hukes maulina.ppt
DESCRIPTION
xTRANSCRIPT
HUKUM PERIKATAN DAN YANKES
(Maulina Ds. SH. MH.Kes
1. PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN
PENGERTIAN/ DEFINISI HUKUM
Tidak ada definisi yg lengkap/ sempurna
Banyak pendapat para ahli hk, masing-masing dengan argumentasinya
Hk diciptakan untuk mewujudkan keteraturan, ketertiban & keadilan
Tujuan Hk adl perlindungan
PENGERTIAN HKHukum adalah kumpulan peraturan yang terdiri
dari norma dan sanksi, yang bertujuan untuk mengadakan ketertiban dalam pergaulan manusia, sehingga keamanan dna ketertiban terpelihara (S.M.Amri).
Hukum adalah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukuman tertentu (Y.C.T. Simorangkir, dan Woeryono Sastropranoto).
Pengertian hk yg paling sederhana adl :Tata perbuatan manusia ; “kumpulan atau seperangkat peraturan Hk”
Maka Hukum Kesehatan adalah : “ kumpulan peraturan hukum tentang
kesehatan “
PENGERTIAN HUKUM KESEHATAN mnrt bbrp Pakar :VAN DER MIJN : Yaitu hukum yang berhubungan langsung
dengan pemeliharaan kesehatan; meliputi perangkat hukum perdata, pidana dan tata usaha negara
PengertianLEENEN :
Hukum kesehatan meliputi semua ketentuan hk yg langsung berhubungan dg pemeliharaan kes dan penerapan dr hk pdt, hk pid, dan hk adm dlm hub tsb. Pula pedoman internasional, hk kebiasaan dan juga jurisprudensi yg berkaitan dg pemeliharaan kes,hk otonom, ilmu dan literatur, menjadi sbhk kes.
pengertianSOERJONO SOEKANTO
Yaitu hukum yang secara khusus berisikan perangkat, kaidah maupun keteraturan sikap tindak yang berkaitan dengan kesehatan
Menurut Wila Ch SupriadiHk Kes adl sekumpulan peraturan ttg
kesehatan, dg tujuan untuk memberikan kepastian hk & perlindungan hk (= fungsi hk pd umumnya)
KESIMPULAN PENGERTIANHUKUM KESEHATAN ADALAH SEPERANGKAT
KAIDAH YANG MENGATUR SELURUH ASPEK YANG BERKAITAN DENGAN UPAYA DAN PEMELIHARAAN DIBIDANG KESEHATAN.
2. Sejarah & Latar Belakang HUKES
..
Latar Belakang
Konsep kenegaraan (welfare state) : campur tangan Pem. dlm kehidupan pribadi utk wujudkan kesejahteraan rakyat
Konsep Hubungan Hk dlm Yankes mengalami perkembangan / perubahan
Pengaruh IPTEK, Sos, Ek & Pol, BudayaPengaruh Globalisasi & Pasar bebasPerkembangan Demokrasi & HAMKesadaran masyarakat thd Haknya makin
tinggi
3. Ruang Lingkup & Kedudukan HUKES
3. RUANG LINGKUP DAN KEDUDUKAN HUKUM KESEHATAN
Disiplin Ilmu
Hukum
DisiplinIlmu
KesehatanHk
kes
Ruang Lingkup HK Kes
hk keamanan panganhk epidemihk reproduksihk keslinghk kedokteranhk keperawatanhk kefarmasianhk kebidanan
Hk kes individu
Hk kesmas
Unsur2 Kesehatan (UU 36/2009)
1 Unsur Upaya Kesehatana. Upaya kesehatan yg dilakukan Pem = Upaya
Kes Masyarakatb. Upaya yg dilakukan melalui swadaya masy
hanya menyangkut upaya individu
2. Unsur sumberdaya Kesehatan
Materi UU KES .
PemeliharaanKesehatan
PelayananKesehatan
PelayananKesMas
Upaya KesIndividu Provider
1. Pemerintah2. . Individu
Hukesindividu
Upaya KesMas Provider
Pemerintah
Hk Kesmas
Hukum Kesehatan dan Hukum KedokteranHukum Kedokteran adalah bagian dari hk
kesehatan yg terpenting, meliputi ketentuan yg berhubungan langsung dg pelayanan medis.
Jadi, hk kedokteran merupakan hukum kesehatan dlm arti sempit
HUKUM KESEHATAN MASYARAKAT
Adalah Keseluruhan Aturan Hukum yang mengatur hubungan antara pemerintah dan Masyarakat, juga hubungan antar lembaga pemerintah yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan masyarakat
Oleh karenanya kedudukannya lebih pada hk publik khususnya Hk Administrasi Negara
Lanjutan Hk Kesehatan Masyarakat Pada Bidang ini, lebih banyak berkaitan
dengan Kebijakan Pemerintah Dalam Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Persoalan2 Hk yg berkaitan dengan Kesehatan Masyarakat antara Lain :
1. Kebijakan Pemberantasan Penyakit Menular2. Kewenangan Pemerintah dalam mengatur
Tenaga Kesehatan dll
3. Persoalan Kebijakan Pemerintah Yang berkaitan dengan Penggunaan Obat
4. Kebijakan Pem yg berhubungan dg Upaya Kesehatan Masyarakat.
5. Persoalan Keamanan Pangan, Ketahanan Pangan & Kesehatan
6. Usaha Kesehatan Sekolah
7. Kebijakan Kependudukan dan Kesehatan dsb
* HUKUM KESEHATAN INDIVIDUAtau biasa disebut sebagai Hukum
Pelayanan Kesehatan (Hk. Kedokteran) Materi Hukum ini lebih berkaitan dengan
pelaksanaan ProfesiSecara khusus yang sudah dikembangkan
adalah hukum KedokteranMaka Hk kesehatan Individu lebih
membahas ttg Hub Pasien-Dokter-Rumah Sakit.
HUKUM KEDOKTERAN ( menurut Fred Ameln)Arti luas = Medical Law, yaitu segala hal
yg dikaitkan dg pelayanan medis, baik dr perawat, bidan, drg, laboratorium meliputi ketentuan hk di bid medik.
Arti Sempit = Artz Recht (jerman), yaitu bag dr medical Law, yg meliputi ketentuan hk yg hanya berhubungan dg profesi dokter saja.
Inti Hk KedokteranAdl hub perdata antara Subyek hk dg subyek
hk, yi hub hk antara pasien dg tenaga kes (dr); Hub Hk antara Pasien dg Sarana Kes & Hub Hk antara tenaga Kes dg Sarana Kes.
Ruang Lingkup Pembahasan HK kesehatan individu
SUBYEK Hk.Kes OBYEK Hk.Kes HAK DAN
KEWAJIBAN SUBYEK Hk.Kes * Hubungan Hk dlm
Pelkes * Perbuatan Hk dlm
Pelkes (Perb Melawan HK) *TGJWB Hk dlm
Pelkes
TJW PERDATA
TJW PIDANA
TJW ADMINISTRASI
Pengertian Subyek dan Obyek HkSUBYEK HK : mengatur
ttg Siapa?Yaitu sesuatu yg mnrt hk
dpt memiliki hak dan kewajinan
Subyek hk terdiri dari
Orang , al: dr, drg, bidan, perawat dsb (dlm UU praktik Kedktr dpt dilihat pd ps 14,42,77,78.
Badan Hukum , al : Sarana pelkes spt Rumahsakit, Pemerintah spt Dinkes, dsb
OBYEK HK : Mengatur ttg apa
Yaitu sgl sesuatu yg berguna bagi Suby hk dan dpt menjadi pokok suatu hub hk yg dilakukan oleh suby hk (bisa disebut benda atau hak dan jasa)
Misalnya ; jasa pelayanan kesehatan.(Ctt : Obyek hk kes adl Pemeliharaan Kesehatan)
Perbuatan Hk, Perbuatan Melawan Hk dan Tgjw Hk.
Yaitu sgl perbuatan dalam rangka pelaksanaan hak-kewajiban hk yang dapat menimbulkan akibat hukum
Pengabaian hak dan kewajiban yg sdh ditetapkan scr hk, dpt disebut sbg perbt. Melawan hukum
Setiap perbuatan melawan hukum menimbulkan Tanggung jawab hukum.
* Kedudukan hukum Kesehatan Dlm Sistem Hukum Nasional
B. HK Publik (& Cabang2nya)
HI HTN HAN
A. HK Privat = Hk Pdt (& Cabang2nya)
C.Hk Pidana (& Cab2nya).
Teori Residu Power (Van Vollenhoven) : Seluruh norma Hk dikurangi Hk Pdt Materiil, Pid Mat, HI Mat, HTN Mat, sisanya adl HAN
Norma Hk FormilHk PdtHk PidHIHTNHAN
Norma Hk MateriilHK. PDTHK PIDHIHTN
HAN
Lanjutan Kedudukan Hk KesehatanHk Kesehatan berada pada ranah Hk Publik,
khususnya Hukum Administrasi NegaraPada Bagian lain hk kesehatan juga termasuk
pada Hk.Privat (Perdata) dan Hukum Pidana
4. HAKEKAT & FUNGSI HUKES
4.HAKEKAT DAN FUNGSI HUKUM KESEHATANHAKEKAT HUKUM KESEHATAN
Adalah penerapan Hukm Perdata, Hukum Pidana dan Hukum Administrasi Negara
5. SUMBER HUKUM KESEHATAN
5. SUMBER HUKUM KESEHATAN
A. PerUU, adl peraturan tertulis yg dikeluarkan oleh lbg yg berwenang
B. Yurisprudensi yaitu berupa putusan pengadilan yg sdh punya kekuatan hk yg tetap
C. Konvensi/Kebiasaan sbg peraturan perilaku yg tdk tertulis
D. D.Doktrin/ajaran ilmu pengetahuan yg berupa teori, konsep, norma yg dpt ditemukan dlm kepustakaan.
Perundang-undangan Bidang Kesehatan
Secara Hierarkhis tersebar diberbagi peraturan perUU (Lihat tata Urutan PerUU RI)
Secara enuntiatif dibuat dalam bentuk peraturan pelaksanaan yang sifatnya teknis
Perundang-undanganYang secara khusus berkaitan dengan
Kesehatan al :1. UU No. 36/2009 tentang Kesehatan 2. UU No. 29/2004 ttg Praktik Kedokteran
(ctt : Putusan MK No. 4/PUU-V/2007 ttg Pengujian UUPK thd UUD’45)
3. Berbagai Peraturan Pelaksana Bidang Kesehatan
. Permenkes 1419/2005 ttg ijin Praktik Dr yg diubah dg No. 512/2007.
Kepmenkes 1239/2001 ttg Registrasi Praktik Perawat--- diganti dgn Permenkes 148/2011.
KepMenKes No. 900/VII/2002 ttg Registrasi dan praktik Bidan
. Permenkes 269/08 ttg Rekam Medik.
Permenkes 290/08 ttg Informed Consent
Permenkes 159b/III/1998 ttg Rumah Sakit
KepMenKes No. 496/IV/2005 ttg Pedoman Audit Medik RS
Perundang-Undangan LainYang secara Umum terkait al:
KUHP KUH PERDATA UU No 39/99 ttg HAM UU No 32/2004 ttg Pemerintah Daerah UU No 17/2007 ttg RPJP, dll
6. HUKUM PERIKATAN & PELAYANAN KESEHATANA. HUBUNGAN HUKUM DALAM YANKES
B. PROFESI & HUKUM DISIPLIN
C. ASPEK HUKUM YANKES
A. Hubungan Hukum Dalam Yankes YANKES MELIPUTI :
1. UPAYA KESEHATANTERDIRI DARI : UPAYA PROMOTIF, PREVENTIF,
KURATIF & REHABILITATIF
2. SUMBERDAYA KESEHATANa. TENAGA KESEHATANb. SARANA KESEHATAN , SALAH SATUNYA RSc. SARANA PENUNJANG LAINNYA.
HUBUNGAN HUKUM DLM YANKES TERJALIN ANTARA :
NA.KES PASIENSAR.KES PASIENNA.KES SAR.KESNA.KES NA.KES
Keterangan :Hubungan Hk : adl Hub antar Subyek Hk, yg masing2 melekat Hak & Kwjbn
HUBUNGAN HK DLM YANKES
Dokter(Subyek Hukum)
Pasien(subyek Hukum)
Hak& kwjbn Hak & Kwjbn
Perb hk /PMH
Perb hk /PMH
Tgjw hk
PIDPDT
AD.NE
SKEMA Hak Dsr Hk Kesehatan/Kedokteran
SOSIAL
HAK DASAR
The Right to Health Care The Right to Self determination
Hak atas Rahasia Kedokteran
Hak atas Informed Consent
Hak atas Pelayanan Medis Hak atas Badan Sendiri
Hak atas Privacy
Hak Menolak Perawatan/Tindakan Medik
Hak Memilih Dokter/Rumah Sakit
INDIVIDU
HAK DAN KEWAJIBAN DOKTER-PASIEN-RUMAH SAKIThak atas informasihak memberikan
persetujuanhak memilih dokterHak memilih sarana
kesehatanHak atas rahasia
kedokteranHak memperoleh
perawatan yg sebaik-baiknya.
HAK PASIEN
HAK pasien
Hak menolak pengobatan/
perawatanHak menolak suatu
tindakan medik tttHak
untukmenghenti- kan pengobatan
Hak atas second opinion
Hak melihat Rekam medis
Lanjutan hak pasienCATATAN : jika dicermati hak2 pasien
timbulnya tdk hanya pada saat terjadinya hub terapeutik, melainkan hak yang telah ada/melekat sebelumnya, misal : hak untuk memilih dokter dan Sarana Pelayanan Kesehatan, Hak untuk mendapatkan perawatan yg sebaik-baiknya.
Hak2 tsb merupakan pencerminan HAM, merupakan hak yg dimiliki setiap warga negara, setiap subyek hukum pelkes.
memberikan informasi yang benar
Mentaati petunjuk drmentaati aturan RSmemberikan imbalan
jasa kepada drmelunasi biaya RSmenghormati privacy
dokter yg mengobatinya
KEWAJIBAN PASIEN
hak bekerja sesuai standar profesi
Hak menolak melaksanakan tindkn medik karena scr profesional tdk dpt memptgjwkan
Hak untuk menolak suatu tindkn medik yang menurut suara hatinya tdk baik
Hak mengakhiri hub dng pasien
HAK DOKTER
.
Hak atas privacy dr
Hak atas informasi
Hak atas imbalan
hak untuk membela diri
Hak memilih Pasien
Hak tolak ungkap
HAK Tenaga Kes
Kewajiban yang berhubungan dng fungsi sosial pemeliharaan kesehatan
kewajiban yang berhubungan dng hak pasien
Kewajiban yang berhubungan dng standar profesi
•KEWAJIBAN Tenaga Kes. KEWAJIBAN Tenaga Kes.
KEWAJIBAN Lain dr Dokter YG BERHUBUNGAN DG PELAKSANAAN PROFESINYA :1) Kewajiban yang berhubungan dg fungsi
sosial pemeliharaan kesehatan (hal ini berhubungan dg kptgn masy, bukan pasien semata) misalnya : tdk membebani biaya yg tdk perlu / berlebihan, spt resep yg tdk perlu, pemeriksaan penunjang yg tdk perlu dsb
2) Kwjbn yg berhubungan dg standar medis
3) Kwjbn yg berhub dg tujuan ilmu kedokteran
4) Kewajiban yang berhubungan dg prinsip keseimbangan (antara tindakan dg tujuan yg ingin dicapai dg tindakan tsb).
Misalnya melakukan suatu tindakan
diagnostik yg berat thd suatu penyakit yg relatif ringan, tdklah memenuhi prinsip keseimbangan.
Dokter hrs sll membandingkan tuj
tindakan medisnya dg risiko dr tindakan tsb dan ia hrs mengupayakan dg risiko yg terkecil
KESIMPULAN
Scr singkat dpt dikatakan bhw apa yg menjadi hak pasien menjadi kewajiban dokter, demikian sebaliknya apa yang menjadi hak dokter menjadi kewajiban pasien sebagaimana terjadi dalam hubungan terapeutik.
Krn ada kewajiban2 lain yang muncul karena pelaksanaan profesinya
Jadi ada kewajiban dokter untuk memenuhi hak pasien dan kewajiban hukum yang timbul karena pelaksanaan profesinya.
TANGGUNG JAWAB HUKUM
PIDANA 1. KUHP 2. UU No.29/2004
PERDATA Buku III KUH
PERDATA ADMINISTRASI
UU No.23/TH 92 UU No.29/2004 PP ttg Tenaga
Kes Permenkes ttg Yankes dll.
CTTCTT : selain ketentuan tsb : selain ketentuan tsb
tgjw dokter diatur pula dlm tgjw dokter diatur pula dlm ketentuan lain, spt UU ketentuan lain, spt UU
Narkotika,Narkotika, UU HAM dllUU HAM dll
Pengertian tanggung jawab hukum
Menurut V. Komalawati “ Pd umumnya tiap org hrs btgjwb
(aansprakelijk) thd tindakan atau perbuatannya. Oleh krn itu “btgjwb” diartikan sbg “terikat”, shg “tgjwb” dlm pengertian hukum berarti “keterikatan”
Tgjwb hk dlm pelayanan kesehatanSalah satu subyek hk dlm pelayanan kes adl
dokter, Ners dan Tenaga Kesehatan lain. Tindkn dr sbg subyek hk dlm pergaulan masy
dpt dibedakan antara tindkn sehari2 yg berkaitan dg profesinya dan tindakan yg tdk berkaitan dg pelaksanaan profesinya
Tgjwb hk dr juga ada yg berkaitan dg profesinya dan ada yg tdk berkaitan dg profesinya.
Tgjwb hk yg berkaitan dg pelaksanaan profesinya dibedakan dlm :
tgjw thd ketentuan2 profesional, yaitu KODEKI & Sumpah Dr
dan tgjwb thd ketentuan2 hk yg terdiri dari hk Adm, hk.Pidana dan hk Perdata.
Dokter /Ners adalah Dokter /Ners adalah suatu Profesisuatu Profesi;;Sbg suatu Profesi memiliki Sbg suatu Profesi memiliki persyaratan tertentupersyaratan tertentuDokter Dokter /Perawat(Ners)adalah /Perawat(Ners)adalah profesi yg muliaprofesi yg muliaSetiap pelaksanaan profesi Setiap pelaksanaan profesi melekat tanggungjawab melekat tanggungjawab profesionalprofesionalPelaksanaan profesi Pelaksanaan profesi dokter/NERS diatur oleh dokter/NERS diatur oleh norma etik dan norma norma etik dan norma hukumhukum
Pelayanan Kes terkait dng pelaksanaan suatu profesi
Tindakan kedokteran penuh dng resiko
Resiko bisa muncul akibat tindakan dokter yang salah
Tindakan salah adalah bila tdk melakukan pekerjaan sesuai dng standar profesi medik dan tdk sesuai prosedur tindakan medik
Tindakan yang salah oleh dokter biasa disebut dng Malpraktik, atau Malapraktik (MEDICAL MALPRACTICE)
lanjutanKrn bentuk, sifat dan tujuan tindakan yg
dilakukan oleh dr sbgmn tlh disebutkan, dpt berpotensi menimbulkan bahaya bagi seseorang
Maka pekerjaan dokter /Ners perlu persyaratan
1) Charaka Samhita , Profesi keperawatan
* Knowledge (pengetahuan)
* Cleverness (kepandaian)
* Devotion (pengabdian)
* Purity physic and mind (kemurnian fisik dan pikiran)
A, CIRI SUATU PROFESI
2) Essensi suatu profesi menurut Bernard Barber :1. Membutuhkan ilmu pengetahuan yg tinggi
yg hanya dpt dipelajarai scr sistematik2. Orientasi primernya lebih ditujukan untuk
kepentingan masyarakat3. Memiliki mekanisme kontrol terhadap
perilaku pemegang profesi4. Memiliki sistem reward.
B. Tindakan kedokteran/NERS penuh dg risiko
a) Meliputi tindakan yg bersifat intervensib) Tindakannya dpt dikelompokkan sbg:
1. Tindakan kuratif, 2. tdkn rehabilitatif 3. tdkn promotif dan 4.tdkn preventif
c) Tujuan tindakan : 1. kptgn Ybs (pasien) 2. kptg org lain 3. kptgn penelitian.
C. Pekerjaan dokter /NERS perlu persyaratan :Persyaratan teknis,
berkaitan dg kemampuan (berkaitan dg basic science serta ketrampilan teknik)
Persyaratan yuridis, berkaitan dengan kompetensi
Van der Mijn, yg dikutip Soerjono Soekanto mendefinisikan ttg pekerjaan dr,sbb:
Bw seorang dr yg melakukan tindakan atau pekerjaan profesi kedokteran adalah : “ pihak yg berdsrkn per-UU yg ada punya wewenang untuk scr mandiri dan bertanggung jwb melaksanakan ilmu kedokteran mnrt rg.lkpnya atau sebagian dr rg lingkup tsb serta memanfaatkan wewenang tsb scr nyata”.
lanjutanMk bila seorang dokter /NERS menyimpang
atau menyeleweng darir hal2 tsb tadi, dia dpt disebut tlh melakukan suatu kesalahan profesional.
Kesalahan profesional hrs di ptgjwkan scr moral, etik dan hukum
HUBUNGAN ANTARAHUKUM-DISIPLIN-ETIKHUBUNGAN HUKUM YANG TERJALIN DLM
YANKES MEMBUTUHKAN PERANGKAT/INSTRUMEN BERUPA NORMA ATAU KAEDAH UNTUK MENGATURNYA
NORMA YG DIMAKSUD AL : NORMA MORAL, NORMA ETIK, & NORMA HK
DLM PERKEMBANGAN TERAKHIR DIBUTUHKAN NORMA YG SCR KHUSUS MENGATUR SUBYEK HK TTT (PROFESI) YAKNI NORMA DISIPLIN.
DASAR HUKUM
UNIKA©2009
PELAKSANAAN
PRAKTIK Dr/Drg
PELAKSANAAN
PRAKTIK Dr/Drg
UNDANG-UNDANG :UUD’ 45, UU Kes , UUPK dll
UNDANG-UNDANG :UUD’ 45, UU Kes , UUPK dll
PERATURAN PEMERINTAH :PP 32/96 ttg Tenaga Kesehatan
PERATURAN PEMERINTAH :PP 32/96 ttg Tenaga Kesehatan
Peraturan teknis :Permenkes 512/2007 ttg Ijin Praktik Dr/DrgPermenkes 2692008 ttg Rekam MedikPermenkes 290/2008 ttg Informed Consent dll
Peraturan teknis :Permenkes 512/2007 ttg Ijin Praktik Dr/DrgPermenkes 2692008 ttg Rekam MedikPermenkes 290/2008 ttg Informed Consent dll
Ketentuan teknis lain atas amanat UU di atas.Ketentuan teknis lain atas amanat UU di atas.
.
(DR/Drg)Sby.hk (Org)
RUMAH SAKIT(Sbyk Hk Bdn HK)
PASIENSBY Hk(Org)
SARANA
HAK & KWJBN HAK & KWJBN
Pres/Contra Pres/ContraHukum
Profesi
Etik
Moral
DisiplinPid
PdtAN
UPAYA
Aspek MoralBERKAITAN DG
“SUMPAH” DOKTER
MORALY BINDING “MORALY CAN NOT
BE LEGISLATED BUT BEHAVIOUR CAN BE REGULATED”
Aspek Etik DOKTER/NERS HARUS
MENJUNJUNG TINGGI KODE ETIK YANG MENJADI TUNTUNAN PELAKSANAAN PROFESINYA (KODEKI)
PELANGGARAN ETIK MENIMBULKAN TGJWB ETIK (MKEK)
Aspek Hukum
DOKTER ADALAH SUBYEK HK, DENGAN DEMIKIAN MELEKAT HAK & KEWAJIBAN
DOKTER ADALAH SUBYEK HK PRIBADI DAN SUBYEK HK PROFESI
Aspek DisiplinSENDI HUKUM
DISIPLIN KEDOKTERAN ADL :PENEGAKAN ATURAN-
ATURAN DALAM PELAYANAN KESEHATAN/KEDOKTERAN DAN ATAU
PENEGAKAN KETENTUAN PENERAPAN KEILMUAN DALAM PELAYANAN KEDOKTERAN/KESEHATAN
WAJIB DIIKUTI DOKTER/DOKTER GIGI
HUKUM DISIPLIN Bagi DokterHUKUM DISIPLIN BERLAKU BAGI
LINGKUNGAN PROFESI YBS
HUKUM DISIPLIN DITEGAKKAN OLEH LEMBAGA YANG MENDAPATKAN ATRIBUSI DARI UU
HK DISIPLIN KEDOKTERAN DITEGAKKAN DILINGKUNGAN DR-DRG MELALUI LBG YG DIBENTUK BERDASARKAN UU YAKNI MKDKI
LATAR BELAKANG PERLUNYA LEMBAGA PENEGAK DISIPLIN DOKTER/NERSPELAKSANAAN TUGAS YANKES
(TERMASUK OLEH DR/Ners) SBG TUGAS PEMERINTAHAN/ LAYANAN PUBLIK
PERLU DILAKUKAN PENGATURAN & PENGAWASAN
PERLU DIBENTUK LBG PENGAWAS DLM RANGKA PENEGAKAN PERATURAN PER-UU
Tgjwb Disiplin*
DISIPLIN
HUKUMETIK
MKEK LBG PERADILAN
MKDKI
MAJELIS KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN INDONESIAMKDKI MEMPUNYAI KEWENANGAN
MENEGAKKAN PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER DAN DOKTER GIGI (SELANJUTNYA DOKTER)
LEMBAGA INDEPENDEN DI BAWAH KKI
KKI DI BAWAH PRESIDEN
MKDKIPPASAL 57 AYAT (2) MKDKI DI TINGKAT PROPINSI DPT
DIBENTUK OLEH KKI ATAS USUL KKI
MKDKIP JATENG DIBENTUK OLEH KKI MELALUI KEP KKI NOMOR : 67/KKI/Kep/VI/2008
TUGAS MKDKI (pasal 64 UUPK)MENERIMA PENGADUAN, MEMERIKSA
DAN MEMUTUSKAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER
MENYUSUN PEDOMAN DAN TATA CARA PENANGANAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER
PENUTUPHUKUM DIBUAT DG TUJUAN
KETERATURAN, KETERTIBAN, KEADILAN DG TUJUAN AKHIR PERLINDUNGAN
HK DISIPLIN KEDOKTERAN DIBUAT DAN BERLAKU DILINGKUNGAN DOKTER DAN DOKTER GIGI
HK DISIPLIN KEDOKTERAN DITEGAKKAN UNTUK MENJAGA KEHORMATAN PROFESI DOKTER
MKDKI DIBENTUK ATAS DSR UU UNTUK MENJAGA KEHORMATAN PROFESI DR.
TUGAS MKDKI (pasal 64 UUPK)MENERIMA PENGADUAN, MEMERIKSA
DAN MEMUTUSKAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER
MENYUSUN PEDOMAN DAN TATA CARA PENANGANAN KASUS PELANGGARAN DISIPLIN DOKTER
PENUTUPHUKUM DIBUAT DG TUJUAN
KETERATURAN, KETERTIBAN, KEADILAN DG TUJUAN AKHIR PERLINDUNGAN
HK DISIPLIN KEDOKTERAN DIBUAT DAN BERLAKU DILINGKUNGAN DOKTER DAN DOKTER GIGI
HK DISIPLIN KEDOKTERAN DITEGAKKAN UNTUK MENJAGA KEHORMATAN PROFESI DOKTER
MKDKI DIBENTUK ATAS DSR UU UNTUK MENJAGA KEHORMATAN PROFESI DR.
c. ASPEK HUKUM PELAYANAN KESEHATAN
a. Aspek Pidana
b. Aspek Perdata
c. Aspek Administrasi Negara
a. ASPEK PIDANA PELAYANAN Kesehatan ;
1.Rahasia Kedokteran
2.Euthanasia
3.Aborsi
Tanggung jawab pidana dokter atas tindakan yang salah dsr teori adalah T.Kesalahan dan T.KelalaianT.Kesalahan (dolus) : sif sengaja dan
melanggar UU, tindakan dilakukan scr sadar, tuj dan tindakannya terarah
Exp : - melakukan abortus tanpa indikasi medis, melakukan euthanasia, memberi surat keterangan medis yg tdk benar isinya, dsb
Lanjutan Tanggung jawab pidana dokter ….. T.Kelalaian (culpa, negligence) : sif tdk
sengaja, lalai, tdk ada motif ataupun tujuan untuk menimbulkan akibat yg terjadi
Exp : menelantarkan pengobatan pasien krn lupa atau semabarangan yg menyebabkan pasien tambah parah, bahkan kemudian meninggal (abandonment)
ASPEK PIDANA RAHASIA KEDOKTERAN
RAHASIA KEDOKTERANKonsep Rhs kedokteran atau
konfidensialitas medik merupakan konsep dasar yg sdh ada sejak jaman Priestly medicine.
Keterangan lengkap dan sejujur2nya dari pasien dan dilengkapi pemeriksaan fisik termasuk bag yg paling pribadi, merupakan hal yg sangat penting bagi dokter, dlm rangka mengidentifikasi suatu penyakit.
Oleh krnnya logis bahwa dokter hrs sangat memegang rhs ttg hal yg diketahui pada diri pasien
Pentingnya konsep kerahasiaan ini, kemudian dituangkan oleh Hippocrates dalam salah satu bagian dari lafal sumpah yg dirumuskannya
Sebagian lafal sumpah Hippocrates “Whatever, in
connection with my professional practice, or not in connection with it, I see or hear, in the life of men, wich ought not to be spoken of abroad, I will not divulge, as reckoning that all such should be kept secret”
Oleh World Medical Association lafal tsb diubah menjadi : ….. I will respect the secrets wich are confided in me, even after patient has died.
Rumusan tsb kemudian diadopsi pula Dalam Sumpah Dokter Indonesia
Dasar Hukum Wajib Simpan Rahasia Kedokteran@1. UU No. 23/92 ttg kesehatan ; Pasal 53 ayat (2) : “ tenaga kesehatan
dlm melakukan tugasnya berkewajiban untuk mematuhi std profesi dan menghormati hak pasien.
P e n j e l a s a n : …. Tenaga kesehatan yg berhadapan dg pasien seperti dokter dan perawat, dlm melaksanakan tugasnya hrs menghormati hak pasien. Yg dimaksud hak pasien al : hak informasi, hak unt beri persetujuan, hak atas rahasia kedokteran dan hak atas second opinion
KUHP
@2. Pasal 322 KUHP (1). Brg siapa dng sengaja membuka sesuatu
rhs, yg menurut jabatannya atau pekerjaannya, baik yg sekarang maupun yg dahulu, ia diwajibkan menyimpannya, dihukum penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak2nya Rp.9.000,-
Lanjutan Pasal 322 KUHP
(2) Jika kejahatan itu dilakukan terhadap seseorang yang ditentukan, maka perbuatan itu hanya dituntut atas pengaduan orang
Catatan : Pembocoran rahasia kedokteran oleh pasien merupakan delik aduan.
UU No. 29 / 2004 ttg praktik kedokteranPasal 51 : : Dokter atau dokter gigi dlm melaksanakan praktik mempunyai kewajiban ; huruf c …” merahasiakan segala sesuatu yg diketahuinya ttg pasien, bahkan juga setelah pasien itu meninggal dunia.
Pasal 79 ; “ Dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1(satu) tahun atau denda paling banyak Rp.50.000.000 (limapuluh juta rupiah), setiap dokter atau dokter gigi yang : huruf c … “ dengan sengaja tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 51 huruf a, b, c, d dan e”.
Catatan Penting !
Ancaman pidana penjara sebagaimana diatur pada Pasal 75 dan 76 dan pidana kurungan sebagaimana diatur dlm Pasal 79 dinyatakan
“tdk mengikat scr hukum” berdasarkan putusan JR MK , No. 4/PUU-V/2007 tgl 19 Juni 2007
PP no. 10 / 66 tentang wajib simpan rahasia kedokteranPasal 1; yang menjadi subyek kerahasiaan
adalah segala sesuatu yg diketahui selama melakukan pekerjaan di lapangan kedokteran.
P e n j e l a s a n ; sgl sesuatu yg diketahui adl segala fakta yg didapat pd pemeriksaan, interpretasi utk menegakkan diagnosa dan melakukan pengobatan
Permenkes 269 Tahun 2008 ttg Rekam MedikLihat Pasl 10 ayat (1) s/d (3)Pasal 11
Catatan : Bagaimana Sifat Kerahasiaan Rekam Medik kalau menyangkut Publik Figur? Bagaimana pula kalau Rhs medik dibuka krn kepentingan politik ?.
b. Aspek Pidana Aborsi
Tindakan Aborsi1) Pengertian : * a crime without victimaa( kejahatan tanpa
korban) * unwated pregnancy ( kehamilan yg tdk
diinginkan) * unwanted baby ( bayi yg tdk diinginkan) * pengguguran kandungan
CATATAN: dr aspek Medis dibedakan antara tindakan Aborsi dan pengguguran kandungan
2) Jenis aborsi :a) Aborsi yg sifatnya disengaja (abortus
provocatus) atau (abortion for choice).b) Aborsi yg sifatnya tidak disengaja
(abortus spontaneus) atau (abortion for life)
CTT : yg menjadi persoalan adl aborsi yg dilakukan krn pilihan dan kemauan sendiri, inilah yg disebut sbg aborsi ilegal, dan tdk dpt dibenarkan.
1. KUHP 2. UU No.23/
1992 3. UU No.29/
2004 4. UU No.
39/1999 5. Dll
3) KETENTUAN Hk yg terkait Aborsi
@ KUHP
Termuat pada ketentuan Pasal 346, Ps 347 ayat (1) dan (2), Ps 348 ayat (1) dan (2), serta Pasal 349
Berdasarkan ketentuan tsb dpt ditafsirkan Bhw dng alasan apapun dan oleh siapapun, aborsi atau pengguguran kandungan dilarang.
Aborsi termasuk kejahatan terhadap nyawa, dengan ancman hukuman yg cukup berat.
@ UU Kesehatan :Pasal 15
(1) Dlm keadaan darurat sbg upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan atau janinnya, dpt dilakukan tindakan medis ttt.
(2) Tindakan medis ttt sbgmn dimaksud dlm ayat (1) hanya dpt dilakukan :
Lanjutan pasal 15 ayat (2)a. berdasrkan indikasi medis yg
menghrskan diambilnya tindakan tsb.b. Oleh tenaga kes yg punya keahlian dan
kewenangan untuk itu dan dilakukan sesuai dng tanggung jawab profesi serta berdsrkan pertimbangan Tim ahli;
c. dengan persetujuan ibu hamil ybs atau suami atau keluarganya
d. pada sarana kesehatan tertentu.
Pasal 15 ayat (3)Ayat (3). Ketentuan lebih lanjut mengenai
tindakan medis tertentu sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) ditetapkan dng PP.Catatan :UU Kesehatan sdh dalam proses
direvisi.Ketentuan ttg legalitas aborsi melalui UU ini tdk muncul lagi dlm RUU kes yg baru
@ UU Praktik KedokteranTdk ada ketentuan yg scr explisit mengatur
mengenai aborsi. Ketentuan scr implisit setidaknya dpt dilihat pd Pasal 2 ttg azas, yg bunyinya sbb : “ Praktik kedokteran dilaksanakan berasaskan Pancasila dan di dsrkan pd nilai ilmiah, manfaat, keadilan, kemanusiaan, keseimbangan, serta perlindungan dan keselamatan pasien”.
Lanjutan dlm UUPKPasal lain yg dapat di tafsirkan berkaitan
dng Aborsi adalah Pasal 45 ttg persetujuan tindakan kedokteran
Sebagaimana diatur dlm UU Kesehatan, syarat dibolehkannya Abortus provocatus medicinalis, antara lain persetujuan dr ybs
Ketentuan tsb jo dng pasal ttg hak dan kewajiban dokter pasien ( ps 50, 51,52 dan 53) dan pasal ttg sanksi pidana khususnya Pasal 79 huruf c.
.
c.Aspek pidana euthanasia
Tindakan Euthanasia1) Pengertian : * good death * easy death * mercy killing * Euthanathos (kata Yunani, Eu = baik, tanathos= mati)CTT : Euthanasia dapat diartikan sbg, mati dng
baik tanpa penderitaan.
Latar belakangMslh sdh ada sejak kalangan kesehatan
menghadapi penyakit yg tak tersembuhkan.
Pengaruh perkembangan teknologi dibidang kedokteran.
Meningkatnya pemahaman tentang The right to self determination.
Jenis2 EuthanasiaDilihat dari cara dilakukannya : 1.Euthanasia
pasif 2. Euthanasia aktif.Dilihat dari permintaan dilakukan : 1.Euth
Voluntir/ sukarela (permintaan pasien) 2. Euth Involuntir (tdk atas permintaan pasien)
Euthanasia menurut konsep KUHPKUHP mengatur seseorang dpt dipidana atau
dihukum jika ia menghilangkan nyawa orang lain dg sengaja ataupun kurang hati2
Euthanasia termasuk kejahatan terhadap nyawa
Pasal2 KUHP yg mengatur ttg Euthanasia :Pasal 344 ( berkaitan
dg Euth aktif) ; “ Barang siapa
menghilangkan nyawa org lain atas permintaan org itu sendiri, yg disebutnya dg nyata dan dg sungguh2, dihukum penjara selama-lamanya 12 th
Pasal2 KUHP yg berkaitan dng Euthanasia aktif maupun pasif tanpa permintaan :Pasal 338 ; “ Brg siapa dg sengaja
hilangkan jiwa org lain, dihukum krn makar mati, dg penjara selama2nya 15 th”
Pasal 340 ; “Brg siapa dg sengaja dan direncanakan lebih dulu menghilangkan jiwa org lain, dihukum krn pembunuhan direncanakan(moord) dg hk.an mati atau penjara selama2nya seumur hidup atau pjr sementara selama2nya 20 tahun”.
Lanjutan pasal KUHPPasal 359 ; “ Brg siapa krn salahnya sebabkan matinya org dihukum pjr selama2nya 5 th atau kurungan selama2nya 1 th”.
Pasal 345 ;”Brg siapa dg sengaja menghasut org lain untuk membunuh diri, menolongnya dlm perbuatan itu, atau memberikan daya upaya itu jd bunuh diri, di hk pjr selama2nya 4 tahun”
ASPEK ADMINISTRASI NEGARA
PELAYANAN KESEHATAN
ASPEK ADMINISTRATIF PELAYANAN KESEHATAN Aktifitas pelayanan kesehatan merupakan
aktifitas hukum
Ranah hk pelkes sbgmn diket meliputi HK Pid, Hk Pdt dan Hk Administrasi Negara.
Peran Hk Adm dalam pengaturan pelayanan kesehatan meliputi :
Aspek HAN dlm pelkes meliputi1) Pengaturan pemberian jasa keahlian di bid kes.2) Tolok ukur tingkat kualitas tng kes3) Keterarahan4) Pengendalian biaya5) Kebebasan warga masy untuk tentukan
kpentingannya dan identifikasi kewajiban pem6) Perlindungan hk thd pasien7) Perlindungan hk thd tenaga kes8) Perlindungan hk bagi pihak ketiga9) Perlindungan kepentingan umum.
Kesembilan aspek sebagaimana disebutkan tadi sebenarnya menyangkut hal pokok dalam pelkes yang diatur oleh pemerintah yakni ;
1. Tenaga Kesehatan2. Sarana Kesehatan3. Upaya Kesehatan
Aspek hk pelkes menurut teori HANDlm konteks HAN pemerintah punya
kewenangan mengatur.
Kewenangan tsb berkaitan dg @kegiatan administrasi negara dan @hubungan subyek dlm administrasi negara.
@ Kegiatan Adm Neg meliputi : 1. Perb HK :a) perb hk Publik b) perb hk
Pdt
2.Perb bukan hk= Perbuatan Nyata (materiele daad/ materiele handelingen)
* perbuatan hk publik yg merupakan pelaksanaan kekuasaan, yaitu :
a. Kegiatan menciptakan peraturan (regeling) yg merupakan ketentuan2 abstrak yg berlaku umum
b. Kegiatan menciptakan keputusan (beschikking)yg berupa ketentuan2 konkrit yg dpt dirinci dlm bid, sbb :
Lanjutan kewenangan membuat beschikking :
*Bid pemerintahan yaitu : - Perizinan ( exp : Ijin praktik dr, ijin RS, Apotik
dsb)
– Pembebanan (pajak , etribusi pelkes)
– Penentuan kedudukan (dr praktik mandiri) - Pembuktian (pengesahan dokumen sbg alat
bukti)
- Pembentukan, pengadaan dan pemeliharaan perlengkapan Adm( Dinkes,RS, puskesmas, BP,
klinik dsb)
*Bidang Polisionil, mencakup : - Pembinaan masyarakat (Penyuluhan kes) - Prevensi (Regulasi dan Pedoman2
Pelkes) - Represi (sistem sanksi dan mekanisme
penegakan HK)
* Bidang Peradilan : Peradilan Umum dan Peradilan Profesi
@ Hubungan Subyek Dlm Adm Neg1) Hub antar penguasa (Pjbt dan badan
perlengkapan), mencakup : a. Kegiatan internal dlm Organisasi b. Kegiatan antar bdn perlgkpn. CTT; inti hub antar penguasa meliputi 2 segi, yakni struktural mencakup subordinasi dan koordinasi (exp: Depkes-dinkes Prop-Dinkes kab/kot), dan Fungsional : program dr PTT, penetapan ijin, jenjang jbtn, Sistem Kredit dsb.
2) Hubungan antara penguasa dg warga masyarakat; Penyelenggaraan pelkes Gakin, Askeskin dsb
KesimpulanBerdasarkan teori HAN tsb, dpt disimpulkan bhw
hub pem dlm pelkes adalah dlm kerangka kewengan pemerintah.
Kewenangan mana berarti meliputi aktifitas pemerintah dlm pelaksanaan kekuasaannya, dlm bentuk perbuatan pengaturan maupun penetapan, misal ; perijinan , pengawasan dsb. Disamping itu meliputi pula pengaturan hubungan subyek hk dilingkungan pemerintah exp.Depkes dg Dinkes, RS dg dokter, Dinkes dg dokter dsb
TENAGA KESEHATAN
Aspek HAN pengaturan tenaga kesehatan oleh pemerintah ;
Dasar Hukum :Pasal 6 UU Kesehatan (ttg tugas dan tanggung
jawab) “ pemerintah bertugas mengatur, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan” .
Ketentuan lebih lanjut ttg tugas dan tgjwb ini diatur dalam Ps.7, Ps.8, dan Ps.9
Berdasarkan ketentuan tsb pada intinya dapat ditafsirkan bhw pelayanan kesehatan menjadi tgjwb pem, dan untuk itu perlu diatur dlm rangka pemenuhan hak masyarakat dlm perolehan derajad kesehatan yg memadai, dng melibatkan pula peran masyarakat.
Rumusan pasal ttg Nakes
Ketentuan ttg pengaturan tenaga kesehatan termuat dalam Pasal 50 s/d pasal 55 UU Kesehatan.
Berdasarkan pasal2 tsb dpt ditafsirkan bhw kewenangan regulasi pemerintah terhadap tenaga kesehatan, mulai dari identifikasi, pelaksanaan tugas, pembinaan dan pengawasan s/d penetapan sanksi administratif (lihat Ps.54 ayat (1) ).
Lanjutan rumusan pasal… Ketentuan explisit ttg hubungan pemerintah dg
tenaga kesehatan secara khusus diatur pd Ps.52 UU Kes ayat (1) “ pemerintah mengatur penempatan tng kes dlm rangka pemerataan pelkes”.
Ayat(2) “Ketentuan mengenai penempatan tng kes sbgmn dimaksud dlm ayat (1) ditetapkan dg PP
Penjelasan Ps.52 ayat (1); “Dlm rangka upy untuk memeratakan pelkes bg slrh masy, pendayagunaan tng kes scr rasional sangat diperlukan. Pem mengatur penempatan tng kes melalui masa bakti dan cara lain.
Ketentuan Hk yg lain ttg tng kes.Atas dsr Lex spesialis, ketentuan ttg
masing2 tng kes diatur dlm UU tersendiri, salah satunya dlm UU no.29 Th.2004 ttg Praktik Kedokteran
Disamping itu peraturan tersebar dalam berbagai peraturan pelaksana, dalam bentuk PP dan sebagian besar dlm bentuk Permenkes.
Ketentuan Dlm PP 32/ th.1996 ttg tenaga KesehatanPP ini merupakan salah satu peraturan
pelaksana ttg tenaga kesehatan, yang sekaligus menunjukkan kewenangan mengatur dari Adiministrasi Negara / Pemerintah terhadap tenaga Kesehatan.
Pasal 1 PP 32/96,
menyebutkan “ Tng Kes adl tiap org yg mengabdikan diri dlm bid.Kes serta memiliki pengetahuan dan / atau ketrampilan melalui pendidikan dibid Kes yg untuk jenis ttt memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya Kes”
Pengawasan Pemerintah thd pelaksanaan tugas tenaga kesehatan.Pengawasan merupakan salah satu
aktifitas yuridis pemerintahan / perbuatan hukum pemerintah.
Pengawasan (kontrol)dlm konsep yg dikemukakan L.D. White, dimaksudkan untuk:
1. Menjaga agar spy jalannya pemerintahan sesuai dg UU
2. Untuk melindungi hak2 azasi manusia.
Lembaga pengawas kegiatan Adm Neg.
1. Badan administrasi /eksekutive Controle
2. Badan Legislatif/ Legislative Controle
3. Badan Pengadilan/ Yudicative Controle
CTT :
pengawasan pelaksanaan tugas tenaga kesehatan dalam pelayanan kesehatan, lebih pada konteks pengawasan yg dilakukan oleh eksekutif (pemerintah). Pelaksanan tugas eksekutif dlm bidang kesehatan dilkukan oleh Departemen Kesehatan dan jajarannya. (Dalam UU Praktek Kedokteran disebutkan dalam Ps.1 angka 15 ; “ Menteri adalah menteri yg tugas dan tgjwbnya di bidang kesehatan”
Dasar hukum Pengawasan Nakes ;Scr explisit pengawasan diatur dalam :
Pasal.76 UU Kes “ Pemerintah melakukan pegawasan thd semua kegiatan yg berkaitan dengan penyelenggaraan upaya kes, baik yg dilakukan oleh pem maupun masyarakat”.
Lanjutan dsr Hk …..Pasal.77 UU Kes, “ Pemerintah berwenang
mengambil tindakan administratif thd tng kes dan atau sarana kes yg melakukan pelgrn thd ketentuan UU ini”.
Pasal.78 UU Kes,” Ketentuan mengenai pengawasan sbgmn dimaksud dlm ps 76 ditetapkan dg PP”.
Lanjutan dsr hk …..Berdasarkan ketentuan pasal tsb di atas dpt
ditafsirkan bhw pengawasan pemerintah terhadap penyelenggaraan kesehatan ditujukan terhadap tenaga kesehatan maupun sarana kesehatan
Lanjutan dsr hk …..Penjelasan Pasal.77 UU Kes, “
Tindakan administratif dlm pasal ini dpt berupa pencabutan ijin usaha, ijin praktik atau ijin lain yg diberikan, serta penjatuhan hk.an disiplin berdasarkan ketentuan peraturan perUU yg berlaku. Tindakan administratif thd tenaga kesehatan dilakukan stlh mendengar pertimbangan Majelis Disiplin Tenaga Kesehatan.
Pengaturan lebih lanjut Pengaturan lebih lanjut ttg pengawasan
dimuat dalam berbagai ketentuan UU yg scr khusus mengatur ttg Tenaga kes ( UU Praktik kedokteran, UU praktek Bidan dsb). Dan berbagai peraturan pelaksana mulai dari PP s/d permenkes maupun peraturan teknis lainnya.
Bentuk Ujian : PILIHAN GANDA Bedah kasus