahun 1983 tentang Daftar Skala Prioritas Bidang Usaha Penanaman Modal tahun 1983/84.

17) Keputusan Presiden Nomor 45 Tahun 1983 tentang Memberikan Ijin kepada PT. Krakatau Steel untuk membuka sejumlah

1167

Page 16: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

Letters of Credit yang diperlukan dalam rangka pemenuhan kewajiban pembayaran kembali kredit Luar Negeri yang di-terima untuk pembangunan Cold Rolling Mill di Cilegon.

18) Keputusan Presiden Nomor 46 Tahun 1983 tentang Pokok-po-kok dan Susunan Organisasi Departemen Pertahanan Keamanan.

19) Keputusan Presiden Nomor 49 Tahun 1983 tentang Perubahan atas Lampiran 15 KEPPRES Nomor 45 Tahun 1974, tentang Su-sunan Organisasi Departemen sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan KEPPRES Nomor 24 Tahun,1983.

20) Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1983 tentang Mengesah-kan pernyataan/persetujuan atas kenaikan Quota RI pada Dana Moneter International.

21) Keputusan Presiden Nomor 51 Tahun 1983 tentang Mensahkan International Coffee Agreement 1983.

22) Keputusan Presiden Nomor 53 Tahun 1983 tentang Perubahan besarnya uang jaminan kematian dan besarnya biaya pembe-lian alat bantu 1 prothese.

23) Keputusan Presiden Nomor 54 Tahun 1983 tentang Perincian sumber-sumber anggaran rutin dan sumber-sumber anggaran pembangunan tahun 1983/84.

24) Keputusan Presiden Nomor 56 Tahun 1983 tentang Perincian anggaran belanja pembangunan Tahun 1983/84.

25) Keputusan Presiden Nomor 57 Tahun 1983 tentang Mensahkan Agreement for Promotion, Protection and Guarantee of In-vestment among members State of the Organisation of the Islamic Conference.

26) Keputusan Presiden Nomor 59 Tahun 1983 tentang Pembentuk-an Dewan Pembina dan Pengelola Industri-Industri Strate-gis dan Industri Hankam.

27) Keputusan Presiden Nomor 60 Tahun 1983 tentang Pokok-po-kok dan Suaunan Organisasi ABRI.

28) Keputusan Presiden Nomor 63 Tahun 1983 tentang Penyeleng-garaan Perjalanan Umroh.

29) Keputusan Presiden Nomor 1 Tahun 1984 tentang Dewan Riset Nasional.

1168

Page 17: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

30) Keputusan Presiden Nomor 2 Tahun 1984 tentang Harga Jual Eceran Dalam Negeri Bahan Bakar.

31) Keputusan Presiden Nomor 3 Tahun 1984 tentang Pengesahan Anggaran Dasar Korps Pegawai Republik Indonesia (KORPRI) yang Dirubah Munas Ke Dua 1983.

32) Keputusan Presiden Nomor 5 Tahun 1984 tentang Penerbitan Sertifikasi Bank Indonesia.

33) Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 1984 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Dan Organisasi Badan Administrasi Kepega-waian Negara.

34) Keputusan Presiden Nomor 13 Tahun 1984 tentang Pengelola-an Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata (TMPN KALIBATA).

35) Keputusan Presiden Nomor 16 Tahun 1984 tentang Penangguh-an Pajak Penghasilan Atas Bunga Pinjaman Yang Diterima Pemerintah Dalam Rangka Pinjaman Luar Negeri.

36) Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1984 tentang Jam Krida Olahraga

37) Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 1984 tentang Proyek Tambak Inti Rakyat

38) Keputusan Presiden Nomor 20 Tahun 1984 tentang Dewan Standarisasi Nasional

39) Keputusan Presiden Nomor 21 Tahun 1984 tentang Rencana Pembangunan Lima Tahun Keempat (REPELITA IV) 1984/85 – 1988/89

Selama tahun 1983/84 telah dikeluarkan sejumlah 17 Ins-truksi Presiden sebagai berikut :

1) Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1983 tentang Bantuan Pembangunan Desa tahun 1983/84.

2) Instruksi Presiden Nomor 5 Tahun 1983 tentang Bantuan Pembangunan Dati II tahun 1983/84.

3) Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 1983 tentang Bantuan Pembangunan Dati I tahun 1983/84.

1169

Page 18: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

4) Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1983 tentang Bantuan Pembangunan SD tahun 1983/84.

5) Instruksi Presiden Nomor 8 Tahun 1983 tentang Bantuan Sa-rana Kesehatan tahun 1983/84.

6) Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 1983 tentang Bantuan Penghijauan dan Reboisaai tahun 1983/84.

7) Instruksi Presiden Nomor 10 Tahun 1983 tentang Bantuan Kredit Pembangunan dan Pemugaran Pasar tahun 1983/84.

8) Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 1983 tentang Bantuan Penunjangan Jalan Kabupaten tahun 1983/84.

9) Instruksi Presiden Nomor 12 Tahun 1983 tentang Melaksana-kan Penjadwalan Kembali Proyek-proyek dilingkungan Departemen Pertambangan dan Energi.

10) Instruksi Presiden Nomor 13 Tahun 1983 tentang Penjadwal-an kembali Proyek-Proyek Pembangunan yang pembiayaannya menggunakan Devisa Negara atau Kredit Komersial Luar Ne-geri.

11) Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1983 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peralihan Tugas dan Fungsi Dirjen Pengawasan Keuangan Negara Kepada Badan Pengawasan Keuangan dan Pem-bangunan.

12) Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan.

13) Instruksi Presiden Nomor 16 Tahun 1983 tentang Perubahan atas Inpres Nomor 14 Tahun 1982 mengenai Penetapan harga dasar gabah dan beras.

14) Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 1984 tentang Petunjuk-petunjuk Pengarahan bagi Delegasi Republik Indonesia ke Konperensi Tingkat Tinggi Organisasi Konperensi Islam di Casablanca Tahun 1984.

15) Instruksi Presiden Nomor 2 Tahun 1984 tentang Pembinaan Perkumpulan Petani Pemakai Air.

16) Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 1984 tentang Pembiayaan Pengelolaan Komoditi Pemerintah yang ditugaskan kepada Badan Urusan Logistik.

1170

Page 19: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

(17) Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 1984 tentang Pembinaan dan Pengembangan Koperasi Unit Desa (KUD).

Untuk menunjang perancangan perundang-undangan maka tetap dilanjutkan kerjasama dengan kalangan universitas maupun lem-baga-lembaga ilmiah lainnya serta profesi keahlian dalam bi-dang hukum. Kerjasama ini dilakukan dalam bentuk kegiatan il-miah antara lain sebagai berikut

a. Penelitian Hukum

Dalam tahun 1983/84 telah dilaksanakan sejumlah 23 buah penelitian sehingga selama Repelita III seluruhnya berjumlah 111 buah (Tabel XX - 1). Adapun penelitian-penelitian yang dilakukan dalam tahun 1983/84 adalah sebagai berikut : (1) Aspek hukum dalam praktek pertanggungan perbankan untuk usaha pemborongan bangunan; (2) Perlindungan hukum terhadap kon-sumen jasa angkutan; (3) Kejahatan akibat teknologi modern; (4) Hukum Adat dan Lembaga Hukum Adat di NTT; (5) Sistem hu-kum perkara perdata adat di daerah-daerah; (6) Masalah yang timbul sehubungan Pelaksanaan RUU Zone Ekonomi Eksklusif In-donesia; (7) Masalah-masalah pemanfaatan sumber daya hayati laut; (8) Masalah penggunaan dan pengerasan tanah untuk kepentingan pembangunan; (9) Masalah penyelesaian perselisih-an hubungan perburuhan di Indonesia; (10) Aspek Hukum perlin-dungan dengan perluasan lokasi-lokasi perindustrian; (11) Pe-nelitian pelaksanaan Landreform; (12) Penelitian tentang is-tilah-istilah hukum; (13) Masalah pengaturan dalam usaha per-antara angkutan udara; (14) Aspek-aspek hukum Pasar Modal; (15) Pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 3 tahun 1972 Perun-dang-undangan tentang kebersihan lingkungan DKI; (16) Pene-litian pelaksanaan KUHAP; (17) Lembaga Request Civil; (18) Peranan usaha golongan ekonomi lemah dalam pelaksanaan KEPPRES nomor 14A Tahun 1980 di DKI; (19) Penelitian Pelak-sanaan Undang-undang Nomor 1/1974 tentang Pokok-pokok Perka-winan.

Ke 19 penelitian tersebut dilaksanakan oleh Departemen Kehakiman.

Di samping itu telah pula dilaksanakan penelitian yang dilakukan khusus oleh Kejaksaan RI untuk menunjang upaya pe-negakan hukum. Dalam tahun 1983/84 telah dilakukan 4 penelitian yaitu :

1. Pers dan mass media serta pengaruhnya terhadap tinggi rendahnya kejahatan.

1171

Page 20: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

2. Realisasi putusan hakim yang berbeda dengan tuntutan Jak-sa Penuntut Umum dalam hubungan dengan yurisprundensi se-belum berlakunya KUHP dan setelah berlakunya KUHP.

3. Pengawasan pelaksanaan putusan pengadilan sehubungan de-ngan berlakunya KUHP.

4. Penyuluhan hukum melalui program Jaksa masuk desa dan pe-ngaruhnya terhadap kesadaran hukum masyarakat dari segi preventif.

Dengan demikian selama Repelita III telah dilaksanakan 111 buah penelitian, yaitu 79 buah oleh Departemen Kehakiman dan 32 buah oleh Kejaksaan.

b. Pertemuan Ilmiah

Dalam tahun 1983/84 telah dilaicsanakan 12 kali pertemuan ilmiah (dalam bentuk lokakarya, seminar, simposium) di berba-gai bidang hukum yang meliputi pokok-pokok masalah sebagai berikut :

(1) Evaluasi pembangunan hukum Repelita III menjelang Repeli-ta IV; (2) Penanggulangan kejahatan dan pembinaan narapida-na; (3) Harmonisasi hukum di negara-negara ASEAN; (4) Pemba-haruan ketentuan umum Peraturan Perundang-undangan; (5) Hukum Perdata Internasional; (6) Hukum Perikatan; (7) Aspek-aspek hukum dagang; (8) Azas-azas Hukum Acara Perdata (Jakarta) dan (9) Hukum Kedokteran.

Khusus di lingkungan Kejaksaan telah pula diselenggara-kan 3 kali pertemuan ilmiah dalam tahun 1983/84 yaitu menge-nai .

1) Ganti rugi dan rehabilitaai dalam rangka pelaksanaan KUHP 2) Tugas Jaksa dalam rangka penuntutan 3) Peranan Jaksa/Kejaksaan dalam negara berkembang.

Dengan demikian dalam Repelita III telah diselenggarakan 54 kali pertemuan ilmiah, baik di lingkungan Departemen Keha-kiman (33 kali) maupun di lingkungan Kejaksaan (21 kali) (Tabel XX - 1).

c. Penulisan Karya Ilmiah

Dalam tahun 1983/84 telah dihasilkan penulisan 3 buah ju-dul karya ilmiah yaitu :

1172

Page 21: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

(1) Perlindungan hak-hak azasi manusia dalam KUHAP (2) Monografi Hukum Adat(3) Politik Hukum baru mengenai kedudukan dan peranan

hukum adat dan hukum Islam dalam pembinaan hukum.

Dengan demikian selama Repelita III telah dihasilkan penulisan sejumlah 27 buah judul karya ilmiah di bidang hukum (Tabel XX - 1).

d. Pengkajian Hukum

Selama Repelita III telah dilaksanakan pengkajian hukum yang meliputi 16 bidang hukum yang meliputi :(1) Hukum Perdata; (2) Hukum Pidana; (3) Hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana; (4) Hukum Perdata Internasional; (5) Hukum Tata Negara; (6) Hukum Islam; (7) Hukum Adat; (8) Bidang Hukum Dagang; (9) Bidang Hukum Laut; (10) Bidang Hukum dan Masyarakat; (11) Bidang Hukum Ekonomi Pembangunan; (12) Bi dang Pengembangan Bahasa Hukum; (13) Bidang Pembinaan Proses Teknik Perundang-undangan; (14) Bidang Hukum Kedokteran; (15) Bidang Hukum Lingkungan; (16) Bidang Peranan Wanita.

Dalam rangka pembaharuan hukum, selama Repelita III telah tercatat sebagai hasil yang sangat menonjol ialah dengan di-undangkannya Hukum Acara Pidana (UU No.8 tahun 1981) dan per-aturan pelaksananya PP No.27/1983. Di samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan pengakuan diakuinya Indonesia sebagai negara Nusantara dalam konvensi Hak Laut Internasional Baru.

2. Pembinaan Peradilan dan Penegakan Hukum

a. Pembinaan Psradilan

Tujuan pokok dari pembinaan peradilan ialah untuk mewu-judkan peradilan yang cepat, sederhana dan dengan biaya yang ringan serta dapat memenuhi rasa keadilan seluruh masyarakat, khususnya para pencari keadilan yang bersangkutan. Dalam rangka pemerataan kesempatan, memperoleh keadilan, maka sesuai dengan kebutuhan, pada setiap Ibukota Propinsi telah dibentuk Pengadilan Tinggi, dan Pengadilan Negeri pada hampir setiap Ibukota Kabupaten dan Kotamadya. Dewasa ini telah ada 291 Pengadilan Negeri dan 26 pengadilan Tinggi. Hal ini berarti bahwa hampir di setiap Kabupaten/Kotamadya telah terdapat Pengadilan Negeri dan setiap Propinsi (kecuali Timor Timur) telah mempunyai Pengadilan Tinggi.

1173

Page 22: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

Dalam rangka untuk mencapai tujuan pokok tersebut di atas pembinaan para pejabat/calon pejabat dalam segi teknis dan sikap mental telah ditingkatkan. Dalam rangka pembinaan per-sonil peradilan, maka untuk menjamin objektivitas dan pembi-naan karir hakim telah dilaksanakan pemutasian hakim secara regional maupun nasional di samping adanya penataran khusus bagi para hakim dan calon hakim. Jumlah hakim selama Repelita III berjumlah 2.238 orang, sedangkan Panitera/Panitera Peng-ganti seluruhnya berjumlah 3.656 orang.

Untuk menunjang pembinaan peradilan ini telah dilaksana-kan pembangunan fisik pengadilan, serta tempat-tempat si-dang. Untuk lebih mendekatkan Badan-badan Peradilan kepada para pencari keadilan, di daerah-daerah yang wilayah Penga-dilan Negerinya sangat luas serta sulit komunikasinya, telah dibangun tempat-tempat sidang dalam rangka pelakaanaan tugas hakim keliling, khususnya di kota-kota kecil. Dengan demikian dapat dipercepat proses penyelesaian perkara ditempat kasus/ sangketa terjadi.

Dalam tahun 1983/84 telah dan sidang dibangun 7 buah pengadilaa negeri yaitu di Garut, Pacitan, Kotacane, Sungai Liat, Putusibau, Gorontalo dan Watampone; 19 buah rehabilita-si/perluasan/penyempurnaan gedung Pengadilan Negeri dan Peng-adilan Tinggi dan 45 pembangunan tempat-tempat sidang (Tabel XX - 6). Selama Repelita III telah dibangun, sejumlah 127 ge-dung Pengadilan Negeri dan 12 gedung Pengadilan Tinggi, reha-bilitasi/penyempuraaan/perluasan gedung Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi sejumlah 299 buah, dan sejumlah 373 tempat sidang.

Perkembangan penyelesaian perkara baik oleh Mahkamah Agung, Pengadilan Tinggi maupun Pengadilan Negeri dalam Re-pelita III dapat dilihat pada Tabel XX - 2.

Sementara itu dalam usaha menciptakan aparat pemerintah yang bersih dan berwibawa, pemerintah sidang menyempurnakan kembali Rancangan Undang-Undang Peradilan Tata Usaha Negara yang pada waktunya akan disampaikan kepada Dewan Perwakilan Rakyat untuk disahkan menjadi undang-undang.

b. Penegakan Hukum

Kegiatan penegakan hukum pada dasarnya bertujuan untuk meningkatkan ketertiban dan kepastian hukum yang mengayomi

1174

Page 23: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

TABEL XX - 2

PENYELESAIAN PERKARA PADA BADAN PERADILAN,1978/79 - 1983/84

*) Angka diperbaiki

1175

Page 24: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

masyarakat. Untuk ini telah dilaksanakan usaha untuk meman-tapkan kedudukan dan wewenang badan-badan penegakan hukum serta pemantapan sikap, perilaku serta kemampuan para penegak hukum, peningkatan operasi yustisi untuk mengamankan hasil-hasil dan pelaksanaan pembangunan yang sedang berjalan, pe-nyempurnaan koordinasi dan kerjasama fungsional antar sesa-ma aparatur penegak hukum maupun dengan instansi-instansi la-innya.

Pelaksanaan penegakan hukum telah semakin ditingkatkan, termasuk penyelesaian perkara. Dalam tahun 1983/84 jumlah perkara yang masuk pada Kejaksaan Republik Indonesia adalah sebanyak 703.042 perkara. Dari jumlah tersebut, telah dapat diselesaikan sebanyak 698.336 perkara (Tabel XX - 3), sehing-ga dengan demikian sisa perkara tahun 1983/84 adalah sejumlah 4.706 perkara atau 0,26%. Dari jumlah perkara yang telah di-selesaikan tersebut termasuk di dalamnya penyelesaian tindak pidana umum, tindak pidana khusus dan tindak pidana tertentu lainnya. Khusus untuk penanganan tindak pidana khusus dan tindak pidana tertentu lainnya dalam tahun 1983/84 telah ber- hasil ditangani 399 perkara ekonomi, 571 perkara korupsi, 67 perkara subversi serta 1.799 perkara tindak pidana tertentu lainnya, diantaranya 1.057 perkara narkotika, 83 perkara imigrasi dan 28 perkara pelanggaran perairan/territorial.

Dalam pada itu telah makin ditingkatkan pula pemantapan kerjasama antar penegak hukum (Hakim, Polisi dan Jaksa) dalam rangka pembinaan dan pemantapan tugas dan wewenang masing-ma-sing, yang dilandasi dengan semangat keterpaduan, kebersama-an, keterbukaan dan keakraban untuk menuju keberhasilan pe-laksanaan tugas.

Dalam rangka pencegahan terjadinya tindak pidana khusus telah dilakukan kerjasama antar Departemen/Instansi, baik di-tingkat pusat maupun di tingkat daerah. Dan dalam rangka usa-ha penanggulangan subversi, pengawasan orang asing dan peng-awasan lalu-lintas orang ke dan dari luar negeri makin di-tingkatkan. Perkembangan lalu-lintas orang ke dan dari luar negeri dalam tahun 1983/84 dapat dilihat dalam Tabel XX - 4.

Dalam rangka pembatasan tenaga kerja asing pendatang te-lah dilaksanakan kebijaksanaan dengan meningkatkan kewaspada-an serta seleksi yang ketat sewaktu mereka mengajukan permo-honan perpanjangan ijin tinggal di Indonesia.

Untuk menunjang usaha pembinaan dan pelaksanaan tugaa-tu-gas penegak hukum telah dan sedang dilaksanakan pembangunan 7

1176

Page 25: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

TABEL XX - 3

PENYELESAIAN PERKARA PADA KEJAKSAAN,1978/79 - 1983/84

*) Angka diperbaiki

Page 26: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

1177

Page 27: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

TABEL XX - 4

KEDATANGAN/KEBERANGKATAN DARI/KE LUAR NEGERI,1978/79 - 1983/84

(orang)

*) Angka diperbaiki

1178

Page 28: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

gedung Kantor Kejaksaan Negeri di Padang, Lubuk Basung, Ciba-, dak Sumber, Slawi, Brebes, Dili serta Cabang-cabang Kejak-saan Negeri di Reo, Labuhan Bajo, Lewolebo dan Waimerang; perluasan 53 gedung.Kejaksaan Tinggi dan Negeri serta 26 buah rehabilitasi/renovasi. Dengan demikian selama Repelita III telah/sedang dilaksanakan pembangunan fisik berupa pembangun-an Kejaksaan Negeri/Kejaksaan Tinggi serta rehabilitasi se-jumlah 508 buah (Tabel XX - 5). Dibandingkan dengan rencana Repelita III yaitu 269 buah gedung, maka pembangunan yang di-laksanakan telah terlampaui dengan 89%. Sementara itu telah dilaksanakan pula pengadaan kendaraan operasional antara lain 59 mobil tahanan dan 52 bus/minibus, di samping pengadaan pe-ralatan kantor dan telekomunikasi. Selanjutnya telah/sedang dilaksanakan pula pembangunan 8 gedung kantor Imigrasi di Airport Cengkareng, Tanjung Priok, Surakarta, Tanjung Perak, Banda Aceh, Padang, Jambi dan Banjarmasin; perluasan/penyem-purnaan 2 gedung kantor; pembangunan 11 pos Imigrasi di Sinabi, Aruk, Liku, Jagoi Babang, Siding, Sebatik, Ubruk, Bupul, Senggih, Sentani dan Kabil; rehabilitasi Asrama Tahan-an Imigrasi di Jakarta Timur, di samping pengadaan 2 kapal patroli pantai dan 1 kapal patroli bandar serta pengadaan peralatan telekomunikasi. Selama Repelita III telah/sedang dibangun 39 Kantor Imigrasi (143% pertambahan dibandingkan dengan rencana yang hanya 16 buah); serta 16 gedung Asrama Tahanan Imigrasi (Tabel XX - 6) yang berarti dua kali lipat daripada yang direncanakan dalam Repelita III.

a. Pembinaan Pemasyarakatan

Dalam rangka pembinaan pemasyarakatan, sarana penunjang sistem pemasyarakatan sesuai dengan dasar-dasar pemikiran yang tercantum dalam hukum acara pidana telah ditingkatkan. Dalam tahun 1983/84 telah dilanjutkan penataan kembali Lemba-ga Pemasyarakatan dan Rumah Tahanan, yaitu dari sejumlah Lem-baga Pemasyarakatan mana yang akan tetap menjadi Lembaga Pe-masyarakatan dan mana yang akan dialihkan sebagai Rumah Ta-hanan.

Usaha pembinaan narapidana dan anak didik menurut sistemmasyarakatan mencakup program-program pembinaan spiritual,pendidikan umum; pembinaan keterampilan, bimbingan sosial, perawatan dan pelayanan kesehatan, rekreasi/olahraga, keamanandan ketertiban. Hal tersebut merupakan usaha ke arah reintegrasi sehat narapidana dan anak didik ke dalam masyarakat,agar setelah selesai menjalani pidananya mereka dapat danmampu hidup secara wajar dan layak dalam masyarakat, sebagaiwarganegara yang kreatif dan produktif, serta menjadi warga-

1179

Page 29: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

TABEL XX - 5

JUMLAH LEMBAGA PEMASYARAKATAN DAN NARAPIDANA,1978/79 - 1983/84

*) Angka diperbaiki

1180

Page 30: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

TABEL XX - 6

PERKEMBANGAN KEGIATAN PENINGKATAN PRASARANA HUKUM,1978/79 - 1983/84

(gedung)

*) Angka diperbaiki

1181

Page 31: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

negara yang taat dan menghormati hukum dan norma-norma per-gaulan hidup dalam masyarakat. Untuk mencapai maksud terse-but, maka telah dilanjutkan pengembangan sistem pemasyarakat-an, penyempurnaan sistem informasi pemasyarakatan melalui komputerisasi, penyusunan sejarah kepenjaraan di Indonesia, serta penyusunan buku petunjuk pengawasan dalam sistem pema.-syarakatan. Selain itu telah dilakukan penelitian dan rehabi-litasi perusahaan pemasyarakatan antara lain Perusahaan Tenun pada Lembaga Pemasyarakatan Cirebon I, Perusahaan Celup di Lembaga Pemasyarakatan Kuningan, Perusahaan sepatu di Lembaga Pemasyarakatan Wirogunan, Perusahaan Percetakan di Lembaga Pemasyarakatan Sukamiskin.

Dalam rangka peningkatan pembinaan bimbingan kemasyara-katan dan Pengentasan Anak telah diadakan pendidikan di seko-lah, pendidikan keagamaan, dan kegiatan-kegiatan pembinaan Pramuka, keterampilan bertani, beternak dan beroriraswasta pada 14 Lembaga Pemasyarakatan Khusus Anak Negara.

Untuk menunjang sistem pemasyarakatan, dalam tahun 1983/84 telah dilaksanakan pembangunan prasarana fisik yang berupa pembangunan baru/pembangunan lanjutan 22 buah gedung Lembaga Pemasyarakatan, rehabilitasi sejumlah Lembaga Pema-syarakatan, 73 buah renovasi Lembaga Pemasyarakatan menjadi Rumah Tahanan Negara, serta pembangunan 5 Balai Bimbingan Kemasyarakatan dan Pengentasan Anak di Bengkalis, Watampone, Kendari, Kupang dan Bengkulu. Selama Repelita III telah di-laksanakan pembangunan 29 gedung Balai Bimbingan Pengentasan Anak, serta pembangunan/rehabilitasi/renovasi/perluasan ge-dung Lembaga Pemasyarakatan dan Rutan sejumlah 351 buah. Di-bandingkan dengan sasaran Repelita III maka khususnya untuk sasaran Lembaga Pemasyarakatan yang berjumlah 209 buah tempat telah terlampaui. Di samping itu juga dilaksanakan pengadaan kendaraan angkutan narapidana serta pengadaan peralatan kea-manan.

Usaha peningkatan prasarana fisik pemasyarakatan selama Repelita III dapat dilihat pada Tabel XX - 6. Jumlah nara-pidana yang ada dalam Lembaga-lembaga Pemasyarakatan dapat dilihat pada Tabel XX - 5.

d. Pembinaan Administrasi Pelayanan Jasa Hukum

Pembinaan administrasi pelayanan jasa hukum bertujuan un-tuk meningkatkan dayaguna dan hasilguna pelayanan. berbagai jasa hukum.

1183

Page 32: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

Dalam rangka usaha meningkatkan administrasi pelayanan jasa hukum dalam tahun 1983/84 telah diusahakan penertiban administrasi dan dokumentasi antara lain tentang :

1) Perjanjian Internasional2) Pewarganegaraan dan Kewarganegaraan 3) Dwi Kewarganegaraan4) Pembuatan Surat Bukti Kewarganegaraan Republik Indo-

nesia5) Daktiloskopi6) Perubahan Sistem Kearsipan tentang Sidik Jari7) Daftar Perkembangan Peraturan Perundang-undangan RI 8) Catatan Sipil9) Badan Hukum10) Balai Harta Peninggalan11) Patent12) Pendaftaran Merek13) Grasi, Amnesti, Abolisi dan Rehabilitasi, dan 14) Daftar Pusat Wasiat.

Di bidang keimigrasian telah dilaksanakan penelaahan ke-mungkinan ditingkatkannya fasilitas pelayanan, antara lain perihal paspor, pelayanan haji dan umroh, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, di samping penyempurnaan sis tem keimigrasian misalnya dengan menyiapkan rancangan per-aturan penyempurnaan sistem pemeriksaan penumpang dan anak buah kapal.

e. Bantuan Hukum dan Penyuluhan hukum

Salah satu azas dari pembangunan nasional adalah kesadar-an hukum. Agar pembangunan dapat terselenggara dengan lancar harus diciptakan iklim dan suasana ketertiban dan kepastian hukum. Untuk itu perlu ditumbuhkan kesadaran hukum masyarakat, sehingga setiap anggota masyarakat menyadari dan menghayati hak dan kewajibannya sebagai warga dari suatu negara yang sedang melaksanakan pembangunan. Pada hakekatnya kegiatan ini tidak semata-mata ditujukan kepada warga masyarakat di dae-rah, melainkan juga ditujukan kepada seluruh lapisan masya-rakat, tidak terkecuali aparat penegak hukum sendiri agar dalam melaksanakan tugasnya selalu menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia. Berbagai kegiatan penyuluhan hukum yang telah dilaksanakan diantaranya penerangan tentang fungsi dan tugas pengadilan melalui brosur-brosur yang disebar luaskan ke daerah-daerah, penyuluhan pada masyarakat dalam bentuk ceramah, wawancara di TV/RRI, Radio Swasta, tempat-tempat umum dan publikasi media cetak lainnya.

1183

Page 33: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

Di lingkungan Kejaksaan, penyuluhan hukum dilaksanakan melalui program Jaksa Masuk Desa dengan sasaran masyarakat pedesaan yang pada umumnya buta hukum. Penyuluhan dilaksana-kan sesuai.dengan sasaran penyuluhan hukum dengan teknik dan sistem pendekatan secara manusiawi dan kemasyarakatan.

Pada tahun 1983/84 telah dilakukan penyuluhan hukum di 2.915 desa dan selama Repelita III desa yang disuluh melalui program Jaksa Masuk Desa adalah 9.257 desa. Di samping itu telah pula dilaksanakan penyuluhan hukum secara langsung pada masyarakat di seluruh Indonesia melalui Kelompok Kerja Daerah pada 19 Kantor Wilayah Departemen Kehakiman.

Dalam rangka pemerataan kesempatan memperoleh keadilan, kepada masyarakat terutama untuk golongan yang kurang/tidak mampu disediakan bantuan hukum sehingga proses pencarian ke-adilan dapat berjalan sebagaimana yang diharapkan.

Pelaksanaan bantuan hukum ini diberikan melalui Penga-dilan Negeri dalam perkara pidana, yang diancam dengan pidana 5 tahun penjara atau lebih, seumur hidup atau mati atau yang diancam dengan pidana kurang dari 5 tahun tetapi perkara ter-sebut menarik perhatian masyarakat luas.

Upaya bantuan hukum ini akan terus ditingkatkan agar da-pat mencapai sasaran yang seluas-luasnya. Selama Repelita III pemberian bantuan hukum telah dilaksanakan untuk sejumlah 17.858 kasus pidana bagi pencari keadilan yang kurang mampu yang tersebar di 26 Pengadilan Tinggi. Bantuan hukum dalam tahun 1983/84 diberikan untuk 4.496 perkara.

Di samping itu telah pula dilaksanakan konsultasi/bantuan hukum bagi pencari keadilan yang kurang mampu melalui 24 Fa-kultas Hukum Negeri di seluruh Indonesia; yang dimulai sejak tahun 1981/82. Sampai dengan 1983/84 kegiatan ini meliputi 45.440 kasus konsultasi hukum dan 2.450 perkara bantuan hukum baik pidana maupun perdata.

f. Pendidikan/Latihan Tenaga Hukum

Pendidikan/Latihan Tenaga Hukum bertujuan untuk mening-katkan kemampuan dan keterampilan para pembina, penegak dan pelaksana serta penyuluh hukum, sekaligus membina sikap dan kepekaan mereka terhadap perkembangan kesadaran hukum dan ra-sa keadilan masyarakat.

1184

Page 34: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

TABEL XX - 7PENDIDIKAN/LATIHAN TENAGA PENEGAK HUKUM

DAN TENAGA TEKNIS LAINNYA,1978/79 - 1983/84

(orang)

1185

Page 35: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan

Pemantapan kemampuan sikap dan perilaku para pembina, pe-negak, pelaksana dan penyuluh hukum dalam rangka meningkatkan citra dan wibawa hukum telah dilaksanakan berbagai kegiatan pendidikan, latihan dan penataran antara lain Penataran Tena-ga Teknis Hukum, Hakim, Panitera, Juru Sita, Perancang Per-undang-undangan, Tenaga Teknis Dokumentasi dan Informasi Hu-kum, Tenaga Pemasyarakatan, Tenaga Teknis Imigrasi dan berba-gai jenis penataran administrasi lainnya.

Dalam tahun 1983/84 telah dilaksanakan penataran bagi 2.259 orang tenaga Kehakiman dan 915 orang tenaga Kejaksaan.

Secara ringkas dalam Tabel XX - 7 nampak perkembangan berbagai pendidikan/penataran/latihan tenaga penegak hukum, tenaga teknis hukum serta berbagai penataran bidang adminis-trasi lainnya.

g. Penyempurnaan Efisiensi Aparatur Pemerintah dan Peng-awasan.

Dalam rangka usaha untuk meningkatkan ketertiban demi terwujudnya aparatur Pemerintah yang bersih dan.bertanggung jawab, selama Repelita III telah dilakukan peningkatan efek-tivitas dan efisiensi aparatur pemerintah dan pengawasan yang bertujuan agar pelaksanaan program kegiatan rutin maupun pem-bangunan di bidang hukum dapat berhasil dengan efisien dan efektif sesuai dengan rencana dan kebijaksanaan yang telah ditetapkan serta untuk mewujudkan ketaatan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Peningkatan pengawasan tersebut dilaksanakan berdasarkan program yang berencana, terarah, terpadu dan bersifat menye-luruh, yang didalamnya tercakup aspek pengendalian dan peni-laian terhadap pelaksanaan tugas serta pengambilan tindakan penertiban yang sifatnya preventif dan represif.

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukan, ditemui kasus-ka-sus penyimpangan, yang dapat diidentifikasikan berupa pungut-an liar, penyalahgunaan wewenang, pelayanan yang merugikan masyarakat, perbuatan tercela sebagai Pegawai. Negeri/Pejabat, lalai dalam pelaksanaan tugas, melanggar disiplin kerja, ma-nipulasi pembelian/pengadaan tanah dan lain-lain.

1186

I

Page 36: H U K U M - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewDi samping itu patut pula dicatat disahkannya UU No.5 tahun 1983 tentang Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia sebagai pelaksanaan