hafit

15
PEMANFAATAN TEKNOLOGI & INFORMASI DI BIDANG ARSITEKTUR PENGANTAR KOMPUTER DAN TI 1ABC PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG ARSITEKTUR Syamsul hafid KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas II ini dengan judul “Pemanfaatan Teknologi dan Informasi Dalam Bidang Arsitektur”. Penyusunan tugas ini dimaksudkan untuk menyelesaikan Tugas II Pengantar Komputer & TI 1ABC Fakultas Ekonomi di Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma. Dalam penulisan tugas ini, penulis telah banyak mendapat dorongan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan, baik itu bimbingan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung yang sangat membantu penulis dalam tugas ini. PENDAHULUAN

Upload: parbui

Post on 01-Oct-2015

4 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PEMANFAATAN TEKNOLOGI & INFORMASI DI BIDANGARSITEKTURPENGANTAR KOMPUTER DAN TI 1ABCPEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG ARSITEKTURSyamsul hafidKATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Tugas II ini dengan judul Pemanfaatan Teknologi dan Informasi Dalam Bidang Arsitektur. Penyusunan tugas ini dimaksudkan untuk menyelesaikan Tugas II Pengantar Komputer & TI 1ABC Fakultas Ekonomi di Jurusan Akuntansi Universitas Gunadarma. Dalam penulisan tugas ini, penulis telah banyak mendapat dorongan dan bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih atas segala bantuan yang diberikan, baik itu bimbingan moril maupun materil secara langsung maupun tidak langsung yang sangat membantu penulis dalam tugas ini.

PENDAHULUAN1. 1. Latar BelakangPerkembangan dunia dalam segi pembangunan membawa pengaruh yang kuat terhadap perkembangan di berbagai bidang, seperti arsitektur. Perubahan zaman menuntut arsitek lebih berperan dalam meningkatkan kemajuan pembangunan dalam negeri. Bersamaan dengan itu maka peran arsitek bukan hanya membangun satu bangunan berdiri kokoh tetapi membuat bagaimana satu bangunan dapat berdiri serta mencerminkan identitas bangsa, seperti halnya icon negeri yaitu Monas, Tugu Tani dan lain sebagainya.Tuntutan ini perlu diimbangi dengan sebuah sumber daya yang dapat mendukung kinerja arsitektur. Sumber daya yang dapat digunakan seperti pemanfaatan teknologi dalam ilmu arsitek. Penggabung dari berbagai bidang ilmu ini dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek akan mampu memfokuskan dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika.1. 2. Tujuan- Mengetahui sejarah arsitektur- Mengetahui peran teknologi informasi dalam bidang arsitektur- Memenuhi tugas II Pengantar Komputer & TI 1 ABC

PEMBAHASAN1. 1. SEJARAH ARSITEKTURArsitektur lahir dari dinamika antara kebutuhan (kebutuhan kondisi lingkungan yang kondusif, keamanan, dsb), dan cara (bahan bangunan yang tersedia dan teknologi konstruksi). Arsitektur prasejarah dan primitif merupakan tahap awal dinamika ini. Kemudian manusia menjadi lebih maju dan pengetahuan mulai terbentuk melalui tradisi lisan dan praktik-praktik, arsitektur berkembang menjadi ketrampilan. Pada tahap ini lah terdapat proses uji coba, improvisasi, atau peniruan sehingga menjadi hasil yang sukses. Seorang arsitek saat itu bukanlah seorang figur penting, ia semata-mata melanjutkan tradisi. Arsitektur Vernakular lahir dari pendekatan yang demikian dan hingga kini masih dilakukan di banyak bagian dunia.Permukiman manusia di masa lalu pada dasarnya bersifat rural. Kemudian timbullah surplus produksi, sehingga masyarakat rural berkembang menjadi masyarakat urban. Kompleksitas bangunan dan tipologinya pun meningkat. Teknologi pembangunan fasilitas umum seperti jalan dan jembatan pun berkembang. Tipologi bangunan baru seperti sekolah, rumah sakit, dan sarana rekreasi pun bermunculan. Arsitektur Religius tetap menjadi bagian penting di dalam masyarakat. Gaya-gaya arsitektur berkembang, dan karya tulis mengenai arsitektur mulai bermunculan. Karya-karya tulis tersebut menjadi kumpulan aturan (kanon) untuk diikuti khususnya dalam pembangunan arsitektur religius. Contoh kanon ini antara lain adalah karya-karya tulis oleh Vitruvius, atau Vaastu Shastra dari India purba. Di periode Klasik dan Abad Pertengahan Eropa, bangunan bukanlah hasil karya arsitek-arsitek individual, tetapi asosiasi profesi (guild) dibentuk oleh para artisan / ahli keterampilan bangunan untuk mengorganisasi proyek.Pada masa Pencerahan, humaniora dan penekanan terhadap individual menjadi lebih penting daripada agama, dan menjadi awal yang baru dalam arsitektur. Pembangunan ditugaskan kepada arsitek-arsitek individual Michaelangelo, Brunelleschi, Leonardo da Vinci dan kultus individu pun dimulai. Namun pada saat itu, tidak ada pembagian tugas yang jelas antara seniman, arsitek, maupun insinyur atau bidang-bidang kerja lain yang berhubungan. Pada tahap ini, seorang seniman pun dapat merancang jembatan karena penghitungan struktur di dalamnya masih bersifat umum.Bersamaan dengan penggabungan pengetahuan dari berbagai bidang ilmu (misalnya engineering), dan munculnya bahan-bahan bangunan baru serta teknologi, seorang arsitek menggeser fokusnya dari aspek teknis bangunan menuju ke estetika. Kemudian bermunculanlah arsitek priyayi yang biasanya berurusan dengan bouwheer (klien)kaya dan berkonsentrasi pada unsur visual dalam bentuk yang merujuk pada contoh-contoh historis. Pada abad ke-19, Ecole des Beaux Arts di Prancis melatih calon-calon arsitek menciptakan sketsa-sketsa dan gambar cantik tanpa menekankan konteksnya.Sementara itu, Revolusi Industri membuka pintu untuk konsumsi umum, sehingga estetika menjadi ukuran yang dapat dicapai bahkan oleh kelas menengah. Dulunya produk-produk berornamen estetis terbatas dalam lingkup keterampilan yang mahal, menjadi terjangkau melalui produksi massal. Produk-produk sedemikian tidaklah memiliki keindahan dan kejujuran dalam ekspresi dari sebuah proses produksi.Ketidakpuasan terhadap situasi sedemikian pada awal abad ke-20 melahirkan pemikiran-pemikiran yang mendasari Arsitektur Modern, antara lain, Deutscher Werkbund (dibentuk 1907) yang memproduksi obyek-obyek buatan mesin dengan kualitas yang lebih baik merupakan titik lahirnya profesi dalam bidang desain industri. Setelah itu, sekolah Bauhaus (dibentuk di Jerman tahun 1919) menolak masa lalu sejarah dan memilih melihat arsitektur sebagai sintesa seni, ketrampilan, dan teknologi.Ketika Arsitektur Modern mulai dipraktikkan, ia adalah sebuah pergerakan garda depan dengan dasar moral, filosofis, dan estetis. Kebenaran dicari dengan menolak sejarah dan menoleh kepada fungsi yang melahirkan bentuk. Arsitek lantas menjadi figur penting dan dijuluki sebagai master. Kemudian arsitektur modern masuk ke dalam lingkup produksi masal karena kesederhanaannya dan faktor ekonomi.Namun, masyarakat umum merasakan adanya penurunan mutu dalam arsitektur modern pada tahun 1960-an, antara lain karena kekurangan makna, kemandulan, keburukan, keseragaman, serta dampak-dampak psikologisnya. Sebagian arsitek menjawabnya melalui Arsitektur Post-Modern dengan usaha membentuk arsitektur yang lebih dapat diterima umum pada tingkat visual, meski dengan mengorbankan kedalamannya. Robert Venturi berpendapat bahwa gubuk berhias / decorated shed (bangunan biasa yang interior-nya dirancang secara fungsional sementara eksterior-nya diberi hiasan) adalah lebih baik daripada sebuah bebek / duck (bangunan di mana baik bentuk dan fungsinya menjadi satu). Pendapat Venturi ini menjadi dasar pendekatan Arsitektur Post-Modern.Sebagian arsitek lain (dan juga non-arsitek) menjawab dengan menunjukkan apa yang mereka pikir sebagai akar masalahnya. Mereka merasa bahwa arsitektur bukanlah perburuan filosofis atau estetis pribadi oleh perorangan, melainkan arsitektur haruslah mempertimbangkan kebutuhan manusia sehari-hari dan menggunakan teknologi untuk mencapai lingkungan yang dapat ditempati. Design Methodology Movement yang melibatkan orang-orang seperti Chris Jones atau Christopher Alexander mulai mencari proses yang lebih inklusif dalam perancangan, untuk mendapatkan hasil yang lebih baik. Peneilitian mendalam dalam berbagai bidang seperti perilaku, lingkungan, dan humaniora dilakukan untuk menjadi dasar proses perancangan.Bersamaan dengan meningkatnya kompleksitas bangunan,arsitektur menjadi lebih multi-disiplin daripada sebelumnya. Arsitektur sekarang ini membutuhkan sekumpulan profesional dalam pengerjaannya. Inilah keadaan profesi arsitek sekarang ini. Namun demikian, arsitek individu masih disukai dan dicari dalam perancangan bangunan yang bermakna simbol budaya. Contohnya, sebuah museum senirupa menjadi lahan eksperimentasi gaya dekonstruktivis sekarang ini, namun esok hari mungkin sesuatu yang lain.1. 2. TEKNOLOGI INFORMASI DALAM BIDANG ARSITEKTURTeknologi, di pihak lain, adalah aplikasi dari prinsip-prinsip keilmuan, sehingga menghasilkan sesuatu yang berarti bagi kehidupan manusia. Aplikasi prinsip-prinsip ini dapat dalam lapangan teknik maupun sosial. (supriadi, 1994;116).Terkait teknologi, komputer dalam dunia desain dan arsitektur telah dimulai sejak komputer ditemukan. Bentuk keterlibatan itu tentu tidak sama dengan yang kita pikirkan saat ini. komputer generasi terkini menghasilkan gambar-gambar yang sangat realistis, itu seolah-olah menjadi bukti dominan keterlibatan komputer dalam desain interior dan arsitektur. Sedangkan komputer generasi terdahulunya, pertama kali komputer terlibat dalam desain arsitektur dalam bentuk bantuan menghitung konstruksi, biaya dan semacamnya.Proses desain dan arsitektur memanfaatkan komputer sejalan dengan perkembangan kemampuan komputer. Saat komputer generasi baru mampu melakukan perhitungan berat seperti yang diperlukan pada proses render arsitektur 3D, maka dunia desain interior dan arsitektur menanggapi dengan optimis dan ketertarikan yang tinggi. Dari hal tersebut gambar-gambar presentasi desain interior dan arsitektur nyaris tidak dapat dibedakan dengan kondisi nyata.Jika kita memakai proses desain yang paling sederhana, yang telah dipakai oleh para arsitek sejak ratusan tahun yang lalu, maka terlihat bahwa komputer dapat berperan di tahap mana saja.Proses tersebut meliputi : analisis masalah, sintesis pemecahan masalah, evaluasi dan mengkomunikasikan tahapan-tahapan tersebut. Seberapa jauh peran tersebut akan tergantung dari ke dua pihak, yaitu kreativitas arsitek dan kemajuan teknologi komputer (digital) (Satwiko, 2010; 11).Dikaitkan dengan kedudukan seni dalam era globalisasi, pada buku persoalan-persoalan dasar estetika karangan Marcia Muelder Eaton diuraikan, Weitz percaya bahwa sifat kreatif seni tidak butuh untuk didefinisikan:yang paling jauh dari petualangan seni adalah perubahannya yang terus berlangsung dan kreasi barunya menjadikannya tidak mungkin secara logis menjamin suatu perangkat ciri yang dapat didefinisikan (Muelder, 2010:10).Untuk itu kreatif seni bisa juga dikaitkan dengan kreativitas desain dan arsitektur yang butuh sebuah perubahan dengan seiring teknologi dan informasi yang berkembang.Implementasi perkembangan teknologi informasi memberi dampak pada perancangan arsitektur melalui beragam aspek seperti:1. Penyebaran informasi langsung (real time) melalui internet; hanya dengan beberapa klik pada mouse seseorang dapat berselancar di internet, menemukan dan melihat gaya-gaya arsitektur terbaru dari seluruh bagian dunia. Ini menyebabkan perancangan arsitektur menjadi mendunia (global).2. Menawarkan kemampuan baru dalam mengembangkan bentuk-bentuk geometri yang rumit; komputer-komputer baru yang sangat kuat menjadikan bentuk-bentuk bangunan yang secara geometris sulit menjadi lebih mudah dibuat.3. Menawarkan kemampuan baru dalam menghitung aspek-aspek kuantitatif perancangan (environmental, konstruksi, dll)4. Kebutuhan dunia akan arsitektur yang ramah lingkungan telah mendorong para arsitek merancang bangunan-bangunan yang lebih ramah lingkungan, hemat energy, dll. Computer menjadikan tugas yang rumit bila dikerjakan secara manual menjadi jauh lebih mudah, presisi, akurat, cepat dan menyenangkan (2010; 48)Satwiko dalam buku arsitektur digital menyebutkan, bila dibuat garis besar, pemanfaatan teknologi informasi pada kerja arsitek dapat ditemui pada aktivitas berikut (bukan merupakan urutan baku);1. Komunikasi (surat menyurat, konsultasi, baik tertulis maupun tergambar dengan sarana manual maupun electronic mail),2. Pencarian Data (iklim, topografi, jaringan transportasi, jaringan utilitas, sebaran penduduk, peraturan daerah, produk bahan, hasil penelitian, dll.),3. Pembuatan Sketsa Awal (gagasan awal untuk diskusi dengan klien maupun tim perencana baik secara 2D, 3D, animasi maupun virtual reality),4. Perhitungan-perhitungan (konstruksi, biaya, fisika bangunan, utilitas, energy, pencemaran)5. Pengembangan Desain (menuju ke karya desain yang lebih terpadu dalam bentuk animasi maupun virtual reality yang dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan teknik morphing),6. Pengenalan Pemanfaatan Teknologi Baru dalam Bangunan (solar energy, intelligent/smart buildings),7. Presentasi (penyajian produk desain akhir),8. Pembuatan gambar kerja, dan9. Pengarsipan Karya Desain (menyimpan karya desain secara sistematis dan aman untuk dipergunakan di lain waktu).Karena kedudukan teknis desain interior dan arsitektur hampir sama, maka dalam pemaparan tersebut diatas, implementasi teknologi dan informasi jika diterapkan dalam bidang desain interior dan arsitek di era globalisasi adalah sebagai berikut:1. KomunikasiDalam hal komunikasi, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek dalam membahas perancangannya dengan klien menggunakan media surat, wesel dengan jasa kantor pos atau dari orang ke orang dan telephone. Kini desainer dan arsitek secara cepat dan efesiennya menggunakan layanan internet, media social network, handphone, telephone dan lain-lain, terkecuali beberapa diantaranya untuk dokumen hard copy berupa gambar jilid dan presentasi tetap melalui jasa pengiriman dari orang ke orang dan jasa kantor pos.1. Pencarian DataDalam hal Pencarian Data, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, mengumpulkan data lebih memanfaatkan catatan tangan dan menggali informasi pada pilihan sumber tertentu, kini melalui komputer dan virtual berupa internet pencarian data dapat diakses secara mudah dan cepat dengan banyak informasi yang mendukung mengenai data yang digali.1. Pembuatan Sketsa Awal (gagasan awal untuk diskusi dengan klien maupun tim perencana baik secara 2D, 3D, animasi maupun virtual reality),Dalam hal pembuatan sketsa awal, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, dalam membuat konsep menggunakan sketsa tangan, dan visualisasi warna menggunakan, pencil warna, spidol, cat air, cat minyak, sedangkan era sekarang pembuatan sketsa bukan saja manual akan tetapi bisa melalui media smart phone, net book dan computer serta berbagai pengolahan data dengan software-software yang berkaitan dengan desain interior. Divisualisasikan melalui olahan render, salah satunya yakni software 3D Max.1. Perhitungan-perhitungan (konstruksi, biaya, fisika bangunan, utilitas, energy, pencemaran)Dalam hal perhitungan-perhitungan, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, perhitungan biaya bisa menggunakan mesin hitung, kini ada beberapa mesin hitung yang bias diadopsi dari software-sofware terkait beitupun juga perhitungan konstruksi.1. Pengembangan Desain (menuju ke karya desain yang lebih terpadu dalam bentuk animasi maupun virtual reality yang dapat dilakukan secara manual maupun otomatis dengan teknik morphing),Dalam pengembangan desain, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, dalam pengembangan desain bisa saja menggunakan sketsa dan gambar dengan bantuan meja gambar teknik, kini diera sekarang lebih terpadunya menggunakan sketsa, gambar kerja dengan bantuan komputer dengan software Auto Cad, 3D Max, Sketchup, dengan file berupa soft copy dan hard copy berupa hasil print. Pada proyek besar kini animasi juga dilibatkan untuk lebih terpadunya keseluruhan pengembangan desain yang ingin dipresentasikan.1. Pengenalan Pemanfaatan Teknologi Baru dalam Bangunan (solar energy, intelligent/smart buildings),Dalam pemanfaatan teknologi baru, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek, dalam pemanfaatan teknologi sebelum isu mengenai global warming, masih focus terhadap hal-hal yang bersifat eksplotasi material bangunan, kini dengan isu-isu mengenai konsep green design, para desainer dan arsitek sudah mulai memikirkan teknologi baru, contohnya pemanfaatan sinar matahari dan diolah sebagai energi, sehingga dalam perwujudan desain harus mempertimbangkan penyelamatan lingkungan.1. Presentasi (penyajian produk desain akhir),Dalam Presentasi, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek dalam mempresentasikan desain masih berupa media yang didukung keterampilan tangan atau manual, kini dengan komputer berupa software auto cad, 3D Max, sketchup,3D Maya, dan virtual pendukung lainnya, presentasi dapat lebih mudah menerjemahkan maksud desainer/arsitek ataupun menerjemahkan keinginan klien, akurasi gambar lebih tepat dan visualisai lebih nyata. Sehingga bagi klien yang sedikit awam tidak kebingungan untuk mengerti presentasi desain yang disajikan.1. Pembuatan gambar kerjaDalam pembuatan gambar kerja, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek membuat gambar kerja dengan bantuan meja gambar teknik, sedangkan kini meja gambar teknik sedikit-demi sedikit mulai ditinggalkan diganti dengan software autocad pada komputer untuk mendapatkan akurasi dan kecepatan penyelesaian gambar kerja. Akan tetapi pembuatan gambar kerja dalam hal perkuliahan masih dimanfaatkan pada mahasiswa semester-semester kecil sebagai latihan tangan dalam mengolah ketegasan garis mahasiswa.1. Pengarsipan Karya Desain (menyimpan karya desain secara sistematis dan aman untuk dipergunakan di lain waktu).Dalam pengarsipan karya desain, Penulis menganalisa, dibandingkan dahulu dengan era sekarang adalah: dahulu para desainer dan arsitek sebelum ada komputer generasi baru yang bisa menjalankan software menggambar, arsip-arsip disimpan pada rack dan almari simpan, kini pengarsipan secara sistematis bias disimpan di komputer pada folder-folder berupa soft copy dan internet melalui email, arsip-arsip dalam bentuk Hard copy juga masih dibutuhkan, sebagai bagian dari portfolio. File-file di komputer dikatakan aman apabila juga di transfer datanya pada cd/dvd untuk antisipasi kerusakan dari komputer.Dalam kegiatan pendidikan desain interior, penulis menelisik keuntungan teknologi digital memiliki persamaan dengan keuntungan teknologi digital bagi pendidikan arsitektur.Dalam buku arsitektur digital oleh Satwiko diuraikan keuntungan teknologi digital bagi pendidikan arsitektur antara lain:1. Pembelajaran lebih efektif dan efisien2. Presentasi lebih nyata3. Komputasi lebih mudah, cepat dan menarik4. Informasi berlimpah5. Komunikasi antara dosen dan mahasiswa tidak tergantung tempat dan waktu6. Menekan biaya untuk pengadaan peralatan lab fisik yang mahal7. Menekan biaya untuk pengadaan buku-buku referensi impor yang mahal ( Satwiko, 2010 : 49)Teknologi digital banyak menawarkan keuntungan,1. Komputer adalah perangkat yang multiguna, untuk mendukung proses belajar (membuat catatan, menggambar, memproses data, dll.), bermain dan berkreasi.2. Sebagai studio multimedia: untuk menggambar teknis 2D dan 3D. membuat presentasi animasi, membuat gambar seni, membuat movie atau virtual reality agar presentasi lebih jelas dan menarik.3. Sebagai Lab virtual: membuat simulasi fisika bangunan, energy, struktur, dll. Dengan lebih mudah, murah, cepat, akurat, presisi, sehingga rancangan lebih bertanggung jawab. Selain itu karena banyak pekerjaan yang dapat ditangani lebih cepat dengan teknologi digital, tenaga dapat dicurahkan untuk pengembangan filosofi desain.4. Sebagai perpustakaan dan sumber informasi tak terbatas: dengan memiliki akses ke internet, tersedia berlimpah informasi jurnal, hasil-hasil penelitian, produk industri terbaru, diskusi tentang arsitektur, dll. ( Satwiko, 2010 : 50)Software yang digunakan dalam bidang arsitektur antara lain:1. AutoCADPerangkat lunak computer CAD untuk menggambar 2 dimensi dan 3 dimensi yang dikembangkan oleh Autodesk.1. 3d Studio MaxSering digunakan sebagai software animasi, baik animasi arsitektur maupun grafis seperti animasi film.1. Revit ArsitekturSoftware ini merupakan software gabungan dari AutoCAD dan 3dMax, karena produk ini bias membuat tampilan 2D dan 3D secara bersamaan.1. ArchiCadSoftware ini memiliki kesamaan sistem dengan revit, namun untuk masalah rendering sistem masih jauh berbeda dengan revit. Lebih banyak digunakan dibeberapa konsultan diindonesia karena dari segi dimensional telah sesuai dengan standar dimensi di Indonesia.1. Google SketchUpGoogle SketchUp memiliki fasilitas gudang gambar 3d yang menyediakan beberapa library desian 3D yang berasal dari pengguna Google SketchUp lain di seluruh dunia.KESIMPULANPemanfaatan teknologi informasi di dalam bidang arsitektur dirasa sangat dibutuhkan karena dengan dukungan teknologi dapat mempermudah serta meningkatkan kinerja arsitektur. Seperti dalam Pembuatan Sketsa Awal, dahulu para desainer dan arsitek dalam membuat konsep menggunakan sketsa tangan, dan visualisasi warna menggunakan, pencil warna, spidol, cat air, cat minyak, sedangkan dengan memanfaatkan teknologi pembuatan sketsa dapat dikerjakan melalui media smart phone, net book dan computer serta berbagai pengolahan data dengan software-software yang berkaitan dengan desain interior.Dengan adanya dukungan teknologi dalam bidang arsitektur dapat mempermudah kerja serta memberikan keuntungan seperti Pembelajaran lebih efektif dan efisien, komputasi lebih mudah, menekan biaya untuk pengadaan peralatan lab fisik yang mahal dan pengadaan buku-buku referensi impor yang mahal.

DAFTAR PUSTAKAMuelder Eaton, M. 2010. Persoalan-Persoalan Dasar Estetika. Jakarta: Salemba. HumanikaJacob, T. 1993. Manusia, Ilmu dan Teknologi. Yogyakarta: Tiara Wacana.Satwiko, P. 2010. Arsitektur Digital. Yogyakarta : Universitas Atma JayaSupriadi, D. 1994. Kreativitas, Kebudayaan dan Perkembangan Iptek. Bandung: CV.Alfabeta.http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitekturhttp://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=3&cad=rja&ved=0CDwQFjAC&url=http%3A%2F%2Fdownload.isi-dps.ac.id%2Fdownload-page%2Fcategory%2F64%3Fdownload%3D1353&ei=rC1QUtS0NoeJrgfZhoD4BQ&usg=AFQjCNEPBEtVC79Kgy4Gcz3ooaN7NWpSPQ&bvm=bv.53537100,d.bmkhttp://m.kaskus.co.id/thread/5155536b4f6ea1746b000008/program-program-yang-dipakai-oleh-para-arsitek/

sumber : http://rivanciptanugraha.wordpress.com/2013/10/07/pemanfaatan-teknologi-informasi-di-bidang-arsitektur/