hubungan antara stres kerja dan intensi turnover …
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN INTENSI TURNOVER PADA
PERAWAT RUMAH SAKIT DI BALIKPAPAN
SKRIPSI
Oleh:
RAHMI KUSUMA SYUKRI ALFINA
14320249
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
i
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN INTENSI TURNOVER PADA
PERAWAT RUMAH SAKIT DI BALIKPAPAN
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Program Studi
Psikologi Universitas Islam Indonesia Untuk Memenuhi Sebagian Syarat-syarat
Guna Memperoleh Derajat Sarjana S1 Psikologi
Oleh:
RAHMI KUSUMA SYUKRI ALFINA
14320249
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2020
ii
HALAMAN PENGESAHAN
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN INTENSI TURNOVER
PADA PERAWAT RUMAH SAKIT DI BALIKPAPAN
Dipertahankan di depan Dewan Penguji Skripsi Prodi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia
Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-syarat Guna Memperoleh
Derajat Sarjana S1 Psikologi
Pada Tanggal
03 November 2020
Mengesahkan
Program Studi Psikologi
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
MA.
Dewan Penguji Tanda Tangan
1. Dr. Phil. Emi Zulaifah, Dra., M.Si., M.Sc.
2. Dr.rer.nat. Arief Fahmie, S.Psi., MA., Psikolog.
3. Annisaa Miranty Nurendra ,S.Psi., M.Psi., Psi.
Resnia Novitasari Dewi, S.Psi.,
Universitas Islam Indonesia
Ketua Program Studi
iii
PERNYATAAN ETIKA AKADEMIK
Yang bertandatangan di bawah ini, saya :
Nama : Rahmi Kusuma Syukri Alfina
No. Mahasiswa : 14320249
Program Studi : Psikologi
Judul Skripsi : Hubungan antara Stres Kerja dan Intensi Turnover Pada
Perawat Rumah Sakit di Balikpapan
Melalui surat ini saya menyatakan bahwa:
1. Selama melakukan penelitian dan pembuatan laporan penelitian skripsi saya
tidak melakukan tindakan pelanggaran etika akademik dalam bentuk apapun,
seperti penjiplakan, pembuatan skripsi oleh orang lain, atau pelanggaran lain
yang bertentangan dengan etika akademik yang dijunjung tinggi Universitas
Islam Indonesia. Karena itu, skripsi yang saya buat merupakan karya ilmiah
saya sebagai penulis, bukan karya jiplakan atau karya orang lain.
2. Apabila dalam ujian skrispi saya terbukti melanggar etika akademik, maka saya
siap menerima sanksi sebagaimana aturan yang berlaku di Universitas Islam
Indonesia.
3. Apabila dikemudian hari, setelah saya lulus dari Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia ditemukan bukti secara
meyakinkan bahwa skripsi ini adalah karya jiplakan atau karya orang lain, maka
saya bersedia menerima sanksi akademis yang diterapkan Universitas Islam
Indonesia.
Yogyakarta, 02 Oktober 2020
Yang menyatakan,
Rahmi Kusuma Syukri Alfina
iv
HALAMAN PERESEMBAHAN
Segala puji bagi Allah Subhannahu wa Ta’ala, atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya maka karya sederhana ini dapat terselesaikan
Syukur Alhamdulillah
Karya sederhana ini dipersembahkan untuk:
Abi Tersayang Mochamad Rudy Alfian dan Ummi Tersayang Yuli Lies
Trisna
Beribu kata tidak akan pernah bisa mewakili betapa bersyukurnya penulis atas
ketulusan, cinta, dan dukungan yang selalu diberikan oleh Abi dan Ummi sejak
masa kecil hingga saat ini. Terimakasih atas do’a, kasih sayang, kesabaran
nasehat, pengorbanan, perjuangan, dan semua dukungan yang telah Abi dan
Ummi berikan demi penulis seorang. Semoga kelak penulis dapat terus belajar
dalam tiap Langkah hidup dan membuat Abi dan Ummi bangga. Penulis
berterimakasih atas segalanya.
Sahabat-sahabatku tercinta
Terimakasih atas do’a, dukungan, nasehat, dan kasih sayang yang telah diberikan.
Terima kasih sudah selalu menemani hari demi hari perjuangan penulis.
v
HALAMAN MOTO
ومن جاهد فإنما يجاهد لنفسه
“Barang siapa yang bersungguh-sungguh, sesungguhnya kesungguhan tersebut
untuk kebaikan dirinya sendiri”
(Q.S Al-‘Ankabut Ayat 6)
"Kebahagiaan itu dicapai dengan tiga hal: 1. Bersabar ketika mendapat cobaan,
2. Bersyukur ketika mendapat kenikmatan, 3. Bertaubat ketika melakukan
kesalahan."
(Nabi Muhammad SAW)
“Tubuh dibersihkan dengan air. Jiwa dibersihkan dengan air mata. Akal
dibersihkan dengan pengetahuan. Dan jiwa dibersihkan dengan cinta”
(Ali bin Abi Thalib)
“Sometimes if you're little scared, look up to the wide world
Focus on yourself, don't lock yourself up
Trust yourself and run”
(Im Nayeon)
“Happiness is not something you have to achieve. You can still be happy during
the process of achieving something”
(Kim Namjoon)
vi
PRAKATA
Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah Subhanallahu
wa Ta’ala atas limpahan ramhat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Terimakasih atas segala nikmat dan
kemudahan yang diberikan oleh Allah, sehingga penulis masih memiliki
kesempatan untuk menjalani kehidupan hingga saat ini, dengan begitu penulis dapat
terus belajar untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Tidak sedikit masalah yang
dilalui oleh penulis sehingga dapat menyelsaikan karya sederhana ini. Karya
sederhana ini tidak akan terselesaikan tanpa bantuan dan kontribusi dari semua
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Fuad Nashori, S.Psi., M.Si., M.Ag., Psikolog., selaku Dekan
Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia.
2. Ibu Resnia Novitasari Dewi, S.Psi., MA., selaku Ketua Program Studi S1
Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas
Islam Indonesia.
3. Dr. Phil. Emi Zulaifah, Dra., M.Si., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing
Skripsi. Terimakasih banyak atas bimbingan, masukan, dan kesabaran Ibu
selama proses penyusunan skripsi, sehinga saya dapat menyelesaikan karya
ini dengan baik.
4. Ibu Yulianti Dwi Astuti, S.Psi., M.Soc. Sc., selaku Dosen Pembimbing
Akademik. Terimakasih atas waktunya karena telah memberikan
bimbingan, dukungan, dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan.
5. Seluruh dosen dan karyawan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia yang telah banyak memberikan ilmu
pengetahuan yang sangat berharga bagi diri penulis, khususnya dalam hal
akademik.
vii
6. Seluruh pihak Rumah Sakit yang penulis teliti di Balikpapan. Terima kasih
atas bimbingannya selama penulis menjalankan penelitian, dan kepada
semua pihak yang terlibat pada penelitian ini.
7. Kedua orang tua yang sangat saya cintai, Abi Rudy dan Ummi Yuli. Beribu
terimakasih telah dengan sabar dan penuh kasih sayang atas mengorbankan,
waktu, tenaga, materi dan perasaan demi mendukung putrimu untuk dapat
menyelesaikan studi ini. Tanpa ridho dan kasih saying yang tak ada
batasnya dari Abi dan Ummi, tentu penulis tidak akan dapat menyelesaikan
karya ini dengan baik. Terimakasih juga karena senantiasa mengingatkan
putrimu pada Allah SWT, semua yang terjadi adalah atas izin-Nya.
8. Oma dan Opa yang selalu setia mendukung cucumu, baik melalui nasihat,
kasih sayang, dan materi. Oma yang juga senantiasa mengingatkan untuk
beribadah, mendekatkan diri pada Allah SWT. Terimakasih atas segala
dukungan dan kesabaran yang telah kalian berikan.
9. Untuk Kai dan Nenek (Almh), terima kasih untuk kasih sayang dan
dukungan yang diberikan. Meskipun Nenek tidak dapat menemani penulis
secara langsung tetapi penulis tetap dapat merasakan kasih saying dan
dukungan tersebut
10. Untuk Oma yang berada di Jogja, terima kasih karena telah menjadi orang
tua selama penulis merantau di Jogja. Memberikan perhatian dan kasih
sayang Membuat penulis tetap bisa merasakan hangatnya bersama keluarga.
11. Mama Intan, Mama Qq, Mama Ina. Terima kasih atas dukungan dan kasih
sayangnya kepada penulis. Penulis merasa bersyukur karena selalu diberi
semangat dan membantu saat penulis membutuhkan, terima kasih juga
untuk Om Fani, Om Rizky, Om Adan
12. Untuk ketiga adikku Aldy, Achmad, Khansa. Terima kasih karena selalu
memberi semangat dan meringankan sedikit ketegangan dengan canda tawa
kalian semua.
13. Untuk seluruh keluarga Big Family, yang akan terlalu Panjang jika penulis
sebut satu-persatu, tetapi tidak mengurangi rasa terima kasih penulis.
viii
Terima kasih selalu untuk do’a dan dukungannya kepada penulis, semua
do’a dan dukungan tersebut sangat berarti bagi penulis
14. Untuk Om Fadhil dan Kak Nabila, terima kasih sudah membantu sejak hari
pertama penulis menginjakkan kaki di Jogja. Memberi tahu berbagai tips
dalam berkuliah, berteman, dan selalu membantu. Dan juga untuk Haikal
sebagai anggota keluarga yang juga seperti teman sejak kecil bagi penulis.
15. Untuk Ayi, tidak kusangka bisa bertemu dengan seseorang yang sangat
memahami dan menerima sebagaimana diriku. Terima kasih atas segalanya,
sungguh tidak bisa penulis ungkapkan dengan kata-kata bagaimana penulis
bersyukur bisa mengenalmu. I cherished every moments we spent together.
16. Untuk My Troubly, Ayi, Raihan, Alya, dan Mba Chintya. Orang-orang yang
telah mendapat tempat special di hati penulis. sahabat-sahabatku yang
sangat aku saying. Penulis sangat bersyukur dapat mengenal kalian, terima
kasih karena selalu memahami dan mendengarkan keluh kesah penulis.
Kenangan yang tidak terhitung, canda, tawa, tangis, tidak ada satu memori
pun yang ingin penulis lupakan. Kalian akan selalu menjadi sahabat yang
paling bisa diandalkan bagi penulis. I cherished every moments we spent
together.
17. Indah, Mba Ara, Mas Eggy, yang menjadi sahabat-sahabat bagiku sejak
tahun pertama hingga saat ini. Terimakasih atas waktu, dukungan, serta
nasehat yang telah kalian berikan.
18. Fian, Pak Zaind, Aji, Mayta sebagai teman yang sangat nyaman untuk
diajak bicara dan berbagi nasihat dan pengalaman. Seluruh personel
Godhonk Gedhank dan Delta.
19. Untuk seluruh kawan UKM Paduan Suara Miracle Voices Universitas Islam
Indonesia Angkatan 2014. Kenangan yang sangat berarti tercipta bersama
kalian semua.
20. Keluarga besar UKM Paduan Suara Miracle Voices Universitas Islam
Indonesia, Pengurus seperjuangan periode 2016/2017 dan 2017)2018,
Pelatihan & Artistik periode 2016/2017, dan peletih terbaik Mba Vista.
Banyak sekali kenangan, pelajaran yang dapat diambil dari segala kegiatan
ix
yang telah kita lalui bersama. Tidak dapat dijabarkan bagaimana saya
menghabiskan hari-hari si Jogja bersama UKM ini. Terimakasih atas
kenangan yang telah diberikan, semoga UKM PSM MV UII akan terus
berkembang.
21. Keluarga besar UKM Unisi Music Community, pengurus seperjuangan
periode 2015/2016 dan 2016/2017. Terima kasih atas kenangan dan
pelajaran yang telah diberikan, UKM ini memiliki banyak orang dengan
cara pandang yang unik dan juga sangat berbakat. Terima kasih juga atas
kesempatan dan kepercayaannya sehingga penulis dapat memiliki
pengalaman berharga untuk bergabung bersama kalian.
22. Untuk Twinny, Ai, Nancy, Teteh, Saskia. Teman sejak penulis SMA, yang
masih menjadi teman dekat penulis hingga sekarang. Terima kasih atas
berbagai dukungan dan nasehat yang diberikan.
23. Untuk teman-teman seperjuangan SMP, kalian yang selalu berusaha
menjaga silaturrahmi, merupakan orang-orang yang sangat baik, dan
semoga pertemanan kita akan selalu terjalin.
24. Untuk AB, teman-teman penulis sejak SMP. Meskipun tidak semua dari kita
tinggal di kota yang sama lagi, namun penulis sangat senang bisa mengenal
dan berteman dengan kalian semua.
25. Teman-teman seperjuangan jurusan Psikologi angkatan 2014. Terimakasih
atas kenangan dan pengalaman berharga yang telah kita lalui bersama sejak
masa awal perkuliahan.
26. Kepada Twice dan Day6 yang karya musiknya selalu menemani dan
memberi semangat ataupun ketenangan bagi penulis diberbagai momen,
saat menulis skripsi bahkan saat penulis menulis pra kata ini.
27. Semua pihak berjasa yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,
terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan selama proses studi di
prodi Psikologi FPSB UII ini, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Semoga Allah Subhanallahu wa Ta’ala senantiasa melindungi dan membalas
segala kebaikan yang telah kalian berikan. Penulis berharap agar karya sederhana
ini dapat memberikan manfaat bagi semua pembaca dan bagi penulis sendiri.
x
Aamin Ya Rabbal’aalamiin,
Wassalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh.
Yogyakarta, 02 Oktober 2020
Penulis,
(Rahmi Kusuma Syukri Alfina)
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .……………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN ….………………………………………... ii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………....…… iii
HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. iv
HALAMAN MOTO ……………………………………………………… v
HALAMAN PRAKATA …………………………………………………. vi
DAFTAR ISI ……………………………………………………………… xi
DAFTAR TABEL ………………………………………………………… xiii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… xiv
ABSTRAK ………………………………………………………………... xv
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah …………………...…………………..... 1
B. Tujuan Penelitian ……………………………………………..… 8
C. Manfaat Penelitian …………………………………………….... 8
D. Keaslian Penelitian …………………………………………..…. 9
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA
A. Intensi Turnover
1. Definisi Intensi Turnover …………………………..………. 13
2. Aspek-aspek Intensi Turnover …………………………….... 15
3. Faktor-faktor Intensi Turnover ……………………………… 16
B. Kemandirian
1. Definisi Stres Kerja ……………………………………….... 19
2. Aspek-aspek Stres Kerja... ………………………………….. 22
C. Hubungan Stres Kerja dan Intensi Turnover ..………………….. 23
D. Hipotesis ……………………………………………………...… 29
xii
BAB III. METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian ……………………….. 30
B. Definisi Operasional
1. Intensi Turnover ……………...……………………….......... 30
2. Stres Kerja ………………………………………………….. 31
C. Respoden Penelitian …………………………………………….. 31
D. Metode Pengumpulan Data
1. Skala Intensi Turnover ……………………………………… 33
2. Skala Stres Kerja……………………………………………. 33
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas ……………...……………………………………... 34
2. Reliabilitas …………...……………………………………... 36
F. Metode Analisis Data ………………………………………..….. 37
BAB IV. PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan
1. Orientasi Kancah ……………………………………………. 38
2. Persiapan Penelitian ……………………………………...…. 39
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian ……………………………….... 42
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Responden Penelitian …………………………...... 43
2. Deskripsi Data Penelitian ………………………………….... 44
3. Uji Asumsi ……………………………………………...…... 46
4. Uji Hipotesis ………………………………...…………….... 48
5. Uji Analisis Tambahan ……………………..………………. 49
D. Pembahasan …………………………………...……………….. 50
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………...……………… 58
B. Saran ……………………………………………...…………….. 58
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………….. 60
LAMPIRAN ………………………………………………………………. 64
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Bobot Nilai Berdasarkan Aitem Favourable dan Unfavourabel…. 32
Tabel 2 Distribusi Skala Intensi Turnover Sebelum Uji Coba.……………. 33
Tabel 3 Distribusi Skala Stres Kerja Sebelum Uji Coba ..……………….... 34
Tabel 4 Distribusi Skala Problem Solving Setelah Uji Coba ……………... 41
Tabel 5 Distribusi Skala Kemandirian Setelah Uji Coba ……………..…... 42
Tabel 6 Deskripsi Responden Penelitian …………………...……………... 43
Tabel 7 Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Usia….…………… 43
Tabel 8 Deskripsi Data Penelitian.. ………………………………………. 44
Tabel 9 Norma Kategorisasi ………………………………………………… 45
Tabel 10 Kategorisasi Subjek pada Skor Skala Intensi Turnover.……….. 45
Tabel 11 Kategorisasi Subjek pada Skor Skala Intensi Turnover.……….. 46
Tabel 12 Hasil Uji Normalitas ……………………………………………. 47
Tabel 13 Hasil Uji Linearitas ……………………………………………... 47
Tabel 14 Hasil Uji Hipotesis ……………………………………………… 48
Tabel 15 Hasil Uji Korelasi Aspek Stres Kerja dan Intensi Turnover ……..49
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala Stres Kerja dan Intensi Turnover…………….………....… 65
Lampiran 2. Data Uji Coba Stres Kerja dan Intensi Turnover …….....…….… 75
Lampiran 3. Reliabilitas dan Analisis Aitem Intensi Turnover
Setelah Uji Coba ……………..………..……………...……........ 80
Lampiran 4. Reliabilitas dan Analisis Aitem Skala Stres Kerja
Setelah Uji Coba ……………..……..…………………...….........84
Lampiran 5. Skala Intensi Turnover dan Stres Kerja Setelah Uji Coba ……… 87
Lampiran 6. Tabulasi Data Intensi Turnover dan Stres Kerja……………........ 97
Lampiran 7. Uji Normalitas dan Uji Linearitas ……………………….……… 106
Lampiran 8. Uji Hipotesis …………………………………………….……… 108
Lampiran 9. Hasil Uji Analisis Tambahan …………………………………… 110
Lampiran 10 Lampiran Surat Izin Permohonan Penelitian ……………...…… 112
Lampiran 11. Lampiran Surat Informed Consent…………... ………………... 114
xv
HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN INTENSI TURNOVER PADA
PERAWAT RUMAH SAKIT DI BALIKPAPAN
Rahmi Kusuma Syukri Alfina
Emi Zulaifah
Program Studi Psikologi Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya
Universitas Islam Indonesia
INTISARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dan turnover
intention pada perawat rumah sakit di Balikpapan. Responden yang berpartisipasi
dalam penelitian ini adalah 105 perawat pada suatu rumah sakit pemerintah di
Balikpapan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala intensi
turnover yang dimodifikasi dari Skala Abid dan Butt (2017) berdasarkan teori dan
aspek dari Mobley & Hollingsworth (1978). Untuj skala stress kerja penulis
menggunakan Job Stress Scale dengan berdasarkan pada aspek-aspek stres kerja
yang dikemukakan oleh Karasek dan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, &
Werneck, 2004). . Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan software
pengolahan data statistik SPSS 22 for Windows. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ada hubungan antara stress kerja dan turnover intention pada perawat di
Rumah Sakit yang diteliti, hasil uji analisis tambahan menunjukkan bahwa terdapat
hubungan antara ketiga aspek stress kerja dengan intensi turnover.
Kata Kunci: Intensi Turnover, Stres Kerja, Perawat, Rumah Sakit
xvi
RELATIONSHIP BETWEEN JOB STRESS AND TURNOVER
INTENTION OF HOSPITAL NURSES IN BALIKPAPAN
Rahmi Kusuma Syukri Alfina
Emi Zulaifah
ABSTRACT
This study aims to determind the relationship between job stress and turnover
intention of nurses works at the hospital in Balikpapan. Respondents who
participated in this study were 105 nurses at a government hospital in Balikpapan.
The measuring instrument used in this study is a modified turnover intention scale
from the Abid and Butt Scale (2017) based on the theory and aspects of Mobley &
Hollingsworth (1978). For the work stress scale the author uses the Job Stress Scale
based on the aspects of job stress proposed by Karasek and Theorell (Alves, Chor,
Faerstein, Lopes, & Werneck, 2004). . Methods of data analysis in this study using
statistical data processing software SPSS 22 for Windows. The results showed that
there was a relationship between job stress and turnover intention on nurses in the
hospital. Based on the results of additional analysis also showed that there was a
relationship between the three aspects of jobstress and turnover intention.
Keywords: Turnover Intention, Job Stress, Nurses, Hospital
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu organisasi yang bergerak dalam bidang
kesehatan, khususnya pelayanan kesehatan. Sebagai organisasi yang bergerak di
bidang pelayanan kesehatan masyarakat, rumah sakit memiliki berbagai sumber
daya untuk memenuhi dan menjaga kualitas pelayanan, salah satu sumber daya
yang sangat penting adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia (SDM)
merupakan elemen yang sangat penting bagi sebuah organisasi karena manusia
sebagai penggerak utama bagaimana berjalannya organisasi. Sumber daya manusia
berupa. Secara umum, peranan SDM di dalam sebuah perusahaan terkait dengan
bagaimana sejumlah individu yang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan-
tujuan perusahaan (Mondy, 2008). Organisasi yang sangat membutuhkan pekerja
tentunya harus mempertahankan kulitas dan kuantitas sumber daya manusia yang
dimiliki organisasi, pengunduran diri atau turnover dari karyawan merupkan hal
yang tidak baik bagi organisasi, dalam hal ini maka intensi turnover pada
perusahaan perlu diperhatikan.
Turnover dapat diartikan sebagai keinginan untuk berpindah dari suatu
pekerjaan ke pekerjaan lain dengan alasan tertentu (Wirawan, 2015). Rumah sakit
tentunya akan mengalami kerugian dan kesulitan ketika berhasil mendapatkan
SDM yang berkualitas, namun pada akhinya karyawan tersebut memutuskan untuk
mengundurkan diri dan meninggalkan rumah sakit karena berbagai alasan. Perawat
2
merupakan salah satu profesi yang memiliki peran penting di rumah sakit. Bukan
hal yang mudah bagi organisasi untuk meminimalisir tingkat turnover intention
yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Keluar masuknya karyawan dari
perusahaan adalah suatu fenomena penting dalam kehidupan perusahaan.
Pergantian karyawan ada kalanya berdampak positif namun, sebagian besar
pergantian karyawan membawa pengaruh negatif terhadap perusahaan, baik dari
segi biaya maupun dari segi hilangnya waktu dan kesempatan untuk memanfaatkan
peluang (Syahronica, Hakam, Ruhana, 2015). Saat karyawan mengajukan
permintaan turnover maka perusahaan harus bersiap untuk mencari pengganti
kayawan tersebut, hal ini tentu membutuhkan proses untuk rekrutmen dan juga
biaya, terlebih lagi dengan berbagai pekerjaan yang menumpuk atau terabaikan
karena kosongnya posisi tersebut, selain itu hal ini juga dapat menjadi beban bagi
rekan kerja lainnya. Menurut Yuliasia, Santoso, dan Hidayat (2012) untuk
mencapai kinerja yang optimal perusahaan harus dapat memanfaatkan sumber daya
yang ada di dalamnya termasuk dalam memaksimalkan fungsi sumber daya
manusia. Maka dari itu turnover merupakan suatu hal yang harus dihindari karena
sumber daya manusia merupakan faktor penting bagi keberlangsungan dan
kesuksesan perusahaan.
Sebuah rumah sakit akan memberikan pelayanan yang optimal apabila
didukung oleh sumber daya yang berkualitas, tidak hanya sumber daya yang
berkaitan dengan fasilitas tetapi salah satu yang penting adalah sumber daya
manusia didalamnya. Memberikan pelayanan kesehatan terbaik merupakan tujuan
utama rumah sakit sebagai industri jasa kesehatan, setiap rumah sakit bertanggung
3
jawab terhadap penerimaan jasa pelayanan kesehatan, selain itu baik buruknya
kinerja organisasi rumah sakit dapat diukur dari kinerja pekerja medis dan non
medis dalam memberikan pelayanan pada pasien (Kusumaningrum dan Harsanti,
2015). Mengetahui bagaimana Intensi turnover merupakan salah satu hal penting
yang diteliti untuk lebih memahami bagaimana turnover dapat terjadi, pa yang
dipikirkan oleh pekerja di rumah sakit sehingga dapat mendorong keinginan untuk
mengundurkan diri. Dengan mengetahui bagaimana intensi turnover tersebut, maka
rumah sakit dapat menggunakan hasil penelitian untuk memperkecil penyebab-
penyebab intensi tersebut. Penelitian mengenai intensi turnover ini dapat menjadi
evaluasi bagi rumah sakit dan responden agar dapat mencegah turnover di masa
mendatang. Dalam memberikan pelayanan kesehatan, perawat adalah salah satu
profesi yang memiliki peranan penting di rumah sakit, oleh karena itu organisasi
tempat para perawat bekerja senantiasa mengusahakan peningkatkan kualitas
profesionalisme mereka. Pada standar tentang evaluasi dan pengendalian mutu
dijelaskan bahwa pelayanan yang diberikan oleh perawat menjamin adanya asuhan
keperawatan yang bermutu tinggi dan akan terus menerus melibatkan diri dalam
program pengendalian mutu di rumah sakit (Mariyanti & Citrawati, 2011).
Turnover juga dapat terjadi pada perawat, peranan penting dari perawat
memberikan cukup banyak tekanan bagi perawat, tidak hanya kualitas pelayanan
secara medis, namun juga perawat harus mempunyai lingkungan bekerja yang
mendukung. Perawat mempunyai shift bekerja yang berubah-ubah dan juga dituntut
untuk selalu ramah terhadap pasien demi memberikan kenyamanan serta dukungan
psikologis kepada pasien.
4
Turnover pada perawat merupakan tantangan yang serius terhadap efisiensi dan
efektivitas pelayanan kesehatan. Hasil survei terhadap 100 orang perawat pada
suatu rumah sakit besar di Singapura menunjukkan bahwa dorongan perawat untuk
melakukan turnover antara lain adalah karena adanya tekanan dalam melaksanakan
pekerjaan, tidak adanya komitmen profesional yang signifikan, dan tidak adanya
komitmen organisasi serta kepuasan kerja (Arbianingsih, Hidayah, Taufiq 2017).
American Association of College of nursing tahun 2005 menyebutkan bahwa dari
138 perawat yang direkrut di rumah sakit, didapatkan jumlah rata-rata turnover
perawat adalah 13,9% dan tingkat kekosongan perawat 16,1%. Berdasarkan hasil
survei American Health Care Association (AHCA) terhadap berbagai fasilitas
keperawatan pada 1,3 juta staf perawat tahun 2011 tercatat bahwa tingkat turnover
tertinggi terjadi pada perawat sebesar 39,5% (AHCA, 2011). Di Kanada,
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh O’Brien Pallas et al pada tahun 2010
menemukan bahwa rata-rata turnover perawat di rumah sakit mencapai 19,9%
pertahun dan hal yang sama terjadi di Jordania, rata-rata tingkat turnover tahunan
perawat mencapai 36,6% untuk keseluruhan pelayanan kesehatan. Di Jakarta,
Langitan (2010) melakukan penelitian dan menemukan bahwa tingkat turnover
perawat mencapai 21% dan Alfiyah (2013) juga mendapatkan hasil peneletian
tingkat turnover perawat yang cukup tinggi di rumah sakit swasta yaitu 27,3%
pertahunnya. Aryanto (2011) melakukan penelitian pada rumah sakit swasta di
Sumatera Barat dan mendapatkan bahwa tingkat turnover yang terjadi juga cukup
tinggi yaitu 24,3%. Data yang terdapat pada suatu Rumah Sakit di Medan
menunjukkan bahwa jumlah karyawan yang terbanyak melakukan turnover adalah
5
adalah perawat, yaitu tahun 2014 sebanyak 54,5%, tahun 2015 sebanyak 57,6% dan
tahun 2016 sebanyak 54,7% (Hesarika, 2018).
Perawat dituntut untuk memiliki ketelitian kerja yang tinggi dengan jam kerja
cukup tinggi serta harus siap melayani pasien dengan ramah dan tetap berhati-hati
sehingga stres kerja sangat rentan dialami oleh perawat sehingga hal tersebut
menjadi salah satu alasan perawat mengajukan turnover. Penyebab stres kerja ada
berbagai macam seperti beban kerja yang dirasakan terlalu berat, waktu kerja yang
mendesak, kualitas pengawasan kerja yang rendah, iklim kerja yang tidak sehat,
otoritas kerja yang tidak memadai yang berhubungan dengan tanggung jawab,
konflik kerja, dan perbedaan nilai antara karyawan dengan pemimpin yang frustasi
dalam kerja (Mangkunegara, 2009). Stressor kerja merupakan segala kondisi
pekerjaan yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat
menimbulkan stress. Stres kerja juga tercipta karena adanya ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses pikiran, dan kondisi fisik seseorang, apabila stres
terjadi terlalu lama dan terlalu besar dapat mengancam kemampuan seseorang
untuk menghadapi lingkungannya, karyawan yang mengalami stres kerja dapat
mengganggu pelaksanaan kerja mereka (Syahronica, Hakam, Ruhana, 2015).
Pekerjaan seorang perawat membutuhkan keterampilan, ketelitian, serta cepat
tanggap, untuk menunjang hal-hal tersebut perawat membutuhkan kesehatan fisik
dan mental yang baik. Sementara itu tekanan dan beban kerja yang ada seringkali
menimbulkan stres kerja sehingga mengganggu ketentraman emosional dan
membuat fisik lebih lelah. Stress kerja yang dialami oleh perawat akhirnya akan
6
menimbulkan ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga menambah intensi untuk
melakukan turnover.
Rumah sakit pun memiliki beragam latar belakang, salah satunya adalah rumah
sakit milik pemerintah. Fasilitas ini disediakan oleh pemerintah sebagai bentuk
pelayanan kesehatan yang dapat digunakan oleh seluruh lapisan masyarakat.
Menurut UU No 14 tahun 2009, pemerintah pusat maupun daerah bertanggung
jawab untuk menyediakan rumah sakit yang menjamin pembiayaan pelayanan
kesehatan di rumah sakit bagi fakir miskin, atau orang tidak
mampu sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Rumah sakit milik
pemerintah dengan ini memiliki cakupan yang lebih luas dalam melayani pasien.
Cakupan pasien yang luas memungkinkan rumah sakit pemerintah memiliki lebih
banyak pasien. UU No 14 tahun 2009 juga menyatakan bahwa rumah sakit
pemerintah wajib menyediakan informasi kesehatan yang dibutuhkan mayarakat
serta menyediakan sumber daya manusia profesional yang dibutuhkan dan
mengatur pendistribusian serta penyebaran alat kesehatan berteknologi tinggi dan
bernilai tinggi. Semakin banyak pasien maka semakin banyak pula pekerjaan yang
harus diselesaikan, termasuk pengawasan obat dan alat kesehatan. Dengan lebih
banyaknya tenaga serta tuntan kerja dapat membuat tingkat stres kerja lebih tinggi.
Hal tersebut membuat peneliti memutuskan untuk menjadikan rumah sakit
pemerintah sebagai tempat penelitian, dengan perawat sebagai respondennya.
Rumah sakit yang akan diteliti adalah rumah sakit milik pemerintah kota satu-
satunya yang ada di Balikpapan. Terletak di tempat yang cukup strategis membuat
rumah sakit ini dapat dijangkau dengan mudah oleh masyarakat. Rumah sakit ini
7
memiliki visi “Menjadi Rumah Sakit Daerah yang Terpercaya, Inovatif, dan
Berkeadilan” dengan misi “Memberikan Pelayanan Kesehatan yang Bermutu,
Terjangkau, Profesional, dan Berorientasi Pada Pasien”. Rumah sakit ini
diresmikan tahun 2015 sehingga masih dalam tahap terus berkembang, dari segi
fasilitas hingga pelayanan. Meskipun berstatus rumah sakit pemerintah, namun
pegawai baik medis dan non-medis tidak diwajibkan berstatus sebagai Pegawai
Negeri Sipil (PNS). Rumah sakit ini diperkenalkan dengan baik oleh pemerintah
sehingga pasien pun terus meningkat setiap tahunnya. Sebagai satu-satunya rumah
sakit pemerintah di Balikpapan, peneliti ingin mengetahui bagaimana tingkat stres
kerja dan intensi turnover pada perawat di rumah sakit tersebut. Saat melakukan
observasi di Rumah Sakit yang akan diteliti peneliti, beberapa perawat menyatakan
bahwa kesejahteraan pegawai medis masih sangat kurang. Salah satu menyatakan
bahwa efektifitas jam kerja tidak sesuai karena dirasa melebihi kapasitas. Menurut
salah satu pegawai, keluhan yang sering disampaikan oleh pegawai juga tidak
begitu diperhatikan oleh Rumah Sakit tersebut. Beberapa bahkan menyatakan
bahwa pelatihan pengembangan tidak dilaksanakan secara merata atau hanya itu-
itu saja peserta yang dapat berpartisipasi, sehingga kesempatan untuk lebih
berkembang juga kecil. Jika mendapatkan kesempatan bekerja di tempan lain yang
lebih baik, pegawai sangat bersedia untuk meninggalkan pekerjaan saat ini.
Seperti pada penelitian yang dilakukan oleh Annisa (2008) tentang Pengaruh
Komitmen Organisasional Dan Stres Kerja Terhadap Turnover Intention Melalui
Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening Pada Perawat, stres kerja menjadi
salah satu faktor perawat ingin melakukan turnover. Pada akhirnya lingkungan
8
bekerja, beban kerja, serta tuntutan lainnya menimbulkan stres kerja pada perawat,
jika perawat merasa stres kerja semakin besar maka hal tersebut akan meningkatkan
keinginannya untuk melakukan turnover.
Oleh karena itu, peneliti meyakini akan adanya hubungan antara stres kerja
dengan intensi turnover pada perawat, yang dalam penelitian ini adalah para
perawat Rumah Sakit di Balikpapan.
B. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah ingin mengetahui adanya hubungan antara
stres kerja dan intensi turnover pada perawat Rumah Sakit di Balikpapan.
C. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
Manfaat teoritis dari penilitian ini adalah menambah wacana pengetahuan
psikologi khususnya bidang psikologi industri dan organisasi yang berkaitan
dengan stres kerja dan intensi turnover pada perawat.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis dari penelitian ini harapannya dapat memberikan manfaat
bagi perusahaan atau organisasi dengan sebagai acuan atau referensi mengenai
permasalahan stres kerja dan intensi turnover. Bagi peneliti selanjutnya,
diharapkan dapat menjadikan penelitian ini sebagai bahan kajian atau bahan
referensi.
9
D. Keaslian Penelitian
Tema dari penelitian ini adalah mengetahui adanya hubungan antara stress kerja
dan intensi turnover, adapun penelitian-penelitian sebelumnya yang bertemakan
stress kerja dan intensi turnover adalah:
Penelitian yang dilakukan oleh Wisantyo dan Madiistriyanto (2015) dengan
judul Pengaruh Stres Kerja, Disiplin Kerja Dan Kepuasan KerjaTerhadap Intensi
Turnover. Penelitian ini bertujuan menguji dan menganalisis pengaruh stres kerja,
disiplin kerja, dan kepuasan kerja terhadap intensi turnover. Data pada penelitian
ini diambil secara langsung menggunakan kuesioner dengan 72 orang responden
yang bekerja sebagai pegawai Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi, dan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Teori yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teori turnover dari Mathis dan Jackson (2006). Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa stres kerja, disiplin kerja, dan kepuasan kerja
secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap intensi turnover.
Penelitian kedua dilakukan oleh Nazenin dan Palupiningdyah (2014) di dalam
Jurnal Dinamika Manajemen Vol. 5 dengan judul Peran Stres Kerja Dan Kepuasan
Kerja Untuk Mengurangi Turnover Intention. Teori yang digunakan dalam
penelitian ini untuk stres kerja adalah teori dari Caesary (2012) sedangkan untuk
intensi turnover peneliti menggunakan teori dari Manurung dan Ratnawati (2012)
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh variabel stres kerja dan kepuasan kerja
pada turnover intention karyawan tetap bagian produksi. Peneliti mengambil
sampel yang berjumlah 86 yang merupakan karyawan tetap sebagai responden dan
10
analisa data menggunakan metode Slovin dengan teknik probability sampling
dengan jenis proportionate random sampling.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Syahronica, Hakam, dan Ruhana (2015)
di dalam Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 2 dengan judul Pengaruh Kepuasan Kerja
Dan Stres Kerja Terhadap Turnover Intention (Studi Pada Karyawan Departemen
Dunia Fantasi Pt Pembangunan Jaya Ancol, Tbk). Tujuan penelitian ini adalah
untuk menguji dan menganalisis pengaruh yang signifikan antara kepuasan kerja
dan stres kerja terhadap turnover intention secara simultan. Selanjutnya menguji
dan menganalisis pengaruh secara signifikan antara kepuasan kerja terhadap
turnover intention dan secara parsial. Penelitian dilakukan pada 55 karyawan
Departemen Dunia Fantasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk yang berlokasi di Jl.
Lodan Timur No.7 Jakarta. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan indikator
stres kerja dari Beehr dan Newman (1978), sedangkan untuk turnover intention
peneliti menggunakan indikator dari Simamora (2004). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa dari kedua variabel yaitu kepuasan kerja dan stres kerja, stres
kerja mempunyai pengaruh yang dominan pengaruhnya Turnover Intention adalah
stres kerja karena nilai koefisien beta yang lebih besar.
Adapun penjelasan secara rinci mengenai keaslian penelitian adalah sebagai
berikut:
1. Keaslian Topik
Penelitian-penelitan yang telah dilakukan sebelumnya terkait intensi
turnover dan stres kerja sudah pernah diteliti namun memiliki perpaduan
veriabel yang berbeda-beda. Nazenin dan Palupiningdyah (2014) menggunakan
11
topik intensi turnover dengan kepuasan kerja, penelitian yang dilakukan oleh
Wisantyo dan Madiistriyanto (2015) meneliti tentang stres kerja, disiplin kerja
dan kepuasan kerjaterhadap intensi turnover.Dalam penelitian ini, peneliti akan
berfokus pada dua variabel yaitu tentang bagaiaman stres kerja mempunyai
hubungan terhadap intensi dengan subjek perawat yang bekerja di Rumah Sakit
di Balikpapan.
2. Keaslian Teori
Nazenin dan Palupiningdyah (2014) menggunakan teori turnover intention
dari Manurung dan Rahmawati (2012), sedangkan untuk teori pada stres kerja
menggunakan teori dar Caesary (2012). Teori yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah teori dari Mobley (1985) untuk variabel intensi turnover,
sedangkan teori yang peneliti gunakan terkait variabel stres kerja adalah teori
stres kerja dari Karasek dan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, dan
Werneck, 2004).
3. Keaslian Alat Ukur
Nazenin dan Palupiningdyah (2014) menggunakan metode Slovin dengan
teknik probability sampling dengan jenis proportionate random sampling dan
alat ukur berdasarkan berdasarkan dari Caesary (2012) untuk stres kerja,
Manurung dan Rahmawati (2012) untuk intensi turnover, dan Luthans (2006)
untuk kepuasan kerja. Sementara itu alat ukur intensi turnover peneliti adaptasi
yang dimodifikasi dari Abid dan Butt (2017) berdasarkan teori dari Mobley &
Hollingsworth (1978), untuk alat ukur variable stres kerja peneliti pada
12
penelitian ini akan membangun berdasarkan dari aspek-aspek stres kerja yang
dikermukakan oleh Karasek dan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, dan
Werneck, 2004).
4. Keaslian Subjek Penelitian
. Subjek pada penelitian Nazenin dan Palupiningdyah (2014) adalah 86
karyawan produksi santri Pondok Pesantren Assalafi Al-Fithrah Surabaya yang
memiliki rentang usia 15-18 tahun, sedangkan subjek pada penelitian
Syahronica, Hakam, dan Ruhana (2015) 55 karyawan Departemen Dunia
Fantasi PT Pembangunan Jaya Ancol, Tbk. Wisantyo dan Madiistriyanto
(2015) pada penelitiannya mengambil 72 orang sebagai responden yang
bekerja sebagai pegawai Lembaga Pengelola Dana Bergulir, Koperasi, dan
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (LPDB-KUMKM). Pada penelitian ini
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya karena subjek yang dipilih
oleh peneliti adalah perawat yang bekerja pada Rumah Sakit “X” di Balikapan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Intensi Turnover
1. Definisi Intensi Turnover
Menurut Firdaus (2017) intensi turnover adalah keinginan karyawan untuk
pindah bekerja, namun belum sampai pada tahap melakukan perpindahan dari
satu tempat kerja ke tempat kerja lainnya. Syahronica, Hakam, dan Ruhana
(2014) berpendapat bahwa turnover intention pada dasarnya adalah keinginan
untuk keluar dari perusahaan.Simamora (1997), mengatakan bahwa turnover
intention merupakan Hasrat perpindahan (movement) melewati batas
keanggotaan dari sebuah organisasi, sementara Mathis & Jackson (2001),
secara sederhana menyatakan bahwa turnover intention adalah proses dimana
tenaga kerja berkeinginan meninggalkan organisasi dan harus ada yang
menggantikannya, turnover intention atau keinginan berpindah merupakan
suatu niat dari hasil berpikir karyawan untuk keluar atau meninggalkan
perusahaannya untuk mencari alternative pekerjaan yang lebih baik (Faslah,
2010)
Menurut Zeffane (2003) intensi turnover adalah kecenderungan atau niat
karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaanya secara sukarela menurut
pilihannya sendiri. Abid dan Butt mendefinisikan intensi turnover sebagai
manifestasi kognitif, kesengajaan yang disengaja dengan sadar dari karyawan
untuk meninggalkan organisasi yang mengarah pada keputusan perilaku untuk
14
berhenti tidak hanya lokasi tetapi juga pekerjaan dan tugas pekerjaannya
masing-masing. Harnoto (2002) mendefinisikan turnover intention adalah
kadar atau intensitas dari keinginan untuk keluar dari perusahaan.
Price dan Mueller dalam Dong-Hwan Chu dan Jung-Min Son (2012)
menyatakan bahwa turnover intention dipengaruhi oleh komitmen organisasi
dan kepuasan kerja, termasuk pemberian upah, integrasi sosial, komunikasi
formal, sentralisasi karyawan, rutinitas pekerjaan yang cenderung ke arah
burnout, peran atau tugas yang berlebihan, kesempatan promosi dan
pengembangan karir, pelatihan umum, dukungan pengawas, dukungan rekan
kerja, dan distribusi keadilan. Dalam observasi peneliti, perawat di rumah sakit
yang diteliti tidak menyebutkan keluhan sama sekali mengenai upah yang
diterima, sentralisasi karyawan juga terarahkan dengan baik. Rumah sakit yang
diteliti merupak fasilitas pelayanan kesehatan milik pemerintah sehingga
memiliki sentralisasi dan susunan organisasi yang baik.
Menurut Mobley et al (1978) keinginan pindah kerja (turnover intention)
adalah kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari
pekerjaannya secara sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja
yang lain menurut pilihannya sendiri. Teori dari Mobley berfokus kepada niat
dan pemikiran dari individu tersebut dengan faktor yang seluruhnya terdapat
pada realita, lingkungan kerja dan rutinitas perawat. Berdasarkan data yang
dimiliki oleh rumah sakit yang diteliti, terdapat total 149 perawat dengan 29
orang berstatus sebagai PNS dan 108 lainnya sebagai Non-PNS sehingga
intensi turnover mungkin terjadi.
15
Berdasarkan uraian dari berbagai definisi intensi turnover diatas, maka
dapat disimpulkan bahwa intensi turnover adalah niat atau hasrat yang timbul
dari dalam individu untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya secara sadar
tanpa paksaan dari pihak manapun, tetapi belum sampai pada tahap
mengundurkan diri dari tempat individu tersebut bekerja.
2. Aspek-aspek Intensi Turnover
Menurut Mobley et al (1978) Indikator pengukuran turnover intention
terdiri atas:
a. Memikirkan untuk keluar (Thinking of Quitting)
Mencerminkan individu untuk berpikir keluar dari pekerjaan atau
tetap berada di lingkungan pekerjaan. Pemikiran ini diawali dengan adanya
ketidakpuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan, kemudian karyawan
mulai berfikir untuk keluar dari tempat bekerjanya saat ini.
b. Pencarian alternatif pekerjaan (Intention to search for alternatives)
Mencerminkan individu yang berkeinginan untuk mencari pekerjaan
pada organisasi lain. Jika karyawan sudah mulai sering berpikir untuk keluar
dari pekerjaannya, karyawan tersebut akan mencoba mencari pekerjaan
diluar perusahaannya yang dirasa lebih baik.
c. Niat untuk keluar (Intention to quit)
Mencerminkan individu yang berniat untuk keluar dari pekerjaannya
yang sekarang. Karyawan berniat untuk keluar apabila telah mendapatkan
pekerjaan yang menurutnya lebih baik dan nantinya akan diakhiri dengan
16
keputusan karyawan tersebut untuk tetap tinggal atau keluar dari
pekerjaannya untuk pindah ke lingkungan kerja yang baru.
Berdasarkan aspek-aspek yang dijabarkan diatas, dapat disimpulkan
bahwa intensi tunrover memiliki tiga aspek yaitu memikirkan untuk keluar
(thinking of quitting), pencarian alternatif pekerjaan Intention to search for
alternatives, dan niat untuk keluar (intention to quit). Aspek-aspek diatas
menjelaskan bahwa intensi turnover didasari dengan pemikiran-pemikiran
untuk keluar dilanjutkan dengan mencari alternatif pekerjaan di lingkungan
yang baru dan lebih baik, setelah individu mendapatkan pekerjaan baru, maka
intensi turnover yang dimiliki individu akan semakin kuat.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Intensi Turnover
Menurut Mobley et al (1978) menyebutkan beberapa faktor yang menjadi
penyebab keinginan pindah kerja (Turnover Intention) adalah sebagai berikut:
a. Karakteristik Individu
Organisasi adalah wadah yang memiliki tujuan yang ditentukan secara
bersama oleh orang-orang yang terlibat didalamnya. Untuk mencapai tujuan
tersebut, maka diperlukan adanya interaksi yang berkesinambungan dari
unsur-unsur organisasi. Karakter individu yang mempengaruhi keinginan
pindah kerja antara lain seperti umur, pendidikan, status perkawinan.
b. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dapat meliputi lingkungan fisik maupun sosial.
Lingkungan fisik meliputi keadaan suhu, cuaca, kontruksi, bangunan, dan
17
lokasi pekerjaan. Sedangkan lingkungan sosial meliputi sosial budaya di
lingkungan kerjanya, dan kualitas kehidupan kerjanya.
c. Kepuasan Kerja
Pada tingkat individual, kepuasan merupakan variabel psikologi yang
paling sering diteliti dalam suatu model intention to leave. Aspek kepuasan
yang ditemukan berhubungan dengan keinginan individu untuk
meninggalkan organisasi meliputi kepuasan akan gaji dan promosi,
kepuasan atas supervisor yang diterima, kepuasan dengan rekan kerja dan
kepuasan akan pekerjaan dan isi kerja.
d. Komitmen organisasi
Perkembangan selanjutnya dalam studi intention to leave
memasukkan konstruk komitmen organisasional sebagai konsep yang turut
menjelaskan proses tersebut sebagai bentuk perilaku, komitmen
organisasional dapat dibedakan dari kepuasan kerja. Komitmen mengacu
pada respon emosional (affective) individu kepada keseluruhan organisasi,
sedangkan kepuasan mengarah pada respon emosional atas aspek khusus
dari pekerjaan.
Selain itu Mobley et al (1978) juga mengungkapkan bahwa tinggi
rendahnya turnover intention akan membawa beberapa dampak pada karyawan
maupun perusahaan, antara lain:
a. Beban kerja
Jika turnover intention karyawan tinggi, beban kerja untuk karyawan
akan bertambah seiring dengan berkurangnya jumlah karyawan. Semakin
18
tinggi keinginan karyawan untuk meninggalkan perusahaan, maka semakin
tinggi pula beban kerja karyawan selama itu.
b. Biaya penarikan karyawan
Menyangkut waktu dan fasilitas untuk wawancara dalam proses
seleksi karyawan, penarikan dan mempelajari penggantian karyawan yang
mengundurkan diri.
c. Biaya latihan
Menyangkut waktu pengawas, departemen personalia dan karyawan
yang dilatih. Pelatihan ini diberikan untuk karyawan baru. Jika turnover
intention tinggi dan banyak karyawan yang keluar dari perusahaan, maka
akan mengakibatkan peningkatan pada biaya pelatihan karyawan.
d. Adanya produksi yang hilang selama masa pergantian karyawan
Dalam hal ini, berkurangnya jumlah karyawan akan mengurangi
jumlah produksi atau pencapaian target penjualan. Ini akibat dari tingginya
turnover intention. Terlebih bila karyawan yang keluar adalah karyawan
yang memiliki tingkat produktivitas yang tinggi.
e. Banyak pemborosan karena adanya karyawan baru
Imbas dari tingginya turnover karyawan membuat perusahaan
mengeluarkan biaya-biaya yang sebenarnya bisa dihindari jika dapat
mengelola SDM dengan baik agar karyawan dapat bertahan lama di
perusahaan.
f. Stres karyawan
19
Stres karyawan dapat terjadi karena karyawan lama harus beradaptasi
dengan karyawan baru. Dampak yang paling buruk dari stres ini adalah
memicu karyawan yang tinggal untuk berkeinginan keluar dari perusahaan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa ada empat
faktor utama yang mempengaruhi intensi turnover yaitu karakteristik
individu, lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan komitmen organisasi. Selain
itu terdapat beberapa dampak yang dapat terjadi akibat turnover karyawan,
dan dampak tersebut dapat menjadi efek domino akan meningkatnya intensi
turnover karyawan yang masih berada di perusahaan.
B. Stres Kerja
1. Definisi stres kerja
Stres kerja menurut Handoko (2011) adalah suatu kondisi ketegangan yang
mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi seseorang. Menurut Rahayu,
Remmang, dan Saleh (2005) Stres kerja dapat diartikan sebagai tekanan yang
dirasakan karyawan karena tugas-tugas pekerjaan yang tidak dapat mereka
penuhi. Artinya, stres muncul saat karyawan tidak mampu memenuhi apa yang
menjadi tuntutan-tuntutan pekerjaan. Kekurangan waktu untuk menyelesaikan
tugas, serta tugas-tugas pekerjaan yang saling bertentangan. Hal inilah yang
menjadi pemicu sehingga timbulnya stres. Sementara itu, stres kerja menurut
Mangkunegara (2009) merupakan perasaan tertekan yang dialami karyawan
saat menghadapi pekerjaan. Hal ini dapatterlihat dari emosi yang tidak stabil,
20
perasaan tidak tenang, tekanan darah meningkat serta mengalamigangguan
pencernaan.
Stres kerja adalah suatu kondisi ketegangan yang mencipta-kan
ketidakseimbangan fisik dan psikis, sehingga ketidakseimbangan tersebut
yang mempengaruhi emosi, proses berfikir dan kondisi seorang karyawan,
dalam hal ini tekanan tersebut disebabkan oleh lingkungan pekerjaan tempat
karyawan tersebut bekerja (Veithzal, 2004).
Menurut Astianto (2014) Stres kerja merupakan bagian dari stres dalam
kehidupan sehari-hari. Dalam bekerja potensi untuk mengalami stres cukup
tinggi, antara lain dapat disebabkan oleh ketegangan dalam berinteraksi dengan
atasan, pekerjaan yang menuntut konsentrasi tinggi, beban kerja yang tidak
sesuai dengan kemampuan, kondisi kerja yang tidak mendukung, persaingan
yang berat dan tidak sehat, dan lain sebagainya.Wartono (2017)
mengungkapkan stres kerja merupakan bagian dari stres dalam kehidupan
sehari-hari. Dalam bekerjapotensi untuk mengalami stres cukup tinggi, antara
lain dapat disebabkan oleh ketegangan dalam berinteraksi dengan atasan,
pekerjaan yang menuntut konsentrasi tinggi, beban kerja yang tidak sesuai
dengan kemampuan, kondisi kerja yang tidak mendukung, persaingan yang
berat dan tidak sehat, dan lain-sebagainya.Menurut Effendi (2002:303) stres
kerja adalah ketegangan atau tekanan emosional yang dialami seseorang yang
sedang menghadapi tuntutan yang sangat besar, hambatan-hambatan dan
adanya kesempatan yang sangat penting yang dapat mempengaruhi emosi,
pikiran, dan kondisi fisik seseorang.
21
Stres kerja menurut Robbins dan Judge (2009) merupakan kondisi dinamis
dimana seseorang dihadapkan pada suatu peluang, tuntutan atau sumber daya
yang terkait dengan keinginan orang tersebut serta hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting. Stres berkaitan dengan tuntutan/demand dan sumbernya
daya/resources. Robbins dan Judge juga berpendapat bahwa potensi sumber
stres yang menjadi penyebab stres kerja adalah faktor lingkungan yang terdiri
dari ekonomi ketidakpastian, ketidakpastian politik, ketidakpastian teknologi,
faktor organisasi yang terdiri dari tugas tuntutan, tuntutan peran, tuntutan
interpersonal dan faktor individu. Ketidakpastian politik sangat bergantung
kepada organisasi tempat individu bekerja, politik organisasi tidak selalu dapat
terlihat jelas oleh karyawan . Dalam hal ini perawat merupakan pegawai medis
yang pekerjaannya berinteraksi langsung dengan pasien, keluarga pasien, dan
pegawai medis lain seperti dokter atau non-medis yang hanya bersangkutan
dengan kegiatan medis, sehingga kemungkinan besar perawat tidak begitu
memahami politik organisasi.
Menurut Karasek (1990) stres kerja merupakan sebuah interaksi yang
muncul karena dua hal, yaitu tuntutan psikologis pada suatu pekerjaan dengan
kontrol terhadap pekerjaan tersebut dan dukungan social tempat individu
bekerja, dimana tuntutan psikologis pada pekerjaan tinggi, sementara itu
kontrol dan dukungan sosial di tempat kerja yang tergolong rendah sehingga
tidak dapat mengimbangi tuntutan piskologis pada pekerjaan. Teori ini
berfokus pada bagaimana job strain atau ketegangan pekerjaan akan mengarah
kepada stres kerja. Alves et al (2004) menjelaskan tentang teori Karasek
22
tersebut bahwa tuntutan psikologis yang besar dan kontrol yang rendah atas
proses kerja akan mengakibatkan ketegangan kerja yang tinggi, dengan
konsekuensi yang merusak kesehatan. Ketegangan pekerjaan tercipta karena
adanya tuntutan psikologis, begitu pula stres kerja seperti dikatakan Karasek
muncul karena tuntutan psikologis pada suatu pekerjaan dan kontrol yang tidak
dapat mengimbangi besarnya tuntutan tersebut. Tuntuan pekerjaan kepada
perawat dengan seberapa besar kontrol yang dimiliki untuk memenuhi tuntuan
tersebut dan mengembangkan diri. Kondisi sosial yang sangat berpengaruh
mengingat profesi perawat setiap harinya berinteraksi dengan berbagai pihak
mulai dari rekan kerja hingga keluarga dari pasien. Dengan demikian, hal-hal
diatas dapat dijadikan landasan dalam meneliti bagaimana stres kerja pada
perawat di rumah sakit.
Berdasarkan beberapa definisi yang diungkapkan oleh peneliti-peneliti
sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa stres kerja adalah ketegangan dan
tekanan emosional maupun pikiran yang dirasakan akibat tingginya tuntutan
pekerjaan yang tidak diimbangi oleh kontrol dan dukukngan sosial yang cukup.
2. Aspek – aspek Stres Kerja
Karasek dan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, & Werneck, 2004)
mengungkapkan bahwa terdapat tiga dimensi yang membentuk stres
kerja,yaitu:
a. Dimensi Demand (tuntutan)
Dimensi Demand / tuntutan ini merupakan suatu bentuk tuntutan
psikologis pada pekerja, yang berhubungan dengan waktu dan kecepatan
23
individu untuk melakukan tugas serta kemampuan untuk bersaing dengan
rekan kerjanya.
b. Dimensi Control (kontrol)
Dimensi kontrol ini merupakan suatu bentuk pengontrolan terhadap
pekerjaan, dimana pekerja mempunyai wewenang untuk menggunakan
kemampuan intelektualnya dalam melakukan pekerjaan yang berhubungan
dengan tugasnya, serta pekerja memiliki kewenangan untuk membuat
keputusan tentang bagaimana melakukan tugas tersebut, seperti
penggunaan dan pengembangan kemampuan dalam proses kerja.
c. Dimensi Social Support (Dukungan Sosial)
Dimensi dukungan sosial ini bentuk hubungan pekerja dengan
rekan-rekan dan atasan. Dimensi ini sangat erat kaitannya dengan tingkat
interaksi social antara pekerja dan atasan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa stres kerja pada
penelitian ini didasari oleh tiga aspek yaitu tuntutan (demand), kontrol
(control), dan dukungan sosial (social support) yang dikemukakan oleh
Karasekdan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, &Werneck, 2004).
C. Hubungan antara Stres Kerja dan Intensi Turnover
Intensi turnover saat ini menjadi permasalahan yang serius di berbagai
perusahaan. Perusahaan dapat mengalami permasalahan yang serius karena proses
rekrutmen dan seleksi yang telah berhasil menjaring staf terbaik dan berkualitas
sesuai dengan kebutuhan perusahaan pada akhirnya menjadi sia-sia karena staf
24
yang direkrut tersebut mengundurkan diri. Intensi turnover dapat dipengaruhi oleh
faktor pekerjaan itu sendiri (work it self). Karyawan menyukai lingkungan
pekerjaan yang nyaman, dengan tekanan pekerjaan yang tidak berlebihan.
Menurut Mobley (1978) keinginan pindah kerja (intention turnover) adalah
kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara
sukarela atau pindah dari satu tempat kerja ke tempat kerja yang lain menurut
pilihannya sendiri, penryataan tersebut didukung oleh Bluedorn (2001) turnover
intention adalah kecenderungan sikap atau tingkat dimana seorang karyawan
memiliki kemungkinan untuk meninggalkan sorganisasi atau mengundurkan diri
secara sukarela dari pekerjaanya. Sementara itu definisi lain dikemukakan oleh
Jacobs dan Roodt (2007) bahwan intensi turnover adalah keputusan mental antara
sebuah sikap seseorang pada pekerjaan dan keputusan untuk tinggal atau keluar dari
pekerjaan. Keputusan mental ini dipandan sebagai anteseden untuk perilaku pergi
dari pekerjaan dengan segera.
Intensi turnover dapat dipengaruhi oleh faktor pekerjaan itu sendiri (work it
self). Karyawan cenderung lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan yang memberi
kesempatan untuk menggunakan keterampilan dan kemampuan mereka dan
menawarkan bermacam-macam tugas, kebebasan dan umpan balik mengenai
betapa baik mereka mengerjakan pekerjaannya, sehingga kesenangan dan kepuasan
karyawan dapat tercipta. Kepuasan kerja dapat mempengaruhi keinginan untuk
meninggalkan (intention to quit). Menurut Mobley et al (1978), keinginanu ntuk
meninggalkan (intention to quit)yang mana karyawan terpikirkan untuk
meninggalkan perusahaan. Pemikiran seperti ini muncul apabila karyawan merasa
25
tidak nyaman dengan lingkunganatau perusahaan tempat kerjanya. Karyawan yang
memiliki kepuasan kerja yang tinggi akan memiliki sikap tenang dalam bekerja,
mempunyai motivasi berkerja yang tinggi dalam menghadapi pekerjaan yang
banyak dan memiliki kondisi mental dan fisik yang menunjang dalam bekerja.
Karyawan juga dapat bekerja dengan tenang dan nyaman di tempat kerja, serta
mampu beradaptasi dengan lingkungan kerja dan juga mampu berkomunikasi
dengan baik dengan rekan kerja dalam berbagai situasi.
Aspek pertama yang mendasari intensi turnover menurut Mobley et al (1978)
adalah memikirkan untuk keluar (thinking of quitting) yaitu individu yang berpikir
untuk keluar dari pekerjaan atau tetap berada di lingkungan pekerjaan. Pemikiran
tersebut diawali dengan adanya ketidakpuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan,
kemudian karyawan mulai berfikir untuk keluar dari tempat bekerjanya saat ini.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kepuasan adalah perasaan
senang, gembira, dan lega karena sudah terpenuhi Hasrat hatinya. Kepuasan
tentunya didasari oleh emosi dari individu. Kepuasan kerja tidak hanya berkaitan
dengan pencapaian dalam pekerjaannya, namun juga bagaimana individu
merasakan kenyamanan dalam bekerja, kegembiraan, sehingga individu dapat
sungguh-sungguh, menikmati, dan mencintai pekerjaannya.Karyawan tidak merasa
nyaman dengan pekerjaannya ataupun lingkungan pekerjaannya dapat disebabkan
karena tekanan-tekanan yang diterima dalam bekerja terlalu besar, hal ini dapat
menimbulkan ketidaknyamanan psikis hingga terciptanya stres.
Stres pada umumnya terjadi karena seseorang menerima sebuah kondisi yang
tidak diharapkan dari lingkungannya, sehingga menimbulkan reaksi-reaksi tertentu.
26
(Selye dalam Beehr, et al, 1992), stressor kerja merupakan segala kondisi pekerjaan
yang dipersepsikan karyawan sebagai suatu tuntutan dan dapat menimbulkan stress
kerja. (Syahronica, Hakam, Ruhana, 2015). Tuntutan-tuntuan tersebut dirasakan
terus menerus oleh karyawan sehingga tuntuan tersebut menjadi beban. Beban kerja
berlebihan adalah salah satu hal tidak disukai oleh karyawan, karena beban kerja
menyita tenaga fisik dan juga psikis. Mobley et al (1978) menyatakan bahwa
dampak yang dapat terjadi karena turnover adalah beban kerja dan stres kerja yang
dialami karyawan. Keadaan perusahaan dapat menjadi lebih buruk karena beban
kerja karyawan lain menjadi bertambah disebabkan oleh pengunduran diri
karyawan sebelumnya, dan bukan tidak mungkin karyawan yang terbebani akan
merasakan stres kerja terus menerus sehingga memiliki keinginan untuk melakukan
turnover.
Stres kerja merupakan sebuah interaksi yang muncul karena dua hal, yaitu
tuntutan psikologis pada suatu pekerjaan dengan kontrol terhadap pekerjaan
tersebut dan dukungan social tempat individu bekerja, dimana tuntutan psikologis
pada pekerjaan tinggi, sementara itu kontrol dan dukungan sosial ditempat kerja
yang tergolong rendah sehingga tidak dapat mengimbangi tuntutan piskologis pada
pekerjaan indiviu (Karasek, 1990). Pernyataan tersebut juga didukung oleh
Wartono(2017) yang menyatakan bahwastres kerja adalah suatu keadaan dimana
karyawan merasakan ketegangan yang menyebabkan adanya ketidakseimbangan
fisik dan psikis sehingga mempengaruhi emosi, proses berpikir, dan kondisi
seorang karyawan. Ketegangan yang dirasakan oleh karyawan tidak hanya
disebabkan oleh tuntutan-tuntutan pekerjaan, tetapi juga lingkungan sosial
27
tempatnya bekerja. Karyawan membutuhkan lingkungan sosial yang nyaman untuk
mengimbangi stres kerja yang dialami, hubungan pihak-pihak yang terlibat dalam
pekerjaannya. Salah satu aspek yang mempengaruhi stres kerja menurut
Karasekdan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, &Werneck, 2004) adalah
dukungan sosial (social support), dukungan sosial merupakan asupan psikologis
untuk menangani stres, jika individu tidak mendapatkan dukungan sosial yang
cukup dari rekan kerjanya, atasan, dan juga pihak-pihak yang mungkin terlibat
maka kemungkinan stres kerja yang dialami akan semakin besar. Stres kerja
merupakan suatu konsekuensi dari setiap kegiatan (lingkungan), situasi atau
kejadian eksternal yang membebani tuntutan psikologis atau fisik yang berlebihan
terhadap seseorang (Yuda dan Ardana, 2017).
Dukungan sosial dalam bekerja tentunya merupakan bagian dari lingkungan
kerja. Lingkungan kerja menurut Mobley et al (1978) merupakan salah satu faktor
yang mempengaruhi intensi turnover, lingkungan kerja meliputi lingkungan fisik
maupun sosial. Lingkungan fisik yang dimaksud yaitu keadaan suhu, cuaca,
kontruksi, bangunan, dan lokasi pekerjaan, sedangkan lingkungan social meliputi
social budaya di lingkungan kerjanya, dan kualitas kehidupan kerjanya.
Lingkungan sosial dalam kerja yang didefiniskan oleh r sangat berkaitan dengan
dukungan sosial yang merupakan salah satu aspek dari stres kerja. Hal ini karena
keduanya meliputi hubungan sosial dengan lingkungan kerja, yaitu semua interaksi
sosial dan budaya yang berhubungan dengan pekerjaannya, hubungan dengan rekan
kerja, atasan, tamu, dan sebagainya. Melalui hubungan sosial budaya yang dijalin
individu akan merasakan dampaknya, jika individu mempunyai hubungan sosial
28
yang baik dan nyaman maka individu mendapatkan dukungan sosial yang banyak,
namun sebaliknya jika hubungan sosial tidak berjalan dengan baik dan tidak
nyaman maka dukungan sosial yang diterima individu juga kurang. Kurangnya
dukungan sosial dapat menyebabkan stres kerja, sementara itu stres kerja yang
semakin besar dapat memicu pemikiran karyawan untuk keluar dari pekerjaannya.
Dari survey pendahuluan yang dilakukan di suatu Rumah Sakit di Medan
pada bulan Januari-April 2017 terdapat 31 orang karyawan medis yang
memutuskan untuk berhenti bekerja, dengan beberapa alas an diantaranya adalah
hubungan sesama karyawan kurang harmonis, kondisi kerja yang kurang
mendukung, tuntutan yang terlalu banyak yang mengakibatkan stres kerja, Qureshi
et al (2013), dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa stress kerja memiliki
pengaruh positif terhadap intensi turnover karyawan. Semakin tinggi tingkatan
stress kerja yang dialami karyawan, maka intensi turnover karyawan akan ikut
meningkat. Seseorang yang mengalami stres akan sangat rentan berdampak pada
mental, emosi, dan fisik. Intensi turnover diawali dengan pemikiran individu untuk
keluar dari pekerjaan dan lingkungan pekerjaannya, dilanjutkan dengan tahap
mencari alternatif pekerjaan lain, lalu niat untuk keluar dari pekerjaan. Semua hal
tersebut merupakan keinginan secara sukarela berasal dari diri karyawan tersebut
dikarenakan alasan tertentu, salah satunya adalah stres kerja. Hasan (2014)
mengungkapkan bahwa, karyawan dengan tingkat stres yang tinggi, akan
berimplikasi langsung pada kondisi tingginya turnover intention. Dalam
penelitiannya menyimpulkan bahwa stres kerja memiliki pengaruh positif terhadap
turnover intention. Selain itu Hasan juga mengungkit tentang pentingnya bagi
29
perusahaan untuk meminimalisir kemungkinan stres kerja di dalam lingkungan
kerja. Penting bagi perusahaan untuk menjaga kenyamanan bekerja dan lingkungan
kerja agar karyawan tidak mengalami stres kerja dan berlanjut pada munculnya
intensi turnover.
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini adalah ada hubungan positif antara stres kerja dan
intensi turnover pada perawat rumah sakit di Balikpapan. Semakin tinggi stres kerja
yang diterima oleh perawat, maka akan semakin tinggi intensi turnover yang
dimiliki. Begitu pula sebaliknya, Semakin rendah stres kerja yang diterima oleh
perawat, maka akan semakin rendah intensi turnover yang dimiliki
30
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Identifikasi Variabel-variabel Penelitian
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Tergantung: Intensi Turnover
2. Variabel Bebas: Stres Kerja
B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
1. Intensi Turnover
Intensi turnover adalah keinginan seorang pekerja untuk mengundurkan
diri dari pekerjaannya dan meninggalkan perusahaan. Keinginan tersebut,
tercipta secara sadar, sukarela, dan bukan merupakan paksaan dari pihak
manapun, namun hasrat untuk mengundurkan diri dari perusahaan dapat tercipta
karena berbagai hal. Peneliti mengadaptasi skala intensi turnover yang
dimodifikasi dari Skala Abid dan Butt (2017) berdasarkan teori dan aspek dari
Mobley & Hollingsworth (1978). Adapun aspek yang digunakan untuk
mengukur intensi turnover meliputi pikiran-pikiran untuk berhenti (thoughts of
quitting), keinginan untuk meninggalkan (intention to quit), serta keinginan
untuk mencari pekerjaan lain (intention to search for another job). Perilaku
intensi turnover tersebut dicirikan sesuai dengan aspek-aspek yang digunakan
dalam variabel tergantung ini.
31
Semakin tinggi skor total yang diperoleh responden dari item-item skala
intensi turnover, maka semakin tinggi tingkat intensi turnover subjek tersebut.
Sebaliknya, semakin rendah skor total yang diperoleh responden dari item-item
skala intensi turnover, maka semakin rendah tingkat intensi turnover karyawan.
2. Stres Kerja
Stres kerja adalah tekanan yang dirasakan oleh individu dikarenakan kondisi
kerja yang tidak mendukung, beban kerja dan tuntutan yang dianggap berlebihan
dengan tidak diimbangi oleh dukungan psikologis yang sesuai di tempat kerja
maupun di lingkungan sosialnya, sehingga keadaan tersebut mempengaruhi
kondisi psikologis, emosi dan fisik individu. Peneliti akan mengembangkan
skala berdasarkan aspek-aspek yang diungkapkan oleh Karasek dan Theorell
(Alves, Chor, Faerstein, Lopes, dan Werneck, 2004). Aspek-aspek yang
dikemukakan oleh Karasek dan Theorell meliputi Dimensi Demand (tuntutan),
dimensi control (kontrol), dan dimensi social support (dukungan sosial). Skor
dalam penelitian akan didapatkan dari skala stres kerja yang diisi oleh responden
penelitian, semakin tinggi skor yang didapatkan maka semakin tinggi tingkat
stres kerja, sebaliknya semakin rendah skor yang didapatkan maka semakin
rendah pula tingkat stres kerja yang dimiliki.
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah perawat yang bekerja di Rumah
Sakit di Balikpapan sebanyak 105 orang.
32
D. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti pada penelitian
ini adalah metode kuantitatif, yaitu dengan mengumpulkan data dilakukan dengan
menyebarkan skala berbentuk kuesioner kepada para responden penelitian. Pada
penelitian ini diharapkan kepada setiap responden penelitian untuk mengisi seluruh
item yang terdapat pada alat ukur secara lengkap. Penelitian ini menggunakan 2
skala. Skala pertama adalah skala yang digunakan untuk mengukur variabel
tergantung yaitu intensi turnover yang dikemukakan oleh Mobley (1978)
sedangkan untuk variabel bebas yaitu stres kerja menggunakan aspek yang
dikemukakan oleh Karasek dan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, dan
Werneck, 2004).
Kedua angket yang digunakan akan dibuat menggunakan metode likert
dengan lima pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut, yaitu: Sangat Sesuai (SS),
Sesuai (S), Cukup Sesuai (CS) Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak Sesuai (STS)
yang sistem penilaiannya dibagi lagi menjadi favorable dan unfavorable. Penilaian
pada aitem favorable dan unfavorable dilakukan dengan bobot nilai seperti pada
tabel berikut.
Tabel 1
Bobot Nilai berdasarkan aitem favorable dan unfavorable
JENIS AITEM BOBOT NILAI
SS S CS TS STS
Favorable 5 4 3 2 1
Unfavorable 1 2 3 4 5
33
1. Skala Intensi Turnover
Skala intensi turnover disusun berdasarkan teori yang dikemukakan
oleh Mobley (1978) yaitu pikiran-pikiran untuk berhenti (thoughts of
quitting), keinginan untuk meninggalkan (intention to quit), serta keinginan
untuk mencari pekerjaan lain (intention to search for another job) dengan
jumlah item 18 terdiri dari 15 item favorable dan 3 item unfavorable.
Penyusunan alat ukur ini dijabarkan melalui Blue Print pada tabel berikut:
Tabel 2
*Distribusi Skala Intensi Turnover Sebelum Uji Coba
NO ASPEK NOMOR AITEM
JUMLAH F UF
Aspek Nomor Aitem
Favorable
Nomor
Aitem
Unfavorable
Jumlah
Pikiran-Pikiran
Untuk Berhenti
(Thoughts of
Quitting)
1,2,3,4,6 5 6
Keinginan untuk
Meninggalkan
(Intention to Quit)
7,8,10,11,13,14 9,12 8
Pencarian alternatif
pekerjaan
(Intention to search
for alternatives)
15,16,17,18 - 4
Jumlah 15 3 18
2. Skala Stres Kerja
Skala stres kerja yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
skala Job Stress Scale dengan berdasarkan pada aspek-aspek stres kerja
yang dikemukakan oleh Karasek dan Theorell (Alves, Chor, Faerstein,
Lopes, & Werneck, 2004), yang meliputi tuntutan (demand), kontrol
34
(control), dan dukungan (support). Skala stres kerja pada penelitian ini
berjumlah 17 aitem dengan 15 aitem berbentuk favorable dan 2 aitem
berbentuk unfavorable. Skala stres kerja ini juga menggunakan skala Likert
dengan 5 pilihan jawaban, yang terdiri dari “Sangat Tidak Sesuai (STS)”,
“Cukup Sesuai (CS) “Tidak Sesuai (TS)”, “Sesuai (S)”, dan “Sangat Sesuai
(SS)”. Sistem pemberian skor pada pilihan jawaban memiliki perhitungan
tersendiri yaitu pada skor aitem favorable bergerak dari 1-5, sedangkan pada
skor aitem unfavorable bergerak dari 5-1. Berikut ini di lampirkan tabel
distribusi aitem pada skala stres kerja.
Tabel 3
*Distribusi Skala Stres Kerja Sebelum Uji Coba
Aspek Nomor Aitem
Favorable
Nomor Aitem
Unfavorable
Jumlah
Tuntutan (Demand) 1,2,3,5, 4 5
Kontrol (control) 6,7,8,10,11 9 6
Dukungan
(support)
12,13,14,15,16,17 - 6
Jumlah 15 2 17
E. Validitas dan Reliabilitas
1. Validitas
Alat ukur yang digunakan untuk mengambil data harus dipastikan dulu
validitas dan reliabilitasnya sebagai dasar untuk mempercayai bahwa alat ukur
tersebut memang layak dipergunakan dalam penelitian.. Azwar (2008)
mengatakan bahwa alat ukur dikatakan valid apabila aitem-aitem yang terdapat
di dalam alat ukur tersebut sejalan dengan konsep variabel yang dimaksud. Hal
ini dapat dinyatakan bahwa alat ukur sangat berpengaruh dalam realita saat
35
pengambilan data. Azwar (2010) juga menyatakan bahwa validitas merupakan
tingkatan akurasi suatu tes atau skala dalam menjalankan fungsi
pengukurannya. Selain itu, Azwar (2008) menjelaskan bahwa sebuah aitem
memiliki daya beda yang dianggap memuaskan jika koefisien determinasi
minimal mencapai 0.3. Sedangkan koefisien determinasi yang bergerak antara
0,03 sampai 0,05 dianggap memberikan kontribusi yang baik. Validitas
diartikan sejauhmana skala tersebut menghasilkan data yang akurat (tepat) dan
cermat sesuai dengan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat
dikatakan mempunyai validitas tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi
ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran tersebut. Sebaliknya tes yang menghasilkan data
yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang
memiliki validitas rendah (Azwar, 2012).
Untuk melakukan uji validitas aitem dari kedua alat ukur dilakukan
dengan menguji validitas isi (content validity) dan validitas muka. Validitas isi
merupakan validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan
analisa rasional atau lewat professional judgment, sedangkan validitas muka
merupakan pengujian yang didasarkan pada penilaian terhadap format
penampilan (appearance) tes. Meskipun validitas muka ini memiliki taraf
signifikansi yang paling rendah, namun hal itu dapat memancing motivasi
individu yang menjadi responden untuk bersungguh-sungguh dalam pengisian
kuesioner (Azwar, 2012). Secara statistik, uji validitas dapat dilakukan dengan
36
coefficient total-aitem correlation yang dapat didapat dengan bantuan program
SPSS 22 for windows
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah sejauh mana tingkat kepercayaan dan tingkat
konsistensi hasil suatu pengukuran. Sudjana (Matondang, 2009) mengatakan
bahwa suatu pengukuran dapat dikatakan memiliki reliabilitas yang tinggi
apabila alat ukur tersebut mampu memberikan hasil ukur yang tepat atau ajeg
dalam menilai apa yang ingin dinilai dan terpercaya. Azwar (2014)
mendefinisikan reliabilitas (reliability) sebagai pengukuran terhadap konstruk
psikologi pada kelompok subjek yang sama dengan hasil yang diperoleh relatif
sama, sehingga hasil pengukuran dapat dipercaya. Reabilitas ini mengacu
kepada konsistensi hasil ukur yang memiliki makna kecermatan dalam
pengukuran. Pengukuran realibilitas dilakukan pada aitem-aitem terseleksi
yang dapat diketahui dari koefisien relaibilitas alpha yang dikembangkan oleh
Cronbach. Koefisien reliabilitas berkisar dari angka 0.0 sampai 1.0 yang
artinya, apabila koefisien reliabilitas mendekati 1.0 maka memiliki nilai
reliabilitas yang sempurna. Semakin tinggi tingkat koefesien korelasi berarti
konsistensi alat tes semakin baik, sehingga alat ukur terbukti reliabel.
Pengujian reliabilitas alat ukur diuji dengan menggunakan realibilitas internal,
yaitu pengujian alat ukur dengan satu kali tes kemudian dianalisis dengan
rumus Alpha Cronbach dibantu menggunakan program SPSS 22 for windows.
37
F. Metode Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan data statistik. Penelitian ini
merupakan penelitian korelasional dan akan mneggunakan teknik analasis product
moment. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan software
pengolahan data statistik SPSS 22 for Windows untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara variabel intensi turnover dengan stres kerja pada perawat rumah
sakit di Balikpapan. Analisis ini dimaksudkan untuk membuktikan hipotesis
penelitian bahwa stres kerja kepuasan kerja memiliki hubungan positif terhadap
intensi turnover perawat.
38
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Orientasi Kancah dan Persiapan
1. Orientasi Kancah
Rumah Sakit yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebuah rumah
sakit pemerintah kota Balikpapan. Rumah Sakit ini resmi berdiri di tahun
2015 dan atas Peraturan Daerah telah menjadi Badan Layanan Umum di
Balikpapan khusunya pada bidang kesehatan. Letak Rumah Sakit yang
diteliti terbilang cukup strategis sehingga mudah bagi warga Kota
Balikpapan dari berbagai kecamatan untuk mengakses rumah sakit tersebut.
Melalui Peraturan Daerah No. 7 Kota Balikpapan, Rumah Sakit ini
ditetapkan menjadi rumah sakit kelas “C” sejalan dengan peresmiannya di
tahun 2015 dan berkedudukan sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah
Pemkot Balikpapan di bidang pelayanan kesehatan masyarakat.
Sejak diresmikannya dari tahun ke tahun, Rumah Sakit ini
mengalami perkembangan seperti peningkatan fasilitas yaitu penambahan
kapasitas tempat tidur sejalan dengan bertambahnya poli klinik maka pasien
rawat inap juga turut bertambah. Hingga saat ini, Rumah Sakit ini memiliki
berbagai pelayanan yaitu Rawat Jalan, Rawat Inap, IGD, MCU, Geriatri,
Laboratorium, Radiologi, Gizi, Farmasi, dan P2TP2A (Pusat Pelayanan
Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak). Jumlah poli klinik yang
tersedia di rumah sakit ini kini berjumlah 14 poli klinik dengan didukung
39
oleh penunjang medis dan rehibilitasi medik. Rumah Sakit ini memiliki total
420 pegawai medis dan non medis, didalamnya terdapat tenaga medis
professional yang menangani pasien secara langsung yaitu 73 dokter, 149
perawat, dan 20 bidan, penelitian ini melibatkan para perawat yang bekerja
di Rumah Sakit ini di Kota Balikpapan.
Peneliti memilih Rumah Sakit ini sebagai tempat penelitian karena
peneliti tertarik untuk meneliti rumah sakit milik pemerintah, selain itu
karena rumah sakit ini terbilang belum lama berdiri yaitu berdiri sejak 2015
atau baru berusia 4 tahun di 2019 maka peneliti ingin mengetahui meskipun
rumah sakit masih tergolong baru apakah rumah sakit tetap mempunyai
tingkat kesibukan yang tinggi dan bisa menyebabkan stres kerja yang lebih
tinggi sehingga berhubungan dengan intensi untuk melakukan turnover bagi
para tenaga medis khususnya perawat. Penelitian ini merupakan penelitian
pertama di rumah sakit ini terkait dengan intensi turnover. Para perawat dari
berbagai divisi dan departemen telah berpartisipasi dalam penelitian ini,
peneliti tidak membatasi responden dengan kategorisasi tertentu selain
perawat, total 105 responden berpartisipasi dalam penelitian ini
2. Persiapan Penelitian
Sebelum melaksanakan penelitian di lokasi, tentunya ada beberapa
prosedur yang harus disiapkan untuk memperlancar proses penelitian.
Adapun persiapan yang harus dilakukan oleh peneliti yaitu persiapan
administrasi dan persiapan alat ukur. Berikut penjelasan terkait persiapan-
persiapan yang dilakukan pada penelitian ini:
40
a. Persiapan Administrasi
Persiapan administrasi pada penelitian ini diawali dengan
mengajukan surat izin penelitian kepada Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu
Sosial Budaya. Peneliti mendapatkan surat izin penelitian yang dikeluarkan
resmi oleh fakultas pada tanggal 14 Juni 2019 dengan nomor surat 581 / Dek
/ 70 / Div.Um.RT / VI / 2019. Surat izin penelitian diajukan secara langsung
oleh peneliti kepada Rumah Sakit ini pada tanggal 20 Juni 2019. Peneliti
berbincang dan berdiskusi dengan penanggung jawab Bidang Pelayanan
dan juga Seksi Pendendalian dan Pengembangan Mutu dan Sarana terkait
dengan penelitian yang diusung oleh peneliti. Setelah berdiskusi, peneliti
menerima surat izin persetujuan kegiatan oleh Rumah Sakit ini pada tanggal
21 Juni 2019 dengan nomor surat 4451 / 1-3.2 / 780 / RSUD dengan begitu
maka persiapan administrasi untuk menjalankan penelitian telah dipenuhi.
b. Persiapan Alat Ukur
Untuk meneliti Hubungan Antara Stres Kerja dengan Intensi
Turnover Pada Rumah Sakit pemerintah di Balikpapan , penelitian ini
menggunakan 2 skala sebagai alat ukur, yaitu skala Stres Kerja Kemandirian
hasil modifikasi dan Intensi Turnover. Berikut merupakan penjelasan
persiapan masing-masing skala:
(1) Skala Intensi Turnover
Pada penelitian ini peneliti menggunaka skala intensi turnover
yang disusun berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Mobley (1978)
41
yang berpacu pada 3 aspek. Mengacu pada hasil uji coba yang dilakukan
pada skala tersebut yang berjumlah 18 aitem, hasil menunjukkan bahwa
17 dari 18 aitem terbukti valid, sedangkan 1 aitem tidak valid, maka dari
itu aitem tersebut dinyatakan gugur dan tidak akan diikutsertakan dalam
pengambilan data. Nilai reliabilitas pada skala intensi turnover adalah
0,900.
Tabel 4
Distribusi Skala Intensi Turnover Setelah Uji Coba
NO ASPEK NOMOR AITEM
JUMLAH F UF
Aspek NomorAitem
Favorable
NomorAitem
Unfavorable Jumlah
Pikiran-Pikiran Untuk
Berhenti
(Thoughts of
Quitting)
1,2,3,4,6 (5) 6
Keinginan untuk
Meninggalkan
(Intention to Quit)
7,8,10,11,13,14 9,12 8
Pencarian alternatif
pekerjaan (Intention
to search for
alternatives)
15,16,17,18 - 4
Jumlah 15 3 18
Catatan: angka di dalam kurung ( ) merupakan butir aitem yang dinyatakan
gugur setelah uji coba dan tidak dihitung.
(2) Skala Stres Kerja
Skala stres kerja pada penelitian ini merupakan alat ukur yang
ditranslasi dari aspek-aspek yang diungkapkan oleh Karasek dan
Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, dan Werneck, 2004), menjadi
ahasa Indonesia. Berdasarkan uji coba alat ukur yang telah dilakukan,
dari 18 aitem yang diujikan, sebanyak 17 aitem dinyatakan valid.
42
Sedangkan 1 aitem dinyatakan tidak valid dan gugur karena memiliki
nilai koefisien kurang dari 0,25. Nilai reliabilitas pada skala stres kerja
adalah 0,818.
Tabel 5
Distribusi Skala Stres Kerja Setelah Uji Coba
NO ASPEK NOMOR AITEM
JUMLAH F UF
Aspek NomorAitem
Favorable
NomorAitem
Unfavorable Jumlah
Tuntutan
(Demand) 1,2,3,5 (4) 5
Kontrol
(Control) 6,7,8,10,11 9 6
Dukungan sosial
(Social support) - 12,13,14,15,16,17 6
Jumlah 15 2 17
Catatan: angka di dalam kurung ( ) merupakan butir aitem yang dinyatakan
gugur setelah uji coba dan tidak dihitung.
B. Laporan Pelaksanaan Penelitian
Pengambilan data penelelitian dilaksanakan dalam waktu 1 hari, yaitu pada
Senin, 13- Juli 2019. Pengambilan data bertempat di Rumah Sakit pemerintah di
Balikpapan. Perawat yang berpartisipasi menjadi responden. Peneliti datang ke
tempat penelitian, bertemu dengan perwakilan dari Rumah Sakit yang diteliti lalu
dipandu mendatangi berbagai departemen dan pos jaga untuk menitipkan kuesioner
kepada para perawat di masing-masing titik yang ada. Hal ini dikarenakan jam kerja
perawat sebagian besar merupakan shift dan mempunyai kesibukan yang cukup
tinggi, maka peneliti diminta untuk menitipkan kuesioner lalu akan diambil
beberapa hari kemudian. Secara keseluruhan, peneliti menyebar 120 kuesioner, dari
keseluruhan kuesioner tersebut ada 105 kuesioner yang dikembalikan kepada
43
peneliti dengan keadaan sudah terisi dengan data yang dibutuhkan, maka dengan
data inilah peneliti dapatmemulai untuk menganalisis data penelitian.
C. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Responden Penelitian
Berdasarkan dari data penelitian yang diperoleh, berikut merupakan
gambaran mengenai responden penelitian:
Tabel 6
Deskripsi Responden Penelitian
JENIS KELAMIN Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 32 30,5%
Perempuan 73 69,5%
Total 105 100%
Berdasarkan data pada tabel 5, menunjukkan bahwa responden yang
berpartisipasi dalam penelitian ini berjumlah 105 responden yang terdiri dari
32 responden berjenis kelamin laki-laki dengan persentase sebesar 30,5% dan
73 responden berjenis kelamin perempuan dengan persentase sebesar 69,5%.
Tabel 7
Deskripsi Responden Penelitian Berdasarkan Usia
Data pada tabel 6, menunjukkan bahwa responden penelitian yang berusia
rentang 20-30 tahun berjumlah 54 responden dengan persentase sebesar 51,4%,
rentang usia 31-40 tahun berjumlah 46 responden dengan persentase sebesar
Usia N (%)
20-30 54 51,4
31-40 46 43,8
>40 5 4,8
Total 127 100
44
43,8%, usia >40 tahun berjumlah 5 responden dengan persentase sebesar 4,8%.
Dapat dilihat pada tabel diatas bahwa bahwa responden terbanyak yaitu yang
berusia 20-30 tahun, sedangkan responden dengan umur diatas 40 tahun paling
sedikit yaitu hanya 5 responden.
2. Deskripsi Data Penelitian
Deskripsi data penelitian bertujuan untuk menunjukkan skor stres kerja dan
intensi turnover sehingga dapat mengetahui tinggi rendahnya skor pada para
perawat di Rumah Sakit terhadap stres kerja dan intensi turnover
Tabel 8
Deskripsi Data Penelitian
Variabel Hipotetik Empirik
Xmin Xmax Mean SD Xmin Xmax Mean SD
Stres Kerja 16 80 10,6 25 37 61 49,23 4,462
Intensi
Turnover
17 85 11,3 15 19 70 43,33 9,743
Keterangan :
Data Hipotetik : Skor yang diperoleh berdasarkan subjek penelitian
Data Empirik : Skor yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian
Berdasarkan hasil yang telah didapat, peneliti memutuskan untuk
menggunakan data hipotetik untuk mengkategorisasi skor responden pada skala
stres kerja dan intensi turnover . Kategorisasi dalam penelitian ini akan mencakup
lima norma kategorisasi yaitu Sangat Rendah, Rendah, Sedang, Tinggi, dan Sangat
Tinggi.
45
Tabel 9
Norma Kategorisasi
Berdasarkan pada penentuan rumus norma kategorisasi yang terlampir
diatas, berikut adalah hasil kategorisasi responden penelitian pada variabel
intensi turnover:
Tabel 10
Kategorisasi Subjek pada Skor Skala Intensi Turnover
Kategorisasi Rentang Skor Jumlah %
Sangat rendah X < 30,6 6 5,7%
Rendah 30,6 ≤ X < 44,2 47 44,8%
Sedang 44,2 ≤ X < 57,8 45 42,9%
Tinggi 57,8 ≤ X ≤ 71,4 7 6,7%
Sangat tinggi X > 71,4 0 0%
Total 105 100%
Berdasarkan hasil kategorisasi subjek pada skor skala intensi turnover di
atas, dapat dilihat untuk kategorisasi sangat rendah sebanyak 6 responden
(5,7%), kategorisasi rendah sebanyak 47 responden (44,8%), kategorisasi
sedangkan sebanyak 45 responden (42,9%), kategorisasi tinggi sebanyak 7
responden (6,7%), dan kategorisasi sangat tinggi sebanyak 0 responden (0%).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden yang menunjukkan skor
Rumus Norma Kategori
X < (µ - 1.8 σ) Sangat Rendah
(µ - 1.8 σ) ≤ X ≤ (µ - 0.6 σ) Rendah
(µ - 0.6 σ) < X ≤ (µ + 0.6 σ) Sedang
(µ + 0.6 σ) < X ≤ (µ + 1.8 σ) Tinggi
X > (µ + 1.8 σ) Sangat Tinggi
Keterangan:
X : Skor Total Responden
µ : Mean (Rata-Rata)
σ : Standar Deviasi
46
kategorisasi yang tinggi berada pada tingkat sedang dengan jumlah responden
sebanyak 48 responden.
Tabel 11
Kategorisasi Subjek pada Skor Skala Stres Kerja
3. Uji Asumsi
Sebelum melakukan uji hipotesis, peneliti melakukan uji asumsi yang
merupakan uji persyaratan analisis berupa uji normalitas dan uji linieritas. Uji
asumsi dilakukan dengan bantuan program statistik SPSS version 22 for
windows.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing dari
variabel independen dan variabel dependen memiliki distribusi sebaran data
secara normal atau tidak. Distribusi sebaran data yang normal menandakan
bahwa responden penelitian dapat mewakili populasi. Data dikatakan
normal apabila nilai p > 0,05. Sebaliknya, jika p < 0,05 maka sebaran data
dikatakan tidak normal. Hasil uji normalitas kedua variabel dapat dilihat
pada tabel berikut ini:
Kategorisasi Rentang Skor Jumlah %
Sangat rendah X < 28,8 0 0%
Rendah 28,8 ≤ X < 41,6 3 2,9%
Sedang 41,6 ≤ X < 54,4 88 83,8%
Tinggi 54,4 ≤ X ≤ 67,2 14 13,3%
Sangat tinggi X > 67,2 0 0%
Total 105 100%
47
Tabel 12
Hasil Uji Normalitas
Variabel Signifikansi (p) Status Sebaran
Intensi Turnover
Stres Kerja
0,176
0,397
Normal
Normal
Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dijabarkan diatas, diperoleh
hasil bahwa data yang penelitian normal pada variabel intensi turnover yaitu
dengan nilai signifikansi 0,176 (p > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa data
intensi turnover tersebar normal. Hasil data pada variabel stres kerja juga
menunjukkan bahwa data yang tersebar normal karena memiliki nilai
signifikansi 0,397 (p > 0,05). Hasil ini menunjukkan bahwa data intensi
turnover dan stres kerja memiliki sebaran data yang mengikuti kurva normal.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui
apakah ada hubungan yang linear (membentuk garis lurus) atau tidak pada
variabel independen maupun variabel dependen penelitian. Data dikatakan
linear apabila nilai p > 0,05. Sebaliknya, apabila nilai p < 0,05 maka
hubungan kedua variabel dikatakan tidak linear. Hasil uji linearitas kedua
variabel dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 13
Hasil Uji Linearitas
Variabel Signifikansi (p) Keterangan
Intensi Turnover dan
Stres Kerja
0.016
Linear
48
Berdasarkan hasil uji linearitas yang dilakukan, diperoleh hasil data
yang menunjukkan nilai signifikansi (p) 0,016 (> 0,05) yang berarti
hubungan antara variabel intensi turnover dan stres kerja pada perawat
mengikuti garis linear.
4. Uji Hipotesis
Setelah melakukan prasyarat uji asumsi berupa uji normalitas dan uji
linearitas, tahap selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis berupa uji korelasi.
Uji korelasi digunakan untuk mengetahui apakah ada hubungan yang
signifikan antara turnover intention dan stres kerja pada perawat. Uji hipotesis
dalam penelitian ini menggunakan uji korelasi pearson dengan bantuan
program SPSS versi 22 for windows. Hasil uji hipotesis dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 14
Hasil Uji Hipotesis
Variabel
Tergantung
Variabel
Bebas
Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determina
n
(r2)
Koefisien
Signifikansi
(p)
Intensi Turnover Stres Kerja 0,240 0,0576 0,014
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, hasil analisis data yang dilakukan
peneliti menunjukkan tidak ada korelasi antara variabel turnover intention dan
stres kerja pada perawat, dengan nilai signifikansi (p) sebesar 0,014 (p < 0,05).
Mengacu kepada hasil tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat
hubungan antara turnover intention dan stres kerja pada perawat. Sedangkan,
49
nilai koefisien determinasi (r2) yang didapat yaitu sebesar 0,0576 (5,76%), hal
ini berarti variabel strer kerja hanya memiliki kontribusi atau size effect
terhadap intensi turnover sebesar 5,76% dimana angka tersebut kecil. Dengan
demikian, hipotesis yang diajukan peneliti dalam penelitian ini diterima.
5. Uji Analisis Tambahan
Selain uji hipotesis, penelitian ini juga melakukan uji korelasi
tambahan, uji analisis tambahan yang dilakukan untuk mengetahui bagaimana
hubungan antara aspek-aspek stres kerja terhadap intensi turnover pada
perawat. Untuk stres kerja dilihat berdasarkan aspek-aspeknya yang meliputi
tuntutan (demand), kontrol (control), dan dukungan sosial (social support).
Berikut merupakan hasil uji korelasi antara aspek-aspek stres kerja dengan
intensi turnover.
Tabel 15
Hasil Uji Korelasi Aspek Stres Kerja dan Intensi Turnover Aspek Stres Kerja Koefisien
Korelasi
(r)
Koefisien
Determinan
(r2)
Koefisien
Signifikansi
(p)
Demand * Intensi
Turnover
0,304 0,092 0,001
Control * Intensi
Turnover
-0,238 0,056 0,007
Social support * Intensi
Turnover
0,364 0,132 0,000
Berdasarkan hasil uji korelasi menunjukkan bahwa aspek stres kerja
tuntutan (demand) memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0,304 dengan
koefisien signifikansi (p) sebesar 0,001 (p<0,05). Tuntutan (demand) yang
berkorelasi positif menunjukkan bahwa semakin tinggi tunturan (demand)
yang dimiliki maka semakin tinggi intensi turnover. Pada aspek kontrol
(control) koefisien korelasi (r) yang didapat adalah -0,238 dan koefisien
50
signifikansi (p) sebesar 0,007 (p<0,05). Korelasi negatif menunjukkan bahwa
semakin tinggi kontrol (control) maka intensi turnover akan semakin rendah.
Aspek terakhir adalah dukungan sosial (social support) yang mendapatkan
hasil analisis koefisien korelasi sebesar 0,364 dengan koefisien signifikasi
0,000 (p<0,05). Hasil analisis dari ketiga aspek tersebut menunjukkan skor
signifikansi yang lebih kecil dari 0,05, maka ketiganya dinyatakan memiliki
hubungan dengan intensi turnover pada perawat yang bekerja di Rumah Sakit
ini.
D. Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dengan
intensi turnover komitmen organisasi pada perawat Rumah Sakit ini di Balikpapan.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan peneliti dengan melibatkan 105 perawat di
Rumah Sakit ini, dengan rincian 73 orang perempuan dan 32 orang laki-laki didapatkan
hasil uji kolerasi nilai (r) sebesar 0.240 dengan p = 0.014 (p < 0.05). Hal ini menunjukan
bahwa terdapat hubungan antara stres kerja dengan intensi turnover pada perawat pada
Rumah Sakit yang diteliti ini. Berdasarkan hasil analisis tersebut maka hipotesis yang
diajukan pada penelitian ini diterima, semakin tinggi stress kerja maka semakin tinggi
pula intensi turnover.
Hasil penelitian ini sesuai hasil penelitian yang didapatkan oleh Caesarani
dan Riana (2016) dalam penelitiannya yang berjudul Pengaruh Stres Kerja
Terhadap Komitmen Karyawan dan Turnover Intention. Penelitian yang dilakukan
di sebuah resort ini melibatkan 65 responden yang merupakan karyawan resort
51
tersebut. Meskipun terdapat perbedaan yaitu dalam penelitian ini Caesarani dan
Riana memiliki 3 variabel, namun pada hasil analisis menunjukkan bahwa stres
kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap turnover intention.
Untuk lebih memperjelas hasil penelitian, peneliti melakukan uji analisis
tambahan berupa pengujian korelasi antara aspek-aspek yang terdapat pada stres kerja
dengan intensi turnover. Aspek-aspek tersebut adalah tuntutan (demand), kontrol
(control), dan dukungan sosial (social support) seperti bagaimana yang dikemukakan
oleh Karasek dan Theorell (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, & Werneck, 2004).
Analisis tambahan ini dilakukan untuk mengetahui lebih dalam bagaimana peran dari
masing-masing aspek dari stres kerja terhadap intensi turnover, yaitu aspek manakah
yang mempunyai peran terbesar sehingga peneliti dapat lebih memahami apa yang
menyebabkan stres kerja tidak memiliki hubungan dengan intensi turnover pada
perawat yang bekerja di Rumah Sakit ini. Berdasarkan hasil analisis, diketahui bahwa
ketiga aspek dari stres kerja memiliki hubungan dengan intensi turnover karena
koefisien signifikansi (p) dari ketiga aspek bernilai lebih dari 0,05.
Stres adalah gangguan mental yang dihadapi seseorang akibat adanya
tekanan. Tekanan ini muncul dari kegagalan individu dalam mememhuni kebutuhan
atau keinginannya. Tekanan ini bisa berasal dari dalam diri atau dari luar (Vanchapo,
2020). Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti, dapat dilihat bahwa
aspek tuntuan (demand) mempunyai hasil yang menunjukkan bahwa aspek tersebut
memiliki hubungan dengan intensi turnover, aspek tuntuan sendiri mempunyai definisi
bekerja dalam waktu yang terlalu lama, beban kerja yang tinggi, terbatasnya waktu
yang diberikan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dan adanya konflik pada
52
tuntutan pekerjaan yang harus diselesaikan (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, dan
Werneck, 2004). Tingginya tuntutan (demand) mengakibatkan stres kerja yang juga
membuat intensi turnover semakin tinggi. Perawat diketahui mempunyai tuntutan
kerja yang cukup tinggi, perawat dituntut untuk harus selalu teliti, cekatan, dan
intensif karena pekerjaan perawat berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan
seseorang.
Aspek yang kedua adalah kontrol (control), yang merupakan otoritas yang
dimiliki karyawan dalam mengendalikan dan mengambil keputusan dalam
pekerjaan menggunakan kemampuan yang dimiliki (Alves, Chor, Faerstein, Lopes,
dan Werneck, 2004). Dalam bekerja, perawt tentunya memiliki situasi dan kondisi
dimana perawat harus mengambil keputusan bagaimana harus menangani pasien
seperti menjahit luka, mengambil darah, mengganti infus, dan sebagainya. Otoritas
tersebut tetap mempunyai batas karena ada dokter sebagai tenaga medis yang
mempunyai tanggung jawab dan otoritas yang lebih tinggi untuk mengambil
keputusan, namun perawat juga mempunyai otoritas dan kendali dengan batas
tertentu untuk menangani pasien. Praktek keperawatan adalah tindakan mandiri
perawat profesional melalui kerjasama dengan bentuk kolaborasi dengan dan
tenaga kesehatan lainnya dalam memberikan asuhan keperawatan sesuai lingkup
wewenang dan tanggung jawabnya. Praktek keperawatan sesuai tindakan
keperawatan professional menggunakan pengetahuan teoretik yang mantap dan
kokoh dari berbagai ilmu dasar (biologi, fisika, biomedik, perilaku, sosial) dan ilmu
keperawatan sebagai landasan untuk melakukan pengkajian, diagnosis, menyusun
perencanaan, melaksanakan asuhan keperawatan dan evaluasi hasil-hasil tindakan
53
keperawatan, serta mengadakan penyesuasian rencana keperawatan untuk tindakan
selanjutnya (Kusnanto, 2004). Skema dari Karasek (dalam Alves et al, 2004)
menunjukkan bahwa rendahnya kontrol pekerjaan bersamaan dengan tuntutan
pekerjaan yang tinggi akan menciptakan job strain yang tinggi. Job strain tersebut
menjadi stres kerja dan berhubungan dengan meningkatnya intensi untuk
melakukan turnover. Maka dapat disimpulkan bahwa rendahnya kontrol (control)
pada pekerjaan mengakibatkan tingginya intensi turnover.
Aspek yang terakhir adalah dukungan sosial (social support), dukungan
sosial merupakan bentuk hubungan pekerja dengan rekan-rekan dan atasan, ini
sangat erat kaitannya dengan tingkat interaksi social antara pekerja dan atasan
diselesaikan (Alves, Chor, Faerstein, Lopes, dan Werneck, 2004). Burnout atau
kelelahan adalah istilah untuk menggambarkan stres kerja dari waktu ke waktu.
Pada akhirnya, kelelahan ditandai dengan hilangnya kepuasan kerja. Kelelahan dan
ketidakpuasan telah terbukti menjadi prediktor sebagai intensi perawat untuk
meninggalkan pekerjaan mereka (Stein-Parbury, 2014). Kelelahan dapat terjadi
karena besarnya tuntutan dalam bekerja sehingga menyebabkan perawat terbagi
fokusnya hingga mengalami kesulitan untuk memegang kendali pada pekerjaannya
dan juga berkurangnya waktu untuk melakukan pengkajian, evaluasi, dan
menyusun rencana bekerja. Selain itu kurangnya dukungan sosial juga berpengaruh,
rekan-rekan kerja yang saling membantu dan atasan yang memahami kapasitas
bekerja para perawat akan mengurangi rasa lelah dan stres dari perawat. Meskipun
demikian, hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa korelasi dukungan sosial
(social support) adalah positif, yang menunjukkan bahwa semakin tinggi dukungan
54
sosial maka semakin tinggi intensi turnover. Alves et al (2004) menjelaskan dalam
jurnal penelitiannya yang membahas adaptasi job stress scale oleh Karasek, bahwa
Alves dkk tidak setuju dengan item tertentu dari dimensi dukungan sosial. Sebagai
contoh adalah kalimat “…jika saya mengalami hari yang buruk”, yang dianggap
sulit untuk diterjemahkan dan harus menjalani pemeriksaan khusus. Ketika
diterjemahkan secara harfiah, item ini menanyakan apakah orang lain memahami
ketika pekerja tersebut mengalami hari yang buruk. Menurut para responden pada
penelitian tersebut, ungkapan ini kurang diperhatikan dalam budaya, karena
ungkapan yang disebut dapat membawa kesialan. Pernyataan Alves dkk tersebut
menyoroti bagaimana budaya yang ada pada lingkungan responden penelitian
tersebut dapat membuat beberapa item menjadi sulit dipahami. Hal serupa dapat
terjadi pada penelitian ini, dikarenakan pada saat pengambilan data peneliti tidak
dapat mendampingi responden untuk menjelaskan ataupun menjawab pertanyaan
responden terkait kuesioner yang akan diisi. Peneliti tidak dapat mendampingi
dikarenakan perawat mempunyai sistem bekerja dengan shift yang berbeda-beda,
sehingga pihak rumah sakit meminta peneliti untuk meninggalkan kuesioner di
setiap pos jaga. Hasil analisis tambahan menunjukkan bahwa ada hubungan antara
dukungan sosial dan intensi turnover. Ketiga aspek stres kerja yaitu tuntutan (demand),
kontrol (control), dan dukungan sosial (social support) pada analisis tambahan ini
menunjukkan bahwa ketiganya mempunyai hubungan dengan intensi turnover. Hasil
tersebut sejalan dengan uji hipotesis yang menunjukkan adanya hubungan positif antara
stres kerja dengan intensi turnover, dengan kesimpulan semakin tinggi stres kerja maka
semakin tinggi intensi turnover yang dimiliki, sebaliknya semakin rendah stres kerja
semakin rendah pula intensi turnover yang dimiliki.
55
Menurut Kemenkes jumlah lulusan perawat pertahun mencapai 46.865
orang, selain itu standarisasi dalam profesi perawat yang semakin tinggi tentunya
menambah rumit keadaan profesi tersebut. Hal tersebut membuat para perawat yang
sudah mendapatkan pekerjaan akan sangat menjaga pekerjaannya saat ini. Tetap
menjadi perhatian bahwa ketersediaan lowongan pekerjaan cukup menjadi factor
yang berpengaruh untuk intensi turnover khususnya aspek pencarian alternatif
pekerjaan (Intention to search for alternatives). Keinginan untuk meninggalkan
(intention to quit) yang berarti karyawan berniat untuk keluar apabila telah
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik dan setelah itu nantinya akan diakhiri. Pada
aspek ini membahas tentang bagaimana responden akan bersikap terhadap
kemungkinan adanya tawaran atau lowongan pekerjaan lain. Sebagian besar
responden memilih untuk tidak mengabaikan informasi lowongan pekerjaan dan
berpikir mungkin akan lebih memilih bekerja di tempat lain yang dapat
mengembangkan kemampuan, selain itu. Sebagian responden juga tidak berpikir
bahwa pekerjaannya sekarang lebih baik sehingga tidak berpikir untuk mencari
lowongan pekerjaan lain. Pada aspek ini dapat disimpulkan bahwa responden
penelitian ini yang merupakan perawat lebih memilih untuk membuka peluang
ataupun mencari lowongan terlebih dahulu sebelum berpikir untuk meninggalkan
pekerjaanya saat ini yang memiliki tingkat stres kerja yang cukup tinggi. Pada tahun
2017 Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja
Indonesia (BNPPTKI) mengatakan bahwa jumlah perawat yang menganggur
hingga saat itu mencapai 422 ribu orang. Pada aspek selanjutnya yaitu keinginan
untuk mencari pekerjaan baru (intention to search for another job) yang berarti jika
56
karyawan sudah mulai sering berpikir untuk keluar dari pekerjaannya, maka
karyawan tersebut akan mencoba untuk mencari pekerjaan diluar perusahaannya
yang dirasa lebih baik (Mobley et al, 1978). Ada pernyataan dalam alat ukur peneliti
yang menyatakan “Saya mungkin akan keluar apabila ada kesempatan yang lebih
baik” dan juga “Saya akan keluar dari pekerjaannya saat ini apabila mendapatkan
tawaran kerja yang lebih baik”. Hasil data dari dua pernyataan tersebut
menunjukkan bahwa mayoritas responden memilih opsi CS (cukup sesuai) hingga
SS (Sangat Sesuai) pada kuesioner. Sebaliknya, saat menanggapi pernyataan yang
menyatakan bahwa “Saya akan meninggalkan pekerjaan ini bagaimanapun
keadaannya” total 79% responden memilih opsi TS (tidak sesuai) dan STS (sangat
tidak sesuai) pada kuesioner. Menurut Undang-Undang No 38 Tahun 2014 Tentang
Keperawatan, keperawatan merupakan bentuk pelayanan profesional yang menjadi
bagian integral dari pelayanan kesehatan, pelayanan mencakup aspek holistik yaitu
bio, psiko, sosial, dan spiritual secara komprehensif, pelayanan ditujukan kepada
individu, keluarga, dan masyarakat baik sehat maupun sakit untuk mencapai derajat
kesehatan yang optimal, sesuai pengertian tersebut perawat merupakan bagian yang
tak terpisahkan dalam pembangunan kesehatan. Dengan profesi profesional
tersebut, kualifikasi perawat yang diinginkan oleh rumah sakit ataupun tempat
pelayanan medis lainnya juga semakin ketat karena jumlah lulusan perawat dan
perawat yang menganggur cukup banyak. Adapun perawat profesional menurut
Miller (dalam Kusnanto 2004) adalah memperoleh atau menambah tubuh
pengetahuan (body of language) dalam tatanan universitas dan orientasi sains pada
tingkat pascasarjana dalam keperawatan, lalu mencapai kompetensi dengan
57
landasan teoritis, diagnosis, dan penyembuhan respons manusia terhadap masalah
kesehatan yang berpotensi untuk dilaksanakan, selain itu juga menyebutkan dan
menspesifikasi keterampilan dan kompetensi yang merupakan batasan dari
keahlian.
Pada faktor intensi turnover terdapat lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan
beban kerja dimana semakin tidak nyaman lingkungan kerja individu maka semakin
tinggi pula intensi yang muncul pada diri individu untuk melakukan turnover, hal ini
karena suasana yang tercipta dari lingkungan kerja turut mempengaruhi ketentraman
psikologis dan juga fisik. Yang termasuk dalam lingkungan kerja ialah fasilitas kerja,
suasana, hingga semua orang yang terlibat dalam lingkungan kerja. Dalam kasus ini,
maka lingkungan kerja yang terdapat di Rumah sakit ialah ruang rawat inap, UGD,
ruang tindakan, ruang bedah, . Perawat memiliki tingkat stres kerja yang tinggi karena
perawat harus memiliki ketelitian yang tinggi, keterampilan khusus, bekerja dengan
cukup cepat namun berhati-hati, berinteraksi dengan cukup banyak orang mulai dari
pasien, keluarga pasien, rekan kerja, hingga atasan. Beban kerja, stres kerja bersama
dengan kepemimpinan yang melemahkan, hubungan dengan rekan kerja yang buruk,
serta kurangnya otonomi semuanya telah terlibat dalam kepuasan kerja yang buruk dan
berujung pada turnover (Stein-Parbury, 2014).
Profesi perawat merupakan tenaga kerja profesional yang diberi tugas
menangani pasien dengan baik, cekatan, teliti, dan juga terlatih dalam mendapatkan
tekanan yang cukup berat saat bekerja. Tingkat stres kerja yang tinggi terbukti dapat
menjadi variabel yang berhubungan dengan intensi turnover pada perawat di Rumah
Sakit ini ini.
58
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan,
peneliti dapat menyimpulkan bahwa hipotesis pada penelitian ini diterima, yaitu
tedapat hubungan antara stres kerja dengan intensi turnover pada perawat di Rumah
Sakit di Balikpapan. Semakin tinggi stress kerja maka semakin tinggi intensi
turnover yang dimiliki, begitu pula sebaliknya, semakin rendah stress kerja maka
semakin rendah pula intensi turnover yang dimiki.
B. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
beberapa saran sebagai berikut:
1. Bagi Rumah Sakit Yang Diteliti
Rumah Sakit yang diteliti diharapkan dapat mengevaluasi lingkungan
kerja dan juga fasilitas kerja yang disediakan untuk karyawan agar
menciptakan lingkungan dan suasana kerja yang nyaman dan mendukung para
karyawan untuk bekerja lebih optimal.
2. Bagi Responden Penelitian
Responden penelitian diharapkan dapat tetap bekerja secara
professional sebagai perawat dan memiliki kontrol yang baik dalam bekerja.
Responden penelitian dapat berbicara atau berdiskusi kepada Rumah Sakit
59
tersebut atau yang mewakili mengenai kesejahteraan karyawan jika dirasa ada
beberapa hal yang perlu diperbaiki untung menunjang kinerja dan kenyamanan
kerja yang lebih baik kedepannya untuk mengurangi kemungkinan intensi
turnover meningkat.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk memperluas referensi penelitian, dan
memahami lebih mendalam untuk setiap variabel, dengan begitu penelitian
mengenai Hubungan Antara Stres Kerja dengan Intensi Turnover Pada
Perawat dapat mencapai hasil yang semakin valid dan reliabel.
b. Peneliti selanjutnya diharapkan untuk benar-benar memahami karkteristik
dan latar belakang, sehingga dapat menentukan referensi dan hipotesis
penelitian yang diharapkan dapat menjadi pelajaran dan referensi bagi
peneliti-peneliti selanjutnya.
c. Sangat disarankan bagi peneliti selanjutnya untuk menggunakan teori
intensi turnover yang lebih mutakhir serta sesuai dengan topik dan subjek
yang akan diteliti.
d. Peneliti selanjutmya lebih memperdalam pengetahuan tentang responden
seperti karakteristik, apakah ada masa kerja tertentu pada responden yang
akan diteliti dan poin penting lainnya yang dapat dipelajari melalui
penelitian-penelitian yang sudah ada.
e. Peneliti dapat menggunakan variabel lain terkait intensi turnover selain
stress kerja seperti kepuasan kerja, komitmen organisasi, ataupun variabel
lain yang berkaitan dan memiliki urgensi untuk diteliti.
60
DAFTAR PUSTAKA
Abid, G. & Butt, T. H. (2017). Expressed Turnover Intention: Alternate Method for
Knowing Turnover Intention and Eradicating Common Method Bias.
Switzerland: SciPress Ltd.
Alves, M. G. M., Chor, D., Faerstein, E., Lopes, C. S. & Werneck, L. G. Short
version of the “job stress scale”: a Portuguese-language adaptation. Rev
saúde pública: www.fsp.usp.br/rsp
Annisa, Riana. (2018). Pengaruh Komitmen Organisasional Dan Stres Kerja
Terhadap Turnover Intention Melalui Kepuasan Kerja Sebagai Variabel
Intervening Di Rsud Pandeglang Berkah. Yogyakarta: Universitas Islam
Indonesia
Arbianingsih, Hidayah, N. & Taufiq. (2017). Hubungan Beban Kerja Dengan
Turnover Pada Perawat Di Rumah Sakit Islam Faisal Makassar. Journal of
Islamic Nursing Vol. 1, No. 1.
Aryanto, Bambang., Gusty, R. P., Arif, Yulastri. (2011). Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Kecendrungan Turnover Perawat di Rumah Sakit
Islam “Ibnu Sina” Yarsi Sumbar Bukittinggi. Ners Jurnal Keperawatan.
7(2), 156-160.
Azwar, S. (2010). Reliabilitas dan Validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2012). Penyusunan Skala Psikologi (Cetakan Pertama). Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Azwar, S. (2014). Penyusunan Skala Psikologi Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Beehr, et al. (1992). The Meaning of Occupational Stress Items to Survey.
Beehr, T. A. Dan J. E. Newman. (1978). Job Sress. Employee Health, and
Organizational Effectiveness. A facet Analysis, Model and Literature review.
Personnel Psychology.
Bluedorn ,Carol. (2001). The impact of various factors on the personality, job
satisfaction and turnover intentions of professional accountants.
Managerial Auditing Journal. 16(4), 234-245.
Caesarani, C. A. & Riana ,G. (2016). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Komitmen
Karyawan Dan Turnover Intention Pada Sari Segara Resort Villa & Spa.
Bali: E-Jurnal Manajemen Unud.
61
Caesary, A. G. (2012). Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Turnover
Intention Pada Agent Outbound Call Pt. Infomedia Nusantara
Menggunakan Metode Structural Equation Modelling. Surabaya: Institut
Teknologi Sepuluh Nopember.
Effendy, O. U. (2002). Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Faslah, R. (2010). Hubungan Antara Keterlibatan Kerja dengan Turnover Intention
Pada Karyawan. Jurnal Manajemen & Kewirausahaan.
Firdaus, A. (2017). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Turnover Intention (Studi
Pada Karyawan Perusahaan Jasa Multi Finance Di Kota Jambi). Jurnal of
Economics and Business.
Hanafiah. (2014). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Ketidakamanan Kerja (Job
Insecurity) Dengan Intensi Pindah Kerja (Turnover) Pada Karyawan Pt.
Buma Desa Suaran Kecamatan Sambaliung Kabupaten Berau. E Journal
Psikologi, 2014. 1(3), 303-312.
Handoko, T. H. (2011). Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. Edisi
Kedua. Cetakan Kedelapan belas. Penerbit BPFE. Yogyakarta.
Harnoto. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia (2nd Ed.). Jakarta: PT.
Prenhallindo.
Hassan, R. (2014). Factors Influencing Turnover Intention Among Technical
Employees In Information Technology Organization. International Journal
of Arts and Commerce, 120-137.
Hesarika, Adelia (2018). Pengaruh Stres Kerja Dan Kepuasan Kerjaterhadap
Turnover Intention Perawat Rawat Inaptahun 2017(Studi Pada Rsu Bunda
Thamrin Medan). Jurnal Ilmiah Saintek.
Jacobs, E. & Roodt, G. The Development of a Knowledge Sharing Construsct to
Predict Turnover Intentions, Aslib Proceedings. 59(3), 229-248.
Karasek R, Theorell T. (1990) Healthy work: stress, productivity and the
reconstruction of working life. New York: Basic Books; 1990.
Kusnanto. (2004). Pengantar Profesi & Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Kusumaningrum, D. & Harsanti, I. (2015). Kontribusi Kepuasan Kerja Terhadap
Intensi Turnover Pada Perawat Instalasi Ruang Inap. Depok: Universitas
Gunadarma.
62
Luthans, Fred. (2006). Perilaku organisasi. Edisi 10. Yogyakarta: ANDI.
Mangkunegara, P. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: Rosda.
Manurung, M. T & Ratnawati, I. (2012). Analisis Pengaruh Stres Kerja dan
Kepuasan Kerja terhadap Turnover Intention Karyawan: Studi pada
STIKES Widya Husada Semarang. Diponegoro Journal of Management.
1(2), 145-157.
Mathis, Robert.L, dan John Jackson, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia.
PT. Salemba Empat. Jakarta.
Matondang, Z. (2009). Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.
Jurnal Tabularasa Pps Unimed
Mobley, W.H., Horner, S.O., & Hollingsworth, A.T. (1978). An Evaluation Of
Precursors Of Hospital Employee Turnover. Journal of Applied
Psychology. 63(4), 408-414.
Mobley, W. H. (1986). Pergantian Karyawan: Sebab, Akibat, dan
Pengendaliannya (terjemahan). Cetakan Pertama. Jakarta; Pustaka
Binaman Pressindo
Mondy, R. Wayne. (2008). Manajemen sumber daya manusia (edisi ke-10) (Bayu
Airlangga,Penerjemah). Jakarta: Penerbit Erlangga.
Nazenin, S. & Palupaningdyah. (2014). Jurnal Dinamika Manajemen. 5(2), 220-
227.
Qureshi, Muhammad Imran. (2013). Relationship Between Job Stress, Workload,
Environment and Employees Turnover Intentions: What We Know, What
Should We Know. Jurnal World Applied Sciences. 23(6), 764-770.
Rahayu, R., Remmang, H. & Saleh, H. (2017). Pengaruh Stres Kerja Terhadap
Kinerja Karyawan Pada Pt Telesindo Shop Cabang Makassar. Vol 3, No.
005 (2017) Resky Rahayu.
Robbins Stephen P & Timothy A Judge. (2009) Perilaku Organisasi
(Organizational Behaviour) Edisi 12. Diterjemahkan Oleh Diana Angelica.
Salemba Empat, Jakarta.
Simamora, Henry. (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN.
Yogyakarta.
63
Stein-Parburry, J. (2014). Patient & Person. Australia: Elsevier Australia
Syahronica, G., Hakam, M. S. & Ruhana, I. (2015). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan
Stres Kerja Terhadap Turnover Intention (Studi Pada Karyawan
Departemen Dunia Fantasi Pt Pembangunan Jaya Ancol, Tbk). Malang:
Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.
Vanchapo, R. A. (2020). Beban Kerja Dan Stres Kerja. Pasuruan: CV. Penerbit
Qiara Media.
Rivai, Veithzal, (2004). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk perusahaan.
Jakarta. Raja Grafindo.
Wartono, T. (2017). Pengaruh Stres Kerja Terhadap Kinerja Karyawan (Studi
Pada Karyawan Majalah Mother And Baby). Jurnal Ilmiah Prodi
Manajemen Universitas Pamulang . 4(2)
Wirawan. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Indonesia. edisi pertama.
Jakarta: Rajawali Pers.
Wisantyo, N. I. & Madiistriyanto, H. (2015). Pengaruh Stres Kerja, Disiplin Kerja
Dan Kepuasan Kerja Terhadap Intensi Turnover. Jurnal MIX, Volume V,
No. 1.
Yuda, I. B. D. P. & Ardana I. K. (2017). Pengaruh Kepuasan Kerja Dan Stres Kerja
Terhadap Turnover Intention Pada Karyawan Hotel Holiday Inn Express.
E-Jurnal Manajemen Unud. 6(10), 5319-5347.
Yuliasia, Y., Santoso, I. & Hidayat, A. (2012). Analisis Variabel Yang
Mempengaruhi Keinginan Berpindah (Turnover Intention) Dengan
Structural Equation Modeling (Sem) (Studi Kasus Pt Wonokoyo Jaya
Corporindo, Pasuruan).
Zeffane. (2003). Organizational Behavior A Global Perspective. Australia: John
Wiley and Sons Australia Ltd.
64
.
LAMPIRAN
65
LAMPIRAN 1
SKALA INTENSI TURNOVER DAN STRES KERJA
66
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Alamat : Jl. Kaliurang Km 14,5 Besi, Sleman, Yogyakarta
55584
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Di tengah kesibukan Bapak/Ibu/Saudara sekalian perkenankan saya menyita waktu
Anda untuk mengisi kuesioner berikut ini. Kuesioner ini diedarkan untuk kepentingan
penelitian tugas akhir saya di Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Semua jawaban yang diberikan tidak ada yang salah atau benar dan tidak ada
kaitannya dengan penilaian kinerja maupun kebijakan apapun, karena penelitian ini
hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik peneliti. Untuk itu semua jawaban dan
identitas yang Anda berikan dijamin penuh kerahasiannya sesuai dengan etika penelitian
ilmiah.
Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan merupakan informasi yang sangat
berharga bagi penelitian yang saya lakukan. Oleh karena itu, Anda tidak perlu ragu dalam
menjawab semua pernyataan kuesioner ini sesusai dengan keadaan sebenarnya.
Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan, kesungguhan, dan kejujuran
Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
dengan kebaikan yang lebih, Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Hormat Saya,
Peneliti
Rahmi Kusuma S. A
67
IDENTITAS DIRI
Nama (Boleh inisial) :
Jenis Kelamin :
Usia :
Posisi /Jabatan :
Lama Bekerja : …… tahun
Divisi :
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan menjawab semua
pertanyaan penelitian sesuai dengan keadaan saya sejujurnya.
Balikpapan, Juli 2019
Responden
68
PETUNJUK PENGISIAN
Pada bagian ini, terdapat daftar pernyataan. Pada setiap pernyataan disediakan alternatif
jawaban (SS, S, CS, TS, dan STS) yang akan Anda pilih sesuai dengan keadaan Anda yang
sebenarnya pada saat ini.
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
CS : Cukup Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Anda diharapkan dapat memberikan jawaban pada semua pernyataan dengan memberikan tanda
centang (√) pada pilihan jawaban yang telah disediakan di sebelah kanan pernyataan. Apabila
Anda ingin mengganti jawaban, cukup beri tanda (=) pada jawaban sebelumnya, kemudian tandai
jawaban yang Anda anggap lebih sesuai.
Contoh soal :
NO. PERNYATAAN SS S CS TS STS
1. Saya sering berpikir untuk keluar dari
pekerjaan ini √
69
-SELAMAT MENGERJAKAN-
BAGIAN 1
NO. PERNYATAAN SS S CS TS STS
1. Saya sering berpikir untuk keluar
dari pekerjaan
2. Saya mungkin akan meninggalkan
tempat kerja ini dalam waktu
dekat
3. Saya merasa tidak nyaman dengan
suasana di tempat kerja
4. Sudah sejak lama saya berpikir
untuk keluar dari tempat kerja ini
5. Tidak pernah terlintas dalam
pikiran saya untuk berhenti dari
pekerjaan ini
6. Saya berpikir bekerja ditempat
lain lebih baik daripada di tempat
saya bekerja saat ini
70
7. Saya mungkin akan mencari
secara aktif pekerjaan yang lain
8. Akhir-akhir ini saya sering
mencari lowongan pekerjaan
9. Saya mengabaikan informasi
lowongan pekerjaan yang
diberikan teman-teman
10. Saya mengirimkan lamaran
pekerjaan ke perusahaan lain
11. Saya berpikir mungkin bekerja di
tempat lain dapat
mengembangkan kemampuan
saya
12. Pekerjaan saya saat ini lebih baik,
sehingga tidak terpikir untuk
mencari lowongan pekerjaan lain
13. Saya mencoba menghubungi
beberapa teman untuk
71
menanyakan lowongan pekerjaan
yang tersedia
14. Saya akan memilih tidak masuk
kerja karena menghadiri
wawancara kerja di tempat lain
15. Saya merasa nyaman dengan
tempat saya bekerja saat ini
16. Saya mungkin akan keluar dari
tempat kerja ini apabila ada
kesempatan yang lebih baik
17. Saya akan keluar dari tempat kerja
ini apabila ada tawaran dari
tempat kerja lain yang lebih baik
18. Bagaimanapun keadaannya, saya
akan keluar dari tempat saya
bekerja saat ini
72
BAGIAN 2
NO. PERNYATAAN SS S CS TS STS
1. Apakah Anda harus bekerja
dengan sangat cepat?
2. Apakah Anda harus bekerja
dengan sangat intensif?
3. Apakah pekerjaan Anda menuntut
terlalu banyak upaya yang harus
dilakukan?
4. Apakah Anda memiliki cukup
waktu untuk melakukan segala
sesuatu?
5. Apakah pekerjaan Anda sering
melibakan tuntutan yang saling
bertentangan?
6. Apakah Anda memiliki
kemungkinan mempelajari hal-hal
baru melalui pekerjaan Anda?
73
7. Apakah pekerjaan Anda
membutuhkan keterampilan atau
keahlian tingkat tinggi?
8. Apakah pekerjaan Anda
mengharuskan Anda untuk
mengambil sebuah inisiatif?
9. Apakah pekerjaan mengharuskan
Anda untuk melakukan hal yang
sama berulang-ulang?
10. Apakah Anda memiliki pilihan
dalam menentukan bagaimana
Anda melakukan pekerjaan Anda?
11. Apakah Anda bisa memilih
tentang bagaimana Anda
melakukan pekerjaan Anda?
12. Terdapat suasana tenang dan
menyenangkan di tempat saya
bekerja.
74
13. Kami berhubungan dengan baik
satu sama lain di tempat saya
bekerja.
14. Rekan kerja saya mendukung
saya.
15. Orang lain mengerti jika saya
sedang mengalami hari yang
buruk.
16. Saya berhubungan baik dengan
Supervisor (atasan) saya.
17. Saya nyaman bekerja dengan
rekan kerja saya.
Terimakasih atas kerjasamanya ☺☺
Mohon periksa kembali jawaban Anda
Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan!
75
LAMPIRAN 2
DATA UJI COBA INTENSI TURNOVER DAN STRES KERJA
76
DATA TRY OUT SKALA INTENSI TURNOVER
IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 IT6 IT7 IT8 IT9 IT10 IT11 IT12 IT13 IT14 IT15 IT16 IT17 IT18
R1 4 4 5 4 4 3 1 1 2 1 4 2 1 2 4 5 5 2
R2 4 4 5 4 4 3 1 1 2 1 4 2 1 2 4 5 5 2
R3 1 1 1 1 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R4 2 1 2 1 5 2 1 1 5 1 1 4 1 1 2 1 1 1
R5 3 3 3 3 3 2 2 2 4 1 1 2 2 2 2 3 2 2
R6 2 2 2 2 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 2
R7 2 2 2 2 4 3 2 1 4 2 4 3 2 1 1 4 3 1
R8 3 1 2 2 4 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 4 1
R9 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R10 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R11 2 2 2 2 2 4 4 4 4 3 4 2 4 2 2 2 4 4
R12 2 2 3 2 2 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 4
R13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R14 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 4 4 4
R15 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 3 5 4 3
R16 2 2 2 2 4 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R17 2 2 2 3 2 4 5 5 4 4 4 3 3 2 3 5 4 3
R18 2 1 2 1 2 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 3 3 1
R19 2 2 2 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3
R20 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2
R21 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2
R22 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 4
R23 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 2
R24 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 3 3 2 3 5 4 3
R25 2 1 2 1 3 2 1 1 2 1 2 2 1 1 1 1 3 1
77
R26 1 1 1 2 2 1 1 1 4 1 2 5 4 2 1 1 4 4
R27 1 1 1 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 1 1 1 1 1
R28 4 3 4 3 2 3 4 4 1 4 3 3 4 3 2 4 4 3
R29 2 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1
R30 1 1 1 1 2 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2
R31 4 3 3 3 4 3 2 2 4 2 3 4 5 2 3 3 3 2
R32 2 2 2 2 4 2 3 2 4 2 3 3 1 1 2 5 4 2
R33 2 2 2 2 3 2 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2
R34 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R35 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R36 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
R37 2 2 2 2 1 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
R38 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R39 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
R40 2 2 3 2 4 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2
R41 2 2 3 3 2 4 5 5 4 4 4 3 3 2 3 5 4 3
R42 4 4 2 4 4 5 4 3 5 1 5 2 4 3 3 3 5 1
R43 2 1 3 2 4 2 3 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 2
R44 2 2 2 2 3 3 2 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2
R45 4 2 4 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2
R46 2 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 2 2 4 4 2
R47 2 2 2 2 3 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2
R48 3 2 3 2 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2
R49 3 2 3 3 4 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2
R50 3 2 2 2 4 4 3 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 2
78
DATA TRY OUT SKALA STRES KERJA
SK1 SK2 SK3 SK4 SK5 SK6 SK7 SK8 SK9 SK10 SK11 SK12 SK13 SK14 SK15 SK16 SK17
R1 5 3 5 2 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4
R2 5 3 5 2 5 4 5 5 5 5 5 3 4 4 3 4 4
R3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4
R5 4 4 4 3 3 4 5 4 2 4 4 4 4 4 4 3 3
R6 4 4 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
R7 4 4 3 3 2 4 5 4 3 3 3 5 5 5 4 4 5
R8 4 4 4 2 2 5 4 5 2 4 3 3 5 4 4 4 5
R9 4 5 5 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3 4 4 4 4
R10 4 4 4 2 4 4 4 4 2 4 4 4 4 4 4 4 4
R11 4 4 4 2 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 3 4 4
R12 5 5 5 4 5 5 5 5 1 4 4 4 5 4 3 5 5
R13 3 4 4 3 2 4 3 4 2 4 3 3 4 4 2 4 4
R14 5 4 5 4 5 5 5 4 1 4 4 4 5 4 3 5 5
R15 4 4 5 4 5 5 5 5 3 4 4 2 4 5 4 4 5
R16 3 3 2 4 3 4 3 4 2 3 2 4 4 4 3 2 4
R17 4 4 5 4 5 5 5 5 3 4 4 2 4 5 4 4 5
R18 4 4 3 2 3 4 4 4 2 4 4 4 4 5 3 4 5
R19 1 4 4 3 5 4 4 4 2 4 2 2 4 4 4 4 4
R20 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
R21 3 3 3 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4
R22 5 5 5 4 5 5 5 5 1 4 4 4 5 4 3 5 5
R23 4 4 2 2 4 4 4 3 2 4 4 4 4 4 2 4 4
R24 4 4 5 4 5 5 5 5 1 4 4 3 4 4 4 4 4
R25 4 4 4 2 4 5 5 5 2 3 3 3 3 4 4 4 5
79
80
LAMPIRAN 3
RELIABILITAS DAN ANALISIS AITEM SKALA INTENSI TUNROVER
SETELAH UJI COBA
81
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.900 18
Correlations
TURNOVER INTENTION
turnover1 Pearson Correlation ,591**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover2 Pearson Correlation ,551**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover3 Pearson Correlation ,550**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover4 Pearson Correlation ,694**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover5 Pearson Correlation .151
Sig. (2-tailed)
.297
N 50
turnover6 Pearson Correlation ,851**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover7 Pearson Correlation ,707**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover8 Pearson Correlation ,676**
82
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover9 Pearson Correlation ,328*
Sig. (2-tailed)
.020
N 50
turnover10 Pearson Correlation ,538**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover11 Pearson Correlation ,848**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover12 Pearson Correlation ,564**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover13 Pearson Correlation ,680**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover14 Pearson Correlation ,655**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover15 Pearson Correlation ,794**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover16 Pearson Correlation ,739**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
turnover17 Pearson Correlation ,740**
Sig. (2-tailed)
.000
N 50
83
turnover18 Pearson Correlation ,438**
Sig. (2-tailed)
.001
N 50
TURNOVERINTENTION Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 50
84
LAMPIRAN 4
RELIABILITAS DAN ANALISIS AITEM SKALA STRES KERJA SETELAH UJI
COBA
85
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.818 17
Correlations
STRES KERJA
STRES1 Pearson Correlation ,534**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES2 Pearson Correlation ,440**
Sig. (2-tailed) .001
N 50
STRES3 Pearson Correlation ,578**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES4 Pearson Correlation -.053
Sig. (2-tailed) .713
N 50
STRES5 Pearson Correlation ,630**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES6 Pearson Correlation ,800**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES7 Pearson Correlation ,734**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES8 Pearson Correlation ,880**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES9 Pearson Correlation -,434**
86
Sig. (2-tailed) .002
N 50
STRES10 Pearson Correlation ,740**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES11 Pearson Correlation ,725**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES12 Pearson Correlation ,378**
Sig. (2-tailed) .007
N 50
STRES13 Pearson Correlation ,674**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES14 Pearson Correlation ,603**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES15 Pearson Correlation ,349*
Sig. (2-tailed) .013
N 50
STRES16 Pearson Correlation ,632**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRES17 Pearson Correlation ,739**
Sig. (2-tailed) .000
N 50
STRESKERJA Pearson Correlation 1
Sig. (2-tailed)
N 50
87
LAMPIRAN 5
SKALA INTENSI TURNOVER DAN STRES KERJA
SETELAH UJI COBA
88
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI DAN ILMU SOSIAL BUDAYA
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
Alamat : Jl. Kaliurang Km 14,5 Besi, Sleman, Yogyakarta 55584
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Di tengah kesibukan Bapak/Ibu/Saudara sekalian perkenankan saya menyita waktu
Anda untuk mengisi kuesioner berikut ini. Kuesioner ini diedarkan untuk kepentingan
penelitian tugas akhir saya di Program Studi Psikologi Universitas Islam Indonesia.
Semua jawaban yang diberikan tidak ada yang salah atau benar dan tidak ada
kaitannya dengan penilaian kinerja maupun kebijakan apapun, karena penelitian ini
hanya akan digunakan untuk kepentingan akademik peneliti. Untuk itu semua jawaban dan
identitas yang Anda berikan dijamin penuh kerahasiannya sesuai dengan etika penelitian
ilmiah.
Jawaban yang Bapak/Ibu/Saudara berikan merupakan informasi yang sangat berharga
bagi penelitian yang saya lakukan. Oleh karena itu, Anda tidak perlu ragu dalam menjawab
semua pernyataan kuesioner ini sesusai dengan keadaan sebenarnya.
Saya mengucapkan terima kasih atas kesediaan, kesungguhan, dan kejujuran
Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
dengan kebaikan yang lebih, Aamiin.
Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Hormat Saya,
Peneliti
Rahmi Kusuma S. A
89
IDENTITAS DIRI
Nama (Boleh inisial) :
Jenis Kelamin :
Usia :
Posisi /Jabatan :
Lama Bekerja : …… tahun
Divisi :
Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian dan menjawab
semua pertanyaan penelitian sesuai dengan keadaan saya sejujurnya.
Balikpapan, Juli 2019
Responden
90
PETUNJUK PENGISIAN
Pada bagian ini, terdapat daftar pernyataan. Pada setiap pernyataan disediakan
alternatif jawaban (SS, S, CS, TS, dan STS) yang akan Anda pilih sesuai dengan keadaan
Anda yang sebenarnya pada saat ini.
SS : Sangat Sesuai
S : Sesuai
CS : Cukup Sesuai
TS : Tidak Sesuai
STS : Sangat Tidak Sesuai
Anda diharapkan dapat memberikan jawaban pada semua pernyataan dengan memberikan
tanda centang (√) pada pilihan jawaban yang telah disediakan di sebelah kanan
pernyataan. Apabila Anda ingin mengganti jawaban, cukup beri tanda (=) pada jawaban
sebelumnya, kemudian tandai jawaban yang Anda anggap lebih sesuai.
Contoh soal :
NO. PERNYATAAN SS S CS TS STS
1. Saya sering berpikir untuk keluar dari
pekerjaan ini √
91
-SELAMAT MENGERJAKAN-
BAGIAN 1
NO. PERNYATAAN SS S CS TS STS
1. Saya sering berpikir untuk keluar
dari pekerjaan
2. Saya mungkin akan meninggalkan
tempat kerja ini dalam waktu
3. Saya merasa tidak nyaman
dengan suasana di tempat kerja
4. Sudah sejak lama saya berpikir
untuk keluar dari tempat kerja ini
5. Saya berpikir bekerja ditempat
lain lebih baik daripada di tempat
saya bekerja saat ini
6. Saya mungkin akan mencari
secara aktif pekerjaan yang lain
92
7. Akhir-akhir ini saya sering
mencari lowongan pekerjaan
8. Saya mengabaikan informasi
lowongan pekerjaan yang
diberikan teman-teman
9. Saya mengirimkan lamaran
pekerjaan ke perusahaan lain
10. Saya berpikir mungkin bekerja di
tempat lain dapat
mengembangkan kemampuan
saya
11. Pekerjaan saya saat ini lebih baik,
sehingga tidak terpikir untuk
mencari lowongan pekerjaan lain
12. Saya mencoba menghubungi
beberapa teman untuk
menanyakan lowongan pekerjaan
yang tersedia
93
13. Saya akan memilih tidak masuk
kerja karena menghadiri
wawancara kerja di tempat lain
14. Saya merasa nyaman dengan
tempat saya bekerja saat ini
15. Saya mungkin akan keluar dari
tempat kerja ini apabila ada
kesempatan yang lebih baik
16. Saya akan keluar dari tempat
kerja ini apabila ada tawaran dari
tempat kerja lain yang lebih baik
17. Bagaimanapun keadaannya, saya
akan keluar dari tempat saya
bekerja saat ini
BAGIAN 2
NO. PERNYATAAN SS S CS TS STS
1. Apakah Anda harus bekerja
dengan sangat cepat?
94
2. Apakah Anda harus bekerja
dengan sangat intensif?
3. Apakah pekerjaan Anda menuntut
terlalu banyak upaya yang harus
dilakukan?
4. Apakah pekerjaan Anda sering
melibakan tuntutan yang saling
bertentangan?
5. Apakah Anda memiliki
kemungkinan mempelajari hal-hal
baru melalui pekerjaan Anda?
6. Apakah pekerjaan Anda
membutuhkan keterampilan atau
keahlian tingkat tinggi?
7. Apakah pekerjaan Anda
mengharuskan Anda untuk
mengambil sebuah inisiatif?
95
8. Apakah pekerjaan mengharuskan
Anda untuk melakukan hal yang
sama berulang-ulang?
9. Apakah Anda memiliki pilihan
dalam menentukan bagaimana
Anda melakukan pekerjaan Anda?
10. Apakah Anda bisa memilih
tentang bagaimana Anda
melakukan pekerjaan Anda?
11. Terdapat suasana tenang dan
menyenangkan di tempat saya
bekerja.
12. Kami berhubungan dengan baik
satu sama lain di tempat saya
bekerja.
13. Rekan kerja saya mendukung
saya.
96
14. Orang lain mengerti jika saya
sedang mengalami hari yang
buruk.
15. Saya berhubungan baik dengan
Supervisor (atasan) saya.
16. Saya nyaman bekerja dengan
rekan kerja saya.
Terimakasih atas kerjasamanya ☺☺
Mohon periksa kembali jawaban Anda
Jangan sampai ada pernyataan yang terlewatkan!
97
LAMPIRAN 6
TABULASI DATA INTENSI TURNOVER DAN STRES KERJA
98
TABULASI DATA INTENSI TURNOVER
IT1 IT2 IT3 IT4 IT5 IT6 IT7 IT8 IT9 IT10 IT11 IT12 IT13 IT14 IT15 IT16 IT17
R1 3 3 3 3 2 2 2 4 1 1 2 1 2 2 3 2 2
R2 3 3 3 3 2 2 2 4 1 1 2 1 2 2 3 2 2
R3 2 2 2 2 4 3 2 4 2 2 3 2 2 2 3 3 3
R4 5 4 2 3 4 4 4 4 4 4 3 4 3 2 4 5 3
R5 2 2 2 2 3 2 1 3 2 3 3 2 1 3 3 4 2
R6 4 4 2 2 3 2 2 4 2 3 4 2 2 3 3 2 3
R7 3 3 4 3 4 4 2 2 2 2 3 2 3 1 4 2 2
R8 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R9 5 5 5 5 5 5 5 4 4 2 4 3 3 3 4 4 4
R10 4 3 2 2 2 2 3 4 2 3 4 2 2 3 4 3 2
R11 2 2 3 2 5 3 2 4 2 3 3 3 2 3 3 3 2
R12 4 2 3 4 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 4 2
R13 4 3 3 3 4 2 2 2 1 3 3 2 2 3 4 4 3
R14 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1 2 3 4 2
R15 1 1 2 1 2 1 1 4 1 2 2 2 3 2 2 2 2
R16 1 2 2 1 1 4 2 2 2 3 1 2 2 1 3 3 2
R17 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 5 4 3
R18 4 4 2 4 5 5 2 4 2 5 2 4 1 1 5 5 3
R19 4 2 2 4 4 4 2 4 4 4 4 4 2 3 2 4 4
R20 3 2 2 3 1 1 1 3 1 1 3 1 1 3 3 2 2
R21 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2
R22 2 2 2 2 2 2 1 3 1 2 4 2 2 2 2 2 1
R23 3 2 3 3 2 2 1 5 1 2 5 1 1 3 1 1 2
R24 3 1 1 2 2 1 2 3 2 1 2 1 1 2 4 4 1
R25 2 2 2 1 2 2 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 1
R26 4 1 2 1 1 1 1 5 1 1 5 1 1 5 1 1 1
99
R27 2 1 2 2 2 3 2 1 2 3 4 2 2 2 3 2 2
R28 5 4 4 4 2 2 1 2 4 3 4 2 1 3 3 2 1
R29 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 1 1 1 2 3 3 3
R30 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
R31 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
R32 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
R33 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2
R34 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2
R35 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 2 1 1
R36 4 2 4 2 2 2 2 5 2 2 2 2 2 3 3 2 3
R37 3 2 1 3 4 3 1 3 2 4 4 2 2 2 4 4 2
R38 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R39 2 3 1 1 2 2 1 2 2 3 2 2 2 2 4 4 2
R40 2 1 2 2 1 2 2 2 2 3 1 2 2 2 5 2 2
R41 2 1 2 2 2 2 1 2 2 3 4 2 2 2 2 2 2
R42 2 2 3 2 2 4 1 5 1 3 2 2 1 2 3 4 1
R43 3 3 3 3 4 1 1 1 1 4 3 1 1 3 1 4 1
R44 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4 3 3 2 2 5 4 3
R45 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 5 4 3
R46 2 3 3 3 2 2 4 2 4 2 4 3 3 4 3 4 4
R47 2 3 3 2 2 4 3 2 2 4 3 2 3 3 2 4 4
R48 2 4 3 3 2 4 4 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2
R49 2 3 2 2 2 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 5 4
R50 3 3 3 3 2 2 2 4 1 1 2 1 2 2 3 2 2
R51 1 1 1 1 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 2 2 2
100
R52 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 1 4 1 2 5 5 1
R53 2 2 3 2 2 1 1 4 3 2 2 2 1 2 2 4 2
R54 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1 4 1 2 5 5 1
R55 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 4 2
R56 4 2 2 3 2 3 2 2 1 3 3 2 1 3 3 4 2
R57 4 3 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R58 4 2 2 4 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3
R59 3 2 2 3 4 3 3 3 2 4 4 2 2 2 4 4 2
R60 3 3 3 3 2 2 2 4 1 1 2 2 2 2 3 2 2
R61 4 3 4 3 3 4 4 1 4 3 3 4 3 2 4 4 3
R62 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R63 2 2 2 2 1 3 1 3 1 1 1 1 1 2 2 2 1
R64 1 1 1 1 2 2 2 4 2 4 2 2 2 2 4 4 2
R65 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 5 2 3 3 3 2
R66 2 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 3 3 3 4 5 2
R67 4 2 2 3 4 3 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2
R68 4 3 2 2 4 3 2 4 2 5 4 3 3 3 4 4 2
R69 3 2 2 2 4 3 2 4 3 4 4 4 3 3 4 5 2
R70 2 3 2 2 2 4 4 2 4 4 3 3 2 3 3 5 4
R71 2 1 2 1 1 2 1 4 2 2 2 2 2 2 3 3 1
R72 2 2 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3
R73 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 4 2
R74 2 2 2 2 2 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 4 2
R75 4 3 3 3 3 2 2 4 2 3 4 5 2 3 3 3 2
R76 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R77 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2
R78 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 2
R79 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 4 2 3 3 5 5 2
101
R80 2 2 2 2 3 2 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2
R81 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2
R82 2 2 2 2 3 2 2 4 2 3 3 2 2 2 4 4 2
R83 3 2 3 3 4 3 2 4 2 4 3 3 3 3 4 5 2
R84 3 3 3 3 2 2 2 4 1 1 2 1 2 2 3 2 2
R85 3 3 3 3 2 2 2 4 1 1 2 1 2 2 3 2 2
R86 2 2 2 2 2 2 2 4 2 3 3 2 2 3 3 3 2
R87 3 2 3 2 4 3 2 4 2 4 4 3 3 4 4 4 2
R88 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 4 4 4 4 4 4 2
R89 3 2 2 2 4 3 2 4 2 4 4 3 3 3 4 3 2
R90 3 1 2 2 2 1 1 1 1 1 2 1 1 2 2 4 1
R91 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
R92 4 4 2 4 5 4 3 5 1 5 2 4 3 3 3 5 1
R93 3 2 2 2 3 2 2 4 2 4 3 3 3 3 4 4 2
R94 4 2 4 4 4 3 3 4 2 4 4 3 4 4 4 4 2
R95 3 2 3 3 4 3 2 4 2 4 4 3 4 3 4 5 2
R96 4 2 4 3 4 3 3 4 2 4 4 3 3 3 4 4 2
R97 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 2 3 4 2
R98 2 2 2 2 4 4 4 2 4 4 3 3 2 3 5 4 3
R99 4 3 3 4 4 3 3 4 2 3 4 4 4 4 4 3 2
R100 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 4 2 2 4 2
R101 3 2 2 2 3 2 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2
R102 4 4 5 4 3 1 1 2 1 4 2 1 2 4 5 5 2
R103 4 4 5 4 3 1 1 2 1 4 2 1 2 4 5 5 2
R104 2 2 3 2 3 2 2 4 2 4 4 3 4 3 4 4 2
R105 2 2 2 2 4 3 3 2 4 4 4 4 4 4 3 4 3
102
TABULASI DATA STRES KERJA
R1 4 5 4 3 4 5 4 2 4 4 2 2 2 2 3 3
R2 4 5 4 3 4 5 4 2 4 4 2 2 2 2 3 3
R3 4 3 4 3 4 4 4 2 3 4 3 2 2 2 2 1
R4 4 3 4 2 4 5 4 2 3 3 4 2 1 3 3 1
R5 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 3 2 2 3 2 2
R6 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 2 4 3 3
R7 5 4 5 4 5 5 5 1 5 5 1 1 2 2 3 2
R8 5 5 5 4 4 5 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2
R9 5 5 5 5 5 5 2 1 2 2 1 1 2 4 2 2
R10 2 2 3 3 3 2 4 2 3 3 3 2 2 4 4 3
R11 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 2 3 4 3 3
R12 4 3 3 4 4 4 4 1 2 4 3 2 3 2 2 3
R13 5 5 5 4 4 5 5 1 3 3 3 2 2 3 1 2
R14 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 3 2 2 1
R15 4 4 2 2 4 4 4 4 4 3 1 1 1 2 1 1
R16 4 4 3 2 4 4 4 3 3 3 2 1 1 2 2 2
R17 4 4 4 4 4 5 5 1 3 2 3 2 2 3 2 2
R18 4 3 4 4 4 4 4 1 3 3 1 1 1 1 1 1
R19 3 3 4 3 4 4 4 2 4 4 3 3 2 2 2 3
R20 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
R21 4 4 4 2 4 4 5 2 4 2 2 2 2 2 2 2
R22 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2
R23 3 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2
R24 3 3 3 2 5 3 3 3 3 3 3 3 3 5 3 3
R25 4 4 4 1 5 5 5 2 1 5 2 1 2 4 3 1
103
R26 4 4 1 1 1 5 4 3 3 2 1 2 1 4 2 2
R27 4 5 4 4 4 4 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2
R28 3 4 4 2 5 5 5 1 4 4 5 1 2 4 1 1
R29 4 4 4 2 5 4 4 3 4 4 1 2 2 2 1 2
R30 4 4 3 4 5 5 5 1 5 5 1 1 2 2 2 1
R31 4 4 3 4 5 5 5 1 5 5 1 1 2 2 2 1
R32 4 4 3 4 5 5 5 1 5 5 1 1 2 2 2 1
R33 4 4 3 4 5 5 5 1 5 5 1 1 2 2 2 1
R34 2 2 3 2 4 5 4 3 4 3 2 1 2 2 2 2
R35 2 3 3 2 5 5 5 2 4 4 2 1 2 3 1 1
R36 2 4 4 5 3 4 3 1 3 3 2 1 2 2 2 2
R37 5 4 5 4 3 4 4 1 1 1 2 2 2 3 2 2
R38 4 5 4 3 4 5 4 2 4 4 2 2 2 2 3 3
R39 3 3 3 3 4 3 3 4 2 2 2 2 2 3 2 2
R40 4 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2
R41 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 2 2 2 3 2 2
R42 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 2 2 3 4 2 2
R43 4 4 5 5 4 5 5 1 3 3 3 2 3 3 3 2
R44 4 4 5 5 5 5 5 1 4 4 3 2 2 2 2 2
R45 4 4 5 5 5 5 5 1 4 4 3 2 2 2 2 2
R46 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2
R47 5 5 5 5 5 5 5 1 4 4 2 1 2 3 1 1
R48 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 3 2 3 1 2
R49 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3
R50 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 2 2 2 2 3 3
R51 4 5 4 3 5 5 5 3 4 4 1 1 2 2 1 2
104
R52 4 5 4 2 4 5 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2
R53 3 3 3 4 4 4 4 2 3 3 2 2 3 4 2 2
R54 4 5 4 2 4 5 4 2 3 2 3 2 2 2 2 2
R55 5 5 5 5 5 5 5 1 5 2 1 1 1 1 1 1
R56 4 5 4 2 5 5 5 3 4 3 3 2 1 3 2 2
R57 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
R58 4 5 5 4 4 5 5 4 3 4 2 2 2 2 3 3
R59 4 5 4 3 4 5 4 2 4 4 2 2 2 2 3 3
R60 4 4 4 3 3 4 5 4 2 4 2 2 2 2 2 3
R61 4 4 3 1 5 3 4 3 3 4 2 3 3 2 2 3
R62 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 2 2 2 3 4 2
R63 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 2 1 3 4 3 2
R64 2 4 4 2 4 4 4 2 4 3 3 2 2 4 2 2
R65 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2
R66 4 5 4 2 4 4 4 2 3 3 3 2 2 3 2 3
R67 4 3 4 2 4 4 4 1 3 3 3 2 2 1 2 3
R68 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 4 2 2 2 2 2
R69 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3
R70 4 4 5 5 5 5 4 4 3 3 4 2 2 2 3 2
R71 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 2 2 1 3 2 1
R72 1 4 4 5 4 4 4 2 4 2 4 2 2 2 2 2
R73 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2
R74 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 2 2 2
R75 3 3 2 3 3 4 3 3 3 2 4 2 2 2 2 2
R76 4 4 3 3 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2
R77 4 4 4 4 5 5 5 1 5 5 1 1 1 2 1 1
R78 3 2 2 2 3 2 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3
R79 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3
R80 4 5 4 2 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2
105
R81 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
R82 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2
R83 4 5 5 3 4 3 4 4 2 3 2 3 2 2 2 3
R84 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 3 2 2 2 2 3
R85 4 5 4 3 4 5 4 2 4 4 2 2 2 2 3 3
R86 4 4 3 2 4 4 3 3 3 3 3 2 2 1 2 2
R87 4 4 4 2 3 4 3 3 2 2 4 3 3 3 2 3
R88 4 4 4 2 3 4 3 3 3 3 4 2 3 2 2 2
R89 4 4 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 2 3 2 3
R90 4 4 4 2 5 4 5 2 4 3 3 1 2 2 2 1
R91 4 4 4 4 4 4 4 2 4 4 2 2 2 2 2 2
R92 1 1 5 5 5 4 3 4 4 5 1 4 1 4 5 1
R93 4 5 4 2 3 4 3 2 3 3 3 2 2 2 2 2
R94 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3
R95 4 5 5 3 3 4 4 2 3 4 3 2 2 2 2 3
R96 4 5 4 2 5 5 5 3 4 3 3 2 1 3 2 2
R97 4 4 4 2 4 4 5 2 4 2 2 2 2 2 2 2
R98 4 4 5 5 5 5 5 1 4 4 3 2 2 2 2 2
R99 4 5 4 3 4 5 5 2 3 4 4 3 2 3 3 3
R100 2 2 3 2 4 5 4 3 4 3 2 1 2 2 2 2
R101 4 4 4 3 4 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3
R102 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 3 2 2 3 2 2
R103 5 3 5 5 4 5 5 5 5 5 3 2 2 3 2 2
R104 4 4 4 3 3 4 4 2 3 3 3 2 2 2 2 3
R105 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 2
106
LAMPIRAN 7
UJI NORMALITAS DAN UJI LINEARITAS
107
Uji Normalitas
Uji Linearitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Stres Kerja Turnover
Intention
N 105 105
Normal Parametersa,b
Mean 58,23 43,32
Std. Deviation 6,071 9,747
Most Extreme Differences
Absolute ,088 ,108
Positive ,088 ,108
Negative -,071 -,085
Kolmogorov-Smirnov Z ,897 1,102
Asymp. Sig. (2-tailed) ,397 ,176
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
108
LAMPIRAN 8
HASIL UJI HIPOTESIS
109
Correlations
Stres Kerja Intensi Turnover
Stres Kerja Pearson Correlation 1 .240*
Sig. (2-tailed) .014
N 105 105
Intensi Turnover Pearson Correlation .240* 1
Sig. (2-tailed) .014
N 105 105
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
110
LAMPIRAN 9
HASIL UJI ANALISIS TAMBAHAN
111
Correlations
Demand Control Support
Turnover
Intention
Demand Pearson Correlation 1 .346** -.188* .304**
Sig. (1-tailed) .000 .027 .001
N 105 105 105 105
Control Pearson Correlation .346** 1 -.365** -.238**
Sig. (1-tailed) .000 .000 .007
N 105 105 105 105
Support Pearson Correlation -.188* -.365** 1 .364**
Sig. (1-tailed) .027 .000 .000
N 105 105 105 105
Turnover Intention Pearson Correlation .304** -.238** .364** 1
Sig. (1-tailed) .001 .007 .000
N 105 105 105 105
**. Correlation is significant at the 0.01 level (1-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (1-tailed).
112
LAMPIRAN 10
SURAT IZIN PERMOHONAN PENELITIAN
113
114
LAMPIRAN 11
SURAT INFORMED CONSENT
115