historical development of letters

10
A 1. Pictograph Pictogram, atau Pictograph, adalah gambar yang mewakili gagasan, dan dan disampaikan melalui perupaan bentuk fisik obyek aslinya. Beberapa rambu-rambu lalu lintas, menggunakan piktogram sebagai 'bahasa'-nya. Piktogram pertama kali digunakan secara resmi pada Olimpiade di Inggris pada tahun 1948, dan mulai rutin digunakan sejak Olimpiade di Jepang pada tahun 1964. Karena Olimpiade dihadiri oleh berbagai peserta dari berbagai suku bangsa dan bahasa, maka penggunaan piktogram dipandang bisa memudahkan komunikasi. Piktogram lalu digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, menggambarkan cabang-cabang olahraga yang dilombakan. Piktogram ini digunakan pada tiket, sign system, dan lainnya, demikian sehingga peserta dengan mudah dapat mencari tempat kegiatan berlangsung. Sejarah Piktogram sebenarnya diawali oleh lukisan-lukisan pra sejarah. Kebudayaan Mesir, China, dan Sumeria sudah menggunakannya sejak hampir 5000 tahun silam. Tulisan China yang sampai sekarang bertahan, pada dasarnya juga penerapan Piktogram. Piktogram mudah dipahami, karena bentuknya berupaya menyederhanakan, dan tidak sekedar menyimbolkan. Kalau pada rambu lalu lintas, tanda P berarti parkir, ini bukan bahasa visual karena tidak menggambarkan kegiatan yang ingin disampaikan seperti pada piktogram. Bandingkan dengan gambar rambu orang yang sedang membawa sekop, dan di depannya terdapat siluet kumpulan pasir / tanah. Ini baru Piktogram.

Upload: kuma-phantomhive

Post on 23-Jun-2015

1.146 views

Category:

Education


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Historical Development of Letters

A 1. Pictograph

Pictogram, atau Pictograph, adalah gambar yang mewakili gagasan, dan dan disampaikan melalui perupaan bentuk fisik obyek aslinya. Beberapa rambu-rambu lalu lintas, menggunakan piktogram sebagai 'bahasa'-nya.

Piktogram pertama kali digunakan secara resmi pada Olimpiade di Inggris pada tahun 1948, dan mulai rutin digunakan sejak Olimpiade di Jepang pada tahun 1964. Karena Olimpiade dihadiri oleh berbagai peserta dari berbagai suku bangsa dan bahasa, maka penggunaan piktogram dipandang bisa memudahkan komunikasi.

Piktogram lalu digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi, menggambarkan cabang-cabang olahraga yang dilombakan. Piktogram ini digunakan pada tiket, sign system, dan lainnya, demikian sehingga peserta dengan mudah dapat mencari tempat kegiatan berlangsung.

Sejarah Piktogram sebenarnya diawali oleh lukisan-lukisan pra sejarah. Kebudayaan Mesir, China, dan Sumeria sudah menggunakannya sejak hampir 5000 tahun silam. Tulisan China yang sampai sekarang bertahan, pada dasarnya juga penerapan Piktogram.

Piktogram mudah dipahami, karena bentuknya berupaya menyederhanakan, dan tidak sekedar menyimbolkan. Kalau pada rambu lalu lintas, tanda P berarti parkir, ini bukan bahasa visual karena tidak menggambarkan kegiatan yang ingin disampaikan seperti pada piktogram. Bandingkan dengan gambar rambu orang yang sedang membawa sekop, dan di depannya terdapat siluet kumpulan pasir / tanah. Ini baru Piktogram.

Piktogram Olimpiade 2012 di London

Page 2: Historical Development of Letters

A 2. Cuneiform

Sistem penulisan Cuneiform telah digunakan selama lebih dari 35 abad sebagai sistem pertama di dunia dan mengalami beberapa tahap evolusi dari tahun 34 SM sampai1 tahun Masehi. Sistem ini terdiri dari kombinasi logophonetic, tanda-tanda abjad dan suku kata konsonan.

Cuneiform mengalami perubahan yang cukup lama dengan jangka waktu lebih dari dua ribu tahun. Gambar di bawah ini menunjukkan perkembangan kepala "tanda SAG"

Tahap 1 menunjukkan pictogram seperti yang ditarik sekitar 3000 SM. Tahap 2 menunjukkan pictogram diputar dan dipakai sekitar tahun 2800 SM. Tahap 3 menunjukkan mesin terbang yang diabstraksikan dalam prasasti monumen kuno sejak tahun 2600 SM, dan tahap 4 adalah tanda seperti yang tertulis di tanah liat, kontemporer ke panggung 3. Tahap 5 merupakan akhir milenium ke-3, dan tahap 6 merupakan ductus Asiria Lama, milenium ke-2 awal. Tahap 7 adalah tanda yang disederhanakan seperti yang ditulis oleh ahli-ahli Taurat Asyur dalam 1 milenium awal, dan sampai kepunahan Cuneiform itu sendiri.

A 3. Hieroglyph

Hieroglif sudah muncul dari sebelum kesusastraan tradisi artistik Mesir. Contohnya, simbol pada tembikar Gerzean dari tahun 4000 SM menyerupai penulisan Hieroglif. Selama beberapa tahun, prasasti Hieroglif yang pertama kali diketahui adalah Narmer Palette, ditemukan dalam penggalian di Hierakonpolis (sekarang Kawm al-Ahmar) pada tahun 1890-an, yang diperkirakan tahun 3200 SM. Bagaimanapun, pada tahun 1998, tim arkeologis Jerman di bawah pimpinan Günter Dreyer pada penggalian di Abydos (sekarang Umm el-Qa'ab) menemukan sebuah makam dari seorang penguasa Predynastic, dan menemukan tiga ratus pahatan nama dari tanah liat dengan proto-hieroglyphs, tertanggal pada masa Naqada IIIA dari abad ke-33 Sebelum Masehi. Kalimat pertama yang tertulis penuh dengan hieroglif sejauh yang ditemukan adalah kesan segel yang ditemukan di makam Seth-Peribsen yang terletak di Umm el-Qa'ab, tertanggal dari dinasti kedua. Di zaman Kerajaan Tua, Kerajaan Tengah, dan Kerajaan Baru, terdapat sekitar 800 hieroglif. Saat zaman Greco-Roman, mereka menomori lebih dari 5,000 Hieroglif. Pada abad keempat, beberapa orang mesir akhirnya dapat membaca Hieroglif. Penggunaan hieroglif kemudian berhenti setelah penutupan seluruh gereja non-kristen pada tahun 391 Masehi oleh Kaisar Roman, Theodosius I; yang tertulis dalam prasasti terakhir dari Philae, diketahui sebagai The Graffito of Esmet-Akhom, tahun 396 Masehi. Penemuan Hieroglif yang paling menggemparkan dalam sejarah modern adalah penemuan Batu Rosetta pada sekitar tahun 1799. Orang yang mendapatkan penghargaan dari menafsirkan tulisan tersebut adalah Jean Francois Champollion.

Page 3: Historical Development of Letters

Pada awalnya, orang Mesir menggunakan bentuk gambar tulisan yang kasar, seperti yang digunakan oleh suku-suku primitif di seluruh dunia. Hieroglif adalah gambar yang masing-masing mewakili objek alamiah. Matahari digambarkan sebagai piringan, bulan digambarkan dengan bulan sabit, air digambarkan oleh garis gelombang, orang dengan bentuk orang, dan lain sebagainya. Akan tetapi, tulisan gambar ini tidak dapat mewakili kata-kata atau benda-benda yang tidak dapat dilihat mata seperti pikiran, cahaya, dan hari. Sehingga Hieroglif pun lebih dianggap sebagai simbol ide daripada sebuah gambar objek. Piringan dapat juga berarti ‘hari’, bukan hanya berarti matahari. Ide-ide ini disebut dengan ‘ideogram’. Perkembangan hieroglif selanjutnya adalah menggunakan gambar, lebih untuk mewakili bunyi daripada untuk mewakili objek sesungguhnya. Misalnya, sebuah gambar lebah dapat bukan berarti serangga, melainkan merujuk pada kata ‘lebah’. Daun dapat memiliki arti ‘percaya’ (kita gunakan kata dalam Bahasa Indonesia untuk memudahkan dalam menunjukkan bagaimana cara kerjanya). Hieroglif seperti itu, yang digunakan sebagai bunyi, dikenal dengan nama ‘fonogram’. Belakangan, orang Mesir dapat menulis kata apa saja yang mereka kenal, baik kata itu berarti sesuatu yang dapat mereka gambarkan atau tidak. Dari fonogram tersebut mereka mengembangkan satu seri tanda, masing-masing mewakili satu huruf. Dalam penulisan, orang Mesir hanya menggunakan huruf konsonan (huruf mati) saja. Misalnya, kata ‘minum’ hanya akan ditulis ‘mnm’ (tentunya dengan menggunakan tulisan Mesir). Orang Mesir juga terus menggunakan simbol-simbol lama dalam tulisan mereka seperti ideogram, fonogram, dan picturegram (tulisan gambar) semuanya digabungkan. Seiring berjalannya waktu, tulisan tersebut menjadisangat rumit sehingga tidak mudah dimengerti oleh orang awam.

A 4. Ideograph

Simbol atau gambar yang dipakai dalam penulisan; misalnya, dalam bahasa Cina, simbol itu menunjukkan sebuah objek atau sebuah pemikiran, bukan seperti pada sistem fonetik yang kesemuanya itu ditentukan oleh bunyi simbolnya.

A 5. Phonograph

Page 4: Historical Development of Letters

Phonograph, pemutar piringan hitam, atau gramofon adalah perangkat yang umum digunakan sebagian besar dari tahun 1870-an hingga 1980-an untuk bermain rekaman suara. Secara modern, perangkat ini sering disebut pemain, turntable merekam, atau rekaman changer. Bila digunakan bersama dengan mixer sebagai bagian dari DJ set up, mereka sering disebut deck. Phonograph terkenal karena dapat merekam dan memutar suara. Phonograph (”penulis suara”) berasal dari kata Yunani φωνή (berarti “suara” atau dan diterjemahkan sebagai telepon) dan γραφή (berarti “menulis” dan diterjemahkan sebagai

graphē).

B 1. Roman Square Capitals

Masa kejayaan bangsa Romawi banyak membuat monument-monumen yang berukiran huruf-huruf. Ukiran huruf tersebut memiliki keindahan rupa serta proporsi bentuk yang sangat baik. Huruf-huruf ini dikenal dengan Square Capitals, dan merupakan cikal bakal huruf kapital yang digunakan sekarang ini.

B 2. Roman Scripts

Gaya Roman Scripts yang paling penting adalah Capitalis Quadrata, yang banyak digunakan dari abad ke-2 hingga abad ke-5. Huruf ini merupakan versi kaligrafi dari Square Capitals. Huruf ini banyak digunakan untuk naskah penting dan judul buku. Ciri khas dari Roman Scripts adalah ketebalan strokes yang kontras antara satu dengan yang lain.

B 3. Uncial Scripts

Seiring dengan runtuhnya Kerajaan Romawi pada abad ke-3 menyebabkan Kerajaan Romawi terpecah menjadi dua bagian. Pada abad pertengahan, sebagian besar rakyat hidup dalam kemiskinan, banyak sekali yang buta huruf. Pada saat itu, umat Nasrani melakukan kegiatan pendidikan dan kebudayaan. Tulisan dan naskah keagamaan menjadi inspirasi dan motivasi dalam pembuatan buku-buku.

B 4. Half-Unicial Scripts

Page 5: Historical Development of Letters

Half-Unicial Scripts sering juga disebut Semi-Unicial Scripts, merupakan bentuk asli dari huruf kecil, hampir bersamaan dengan Unicial Scripts sekitar abad ke-4. Huruf ini banyak digunakan untuk membuat catatan-catatan pendek dan biasanya ditulis pada tepi naskah. Ukuran dari huruf ini adalah setengah dari Unicial Scripts dengan memberi tekanan pada ascender dan descender.

B 5. Carolingian Minuscule Scripts

Pada abad ke-7, ketika Charlemagne menjadi pemimpin di sentral Eropa yang banyak menaruh perhatian pada bidang menulis dan membaca, namun melalui gagasannya dibangun sekolah di istananya yang mengajarkan car menyalin dan memproduksi naskah-naskah yang menjadi cikal bakal lahirnya kembali ilmu pengetahuan dan kesenian.

Pada masa itu, penyalin huruf memiliki kualitas keterampilan yang buruk sehingga banyak sekali naskah yang sukar dibaca. Akhirnya Charlemagne mengangkat Acluin of York, yaitu seorang budayaan dari Inggris sebagai penasihatnya untuk menangani penggandaan buku serta pembuatan huruf. Acluin menciptakan suatu desain tata letak serta gaya desain huruf yang baru yang diberi nama Carolingian Minuscule Scripts. Huruf ini merupakan cikal bakal bentuk huruf kecil kontemporer yang kita gunakan saat ini. Carolingian Minuscule Scripts memiliki beberapa ascender dan descender yang memudahkan untuk dibaca walau ditulis dalam ukuran tulisan yang kecil.

B 6. Arabian

Bangsa Romawi menulis angka dengan simbol huruf capital, seperti; I, V, X, L, C, D, dan M. sedangkan angka yang ditulis dalam alfabet Latin berasal dari kebudayaan Islam. Pada abad ke-7, bangsa Arab mendominasi kepiawaian dalam ilmu matematik. Baru pada abad ke-13, angka yang dari alfabet Arab diterapkan ke dalam sistem alfabet Latin. Angka-angka ini banyak digunakan secara luas oleh para pedagang serta para ahli sistem matematik dari wilayah Eropa.

B 7. Gothic

Page 6: Historical Development of Letters

Periode Gothic terjadi pada abad ke-12 hingga abad ke-15 yang dimotori oleh para humani Itali di zaman Renaissance. Periode ini ditandai dengan munculnya kembali elemen-elemen klasik ke dalam pembendaharaan visual.

Ciri huruf ini adalah dominasi garis-garis vertikal sangat kuat dan penggunaan ornamen-ornamen pada huruf inisial. Pada umumnya, tulisan bergaya Gothic sangat dekoratif dan sulit dibaca. Peranan nilai estetik yang lebih dominan dibanding nilai fungsionalnya.

B 8. Renaissance

Periode Renaissance ditandai dengan kembalinya komponen klasik di berbagai media. Terminologi dipakai untuk mengacu kepada periode yang dimulai abad ke-14 hingga abad ke-15 di Itali. Ketika kesusastraan klasik dari Yunani kuno dan Roma dihidupkan kembali. Hal ini dikaitkan erat dengan pendekatan-pendekatan yang inovatif terhadap desain-desain buku yang mencakup rancangan huruf, tata letak, ilustrasi gambar,serta ornamen.

B 9. Baroque Scripts

Dalam desain grafis di masa Renaissance, banyak sekali dipengaruhi oleh prinsip-prinsip yang berbasis pada harmoni, proporsi, dan keseimbangan. Periode Baroque ini terjadi pada abad ke-17 memiliki tendensi pada seni kaligrafi. Desin huruf dipenuhi hiasan dan ornamen dari elaborasi guratan-guratan garis memberikan kesan mewah.

Rancangan huruf pada periode ini dipengaruhi oleh perkembangan perangkat yang dimulai pada abad ke-16. Perubahan dari ujung pena yang lebar menjadi lancip, serta perubahan pena bulu angsa menjadi pena baja memungkinkan terciptanya guratan-guratan garis yang sangat tipis.

C 1. Old Style

Page 7: Historical Development of Letters

Huruf ini memiliki kait dengan bentuk kurva yang menghubungkan dengan garis utama (stroke) huruf, hingga huruf ini lebih terlihat “kuno” dari pada huruf Serif lainnya. Contoh dari huruf ini adalah Caslon, Caxton, Garamond, Goudy, Palatino, Early Roman.

C 2. Transitional

Antara kait dengan garis utama (stroke) huruf, dihubungkan dengan kurva atau lengkungan dan memiliki sudut pada kaitnya. Contoh dari huruf ini adalah Baskerville, Century, Tiffany, Times New Roman.

C 3. Modern

Kait dan garis utama dibentuk dengan sudut-sudut. Huruf Serif jenis ini akan tampak lebih baru/modern dari pada huruf Serif lainnya. Contohnya adalah Bodoni.

C 4. Egyptian

Egyptian atau Slab Serif memiliki kait yang lebih tebal, hal ini mengingatkan kita akan bentuk tiang-tiang dengan yang kokoh pada bangunan-bangunan Mesir kuno. Egyptian juga sering dipergunakan pada tema-tema Western atau Cowboy. Contohnya adalah: Clarenden, Lubalin, Memphis.

C 5. Sans Serif

Jenis huruf sans serif adalah jenis huruf yang tidak memiliki garis-garis kecil dan bersifat solid. Jenis huruf seperti ini lebih tegas, bersifat fungsional dan lebih modern. Contoh font yang digolongkan kepada sans serif adalah : Arial, Futura, Avant Garde, Bitstream Vera Sans, Century Gothic dan lain sebagainya.