herpes simplex virus

Upload: ditabok

Post on 14-Oct-2015

36 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Herpes Simplex Virus Dapat bereplikasi pada semua jenis sel Grow rapidly and highly cytolytic Responsible pada berbagai penyakit, seperti gingivostomatitis, keratoconjunctivitis, encephalitis, genital disease dan infeksi pada newborn.Properties of the VirusesAda dua tipe HSV yaitu tipe 1 dan tipe 2 yang dapat dibedakan dengan sequence analysis atau dengan restriksi analisis enzim viral DNA. Juga berbeda pada mode of transimisi, HSV 1 tersebar dengan kontak, biasanya berhubungan dengan saliva yang terinfeksi, sementara HSV 2 ditransmisikan secara seksual atau dari maternal genital infection terhadap newborn. Hal ini menyebabkan perbedaan gambaran klinis terhadap manusia. HSV growth cycle terjadi cepat, membutuhkan 8-16 jam untuk selesai. Genome HSV besar (sekitar 150 kbp) dan bisa mengkode 70 polipeptida. Setidaknya ada 8 viral glikoprotein adalah viral late gene products. Glikoprotein D adalah most potent inducer of neutralizing antibodies. Glikoprotein C adalah komplemen (C3b)-binding protein, dan glikoprotein E adalah Fc receptor, menempel pada bagian Fc dari IgG. Glikoprotein G adalah tipe spesifik dan membedakan antigen antara HSV-1 dan HSV-2.

Pathogenesis &PathologyA. PathologyKarena HSV menyebabkan infeksi cytolytic, maka patologinya adalah nekrosis dari sel yang terinfeksi dan juga respon inflamasi. Lesi terinduksi pada kulit dan membran mukus oleh HSV-1 dan HSV-2 adalah sama dan mirip dengan varicella-zoster. Perubahan yang diinduksi oleh HSV sama untuk primary dan recurrent infection tetapi bervariasi derajatnya.Karakteristik histopatologi adalah ballooning of infected cells, produksi Cowdry tipe A intranuclear inclusion bodies, marginasi kromatin, dan formasi multinucleated giant cell.

B. Primary InfectionHSV ditransmisikan oleh kontak. Virus harus masuk ke membran mukosa atau broken skin untuk menginisiasi infeksi (unbroken skin resisten). Infeksi HSV-1 biasanya terbatas pada oropharynx, dan virus tersebar oleh respiratory droplet atau kontak langsung dengan saliva yang terinfeksi. HSV-2 biasanya ditransmisikan oleh rute genital. Replikasi virus terjadi pertama pada tempat infeksi. Virus kemudian menginvasi local nerve ending dan ditransportasikan dengan retrograde axonal flow ke dorsal root ganglia dimana setelah replikasi maka terjadi latency. Oropharyngeal HSV-1 mengakibatkan infeksi laten di trigerminal ganglia, sementara genital HSV-2 terjadi latensi pada sacral ganglia. Viremia umum terjadi saat infeksi primary HSV-2 daripada saat infeksi HSV-1.Primary HSV biasanya ringan, sebagian besar asymptomatic. Penyebaran ke organ-organ terjadi ketika imun host sudak tidak bisa membatasi replikasi virus.

C. Latent InfectionVirus berada secara laten pada ganglia yang terinfeksi dengan keadaan non-replicating, hanya beberapa gen virus yang diekspresikan. Viral berada pada ganglia selama hidup host. Provocative stimulus bisa meng-reaktivasi virus dari keadaan laten, yaitu axonal injury, fever, physical atau emotional stress, dan paparan terhadap ultraviolet. Virus mengikuti axon kembali ke peripheral site dan replikasi terjadi pada kulit atau membran mukus. Reaktivasi spontan terjadi pada HSV-specific humoral dan cellular immunity pada host. Clinical Findinga. Oropharyngeal DiseasePrimary HSV-1 infection biasanya asymptomatic. Symptomatik biasanya muncula pada anak kecil (1-5 tahun) dan meliputi buccal dan ginginval mucosa. Masa inkubasi pendek sekitar 3-5 hari dengan range 2-12 hari dan tanda klinis Selma 2-3 minggu. Gejala meliputi demam, sakit tenggorokan, vesicular dan lesi ulcer, gingivostomatitis dan malaise. Recurrent disease dikarakteristikkan dengan kumpulan vesikel yang terlokalisasi pada batas bibir. Ada rasa sakit tapu menhilang dalam waktu 4-5 hari. b. KeratoconjunctivitisInfeksi oleh HSV-1 c. Genital HerpesBiasanya diakibatkan oleh HSV-2 walaupun HSV-1 bisa mengakibatkan episode klinis genital herpes. Primary genital herpes bisa prah dengan illness lasting 3 minggu. Dikarakteristikkan dengan vesiculoulcerative lesion pada penis atau cervix, vulva, vagina, dan perineum. Lesi sangat sakit dan bisa diasosiasikan dengan demam, malaise, dysuria, dan inguinal lymphadenoptahy. Komplikasinya adalah aseptic meningitis dan extragenital lesion.d. Skin Infectione. Encephalitisf. Neonatal HerpesRyte yang paling umum terjadi infeksi adalah kontak dengan lesi herpes pada birth canal. Bayi dengan neonatal herpes memiliki 3 kategori, yaitu lesi yang terlokalisasi pada kulit, mata, dan mulut, encephalitis dengan atau tanpa localized skin involvement, disseminated disease involving multiple organg. Infection in Immunocompromised Host

ImmunityBanyak newborn mendapatkan virus ini dari maternal antibody. Antibody ini hilang selama 6 bulan pertama dan period of greatest susceptibilityto primary infection terjadi antara umur 6 bulan sampai 2 tahun. Saat primary infection, antibody IgM muncul transiently dan diikuti oleh IgG dan IgA yang ada selama periode yang panjang. Semakin parah primary infection atau semakin sering recurrent, semakin tinggi level respon antibody. Setelah sembuh dari primary infection, maka virus dalam keadaan laten dengan adanya antibody. Antibody ini tidak mencegah re-infeksi atau reaktivasi dari virus laten

Laboratory DiagnosisA. CytopathologyMetode cytology cept untuk stain scraping yang didapatkan dari vesicle. Adanya multinucleated giant cell mengindikasikan HSV-1, HSV2 atau varicella zoster.

B. Isolation & Identification of Virus Virus mungkin di-isolasi dari lesi herpes dan mungkin ditemukan pada throat washing, cerebrospinal fluid, dan stool saat primary infection atau asymptomatic period. Inokulasi kultur jaringan digunakan untuk isolasi virus. HSV mudah untuk dikultivasidan efek cytopathic muncul 2-3 hari. Agen kemudian diidentifikasi dengan tes Nt atau immunofluorescence staining dengan specific antiserum.

C. Polymerase Chain ReactionPCR bisa digunakan untuk mendeteksi virus dan sensitive juga spesifik.

D. SerologyAntibodi muncul pada hari ke 4-7 setelah infeksi dan mencapai puncak 2-4 minggu. Antibody bertahan dengan fluktuasi kecil selama hidup host. Metodenya dengan Nt, immunofluorescence dan ELISA.

Epidemiology Insidensi infeksi HSV-1 tertinggi terjadi pada anak-anak umur 6 bulan sampai 3 tahun 70-90% orang dewasa mempuyai antibody tipe 1 40-60 juta individu terinfeksi HSV-2 di Amerika Serikat

Treatment, Prevention, & ControlBeberapa obat antiviral terbukti efektif melawan infeksi HSV yaitu acyclovir, valacyclovir, dan vidarabine. Semua merupakan inhibitor sintesis viral DNA. Acyclovir, analog nucleoside mengalami monofosforilasi oleh HSV thymidine kinase dan dikonversi menjadi bentuk trifosfat olehcellular kinase. Acyclovir triphosphate bergabung dengan viral DNA oleh HSV polymerase, dimana akan mencegah perpanjangan rantai.