hubungan antara sikap demokrasi dengan sikapeprints.uns.ac.id/8500/1/216661511201102351.pdfyang...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP
INTEGRASI PADA MASYARAKAT DESA DAYU
KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2010 / 2011
SKRIPSI
Oleh :
FATMA WATI
K 6406031
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP
INTEGRASI PADA MASYARAKAT DESA DAYU
KECAMATAN GONDANGREJO
KABUPATEN KARANGANYAR
TAHUN 2010 / 2011
Oleh :
FATMA WATI
K 6406031
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Sosial
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji
Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Pembimbing I
Drs. Hassan Suryono, SH, MH, M.Pd
NIP. 195605151985031 001
Pembimbing II
Drs. ES. Ardinarto, M. Pd
NIP. 19460727 198003 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan TIM Penguji Skripsi Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan dan diterima untuk memenuhi persyaratan
mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Hari :
Tanggal :
Tim Penguji Skripsi
Nama terang Tanda tangan
Ketua : Drs. Machmud AR, SH, M.Si (……………………)
Sekeretaris : Winarno, S.Pd, M.Si (……………………)
Anggota I : Drs.Hassan Suryono, M.Pd, SH, MH (……………………)
Anggota II : Drs. E.S. Ardinarto, M.Pd (……………………)
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan.
Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd,
NIP. 19621126 198103 1 001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Fatma Wati. HUBUNGAN ANTARA SIKAP DEMOKRASI DENGAN SIKAP INTEGRASI PADA MASYARAKAT DESA DAYU KECAMATAN GONDANGREJO KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2010 / 2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Februari 2011. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : ada tidaknya hubungan yang positif dan signifikan antara Sikap Demokrasi Dengan Sikap Integrasi Pada Masyarakat Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 / 2011.
Sejalan dengan masalah dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan metode deskriptif korelasional. Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Dayu kecamatan Gondangrejo kabupaten Karanganyar, dengan populasi sejumlah 903 penduduk. Sampel diambil dengan teknik random sampling sejumlah 91 penduduk. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Sikap Demokrasi sedangkan variabel terikatnya adalah Sikap Intergasi. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah dengan menggunakan alat pengumpulan data berupa angket yang berisi daftar pernyataan tertulis. Teknik analisa yang digunakan adalah teknik analisa korelasi Product Moment dari Pearson.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang positif dan signifikan antara Sikap Demokrasi Dengan Sikap Integrasi Pada Masyarakat (rxy > rtabel atau 0,459 > 0,207) dan ( thitung > ttabel atau 4,440 > 1,987) pada taraf signifikasi 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRACT
Fatma Wati. THE RELATIONSHIP BETWEEN THE DEMOCRATION ATTITUDE WITH THE INTEGRATION ATTITUDE OF THE SOCIETY IN THE VILLAGE DAYU SUBDISTRICT GONDANGREJO REGENCY KARANGANYAR YEAR OF 2010/2011. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty. Surakarta Sebelas Maret University. February 2011.
The objective of research is to find out: whether or not there is a positive and significant relationship between the democration attitude with the integration attitude of the society in the village Dayu subdistrict Gondangrejo Regency Karanganyar year of 2010/2011.
In line with the research problem and objective, this research employed a correlational descriptive method. The population of research was the society of village Dayu subdistrict Gondangrejo regency Karanganyar, consisting of 903 society. The sample was taken using random sampling technique, 91 society. The independent variable of research was the democration attitude while the dependent one was the Integration Attitude. Technique of collecting data used was questionnaire containing written checklist. Technique of analyzing data employed was Pearson’s Product Moment correlational analysis technique.
Considering the result of research, it can be concluded that there is a positive and significant relationship between the democration attitude with the integration attitude in the society (rxy > r tabel or 0,459 > 0,207) and ( tstatistic > t tabel or 4,440 > 1,987) at significance level of 5%.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
” Barang siapa yang mengajarkan ilmu, maka ia akan mendapatkan pahala orang
yang mengerjakannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengerjakannya ”
( Nabi Muhammad SAW )
”Dan janganlah kamu menyerupai orang-orang yang bercerai berai dan berselisih
sesudah datang keterangan yang jelas kepada mereka. Mereka itulah orang-orang
yang mendapat siksa”
( Al-Qur’an Surat Al-Imron Ayat 105 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan Kepada:
Ibu dan Bapak tercinta atas segala perhatian dan cintanya
Suami tercinta atas segala pengorbanannya
Putra tersayang sebagai penyemangat hidup
Ninis, Berty, Arum, Nanda, Jasmin, Iin atas semua dukungannya
Teman-teman angkatan 2006
Almamater
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan untuk memenuhi sebagian
persyaratan dalam mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dari berbagai
pihak selama persiapan, pelaksanaan sampai akhir penyelesaian skripsi ini. Untuk
itu dalam kesempatan ini, penulis sampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. Dekan Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan UNS.
2. Drs. Syaiful Bachri, M.Pd. Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial FKIP UNS.
3. Dr. Sri Haryati M.Pd. Ketua Program Studi Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan yang telah berkenan memberi ijin dalam penyusunan
skripsi ini.
4. Drs. Hassan Suryono, SH, MH, M.Pd. Pembimbing I yang telah meluangkan
waktunya dan dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan demi
terselesaikannya skripsi ini.
5. Drs. ES. Ardinarto, M. Pd. Pembimbing II yang telah meluangkan waktunya
dan dengan sabar memberikan bimbingan dan pengarahan demi
terselesaikannya skripsi ini.
6. Bapak Sunaryo. Kepala Desa yang telah memberikan ijin try out dan
penelitian di Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar.
7. Berbagai pihak atas segala bantuannya yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Surakarta, April 2011
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGAJUAN………………………………………………….
ii HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………………
HALAMAN PENGESAHAN.........................................................................
iii
iv HALAMAN ABSTRACT…………………………………………………... v
HALAMAN MOTTO...................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….. viii
KATA PENGANTAR………………………………………………………. ix
DAFTAR ISI………………………………………………………………… x
DAFTAR TABEL…………………………………………………………… xiii
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….. xiv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………………… xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah……………………………..
B. ldentifikasi Masalah………………………………....
C. Pembatasan Masalah…………………………………
D. Perumusan Masalah………………………………….
E. Tujuan Penelitian…………………………………….
F. Manfaat Penelitian…………………………………..
1
4
4
4
5
5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka……………………………………
1. Tinjauan Tentang Sikap Demokrasi………………
2. Tinjauan Tentang Sikap Integrasi…………………
3.Tinjauan Tentang Hubungan Sikap Demokrasi
Dengan Sikap Integrasi……………………………
B. Kerangka Berpikir…………………………………..
C. Perumusan Hipotesis…………………………….....
7
7
17
23
24
25
BAB III METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian...................................
B. Metode Penelitian…………………………………..
C. Populasi dan Sampel..................................................
D. Teknik Pengumpulan Data.........................................
E. Teknik Analisis Data………………………………..
26
26
27
30
36
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data ……………………...........................
1. Data Sikap Demokrasi……………………………
2. Data Sikap Integrasi………………………………
B. Pengujian Persyaratan Analisis…………………......
1. Uji Normalitas……………………………………
2. Uji Linieritas……………………………………..
C. Pengujian Hipotesis…………………………………
1. Analisis Data……………………………………..
2. Penafsiran Hipotesis……………………………..
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis…………………
D. Pembahasan Hasil Analisis Data……………………
41
41
42
44
44
44
45
45
46
47
47
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan…………………………………………
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Implikasi………………………………….................
C. Saran ………………………………………………..
49
50
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 51 LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3
Tabel 4
Jadwal Kegiatan Penelitian………………………………….......
Jumlah Sampel yang diambil dari Tiap-tiap Desa........................
Distribusi frekuensi data Sikap Demokrasi………………………
Distribusi frekuensi data Sikap Integrasi ………………..............
26
30
42
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Interaksi Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap
Integrasi........................................................................................
Grafik Histogram Sikap Demokrasi.............................................
Grafik Histogram Sikap Integrasi….............................................
24
42
43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Angket Uji Coba Variabel Sikap Demokrasi…… 53
Lampiran 2 Angket Uji Coba Variabel Sikap Demokrasi……………… 54
Lampiran 3 Kisi-Kisi Angket Uji Coba Variabel Sikap Integrasi……… 58
Lampiran 4 Angket Uji Coba Variabel Sikap Integrasi……………….. 59
Lampiran 5 Daftar Nama Kepala Keluarga Desa Dayu yang digunakan
untuk Uji Coba....................................................................
62
Lampiran 6 Hasil Uji Coba Angket Sikap Demokrasi............................. 63
Lampiran 7 Perhitungan Validitas Angket Sikap Demokrasi………….. 65
Lampiran 8 Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Demokrasi………... 66
Lampiran 9 Hasil Uji Coba Angket Sikap Integrasi................................. 67
Lampiran 10 Perhitungan Validitas Angket Sikap Integrasi ……............. 69
Lampiran 11 Perhitungan Reliabilitas Angket Sikap Integrasi………….. 70
Lampiran 12 Surat Pengantar Ijin Penelitian.............................................. 71
Lampiran 13 Kisi-Kisi Angket Variabel Sikap Demokrasi……………… 72
Lampiran 14 Angket Variabel Sikap Demokrasi………………............... 73
Lampiran 15 Kisi-Kisi Angket Variabel Sikap Integrasi………………… 77
Lampiran 16 Angket Variabel Sikap Integrasi………………................... 78
Lampiran 17 Daftar Nama Kepala Keluarga Desa Dayu yang digunakan
untuk Penelitian.....................................................................
81
Lampiran 18 Hasil Perhitungan Angket Sikap Demokrasi........................ 83
Lampiran 19 Hasil Perhutungan Angket Sikap Integrasi........................... 85
Lampiran 20 Data Induk Penelitian............................................................ 87
Lampiran 21
Lampiran 22
Lampiran 23
Penghitungan Statistik Deskriptif Sikap Demokrasi.............
Penghitungan Statistik Deskriptif Sikap Integrasi...............
Uji Normalitas Sikap Demokrasi..........................................
90
92
94
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 24
Lampiran 25
Uji Normalitas Sikap Integrasi..............................................
Uji Linieritas.........................................................................
98
101
Lampiran 26 Koefisien Korelasi Sederhana antara Sikap Demokrasi
dengan Sikap Integrasi..........................................................
110
Lampiran 27 Uji Keberartian Koefisien Korelasi……………………….. 111
Lampiran 28 Tabel Harga Kritik dari r Product Moment.......................... 112
Lampiran 29 Tabel Nilai Kritik Uji Liliefors............................................. 113
Lampiran 30 Tabel Distribusi t................................................................. 114
Lampiran 31 Nilai Persentase untuk Distribusi F……………………….. 115
Lampiran 32
Lampiran 33
Lampiran 34
Lampiran 35
Lampiran 36
Lampiran 37
Lampian 38
Surat Keputusan Dekan FKIP UNS tentang Menyusun
Skripsi………………………………………………………
Surat Permohonan Ijin Try Out Kepada Pembantu
Dekan 1…………………………………………………….
Surat Permohonan Ijin Try Out Kepada Rektor UNS……..
Surat Tidak Keberatan dari Badan Kesbang Pol & Limnas
Karanganyar………………………………………………..
Surat Rekomendasi Research/Survey dari Bapeda
Karanganyar………………………………………………
Surat Permohonan Ijin Try Out/ Penelitian Kepada Kepala
Desa Dayu…………………………………………………
Surat Keterangan telah melakukan Try Out/Penelitian dari
Kepala Desa Dayu…………………………........................
119
120
121
122
123
124
125
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Negara Republik Indonesia adalah Negara dengan masyarakat yang
majemuk. Sebuah Negara yang dibangun berdasarkan prinsip atas ideologi politik
yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945 yang dengan semangat persatuan
dan kesatuan telah mempersatukan lebih dari 500 suku bangsa menjadi sebuah
bangsa Indonesia. Ideologi politik yang telah mempersatukan suku bangsa
menjadi bangsa Indonesia dan terwujud sebagai sebuah Negara kesatuan bukanlah
idelogi politik suku bangsa dan tidak bersifat primodial.
Bangsa Indonesia dalam menjalankan sistem pemerintahannya
menggunakan sistem demokrasi, dimana kedaulatan (kekuasaan tertinggi) berada
di tangan rakyat. Dalam pelaksanaannya rakyat akan mewakili kepada wakil-
wakil rakyat yang duduk di lembaga-lembaga perwakilan rakyat. Para wakil
rakyat itu mempunyai kewajiban untuk menyalurkan keinginan atau aspirasi
rakyat dalam pemerintahan. Dengan demikian, pemerintahan hendaknya
dilaksanakan sesuai dengan aspirasi rakyat.
Prinsip dasar demokrasi adalah kebebasan (freedom). Kebebasan dianggap
sarana mencapai kemajuan dengan memberikan hasil maksimal dari usaha orang
tanpa adanya pembatasan dari penguasa. Jadi, bagian tak terpisahkan dari ide
kebebasan dalam pembatasan kekuasaan penguasa politik. Demokrasi adalah
sistem politik yang melindungi kebebasan warganya sekaligus memberi tugas
pemerintah untuk menjamin kebebasan tersebut.
Toleransi yang tinggi yang dianut oleh demokrasi terhadap kebebasan ini
membuka peluang yang besar bagi terjadinya konflik politik, baik antara rakyat
dengan penguasa politik maupun antara sesama rakyat yang memperebutkan
posisi politik, maupun antar sesama unsur elit penguasa politik. Oleh karena itu
dampak politik dari kebebasan adalah amat besar.
Kebebasan dalam demokrasi diantaranya adalah kebebasan untuk berfikir,
menyatakan pendapat dan kebebasan berserikat dan berkumpul. Dengan
kebebasan itu maka masyarakat bebas mengeluarkan aspirasi pendapatnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
masing-masing, tidak takut akan ancaman dari siapapun yang memiliki jabatan,
menimbulkan saling keterbukaan, dengan keterbukaan setiap masalah yang ada
akan lebih mudah diselesaikannya, persaingan yang sehat tanpa adanya saling
tutup menutupi, sehingga dengan kebebasan tersebut diharapkan dapat
menumbuhkan persatuan dan kesatuan atau sikap integrasi dalam masyarakat.
Namun demikian, kenyataan yang ada bahwa dibukanya kebebasan politik
dan kehidupan demokratis menimbulkan berbagai masalah yang rumit dan bahkan
cenderung anarkis. Demokrasi membawa dampak negatif bagi masyarakat,
diantaranya dengan demokrasi rakyat mudah diprovokasi untuk demo dengan
bayaran, banyak yang bertindak dan mengelurkan pendapat yang menyinggung
sehingga terjadinya persaingan yang tidak sehat, banyak yang menyalahgunakan
arti kebebasan dari demokrasi.
Bahkan seorang pengamat politik dan internasional Thomas Friedman
(www.google.demokrasi.com) mengatakan bahwa “Indonesia sebagai “the messy
state”. Kesemrawutan ini terlihat dengan munculnya berbagai bentuk konflik
horizontal antar warga masyarakat ataupun antar etnis seperti yang terjadi di
Papua, Madura, Kalimantan serta tawuran antar warga yang terjadi di beberapa
daerah. Demikian juga dengan adanya aspirasi separatisme seperti yang telah
terjadi di Timor-Timur, Aceh, Riau dan Papua. Masalah konflik-konflik yang
terjadi antar kelompok masyarakat, sebagian besar dipicu oleh isu keinginan untuk
memisahkan diri (disintegrasi) dengan alasan kemerdekaan untuk menentukan
nasib sendiri sebagai bagian dari asas kebebasan sebagai pilar utama demokrasi,
yang menimbulkan masalah seputar integrasi nasional Indonesia dalam kerangka
nation building Indonesia.
Dalam hal ini peran integrasi sangatlah penting dalam mengatasi suatu
konflik. Dalam kenyataanya, bahwa beberapa jenis konflik sudah mencakup
tingkat integrasi tertentu. Tahap pertama dari integrasi tersebut terdiri dari
menahan penggunaan kekerasan, yang berarti menggantikan bentuk- bentuk
konflik dengan bentuk yang lainnya, seperti kompromi. Salah satu contohnya
adalah permasalahan yang terjadi di Aceh.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Oleh karena itu dalam rangka memperkokoh integrasi nasional, penegakan
sistem demokrasi merupakan jalan keluar dalam upaya mempertahankan
keberadaan bangsa Indonesia. Demokrasi yang dimaksud tidak hanya sekedar
dalam perluasan partisipasi rakyat dalam proses politik, melainkan juga distribusi
kekuasaan dan kekayaan secara adil serta proposional.
Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki sikap demokratis dalam
rangka mempererat persatuan dan kesatuan, maka upaya yang dilakukan
pemerintah adalah dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Upaya
pemerintah dalam mewujudkan masyarakat yang demokratis tersebut
direalisasikan melalui pendidikan demokrasi sejak dini. Pendidikan demokrasi
tersebut diintegrasikan dalam Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) dengan tujuan
untuk membentuk masyarakat yang memiliki jiwa dan sikap demokratis. Oleh
karena itu, hal ini perlu diteliti untuk kepentingan pengembangan Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
Masyarakat sebagai warga Negara yang memiliki peran penting dalam
sistem politik mempunyai hak dan kewajiban sebagai warga Negara. Dalam
sistem politik yang demokratis, maka masyarakat berhak memiliki kebebasan,
diantaranya adalah kebebasan untuk berfikir, mengeluarkan pendapat, berserikat
dan berkumpul, dimana kebebasan ini dimiliki oleh tiap-tiap individu yang tidak
dapat diganggu gugat oleh siapapun sebagai dampak dari demokrasi. Selain hak,
masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk ikut berpartisipasi atau berperan
aktif dalam sistem politik tersebut.
Masyarakat Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar
bersifat heterogen, ada perbedaan agama, status sosial, tingkat pendidikan dan lain
sebagainya. Dalam tradisi masyarakat di desa Dayu ini sangat dikenal adanya
kebiasaan bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah. Dalam musyawarah,
warga kelompok masyarakat itu membicarakan segala persoalan yang
menyangkut kepentingan bersama, misalnya persoalan kesejahteraan warga,
irigasi, keamanan kampung, dan lain-lain. Tidak jarang keputusan musyawarah itu
dilakukan dengan mufakat bulat, artinya disetujui oleh seluruh warga masyarakat
desa Dayu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pelaksanaan musyawarah di desa Dayu mencerminkan adanya sikap
demokrasi pada masyarakat desa Dayu. Dimana setiap warga masyarakat dapat
mengeluarkan aspirasi pendapatnya masing-masing. Namun dalam pelaksanaan
musyawarah tidak semua warga masyarakat hadir dalam musyawarah itu, hanya
sebagian saja yang datang dan ikut berpatisipasi. Hal ini disebabkan karena
adanya konflik dalam warga masyarakat yang menyebabkan warga enggan datang
dalam musyawarah itu. Kurangnya partisipasi masyarakat dalam musyawarah
menandakan bahwa lemahnya sikap demokrasi dan rasa persatuan dan kesatuan
dalam masyarakat desa Dayu. Kurangnya rasa persatuan dan kesatuan dalam
masyarakat, sehingga dalam membangun demokrasipun juga sulit.
Berdasarkan hal di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian tentang “Hubungan Sikap Demokrasi dengan Sikap Integrasi pada
Masyarakat Desa Dayu, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar Tahun
2010 / 2011”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka
terdapat beberapa permasalahan yang dapat diidentifikasi, yaitu :
1. Adanya sikap masyarakat yang kurang menunjukkan adanya sikap
demokrasi dalam kehidupan bermasyarakat.
2. Semakin meningkatnya sikap masyarakat yang tidak mencerminkan
adanya sikap persatuan dan kesatuan atau sikap integrasi.
3. Rendahnya sikap integrasi masyarakat yang diasumsikan berkaitan dengan
tinggi rendahnya sikap demokrasi.
4. Adanya sikap masyarakat yang kurang menunjukkan sikap demokrasi dan
sikap integrasi yang positif dan signifikan
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini dimaksudkan agar dalam pembahasan
masalah ini lebih terarah dan tidak menimbuilkan kesalahan penafsiran.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Obyek Penelitian
Obyek dalam penelitian ini adalah :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Variabl bebas : Sikap demokrasi
b. Variabel terikat : Sikap integrasi
2. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah masyarakat desa Dayu Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan
pembatasan masalah yang telah dipaparkan , maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
”Adakah hubungan yang positif dan signifikan antara sikap demokrasi
dengan sikap integrasi pada masyarakat desa Dayu Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar ?"
E. Tujuan Penelitian
Dalam setiap penelitian pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai,
dengan tujuan yang jelas tersebut maka akan mempermudah dalam melakukan
penelitian. Adapun tujuan penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan yang positif dan
signifikan antara sikap demokrasi dengan sikap integrasi pada masyarakat Desa
Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2010/2011.
F. Manfaat penelitian
Manfaat penelitian yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan untuk
pengembangan ilmu pengetahuan dan sikap demokrasi dalam meningkatkan sikap
integrasi pada masyarakat.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Guru, guru dapat menggunakan hasil penelitian ini sebagai tambahan
materi dalam proses belajar mengajar mata pelajaran PPKn yaitu pada
materi demokrasi dan integrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Bagi siswa, hasil dari penelitian dapat digunakan oleh siswa sebagai bahan
analisa bahwa sikap integrasi akan tercapai apabila demokrasi
dilaksanakan secara bertanggung jawab
Bagi masyarakat, agar masyarakat umum sadar bahwa sikap demokrasi
merupakan kunci dalam mewujudkan sikap integrasi masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Sikap Demokrasi
a. Sikap
1) Pengertian Sikap
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar istilah sikap,
banyak para ahli yang memberikan definisi mengenai sikap. Diantaranya
adalah W.A. Gerungan (1996 : 149) yang menyebutkan bahwa “Sikap atau
attitude adalah sikap pandangan atau sikap perasaan, tetapi sikap tersebut
disertai oleh kecenderungan untuk bertindak sesuai dengan sikap terhadap
obyek itu”.
Chave dalam bukunya Saifuddin Azwar (2003: 5) memberi batasan
sikap sebagai berikut :
“Sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon”. Sedangkan D. Krech dan RS. Crutchfield dalam bukunya Abu
Ahmadi (1990 : 163) memberi batasan sikap sebagai berikut : “Sikap adalah
suatu organisasi yang tetap dari proses motivasi, emosi, persepsi, atau
pengamatan atas suatu aspek dari kehidupan individu”.
Dari beberapa pengertian sikap diatas, dapat disimpulkan bahwa
sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong untuk
bertindak dengan disertai perasaan mendukung maupun perasaan tidak
mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu.
Suatu reaksi atau tingkah laku seseorang ditentukan oleh sikap
terhadap suatu obyek tertentu. Seseorang dapat bersikap positif terhadap suatu
obyek apabila dirasakan menguntungkan, dan bersikap sebaliknya yaitu
negative jika dirasakan merugikan. Dengan demikian untuk menumbuhkan
7
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sikap yang positif perlu dijelaskan secara menyeluruh terhadap obyek yang
akan dihadapi.
Sikap itu sangat dipengaruhi oleh adanya pengalaman dari proses
sosialisasi, baik berupa motivasi, emosi, persepsi dan kognisi dengan
dijelaskan tentang keuntungan-keuntungan dari suatu obyek dapat
menumbuhkan sikap positif.
2) Ciri-ciri sikap
Sikap merupkan factor yang ada dalam diri manusia yang dapat
mendorong dan menimbulkan suatu tingkah laku tertentu dan sikap itu
tergantung pada obyek yang dihadapi, oleh karenanya obyek sedapat mungkin
merupakan suatu yang menarik dan menguntungkan.
Adapun ciri-ciri sikap menurut W.A. Gerungan (1996 : 151-152)
adalah sebagai berikut :
a) Sikap bukan dibawa sejak lahir, tetapi dibentuk atau diperlajari sepanjang perkembangan seseorang dalam hubungannya dengan obyek.
b) Sikap tidak dapat berubah-ubah namun dapat berubah pada seseorang bila terdapat keadaan syarat-syarat tertentu yang dapat mempermudah sikap seseorang.
c) Sikap tidak berdiri sendiri, namun senantiasa mengandung hubungan tertentu terhadap suatu obyek. Dengan kata lain sikap itu terbentuk, dipelajari, atau berubah senantiasa berkenaan dengan suatu obyek tertentu.
d) Obyek sikap itu dapat merupakan suatu hal tertentu, dapat juga merupakan suatu kumpulan dari hal-hal tersebut. Jadi sikap itu berkenaan dengan sutu obyek, tetapi juga berkenaan dengan sederetan obyek-obyek yang serupa
e) Sikap mempunyai segi motivasi dan segi-segi perasaan. Sifat ini yang membedakan sikap dari kecakapan atau pengetahuan yang dimiliki seseorang.
Sikap adalah sesuatu yang bukan dibawa sejak lahir, tetapi terbentuk
dalam perkembangan seseorang selam berhubungan dengan lingkungan
sosialnya. Sikap bertahan lama dan sulit untuk diubah bila sudah terbentuk
dan sudah menjadi sistem nilai dalam hidup seseorang.
Sikap mempunyai kecenderungan tetap sebagaimana pendapat Kimbal
Young dalam bukunya Bimo Walgito (1985 : 54) “Attitude tread to have
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
stability and persistence” bahwa sikap adalah mempunyai kecenderungan
untuk stabil dan berlangsung lama, namun dalam kondisi tertentu sikap itu
dapat berubah bila ada situasi yang memungkinkan. Sikap dapat berfungsi
sebagai motivasi dalam bertingkah laku dan tidak dibawa sejak lahir, tetapi
berbeda dengan pendororng-pendorong lain seperti lapar, haus, kebutuhan
istirahat dan lain-lain.
3) Fungsi Sikap
Menurut Abu Ahmadi (1990 : 179) sikap berfungsi sebagai :
a) Sikap berfungsi sebagai alat untuk menyesuaikan diri
b) Sikap berfungsi sebagai alat untuk mengatur tingkah laku
c) Sikap berfungsi sebagai alat untuk pengatur pengalaman-pengalaman
d) Sikap berfungsi sebagai penyertaan kepribadian
4) Unsur-unsur sikap
Menurut Mar’at (1984 : 13) sikap terdiri dari beberapa unsur yang satu
dengan yang lain saling terkait dan tidak dapat dipisahkan, adapun unsur-
unsurnya adalah :
a) Unsur kognisi yang hubungannya dengan bakat, ide dan konsep
b) Unsur afeksi yang menyangkut kehidupan emosional seseorang
c) Unsur emosional yang merupakan kecenderungan bertingkah laku
Namun disamping itu, memiliki evaluasi negative dan positif yang
bersifat emosional. Hal ini disebabkan unsur afeksi, pengetahuan dan perasaan
merupakan sikap yang akan menimbulkan tingkah laku.
5) Pembentukan dan perubahan sikap
Secara garis besar pembentukan dan perubahan sikap akan ditentukan
oleh dua faktor pokok, yaitu :
a) Faktor individu itu sendiri atau faktor dari dalam, yang dimaksud faktor dari dalam adalah bahwa apa yang datang dari luar tidak semuanya begitu saja akan diterimanya tetapi individu mengadakan seleksi mana yang akan diterima dan mana yang ditolak.
b) Faktor luar atau ekstern yaitu hal-hal atau keadaan-keadaan yang ada di luar individu yang merupakan rangsangan atau stimulus atau yang mengubah sikap (Bimo Walgito, 1987 : 55-56)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam hubungannya dengan masalah ini, faktor-faktor yang dapat
mengubah sikap menurut Bimo Walgito (1985 : 56 ) adalah sebagai berikut :
a) Kekuatan atau force dapat memberikan suatu keadaan atau situasi yang dapat mengubah sikap. Kekuatan dapat bermacam-macam bentunya, misalnya kekuatan fisik.
b) Berubahnya norma kelompok, bila seseorang telah menginternalisasikan norma kelompok yang akan diambil oper atau dijadikan normanya sendiri.
c) Berubahnya membership group, maksudnya individu itu akan bergabung dalam berbagai macam kelompok yang ada dalan masyarakat, baik karena adanya dorongan alami, karena membutuhkan, berhubungan dengan individu yang lain, maupun karena adanya kepentingan atau tujuan yang bersamaan.
d) Berubahnya reference group adalah terbentuknya norma-norma baru yang mendesak norma lama. Dengan terbentuknya nilai norma yang baru itu akan terbentuk pula sikap-sikap yang baru sesuai dengan norma-norma yang ada.
e) Membentuk kelompok yang sama sekali baru, dimana dengan memberntuk kelompok yang sama sekali baru dapat pula akan mengubah atau memberntuk suatu sikap yang baru pula. Dengan penbentukan kelompok baru dan dengan terbentuknya norma baru akan memungkinkan terjadinya sikap yang baru sesuai dengan norma yang ada.
6) Hal-hal yang mempengaruhi sikap
Mar’at (1984 :131) berpendapat bahwa “Situasi-situasi yang
mempengaruhi sikap ada dua yaitu dinamika kelompok dan situasi khusus”.
Dalam situasi kelompok social sikap individu sebagai anggota suatu
kelompok selalu berusaha menyatakan diri atau menyatakan keberadaannya
dalam suatu pola hubungan antar individu atau kelompok. Sikap merupakan
produk kultur yang sering bersifat situasional. Situasi khusus disebutkan
mempengaruhi sikap bisa dicontohkan dalam suatu situasi perorangan,
misalnya situasi peperangan , keadaan menjadi tegang dan orang-orang panik
karena kebutuhan.
b. Demokrasi
1) Pengertian Demokrasi
Pengertian tentang demokrasi dapat dilihat dari tinjauan bahasa
(etimologis) dan istilah (terminologis). Secara etimologis “demokrasi” terdiri
dari dua kata yang berasal dari bahasa Yunani yaitu “demos” yang berarti
rakyat atau penduduk suatu tempat dan cratein” atau “cratos” yang berarti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kekuasaan atau kedaulatan. Jadi secara bahasa demos-cratein atau demos
cratos (demokrasi) adalah keadaan negara dimana dalam sistem
pemerintahannya kedaulatan berada di tangan rakyat, kekuasaan tertinggi
berada dalam keputusan bersama rakyat, rakyat berkuasa, pemerintahan rakyat
dan dan kekuasaan oleh rakyat.
Sementara Cornelius Castoriadis (2002) dalam menyatakan bahwa,
“Democracy means the power ( kratos ) of the people ( demos) . Artinya
demokrasi berarti kekuasaan dari rakyat.
Henry B. Mayo dalam bukunya Winarno (2008 : 91) menyatakan
bahwa :
“Demokrasi sebagai sistem politik merupakan suatu sistem yang menunjukkan bahwa kebijakan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik”.
Sedangkan Sidney Hook memberikan pengertian demokrasi sebagai
berikut:“Demokrasi adalah bentuk pemerintahan dimana keputusan-keputusan
pemerintah yang penting secara langsung atau tidak langsung didasarkan pada
kesepakatan mayoritas yang diberikan secara bebas dari rakyat
dewasa”(Badan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata, 2003:110).
Ada satu pengertian mengenai demokrasi yang dianggap paling
popular,yaitu pengertian demokrasi dari Abraham Lincoln dalam bukunya
Winarno (2001:92) yang menyatakan bahwa “Demokrasi adalah pemerintahan
dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat (government of the people, by the
people, and for the people)”.
Dengan demikian makna demokrasi sebagai dasar hidup
bermasyarakat dan bernegara mengandung pengertian bahwa rakyatlah yang
memberikan ketentuan dalam masalah-masalam mengenai kehidupannya,
termasuk dalam menilai kebijakan Negara, karena kebijakan tersebut akan
menentukan kehidupan rakyat.
Dari beberapa pendapat diatas diperoleh kesimpulan bahwa hakikat
demokrasi sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara serta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pemerinthan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan
rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan
pemerinthan ditangan rakyat mengandung tiga hal : pertama, pemerintahan
dari rakyat (government of the people); kedua, pemerintahan oleh rakyat
(government by people); ketiga, pemerintahan untuk rakyat (government for
people).
2) Prinsip- prinsip demokrasi
Demokrasi dalam usahanya untuk mencapai tujuan yang dikehendaki,
maka sudah barang tentu menjalankan prinsip-prinsipnya satu sama lain yang
saling berkaitan sebagai suatu sistem, sehingga apabila salah satu prinsip
kurang berjalan dengan baik akan mempengaruhi prinsip lainnya. Hal ini
dapat memberikan gambaran atau image bahwa demokrasi itu kurang berjalan
sehat, walaupun dalam demokrasi untuk memuaskan seluruh pihak akan sukar
diwujudkan.
Adapun prinsip-prinsip demokrasi menurut Sukarna (1981: 40-43)
adalah sebagai berikut :
a) Pembagian kekuasaan : legeslatif, eksekutif dan yudikatif b) Pemerintahan konstitusionil c) Pemerintahan berdasarkan hokum d) Pemerintahan mayoritas e) Pemerintahan dengan diskusi f) Pemilihan umum yang bebas g) Partai politik lebih dari satu dan menjalankan fungsinya h) Managemen terbuka i) Pers yang bebas j) Pengakuan terhadap hak-hak minoritas k) Perlindungan terhadap hak asasi manusia l) Peradilan yang bebas dan tidak memihak m) Pengawasan terhadap administrasi Negara n) Mekanisme politik ang berubah antara kehidupan politik masyarakat
dengan kehidupan politik pemerintah o) Kebijaksanaan negara dibuat oleh badan perwakilan politik p) Penempatan pejabat-pejabat dengan merit system bukan spoil sistem q) Penyelesaian perpecahan dengan cara damai atau kompromi r) Jaminan terhadap kebebasa individu dalam batas-batas tertentu s) Konstitusi/ Undang-Undang Dasar yang demokratis t) Persetujuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Merkl dalam bukunya Sukarna (1981: 44) menunjukkan suatu kondisi
yang baik untuk tumbuhnya demokrasi, ialah sebagai berikut :
a) Kesadaran individu akan hak-hak dan kebebasan dirinya dan hak-hak serta kebebasan orang lain.
b) Sikap kerjasama c) Kemampuan untuk mengemukakan alasan dan kompromi d) Suatu standar hidup yang stabil e) Persamaan dalam bidang ekonomi dan social yang wajar. f) Sikap kedewasaan yang ditunjukkan karena pengalaman g) Suatu masyarakat beraneka ragam tetapi bebas
3) Nilai-Nilai yang terkandung dalam Demokrasi
Kehidupan demokrasi tidak akan datang, tumbuh dan berkembang
dengan sendirinya dalam kehidupan bermasayarakat, berbangsa dan
bernegara. Demokrasi memerlukan usaha nyata setiap warga negara dan
perangkat pendukungnya dan dijadikannya demokrasi sebagai pandangan
hidup (way of life) dalam kehidupan bernegara.
Sebuah pemerintahan yang baik dapat tumbuh dan stabil bila
masyarakat pada umumnya punya sikap positif dan proaktif terhadap norma-
norma dasar demokrasi. Oleh sebab itu, harus ada keyakinan yang luas di
masyarakat bahwa demokrasi adalah sistem pemerintahan yang terbaik
dibanding dengan sistem lainnya. Untuk menumbuhkan keyakinan akan
baiknya sistem demokrasi, maka harus ada pola perilaku yang menjadi
tuntunan atau norma/ nilai-nilai demokrasi yang diyakini masyarakat.
Menurut Zamroni dalam bukunya Winarno (2001: 98) menyebutkan
adanya kultur atau nilai demokrasi antara lain :
a) Toleransi b) Kebebasan mengemukakan pendapat c) Menghormati perbedaan pendapat d) Memahami keanekaragaman dalam masyarakat e) Terbuka dan komunikasi f) Menjunjung nilai dan martabat kemanusiaan g) Percaya diri h) Tidak menggantungkan pada orang lain i) Saling menghargai j) Mampu mengekang diri k) Kebersamaan l) Keseimbangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sedangkan Rusli Karim dalam bukunya Winarno (2001: 99)
menyebutkan perlunya kepribadian yang demokrastis meliputi : inisiatif,
disposisi resiprositas, toleransi, kecintaan terhadap keterbukaan, komitmen
dan tanggung jawab dan kerjasama keterhubungan.
Dari uraian diatas maka nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi
menjadi sikap dan budaya demokrasi yang perlu dimiliki warga negara . Nilai-
nilai demikrasi merupakan nilai yang diperlukan untuk mengembangkan
pemerintahan yang demokratis, sehingga setiap keputusan dan tingkah laku
akan efesien dan efektif serta pencapaian tujuan masayarakat adil dan makmur
akan lebih mudah tercapai.
4) Manfaat Demokrasi
Kehidupan masyarakat yang demokratis, dimana kekuasaan Negara di
tangan rakyat dan dilakukan dengan system perwakilan, dan adanya peran
aktif masyarakat dapat memberikan manfaat bagi perkembangan bangsa,
Negara dan masyarakat. Manfaat demokrasi diantaranya adalah sebagai
berikut :
a) Kesetaraan sebagai warga negara Demokrasi bertujuan memperlakukan semua orang adalah sama
dan sederajat. Prinsip kesetaraan tidak hanya menuntut bahwa kepentingan setiap orang harus diperlakukan sama dan sederajat dalam kebijakan pemerintah, tetapi juga menuntut perlakuan yang sama terhadap pandangan-pandangan atau pendapat dan pilihan setiap warga negara.
b) Memenuhi kebutuhan-kebutuhan umum Dibandingkan dengan pemerintahan tipe lain, pemerintahan yang
demokrastis lebih mungkin untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan rakyat biasa. Semakin besar suara rakyat dalam menentukan kebijakn, senakin besar pula kemungkinan kebijakan itu mencerminkan keinginan dan aspirasi-aspirasi rakyat. Rakyat biasalah yang merasakan pengaruh kebijakan-kebijakan pemerintah dalam praktiknya, dan kebijakan pemerintah dapat mencerminkan keinginan rakyat hanya jika ada saluran-saluran pengaruh dan tekanan yang konsisten dan efektif dari bawah.
c) Pluralisme dan kompromi Demokrasi mengandalakan debat terbuka, persuasi, dan kompromi.
Penekanan demokrasi pada debat tidak hanya mengamsusikan adanya perbedaan-perbedaan pendapat dan kepentingan pada sebagian besar masalah kebijakan, tetapi juga menghendaki bahwa perbedaan-perbedaan itu harus dikemukakan dan didengarkan. Dengan demikian demokrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mengisyaratkan kebhinekaan dan kemajemukan dalam masyarakat maupun kesamaan kedudukan di antara para warga negara.
d) Menjamin hak-hak dasar Demokrasi menjamin kebebasan-kebebasan dasar. Diskusi terbuka
sebagai metode mengungkapkan dan mengatasi masalah-masalah perbedaan dalam kehidupan social tidak dapat terwujud tanpa kebebasan-kebebasan yang ditetapkan dalam konvensi tentang hak-hak sipil dan politik: hak kebebasan berbicara dan berekspresi, hak berserikat dan berkumpul, hak bergerak, dan hak untuk mendapatkan perlindungan atas keselamatan diri. . Negara-negara demokrasi dapat diandalakan untuk melindungi hak-hak tersebut. Hak-hak itu memungkinkan pengembangan diri setiap individu dan memungkinkan terwujudnya keputusan-keputusan kolektif yang lebih baik.
e) Pembaruan kehidupan social Demokrasi memungkinkan terjadinya pembaruan kehidupan social.
Penghapusan kebijakan-kebijakan yang telah usang secara rutin dan penggantian para politisi dilakuakan dengan cara yang santun dan damai, menjadikan system demokratis mampu mampu menjamin pembaruan kehidupanm social dan memuluskan proses alih generasi tanpa pergolakan atau kekacauan pemerintahan yang biasanya mengikuti pemberhentian tokoh kunci dalam rezim nondemokratis (Sarijanti dkk, 2006 : 51-53).
5) Demokrasi sebagai sikap hidup
Perkembangan baru menunjukkan bahwa demokrasi tidak hanya
dipahami sebagai bentuk pemerintahan dan system politik, tetapi demokrasi
dipahami sebagai sikap hidup atau pandangan hidup demokratis. pemerintahan
atau system politik demokrastis tidak datang, tumbuh dan berkembang dengan
sendirinya. Demokrasi bukanlah sesuatu yang taken for granted. Demokrasi
membutuhkan usaha nyata dari setiap warga Negara maupun penyelenggara
Negara untuk berperilaku sedemikianrupa sehingga mendukung pemerintahan
atau sistem politik demokratis. Perilaku yang mendukung tersebut tentu saja
merupakan perilaku yang demokratis.
Perilaku demokrasi terkait dengan nilai-nilai demokrasi. Perilaku yang
senantiasa bersandar pada nilai-nilai demokrasi akan membentuk budaya atau
kultur demokrasi. Pemerintahan demokratis membutuhkan kultur demokrasi
untuk membuatnya performed (eksis dan tegak). Perilaku demokrasi ada
dalam manusia itu sendiri, baik selaku warga Negara maupun pejabat Negara
(Winarno, 2008 : 97)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hal ini sejalan dengan pendapat EPDP Departmen Informasi dan
Kebudayaan (2010) yang menyatakan bahwa,” Democracy is more than just a
set of specific government institutions; it rests upon a well-understood group
of principles, values, attitudes, and practices – all of which may take different
forms and expressions among cultures and societies around the world”.
Artinya bahwa demokrasi adalah lebih dari sekedar seperangkat institusi
pemerintah tertentu; itu terletak pada kelompok baik memahami prinsip, nilai,
sikap, dan praktek - yang semuanya dapat mengambil bentuk yang berbeda
dan ekspresi antara budaya dan masyarakat di seluruh dunia.
Berdasarkan pendapat diatas maka demokrasi tidak hanya dalam
sekedar seperangkat institusi pemerintah, tetapi juga meliputi prinsip, nilai dan
praktek yang harus diterapkan oleh seluruh masyarakat.
6) Tinjauan tentang sikap Demokrasi
Sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong
untuk bertindak dengan disertai perasaan mendukung maupun perasaan tidak
mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu. Sedangkan hakikat
demokrasi adalah sebagai suatu system bermasyarakat dan bernegara serta
pemerintahan memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan ditangan
rakyat baik dalam penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Perilaku
demokrasi terkait dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi.
Berdasarkan kesimpulan dari pengertian sikap dan hakikat
demokrasi, maka sikap demokrasi dapat diartikan sebagai bagian dari
kepribadian seseorang untuk bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-
nilai yang terkandung dalam demokrasi. Dengan masyarakat bersikap
demokratis maka mencerminkan bahwa pemerintahan memberikan penekanan
pada keberadan kekuasaan di tangan rakyat dengan kebebasan yang diberikan
oleh pemerintahan. Sikap demokrasi dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari, baik dalam lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, bangsa dan
Negara.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7) Definisi Konseptual
Sikap Demokrasi adalah sikap hidup atau pandangan hidup
demokratis, dimana membutuhkan usaha nyata dari setiap warga Negara
maupun penyelenggara Negara untuk berperilaku sesuai dengan prinsip-
prinsip dan nilai-nilai demokrasi sehingga mendukung pemerintahan atau
sistem politik demokratis.
8) Definisi Operasional
1. Bertoleransi dan ikut berpartisipasi dalam mengemukakan pendapat
2. Menghormati perbedaan pendapat antara warga masyarakat
3. Menghargai dan melaksanakan keputusan bersama
4. Menjalin kerjasama antar warga masyarakat dengan pikiran logis dan
itikad baik
5. Menghindari tindak kekerasan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.
2. Tinjauan tentang Sikap Integrasi
a. Integrasi
1) Pengertian Integrasi
Secara etimologi, integrasi berasal dari kata latin integrare yang
artinya memberi tempat bagi suatu unsur demi suatu keseluruhan. Kemudian
dari bentuk kata kerja itu dibentuk kata benda integritas yang artinya keutuhan
atau kebulatan. Selanjutnya dari kata-kata integritas dibentuk kata sifat
integer, artinya utuh. Oleh sebab itu, istilah integrasi berarti membuat unsur-
unsur tertentu menjadi kesatuan yang bulat dan utuh (Departemen P dan K,
1997 : 24).
Sedangkan secara konsepsional integrasi merupakan pengendalian
seseorang terhadap konflik dan penyimpangan dalam tatanan sosial, dimana
system tersebut muncul melalui tahap atau proses sosial yaitu adanya
keteraturan dan saling ketergantungan tingkah laku yang terkoordinir dalam
suatu kelompok sosial (Emiliana Sadilah dkk, 1997 :25)
Sementara Lalande dalam bukunya Maurice Duverger (2003: 310)
menyebutkan bahwa “Integrasi sebagai dibangunnya interdependensi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
lebih rapat antara bagian-bagian dari organisme hidup atau antara anggota-
anggota dalam masyarakat”.
Integrasi karena itu adalah proses mempersatukan masyarakat, yang
cenderung membuatnya menjadi suatu kota yang harmonis, yang didasarkan
pada tatanan yang oleh anggota-anggotanya dianggap sama harmonisnya.
Dari beberapa pengertian integrasi diatas, maka dapat dirumuskan
bahwa integrasi merupakan upaya politik atau kekuasaan untuk menyatukan
semua unsur masyarakat yang majemuk harus tunduk kepada aturan-aturan
kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai kultur yang ada dalam
masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan bersama dalam
mencapai tujuan tujuan nasional dimasa depan untuk kepentingan bersama
2) Integrasi di Indonesia
Integrasi di Indonesia dapat dipahami dari empat dimensi pokok,
yaitu:
a) Dimensi sejarah, tampak bahwa pengalaman masa lampau sangat membantu membentuk suatu kekuatan kohesif yang tangguh. Penderitaan yang dialami oleh rakyat ketika masa penjajahan telah membentuk ikatan yang kuat di antara rakyat itu sendiri. Pengalaman sejarah dan politik seperti inintelah membuat kohesi social menjadi lebih tinggi di antara rakyatnya.
b) Dimensi social-kultural, tampak dari nilai-nilai social budaya yang dipelihara bersama oleh masyarakat Indonesia, yang membedakannya dari kalangan lainnya di Negara-negara lain dan membentuk kesatuan yang kokoh. Perasaan sebagai satu kesatuan Negara dapat dilihat dari kesamaan bahasa, cirri-ciri budaya, agama serta peluang-peluang untuk bergabung dan berpartisipasi dalam organisasi Negara.
c) Dimensi interaksi, dapat dilihat dari berbagai penduduk dalam Negara tersebut yang mempromosi integrasi, khususnya diantara semua yang merasa memiliki atribut sosial budaya yang berlainan. Hal ini terjelma dalam berbagai bentuk mobilitas penduduk dan komunikasi anatar propinsi, termasuk hubungan atau jaringan laut, darat, udara, radio, televise, telepon, migrasi dan perdagangan.
d) Dimensi ekonomi, mencakup interdependensi ekonomis dan usaha memperkecil perbedaan kesejahteraan antar daerah. Berbagai program pembangunan telah dirancang dan diterapkan di seluruh tanah air dalam rangka meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan sebagai suatru negara. Emiliana Sadilah dkk (1997 :5)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
integrasi nasional yang kuat, dipertlukan pendekatan, tidak saja dari aspek
social budaya tetapi juga dari berbagai aspek.
3) Faktor Pendukung dan Penghambat Integrasi
Faktor-faktor pendorong integrasi menurut Hendropuspito dalam
bukunya Emiliana Sadilah dkk (1997 :5) adalah pembinaan kesadaran
nasional, perwujudan keadilan social, dan prinsip sub-solidaritas, pengawasan
social yang intensif, tekanan dari luar, bahasa kesatuan, dan lambing kesatuan.
Sedangkan unsur-unsur yang menghambat integrasi terdiri dari perbedaan
susku dan ras, kebudayaan, agama serta kepercayaan, daerahisme, dan
masalah mayoritas dan minoritas.
Sedangkan Suseno dalam bukunya Emiliana Sadilah dkk (1997 :5-6)
mengemukakan bahwa mudah-tidaknya tercapai integrasi nasional sangat
tergantung dari apa yang disebut sebagai “rukun”, yang artinya berada dalam
keadaan selaras, tenang, dan tentram, tanpa ada perselisihan dan pertentangan,
bersatu, saling membantu satu sama lainnya, menghilangkan keteganan dalam
masyarakat atau menyingkirkan unsure-unsur yang dapat menimbulkan
perselisihan dan keresahan.
Dari uraian diatas, integrasi sebagai hasil akhir dapat diukur dari
apakah anggota dari suatu etnik bersedia menerima etnik lain, toleransi,
tenggangrasa terhadap etnik lain, dan memiliki rasa saling hormat-
menghormati terhadap budaya dari etnik lain.
4) Macam-macam Integrasi
Menurut Coleman dkk dalam bukunya Syamsuddin Haris (1999 : 8)
ada dua dimensi utama konsep integrasi, yaitu :
a) Integrasi vertikal yang sering disebut integrasi politik yang mencakup masalah yang timbul dalam hubungan Negara dengan masyarakat.
b) Integrasi horizontal yang lebih bersifat kultural dan arena itu mencakup persoalan ketegangan hubungan diantara berbagai kelompok kultural di dalam masyarakat itu sendiri.
Sedangkan Myron Weiner dalam bukunya Syamsuddin Haris (1999 :
8-9) memandang ada lima aspek integrasi yang dianggap penting, yaitu :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Integrasi Bangsa
Yang dimaksud dengan integrasi bangsa ialah proses penyatuan
berbagai kelompok sosial budaya kedalam satu kesatuan wilayah dengan
satu identitas nasional. Apabila masyarakat itu berupa masyarakat yang
majemuk yang terdiri dari berbagai agama, ras, suku dan sosial budaya,
maka integrasi bangsa berarti penggabungan unsur-unsur tersebut menjadi
satu kesatuan yang utuh.
2) Integrasi wilayah
Menurut Soehino (1980: 71) pengertian dari integrasi wilayah adalah ”Pembentukan kewenangan nasional pusat terhadap wilayah atau daerah politik yang lebih kecil, yang terdiri atas satu atau lebih kelompok budaya. Mengenai integrasi wilayah diperlukan sekurang-kurangnya dua hal, yaitu; pertama, konsep laut dan udara; Kedua, aparat pemerintah dan sarana kekuasaan untuk menjadikan dan mempersatukan keaulatan tersebut dari penetrasi luar”.
Hubungannya dengan negara Indonesia, integrasi wilayah disini
meliputi seluruh pulau dan seluruh propinsi yang masuk menjadi negara
Indonesia.
3) Integrasi Nilai
Adapun yang dimaksud dengan integrasi nilai adalah persetujuan
bersama tentang tujuan dan prinsip dasar politik integrasi nilai merupakan
penciptaan suatu sistem nilai yang berupa ideologi nasional yang
dipandang ideal, baik dan adil dalam menyelesaikan setiap permasalahan
dalam berbagai kelompok masyarakat. Integrasi nasional ini merupakan
prosedur yang dapat diterima oleh semua kelompok masyarakat guna
memecahkan masyarakat. Untuk negara Indonesia ideologi nasional dalam
pencerminan integrasi nilai adalah Pancasila dan Undang-Undang Dasar
1945. Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 ini dapat menjadikan
wadah dari kemajemukan rakyat Indonesia.
Agar integrasi nilai dapat terpelihara diperlukan proses meyakinkan
berbagai kelompok masyarakat untuk menerima Pancasila dan Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai sistem nilai bersama. Dalam proses
pemasyarakatan sistem nilai tersebut pada masa orde baru dibuatkan suatu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pedoman yang dinamakan Pedoman Penghayatan dan Pengalaman
Pancasila (P4).
4) Integrasi Elite dengan Massa.
Integrasi elite dengan masa ini merupakan upaya untuk
menghubungkan antara golongan elite yang memerintah dengan rakyat
yang diperintah, tetapi bentuk dan cara pelaksanaan kewenangan harus
mendapat persetujuan dengan rakyat.
5) Perilaku Integrasi
Yang dimaksud dengan perilaku integrasi ialah kesediaan warga
masyarakat untuk bekerja sama dalam suatu organisasi besar dan perilaku
yang sesuai dengan cara yang dapat membantu pencapaian beberapa
tujuan organisasi.
Kesediaan warga masyarakat untuk bekerja sama dengan terorganisasi
demi mencapai tujuan bersama, merupakan pola tingkah laku yang sangat
esensial bagi masyarakat yang kompleks. Untuk itu setiap warga
masyarakat dituntut untuk bersedia menerima dan melaksanakan secara
ikhlas semua hasil kesepakatan guna mencapai tujuan organisasi yaitu
Negara.
Berdasarkan pembahasan mengenai sikap dan integrasi nasional di
atas, maka dapat disimpulkan bahwa sikap adalah kecenderungan untuk
menerima atau menolak suatu obyek. Sikap perlu dinampakkan dalam
bentuk perilaku, baik lisan maupun perbuatan. Adapun hal yang perlu
disikapi dalam penelitian ini adalah integrasi nasional.
Jadi sikap integrasi nasional adalah kecenderungan untuk bertindak
dengan lebih mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, lebih
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi
atau golongan, serta bangga berbangsa dan bertanah air Indonesia.
Dalam konteks Indonesia, integrasi politik itu lazim disebut sebagai
integrasi nasional, yang cakupan dimensinya bukan saja integrasi bangsa
dan integrasi wilayah melainkan juga integrasi penguasa (elite) dengan
rakyat yang dikuasai (massa)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam hal ini Lindberg dan Scheingold (1970:99) menyatakan
bahwa,” The most important dimensions of political integration are
related tothe existence andstrength of a decision-making process..
Political integration as a process is in their terminology equal to increases
in scope and capacity of a decision-making process”, Artinya bahwa
dimensi yang paling penting dari integrasi politik berkaitan dengan
keberadaan dan kekuatan dari proses pengambilan keputusan. Politik
integrasi sebagai suatu proses di mereka terminologi sama dengan
peningkatan lingkup dan kapasitas keputusan-proses pembuatan.
5) Factor penentu tingkat integrasi
Howard Wriggins dalam bukunya Winarno (2001: 14) menyebutkan
ada lima pendekatan atau cara bagaimana para pemimpin politik
mengembangkan integrasi bangsa, yaitu :
a) adanya ancaman dari luar b) gaya politik kepemimpinan c) kekuatan lembaga-lembaga politik d) ideologi nasional e) kesempatan pembangunan ekonomi. Hampir senada dengan pendapat diatas, Sunyoto Usman dalam
bukunya Winarno (2001: 14) menyatakan bahwa suatu kelompok masyarakat
dapat terintegrasi apabila :
a) Masyarakat dapat menemukan dan menyepakati nili-nilai fundamental yang dapat dijadikan rujukan bersama
b) Masyarakat terhimpun dalam unit social sekaligus, memiliki “cross cutting affiliation” sehingga menghasilkan “croos cutting loyality”
c) Masyarakat saling diatas ketergantungan diantara unit-unit social yang terhimpun didalamnya dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
Dengan demikian pembangunan integrasi bnagsa dapat dilakukan
dengan cara mengembangkan factor-faktor penentu integrasi tersebut, sampai
pada taraf pencapaian tingkat integrasi yang ideal. Semua cara ini dapat
dipakai oleh Negara dan setiap Negara tentu memiliki pilihan-pilihan
tersendiri dalam membangun integrasi bangsa. Yang penting adalah intrgrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bangsa yang berhasil merupakan kunci bagi keutuhan bangsa dan kelancaran
pembangunan nasional Negara.
6) Tinjauan tentang Sikap Integrasi
Sikap adalah bagian dari kepribadian seseorang yang mendorong
untuk bertindak dengan disertai persaan mendukung maupun persaan tidak
mendukung di dalam menanggapi obyek tertentu. Sedangkan integrasi adalah
proses mempersatukan masyarakat, yang cendrung membuat masyarakat
menjadi lebih baik atau harmonis.
Berdasarkan kesimpulan dari pengertian sikap dan integrasi, maka
sikap integrasi dapat diartikan sebagai bagian dari kepribadian seseorang yang
disertai perasaan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam masyarakat dalam
maencapai tujuan yang lebih baik.
7) Definisi Konseptual
Sikap Integrasi merupakan bagian dari kepribadian seseorang yang
disertai perasaan untuk menciptakan suatu kesatuan dalam masyarakat dalam
maencapai tujuan yang lebih baik atau harmonis dengan menggabungkan dan
mengumpulkan seluruh potensi perbedaan suku bangsa, agama, budaya dan
adanya hubungan dialogis keagamaan.
8) Definisi Operasional
1. Mengamalkan dan melaksanakan Pancasila dan UUD 1945
2. Mengutamakan kesatuan dan persatuan bangsa dan Negara
3. Mengutamakan kepentingan umum diatas kepentingan pribadi atau
golongan
4. Menjalin kerja sama tanpa membeda-bedakan suku, ras, agama, ras dan
golongan
5. Menghormati bendera merah putih dan menggunakan bahasa Indonesia
yang baik dan benar.
3. Tinjauan tentang Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap
Integrasi
Secara teoritis antara demokrasi dan integrasi memang menunjukkan
posisi dilematis sekaligus kontradiktif. Demokrasi yang mengandalkan perlunya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kebebasan, persamaan, pengakuan akan hak warga dan kelompok-kelompok
identitas harus berhadapan dengan keinginan untuk tetap berintegrasinya sebuah
kesatuan kebangsaan.
Dalam hal ini teori Clifford Geert dalam bukunya The Integrative
Revolution, Primordial Sentiments and Civil Politics in the Ne^ States
(www.demokrasidanintegrasi.com) menyatakan sebagai berikut :
Demokrasi dan integrasi adalah sesuatu yang dilematis, tetapi setiap negara dapat memenej dirinya sedemikian rupa, sehingga pemenuhan tuntutan demokrasi dan integrasi itu dapat terpenuhi secara serasi. Dengan demikian demokrasinya dapat tumbuh secara relatif bagus, sedangkan integrasinya terpelihara dengan kokoh.
Oleh karena itu demokrasi perlu mensyaratkan sikap plural, toleransi,
menghargai perbedaan dan tidak memaksakan kehendak. Inilah sikap dan budaya
demokrasi yang belum terbangun kuat dalam diri masyarakat Indonesia ditengah
keinginan kuat menciptakan Negara kebangsaan yang demokratis. Dengan
demikian sistem politik yang demokratis akan mendorong dan mempertahankan
integrasi nasional sebuah Negara atas dasar prinsip kebebasan, kesetaraan dan
toleransi.
Dalam hal ini maka masyarakat Indonesia dituntut untuk bersikap
demokratis sesuai dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi, sehingga
nantinya dapat menimbulkan sikap integrasi yang menciptakan persatuan dan
kesatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk tujuan
yang lebih baik.
B. Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran pada dasarnya merupakan penalaran untuk dapat
sampai pada pemberian jawaban sementara atas masalah yang telah dirumuskan.
Mengacu pada permasalahan dan kajian teori di atas, maka kerangka pemikiran
dalam penelitian ini sebagai berikut :
Demokrasi merupakan suatu sistem pemerintahan, dimana kekuasaan
pemerintahan Negara berada di tangan rakyat. Rakyat adalah pemegang
kekuasaan tertinggi atau kedaulatan di Negara tersebut. Demokrasi memberi
kebebasan pada tiap-tipa indivu, serta mengandalkan persamaan, pengakuan akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hak warga Negara untuk tetap berintegrasiya sebuah kesatuan kebangsaan. Suatu
pemerintahan dapat dikatakan demokratis apabila masyarakatnya bersikap sesuai
dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang terkandung dalam demokrasi.
Demokrasi dan integrasi merupakan sebuah dilema bagi suatu Negara
dalam menjaga keutuhan bangsa. Integrasi merupakan upaya politik atau
kekuasaan untuk menyatukan semua unsur masyarakat yang majemuk harus
tunduk kepada aturan-aturan kebijakan politik yang dibangun dari nilai-nilai
kultur yang ada dalam masyarakat majemuk tadi, sehingga terjadi kesepakatan
bersama dalam mencapai tujuan nasional dimasa depan untuk kepentingan
bersama.
Dengan adanya masyarakat yang bersikap positif terhadap
pelaksanaan demokrasi, maka diharapkan dapat menimbulkan kesatuan dalam
masyarakat. Dengan adanya sistem politik yang demokratis akan mendorong dan
mempertahankan integrasi nasional sebuah Negara atas dasar prinsip kebebasan,
kesetaraan dan toleransi, sehingga antara sikap demokrasi dan sikap integrasi
mempunyai hubugan yang erat.
Kerangka berpikir tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : Gambar 1. Interaksi Hubungan antara Sikap Demokrasi dengan Sikap Integrasi.
C. Hipotesis
Menurut Riduwan (2004:35) “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang
dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori yang masih harus diuji
kebenaranya”. Dalam penelitian penulis merumuskan hipotesis yaitu hipotesis
kerja (Ha) adalah sebagai berikut :
“Adanya hubungan yang positif dan signifikan antara sikap demokrasi
dengan sikap integrasi pada masyarakat desa Dayu kecamatan Gondangrejo
kabupaten Karanganyar tahun 2010/2011”
Sikap Demokrasi Sikap Integrasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo
Kabupaten Karanganyar. Pemilihan tempat penelitian tersebut dilakukan karena di
desa tersebut terdapat permasalahan serta tujuan penelitian yang dilakukan. Selain
itu desa tersebut merupakan tempat tinggal penulis sehingga lebih mudah dalam
memperoleh data-data yang diperlukan.
2. Waktu penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan mulai bulan April 2010 sampai dengan
Oktober 2010, yang selanjutnya dapat diperlihatkan pada tabel berikut :
Tabel 1 Jadwal Kegiatan Penelitian
Keterangan
2010
Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt
Pengajuan judul xx
Penyusunan proposal xx xx
Perijinan xx
Penyusunan instrumen xx
Pengumpulan data xx
Analisis data xx
Penyusunan laporan xx
B. Metode Penelitian
Menurut Nana Syaodih Sukmadinata (2006 : 52) “metode penelitian
merupakan rangkuman cara atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari
oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofis dan ideologis,
pertanyaan dan isu-isu yang dihadapi”.
Menurut Abu achmadi dan Cholid Narbuko (2007: 41), “Metode adalah
cara yang tepat untuk melakukan sesuatu”. Sedangkan yang dimaksud dengan
penelitian adalah “studi yang dilakukan seseorang melalui penyelidikan yang hati-
27
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hati dan sempurna terhadap suatu masalah sehingga diperoleh pemecahan yang
tepat”. (Winarno Surakhmad, 1998: 131)
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa metode penelitian
merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam suatu studi melalui
penyelidikan terhadap suatu masalah sehingga mendapat pemecahan masalah
yang tepat.
Metode dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
korelasional. Adapun alasan peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif
korelasional karena peneliti memusatkan diri pada pemecahan masalah yang ada
pada masa sekarang yang bersifat aktual dan data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini disusun, dijalankan, kemudian dianalisis untuk disimpulkan.
Penelitian ini bermaksud untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi
pada suatu faktor, berhubungan dengan satu variasi atau lebih faktor lain
berdasarkan koefisien korelasinya. Dengan kata lain penelitian ini bermaksud
mengungkapkan bentuk hubungan timbal balik antara variabel yang diselidiki.
Intensitas hubungan itu diukur dengan menggunakan prosedur matematis yang
menyatakan koefesien korelasi yang dapat bergerak dari -1,00 sampai dengan
+1,00.
C. Populasi dan Sampel
Pelaksanaan penelitian tidak terlepas dari populasi dan sampel karena
merupakan subjek dalam penelitian. Agar tujuan penelitian dapat tercapai dengan
baik, maka populasi dan sampel diambil secara tepat. Sampel yang diambil harus
representatif, yakni mewakili populasi.
1. Populasi Penelitian
Pengertian populasi menurut Suharsimi Arikunto (2002: 108), adalah
“keseluruhan subyek penelitian”. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
kepela keluarga yang ada di Desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar yang berjumlah 1.035 kepala keluarga. Kepala keluarga dianggap
wakil dari seluruh warga masyarakat desa Dayu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Sampel Penelitian
Suharsimi Arikunto (2002:117) mengemukakan bahwa, “Sampel adalah
bagian dari populasi (sebagian tau wakil dari populasi yang diteliti). Sampel
penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai sumber data dan
dapat mewakili seluruh populasi”. Mengingat jumlah populasi ada 1.035 kepala
keluarga, maka peneliti hanya akan mengambil sebagian dari jumlah populasi
yang menggunakan sampel.
Agar sampel yang diambil refresentatif maka berdasarkan ketentuan
Suharsimi Arikunto (2002: 112) yang menyebutkan bahwa :
“Untuk sekedar ancer-ancer maka apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik
diambil semua sehingga penelitiannnya merupakan penelitian populasi.
Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15 % atau 20-
25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:
1) Kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana.
2) Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek.
3) Besar kecilnya resiko yang ditanggung oleh peneliti.
Berdasarkan pada pendapat di atas, maka peneliti menentukan besar
sampel sebanyak 104 kepala keluarga yang diperoleh 10% dari seluruh Desa
Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar yang berjumlah 1.035
kepala keluarga. Kemudian teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah
teknik random sampling.
3. Teknik Pengambilan Sampel
Sutrisno Hadi (2004: 83) menyatakan, ”Pada dasarnya teknik sampling
dapat dibagi menjadi dua yaitu teknik random sampling teknik non-random
sampling”
Adapun macam dari teknik sampling seperti penjelasan diatas adalah :
1) Teknik Random Sampling
Prosedur random sampling meliputi:
a) Cara Undian, yaitu pengambilan sampel secara undian.
b) Cara Ordinal, yaitu memilih nomor genap atau ganjil atau kelipatan
tertentu.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c) Cara Randomisasi dari tabel bilangan random.
2) Teknik Non-Random Sampling meliputi:
a) Proportional sampling yaitu cara pengambilan sampel dari tiap-
tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub populasi.
b) Teknik stratified sampling yaitu pengambilan sampel apabila
populasi terdiri dari susunan kelompok-kelompok yang bertingkat.
c) Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan
ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah
diketahui sebelumnya.
d) Teknik quota sampling yaitu pengambilan sampel yang
berdasarkan pada quantum.
e) Teknik double sampling yaitu cara pengambilan sampel yang
mengusahakan adanya sampel kembar.
f) Teknik area probability sampling yaitu cara pengambilan sampel
dengan cara pembagian sampel berdasarkan pada pembagian area.
g) Teknik cluster sampling yaitu pembagian sampel berdasarkan atas
kelompok yang ada pada populasi.
Berdasarkan pendapat diatas, mengingat jumlah popuklasi yang diteliti
banyak, maka penulis mengambil 10 % dari populasi.
Untuk teknik pengambilan sampel penulis melakukan secara proporsional
random sampling yang artinya besar kecilnya sub populasi atau bagian individu–
individu yang diambil tiap sub populasi diambil secara proporsional dan random
atau acak. Dengan teknik pengambilan sampel secara proporsional random
sampling maka setiap anggota populasi akan mempunyai kesempatan dam
peluang yang sama untuk terpilih menjadi anggota sampel. Alasan penulis
menggunakan teknik tersebut karena dalam teknik proporsional random sampling
bersifat secara objektif. Pelaksanaan pengambilan sampel dilakukan dengan cara
pengambilan dari tiap-tiap sub populasi dengan memperhitungkan sub-sub
populasi yaitu tiap-tiap desa.
D. Teknik Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Di dalam suatu penelitian, data merupakan faktor yang sangat penting,
pengumpulan data dimaksudkan untuk memperoleh data atau keterangan yang
benar dan dapat dipercaya dalam penelitian. Untuk memperoleh data dan
keterangan-keterangan yang dibutuhkan dalam suatu penelitian maka kita perlu
menentukan tehnik pengumpulan data.
Tehnik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
tehnik komunikasi tak langsung. Alasan peneliti menggunakan tehnik tersebut
karena peneliti mengumpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi dengan
subjek penelitian dengan perantara alat, baik alat yang tersedia maupun alat
khusus dibuat untuk keperluan itu . Pelaksanaannya dapat berlangsung didalam
situasi yang sebenarnya maupun didalam situasi buatan. Untuk memperoleh data
tentang sikap demokrasi dan sikap integrasi maka menggunakan angket.
1. Metode Angket
Menurut Riduwan (2003: 52-53) “angket (questionnaire) adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain, bersedia memberikan respons (responden) sesuai dengan permintaan pengguna”. Menurut Suharsimi Arikunto (2006:151) “kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui”. Sedangkan Sonny Sumarsono (2004: 81) menyatakan “Daftar pertanyaan
atau kuesioner diartikan sebagai suatu daftar tertulis yang berisikan rangkaian
pertanyaan mengenai suatu hal tertentu untuk dijawab secara tertulis.”
Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa angket/kuesioner
adalah suatu daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain mengenai suatu
hal tertentu untuk dijawab. Peneliti menggunakan teknik angket untuk
mendapatkan data variabel bebas yaitu kesadaran akan hak asasi manusia.
a. Macam-macam Angket/Kuesioner
Dalam suatu kuesioner dapat dibeda-bedakan atas beberapa jenis,
tergantung pada sudut pandangnya sebagai berikut:
1) Dipandang dari cara menjawab
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) bahwa, Kuesioner
apabila dipandang dari cara menjawab dibedakan menjadi dua macam,
yaitu :
a) Kuesioner terbuka yaitu kuesioner yang memberi kesempatan
kepada responden untuk menjawab dengan kalimatnya sendiri.
b) Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan
jawabannya sehingga responden tinggal memilih.
2) Dipandang dari jawaban yang diberikan
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 128) bahwa, kuesioner apabila
dipandang dari jawaban yang diberikan dibedakan menjadi dua macam
yaitu :
a) Kuesioner langsung, yaitu responden menjawab tentang
dirinya.
b) Kuesioner tidak langsung, yaitu jika responden menjawab
tentang orang lain.
3) Dipandang dari bentuknya
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 129) bahwa, kuesioner apabila
dipandang dari bentuknya dibedakan menjadi empat macam yaitu :
a. Kuesioner pilihan ganda, yang dimaksud adalah sama dengan
kuesioner tertutup.
b. Kuesioner isian, yang dimaksud adalah kuesioner terbuka.
c. Check list, sebuah daftar, dimana responden tinggal
membubuhkan tanda check (√) pada kolom yang sesuai.
d. Rating-scale (skala bertingkat), yaitu sebuah pernyataan diikuti
oleh kolom-kolom yang menunjukkan tingkat-tingkatan
misalnya mulai dari sangat setuju sampai ke sangat tidak
setuju.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket tertutup dengan
bentuk rating scale. Masyarakat diberi pertanyaan atau pernyataan dengan
jawaban yang sudah peneliti sediakan dalam bentuk skala bertingkat yaitu mulai
dari selalu sampai tidak pernah. Mayarakat memilih jawaban yang sesuai dengan
pilihannya dengan memberikan tanda pada jawaban yang dipilih. Tanda yang
dimaksud adalah tanda silang (X). Adapun langkah-langkah penyusunan angket
adalah sebagai berikut:
1) Melakukan spesifikasi data-data sumber
Spesifikasi data dan sumbernya merupakan langkah awal dan
utama sebelum penyusunan angket. Hal ini dilakukan agar dapat
mengetahui aspek-aspek yang akan diukur dan siapa-siapa yang akan
dijadikan responden. Adapun yang akan diukur adalah :
a) Sikap demokrasi sebagai variabel X
b) Sikap integrasi sebagai variabel Y
2) Menyusun angket
Cara-cara yang ditempuh dalam penyusunan angket adalah sebagai
berikut :
a) Membuat item-item pertanyaan berdasarkan pada aspek yang
akan diukur
b) Penentuan bobot nilai
Penilaian alternatif jawaban menggunakan angka 1 – 5,
dilanjutkan dengan pemberian skor positif dan negatif.
Adapun kategori alternatif jawaban, sesuai dengan pendapat Nana
Syaodih (2006 : 226) adalah “ Sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak
setuju dan sangat tidak setuju”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 4 Pemberian bobot pernyataan positif adalah :
Alternatif jawaban SS S R TS STS
Bobot nilai 5 4 3 2 1
Tabel 5 Sedangkan bobot pernyataan negatif adalah :
Alternatif jawaban SS S R TS STS
Bobot nilai 1 2 3 4 5
2. Instrumen Penelitian
a. Variabel Penelitian
1) Variabel bebas (independent variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau disebut
variabel penyebab. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu sikap
demokrasi (X).
2) Variabel terikat (dependent variable)
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau disebut
variabel tergantung. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah sikap
integrasi (Y).
b. Penyusunan Instrumen
Instrumen penelitian berupa angket yang digunakan untuk mendapatkan data.
Data merupakan hal yang sangat penting guna membuktikan kebenaran
hipotesis yang dirumuskan. Maka data yang dikehendaki dalam setiap
penelitian adalah data yang benar-benar dapat dipercaya dan objektif. Untuk
itu instrumen yang digunakan haruslah merupakan instrumen yang baik.
Instrumen yang baik harus memenuhi dua persayaratan yaitu valid dan
reliabel. (Suharsimi Arikunto, 2002: 144).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Uji coba angket ini meliputi analisis validitas dan realibilitas.
a) Uji Validitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168) “validitas adalah
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau
kesahihan suatu instrumen”.Setelah instrumen diuji cobakan
kemudian dihitung tingkat validitasnya, dengan tujuan untuk
mengetahui apakah butir-butir yang diuji cobakan dapat
mengukur keadaan responden yang sebenarnya atau tidak.
Jadi suatu instrumen yang valid atau sahih adalah instrumen
yang mempunyai nilai hitung yang lebih tinggi jika
dibandingkan dengan nilai tabel yang telah ditentukan,
sedangkan instrumen yang tidak valid adalah instrumen yang
nilai hitungnya lebih rendah daripada nilai pada tabel yang
telah ditentukan.
Untuk mengetahui valid tidaknya butir angket maka diuji
dengan rumus product moment yang dikemukakan oleh
Pearson dalam Suharsimi Arikunto (2006: 170):
})(.}{)(.{
))((.2222 YYNXXN
YXYXNrxy
∑−∑∑−∑
∑∑−∑=
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
∑X : Skor masing-masing item
∑Y : Skor total
∑XY : Jumlah penelitian X dan Y
∑X2 : Jumlah kuadrat dari X
∑Y2 : Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah subjek
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Uji Reliabilitas
Menurut Suharsimi Arikunto (2002: 154) Reliabilitas
adalah ”ketepatan suatu tes apabila diteskan subyek yang
sama”. Dengan kata lain reliabilitas adalah istilah yang dipakai
untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif
konsisten apabila pengukuran diulang dua kali atau lebih.
Adapun mencari reliabilitas menurut Suharsimi Arikunto
(2002: 156) adalah (1) rumus Spearman Brown, (2) rumus
Flanagan, (3) rumus Rulon, (4) rumus K-R.20, (5) rumus K-
R21, (6) rumus Hoyt, (7) dan rumus Alpha.
Penelitian ini bertujuan untuk mengukur reliabilitas angket.
Teknik korelasi yang digunakan adalah Korelasi Product
Moment, dilanjutkan dengan menggunakan rumus Alpha
Cronbach yang dikemukakan oleh Suharsimi Arikunto (2006:
196) dengan rumus :
r11 =
−−
−∑δδ
2
2
11
t
b
k
k
Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
k = banyaknya butir soal
= jumlah varians butir
δ 2
t = varians total
Hasil analisis reliabilitas kemudian dikonsultasikan dengan
koefisien reliabilitas. Adapun mengenai besarnya koefisien
korelasi dapat digunakan ketentuan sebagai berikut:
(1) Antara 0,8 sampai 1 dikategorikan sangat tinggi
(2) Antara 0,6 sampai 0,8 dikategorikan tinggi
(3) Antara 0,4 sampai 0,6 dikategorikan cukup
(4) Antara 0,2 sampai 0,4 dikategorikan rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
(5) Antara 0,0 sampai 0,2 dikategorikan sangat rendah/
tidak berkorelasi
(Suharsimi Arikunto, 2006: 196)
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan suatu cara yang digunakan untuk
mengolah data hasil penelitian. Ada dua teknik analisis data dalam suatu
penelitian, yaitu teknik statistik dan non statistik. Dalam penelitian ini
menggunakan teknik statistik karena data diambil merupakan data kuantitatif.
Adapun teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis korelasi
sederhana. Analisis korelasi sederhana bertugas menentukan model hubungan
antara satu variabel terikat dengan satu variabel bebas.
Adapun prosedur analisis data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Uji Prasyarat Analisis
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah sampel diambil dari
distribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini menggunakan uji Lilliefors
dengan cara menggunakan penafsir rata-rata (X) dan simpangan baku. Adapun
langkah-langkah dalam uji Lilliefors adalah sebagai berikut:
1) ( )
S
XXizi
−=
zi = Angka baku
X = Rata-rata
N
X i∑
S = Simpangan baku
( )( )( )1
22
−−
= ∑ ∑NN
XiXN i
2) Tiap angka baku dan menggunakan daftar distribusi normal baku,
hitung peluang: )()( zizPziF ≤=
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) N
ziyangzzBanyaknyazziS ni ≤= ,....,
)( 2
4) Hitung selisih ( ) ( )ziSziF − tentukan harga mutlaknya
5) Cari nilai yang terbesar dari selisih ( ) ( )ziSziF − jadikan Lhitung atau
Lhit
6) Kesimpulannya:
a) Jika Lhit ≥ Ltabel atau Lkritis tolak hipotesis statistik, jadi tidak normal
b) Jika Lhit < Ltabel, terima hipotesis statistik, jadi normal.
(Hassan Suryono, 2005:79)
b. Uji Linieritas
Pengujian ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel bebas dengan
varibel terikat terdapat hubungan yang linier atau tidak. Jika Fhitung<Ftabel maka
terima Ho berarti korelasinya linier, tetapi apabila Fhitung>Ftabel maka tolak Ho
berarti korelasinya tidak linier. Pengujian linieritas menggunakan rumus
menurut Sudjana (2001:15) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
∑= 2)( YTJK
( )n
YaJK
2
)( ∑=
( )( )
−= ∑ ∑∑n
YXXYbabJK )/(
( )( )
( )∑ ∑∑ ∑∑
−
−= 22 XXn
YXXYn
)/()()()( abJKaJKTJKSJK −−=
( )∑ ∑ ∑
−=iX in
YYGJK
2
2)(
)()()( GJKSJKTCJK −=
Keterangan:
JK : Jumlah kuadrat-kuadrat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
JK(T) : Jumlah kuadrat total
JK(a) : Jumlah kuadrat koefisien
JK(b/a) : Jumlah kuadrat regresi
JK(S) : Jumlah kuadrat penduduk
JK(TC) : Jumlah kuadrat tuna cocok
JK(G) : Jumlah kuadrat galat
2. Uji Hipotesis
Setelah uji prasyarat telah dipenuhi maka dapat dilakukan pengujian
hipotesis yang telah diajukan. Untuk membuktikan hipotesis yang telah
dikemukakan maka diperlukan adanya pengolahan data selama penelitian, dalam
penelitian ini digunakan teknik analisis korelasi sederhana, dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mencari koefisien korelasi sederhana antara X dan Y, menggunakan
rumus Product Moment dari Pearson sebagai berikut :
r xy = ∑ ∑ ∑ ∑
∑ ∑ ∑−−
−2222 )(}{)({
))((
YYNXXN
YXXYN
( Suharsimi Arikunto, 2006: 274)
Keterangan:
r xy : Koefisien korelasi antara X dan Y
∑XY : Jumlah perkalian X dan Y
∑XY : Jumlah perkalian X dan Y
X : Skor masing-masing item
Y : Skor total
2X : Jumlah kuadrat dari X
2Y : Jumlah kuadrat dari Y
N : Jumlah responden
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hipotesis yang diajukan :
Apabila rhitung > rtabel maka terdapat hubugan antara X1 dan Y (H0 ditolak dan
Ha diterima), sebaliknya jika rhitung ≤ rtabel maka tidak terdapat hubungan antara
X1 dan Y (Ho diterima dan Ha ditolak).
b. Uji Keberartian Koefisiensi Korelasi
( )2
2
1
1
r
rt
−−Ν=
(Suharsimi Arikunto, 2006: 294)
Keterangan:
t : uji keberartian
r : koefisien korelasi
N : jumlah sampel
Jika tabelhitung tt > maka koefisien korelasinya berarti, sebaliknya jika
tabelhitung tt ≤ maka koefisien korelasinya tidak berarti.
SE= 2r x 100%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data
1. Deskripsi Data Umum Lokasi Penelitian
1.1. Keadaan Umum Desa Dayu
Desa Dayu terletak di Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar
Propinsi Jawa Tengah dimana berada di Jalan Solo-Purwodadi Km 12. Desa Dayu
memiliki luas tanah seluas 569.2029 Ha dengan batas wilayah sebagai berikut :
1. Sebelah utara : Desa Krendowahono
2. Sebelah selatan : Desa Rejosari
3. Sebelah barat : Desa Bulurejo
4. Sebelah timur : Desa Wonosari
Dari kondisi geografis, desa Dayu terletak pada ketinggian tanah dan
permukaan laut 117 M dengan curah hujan 25 mm per tahun dan termasuk dataran
tinggi dengan suhu udara rata-rata 32 C.
1.2. Tinjauan Demografis
a. Komposisi penduduk
Penduduk desa Dayu terdiri dari jenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Jumlah laki-laki sebanyak 1693 orang, sedangkan yang perempuan berjumlah
1728 orang sehingga jumlah semua penduduk desa Dayu sebanyak 3421 orang
yang terbagi dalam 903 kepala keluarga.
b. Mata Pencaharian
Mayoritas penduduk desa Dayu bermata pencaharian sebagai petani
dengan tanaman padi seluas 27 Ha dan kacang tanah seluas 11 Ha. Selain bertani
penduduk desa Dayu juga ada yang berkebun dan beternak.
c. Tingkat Pendidikan
1) SD / MI Sederajat : 89 Orang
2) SMP / MTs / Sederajat : 71 Orang
3) SMA / SMK / MA / Sederajat : 53 Orang
4) Akademi / D1 – D3 : 11 Orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5) Sarjana / S1 / D4 : 9 Orang
6) Pasca Sarjana / S2 – S3 : - Orang
d. Agama
Ada 2 agama yang dianut oleh penduduk Desa Dayu yaitu Islam dan
Kristen. Tetapi mayoritas penduduk Desa Dayu menganut agama Islam yaitu
sebanyak 3386 orang. Sedangkan yang menganut agama Kristen sebanyak 35
orang. Di Desa Dayu terdapat 11 buah masjid dan 1 gereja.
1.3. Bentuk-Bentuk Kelembagaan
Tabel 3. Bentuk-Bentuk Kelembagaan
Sumber: Data Monografi Desa Dayu
2. Deskripsi Data Khusus
Berdasarkan masalah penelitian yang berjudul “Hubungan antara Sikap
Demokrasi dengan Sikap Integrasi pada Masyarakat Desa Dayu Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar”, yang beralamat di Jalan Solo-Purwodadi
Km 12 maka dibutuhkan data-data sebagai berikut :
1. Data tentang sikap demokrasi sebagai variable bebas (X)
2. Data tentang sikap integrasi sebagai variable terikat (Y)
Data-data tersebut diatas dikumpulkan dengan menggunakan teknik
penyebaran angket, karena kedua data tersebut merupakan data interval yang perlu
pengukuran sehingga dapat dikorelasikan.
1. Deskripsi tentang sikap Demokrasi
Data sikap demokrasi dikumpulkan dengan teknik penyebaran angket yang
disebarkan kepada 91 responden yaitu kepala keluarga di Desa Dayu Kecamatan
Bentuk Lembaga Jumlah Pengurus
1. LPMD
2. Kader Pembangunan
3. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
4. PKK
5. RT/RW
6. Karang Taruna Desa
4 orang
15 orang
9 orang
27 orang
27 orang / 6 orang
4 orang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Dari data yang telah dikumpulkan
diperoleh data-data sebagai berikut :
a. Nilai tertinggi = 177
b. Nilai terendah = 147
c. Nilai rentang = 30 ~ Nmak – Nmin = 177 – 147 = 30
d. Banyaknya kelas = 8 ~ k = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 91 = 8
e. Panjang kelas interval = 4 ~ I = (Nmak – Nmin)/k = (177 – 147)/8 = 4
f. Median = 164,5
g. Mean = 163,94
h. Modus = 165,5
i. Standar Deviasi (SD) = 6,295
j. Variansi (S2) = 39,63
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 20
Dari hasil nilai data diatas dapat dibuat tabel frekuensi sebagai berikut :
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Sikap Demokrasi Masyarakat Desa Dayu
Interval Frekuensi
(F)
Prosentase
(%)
Frekuensi
Komulatif (Fk)
Median
(x)
146 - 149 2 2.20% 2 147.5
150 - 153 2 2.20% 4 151.5
154 - 157 12 13.19% 16 155.5
158 - 161 12 13.19% 28 159.5
162 - 165 24 26.37% 52 163.5
166 - 169 24 26.37% 76 167.5
170 - 173 9 9.89% 85 171.5
174 177 6 6.59% 91 175.5
Jumlah 91 100.00%
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari tabel diatas maka dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 2. Grafik Histogram Sikap Demokrasi Masyarakat Desa Dayu
2. Deskripsi tentang sikap integrasi
Data sikap integrasi dikumpulkan dengan teknik penyebaran angket yang
disebarkan kepada 91 responden yaitu kepala keluarga di Desa Dayu Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Dari data yang telah dikumpulkan
diperoleh data-data sebagai berikut :
a. Nilai tertinggi = 180
b. Nilai terendah = 147
c. Nilai rentang = 33 ~ Nmak – Nmin = 180 – 147 = 33
d. Banyaknya kelas = 8 ~ k = 1 + 3,3 log N = 1 + 3,3 log 91 = 8
e. Panjang kelas interval = 5 ~ I = (Nmak – Nmin)/k = (180 – 147)/8 = 5
f. Median = 162,6
g. Mean = 163,54
h. Modus = 165,68
i. Standar Deviasi (SD) = 7,405
j. Variansi (S2) = 54,84
Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran 21
Dari hasil nilai data diatas dapat dibuat table frekuensi sebagai berikut :
0
5
10
15
20
25
146-149 150-153 154-157 158-161 162-165 166-169 170-173 174-177
146
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 5. Distribusi Frekuensi Sikap integrasi Masyarakat Desa Dayu
Interval Frekuensi
(F)
Prosentase
(%)
Frekuensi
Komulatif (Fk)
Median
(x)
145 - 149 3 3.30% 3 147
150 - 154 7 7.69% 10 152
155 - 159 17 18.68% 27 157
160 - 164 21 23.08% 48 162
165 - 169 25 27.47% 73 167
170 - 174 12 13.19% 85 172
175 - 179 5 5.49% 90 177
180 - 184 1 1.10% 91 182
91 100.00%
Dari table diatas maka dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut :
Gambar 3. Grafik Histogram Sikap Integrasi Masyarakat Desa Dayu
B. Uji Prasyaratan Analisis
Berdasarkan data yang terkumpul , selanjutnya disusun secara sistematis
dan dibuat tabulasi data yaitu dengan membuat daftar nilai sikap demokrasi
dengan sikap integrasi. Dari perhitungan yang dilakukan diperoleh nilai sebagai
berikut :
N = 91
ΣX = 14921
ΣY = 14875
0
5
10
15
20
25
145-149 150-154 155-159 160-164 165-169 170-174 175-179 180-184
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ΣXY = 2440825
ΣX2 = 2450099
ΣY2 = 2435907
a. Uji Normalitas
1) Uji Normalitas Sikap Demokrasi
Uji normalitas sikap demokrasi dengan menggunakan uji liliefors
diperoleh hasil, dengan N = 91 diperoleh Lo = 0,005 dan pada taraf signifikasi
5%, Ltabel = 0,093. Karena harga Lo < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa
sikap demokrasi adalah berdistribusi normal. Perhitungannya secara rinci
dapat dilihat pada lampiran 22
2) Uji Normalitas Sikap Integrasi
Uji normalitas sikap integrasi dengan menggunakan uji liliefors
diperoleh hasil, dengan N = 91 diperoleh Lo = 0,063 dan pada taraf signifikasi
5%, Ltabel = 0,093. Karena harga Lo < Ltabel, maka dapat disimpulkan bahwa
sikap integrasi adalah berdistribusi normal. Perhitungannya secara rinci dapat
dilihat pada lampiran 23
b. Uji Linieritas
Hasil uji linieritas variable sikap demokrasi (X) terhadap variable sikap
integrasi (Y), dari perhitungan diperoleh harga-harga sebagai berikut :
JK(G) = 2114,164
JK(TC) = 137,296
dK(TC) = 25
dK(G) = 64
Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan bahwa pada taraf
signifikasi 5% dengan db pembilang 25 dan db penyebut 64 diperoleh Ftabel
sebesar 1,678, karena Fhitung < Ftabel (1,663 < 1,678 ) maka tidak menyimpang dari
garis linier, sehingga variable sikap demokrasi (X) linier terhadap variable sikap
integrasi (Y). Perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 24
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis pada dasarnya merupakan langkah untuk mengkaji
apakah persyaratan yang akan dikemukakan dalam perumusan hipotesis bisa
diterima kebenarannya atau ditolak kebenarannya. Hipotesis diterima apabila data
yang didapat mendukung persyaratan dalam hipotesis yang diajukan. Dan
sebaliknya ditolak apabila fakta-fakta empiris yang ada tidak dapat mendukung
persyaratan dalam hipotesis yang diajukan.
1. Pengujian Hasil Analis Data
Setelah dilakukan uji nomalitas dan linieritas hasilnya menunjukkan
normal dan linier, kemudian langkah selanjutnya mengadakan uji hipotesis yaitu
dengan analisis regresi melalui korelasi dari pearson. Perhitungannya secara rinci
dapat dilihat pada lampiran 25
a. Menghitung Koefisien Korelasi Sederhana antara Variabel Sikap Demokrasi
(X) dengan Sikap Integrasi (Y)
Dari perhitungan tersebut diperoleh rxy = 0,459 . Hasil tersebut
dikonsultasikan dengan nilai rtabel dengan N=91 dengan taraf signifikasi 5%
diperoleh rtabel = 0.207. Karena rxy>rtabel atau 0.459 > 0.207 maka Ho ditolak
dengan kata lain Ha diterima, berarti antara sikap demokrasi (X) dengan sikap
integrasi (Y) ada hubungan yang positif.
b. Pengujian Keberartian Koefisien Korelasi
Setelah diuji keberartian atau signifikansi terhadap koefisiensi korelasi
yang telah diperoleh dengan menggunakan rumus t, maka diperoleh thitung = 4,440.
Dari hasil tersebut kemudian dikonsultasikan dengan nilai ttabel pada taraf
signifikasi 5% dengan N=64 maka diperoleh ttabel = 1,987. Jadi, dari perhitungan
yang dilakukan maka thitung > ttabel atau 4,440 > 1,987, maka koefisien korelasinya
antara X dan Y berarti atau signifikan (Penghitungan secara rinci dapat dilihat
pada lampiran 26)
c. Menghitung Persamaan Garis Regresi Linier
Persamaan garis regresi linier sederhana ialah Y = a+bx dan dari hasil
perhitungan diperoleh Y = 79,539 + 0,512 X. Karena harga b positif, maka
hubungan antara sikap demokrasi (X) dengan sikap ointegrasi (Y) adalah positif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ini berarti hipotesis ini menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan
antara X dan Y.(Penghitungan dapat dilihat pada lampiran 26).
2.Penafsiran Pengujian Hipotesis
Langkah selanjutnya setelah melakukan analisis data adalah melakukan
penafsiran pengujian hipotesis untuk semua variabel yang telah dianalisis yaitu
sebagai berikut :
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh rxy = 0,459 dengan sampel 91
kepala keluarga pada taraf signifikasi 5 % diperoleh r tabel = 0,207. Selanjutnya
dengan demikian rhitung > r tabel atau 0,459 > 0,207, sehingga dapat ditafsirkan
ada hubungan antara sikap demokrasi (X) dengan sikap integrasi (Y) desa Dayu
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar. Untuk uji keberartian
koefisiensi korelasi sederhana dengan uji t diperoleh thitung > ttabel atau 4,440 >
1,987 sehingga hubungan antara sikap demokrasi (X) dengan sikap iontegrasi (Y)
adalah berarti atau signifikan.
Persamaan garis regresi linier sederhana diperoleh persamaan Y=a+bx
atau Y = 79,539 + 0,512X. Jadi dari persamaan regresi yang didapat
menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit atau adanya kenaikan satu angka
pada variabel sikap demokrasi (X) maka diikuti kenaikan sikap integrasi (Y)
sebesar kemiringan gradien garis regresi yaitu 0,512 .
Besar koefisien determinasi (r2) = (0,459)2 = 0,21x100%=21%, artinya
bahwa sikap demokrasi memberikan konstribusi pada sikap integrasi sebesar 21%
3. Kesimpulan Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan analisis data dan penafsiran terhadap pengujian
hipotesis selanjutnya dapat ditarik kesimpulan dari pengujian hipotesis tersebut,
yaitu adanya hubungan yang positif dan signifikan antara sikap demokrasi (X)
dengan sikap integrasi (Y).
D. Pembahasan Hasil Analisis Data
Berdasarkan analisa dan interprestasi hasil analisa data antara variabel
sikap demokrasi (X) dengan sikap integrasi (Y), maka dapat dijelaskan sebagai
berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hipotesis yang menyatakan “Terdapat hubungan yang positif dan
signifikan antara sikap demokrasi dengan sikap integrasi pada masyarakat Desa
Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2010/ 2011 ”,
dinyatakan diterima. Hal ini disebabkan karena tabelyx rr >1
, yaitu 0,459 > 0,207,
selanjutnya dengan uji t diperoleh thitung > ttabel yaitu 4,440 > 1,987. Hal tersebut
menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel
sikap demokrasi dengan variabel sikap integrasi pada masyarakat Desa Dayu
Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2010 / 2011. Jadi
semakin tinggi pengaruh sikap demokrasi maka semakin tinggi pula sikap
integrasi masyarakat, demikian pula sebaliknya jika semakin rendah pengaruh
siakap demokrasi maka semakin rendah pula sikap integrasi masyarakat.
Hal ini dikarenakan demokrasi yang dilakukan secara baik, positif sesuai
dengan aturan maka akan membawa dampak positif pula pada masyarakat.
Dengan adanya sikap positif masyarakat terhadap demokrasi maka keutuhan
dalam massyarakat akan tetap terjaga. Sikap demokrasi yang berlandaskan pada
nilai-nilai demokrasi yang meliputi : 1) Bertoleransi dan ikut berpartisipasi dalam
mengemukakan pendapat, 2) Menghormati perbedaan pendapat antara warga
masyarakat, 3) Menghargai dan melaksanakan keputusan bersama, 4) Menjalin
kerjasama antar warga masyarakat dengan pikiran logis dan itikad baik, 5)
Menghindari tindak kekerasan dalam menyelesaikan suatu permasalahan pada
masyarakat akan mencegah terjadinya tindakan sewenang-wenang atau tindakan
anarki yang mengarah pada pelanggaran hak-hak manusia terutama dalam
kehidupan demokrasi yang identik dengan kebebasan yang sekarang ini rentan
dengan perbedaan pola pikir seseorang terhadap suatu hal yang dapat
menyebabkan terjadinya disintegrasi.
Begitu pula sebaliknya, dengan adanya masyarakat yang bersikap negatif
dan menyalah artikan kebebasan demokrasi yang memberi kebebasan pada tiap-
tiap individu, serta mengandalkan persamaan, pengakuan akan hak warga negara,
maka akan terjadi perpecahan dalam masyarakat yang dapat melunturkan
persatuan dan kesatuan dalam masyarakat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Masyarakat Indonesia dituntut untuk bersikap demokratis sesuai
dengan prinsip-prinsip dan nilai-nilai demokrasi, sehingga nantinya dapat
menimbulkan sikap integrasi yang menciptakan persatuan dan kesatuan dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk tujuan yang lebih baik.
Salah satu bentuk upaya yang dilakukan untuk meningkatkan siakp
integrasi adalah dengan memaksimalkan berbagai upaya dalam menerapkan sikap
integrasi. Bentuk konkritnya adalah lebih mengutamakan siakap integrasi atau
rasa persatuan dan kesatuan daripada demokrasi.
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa berdasarkan
hasil pengujian hipotesis penelitian diperoleh persamaan regresi linier sederhana
yaitu Y = 79,539 + 0,512X. Jadi dari persamaan regresi yang didapat
menggambarkan bahwa setiap kenaikan satu unit atau adanya kenaikan satu angka
pada variabel sikap demokrasi (X) maka diikuti kenaikan sikap integrasi (Y)
sebesar kemiringan gradien garis regresi yaitu 0,512
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai hubungan antara
sikap demokrasi dengan sikap integrasi pada masyarakat desa Dayu Kecamatan
Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Tahun 2009 / 2010 diperoleh kesimpulan
bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap demokrasi
dengan sikap iontegrasi pada desa Dayu Kecamatan Gondangrejo Kabupaten
Karanganyar Tahun 2009 / 2010.
Adanya kesimpulan tersebut dibuktikan dengan hasil penelitian yang
selanjutnya diperoleh rxy sebesar 0,459, dimana hasil ini menunjukkan rxy > r tabel
atau 0,459 > 0,207 pada taraf signifikasi sebesar 5%. Besarnya hubungan
menunjukkan keterangan bahwa variabel sikap demokrasi mempunyai hubungan
yang positif atau kuat terhadap variabel sikap integrasi. Sedangkan signifikansi
atau keberartian hubungan kedua variabel dibuktikan dengan harga thitung lebih
besar dari ttabel atau thitung > ttabel yaitu 4,440 > 1,987. Selanjutnya naik turunnya
atau besar kecilnya sikap integrasi masyarakat dapat diprediksi melalui persamaan
regresi Y=79,539 + 0,512 X.
B. Implikasi
Berdasarkan landasan teori serta kesimpulan penelitian dapat disampaikan
implikasi sebagai berikut:
1. Implikasi Teoritis
Dengan adanya hubungan tersebut, maka implikasi teoritisnya adalah
semakin tinggi sikap demokrasi yang dimiliki oleh masyarakat berarti semakin
tinggi pula sikap integrasi pada masyarakat itu.
2.Implikasi Praktis
Melihat dari penelitian yang telah dilakukan, ternyata sikap demokrasi
masyarakat mempunyai peranan dalam menumbuhkan sikap integrasi pada
masyarakat desa Dayu. Maka diharapkan setiap warga masyarakat sebagai unsur
terkait dapat berperan aktif dalam menumbuhkan sikap integrasi.