hubungan persepsi dan sikap siswa kelas ii pada mata...
TRANSCRIPT
i
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA
MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS BANTUL
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Ganis Achun Laarde
NIM: 131134144
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C)lehi
Desember 2016
Tanggal 13]Desember 2016
SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS H PADA
mTA PELAJARAN PKm DISD KANISIUS BANTUL
YOGYAKARTA
Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A.
彙■1■募毅母婆異豪II「L要III童「:営11]塁霧IRI:ち≧11≦壁雲糞亀曇遣塾≧11111壽
卜[.Hum_ Tal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS H PADA
PIATA PELAJARAN PKn DISD KANISIUS BANTUL
YOGYAKARTA
E》ipersiapkan dan disusun olehi
Ganls Achun Laarde
NI〕I:131134144
Telah dipertahankan di depan panitia penguJl
pada tanggal 13 Januari 2017
dan dinyatakan telah memenuhi syarat.
Susunan Panitia Pentti l
Nama
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Anggota III
Yogyakarta,iS Jcavluqf i 9o1?
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ilmiah ini Penulis persembahkan kepada:
1. Allah S. W. T, sumber kekuatan dan sahabat sejatiku.
2. Kedua orang tuaku Alm. Sumarno dan Watimah S.Pd yang senantiasa
memberikan kasih sayang dan ketulusan.
3. Kakakku Ganes May Laardo dan Ria Eka Meyda S. yang memberiku
semangat.
4. Andika Widyantoro yang selalu memberikan semangat.
5. Sahabat-sahabatku yang bersama berjuang, sebagai penyemangat dan
penghiburku.
6. Universitas Sanata Dharma almamaterku yang kubanggakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
Kalahkan rasa malasmu, sebab rasa malas akan menghambat
kesuksesanmu. Suksesmu ada di tanganmu bukan berada di tangan
orang lain.
(Ganis Achun Laarde)
Tidak ada orang bejo, yang ada adalah orang yang mau belajar,
berusaha, pantang menyerah, dan berdoa. (Ganis Achun Laarde)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya mcnyatakan dcngan scsungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
mernutt karya ttau bagian karya orang lain,kecudi yang telah disebutkan ddam
da■ar kutipan dan da■ ar rcfercnsi scbagdmana layaknya karya ilmiah。
Yogyakarta, 13 J anuan 2017
Ganis Achun Laarde
V:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAII PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Ganis Achun Laarde
NomorMahasiswa :13L134144
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
*IIUBTINGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA MATA
PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS BANTUL YOGYAKARTA", beserta
perangkat yang diperlukan (bila ada).
Dengan demikian saya berikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma
untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari
saya maupun memberikan royalti kepada saya selam a tetap mencantumkan namaa
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 13 J anuan 2017
Yang menyatakan,
MGanis Achun Laarde
V‖
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
Laarde, Ganis Achun. (2017). Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II
Pada Mata Pelajaran PKn Di SD Kanisius Bantul
Yogyakarta.Skripsi.Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma.
Latar belakang penelitian ini adalah keprihatinan terhadap semakin buruknya
persepsi siswa dimana persepsi tersebut dapat mempengaruhi sikap siswa
terhadap mata pelajaran PKn. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius
Bantul Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2016/2017.
Penelitian ini menggunakan desain penelitian Factorial Design.Populasi
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IISD Kanisius Bantul Yogyakartayaitu
sebanyak 30 siswa.Sampel penelitian ini terdiri dari 30 siswa kelas II.Treatment
yang diterapkan di kelompok tersebut adalah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Dalam pembelajaran menggunakan Problem Based Learning
(PBL)ada 5 langkah yaituorientasi, mengorganisasi, membimbing penyelidikan,
mengembangkan dan menyajikan hasil karya, menganalisis dan mengevaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa : terdapat hubungan antara persepsi
siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap
siswa pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditunjukkan dengan harga Sig (2-
tailed) sebesar 0,000 (p < 0,05); Pearson correlation= 0,638 N=60. Termasuk
hubungan korelasi yang kuat karena 0,638 berada pada rentang 0,60-0,799.
Kata kunci: persepsi siswa, sikap siswa, model pembelajaran PBL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRAK
Laarde, Ganis Achun. (2017). Correlation of The Perception and Attitude of 2rd
Grade on Civic Education in Kanisius Bantul School Yogyakarta. Thesis.
Yogyakarta: Department of Elementary School Teacher Education,
University of Sanata Dharma.
The background of this research was concern over the deterioration of
students 'perceptions of where these perceptions can influence students' attitudes
toward the subjects Civics Education. The purpose of this study was to determine
the relationship of class II student perception towards learning model Problem
Based Learning (PBL) with the attitude of students in the Civics Education in
Kanisius Bantul School Yogyakarta in odd semester of 2016/2017 academic year.
This study research design Factorial Design. Populasi this research is all
class student II Kanisius Bantul School Yogyakarta was 30 students. Sampel this
study consisted of 30 students of class II as a group. Treatment applied in the
group was learning model Problem Based Learning (PBL ). In learning to use the
Problem Based Learning (PBL) there are 5 steps were orientation, organizing,
guiding investigations, develop and present work, analyzing and evaluating.
The results showed that: there is a relationship between students'
perception of the learning model Problem Based Learning (PBL) with the attitude
of students in the Civics Education. This is shown by the price of Sig (2-tailed) of
0.000 (p <0.05); Pearson correlation = 0.638 N = 60. Including a strong
correlation for 0.638 were in the range 0.60 to 0.799.
Keywords: Student’s Perception, Student’s Attitude, Problem Based Learning
(PBL)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar dan tepat waktu.
Skripsi yang berjudul “HUBUNGAN PERSEPSI SISWA KELAS II
TERHADAP MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING
(PBL) DENGAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN PKn DI SD
KANISIUS BANTUL” disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat
bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, peneliti mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta
3. Apri Damai Sagita Krissandi,. S.S., M.Pd. selaku Wakil Ketua Program Studi
Pendidikan Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Paulus Wahana, M.Hum. selaku Dosen Pembimbing I yang
membimbing kami dengan penuh bijaksana dan sabar.
5. Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. selaku Dosen Pembimbing II yang
membimbing kami dengan penuh kesabaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
6. Ch Winarsih, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Kanisius Bantul Yogyakarta
yang telah memberikan ijin melakukan penelitian.
7. Ratna Kuntari Ningrum, S.Pd. selaku guru mitra yang telah membantu
pelaksanaan penelitian, sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
8. Siswa kelas II SD Kanisius Bantul Yogyakarta tahun ajaran 2016/2017 yang
telah bersedia terlibat dalam penelitian.
9. Sekretariat PGSD Universitas sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu proses perijinan penelitian skripsi.
10. Ayahku Alm. Sumarno yang selalu memberikan doa dan kasih sayangnya
dari surga.
11. Ibu Watimah, S.Pd yang dengan sabar selalu menyertai perjuanganku berupa
doa, kasih sayang, perhatian, nasihat, dan materi.
12. Kakakku terkasih Ganes May Laardo, A.Md.yang selalu menyemangati dan
mendukungku dalam doa.
13. Kakakku iparku, Ria Eka Meyda S., S.Pd yang senantiasa memberi doa dan
dukungan semangat.
14. Ponakanku, Mehdion Adillio Avicenna yang menjadi penyemangatku.
15. Andika Widyantoro yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan doa.
16. Sahabat-sahabatku Cicil, Achichi, Vero, Vera, Lola, Listi, Nindi, Martha,
Elwita, Damai, dan Gemma yang selalu mendukungku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
17. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu namun telah
banyak membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna karena keterbatasan
kemampuan peneliti. Segala kritik dan saran yang membangun akan peneliti
terima dengan senang hati. Peneliti berharap, semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi dunia pendidikan dan para pembaca.
Peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... iv
HALAMAN MOTTO ...................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .......................................................... vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................ vii
ABSTRAK ....................................................................................................... viii
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR ..................................................................................... x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xix
DAFTAR GRAFIK .......................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xxi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1
1.2 Batasan Masalah................................................................... 6
1.3 Rumusan Masalah ................................................................ 6
1.4 Tujuan Penelitian ................................................................. 6
1.5 Manfaat Penelitian ............................................................... 6
1.6 Definisi Operasional............................................................. 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Pustaka .................................................................. 11
2.1.1 Persepsi Siswa .................................................................. 11
2.1.1.1 Pengertian Persepsi .......................................................... 11
2.1.1.2 Sifat-Sifat Persepsi ........................................................... 12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2.1.1.3 Syarat Terjadinya Persepsi ............................................... 13
2.1.1.4 Jenis-Jenis Persepsi .......................................................... 14
2.1.1.5 Indikator Persepsi ............................................................. 15
2.1.2 Sikap Siswa ...................................................................... 16
2.1.2.1 Pengertian Sikap ............................................................... 16
2.1.2.2 Karakterisitik Sikap .......................................................... 17
2.1.2.3 Faktor Pembentukan Sikap ............................................... 18
2.1.2.4 Indikator Sikap ................................................................. 19
2.1.3 Problem Based Learning (PBL) ....................................... 20
2.1.3.1 Pengertian PBL ................................................................ 20
2.1.3.2 Tujuan PBL ...................................................................... 21
2.1.3.3 Ciri-Ciri PBL .................................................................... 22
2.1.3.4 Prinsip-Prinsip PBL ......................................................... 22
2.1.3.5 Langkah-Langkah PBL .................................................... 24
2.1.4 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) .................. 26
2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) ............. 26
2.1.4.2 Faktor Yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn ............. 28
2.1.4.3 Pembelajaran PKn Di Sekolah Dasar ............................... 29
2.1.5 Materi Kelas II Membiasakan Hidup Bergotong Royong . 30
2.2 Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan ........................... 31
2.2.1 Literatur Map ....................................................................... 34
2.3 Kerangka Berpikir ............................................................... 35
2.4 Hipotesis Penelitian ............................................................. 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .................................................................... 38
3.2 Setting Penelitian ................................................................ 39
3.2.1 Lokasi Penelitian ............................................................... 39
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................. 40
3.3 Populasi dan Sampel ........................................................... 40
3.4 Variabel penelitian .............................................................. 41
3.5 Teknik Pengumpulan Data .................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
3.6 Instrumen Penelitian ........................................................... 45
3.7 Teknik Pengujian Instrumen ............................................... 54
3.7.1 Validitas Instrumen ............................................................. 54
3.7.2 Reliabilitas .......................................................................... 57
3.8 Teknik Analisi Data ............................................................ 65
3.8.1 Uji Prasyarat .................................................................... 66
3.8.1.1 Uji Normalitas Data ........................................................ 66
3.8.1.2 Uji Homogenitas .............................................................. 67
3.8.1.3 Uji Linearitas ................................................................... 68
3.8.2 Uji Hipotesis .................................................................... 68
3.8.2.1 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ................................ 68
3.8.3 Analisis Tambahan .......................................................... 70
3.8.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembela
lajaran PBL dengan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran
PKn ................................................................................... 70
3.8.3.2 Uji Kenaikan Skor pretest ke posttest ............................. 71
3.8.3.3 Dampak Perlakuan Siswa ................................................ 72
3.8.3.5 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................ 74
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian .................................................................... 75
4.1.1 Implementasi Penelitian .................................................... 75
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian .......................................... 75
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran ............................ 76
4.2 Hasil Uji Hipotesis ............................................................ 79
4.2.1 Uji Prasyarat .................................................................... 80
4.2.1.1 Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembela
jaran PBL ........................................................................ 80
4.2.1.2 Uji Normalitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ... 82
4.2.1.3 Uji Homogenitas Persepsi Siswa ..................................... 84
4.2.1.4 Uji Homogenitas Sikap Siswa ......................................... 85
4.2.1.5 Uji Linearitas ................................................................... 86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
4.2.2 Uji Hipotesis .................................................................... 88
4.2.2.1 Uji Hipotesis Korelatif ..................................................... 88
4.2.3 Analisis Tambahan ......................................................... 89
4.2.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembela
jaran PBL ........................................................................ 89
4.2.3.2 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn .... 91
4.2.3.3 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa
Terhadap Model Pembelajaran PBL ............................... 93
4.2.3.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke PosttestSikap Siswa Pada
Mata Pelajaran PKn ......................................................... 96
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 99
4.3.1 Pembahasan Uji Hipotesis ............................................... 99
4.3.1.1 Hubungan Antara Persepsi Siswa Dengan Sikap Siswa .. 99
4.3.2 Pembahasan Analisis Tambahan ..................................... 100
4.3.2.1 Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran PKn
yang Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional
dengan PBL ..................................................................... 100
4.3.2.2 Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PKn
yang Menggunakan Model Pembelajaran Konvensional
dengan PBL ..................................................................... 103
4.3.3 Dampak Perlakuan Siswa ................................................ 106
4.3.3.1 Proses Belajar .................................................................. 106
4.3.3.2 Hasil Belajar .................................................................... 112
4.3.3.3 Pembahasan Lebih Lanjut ................................................ 114
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan .......................................................................... 117
5.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................... 118
5.3 Saran ...................................................................................... 118
DAFTAR REFERENSI ............................................................... 120
LAMPIRAN ................................................................................ 124
CURRICULUM VITAE ................................................................ 188
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tebel 2.1 Sintaks atau Langkah-langkah PBL ........................................... 25
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data ......................................................... 40
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner....................................................................... 44
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pembelajaran ............................................................. 46
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .......................... 48
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata
Pelajaran PKn ............................................................................. 51
Tabel 3.6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .......................... 53
Tabel 3.7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn ............................................................................. 53
Tabel 3.8 Kriteria koefisien reliabilitas ..................................................... 60
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas presepsi siswa terhadap model
pembelajaran Problem Based Learning ..................................... 61
Tabel 3.10 Validasi setiap Indikator ............................................................. 62
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Terhadap PKn ........................ 63
Tabel 3.12 Validasi setiap Indikator ............................................................. 64
Tabel 3.13 Tabel Kualifikasi Koefisien Korelasi .......................................... 64
Tabel 3.14 Tabel Reliabilitas Prespsi Siswa Terhadap Model
Pembelajaran Problem Based Learning ...................................... 65
Tabel 3.15 Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn... 65
Tabel 3.16 Kategori Koefisien Korelasi ........................................................ 70
Tabel 3.17 Pedoman Wawancara Siswa........................................................ 73
Tabel 3.18 Pedoman Wawancara Guru ........................................................ 73
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) .......................... 81
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas terhadap Sikap Siswa ............................... 83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas terhadap persepsi siswa ........................... 84
Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas terhadap sikap siswa ............................... 85
Tabel 4.5 Hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap model
pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran
PKn .............................................................................................. 86
Tabel 4.6 Uji Korelasi Posttest Persepsi Siswa-Posttest Sikap Siswa ........ 88
Tabel 4.7 Kategori Koefisien Korelasi ........................................................ 89
Tabel 4.8 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran
PBL.............................................................................................. 90
Tabel 4.9 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn .............. 92
Tabel 4.10 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa .............. 94
Tabel 4.11 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Persepsi
Siswa .......................................................................................... 95
Tabel 4.12 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa .................. 97
Tabel 4.13 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Bagan Syarat Terjadinya Persepsi .............................................. 13
Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan ....................................... 34
Gambar 3.1 Variabel Penelitian .................................................................... 42
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Hasil Uji Linearitas .................................. 87
Gambar 4.2 Grafik Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest
Persepsi Siswa Kelompok Eksperimen ................................. 91
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest Sikap
Siswa Kelompok Eksperimen ................................................ 93
Gambar 4.4 Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Persepsi
Siswa ...................................................................................... 96
Gambar 4.6 Grafik Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa .. 98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian .............................................................. 125
Lampiran 3.3 Expert Judgement ................................................................. 128
Lampiran 3.4 Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa ............................... 130
Lampiran 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa .................. 132
Lampiran 3.6 Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa .................................... 135
Lampiran 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Siswa ...................... 136
Lampiran 4.1 Silabus Kelompok Eksperimen ............................................ 122
Lampiran 4.2 RPP Kelompok Eksperimen ................................................. 126
Lampiran 4.3 Soal ....................................................................................... 157
Lampiran 4.4 Nilai Pretest Persepsi Siswa .................................................. 160
Lampiran 4.5 Nilai Posttest Persepsi Siswa ................................................. 161
Lampiran 4.6 Nilai Pretest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ............ 162
Lampiran 4.7 Nilai Posttest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn .......... 163
Lampiran 4.8 Uji Normalitas Pretest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa ...... 164
Lampiran 4.9 Uji Normalitas Posttest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa .... 165
Lampiran 4.10 Uji Normalitas Selisih Skor Pretest ke Posttest Persepsi
Siswa dan Sikap Siswa ......................................................... 166
Lampiran 4.11 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Model
Pembeajaran PBL ................................................................. 167
Lampiran 4.12 Uji Homogenitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn .... 168
Lampiran 4.13 Uji Linearitas ........................................................................ 169
Lampiran 4.14 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model
Pembelajaran PBL ................................................................ 171
Lampiran 4.15 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn ......... 172
Lampiran 4.16 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa
Terhadap Model Pembelajaran PBL dan Sikap Siswa Pada
Mata Pelajaran PKn .............................................................. 173
Lampiran 4.17 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan) ..................................... 174
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxii
Lampiran 4.18 Transkirp Wawancara Siswa ................................................ 175
Lampiran 4.19 Transkirp Wawancara Guru ................................................. 181
Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran ........................................ 183
Lampiran 5.2 Surat Ijin Penelitian ............................................................... 185
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam bab ini terdapat enam hal yang akan dibahas oleh peneliti. Enam
hal yang dibahas dalam bagian pendahuluan adalah latar belakang masalah,
batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan
definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah suatu bagian yang tidak dapat terpisah dari kehidupan
manusia sebab pendidikan merupakan wadah yang dapat membantu seseorang
untuk mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Kesejahteraan suatu
bangsa sangat bergantung pada tingkat pendidikan dari rakyatnya. Menurut
Zamroni (dalam Elmubarok, 2009: 3) pendidikan adalah suatu proses yang
menanamkan dan mengembangkan pada diri peserta didik pengetahuan dan
tentang hidup, sikap dalam hidup agar kelak ia dapat membedakan mana yang
benar dan mana yang salah, yang baik dan yang buruk, sehingga kehadirannya
dalam masyarakat dapat bermakna dan berfungsi secara optimal. Hal yang sama
juga diungkapkan oleh Freire (dalam Yunus, 2004: 49) pendidikan berusaha
mengarahkan tujuan pendidikan sebagai usaha untuk menghumanisasi diri dan
sesama, yaitu melalui tindakan sadar untuk dapat merubah dunia. Dari pandangan
tokoh Indonesia Ki Hajar Dewantara (dalam Elmubarok, 2009: 2)
mengungkapkan jika pendidikan merupakan daya upaya untuk memajukan
pertumbuhan nilai moral, pikiran, dan tubuh anak antara yang satu dengan lainnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
saling berhubungan agar dapat memajukan kesempurnaan hidup, yaitu
keselarasan antara kehidupan dan penghidupan anak-anak yang kita didik.
Dilihat dari kenyataan yang terjadi di Indonesia, pendidikan yang
mengarah pada kesadaran akan nilai belum terarah dengan baik dalam proses
pembelajaran. Pembelajaran di Indonesia masih menekankan dalam ketercapaian
aspek kognitifnya saja sedangkan aspek yang lain seperti aspek sikap atau afektif
masih belum ditekankan sebab dirasa belum penting oleh kalangan pendidik.
Siswa dalam proses pembelajarannya hanya diberikan oleh berbagai macam
pengetahuan, mereka hanya ditumbuhkan dengan pengetahuannya saja. Para
pendidik atau guru sering beranggapan jika siswa mampu mengingat dan
memahami materi yang diberikan dengan baik maka proses pendidikan telah
dianggap berhasil. Namun, pada kenyataannya proses pendidikan seharusnya
tidak selalu hanya bertumpu pada aspek kognitif tetapi juga pada aspek-aspek
sikap.
Pembelajaran merupakan program yang dirancang untuk menggali potensi
dan pengalaman belajar peserta didik agar mampu memenuhi pencapaian
kompetensi tertentu. Pembelajaran yang baik mengarah pada pembelajaran yang
efektif yaitu suatu pembelajaran dengan melaksanakan beberapa langkah dengan
menggunakan satu atau lebih metode pembelajaran yang berkaitan dengan tujuan
yang akan kita capai. Pembelajaran yang dilaksanakan dapat memberdayakan
potensi peserta didik, yang berpusat pada peserta didik, mengembangkan
kreatifitas peserta didik, menciptakan kondisi yang menyenangkan dan
menantang. Dengan peran sentral yang di embannya, guru dituntut tak sekedar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
memberikan pelajaran secara rutin. Tetapi lebih dari itu dituntut mempunyai
kemampuan memberikan variasi pembelajaran yang menarik bagi peserta didik.
Pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang menanamkan konsep pada
peserta didik dengan matang dan benar, sehingga peserta didik dapat menguasai
materi yang disampaikan oleh guru secara utuh dan benar. Tingkat penguasaan
peserta didik biasa dinyatakan dengan hasil nilai yang diperoleh peserta didik
pada akhir pembelajaran (tes formatif).
Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) adalah salah satu
mata pelajaran yang wajib di sekolah dasar. Di sekolah dasar banyak ditemui
pembelajaran PKn yang mana dalam pembelajaran tersebut siswa hanya diuntut
untuk dapat mengahafal materi saja. Siswa hanya diminta untuk memerhatikan
guru, mencatat hal-hal penting saat proses pembelajaran berlangsung, dan
mengerjakan soal. PKn belum banyak melahirkan kemampuan siswa untuk
berpikir kritis terhadap kegiatan yang ada di lingkungan sekitarnya seperti
kegiatan gotong royong. Selain itu juga belum banyak melahirkan pengalaman
sikap dan keterampilan yang baru bagi siswa. Hal ini terjadi karena Pendidikan
Kewarganegaraan saat ini cenderung hanya mengajarkan pada nilai-nilai moral
Pancasila. Mata pelajaran PKn juga sering dianggap membosankan karena
materinya hanya hafalan saja dan materinya banyak serta waktu yang diperlukan
terbatas. Padahal seharusnya PKn adalah salah satu tempat bagi siswa
mendapatkan pendidikan nilai, seperi nilai dalam bergotong royong. Melalui
pendidikan kewarganegaran 3 ranah yang berupa aspek kognitif, aspek afektif,
dan aspek psikomotorik diharapkan dapat tercapai sebab pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kewarganegaraan tidak hanya berkaitan dengan aspek kognitif saja tetapi juga
berkaitan dengan aspek afektif dan aspek psikomotorik. Selain itu, pendidikan
kewarganegaraan memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan karakter bangsa.
Pentingnya pendidikan karakter yang mengajarkan tentang kebaikan sehingga
seseorang mampu membedakan antara sikap yang baik dan sikap yang buruk.
Dari hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan oleh peneliti terdapat
masalah dari model pembelajaran yang digunakan SD Kanisius Bantul.SD
Kanisius Bantul menggunakan model pembelajaran PPR (Paradigma Pedagogi
Reflektif) namun pada kenyataannya SD tersebut tidak menerapkan tahapan-
tahapan dari model pembelajaran PPR dengan baik. Dalam model pembelajaran
PPR terdapat refleksi dan aksi namun guru tidak melakukan refleksi di akhir
pembelajaran. Dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru hanya
memberikan metode ceramah dimana metode tersebut akan membuat siswa cepat
merasa jenuh, malas dan mengantuk saat mengikuti pelajaran. Selain itu
berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti, permasalahan pada persepsi
yang dialami oleh siswa ini sebesar 83% siswa (25 dari 30 siswa) menganggap
bahwa mata pelajaran PKn tidak bermanfaat dan tidak penting dikarenakan ketika
dalam proses pembelajaran yang dilakukan guru hanya memberikan metode
ceramah dimana metode tersebut akan membuat siswa cepat merasa jenuh, malas
dan mengantuk saat mengikuti pelajaran. Persepsi seorang anak menjadi tidak
baik terhadap model pembelajaran yang digunakan pada mata pelajaran PKn.
Siswa berfikir jika mata pelajaran PKn itu adalah mata pelajaran yang tidak
penting dan tidak memiliki manfaat bagi anak dalam kehidupannya sehari-hari.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Persepsi anak saat diajar oleh guru menggunakan model pembelajaran yang
konvensional ada mengarah pada persepsi negatif. Hal tersebut terlihat dari
ekspresi wajah anak yang tidak bersemangat ketika mendapatkan pembelajaran
PKn dengan menggunakan model pembelajaran seperti biasanya. Persepsi yang
terbentuk dalam diri anak akan mempengaruhi sikap anak. Permasalahan tersebut
menyebabkan terjadinya permasalahan pada sikap siswa terlihat 86% siswa (26
dari 30 siswa) menjadi kesulitan untuk mengerti nilai apa yang disampaikan pada
setiap pembelajaran PKn. Dimana sikap menjadi tidak sesuai dengan tujuan yang
ada dalam pembelajaran PKn. Siswa menjadi malas saat mengikuti pembelajaran
hingga mereka berbincang-bincang dengan teman sebangkunya. Sikap siswa yang
terbentuk pun tidak terlihat aktif karena siswa hanya mendengarkan apa yang
dikatakan oleh guru dimana setelah mendengarkan siswa mencatatnya.
Berdasarkan hasil kuisioner pretest persepsi siswa pada indikator menyerap dan
mengamati yang telah dilakukan terlihat permasalahan dengan rerata skor 74.
Sedangkan permasalahan sikap dari hasil kuisioner dengan indikator kognitif,
konatif dan afektif terlihat permasalahan dengan rerata skor 73.
Pendidikan akan nilai dapat diajarkan dengan berbagai cara, salah satunya
yaitu dengan menggunakan Problem Based Learning (PBL). Tujuan dariProblem
Based Learning (PBL) adalah mengajak siswa untuk belajar dengan berpikir
kritis, mengajak siswa untuk dapat menambah wawasan, dan mengajak siswa
untuk berani menyampaikan pendapatnya mengenai masalah yang diperoleh dari
kehidupan sehari-hari. Dengan PBL ini pembelajaran tidak hanya membuat siswa
untuk belajar dengan cara mendengarkan penjelasan materi dari ceramah guru.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Tetapi, siswa mampu belajar sendiri dengan menemukan masalahnya sendiri
dengan guru hanya sebagai fasilitator dalam menganalisis masalah yang didapat.
PBL ini digunakan untuk menumbuhkan semangat belajar siswa, agar siswa dapat
mencari suasana baru, dan siswa dapat berlatih sedikit demi sedikit untuk berpikir
kritis ketika siswa mendapat masalah. Sehingga siswa memiliki persepsi yang
baik terhadap mata pelajaran PKn. Persepsi siswa akan mengarah ke persepsi
positif seperti siswa akan menganggap jika mata pelajaran PKn itu adalah mata
pelajaran yang penting dan menyenangkan. Dari hal tersebut sikap yang terbentuk
dalam diri siswa akan berubah menjadi sikap yang baik.
Dari permasalahan yang terjadi tersebut, maka peneliti akan menggunakan
model pembelajaran yang berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk
mengetahui tentang ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa tehadap model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn. Peneliti akan sangat menekankan tahapan-tahapan yang ada dalam
PBL.
Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti melakukan penelitian eksperimen
dengan judul “HUBUNGAN PERSEPSI DAN SIKAP SISWA KELAS II PADA
MATA PELAJARAN PKn DI SD KANISIUS BANTUL YOGYAKARTA”.
1.2Batasan Masalah
Penelitian ini hanya terbatas meneliti tentang hubungan persepsi siswa
kelas II terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan
sikap siswa pada mata pelajaran PKn kelas II SD Kanisius Bantul. Hubungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
yang dimaksud dalam penelitian ini adalah adanya hubungan persepsi dengan
sikap siswa dalam menggunakan model pembelajaran PBL (Problem Based
Learning). Pembelajaran PKn kelas II semester 1 ini dibatasi pada standar
kompetensi 1 yaitu membiasakan hidup bergotong royong. Hasil penelitian ini
hanya berlaku di SD Kanisius Bantul pada materi gotong royong.
1.3 Rumusan Masalah
1.3.1 Apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan PBL (Problem Based Learning)?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan pelaksanaan perbaikan pembelajaran melalui Penelitian Kuantitatif, yaitu:
1.4.1 Untuk mengetahui adanya hubungan antara persepsi siswa dengan sikap
siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model
pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based
Learning).
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak
diantaranya bagi siswa, guru, sekolah, dunia pengetahuan, pembaca, dan peneliti.
1.5.1 Bagi Siswa
Manfaat dari penelitian ini yang dapat diperoleh bagi siswa adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
a) agar siswa dapat memahami, mengahayati, dan melaksanakan gotong
royong melalui pembelajaran PKn di Sekolah Dasar.
b) siswa mendapatkan pengalaman beajar yang baru dan menyenangkan
dengan menggunakan metode yang digunakan.
1.5.2 Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru adalah
a) guru mendapat tambahan wawasan tentang model pembelajaran yang
baru untuk digunakan dalam pembelajaran bagi siswa .
b) guru mendapat inspirasi untuk membuat pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran lain yang berbeda dari metode
pembelajaran sebelumnya agar persepsi dan sikap anak terhadap mata
pelajaran PKn berubah.
1.5.3 Bagi Sekolah
Manfaat dari penelitian ini bagi sekolah adalah sekolah bisa mendapatkan
tambahan positif bagi kemajuan sekolah karena guru memperoleh
wawasan tentang model pembelajaran yang tepat untuk pembelajaran
yang dapat diterapkan di kelas dan mengubah persepsi serta sikap siswa
dalam mata pelajaran PKn tentang gotong royong.
1.5.4 Bagi IPTEK
Manfaat dari penelitian ini bagi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi adalah
penelitian ini sebagai referensi yang dapat digunakan untuk penelitian
lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
1.5.5 Bagi Pembaca
Manfaat dari penelitian ini bagi pembaca adalah memberikan
pengetahuan khususnya tentang adanya perubahan persepsi dan sikap
siswa mengenai pembelajaran PKn.
1.5.6 Bagi Peneliti
Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah untuk menambah
pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran
PBL (Problem Based Learning).Peneliti juga dapat mengetahui
implementasi pembelajaran yang menggunakan PBL (Problem Based
Learning).
1.6 Definisi Operasional
1.6.1 Persepsi adalah cara pandang terhadap sesuatu atau mengutarakan
pemahaman hasil olah daya pikir, artinya persepsi berkaitan dengan
faktor-faktor eksternal yang di respons melalui panca indra, daya ingat,
dan jiwa.
1.6.2 Sikap sebagai suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan yang
mencakup aspek kognitif, afektif, dan konatif.
1.6.3 PBL (Problem Based Learning) adalah seperangkat model
pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran
untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi, dan
penguatan diri.
1.6.4 PKn merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
terpaan moral yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
dan bagaimana gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan dengan
moral serta perilaku manusia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini berisi kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis
penelitian. Kajian teori membahas teori-teori yang mendukung dan beberapa
kajian penelitian yang relevan. Kerangka berpikir berisi pemikiran dan hipotesis
yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1. Persepsi Siswa
2.1.1.1 Pengertian Persepsi
Persepsi dapat diartikan juga sebagai proses pemahaman ataupun
pemberian maksud atas suatu informasi tehadap stimulus, stimulus didapat dari
proses penginderaan terhadap partisipan, peristiwa, atau hubungan-hubungan
antar gejala yang diproses oleh otak (Sumanto, 2014). Sedangkan menurut
Aditomo (2008) persepsi adalah tindakan menyusun informasi dari organ-organ
sensorik menjadi suatu keseluruhan yang bisa dipahami. Persepsi dapat
mempengaruhi perilaku seseorang, sebagai contoh adalah guru dengan muridnya.
Dengan demikian perlakuan guru dapat menimbulkan respon tertentu dari murid
terhadap guru tersebut. Akibatnya respon murid tersebut akan sama dengan
perlakuan guru tersebut. Persepsi menunjukkan bagaimana melihat, mendengar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
merasakan, mengecap, dan mencium dunia sekitar kita atau sesuatu yang dialami
manusia (Morgan, King, dan Robinson dalam Sumanto, 2014).
Berdasarkan pendapat para ahli di atas peneliti menyimpulkan jika
persepsi adalah suatu proses dalam memahami informasi yang ditujukan pada
stimulus, dimana stimulus diperoleh dari peginderaan yang individu tunjukkan
melalui melihat, mendengar, merasakan, mengecap, dan mencium dari adanya
suatu hubungan antar gejala yang terjadi atau suatu peristiwa yang diproses oleh
otak manusia.
2.1.1.2 Sifat-sifat persepsi
Omith 2008 ( dalam Kusumawati, 2010: 14-15) mengungkapkan bahwa
sifat-sifat persepsi dibagi menjadi 5 yaitu :
a) persepsi adalah pengalaman, dalam memaknai seseorang, partisipan atau
peristiwa, maka orang tersebut akan menginterprestasikan dengan
pengalaman masa lalu yang menyerupainya dan pengalaman akan menjadi
pembanding untuk mempersiapkan suatu makna.
b) persepsi adalah selektif, artinya seseorang melakukan seleksi pada hal-hal
yang diinginkannya dan mengabaikan yang lain.
c) persepsi adalah penyimpulan, artinya mempersepsi makna adalah melompat
pada suatu kesimpulan yang tidak sepenuhnya didasarkan atas data
sesungguhnya, tetapi berdasarkan penangkapan indera yang terbatas.
d) persepsi tidak akurat, artinya setiap persepsi yang dilakukan seseorang
mengandug kesalahan tertentu yang disebabkan oleh pengalaman masa lalu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
e) persepsi adalah evaluatif, artinya persepsi tidak pernah partisipatif karena
interpretasi yang dilakukan berdasarkan pengalaman dan merefleksikan sikap,
nilai, da keyakinan pribadi yang digunakan untuk memberi makna pada
partisipan yang dipersepsi.
2.1.1.3 Syarat Terjadinya persepsi
Sunaryo (2013: 106) menjelaskan bahwa syarat terjadinya persepsi
meliputi:
a) adanya partisipan, partisipan berperan sebagai stimulus dan pancaindra
berpera sebagai reseptor.
b) adanya perhatian sebagai langkah pertama untuk mengadakan persepsi.
c) adanya pancaindra sebagai reseptor penerima stimulus.
d) saraf sensorik sebagai alat untuk meneruskan stimulus ke otak ( pusat saraf
atau pusat kesadaran ), kemudian dari otak dibawa melalui saraf motorik
sebagai alat untuk mengadakan respon. Gambar di bawah berikut ini
menunjukkan bagan syarat terjadinya persepsi.
Gambar 2.1 Bagan Syarat Terjadinya Persepsi
Objek Stimulus Reseptor/ Alat
Indera
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.1.1.4 Jenis-Jenis Persepsi
Sunaryo (2004:94) mengemukakan bahwa ada dua jenis persepsi yaitu
sebagai berikut:
a. Eksternal perception, yaitu terjadi karena adanya rangsangan yang datang dari
luar diri individu.
b. Self perception, yaitu persepsi yang terjadi karena adanya rangsang yang
berasal dari dalam diri individu dan yang menjadi partisipan adalah dirinya
sendiri.
Berdasarkan jenis-jenis persepsi menurut Sunaryo tersebut peneliti dapat
mengambil kesimpulan jika kedua jenis persepsi yaitu Eksternal perceptiondan
Self perception memiliki suatu persamaan yang sangat terlihat yaitu keduanya
terjadi karena adanya rangsangan yang berasal dari dalam diri individu dan luar
diri individu.
Pada penelitian ini persepsi yang digunakan adalah Eksternal perception
karena pada penelitian yang dilakukan ini melihat bagaimana persepsi anak pada
model pembelajaran dan mata pelajaran PKn yang diberikan oleh guru di sekolah.
Guru disini dimaksudkan sebagai pemberi rangsangan bagi diri individu dan guru
adalah rangsangan yang datang dari luar diri individu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.1.1.5 Indikator Persepsi
2.1.1.5 Indikator Persepsi
Menurut Robbin (2003: 124-130), indikator-indikator persepsi ada dua
macam, yaitu:
a. Penerimaan
Proses penerimaan adalah indikator terjadinya persepsi dalam tahap
fisiologis, dimana berfungsinya indera untuk menangkap rangsang dari luar.
b. Evaluasi
Rangsang-rangsang dari luar yang telah ditangkap indera, kemudian
dievaluasi oleh individu. Evaluasi ini sangat subjektif.Individu yang satu
menilai suatu rangsang sebagai seuatu yang membosankan dan sulit.
Sedangkan individu yang lain menilai rangsang yang sama tersebut sebagai
sesuatu yang bagus dan menyenangkan.
Menurut Hamka (2002: 101-106), indikator persepsi ada dua macam,
yaitu:
a. Menyerap, yaitu stimulus yang berada di luar individu diserap melalui indera,
masuk ke dalam otak, mendapat tempat. Disitu terjadi proses analisis.,
diklasifikasi, dan diorganisir dengan pengalaman-pengalaman individu yang
telah dimiliki sebelumnya.
b. Mengerti, yaitu indikator adanya persepsi sebagai hasil dari proses klasifikasi
dan organisasi. Tahapan ini terjadi dalam proses psikis. Hasil analisis berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
pengertian atau pemahaman. Pengertian atau pemahaman tersebut juga
bersifat subjektif, berbeda-beda bagi setiap individu.
Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa
peneliti menggunakan indikator persepsi menurut Hamka (2002: 101-106).
2.1.2 Sikap Siswa
2.1.2.1 Pengertian Sikap
Thurstone dan Osgood (dalam Azwar, 2003) mengemukakan bahwa sikap
adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap objek
adalah perasaan mendukung atau memihak (favorabel) ataupun perasaan tidak
mendukung (tak-favorabel) objek tersebut (Berkowitz, 1972). Allport
mengemukakan jika sikap adalah semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap
sesuatu objek dengan cara tertentu (Azwar, 2003). Bekorwitz mengungkapkan
sikap adalah suatu respon evaluatif, dikarenakan batasan seperti itu akan lebih
mendekatkan kita kepada operasionalisasi sikap dalam kaitannya dengan
penyusunan alat ungkapnya. Seperti terlihat dalam pembicaraan mengenai skala
pengukuran sikap, pengungkapan sikap akan mengklasifikasikan respon evaluatif
seseorang pada posisi favorabel atau tak favorabel, pada posisi setuju atau tidak
setuju (Azwar, 2003).
Dari pendapat beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa sikap adalah
suatu hal yang dilakukan seseorang sebagai bentuk reaksi dari adanya perasan
yang dapat dikelompokkan melalui posisi favorabel (perasaan yang mendukung)
dan tak favorabel (perasaan yang tidak mendukung).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2.1.2.2 Karakteristik Sikap
Sax (1980) menunjukkan beberapa karakteristik sikap yang meliputi arah,
intensitas, keluasan, konsistensi, dan spontanitas. (1) Sikap mempunyai arah,
artinya sikap akan menunjukkan apakah seseorang menyetujui atau tidak
menyetujui, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau
tidak memihak terhadap suatu objek sikap. (2) Intensitas atau kekuatan sikap pada
seseorang belum tentu sama. Dua orang yang sama-sama mempunyai sikap positif
terhadap sesuatu, mungkin tidak sama intensitasnya dalam arti yang satu bersikap
positif akan tetapi yang lain bersikap lebih positif lagi dari yang pertama.
Demikian pula sikap negatif memiliki derajat kekuatan yang bertingkat-tingkat.
Tidak semua orang sama tidak sukanya pada sesuatu begitu pula tidak semua
orang sama sukanya pada sesuatu. (3) Karakteristik keluasan sikap. Keluasan
sikap menunjuk kepada luas-tidaknya cakupan aspek objeksikap yang disetujui
atau tidak disetujui oleh seseorang. Seseorang dapat mempunyai sikap favorabel
terhadap objek sikap secara menyeluruh, yaitu terhadap semua aspek yang ada
pada objek sikap. (4) Karakteristik konsistensi sikap ditunjukkan oleh kesesuaian
antara pernyataan sikap yang dikemukakan oleh subjek dengan responnya
terhadap objek sikap. Konsistensi juga ditunjukkan oleh tidak adanya
kebimbangan dalam bersikap. (5) Karakteristik yang terakhir adalah
spontanitasnya, yaitu sejauh mana kesiapan subjek untuk menyatakan sikapnya
secara spontan. Suatu sikap dikatakan memiliki spontanitas yang tinggi apabila
sikap dinyatakan tanpa perlu mengadakan pengungkapan atau desakan agar subjek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menyatakan sikapnya, spontanitas ini pada umumnya tidaklah dapat diukur
(Azwar, 2003).
2.1.2.3. Faktor Pembentukan Sikap
Azwar (2003) mengemukakan faktor yang mempengaruhi pembentukan
sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap penting,
media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama, serta faktor
emosi dari dalam diri individu.
1) Pengalaman pribadi dapat menjadi dasar pembentukan sikap namun
pengalaman pribadi tersebut harus melalui kesan yang kuat. Karena itusikap
akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi
dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dalam situasi yang
melibatkan emosi, penghayatan akan pengalaman akan lebih mendalam dan
lebih lama berbekas.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting, pada umumnya,individu
cenderung untuk memiliki sikap yang konformis atau searah dengan sikap
orang yang dianggapnya penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi
oleh keinginan untuk menghindari konflik dan untuk berafiliasi dengan orang
yang dianggap penting tersebut.
3) Pengaruh kebudayaan memiliki pengaruh besar terhadap pembentukan sikap
kita. Kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap
berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya
karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-
individu yang menjadi keompok masyarakat asuhannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
4) Media Massa, dalam penyampaian informasi dalam media massa membawa
pesan-pesan yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi
baru mengenai sesuatu hal memberikan landasan kognitif bagi terbentuknya
sikap terhadap hal tersebut. Pesan-pesan sugestif yang dibawa oleh informasi
tersebut, apabila cukup kuat, akan memberi dasar afektif dalam menilai
sesuatu hal sehingga terbentuklah arah sikap tertentu.
5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama memiliki pengaruh dalam
pembentukan sikap dikarenakan keduanya meletakkan dasar pengertian dan
konsep moral dalam diri individu. Pemahaman akan baik dan buruk, garis
pemisah antara sesuatu yang boleh dan yang tidak boleh dilakukan, diperoleh
dari pendidikan dan dari pusat keagamaan serta ajaran-ajarannya.
6) Pengaruh faktor emosional, tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi
lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Terkadang suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi, yang berfungsi sebagai
semacam penyaluran frustasi atau penglihatan bentuk mekanisme pertahanan
ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera
berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap
yang ebih persisten dan bertahan lama.
2.1.2.4 Indikator Sikap
Menurut Walgito (dalam Puspasari, 2010:16) sikap mengandung tiga
indikator yang membentuk struktur sikap, yaitu: kognitif (konseptual), afektif
(emosional), konatif (perilaku atau action component).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
1. Indikator kognitif merupakan komponen yang berkaitan dengan pengetahuan,
pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana
orang mempersepsikan terhadap objek.
2. Indikator afektif merupakan komponen yang berhubungan dengan rasa senang
atau tidak senang terhadap objek sikap.
3. Indikator konatif merupakan komponen yang berhubungan dengan
kecenderungan bertindak terhadap objek sikap.
Berdasarkan pendapat dari ahli di atas dapat disimpulkan bahwa peneliti
menggunakan indikator sikap menurut Walgito yang dapat membentuk struktur
sikap dengan tiga indikator yaitu: kognitif, afektif, dan konatif.
2.1.3 Problem Based Learning (PBL)
2.1.3.1 Pengertian Problem Based Learning (PBL)
Hosnan, Hmelo-Silver, Serafino dan Cicchelli (dalam Eggen dan Don,
2012) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah Problem Based
Learning (PBL) adalah seperangkat model pembelajaran yang menggunakan
masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan
pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri. PBL memiliki karakteristik antara
lain pelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah, tanggung jawab siswa
dalam memecahkan masalah, dan dukungan guru saat siswa mengerjakan
masalah.
Arends (dalam Hosnan, 2014) menyatakan bahwa Problem Based
Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
autentik sebagai pendekatan pembelajaran sehingga siswa dapat menyusun
pengetahuannya sendiri, meningkatkan ketrampilam dan inquiry, dan
meningkatkan kemandirian dan kepercayaan diri siswa. Hosnan (2014)
menyebutkan bahwa penggunaan masalah harus bersifat nyata pada kehidupan
sehingga model pembelajaran ini dapat meningkatkan dan menumbuhkan
keterampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta mendapatkan
pengetahuan konsep-konsep. Pengetahuan tersebut tidak hanya pengetahuan
deklaratif saja namun juga pada pengetahuan prosedural. Siswa haruslah memiliki
pengetahuan awal pada saat masuk kelas dengan mengangkat permasalahan
sebelum mereka mengetahui pengetahuan formal. Arends (dalam Hosnan, 2014)
menyebutkan bahwa pentanyaan dan masalah yang diajukan haruslah berkriteria
autentik, jelas, mudah dipahami, luas dan sesuai dengan tujuan pembelajaran, dan
bermanfaat.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa PBL adalah suatu model
pembelajaran yang menggunakan masalah dalam membangun pengetahuan anak
pada pembelajaran di sekolah. Dalam model pembelajaran PBL diharapkan siswa
untuk melakukan kegiatan pembelajaran dengan berpikir kritis dan melalui
pemecahan masalah.
2.1.3.2 Tujuan PBL
Menurut Hosnan (2014), tujuan utama dari model pembelajaran PBL
adalah pengembangan berpikir kritis dan kemampuan pemecahan masalah serta
mengajak aktif peserta didik dalam membangun pengetahuan sendiri. PBL juga
dimaksudkan dapat mengembangkan kemandirian belajar dan keterampilan sosial
peserta didik. Kemandirian belajar dan keterampilan sosial peserta didik dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
terbentuk dengan adanya kerja sama dalam mengidentifikasi informasi,strategi,
dan sumber belajar yang relevan untuk menyelesaikan masalah.
2.1.3.3 Ciri-ciri PBL
Hosnan (2014) menyebutkan cirri-ciri dari PBL, antara lain:
1. Pengajuan Masalah atau Pertanyaan
Masalah atau pertanyaan yang diajukan haruslah penting dan memenuhi
kriteria autentik, jelas, mudah dipahami, luas, dan bermanfaat.
2. Keterkaitan dengan Berbagai Masalah Disiplin Ilmu
Masalah yang diajukan hendaknya mengaitkan atau melibatkan berbagai
disiplin ilmu.
3. Penyelidikan yang Autentik
Penyelidikan yang autentik yaitu penyelidikan yang bersifat nyata.
4. Menghasilkan dan Memamerkan Hasil/Karya
Siswa bertugas menyusun hasil penelitiannya dalam bentuk karya dan
memamerkan hasil karyanya.Hasil penyelesaian masalah dapat ditampilkan
atau dibuat laporan.
5. Kolaborasi
Pada saat penyelesaian masalah ataupun tugas-tugas, siswa mengerjakan
dalam bentuk bersama/ kerja kelompok.
2.1.3.4 Prinsip-prinsip PBL
Hosnan (2014, 300) menyatakan bahwa prinsip utama PBL adalah
penggunaan masalah nyata sebagai sarana bagi peserta didik untuk
mengembangkan pengetahuan sekaligus mengembangkan kemampuan berpikir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
kritis dan kemampuan pemecahan masalah. Hosnan (2014) menyebutkan masalah
tersebut bersifat terbuka (open-ended problem) dan tidak terstruktur dengan baik
(ill-structured). Masalah bersifat terbuka maksudnya adalah masalah memiliki
banyak jawaban atau strategi-strategi dan solusi-solusi. Masalah bersifat tidak
terstruktur dengan baik maksudnya adalah masalah tidak dapat diselesaikan secara
langsung melainkan perlu informasil lanjut untuk memahami serta perlu
menggabungkan beberapa strategi untuk menyelesaikannya.
Menurut Hosnan (2014), pusat pembelajaran PBL berada pada peserta
didik, sementara guru sebagai fasilitator yang memfasilitasi peserta didik untuk
aktif dalam menyelesaikan masalah dan membangun pengetahuannya secara
berpasangan maupun berkelompok. Agar pembelajaran dapat menarik siswa,
maka ada baiknya melakukan apresepsi atau pembukaan dengan menghubungkan
materi yang telah disampaikan dengan materi yang akan disampaikan. Ada
beberapa prinsip dalam model pembelajaran Problem Based Learning (PBL),
yaitu:
1. Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan. Pengetahuan
disusun dalam jaringan antar konsep yang mengacu pada jalinan semantik
yang tidak hanya menyangkut bagaimana menyimpan informasi, tetapi juga
bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil.
2. Knowing about knowing (metakognisi) mempengaruhi pembelajaran. Belajar
adalah proses cepat, bila pembelajar mengajukan keterampilan-keterampilan
self-monitoring.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Faktor-faktor konstektual dan sosial mempengaruhi pembelajaran. Prinsip
ketiga ini adalah tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pembelajar
untuk memiliki pengetahuan dan agar pembelajar mampu menerapkan proses
pemecahan masalah yang merupakan tujuan yang sangat penting.
2.1.2.5 Langkah-langkah PBL
Hosnan (2014) menyebutkan bahwa model pembelajaran berbasis masalah
memiliki lima langkah utama, diantaranya:
1. Orientasi siswa pada masalah
Guru memberikan penjelasan berupa tujuan pembelajaran, penjelasan tentang
logistik yang dibutuhkan, dan memotivasi siswa.
2. Mengorganisasi siswa untuk belajar
Guru membantu siswa mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubungan dengan masalah yang diajukan.
3. Membimbing penyeidikan individual dan kelompok
Siswa mengumpulkan informasi yang sesuai dan melakukan eksperimen untuk
mendapatkan penjelasan dan pemecahan masalah dengan adanya
dukungan/dorongan dari guru.
4. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah
Siswa merefleksikan atau mengevaluasi penyelidikan dan proses-proses yang
mereka lakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Berikut adalah tabel sintaks atau langkah-langkah PBL menurut Hosnan (2014,
302):
Tebel 2.1 Sintaks atau Langkah-langkah PBL
Tahap Aktivitas Guru dan Peserta Didik
Tahap 1
Mengorientasikan peserta
didik terhadap masalah
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan sarana
atau logistic yang dibutuhkan. Guru memotivasi
peserta didik untuk terlibat dalam aktivitas pemecahan
masalah nyata yang dipilih atau ditentukan.
Tahap 2
Mengorganisasi peserta didik
untuk belajar
Guru membantu peserta didik mendefinisikan dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan
dengan masalah yang sudah diorientasikan pada tahap
sebelumnya.
Tahap 3
Membimbing penyelidikan
individual maupun kelompok
Guru mendorong peserta didik untuk mengumpulkan
informasi yang sesuai dan melaksanakan eksperimen
untuk mendapatkan kejelasan yang diperlukan untuk
menyelesaikan masalah.
Tahap 4
Mengembangkan dan
menyajikan hasil karya
Guru membantu peserta didik untuk berbagi tugas dan
merencanakan atau menyiapkan karya yang sesuai
sebagai hasil pemecahan masalah dalam bentuk
laporan, video, atau model.
Tahap 5
Menganalisis dan
mengevaluasi proses
pemecahan masalah
Guru membantu peserta didik untuk melakukan
refleksi atau evaluasi terhadap proses pemecahan
masalah yang dilakukan.
2.1.2.6 Teknik Penilaian dalam PBL
Hosnan (2014) menyatakan bahwa penilain PBL sesuai dengan tujuan dari
PBL yaitu ditujukan untuk mengukur kemampuan pemecahan masalah atau
kemampuan berpikir kritis. Penilaian yang digunakan dapat berupa penilain
kinerja yang dilakukan dalam bentuk checklist dan rating scale. Penilaian juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
ditujukan pada pengembangan keterampilan sosial atau keterampilan kolaboratif
melalui aktivitas diskusi. Keterampilan tersebut dapat dinilai melalui observasi.
Dari penjelasan di atas peneliti menyimpulkan bahwa PBL merupakan
model pembelajaran yang mengangkat masalah sebagai titik utama dalam
pembelajaran. Masalah yang diangkat dalam pembelajaran adalah masalah nyata
yang ada dalam kehidupan sehari-hari siswa agar siswa dapat berpikir kritis dan
memiliki keterampilan dalam pemecahan masalah. PBL berpusat pada siswa
sehingga siswa dapat aktif dalam pembelajaran. Peran guru dalam pembelajaran
adalah sebagai fasilitator dan pendukung. Tahap-tahap yang ada di dalam model
pembelajaran PBL yaitu pengajuan masalah, merangcang strategi dalam
pemecahan masalah, melakukan eksperimen untuk menerapkan strategi,
menyajikan hasil karya, dan mengevaluasi.
2.1.4 Hakekat Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
2.1.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)
PKn merupakan ilmu yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan
terpaan moral yang mencari jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan
bagaimana gejala-gejala sosial, khususnya yang berkaitan dengan moral serta
perilaku manusia. Menurut Aryani dan Susatim (2010: 116) PKn dimaknai
sebagai wahana untuk membentuk warga negara yang cerdas, terampil,
berkarakter, yang setia kepada Bangsa Indonesia dengan merefleksikan dirinya
dalam kebiasaan berfikit dan bertindak sesusai amanat Pancasila dan UUD
1945. Sumantoro, Subagyo, Indratno (2013) menyatakan bahwa Mata pelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Pendidikan Kewarganegaraan merupakan mata pelajaran yang memfokuskan
pada pembentukan warga negara yang memahami dan dapat melaksanakan
hak-hak dan kewajiban dirinya yang beragam dari segi agama, sosio-kultural,
bahasa, usia, dan suku bangsa untuk menjadi warga negara Indonesia yang
cerdas, terampil, dan berkarakter yang dimanfaatkan oleh Pancasila dan UUD
1945. Pendidikan Kewarganegaraan adalah wahana untuk mengembangkan
dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya Bangsa
Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku dalam
kehidupan sehari-hari siswa baik sebagai individu, masyarakat, warganegara
dan makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Perilaku-perilaku tersebut adalah
seperti yang tercantum di dalam penjelasan Undang-Undang tentang
Pendidikan Nasional pasal 39 ayat (2) yaitu perilaku yang memancarkan iman
dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dalam masyarakat yang terdiri dari
berbagai golongan agama, perlaku yang bersifat kemanusiaan yang adil dan
beradab, perilaku yang mendukung persatuan bangsa dalam masyarakat yang
beraneka ragam kebudayaan dan beraneka ragam kepentingan. Perilaku yang
mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan perorangan dan
golongan sehingga perbedaan pemikiran, pendapat atau kepentingan diatas
melalui musyawarah dan mufakat, serta perilaku yang mendukung upaya untuk
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa PKn adalah salah satu
tempat bagi siswa untuk mendapatkan pendidikan nilai dan pendidikan
kewarganegaraan memiliki tujuan yaitu untuk mengembangkan karakter bangsa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
2.1.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran PKn
Muchtar, dkk (2007) mengemukakan bahwa ada beberapa faktor yang
mempengaruhi dalam pembeljaran PKn antara lain sebagai berikut:
1) Guru, Seorang guru yang profesional dituntut untuk mempunyai kemampuan-
kemampuan tertentu. Guru merupakan pribadi yang berkaitan erat dengan
tindakannya di dalam kelas, cara berkomunikasi, berinteraksi dengan warga
sekolah dan masyarakat umumnya.
2) Siswa, dalam mata pelajaran PKn siwa adalah faktor penting demi
tercapainya suatu pembelajaran. Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam
memberika pelajaran PKn kepada siswa sebab siswa kurang menyenangi
pembelajaran PKn.
3) Sarana dan prasarana, Pembelajaran akan dapat berlangsung lebih baik jika
sarana dan prasaranya menunjang. Sarana yang cukup lengkap seperti
perpustakaan dengan buku-buku PKn yang relevan.
4) Strategi pembelajaran PKn adalah strategi pembelajaran yang aktif,
Pembelajaran aktif ditandai oleh dua faktor yaitu:
a) adanya interaksi antara seluruh komponen dalam proses pembelajaran
terutama antara guru dan siswa.
b) berfungsi secara optimal seluruh sence siswa yang meliputi indera,
emosi, karsa, dan nalar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2.1.4.3 Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan(PKn) di Sekolah Dasar
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) memiliki peranan yang strategis dan
penting, yaitu dalam membentuk sikap siswa dalam berperilaku keseharian,
sehingga diharapkan setiap individu mampu menjadi pribadi yang baik. Melalui
mata pelajaran PKn ini, siswa sebagai warga negara dapat mengkaji Pendidikan
Kewarganegaraan dalam forum yang dinamis dan interaktif. Jika memperhatikan
tujuan pendidikan nasional di atas, pembangunan dalam dunia pendidikan perlu
diusahakan peningkatannya. Pada penelitian ini peneliti meneliti pembelajaran
pada bidang studi PKn, karena PKn bukan sejarah maka hal yangsangat
substansial yang harus dipelajari adalah bagaimana penanaman moral pada siswa
sejak dini. Minat belajar siswa pada bidang PKn ini perlu mendapat perhatian
khusus karena minat merupakan salah satu faktor penunjang keberhasilan proses
belajar. Di samping itu minat yang timbul dari kebutuhan siswa merupakan faktor
penting bagi siswa dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan atau usahanya. Banyak
kendala dalam pembelajaran mata pelajaran PKn yaitu susahnya siswa menghafal
materi pelajaran karena materi pelajaran yang sangat banyak. Peserta didik
menganggap jika mata pelajaran PKn adalah pelajaran yang membosankan.
Pembelajaran PKn di sekolah dasar belum begitu besar peranannya secara realita
di dalam kehidupan anak. Dari beberapa faktor tersebut maka anak menjadi sulit
menerima materi yang diberikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
2.1.5 Materi Kelas II Membiasakan Hidup Bergotong Royong
1. Pentingnya hidup rukun
Dalam lingkungan rumah dan sekolah pasti ada suatu perbedaan, yaitu beda
agama, ras dan suku bangsa. Walaupun ada perbedaan kita harus hidup rukun agar
dapat menciptakan suasana yang damai dan nyaman. Untuk mewujudkan hidup
rukun kita harus mau berteman dengan siapa saja dan juga harus saling mengasihi,
menyayangi, dengan sesama manusia tanpa membeda-bedakan agama dan suku
bangsa.
2. Pentingnya saling berbagi
Saling berbagi dengan sesama tanpa memandang perbedaan agama dan suku
bangsa merupakan sikap yang terpuji. Berbagi yaitu membantu teman yang
membutuhkan bantuan dengan ikhlas tanpa mengharapkan imbalan berbuat
dengan hati yang tulus, contoh sikap saling berbagi dalam kehidupan sehari-hari
yaitu memberi bantuan pada teman yang tertimpa musibah/mendapat kecelakaan,
memberikan sedekah pada peminta-minta dan di sekolah misalnya : memberikan
pinjaman alat tulis pada teman yang tidak membawa alat tulis.
3. Pentingnya saling tolong menolong
Dalam lingkungan rumah dan sekolah kita harus hidup saling tolong
menolong meskipun kita berbeda agama dan suku bangsa karena manusia itu
tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan dari orang lain. Contoh menolong dengan
harta benda yaitu memberikan buku bacaan yang sudah tidak dibaca, bantuan
tenaga yaitu membantu mengumpulkan sumbangan dan menyalurkan kepada yang
berhak.Saling tolong menolong merupakan pencerminan sikap gotong-royong dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
sebagai sesama makhluk Tuhan memang sepantasnya saling mengasihi tanpa
membeda-bedakan agama dan suku bangsa.Tolong menolong sangat penting
untuk mewujudkan hidup rukun.
2.2.Hasil Penelitian Terdahulu yang Relevan
Masni, Dr. Syamsu Qamar, dan Nursiya Bito (2014) melakukan penelitian
tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Mata Pelajaran Matematika
Dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo..
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
persepsi siswa terhadap mata pelajaran matematika dengan hasil belajar siswa
kelas X SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo. Populasi penelitian ini siswa
SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo kelas X. Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitiannya adalah analisis
deskriptif. Penelitian ini melibatkan satu kelas, yaitu: satu kelas sebagai kelompok
eksperimen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu dokumentasi dan angket. Analisis data yang dilakukan dalam pe-nelitian
ini adalah: (1) Uji regresi; (2) Uji korelasi sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
persepsi siswa terhadap mata pelajaran Matematika dengan hasil belajar siswa
SMA N 2 Limboto Kabupaten Gorontalo, (2) koefisien determinasi 1,23%
menggambarkan bahwa kontribusi yang diberikan oleh variabel persepsi siswa
terhadap mata pelajaran Matematika (X) terhadap hasil belajar siswa SMA N 2
Limboto (Y) adalah sebesar 1,23%. Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-
sama mengukur variabel tentang Persepsi Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Muji Astuti, Dra. Siswati, dan Imam Setyawan (2012) melakukan
penelitian tentang Hubungan Antara Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran
Kontekstual dengan Minat Belajar Matematika Pada Siswa Kelas VII SMP N 18
Semarang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan
antara persepsi siswa terhadap pembelajaran kontekstual dengan minat belajar
matematika pada siswa kelas VII SMP N 18 Semarang. Jenis penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif. Populasi yang digunakan pada penelitian ini
adalah siswa kelas VII SMP N 18 Semarang. Desain penelitiannya adalah analisis
deskriptif korelatif. Penelitian ini melibatkan satu kelas, yaitu: satu kelas sebagai
kelompok eksperimen. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dokumentasi dan angket. Analisis data yang dilakukan dalam
pe-nelitian ini adalah: (1) Uji reliabilitas; (2) Uji validitas; (3) Uji asumsi yaitu uji
normalitas data dan uji linear; (4) Uji regresi sederhana. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa: (1) berdasarkan uji normalitas data, diketahui bahwa
variabel persepsi terhadap pembelajaran konstektual memiliki signifikansi nilai
0,861 (p > 0,005) dimana hal tersebut menunjukkan jika data tersebut bersifat
normal, (2) dalam uji linearitas diperoleh nilai p = 0,000 (p < 0,005) dimana hal
tersebut menunjukkan jika kedua variabel adalah linear, (3) Uji hipotesis, pada uji
ini diperoleh nilai skor korelasi sebesar rxy = 0,772 dimana nilai tersebut adalah
positif yang berarti hubungan antara persepsi siswa terhadap pembelajaran
konstektual dan minat belajar matematika adalah kuat. Persamaan dengan
penelitian ini adalah sama-samamengukur variabel tentang Persepsi Siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Anang Rinandanto (2015) melakukan penelitian tentang Sikap siswa
Terhadap Perilaku Hidup Bersih Di SDN Balangan 1 Kecamatan Minggir
Kabupaten Sleman. Penelitian ini bertujuan untuk sikap siswa terhadap perilaku
hidup bersih di SDN Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman. Jenis
penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain penelitiannya adalah
penelitian deskriptif. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu: kelas IV dan V.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
angket. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah: (1) Uji
reliabilitas; (2) Uji uji validitas; (3) Uji asumsi yaitu uji normalitas data dan uji
linear; (4) Uji regresi sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sikap siswa
terhadap perilaku hidup bersih dan sehat di SD N Balangan 1 Kecamatan Minggir
Kabipaten Sleman berada pada kategori “sangat kurang aktif” yaitu sebesar
12,96% (7 siswa), “kurang aktif sebesar 12,96% ( 7 siswa), “cukup aktif” sebesar
33,33% (18 siswa), “aktif” sebesar 40,74% (22 siswa), dan “sangat aktif sebesar
0% ( 0 siswa). Persamaan dengan penelitian ini adalah sama-sama mengukur
variabel tentang sikap siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
2.2.1. Literatur Map
Gambar 2.2 Bagan Hasil Penelitian yang Relevan
Persepsi Siswa
Masni, Dr. Syamsu Qamar,
dan Nursiya Bito (2014)
Adanya hubungan yang
positifantara persepsi siswa
terhadap mata pelajaran
Matematika dengan hasil
belajar siswa Kelas X SMA
N 2 Limboto Kabupaten
Gorontalo
Anang Rinandanto (2015)
Adanya pengelompokkan
kategori sikap siswa
terhadap perilaku hidup
bersih di SDN Balangan 1
Kecamatan Minggir
Kabupaten Sleman
Sikap Siswa
Yang akan diteliti:
Hubungan Persepsi dan
Sikap Siswa Kelas II Pada
Mata Pelajaran PKn Di SD
Kanisius Bantul
Yogyakarta
Muji Astuti, Dra. Siswati, dan
Imam Setyawan (2012)
Adanya hubungan yang
positif antarapersepsi siswa
terhadappembelajarankontekst
ual dengan minat belajar
Matematika pada siswa kelas
VII SMP N 18 Semarang
Matematika
Persepsi Siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Berdasarkan Literatur Map diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
baru mengenai Hubungan Persepsi dan Sikap Siswa Kelas II Pada Mata Pelajaran
PKn Di SD Kanisius Bantul Yogyakarta.
2.3.Kerangka Berpikir
Anak-anak dalam jenjang sekolah dasar adalah tahap dimana mereka
berpikir atas dasar pengalaman nyata. Dalam proses pembelajaran di SD perlu
adanya berbagai macam kegiatan dalam proses belajar mengajar agar dapat diikuti
dengan baik oleh siswa. Berbagai macam kegiatan tersebut dapat berupa
penggunaan berbagai model pembelajaran yang digunakan oleh guru saat proses
pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan di SD yakni
model pembelajaranProblem Based Leaning (PBL).
PBL merupakan suatu model pembelajaran yang mengangkat masalah
untuk menjadi fokus pembelajaran. Pembelajaran menggunakan model PBL tidak
hanya semata-mata menuangkan konsep/pengetahuan kepada siswa melainkan
siswa diajak untuk berpikir tingkat tinggi dalam pemecahan masalah. Dalam
kegiatan pembelajaran siswa yang menggunakan model pembelajaran problem
based leaning (PBL) dapat membangun persepsi siswa terhadap mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Dari pengalaman siswa saat menggunakan
model pembelajaran konvensional, persepsi siswa yang terbentuk dirasa tidak
baik. Hal tersebut dikarenakan siswa beranggapan jika mata pelajaran PKn adalah
mata pelajaran yang tidak menyenangkan. Siswa memiliki persepsi jika mata
pelajaran adalah mata pelajaran yang yang menyulitkan karena banyak materi
yang harus dihafalkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Persepsi yang terbentuk di dalam diri siswa akan berpengaruh pada sikap
siswa. Ketika siswa memiliki persepsi yang buruk pada mata pelajaran PKn, maka
anak atau siswa tersebut akan memiliki sikap yang buruk pula. Sikap tersebut
dapat terlihat ketika siswa malas mengikuti pembelajaran di kelas, siswa
berbincang-bincang dengan teman sebangkunya, atau siswa tidak memperhatikan
saat proses pembelajaran. Sikap anak tersebut terbentuk karena persepsi anak
yang dipengaruhi oleh model pembelajaran konvensional yang tidak diminati atau
tidak disukai oleh siswa.
Melalui model pembelajaran PBL siswa akan membangun persepsinya dengan
baik dibandingkan dengan persepsi yang terbentuk saat menggunakan model
pembelajaran konvensional karena persepsi memuat unsur kognitif yang memiliki
pengaruh pada sikap dan diharapkan memiliki hubungan untuk membentuk sikap
terhadap mata pelajaran PKn karena PBL memiliki tahap-tahap pembelajaran
yang memacu siswa untuk berpikir kritis antara lain pengajuan masalah,
merangcang strategi dalam pemecahan masalah, melakukan eksperimen untuk
menerapkan strategi, menyajikan hasil karya, dan mengevaluasi. Jika model
pembelajaran PBL diterapkan pada pembelajaran PKn kelas II, penggunaan model
pembelajaran PBL akan berpengaruh pada persepsi dan sikap yang akan terjadi
pada diri siswa. Dimana jika suatu persepsi berubah maka sikap yang ada pada
diri siswa juga dapat berubah tergantung bagaimana persepsi yang dimunculkan
oleh anak. Bahwa pembelajaran yang dijalankan akan membentuk persepsi dan
sikap. Karena persepsi memuat unsur kognitif diharapkan dapat membentuk sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
siswa maka dalam penelitian ini ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap
yang akan terbentuk dalam diri siswa.
2.4.Hipotesis Penelitian
2.4.1 Adanya hubunganantara persepsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn kelas II Sekolah Dasar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
BAB III
METODE PENELITIAN
BAB III ini akan membahas tentang metode penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini. Pembahasan metode penelitian yaitu mengenai jenis
penelitian yang digunakan, populasi dan sampel penelitian, variabel penelitian,
teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, teknik pengujian instrumen, dan
teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian jenis Kuantitatif.
Bentuk desain penelitian yang digunakan adalah Factorial Design. Menurut
Sugiyono (2012: 113) menjelaskan bahwa Factorial Design adalah penelitian
yang memperhatikan kemungkinan adanya variabel moderator yang
mempengaruhi perlakukan (variabel independen) terhadap hasil (variabel
dependen). Variabel moderator dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL), variabel independen pada penelitian ini adalah
persepsi, dan variabel dependen pada penelitian ini adalah sikap siswa pada mata
pelajaran PKn
Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan informasi terkait hubungan
persepsi siswa tentang model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Bantul Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Kanisius Bantul yang terletak di Jl.
Mangga, Badegan, Bantul, Bantul. SD Kanisius Bantul ini adalah sekolah swasta
Katolik yang berada dalam naungan Yayasan Kanisius Cabang Yogyakarta.Latar
belakang keluarga siswa berasal dari kalangan keluarga menengah. Sebagian
besar orangtua siswa berprofesi sebagai guru, pengusaha, karyawan, TNI/ POLRI,
dan wiraswasta. Sekolah ini terletak di daerah perkotaan dengan satu kelas pararel
yaitu kelas V dengan total kelas ada 7 kelas dan jumlah guru sebanyak 7 orang
sebagai guru kelas, 1 orang guru TIK, 2 orang bagian TU, 1 karyawan, jumlah
seluruh siswa adalah 207 anak dengan jumlah siswa putra sebanyak 106 anak dan
siswa putri sebanyak 101 anak.
Pemilihan SD Kanisius Bantul sebagai tempat penelitian karena penelitian
ini bersamaan dengan PPL (Praktek Pengalaman Lapangan) yang diselenggarakan
oleh kampus. Peneliti juga tertarik untuk meneliti hubungan persepsi siswa kelas
II terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran
PKn di kelas II karena dari hasil observasi yang dilakukan siswa mengalami
suasana belajar yang tidak menyenangkan. Guru lebih banyak memberikan tugas
dan ceramah saat melakukan proses belajar mengajar di kelas. Dalam halnya saat
mata pelajaran PKn diberikan, siswa merasa bosan dengan mata pelajaran
tersebut. Namun, nilai yang mereka peroleh saat latihan soal yang diberikan guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
daam mata pelajaran PKn nilai yang diperoleh bagus. Hal ini yang membuat
peneliti tertarik untuk meneliti keadaan ini.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.
Pengambilan data penelitian eksperimental dilakukan dengan waktu yang singkat
untuk mengurangi ancaman terhadap validitas penelitian karena efek seleksi,
maturitas, dan mortalitas disamping biaya penelitian yang besar (Krathwohl,
2004: 547). Berikut adalah jadwal pengambilan data kelompok eksperimen.
Tabel 3.1 Jadwal Pengambilan Data
Kelompok Kegiatan Hari, tanggal Alokasi Waktu
Kelompok
Eksperimen
Pretest Selasa, 4
Oktober 2016
2 x 35 menit
Kelompok
Eksperimen
Pembelajaran tentang
pentingnya hidup rukun
dengan model
pembelajaran PBL
Jumat, 7
Oktober 2016
2 x 35 menit
Kelompok
Eksperimen
Pembelajaran tentang
pentingnya saling berbagi
dengan model
pembelajaran PBL
Jumat, 14
Oktober 2016
2 x 35 menit
Kelompok
Eksperimen
Pembelajaran tentang
pentingnya saling tolong-
menolong dengan model
pembelajaran PBL
Jumat, 21
Oktober 2016
2 x 35 menit
Kelompok
Eksperimen
Posttest Kamis, 27
Oktober 2016
2 x 35 menit
3.3 Populasi dan Sampel
Sugiyono (2013: 117) menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah
generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
karakteristik tertentu yang ditetapkan dalam penelitian untuk dipelajari dan ditarik
kesimpulannya. Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas II SD
Kanisius Bantul. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Pengambilan sampel pada penelitian ini
menggunakan covenience sampling yaitu pengambilan sampel yang sederhana
dengan menggunakan kelas yang sudah ada sebelumnya (Cohen, 2007). Cara
yang digunakan dalam memilih kelas untuk menentukan sampel adalah dengan
cara tanpa adanya undian sebab tidak adanya kelas kontrol dan disetujui oleh guru
kelas II. Berdasarkan teknik sampling tersebut, maka sampel penelitian ini adalah
kelas II yang akan diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran PBL
dalam mata pelajaran PKn.
3.4 Variabel penelitian
Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:
64). Menurut hubungan antara satu variabel yang lain, dalam penelitian ini ada
tiga variabel pokok yang akan dipelajari hubungannya, yaitu:
3.4.1 Variabel Independen (variabel Bebas)
Variabel Independen menurut Sugiyono (2014: 61) disebut juga stimulus,
prediktor, antetecedent. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel bebas.
Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbul variabel dipenden(terikat). Variabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
bebas dalam penelitian ini adalah presepsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL).
3.4.2 Variabel Dipenden (Variabel Terikat)
Variabel Dipenden menurut Sugiyono (2014: 61) disebut juga output, skriteria,
konsekuen. Dalam bahasa Indonesia disebut juga variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena
adanya variabel bebas.
3.4.3 Variabel Moderator (Variabe Yang Mempengaruhi Perlakuan)
Variabel Moderator menurut Sugiyono (2012: 62) adalah variabel yang
mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah) hubungan antara variabel
independen dengan variabel dependen.
Variabel Independen Variabel Dependen
Variabel Moderator
Gambar 3.1 Variabel Penelitian
Persespsi Siswa Sikap siswa pada mata
pelajaran PKn
Model pembelajaran
Problem Based Learning
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
3.5 Teknik Pengumpulan Data
3.5.1 Kuesioner
Ridwan (2005: 71) mengungkapkan bahwa kuesioner adalah daftar
pertanyaan yang diberikan kepada orang lain yang bersedia memberikan respon
(responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Angket dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu:
a. Angket terbuka (angket tidak berstruktur) yaitu angket yang disajikan dalam
bentuk sederhana sehingga responden dapat memberikan isian sesuai dengan
kehendak dan keadaannya.
b. Angket tertutup (angket berstruktur) yaitu angket yang disajikan dalam
bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta untuk memilih satu
jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya dengan cara memberikan
tanda silang (X) atau tanda checklist (V).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup atau berstruktur
karena responden diminta untuk memberikan jawabannya dengan memberikan
tanda checklist pada pernyataan yang sesuai dengan diri masig-masing responden.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.2 Kisi-kisi kuesioner
No
. Indikator
Pernyataan
Favorabel
Pernyataa
n
unfavora
bel
Jumlah
pernyataan
favorabel
Jumlah
pernyataan
unfavorabe
l
Total
1 Persepsi
terhadap
penggunaan
media dan
sarana
pembelajaran
dalam materi
pembelajaran
PKn
1, 2, 3 4, 5, 6 3 3 6
2 Persepsi
terhadap
langkah-
langkah
kegiatan
pembelajaran
PKn
7,8 9,10,11 2 3 5
3 Persepsi
terhadap
interaksi
dalam
pembelajaran
PKn
12,13,14 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21
3 7 10
4 Sikap terhadap
mata pelajaran
PKn sebelum
mengikuti
pelajaran PKn
- 1, 2, 3, 4, 5
0 5 5
5 Sikap terhadap
mata pelajaran
PKn pada
waktu
mengikuti
pelajaran PKn
6, 7 - 2 0 2
6 Sikap terhadap
mata pelajaran
PKn setelah
mengikuti
pelajaran PKn
8 9 1 1 2
11 19 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
3.6 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner.
Instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam ataupun sosial yang akan diamati. Instrumen penelitian digunakan
untuk mengukur nilai variabel (Sugiyono, 2013: 148). Penelitian ini berdasarkan
materi mata pelajaran PKn yaitu hidup gotong royong dengan KD 1.1 Mengenal
pentingnya hidup rukun, saling berbagi, dan tolong menolong. Penelitian ini
menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner yang digunakan untuk
mengukur persepsi dan sikap siswa dalam mata pelajaran PKn. Kuesioner adalah
teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memeberi seperangkat
pernyataan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya
(Sugiyono, 2014: 199).
Kuesioner presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based
Learning terdapat 3 indikator (no 1 sampai 3), dan kuesioner tentang sikap siswa
terhadap mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator (no 4 sampai 5).Indikator
tentang presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning
diperoleh dari Hamka (2002), sedangkan indikator tentang sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn terdapat 3 indikator diambil dari Walgito (2010).
Berikut adalah tabel presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem
Based Learning dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pembelajaran
No Kisi-kisi Indikator
1 Presepsi siswa terhadap model
pembelajaran Problem Based
Learning
Presepsi tentang materi, media, dan
sarana pelajaran dalam pembelajaran
PKn
Presepsi tentang langkah-langkah
pelajaran dalam pembelajaran PKn
Presepsi tentang interaksi dalam
pembelajaran PKn
2 Sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn
Sikap sebelum mengikuti pelajaran
Sikap saat mengikuti pelajaran
Sikap setelah mengikuti pelajaran
Dari keseluruhan jumlah indikator tersebut (presepsi siswa terhadap model
pembelajaran Problem Based Learning dan sikap siswa terhadap mata pelajaran
PKn) kemudian dirinci kedalam beberapa pernyataan yang disusun oleh peneliti
bersama dengan peneliti yang lain dalam melakukan penelitian payung yang
dibimbing oleh dosen pembimbing. Deskriptor diambil dari buku-buku PKn kelas
II dengan materi Membiasakan Hidup Bergotong-Royong.Indikator dalam
kuesioner ini dijabarkan kedalam 66 deskriptor. Deskriptor ini terdiri dari
pernyataan favorable dan unfavorable.
Kuesioner ini disusun menggunakan skala Likert. Menurut (Sugiyono,
2014: 134-135) digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan presepsi
seseorang atau sekelompok orang terhadap fenomena sosial. Dengan skala Likert,
maka variable yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variable. Kemudian
indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Dalam menciptakan alat ukur menggunakan pertanyaan-pertanyaan,
dengan menggunakan lima alternatif jawaban atau tanggapan atas pernyataan-
peryataan tersebut. Subjek yang diteliti disuruh memilih salah satu dari lima
alternatif jawaban yang disediakan. Lima alternatif jawaban yang dikemukakan
oleh Likert adalah, Sanggat Setuju (Strongly Aprove), Setuju (Aprove), Tidak
Mempunyai Pendapat (Unecided), Tidak Setuju (Disapprove), Sanggat Tidak
Setuju (Strongly Disapprove) (Bima Walgita, 2003).
Pernyataan farvorabel, dengan pilihan jawaban dan skor:
- Sanggat Setuju (SS) : Skor 5
- Setuju (S) : Skor 4
- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3
- Tidak Setuju (TS) : Skor 2
- Sanggat Tidak Setuju(STS) : Skor 1
Pernyataan unfarvorabel, dengan pilihan jawaban dan skor:
- Sanggat Setuju (SS) : Skor 1
- Setuju (S) : Skor 2
- Tidak Mempunyai Pendapat : Skor 3
- Tidak Setuju (TS) : Skor 4
- Sanggat Tidak Setuju(STS) : Skor 5
Kemudian skala Likert ini di modifikasi. Peneliti membuat empat skor
dalam tiap-tiap alternatif jawaban. Hal ini dilakukan karena untuk menghindari
jawaban dari responden memilih jawaban yang tidak mempunyai pendapat.Jadi
kuesioner yang digunakan adalah kuesioner berstruktur atau tertutup. Kuesioner
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
berstruktur adalah kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang disertai
dengan pilihan jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan tersebut (Farchan, 2007).
Cara megisi kuesioner ini yaitu responden hanya perlu memeberikan tanda
centang (√) pada kolom sesuai dengan pilihannya
Pernyataan farvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:
- Sanggat Setuju (SS) : Skor 5
- Setuju (S) : Skor 4
- Tidak Setuju (TS) : Skor 2
- Sanggat Tidak Setuju(STS) : Skor 1
Pernyataan unfarvorable, dengan pilihan jawaban dan skor:
- Sanggat Setuju (SS) : Skor 1
- Setuju (S) : Skor 2
- Tidak Setuju (TS) : Skor 4
- Sanggat Tidak Setuju(STS) : Skor 5
Tabel 3.4 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
1. Persepsi tentang materi, media, dan sarana pelajaran dalam pembelajaran PKn
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1 Menyerap Saya menerima
penjelasan tentang
materi yang akan
dipelajari dalam mata
pelajaran PKn
Saya mengabaikan
penjelasan tentang
materi yang akan
dipelajari dalam mata
pelajaran PKn
2
Menyerap
Setelah mengamati
media yang digunakan
saya bertanya jika ada
informasi yang belum
jelas
Saya tidak mengamati
media yang digunakan
dalam mata pelajaran
PKn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
3
Menyerap
Materi dalam mata
pelajaran PKn mudah
dipahami
Materi dalam mata
pelajaran PKn sukar
dipahami
4
Mengamati
Media pembelajaran
dapat membuat tugas
saya cepat selesai
Media pembelajaran
membuat tugas saya
selesai dalam waktu
yang lama
5
Mengamati
Saya menggunakan
media pembelajaran
yang telah disediakan
untuk mencari
informasi yang
dibutuhkan
Penggunaan media
pembelajaran
menghambat saya
untuk mencari
informasi yang
dibutuhkan
2. Persepsi tentang langkah-langkah pelajaran dalam pembelajaran PKn
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1
Menyerap
Saya mendengarkan
tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari
dalam mata pelajaran
PKn
Saya lupa dengan
tujuan pembelajaran
yang akan dipelajari
dalam mata pelajaran
PKn
2
Menyerap
Saya mampu membuat
kesimpulan dari
pembelajaran PKn
Saya kesulitan
membuat kesimpulan
dari pembelajaran PKn
3
Menyerap
Saya menyampaikan
hasil pembelajaran yang
didapatkan di depan
kelas
Saya menolak untuk
menyampaikan hasil
pembelajaranyang
didapatkan di depan
kelas
4
Mengamati
Saya mencoba
menemukan manfaat
pembelajaran PKN
Saya merasa kesulitan
menemukan manfaat
pembelajaran PKN
5
Mengamati
Saya memiliki rasa
tanggung jawab dalam
melakukan tugas
kelompok
Saya menolak untuk
melakukan tugas
kelompok
6
Mengamati
Saya bisa menemukan
inti pembelajaran
sendiri
Saya merasa sukar
menemukan inti
pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
3. Persepsi tentang interaksi dalam pembelajaran PKn
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1
Mengamati
Saya dapat membantu
teman yang kesulitan
dalam belajar
Saya menjauhi teman
yang kesulitan dalam
belajar
2
Mengamati
Saya dapat bekerja
kelompok bersama
teman
Saya mengalami
kesulitan dalam bekerja
kelompok bersama
teman
3
Mengamati
Saya ikut terlibat dalam
diskusi saat
pembelajaran
Saya hanya mengikuti
pendapat teman dalam
diskusi saat
pembelajaran
4
Menyerap
Saya dapat
mengembangkan
pengetahuan yang
didapatkan kepada
teman
Saya mengalami
hambatan dalam
mengembangkan
pengetahuan yang
didapat
5
Menyerap
Saya menyadari
pentingnya bekerja
sama dalam mencari
pengetahuan
Saya memilih bekerja
sendiri daripada
bekerja sama dengan
teman saat berdiskusi
6
Menyerap
Saya dapat membantu
teman dengan cara
mengajarkan tentang
penggunaan media
pembelajaran
Saya mengajarkan
kepada teman tanpa
menggunakan media
pembelajaran
7
Menyerap
Saya dapat bekerjasama
dengan kelompok
untuk memecahkan
permasalahan dalam
belajar
Saya malas
bekerjasama dengan
kelompok untuk
memecahkan
permasalahan dalam
belajar
8 Menyerap
Saya senang dapat
berinteraksi dengan
teman sekelompok
Saya sungkan
berinteraksi dengan
teman sekelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel 3.5 Kisi-kisi Pertanyaan Kuesioner Sikap Siswa Terhadap Mata
Pelajaran PKn
4. Sikap sebelum mengikuti pelajaran
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1
Konatif
Saya perlu perisapan
dalam mengikuti
pelajaran PKn
Saya tidak perlu
perisapan dalam
mengikuti pelajaran
PKn
2 Saya aktif menyiapkan
buku PKn
Saya tidak menyiapkan
buku PKn
3
Afektif
Saya tertarik mengikuti
pelajaran PKn
Saya malas mengikuti
pelajaran PKn
4 Saya rajin masuk
sekolah saat akan
belajar PKn
Saya bolos sekolah saat
akan belajar PKn
5 Saya senang saat akan
belajar PKn
Saya tidak senang saat
akan belajar PKn
6
Kognitif
Saya memperhatikan
terhadap mata pelajaran
PKn
Saya malas
memperhatikan mata
pelajaran PKn
8 Saya segera
memberikan perhatian
terhadap mata pelajaran
PKn
Saya kurang
memberikan perhatian
terhadap mata pelajaran
PKn
5. Sikap saat mengikuti pelajaran
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1
Afektif
Saya bersemangat
dalam mengikuti
pembelajaran PKn.
Saya kesulitan dalam
mengikuti
pembelajaran PKn.
2 Bagi saya pembelajaran
PKn itu menyenangkan.
Bagi saya pembelajaran
PKn itu sulit.
3
Kognitif
Saya mendapatkan
manfaat pembelajaran
yang akan dipelajari
dalam mata pelajaran
PKn.
Saya tidak
mendapatkan manfaat
pembelajaran yang
akan dipelajari dalam
mata pelajaran PKn.
4
Mata Pelajaran PKn
membuat ilmu
pengetahuan saya
Mata pelajaran PKn
tidak berpengaruh bagi
kehidupan saya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berkembang.
5
Mata Pelajaran PKn
membuat ilmu
pengetahuan saya
berkembang.
Mata pelajaran PKn
tidak berpengaruh bagi
kehidupan saya.
6
Konatif Saya mendengarkan
dengan sungguh-
sungguh saat belajar
mata pelajaranPKn.
Saya mendengarkan
dengan tidak sungguh-
sungguh saat belajar
mata pelajaran PKn.
6. Sikap setelah mengikuti pelajaran
No Indikator Pernyataan Favorabel Pernyataan
Unfavorabel
1
Konatif
Setelah mendapatkan
pengetahuan, saya
menerapkannya dalam
kehidupan sehari-hari.
Setelah mendapatkan
pengetahuan, saya
tidak menerapkannya
dalam kehidupan
sehari-hari.
2
Saya berperilaku baik
setelah mempelajari
pembelajaran Pkn.
Saya mengalami
hambatan
mengembangkan
perilaku setelah
mempelajari Pkn.
3
Kognitif
Saya dapat
menggunakan
pengetahuan yang
didapatkan dalam
kegiatan sehari-hari.
Saya dapat
menggunakan
pengetahuan yang
didapatkan terbatas di
lingkungan rumah.
4
Afektif
Saya memberikan
contoh sikap tindakan
setelah mempelajari
ilmu pengetahuan.
Saya kesulitan
memberikan contoh
sikap tindakan setelah
mempelajari ilmu
pengetahuan.
5
Saya mengetahui sikap
apa yang ingin saya
kembangkan setelah
mengikuti
pembelajaran.
Saya tidak mengetahui
sikap yang ingin
dikembangkan setelah
mengikuti
pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.6 Sebaran Uji Coba Kuesioner Presepsi Siswa Tentang Model
Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
Indikator Indiaktor Ahli Pernyataan
farvorable
Pernyataan
unfarvorable
Jumlah
pernyataan
farvorable
Jumlah
pernyataan
unfarvorable
Total
Persepsi
tentang
materi,
media, dan
sarana
pelajaran
dalam
pembelajara
n PKn
Menyerap 1, 2, 3 8, 9, 10,
7 7 14 Menggamati 4, 5, 6, 7
11, 12, 13,
14
Persepsi
tentang
langkah-
langkah
pelajaran
dalam
pembelajara
n PKn
Menyerap 15, 16 20, 21
5 5 10 Menggamati 17, 18, 19 22, 23,24
Persepsi
tentang
interaksi
dalam
pembelajara
n PKn
Menyerap 25, 26 30, 31, 32
5 5 10 Menggamati 27, 28, 29 33, 34, 38
Tabel 3.7 Sebaran Uji Coba Kuesioner Sikap siswa terhadap mata pelajaran
PKn
Indikator Indikator
Ahli
Pernyataan
farvorable
Pernyataan
unfarvorable
Jumlah
pernyataan
farvorable
Jumlah
pernyataan
unfarvorable
Total
Sikap siswa
sebelum
pembelajaran
kognitif 1, 2 7, 8
6 6 12 afektif 3 ,4 9, 10
konatif 5, 6 11, 12
Sikap siswa
saat
pembelajaran
kognitif 13, 14 19, 20,
6 6 12 afektif 15, 16 21,22
konatif 17, 18 23, 24
Sikap siswa
setelah
pembelajaran
kognitif 25, 26 31, 32
6 8 14 afektif 27, 28 33, 34, 35
konatif 29, 30 36, 37, 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3.7 Teknik Pengujian Instrumen
Instrumen yang valid adalah instrumen yang bisa diukur sesuai dengan
tujuan yang akan diukur (Widoyoko, 2012: 128). Sugiyono menambahkan bahwa
validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada objek tertentu
yang diteliti dengan daya yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2012:
361). Validitas penelitian dibagi menjadi dua, yaitu:
1) validitas internal merupakan derajat akurasi desain penelitian dengan hasil
penelitian.
2) Validitas eksternal merupakan derajat akurasi penelitian dengan generalisasi
atau penerapan terhadap populasi di mana sampel itu diambil. Validitas
internal harus memenuhi validitas konstruk dan validitas isi.
Rencana validitas dalam penelitian ini adalah uji validitas konstruk.
Validitas konstruk dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS Statistic 20 for
windows dengan rumusan Pearson Correlation. Soal dikatakan valid jika Product
momen dari Person untuk taraf signifikasi ˃ 5% dan untuk taraf signifikasi 1%.
Sedangkan reabilitas dikatakan kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7
dapat diterima, dan diatas 0,8 adalah baik.
3.7.1 Validitas Instrumen
Validitas instrumen menunjukkan jika hasil dari suatu pengukuran
menggambarkan segi atau aspek yang diukur. Saifuddin Azwar (2001)
menyatakan jika “vaiditas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh
mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
suatu instrumen yang baik memiliki validitas tinggi sebaliknya jika validitas
rendah tidak akan relevan dengan tujuan pengukuran.
3.7.1.1 Validitas Isi
Validitas isi adalah untuk mengetahui sejauh mana item-item dalam tes
mencakup keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur. Estimasi validitas
ini tidak melibatkan perhitungan statistik apapun melainkan hanya analisis
rasional. Validitas isi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
a. Validitas muka (Face validity)
Validitas muka adalah jenis validitas yang paling rendah
signifikansinya karena hanya didasarkan pada penelitian terhadap format
penampilan tes.
b. Validitas logik (Logical validity)
Validitas logik menunjukkan pada sejumlah isi tes merupakan
representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur.
3.7.1.2 Validitas konstruk (Constract Validity)
Validitas konstruk adalah jenis validitas yang menunjukkan sejauh mana
tes mengungkap kesanggupan alat ukur dalam mengukur pengertian suatu konsep.
Pengujian validitas konstruk biasanya menggunakan teknik analisis yang lebih
kompleks.
3.7.1.3 Validitas berdasarkan kriteria (Criterian Validity)
Prosedur pendekatan validitas berdasarkan kriteria menghendaki
tersedianya kriteria eksternal yang dijadikan pengujian skor tes. Prosedur validitas
berdasar kriteria ada dua jenis, yaitu:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
a. Validitas prediktif (Prediktive validity)
Prosedur validasi prediktif membutuhkan waktu yang lama dan hanya
yang besar karena prosedur ini pada dasarnya adalah keberlanjutan dalam proses
pengambilan tes.
b. Validitas konkruen
Validitas konkruen adalah indikasi yang layak ditegakkan jika tes tidak
digunakan sebagai suatu prediktor dan merupaka validitas yang sangat penting
dan situasi diagnosis.
Validitas yang digunakan dan diuji coba dalam penelitian ini adalah
validitas konstruk (construct validity), karena item disusun berdasarkan teori yang
relevan dengan variabel persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL (X1)
dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn (X2) yang diteliti kemudian diukur
dengan teknik analisis statistik.
Instrumen dikatakan valid jika instrumen dapat mengukur apa yang
seharusnya diukur. Validitas suatu instrumen dinyatakan dengan korelasi (r).
Uji validitas menggunakan rumus korelasi prodact moment dari Pearson
dalam Arikunto (2002: 146), sebagai berikut:
rxy = ( )( )
√ ( ) √ ( )
Keterangan :
rxy= koefisien korelasi antara X dan Y
= jumlah skor butir kuesioner variabel x
= jumlah skor butir kuesioner variabel y
N = jumlah subyek uji coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Jika p < 0,05 maka dinyatakan item valid, sebaliknya jika p > 0,05 maka
item dinyatakan tidak valid.
Dari uji validitas, item yang valid yang dipakai untuk kuesioner yang akan
disebar kepada sampel penelitian, sedangkan yang tidak valid dibuang.
Penentuan validitas kuesioner presepsi siswa terhadap metode Problem
Based Learning dan Sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn dilakukan melalui
expert judgement dengan mengkonsultasikan instrumen pada dosen pembimbing.
Kuesioner disebarkan pada siswa kelas II di enam Sekolah Dasar. Ke-enam
Sekolah dasar itu adalah SD Negeri Ngaglik Sleman, SD N 2 Sedayu, SD N
Deresan, SD Sambikerep, SD N Jetis Bantul, SD N Plaosan 1, SD
Muhammadiyah Pepe Bantul. Jumlah seluruh sisiwa yang mengisi kuesioner ini
adalah 154 siswa. Target penelitian ini adalah masing-masing indikator minimal
satu item yang valid dan reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan validitas kuesioner data ditulis pada tabel
3.10 yang diperoleh hasil dari kuesioner persepsi yang terdiri dari 38 item yang
valid ada 21 item yaitu nomor 3, 4, 5, 6, 7, 10, 11, 15, 18, 20, 21, 23, 26, 28, 31,
32, 34, 35, 36, 37, 38. Hasil perhitungan validitas kuesioner data ditulis pada tabel
3.12 yang diperoleh hasil dari kuesioner sikap yang terdiri dari 34 item yang valid
ada 8 item yaitu nomor 8,10,11,12,14,18,30,31.
3.7.2 Reliabilitas
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian tidak hanya harus valid tetapi
harus reliabel, dimana kuesioner tersebut dapat dipercaya atau diandalkan.
Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian jika suatu instrumen cukup dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena intrument itu
sudah baik. Sehingga suatu alat ukur dikatakan reliabel atau mempunyai tingkat
kepercayaan tinggi apabila alat ukur dapat memberikan hasil yag relatif tetap,
apabila alat ukur tersebut dikenakan pada subyek yang sama tetapi tempatnya
berbeda atau pada waktu yang berbeda tetapi tempatnya sama (Arikunto, 2002:
154).
3.7.2.1 Reliabilitas Stabilitas
Menyangkut usaha dalam memperoleh nilai yang sama untuk setiap orang
atau unit yang diukur setiap saat mengukurnya. Reliabilitas stabilitas
menggunakan indikator yang sama, definisi operasional, dan prosedur
pengumpulan data setiap saat dan mengukurnya pada waktu yang berbeda.
Perolehan reliabilitas setiap kali unit diukur skornya sama atau hampir sama,
mengukur ukuran yang sama pada waktu yang berbeda.
a) Metode pengujian kembali
Metode ini menggunakan ukuran atau tes yang sama untuk variabel tertentu
pada suatu saat pengukuran yang diulang lagi pada saat lain.
b) Teknik belah dua
Teknik ini biasanya peneliti menggunakan teknik belah dua ganjil genap
dengan pengelompokkan skor butir bernomor ganjil sebagai belahan pertama
dan pengelompokkan bernomor genap sebagai belahan kedua.
c) Teknik pararel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Perhitungan reliabilitas diukur dengan menggunakan dua jenis aat ukur yang
digunakan untuk mengukur aspek yang sama. Kedua alat pengukur kemudian
diberikan pada responden yang sama, kemudian dicari validitasnya masing-
masing.
3.7.2.2 Reliabilitas ekuivalen
Menyangkut usaha perolehan nilai yang sama dengan jenis ukuran yang
berbeda pada waktu yang sama. Definisi konseptual yang dipakai sama tetapi
dengan satu atau lebih indikator pengumpulan data.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis reliabilitas dengan metode
pengujian kembali karena menggunakan induktor, defisinisi operasional, dan
proses pengumpulan data yang sama setiap saat, sehingga didapatkan nilai yang
sama walaupun pada waktu yang berbeda. Untuk mengukur atau menghitung
tingkat reliabilitas intrument digunakan rumus alpha (Azwar, 2011: 11)
Keterangan :
r11 = koefisien reliabilitas instrument
K = banyaknya butir pernyataan
Sb2 = jumlah varians butir
St2 = varians total
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Jika p> 0,05 maka hasil pengukurannya reliabel, sebaliknya jika p< 0,05
maka hasil pengukurannya tidak reliabel.
Tabel 3.8 Kriteria koefisien reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Tabel di atas menunjukan interval koefisien reliabilitas yang digunakan
untuk mengetahui reliabilitas kuesioner pada penelitia ini. Pada interval 0,00 –
1,199 menunjukan kualifikasi sangat rendah. Pada interval 0,20 – 0,399
menunjukan kualifikasi rendah. Pada interval 0,40 – 0,599 menunjukan kualifikasi
sedang. Pada interval 0,60 – 0,799 menunjukan kualifikasi Kuat. Pada interval
0,80 – 1,000 menunjukan kualifikasi Sangat Kuat.
3.7.3.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
kuesioner presepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning
dan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn. Peneliti melakukan face validity
kepada dosen ahli berupa instrumen yang akan digunakan.
Uji validitas judgment expert yang dilakukan oleh dosen ahli setelah
merumuskan 3 indikator untuk presepsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning (no 1 sampai 3), dan 3 indikator untuk sikap siswa
terhadap mata pelajaran PKn (no 4 sampai 6).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Peneliti melakukan validasi empiris kepada siswa kelas II di enam Sekolah
Dasar yaitu SD Negeri Ngaglik Sleman, SD N 2 Sedayu, SD N Deresan, SD
Sambikerep, SD N Jetis Bantul, SD N Plaosan 1, SD Muhammadiyah Pepe Bantul
dengan alasan apakah kuesioner cocok dan mudah dipahami dan sesuai dengan
materi yang diajarkan di Sekolah Dasar.
Untuk mempermudah perhitungan validasi isi, peneliti menggunakan
program SPSS 16 dengan uji Pearson Correlatin , dengan kriteria suatu instrumen
dikatakan valid jika harga probabilitas dalam Sig.(2-taled) di bawah 0,05 (p <
0,05). Berdasarkan susunan sebaran item uji coba kuesioner presepsi siswa
terhadap model pembelajaran Problem Based Learning dan sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn, maka didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel 3.8 Hasil Uji Validitas presepsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning
No Item Person Corelation Sin. (2-taled) Keputusan
1 Item 1 1 Tidak valid
2 Item 2 -0,034 0,675 Tidak Valid
3 Item 3 0,166*
0,040 Valid
4 Item 4 0,322**
0,000 Valid
5 Item 5 0,222**
0,006 Valid
6 Item 6 -0,407**
0,000 Valid
7 Item 7 0,182*
0,024 Valid
8 Item 8 0,031 0,703 Tidak Valid
9 Item 9 0,092 0,255 Tidak Valid
10 Item 10 0,198*
0,014 Valid
11 Item 11 0,553**
0,000 Valid
12 Item 12 0,114 0,161 Tidak valid
13 Item 13 .-0,064 0,431 Tidak valid
14 Item 14 -0,023 0,780 Tidak Valid
15 Item 15 0,196**
0,015 Valid
16 Item 16 -0,073 0,368 Tidak Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
17 Item 17 0,078 0,339 Tidak valid
18 Item 18 0,332**
0,000 Valid
19 Item 19 0,088 0,277 Tidak Valid
20 Item 20 0,345**
0,000 Valid
21 Item 21 0,275**
0,001 Valid
22 Item 22 0,100 0,220 Tidak valid
23 Item 23 0,325**
0,000 Valid
24 Item 24 0,117 0,150 Tidak valid
25 Item 25 0,005 0,951 Tidak valid
26 Item 26 0,205* 0,011 Valid
27 Item 27 -0,038 0,642 Tidak valid
28 Item 28 0,167 0,039 Tidak Valid
29 Item 29 -0,058 0,479 Tidak valid
30 Item 30 0,054 0,507 Tidak valid
31 Item 31 -0,268**
0,001 Valid
32 Item 32 0,168* 0,038 Valid
33 Item 33 0,069 0,396 Tidak valid
34 Item 34 0,193* 0,017 Valid
35 Item 35 0,485**
0,000 Valid
36 Item 36 0,220**
0,006 Valid
37 Item 37 0,498**
0,000 Valid
38 Item 38 0,209**
.0,009 Valid
Dari tabel di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 21
item.Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi
validitas.Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator.
Tabel 3.10 Validasi setiap Indikator
No Indikator Indikator
Ahli
No Item
yang Valid Jumlah Keterangan
1
Persepsi tentang
materi, media, dan
sarana pelajaran dalam
pembelajaran PKn.
Menyerap 3 , 10 7 Memenuhi
Mengerti 4, 5, 6, 7,11
2
Persepsi tentang
langkah-langkah
pelajaran dalam
pembelajaran PKn.
Menyerap 15, 20, 21
5 Memenuhi Mengerti 18, 23
3
Persepsi tentang
interaksi dalam
pembelajaran PKn.
Menyerap 26,28, 31,32
9 Memenuhi Mengerti
34, 35,36,
37, 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Sikap Siswa Terhadap PKn
No Pernyataan Person
Corelation Sin. (2-taled) Keputusan
1 Item 1 1 Tidak valid
2 Item 2 0,037 0,651 Tidak valid
3 Item 3 0,142 0,079 Tidak Valid
4 Item 4 0,131 0,106 Tidak valid
5 Item 5 0,003 0,967 Tidak Valid
6 Item 6 -0,009 0,911 Tidak valid
7 Item 7 0,148 0,068 Tidak valid
8 Item 8 0,198*
0,014 Valid
9 Item 9 0,088 0,279 Tidak valid
10 Item 10 0,184*
0,022 Valid
11 Item 11 0,204*
0,011 Valid
12 Item 12 0,167* 0,038 Valid
13 Item 13 0,137 0,090 Tidak Valid
14 Item 14 0,251**
0,002 Valid
15 Item 15 -0,042 0,609 Tidak valid
16 Item 16 0,035 0,667 Tidak Valid
17 Item 17 -0,043 0,598 Tidak Valid
18 Item 18 0,186* 0,021 Valid
19 Item 19 -0,091 0,263 Tidak valid
20 Item 20 0,072 0,373 Tidak valid
21 Item 21 0,109 0,180 Tidak valid
22 Item 22 0,106 0,190 Tidak valid
23 Item 23 0,061 0,451 Tidak valid
24 Item 24 0,097 0,229 Tidak valid
25 Item 25 0,063 0,437 Tidak valid
26 Item 26 0,088 0,278 Tidak valid
27 Item 27 0,102 0,208 Tidak valid
28 Item 28 -0,092 0,257 Tidak valid
29 Item 29 -0,071 0,381 Tidak valid
30 Item 30 -0,245**
0,002 Valid
31 Item 31 0,172* 0,033 Valid
32 Item 32 -0,022 0,787 Tidak Valid
33 Item 33 0,004 0,960 Tidak valid
34 Item 34 0,074 0,364 Tidak valid
Dari tabel di atas, diperoleh hasil penyataan yang valid sebanyak 8 dari 34
item.Setiap indikator sudah terwakili minimal satu pernyataan untuk memenuhi
validitas.Berikut adalah tabel indikator dan pernyataan yang mewakili indikator.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Tabel 3.12 Validasi setiap Indikator
No Indikator Indikator
Ahli
No Item
yang Valid Jumlah Keterangan
1 Sikap siswa sebelum
mengikuti pelajaran
Kognitif 8,
4 Memenuhi Afektif 10
Konatif 11, 12
2 Sikap siswa saat
mengikuti pelajaran
Kognitif 14
2 Memenuhi Afektif
Konatif 18
3 Sikap siswa setelah
mengikuti pelajaran Kognitif 31 2 Memenuhi
Selain melakukan uji coba validasi dilakukan uji reliabilitas instrumen
untuk mengetahui taraf keajegan instrument. Berikut tabel kualifikasi koefisien
korelasi.
Tabel 3.13
Tabel Kualifikasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 1,199 Sangat rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Berdasarkan hasil Reliabilitas prespsi siswa terhadap model pembelajaran
Problem Based Learning diperoleh hasil:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
Tabel 3.14
Tabel Reliabilitas Prespsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran Problem
Based Learning
Croach Alfa Kriteria
0.820 Sangat Kuat
Dari tabel diatas menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen
digunakan untuk presepsi siswa terhadap model Problem Based Learning sebesar
0, 820 masuk dengan kriteria sangat kuat. Sehingga instrumen yang digunakan
sudah memenuhi syarat instrumen yang valid.
Tabel 3.15
Tabel Reliabilitas Sikap Siswa Terhadap Mata Pelajaran PKn
Croach Alfa Kriteria
0,885 Sangat Kuat
Dari tabel diatas menunjukan harga Alpha Cronbach’s untuk instrumen
digunakan untuk sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn sebesar 0, 885 masuk
dengan sangat kuat. Sehingga instrumen yang digunakan sudah memenuhi syarat
instrumen yang valid dan reliabel.
3.8 Teknik Analisi Data
Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul untuk menguji
hipotesis yang diajukan. Jenis statistik yang digunakan adalah statistik inferensial.
Statistik inferensial adalah teknik analisis yang digunakan oleh peneliti untuk
menganalisis data sampel yang digunakan untuk populasi tertentu menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Sugiyono (2012: 201). Setelah menentukan jenis statistiknya maka akan
ditentukan statistik parametrik atau nonparametrik yang akan digunakan. Statistik
parametrik (Sugiyono, 2012: 201) digunakan untuk menguji parameter suatu
populasi melalui statistik atau menguji ukuran populasi melalui data sampel.
3.8.1 Uji Prasyarat
3.8.1.1 Uji Normalitas Data
Uji Normalitas data dilakukan setelah data-data terkumpul.Menurut
Priyatno (2008: 28) uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data-
data yang didapat terdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas ini penting untuk
menentukan jenis statistik yang nanti akan digunakan untuk analisis data lebih
lanjut. Uji normalitas data dilakukan dengan statistik non parametrik yaitu
menggunakan teknik Kolmogorov-Smirnov test. Untuk penelitian ini kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut (Sarwono, 2010: 25):
a. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal.
b. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal.
Jika data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan
selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent samples t-
test atau Paired samples t-test. Sedangkan jika data yang diperoleh tidak
terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya adalah statistik non
parametrik dalam hal ini Mann-Whitney U-test atau Wilcoxon signed ranks test.
Untuk keperluan penelitian, perhitungan uji normalitas data dilakukan dengan
program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan teknik
Kolmogorov-Smirnov test dengan tingkat kepercayaan 95%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3.8.1.2 Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk melihat kelas yang diuji memiliki
kemampuan dasar yang sama terlebih dahulu diuji kesamaan variansnya. Uji
homogenitas ini ditujukan untuk menguji apakah beberapa kelompok
memiliki varians yang sama atau tidak (Sugiyono, 2009). Untuk keperluan
penelitian, perhitungan uji homogenitas data dilakukan dengan program
komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan
95%. Untuk menguji kesamaan varians digunakan uji F sebagai berikut:
Ho : ϭ12 = ϭ2
2
Ha : ϭ12 ≠ ϭ2
2
Dimana
Ho : Kedua populasi mempunyai varians yang sama
Ha : Kedua populasi mempunyai varians yang berbeda
F: varians terbesar
varians terkecil
Kriteria pengujian sebagai berikut:
1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih kelompok populasi data adalah tidak sama.
2. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa varian dari dua atau
lebih kelompok populasi data adalah sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
3.8.1.3 Uji linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis lurus
(Nisfiannoor, 2009). Teknik yang digunakan dalam menguji linearitas adalah Test
for Linearity pada program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows. Untuk
penelitian ini, kriteria yang digunakan adalah sebagai berikut
1. Jika nilai signifikansi < 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen bersifat linear atau garis
lurus.
2. Jika nilai signifikansi > 0,05, maka dikatakan bahwa hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen tidak bersifat linear atau
garis lurus.
3.8.2 Uji Hipotesis
3.8.2.1Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan)
Uji hipotesis korelatif dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem
Based Learning). Teknik pengujian klasik untuk mengetahui signifikansi
hubungan tidak dengan sendirinya menunjukkan apakah hubungan tersebut cukup
substantif atau tidak. Hubungan dua variabel tersebut dapat terjadi karena adanya
hubungan sebab akibat atau dapat pula terjadi karena kebetulan saja. Dua variabel
dikatakan berkolerasi apabila perubahan pada variabel yang satu akan diikuti
perubahan pada variabel yang lain secara teratur dengan arah yang sama (korelasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
positif) atau berlawanan (korelasi negatif) (Sugiyono, 2015: 254). Analisis data
menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan
95% menggunakan korelasi pearson product moment. Berikut adalah hipotesis
yang digunakan dalam uji perbedaan skor (Priyatno, 2012: 51):
Hnull : tidak ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa.
Hi : ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu (Priyatno,
2012: 51):
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Hal tersebut
menunjukkan tidak ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest
sikap siswa, sehingga persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap
siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran
yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning).
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Hal tersebut
menunjukkan adanya hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest
sikap siswa, sehingga persepsi siswa tidak memiliki hubungan dengan sikap
siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran
yang konvensional dengan PBL (Problem Based Learning).
Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi kategori koefisien
korelasi dari hasil uji hipotesis menurut Sugiyono (2011):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tabel 3.16
Kategori Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
3.8.3 Analisis Tambahan
3.8.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dengan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran
PKn
Uji perbedaan skor pretest dan posttest bertujuan untuk mengetahui
apakah penggunaan model pembelajaran PBL dapat memberikan perbedaan
persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran PKn setelah menggunakan
model pembelajaran PBL. Perbedaan skor dapat dihitung dari skor postest dan
pretest kelompok. Perbedaan skor dapat diperloleh dengan rumus: (O2 – O1),
yaitu dengan mengurangkan skor posttest dan pretest. Analisis statistic dapat
dilakukan dengan program komputer yaitu IBM Statistics 22 for Windows dengan
tingkat kepercayaan 95%. Uji statistic menggunakan Independent samples t-test
untuk data berdistribusi normal dan Mann-Whitney U test untuk data berdistribusi
tidak normal. Berikut adalah hipotesis yang digunakan dalam uji perbedaan skor
(Priyatno, 2012: 51):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest-pretest.
Hi : ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest-pretest.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu (Priyatno,
2012: 51):
1. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak. Hal tersebut
menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest-postest,
sehingga tidak ada perbedaan persepsi siswa dan sikap siswa terhadap
pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan PBL (Program Based Learnig).
2. Jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak Hi diterima. Hal tersebut
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara skor pretest-postest,
sehingga ada perbedaan persepsi siswa dan sikap siswa terhadap
pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan PBL (Program Based Learnig).
3.8.3.2 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest
Uji kenaikan skor dilakukan untuk melihat apakah ada kenaikan skor pada
pretest ke skor postest pada kelompok eksperimen. Untuk data berdistribusi
normal dilakukan dengan analisis statistik parametrik yaitu Paired samples t-test
dan untuk data berdistribusi tidak normal dilakkan dengan analisis statistik non-
parametrik yaitu Wilcoxon signed ranks test. Analisis data menggunakan IBM
SPSS Statistics 20 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Menurut
Priyanto (2010: 102), uji ini digunakan untuk menguji perbedaan rata-rata dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dua kelompok data atau sampel yang berpasangan. Berikut adalah hipotesis
statistik yang digunakan:
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest.
Adapun kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan yaitu (Priyatno,
2010: 108) yaitu:
1. Jika harga sig. (2- tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal
tersebut menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan pada skor pretest
maupun postest, sehingga adanya kenaikan skor pretest ke skor postest.
2. Jika harga sig. (2- tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal
tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan pada skor pretest
maupun postest, sehingga tidak terdapat kenaikan skor pretest ke skor postest.
Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan
rumus seperti berikut:
Gambar 3.2 Rumus Kenaikan Skor Pretest ke Posttest
3.8.2.4 Dampak perlakuan pada siswa
Menurut Krathwohl (2004: 547 ) untuk setiap penelitian eksperimental
dianjurkan untuk memasukkan elemen penelitian kualitatif agar lebih dapat
dipahami sudut pandang subjek yang diteliti terkait perlakuan dan variabel-
variabel yang diteliti antara lain dengan melakukan interview dan observasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
sesudah penelitian. Untuk itu, selain menggunakan kuesioner pada penelitian ini
digunakan triangulasi dalam bentuk wawancara kepada guru dan beberapa siswa
dan observasi untuk melengkapi hasil penelitian.Observasi dilakukan sewaktu
penelitian dilaksanakan sedangkan wawancara dilakukan setelah
posttest.Observasi di kelas dilakukan dengan melihat cara guru mengajar, reaksi
siswa dalam belajar PKn dengan model pembelajaran PBLdan proses kegiatan
belajar mengajar yang dilakukan. Sedangkan untuk wawancara, beberapa siswa
yang terpilih akan diberikan 4 pertanyaan sebelum pretest dan 4 pertanyaan
setelah posttest. Sedangkan untuk guru akan diberikan 3 pertanyaan sebelum
pretest dan 5 pertanyaan setelah perlakuan dan posttest. Berikut adalah pedoman
wawancara pada siswa dan guru.
Tabel 3.17 Pedoman Wawancara Siswa
No Topik Pertanyaan
Pretest
1 Mata pelajaran PKn Apa kamu senang belajar PKn?
2 Mengapa kamu senang/tidak senang dengan mata
pelajaran PKn?
3 Metode Bagaimana cara guru mengajar kan pelajaran PKn?
4 Mata pelajaran PKn
dan metode
Apa kamu dapat memahami dengan baik mata
pelajaran PKn dengan cara mengajar guru yang
seperi itu?
Posttest
5 Evaluasi Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan mana
yang kamu anggap sulit? Mengapa?
6 Problem Based
Learning (PBL)
Bagaimana perasaanmu saat pertama kali belajar
dengan cara belajar yang berbeda dari
sebelumnya?
7 Apakah kamu bosan dengan cara belajar yang baru
dan berbeda dari biasanya?
8 Apakah cara belajar dengan model pembelajaran
PBL dapat membantu kamu dalam memahami
materi?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Tabel 3.18 Pedoman Wawancara Guru
No Topik Pertanyaan
Pretest
1 Metode Bagaimana Ibu mengajar ketika menjelaskan materi
pada mata pelajaran PKn?
2 Mata pelajaran PKn Apa kesulitan yang Ibu alami saat mengajarkan
mata pelajaran PKn?
3 Media Pembelajaran Media pembelajaran apakah yang Ibu gunakan saat
menjelaskan materi pada mata pelajaran PKn?
Posttest
4 Apakah Ibu puas dengan hasil belajar menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)?
5 Apakah model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL) membantu guru meningkatkan
hasil belajar siswa?
6 Apakah ada perubahan ketika Ibu menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) dalam menjelaskan materi?
7 Apakah ibu pernah menggunakan model
pembelajaran yang lain selain model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
8 Bagaimana hasil belajar dengan model
pembelajaran tersebut?
3.8.2.5 Pembahasan Lebih Lanjut
Pembahasan lebih lanjut bertujuan untuk melihat pengaruh model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL) apakah memiliki hubungan yang
besar atau menengah atau kecil terhadap persepsi siswa dan sikap siswa pada mata
pelajaran PKn. Cara yang dilakukan adalah dengan melihat hasil pretest dan
posttest. Selain itu untuk melihat apakah hasil penelitian dapat digeneralisasikan
ke populasi yang lebih luas atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini membahas mengenai hubungan persepsi dan sikap siswa kelas II
pada mata pelajaran PKn di SD Kanisius Bantul Yogyakarta. Hasil penelitian
berisi deskripsi implementasi penelitian dan analisis data yang telah diperoleh.
Pada bagian penjelasan dijelaskan pengaruh perlakuan dengan diikuti dampak
perlakuan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Implementasi Penelitian
Penelitian ini menggunakan satu kelas.Kelas tersebut ditentukan tidak
berdasarkan undian tetapi kelas sudah ditentukan sejak awal bimbingan skripsi.
Kelas yang diperoleh peneliti adalah kelas II. Berikut ini akan dideskripsikan
populasi penelitian dan pelaksanaan pembelajaran pada kelas yang terpilih.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa II di SD Kanisius Bantul.
Sampel yang digunakan terdiri dari satu kelas yaitu kelas II yang bukan
merupakan kelas pararel. Sampel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah untuk kelas yang terpilih. Kelompok ini terdiri dari 15 siswa laki-laki dan
15 siswa perempuan. Jumlah seluruh siswa kelompok eksperimen adalah 30
orang. Siswa pada kelompok eksperimen ini berasal dari latar belakang keluarga
ekonomi menengah ke atas. Data siswa menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
siswa di kelas ini antara lain buruh, karyawan swasta, guru, dosen, PNS,
wiraswasta, dan dokter. Latar belakang pendidikan orang tua antara lain SMA,
D1, D2, D3, S1, dan S2. Prestasi akademik yang sejajar dikarenakan kelas II
tersebut memiliki nilai rata-rata anak yang tidak jauh beda antara satu anak
dengan anak yang lainnya.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian di kelompok eksperimen dimulai dengan pretest
pada hari Jumat tanggal 4 Oktober 2016. Tujuan pretest adalah untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Siswa mengisi kuesioner yang telah diberikan oleh
peneliti dengan menjawab pada lembar kolom dalam kuesioner yang telah
disediakan. Kuesioner berupa pernyataan positif dan negatif dengan 2 bagian.
Bagian pertama pada kuesioner adalah bagian kuesioner persepsi dengan jumlah
pernyataan 21 dan bagian kedua adalah kuesioner sikap dengan jumlah pernyataan
9. Waktu mengerjakan pretest adalah 2 x 40 menit. Sebelum mengerjakan
kuesioner, siswa mendengarkan pengarahan dari guru tentang langkah-langkah
mengerjakan kuesioer dan maksud dari tiap butir pernyataan. Siswa juga diberi
kesempatan untuk bertanya pada guru tentang pernyataan yang belum dipahami.
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
di kelas dilaksanakan pada bulan Oktober setiap hari Jumat pada tanggal 7
Oktober 2016, 14 Oktober 2016, dan 21 Oktober 2016. Pembelajaran
dilaksanakan dengan berpedoman pada KTSP, sehingga penelitian dilaksanakan
selama satu kali pembelajaran atau pertemuan. Penelitian ini lebih fokus pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
mata pelajaran PKn dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning (PBL). Kegiatan pembelajaran dimulai pada pukul 06.45 WIB.Peneliti
memiliki peran sebagai guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
pengamat kegiatan pembelajaran, dan mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran, serta menyiapkan alat dan bahan sebelum pelaksanaan
pembelajaran. Seluruh kegiatan pembelajaran dilaksanakan oleh peneliti di dalam
kelas. Materi pokok yang diajarkan adalah gotong royong yang meliputi tentang
hidup rukun, saling tolong-menolong, dan saling berbagi.
Kegiatan awal adalah siswa mendengarkan cerita guru dimana guru
tersebut adalah peneliti itu sendiri dimana guru bercerita dengan menunjukkan
gambar mengenai orang yang hidup rukun dengan orang lainnya walaupun
mereka berbeda suku, agama, ataupun budaya. Setelah itu siswa dan guru
melakukan kegiatan tanya jawab mengenai gambar yang dikaitkan dengan
pengalaman siswa dalam kehidupannya sehari-hari. Siswa dibimbing guru untuk
mengaitkan kegiatan yang menggambarkan hidup rukun dengan kehidupannya di
rumah atau di sekolah, kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu
tentang hidup rukun. Kegiatan inti pembelajaran pada kelompok eksperimen
menggunakan langkah-langkah yang ada pada PBL. Kegiatan inti menggunakan
langkah PBL yang pertama adalah orientasi siswa pada masalah. Siswa diberi
gambar yang berhuungan dengan hidup rukun di masyarakat. Berdasarkan
jawaban yang diajukan, siswa mencari tahu arti hidup rukun pada Kamus Besar
Bahasa Indonesia. Siswa dan guru melakukan tanya jawab mengenai manfaat dari
hidup rukun. Siswa diajak oleh guru untuk memberikan contoh yang dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
menggambarkan perilaku hidup rukun di sekolah dan di rumah. Langkah PBL
kedua adalah mengorganisasikan siswa. Sebelum siswa melakukan kegiatan
eksperimen, siswa diminta untuk membentuk kelompok belajar. Kelompok
tersebut terdiri dari 4-5 anak. Lalu guru memberikan soal berupa gambar yang
harus dijawab oleh anak secara berkelompok.
Langkah PBL ketiga adalah membimbing penyelidikan individu dan
kelompok. Pada langkah pembelajaran ini siswa berdiskusi dalam kelompok
untuk mengetahui perilaku apa saja yang dapat ditunjukkan agar hidup rukun,
tolong-menolong, dan saling berbagi dapat tercipta lalu dicatat di dalam kertas
yang akan menjadi laporan siswa. Langkah PBL keempat adalah mengembangkan
dan menyajikan hasil karya atau percobaan. Dari hasil yang telah diperoleh siswa
menyiapkan hasil laporan yang telah dibuat. Guru meminta setiap kelompok
menunjuk satu anak sebagai perwakilan dalam presentasi kelompok saat
menyajikan hasil laporannnya di depan kelas. Langkah PBL kelima adalah
menganalisa dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Pada langkah
pembelajaran ini, siswa di dalam kelompok diminta untuk menentukan kelompok
mana yang akan menyajikan laporannya terlebih dahulu (dalam hal ini karena
siswa masih kelas II, guru yang menentukan). Siswa dari kelompok penyaji
diberikan kesempatan untuk memberikan jawaban dari hasil diskusi mereka.
Siswa dari kelompok yang mendengarkan diminta untuk memberikan nilai dan
memberikan tanggapan. Guru bersama siswa mengevaluasi jawaban yang
diberikan apakah sudah benar atau belum. Guru juga memberikan kesempatan
bagi kelompok lain yang mau memberikan jawaban yang berbeda. Pada hari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Kamis tanggal 27 Oktober 2016, siswa pada kelompok eksperimen mengerjakan
kuesioner posttest yang dilaksanakan setelah siswa menerima pembelajaran
mengenai materi yang digunakan dalam penelitian dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Kuesioner yang diberikan pada
posttest sama dengan kuesioner yang diberikan ketika pretest. Tujuan posttest
adalah untuk mengetahui pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran
dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).
4.2 Hasil Uji Hipotesis
Penelitian ini merupakan penelitian kolaborasi bersama dengan teman
dalam kelompok payung PKn (Pendidikan Kewarganegaraan). Penelitian tersebut
dilakukan terhadap siswa SD (Sekolah Dasar) untuk membuktikan hubungan
persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan
Paradigma Pedagogi Reflektif (PPR) dengan sikap siswa pada mata pelajaran
PKn. Peneliti hanya memfokuskan pembahasan penelitian tentang persepsi siswa
terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa
pada mata pelajaran PKn. Penelitian dilakukan dengan Factorial Designsehingga
menggunakan satu kelompok untuk diteliti. Instrumen penelitian yang digunakan
berupa kuesioner yang terdiri dari dua bagian, yakni satu bagian untuk mengukur
persepsi siswadan satu bagian yang lain untuk mengukur sikap siswa. Instrumen
yang digunakan untuk pretest dan posttest merupakan instrumen yang sama dan
diujikan pada satu kelompok penelitian, yakni kelompok eksperimen.
Hasil penelitian yang akan dibahas lebih lanjut mengenai deskripsi data
dan dipaparkan lebih lengkap mengenai data pretest dan posttest pada persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dan sikap
siswa pada mata pelajaran PKn. Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini
berupa data kuantitatif dan disertai data kualitatif sebagai elemen tambahan untuk
lebih mengetahui pengaruh tindakan. Data kuantitatif yang diperoleh adalah hasil
pretest dan posttest menggunakan kuesioner tertutup. Data yang diperoleh dari
pretest dan posttest untuk mengukur persepsi siswa dan sikap siswadianalisis
dengan menggunakan program komputer yang bernama IBM SPSS Statistics 22
for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%.
4.2.1 Uji Prasyarat
4.2.1.1 Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari
populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari
pretest dan posttest untuk mengukur persepsi siswa dianalisis terlebih dahulu
dengan uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas
tersebut untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis
data selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,
sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika
data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya
adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau
Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji
statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal
ini adalah Mann Whitney U-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test
diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.11, halaman 147).
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)
No. Aspek Sig. (2- tailed) Keterangan
1 Rerata skor pretest 0,200 Normal
2 Rerata skor posttest 0,200 Normal
3 Rerata selisih pretest dan posttest 0,200 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest kelompok persepsi
siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki
harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05), aspek posttest terhadap
persepsi siswa memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05), dan
aspek selisih pretest dan posttest memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau
p > 0,05).
Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest dan posttest pada persepsi siswa
memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut diperoleh hasil bahwa
skor pada aspek pretest dan posttest terdistribusi normal, maka uji statistik yang
digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent
Samples t-test atau Paired Samples t-test.
Analisis data pada persepsi siswa menggunakan statistik parametrik,
dalam hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test dengan tiga
langkah berikut: 1) Uji homogenitas, yaitu untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh memiliki varians data yang sama atau tidak. 2) Uji Linear, yaitu untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
mengatuhi apakah hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen bersifat linear atau garis lurus. 3) Uji hipotesis korelatif (hubungan),
untuk mengetahui apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa
terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan PBL (Problem Based Learning). 4) Uji perbedaan perbedaan
persepsi siswa terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)
dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn, yaitu untuk mengetahui apakah ada
perbedaan persepsi dan sikap setelah melakukan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). 5) Uji kenaikan skor pretest
dan posttest, untuk mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari
pretest ke posttest pada kelompok eksperimen.
4.2.1.2 Uji Normalitas Data Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui skor dalam sampel berasal dari
populasi yang memiliki distribusi normal atau tidak. Data yang diperoleh dari
pretest dan posttest untuk mengukur sikap siswa dianalisis terlebih dahulu dengan
uji normalitas menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test. Uji normalitas
tersebut untuk menentukan jenis uji statistik yang akan digunakan dalam analisis
data selanjutnya. Jika harga sig. (2-tailed) > 0,05 maka distribusi data normal,
sedangkan jika harga sig. (2-tailed) < 0,05 maka distribusi data tidak normal. Jika
data yang diperoleh terdistribusi normal, uji statistik yang digunakan selanjutnya
adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent Samples t-test atau
Paired Samples t-test. Sedangkan jika distribusi data tidak terdistribusi normal, uji
statistik yang digunakan selanjutnya adalah uji statistik non parametrik, dalam hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
ini adalah Mann Whitney U-Test atau Wilcoxon Signed Ranks Test. Berdasarkan
analisis uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov Test
diperoleh hasil sebagai berikut ini (lihat Lampiran 4.11, halaman 147).
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas terhadap Sikap Siswa
No. Aspek Sig. (2- tailed) Keterangan
1 Rerata skor pretest 0, 143 Normal
2 Rerata skor posttest 0,200 Normal
3 Rerata selisih pretest dan posttest 0,200 Normal
Berdasarkan analisis statistik di atas, aspek pretest terhadap sikap siswa
memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,143 (atau p > 0,05), aspek posttest
terhadap sikap siswa memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar 0,200 (atau p > 0,05),
dan dan aspek selisih pretest dan posttest memiliki harga sig. (2-tailed) sebesar
0,200 (atau p > 0,05).
Harga sig. (2-tailed) pada aspek pretest dan posttest pada sikap siswa
memiliki distribusi data yang normal karena nilai sig. (2-tailed) lebih besar dari
0,05 (atau p > 0,05). Berdasarkan uji normalitas tersebut diperoleh hasil bahwa
skor pada aspek pretest dan posttest terdistribusi normal, maka uji statistik yang
digunakan selanjutnya adalah uji statistik parametrik, dalam hal ini Independent
Samples t-test atau Paired Samples t-test.
Analisis data pada sikap siswa menggunakan statistik parametrik, dalam
hal ini Independent Samples t-test atau Paired Samples t-test dengan tiga langkah
berikut: 1) Uji homogenitas, yaitu untuk memastikan bahwa data yang diperoleh
memiliki varians data yang sama atau tidak. 2) Uji Linear, yaitu untuk mengatuhi
apakah hubungan antara variabel independen dengan variabel dependen bersifat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
linear atau garis lurus. 3) Uji hipotesis korelatif (hubungan), untuk mengetahui
apakah ada hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata
pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan
PBL (Problem Based Learning). 4) Uji perbedaan perbedaan persepsi siswa
terhadap model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan sikap siswa
pada mata pelajaran PKn, yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi
dan sikap setelah melakukan pembelajaran menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL). 5) Uji kenaikan skor pretest dan posttest, untuk
mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest.
4.2.1.3 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL
Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data
pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis
mengenai data memiliki varians yang sama atau tidak dengan menggunakan
datadari kelompok persepsi siswa. Sebelum melakukan uji Independent Samples t-
test, dilakukan uji Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas
varians data. Suatu data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga
signifikansi pada Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49).
Tabel 4.3 Hasil uji homogenitas terhadap persepsi siswa
No. Aspek Nilai Levene
Statistic
Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Data pretest 0,575 0,782 Homogen
Berdasarkan uji Levene’s Test pada data pretest dan posttest kelompok
persepsi siswa diperoleh besar nilai F = 0,575 dengan signifkansi sebesar 0,782
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
(atau p > 0,05) berarti tidak ada perbedaan varians homogen yang signifikan
antara hasil data persepsi siswa dengan kata lain data tersebut memiliki varian
yang sama sehingga untuk analisis selanjutnya dapat menggunakan independent
samle t-test.
4.2.1.4Uji Homogenitas Terhadap Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Langkah pertama yang dilakukan setelah mengetahui normalitas data
pretest dan posttest dari masing-masing kelompok yaitu melakukan analisis
mengenai data memiliki varians yang sama atau tidak dengan menggunakan
datadari kelompok sikap siswa. Sebelum melakukan uji Independent Samples t-
test, dilakukan uji Levene’s Test terlebih dahulu untuk mengetahui homogenitas
varians data. Suatu data dikatakan memiliki homogenitas varians apabila harga
signifikansi pada Levene’s Test > 0,05 (atau p > 0,05) (Priyatno, 2012:49).
Tabel 4.4 Hasil uji homogenitas terhadap sikap siswa
No. Aspek Nilai Levene
Statistic
Sig. (2-tailed) Keterangan
1 Data pretest 1,520 0,210 Homogen
Berdasarkan uji Levene’s Test pada data pretest dan posttest kelompok
sikap siswa diperoleh besar nilai F = 1,520 dengan signifkansi sebesar 0,210 (atau
p > 0,05) berarti tidak ada perbedaan varians homogen yang signifikan antara
hasil data sikap siswa dengan kata lain data tersebut memiliki varian yang sama
sehingga untuk analisis selanjutnya dapat menggunakan independent sample t-
test.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
4.2.1.5 Uji Linearitas
Berikut ini merupakan hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap
model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn:
Tabel 4.5 Hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap model
pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn
Aspek F Sig. (2-
tailed)
Sikap siswa pada mata pelajaran
PKn
Between Groups
(Combined)
16,696 0,000
Linearity 355,972 0,000
Persepsi siswa terhadap model
pembelajaran PBL
Deviation From
Linearity
0,540 0,870
Berdasarkan Hasil uji linearitas antara persepsi siswa terhadap model
pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn, dapat diperoleh
jika nilai signifikansinya adalah 0,000. Hal ini membuktikan bahwa data dalam
penelitian ini memiliki hubungan yang lurus dari satu titik ke titik yang lain atau
disebut juga linear karena memiliki nilai signifikasi yang kurang dari 0,05 atau (p
< 0,05) (Nurgiyantoro, Gunawan, dan Marzuki, 2009).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Gambar 4.1
Gambar grafik Scatterplot Hasil Uji Linearitas
Hasil dari gambar grafik 4.1 menunjukkan bahwa data-data yang
menyatakan hubungan antara persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran
problem based learning (PBL) dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn
cenderung berkumpul pada garis lurus. Hal ini semakin menunjukkan bahwa data
dalam penelitian ini linear dan terlihat jika variabel persepsi mempengaruhi
variabel sikap. Persepsi pada diri anak dapat mempengaruhi sikap yang
dimunculkan dari dalam diri anak.
4.2.2 Uji Hipotesis
4.2.2.1 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan)
Uji hipotesis korelatif dilakukan untuk mengetahui apakah ada hubungan
antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem
Based Learning). Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95% menggunakan
korelasi pearson product moment. Kriteria yang digunakan untuk menarik
kesimpulan adalah jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada hubungan
antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa, jika harga sig. (2-tailed)<
0,05 maka ada hubungan antara skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa.
Hasil uji hubungan skor posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa akan dibahas
di bawah ini.
Tabel 4.6 Uji Korelasi Posttest Persepsi Siswa-Posttest Sikap Siswa
No Aspek Mean Std.
Deviation
Pearson
Correlation
Sig. (2-
tailed)
Keterang
an
1 Selisih
persepsi
siswa
0,367 0,275 0,638 0,000 Ada
hubungan
2 Selisih sikap
siswa
0,317 0,489 0,638 0,000 Ada
hubungan
Hasil analisis dengan korelasi pearson product moment padaposttest
persepsi siswa-posttest sikap siswadiperoleh nilai pada data posttest persepsi
siswa Std. Deviation= 0,275 Mean= 0,367 dibandingkan dengan data posttest
sikap siswa dengan nilai Std. Deviation= 0,317 Mean= 0,489 Pearson Correlation
= 0,638. Harga sig. (2-tailed) yaitu 0,000 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05)
sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti ada hubungan antara skor
posttest persepsi siswa-posttest sikap siswa. Dengan kata lainada hubungan antara
persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem
Based Learning).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berikut ini adalah pedoman untuk memberikan interpretasi kategori koefisien
korelasi dari hasil uji hipotesis menurut Sugiyono (2011):
Tabel 4.7
Kategori Koefisien Korelasi
Koefisien Korelasi Kategori
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
Berdasarkan kategori koefisien korelasi pada tabel di atas, penelitian ini
memiliki nilai korelasi 0,638 sehingga koefisien korelasi pada penelitian ini
termasuk dalam kategori kuat. Sehingga antara variabel persepsi siswa terhadap
model pembelajaran PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn memiliki
hubungan yang kuat dimana persepsi membangun adanya perubahan sikap.
4.2.3 Analisis Tambahan
4.2.3.1 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL
Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan persepsi
siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan PBL (Program Based Learnig). Hasil analisis yang
dilakukan akan menjadi tolak ukur untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis
yang dibuat peneliti di terima atau ditolak. Hasil yang didapat dari pengurangan
pretest dan posttest di olah menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows
dengan tingkat kepercayaan 95% secara prinsip digunakan rumus (O2-O1) yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
dengan mengurangkan skor posttest-pretest. Kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan adalah jika harga sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest dan posttest. Sebaliknnya jika harga sig < 0,05 maka
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest - posttest. Untuk melihat apakah
ada perbedaan selisih skor pretest dan posttest atau tidak maka analisis statistik
yang digunakan yaitu statistik parametrik independent samples t-test. Sebelum
dilakukan analisis ini diperlukan dilakukan uji homogenitas dengan Levene’s
test(lihat lampiran 4.11).
Tabel 4.8 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran PBL
Selisih Skor
Posttest ke
Pretest
Levene’s test T Df Mean
Differ
ence
Std.
Error
Differ
ence
Sig.
(2-
tailed)
Ketera
ngan F Sig
Kelompok
Eksperimen
25,259 0,000 - 3,532 58 -0,826 0,234 0,001 Ada
perbed
aan
Hasil analisis Levene’s test menunjukkan harga F = 25,259 dan harga sig.
0,051 (p >0,05) dengan demikian ada perbedaan varian dengan kata lain memiliki
varian yang sama. Sehingga bisa digunakan independent samples t-test untuk
analisis selanjutnya. Pada data pretest diperoleh nilai Std. Deviation= 01,191 Std
Eror Mean= 0,217 M= 3,314 dibandingkan dengan data posttest dengan nilai Std.
Deviation= 0,474 Std Eror Mean= 0,086 M= 4,140. Harga sig. (2-tailed) yaitu
0,001 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal
ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok persepsi siswa. Dengan kata lain ada perbedaan persepsi siswa terhadap
pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
dengan PBL (Program Based Learnig). Berikut adalah gambar diagram batang
yang akan menunjukkan skor pretest dan posttest persepsi siswa.
Perbandingan Pretest dan Posttest
Gambar 4.2 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest
Persepsi Siswa
4.2.3.2 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Uji perbedaan dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan sikap
siswa terhadap pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan PBL (Problem Based Learnig). Hasil analisis yang
dilakukan akan menjadi tolak ukur untuk menarik kesimpulan apakah hipotesis
yang dibuat peneliti di terima atau ditolak. Hasil yang didapat dari pengurangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
pretest dan posttest di olah menggunakan IBM SPSS Statistics 22 for Windows
dengan tingkat kepercayaan 95% secara prinsip digunakan rumus (O2-O1) yaitu
dengan mengurangkan skor posttest-pretest. Kriteria yang digunakan untuk
menarik kesimpulan adalah jika harga sig > 0,05 maka tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest dan posttest. Sebaliknnya jika harga sig < 0,05 maka
ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest - posttest pada. Untuk melihat
apakah ada perbedaan skor pretest dan posttest atau tidak maka analisis statistik
yang digunakan yaitu statistik parametrik independent samples t-test. Sebelum
dilakukan analisis ini diperlukan dilakukan uji homogenitas dengan Levene’s
test(lihat lampiran 4.12).
Tabel 4.9 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Selisih
Skor
Posttest ke
Pretest
Levene’s test T D
f
Mean
Differe
nce
Std. Error
Difference
Sig.
(2-
tailed
)
Keteranga
n F Sig
Kelompok
Eksperime
n
100,566 0,064 -3,522 58 -0,925 0,262 0,001 Ada
perbedaan
Hasil analisis Levene’s test menunjukkan harga F = 100,566 dan harga sig.
0,064 (p >0,05) dengan demikian tidak ada perbedaan varian dengan kata lain
memiliki varian yang sama. Sehingga bisa digunakan independent samples t-test
untuk analisis selanjutnya. Pada data pretest diperoleh nilai Std. Deviation= 1,419
Std Eror Mean= 0,259 M= 3,530 dibandingkan dengan data posttest dengan nilai
Std. Deviation= 0,237 Std Eror Mean= 0,043 M= 4,455. Harga sig. (2-tailed)
yaitu 0,001 kurang dari 0,05 atau (p< 0,05) sehingga Hnull ditolak dan Hi
diterima. Hal ini berarti ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
posttest sikap siswa. Dengan kata lain ada perbedaan sikap siswa terhadap
pembelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional
dengan PBL (Problem Based Learnig). Berikut adalah gambar diagram batang
yang akan menunjukkan selisih skor pretest dan posttest sikap siswa.
Perbandingan Pretest dan Posttest
Sikap Siswa
Gambar 4.3 Perbandingan Selisih Skor Pretest ke Posttest
Sikap Siswa
4.2.3.3 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model
Pembelajaran PBL
Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics
22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi dengan
normal digunakan statistik paired samples t-test atau jika data terdistribusi dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
tidak normal digunakan statistik non parametrik Wilcoxon signedranks test.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2-
tailed)< 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest,
jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara
skor pretest dan posttest. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan
dari pretest ke posttest dan sebaliknnya. Menurut Campbell dan Stanley (Cohen,
2007: 276) untuk melihat ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar kenaikannya
dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2 - O1). Jika hasilnya negatif
maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya
positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Hasil uji peningkatan skor
pretest dan posstest akan dibahas di bawah ini (lihat Lampiran 4.16).
Tabel 4.10 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa
Hasil Uji T Df M Std. Error
Mean
Sig.(2-
tailed)
Keterangan
Kelompok
eksperimen
7,525 29 0,395 0,052 0,000 Ada
Perbedaan
Pada kelompok eksperimen diperoleh t= 7,525 df= 29 M = 0,395 SE=
0,052. Perbedaan ini signifikan dengan nilai t (df = 29) t = 7,525, p = 0,000 lebih
kecil atau (p< 0,05). Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari
pretest ke posttest persepsi siswa.
Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus
sebagi berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Gambar 4.3 Kenaikan Skor Pretest ke Posttest
Di bawah ini akan dijelaskan hasil persentase kenaikan skor pretest ke posttest.
Tabel 4.11 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa
No. Kelompok Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed)
Keterangan
Pretest Posttest
1 Eksperimen 111,9 122 9,02 0,000 Ada
Perbedaan
Dari tabel di atas hasil kenaikan pretest dan posttestyaitu sebesar 10,1
yangdiketahui hasil kausalnya positif yang berarti model pembelajaran PBL ada
pengaruhnya terhadap persepsi siswa sebesar 9,02%. Sig (2-tailed) pada
kelompok tersebut adalah 0,000 (atau p< 0,05) maka ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest dan posttest. Dari keterangan tabel di bawah ini
adalah grafik perbandingan skor pretest dan posttest persepsi siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Gambar 4.4 Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Persepsi Siswa
Pada grafik diatas dapat dilihat kenaikan setelah dilakukan perlakuan.
Model pembelajaran PBL memberikan pengaruh menengah terhadap persepsi
siswa itu bisa dilihat dari kenaikan yang signifikan, dengan persentase kenaikan
sebesar 9,02%.
4.2.3.4 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa Pada Mata
Pelajaran PKn
Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS Statistics
22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Jika data terdistribusi dengan
normal digunakan statistik paired samples t-test atau jika data terdistribusi dengan
tidak normal digunakan statistik non parametrik Wilcoxon signedranks test.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah jika harga sig. (2-
tailed)< 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest,
116
118
120
122
124
126
128
130
132
134
136
138
Pretest Persepsi Posttest Persepsi
Eksperimen Persepsi
Eksperimen Persepsi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
jika harga sig. (2-tailed)> 0,05 maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara
skor pretest dan posttest. Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan
dari pretest ke posttest dan sebaliknnya. Menurut Campbell dan Stanley (Cohen,
2007: 276) untuk melihat ada tidaknya perlakuan dan seberapa besar kenaikannya
dapat dihitung dengan menggunakan rumus: (O2 - O1). Jika hasilnya negatif
maka efek kausal negatif atau tidak ada pengaruh dan sebaliknya jika hasilnya
positif maka kausalnya positif atau ada pengaruh. Hasil uji kenaikan skor pretest
dan posstest akan dibahas di bawah ini (lihat Lampiran 4.16).
Tabel 4.12 Uji Kenaikan Skor Pretest ke Posttest Sikap Siswa
Hasil Uji T Df M Std. Error
Mean
Sig.(2-
tailed)
Keterangan
Kelompok
eksperimen
3,452 29 0,314 0,091 0,002 Ada
Perbedaan
Pada data tersebut diperoleh t= 3,452 df= 29 M = 0,314 SE= 0,091.
Perbedaan ini signifikan dengan nilai t (df = 29) t = 3,452, p = 0,002 lebih kecil
atau (p< 0,05). Dengan kata lain terdapat kenaikan skor yang signifikan dari
pretest ke posttest pada sikap siswa.
Untuk mengetahui persentase kenaikan skor pretest ke posttest digunakan rumus
sebagai berikut.
Gambar 4.5 Kenaikan Skor Pretest ke Posttest
Di bawah ini akan dijelaskan hasil persentase kenaikan skor pretest ke posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
Tabel 4.13 Persentase Uji Kenaikan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa
No. Kelompok Rerata Peningkatan
(%)
Sig. (2-
tailed)
Keterangan
Pretest Posttest
1 Eksperimen 111,3 120,1 7,90 0,002 Ada
Perbedaan
Dari tabel di atas hasil kenaikan pretest dan posttestyaitu sebesar 8,7
yangdiketahui hasil kausalnya positif yang berarti model pembelajaran PBL ada
pengaruhnya terhadap sikap siswa sebesar 7,90%. Sig (2-tailed) pada kelompok
tersebut adalah 0,002 (atau p< 0,05) maka ada perbedaan yang signifikan antara
skor pretest dan posttest. Dari keterangan tabel di bawah ini adalah grafik
perbandingan skor pretest dan posttest sikap siswa.
Gambar 4.6 Peningkatan Skor Pretest dan Posttest Sikap Siswa
Pada grafik diatas dapat dilihat kenaikan setelah dilakukan perlakuan.
Model pembelajaran PBL memberikan pengaruh menengah terhadap sikap siswa
118
120
122
124
126
128
130
132
134
136
Pretest Sikap Posttest Sikap
Eksperimen Sikap
Eksperimen Sikap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
itu bisa dilihat dari kenaikan yang signifikan, dengan persentase kenaikan pada
kelompok eksperimen sebesar 7,90%.
4.3 Pembahasan Hasil Penelitian
4.3.1 Pembahasan Uji Hipotesis
4.3.1.1 Hubungan Antara Persepsi Siswa dengan Sikap Siswa Terhadap
Mata Pelajaran PKn yang Menggunakan Model Pembelajaran yang
Konvensional dengan PBL (Problem Based Learning)
Hipotesis I penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan persepsi
siswa kelas II terhadap model pembelajaran problem based learning sebagai
variabel independent dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn sebagai
variabel terikat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa persepsi siswa kelas II
terhadap model pembelajaran problem based learning memiliki nilai signifikansi
sebesar 0,000 (p < 0,05) dengan koefisien korelasi sebesar 0,638. Hasil tersebut
berarti jika persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran problem based
learning dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn memiliki hubungan positif
yang signifikan dan tergolong kedalam kategori hubungan yang kuat karena
berada pada rentang 0,60-0,799 (Sugiyono, 2011). Berdasarkan hasil analisis
tersebut dapat disimpulkan jika semakin positif persepsi siswa kelas II terhadap
model pembelajaran PBL, maka sikap siswa pada mata pelajaran PKn semakin
baik. Antara persepsi siswa kelas II terhadap model pembelajaran PBL juga
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn
karena persepsi seorang anak yang menganggap jika belajar dengan model
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
pembelajaran PBL itu menyenangkan dapat membuat sikap siswa pada mata
pelajaran menjadi baik. Persepsi dapat mempengaruhi perubahan sikap pada diri
anak. Persepsi positif dapat membangun sikap anak ke arah yang baik atau positif.
Tetapi, jika persepsi anak negatif maka sikap yang terbentuk pada diri anak juga
tidak baik atau negatif. Dalam pembelajaran persepsi positif terlihat yaitu anak
yang menganggap belajar dengan model pembelajaran yang baru itu
menyenangkan maka saat berlangsungnya proses pembelajaran anak tidak akan
pernah malas untuk mencatat ataupun bolos saat pelajaran berlangsung. Namun,
jika persepsi negatif anak yang tidak senang mengikuti pembelajaran dengan
model pembelajaran yang baru akan bersikap malas saat mengikuti pembelajaran.
Dari hasil treatment yang diberikan peneliti persepsi positif muncul pada diri
anak. Anak yang sebelumnya memiliki persepsi yang buruk pada mata pelajaran
PKn, setelah diberikan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL anak di
kelas II bersikap antusias dalam mengikuti pembelajaran. Model Pembelajaran
PBL membangun persepsi positif pada diri anak. Persepsi tersebut mempengaruhi
sikap pada anak dimana anak menjadi tidak bolos saat pelajaran, tidak malas
mencatat, dan selalu memperhatikan saat pembelajaran berlangsung.
4.3.2 Pembahasan Analisis Tambahan
4.3.2.1 Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Pembelajaran PKn yang
Menggunakan Model Pembelajaran yang Konvensional dengan PBL
(Problem Based Learnig)
Dalam penelitian ini perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn
yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
(Program Based Learnig) materi gotong royong pada siswa kelas II SD Kanisius
Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa ada perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program
Based Learnig) secara signifikan. Hal ini dibuktikan melalui uji signifikansi
pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,001 (sig.(2-
tailed) < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang
signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest. Kesimpulan yang dapat
ditarik adalah ada perbedaan persepsi siswa terhadap pembelajaran PKn yang
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program
Based Learnig).
Perbandingan rerata skor pretest ke posttest persepsi siswa terhadap model
pembelajaran PBL dapat dilihat pada gambar 4.2. Gambar tersebut menunjukkan
diagram perbandingan rerata skor pretest ke posttest. Selain terdapat perbedaan,
terdapat peningkatan pula pada skor pretest ke posttest pada persepsi siswa
terhadap model pembelajaran PBL. Hal ini dibuktikan melalui hasil uji
signifikansi dengan diperoleh t= 7,525 df= 29 M= 0,395 SE= 0,052 dan p= 0,000
lebih kecil dari 0,05 (p < 0,05). Kenaikan rerata skor yaitu sebesar 9,02%.
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model
pembelajaran Problem Based learning (PBL). Siswa mengikuti pembelajaran
dengan aktif dan melakukan proses berpikir melalui kegiatan percobaan, interaksi
dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya, 2006: 197-199). Hosnan, Hmelo-
Silver, Serafino dan Cicchelli (dalam Eggen dan Don, 2012) menyatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah seperangkat model pembelajaran
yang menggunakan masalah sebagai fokus pembelajaran untuk mengembangkan
keterampilan pemcahan masalah, materi, dan penguatan diri. PBL memiliki
karakteristik antara lain pelajaran yang berfokus pada pemecahan masalah,
tanggung jawab siswa dalam memecahkan masalah, dan dukungan guru saat
siswa mengerjakan masalah.
Siswa terlihat aktif dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan ide atau gagasan mereka lebih banyak selama pembelajaran.
Siswa kelompok eksperimen aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang
ingin mereka ketahui. Siswa berdiskusi dan membuat jawaban sementara
(hipotesis) terhadap pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kemudian siswa melakukan
interaksi dengan guru, teman, dan lingkungan ketika mengamati media
pembelajaran yang diberikan atau ditunjukkan oleh guru. Siswa juga mengamati
hasil diskusi dan membandingkan dengan jawaban yang telah dimiliki masing-
masing kelompok anak. Selanjutnya siswa menjelaskan pada guru dan teman-
teman tentang hasil diskusi dimana hal tersebut adalah jawaban berdasarkan
pengalaman yang diperoleh oleh anak yang berasal dari dalam sekolah maupun
dari luar sekolah.
Perbedaan persepsi anak sebelum diberi perlakuan atau pembelajaran
dengan model pembelajaran PBL terlihat pada anggapan anak mengenai mata
pelajaran PKn. Sebelum diberi perlakuan anak merasakan jika mata pelajaran PKn
itu membosankan dan tidak memiliki manfaat yang baik untuk diri anak. Sebelum
anak belajar dengan metode yang baru, mereka tidak mau memperhatikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
baik saat pembelajaran berlangsung. Tetapi, saat kelas II tersebut diberikan cara
belajar yang baru, mereka sangat antusias dan memberikan perubahan setelah
diberikan treatment atau perlakuan dimana perlakuan tersebut menggunakan
model pembelajaran PBL yang dibantu dengan media pembelajaran berupa
gambar. Ketika guru menunjukkan gambar mereka mengamatinya dengan baik.
Anak tidak merasa bosan sebab pada model pembelajaran PBL ada kegiatan
diskusi yang membuat anak menjadi senang dengan mata pelajaran PKn.
4.3.2.2 Perbedaan Sikap Siswa Terhadap Pembelajaran PKn yang
Menggunakan Model Pembelajaran yang Konvensional dengan PBL
(Problem Based Learnig)
Dalam penelitian ini adalah perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran
PKn yang menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL
(Program Based Learnig) pada materi gotong royong pada siswa kelas II SD
Kanisius Bantul semester gasal tahun ajaran 2016/2017. Hasil analisis data
menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran Problem Based Learning
(PBL) pada pembelajaran perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program
Based Learnig) secara signifikan.Hal ini dibuktikan melalui uji signifikansi
pengaruh perlakuan yang menunjukkan harga Sig.(2-tailed) sebesar 0,001 (sig.(2-
tailed) < 0,05), maka Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya ada perbedaan yang
signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest. Kesimpulan yang dapat
ditarik adalah ada perbedaan sikap siswa terhadap pembelajaran PKn yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
menggunakan model pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Program
Based Learnig).
Perbandingan rerata skor pretest ke posttest terhadap sikap siswa pada
mata pelajaran PKndapat dilihat pada gambar 4.3. Gambar tersebut menunjukkan
diagram perbandingan rerata skor pretest ke posttest. Selain terdapat perbedaan,
terdapat peningkatan pula pada skor pretest ke posttest terhadap sikap siswa pada
mata pelajaran PKn. Hal ini dibuktikan melalui hasil uji signifikansi dengan
diperoleh t= 3,452 df= 29 M= 0,314 SE= 0,091 dan p= 0,002 lebih kecil dari 0,05
(p < 0,05). Kenaikan rerata skor pretest ke posttest yaitu sebesar 7,90%.
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Siswa pada kelompok eksperimen
mengikuti pembelajaran dengan aktif dan melakukan proses berpikir melalui
kegiatan percobaan, interaksi dengan guru, teman, serta lingkungan (Sanjaya,
2006: 197-199). Hosnan, Hmelo-Silver, Serafino dan Cicchelli (dalam Eggen dan
Don, 2012) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah (PBL) adalah
seperangkat model pembelajaran yang menggunakan masalah sebagai fokus
pembelajaran untuk mengembangkan keterampilan pemcahan masalah, materi,
dan penguatan diri. PBL memiliki karakteristik antara lain pelajaran yang
berfokus pada pemecahan masalah, tanggung jawab siswa dalam memecahkan
masalah, dan dukungan guru saat siswa mengerjakan masalah.
Siswa sangat aktif dalam pembelajaran dan memiliki kesempatan untuk
mengembangkan pemikiran mereka dari sikap-sikap yang ditunjukkan
anakselama pembelajaran. Siswa aktif mengajukan pertanyaan tentang hal-hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
yang ingin mereka ketahui. Siswa berdiskusi dan membuat jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Kemudian siswa melakukan interaksi
dengan guru, teman, dan lingkungan ketika mengamati media pembelajaran
berupa gambar. Siswa dapat memilih dan mengelompokkan perilaku-perilaku yang
dapat dilakukan oleh anak sesuai pada gambar yang diunjukkan. Mereka dapat
memberikan alasan mengenai pentingnya hidup rukun, saling tolong-menolong,
dan saling berbagi dengan mengamati gambar yang diberikan. Selanjutnya siswa
menjelaskan pada guru dan teman-teman tentang hasil diskusi dimana hasil
diskusi tersebut adalah jawaban anak.
Perbedaan pada sikap siswa setelah menggunakan model pembelajaran
PBL adalah terlihat dari perilaku anak pada kelas II tersebut. Sebelum diberikan
perlakuan ada anak yang sering ijin untuk pergi ke kamar mandi. Mereka tidak
menunjukkan perilaku yang baik setelah pembelajaran PKn karena mereka terihat
sering berkelahi dan anak tersebut banyak yang tidak mau saling berbagi dengan
teman yang lainnya. Namun, setelah diberikan pembelajaran ini anak merasa
senang sebab mereka menjadi mudah memahami pembelajaran PKn, sehingga
anak dapat menunjukkan sikap yang baik di lingkungan sekolah maupun di
lingkungan rumah. Saat pembelajaran berlangsung tidak ada anak yang bolak-
balik untuk pergi ke kamar mandi sebab mereka tidak ingin tertinggal saat proses
pembelajaran berlangsung. Anak –anak di kelas II tersebut menjadi tidak malas
dengan mata pelajaran PKn lagi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4.3.3Dampak Pengaruh Perlakuan
Peneliti melakukan analisis dampak pengaruh perlakuan dengan dua
teknik pengumpulan data. Teknik yang pertama adalah kuesioner.Teknik
kuesioner menjadi teknik utama yang digunakan dalam penelitian ini. Teknik
yang kedua adalah teknik non test dengan cara triangulasi sebagai metode
kualitatif sederhana untuk melengkapi hasil penelitian kuantitatif. Triangulasi
dilaksanakan dengan menggunakan tiga cara yaitu observasi pembelajaran di
kelas eksperimen, wawancara pada guru serta siswa setelah perlakuan, dan
dokumentasi berupa foto-foto kegiatan pembelajaran. Analisis dampak pengaruh
perlakuan ini bertujuan untuk menyingkapkan persepsi terhadap proses
pembelajaran dari sudut pandang subjek-subjek yang terlibat dalam penelitian
Krathwohl (2004: 546). Pada bagian ini dipaparkan hasil analisis dampak
pengaruh perlakuan berdasarkan pada hasil observasi dan wawancara.
4.3.3.1 Proses Belajar
Peneliti melakukan observasi kelas pada tanggal 3 Oktober 2016 untuk
mengetahui kondisi lingkungan kelas sebelum diadakannya percobaan. Peneliti
mengamati bagaimana guru menyampaikan materi ajar kepada siswa. Dalam
proses pembelajaran guru terlihat dapat menguasai kelas dengan baik dan siswa
dapat mematuhi apa yang diperintah kan oleh guru. Siswa dapat tenang sehingga
suasana kelas cukup kondusif untuk belajar. Guru dapat menyampaikan materi
dengan baik hingga jam pelajaran usai, tetapi proses pembelajaran terkesan
kurang efektif. Guru menyampaikan materi dengan menggunakan metode
ceramah sehingga proses pembelajaran hanya terpusat pada guru. Siswa hanya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
mendengarkan dan sekali-kali melakukan tanya jawab jika guru menunjuk salah
satu dari siswa. Tidak nampak aktifitas pembelajaran yang menuntut siswa
berperan aktif seperti bekerja dalam kelompok atau memperagakan media
pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar, guru memberikan latihan soal yang
ada dalam buku paket. Proses pembelajaran terkesan monoton atau membosankan
sehingga guru ditengah-tengah proses pembelajaran kerap kali memberikan
motifasi berupa lelucon untuk menyegarkan perasaan siswa.
Setelah mengetahui kondisi kelas melalui observasi peneliti melakukan
wawancara kepada guru kelas di waktu yang berbeda pada tanggal yang sama
yaitu pada tanggal 3 Oktober 2016. Peneliti melakukan tanya jawab kepada guru
tentang proses pembelajaran yang biasa dilakukan di dalam kelas. “Pembelajaran
biasa saja. Maksudnya itu guru berbicara, siswa mendengarkan, jika ditanya juga
menjawab”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 3 Oktober 2016).
Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa guru sudah terbiasa menggunakan
metode ceramah. Guru terkesan aktif menjelaskan materi pelajaran, sedangkan
siswa pasif dengan mendengarkan guru. Siswa sudah terbiasa menjawab jika guru
memberikan pertanyaan. Dapat terlihat idak adanya kegiatan yang membuat siswa
lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran.
Saat proses pembelajaran berlangsung tentunya kerap muncul kesulitan
dalam mengajar. Untuk itu peneliti menanyakan kepada guru kelas apakah ada
kesulitan dalam mengajar, khususnya dalam mata pelajaran PKn. “Kalo untuk
pelajaran PKn kesulitannya, terkadang anak-anak itu susah menghafal. Apalagi
kalau anak sudah malas membaca dan menulis! Jadi saya sering memberi soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
untuk memancing siswa yang terlihat kurang aktif agar mau belajar”, ungkap
guru mitra (wawancara dengan guru, 3 Oktober 2016). Dari pernyataan tersebut,
kesulitan siswa adalah dalam hal menghafal materi pelajaran. Guru sering kali
hanya menyuruh siswa untuk membaca dan menulis, sehingga siswa menjadi
bosan dalam menjalani proses pembelajaran. Untuk memancing keaktifan siswa,
guru memberikan soal kepada siswa yang malas. Pertanyaan selanjutnya yaitu
tentang media pembelajaran yang sering digunakan guru.“Paling hanya
menggunakan cerita”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 3 Oktober
2016). Guru hanya menggunakan cerita untuk membantu menjelaskan materi pada
siswa tanpa menggunakan media yang lebih konkrit yang dapat diamati siswa.
Langkah selanjutnya peneliti melakukan wawancara kepada 3 siswa
tentang proses pembelajaran yang biasa dilakukan. Peneliti menanyakan apakah
siswa senang dalam belajar PKn. “Senang, karena tidak begitu sulit”, ungkap
salah satu siswa (wawancara dengan siswa, 3 Oktober 2016). Semua siswa merasa
senang belajar PKn karena dianggap mudah untuk dipelajari. Selanjutnya peneliti
menanyakan cara guru mengajarka PKn selama ini pada siswa. “Dengan lisan
dan merangkum dan itu membuat saya kesulitan dalam memahami materi”,
jawab siswa (wawancara dengan siswa, 3 Oktober 2016). Berdasarkan pernyataan
dari guru kelas dan juga pernyataan dari siswa terlihat adanya kesesuaian bahwa
guru memang mengajar menggunakan metode ceramah. Siswa lebih banyak
mendengarkan penjelasan guru dan merangkum dalam buku catatan. Guru lebih
berperan aktif dibandingkan siswa dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Berdasarkan hasil observasi kelas dan wawancara terhadap guru dan
siswa, terdapat persamaan data yang diperoleh. Data tersebut memperlihatkan
dimana guru yang berperan aktif dalam proses pembelajaran sedangkan siswa
hanya menjadi pendengar. Tidak terlihat kegiatan yang mengaktifkan siswa dalam
proses pembelajaran seperti bekerja dalam kelompok sehingga siswa mudah
bosan dalam mengikuti pembelajaran. Untuk menjawab permasalahan tersebut
peneliti akan menerapkan model pembelajaran problem based learning dalam
pembelajaran bekerjasama dengan peneliti sebagai guru. Peneliti ingin
mengetahui bagaimana dampak dari penggunaan model pembelajaran problem
based learning terhadap persepsi dan sikap siswa serta perilaku siswa selama
mengikuti proses pembelajaran.
Selanjutnya peneliti melakukan observasi pada tanggal 7, 14, dan 21
Oktober 2016 saat model pembelajaran problem based learning digunakan dalam
pembelajaran. Siswa terlihat tertarik dengan model pembelajaran problem based
learning dimana menggunakan gambar sebagai media pembelajarannya dan
memiliki warna serta gambar yang menarik. Setelah guru menjelaskan apa yang
akan dilakukan anak dalam proses pembelajaran tersebutbersama kelompok yang
telah ditentukan guru. Siswa terlihat antusias saat bekerjabersama kelompok untuk
mengamati gambar. Guru hanya berperan sebagai pengarah, sedangkan siswa
berperan aktif dalam menemukan dan menyelesaikan masalah yang ada pada
gambar. Walaupun siswa terlihat sibuk dengan kelompoknya, kondisi kelas dapat
dikelola guru dengan baik. Siswa dapat bekerjasama dalam kelompoknya untuk
menemukan permasalahan dan solusi dari peristiwa yang ada pada gambar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Setelah siswa selesai mengerjakan, dilanjutkan dengan mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas. Tiap kelompok saling berebut untuk
mempresentasikan hasil kerjanya terlebih dahulu. Hingga proses pembelajaran
selesai siswa dapat mengikutinya dengan baik dan bersemangat.
Peneliti melakukan wawancara kepada guru untuk mengetahui tanggapan
guru setelah menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam
pembelajaran. “Anak-anak lebih senang karena, satu anak anak lebih suka
dengan gambar. Yang kedua mereka lebih dong, apa yang ingin mereka tulis,
mereka tuliskan. Terus lebih singkat, padat, dan jelas buat mereka”, ungkap guru
mitra (wawancara dengan guru, 2 November 2016). Berdasarkan pernyataan guru
mitra, model pembelajaran problem based learning berdampak positif bagi siswa.
Siswa lebih termotivasi dalam belajar karena siswa dapat belajar sambil
berdiskusi dan mengamati permasalahan. Menurut guru penggunaan model
pembelajaran problem based learning lebih efektif dan efisien jika diterapkan
dalam pembelajaran. Peneliti juga bertanya apakah model pembelajaran problem
based learning membantu guru dalam mengajar. “Membantu! PKn kalau
memakai model pembelajaran problem based learning saya tidak terlalu banyak
bicara. Yang kedua anak-anak lebih mau membaca, lalu mengeluarkan apa yang
mereka pengen tulis”, ungkap guru mitra (wawancara dengan guru, 2 November
2016). Penggunaan model pembelajaran problem based learning membantu guru
dalam pembelajaran. Guru tidak perlu menjelaskan materi terlalu banyak dan guru
hanya berperan sebagai pengarah atau fasilitator. Selain itu guru merasa bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
minat siswa untuk membaca lebih besar, siswa juga lebih aktif untuk
mengeluarkan pemikiran mereka.
Setelah melakukan wawancara kepada guru, peneliti juga melakukan
wawancara kepada 3 siswa yang sama pada saat wawancara sebelum
menggunakan model pembelajaran problem based learning. Peneliti ingin
mengetahui apakah siswa senang membuat 3 siswa yang sama pada saat
wawancara sebelum menggunakan model pembelajaran problem based learning
pada awal pertemuan. ” Senang, karena bisa diskusi dengan teman
lainnya”,ungkap salah satu siswa (wawancara dengan siswa, 2 November 2016).
Dari ke-3 siswa yang diwawancarai, semua berpendapat bahwa penggunaan
model pembelajaran problem based learning dalam permbelajaran membuat
mereka lebih senang. Pertanyaan berikutnya ingin mengetahui apakah siswa bosan
menggunakan model pembelajaran problem based learning setelah 3 kali
pertemuan. ” Tidak, karena menyenangkan”. Jawaban dari siswa lainya sama,
yaitu siswa tidak merasa bosan selama menggunakan model pembelajaran
problem based learning dalam pembelajaran. Peneliti juga memberikan
pertanyaan mengenai pengerjaan dalam mengisi kuesioner yaitu pernyataan mana
yang kamu anggap sulit dan mengapa kamu anggap sulit? Siswa pertama
menjawab “ no 12, 14, dan 18 Bu soalnya kata-katanya susah dipahami”, siswa
kedua menjawab “kalau saya no 3, 4, 7, 8, 10, sama 20 Bu karena saya bingung
bu”, Siswa ketiga menajawab “kalau aku sih nggak ada yang bingung bu,
hehehhe”. Jawaban dari siswa tersebut memiliki kesamaan yaitu mereka sulit
memahami kata-kata yang ada pada kuesioner.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada guru dan kepada 3
siswa, terlihat adanya persamaan yaitu model pembelajaran problem based
learning berdampak positif terhadap minat siswa dalam mengkuti proses
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran problem based learning dapat
melatih kerja sama siswa saat menyelesaikan permasalahan yang diamati dari
gambar dalam kelompok. Selain itu siswa merasa dapat memahami materi dengan
mudah saat menggunakan model pembelajaran problem based learning.
4.3.3.2 Hasil Belajar
Hasil belajar siswa setelah menggunakan model pembelajaran problem
based learning membuat lebih termotivasi dalam mengikuti pelajaran.
Berdasarkan observasi pada tanggal 7, 14, dan 21 Oktober 2016, siswa dapat
bersosialisasi melalui kegiatan bekerja sama bersama teman kelompok untuk
menyelesaikan masalah yang diamati dari sebuah gambar. Saat siswa
mempresentasikan hasil kerjadi depan kelas, siswa dapat melatih percaya diri.
Kemampuan untuk memahami dan menjelaskan masalah pada gambarsangat
membantu siswa dalam mengerjakan soal yang diberikan.
Peneliti menanyakan kepada guru apakah penggunaan model
pembelajaran problem based learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
“Bisa! Karena anak-anak yang kurang dalam arti malas membaca dan menulis,
setelah belajar dengan model pembelajaran problem based learning mereka
nilainya naik”, ungkap guru mitra (wawancara kepada guru, 2 November 2016).
Berdasarkan pendapat guru diatas, model pembelajaran problem based learning
dapat meningkatkan nilai siswa. Siswa yang biasanya mendapatkan nilai yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
kurang dari siswa lainya, setelah menggunakan model pembelajaran problem
based learning nilai siswa tersebut menjadi meningkat. Hal tersebut dapat terjadi
karena siswa yang sebelumnya malas untuk membaca dan menulis, setelah belajar
dengan model pembelajaran problem based learningmereka lebih termotivasi
untuk mempelajari materi. Bekerja sama dalam kelompok juga dapat membuat
siswa yang biasanya mendapat nilai jelek menjadi terbantu oleh teman yang ada
pada kelompok tersebut.
Untuk lebih memantabkan data yang diperoleh, selanjutnya peneliti
mewawancarai 3 siswa yang sama pada saat wawancara sebelum
menggunakanmodel pembelajaran problem based learning. Peneliti menanyakan
apakah model pembelajaran problem based learning dapat membantu siswa
dalam belajar. “Ya, karena tidak membosankan dan banyak gambar”.Selanjutnya
peneliti bertanya apakah kemampuan siswa dalam menjelaskan materi yang kamu
miliki menjadi bertambah, “Iya karena mudah dalam menghafal, materinya tidak
banyak”. Peneliti juga menanyakan apakah setelah menggunakan model
pembelajaran problem based learning, siswa dapat menyebutkan perilaku-
perilaku yang baik dalam hidup bergotong royong, “Iya, karena mudah
dipahami”, ungkap siswa (wawancara dengan siswa, 2 November 2016).
Berdasarkan pendapat tersebut, siswa merasa bahwa penggunaan model
pembelajaran problem based learning dapat membantu siswa dalam belajar
karena tidak membuat siswa menjadi bosan. Siswa lebih tertarik mempelajari
materi dengan gambar seperti saat belajar dengan model pembelajaran problem
based learning. Siswa lebih mudah memahami materi gotog royong menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
model pembelajaran problem based learning karena materi lebih ringkas dan
dapat dilihat dengan jelas.
Model pembelajaran problem based learning memang baru pertama
diterapkan kepada siswa, tetapi siswa dapat dengan mudah belajar dengan
menggunakan model pembelajaran problem based learning dalam proses
pembelajaran PKn. Model pembelajaran problem based learning membuat siswa
lebih termotivasi dan lebih aktif dalam mengikuti proses pembelajaran yang
menyenangkan. Siswa lebih senang dalam belajar.
4.3.3.3 Pembahasan Lebih Lanjut
Kualitas pendidikan di Indonesia masih tertinggal dari negara-negara
maju. Kompas (2013) Kemampuan anak Indonesia usia 15 tahun di bidang
matematika, sains, dan membaca dibandingkan dengan anak-anak lain di dunia
masih rendah. Hasil Programme for International Student Assessment 2012,
Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 65 negara yang berpartisipasi dalam tes.
Hal ini sungguh memprihatinkan karena pemerintah sebenarnya sudah
mengeluarkan berbagai kebijakan guna meningkatkan kualitas pendidikan, tetapi
tetap saja hasil belajar siswa masih rendah dan jauh dari kata memuaskan.
Kebijakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
adalah dengan mengadakan program sertifikasi guru. Dengan program tersebut
diharapkan guru kelas dapat meningkatkan pengetahuan pedagogis, keterampilan
mengelola kelas, motivasi siswa dalam belajar, yang tentunya bertujuan untuk
meningkatkan hasil belajar siswa. Pada kenyataannya program tersebut bukanlah
solusi yang tepat dan belum dapat mengobati masalah dalam pendidikan. Program
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
sertifikasi guru hanya memperbanyak pengeluaran biaya pendidikan dan tidak
diimbangi dengan naiknya kualitas pendidikan di Indonesia.
Ada upaya yang dianggap lebih baik untuk meningkatkan kualitas
pendidikan.Salah satunya adalah menggunakan model pembelajaran inovatif yang
benar-benar efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan
pernyataan diatas, peneliti dapat menjawab permasalahan yang akan diteliti secara
ilmiah, metodes dan sistematis, sehingga dapat diketahui model pembelajaran
yang benar-benar efektif untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
Peneliti akan meneliti hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran
PBL dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn. Kuesioner yang digunakan
untuk mengetahui hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL
dengan sikap siswa pada mata pelajaran PKn merupakan pernyataan yang
mewakili persepsi dan sikap siswa. Pernyataan dalam kuesioner dihubungkan
dengan kehidupan sehari-hari siswa.
Hasil dari penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa ada
hubungan persepsi siswa terhadap model pembelajaran PBL dengan sikap siswa
pada mata pelajaran PKn. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil korelasi yang
menunjukkan jika ada hubungan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
kepada guru dan kepada 3 siswa, terlihat adanya persamaan yaitu model
pembelajaran PBL berdampak positif terhadap sikap siswa dalam mengkuti proses
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran PBL dapat melatih kerja sama
siswa saat berada dalam kelompok. Selain itu siswa merasa dapat memahami
materi dengan mudah saat menggunakan model pembelajaran PBL. Problem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Based Learning memang baru pertama diterapkan kepada siswa, tetapi siswa
dapat dengan mudah menerapkannyadalam proses pembelajaran PKn. Model
pembelajaran PBL membuat siswa lebih termotivasi dan lebih aktif dalam
mengikuti proses pembelajaran yang menyenangkan. Siswa lebih senang dalam
belajar.
Berdasarkan pada hasil penelitian yang telah dilakukan terbukti bahwa
penggunaan model pembelajaran yang inofatif dalam hal ini model pembelajaran
PBL berdampak besar terhadap peningkatan kompetensi siswa atau kemampuan
belajar siswa. Apabila model pembelajaran PBL diterapkan dalam proses
pembelajaran pada anak dengan latar belakang yang hampir sama maka dapat
dipastikan bahwa kemampuan belajar anak dapat meningkat. Apapun titik awal
negara baik dari budaya, sosial, maupun ekonomi, perbaikan mutu pendidikan
adalah mungkin. Semuanya kembali pada proses pembelajaran yang terjadi di
kelas. Sudah sepantasnya pemerintah lebih memperhatikan dan lebih
memvasilitasi penelitian tentang model pembelajaran inovatif yang sudah jelas
dapat dibuktikan secara ilmiah daripada hanya membuat program yang belum
jelas dampaknya bagi kualitas pendidikan di Indonesia. Penggunaan model
pembelajaran inofatif akan membantu mengatasi problem rendahnya hasil belajar
siswa. Selain itu dana pendidikan yang dianggarkan dapat digunakan dengan jelas
dan lebih menjanjikan hasil yang lebih baik yaitu meningkatnya kualitas
pendidikan di Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab V ini akan diuraikan mengenai kesimpulan, keterbatasan
penelitian, dan saran untuk penelitian selanjutnya. Bagian kesimpulan ingin
menunjukkan hasil penelitian yang menjawab hipotesis penelitian. Selanjutnya
bagian saran berisi saran untuk penelitian berikutnya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Adanya hubungan antara persepsi siswa dengan sikap siswa terhadap
mata pelajaran PKn yang menggunakan model pembelajaran yang
konvensional dengan PBL (Problem Based Learning) materi
membiasakan hidup gotong royong siswa kelas II SD Kanisius Bantul
tahun ajaran 2016/2017. Hal itu ditunjukkan pada hasil analisis statistik
correlation pearson product moment pada uji hipotesis korelasidengan
harga sig. (2-tailed) yaitu 0,000 (atau p < 0,05). Sehingga Hnull ditolak
dan Hi diterima yang berarti ada hubungan antara persepsi siswa dengan
sikap siswa terhadap mata pelajaran PKn yang menggunakan model
pembelajaran yang konvensional dengan PBL (Problem Based
Learning).Diketahui pula nilai Pearson Correlation pada penelitian ini
adalah 0,638. Sehingga dapat diketahui jika hubungan dari kedua variabel
termasuk dalam hubungan yang kuat karena berada pada rentang nilai
0,60-0,799.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Peneliti memiliki keterbatasan dalam pembuatan media yang cukup
banyak karena setiap kelompok harus mendapat satu media dan itu
membutuhkan waktu yang cukup lama.
5.2.2 Dalam penelitian ini terbatas pada materi yang diberikan kepada siswa
dalam pembelajaran PKn di kelas terlalu banyak sehingga siswa mudah
bosan dan kurang berkonsentrasi untuk melakukan pembelajaran.
5.2.3 Dalam penelitian ini menggunakan model pembelajaran Problem Based
Learning yang dalam pelaksanaanya terbatas hanya pada subjek
penelitian yaitu siswa kelas II SD Kanisius Bantul, sehingga
pembelajaran dengan model pembelajaran Problem Based
Learningkurang efektif untuk subjek lainnya.
5.3 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan beberapa saran yang dapat
peneliti sampaikan yaitu:
5.3.1 Untuk peneliti selanjutnya dapat diadakan penelitian serupa yang fokus
meneliti persepsi siswa dan sikap siswa pada mata pelajaran
PKndengan menambah atau menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)sebagaitreatmentpada SD lainnya.
5.3.2 Sebaiknya pemilihan strategi mengajar untuk pembelajaran dengan
model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)harus diperhatikan
dengan baik. Penelitian hendaknya dilakukan dengan proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
pembelajaran yang menarik dan menyenangkan agar siswa dapat
berkonsentrasi dengan optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
DAFTAR REFERENSI
Aditomo, A. (2008). Pengantar Psikologi Lintas Budaya: Buku Teks Utama
Dalam Kelas Psikologi Lintas Budaya Tingkat Awal. Yogyakarta:
PustakaPelajar
Anderson, L. W dan David R. Krathwohl. (2004). Terjemahan: Kerangka
Landasan untuk Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen. Revisi
Taksonomi Bloom.Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta :
Rineka Cipta
Aryani, I.K. dan Markum Susantim.(2010). Pendidikan Kewarganegaraan
Berbasis Nilai.Bogor : Ghalia Indonesia
Astuti, M., Siswati, & Setyawan, I. (2012). Hubungan Antara Persepsi Siswa
Terhadap Pembelajaran Konstektual dengan Minat Belajar Matematika
Pada Siswa Kela VII SMP N 18 Semarang. Semarang: Tidak Diterbitkan
Azwar, S. (1998). Sikap Manusia. Yogyakarta : Liberty
------------. (2003). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
------------. (2006). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
------------. (2007). Sikap Manusia Teori Pengukuran Edisi ke 2.Yogyakarta :
Pustaka Pelajar
Azwar, S. (2008). Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Cohen, L, et al. (2007). Research Methods in Education (Sixth Edition). New
York : Routledge
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Farchan, A. (2007). Pengantar Penelitian Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka
Pelajar
Hamka. (2002). Psikologi Pendidikan. Jakarta : Rineko Cipta
Hosnan.(2014). Pendekatan Saintifik dan Konstektual dalam Pembelajaran Abad
21.Bogor: Galia Indonesia
Kusumawati, F. dan Hartono, Y. (2010). Buku Ajar Keperawatan Jiwa.Jakarta:
Salemba Medika
Masni, Badu, S., & Bito, N. (2014). Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Mata
Pelajaran Matematika dengan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 2
Limboto Kabupaten Gorontalo. 2-11
Muchtar, dkk. (2007). Strategi Pembelajaran PKn. Jakarta: UT
Nisfianoor, M. (2009). Pendekatan Statistika Modern untuk Ilmu Sosial. Jakarta:
Salemba Empat
Nurgiyantoro, B., Gunawan, Marzuki. (2009). Statistik Terapan untuk Penelitian
Ilmu-ilmu Sosial.Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
P. Robbins, Stephen. (2003). Organizational Behaviour, Tenth Edition (Perilaku
Organisasi Edisi ke Sepuluh), Alih Bahasa Drs. Benyamin Molan.Jakarta :
PT. Macanan Jaya Cemerlang
Prayitno, D. (2008). Mandiri Belajar SPSS utk Analisis Data & Uji
Statistik.Yogyakarta : Mediakom
---------------. (2010). SPSS: Paham Analisa Sytatistik Data dengan SPSS.
Yogyakarta: Mediakom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
---------------. (2012). Cara Kilat Belajar Analisis Data dengan SPSS 20. Edisi
Kesatu. Yogyakarta : ANDI
Ridwan.(2005). Dasar-Dasar Statistika. Bandung: Alfabeta
Rinandanto, A. (2015). Sikap Siswa Terhadap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
SD Negeri Balangan 1 Kecamatan Minggir Kabupaten Sleman.Disertasi
Doktor pada Universitas Negeri. Yogyakarta: tidak diterbitkan
Slavin.(2010). Cooperative Learning.Bandung : Alfabeta
Sugiyono.(2009). Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,
dan R&D). Bandung : Alfabeta
------------. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta
------------. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta
------------. (2014). Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung : Alfabeta
------------. (2015). Metode Penelitian Pendidikan. (Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D). Bandung : Alfabeta
Sumanto.(2014). Psikologi Umum.Yogyakarta: CAPS (Center of Academic
Publishing Service)
Sumantoro, Subagyo, dan Indratno. (2013). Ayo Belajar Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas 2 SD. Yogyakarta: Kanisius (Anggota IKAPI)
Sunaryo.(2004). Psikologi untuk Perawat. Jakarta: EGC
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
----------. (2013). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC
Trianto.(2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif.Jakarta :
Kencana Perdana Group
Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial.Yogyakarta : Andi Offset
--------------. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta : Penerbit Andi
Wina, S. (2013). Penelitian Pendidikan : Jenis, Metode, Prosedur. Jakarta :
Kencana Perdana Media Group
Yunus, F. (2004). Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan.Jakarta:
Gramedia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
Lampiran 3.1 Instrumen Penelitian
1. Identitas Responden
Nama :
Kelas :
Jenis Kelamin :
2. Daftar Pernyataan
A. Kuesioner Persepsi
No Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya menggunakan media pembelajaran (gambar dan benda nyata)
untuk mencari informasi yang dibutuhkan
2 Media pembelajaran (gambar dan benda nyata) membuat saya
mudah untuk memahami pelajaran PKn
3 Media pembelajaran (gambar dan benda nyata) dapat membuat
tugas saya cepat selesai
4 Saya tidak mendengarkan penjelasan guru saat pelajaran PKn
5 Saya tidak bertanya jika ada materi yang belum jelas
6 Media pembelajaran membuat saya lama dalam menyelesaikan
tugas
7 Saat pelajaran PKn saya memperhatikan tujuan pembelajaran yang
disampaikan oleh guru
8 Saya memiliki rasa tanggung jawab dalam melakukan tugas
kelompok
9 Saya merasa pelajaran PKn tidak memiliki manfaat yang baik
10 Saya merasa pembelajaran PKn tidak memiliki manfaat dalam
kehidupan sehari-hari
11 Saya menghindar jika mengerjakan tugas bersama kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
No
Pernyataan
Pilihan Jawaban
SS S TS STS
14 Saya senang dapat berinteraksi dengan teman sekelompok
15 Saya hanya mengikuti pendapat teman dalam diskusi kelompok
16 Saya mengajari teman tanpa menggunakan media pembelajaran
17 Saya memilih untuk bekerja sendiri daripada dengan teman saat
berdiskusi
18 Saya malas bekerja sama dengan kelompok saat belajar PKn
19 Saya malu berteman dengan teman satu kelompok
20 Saya menjauhi teman yang kesulitan menerima pembelajaran
21 Saya mengalami kesulitan bekerjasama dengan teman sekelompok
B. Kuesioner Sikap
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S TS STS
1 Saya tidak perlu melakukan persiapan dalam
pembelajaran PKn
2 Saya malas megikuti pembelajaran PKn
3 Saya membolos saat pembelajaran PKn
4 Saya malas membaca buku PKn
5 Saya kurang memperhatikan pada mata pelajaran PKn
6 Saya memperhatikan dengan sungguh-sungguh saat
pelajaran PKn
7 Mata pelajaran PKn mampu membuat pengetahuan
saya lebih banyak
8 Saya dapat menggunakan pengetahuan yang didapatkan
dari pembelajaran PKn hanya di lingkungan rumah
9 Saya kesulitan memberikan contoh perilaku yang baik
setelah mempelajari PKn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
Lampiran 3.2 Rubrik Penilaian
Pernyataan Favorable Skor Pernyataan Unfavorable Skor
Sanggat Setuju (SS) 5 Sanggat Setuju (SS) 1
Setuju (S) 4 Setuju (S) 2
Tidak Setuju (TS) 2 Tidak Setuju (TS) 4
Sanggat Tidak Setuju(STS) 1 Sanggat Tidak Setuju(STS) 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 3.3 Expert Judgement
Rubrik Penilaian
No Komponen Penelitian Expert Judgement Rerata
Skor
Dosen
I
Dosen
II
Guru
SD
Total
1 Kejelasan rumusan 3 4 4 11
2 Kelengkapan cakupan rumusan
indicator
4 4 3 11
3 Kesesuaian dengan buku yang
digunakan
4 3 3 10
4 Kesesuaian dengan indikator yang
ingin dicapai
4 3 3 10
5 Kesesuaian dengan karakter peserta
didik
3 3 3 9
6 Keruntutan dan sistematika isi
instrument
3 4 3 10
7 Kesesuaian isi instrumen dengan
buku yang digunakan
4 4 4 12
8 Mencantummkan referensi buku
dalam instrument
3 3 4 10
9 Ketepatan ejaan 4 4 4 12
10 Ketepatan pilihan kata 3 4 3 10
11 Kebakuan struktur kalimat 3 3 4 10
12 Kebakuan bentuk huruf 4 3 4 11
Total Skor 126
Rata-rata 87,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Rumus Rata-Rata
Rentang Skor
Kategori Rentang Nilai
Layak tidak perlu perbaikan 100
Layak dengan perbaikan 41 - 99
Tidak Layak 1 - 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
Lampiran 3.4 Uji Validitas Instrumen Persepsi Siswa
TABULASI SKOR UJI VALIDITAS
No Item Person Corelation Sin. (2-taled) Keputusan
1 Item 1 1 Tidak valid
2 Item 2 -0,034 0,675 Tidak Valid
3 Item 3 0,166*
0,040 Valid
4 Item 4 0,322**
0,000 Valid
5 Item 5 0,222**
0,006 Valid
6 Item 6 -0,407**
0,000 Valid
7 Item 7 0,182*
0,024 Valid
8 Item 8 0,031 0,703 Tidak Valid
9 Item 9 0,092 0,255 Tidak Valid
10 Item 10 0,198*
0,014 Valid
11 Item 11 0,553**
0,000 Valid
12 Item 12 0,114 0,161 Tidak valid
13 Item 13 .-0,064 0,431 Tidak valid
14 Item 14 -0,023 0,780 Tidak Valid
15 Item 15 0,196**
0,015 Valid
16 Item 16 -0,073 0,368 Tidak Valid
17 Item 17 0,078 0,339 Tidak valid
18 Item 18 0,332**
0,000 Valid
19 Item 19 0,088 0,277 Tidak Valid
20 Item 20 0,345**
0,000 Valid
21 Item 21 0,275**
0,001 Valid
22 Item 22 0,100 0,220 Tidak valid
23 Item 23 0,325**
0,000 Valid
24 Item 24 0,117 0,150 Tidak valid
25 Item 25 0,005 0,951 Tidak valid
26 Item 26 0,205* 0,011 Valid
27 Item 27 -0,038 0,642 Tidak valid
28 Item 28 0,167 0,039 Tidak Valid
29 Item 29 -0,058 0,479 Tidak valid
30 Item 30 0,054 0,507 Tidak valid
31 Item 31 -0,268**
0,001 Valid
32 Item 32 0,168* 0,038 Valid
33 Item 33 0,069 0,396 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
34 Item 34 0,193* 0,017 Valid
35 Item 35 0,485**
0,000 Valid
36 Item 36 0,220**
0,006 Valid
37 Item 37 0,498**
0,000 Valid
38 Item 38 0,209**
.0,009 Valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Lampiran 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Persepsi Siswa
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 152 98,7
Excludeda 2 1,3
Total 154 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistic
Cronbach’s Alfa Cronbach’s
Alfa Based on
Standardized
Items
N of Items
,820 ,818 38
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
item1 4,14 1,163 152
item2 4,13 1,211 152
item3 3,97 1,250 152
item4 4,41 ,849 152
item5 4,36 ,910 152
item6 2,93 1,694 152
item7 2,78 1,519 152
item8 3,35 1,425 152
item9 3,59 1,430 152
item10 3,24 1,522 152
item11 4,16 1,187 152
item12 4,05 1,280 152
item13 3,89 1,308 152
item14 3,91 1,302 152
item15 4,24 1,047 152
item16 3,70 1,410 152
item17 3,79 1,374 152
item18 3,53 1,361 152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
item19 3,36 1,512 152
item20 3,77 1,364 152
item21 3,57 1,458 152
item22 3,01 1,567 152
item23 3,81 1,399 152
item24 4,00 1,261 152
item25 4,05 1,060 152
item26 4,36 1,070 152
item27 4,19 1,144 152
item28 4,43 ,786 152
item29 4,11 1,235 152
item30 4,16 1,171 152
item31 3,14 1,536 152
item32 2,88 1,434 152
item33 2,82 1,550 152
item34 3,07 1,620 152
item35 3,64 1,472 152
item36 3,50 1,478 152
item37 3,83 1,351 152
item38 3,48 1,557 152
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 3,720 2,776 4,428 1,651 1,595 ,233 38
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item1 137,22 321,645 ,351 ,709 ,814
item2 137,23 336,788 -,014 ,419 ,824
item3 137,39 326,305 ,216 ,558 ,818
item4 136,95 327,017 ,322 ,518 ,816
item5 137,00 327,470 ,283 ,455 ,816
item6 138,43 328,392 ,104 ,501 ,823
item7 138,59 318,152 ,317 ,398 ,815
item8 138,01 326,066 ,185 ,465 ,819
item9 137,77 321,622 ,272 ,398 ,816
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
item10 138,12 310,476 ,463 ,428 ,810
item11 137,20 322,411 ,324 ,608 ,815
item12 137,31 327,235 ,189 ,433 ,819
item13 137,47 324,158 ,250 ,562 ,817
item14 137,45 328,116 ,166 ,465 ,820
item15 137,13 325,819 ,283 ,465 ,816
item16 137,66 327,655 ,156 ,424 ,820
item17 137,57 320,935 ,301 ,496 ,815
item18 137,83 310,871 ,519 ,630 ,808
item19 138,00 311,960 ,438 ,631 ,811
item20 137,59 315,541 ,417 ,498 ,812
item21 137,79 310,061 ,495 ,543 ,809
item22 138,36 316,442 ,336 ,450 ,814
item23 137,55 318,196 ,350 ,443 ,814
item24 137,36 328,087 ,174 ,422 ,819
item25 137,31 327,910 ,224 ,402 ,818
item26 137,01 325,927 ,273 ,383 ,816
item27 137,17 334,527 ,043 ,350 ,822
item28 136,93 329,823 ,252 ,473 ,817
item29 137,26 330,748 ,119 ,419 ,821
item30 137,20 328,491 ,183 ,391 ,819
item31 138,22 326,281 ,162 ,548 ,820
item32 138,49 323,616 ,232 ,456 ,818
item33 138,55 315,203 ,364 ,532 ,813
item34 138,29 309,187 ,453 ,522 ,810
item35 137,72 306,864 ,555 ,568 ,807
item36 137,86 307,550 ,538 ,616 ,807
item37 137,53 311,337 ,513 ,699 ,809
item38 137,88 313,734 ,389 ,467 ,812
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
141,36 337,623 18,375 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Lampiran 3.6 Uji Validitas Instrumen Sikap Siswa
TABULASI SKOR UJI VALIDITAS
No Pernyataan Person
Corelation Sin. (2-taled) Keputusan
1 Item 1 1 Tidak valid
2 Item 2 0,037 0,651 Tidak valid
3 Item 3 0,142 0,079 Tidak Valid
4 Item 4 0,131 0,106 Tidak valid
5 Item 5 0,003 0,967 Tidak Valid
6 Item 6 -0,009 0,911 Tidak valid
7 Item 7 0,148 0,068 Tidak valid
8 Item 8 0,198*
0,014 Valid
9 Item 9 0,088 0,279 Tidak valid
10 Item 10 0,184*
0,022 Valid
11 Item 11 0,204*
0,011 Valid
12 Item 12 0,167* 0,038 Valid
13 Item 13 0,137 0,090 Tidak Valid
14 Item 14 0,251**
0,002 Valid
15 Item 15 -0,042 0,609 Tidak valid
16 Item 16 0,035 0,667 Tidak Valid
17 Item 17 -0,043 0,598 Tidak Valid
18 Item 18 0,186* 0,021 Valid
19 Item 19 -0,091 0,263 Tidak valid
20 Item 20 0,072 0,373 Tidak valid
21 Item 21 0,109 0,180 Tidak valid
22 Item 22 0,106 0,190 Tidak valid
23 Item 23 0,061 0,451 Tidak valid
24 Item 24 0,097 0,229 Tidak valid
25 Item 25 0,063 0,437 Tidak valid
26 Item 26 0,088 0,278 Tidak valid
27 Item 27 0,102 0,208 Tidak valid
28 Item 28 -0,092 0,257 Tidak valid
29 Item 29 -0,071 0,381 Tidak valid
30 Item 30 -0,245**
0,002 Valid
31 Item 31 0,172* 0,033 Valid
32 Item 32 -0,022 0,787 Tidak Valid
33 Item 33 0,004 0,960 Tidak valid
34 Item 34 0,074 0,364 Tidak valid
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Lampiran 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Sikap Siswa
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 154 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 154 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistic
Cronbach’s Alfa Cronbach’s
Alfa Based on
Standardized
Items
N of Items
,885 ,881 34
Item Statistics
Mean
Std. Deviation N
item1 4,57 ,722 154
item2 4,44 ,914 154
item3 4,05 1,275 154
item4 4,24 1,166 154
item5 4,23 1,148 154
item6 4,16 1,276 154
item7 4,12 1,149 154
item8 3,62 1,447 154
item9 3,54 1,504 154
item10 3,46 1,543 154
item11 3,92 1,412 154
item12 3,50 1,573 154
item13 3,70 1,474 154
item14 3,49 1,447 154
item15 3,85 1,494 154
item16 4,05 1,409 154
item17 3,93 1,419 154
item18 4,06 1,354 154
item19 4,02 1,369 154
item20 3,38 1,609 154
item21 3,31 1,549 154
item22 3,40 1,548 154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
item23 3,64 1,394 154
item24 3,44 1,592 154
item25 3,97 1,333 154
item26 3,90 1,456 154
item27 4,03 1,395 154
item28 4,14 1,140 154
item29 3,86 1,401 154
item30 3,63 1,534 154
item31 3,00 1,580 154
item32 2,67 1,589 154
item33 3,03 1,592 154
item34 3,30 1,564 154
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum / Minimum Variance
N of Items
Item Means 3,754 2,669 4,571 1,903 1,713 ,181 34
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected Item-Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
item1 123,06 473,042 ,148 ,384 ,886
item2 123,20 463,796 ,345 ,522 ,883
item3 123,59 460,662 ,291 ,529 ,884
item4 123,40 467,090 ,194 ,496 ,886
item5 123,40 479,876 -,059 ,445 ,889
item6 123,47 474,251 ,042 ,582 ,888
item7 123,52 459,022 ,363 ,523 ,883
item8 124,02 442,568 ,551 ,719 ,879
item9 124,10 445,030 ,487 ,593 ,880
item10 124,18 441,583 ,528 ,638 ,880
item11 123,71 444,336 ,536 ,660 ,880
item12 124,14 443,400 ,488 ,621 ,880
item13 123,94 440,662 ,572 ,704 ,879
item14 124,15 440,076 ,594 ,662 ,878
item15 123,79 441,647 ,547 ,743 ,879
item16 123,58 445,016 ,525 ,718 ,880
item17 123,71 443,881 ,540 ,751 ,879
item18 123,58 445,265 ,545 ,748 ,880
item19 123,62 444,813 ,546 ,718 ,879
item20 124,26 443,814 ,469 ,572 ,881
item21 124,32 440,443 ,544 ,547 ,879
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
item22 124,24 443,452 ,496 ,683 ,880
item23 123,99 447,484 ,488 ,716 ,881
item24 124,19 438,354 ,560 ,637 ,879
item25 123,66 463,650 ,223 ,474 ,885
item26 123,74 456,089 ,322 ,617 ,884
item27 123,61 447,115 ,494 ,686 ,880
item28 123,49 464,591 ,251 ,434 ,885
item29 123,77 451,392 ,418 ,552 ,882
item30 124,01 484,359 -,126 ,370 ,893
item31 124,64 451,409 ,362 ,515 ,883
item32 124,97 445,509 ,450 ,558 ,881
item33 124,61 449,403 ,389 ,560 ,883
item34 124,34 447,297 ,430 ,517 ,882
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
127.64 478.220 21.868 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran 4.1 Silabus Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
Lampiran 4.2 RPP Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
Lampiran 4.3 Soal
Nama :
Kelas :
Perhatikan gambar di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan yang berada di
bawah gambar tersebut!
1. Apa yang dilakukan oleh kedua anak pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan hidup yang rukun?
3. Bagaimana cara kalian agar dapat hidup rukun dengan keluarga dan teman?
1. Apa yang dilakukan oleh anak pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan hidup yang rukun?
3. Bagaimana cara kalian ketika melihat kejadian seperti gambar di atas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
Nama :
Kelas :
1. Apa yang dilakukan pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan kegiatan saling berbagi antara sesama
manusia?
3. Mengapa kalian harus saling berbagi dengan keluarga dan teman?
1. Apa yang dilakukan oleh kedua anak pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling berbagi?
3. Bagaimana cara kalian ketika ada teman yang ingin meminjam barang yang
kalian miliki?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Nama :
Kelas :
1. Apa yang dilakukan pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling tolong-menolong?
3. Mengapa kalian harus saling tolong-menolong dengan keluarga dan teman?
1. Apa yang terjadi pada gambar tersebut?
2. Apakah gambar tersebut mencerminkan sikap saling tolong-menolong?
3. Apa yang sebaiknya kalian lakukan ketika meihat teman yang jatuh seperti
pada gambar di atas?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 4.4 Nilai Pretest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran
PBL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Lampiran 4.5 Nilai Posttest Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran
PBL
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 4.6 Nilai Pretest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Lampiran 4.7 Nilai Posttest Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 4.8 Uji Normalitas Pretest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Persepsi Sikap N 30 30
Normal
Parametersa,b
Mean 4,1238 4,1407
Std.
Deviation ,40553 ,47405
Most
Extreme
Differences
Absolute ,107 ,139
Positive ,058 ,111
Negative -,107 -,139
Test Statistic ,107 ,139
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,143c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true
significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 4.9 Uji Normalitas Posttest Persepsi Siswa dan Sikap Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
post_pers post_sikap N 30 30
Normal
Parametersa,b
Mean 4,5190 4,4556
Std.
Deviation ,23021 ,23768
Most
Extreme
Differences
Absolute ,101 ,119
Positive ,101 ,119
Negative -,097 -,115
Test Statistic ,101 ,119
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 4.10 Uji Normalitas Selisih Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa
dan Sikap Siswa
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Selisih
persepsi
siswa
terhadap
PBL
Selish
sikap
siswa
pada
PKn
N 30 30
Normal
Parametersa,b
Mean ,0680 ,0640
Std.
Deviation ,27663 ,28827
Most
Extreme
Differences
Absolute ,121 ,118
Positive ,095 ,083
Negative -,121 -,118
Test Statistic ,121 ,118
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true
significance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 4.11 Uji Homogenitas Persepsi Siswa Terhadap Model
Pembeajaran PBL
Test of Homogeneity of Variances
hom_prepers
Levene Statistic df1 df2 Sig.
,575 8 14 ,782
ANOVA
hom_prepers
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
Between Groups 3,560 15 ,237 2,749 ,033
Within Groups 1,209 14 ,086
Total 4,769 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 4.12 Uji Homogenitas Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Test of Homogeneity of Variances
hom_presikp
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1,520 8 21 ,210
ANOVA
hom_presikp
Sum of Squares df
Mean Square F Sig.
Between Groups ,852 8 ,106 ,495 ,846
Within Groups 4,514 21 ,215
Total 5,365 29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 4.13 Uji Linearitas
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
Sikap siswa pada PKn * Persepsi siswa terhadap PBL
30 100,0% 0 0,0% 30 100,0%
Report
Sikap siswa pada PKn
Persepsi siswa terhadap PBL Mean N Std. Deviation
-,54 -,5400 1
-,42 -,4200 2 0,00000
-,41 -,4100 1
-,20 -,2000 1
-,18 -,1900 1
-,15 -,1500 1
-,08 -,0800 1
-,06 -,0600 1
-,04 -,0400 1
-,02 -,0133 3 ,00577
,10 ,1000 2 0,00000
,15 0,0000 2 ,21213
,18 ,1800 1
,23 ,2300 1
,24 ,2400 1
,26 ,2600 1
,27 ,2700 1
,28 ,2800 1
,32 ,3200 2 0,00000
,34 ,3400 1
,38 ,3800 1
,42 ,5900 1
,43 ,4300 2 0,00000
Total ,0640 30 ,28827
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
ANOVA Table
Sum of
Squares df Mean
Square F Sig.
Sikap siswa pada PKn * Persepsi siswa terhadap PBL
Between Groups
(Combined)
2,365 22 ,107 16,696 ,000
Linearity 2,292 1 2,292 355,972 ,000
Deviation from Linearity
,073 21 ,003 ,540 ,870
Within Groups ,045 7 ,006
Total 2,410 29
Measures of Association
R R
Squared Eta Eta
Squared
Sikap siswa pada PKn * Persepsi siswa terhadap PBL
,975 ,951 ,991 ,981
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 4.14 Uji Perbedaan Persepsi Siswa Terhadap Model Pembelajaran
PBL
Group Statistics
Kel_pers N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
Nilai_persepsi pre test persepsi 30 3,3140 1,19117 ,21748
posttest persepsi 30 4,1407 ,47405 ,08655
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 4.15 Uji Perbedaan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran PKn
Group Statistics
Kel_sikap N Mean Std.
Deviation
Std. Error Mean
Nilai_sikap pretest sikap 30 3,5302 1,41946 ,25916
posttest sikap 30 4,4556 ,23768 ,04339
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
Lampiran 4.16 Uji Peningkatan Skor Pretest ke Posttest Persepsi Siswa
Terhadap Model Pembelajaran PBL dan Sikap Siswa Pada Mata Pelajaran
PKn
Paired Samples Statistics
Mean N Std.
Deviation
Std. Error Mean
Pair 1 post_pers 4,5190 30 ,23138 ,04224
pre_pers 4,1238 30 ,40553 ,07404
Pair 2 post_sikp 4,4556 30 ,23768 ,04339
pre_sikp 4,1407 30 ,47405 ,08655
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 post_pers & pre_pers
30 ,721 ,000
Pair 2 post_sikp & pre_sikp
30 ,141 ,459
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 4.17 Uji Hipotesis Korelatif (Hubungan)
Correlations
sel_persp sel_sikp
sel_persp Pearson Correlation 1 ,638
**
Sig. (2-tailed) ,000
N 60 60
sel_sikp Pearson Correlation ,638
** 1
Sig. (2-tailed) ,000
N 60 60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Lampiran 4.18 Transkirp Wawancara Siswa
4.18.1 Wawancara I Siswa A Sebelum Perlakuan
Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016
Baris Wawancara I Keterangan
1 P : Apa kamu senang belajar Pkn?
S
A
: Ya, senang Senang
belajar PKn
2 P : Mengapa kamu senang/tidak senang
dengan mata pelajaran PKn?
S
A
: Karena tidak sulit Tidak sulit
belajar PKn
3 P : Bagaimana cara guru mengajar kan
pelajaran PKn?
S
A
: Dengan cara lisan dan merangkum Lisan dan
merangkum
4 P : Apa kamu dapat memahami dengan baik
mata pelajaran PKn dengan cara mengajar
guru yang seperi itu?
S
A
: Saya kesulitan dalam memahami materi
PKn
Sulit
memahami
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
4.18.2 Wawancara II Siswa A Sesudah Perlakuan
Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016
Baris Wawancara II Keterangan
1 P : Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan
mana yang kamu anggap sulit? Mengapa?
S
A
: no 12, 14, dan 18 Bu soalnya kata-katanya
susah dipahami
Susah
memahami no
12, 14, dan 18
2 P : Bagaimana perasaanmu saat pertama kali
belajar dengan cara belajar yang berbeda
dari sebelumnya?
S
A
: Senang Senang
dengan PBL
3 P : Apakah kamu bosan dengan cara belajar
yang baru dan berbeda dari biasanya?
S
A
: Tidak Tidak
membosankan
4 P : Apakah cara belajar dengan model
pembelajaran PBL dapat membantu kamu
dalam memahami materi?
S
A
: Ya, membantu Membantu
siswa
memahami
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
4.18.3 Wawancara I Siswa B Sebelum Perlakuan
Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016
Baris Wawancara I Keterangan
1 P : Apa kamu senang belajar Pkn?
S
B
: Ya, saya senang Senang
belajar PKn
2 P : Mengapa kamu senang/tidak senang
dengan mata pelajaran PKn?
S
B
: Karena pelajaran PKn tidak sulit Tidak sulit
belajar PKn
3 P : Bagaimana cara guru mengajar kan
pelajaran PKn?
S
B
: Dengan cara lisan Lisan
4 P : Apa kamu dapat memahami dengan baik
mata pelajaran PKn dengan cara mengajar
guru yang seperi itu?
S
B
: Saya sulit memahaminya Sulit
memahami
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
4.18.4 Wawancara II Siswa B Sesudah Perlakuan
Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016
Baris Wawancara II Keterangan
1 P : Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan
mana yang kamu anggap sulit? Mengapa?
S
B
: kalau saya no 3, 4, 7, 8, 10, sama 20 Bu
karena saya bingung bu
Susah
memahami no
3, 4, 7, 8, 10,
dan 20
2 P : Bagaimana perasaanmu saat pertama kali
belajar dengan cara belajar yang berbeda
dari sebelumnya?
S
B
: Senang Senang
dengan PBL
3 P : Apakah kamu bosan dengan cara belajar
yang baru dan berbeda dari biasanya?
S
B
: Tidak Tidak
membosankan
4 P : Apakah cara belajar dengan model
pembelajaran PBL dapat membantu kamu
dalam memahami materi?
S
B
: Ya, membantu saya Membantu
siswa
memahami
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
4.18.5 Wawancara I Siswa C Sebelum Perlakuan
Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016
Baris Wawancara I Keterangan
1 P : Apa kamu senang belajar Pkn?
S
C
: Ya, saya senang dengan PKn Senang
belajar PKn
2 P : Mengapa kamu senang/tidak senang
dengan mata pelajaran PKn?
S
C
: Karena pelajaran PKn itu menyenangkan Tidak sulit
belajar PKn
3 P : Bagaimana cara guru mengajar kan
pelajaran PKn?
S
C
: Dengan cara lisan dan meringkas Lisan dan
meringkas
4 P : Apa kamu dapat memahami dengan baik
mata pelajaran PKn dengan cara mengajar
guru yang seperi itu?
S
C
: Saya sulit memahami materi dari guru Sulit
memahami
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
4.18.6 Wawancara II Siswa C Sesudah Perlakuan
Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016
Baris Wawancara II Keterangan
1 P : Ketika mengerjakan kuesioner, pernyataan
mana yang kamu anggap sulit? Mengapa?
S
C
: kalau aku sih nggak ada yang bingung bu,
hehehhe
Tidak ada
2 P : Bagaimana perasaanmu saat pertama kali
belajar dengan cara belajar yang berbeda
dari sebelumnya?
S
C
: Senang sekali, karena bisa diskusi dengan
teman yang lain
Senang
dengan PBL
3 P : Apakah kamu bosan dengan cara belajar
yang baru dan berbeda dari biasanya?
S
C
: Tidak Tidak
membosankan
4 P : Apakah cara belajar dengan model
pembelajaran PBL dapat membantu kamu
dalam memahami materi?
S
B
: Ya, membantu saya Membantu
siswa
memahami
materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
Lampiran 4.19 Transkirp Wawancara Guru
4.19.1 Wawancara I Guru Sebelum Perlakuan
Hari/ Tanggal : Senin, 3 Oktober 2016
Baris Wawancara I Keterangan
1 P : Bagaimana Ibu mengajar ketika
menjelaskan materi pada mata pelajaran
PKn?
G : Pembelajaran biasa saja. Maksudnya itu
guru berbicara, siswa mendengarkan, jika
ditanya juga menjawab
Pembelajaran
dengan
metode
ceramah
2 P : Apa kesulitan yang Ibu alami saat
mengajarkan mata pelajaran PKn?
G : Kalo untuk pelajaran PKn kesulitannya,
terkadang anak-anak itu susah menghafal.
Apalagi kalau anak sudah malas membaca
dan menulis! Jadi saya sering memberi
soal untuk memancing siswa yang terlihat
kurang aktif agar mau belajar
Sulit
menghafal,
malas
membaca,
dan menulis
3 P : Media pembelajaran apakah yang Ibu
gunakan saat menjelaskan materi pada
mata pelajaran PKn?
G : Paling hanya menggunakan cerita Dengan
bercerita
kepada siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
4.19.2 Wawancara II Guru Sesudah Perlakuan
Hari/ Tanggal : Rabu, 2 November 2016
Baris Wawancara II Keterangan
1 P : Apakah Ibu puas dengan hasil belajar
menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL)?
G : Ya, saya puas karena Anak-anak lebih
senang karena, satu anak anak lebih suka
dengan gambar. Yang kedua mereka lebih
dong, apa yang ingin mereka tulis, mereka
tuliskan. Terus lebih singkat, padat, dan
jelas buat mereka
Puas dengan
hasil belajar
siswa
2 P : Apakah model pembelajaran Problem
Based Learning (PBL) membantu guru
meningkatkan hasil belajar siswa?
G : Membantu! PKn kalau memakai model
pembelajaran problem based learning saya
tidak terlalu banyak bicara. Yang kedua
anak-anak lebih mau membaca, lalu
mengeluarkan apa yang mereka pengen
tulis
Model
pembelajaran
PBL
membantu
guru
meningkatkan
hasil belajar
siswa
3 P : Apakah ada perubahan ketika Ibu
menggunakan model pembelajaran
Problem Based Learning (PBL) dalam
menjelaskan materi?
G : Ada! Karena anak-anak yang kurang
dalam arti malas membaca dan menulis,
setelah belajar dengan model pembelajaran
problem based learning mereka nilainya
naik
Ada
perubahan
4 P : Apakah ibu pernah menggunakan model
pembelajaran yang lain selain model
pembelajaran Problem Based Learning
(PBL)
G : Hanya metode ceramah Menggunakan
metode
ceramah
5 P : Bagaimana hasil belajar dengan model
pembelajaran tersebut?
G : Nilai anak menajdi meningkat Nilai
meningkat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
Lampiran 5.1 Foto-Foto Kegiatan Pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
Lampiran 5.2 Surat Ijin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
CURRUCULUM VITAE
Ganis Achun Laarde merupakan anak kedua
dari pasangan Alm. Sumarno dan
Watimah.Lahir di Magelang pada tanggal 11
Juni 1995. Pendidikan awal dimulai dari TK
Bustanul Athfal Aisyiyah Mungkid,
Magelang tahun 1999-2001. Pendidikan
dilanjutkan ke jenjang Sekolah Dasar Kartika
XII-3, Magelang pada tahun 2001-2007.
Penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Pertama Kartika XII-1,
Magelang pada tahun 2007-2010. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di
Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Magelang pada tahun 2010-2013. Penulis
melanjutkan pendidikan di Program Studi Guru Sekolah Dasar di Universitas
Sanata Dharma pada tahun 2013 hingga sekarang. Semasa menempuh pendidikan
di Universitas Sanata Dharma penulis pernah mengikuti berbagai kegiatan
diantaranya: Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I, Pelatihan
Pengembangan Kepribadian II, English Club, Kursus Mahir Dasar, Inisiasi
Mahasiswa Keguruan, Week End Moral, Seminar Reinventing Chilhood
Education, Kuliah Umum Indonesia Mengajar, dan kepanitiaan dalam acara
Parade Gamelan Anak 2013 Se-Jawa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI