hasil nyata dari kerja...

25
www.humas.unsyiah.ac.id ISSN 0215-2916 EDISI 216 . OKTOBER 2017 SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN RADIKALISME HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAS

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

ISSN

021

5-2

916

EDISI 216 . OKTOBER 2017

SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA?

EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN

TOLERANSI MELAWAN RADIKALISME

HASIL NYATA DARIKERJA INTEGRITAS

Page 2: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

3

UNIVERSITAS Syiah Kuala (Unsyiah) merupakan perguruan

tinggi negeri tertua di Aceh yang dijuluki Jantung Hati

Rakyat Aceh. Pada tanggal 2 September 2017 lalu, Unsyiah

genap berusia 56 tahun. Berbagai perhelatan digelar untuk

memeriahkan milad perguruan tinggi ini, seperti fun bike,

jalan santai, gotong royong di makam Syiah Kuala, Bakti Sosial

Terintegrasi II di Kabupaten Pidie Jaya, dan beberapa kegiatan

pengabdian lainnya. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh civitas

akademika Unsyiah yang melibatkan masyarakat sekitar.

Selain itu, banyak kegiatan berskala nasional dan internasional

turut memeriahkan perayaan milad Unsyiah tahun ini,

seperti International Food Festival II, The 12th CRISU-

CUPT Cenference 2017, dan The 7th Annual International

Conference. Beragam kegiatan ini bermakna jika perayaan

milad Unsyiah tidak hanya euforia kesenangan semata. Tetapi,

juga mengedepankan pelaksanaan tri dharma perguruan

tinggi yang menjadi core base lembaga ini.

Lalu bagaimana proses awal semua kegiatan ini berlangsung?

Tanpa kita sadari kemajuan Unsyiah dalam melaksanakan

kegiatan ini semakin kuat setelah institusi ini memperoleh

akreditasi A dari BAN-PT pada tahun 2015. Pencapaian

ini telah membawa kampus Unsyiah kepada pengelolaan

yang semakin baik dari hari ke hari. Ini dimulai dari sistem

perencanaan, tata kelola, sarana dan prasarana akademik,

kualitas kegiatan mahasiswa yang meningkat, serta

perkembangan dan peningkatan jumlah program studi.

Bukti nyata prestasi Unsyiah bukan hanya berdengung di

lingkungan kampus semata, tetapi juga terdengar hingga ke

tingkat nasional dan internasional. Hal ini dapat dilihat dari

banyaknya studi banding atau benchmarking ke Unsyiah dari

perguruan tinggi dan instansi dalam maupun luar negeri.

Bahkan, tidak sedikit di antaranya bersedia menjalin kerja

sama dengan Unsyiah.

Kepercayaan pihak luar terhadap Unsyiah semakin meningkat

dari hari ke hari. Banyak kegiatan bertaraf nasional dan

internasional digelar di kampus ini dan mempercayakan

Unsyiah sebagai penyelenggaranya. Bukan hanya sukses

sebagai tuan rumah yang baik, beberapa civitas akademika

Unsyiah juga kerap diundang sebagai pembicara di forum-

forum internasional. Ini membuktikan Unsyiah semakin dikenal

oleh masyarakat dunia. Semoga ini menjadi gerbang awal

untuk menuju world class university.

Dari sisi inovasi, Unsyiah juga tidak dapat dipandang sebelah

mata oleh perguruan tinggi lain. Walau belum bisa berbicara

banyak di kancah nasional, tetapi manfaat hasil riset yang

dihasilkan para tenaga pendidik (dosen) Unsyiah patut

diacungi jempol. Sebab telah memenuhi sebagian kearifan

masyarakat lokal di Aceh. Kondisi ini tentu tidak terlepas dari

dukungan anggaran yang terus meningkat untuk bidang

penelitian. Semoga langkah ini dapat menjadikan Unsyiah

sebagai perguruan tinggi berbasis riset. (Redaksi)

Melihat Unsyiahdi Usia 56 Tahun

HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

IFTITAH

Page 3: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

5

IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI

PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKTUREDITORPEWARTA

FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGANLOGISTIKSIRKULASIWEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)

Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Ibnu Syahri Ramadhan, S.E. Muarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.ECut Dini Syahrani, S.Si | Uswatun Nisa, S.I.Kom.,M.ASyahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinRika Marlia, S.E., M.M.Munawar, S.H.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom

WARTA UNSYIAHEDISI 215 . SEPTEMBER 2017

ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN

DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA

REDAKSI WARTA UNSYIAH

[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAM@[email protected]

Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)

WARTAHasil Nyata dari Kerja Integritas

POLEMPerlee keu hase, kerja beusunggoh. Kana hek, pasti na hak

SAG

OE

PO

LEM

IFTITAH 3MELIHAT UNSYIAHDI USIA 56 TAHUN

EDUKASI 6-7GENCAR MEMPUBLIKASI JURNAL INTERNASIONAL

MAHASISWA 8-9OTSUKARESAMA DESU, JEPANG!

FOKUS 10-15HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITASMENJADI PELOPOR PENDIDIKAN BERINTEGRITAS

PROFIL 16-17NAZAR SHAH ALAMMENYELAMATKAN MUSIK ACEH

PENGABDIAN 18-19TERDIDIK UNTUK MENDIDIK

RELIGIA 26-27TOLERANSI MELAWAN RADIKALISME

PERSPEKTIF 28-29SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA?

RISET 30-31HARMONI SMONG LINTAS ABAD

KREATIF 32-33KUPU-KUPU

FAKULTAS 38-39EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN

ENGLISH 40-41UNSYIAH LIBRARY, FOR WHOM?

ASPIRASI 46-47APA HARAPANMU KEPADA UNSYIAH DI USIA KE-56 TAHUN?

8

4 DAFTAR ISIREDAKSI

40

16

Page 4: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

6 7

Gencar Mempublikasi Jurnal Internasional

scopus internasional,” pungkas dosen

prodi Ekonomi Islam itu.

Sementara itu dalam sambutannya,

Wakil Rektor Unsyiah Bidang Akademik,

Dr. Hizir, mengatakan peserta yang

mengikuti Training of Scientific Writing

merupakan perwakilan fakultas yang

memiliki latar belakang keilmuan yang

berbeda. Menurutnya Unsyiah sangat

membutuhkan cabang ilmu berbeda

demi keberagaman ilmu.

“Terlebih lagi saat ini Unsyiah

mengharuskan setiap program studi

mengelola satu jurnal minimal level Open

Journal System (OJS),” ujar Hizir.

Hizir menyebutkan saat ini Unsyiah telah

memiliki sepuluh jurnal yang telah Open

Access Jurnal (OAJ). Setelah di-OAJ,

barulah jurnal tersebut terakreditasi

Kementerian Riset, Teknologi, dan

Pendidikan Tinggi.

“Maka dalam Training of Scientific

Writing ini turut disertakan materi trik

tembus publikasi jurnal internasional.

Sebab setelah kita kirim dibaca dulu oleh

Chief Editor, baru kemudian di-review,”

ujarnya.

Hizir juga mengajak peserta agar

memiliki akun Google Schoolars supaya

terhubung langsung dengan Science

and Technology Index (SINTA) di bawah

naungan Kemristekdikti untuk skala

publikasi jurnal nasional. Terlebih

lagi ke depannya Sistem Informasi

Pengembangan Karier Dosen (SIPKD)

akan terhubung dengan SINTA.

Sekadar informasi, saat ini Unsyiah

telah memiliki 1.504 tenaga pengajar

dengan beragam bidang keilmuan.

Dari jumlah tersebut, 480 orang telah

Shabri menambahkan kegiatan ini

pertama kali diadakan pada tahun

2016 dengan menghadirkan pemateri

dari Australia. Sementara di tahun ini,

panitia menghadirkan dua pemateri dari

University Malaysia Pahang yang telah

berpengalaman terkait indeks scopus

internasional. Mereka adalah Prof. Noor,

M.M yang merupakan Chief Editor

International Journal of Automotive and

Mechanical Enginering dan Dr. Kumaran

Kadirgama, C.Eng. (UK).

“Hadirnya Chief Editor untuk

memudahkan jurnal dosen Unsyiah

dilirik reviewer. Kita ingin dosen

Unsyiah menulis artikel dengan

baik yang targetnya mencapai

menyelesaikan pendidikan S3 di dalam

dan luar negeri. Sementara 1.001 orang

telah menyelesaikan pendidikan magister.

Sebanyak 201 orang tenaga pengajar

sedang melanjutkan pendidikan mereka

di dalam dan luar negeri. Selain itu,

terdapat sebanyak 159 dosen kontrak

non-PNS di Unsyiah. Dalam tahun ini,

jumlah tenaga pengajar bergelar doktor

telah bertambah sebanyak 57 orang.

Secara umum, semangat meneliti dan

mempublikasikan hasil penelitian semakin

tumbuh di kalangan civitas Unsyiah. Tahun

ini, sebanyak 414 proposal penelitian

masuk ke Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM).

Di antara jumlah tersebut, 187 proposal

penelitian berhasil didanai. Hingga saat

ini, tercatat sebanyak 6.956 artikel ilmiah

telah berhasil dipublikasi. (mr)

EDUKASIEDUKASI

Dilansir dari Webometrics, Unsyiah

menduduki peringkat ke-11

sebagai kampus yang memiliki

publikasi jurnal internasional tertinggi

tingkat nasional. Sementara berdasarkan

versi Scimago, Unsyiah menduduki

peringkat ke-4 nasional. Prestasi ini

menghantarkan Unsyiah sejajar dengan

kampus besar dan ternama di Indonesia,

seperti Universitas Indonesia dan

Universitas Gadjah Mada.

Sadar akan capaian ini, Unsyiah melatih

para dosen untuk semakin gencar

mempublikasi jurnal internasionalnya.

Cara ini dapat membantu Unsyiah

dikenal lebih luas oleh masyarakat dunia.

Ini dibuktikan dengan diselenggaranya

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

Training of Scientific Writing di ruang

seminar Perpustakaan Unsyiah pada

tanggal 9-10 Oktober. Kegiatan yang

diikuti 23 dosen Unsyiah ini merupakan

agenda tahunan dari Proyek 7 in 1

Unsyiah. Tujuannya untuk memberikan

pelatihan lebih khusus kepada dosen

yang berminat tembus publikasi jurnal

internasional terindeks scopus.

“Proyek 7 in 1 Unsyiah tidak hanya

fokus pembangunan fisik, seperti

pembangunan fakultas FMIPA, FKH, dan

FKP. Tapi juga fokus membangun sumber

daya manusia, terutama di bidang

penelitian dan publikasi ilmiah,” ucap

Ketua Panitia, Dr. M. Shabri Abd. Majid,

M.Ec.

Terlebih lagi saat ini Unsyiah mengharuskan setiap program studi mengelola satu jurnal minimal level Open Journal System (OJS).

Page 5: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

8

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

MAHASISWA

yang tepat dan tingkat kejahatan yang rendah. Jepang adalah negara dengan tingkat kriminalitas terendah di dunia. Di sini saya melihat banyak koban (pos polisi) yang bertebaran di sudut-sudut kota. Mereka rutin melakukan patroli. Pernah suatu hari saya kehilangan handphone dan esok harinya melapor ke pos polisi terdekat. Setelah beberapa lama di cek ternyata handphone saya ada di pos polisi lain. Ada seseorang yang membawanya ke tempat tersebut. Pengalaman sama juga pernah dialami oleh teman saya yang kehilangan barang dan dapat ditemukan kembali. Sungguh ini merupakan hal yang mengagumkan.

Setahun di Jepang adalah pengalaman yang sangat berharga bagi saya pribadi. Ada banyak hal baru yang saya temukan dan rasakan. Mulai dari bertemu dengan teman dari berbagai belahan dunia, memperkenalkan tari Aceh di Jepang, dipercaya menjadi Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI)

di Fukui, bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang melakukan research di Jepang, berdiskusi, melakukan arubaito (kerja paruh waktu), hingga menaiki gunung tertinggi di Jepang, Gunung Fuji.

Walau demikian, Jepang tidak seluruhnya sempurna. Ada beberapa hal yang menurut saya sangat aneh. Di tengah tingkat kriminalitas rendah, kasus pencurian sepeda dan payung sering terjadi. Saya juga kurang paham kenapa hal ini bisa terjadi. Selain itu, biaya hidup di Jepang tinggi sekali. Bahkan, teman saya yang orang Jepang juga mengeluhkan hal tersebut. Bayangkan harga sebotol air mineral bisa tiga kali dari harga di Indonesia. Ini juga berlaku dengan barang-barang lainnya. Terlepas dari itu semua, Jepang telah melakukan hal fantastis dalam banyak hal. Ada banyak pelajaran yang dapat saya ambil dari negara ini. Otsukaresama desu, Jepang! (un)

Otsukaresama Desu, Jepang!

9MAHASISWA

Banyak hal yang membuat saya kagum selama di Jepang. Salah satunya saat saya melihat murid sekolah dasar yang berjalan kaki ke sekolah setiap hari tanpa ditemani orang tua.

Otsukaresama desu kata yang selalu terdengar di Jepang. Kata ini diucapkan

saat menyelesaikan aktifitas bersama-sama, seperti berakhirnya proses belajar mengajar di kelas. Biasanya sensei akan mengucapkan kata tersebut dan murid akan membalasnya dengan arigatou gozaimashita yang artinya terima kasih. Otsukaresama desu artinya kerja bagus atau dapat diartikan terima kasih atas kerja kerasnya. Kata ini merupakan bentuk apresiasi atas aktifitas yang dilakukan. Ini merupakan salah satu budaya Jepang yang menurut saya patut

gakko (sekolah). Hal menarik lainnya adalah para orang tua murid tidak mendaftarkan anaknya ke sekolah, tetapi pendaftaran dilakukan di balai kota setempat. Kemudian murid-murid tersebut ditempatkan di sekolah yang jaraknya dekat dari rumah sehingga dapat dijangkau dengan berjalan kaki.

Hal-hal mengagumkan ini tentu saja tidak terjadi begitu saja. Hal tersebut didukung dengan sistem

MUHAMMAD MUFTI

MAHASISWA ILMU KOMUNIKASI UNSYIAH, PESERTA PROGRAM

PERTUKARAN PELAJAR KE JEPANGdiacungi jempol. Budaya yang saling menghargai antar sesama.

Sejak September 2016, saya telah menginjakkan kaki di Jepang mengikuti University of Fukui Students Exchange Program (UFSEP) sebuah program pertukaran pelajar antar Unsyiah dengan Universitas Fukui, Jepang. Program ini sudah berjalan lumayan lama. Setiap tahunnya, Unsyiah selalu mengirim mahasiswa untuk program ini. Di tahun 2016, saya dan teman saya, Putra Bahagia, dari Fakultas Pertanian Unsyiah terpilih mengikuti program UFSEP.

Banyak hal yang membuat saya kagum selama di Jepang. Salah satunya saat saya melihat murid sekolah dasar yang berjalan kaki ke sekolah setiap hari tanpa ditemani orang tua. Saya melihat mereka bergerombolan berangkat ke sekolah dengan membawa randoseru (tas sekolah). Terkadang mereka juga membawa beberapa tas lain untuk keperluan sekolahnya.

Di Jepang, murid sekolah dasar dan sekolah menengah pertama wajib berjalan kaki. Siswa sekolah menengah atas juga hanya diperbolehkan membawa sepeda ke

Page 6: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

10

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

11

Hasil Nyatadari Kerja Integritas

Page 7: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

12

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

13FOKUSFOKUS

Peringatan milad Unsyiah ke-56

tahun ini menghadirkan Kepala

Staf TNI Angkatan Laut periode

2012-2015, Laksamana TNI (Purn) Dr.

Marsetio, M.M, sebagai Dies Reader.

Jenderal Bintang Empat tersebut

menyampaikan orasi ilmiahnya dengan

tema Kedaulatan Maritim di Serambi

Mekkah: Prespektif Budaya dan

Pariwisata.

Sebelum memulai orasi, Marsetio

menyampaikan apresiasinya atas

serangkaian prestasi Unsyiah selama

ini. Ia kagum dengan pencapaian

Unsyiah yang melaju cepat dalam

Scopus juga cukup mengagumkan.

Unsyiah berhasil menduduki peringkat

ke-16 secara nasional dengan jumlah

946 judul artikel.

Bahkan, menurut data yang dirilis

Webometrics, kampus Jantoeng Hatee

Rakyat Aceh ini merupakan perguruan

tinggi terbaik kelima secara nasional

untuk publikasi ilmiah internasional

bereputasi yang disitasi oleh para

ilmuwan dunia. Unsyiah bersaing

bersama empat perguruan tinggi

nasional yang berada di atasnya yaitu

Institut Teknologi Bandung, Universitas

Gadjah Mada, Institut Pertanian Bogor,

dan Universitas Indonesia.

“Secara umum, pencapaian Unsyiah

di akhir periode master plan ini cukup

memuaskan. Bahkan, beberapa di

antaranya melebihi target pencapaian

milestone yang ditargetkan,” kata

Rektor.

beberapa tahun belakangan. Hal

ini pula yang membuat Marsetio

memendam cita-cita untuk hadir di

kampus ini.

“Saya sebenarnya sudah lama ingin

hadir di Unsyiah, bahkan ketika masih

sebagai KSAL. Tapi kesempatan itu

baru datang sekarang,” ujarnya.

Kekaguman Marsetio terhadap Unsyiah

bukan tanpa alasan. Di usianya yang

lebih setengah abad, capaian prestasi

Unsyiah memang telah melampaui

target. Satu di antaranya adalah

prestasi publikasi ilmiah.

Meski beberapa target telah dicapai,

namun Rektor kembali menegaskan

kepada civitas akademika Unsyiah

untuk tidak cepat berpuas diri. Sebab

kampus ini masih memiliki peluang

dan kesempatan yang sangat terbuka

untuk terus berkembang di masa

depan.

“Meski secara institusi kita sedang

berada di jalur yang tepat untuk

program pengembangan mutu

berkelanjutan, namun komitmen

kita untuk terus perbaikan dan

penyempurnaan di segala bidang

masih sangat diperlukan,” harap

Rektor.

Peluang-peluang besar inilah yang

menurut Rektor harus menjadi

perhatian Unsyiah. Apalagi dalam

waktu dekat Unsyiah akan meraih

status Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum (PK-BLU). Keleluasaan

pengelolaan anggaran setelah PK-BLU

ini akan semakin mengoptimalkan

pendapatan institusi dan meningkatkan

kesejahteraan civitas akademika

Unsyiah.

“Proses pengusulan dan negosiasi

masih sedang berlangsung dan insya

Allah dalam tahun ini status PK-BLU

akan kita peroleh,” tekad Rektor.

Pencapaian demi pencapaian yang

diraih Unsyiah sejak tahun 2012 telah

menempatkan kampus ini dalam

beberapa hal sejajar dengan institusi

pendidikan ternama lainnya di Indonesia.

Oleh sebab itu, menurut Rektor,

momentum milad Unsyiah tahun ini akan

menjadi titik krusial untuk mengevaluasi

kiprah Unsyiah selama setahun belakang

dalam upaya menjalankan Tri Dharma

Perguruan Tinggi. Semangat kejujuran,

keikhlasan, dan kebersamaan yang

selama ini telah menjadi jati diri Unsyiah

harus semakin ditingkatkan. Sebab

semua pencapaian Unsyiah selama ini

adalah hasil nyata dari realisasi nilai-nilai

integritas tersebut. (ib)Seperti yang diungkapkan Rektor

Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal

M.Eng, hingga tahun ini Unsyiah telah

berhasil mempublikasikan sebanyak

6.956 judul artikel ilmiah dalam

berbagai bentuk publikasi. Sebanyak

4.054 judul di antaranya telah dimuat

dalam berbagai jurnal dan 1.878 judul

dalam berbagai prosiding.

“Selain itu, sebanyak 291 buku serta

26 paten telah dihasilkan oleh ilmuwan

Unsyiah hingga saat ini,” ungkap Rektor.

Hasil penelitian Unsyiah yang telah

dipublikasikan pada jurnal berindeks

Secara umum, pencapaian Unsyiah di akhir periode master plan ini cukup memuaskan. Bahkan, beberapa di antaranya melebihi target pencapaian milestone yang ditargetkan.

Page 8: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

14 15

membina dua perguruan tinggi swasta di

Aceh yaitu Universitas Jabal Ghafur dan

Universitas Serambi Mekkah.

“Terkait hal itu, saya selalu

menyampaikan bahwa selain metoda dan

strategi yang kita susun secara sistematis,

kita juga menanamkan semangat

kejujuran, keikhlasan, dan kebersamaan

ke dalam setiap individu di institusi ini,”

jelas Rektor.

Semangat inilah yang selalu dijaga

Unsyiah sehingga dengan nilai-nilai

integritas tersebut kampus ini menjadi

pusat perhatian. Serangkaian kerja

“Salah satu sisi yang masih kita perkuat

adalah bidang kerja sama,” tegas Rektor.

Tahun ini, Unsyiah telah menandatangani

kerja sama sebanyak 175 MoU. Di

antaranya terdapat 93 MoU dengan

instansi internasional yang dilakukan oleh

lembaga perguruan tinggi. Selain itu,

sebanyak 18 negara juga telah memiliki

MoU dengan Unsyiah termasuk dengan

negara-negara maju seperti Amerika,

Jerman, Jepang dan Australia.

“Baru-baru ini kita bahkan

menandatangangi MoU dengan Timor

Leste,” ungkap Rektor.

FOKUSFOKUS

Menjadi Pelopor Pendidikan Berintegritas

intelektual kelas dunia. Ini sesuai dengan

misi Aceh Caroeng,” ujar Irwandi.

Sejauh ini prestasi Unsyiah memang

telah menjadi daya tarik tersendiri dalam

dunia pendidikan Indonesia. Seperti

lompatan nilai akreditasi Unsyiah dari

C ke A. Prestasi ini ternyata menjadi

pertimbangan Kemenristekdikti untuk

merekomendasikan kepada universitas

lain di Indonesia agar belajar akreditasi ke

Unsyiah.

“Pencapaian ini telah mengundang

18 universitas dari luar Aceh untuk

mempelajari cara, metoda, dan semangat

Ada kejadian menarik saat Rapat

Senat Terbuka memperingati

milad Universitas Syiah Kuala

ke-56 tahun beberapa waktu lalu. Ketika

anggota senat Unsyiah memasuki gedung

AAC Dayan Dawood dan duduk di

kursinya masing-masing, seketika itu pula

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, bangkit

dari tempat duduk dan menyalami satu

per satu anggota senat. Spontan seisi

ruangan AAC Dayan Dawood bertepuk

tangan melihat pemimpin Aceh tersebut.

Momen singkat tersebut memberi warna

lain pada Rapat Senat Terbuka Unsyiah

yang biasanya berlangsung formal.

Hari itu adalah kali pertama Irwandi

hadir di Unsyiah setelah dilantik

menjadi Gubernur Aceh untuk kedua

kalinya. Dalam sambutannya, gubernur

yang pernah menjadi dosen Unsyiah

ini mengatakan jika Pemerintah

Aceh sangat mengapresiasi segenap

pencapaian Unsyiah selama ini. Salah

satu prestasi yang cukup mencuri

perhatian Irwandi adalah keberhasilan

EDISI 216 . OKTOBER 2017

Pencapaian ini telah mengundang 18 universitas dari luar Aceh untuk mempelajari cara, metoda, dan semangat Unsyiah dalam mencapai lompatan nilai yang belum pernah terjadi di Indonesia ini.

“Unsyiah meraih akreditasi A. Menurut

Irwandi, hal ini menunjukkan bahwa

para sarjana Unsyiah adalah lulusan

yang bermutu. Prestasi ini pun menjadi

sebuah kebanggaan kolektif masyarakat

Aceh. Ia berharap Unsyiah dapat

menjadi pelopor pendidikan yang

berintegritas.

“Mudah-mudahan prestasi ini dapat

mendorong Unsyiah menjadi pelopor

dalam melahirkan generasi Aceh yang

berintegritas, bertakwa, serta memiliki

EDISI 216 . OKTOBER 2017

Unsyiah dalam mencapai lompatan nilai

yang belum pernah terjadi di Indonesia

ini,” kata Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir.

Samsul Rizal, M.Eng.

Selain itu, Unsyiah bersama 26 Perguruan

Tinggi terkemuka di Indonesia ditunjuk

Kemenristekdikti melalui Dirjen Belmawa

sebagai Perguruan Tinggi Asuh untuk

sama antara Unsyiah dengan berbagai

pihak adalah buktinya. Segenap

pencapaian dan kualitas yang Unsyiah

miliki membuat mitra Unsyiah yakin

untuk menjalin kerja sama. Maka,

Unsyiah pun tidak ingin mengecewakan

mitra kerjanya. Hal inilah yang selalu

menjadi komitmen Rektor dalam setiap

penandatanganan MoU.

Perjanjian kerja sama ini adalah wujud

kepercayaan berbagai pihak terhadap

Unsyiah. Kepercayaan ini pun tidak lahir

sendiri. Ada kerja keras serta komitmen

untuk menjadi universitas seperti

Gubernur Aceh harapkan, menjadi

pelopor pendidikan yang berintegritas.

(ib)

Page 9: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

PROFIL16 17PROFIL PROFIL

EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017

ama Nazar Shah Alam kian dikenal setelah grup musiknya, Apache 13, berhasil menarik perhatian publik.

Bahkan, saat Warta Unsyiah hendak mewawancarainya, Nazar sedang bersiap-siap menuju Lhokseumawe untuk roadshow.

Rambutnya gondrong serta berpenampilan energik di atas panggung telah menjadi ciri khas lelaki kelahiran Kuta Bak Drien, 5 September 1989 ini.

Suara Nazar pun telah begitu familiar di kalangan Apachian, sebutan untuk penggemarnya Apache 13.

Meski pendatang baru, namun grup musik ini tergolong cepat mencuri hati masyarakat Aceh. Memang tidak seperti lagu Aceh pada umumnya, Apache 13 tampil dengan nafas baru. Orisiniltas menjadi nadi grup musik ini. Bahkan, Apache punya aturan sendiri dalam membuat lagu. Setiap personilnya dilarang keras mengutip nada, bahkan

menjadikan lagu orang lain sebagai sumber inspirasinya.

“Kami percaya bahwa kita diberikan akal untuk berfikir. Diberikan imajinasi untuk menggali. Nah, ketika enggak mau menggunakan imajinasi dan akal, itu sama saja kita tidak tahu malu sama yang telah memberikan akal itu,” ungkapnya.

Hal ini diungkapkan Nazar karena kegelisahannya dengan musik Aceh. Plagiasi seakan menjadi hal biasa yang

seolah tidak ada lagi penghargaan terhadap kreativitas. Selain itu, Nazar juga gelisah menyaksikan lirik-lirik lagu yang merusak tatanan bahasa Aceh.

“Jujur saja, saya pribadi sebagai alumni bahasa Indonesia, saya pelajari bahasa Aceh. Salah satu kepunahan bahasa adalah akibat bercampur-baurnya bahasa itu,” katanya.

Setelah terjun ke dunia musik, mata Nazar kian nanar menyaksikan mirisnya kondisi musik Aceh.

“Dunia industri musik di Aceh itu kejam betul. Dalam artian ada banyak pembajakan. Kita baru tahu bahwa yang original itu enggak begitu penting,” lirihnya.

Oleh sebab itu, menurut Nazar, Apache 13 lahir karena membawa mimpi besar yaitu menyelamatkan musik Aceh. Nama Apache yang merupakan nama suku Indian di Amerika, sengaja mereka pilih karena suku ini memiliki semangat perlawanan yang sama dengan mereka.

“Kita lihat Apache itu suku yang cukup berani melawan negara. Ketika mereka memutuskan untuk melawan, mereka enggak pikir musuhnya siapa. Mereka tetap serang!” ungkap Nazar.

Darah seni Nazar mengalir dari Umminya, Armiji AR, yang merupakan seorang syech pembaca hikayat serta qariah. Bagi Nazar, Ummi lebih dari sekadar orang tua. Beliaulah yang menjadi inspirasi semangat hidupnya.

“Ummi sosok yang paling kuat dan dia enggak pernah menyerah dengan hidupnya,” cerita Nazar.

Jika sedang tidak bersemangat, Nazar langsung menghubungi Umminya. Baginya, mendengar suara canda Ummi sudah cukup membangkitkan semangat hidupnya lagi. Padahal dalam mendidik, Ummi tergolong keras apalagi urusan agama. Nazar ingat, dirinya hampir dibantai Ummi karena enggan pergi mengaji.

“Jadi Ummi itu enggak ada manja-manjain anaknya. Enggak ada itu raya-rayain selamat ulang tahun,” ucapnya sambil tertawa.

Sebelum terjun ke dunia musik, Nazar terlebih dahulu dikenal sebagai penulis, penyair, serta pembaca hikayat. Berangkat dari rasa penasaran, Nazar serius menekuni semua kreativitas itu. Menariknya, semua kreativitas yang Nazar tekuni selalu membuahkan hasil. Sebab Nazar menyakini, bahwa tidak ada orang yang dilahirkan karena bakat. Orang dilahirkan karena dibentuk, berkemauan keras, rajin serta siap untuk berproses.

“Setiap kreativitas yang saya masuki, maunya jadi hasil. Saya enggak main-main. Kalau menulis saya serius. Baca hikayat saya serius. Jadi enggak ada ini hanya sebatas memuaskan keinginan saja,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, meskipun Nazar tahu beratnya industri musik di Aceh. Namun, ia tetap yakin untuk mendedikasikan hidupnya pada jalan ini. Terlebih lagi ia berhasrat mengubah wajah musik Aceh selama ini agar lebih bermartabat.

“Ketika berpikir untuk menyelamatkan, kita tidak pernah berhenti untuk berkarya,” pungkasnya. (ib)

Menyelamatkan

Musik Aceh

Nazar Shah AlamVokalis Apache 13Alumni Pendidikan Bahasadan Sastra Indonesia,Unsyiah

N

Dunia industri musik di Aceh itu kejam betul. Dalam artian ada banyak pembajakan. Kita baru tahu bahwa yang original itu enggak begitu penting

Page 10: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

18 PENGABDIAN 19PENGABDIAN

Berbicara soal pendidikan berarti

kita sedang berbicara tentang

merajut masa depan. Sejak

kecil, pendidikan sudah menjadi hal

yang sangat berharga bagi saya.

Berbagai perjuangan sudah saya lalui

demi memperoleh pendidikan yang

lebih baik. Perjuangan dimulai setelah

menamatkan sekolah dasar di kampung.

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 215 . SEPTEMBER 2017

Terdidik untuk Mendidik

bahwa organisasi bukanlah pelengkap

bagi mahasiswa, tetapi bagian tak

terpisahkan dalam pengembangan nilai

dan moral seorang mahasiswa.

Kegiatan bakti sosial yang pertama saya

lakukan adalah bakti sosial di Kampung

Pulo, Kemukiman Lamteuba, Kabupaten

Aceh Besar. Kampung yang terletak

tepat di kaki Gunung Seulawah Agam

ini dikaruniai tanah yang subur sehingga

mayoritas penduduknya bekerja sebagai

petani. Di awal survei, kami menemukan

tingkat kesadaran masyarakat terhadap

pendidikan di kampung ini masih sangat

rendah. Sebagian besar orang tua masih

memiliki persepsi bahwa anaknya lebih

baik bekerja di kebun daripada sekolah.

Sekolah dianggap tidak memberikan

modal apapun sehingga banyak dari

anak-anak mereka hanya mengenyam

pendidikan di tingkat sekolah dasar dan

menengah.

Keadaan inilah yang menjadi tantangan

bagi saya dan teman-teman untuk

mengubah cara pandang masyarakat

Kampung Pulo terhadap pendidikan.

Kegiatan bakti sosial yang berlangsung

tujuh hari ini kami manfaatkan untuk

bersosialisasi dan menyadarkan

masyarakat tentang pentingnya

pendidikan. Ini memberikan manfaat

nyata bagi masyarakat di sana. Terbukti

saat ini murid di Kampung Pulo telah

melanjutkan pendidikan di berbagai

jenjang ilmu, seperti di SMA, SMK,

Pesantren.

Pada tahun 2013, saya juga dipercayakan

menjadi ketua bakti sosial pasca gempa

di Tangse, Kabupaten Pidie. Ada banyak

sekolah dan rumah penduduk yang

mengalami kerusakan ringan maupun

berat. Anak-anak juga mengalami trauma

dan enggan ke sekolah. Keadaan ini

menggerakkan saya dan dan teman-

teman dari Himpunan Mahasiswa Fisika

(HIMAFI) memberikan terapi trauma

healing untuk menghilangkan gangguan

psikologis pasca gempa. Anak-anak

diajak tertawa dan bermain bersama

sehingga melupakan hal-hal yang

mengganggu pikiran mereka.

Tahun 2014, saya kembali terlibat

sebagai relawan bidang pendidikan

ketika banjir bandang di Lhoksukon,

Saat itu, orang tua menawarkan untuk

melanjutkan pendidikan menengah

pertama di ibukota Kabupaten Aceh

Tamiang. Letak kampung yang berjarak

puluhan kilometer dari pusat kabupaten

menjadi salah satu penyebab lemahnya

kualitas pendidikan di daerah saya.

Awalnya saya merasa kesulitan sebab

harus hidup mandiri sebagai anak kos di

usia 12 tahun. Sembari membayangkan

anak-anak lain seusia saya yang masih

memiliki tingkat ketergantungan yang

besar terhadap kedua orang tua mereka.

Namun, saya yakin tidak ada perjuangan

yang sia-sia.

Menjadi mandiri sejak usia muda

membuat saya terbiasa dengan berbagai

Di awal survei, kami menemukan tingkat kesadaran masyarakat terhadap pendidikan di kampung ini masih sangat rendah. Sebagian besar orang tua masih memiliki persepsi bahwa anaknya lebih baik bekerja di kebun daripada sekolah.

MUHAMMAD ISNAINI MA’ARIF

MAHASISWA MAGISTER PENDIDIKAN IPA, UNSYIAH

kondisi serta selalu berusaha untuk tidak

bergantung kepada siapapun, termasuk

kepada orang tua. Setelah menamatkan

SMP, saya melanjutkan sekolah ke SMA

yang juga tidak dekat dengan kampung

halaman. Kali ini tidak lagi tinggal di

kamar kos karena SMA tempat saya

menimba ilmu memiliki fasilitas asrama.

Tiga tahun kemudian, saya akhirnya

merantau ke ibukota provinsi untuk

melanjutkan pendidikan di Universitas

Jantong Hatee Rakyat Aceh, Universitas

Syiah Kuala.

Sejak awal kuliah, saya sudah tertarik

dengan berbagai organisasi yang

bergerak dalam bidang pendidikan.

Karena ketertarikan tersebut, saya

sering dipercayakan sebagai koordinator

saat diadakan kegiatan di kampus

maupun di luar kampus. Menjadi bagian

dari organisasi memberikan banyak

pengalaman dan ilmu yang tidak

didapatkan di ruang kelas. Saya meyakini

Page 11: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

Kabupaten Aceh Utara. Banjir yang

disertai lumpur ini menyebabkan rusaknya

berbagai fasilitas. Bahkan, ada beberapa

rumah yang hanyut dan tidak dapat

dihuni lagi. Setelah banjir surut seluruh

bangunan ditutupi lumpur tebal. Saya

bersama para relawan bergotong royong

membersihkan lumpur tebal yang ada

di sekolah. Diperlukan tenaga ekstra

untuk membersihkan lumpur agar kondisi

sekolah kembali seperti sedia kala.

Kegiatan bakti sosial ini diakhiri dengan

pembagian buku dan alat tulis kepada

siswa korban banjir.

Semangat melaksanakan bakti sosial

seakan terus tumbuh dalam jiwa saya.

Semakin banyak berbakti, semakin

banyak pengalaman berharga yang

bisa saya dapatkan. Saya juga belajar

bagaimana caranya bersyukur setelah

beberapa kali melihat kondisi penduduk

yang kurang beruntung di lokasi bakti

sosial. Tahun 2015 lalu, saya juga

berpartisipasi sebagai relawan bagi

20 PENGABDIAN 21PENGABDIAN

anak-anak pengungsi Rohingya di

Lhokseumawe bersama teman-teman

dari BEM Unsyiah. Anak-anak mengalami

trauma mendalam setelah lari dari negara

mereka di Myanmar. Meski komunikasi

yang terjalin sangat terbatas karena

perbedaan bahasa, namun bakti sosial

tetap berlangsung sesuai harapan. Saat

itu, bakti sosial fokus pada pengendalian

trauma melalui pendekatan psikologis.

Kami juga mengajarkan beberapa

kosakata bahasa Indonesia kepada anak-

anak Rohingya untuk memudahkan

mereka berkomunikasi dengan

masyarakat sekitar.

Saat ini, saya masih aktif mengajar di

pondok yatim milik Yayasan Pos Keadilan

Peduli Umat (PKPU) Banda Aceh. Seluruh

siswa yang belajar di pondok ini adalah

anak-anak yang berasal dari daerah

tertinggal di Provinsi Aceh. Meski berasal

dari daerah, saya yakin anak-anak di

pondok ini memiliki potensi yang besar

untuk dikembangkan. Mereka belajar

mandiri di usia yang jauh lebih muda dari

saya dulu. Bahkan, sebagian besar siswa

tidak memiliki orang tua (yatim piatu).

Walaupun begitu, semangat mereka

dalam menuntut ilmu masih sangat

tinggi.

Dari serangkaian pengalaman yang sudah

saya lalui, saya percaya bahwa pendidikan

merupakan lingkaran proses abadi yang

tidak ada habisnya. Mereka yang terdidik

memiliki kewajiban untuk mendidik

apapun bidangnya. Melalui pengabdian

dan pendidikan kita disadarkan untuk

selalu bersyukur atas apa yang kita

peroleh saat ini. Terlalu egois jika kita

hanya peduli untuk membahagiakan diri

sendiri tanpa melihat keadaan sekitar.

Mengutip kalimat CEO Facebook, Mark

Zuckerberg, dalam pidatonya di Harvard

beberapa waktu yang lalu, “Menemukan

tujuan hidup Anda saja tidaklah cukup.

Tantangan bagi generasi kita adalah

bagaimana menciptakan dunia dimana

setiap orang memiliki tujuan hidup”. (un)

Mereka yang terdidik memiliki kewajiban untuk mendidik apapun bidangnya. Melalui pengabdian dan pendidikan kita disadarkan untuk selalu bersyukur atas apa yang kita peroleh saat ini.

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 215 . SEPTEMBER 2017

pixabay

Page 12: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

22 23GALERIGALERI

Sebanyak 600 peserta ikut memeriahkann Unsyiah Drum Band Competition III (UDBC III). Kegiatan ini merupakan salah satu rangkaian milad Unsyiah ke-56 tahun. Kemeriahan ini terlihat saat dimulainya Street Parade UDBC III di depan halaman Kantor Pusat Administrasi (KPA) Unsyiah.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) bekerja sama dengan PT. Astra International Tbk membangun Kampung Berseri Astra (KBA) di kampung Alue Naga. Kerja sama ini ditandatangani oleh Dekan Fakultas Kelautan dan Perikanan Unsyiah, Prof. Adlim, M.Sc, dan Manajer Astra, Riza Daliansyah.

Office of International Affairs (OIA) Universitas Syiah Kuala berkerja sama dengan OIA Institut Pertanian Bogor (IPB) menggelar Digital Entrepreneurship di ruang VIP AAC Dayan Dawood.

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

Page 13: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

24 25GALERIGALERI

Workshop Audit Internal dalam rangka persiapan ISO 9001:2015 di Ruang Seminar LPPM Unsyiah. Kegiatan ini diikuti Biro Perencanaan dan Humas (BPHM) dan Biro Akademik, Unsyiah.

Ketua MPR Republik Indonesia, Dr. Zulkifli Hasan, SE., MM, membuka kegiatan pelatihan untuk pelatih (training of trainers) sosialisasi empat pilar MPR RI kepada para pendidik di Gedung AAC Dayan Dawood. Kegiatan ini diikuti perwakilan dari Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta se-provinsi Aceh yang berlangsung pada tanggal 29 September hingga 3 Oktober 2017 di Banda Aceh.

Ratusan mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) nonton bareng film Pengkhianatan G30S/PKI hasil garapan sutradara Arifin C Noer. di Gedung AAC Dayan Dawood. Pemutaran film ini bertujuan agar generasi muda dapat mengetahui sejarah Indonesia di masa lalu.

Sosialisasi penyelesaian kasus pelanggaran disiplin atau permasalahan kepegawaian dalam lingkungan Unsyiah yang berlangsung di Ruang AAC Dayan Dawood.

Page 14: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

Tak hanya itu, jika dilihat sekilas dari

luar, Masjid Rahmatullil Alameen sama

sekali tidak tampak bagaikan masjid.

Kita baru bisa merasakan suasana masjid

tatkala melihat ke dalam melalui jendela-

jendelanya. Di dalam masjid berwarna

hijau itu terdapat rak berisikan Alquran

dan buku-buku islami. Selain itu, juga

terdapat mimbar sederhana berupa kursi,

serta dua saf sajadah yang tersusun rapi.

Sedangkan di halaman masjid berdiri

sebuah kantin yang juga berbentuk

kontainer. Di sanalah pedagang

menjajakan beberapa cemilan halal.

Rahmatullil Alameen dikelola oleh

seorang muslim berkebangsaan Pakistan.

Ia yang menyelesaikan segala tugas yang

berkaitan dengan kemakmuran masjid.

Mulai dari menyapu pelataran masjid,

menjadi imam, sekaligus penceramah.

Sehari-harinya jamaah yang mengunjungi

masjid ini cukup variatif, baik dari

warga lokal maupun muslim dari

berbagai penjuru dunia yang menetap

di Okinawa. Umumnya mereka berasal

dari Bangladesh, Pakistan, Indonesia, dan

beberapa negara lainnya.

Kita bisa mengenali negara asal para

jamaah masjid melalui perawakan dan

pakaian yang dikenakan. Muslim dari

Timur Tengah misalnya, mereka identik

dengan jubah dan perawakan Arab

yang kuat. Sementara orang Indonesia

biasanya mengenakan baju koko dan

sarung. Pemandangan seperti itu sudah

biasa ditemui tatkala berlangsungnya

ibadah shalat Jumat. Sedangkan jumlah

muslim di Okinawa sendiri terbilang

fluktuatif karena sebagian besar di

antaranya bukan berstatus penduduk

tetap. Mereka hanya mahasiswa dan

pekerja yang umumnya akan kembali ke

kampung halamannya masing-masing.

Meski demikian, semangat warga muslim

di Okinawa dalam mengembangkan

masjid ini terbilang luar biasa. Jika

diperhatikan di salah satu dinding di

bagian dalam masjid, terpajang sebuah

rancangan bangunan yang tak lain

merupakan sketsa masjid baru yang akan

dibangun. Ke depan masjid ini akan

dibangun bukan lagi dari kontainer dan

akan memiliki kubah. Menurut pengurus

masjid, perencanaan pembangunan

masjid sudah rampung hanya belum

menemukan lokasi yang cocok.

Terwujudnya perencanaan itu tentu tak

luput dari eratnya hubungan silaturahmi

dan rasa kekeluargaan yang terjalin

antar sesama muslim di Okinawa.

Pernah suatu ketika, saat saya berada di

sebuah koperasi untuk mencari sepotong

roti, seorang muslim berkebangsaan

Bangladesh menghampiri saya. Ia

membantu saya menemukan sepotong

roti yang halal. Tak lama kemudian,

ternyata dari belasan jenis roti yang

26 27RELIGIARELIGIA

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

tersedia, ia menyampaikan bahwa hanya

satu jenis yang dapat dipastikan halal.

Berdasarkan pengalaman tersebut maka

semakin terasa bahwa tolong-menolong

sesama muslim di daerah minoritas

seperti di Okinawa sangat dibutuhkan.

Lantas bagaimana dengan kita yang

hidup di Aceh yang notabene mayoritas

muslim? Seberapa besar sikap saling

tolong-menolong terjalin dan seberapa

antusias kita memakmurkan masjid yang

sudah dibangun sedemikian megah dan

nyaman. Jadi mulai sekarang marilah

mengintropeksi diri dan bersyukur

kepada Allah Swt dengan cara beramai-

ramai memakmurkan masjid. (Rz)Sebagaimana diketahui, orang-

orang yang datang ke Aceh

sangat mudah menemukan

tempat ibadah bagi umat muslim. Kita

bisa menemukan masjid atau meunasah

megah di mana-mana dengan hiasan

kubah yang menawan di bumi Serambi

Mekkah. Berbeda dengan Okinawa

yang merupakan sebuah pulau di

bagian selatan negara Jepang. Di sana

hanya terdapat sebuah masjid kecil

yang didirikan dari sebuah kontainer

tanpa kubah. Masjid tersebut bernama

Rahmatullil Alameen.

Kabarnya Masjid Rahmatullil Alameen

merupakan satu-satunya rumah ibadah

umat Islam yang ada di Okinawa. Berdiri

di atas sepetak tanah sempit, masjid

tersebut hanya mampu menampung

30 jamaah di bagian dalam dan 10

jamaah di bagian selasar masjid. Dengan

kapasitas yang terbatas, masjid ini tidak

dapat menampung semua jamaah

muslim di Okinawa yang diperkirakan

berjumlah 250 jiwa. Keterbatasan itu

sangat terasa ketika perhelatan hari-hari

besar Islam seperti shalat ied.

NUR FAJRI ALDI

MAHASISWA JURUSAN STATISTIKA FMIPA UNSYIAH

Rahmatullil Alameen,Masjid Kontainer di Okinawa

Cara ampuh untuk mengatasi masuknya paham radikal yakni dengan menanamkan rasa toleransi dan kasih sayang.

Page 15: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

juang para pemuda demi kemerdekaan negara ini. Pemuda masa kini tidak merasakan jiwa nasionalisme yang tumbuh dari diri pejuang. Pemuda saat ini juga tidak dituntut untuk berperang di medan perang yang menghasilkan tetesan darah dan air mata di setiap perjuangannya.

Saat ini bukan zamannya perang menggunakan senjata, tidak perlu angkat rencong atau bambu runcing untuk mempertahankan bangsa ini. Berperanglah menggunakan akal dan pikiran. Peranglah memajukan bangsa ini dengan pengetahuan serta

kesempatan yang ada untuk memakmurkan bangsa ini. Dedikasikan ilmu dan energi yang kita miliki untuk memberikan dampak nyata bagi perubahan bangsa ke hal yang lebih baik. Manfaatkan kesempatan yang ada. Kesempatan terbuka untuk bersaing secara global melalui Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Persiapkan diri menjadi sumber daya manusia yang memadai dalam menghadapi bonus demografi yang diprediksi terjadi pada tahun 2020-2030. Bonus demografi merupakan keadaan dimana usia angkatan kerja mencapai 60 persen.

28 29PERSPEKTIFPERSPEKTIF

EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017

SUMPAH PEMUDA,KITA BISA APA?

Sumpah Pemuda yang dideklarasikan pada tanggal 28 Oktober 1928 merupakan hasil

Kongres Pemuda ke-2 yang menjadi salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan perjuangan kemerdekaan Indonesia. Sumpah Pemuda adalah janji yang diikrarkan para pemuda-pemudi Indonesia ke dalam tiga sumpah. Isi dari sumpah pemuda yaitu:

Pertama, kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.

Kedua, kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.

berjuang bersama-sama demi bangsa Indonesia.

Sumpah yang pertama adalah bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia. Maksud dari sumpah ini adalah memperjuangkan Indonesia sampai titik darah penghabisan. Menjunjung tinggi harkat martabat bangsa demi terwujudnya suatu tanah air yang merdeka serta terbebas dari penjajahan. Hal ini mengindikasikan tidak peduli jutaan tetesan darah yang jatuh di medan perang demi kemerdekaan bangsa ini.

Sumpah kedua yaitu berbangsa satu, bangsa Indonesia. Hal ini diikarkan guna mempersatukan perjuangan setiap daerah yang awalnya hanya menjunjung

daerahnya masing-masing. Hadirnya sumpah ini menerangkan bahwa semua daerah di Indonesia dari Sabang sampai Merauke berjuang bersama demi mewujudkan kemerdekaan Indonesia. Semua menyadari bagian dari Indonesia.

Dan sumpah yang ketiga adalah berbahasa satu, bahasa Indonesia. Sumpah yang terakhir ini mengandung makna dalam mempersatukan bangsa Indonesia dalam satu bahasa, yaitu bahasa Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia memiliki beragam bahasa dari suku dan budaya yang berbeda. Maka demi meningkatkan rasa persatuan bangsa, disepakatilah bahasa Indonesia sebagai bahasa pemersatu komunikasi antara satu daerah dengan daerah lainnya.

Sumpah Pemuda memiliki makna yang sangat erat dengan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara. Sumpah Pemuda menjadi landasan jiwa kebangsaan yang seharusnya tertanam dalam jiwa pemuda-pemudi bangsa. Sumpah Pemuda bukan sekadar sumpah yang diikrarkan oleh pemuda di masa lalu untuk dijadikan momentum sejarah, tetapi makna yang terkandung di dalamnya benar-benar menjadi tonggak perjuangan bangsa. Peristiwa Sumpah Pemuda telah berlalu 89 tahun, apa yang dapat disikapi pemuda saat ini terhadap peristiwa bersejarah tersebut?

Kita sebagai pemuda masa kini dapat menikmati kemerdekaan berkat para perjuang di masa lalu. Pemuda masa lalu memiliki jiwa nasionalisme yang tinggi sehingga dapat menyerukan merdeka atau mati. Jiwa cinta tanah air inilah yang seharusnya ada para diri pemuda-pemudi masa kini. Kita yang hidup di masa kini tidak merasakan berkobarnya semangat

Ketiga, kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.

Sumpah ini disusun untuk mewujudkan cita-cita persatuan bangsa Indonesia. Sumpah Pemuda merupakan titik temu dalam mempersatukan seluruh bangsa Indonesia. Dengan lahirnya Sumpah Pemuda, para pemuda meyakini bahwa kemerdekaan dapat dicapai dengan

Indonesia perlu menyiapkan para pemuda yang memiliki SDM memadai, sehingga dapat merasakan dampak bonus demografi bukan bencana demografi.

Pemuda harus bangkit melihat peluang yang ada. Sudah cukup tidur lama dalam buaian peringatan hari bersejarah nasional 28 Oktober. Bangun, berdiri, berlari untuk mengejar ketinggalan. Mari maknai Sumpah Pemuda tahun ini dengan membuat perubahan. Salam hari Sumpah Pemuda! Satu darah, satu bangsa, dan satu bahasa. (syr)

kontribusi nyata sebagai pemuda. Jadilah pemuda mengharumkan Indonesia. Jadilah sebenar-benarnya the agent of change. Jadilah senyata-nyatanya the agent of development dan the agent of modernization. Jadilah pemuda yang memberi banyak tanpa mengharap banyak pada bangsanya, seperti ucapan John F. Kennedy, “Jangan tanyakan apa yang negara berikan padamu, tapi tanyakan apa yang kamu berikan kepada negaramu!”

Sebagai pemuda Indonesia, ambillah

NADIRAMAHASISWI INTERNATIONAL

ACCOUNTING PROGRAM, FEB UNSYIAH

Page 16: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

terkandung dalam syair 1907 memiliki makna cukup tinggi, bahkan jika keliru dalam menafsirkan, bisa saja syair ini dipahami “melampaui kuasa Sang Maha Pencipta”. Meskipun, makna sesungguhnya adalah semata untuk membentuk mental generasi anak cucu mereka untuk mampu hidup berdampingan dengan alam. Syair yang menceritakan gempa bumi/tsunami pada tahun 1907 aslinya dalam bahasa daerah, berikut petikan syairnya;

Bahasa Daerah Simeulue

“Engel mon sao surito,

Inang maso semonan, manoknop sao fano.

Unen ne alek linon, fesang bakat ne malli.

Manoknop sao hampung tibo-tibo mauwi.

Ede smong kahanne, turiang da nenekta.

Miredem teher ere pesan nafi-nafi da.

mereka segera melakukan evakuasi dituntun oleh para tetuah desa/gampong.

Belum cukup membekali pengetahuan masyarakat melalui syair yang menceritakan peristiwa gempa bumi/tsunami tahun 1907, budayawan di pulau setempat juga mengisahkan peristiwa yang sama pada tahun 2004. Berikut petikan syairnya;

Bahasa Daerah Simeulue

Aher tahön duo ribu ampek

Akduon mesa singa mangilla

Pekeranta rusuh masarek

Aceh fulawan nitimpo musibah

Sumeneng bano tandone linon

Huru-hara ata bak kampöng

Mataöt ata mangida smong

Bakdö nga tantu bano humoddöng

Huru-hara ata bak kampöng

Mataöt ata smong ne malli

Molo ngang tantu bano humoddöng

Delok sibau rok tanggo basi

Bahasa Daerah Simeulue

Aher tahön duo ribu ampek

Akduon mesa singa mangilla

Pekeranta rusuh masarek

Aceh fulawan nitimpo musibah

Sumeneng bano tandone linon

Huru-hara ata bak kampöng

Mataöt ata mangida smong

Bakdö nga tantu bano humoddöng

Huru-hara ata bak kampöng

Mataöt ata smong ne malli

Molo ngang tantu bano humoddöng

Delok sibau rok tanggo basi

(Sumber: Penulis himpun langsung dari bu-

dayawan Pulau Simeulue)

30 31RISETRISET

Tiga pembelajaran pokok dapat dipetik dari syair di atas. Pertama, menceritakan bagaimana trauma masyarakat Simeulue rasakan pada akhir tahun 2004 karena guncangan bumi yang kuat dan gelombang air laut menyapu daratan. Kedua, mengandung pengetahuan tentang tanda-tanda alam sesaat sebelum gempa bumi terjadi. Berupa keheningan/kehampaan pada lingkungan alam seperti tidak ada suara gesekan angin pada pepohonan. Senyap, tidak ada kicauan burung maupun suara hewan di sekitar. Ketiga, menyampaikan perintah arah evakuasi masyarakat yang telah ditentukan jika tsunami terjadi. Gunung Sibao pada syair di atas adalah gunung tertinggi di Pulau Simeulue. Memaknai perintah bahwa jika terjadi smong/tsunami, maka segera mencapai tempat setinggi mungkin dari pinggir pantai. Karena tidak ada yang tahu ketinggian tsunami akan mencapai daratan. Semakin tinggi tempat berlari, maka semakin berkurang pula risiko yang ditimbulkan.

Syair smong tahun 1907 dan 2004 memiliki tujuan yang sama yaitu nasehat kepada masyarakat untuk menyelamatkan diri jika terjadi tsunami. Kata smong telah menjadi salah satu simbol di Pulau Simeulue. Perangkat pengetahuan smong bersifat lokal karena hasil interaksi dengan kondisi lingkungan tempat tinggalnya yang tentu berbeda antara wilayah satu sama lain. Meski demikian, tidak menutup kemungkinan bahwa nilai-nilai kearifan lokal smong dikreasikan dan dimanfaatkan komunitas-komunitas lain, terutama pada komunitas yang menghadapi suatu lingkungan yang situasi dan kondisi yang kurang lebih sama. (Un)

RASLI HASAN SARI, SKM., M.SI

ALUMNI PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU KEBENCANAAN

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SYIAH KUALA

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017EDISI 216 . OKTOBER 2017

Smong dumek-dumek mo.

Linon uwak-uwak mo.

El’aik keudang-keudangmo.

Kilek suluh-suluhmo.

Anga linon ne malli, oek suruik sahuli

Miheya mihawali fano metinggi”.

Bahasa Indonesia

Dengarlah suatu kisah,

Pada zaman dahulu kala, tenggelam suatu

desa.

Ada gempa yang mengawalinya, disusul air

yang surut.

Tenggelam seluruh kampung secara tiba-tiba.

Itulah tsunami namanya. Kata nenek moyang

kita.

Ingatlah pesan dan nasehat ini.

Tsunami air mandimu.

Gempa ayunanmu.

Petir gendang-gendangmu.

Halilintar lampumu.

Jika datang gempa kuat disusul air yang surut,

Segera cari tempat dataran yang tinggi, agar

selamat.

(Dikutip dari buku “Kapita Selekta Hukum

Adat Aceh Dan Qanun Wali Nanggroe” Karya

Taqwaddin Husin, 2016).

Syair di atas diceritakan secara turun-temurun oleh orang tua kepada anak-anaknya, demikian seterusnya. Diseminasi informasi ini tidak terputus pada satu generasi. Melalui ikhtiar dan atas kehendak Allah Swt, peristiwa gempa bumi/tsunami tahun 2004 tidak begitu banyak merenggut korban jiwa hanya kurang dari sepuluh orang saja. Hal ini didasari atas pengetahuan masyarakat dalam mendeteksi gejala alam. Saat warga merasakan gempa yang kuat kemudian melihat air laut tiba-tiba mengering, spontan satu sama lain meneriakkan, “Smong! Smong! Ayo lari ke bukit.” Berbondong-bondong

Budaya bertutur yang mengisahkan peristiwa gempa bumi dan tsunami melalui syair lagu dalam

bentuk kesenian daerah sepertinya masih bersemai di tengah kehidupan sosial masyarakat Pulau Simeulue. Setelah syair yang menceritakan kedahsyatan gempa bumi/tsunami pada tahun 1907 yang konon merenggut 70 persen korban jiwa dari jumlah penduduk Pulau Simeulue pada waktu itu meluas, kini para budayawan dan sastrawan setempat kembali merefleksikan peristiwa gempa bumi/tsunami tahun 2004 melalui media yang sama. Bentuk kearifan lokal ini adalah bagian dari upaya kesiapsiagaan bencana tempatan yang bertujuan untuk meminimalisir korban mana kala sewaktu-waktu gempa bumi/tsunami terjadi lagi.

Kandungan antara syair pada tahun 1907 dengan tahun 2004 hakikatnya sama yakni menjelaskan pengetahuan tentang pratanda tsunami dan juga cara menyelamatkan diri. Pratanda tsunami yang terpatri dalam benak warga Pulau Simeulue dapat diamati melalui gejala alam, diantaranya:

Harmoni Smong Lintas Abad

diawali dengan gempa yang kuat diikuti air laut menyusut dengan kecepatan tinggi, berikut angin dingin berhembus dari arah laut hingga penampakan gelombang raksasa disertai suara gemuruh yang sangat keras. Selain itu, pratanda tsunami dapat juga diamati melalui perubahan perilaku hewan. Berdasarkan kesaksian penyintas bencana tsunami 2004, sesaat setelah gempa bumi, gerombolan kerbau, sapi dan kambing yang berada di pinggir laut tiba-tiba melarikan diri ke arah hutan.

Ditinjau dari segi pemaknaan, terdapat sedikit perbedaan antara syair smong tsunami 1907 dengan 2004. Informasi yang penulis himpun dari para sastrawan setempat bahwa beberapa alenia yang

bbc.com

Page 17: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

Kupu-Kupu

32

EDISI 216 . OKTOBER 2017

33KREATIFKREATIF

EDISI 216 . OKTOBER 2017

IIbuku pernah berkata, jika seekor

kupu-kupu menempel di salah satu

sudut rumahmu, itu berarti kau akan

kedatangan tamu.

Perkataan Ibu perihal kedatangan kupu-

kupu selalu membekas di dalam ingatanku.

Sederhana memang, hanya seekor kupu-

kupu yang datang bertamu ke rumah kami

pada suatu malam. Seekor kupu-kupu

berwarna putih abu-abu dan memiliki

sayap dengan warna keputihan. Seekor

kupu-kupu cantik yang terlihat berbeda

dibandingkan kupu-kupu lain. Seekor kupu-

kupu cantik yang menempel di salah satu

kursi di sudut ruang tamu kami.

Suamiku, Bang Derga, malah tertawa lebar

saat aku menceritakan perihal kupu-kupu

yang pernah diceritakan oleh Ibu.

Sewaktu kecil, Ibu pernah menunjukkan

seekor kupu-kupu yang menempel di salah

satu ruang keluarga kami. Beberapa hari

kemudian, keluarga kami kedatangan tamu

jauh. Adalah paman. Ia datang membawa

banyak makanan lezat dari seberang pulau.

Bang Derga masih tertawa mendengar

ceritaku, “Itu cuma kebetulan, Sayang.”

“Ya, bisa jadi,” aku mengangguk-angguk.

Meski tidak ada kebetulan untuk yang

kedua kali.

Setiap hari, aku menyaksikan seekor kupu-

kupu cantik yang masih menempel di ruang

tamu kami. Di salah satu kursi yang paling

sudut. Aku menyentuh sayapnya dengan

gerakan lembut. Tetapi, ia tak kunjung

RAMAJANI SINAGAALUMNI PENDIDIKAN BAHASA

DAN SASTRA INDONESIA UNSYIAH ANGKATAN 2011

kedatangan tamu. Nayla, teman kantor,

yang akhir-akhir ini jarang ke kantor karena

sIbuk mengurusi suaminya juga terbahak

ketika aku bercerita perihal seekor kupu-

kupu yang datang bertamu ke rumah.

“Ha-ha-ha… Itu cerita lucu yang pernah

kudengar. Apa hubungannnya sekor kupu-

kupu dan manusia?”

“Tapi, kupu-kupu itu memang masih di

rumah kami, sampai sekarang dia masih

menempel di kursi ruang tamu kami.”

“Mungkin kau memang akan kedatangan

tamu. Ehem! Bayi…” ujar Nayla sembari

memandangi perutku.

Aku tersentak. Oh, ya, ya, bisa jadi! Bisa jadi

kedatangan kupu-kupu itu sebagai jawaban

atas doa-doa kami selama ini. Seekor kupu-

kupu sebagai penanda kalau kami akan

memiliki seorang bayi.

Nayla tertawa. Aku malah memasang wajah

serius, “Tapi, Nay, aku sudah divonis dokter

tak akan memiliki keturunan. Aku wanita

mandul.”

Nayla memandang mataku. Ia memelukku.

“Mungkin belum saatnya, tapi yakin

waktunya akan tiba suatu saat nanti,”

ujarnya menguatkan.

***

Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-

kupu menempel di salah satu sudut

rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan

tamu.

Sepulang dari kantor, aku mencari kupu-

kupu cantik itu. Mencari di ruang tamu

tempat biasa ia menempelkan tubuhnya.

Aku mencari-cari di bawah kursi, di bawah

meja, di bawah bunga-bunga hias, di

sekitar guci antik, di balik lukisan-lukisan

absurd yang tergantung. Tetapi, kupu-kupu

tidak berada di sana.

“Kupu-kupu itu sudah pergi,” gumamku

dalam hati sembari mengambil napas lega.

Ketika aku masuk ke kamar, alangkah

terkejutnya aku ketika mendapati seekor

kupu-kupu cantik itu sudah menempel di

tepi tempat tidur kami.

“Ya, Tuhan. Kau masih membicarakan

kupu-kupu itu?” Bang Derga menyejajarkan

bahu kami. Aku bisa memandang matanya

lebih jauh.

“Jangan percaya dengan kupu-kupu itu.

Lupakan, sayang. Lupakan,” kata Bang

Derga sembari mengecup keningku. Setelah

itu, ia mengambil seekor kupu-kupu yang

menempel di tepi tempat tidur kami.

“Daripada kau terus membicarakan seekor

binatang yang tidak ada artinya ini. Lebih

baik binatang ini kusingkirkan saja, ya,”

ujarnya sambil membawa kupu-kupu

tersebut keluar rumah. Barangkali ia

membunuh seekor kupu-kupu cantik itu.

***

Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-

kupu menempel di salah satu sudut

rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan

tamu.

Astaga! Pagi itu, aku sudah berada

di Jalan Jenderal Sudirman dan harus

kembali ke rumah ketika salah satu berkas

kantorku tertinggal. Buru-buru aku pulang.

Membuka pintu dan masuk ke rumah.

Suasana rumah sedikit hening. Seekor

kupu-kupu cantik tidak lagi menempel dan

mengganggu pikiranku. Syukurlah, Bang

Derga sudah menyingkirkannya.

Langkah kakiku dengan sigap menuju

ruang kamar kami. Di sana, aku

meninggalkan berkas-berkas penting

yang harus kugunakan untuk rapat nanti.

Langkah kakiku terhenti ketika pintu kamar

setengah terbuka dan telingaku mendengar

suara-suara.

Aku memajukan sedikit kepala di depan

pintu kamar yang agak terbuka dan tampak

dua manusia di dalam sana. Aku tidak

salah lihat. Aku melihat Bang Derga dan

Nayla berada di tepi tempat tidur kami. Sisi

tempat tidur di mana aku melihat kupu-

kupu pernah menempel di sana.

“Perempuan mandul!” Kata Bang Derga

sambil tertawa cekikikan, “Dia sudah

setengah gila. Setiap hari dia membicarakan

kupu-kupu. Sudah gila, kan, dia?”

Nayla tertawa.

“Di kantor juga dia membicarakan itu

padaku.”

Kedua tangan Nayla melingkar di leher

Bang Derga. Bang Derga mengecup kening

Nayla dengan perlahan, “Aku mencintaimu,

sayang…”

Ibu, sampai sekarang, aku masih percaya

padamu, jika seekor kupu-kupu akan

membawa seorang tamu.

Setetes air hangat terbit dari dua bola

mataku.

Dan Ibuku pernah berkata, jika seekor

kupu-kupu menempel di salah satu sudut

rumahmu. Itu berarti kau akan kedatangan

tamu. Sampai sekarang dan seterusnya, aku

sungguh masih mempercayai ucapan Ibu.

(cds)

Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-

kupu menempel di salah satu sudut

rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan

tamu.

Ketika aku pergi ke kantor di pagi hari,

kupu-kupu itu masih di sana. Menempel

di kursi paling sudut. Dan ketika pulang di

malam yang larut, seekor kupu-kupu cantik

itu masih menempel di sana dengan setia.

***

Ibuku pernah berkata, jika seekor kupu-

kupu menempel di salah satu sudut

rumahmu, itu berarti kau akan kedatangan

tamu.

Hampir sebulan, kupu-kupu cantik itu masih

bertahan di sana. Tapi, kami tidak kunjung

beranjak. Ia masih berdiam diri di sana.

***

Page 18: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

34

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

35GALERIGALERI

BNI 46 menawarkan solusi pengelolaan keuangan yang terintegrasi dalam mendukung implementasi Perguruan Tinggi Negeri-Badan Layanan Umum (PTN-BLU) di Unsyiah. Hal ini disampaikan dalam pertemuan yang menghadirkan Manager Corporate Platform Management Group BNI 46, Auzaiy, dan Head of Network Services (HNS) 2 BNI Wilayah Medan. Hari Sandjojo, di Balai Senat Unsyiah.

Tenaga Kependidikan Universitas Syiah Kuala menyerahkan bantuan kepada para korban kebakaran di Desa Limpok, Aceh Besar. Kebakaran tersebut menghanguskan lima unit rumah milik Nasruddin, M. Rizal, Nurlaili, Fatimah, dan Mardiana.

Bank Tabungan Negara (BTN) melatih ratusan mahasiswa Unsyiah untuk berbisnis properti melalui kegiatan bertema Pelatihan Literasi Properti 10.000 Young Entrepreneur in Property di ruang Flamboyan AAC Dayan Dawood.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan PT. Astra International Tbk menjalin kerja sama untuk menginisiasi hadirnya Kampung Berseri (Bersih, Sehat, Cerdas, dan Produktif) Astra di Provinsi Aceh. Kerja sama ini diwujudkan dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU) di Gedung Rektorat Unsyiah.

Page 19: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

36 37GALERIGALERI

Rektor Unsyiah Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng., mengunjungi salah satu stand dalam acara International Food Fest (IFF) II di halaman gedung Gelanggang Mahasiswa Prof. A. Madjid Ibrahim.

Sejumlah pimpinan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta di Aceh berkumpul melakukan rapat koordinasi di Balai Senat Universitas Syiah Kuala. Rapat koordinasi ini sebagai persiapan menghadiri pertemuan pimpinan perguruan tinggi se-Indonesia untuk Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme di Nusa Dua, Bali, yang turut dihadiri Presiden Jokowi.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar Workshop Penguatan Pengolaan Laboratorium Sains Dasar untuk para laboran di lingkungan Unsyiah. Kegiatan yang dilaksanakan oleh Proyek 7 in 1 Unsyiah ini berlangsung di gedung Flamboyan AAC Dayan Dawood.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng, menjadi salah satu pemateri di Seminar Nasional Festival Teknologi Informasi dan Komunikasi (FesTIK) di Gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah.

Page 20: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

EDISI 216 . OKTOBER 2017

“Kalau kita kembali ke sini

(empat pilar bangsa),

yakin cita-cita Indonesia

merdeka dapat tercapai.”

Penegasan ini diutarakan oleh Ketua

Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik

Indonesia (MPR RI), Dr. Zulkifli Hasan,

SE., MM, saat membuka kongres ketiga

Himpunan Mahasiswa Politik (Himapol)

Indonesia di Gedung AAC Dayan

Dawood, Unsyiah, Kamis (28/9).

Kongres dengan tema Local Wisdom

Aceh dalam Bingkai NKRI ini berlangsung

pada tanggal 28 September-2 Oktober

2017 yang diikuti 27 universitas

dari seluruh Indonesia. Dalam

kesempatan yang sama, Zulkifli turut

mensosialisasikan empat pilar bangsa di

depan ribuan mahasiswa.

Ia mengatakan, Indonesia sepatutnya

bersyukur sebab pendiri bangsa telah

membangun bangsa ini dengan nilai-

nilai empat pilar bangsa, yaitu Pancasila,

Undang-Undang Dasar 1945, Negara

Kesatuan Republik Indonesia, dan

Bhineka Tunggal Ika. Sebab menurutnya,

dengan menghayati dan mengamalkan

empat pilar tersebut, Indonesia mampu

melewati beragam permasalahan dan

mencapai tujuan yang diinginkan.

Zulkifli juga mengapresiasi kongres yang

mempertemukan seluruh mahasiswa ilmu

politik di Indonesia.

“Kita berharap pertemuan ini mampu

menyatukan seluruh mahasiswa.

Karena mahasiswa merupakan agen

perubahan,” katanya.

Dalam kesempatan itu, Bang Zul–sapaan

akrab Zulkifli Hasan–menghimbau untuk

memilih pemimpin yang memiliki akal

sehat dan telah berbuat nyata untuk

bangsa.

“Mahasiswa harus terus kampanyekan

pentingnya memilih pemimpin

berdasarkan integritas dan kapasitasnya,

sesuai amanat dari nilai-nilai Pancasila,”

ujarnya.

Pria kelahiran Lampung, 17 Mei 1962

itu menambahkan jika bangsa Indonesia

kembali ke nilai-nilai luhur bangsa, maka

cita-cita kemerdekaan akan tercapai.

“Mahasiswa politik bisa berperan

menjadikan masyarakat sadar politik,

bahwa kedaulatan rakyat ditangan rakyat

dan tidak bisa ditukar dengan apapun,”

tuturnya.

Hal senada juga dikatakan oleh

Wakil Rektor I Unsyiah, Dr. Hizir,

yang mengapresiasi ditunjuknya

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

(FISIP) Unsyiah sebagai tuan rumah.

Diharapkan kongres ini mampu

memberikan penyadaran hak-hak

kekhususkan Aceh sehingga membawa

semangat baru bagi Aceh dan Indonesia.

Terlebih lagi Aceh pernah mengalami

masa suram saat konflik berkepanjangan

dan musibah tsunami. Dengan

kekhususan yang dimiliki, Aceh kembali

meraih harapan sehingga dapat kembali

bangkit dan memulai pembangunan.

Menurut Hizir, kekhususan Aceh

sangat penting sebab berdampak bagi

pembangunan, serta meningkatkan

sumber daya alam dan manusia.

“Kesempatan masih terbuka bagi Aceh

untuk lebih baik ke depan. Terlebih

Aceh telah menunjukkan patriotik dan

semangat tidak putus asa dari setiap

masalah yang dihadapi,” ujarnya.

Selain Ketua MPR RI,

pembukaan kongres Himapol juga

dihadiri Ketua Komite I DPD RI, Drs.

H. Akhmad Muqowam, Staf Presiden

Deputi IV Bidang Komunikasi Politik, Eko

EDISI 216 . OKTOBER 2017

38 39FAKULTASFAKULTAS

Sulityo, Pakar Otonomi Daerah, Prof. Dr.

Djohermansyah Djohan, MA, Anggota

Senator DPD RI, Fachrul Razim M.IP,

Gubernur IPDN Kementerian Dalam

Negeri, Prof. Dr. H. Ermaya Suradinata,

SH., MH., MS, Ketua Ikatan Keluarga

Alumni Unsyiah, Sulaiman Abda, dan

jajaran Forkopimda.

Seperti diketahui, kongres pertama

Himapol Indonesia digelar di Universitas

Andalas Padang. Sementara pada

kongres kedua Himapol Indonesia

departemen program studi ilmu politik

yang setaraf dengan lembaga perguruan

tinggi di seluruh Indonesia. Himpunan

Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia

berasaskan Pancasila dan Undang-

Undang Dasar 1945. Visinya agar

menjadi wadah dan sarana penempaan

mahasiswa ilmu politik Indonesia dalam

menjalani proses berkemahasiswaan dan

mewujudkan masyarakat yang sadar

politik.

Kehadiran Himapol Indonesia bertujuan

Empat PilarMeneguhkan Kemerdekaan

dilaksanakan di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta. Di kongres sebelumnya, Unsyiah

juga mengirimkan utusannya.

Dilansir dari laman resminya, Himapol

Indonesia dibentuk pada tanggal 17

Februari 2015 di Kabupaten Solok,

Provinsi Sumatera Barat. Himpunan

Mahasiswa Ilmu Politik Indonesia

berkedudukan pada himpunan

mahasiswa program studi atau

untuk membentuk mahasiswa ilmu politik

yang kreatif, inovatif, kritis serta objektif

yang dilandasi oleh nilai-nilai agama,

moral dan intelektual dalam kehidupan

bernegara. Selain itu, Himapol Indonesia

berfungsi sebagai sarana pembangunan

persaudaraan antar anggota yang

dilandasi dengan prinsip kekeluargaan

dan gotong royong serta berkontribusi

secara nyata untuk masyarakat Indonesia.

(mr)

Page 21: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

Syiah Kuala University or mostly

called as Unsyiah is one of the

popular national university in Aceh

Province. This campus gets a high place

for the people of Aceh so that dubbed

The Heart of Aceh People’s. Not to show

off, considering Unsyiah as the oldest and

the best campus in Aceh that has been

getting A accreditation. With that various

achievements, Unsyiah still improving by

being a center of advanced education in

Indonesia.

This thing can not be separated from the

participation of Syiah Kuala University

Library. By using the name of one of the

rectors who once led Unsyiah namely

Prof. Dr. H. Abdullah Ali, M.Sc, the library

has earned A accreditation prior to the

same accreditation rank achieved by

Unsyiah. By calling as ‘The Heart of Aceh

People’s’, it means the library is also part

of the name too.

Unsyiah library is continuously improving

to achieve the mission of becoming

a leading and competitive library in

Southeast Asia in 2018. All sorts of to

make visitors, especially the students

feel comfortable and interest in reading

and do anything to fulfill their duty as

students by upgrading facilities and

services. The library is headed by Dr.

Taufiq Abdul Gani M. Eng. Sc has now

become closer to the youth. All about

good changing is motivated by the desire

to target students who are still unsyiah

productive age. Students are prospective

scholars who will plunge into the field

to give a direct role to the community

40 ENGLISH 41ENGLISH

through the application of science that

has been obtained on campus. Therefore,

students are the most appropriate target

to be a generation of science lovers.

In fact, with all of positive improvements

that have been made by Unsyiah library,

unfortunately has not been maximally

utilized by Unsyiah students. The big

question is, for whom?. The Unsyiah

Library is owned by the students, it’s

because 1% of UKTB dues (Uang Kuliah

Tunggal Berkeadilan) paid by students

will be used for library development.

The money is used for the repair and

addition of facilities and pay the cost

of international journal subscriptions.

For your information, to subscribe some

international journals, it takes a huge

cost. For example ScienceDirect, the

library must spend a billion every year

to be able to access this International

journal. Likewise with other international

journal providers who subscribed to the

cost is not small.

The billions of money spent by the

campus to provide the widest range

of information services to the Unyiah

community are certainly not cheap.

Whose money? of course student’s

money. Unsyiah Library provides access

to online journals with the aim of helping

students obtain information other than

reading books. Especially in the era of

globalization that has penetrated the

boundaries of state administration,

science is easier to obtain. Unsyiah library

has taken the role with the concept of

“More Than just a Library” by providing

various forms of facilities that facilitated

visitors with access to information.

Among them by subscribing online

journals, digital corner facilities, even WiFi

is provided for free.

With all the advantages, it is unfortunate

if the Unsyiah library only serve as the last

berth at the time of the thesis. Especially

thesis as the final project is a scourge for

students to be able to hold the status of

the bachelor. Not a few students who

are still confused to find the source of

reference due to unwillingness to go

to the library. Years of college, but not

using library is a big loss. In addition,

because the UKTB dues paid will be

used for developing of the library, and

for those who are not students are

part of unsyiah community it will cost

Rp.5.000 once entered. This regulation is

exempted for the general public who are

already members with certain terms and

conditions.

Unsyiah Library is owned by students,

then good utilization will produce good

results as well. All the facilities provided

can be used for all positive activities for

students. Moreover, at this time Unsyiah

library holds a lot of students in various

activities such as reading ambassadors,

Unsyiah Library Fiesta, Shelving Crew,

Volunteer Crew, Relax and Easy, and

many more. Therefore, as the phrase

is plastered real in front of the Library

Unsyiah “knowledge is free at our library,

just bring your container”, let’s take

advantage of Unsyiah library as long as

you can still use it. (uni)

UNSYIAH LIBRARY,

FOR WHOM?

CURRICULUM VITAE:n Name : Mulkan Kautsar n Education: Soil Science/Agriculture Faculty 2013n Place/date of birth: Pante pisang,

05 october 1995

ACHIEVEMENT :n Awarded as top 10 friendly participate in Agri-

Relationship of ASEAN Universities Network at Thaksin University of Thailand 2017

n 1st winner Unsyiah Reading Ambassador 2017n 1st winner essay competition of FOKUSHIMITI

2016n 1st winner essay competition of Islamic Dental

fair 2016n Top 15 finalist of Banda Aceh Tourism

Ambassador 2016

n Favorite II (3rd place) king and queen of Reading of Aceh province 2016

n Unsyiah delegation for KKN Kebangsaan in Maritim Raja Ali Haji University, Kepulauan Riau 2016

n 5th winner of agriculture-based innovation of 1st UTU in Award Teuku Umar University 2015

n 2nd winner of Scientific paper of PILMITANAS in Andalas University, Padang 2015

n 2nd winner of Quiz competition of PILMITANAS in Andalas University, Padang 2015

Mulkan KautsarUnsyiah ReadingAmbassador 2017

Page 22: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

42 GALERI 43GALERI

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) memperingati milad

ke-56 tahun melalui Rapat Senat Terbuka di gedung

AAC Dayan Dawood. Hadir sebagai Dies Reader Kepala

Staf TNI Angkatan Laut priode 2012 – 2015, Laksamana

TNI (Purn) Dr. Marsetio, M.M., yang menyampaikan

orasi ilmiah dengan tema Kedaulatan Maritim di

Serambi Mekkah: Prespektif Budaya dan Pariwisata.

Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng,

mengatakan Unsyiah telah meraih banyak prestasi

yang cukup membanggakan, salah satunya lompatan

nilai akreditasi Unsyiah dari C ke A. Secara umum,

capaian Unsyiah di akhir periode master plan ini cukup

memuaskan, bahkan beberapa melebihi target milestone.

Gubernur Aceh, Irwandi Yusuf, mengatakan jika Pemerintah

Aceh sangat mengapresiasi pencapaian prestasi besar

Unsyiah selama ini, terutama akreditasi A. Ini menunjukkan

jika lulusan Unsyiah merupakan lulusan terbaik dan bermutu

sehingga menjadi kebanggaan bagi Provinsi Aceh.

Laksamana TNI (Purn) Dr. Marsetio, M.M., dalam orasi

Ilmiahnya menjelaskan kedaulatan maritim bisa dilihat

dari perspektif sejarah dan budaya. Di lihat dari sejarah,

Aceh memiliki potensi maritim yang luar biasa. Begitu pula

dalam perspektif budaya di mana Aceh merupakan daerah

yang tidak pernah dijajah. Terbukti pula dengan beberapa

pengalaman Aceh yang memiliki semangat pengorbanan

serta kemaritiman.

Dalam rangkaian acara milad ini, Unsyiah juga

memberikan lencana penghargaan kepada tokoh yang

telah berjasa membangun Unsyiah yaitu Drs. Mahdi A

Hasyimi (Putra Prof. Ali Hasyimi), Mardi Gaharu (Putra

Brigjen (Purn) Syamaun Gaharu) dan Dr.dr. Reihana

Marzuki Nyakman (Putri Drs. Marzuki Nyakman). Selain

itu, Unsyiah juga memberikan penghargaan kepada

dosen, tenaga pendidikan, dan mahasiswa berprestasi

Unsyiah tahun 2017.

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

Page 23: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

44 GALERI 45GALERI

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

Page 24: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN

EDISI 216 . OKTOBER 2017 EDISI 216 . OKTOBER 2017

46 47ASPIRASIASPIRASI

Page 25: HASIL NYATA DARI KERJA INTEGRITAShumas.unsyiah.ac.id/wp-content/uploads/2018/01/SIAP-CETAK-Wart… · SUMPAH PEMUDA, KITA BISA APA? EMPAT PILAR MENEGUHKAN KEMERDEKAAN TOLERANSI MELAWAN