hubungan faktor-faktor terhadap …eprints.ums.ac.id/39237/1/naskah publikasi.pdfpenyelenggaraan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP
KETEPATWAKTUAN PENYUSUNAN ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA DAERAH
KOTA SURAKARTA
(Studi Empiris pada Kantor Pemerintah Kota Surakarta)
NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Disusun oleh:
RIZKY AKBAR DIAN PRATAMA
B 200 110 348
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP
KETEPATWAKTUAN PENYUSUNAN ANGGARAN
PENDAPATAN BELANJA DAERAH KOTA SURAKARTA
(Studi Empiris pada Kantor Pemerintah Kota Surakarta)
RIZKY AKBAR DIAN PRATAMA
B200110348
ABSTRACT
Compilations APBD every area in Indonesia become the form of autonomy
management which was related to management of area finance pass the budget
compilation. For the shake of good compilation APBD well-held, hence have to
pay attention the factors able to be told to have an effect on to compilation APBD
timely. This research aim to analyse the factors influence related to compilation
APBD timely in Surakarta Government.
This research was using quantitative method by using primery data what
was obtained from questioners. This research population was entire public
servant sipil was laboring in budget shares Surakarta Government. Sum up
sample in this research counted 50 respondents taken by purposive sampling.
Analyzer used cover data quality test, classic assumption test, multiple linear
regressions analyze and hypothesis test covering F test, coefficient determinasi R2
test, and t test.
The results of analysis can be conclusion that the factors influencing
compilation APBD timely in Surakarta Government cover the human resource
capacities, appreciation (reward), sanction (punishment), society participation,
comitment from entire organizational component, leadership style. Where sixth of
the independent variable have an effect on signifikan to compilation APBD timely
in Surakarta Government, this matter was shown by p value was each variable <
0,05. So that hypothesis raised from H1 until H6 was truth acceptable.
Keyword: human resource capacities, appreciation (reward), sanction
(punishment), society participation, comitment from entire
organizational component, leadership style, compilation APBD
timely
ABSTRAKSI
Penyusunan APBD oleh setiap daerah di Indonesia menjadi wujud
penyelenggaraan otonomi yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah
melalui penyusunan anggaran. Demi terselenggaranya penyusunan APBD yang
baik, maka harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat dikatakan berpengaruh
terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisis pengaruh faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatwaktuan
penyusunan APBD di Pemerintahan Kota Surakarta.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data
primer yang diperoleh dari kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah semua
Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Bagian Anggaran Pemerintah Kota
Surakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden yang
diambil secara purposive sampling. Alat analisis yang digunakan meliputi uji
kualitas data, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis yang
meliputi uji F, uji koefisien determinasi R2, dan uji t.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi ketepatwaktuan penyusunan APBD di Pemerintah Kota
Surakarta meliputi kapasitas sumberdaya manusia, penghargaan (reward) , sanksi
(punishment), partisipasi masyarakat, komitmen dari seluruh komponen
organisasi, gaya kepemimpinan. Dimana keenam variabel independen tersebut
berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD di Pemkot
Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value masing-masing variabel < 0,05.
Sehingga hipotesis yang diajukan dari H1 sampai H6 dapat diterima kebenarannya.
Kata kunci: kapasitas sumberdaya manusia, penghargaan (reward) , sanksi
(punishment), partisipasi masyarakat, komitmen dari seluruh
komponen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatwaktuan
penyusunan APBD
PENGESAHAN
Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul
:“HUBUNGAN FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KETEPATWAKTUAN
PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH
KOTA SURAKARTA (Studi Empiris pada Kantor Pemerintah Kota
Surakarta)"
Yang ditulis oleh :
RIZKY AKBAR DIAN PRATAMA
B 200 110 348
Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi
syarat untuk diterima.
PENDAHULUAN
Penyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, rancangan anggaran unit kerja dimuat
dalam suatu dokumen yang disebut Rancangan Anggaran Satuan Kerja
(RASK). RASK memuat standar analisis belanja, tolak ukur kinerja standar
biaya sebagai intrumen pokok dalam anggaran kinerja. Untuk peningkatan
kompetensi aparat pengelola APBD, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan
Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD
Tahun 2014.
Salah satunya aturan yang diterbitkan tersebut adalah Permendagri
13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan aturan
tersebut telah diuraikan jadwal dalam menyusun APBD yang berlaku bagi
seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Namun, adanya aturan yang
berisikan jadwal tersebut belumlah mampu untuk mengatasi fenomena yang
tengah terjadi dalam penyusunan APBD di Indonesia. Fenomena tersebut
turut menggelitik perhatian karena fenomena ini terjadi di sebagian besar
wilayah Indonesia.
LANDASAN TEORI
Sumberdaya Manusia
Syarat berjalannya suatu organisasi adalah kepemilikan terhadap
sumberdaya (resources). Menurut Edward III (1980) dalam Peggy rumenser
(2014), sumber daya merupakan hal penting dalam implementasi kebijakan
yang baik. Indikator-indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana
sumberdaya mempengaruhi implementasi kebijakan terdiri dari : sumber daya
manusia, sumber daya anggaran, informasi berupa data dan fasilitas
pendukung lainnya.
Sistem reward
Sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawan merupakan
sarana untuk mengarahkan perilaku karyawan ke perilaku yang dihargai dan
diakui organisasi (Mulyadi, 1998) dalam Mubar (2014).
Sanksi / punishment
Skinner (1985) dalam Mubar (2014) mengungkapkan bahwa
perilakumanusia dibentuk oleh rangkaian penguatan dan hukuman
(punishment) yang diterimanya dari lingkungan.
Partisipasi Masyarakat
Partisipasi masyarakat dalam penganggaran harus dilakukan pada
setiap tahapan dalam siklus anggaran mulai dari penyusunan, ratifikasi,
pelaksanaan, sampai dengan pertanggungjawaban (Mardiasmo, 2002) dalam
Sari (2014).
Komitmen Kinerja
Menurut Ikhsan dkk. (2000) dalam Syarifah dkk. (2013), komitmen
organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan
memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat
untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut.
Gaya Kepemimpinan
Menurut Yulk dikutip oleh Elisabeth (2005) dalam Peggy Rumenser
(2014), kepemimpinan menyangkut proses sosial, pengaruh yang sengaja
dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas –
aktivitasnya serta hubungan – hubungan di dalam sebuah kelompok atau
organisasi.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian
ini menggunakan data primer yang digunakan untuk menguji ketepatwaktuan
penyusunan APBD ditinjau dari sumber daya manusia, penghargaan
(reward), sanksi (punishment), partisipasi masyarakat, komitmen, gaya
kepemimpinan. Objek pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang
bekerja di Bagian Anggaran Pemerintah Kota Surakarta yang terdapat pada
instansi sekretariat bagian umum, Bappeda, DPPKA, Inspektorat.
Pengumpulan data dilakukan melalui survei kuisioner terhadap pegawai
negeri sipil bagian anggaran pemerintah daerah Kota Surakarta.
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode
Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan studi literatur dan
dokumentasi dalam pengumpulan data. Peneliti menggunakan analisis regresi
berganda.
Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah ditulis, model penelitian
ini secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:
KWPA= α + β1SDM + β2P + β3S + β4PM + β5K + β6GK + e
Dimana :
α : Konstanta
β1- β5 : Koefisien
KWPA : Ketepat Waktuan Penyusunan APBD
SDM : Sumber Daya Manusia
P : Penghargaan (reward)
S : Sanksi (punshment)
PM : Partisipasi Masyarakat
K : Komitmen
GK : Gaya Kepemimpinan
e : error
. Pembahasan
1. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap
Ketepatwaktuan Penyusunan APBD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumberdaya manusia
memiliki tingkat signifikan sebesar (0,000)< α (0,05). Sehingga dapat
disimpulkan bahwa variabel kapasitas sumberdaya manusiaberpengaruh
terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD, hal itu berarti hipotesis pertama
diterima kebenarannya (H1 diterima). Hal ini dapat diartikan bahwasemakin
tinggi kapasitas sumber daya manusia yang bekerja di Pemda Kota Surakarta
maka semakin tinggi pulaketepatwaktuan dalam penyusunan APBD-nya.Untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan pelatihan-
pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sehingga sumber
daya manusia yang tersedia mampu untuk menjalankan tugas pokoknya dalam
meningkatkan pelayanan organisasi terhadap kebutuhan publik.
2. Pengaruh Penghargaan (Reward) terhadap Ketepatwaktuan
Penyusunan APBD
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penghargaan (reward)
memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,016) < α (0,05). Hal ini berarti bahwa
semakin bagus penghargaan (reward) yang diterima oleh para pegawai di
lingkungan Pemda Kota Surakarta dan diberikan secara jelas maka semakin
tepatwaktu penyusunan APBD di lingkungan Pemda Kota Surakarta. Dengan
seorang pegawai mendapatkan penghargaan (reward) secara jelas atas kerja
kerasnya selama ini mencurahkan tenaga untuk kemajuan bersama, maka
pegawai tersebut akan semakin meningkat kinerjanya karena terdorong atau
termotivasi dengan adanya reward yang akan mereka terima tersebut.
Semakinmeningkat kinerja pegawai maka tanggung jawab mereka untuk
menyelesaikan pekerjaan tepat waktu pun akan semakin tinggi termasuk juga
dalam penyusunan APBD.
3. Pengaruh Sanksi (Punishment) Terhadap Ketepatwaktuan
Penyusunan APBD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sanksi
(punishment)memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,017) < α (0,05). Hal
ini berarti sanksi (punishment) berpengaruh terhadap ketepatwaktuan
penyusunan APBD, berarti hipotesis ketiga diterima kebenarannya (H3
diterima). Sehingga dapat diartikan bahwa semakin bagus sanksi
(punishment)yang diberikan secara tegas kepada para pegawai maka
semakin tepat waktu pegawai melakukan penyusunan APBD sesuai yang
direncanakan, sehingga program pelaksanaan pembangunan daerah pun
dapat berjalan sesuai rencana dan lancar.Pengaruh positif menunjukkan
bahwa penerapan sanksi (punishment) adalah penting dalam keberhasilan
penyusunan APBD berbasis kinerja.
4. Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Ketepat Waktuan
Penyusunan APBD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel partisipasi
masyarakat memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,000) < α (0,05). Hal
ini berartipartisipasi masyarakat berpengaruh terhadap ketepatwaktuan
penyusunan APBD, itu berarti hipotesis keempat diterima kebenarannya
(H4 diterima). Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi partsisipasi
masyarakat dalam rangka ikut serta proses penganggaran APBD maka
semakin tepat waktu penyusunan APBD Pemda Kota Surakarta. Dengan
rakyat semakin ikut berpartisipasi secara langsung dan transparasi
dilakukan oleh panitia anggaran dan tim anggaran dalam siklus anggaran
maka akan semakin memperkuat pengawasan dalam proses penyusunan
dan pelaksanaan anggaran.
5. Pengaruh Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi Terhadap
Ketepatwaktuan Penyusunan APBD
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komitmen dari
seluruh komponen organisasi memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,033)
< α (0,05). Hal ini berartikomitmen dari seluruh komponen
organisasiberpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD, itu
berarti hipotesis kelima diterima kebenarannya (H5 diterima). Kondisi ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen seluruh komponen
organisasi dalam proses penganggaran APBD maka semakin tepat waktu
penyusunan APBD di Pemda Kota Surakarta.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka
diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Kapasitas sumberdaya manusia berpengaruh terhadap ketepatwaktuan
penyusunan APBD dengan nilai signifikansi sebesar 0,000< 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kapasitas sumber daya
manusia berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD.
2. Penghargaan (reward) berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan
APBD dengan nilai signifikansi sebesar 0,016< 0,05.Hal ini berarti bahwa
semakin bagus penghargaan (reward) yang diterima oleh para pegawai di
lingkungan Pemda Kota Surakarta dan diberikan secara jelas maka
semakin tepat waktu penyusunan APBD di lingkungan Pemda Kota
Surakarta
3. Sanksi (punishment) berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan
APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,017< 0,05. Sehingga dapat
diartikan bahwa semakin bagus sanksi (punishment) yang diberikan secara
tegas kepada para pegawai maka semakin tepat waktu pegawai melakukan
penyusunan APBD.
4. Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan
APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.Kondisi ini
menunjukkan bahwa semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam rangka
ikut serta proses penganggaran APBD maka semakin tepat waktu
penyusunan APBD Pemda Kota Surakarta
5. Komitmen dari seluruh komponen organisasi berpengaruh terhadap
ketepatwaktuan penyusunan APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,033
< 0,05.Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen seluruh
komponen organisasi dalam proses penganggaran APBD maka semakin
tepat waktu penyusunan APBD di Pemda Kota Surakarta.
6. Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan
APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05.Hal ini dapat
diartikan bahwa semakin baik gaya seorang pemimpinan di suatu tim
penganggaran khususnya di Pemda Kota Surakarta maka semakin baik
kinerja dari para pegawai sehingga tugas yang sudah menjadi tanggung
jawabnya akan selesai tepat waktu begitu juga dalam penyusunan APBD
di Pemda Kota Surakarta
Saran
Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada dalam penelitian
ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan
pertimbangan untuk penelitian lanjutan, yaitu :
91
1. Penelitian berikutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi ketepatwaktuan penyusunan APBD diantaranya faktor
seperti transparansi, kebijakan publik, pengetahuan anggota dewan,
pemanfaatan teknologi informasi, pengawasan keuangan daerah,
pengendalian internal, faktor koordinasi dan komunikasi antara eksekutif
dan legislatif, faktor kompetensi dan komitmen legislatif, faktor koordinasi
dan kompetensi SKPD, penyempurnaan sistem administrasi, dan lain
sebagainya.
2. Penelitian berikutnya dapat menggunakan metode tambahan yaitu
wawancara secara langsung kepada responden agar responden
memberikan jawaban dengan kesungguhan dan keseriusan, serta peneliti
lebih terlibat dalam proses penelitian tersebut.
3. Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian dengan obyek
penelitian yang lebih luas seperti di Kabupaten lain eks Karisidenan
Surakarta, agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk ruang
lingkup yang lebih luas sehingga dapat memperkuat validitas eksternal
yang dibutuhkan untuk penelitian lebih lanjut.
DAFTAR PUSTAKA
Azhar, 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pada Pemerintah Kota Banda Aceh.
Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.
Fitri, Syarifah Massuki, Unti Ludigdo, dan Ali Djamhuri. 2013. Pengaruh Gaya
Kepemimpinan, Komitmen, Organisasi, Kualitas Sumber Daya, Reward,
Dan Punishment Terhadap Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Empirik Pada
Pemerintah Kabupaten Lombok Barat). Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 5,
No. 2, September 2013, pp. 157-171
Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hidayat, Arif. 2011. Analisis Politik Hukum Partisipasi Masyarakat dalam Sistem
Penganggaran Daerah di Indonesia Pasca Reformasi. Pandecta Volume 6.
Nomor 1. Januari 2011: 26-39.
Izzaty, K. 2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kualitas Sumber Daya
Manusia Terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Badan Layanan
Umum (Studi pada BLU Universitas Diponegoro Semarang)”. Skripsi.
Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.
Kementerian Dalam Negeri RI. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta.
Mahaputra, Putu Upabayu Rama dan Wayan Putra.2014.Analisis Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintahan
Daerah. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN:2302-8556.
Mubar, Nurwira Rahayu. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja. Artikel Ilmiah.
Makasar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin.
Pandey, Brammy. 2014. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Sarana
Pendukung Dan Komitmen Pimpinan Terhadap Kinerja Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Di
Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Artikel Ilmiah: 60-73.
http:ejournal.unsrat.ac.id/index.php/goodwill/.../5834 diakses tanggal 7
Oktober 2015 jam 11.31 WIB
Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara. Jakarta.
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah. Jakarta.
Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.
Jakarta.
Rumenser, Peggy. 2014. Pengaruh Komitmen, Kualitas Sumber Daya Manusia,
Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Penyusunan Anggaran Pada
Pemerintah Kota Manado. Artikel Ilmiah: 40-50.
Sari dan Witono (2014
Sari, Embun Ayu Ratna. 2014. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi
Kebijakan Publik Serta Pengetahuan Dewan Terhadap Anggaran Dalam
Penyusunan APBD (Studi Empiris pada DPRD se-Eks Karesidenan Pati).
Naskah Publikasi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Sembiring, Benar Baik. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja (Studi Empiris
Si Pemerintahan Kabupaten Karo)”. Tesis. Medan: Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara.
Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: STIE
YKPN.
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional, Edisi I. Yogyakarta: CV. Andi Offset.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D). Bandung : Alfabeta.
Surat Edaran Bersama Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri No.
1354/M.PPN/03/2004050/744/SJ tentang Pedoman Pelaksanaan
Musrenbang dan Perencanaan Partisipatif Daerah
Wulandari, Nivo. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen
Organisasi Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris
pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang. Skripsi. Padang:
Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Negeri Padang.
Yandra, Rolly dan Endang Sutrisna. 2013. Penyusunan APBD Berbasis Kinerja.
Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218.