hand-out kuliah budidaya tanaman pangan d3-psl unsoed bab 3 budidaya padi
DESCRIPTION
HAND-OUT KULIAH BUDIDAYA TANAMAN PANGAN. BAB 1. BUDIDAYA PADI. Purwandaru Widyasunu & Bambang Siswo Susilo. D3-PSL, FAPERTA, UNSOED 2014.TRANSCRIPT
Hand-Out
Budidaya Tanaman Pangan
Bab. III. Budidaya Padi
D3-PSL
Purwandaru Widyasunu & Bambang Siswo Susilo
Laboratorium Tanah/
Manajemen Sumberdaya Lahan
Faperta Unsoed 2014
Bab 3. Budidaya Padi
3.1. Pengantar
3.2. Jenis Budidaya Tanaman Padi
3.3. Budidaya Padi Lahan Basah
3.4. Budidaya Padi Lahan Kering
3.5. Budidaya Padi SRI (System Rice Intensification)
3.6. Permasalahan Ketahanan Pangan dari Tanaman Padi
3.1. Pengantar
Divisio Spermatophyta,
Sub divisio Angiospermae,
Kelas Monocotyledoneae,
Ordo adalah Poales,
Famili Graminae,
Genus Oryza Linn,
Speciesnya adalah Oryza sativa L.
Menurut D.Joy dan E.J.Wibberley, tanaman padi yang
mempunyai nama botani Oryza sativa dan dapat
dibedakan dalam dua tipe, yaitu
1. padi kering yang tumbuh di lahan kering
2. padi sawah yang memerlukan air menggenang dalam
pertumbuhan, dan
perkembangannya.
Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara
Oryza officinalis dan Oryza sativa f spontania.
Tanaman padi yang dapat tumbuh baik di daerah tropis
ialah indica, sedangkan japonica banyak diusahakan di
daerah sub tropis (Pustaka Bogor, 2005).
Secara umum ada tiga stadia proses pertumbuhan tanaman padi dari awal
penyemaian
hingga pemanenan :
1. Stadia vegetatif: yaitu dari perkecambahan sampai terbentuknya bulir. Pada
varietas padi yang berumur pendek (120 hari) stadia ini lamanya sekitar 55 hari,
sedangkan pada varietas padi berumur panjang (150 hari) lamanya sekitar 85
hari.
2. Stadia reproduktif: yaitu dari terbentuknya bulir sampai pembungaan. Pada
varietas berumur pendek lamanya sekitar 35 hari, dan pada varietas berumur
panjang sekitar 35 hari juga.
3. Stadia pembentukan gabah atau biji: yaitu dari pembungaan sampai
pemasakan biji. Lamanya stadia sekitar 30 hari, baik untuk varietas padi
berumur pendek maupun berumur panjang.
Padi muda
Padi dewasa
Komponen-komponen (bagian) bunga
padi adalah:
- kepala sari
- tangkai sari
- palea (belahan yang besar),
- lemma (belahan yang kecil),
- kepala putik,
- tangkai bunga.
Varietas padi yang akan digunakan haruslah memiliki
ciriciri:
- Dapat beradaptasi dengan iklim dan tipe tanah setempat
- Cita rasanya disenangi dan memiliki harga yang tinggi di
pasaran lokal IR-64; Pandanwangi, Rajalele
- Daya hasil tinggi
- Toleran terhadap hama dan penyakit
- Tahan rebah
(IRRI, 2004).
Syarat Tumbuh dan Produksi:
1. Curah hujan yang baik, rata-rata 200 mm/bulan atau lebih, dengan
distribusi selama 4 bulan. Sedangkan curah hujan yang dikehendaki per
tahun sekitar 1500-2000 mm.
2. Tanaman padi dapat tumbuh baik pada suhu 230C ke atas,sedangkan di
Indonesia pengaruh suhu tidak terasa, sebab suhunya hampir konstan
sepanjang tahun.
3. Ketinggian daerah yang cocok untuk tanaman padi adalah daerah
antara 0-650 meter dengan suhu antara 26,5 0C – 22,5 0C, daerah
antara 650-1500 meter dengan suhu antara 22,5-18,7 0C masih cocok
untuk tanaman padi.
4. Cahaya matahari
5. Angin untuk penyerbukan disamping bantuan serangga.
6. Jenis tanah apapun; untuk padi sawah tanah berlumpur dengan ketebalan
lebih dari 20 cm lebih baik s/d 50-60 cm akar dan anakan produktif
lebih berkembang baik.
7. pH tanah variatif antara 4,5 – 7,0, pada pH > 7,5 padi tidak bermasalah
namun hasilnya kurang.
3.2. Jenis Budidaya Tanaman Padi
kategori atas dasar kondisi penggenangan atau
aerobik anaerobik
1. Padi sawah: tanaman padi yang dikembangkan
menggunakan lahan sawah lahan basah karena
tanah berlumpur dan tergenang ada masa
digenangi antara 5 – 15 cm air sistem anaerobik.
2. Padi lahan kering atau tadah hujan: tidak selalu
berlumpur. Kondisi bisa tergenang air pada musim
penghujan pada menjelang musim penghujan bisa
ditanam padi gogo anaerobik dan aerobik.
3. Padi lahan kering: tidak ada sistem genangan air
sistem tanah menghendaki suasana aerobik
Padi organik vs padi konvensional
Padi organik: cara membudidayakan tanaman padi
dengan inputan asal organik pupuk, pestisida, hormon
asli/alami. Mengikuti siklus alami sumber air, olah
tanah tidak intensif, musuh alami diutamakan,
pengendalian OPT terpadu alami, keanekaragaman hayati
terjaga.
Padi konvensional: cara membudidayakan tanaman padi
dengan inputan non-organik ataupun campuran.
Mengandalkan input dari pabrik dengan formula tertentu
sehingga memberikan respon cepat dan instan.
Keanekaragaman hayati tidak diperhatikan.
3.3. Budidaya Padi Lahan Basah
Ciri-ciri:
a. Menggunakan tanah lahan sawah irigasi, tadah
hujan, rawa, pasang surut.
b. Pengolahan tanah sawah macak-macak,
berlumpur, tergenang walaupun padi bukan
masuk golongan tanaman air.
c. Kondisi intermitten basah dan kering
anaerobik (reduksi) dan aerobik (oksidasi).
d. Tanaman padi bukan untuk lahan kering padi
tergenang air, macak-macak.
e. Ada infrastruktur irigasi dan drainasi
3.4. Budidaya Padi Lahan Kering
Ciri-ciri:
a. Menggunakan lahan kering dan tadah hujan
b. Padi gogo
c. Ada aliran air pada saat musim hujan
d. Dominansi pengolahan tanah sistem aerobik
e. Hasil lebih rendah dari padi lahan sawah
irigasi
f. Persoalan pengendalian gulma
g. Budidaya mulai menjelang akhir musim
kemarau mulai ada hujan 2 minggu akhir
MK (curah hujan masih < 50 mm/bulan).
3.5. Budidaya Padi SRI (System Rice Intensification)
SRI adalah sistem intensifikasi padi yang menyinergikan
tiga faktor pertumbuhan padi untuk mencapai produktivitas
maksimal yaitu;
1) maksimalisasi jumlah anakan
2) pertumbuhan akar,
3) suplai hara, air, oksigen.
Cara tersebut menghemat air, karena padi tidak digenangi
layaknya di persawahan. Air hanya digunakan untuk
menjaga kelembaban tanah agar akar padi dapat tumbuh
dengan baik karena pada dasarnya padi bukan tanaman air.
KONSEP DAN PRINSIP SRI
SRI, kependekan dari System of Rice Intensification adalah
salah satu inovasi metode budidaya padi yang diperkenalkan
pada tahun 1983 di Madagaskar oleh pastor sekaligus
agrikulturis asal Perancis, Fr. Henri de Laulanie, yang telah
bertugas di Madagaskar sejak 1961.
Awalnya SRI adalah singkatan dari "Systeme de Riziculture
Intensive" dan pertama kali muncul di jurnal Tropicultura
tahun 1993.
Di Madagaskar, hasil metode SRI sangat memuaskan dimana
pada beberapa tanah tidak subur dengan produksi normalnya 2
ton/ha, petani yang menggunakan SRI memperoleh hasil panen
lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15
ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI
minimal menghasilkan panen dua kali lipat dibandingkan
metode yang biasa dipakai petani.
Tahun 1990 dibentuk Association Tefy Saina (ATS), sebuah LSM
Malagasy untuk memperkenalkan SRI. Empat tahun kemudian,
Cornell International Institution for Food, Agriculture and
Development (CIIFAD), mulai bekerja sama dengan Tefy Saina
untuk memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National
Park di Madagaskar Timur, didukung oleh US Agency for
International Development. Saat itu, SRI hanya dikenal setempat
dan penyebarannya terbatas. Sejak akhir 1990-an, SRI mulai
mendunia berkat Prof. Norman Uphoff, mantan direktur CIIFAD.
Tahun 1997, Dr. Norman Uphoff memberikan presentasi SRI di
Bogor, Indonesia; untuk pertama kalinya SRI dipresentasikan di
luar Madagaskar. Tahun 1999, untuk pertama kalinya SRI diuji di
luar Madagaskar yaitu di China dan Indonesia. Pengujian SRI di
Indonesia dilaksanakan oleh Badan Penelitian Tanaman Padi
(Indonesian Agency for Agricultural Research and
Development/IAARD) di pusat penelitiannya di Sukamandi, jawa
Barat. Hasil pengujian diperoleh bahwa, panen dengan metode
SRI sebesar 6,2 ton/ha sedangkan hasil dari petak control
sebesar 4,1 ton/ha, sehingga ada peningkatan hasil sebesar
66,12 persen. Sejak itu, SRI diuji coba di lebih dari 25 negara
dengan hasil panen berkisar 7 – 10 ton/ha.
1. Tanam bibit muda berusia antara 7 – 12 hari setelah semai (HSS) ketika bibit
masih berdaun 2 (dua) helai. Penggunaan bibit muda berkaitan dengan bahwa
penggunaan bibit padi yang berumur 5 – 15 HSS menghasilkan
pertumbuhan tanaman lebih cepat karena daya jelajah akar lebih jauh sehingga
perkembangan akar menjadi maksimal pada akhirnya kebutuhan nutrisi
tanaman tercukupi. Selain itu, penggunaan bibit berumur 10 hari, akan
menghasilkan jumlah anakan maksimal 30 – 50 batang dalam setiap
rumpunnya.
2. Tanam tunggal atau tanam bibit satu lubang satu bibit.
Penggunaan satu bibit per lubang tanam bermanfaat untuk mengurangi
kompetisi serta meningkatkan potensi anakan produktif per rumpun.
3. Jarak tanam lebar.
Jarak tanam yang lebar dengan lebar, yaitu: 25 x 25 cm, 30 x 30 cm, 40 x 40
cm atau bahkan lebih. Penggunaan jarak tanam lebar bertujuan untuk
meningkatkan jumlah anakan produktif. Penggunaan jarak tanam yang cukup
lebar didasarkan pada kebutuhan makanan bagi tanaman, mendorong
pertumbuhan akar secara maksimal, dan memaksimalkan sinar matahari yang
masuk secara optimal. Selain itu, dengan menggunakan jarak tanam yang
cukup, tanaman dapat tumbuh berkembang dengan baik dan menghasilkan
produksi secara baik pula.
Prinsip budidaya padi dengan metode SRI, antara
lain:
4. Pindah tanam harus segera mungkin (kurang dari 30 menit) dan
harus hati-hati agar akar tidak putus dan ditanam dangkal.
5. Sistem pengairan intermitten atau sistem pengairan berselang.
Pengairan teknik berselang, yaitu air di areal pertanaman diatur pada
kondisi tergenang dan kering secara bergantian dalam periode
tertentu, dimana pemberian air maksimum 2 cm (macak-macak) dan
periode tertentu dikeringkan sampai pecah.
Padi merupakan tanaman tumbuh optimal pada tanah yang lembab
dan becek sebagai syarat tumbuh. Untuk itu, tanaman padi
sebenarnya tidak perlu air yang melimpah (penggenangan), namun
juga tidak dalam situasi tanah kering.
Dengan pengaturan air yang baik, akan terjaga aerasi tanah yang
baik pula dimana aerasi yang baik adalah syarat tumbuh yang baik
bagi tanaman padi. Apabila sawah selalu digenangi air maka aerasi
(siklus udara dalam tanah) tidak masimal sehingga tanah menjadi
asam.
6. Penyiangan sejak awal sekitar umur 10 hari dan diulang 2 - 3 kali dengan
interval 10 hari.
7. Penggunaan pupuk organik dan pestisida organik.
Sedangkan keunggulan dari metode SRI, antara lain:
(i) Dengan sistem pengairan berselang, pemakaian air dapat dihemat
hingga 50 persen. Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen
pemberian air maksimum 2 cm paling baik kondisi macak-macak sekitar
5 mm dan terdapat periode pengeringan sampai tanah retak (irigasi
terputus).
(ii) Tanam bibit muda mampu mengurangi stres tanaman saat di
pindahtanam.
(iii) Hemat biaya, karena hanya membutuhkan benih sebanyak 5 kg/ha,
tidak membutuhkan biaya pencabutan bibit, tidak membutuhkan biaya
pindah bibit, meminimalkan tenaga tanam, dan lain-lain.
(iv) Hemat waktu, ditanam pada saat bibit berumur muda yaitu 7 - 12 hari
setelah semai sehingga waktu panen akan lebih awal.
(v) Produksi meningkat, bahkan di beberapa tempat mampu mencapai 11
ton/ha atau bahkan lebih.
(vi) Ramah lingkungan, secara bertahap penggunaan pupuk kimia akan
dikurangi dan digantikan dengan mempergunakan pupuk organik
(kompos, kandang dan MOL), begitu juga penggunaan pestisida.
3.6. Permasalahan Ketahanan Pangan dari Tanaman
Padi
a. Dampak PIG suhu udara meningkat, CH bisa
tinggi bisa rendah, MH dan MK bisa panjang bisa
pendek, pasang air laut, penggurunan.
b. Ancaman OPT dengan berkurangnya keragaman
hayati.
c. Adaptasi tanaman padi terhadap PIG.
d. Kerusakan tanah, lahan, air, atmosfer.
e. Menyusutnya jaringan irigasi akibat alih fungsi
lahan.
f. Penyusutan luas areal lahan sawah karena konversi
ke perumahan dan kepentingan lain!
f. Memerlukan restrukturisasi lahan, ekstensi keahlian
pertanian untuk generasi muda tani.
Daftar Pustaka:
Bolman, B.C. 2006. Wet Rice Cultivation in Indonesia.
Major Thesis of The Master of International
Development Studies. Uni Wageningen, The
Netherland.
Fairhurst, T., C. Witt, R. Buresh, and A. Dobermann.
2007. Rice: A Practical Guide to Nutrient
Management. An E-book. International Rice
Research Institute, International Plant Nutrition
Institute, and International Potash Institute. Creative
Common.
Yoshida, S. Dasar-dasar Pengetahuan Tanaman Padi.
Terjemahan oleh: Sigit Yuli Jatmiko. IRRI, Los
Banos, Filipina.
Maturnuwun
Persembahan untuk
Nuswantara berbudi luhur