hubungan etika dan agama
TRANSCRIPT
-
8/9/2019 Hubungan Etika Dan Agama
1/5
Hubungan Etika dan Agama
Pengantar
Persoalan etika dan agama adalah dua hal yang tidak perlu dipertentangkan. Bahkan seperti
disampaikan oleh Franz Magnis Suseno Etika memang tidak dapat menggantikan agama,
tetapi etika dapat membantu agama dalam memecahkan masalah yang sulit dijawab oleh
agama. Misalnya, bagaimana kita harus mengartikan sabda llah yang termuat dalam wahyu!
Bagaimana menanggapi persoalan moral yang belum dibicarakan ketika wahyu diterima,
seperti bayi tabung atau pencangkokan ginjal! Pertanyaan"pertanyaan ini memperlihatkan
bahwa bagaimanapun agama membutuhkan etika dalam memecahkan masalah"masalah
tersebut.
Etika dalam pandangan Magnis Suseno adalah # usaha manusia untuk memakai akal budi dan
daya $ikirnya untuk menyelesaikan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi
baik. %itulah sebabnya mengapa justru kaum agama diharapkan betul"betul memakai rasio
dan metode"metode etika.& 'etapi sebaliknya memutlakkan etika tanpa agama adalah
berbahaya. (ni yang dikatakan .SudiarjaS) bahwa etika bisa merendahkan atau cenderung
mengabaikan kepekaan rasa, kehalusan adat kebiasaan,kon*ensi sosial dan sebagainya.
Bahkan bahaya $ormalisme bisa terjadi, berpikir baik buruk secara moral tetapi tidak mampu
menjalankannya. Etika bisa menjadi ilmu yang kering dan mandul yang mempunyai
kebenaran tetapi kurang mampu dilaksanakan.
khirnya kita hanya bisa menjadi pejuang moral di mana kita sendiri tidak memaknai apa
yang sedang kita perjuangkan. +ita kritis terhadap tindakan moral tetapi kita sendiri sulit
untuk melakukan apa yang di kritisi. Sebaliknya manusia yang hanya mengandalkan agama
tanpa etika maka merekapun cenderung akan menjadi budak absolut kebenaran pada
agamanya. ietzsche menyebutnya #Moral Budak"budak&. melihat sesamanya hanyalah
wajah yang tidak bermakna, yang akhirnya hanya bertindak berdasarkan kebenaran
agamanya dan inilah yang terjadi dengan beberapa kelompok massa di (ndonesia seperti FP(
-Front Pembela (slam yang menganggap kebenaran hanyalah milik satu agama. tau seperti
kelompok teroris yang menganggab doktrin mereka tidak pernah salah dan telah berada di
jalan yang benar, sehingga membunuh orang tidak berdosa pun menjadi halal bagi mereka.
Apakah Etika itu?
-
8/9/2019 Hubungan Etika Dan Agama
2/5
Sebelum lebih jauh kita membahas tentang hubungan etika dan agama, atau mencari titik
temu diantara keduanya, maka ada baiknya kita memahami apa etika itu. Memahami etika
pertama"tama perlu untuk membedakannya dengan moral. Etika lebih pada prinsip"prinsip
dasar baik buruknya perilaku manusia, sedangkan moral untuk menyebut aturan yang lebih
kongkrit. (baratnya ajaran moral merupakan petunjuk bagaimana kita harus bertindak
sedangkan etika adalah bagaimana memberi penilaian terhadap tindakan kita. .Sudiarja S)
menyebut #etika sebagai $ilsa$at moral, karena objek pengamatannya adalah pandangan dan
praksis moral.& Sedangkan Sudarminta menyebut objek material etika adalah tingkah laku
atau tindakan manusia/ sedangkan objek $ormalnya adalah segi baik buruknya atau benar
salahnya tindakan tersebut berdasarkan norma moral.
Secara sederhana etika dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari secara sistematis
tentang moralitas dan memberi penilaian terhadap tindakan moral. Meskipun demikian etika
dalam pandangan Magnis Suseno bahwa dia tidak mempunyai pretensi untuk secara langsung
dapat membuat manusia menjadi lebih baik. 0engan demikian etika dapat juga dikatakan
sebagai sebuah pandangan $iloso$is dalam melihat perilaku manusia. Perilaku tersebut
tercermin dalam tindakan moralnya. Sehingga seseorang tidak perlu beretika untuk membuat
tindakan moral. Moral merupakan tindakan yang tidak terikat oleh apapun, termasuk agama.
1rang bisa betindak moral tanpa harus beragama dan sebaliknya orang beragama bisa
bertindak amoral.
Masih adakah tindakan moral yang otonom! Sebuah pertanyaan yang menjadi pergumulan
kita sekarang ini, benarkah ada tindakan moral yang tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang
eksternal! Benarkah masih ada keberanian moral yang berdasarkan suara hati! Pertanyaan ini
menjadi pertanyaan yang sulit dijawab, karena pada kenyataannya situasinya menjadi
berbeda, bahwa sebagian manusia bertindak berdasarkan kebiasaan yang ada disekitarnya.
Bertindak berdasarkan adat istiadat,bertindak berdasarkan agama, bertindak berdasarkan
kepentingan politik, dan bertindak berdasarkan pergumulan sosial dll. 0alam pandangan
empirisme, maka dapat dikatakan tidak ada tindakan moral yang tidak dipengaruhi oleh
sesuatu yang eksternal. 'entu saya tidak ingin mempertentangkan empirisme dan
rasionalisme, serta tidak akan membahas terlalu jauh tentang tindakan moral, karena saya
hanya ingin melihat bagaimana etika dalam praksis kehidupan manusia, serta bagaimana
keterkaitannya dengan agama.
-
8/9/2019 Hubungan Etika Dan Agama
3/5
Bagaimana Hubungan Etika dan Agama
Seperti telah dijelaskan sebelumnya, bahwa etika dan agama adalah dua hal yang tidak harus
dipertentangkan. ntara etika dan agama adalah dua hal yang saling membutuhkan, atau
dalam bahasa Sudiarja #agama dan etika saling melengkapi satu sama lain&. gama
membutuhkan etika untuk secara kritis melihat tindakan moral yang mungkin tidak rasional.
Sedangkan etika sendiri membutuhkan agama agar manusia tidak mengabaikan kepekaan
rasa dalam dirinya. Etika menjadi berbahaya ketika memutlakan racio, karena racio bisa
merelati$kan segala tindakan moral yang dilihatnya termasuk tindakan moral yang ada pada
agama tertentu.
2ubungan etika dan agama akan membuat keseimbangan, di mana agama bisa membantuetika untuk tidak bertindak hanya berdasarkan racio dan melupakan kepekaan rasa dalam diri
manusia, pun etika dapat membantu agama untuk melihat secara kritis dan rasional tindakan
3tindakan moral. Bahwa kepelbagaian agama adalah salah satu hal yang membuat kita juga
menjadi sadar betapa pentingnya etika dalam kehidupan manusia. 'idak dapat kita bayangkan
bagaimana kehidupan manusia yang berbeda agama tanpa etika di dalamnya. +ebenaran
mungkin justru akan menjadi sangat relati$, karena kebenaran moral hanya akan diukur dalam
pandangan agama kita. 0iluar agama kita maka tidak ada kebenaran. Etika dapat dikatakan
telah menjadi jembatan untuk mencoba menghubungkan dan mendialogkan antara agama"
agama.
+ita dapat mengatakan bahwa etika, secara $iloso$is menjadi hal yang sangat penting dalam
kehidupan agama"agama, khusunya bagi negara"negara yang majemuk seperti (ndonesia.
Etika secara rasional membantu kita mampu untuk memahami dan secara kritis melihat
tindakan moral agama tertentu. +ita tidak mungkin menggunakan doktrin agama kita untuk
melihat dan menganalisis agama tertentu. Sebuah pertanyaan menarik akan muncul, jika
sekiranya agama hanya satu apakah dengan demikian etika tidak lagi dibutuhkan! +arena
agama tersebut akan menjadi moral yang mutlak dalam kehidupan manusia. +alau kita tetap
memahami bahwa etika hadir untuk secara rasional membantu manusia memahami tindakan
moral yang dibuatnya, maka tentu etika tetap menjadi penting dalam kehidupan manusia.
+arena etika tidak akan terikat pada apakah agama ada atau tidak etika akan tetap ada dalam
hidup manusia selama manusia masih menggunakan akal sehatnya dan racionya dalam
kehidupannya. Sekalipun manusia menjadi ateis, etika tetaplah dibutuhkan oleh mereka yang
tidak mengenal agama.
-
8/9/2019 Hubungan Etika Dan Agama
4/5
Pertanyaan berikut yang akan muncul adalah apakah cukup kita ber"etika tanpa ber"agama!
)ika kita mencoba memahami secara $iloso$is, maka dapat dikatakan bahwa etika tanpa
agama adalah kering, sebaliknya agama tanpa etika hambar. Bahwa manusia tidak hanya
diciptakan sebagai mahluk rasional, tetapi melekat dalam dirinya mahluk religius yang
membuat dia mampu bere$leksi terhadap kehidupannya. +arena itu agama akan membantu
manusia untuk bertindak tidak hanya berdasarkan rasionya tetapi juga berdasarkan rasa yang
ada dalam dirinya. Satu kesatuan antara rasio dan rasa yang melekat dalam diri manusia.
Manusia bukanlah mahluk egois yang harus mengandalkan rasionya semata"mata.
Hubungan Agama dan etika dalam konteks etika Global
Sebuah pertanyaan menarik bagaimana etika 4lobal melihat hubungan gama dan Etika. )ikamelihat konsep yang disampaikan oleh 2ans +ung dalam Etic 4lobal. Maka pertama3tama
harus ada kesadaran setiap agama, bahwa dalam perbedaan doktrin kita tetap mempunyai
persamaan"persamaan etis yang bisa mempersatukan. 5ntuk mempersatukan persamaan ini,
maka etika mempunyai peran sangat penting didalamnya. Bahkan bisa dikatakan bahwa
ketika agama"agama berbeda dalam doktrin, maka etika telah menjadi pemersatu. Perbedaan
keyakinan bisa terjadi pada setiap agama, tetapi rasio melalui etika telah menjadi sarana
dialog. 'idak dapat disangkal bahwa etika telah mempunyai peran sangat penting dalam
mencoba untuk mendialogkan agama"agama.
+arena itu peran etika global dalam konteks agama"agama, sangatlah dibutuhkan. Pun kita
menyadari bahwa etika tidak akan dapat menganti peran dari agama. Etika global seperti
yang disampaikan oleh 2ans +ung bahwa dia tidak akan pernah menggantikan 'aurat,
+hotbah di Bukit, l6uran, Bhaga*adgita, 7acana dari Buddha atau para ungkapan
+on$usius. Etika global hanya mencoba mencari titik temu diantara agama"agama dalam
nilai"nilai tertentu dengan menggunakan pendekatan etika. 0engan demikian keterhubungan
etika dan agama dalam etika global sangat nampak dalam pencarian nilai bersama dengan
menggunakan nilai yang logis dan dapat diterima oleh semua manusia.
Kesimpulan dan Refleksi
0engan penjelasan dari berbagai sudut pandang, maka dapat kita katakan bahwa hubungan
etika dan agama merupakan hubungan timbal balik yang saling membutuhkan. Etika tidak
dapat berjalan sendiri dengan rasionalitasnya, pun agama tidak dapat berjalan sendiri dengan
doktrinnya. Etika tanpa agama menjadi kering dan agama tanpa etika menjadi hambar. Etika
-
8/9/2019 Hubungan Etika Dan Agama
5/5
yang baik adalah etika yang memberi ruang terhadap kepekaan rasa dan tidak hanya
mengandalkan rasio dalam bertindak. +arena etika seperti ini hanya akan mendatangkan
sebuah kebenaran subjekti$ yang tidak bernilai, dan cenderung melupakan hakekat manusia
sebagai mahluk religius. +epekaan rasa itu terdapat dalam agama. Sebaliknya agama pun
harus mengakui pentingnya etika dalam kehidupan bersama. Bahwa tanpa etika maka agama"
agama akan sulit untuk mencari nilai bersama, karena masing"masing agama mempunyai
doktrin sendiri"sendiri. +arena itulah etika mempunyai peran besar dalam agama"agama.
Etika juga menjadi penting untuk memahami dan menilai tindakan moral secara kritis dari
setiap perilaku moral manusia baik itu moral dasar,moral agama8etnis dan kesukuan , dan
moral sosial.
Sebagai mahluk religius yang dimampukan bere$leksi terhadap hidupnya, maka dia
membutuhkan racio untuk memahami kebenaran. Sebagai mahluk racional yang
membedakannya dari mahluk lain, maka dia membutuhkan spirit religiositas sehingga dia
bertindak berdasarkan rasa sehingga dia ada untuk kebaikan manusia dan tidak menjadi
mahluk yang egois yang melupakan eksistensi sosialnya. Serta tidak hanya menjadi mahluk
yang moralis atau humanis, tetapi benar"benar melekat dalam dirinya sebagai mahluk religius
dan racional.