hubungan faktor-faktor terhadap …eprints.ums.ac.id/39237/1/naskah publikasi.pdfpenyelenggaraan...

15
HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP KETEPATWAKTUAN PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH KOTA SURAKARTA (Studi Empiris pada Kantor Pemerintah Kota Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta Disusun oleh: RIZKY AKBAR DIAN PRATAMA B 200 110 348 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

Upload: ledang

Post on 06-Jul-2019

220 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP

KETEPATWAKTUAN PENYUSUNAN ANGGARAN

PENDAPATAN BELANJA DAERAH

KOTA SURAKARTA

(Studi Empiris pada Kantor Pemerintah Kota Surakarta)

NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

Disusun oleh:

RIZKY AKBAR DIAN PRATAMA

B 200 110 348

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2015

Page 2: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP

KETEPATWAKTUAN PENYUSUNAN ANGGARAN

PENDAPATAN BELANJA DAERAH KOTA SURAKARTA

(Studi Empiris pada Kantor Pemerintah Kota Surakarta)

RIZKY AKBAR DIAN PRATAMA

B200110348

ABSTRACT

Compilations APBD every area in Indonesia become the form of autonomy

management which was related to management of area finance pass the budget

compilation. For the shake of good compilation APBD well-held, hence have to

pay attention the factors able to be told to have an effect on to compilation APBD

timely. This research aim to analyse the factors influence related to compilation

APBD timely in Surakarta Government.

This research was using quantitative method by using primery data what

was obtained from questioners. This research population was entire public

servant sipil was laboring in budget shares Surakarta Government. Sum up

sample in this research counted 50 respondents taken by purposive sampling.

Analyzer used cover data quality test, classic assumption test, multiple linear

regressions analyze and hypothesis test covering F test, coefficient determinasi R2

test, and t test.

The results of analysis can be conclusion that the factors influencing

compilation APBD timely in Surakarta Government cover the human resource

capacities, appreciation (reward), sanction (punishment), society participation,

comitment from entire organizational component, leadership style. Where sixth of

the independent variable have an effect on signifikan to compilation APBD timely

in Surakarta Government, this matter was shown by p value was each variable <

0,05. So that hypothesis raised from H1 until H6 was truth acceptable.

Keyword: human resource capacities, appreciation (reward), sanction

(punishment), society participation, comitment from entire

organizational component, leadership style, compilation APBD

timely

Page 3: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

ABSTRAKSI

Penyusunan APBD oleh setiap daerah di Indonesia menjadi wujud

penyelenggaraan otonomi yang terkait dengan pengelolaan keuangan daerah

melalui penyusunan anggaran. Demi terselenggaranya penyusunan APBD yang

baik, maka harus memperhatikan faktor-faktor yang dapat dikatakan berpengaruh

terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis pengaruh faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatwaktuan

penyusunan APBD di Pemerintahan Kota Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data

primer yang diperoleh dari kuesioner. Populasi dalam penelitian ini adalah semua

Pegawai Negeri Sipil yang bekerja di Bagian Anggaran Pemerintah Kota

Surakarta. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 responden yang

diambil secara purposive sampling. Alat analisis yang digunakan meliputi uji

kualitas data, uji asumsi klasik, uji regresi linier berganda, dan uji hipotesis yang

meliputi uji F, uji koefisien determinasi R2, dan uji t.

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor

yang mempengaruhi ketepatwaktuan penyusunan APBD di Pemerintah Kota

Surakarta meliputi kapasitas sumberdaya manusia, penghargaan (reward) , sanksi

(punishment), partisipasi masyarakat, komitmen dari seluruh komponen

organisasi, gaya kepemimpinan. Dimana keenam variabel independen tersebut

berpengaruh signifikan terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD di Pemkot

Surakarta, hal ini ditunjukkan oleh nilai p value masing-masing variabel < 0,05.

Sehingga hipotesis yang diajukan dari H1 sampai H6 dapat diterima kebenarannya.

Kata kunci: kapasitas sumberdaya manusia, penghargaan (reward) , sanksi

(punishment), partisipasi masyarakat, komitmen dari seluruh

komponen organisasi, gaya kepemimpinan, ketepatwaktuan

penyusunan APBD

Page 4: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini telah membaca naskah publikasi dengan judul

:“HUBUNGAN FAKTOR - FAKTOR TERHADAP KETEPATWAKTUAN

PENYUSUNAN ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA DAERAH

KOTA SURAKARTA (Studi Empiris pada Kantor Pemerintah Kota

Surakarta)"

Yang ditulis oleh :

RIZKY AKBAR DIAN PRATAMA

B 200 110 348

Penandatanganan berpendapat bahwa naskah publikasi tersebut telah memenuhi

syarat untuk diterima.

Page 5: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

PENDAHULUAN

Penyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, rancangan anggaran unit kerja dimuat

dalam suatu dokumen yang disebut Rancangan Anggaran Satuan Kerja

(RASK). RASK memuat standar analisis belanja, tolak ukur kinerja standar

biaya sebagai intrumen pokok dalam anggaran kinerja. Untuk peningkatan

kompetensi aparat pengelola APBD, Menteri Dalam Negeri mengeluarkan

Permendagri Nomor 27 Tahun 2013 tentang Pedoman Penyusunan APBD

Tahun 2014.

Salah satunya aturan yang diterbitkan tersebut adalah Permendagri

13/2006 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah. Berdasarkan aturan

tersebut telah diuraikan jadwal dalam menyusun APBD yang berlaku bagi

seluruh pemerintah daerah di Indonesia. Namun, adanya aturan yang

berisikan jadwal tersebut belumlah mampu untuk mengatasi fenomena yang

tengah terjadi dalam penyusunan APBD di Indonesia. Fenomena tersebut

turut menggelitik perhatian karena fenomena ini terjadi di sebagian besar

wilayah Indonesia.

LANDASAN TEORI

Sumberdaya Manusia

Syarat berjalannya suatu organisasi adalah kepemilikan terhadap

sumberdaya (resources). Menurut Edward III (1980) dalam Peggy rumenser

(2014), sumber daya merupakan hal penting dalam implementasi kebijakan

yang baik. Indikator-indikator yang digunakan untuk melihat sejauhmana

Page 6: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

sumberdaya mempengaruhi implementasi kebijakan terdiri dari : sumber daya

manusia, sumber daya anggaran, informasi berupa data dan fasilitas

pendukung lainnya.

Sistem reward

Sistem reward dan pengakuan atas kinerja karyawan merupakan

sarana untuk mengarahkan perilaku karyawan ke perilaku yang dihargai dan

diakui organisasi (Mulyadi, 1998) dalam Mubar (2014).

Sanksi / punishment

Skinner (1985) dalam Mubar (2014) mengungkapkan bahwa

perilakumanusia dibentuk oleh rangkaian penguatan dan hukuman

(punishment) yang diterimanya dari lingkungan.

Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dalam penganggaran harus dilakukan pada

setiap tahapan dalam siklus anggaran mulai dari penyusunan, ratifikasi,

pelaksanaan, sampai dengan pertanggungjawaban (Mardiasmo, 2002) dalam

Sari (2014).

Komitmen Kinerja

Menurut Ikhsan dkk. (2000) dalam Syarifah dkk. (2013), komitmen

organisasi merupakan tingkat sampai sejauh mana seorang karyawan

memihak pada suatu organisasi tertentu dan tujuan-tujuannya, serta berniat

untuk mempertahankan keanggotaannya dalam organisasi tersebut.

Page 7: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

Gaya Kepemimpinan

Menurut Yulk dikutip oleh Elisabeth (2005) dalam Peggy Rumenser

(2014), kepemimpinan menyangkut proses sosial, pengaruh yang sengaja

dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas –

aktivitasnya serta hubungan – hubungan di dalam sebuah kelompok atau

organisasi.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian

ini menggunakan data primer yang digunakan untuk menguji ketepatwaktuan

penyusunan APBD ditinjau dari sumber daya manusia, penghargaan

(reward), sanksi (punishment), partisipasi masyarakat, komitmen, gaya

kepemimpinan. Objek pada penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil yang

bekerja di Bagian Anggaran Pemerintah Kota Surakarta yang terdapat pada

instansi sekretariat bagian umum, Bappeda, DPPKA, Inspektorat.

Pengumpulan data dilakukan melalui survei kuisioner terhadap pegawai

negeri sipil bagian anggaran pemerintah daerah Kota Surakarta.

Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

Purposive Sampling. Penelitian ini menggunakan studi literatur dan

dokumentasi dalam pengumpulan data. Peneliti menggunakan analisis regresi

berganda.

Berdasarkan kerangka pemikiran yang telah ditulis, model penelitian

ini secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

Page 8: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

KWPA= α + β1SDM + β2P + β3S + β4PM + β5K + β6GK + e

Dimana :

α : Konstanta

β1- β5 : Koefisien

KWPA : Ketepat Waktuan Penyusunan APBD

SDM : Sumber Daya Manusia

P : Penghargaan (reward)

S : Sanksi (punshment)

PM : Partisipasi Masyarakat

K : Komitmen

GK : Gaya Kepemimpinan

e : error

. Pembahasan

1. Pengaruh Kapasitas Sumber Daya Manusia terhadap

Ketepatwaktuan Penyusunan APBD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kapasitas sumberdaya manusia

memiliki tingkat signifikan sebesar (0,000)< α (0,05). Sehingga dapat

disimpulkan bahwa variabel kapasitas sumberdaya manusiaberpengaruh

terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD, hal itu berarti hipotesis pertama

diterima kebenarannya (H1 diterima). Hal ini dapat diartikan bahwasemakin

tinggi kapasitas sumber daya manusia yang bekerja di Pemda Kota Surakarta

maka semakin tinggi pulaketepatwaktuan dalam penyusunan APBD-nya.Untuk

peningkatan kualitas sumber daya manusia dapat dilakukan dengan pelatihan-

pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan, sehingga sumber

Page 9: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

daya manusia yang tersedia mampu untuk menjalankan tugas pokoknya dalam

meningkatkan pelayanan organisasi terhadap kebutuhan publik.

2. Pengaruh Penghargaan (Reward) terhadap Ketepatwaktuan

Penyusunan APBD

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel penghargaan (reward)

memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,016) < α (0,05). Hal ini berarti bahwa

semakin bagus penghargaan (reward) yang diterima oleh para pegawai di

lingkungan Pemda Kota Surakarta dan diberikan secara jelas maka semakin

tepatwaktu penyusunan APBD di lingkungan Pemda Kota Surakarta. Dengan

seorang pegawai mendapatkan penghargaan (reward) secara jelas atas kerja

kerasnya selama ini mencurahkan tenaga untuk kemajuan bersama, maka

pegawai tersebut akan semakin meningkat kinerjanya karena terdorong atau

termotivasi dengan adanya reward yang akan mereka terima tersebut.

Semakinmeningkat kinerja pegawai maka tanggung jawab mereka untuk

menyelesaikan pekerjaan tepat waktu pun akan semakin tinggi termasuk juga

dalam penyusunan APBD.

3. Pengaruh Sanksi (Punishment) Terhadap Ketepatwaktuan

Penyusunan APBD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel sanksi

(punishment)memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,017) < α (0,05). Hal

ini berarti sanksi (punishment) berpengaruh terhadap ketepatwaktuan

penyusunan APBD, berarti hipotesis ketiga diterima kebenarannya (H3

diterima). Sehingga dapat diartikan bahwa semakin bagus sanksi

Page 10: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

(punishment)yang diberikan secara tegas kepada para pegawai maka

semakin tepat waktu pegawai melakukan penyusunan APBD sesuai yang

direncanakan, sehingga program pelaksanaan pembangunan daerah pun

dapat berjalan sesuai rencana dan lancar.Pengaruh positif menunjukkan

bahwa penerapan sanksi (punishment) adalah penting dalam keberhasilan

penyusunan APBD berbasis kinerja.

4. Pengaruh Partisipasi Masyarakat terhadap Ketepat Waktuan

Penyusunan APBD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel partisipasi

masyarakat memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,000) < α (0,05). Hal

ini berartipartisipasi masyarakat berpengaruh terhadap ketepatwaktuan

penyusunan APBD, itu berarti hipotesis keempat diterima kebenarannya

(H4 diterima). Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi partsisipasi

masyarakat dalam rangka ikut serta proses penganggaran APBD maka

semakin tepat waktu penyusunan APBD Pemda Kota Surakarta. Dengan

rakyat semakin ikut berpartisipasi secara langsung dan transparasi

dilakukan oleh panitia anggaran dan tim anggaran dalam siklus anggaran

maka akan semakin memperkuat pengawasan dalam proses penyusunan

dan pelaksanaan anggaran.

5. Pengaruh Komitmen dari Seluruh Komponen Organisasi Terhadap

Ketepatwaktuan Penyusunan APBD

Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komitmen dari

seluruh komponen organisasi memiliki tingkat signifikansi sebesar (0,033)

Page 11: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

< α (0,05). Hal ini berartikomitmen dari seluruh komponen

organisasiberpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD, itu

berarti hipotesis kelima diterima kebenarannya (H5 diterima). Kondisi ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen seluruh komponen

organisasi dalam proses penganggaran APBD maka semakin tepat waktu

penyusunan APBD di Pemda Kota Surakarta.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah dilakukan maka

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Kapasitas sumberdaya manusia berpengaruh terhadap ketepatwaktuan

penyusunan APBD dengan nilai signifikansi sebesar 0,000< 0,05.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel kapasitas sumber daya

manusia berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan APBD.

2. Penghargaan (reward) berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan

APBD dengan nilai signifikansi sebesar 0,016< 0,05.Hal ini berarti bahwa

semakin bagus penghargaan (reward) yang diterima oleh para pegawai di

lingkungan Pemda Kota Surakarta dan diberikan secara jelas maka

semakin tepat waktu penyusunan APBD di lingkungan Pemda Kota

Surakarta

3. Sanksi (punishment) berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan

APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,017< 0,05. Sehingga dapat

diartikan bahwa semakin bagus sanksi (punishment) yang diberikan secara

Page 12: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

tegas kepada para pegawai maka semakin tepat waktu pegawai melakukan

penyusunan APBD.

4. Partisipasi masyarakat berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan

APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,05.Kondisi ini

menunjukkan bahwa semakin tinggi partisipasi masyarakat dalam rangka

ikut serta proses penganggaran APBD maka semakin tepat waktu

penyusunan APBD Pemda Kota Surakarta

5. Komitmen dari seluruh komponen organisasi berpengaruh terhadap

ketepatwaktuan penyusunan APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,033

< 0,05.Kondisi ini menunjukkan bahwa semakin tinggi komitmen seluruh

komponen organisasi dalam proses penganggaran APBD maka semakin

tepat waktu penyusunan APBD di Pemda Kota Surakarta.

6. Gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap ketepatwaktuan penyusunan

APBDdengan nilai signifikansi sebesar 0,001 < 0,05.Hal ini dapat

diartikan bahwa semakin baik gaya seorang pemimpinan di suatu tim

penganggaran khususnya di Pemda Kota Surakarta maka semakin baik

kinerja dari para pegawai sehingga tugas yang sudah menjadi tanggung

jawabnya akan selesai tepat waktu begitu juga dalam penyusunan APBD

di Pemda Kota Surakarta

Saran

Berdasarkan kesimpulan dan keterbatasan yang ada dalam penelitian

ini, maka dapat dikemukakan beberapa saran yang dapat dijadikan

pertimbangan untuk penelitian lanjutan, yaitu :

91

Page 13: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

1. Penelitian berikutnya dapat menambahkan faktor-faktor lain yang dapat

mempengaruhi ketepatwaktuan penyusunan APBD diantaranya faktor

seperti transparansi, kebijakan publik, pengetahuan anggota dewan,

pemanfaatan teknologi informasi, pengawasan keuangan daerah,

pengendalian internal, faktor koordinasi dan komunikasi antara eksekutif

dan legislatif, faktor kompetensi dan komitmen legislatif, faktor koordinasi

dan kompetensi SKPD, penyempurnaan sistem administrasi, dan lain

sebagainya.

2. Penelitian berikutnya dapat menggunakan metode tambahan yaitu

wawancara secara langsung kepada responden agar responden

memberikan jawaban dengan kesungguhan dan keseriusan, serta peneliti

lebih terlibat dalam proses penelitian tersebut.

3. Peneliti selanjutnya disarankan dapat melakukan penelitian dengan obyek

penelitian yang lebih luas seperti di Kabupaten lain eks Karisidenan

Surakarta, agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan untuk ruang

lingkup yang lebih luas sehingga dapat memperkuat validitas eksternal

yang dibutuhkan untuk penelitian lebih lanjut.

DAFTAR PUSTAKA

Azhar, 2007, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penerapan

Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 pada Pemerintah Kota Banda Aceh.

Bastian, I. 2006. Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar. Jakarta : Erlangga.

Page 14: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

Fitri, Syarifah Massuki, Unti Ludigdo, dan Ali Djamhuri. 2013. Pengaruh Gaya

Kepemimpinan, Komitmen, Organisasi, Kualitas Sumber Daya, Reward,

Dan Punishment Terhadap Anggaran Berbasis Kinerja (Studi Empirik Pada

Pemerintah Kabupaten Lombok Barat). Jurnal Dinamika Akuntansi Vol. 5,

No. 2, September 2013, pp. 157-171

Ghozali, Imam, 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS

21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hidayat, Arif. 2011. Analisis Politik Hukum Partisipasi Masyarakat dalam Sistem

Penganggaran Daerah di Indonesia Pasca Reformasi. Pandecta Volume 6.

Nomor 1. Januari 2011: 26-39.

Izzaty, K. 2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Dan Kualitas Sumber Daya

Manusia Terhadap Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja Badan Layanan

Umum (Studi pada BLU Universitas Diponegoro Semarang)”. Skripsi.

Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro.

Kementerian Dalam Negeri RI. 2006. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13

Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta.

Mahaputra, Putu Upabayu Rama dan Wayan Putra.2014.Analisis Faktor-Faktor

Yang Mempengaruhi Kualitas Informasi Pelaporan Keuangan Pemerintahan

Daerah. Jurnal Akuntansi Universitas Udayana, ISSN:2302-8556.

Mubar, Nurwira Rahayu. 2014. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja. Artikel Ilmiah.

Makasar: Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin.

Pandey, Brammy. 2014. Pengaruh Kualitas Sumber Daya Manusia, Sarana

Pendukung Dan Komitmen Pimpinan Terhadap Kinerja Satuan Kerja

Perangkat Daerah (SKPD) Dalam Penyusunan Laporan Keuangan SKPD Di

Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Artikel Ilmiah: 60-73.

http:ejournal.unsrat.ac.id/index.php/goodwill/.../5834 diakses tanggal 7

Oktober 2015 jam 11.31 WIB

Republik Indonesia. 2003. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang

Keuangan Negara. Jakarta.

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah. Jakarta.

Page 15: HUBUNGAN FAKTOR-FAKTOR TERHADAP …eprints.ums.ac.id/39237/1/NASKAH PUBLIKASI.pdfPenyelenggaraan pemerintah daerah tak terlepas dari anggaran. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006,

Republik Indonesia. 2004. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang

Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Jakarta.

Rumenser, Peggy. 2014. Pengaruh Komitmen, Kualitas Sumber Daya Manusia,

Gaya Kepemimpinan Terhadap Kemampuan Penyusunan Anggaran Pada

Pemerintah Kota Manado. Artikel Ilmiah: 40-50.

Sari dan Witono (2014

Sari, Embun Ayu Ratna. 2014. Pengaruh Partisipasi Masyarakat Dan Transparansi

Kebijakan Publik Serta Pengetahuan Dewan Terhadap Anggaran Dalam

Penyusunan APBD (Studi Empiris pada DPRD se-Eks Karesidenan Pati).

Naskah Publikasi. Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Sembiring, Benar Baik. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penyusunan

Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Berbasis Kinerja (Studi Empiris

Si Pemerintahan Kabupaten Karo)”. Tesis. Medan: Pascasarjana Universitas

Sumatera Utara.

Simamora, Henry. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia.Yogyakarta: STIE

YKPN.

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasional, Edisi I. Yogyakarta: CV. Andi Offset.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan

R&D). Bandung : Alfabeta.

Surat Edaran Bersama Kepala Bappenas dan Menteri Dalam Negeri No.

1354/M.PPN/03/2004050/744/SJ tentang Pedoman Pelaksanaan

Musrenbang dan Perencanaan Partisipatif Daerah

Wulandari, Nivo. 2013. Pengaruh Partisipasi Anggaran Dan Komitmen

Organisasi Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah (Studi Empiris

pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Padang. Skripsi. Padang:

Fakultas Ekonomi Program Studi Akuntansi Universitas Negeri Padang.

Yandra, Rolly dan Endang Sutrisna. 2013. Penyusunan APBD Berbasis Kinerja.

Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2, Oktober 2013, hlm. 119-218.