hernia 2

6
A. DEFINISI Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding yang lemah ini membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian usus sehingga orang sering menyebut turun perut. Bagian- bagian hernia terdiri dari kantong hernia, isi hernia, pintu hernia, leher hernia dan lokus minoris. Macam-macam hernia berdasarkan sifat klinisnya : 1. Hernia Reponibilis yaitu hernia yang dapat direposisi tanpa operasi 2. Hernia Irreponibilis yaitu organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali ke cavum abdominale kecuali dengan bantuan operasi. Jika telah mengalami perlekatan organ disebut Hernia Akreta. 3. Hernia Strangulasi yaitu organ yang mengalami hernia sudah mengalami gangguan vaskularisasi viscera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi hernia). 4. Hernia Incarserata yaitu hernia irreponibilis yang sudah disertai tanda-tanda ileus mekanis (usus terjepit sehingga aliran makanan tidak bisa lewat). Macam-macam hernia berdasarkan arah hernia : 1. Hernia Eksterna yaitu hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar karena menonjolnya ke arah luar, misalnya; hernia inguinalis lateralis dan medialis, hernia femoralis, hernia umbilikalis, hernia lumbalis dsb.

Upload: trio-agista

Post on 11-Dec-2015

217 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

hernia

TRANSCRIPT

Page 1: hernia 2

A. DEFINISI

Hernia adalah penonjolan isi suatu rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada

dinding rongga. Dinding yang lemah ini membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin.

Gangguan ini sering terjadi di daerah perut dengan isi yang keluar berupa bagian usus sehingga

orang sering menyebut turun perut. Bagian-bagian hernia terdiri dari kantong hernia, isi hernia,

pintu hernia, leher hernia dan lokus minoris.

Macam-macam hernia berdasarkan sifat klinisnya :

1. Hernia Reponibilis yaitu hernia yang dapat direposisi tanpa operasi

2. Hernia Irreponibilis yaitu organ yang mengalami hernia tidak dapat kembali ke cavum abdominale

kecuali dengan bantuan operasi. Jika telah mengalami perlekatan organ disebut Hernia Akreta.

3. Hernia Strangulasi yaitu organ yang mengalami hernia sudah mengalami gangguan vaskularisasi

viscera yang terperangkap dalam kantung hernia (isi hernia).

4. Hernia Incarserata yaitu hernia irreponibilis yang sudah disertai tanda-tanda ileus mekanis (usus

terjepit sehingga aliran makanan tidak bisa lewat).

Macam-macam hernia berdasarkan arah hernia :

1. Hernia Eksterna yaitu hernia yang penonjolannya dapat dilihat dari luar karena menonjolnya ke

arah luar, misalnya; hernia inguinalis lateralis dan medialis, hernia femoralis, hernia umbilikalis,

hernia lumbalis dsb.

2. Hernia Interna yaitu apabila isi hernia masuk ke dalam rongga lain, misalnya ke cavum thorax

atau masuk ke dalam recessus dalam cavum abdomen.

Hernia inguinalis lateralis adalah hernia yang melalui annulus inguinalis

abdominalis/lateralis/internus dan mengikuti jalannya spermatic cord di canalis inguinalis dan

dapat melalui annulus inguinalis subkutan (externus) sampai skrotum. Hernia inguinalis paling

sering timbul pada pria dan lebih sering pada sisi kanan.

B. ETIOLOGI

1. Kongenital

a. Hernia Kongenital Sempurna terjadi karena adanya defek pada tempat-tempat tertentu yang

langsung muncul pada saat dia dilahirkan.

b. Hernia Kongenital Tak Sempurna, bayi dilahirkan normal (kelainan belum tampak) tetapi ia

mempunyai defek pada tempat-tempat tertentu (perdisposisi) dan beberapa bulan setelah lahir

Page 2: hernia 2

akan terjadi hernia melalui defek tersebut karena dipengaruhi oleh kenaikan tekanan intra

abdominal.

2. Akuisital

Faktor penyebab hernia :

1.      Tekanan intra abdominal yang tinggi, misalnya sering mengejan, batuk, menangis, pada peniup

terompet, ibu yang sering melahirkan, pekerja angkat berat dll.

2.      Konstitusi tubuh, misalnya pada orang kurus dan orang gemuk.

3.      Banyaknya preperitoneal fat.

4.      Distensi dinding perut.

5.      Cicatrix

6.      Penyakit yang melemahkan otot-otot dinding perut.

Pada anak-anak terjadinya hernia berhubungan dengan proses perkembangan alat reproduksi

ketika si anak masih di dalam kandungan. Karena itu pada bayi dan anak-anak lebih sering

merupakan keadaan bawaan sejak lahir (kongenital) dan berisi cairan. Di selangkangan pada bayi

yang belum lahir terdapat pipa saluran, pada bayi laki-laki saluran ini menjadi tempat turunnya

buah zakar yaitu rata-rata pada umur 8 bulan.

Pipa saluran ini akan menutup pada saat bayi dilahirkan, dalam keadaan normal saluran ini

akan segera menutup setelah bayi berusia 2 bulan. Namun ada kalanya saluran ini belum

menutup setelah bayi lahir sehingga memungkinkan isi perut, baik itu usus maupun bagian lain

dari usus untuk memasuki saluran ini.

C. PATOFISIOLOGI

Adanya defek pada suatu dinding rongga menyebabkan lubang pada rongga perut sehingga

terjadi penonjolan perineum parietal yang berisi viskus yang membentuk benjolan. Tonjolan

bisa muncul sewaktu-waktu saat tekanan intra abdomen meningkat. Pada awalnya tonjolan ini

bisa masuk kembali setelah dibawa berbaring dan akan muncul lagi saat tekanan intra abdomen

meningkat. Semakin sering tonjolan itu muncul, semakin menjadi besar ukurannya berarti jadi

makin lemah liang saluran di dinding perut dan semakin banyak isi perut yang keluar dari

dinding perut.

Lama kelamaan tonjolan yang semakin besar itu mungkin tidak bisa spontan masuk dengan

jari (hernia reponable), jika dibiarkan bisa saja terjadi perlengketan di dalamnya bisa sampai ke

Page 3: hernia 2

tahapan tonjolan sudah tidak dapat dimasukkan lagi (hernia irreponable). Apabila isi jeroan

dalam tonjolan ini sudah mulai bermasalah karena usus sendiri punya mobilitas sehingga usus

dapat terpelintir dalam kantong hernia maka terjadi penjepitan pada usus tadi (hernia

inkarserata). Bila isi hernia yang terjepit semakin membesar, lama kelamaan usus akan tercekik

lalu tak dapat aliran darah lagi. Kondisi terminal hernia inilah yang perlu tindakan gawat darurat

(hernia strangulata). Bila keadaan ini dibiarkan jaringan usus akan membusuk, mati dan rusak

lalu terjadi gawat darurat perut (acute abdomen).

I. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

Diagnosa keperawatan pada klien preoperatif :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d berkurangnya batuk dan peningkatan kongesti

paru

2. Ansietas b.d kurang pengetahuan tentang pembedahan yang akan dilaksanakan, adanya

ancaman kehilangan bagian tubuh

3. Ketidakefektifan koping keluarga; menurun b.d perubahan sementara pada peran klien,

beratnya operasi yang akan dilaksanakan

4. Ketakutan b.d pembedahan yang akan dilaksanakan, antisipasi nyeri pasca operatif.

5. Kurang pengetahuan tentang implikasi pembedahan b.d kurang pengalaman tentang

operasi, kesalahpahaman tentang informasi.

6. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d nutrisi preoperatif

7. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh b.d asupan nutrisi yang berlebihan.

8. Ketidakberdayaan b.d operasi darurat

9. Resiko gangguian integritas kulit b.d radiasi preoperatif, imobilisasi selama operasi

10. Gangguan pola tidur b.d ketakutan menghadapi operasi, jadwal preoperatif rutin di rumah

sakit

Diagnosa keperawatan untuk pasien pasca operatif :

1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas b.d hilangnya batuk, penumpukan sekret, sedasi

yang berkepanjangan.

2. Ketidakefektifan pola nafas b.d nyeri insisi, efek analgesik pada ventilasi.

Page 4: hernia 2

3. Nyeri b.d insisi bedah.

4. Ketidakefektifan koping individu b.d paksaan menjalani pembedahan, terapi pasca

operatif.

5. Resiko kekurangan volume cairan b.d drainase luka, asupan cairan yang tidak adekuat.

6. Resiko kerusakan integritas kulit b.d drainase luka, gangguan mobilitas

7. Berduka adaptif b.d kondisi kritis klien

8. Hambatan mobilitas fisik b.d nyeri, pembatasan aktivitas pasca operatif.

9. Perubahan membran mukosa oral b.d puasa.

10. Defisit perawatan diri : makan, membeersihkan diri, memakai baju,. toileting b.d

pembatasan aktivitas pasca operasi.

11. Resiko perubahan suhu tubuh b.d penurunan metabolisme.

12. Resiko infeksi b.d luka insisi

13. Gangguan komunikasi verbal b.d pemasangan selang endotrakhea atau selang pada jalan

nafas.