hubungan perkawinan usia dini dengan prevalensi …

12
1 HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI ANGKA KEMATIAN IBU DI KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER Ani Dwi Karimah 1 , Asmuji,S.KM.,M.Kep 2 1 Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, ([email protected]) 2 Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, ([email protected]) ABSTRACT Early marriage is a marriage between underage couple, with age ranges between 12-21 years old for teenage female person and 13-22 years old for teenage male person. The factors to account for early marriage are social-cultural ones, economical demands, education level, religions, beliefs, views, mass media, sex exposure on mass media, as well as insufficient opportunity for getting job. Early marriage has several disadvantages like premature birth, underweight born, abortion, preeclampsia, anemia, cancer of female’s genital organs. the incidence of the under 20-yearl-old marriage also causes high rish of maternal mortality rate since the female’s genital organs are not weel -prepared. The objective of this research is to find out the correlation between the early marriage and the prevalence of the rate of Maternal Mortality Rate. this research employs correlational design. this research employs cluster sampling as its sampling collection technique. The population of this research is the entire female residents of Silo Sub-District who carried out their marriage in 2012 and are residing in Silo Sub-District, which are spread over 9 villages. The sample of this research is the entire mothers who gave birth in 2012, resided in 2 villages, numbering 310 individuals. The results of the this research reveal that as many as 55 (17,74%) respondents carried out early marriage, leaving 255 (82,26%) who did not. Of mothers who carried out early marriage, none dies. Meanwhile, of mothers who did not carry out early marriage, 8% die. When the statistical testing is performed using Chi Square Testing, it is found that the p value = 1,000 > 0,05 (a), meaning that the correlation between the early marriage and the prevalence of the rate of Maternal Mortality Rate does not exixt. this research also recommends that publicly respected figures not carry out the underage marriage, while the healthcare institutions keep providing guidance and counseling sessions, respectively. Keywords : Early marriage, Maternal Mortality Rate

Upload: others

Post on 17-Nov-2021

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

1

HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI ANGKA

KEMATIAN IBU DI KECAMATAN SILO KABUPATEN JEMBER

Ani Dwi Karimah1, Asmuji,S.KM.,M.Kep

2

1 Mahasiswa S1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember,

([email protected]) 2Dosen Fakultas Ilmu Kesehatan UNMUH Jember, ([email protected])

ABSTRACT

Early marriage is a marriage between underage couple, with age ranges between

12-21 years old for teenage female person and 13-22 years old for teenage male

person. The factors to account for early marriage are social-cultural ones,

economical demands, education level, religions, beliefs, views, mass media, sex

exposure on mass media, as well as insufficient opportunity for getting job. Early

marriage has several disadvantages like premature birth, underweight born,

abortion, preeclampsia, anemia, cancer of female’s genital organs. the incidence of

the under 20-yearl-old marriage also causes high rish of maternal mortality rate

since the female’s genital organs are not weel-prepared. The objective of this

research is to find out the correlation between the early marriage and the prevalence

of the rate of Maternal Mortality Rate. this research employs correlational design.

this research employs cluster sampling as its sampling collection technique. The

population of this research is the entire female residents of Silo Sub-District who

carried out their marriage in 2012 and are residing in Silo Sub-District, which are

spread over 9 villages. The sample of this research is the entire mothers who gave

birth in 2012, resided in 2 villages, numbering 310 individuals. The results of the this

research reveal that as many as 55 (17,74%) respondents carried out early

marriage, leaving 255 (82,26%) who did not. Of mothers who carried out early

marriage, none dies. Meanwhile, of mothers who did not carry out early marriage,

8% die. When the statistical testing is performed using Chi Square Testing, it is

found that the p value = 1,000 > 0,05 (a), meaning that the correlation between the

early marriage and the prevalence of the rate of Maternal Mortality Rate does not

exixt. this research also recommends that publicly respected figures not carry out the

underage marriage, while the healthcare institutions keep providing guidance and

counseling sessions, respectively.

Keywords : Early marriage, Maternal Mortality Rate

Page 2: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

2

PENDAHULUAN

Masa remaja adalah peralihan

dari masa anak dengan masa dewasa

yang mengalami perkembangan semua

aspek atau fungsi untuk memasuki

masa dewasa. Masa remaja

berlangsung antara umur 12-21 tahun

bagi wanita dan 13-22 tahun bagi pria.

Kehamilan remaja merupakan masalah

yang sering terjadi pada remaja saat

ini. Kebanyakan dari mereka belum

mendapatkan penyuluhan tentang

kesehatan dan resiko kehamilan di

usia muda (Intan, K., & Iwan, A.

2012).

Dampak dari kehamilan pada

usia muda antara lain adalah abortus.

Ada juga kehamilan pada usia muda

yang beresiko terjadinya pre-eklamsia,

anemia, bayi prematur, bayi berat lahir

rendah (BBLR), kematian bayi, kanker

pada alat kandungan perempuan,

karena rentan pada usia 12-17 tahun

perubahan sel dalam mulut rahim

sedang aktif sekali, menderita

disproporsi sefalo pelvik (karena

tulang panggul belum tumbuh

sempurna), kematian Ibu (Imron.,

2006).

Beberapa faktor yang

menyebabkan remaja tidak

mengetahui risiko kehamilan di usia

muda antara lain kurangnya informasi

tentang kesehatan, rendahnya interaksi

di tengah-tengah keluarga, kerabat dan

masyarakat, keluarga yang tertutup

terhadap informasi seks dan

seksualitas, menabukan masalah seks

dan seksualitas, kesibukan orang tua,

Dan kurang perhatiannya orang tua

terhadap remaja. Dari ketidaktahuan

remaja tentang resiko kehamilan di

usia muda, itu dapat mengakibatkan

risiko kematian AKI menjadi tinggi.

Kontribusi yang tidak bisa di pungkiri

terjadinya kehamilan di usia muda

adalah terjadinya perkawinan dini

yang terjadi di masyarakat yang masih

memiliki angka tertinggi.

Pada tahun 2012 AKI di

Provinsi Jawa Timur sebesar 97,43 per

100.000 kelahiran hidup. Ditinjau dari

penyebab kematian, 25,09 % kematian

ibu disebabkan oleh perdarahan,

Preekalmpsia/Eklampsia sebesar

Page 3: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

3

34,71%, infeksi 4,98 %, Jantung

8,25%, Lain – lain 26,98%. Hingga

tahun 2011 penyebab utama kematian

ibu di Jawa Timur adalah perdarahan.

Namun pada tahun 2012 penyebab

utama kematian ibu bergeser ke

Preekalmpsia/Eklampsia.

Pada umumnya pernikahan

dini sering terjadi di masyarakat yang

tinggal di pedesaan. Kondisi ini

sebenarnya kurang baik jika ditinjau

dari segi kesehatan fisik maupun

psikis, karena pada usia relatif muda

(20 tahun) baik laki-laki maupun

perempuan dianggap masih kurang

matang secara fisik maupun psikis

untuk hidup berumah tangga.

Kekompakan diantara orang tua di

dalam mengambil keputusan yang

menyebabkan remaja tersebut tidak

dapat memilih (Badan koordinasi

keluarga berencana nasional, 2010).

Wanita yang menikah di usia

muda mempunyai waktu yang lebih

panjang terhadap risiko kehamilan.

Semakin rendah usia seseorang wanita

menjadi hamil, semakin besar risiko

kesehatannya, risiko kematian akibat

kehamilan dua kali lebih tinggi pada

remaja perempuan usia 15–19 tahun

dibandingkan dengan perempuan usia

20–24 tahun. Seorang wanita yang

melahirkan sebelum berusia 15 tahun

berisiko 5 kali lebih tinggi meninggal

saat melahirkan dibandingkan dengan

perempuan yang berusia 20 tahun ke

atas (Intan, K., & Iwan, A. 2012).

Berdasarkan dari badan pusat

statistik (BPS) tahun 2010

menunjukkan bahwa perkawinan usia

dini masih menjadi persoalan serius.

Perkawinan anak-anak usia 10-15

tahun mencapai 13,40%, sedangkan

perkawinan anak usia 16-18 tahun

mencapai 33,41%, dan perkawinan di

usia 19-24 tahun mencapai 41,33%

(Intan, K., & Iwan, A. 2012).

Sedangkan dari data yang diperoleh

dari pengelompokan perkawinan usia

dini pada tahun 2012 di Kecamatan

Silo Kabupaten Jember yang memiliki

presentase pernikahan berdasarkan

umur istri dibawah 20 tahun di

temukan sebanyak 53,08%.

Page 4: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

4

METODE PENELITIAN

Desain penelitian menggunakan

korelasional. Pada populasi penelitian

ini adalah seluruh penduduk

Kecamatan Silo yang menikah pada

tahun 2012 dan bertempat tinggal di

Kecamatan Silo yang tersebar di 9

desa sedangkan sampel yang di

gunakan adalah seluruh wanita yang

menikah pada tahun 2012 yang

bertempat tinggal di dua desa dengan

jumlah 310 responden di Wilayah

Kecamatan Silo. Teknik sampling

yang di gunakan dalah teknik cluster

sampling yaitu pengelompokan

sampel berdasarkan kelas atau lokasi

tertentu. Tempat penelitian ini adalah

di Wilayah Kecamatan Silo.

Pengumpulan data dalam peneliti ini

adalah data sekunder yang mana hasil

ini didapatkan dari hasil pencatatan di

Puskesmas.

Prosedur pengumpulan data

yakni prosedur administratif dan

prosedur teknis. Analisis Univariante

Menganalisa tiap variabe-variabel

yaitu variabel independen (x) dan

variabel dependen (y). Analisa

tersebut dilakukan untuk mengetahui

distribusi frekuensi dalam bentuk

jumlah dan presentase dari tiap

variabel independen maupun variabel

depeden. Analisis bivariat Guna

mengetahui variabel independen

dengan variabel dependen umur usia

pernikahan di Wilayah Kecamatan

Silo Kabupaten Jember. ada penelitian

ini menggunakan uji statatistik Chie

Square.

HASIL PENELITIAN

Data Khusus

Tabel 5.1 Distribusi Kelompok Usia

Ibu Hamil berdasarkan Usia di

Wilayah Kerja Puskesmas Silo 2 di

Desa Pace dan Karang Harjo Tahun

2012

Usia Frekuen

si

Persent

ase %

15-19 55 17,74

20-30 219 70,65

31-41 36 11,61

Total 310 100

Tabel 5.1 menjelaskan bahwa

dari 310 responden, mayoritas 70,65%

responden mempunyai usia antara 20-

30 tahun.

Page 5: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

5

Tabel 5.2 Distribusi Responden

berdasarkan Usia Perkawinan Dini

di Wilayah kerja Puskesmas Silo 2

di Desa Pace dan Karangharjo

Tahun 2012

Usia Frekuen

si

Present

ase %

15 4 7,3

16 8 14,5

17 9 16,4

18 19 34,5

19 15 27,3

Total 55 100

Tabel 5.1 menjelaskan bahwa

dari 55 responden, usia pernikahan

termuda adalah 15 tahun sebanyak

7,3% responden.

Tabel 5.3 Distribusi responden

berdasarkan usia angka kematian

ibu (AKI) di wilayah kerja

Puskesmas Silo 2 di Desa Pace dan

Karangharjo Tahun 2012

Kejadian

AKI

Frekue

nsi

Persenta

se%

Meninggal 2 0,65

Tidak

Meninggal

308 99,35

Total 310 100

Tabel 5.3 menjelaskan bahwa

dari 310 responden, menunjukkan

bahwa mayoritas 99,35% responden

tidak meninggal, sedangkan sisanya

0,65% responden meninggal.

Tabel 5.4 Hubungan Perkawinan Usia Dini dengan Prevalensi AKI di Wilayah

Kerja Puskesmas Silo 2 di Desa Pace dan Karang Harjo Tahun 2012

AKI Total P Value

Meninggal Tidak

meninggal

Pernikahan dini 0

(0%)

55

(100%)

55

(100.0%)

Exact sig

1,000

Bukan pernikahan

dini

2

(8%)

253

(99,2%)

255

(100.0%) >∝ = 0,05

Total 2 308 310

Tabel 5.4 Diketahui bahwa

dari 55 orang yang melakukan

pernikahan dini, ternyata 0%nya tidak

meninggal, tetapi 255 orang yang

tidak melakukan pernikahan dini,

8%nya ternyata mengalami kematian.

Hasil analisis hubungan

pernikahan usia dini dengan prevalensi

angka kematian ibu menggunakan uji

Fisher’s Exact Test diperoleh ρ value

= 1,000 > α = 0,05, sehingga H1

ditolak yang berarti tidak ada

Page 6: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

6

hubungan yang bermakna (signifikan)

antara hubungan pernikahan dini

dengan prevalensi AKI di Kecamatan

Silo, Kabupaten Jember.

PEMBAHASAN

Usia Ibu Hamil

Berdasarkan temuan lapangan

pengelompokan usia yang terjadi di

Puskesmas Silo 2 di Desa Pace dan

Karangharjo, Kecamatan Silo usia ibu

hamil di temukan sebanyak 310 orang

yaitu pengelompokan dari usia muda

dengan kriteria usia 15-19 tahun

sebanyak 55 (17,74%).

Pengelompokan sebanyak 55

(17,74%). Pengelompokan usia ideal

dengan kriteria usia 20-30 tahun

sebanyak 219 (70,65%). Sedangkan

untuk usia terlalu tua dengan kriteria

usia 31-41 tahun sebanyak 36

(11,61%). Telah kita ketahui untuk

kehamilan di usia kurang dari 20 tahun

dapat menimbulkan masalah,

dikarenakan pada kondisi ini fisik

100% belum siap. usia ibu hamil yang

paling aman menjalani kehamilan dan

persalinan adalah usia 20-30 tahun,

karena pada usia 20-30 tahun di

anggap ideal untuk menjalani

kehamilan dan persalinan. untuk usia

30-35 tahun merupakan masa transisi,

pada kehamilan ini masih bisa

diterima asal kondisi tubuh dan

kesehatan wanita yang bersangkutan,

termasuk gizinya dalam keadaan baik.

setelah usia 35 tahun sebagian wanita

digolongkan pada kehamilan berisiko

tinggi. Di karenakan pada usia ini,

angka kematian ibu melahirkan dan

bayi meningkat.

Menurut Ruswana, (2006) usia

seorang wanita pada saat hamil

sebaiknya tidak terlalu muda dan tidak

terlalu tua. Umur yang kurang dari 20

tahun atau lebih dari 35 tahun,

berisiko tinggi untuk melahirkan.

Kesiapan seorang perempuan untuk

hamil harus siap fisik, emosi,

psikologi, sosial dan ekonomi. Wanita

hamil kurang dari 20 tahun dapat

merugikan kesehatan ibu maupun

pertumbuhan dan perkembangan janin

karena belum matangnya alat

reproduksi untuk hamil. Manuaba

(2007), juga menambahkan bahwa

kehamilan remaja dengan usia

dibawah 20 tahun mempunyai risiko:

Page 7: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

7

Sering mengalami anemia, Gangguan

tumbuh kembang janin, Keguguran,

prematuritas atau BBLR, Gangguan

persalinan, Preeklampsi, Perdarahan

antepartum. Dalam kondisi ini, wanita

harus lebih banyak mengetahui

tentang pengetahuan kehamilan,

sehingga para ibu akan lebih

mengetahui tentang umur kehamilan

yang paling aman dan dapat mencegah

resiko kejadian yang tidak diinginkan

saat hamil atau melahirkan, apabila

ibu menikah disaat muda, kehamilan

dapat di cegah dengan menggunakan

KB, maka ibu harus menunggu sampai

umur ibu benar-benar siap untuk hamil

ataupun melahirkan.

Usia Perkawinan Dini

Pernikahan usia muda adalah

pernikahan yang dilakukan oleh

sepasang laki-laki dan perempuan

remaja. Maka dari itu WHO

menetapkan batasan remaja usia 10-20

tahun. Dengan demikian dari segi

program pelayanan, definisi remaja

yang digunakan oleh Departemen

Kesehatan adalah mereka yang berusia

10-19 tahun dan belum kawin

sementara itu, menurut BKKBN

(Direktorat Remaja dan Perlindungan

Hak Reproduksi) batasan usia remaja

adalah 10-21 tahun (Intan, K., &

Iwan, A. 2012). Sehingga dapat

dikatakan Usia pernikahan dini yaitu

usia dibawah 20 tahun yang

melakukan pernikahan dini.

Berdasarkan dalam temuan

lapangan usia perkawinan dini dapat

diketahui dari pengelompokan usia

perkawinan dini sebanyak 55 orang,

yaitu usia pernikahan dini mayoritas

usia 18 tahun sebanyak 19 (34,5%)

responden. Sedangkan usia termuda

adalah 15 tahun sebanyak 4 (7,3%)

responden pernikahan dini. Di zaman

modern ini, seharusnya pernikahan

dini tidak terjadi, di karenakan

pendidikan saat ini sudah berkembang

pesat, seharusnya para remaja

meneruskan pendidikannya ke

tingkatan yang lebih tinggi, sehingga

akan membawa para remaja lebih

banyak pengetahuan, lebih

berpendidikan, lebih memiliki banyak

teman dan dapat menjalani masa

remaja sesuai dengan umurnya, pada

saat remaja sudah waktunya untuk

Page 8: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

8

menikah, remaja memiliki banyak

persiapan dalam berumah tangga, siap

dalam masa hamil dan melahirkan

serta memiliki kematangan terhadap

emosionalnya.

Terajadinya pernikahan dini

telah di pengaruhi oleh beberapa

faktor (Intan, K., & Iwan, A.

2012),faktor sosial budaya, faktor

desakan ekonomi, faktor tingkat

pendidikan, sulit mendapat pekerjaan,

media massagencarnya ekspos seks di

media massa menyebabkan remaja

modern kian permisif terhadap seks,

agama, pandangan dan kepercayaan.

Terjadinya pernikahan di

bawah 20 tahun mengakibatkat resiko

tinggi angka kematian ibu dikarenakan

alat reproduksi pada remaja belum

matang. Menurut Depkes RI (2005),

Perempuan yang menikah dibawah

umur 20 tahun mempunyai resiko

terhadap alat reproduksinya karena

pada masa remaja ini, alat

reproduksinya belum matang untuk

melakukan fungsinya.

Menurut BKKBN (2010),

terjadinya pernikahan dini memiliki

dampak kesakitan dan kematian yang

mana timbul selama proses kehamilan

dan persalinan, antara lain: Resiko

yang terjadi selama proses kehamilan

adalah: keguguran, preeklampsia,

infeksi, anemia, kanker rahim,

kematian bayi. Sedangkan resiko pada

persalinan, melahirkan mempunyai

resiko kematian bagi semua

perempuan. Bagi seorang perempuan

yang melahirkan kurang dari usia 20

tahun dimana secara fisik belum

mencapai kematanngan maka

resikonya akan semakin tinggi. Resiko

yang mungkin terjadi yaitu bayi

Prematur, timbulnya kesulitan

persalinan yang dapat di sebabkan

karena faktor dari ibu, bayi dan proses

persalinan, BBLR (berat bayi lahir

rendah), kematian bayi, kelainan

bawaan.

Pernikahan dini yang masih

sangat tinggi akan mengakibat para

remaja perempuan terancam

mengalami kematian. Selain itu

pernikahan dini juga akan

mengakibatkan para remaja malas

untuk melanjutkan pendidikan, karena

mereka akan berfikir dengan menikah

Page 9: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

9

mereka sudah terpenuhi keputuhan

psikis dan biologis.

Kejadian AKI

Resiko angka kematian ibu

pada usia di bawah 20 tahun memiliki

resiko kematian 2-5 kali lebih tinggi

dari pada usia 20-29 tahun dan resiko

kematian pernikahan dini meningkat

kembali pada usia 30-35 tahun.

Menurut Riskesdas didalam BKKBN

(2010), permasalah kesehatan pada

perempuan berawal dari masih

tingginya usia perkawinan pertama

dibawah 20 tahun (4,8%) pada usia

10-14 tahun, 41,9% pada usia 15-19

tahun). Berdasarkan temuan lapangan

kejadian angka kematian ibu di

temukan meninggal 2 (0.65%) dari

responden kejadian AKI dan tidak

meninggal 308 (99,35) dari responden

kejadian AKI. Namun dalam

penelitian dilapangan data yang di

peroleh umur responden yang

meninggal usia 28-29 tahun.

Responden meninggal dikarenakan

Replace dan HPP (hemorrhagic post

partum) yang mengakibatkan wanita

hamil mengalami kematian. Faktor

yang mengakibatkan post partum,

Regangan rahim yang berlebihan

karena gemeli, polihidroamnion, atau

anak terlalu besar, kelelahan karena

persalinan lama atau persalinan lama,

ibu dengan keadaan umum yang jelek,

anemis, atau menderita penyakit

menahun, mioma uteri yang

mengganggu kontraksi rahim, infeksi

intrauterin (korioamnionitis), ada

riwayat pernah atonia uteri

sebelumnya, umur yang terlalu muda /

tua, prioritas sering di jumpai pada

multipara dan grande mutipara, faktor

sosial ekonomi yaitu malnutrisi.

(Prawirohardjo S, 2002).

Sedangkan pada usia

pernikahan dini tidak ada yang

meninggal, mungkin faktor ini

dikarenakan adanya penyuluhan

kesehatan di setiap desa, sehingga para

ibu muda mengetahui pentingnya

kesehatan baik untuk dirinya maupun

bayinya, faktor lain dimungkinkan

karena status gizi yang baik, kebiasaan

hidup yang sehat, lingkungan yang

baik dan pelayanan kesehatan seperti

upaya KIA dan KB, upaya pencegahan

dan pemberantasan penyakit menular.

Page 10: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

10

Hubungan Perkawinan Usia Dini

dengan Prevalensi AKI

Dari tabel 5.4 menjelaskan

bahwa, dari 310 responden usia

pernikahan dini yang meninggal 0

(0%) responden perkawinan usia dini

dan yang tidak meninggal 55 (100%)

responden perkawinan usia dini.

Sedangkan pada usia bukan

pernikahan dini yang meninggal 2

(8%) responden bukan pernikahan dini

dan yang tidak meninggal 253 (99,2%)

responden bukan pernikahan dini. Dari

hasil ini dapat dilihat bahwa tidak

adanya hubungan yang terlihat antar

keduanya. Sehingga usia perkawinan

dini tidak dipengaruhi oleh prevalensi

angka kematian ibu.

Hal ini ditunjang dengan hasil

Uji statistik menunjukan bahwa, hasil

analisis hubungan perkawinan dini

dengan prevalensi AKI menggunakan

uji chie square diperoleh ρ value =

1,000; α 0,05, dengan artian bahwa,

tidak adanya hubungan antara usia

perkawinan dini dengan prevalensi

angka kematian ibu di Kecamatan

Silo, Kabupaten Jember. Menurut

Wakil Menteri Kesehatan, Ali Gufron

mengatakan, Angka kematian ibu

dapat dicegah, apabila dilakukan

dengan benar, seperti: melakukan

program GSI (Gerakan Sayang Ibu),

suami SIAGA (Siap Antar dan Jaga),

program P4K (Perencanaan Persalinan

dan Pencegahan Komplikasi) dan

melaksanakan pembentukan kelas ibu

hamil di puskesmas, perbaikan

pelayanan kesehatan, melakukan

kebiasaan hidup yang sehat, perbaikan

gizi, upaya KIA dan KB, program safe

motherhood program ini dilakukan

setelah ibu sesudah melahirkan.

KESIMPULAN

Berdasarkan data yang diperoleh

dari hasil penelitian sebagaimana telah

diuraikan dalam bab v, maka dapat

disimpulkan sebagai berikut:

1. Mayoritas masyarakat di Wilayah

Kerja Puskesmas Silo 2 di Desa

Pace dan Desa Karangharjo,

Kecamatan Silo melakukan

pernikahan di usia ideal yaitu

antara 20-30 tahun, sedangkan

penikahan dini sebanyak 17,74%

responden.

Page 11: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

11

2. Angka kejadian kematian ibu di

Wilayah Kerja Puskesmas Silo 2

di Desa Pace dan Desa

Karangharjo, Kecamatan Silo

pada tahun 2012 adalah 0,65%

seluruh dari responden.

3. Tidak ada hubungan pernikahan

dini dengan prevalensi angka

kematian ibu di Wilayah Kerja

Puskesmas Silo 2 di Desa Pace

dan Desa Karangharjo,

Kecamatan Silo, Kabupaten

Jember.

SARAN

Berdasarkan hasil penelitian

dan kesimpulan, maka peneliti

memberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi masyarakat

Hendaknya tokoh masyarakat

remaja tetap menghindari

menikah di usia dini dan tetap

melanjutkan pendidikannya.

2. Bagi instansi kesehatan

Puskesmas sebagai pusat

kesehatan masyarakat harusnya

lebih bertanggung jawab dan

selalu memberikan penyuluhan

kepada masyarakat, agar

masyarakat lebih mengetahui

tentang pentingnya kesehatan.

3. Bagi peneliti

Dengan kesadaran penuh,

hendaknya peneliti lebih

menyempurnakan dalam hal

penulisan sesuai dengan ejaan

yang disempurnakan agar

pembaca lebih dapat memahami

isi penelitian ini, terlebih dapat

digunakan sebagai acuan

peneliti dalam melakukan

penelitian-penelitian

selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional. (2010).

Survei kesehatan reproduksi

indonesia. Jakarta: Badan

Koordinasi Keluarga Berencana

Nasional.

Depkes RI. (2005) , Resiko Pada

Kehamilan Usia Dini, Dirjen

Bina Kepustakaan Masyarakat.

Intan, K., & Iwan, A. (2012).

Kesehatan reproduksi. Jakarta:

Salemba Medika.

Page 12: HUBUNGAN PERKAWINAN USIA DINI DENGAN PREVALENSI …

12

Imron., (2006). Resiko

pernikahan/perkawinan usia

dini,

http://www.anakunhas.com/akib

at-pernikahan-dini.htm diperoleh

tanggal 14 maret 2014.

Manuaba, IBG. (2007). Ilmu

Kebidanan, Penyakit

Kandungan dan Keluarga

Berencana untuk Pendidikan

Bidan. Jakarta : EGC.

Prawirohardjo S. (2002). Perdarahan

Pasca Persalinan. Dalam : Buku

Acuan Nasional Pelayanan

Kesehatan Maternal dan

Neonatal. Jakarta : YBP-SP.

Ruswana. (2006).

http://medicastore.com/penyakit/

569/Kehamilan_Resiko_Ting

gi.html diperoleh tanggal 1 juli

2014.