hemoptisis file

22
Beranda GOMEZZ MEZZ .: Kumpulan Corat-Coret Mengenai Ilmu Keperawatan, Tips - tips, Serba-serbi & Cerita pengalaman :. Laporan Pendahuluan Hemoptisis atau Batuk Darah Created by: Arif-Mezz BAB I PENDAHULUAN HEMOPTISIS Search Here..

Upload: jason-wilson

Post on 24-Dec-2015

14 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

KESEHATAN

TRANSCRIPT

Page 1: Hemoptisis FILE

Beranda

GOMEZZ MEZZ. : K u m p u l a n C o r a t - C o r e t M e n g e n a i I l m u

K e p e r a w a t a n , T i p s - t i p s , S e r b a - s e r b i & C e r i t a p e n g a l a m a n : .

Laporan Pendahuluan Hemoptisis atau Batuk Darah

Created by: Arif-Mezz

BAB IPENDAHULUAN

HEMOPTISIS

   

     A.    LATAR BELAKANG

Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis

adalah ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau

Search Here..

Page 2: Hemoptisis FILE

perdarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring. Batuk darah merupakan

tanda atau gejala dari penyakit dasar. Maka penyebabnya harus segera ditemukan

dengan pemeriksaan yang seksama.

    B.     RUMUSAN MASALAH

1.      Apa definisi batuk darah?

2.      Mengapa seseorang yang batuk darah bisa sesak nafas?

3.      Bagaimana proses terjadinya batuk darah?

4.      Bagian tubuh mana yang terlibat? Meliputi anatomi, fisiologis dan patofisiologisnya

5.      Apa hubungan riwayat merokok dan minum minuman beralkohol dengan batuk darah

dan sesak nafas?

6.      Apa hubungan batuk darah dengan TBC?

7.      Bagaimana asuhan keperawatan pada klien yang batuk darah?

     C.    TUJUAN PENULISAN

1.      Untuk menjelaskan definisi batuk darah.

2.      Untuk menjelaskan penyebab batuk darah, tanda dan gejala serta patofisiologinya

dalam tubuh.

3.      Untuk mengetahui tindak lanjut intervensi keperawatan pada klien yang batuk darah.

     D.    MANFAAT PENULISAN

1.      Memberikan penjelasan kepada khalayak umum supaya mengetahui bahayanya batuk

darah pada diri seseorang.

2.      Menyampaikan pada pembaca tentang cara pengobatan dan asuhan keperawatan

Batuk Darah dengan baik dan benar.

3.      Dengan makalah ini diharapkan para pembaca bisa lebih mengenal terhadap tanda dan

gejala yang berhubungan Batuk Darah.

BAB IITINJAUAN TEORI

HEMOPTISIS     A.    DEFINISI

Batuk darah atau yang dalam istilah kedokteran disebut dengan hemoptisis

adalah ekspetorasi darah akibat perdarahan pada saluran napas di bawah laring atau

perdarahan yang keluar ke saluran napas di bawah laring. Batuk darah merupakan

Page 3: Hemoptisis FILE

tanda atau gejala dari penyakit dasar. Maka penyebabnya harus segera ditemukan

dengan pemeriksaan yang seksama. (Dzen, 2009)

Hemoptysis adalah darah yang keluar dari mulut dengan dibatukkan. Perawat

mengkaji apakah darah tersebut berasal dari paru-paru, perdarahan hidung atau perut.

Darah yang berasal dari paru biasanya berwarna merah terang karena darah dalam

paru distimulasi segera oleh refleks batuk. Penyakit yang menyebabkan hemoptysis

antara lain : Bronchitis Kronik, Bronchiectasis, TB Paru, Cystic fibrosis, Upper airway

necrotizing granuloma, emboli paru, pneumonia, kanker paru dan abses. Hemoptisis

masifa dalah batuk darah antara >100 sampai >600 mL dalam waktu 24 jam. (Rahman,

2009)

    B.     ANATOMI DAN FISIOLOGI1.      anatomi dasar sistem pernafasan

Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru-

paru beserta pembungkusnya (pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalam

rongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan

rongga perut oleh diafragma.

     Saluran nafas yang dilalui udara adalah hidung, faring, laring, trakea, bronkus,

bronkiolus dan alveoli. Di dalamnya terdapat suatu sistem yang sedemikian rupa dapat

menghangatkan udara sebelum sampai ke alveoli. Terdapat juga suatu sistem

pertahanan yang memungkinkan kotoran atau benda asing yang masuk dapat

dikeluarkan baik melalui batuk ataupun bersin.

Paru-paru dibungkus oleh pleura. Pleura ada yang menempel langsung ke paru, disebut

sebagai pleura visceral. Sedangkan pleura parietal menempel pada dinding rongga

dada dalam. Diantara pleura visceral dan pleura parietal terdapat cairan pleura yang

berfungsi sebagai pelumas sehingga memungkinkan pergerakan dan pengembangan

paru secara bebas tanpa ada gesekan dengan dinding dada.

Rongga dada diperkuat oleh tulang-tulang yang membentuk rangka dada. Rangka

dada ini terdiri dari costae (iga-iga), sternum (tulang dada) tempat sebagian iga-iga

menempel di depan, dan vertebra torakal (tulang belakang) tempat menempelnya iga-

iga di bagian belakang.

Terdapat otot-otot yang menempel pada rangka dada yang berfungsi penting

sebagai otot pernafasan. Otot-otot yang berfungsi dalam bernafas adalah sebagai

berikut :

a.       interkostalis eksterrnus (antar iga luar) yang mengangkat masing-masing iga.

b.      sternokleidomastoid yang mengangkat sternum (tulang dada).

c.       skalenus yang mengangkat 2 iga teratas.

d.      interkostalis internus (antar iga dalam) yang menurunkan iga-iga.

e.       otot perut yang menarik iga ke bawah sekaligus membuat isi perut mendorong

diafragma ke atas.

Page 4: Hemoptisis FILE

f.       otot dalam diafragma yang dapat menurunkan diafragma. 

     Percabangan saluran nafas dimulai dari trakea yang bercabang menjadi bronkus

kanan dan kiri. Masing-masing bronkus terus bercabang sampai dengan 20-25 kali

sebelum sampai ke alveoli. Sampai dengan percabangan bronkus terakhir sebelum

bronkiolus, bronkus dilapisi oleh cincin tulang rawan untuk menjaga agar saluran nafas

tidak kolaps atau kempis sehingga aliran udara yang mengalir dalam tubuh menjadi

lancar.

       Bagian terakhir dari perjalanan udara adalah di alveoli. Di sini terjadi pertukaran

oksigen dan karbondioksida dari pembuluh darah kapiler dengan udara. Terdapat

sekitar 300 juta alveoli di kedua paru dengan diameter masing-masing rata-rata 0,2

milimeter.

2.      Fisiologi sistem pernafasan

Peristiwa bernapas terdiri dari 2 bagian:

a.       Menghirup udara (inpirasi)

    Inspirasi adalah terjadinya aliran udara dari sekeliling masuk melalui saluran

pernapasan sampai keparu-paru. Proses inspirasi : volume rongga dada naik/lebih besar

tekanan rongga dada turun/lebih kecil.

b.       Menghembuskan udara (ekspirasi)

    Tidak banyak menggunakan tenaga, karena ekspirasi adalah suatu gerakan pasif yaitu

terjadi relaxasi otot-otot pernapasan. Proses ekspirasi : volume rongga dada turun/lebih

kecil, tekanan rongga dada naik/lebih besar.

Proses pemenuhan oksigen di dalam tubuh terdiri dari atas tiga tahapan, yaitu

ventilasi, difusi dan transportasi.

a.          Ventilasi

Merupakan proses keluar masuknya oksigen dari atmosfer ke dalam alveoli atau dari

alveoli ke atmosfer. Proses ini di pengaruhi oleh beberapa factor:

1.         Adanya kosentrasi oksigen di atmosfer. Semakin tingginya suatu tempat, maka

tekanan udaranya semakin rendah.

2.         Adanya kondisi jalan nafas yang baik.

3.         Adanya kemampuan toraks dan alveoli pada paru-paru untuk mengembang di sebut

dengan compliance. Sedangkan recoil adalah kemampuan untuk mengeluarkan CO²

atau kontraksinya paru-paru.

b.         Difusi

Difusi gas merupakan pertukaran antara O² dari alveoli ke kapiler paru-paru dan CO²

dari kapiler ke alveoli. Proses pertukaran ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

1.         Luasnya permukaan paru-paru.

Page 5: Hemoptisis FILE

2.         Tebal membrane respirasi/permeabilitas yang terdiri atas epitel alveoli dan interstisial.

Keduanya dapat mempengaruhi proses difusi apabila terjadi proses penebalan.

3.         Pebedaan tekanan dan konsentrasi O². Hal ini dapat terjadi sebagaimana O² dari alveoli

masuk kedalam darah secara berdifusi karena tekanan O² dalam rongga alveoli lebih

tinggi dari pada tekanan O² dalam darah vena vulmonalis.

4.         Afinitas gas yaitu kemampuan untuk menembus  dan mengikat HB.

c.          Transportasi

Transfortasi gas merupakan proses pendistribusian O² kapiler ke jaringan tubuh dan

CO² jaringan tubuh ke kaviler. Transfortasi gas dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,

yaitu:

1.         curah jantung (kardiak output), frekuensi denyut nadi.

2.         kondisi pembuluh darah, latihan perbandingan sel darah dengan darah secara

keseluruhan (hematokrit), serta elitrosit dan kadar Hb.

    C.    ETIOLOGI

Penting bedakan bahwa darah berasal dari saluran napas dan bukan dari traktus

gastrointestinal. Darah yang berasal dari gastrointestinal berwana hitam kemerahan

dan pH-nya asam, sebaliknya pada hemoptisis darah merah terang dan ph-nya alkali.

Saluran napas dan paru2 terutama diperdarahi oleh sistem arteri-vena pulmonalis dan

sistem arteri bronkialis yang berasal dari aorta. Dari kedua sistem ini perdarahan pada

sistem arteri bronchialis lebih sering terjadi.

Penyebab hemoptisis secara umum dapat dibagi menjadi empat, yaitu infeksi,

neoplasma, kelainan kardiovaskular dan hal lain-lain yang jarang kejadiannya. Infeksi

adalah penyebab tersering hemoptisis, tuberkulosis adalah infeksi yang menonjol. Pada

tuberkulosis, hemoptisis dapat disebabkan oleh kavitas aktif atau oleh proses inflamasi

tuberkulosis di jaringan paru. Apabila tuberkulosis berkembang menjadi fibrosis dan

perkijuan, dpat terjadi aneurisma arteri pulmonalis dan bronkiektasis yang akan

mengakibatkan hemoptisis pula.

1.      Infeksi : TBC, bronkiektasis, pneumonia, abses paru, aspergillosis

2.      Tumor : Karsinoma paru

3.      Kardiovaskuler : mitral stenosis, ruptur aneurisma toraksik, malformasi Arteriovenous.

Darah yang berasal dari muntah darah adalah dari saluran pencernaan. Seperti

muntah pada umumnya, muntah darah (atau yang dikenal dengan istilah kedokteran

hematemesis) didahului oleh adanya aliran balik dari pergerakan saluran pencernaan

dan dapat diikuti oleh mual. Darah yang keluar dapat tercampur oleh sisa makanan lain.

Warna darah bisa merah segar atau kehitaman.

Page 6: Hemoptisis FILE

Sedangkan untuk batuk darah berbeda. Darah berasal dari saluran pernapasan. Warna

darah merah segar dan tampak bercampur dengan lendir dan tampak berbusa karena

adanya gelembung – gelembung udara.

     D.    PATOFISIOLOGI

Hemoptysis disebabkan oleh satu atau lebih dari kerusakan berikut : kerusakan

buluh darah; hipertensi pulmonum hebat; dan masalah pembekuan darah. Kerusakan

buluh darah dapat disebabkan oleh peradangan, nekrosis, neoplasia atau trauma.

Hipertensi pulmonum umumnya disebabkan oleh tromboembolisme pulmonum,

gangguan ventrikuler kiri. Gangguan pembekuan darah diakibatkan oleh abnormalitas

faktor pembeku atau platelet. Hemoptysis menyebabkan kehilangan darah dalam

jumlah sedikit tetapi jika berlangsung kronis dapat berkembang jadi anemia, aspiksasi

dan hipovolemia.

Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung

sampai saluran – saluran kecil alveoli di paru – paru. Pada setiap saluran ini terdapat

pembuluh darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk

darah adalah karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di

bawahnya ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian

dikeluarkan oleh adanya reflex batuk.

Batuk darah yang masif alias banyak (>200 cc atau lebih dari satu gelas

belimbing) dapat mengganggu saluran pernafasan dan merupakan indikasi untuk

segera ke rumah sakit. Kondisi ini membahayakan karena gumpalan darah dapat

menyumbat saluran pernafasan, dan menimbulkan kematian.

    E.     PEMBAHASAN

1.         Mengapa seseorang bisa batuk darah?

     Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai

saluran – saluran kecil alveoli di paru – paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh

darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk darah adalah

karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya

ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh

adanya reflex batuk. (Azizah, 2009)

2.         Mengapa seseorang yang batuk darah bisa sesak nafas?

Dikarenakan ketidakbersihan jalan nafas (ada darah disaluran pernafasan) yang

menyebabkan jalan nafas menjadi tidak bersih atau tersumbat sehingga seseorang bisa

menjadi sesak nafas. (Azizah, 2009)

3.         Apa hubungan riwayat merokok dan minum minuman beralkohol dengan

batuk darah dan sesak nafas?

Apabila orang yang memiliki riwayat perokok, maka dari rokok itu bisa menyebabkan

sesak nafas karena saat orang yang merokok itu sudah lama maka akan menyebabkan

jaringan pembuluh darah itu menyempit dikarenakan ada flag-flag di pembuluh darah,

Page 7: Hemoptisis FILE

ketika menyempit oksigen yang mengalir akan berkurang sedangkan kebutuhan

oksigen didalam tubuh tidak cukup sehingga menyebabkan kerja jantung menjadi berat

sehingga timbulah sesak nafas.

Apabila seseorang mempunyai riwayat minum alkohol kemungkinan besar

bisa berbahaya karena alkohol ini adalah racun sehingga menyebabkan rusaknya sel-sel

didalam tubuh dan juga bisa menyebabkan luka ditubuh bagian dalam.  (Azizah, 2009)

4.         Hubungan batuk darah dengan penyakit TBC.

a.       Apakah semua batuk darah disebabkan karena penyakit TBC?

Belum tentu.

b.      Apakah TBC menyebabkan batuk darah?

Batuk darah bisa merupakan salahsatu dari sekian gejala dari TBC, tapi biasanya itu

merupakan gejala lanjut.

c.       Apa bedanya batuk darah yang disebabkan karena TBC dengan batuk darah karena

penyakit lain?

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa batuk darah dapat disebabkan oleh berbagai

macam penyakit. Bisa oleh karena infeksi kuman Tuberculosis (dikenal oleh penyakit

paru/ TBC, atau bisa juga karena kelainan jantung, atau karena infeksi lainnya juga

bisa. Batuk darah karena penyakit TBC biasanya disertai oleh keluhan lain, seperti nafsu

makan berkurang, demam yang tidak terlalu tinggi, badan terasa lebih berkeringat

(terutama saat tidur malam hari), dan penurunan berat badan.(Azizah, 2009)

     F.     PENATALAKSANAAN

1.         Penanganan Pertama

     Penanganan pertama batuk darah adalah penghentian perdarahan serta

pencegahan batuk. Jaga kebersihan udara di sekitar penderita, termasuk tempat tidur,

dan rumah. Berikan ventilasi dan sinar matahari agar penderita dapat bernafas dengan

segar, sehingga diharapkan tidak batuk lagi. Selain itu, pemberian terapi obat-obatan

biasanya pertama kali juga ditujukan untuk mencegah batuk dan menghentikan

perdarahan.

2.         Penanganan Gawat Darurat

Saat mengalami batuk darah, sebaiknya Anda segera mencari pertolongan kesehatan

untuk mencari penyebab batuk darah dan mengatasinya. Namun, Anda tidak perlu

panik, karena tidak semua batuk darah menandakan keadaan mengancam jiwa. Hal ini

dilihat dari berapa jumlah darah yang dibatukkan. Dikatakan batuk darah hebat apabila

jumlah darah yang dibatukkan melebihi 300ml (kira – kira setengah botol air mineral

ukuran sedang) dalam 24 jam. Semakin banyak jumlah darah yang dibatukkan apalagi

dalam waktu yang singkat, maka keadaan semakin berbahaya.

Ada beberapa keadaan pengecualian, misalnya terdapat sumbatan saluran napas

sehingga darah tidak dapat dibatukkan. Keadaan ini lebih berbahaya, karena darah

tidak dapat dikeluarkan dan memperparah sumbatan saluran pernapasan. Selain itu,

Page 8: Hemoptisis FILE

orang yang bersangkutan tidak menyadari adanya pendarahan saluran napas karena

darah tidak keluar.

Tanda – tanda lain yang dapat membantu menentukan apakah keadaan pasien

dengan batuk darah dalam keadaan gawat antara lain :

a.       Kepala terasa ringan seperti melayang

b.      Haus

c.       Pasien bernapas dengan cepat (lebih dari 24 kali per menit)

Dengan demikian, tidak semua batuk darah digambarkan tingkat kegawatannya

melalui jumlah darah yang dibatukkan, maka apabila Anda mengalami batuk darah,

sebaiknya segera mencari pertolongan.

     G.    PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1.      Riwayat kesehatan dahulu

Perawat menanyakan tentang riwayat penyakit pernafasan klien. Secara umum perawat

menanyakan tentang :

Riwayat merokok : merokok sigaret merupakan penyebab penting kanker paru-paru,

emfisema dan bronchitis kronik. Semua keadaan itu sangat jarang menimpa non

perokok.

Anamnesis harus mencakup hal-hal :

a.       Usia mulainya merokok secara rutin.

b.      Rata-rata jumlah rokok yang dihisap perhari

c.       Usia melepas kebiasaan merokok.

d.      Pengobatan saat ini dan masa lalu

e.       Alergi

f.       Tempat tinggal

2.      Riwayat kesehatan keluarga

Tujuan menanyakan riwayat keluarga dan sosial pasien penyakit paru-paru sekurang-

kurangnya ada tiga, yaitu:

a.          Penyakit infeksi tertentu: khususnya tuberkulosa, ditularkan melalui satu orang ke

orang lainnya; jadi dengan menanyakan riwayat kontak dengan orang terinfeksi dapat

diketahui sumber penularannya.

b.         Kelainan alergis, seperti asthma bronchial, menunjukkan suatu predisposisi keturunan

tertentu; selain itu serangan asthma mungkin dicetuskan oleh konflik keluarga atau

kenalan dekat.

c.          Pasien bronchitis kronik, mungkin bermukim di daerah yang polusi udaranya tinggi.

Tapi polusi udara tidak menimbulkan bronchitis kronik, hanya memperburuk penyakit

tersebut.

3.      Pemeriksaan Fisik

             a.       Inspeksi

  Pemeriksaan dada dimulai dari thorax posterior, klien pada posisi duduk.

  Dada diobservasi dengan membandingkan satu sisi dengan yang lainnya.

Page 9: Hemoptisis FILE

  Tindakan dilakukan dari atas (apex) sampai ke bawah.

  Inspeksi thorax poterior terhadap warna kulit dan kondisinya, skar, lesi, massa, gangguan

tulang belakang seperti : kyphosis, scoliosis dan lordosis.

  Catat jumlah, irama, kedalaman pernafasan, dan kesimetrisan pergerakan dada.

  Observasi type pernafasan, seperti : pernafasan hidung atau pernafasan diafragma, dan    

penggunaan   otot        bantu  pernafasan.

  Saat mengobservasi respirasi, catat durasi dari fase inspirasi (I) dan fase ekspirasi (E).

ratio pada fase ini normalnya 1 : 2. Fase ekspirasi yang memanjang menunjukkan

adanya obstruksi pada jalan nafas dan sering ditemukan pada klien Chronic Airflow

Limitation (CAL)/COP.

  Kaji konfigurasi dada dan bandingkan diameter anteroposterior (AP) dengan diameter

lateral/tranversal (T). ratio ini normalnya berkisar 1 : 2 sampai 5 : 7, tergantung dari

cairan tubuh  klien.

  Kelainan pada bentuk dada   

a) BarrelChest

Timbul akibat terjadinya overinflation paru. Terjadi peningkatan diameter AP : T (1:1),

sering     terjadi pada klien emfisema.

b) Funnel   Chest       (Pectus        Excavatum)

Timbul jika terjadi depresi dari bagian bawah dari sternum. Hal ini akan menekan

jantung dan pembuluh darah besar, yang mengakibatkan murmur. Kondisi ini dapat

timbul pada ricketsia, marfan’s syndrome atau akibat kecelakaan    kerja.

c)  Pigeon Chest   (Pectus   Carinatum)

Timbul sebagai akibat dari ketidaktepatan sternum, dimana terjadi peningkatan

diameter AP, timbul pada klien dengan kyphoscoliosis berat.

  Observasi kesimetrisan pergerakan dada. Gangguan pergerakan atau tidak adekuatnya

ekspansi dada mengindikasikan penyakit pada paru atau pleura.

  Observasi retraksi abnormal ruang interkostal selama inspirasi, yang dapat

mengindikasikan     obstruksi     jalan nafas.

     b.      Palpasi

    Dilakukan untuk mengkaji kesimetrisan pergerakan dada dan mengobservasi

abnormalitas, mengidentifikasi keadaan kulit dan mengetahui vocal/tactile premitus

(vibrasi).

Palpasi thoraks untuk mengetahui abnormalitas yang terkaji saat inspeksi seperti :

massa, lesi,     bengkak. Kaji juga kelembutan kulit, terutama jika klien mengeluh nyeri.

Vocal premitus : getaran dinding dada yang dihasilkan ketika berbicara.

c.       Perkusi

Perawat melakukan perkusi untuk mengkaji resonansi pulmoner, organ yang ada

disekitarnya dan  pengembangan  (ekskursi) diafragma.

Jenis suara perkusi:

Suara  perkusi normal: Resonan (Sonor): bergaung, nada rendah. Dihasilkan

pada jaringan paru normal. Dihasilkan di atas bagian jantung atau paru.

Page 10: Hemoptisis FILE

Suara  Perkusi Abnormal: Hiperresonan Flatness: bergaung lebih rendah dibandingkan

dengan resonan dan timbul pada bagian paru    yang    abnormal berisi   udara.

d.      Auskultasi

Merupakan pengkajian yang sangat bermakna, mencakup mendengarkan suara nafas

normal, suara tambahan  (abnormal), dan suara.

Suara nafas normal dihasilkan dari getaran udara ketika melalui jalan nafas dari laring

ke alveoli,     dengan  sifat  bersih.

Suara nafas normal:

  Bronchial : sering juga disebut dengan “Tubular sound” karena suara ini dihasilkan oleh

udara yang melalui suatu tube (pipa), suaranya terdengar keras, nyaring, dengan

hembusan yang lembut. Fase ekspirasinya lebih panjang daripada inspirasi, dan tidak

ada henti diantara kedua fase tersebut. Normal terdengar di atas trachea atau daerah

suprasternal notch.

  Bronchovesikular : merupakan gabungan dari suara nafas bronchial dan vesikular.

Suaranya terdengar nyaring dan dengan intensitas yang sedang. Inspirasi sama

panjang dengan ekspirasi. Suara ini terdengar di daerah thoraks dimana bronchi

tertutup oleh dinding dada.

  Vesikular : terdengar lembut, halus, seperti angin sepoi-sepoi. Inspirasi lebih panjang

dari ekspirasi, ekspirasi  terdengar seperti tiupan.

Suara nafas tambahan

  Wheezing : terdengar selama inspirasi dan ekspirasi, dengan karakter suara nyaring,

musikal, suara terus menerus yang berhubungan dengan aliran udara melalui jalan

nafas yang menyempit.

  Ronchi : terdengar selama fase inspirasi dan ekspirasi, karakter suara terdengar

perlahan, nyaring, suara mengorok terus-menerus, berhubungan dengan sekresi kental

dan  peningkatan produksi sputum.

  Pleural friction rub : terdengar saat inspirasi dan ekspirasi. Karakter suara : kasar, berciut,

suara seperti gesekan akibat dari inflamasi pada daerah pleura. Sering kali klien juga   

mengalami     nyeri   saat   bernafas  dalam.

  Crackles Fine crackles : setiap fase lebih sering terdengar saat inspirasi. Karakter suara

meletup, terpatah-patah akibat udara melewati daerah yang lembab di alveoli atau

bronchiolus. Suara        seperti     rambut  yang digesekkan.

  Coarse crackles : lebih menonjol saat ekspirasi. Karakter suara lemah, kasar, suara

gesekan terpotong akibat terdapatnya cairan atau sekresi pada jalan nafas yang besar.

Mungkin  akan     berubah       ketika       klien    batuk.

4.      Pengkajian Psikososial

      Kaji tentang aspek kebiasaan hidup klien yang secara signifikan berpengaruh

terhadap fungsi respirasi. Beberapa kondisi respiratory timbul akibat stress. Penyakit

pernafasan kronik dapat menyebabkan perubahan dalam peran keluarga dan hubungan

dengan orang lain, isolasi sosial, masalah keuangan, pekerjaan atau ketidakmampuan.

Page 11: Hemoptisis FILE

Dengan mendiskusikan mekanisme koping, perawat dapat mengkaji reaksi klien

terhadap masalah stres psikososial dan mencari  jalan keluarnya.

      H.    DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN APLIKASI NOC DAN NIC

1.      Ketidakbersihan jalan nafas berhubungan dengan lingkingan (merokok) obstruksi jalan

nafas (materi asing dalam jalan nafas). (Nanda, 2009)

  NOC (tujuan keperawatan)

Respiratory Status : Ventilation

Respiratory Status : Airway Patency

a.Klien bisa mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak

ada sianosis, dan dypsneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas

dengan mudah, tidak ada pursed lips)

b.Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa dadanya tertekan,irama

nafas,frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas

abnormal)

c.Mampu mengidentifikasi dan mencegah faktor yang dapat menghambat jalan

nafas.

  NIC (rencana tindakan)

Airway Management

     a.       Buka jalan nafas,gunakan tekhnik chinlift atau jaw thrust bila perlu

      b.      Posisikan pasien untuk memaksimalakan ventilasi

     c.       Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

     d.      Lakukan fisioterapi dada bila perlu

     e.       Keluarkan secret dengan batuk atau suction

     f.       Auskultasi suara nafas,catat adanya suara tambahan

     g.      Berikan bronkodilator bila perlu

     h.      Pertahankan masukan cairan sedikitnya 2500 ml per hari

     i.        Monitor respirasi dan identifikasi pemberian O2

     j.        Kolaboras pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai dengan indikasi

Airway Suction

     a.       Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning

     b.      Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

     c.       Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan

     d.      Berikan O2 dengan menggunakan nasal  untuk memfasilitasi suction nasotrakeal

      e.       Gunakan alat yang steril setiap melakukan melakukan tindakan

Page 12: Hemoptisis FILE

      f.       Anjurkan pasien untuk istirahat dan nafas dalam setelah catheter dikeluarkan dari

nasotrakeal

      g.      Monitor status oksigen pasien

      h.      Ajarkan keluarga klien bagaimana cara melakukan suction

     i.        Hentikan suction dan berikan oksigen apabila oksigen apabila pasien menunjukkan

bradikardi,peningkatan saturasi O2, dll.

2.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan

oksigen dalam tubuh. (Nanda, 2009)

  NOC (tujuan keperawatan)

Energy conservation

a.       Dapat melakukan aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan

RR.

b.      Mampu  melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri (mandi, berpakaian, toileting,

berjalan, makan dll)

  NIC (rencana keperawatan)

Energy Management :

     a.       Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

     b.      Monitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas

     c.       Monitor tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

     d.      Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebih

     e.       Monitor nutrisi dan sumber energy yang adekuat

Activity Therapy:

a.Menentukan penyebab intoleransi aktivitas.

b.Kolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medic dalam merencanakan program

terapi yang tepat

c.Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

d.Pantau respon kardiopulmonal sebelum dan sesudah beraktivitas.

e.Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk

aktivitas yang di inginkan

f. Ajarkan kepada klien bagaimana bagaimana menggunakan teknik pernafasan

ketika beraktivitas.

g.Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas (kursi roda,krek)

h.Bantu klien untuk membuat jadwal latihan di wakatu luang

i. Monitor respon fisik,emosi social,dan spiritual

Page 13: Hemoptisis FILE

3.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (Nanda, 2009)

  NOC (tujuan keperawatan)

Knowledge deseases proses

      a.       Klien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis

dan program pengobatan.

      b.      Klien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar.

      c.       Klien dan keluarga memapu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim

kesahatan lainnya.

  NIC (rencana keperawatan)

Teaching : disease Process

a.       Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang

spesifik

b.      Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan

anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

c.       Gambarkan tanda dan gejala yang biasa muncul pada penyakit, dengan cara yang

tepat

d.      Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

e.       Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

f.       Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

g.      Hindari jaminan yang kosong

h.      Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang

tepat

i.        Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah

komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

j.        Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

k.      Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara

yang tepat atau diindikasikan

l.        Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

m.    Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

n.      Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi

perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

BAB IIIPENUTUP

Page 14: Hemoptisis FILE

HEMOPTISIS     A.    KESIMPULAN

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan antara lain:

1.      Mengapa seseorang bisa batuk darah?

      Saluran pernapasan terdiri dari berbagai saluran dimulai dari rongga hidung sampai

saluran – saluran kecil alveoli di paru – paru. Pada setiap saluran ini terdapat pembuluh

darah. Umumnya penyebab terjadinya pendarahan sehingga terjadi batuk darah adalah

karena robeknya lapisan saluran pernapasan sehingga pembuluh darah di bawahnya

ikut sobek dan darah mengalir keluar. Adanya cairan darah kemudian dikeluarkan oleh

adanya reflex batuk. (Azizah, 2009)

2.      Mengapa seseorang yang batuk darah bisa sesak nafas?

Dikarenakan ketidakbersihan jalan nafas (ada darah disaluran pernafasan) yang

menyebabkan jalan nafas menjadi tidak bersih atau tersumbat sehingga seseorang bisa

menjadi sesak nafas. (Azizah, 2009)

3.      Apa hubungan riwayat merokok dan minum minuman beralkohol dengan

batuk darah dan sesak nafas?

Apabila orang yang memiliki riwayat perokok, maka dari rokok itu bisa menyebabkan

sesak nafas karena saat orang yang merokok itu sudah lama maka akan menyebabkan

jaringan pembuluh darah itu menyempit dikarenakan ada flag-flag di pembuluh darah,

ketika menyempit oksigen yang mengalir akan berkurang sedangkan kebutuhan

oksigen didalam tubuh tidak cukup sehingga menyebabkan kerja jantung menjadi berat

sehingga timbulah sesak nafas.

Apabila seseorang mempunyai riwayat minum alkohol kemungkinan besar

bisa berbahaya karena alkohol ini adalah racun sehingga menyebabkan rusaknya sel-sel

didalam tubuh dan juga bisa menyebabkan luka ditubuh bagian dalam.  (Azizah, 2009)

4.      Hubungan batuk darah dengan penyakit TBC.

a.       Apakah semua batuk darah disebabkan karena penyakit TBC?

Belum tentu.

b.      Apakah TBC menyebabkan batuk darah?

Batuk darah bisa merupakan salahsatu dari sekian gejala dari TBC, tapi biasanya itu

merupakan gejala lanjut.

c.       Apa bedanya batuk darah yang disebabkan karena TBC dengan batuk darah karena

penyakit lain?

Sebelumnya, perlu diketahui bahwa batuk darah dapat disebabkan oleh berbagai

macam penyakit. Bisa oleh karena infeksi kuman Tuberculosis (dikenal oleh penyakit

paru/ TBC, atau bisa juga karena kelainan jantung, atau karena infeksi lainnya juga

bisa. Batuk darah karena penyakit TBC biasanya disertai oleh keluhan lain, seperti nafsu

makan berkurang, demam yang tidak terlalu tinggi, badan terasa lebih berkeringat

(terutama saat tidur malam hari), dan penurunan berat badan.(Azizah, 2009)

Page 15: Hemoptisis FILE

5.      Diagnosa keperawatan yang muncul apa-apa saja? Apa-apa saja NOC dan NIC

labelnya?

a.       Ketidakbersihan jalan nafas berhubungan dengan lingkingan (merokok) obstruksi jalan

nafas (materi asing dalam jalan nafas). (Nanda, 2009)

NOC   :Respiratory Status : Ventilation

Respiratory Status : Airway Patency

      NIC     :Airway Management

                  Airway Suction

b.      Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan

oksigen dalam tubuh. (Nanda, 2009)

NOC   :Energy conservation

NIC     :Energy Management

            Activity Therapy

c.       Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan kognitif (nanda, 2009)

NOC   :Knowledge: Disease Process

            Knowledge: Health Behavior

NIC     :Teaching: Disease Process

     B. SARAN

1.      Bagi mahasiswa

a.       Persiapan diri sebaik mungkin sebelum melaksanakan tindakan asuhan keperawatan

pada klien Hemoptisis.

b.      Hendaklah jangan segan untuk bertanya kepada dosen instruktur atau membaca buku

tentang hal-hal yang belum jelas tentang penyakit Hemoptisis.

c.       Selalu semangat ketika berdiskusi dan selalu bekerjasama ketika dalam belajar

kelompok.

d.      Bagi mahasiswa di harapkan bisa melaksaikanakan tindakan asuhan keperawatan

sesuai dengan prosedur yang ada.

2.      Bagi kampus/Dosen pembimbing

a.       Mohon bimbingannya supaya kami lebih memahami tentang konsep penyakit

Hemoptisis.

b.      Kami harapkan tidak bosan untuk memperhatikan dan mendengarkan konsultasi dari

mahasiswa.

Page 16: Hemoptisis FILE

DAFTAR PUSTAKA

Azizah, Puskesmas simpang empat, mengapa aku batuk darah?, tersedia diwww.google.co.id,.http://puskesmassimpangempat.wordpress.com/2009/06/18/kenapa-aku-batuk-darah. (diakses 10 Maret 2012)

Corwin Elizabeth J. Buku saku pathofisiologi. Edisis 3, alih bahasa Nike Budi Subekti, Egi Komara Yuda, Jakarta: EGC, 2009.

Docterman dan Bullechek. Nursing Invention Classifications (NIC), Edition 4, United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Guyton, Arthur C, Fisiologi Manusia dan Mekanisme Panyakit, Edisi 3, Jakarta: EGC, 1997.

Maas, Morhead, Jhonson dan Swanson. Nursing Out Comes (NOC), United States Of America: Mosby Elseveir Acadamic Press, 2004.

Nanda International. Diagnosis Keperawatan: Defenisi dan klassifikasi, Jakarata: EGC, 2009.Rahman, laporan pendahuluan hemoptisis, tersedia

di www.google.co.id, http://rahmaniestblog.blogspot.com/2011/10/laporan-pendahuluan-penyakit-hemoptisis.html. (diakses 10 Maret 2012)

Robiansyah, anatomi system pernafasan, tersedia di www.google.co.id, http://athearobiansyah.blogspot.com/2007/09/anatomi-dasar-sistem-pernafasan.html. (diakses 10 Maret 2012)

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC, 2002.

Page 17: Hemoptisis FILE

Tarwoto & Wartonah.. Kebutuhan Dasar Manusia Dan Proses Keperawatan. Edisi 4. Salemba Medika : Jakarta, 2010

Trim's atas kunjungan anda dan semoga sedikit tulisan ini bermanfaat.....

KIR IMKAN IN I LEWAT EMAILBLOGTHIS!BERBAGI KE TWITTERBERBAGI KE FACEBOOK 

YOGYAKARTA 06.29

REAKSI: LABEL:  LAPORAN PENDAHUAN

0 K O M E N T A R :

P O S K A N K O M E N T A R

L I N K K E P O S T I N G I N I

Buat sebuah Link

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

S E L A M A T D A T A N G . . .

Ne blog q buat untuk untuk iseng2 aja sambil nebeng corat coret di internet, Isi dari blog ini sangat lah sederahana semoga bermanfaat ....

Mezz..

A B O U T S A Y A

THELOSTAMASTA

Tulis apa yang akan dikerjakan, dan kerjakan apa yang sudah ditulis.

Selamat berselancar di dunia maya...L IHAT PROFIL LENGKAPKU

M Y F A C E B O O K

Page 18: Hemoptisis FILE

Gomezz Mezz

Buat Lencana Anda

Diberdayakan oleh Blogger.

W A K T U I N D O N E S I A B A R A TFree Clock

C A T E G O R I E S / L A B E L S

o Artikel Kesehatan  (18)o Askep  (15)o Cerita Pengalaman  (5)o Dunia ISLAM  (7)o Kumpulan Makalah  (4)o Laporan Pendahuan  (14)o Serba-Serbi  (14)o Serba-Serbi Obat-Obatan  (5)o Tips Dunia Pekerjaan  (16)

M E N U P O S T I N G A N / B L O G A R C H I V E

►  2013 (6)

▼  2012 (70)

o ►  Desember (5)

o ►  Oktober (4)

o ▼  September (2)

Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Koroner Lengk...

Laporan Pendahuluan Hemoptisis atau Batuk Darah

o ►  Juli (13)

o ►  Juni (17)

o ►  Mei (29)

►  2010 (1)

Page 19: Hemoptisis FILE

B E R I T A S E A R C H P E N G U N J U N G

A N D A , P E N G U N J U N G K E . . .

 143,731

B L O G R O L L

F O L L O W E R S

E N T R I P O P U L E R

oLaporan Pendahuluan Kebutuhan Rasa Aman dan Nyaman

oLaporan Pendahuluan Gagal Jantung Kongestif / CHF

oLaporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Cairan dan Elektrolit

oLaporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Nutrisi dan Metabolisme

oLaporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Oksigenasi

oHadist Dan Ayat Al-Qur'an Yang Menganjurkan Untuk Menikah

Page 20: Hemoptisis FILE

o

Laporan Pendahuluan TB Paru

o

Laporan Pendahuluan Penyakit Jantung Koroner Lengkap

oLaporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Eliminasi Urin

oLaporan Pendahuluan Kebutuhan Dasar Eliminasi Fekal

 

Gomezz Mezz Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger