hakikat manusia dalam islam

Upload: randy-yusuf-p

Post on 16-Oct-2015

32 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Hakikat Manusia Dalam Islam

TRANSCRIPT

HAKIKAT MANUSIAMENURUT ISLAM

Nama Anggota:Abdul Holiq130915125Nilakandi E.130915022Eliza Zihni Z.130915108Firza130915105Siska Yunita S.130915112Lingling M. P.130915089Ika Fitriana130915081Samsul Arifin130915137Randy Yusuf P. P130915049

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2009

4.1 Konsep Manusia4.1.1 Pengertian Manusia Manusia merupakan makhluk Allah yang paling sempurna yang dalam penciptaannya berasal dari Turaabin (saripati tanah), lalu menjadi nutfah (air mani), alaqah (darah), dan mugdah (segumpal daging), kemudian menjadi makhluk yang sempurna. Manusia menurut pandangan Al-Quran menjelaskan prinsip-prinsip yang tertuang dalam surat Nuh 17, Ash-Shaffat 11, Al-Mukminuun 12-13, Ar-Rum 20, Ali Imran 59, As-Sajdah 7-9, Al Hijr 28, dan surat Al Hajj 5. Al-Quran menerangkan bahwa manusia berasal tanah dengan mempergunakan bermacam-macam istilah, seperti : Turab, Thien, Shal-shal, dan Sualalah. Hal ini dapat diartikan bahwa jasad manusia diciptakan Allah dari bermacam-macam unsur kimiawi yang terdapat dari tanah. Berdasarkan pengamatan yang mendalam dapat diketahui bahwa manusia dilahirkan ibu dari rahimnya yang proses penciptaannya dimulai sejak pertemuan antara spermatozoa dengan ovum. Ayat-ayat yang menyebutkan bahwa maanusia diciptakan dari tanah, umumnya dipahami secara lahiriah, tidak berarti semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut mengalami reaksi kimia. Hal itu seperti pernyataan bahwa tumbuh-tumbuhan bahan makanannya dari tanah, karena tidak semua unsur kimia yang ada dalam tanah ikut diserap oleh tumbuh-tumbuhan, tetapi sebagian saja. Oleh karena itu bahan-bahan pembentuk manusia yang disebut dalam al-Quran hanya merupakan petunjuk manusia yang disebut dalam al-Quran , hanya merupakan petunjuk dimana sebenarnya bahan-bahan pembentuk manusia yaitu ammonia, menthe, dan air terdapat, yaitu pada tanah, untuk kemudian bereaksi kimiawi. Jika dinyatakan istilah Lumpur hitam yang diberi bentuk (mungkin yang dimaksud adalah bahan-bahan yang terdapat pada Lumpur hitam yang kemudian diolah dalam bentuk reaksi kimia). Sedangkan kalau dikatakan sebagai tembikar yang dibakar , maka maksudnya adalah bahwa proses kejadiannya melalui oksidasi pembakaran. Pada zaman dahulu tenaga yang memungkinkan terjadinya sintesa cukup banyak dan terdapat di mana-mana seperti panas dan sinar ultraviolet.

Dalam penciptaannya manusia dibekali dengan beberapa unsur sebagai kelengkapan dalam menunjang tugasnya. Jasad adalah bentuk lahiriah manusia, Ruh adalah daya hidup, Nafs adalah jiwa , Aqal adalah daya fakir, dan Qolb adalah daya rasa. Di samping itu manusia juga disertai dengan sifat-sifat yang negatif seperti lemah ( an-Nisa 28 ), suka berkeluh kesah ( al-Maarif 19 ), suka bernuat zalim dan ingkar ( ibrahim 34), suka membantah ( al-kahfi 54 ), suka melampaui batas ( al-Alaq 6 ) suka terburu nafsu ( al-Isra 11 ) dan lain sebagainya 4.1.2 Persamaan dan Perbedaan Manusia dengan Makhluk LainManusia dan makhluk lainnya pasti memiliki persamaan dan juga perbedaan. Salah satunya adalah manusia dan makhluk lain memiliki tujuan yang sama dalam hal penciptaan yaitu untuk beribadah kepada Allah sedangkan dalam hal raga dan ruh manusia memiliki perbedaan. PersamaanSemua makhluk termasuk manusia adalah makhluk yang diciptakan oleh Allah SWT.Tujuan penciptaannya adalah hanya untuk beribadah kepada Allah.Semua makhluk akan kembali kepada Allah.Dan tiap-tiap makhluk ada di dalam penjagaan dan pengawasan Allah.Perbedaan Manusia memiliki hati nurani dan juga nafsu tapi makhluk lain hanya memiliki salah satunya saja. Derajat manusia sejati adalah lebih tinggi dari makhluk yang lain. Manusia tercipta dari tanah sebagai jasad dan nur sebagai hati. Sedangkan makhluk lain tidak ada yang tercipta dari tanah dan nur. Bentuk ibadah manusia telah diatur di dalam Al Quran. Manusia diberi kebebasan untuk memilih jalan kehidupannya.

4.2 Ekstensi dan Martabat Manusia4.2.1 Tujuan Penciptaan ManusiaDalam kalangan muslim mengatakan dibalik penciptaan alam dan manusia dari sisi Allah Swt dibalik hikmah penciptaan adanya maksud dan tujuan,dan dengan keyakinan yang jelas menyatakan adanya maksud dan tujuan dibalik semua perubahan dan pergerakan alam sekitar. Dalam alquran Allah Swt berfirman: Maka apakah kamu mengira, bahwa Sesungguhnya kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?(QS Al-Mukminun ayat 115) dalam surat lain, Allah Swt berfirman:. ..Dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.(QS Al-Imran ayat 191), juga dalam ayatNya : Dan tidaklah kami ciptakan Iangit dan bumi dan segala yang ada di antara keduanya dengan bermain-main. (QS Anbiya ayat 16)Maksud dan kandungan ayat-ayat diatas bahwasanya Allah Swt menciptakan langit dan bumi dan apa yang ada di antara keduanya itu adalah dengan maksud dan tujuan yang mengandung hikmat. Poin pentingnya adalah tidaklah maksud dan tujuan tersebut kecuali untuk kesempurnaan makhluk tidaklah bagi kesempurnaan zatNya (Allah Swt). Oleh karenanya, tujuan dari penciptaan, menyampaikan pada semua makhlukNya akan kesempurnaannya, tanpa manfaat bagiNya sehingga tidaklah menjadikan perbuatanNya sia-sia. Tujuan penciptaan manusia menurut konsep al-quran penciptaan manusia tidaklah semata-mata sekadar penciptaan biasa, melainkan memiliki tujuan mulia karena hanya manusialah yang diberikan kesadaran mengenal penciptanya. Tujuan penciptaan itu sendiri adalah menciptakan kesadaran dan memperbaiki kualitas kesadaran secara berkesinambungan, menciptakan makhluk yang memiliki kesadaran penuh terhadap keberadaan Tuhan, yang selanjutnya tidak hanya secara sukarela tunduk pada keindahan NYA melainkan pula Tuhan merefleksikan keindahan itu kepada ciptaannya (manusia) dan akhirnya membuat manusia-manusia lain mampu mencontoh nya dalam mencapai Tuhannya.

4.2.2 Fungsi dan Peranan yang Diberikan Allah Kepada ManusiaDi dalam Al Quran disebutkan fungsi dan peranan yang diberikan Allah kepada manusia. Menjadi abdi Allah

Secara sederhana hal ini berarti hanya bersedia mengabdi kepada Allah dan tidak mau mengabdi kepada selain Allah termasuk tidak mengabdi kepada nafsu dan syahwat. Yang dimaksud dengan abdi adalah makhluk yang mau melaksanakan apapun perintah Allah meski terdapat resiko besar di dalam perintah Allah. Abdi juga tidak akan pernah membangkang terhadap Allah. Hal ini tercantum dalam QS Az Dzariyat : 56Dan tidak Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahKu. Menjadi saksi Allah

Sebelum lahir ke dunia ini, manusia bersaksi kepada Allah bahwa hanya Dialah Tuhannya.Yang demikian dilakukan agar mereka tidak ingkar di hari akhir nanti. Sehingga manusia sesuai fitrahnya adalah beriman kepada Allah tapi orang tuanya yang menjadikan manusia sebagai Nasrani atau beragama selain Islam. Hal ini tercantum dalam QS Al Araf : 172Dan (ingatlah), keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman):Bukankah Aku ini Tuhanmu?. Mereka menjawab:Betul (Engkau Tuhan Kami),kami menjadi saksi.(Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan:Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini(keesaan Tuhan)Menjadi khalifah Allah

Khalifah Allah sebenarnya adalah perwakilan Allah untuk berbuat sesuai dengan misi yang telah ditentukan Allah sebelum manusia dilahirkan yaitu untuk memakmurkan bumi. Khalifah yang dimaksud Allah bukanlah suatu jabatan sebagai Raja atau Presiden tetapi yang dimaksud sebagai kholifah di sini adalah seorang pemimpin Islam yang mampu memakmurkan alam dengan syariah-syariah yang telah diajarkan Rosulullah kepada umat manusia. Dan manusia yang beriman sejatilah yang mampu memikul tanggung jawab ini. Karena kholifah adalah wali Allah yang mempusakai dunia ini. Sehingga seorang khalifah harus benar-benar memiliki akhlak Al Quran dan Al Hadis.Dengan berpedoman pada QS Al Baqarah:30-36, maka status dasar manusia adalah sebagai khalifah (makhluk penerus ajaran Allah) sehingga manusia harus :1. BelajarManusia sebagai khalifah harus mau belajar. Obyek belajar nya adalah ilmu Allah yang berwujud Al Quran dan ciptaanNya.Hal ini tercantum juga di dalam QS An Naml: 15-16 dan QS Al Mukmin: 54

2. Mengajarkan IlmuKhalifah yang telah diajarkan ilmu Allah maka wajib untuk mengajarkannya kepada manusia lain.Yang dimaksud dengan ilmu Allah adalah Al Quran dan juga Al Bayan

3. Membudayakan IlmuIlmu Allah tidak hanya untuk disampaikan kepada manusia lain tetapi juga untuk diamalkan sehingga ilmu yang terus diamalkan akan membudaya. Hal ini tercantum pula di dalam QS Al Mumin:35

4.3 Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba dan Khalifah Allah4.3.1 Tanggungjawab Manusia Sebagai Hamba AllahSebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, yang tidak boleh membangkang pada-Nya. Jika kita membangkang maka kita akan terkena konsekwensi yang sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini memang budak dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita menjadi mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan Tuhan kita, karena ketaatan kita itu. Dengan kedudukan ini, maka Manusia mempunyai dua tugas, pertama, ia harus beribadah kepada Allah baik dalam pengertian sempit maupun luas. Beribadah dalam arti sempit artinya mengerjakan Ibadah secara ritual saja, seperti, Sholat, puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist.Di dalam Adz Dzariyat 56: "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku." Kita beribadah kepada Allah bukan berarti Allah butuh kepada kita, Allah sama sekali tidak membutuhkan kita. Bagi Allah walaupun semua orang di dunia ini menyembah-Nya, melakukan sujud pada-Nya, taat pada-Nya, tidaklah hal tersebut semakin menyebabkan meningkatnya kekuasaan Allah. Demikian juga sebaliknya jika semua orang menentang Allah, maka hal ini tak akan mengurangi sedikitpun kekuasaan Allah. Jadi sebenarnya yang membutuhkan Allah ini adalah kita, yang tergantung kepada Allah ini adalah kita, yang seharusnya mengemis minta belas kasihan Allah ini adalah kita. Yang seharusnya menjadi hamba yang baik ini adalah kita. Allah memerintahkan supaya kita beribadah ini sebenarnya adalah untuk kepentingan kita sendiri, sebagai tanda terimakasih kepada-Nya, atas nikmat yang diberikan-Nya, agar kita menjadi orang yang bertaqwa.

4.3.2 Tanggungjawab Manusia Sebagai Khalifah AllahSegala sesuatu yang ada di dunia ini telah ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan, binatang, bumi dengan segala apa yang terpendam di dalamnya. Allah memberikan gambaran tentang diberikannya tugas khalifah ketika berdialog dengan malaikat, dalam Q.S 2:30: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepadapara Malaikat:'Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.' Mereka berkata: 'Mengapa Engkau hendak menjadikan [khalifah] di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?' Tuhan berfirman: 'Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.'Manusia sebagai khalifah merupakan gambaran cita ideal. Manusia seharusnya menentukan nasibnya sendiri, baik sebagai kelompok masyarakat maupun sebagai individu. Manusia mempunyai tanggung jawab yang besar, karena memiliki daya kehendak yang bebas. Manusia yang ideal adalah manusia theomorfis dengan sifat-sifat ketuhanan dapat mengendalikan sifat-sifat rendah yang lain. Manusia ideal mempunyai tiga aspek, yakni kebenaran, kebajikan, dan keindahan. Dengan kata lain ia memiliki pengetahuan, etika, dan seni. Semua ini dapat dicapai dengan kesadaran, kemerdekaan, dan kreativitas.Gambaran citra ideal yang dicerminkan dalam posisi sebagai khalifah merupakan gabungan antara sifat-sifat yang saling melengkapi. Manusia ideal adalah manusia yang memiliki otak yang brilyan sekaligus memiliki kelembutan hati. Manusia ideal dengan kemampuan otaknya mampu menciptakan peradaban yang tinggi dengan kemajuan ilmu dan teknologi, juga memiliki kedalaman perasaan terhadap segala sesuatu yang menyebabkan penderitaan, kemiskinan, kebodohan, dan kelemahan.Jika tugas manusia adalah sebagai seorang pemimpin, tentu ia harus dapat membangun dunia ini dengan sinergis, dapat melakukan perbaikan-perbaikan, baik antara dirinya dengan alam, maupun antar sesama itu sendiri.