hukum etika dan regulasi kesehatan...

68
HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKAT (Penyelesaian Sengketa Medis) oleh TATA WIJAYANTA

Upload: ngodang

Post on 07-Mar-2019

231 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

HUKUM ETIKA DAN REGULASI

KESEHATAN MASYARAKAT(Penyelesaian Sengketa Medis)

oleh

TATA WIJAYANTA

Page 2: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

MATERI

Ses

i

Hari/tanggal Waktu Topik Bahasan

1. Selasa/

16 Februari 2016

07.00-08.40 Mengenal Etika dan Hukum

2. Jumat/

18 Maret

09.00-10.40 Peradilan Umum: Pihak, Tahapan,

Pelaksanaan Putusan, Upaya

Hukum;

Alter. Penylesaian Sengketa, dan

Peradilan Profesi

3. Selasa/

22 Maret 2016

07.00-08.40 Menghadapi dan Mengajukan

Gugatan Perdata

Page 3: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

RUJUKAN

Lovenheim, Peter, 1989, Mediate, Don’t Litigate,

Mc. Graw-Hill, New York

Goodpaster, Gerry, 1999, Panduan Negosiasi

dan Mediasi, Terjemahan Nogar Simanjutak,

Ellips, Jakarta.

Harahap, M.Yahya, 2008, Hukum Acara Perdata

Tentang Gugatan, Persidangan, Penyitaan,

Pembuktian dan Putusan Pengadilan, Sinar

Grafika, Jakarta/

Page 4: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ETIKA DAN HUKUM

Page 5: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ETIKA

Page 6: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ISTILAH

Istilah Etika berasal dari bahasa Yunani kuno.

Bentuk tunggal kata ‘etika’ yaitu ethos sedangkan bentuk jamaknya yaitu ta etha.

Ethos mempunyai banyak arti yaitu : tempat tinggal yang biasa, padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, cara berpikir.

Sedangkan arti ta etha yaitu adat kebiasaan.

Page 7: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi

terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk

menunjukkan filsafat moral.

Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti

yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang

adat kebiasaan

Page 8: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ARTI KATA

etika mempunyai arti sebagai : “ilmu pengetahuan tentang asas-asas akhlak (moral)”.

Etika’ dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang baru (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1988 – mengutip dari Bertens 2000), mempunyai arti :

1. ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan kewajiban moral (akhlak);

2. kumpulan asas atau nilai yang berkenaan dengan akhlak;

3. nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat.

Page 9: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

1. nilai dan norma moral yang menjadi pegangan bagi seseorang atau suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.

Misalnya, jika orang berbicara tentang etika orang Jawa, etika agama Budha, etika Protestan dan sebagainya, maka yang dimaksudkan etika di sini bukan etika sebagai ilmu melainkan etika sebagai sistem nilai. Sistem nilai ini bisaberfungsi dalam hidup manusia perorangan maupun pada taraf sosial.

2. kumpulan asas atau nilai moral.

Yang dimaksud di sini adalah kode etik. Contoh : Kode Etik Jurnalistik

3. ilmu tentang yang baik atau buruk.

Etika baru menjadi ilmu bila kemungkinan-kemungkinan etis (asas-asas dan nilai-nilai tentang yang dianggap baik dan buruk) yang begitu saja diterima dalam suatu masyarakat dan sering kali tanpa disadari menjadi bahan refleksi bagi suatu penelitian sistematis dan metodis. Etika di sini sama artinya dengan filsafat moral.

Page 10: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai,

dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat

yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran

filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat

rasional, kritis, mendasar, sistematik dan

normatif (tidak sekadar melaporkan

pandangan moral. melainkan menyelidiki

bagaimana pandangan moral yang

sebenarnya).

Page 11: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Fungsi etika

Etika tidak langsung membuat manusia

menjadi lebih baik, itu ajaran moral,

melainkan etika merupakan sarana untuk

memperoleh orientasi kritis berhadapan

dengan pelbagai moralitas yang

membingungkan. Etika ingin menampilkan

keterampilan intelektual yaitu keterampilan

untuk berargumentasi secara rasional dan

kritis.

Page 12: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

HUKUM

Page 13: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

KAEDAH HUKUM (HUKUM)

RATIO ADANYA HUKUM

PEMENUHAN KEBUTUHAN

KONTAK

MENGUNTUNGKAN (POSITIP)

MERUGIKAN (NEGATIP)

PERLU DIATUR

KONFLIK MENGANCAM KELANGSUNGAN

-DICEGAH

-KESEIMBANGAN DINORMALKAN

-PENCURIAN

KAEDAH (HUKUM) BERFUNGSI: SOSIAL CONTROL

(MENGANJURKAN, MENYURUH ATAU MEMAKSA MEMATUHI HUKUM

KEPASTIAN

JUAL BELI, HIBAH, HADIAH, WARISAN

CONFLICT OF HUMAN INTEREST RATIO ADANYA HUKUM (RAISON D’ETRE)

Page 14: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PEMBERIAN ARTI HUKUM

Hukum banyak segi dan sedemikian luas ruang lingkupnya

banyak definisi hukum yang diajukan oleh para sarjana hukum

Pada umumnya (menurut para Sarjana Hukum)

- Hukum adalah himpunan peraturan hukum yang pelaksanaannya dalam masyarakat

dapat dipaksakan dengan sanksi yang tegas oleh instansi yang berwewenang.

definisi ini untuk membedakan kaedah hukum dengan kaedah sosial lainnya

(kaedah agama, kaedah kesopanan dan kaedah kesusilaan)

merupakan definisi hukum sebagai pemberian arti umum hukum yang cenderung

bersifat teoritis

Pemberian arti hukum dalam konteks implementasi/penerapan dalam masyarakat

Ada 9 arti hukum (Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Sukanto, 1979:2)

Page 15: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ISI, SIFAT DAN PERUMUSAN KAEDAH HUKUM

Dari segi:

- isi

- sifat

Perumusan kaidah hukum (Soerjono Soekanto, 1978: 6)

- Larangan

“Dilarang menjual minuman keras tanpa izin Pemerintah setempat”

- Instruksi atau perintah

“Menugaskan kepada Presiden Republik Indonesia/Mandarataris MPR untuk

mengemban dan melaksanakan Ketetapan ini dengan bagian ketetapan yang

berupa GBHN sesuai dengan bunyi dan makna sumpah jabatannya” (TAP MPRRI

VI/MPR/1988).

- Pernyataan hipotesis

”Anak perempuan dan anak laki-laki dari seorang peninggal warisan bersama

berhak atas harta warisan dalam arti, bahwa bagian anak lelaki adalah sama

dengan anak perempuan” (putusan Makamah Agung tanggal 1 Nopember 1961

No.179/Sip/1961).

Contoh: UU RI No. 1 Tahun 1974

Page 16: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

FUNGSI, TUGAS DAN TUJUAN HUKUM

Fungsi hukum (Ronny Hanitijo Soemitro, 1980: 3-10):

1. Melindungi kepentingan manusia

2. sebagai sarana pengendalian sosial;

3. sebagai sarana untuk melakukan social engineering; dan

4. fungsi integratif

Tugas hukum untuk memberikan atau menjamin

1. kepastian hukum (Rechtssicherheit),

2. kemanfaatan (Zweckmassigkeit) dan

2. keadilan (Gerechtigkeit).

Tujuan hukum

- untuk mencapai kedamaian dan kesejahteraan hidup bersama

- hukum bukan semata-mata untuk keamanan dan ketertiban masyarakat

tetapi juga sebagai sarana terciptanya kesejahteraan masyarakat

- kepentingan pribadi dan kepentingan anggota masyarakat seimbang & adil

- hukum sebagai sarana terciptanya masyarakat :’tata tentrem karta rahardja’

Page 17: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Hukum dan Sanksi

Kekuasaan untuk memaksakan berlakunya hukum dalam masyarakat sanksi

Sanksi bukan merupakan unsur pokok/essensiil hanya unsur

tambahan/pelengkap

baru diperlukan apabila hukum dilanggar dan harus ditegakkan.

Terdapat juga peraturan hukum yang tidak memiliki sanksi (lex imperfecta)

- Pasal 46 ayat (1) UU No. 1 Tahun 1974 : "Anak wajib menghormati orang tua dan

mentaati kehendak mereka yang baik"

sanksi selalu dalam arti negatif

- baru diterapkan karena terjadi pelanggaran hukum

- Contoh Pelanggaran hukum:

> hukum pidana disebabkan terjadinya delict;

> hukum perdata disebabkan terjadinya onrechtmatige daad atau wanprestatie;

> hukum tata pemerintahan disebabkan terjadinya onrechtmatige overheid daad

atau detournement de pouvoir atau excess de pouvoir.

sanksi ..........

Page 18: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Penyimpangan dalam Hukum

Hakekatnya setiap orang yang melanggar hukum harus dihukum

Jika tidak diberi sanksi/dihukum akan berfungsi sama dengan kaedah sosial lainnya

- Tidak berarti setiap ada perilaku yang menyimpang dari hukum, pelakunya harus

dihukum, karena:

1. dikualifikasikan sebagai pelanggaran hukum,

2. dikualifikasikan sebagai pengecualian atau dispensasi (uitzonderingsgevallen).

Pengecualian atau dispensasi pada hakekatnya juga termasuk pelanggaran hukum

Si pelaku tidak dihukum sebab:

1. perbuatannya dibenarkan atau ada dasar pembenar (rechtvaardigingsgrond),

- Pasal 48 s/d Pasal 51 KUHP (alasan pembenar)

2. si pelaku dibebaskan dari kesalahan (schuldopheffingsgrond).

- Pasal 44 s/d Pasal 48 KUHP (alasan pemaaf)

Berarti perbuatan yang pada hakekatnya melanggar hukum, tetapi undang-undang

membenarkan atau memaafkan.

Page 19: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Dilakukan dalam keadaan darurat (Pasal 48 KUHP)

- Kasus perahu pecah dan toko terbakar

Pembelaan terpaksa (Pasal 49 KUHP)

- Kasus; Ketemu pencuri

- Syarat :

1. Pembelaan dilakukan harus terpaksa dan amat perlu karena tidak ada jalan lain,

serta harus seimbang dengan datangnya serangan.

2. Hanya terhadap kepentingan-kepentingan yang disebutkan dalam pasal itu ialah badan (tubuh

manusia), kehormatan (berkaitan dengan soal sexual), dan barang (barang berujud termasuk

juga binatang). Pembelaan dilakukan bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri tetapi juga

untuk orang lain.

3. Serangan harus bersifat melawan hak dan mengancam dengan mendadak atau sekonyong-

konyong.

Melaksanakan ketentuan undang-undang

- Polisi mengawal penjahat

- Algojo menghukum terpidana mati

Melaksanakan perintah jabatan dari kekuasaan yang berwenang (Pasal 51 KUHP)

- Poltas yang memerintah pengguna kendaraan melalui jalur larangan karena situasi macet

Page 20: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Perbuatan merupakan perbuatan yang melanggar hukum kesalahannya dimaafkan

Pasal 44 KUHP

- Perbuatan pelaku tidak dapat dipertanggungjawabkan

- si pelaku dianggap kurang sempurna akalnya (idiot atau dungu, imbicil atau dungu dan agak sinting,

buta tuli dan bisu sejak lahir)

- akibat sakit sehingga berubah akalnya (sakit gila dan penyakit gila lainnya yang cukup parah)

Pasal 45 KUHP

- dilakukan anak yang belum dewasa (belum 16 tahun)

- dikembalikan kepada orang tuanya, walinya atau pemeliharanya tanpa hukuman atau;

- diserahkan kepada Pemerintah untuk dimasukkan ke lembaga pendidikan khusus dan

tanpa dikenai hukuman atau;

- Dihukum

> maksimum hukuman pokok yang akan dijatuhkan dikurangi dengan sepertiganya, atau

> pidana penjara maksimum 15 tahun apabila ancaman pidana atas perbuatan yang

dituduhkan adalah pidana mati atau pidana penjara seumur hidup.

Pasal 48 KUHP

- Pengaruh daya paksa (overmacht/force majeure)

- Kekuasaan yang tidak dapat dihindarkan

- Terpaksa paksaan lahir/batin atau jasmani/rohani

- Pengaruh daya paksa sebagai alasan pemaaf dibedakan:

1. Bersifat absoulut

2. Bersifat relatif

Page 21: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

SUMBER HUKUM

DARI BEBERAPA PENDAPAT MAKA SUMBER HUKUM PIH MELIPUTI:

1. UNDANG-UNDANG

2. KEBIASAAN

3. TREATY

4. YURISPRUDENSI

5. DOKTRIN

6. PERJANJIAN

Page 22: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

KLASIFIKASI HUKUM

Luas berlakunya : hukum umum dan khusus

Sifat/daya kerja : hukum pemaksa dan pelengkap

Fungsi/cara memperta- : hukum materiil dan formil

hankan

Isi/kepentingan : hukum publik dan privat

Bentuk : hukum tertulis dan tidak tertulis

Sumbernya : hukum undang-undang, hukum kebiasaan, hukum

traktat, dan hukum yurisprudensi

Tempat berlaku : hukum nasional dan internasional

Waktu berlakunya : ius constitutum (hukum positif), ius constituendum,

dan hukum asasi (hukum alam)

Wujudnya : hukum objektif dan subjektif

Page 23: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

JENIS-JENIS LAPANGAN HUKUM

PEMBAGIAN TRADISIONAL KLASIK

1. hukum tata negara (staatsrecht/constituonal law)

2. hukum tata usaha (administratiefrecht/administrative law)

3. hukum perdata (privaatrecht/bugerlijkrecht/civielrecht/civil law)

4. hukum dagang (handelsrecht/commercial law)

5. hukum pidana (strafrecht/criminal law), dan

6. hukum acara (procesrecht).

Page 24: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ETIKA

SEBAGAI SALAH SATU JENIS NORMA

Page 25: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ETIKA

etika menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebutdipakai mengenai manusia . tidak mengenai binatang .karena binatang tidak mengenal etika

etika mengatur perilaku manusia secara normatifartinya memberi norma bagi perilaku manusia dandengan demikian menyatakan apa yag harusdilakukan dan apa yang tidak boleh dilkukan.

Page 26: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

LAHIRNYA & REALISASI HUKUM SECARA MIKRO

BUAH PIKIRAN

NILAI

ASAS

NORMA/KAEDAH

PERATURAN HUKUM KONKRIT

YURISPRUDENSI

MANIFESTASI:

BAIK – BURUK

BENAR – SALAH

DILINDUNGI - DITOLAK

ABSTRAK

KRISTALISASI

HUKUM DIKONKRITISASI BAHASA -- 1. TERTULIS

PERATURAN 2. TIDAK TERTULIS

26

Page 27: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

KAEDAH/NORMA

- bentuk penjabaran konkrit daripada nilai-nilai dalam masyarakat yang bersifat abstrak yang

telah diserasikan

- fungsi untuk melindungi kepentingan manusia (ancaman dari luar atau dari dalam)

APA KAEDAH/NORMA SOSIAL ITU?

Kaedah sosial,

- peraturan hidup yang menetapkan bagaimana manusia harus bertingkah laku dalam

masyarakat

- pedoman tingkah laku manusia dalam hidup bermasyarat yang fungsinya melindungi

kepentingan manusia ( sebagai makhluk individu/sosial) dengan jalan menertibkan

Kaedah sosial

- mencegah terjadinya gangguan terhadap kepentingan manusia

- mencegah bentrokan kepentingan manusia

tercipta tata kehidupan masyarakat : aman, damai, tertib dan tenteram

Page 28: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

KAEDAH/NORMA SOSIAL

- Peraturan hidup yang memberikan batasan dan

kebebasan kepada warga masyarakat

- Tentang bagaimana cara mengadakan hubungan diantara

sesama warga masyarakat, atau

- Antara warga masyarakat dengan masyarakatnya sendiri

- Sehingga pergaulan hidup dapat berjalan dengan baik

Page 29: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Tumbuhnya kaedah/norma sosial

- Sejak manusia mengenal hidup bermasyarakat

- Pertumbuhan dan perkembangannya merupakan mata rantai dari

pertumbuhan dan perkembangan kepentingan manusia

Mochtar Kusumaatmaja (1980) : kaedah/norma kesusilaan, kesopanan

dan hukum

Satjipto Raharjo (1982:15): kaedah kesusilaan, kebiasaan dan hukum

Soerjono Soekanto (1980: 67-68): kaedah/norma kepercayaan,

kesusilaan, kesopanan dan hukum

JENIS-JENIS KAEDAH/NORMA SOSIAL

1. Kaedah agama (keagamaan)

2. Kaedah kesusilaan

3. Kaedah kesopanan

4. Kaedah hukum

Page 30: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Kaedah agama (keagamaan

- peraturan hidup yang oleh pemeluknya dianggap sebagai perintah Tuhan.

- berisi perintah, larangan dan anjuran

- memberi tuntunan hidup manusia agar mendapatkan kedamaian hidup di dunia dan akherat

- membebani manusia dengan kewajiban-kewajiban kepada Tuhan, kepada sesama manusia dan

kepada diri sendiri.

- pelanggaran sanksi di akherat

Kaedah kesusilaan

- peraturan hidup yang bersumber kepada rasa kesusilaan masyarakat

- sebagai pendukungnya adalah hati nuraini manusia itu sendiri atau orang lain

- Rasa ini didorong untuk melindungi diri sendiri atau orang lain

- hati manusia itu sendiri yang membisikan untuk berbuat baik atau buruk

- kaedah kesusilaan mendorong manusia untuk kebaikan akhlak pribadinya guna penyempurnaan

manusia

- pelanggaran sanksi: dari batinnya sendiri (penyesalan)

Kaedah kesopanan

- peraturan hidup yang bersumber pada kepatutan, kebiasaan atau kesopanan dalam masyarakat

- berlaku: dalam suatu masyarakat tertentu atau lingkungan kecil atau kelompok kecil dari manusia

- disebut juga: kaedah sopan santun, tata krama atau adat

- pelanggaran sanksi: dicemoohkan atau dikucilkan dari masyarakat

Page 31: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Kaedah hukum

- peraturan hidup yang segaja dibuat atau yang tumbuh dari pergaulan hidup masyarakat dan

selanjutnya dipositifkan secara resmi oleh penguasa masyarakat atau penguasa negara.

- harapannya dapat melindungi dan memenuhi segala kepentingan hidup manusia

dalam bermasyarakat.

- hakekatnya untuk memperkokoh dan melengkapi pemberian perlindungan terhadap

kepentingan manusia yang telah dilakukan oleh ketiga kaedah sosial lainnya (agama,

kesusilaan dan kesopanan)

- pelanggaran sanksi: tegas dan dapat dipaksakan oleh instansi resmi.

Page 32: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA KAEDAH-KAEDAH SOSIAL

Purnadi Purbacaraka & Soejono Soekanto (1979: 15-35), ada dua aspek hidup manusia, yaitu

hidup pribadi dan hidup antar pribadi. Setiap aspek hidup tersebut mempunyai kaedah-kaedahnya

dan dalam masing-masing golongan dapat dibedakan antara 2 macam kaedah yaitu:

1. Tata kaedah dengan aspek hidup pribadi

- tujuannya untuk kepentingan diri pribadi dan mencakup:

a. kaedah agama

- untuk mencapai kesucian pribadi atau kehidupan beriman

b. kaedah kesusilaan

- tertuju pada kebaikan hidup pribadi atau kebersihan hati nuraini dan akhlak

2. Tata kaedah dengan aspek hidup antar pribadi

- tujuannya untuk kepentingan hidup diri pribadi bersama pribadi lainnya, mencakup:

a. kaedah kesopanan

- dimaksudkan untuk keharmonian hidup bersama

b. kaedah hukum

- tertuju kepada kedamaian hidup bersama

Persamaaanya:

- terletak kepada fungsinya, yaitu sebagai perlindungan kepentingan manusia (individu atau

makhluk sosial)

Perbedaannya:

- dapat dilihat dari segi: tujuan, isi, asal muasal, sanksi dan daya kerja.

Page 33: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

DARI SEGI TUJUAN

- Tujuan kaedah agama dan kesusilaan penyempurnaan manusia

> kaedah agama, untuk mencapai kehidupan beriman

- mematuhi perintah dan meninggalkan larangan Tuhan

> kaedah kesusilaan, perbaikan hidup manusia itu sendiri agar mempunyai hati nuraini

yang baik dan agar manusia tidak berbuat jahat.

> kaedah kesopanan dan hukum ketertiban masyarakat

- bukan ditujukan kepada pembuatnya

- ditujukan kepada kepentingan masyarakat lainnya

- agar manusia lainnya tidak menjadi korban

DARI SEGI ISI

- tata kaedah sosial dikelompokan menjadi:

1. kelompok kaedah dengan aspek hidup pribadi

- termasuk disini kaedah agama dan kesusilaan

- isinya:

> ditujukan kepada sikap batin manusia dengan melarang melakukan kejahatan

2. kelompok kaedah dengan aspek hidup antar pribadi

- termasuk: kaedah kesopanan dan hukum

- isinya:

> ditujukan kepada sikap lahir manusia atau perbuatan konkrit.

Page 34: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

DARI SEGI ASAS MUASAL/SUMBERNYA

- kaedah agama:

> bersumber dari luar diri manusia

> bersumber pada ajaran agama

> merupakan perintah Tuhan

> bersifat heteronom

- kaedah kesusilaan

> bersumber/berasal dari dalam (diri manusia sendiri/hati nuraini manusia)

> bersifat otonom

- kaedah kesopanan dan hukum

> berasal dari luar (diri manusia)

> ada kekuasaan luar yang memaksakanpenguasa.ppt

> bersifat heteronom

DARI SEGI SANKSI

- kaedah agama, baru dirasakan nanti (akherat) & Tuhan yang menghukum

- kaedah kesusilaan, datang dari hati nuraini (tekanan batin/penyesalan)

penyesalan kadang terasa lebih berat dibanding sanksi kaedah lainnya

- kaedah kesopanan, ditetapkan oleh masyarakat secara tidak resmi

> tidak ada suatu instansi resmi yang dapat memaksakan sanksi

- kaedah hukum, sanksi datang dari masyarakat secara resmi

> ada instansi resmi yang berwewenang menegakan hukum dan memaksakan pelaksanaan

sanksi hukum

Page 35: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

DARI SEGI DAYA KERJA

- kaedah agama, kesusilaan dan kesopanan

> hanya membebani manusia dengan kewajiban

> tanpa memberi hak khusus bagi orang lain yang dirugikan untuk menuntut haknya

> sanksi yang tegas dan nyata tidak dapat dipaksakan penerapannya

> bersifat normatif

- kaedah hukum

> membebani kewajiban dan memberikan hak (untuk menuntut atau ditegakannya peraturan

yang ada)

> bersifat: normatif dan atributif

Page 36: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

DILIHAT DARI

SEGIKAIDAH/

NORMA

AGAMA KESUSILAAN KESOPANAN HUKUM

FUNGSI Sebagai perlindungan kepentingan manusia

TUJUAN Umat manusia untuk

manusia jangan

penyempurnaan

sampai jahat

Pembuatnya yang

Ketertiban masykt

korban

konkrit untuk

jangan sampai ada

ISI Ditujukan kepada sikap batin Ditujukan kepada sikap lahir

ASAL USUL Dari Tuhan Diri sendiri Kekuasaan luar yg memaksakan

SANKSI Dari Tuhan Diri sendiri Dari masyarakat secara resmi

DAYA KERJA Hanya membebani kewajiban saja Memberikan hak &

membebani

kewajiban

KEPADA SIAPA

DITUJUKAN umat manusia Pelakunya yang konkrit

BERLAKUNYA Luas tidak dibatasi

batas wilayah negara)

(jadi melampaui sempit (kelompok-

kelompok tertentu)

Dibatasi nasional

atau luas

internasional

Page 37: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Pembagian Norma

Norma dibagi menjadi norma hukum, norma moral,

norma agama dan norma sopan santun.

Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-

undangan. Norma agama berasal dari agama

sedangkan norma moral berasal dari suara batin.

Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-

hari sedangkan norma moral berasal dari etika.

Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus

hidup supaya menjadi baik sebagai manusia.

Page 38: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PERADILAN UMUM (Pihak,

tahapan,pelaksanaan putusan, upaya hukum;

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA,

dan PERADILAN PROFESI

Page 39: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PERADILAN UMUM

(Pihak, tahapan,pelaksanaan putusan,

upaya hukum)

Page 40: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

KLASIFIKASI HUKUM BERDASARKAN FUNGSI

1. HUKUM MATERIIL

- MEMBEBANKAN HAK & KEWAJIBAN

- MEMERINTAH & MELARANG, SERTA

- MEMBERIKAN SANKSI

CONTOH:

> HUKUM PERDATA : Ps 1365 KUHPerdata

> HUKUM PIDANA : Pasal 362 KUHPidana

> HUKUM TATA USAHA NEGARA

2. HUKUM FORMIL

- CARA MEMPERTAHANKAN HUKUM MATERIIL

Page 41: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

CARA MEMPERTAHANKAN HUKUM PERDATA MATERIIL

- HUKUM PERDATA FORMIL

- JENISNYA:

1. LITIGASI

- PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI PENGADILAN

- HUKUM ACARA PERDATA

2. NON LITIGASI ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

- PENYELESAIAN DI LUAR PENGADILAN

- JENISNYA:

a. ARBITRASE (UU RI NO. 30 TH. 1999)

b. MEDIASI (PERMA RI No. 1 Th. 2008)

c. KONSILIASI

d. NEGOSIASI

3. AKTA NOTARIS

Page 42: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

LITIGASI

PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI

PENGADILAN

PENGADILAN SENGKETA MEDIS

1. Pengadilan Negeri

a. aspek perdata

b. aspek pidana

2. Pengadilan Tata Usaha Negara

Page 43: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

TUNTUTAN HAK

1. PENGERTIAN

- TINDAKAN

- TUJUAN: MEMPEROLEH PERLINDUNGAN HUKUM

- DIBERIKAN PENGADILAN

- EIGENRICHTING

2. JENISNYA

A. TANPA SENGKETA

- PERMOHONAN (REQUEST)

- HANYA SATU PIHAK (PEMOHON) -TANPA PIHAK LAWAN

- PEMBUKTIAN BUKU IV KUHPerdata TIDAK BERLAKU

- TIDAK BERLAKU ASAS SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM DAN PUTUSAN HARUS MEMUAT ALASAN

TIDAK BERLAKU

- PERADILAN VOLUNTER (VOLUNTAIRE JURISDICTIE/PERADILAN SUKARELA/TIDAK SESUNGGUHNYA)

B. ADA SENGKETA

- GUGATAN

- MINIMAL ADA 2 PIHAK : > PENGGUGAT (PIHAK YANG MENUNTUT)

> TERGUGAT (PIHAK YANG DITUNTUT)

- BERLAKU BUKU IV KUHPerdata

- SIDANG TERBUKA UNTUK UMUM DAN PUTUSAN HARUS MEMUAT ALASAN

- PERADILAN CONTENTIEUS

43

Page 44: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

SUMBER-SUMBER HUKUM ACARA PERDATA

1. UU No. 1 Drt Th. 1951

2. HIR & RBg

3. Rv

4. RO

4. BUKU IV KUHPerdata

5. UU RI No. 20 Th. 1947 TENTANG HUKUM ACARA PERDATA BANDING DI PT (JAWA & MAD)

6. UU RI No. 1 Th. 1974 jo PP RI No. 9 Th. 1975

7. UU RI No. 7 Th. 1989 jo UU RI No. 3 Th. 2006 TENTANG PERADILAN AGAMA

8. UU RI No. 14 Th. 1985 jo UU RI No. 5 Th. 2004 TENTANG MAHKAMAH AGUNG

9. UU RI No. 2 Th. 1986 jo UU RI No. 8 Th. 2004 TENTANG PERADILAN UMUM

10. UU RI No. 5 Th. 1986 jo UU RI No. 9 TH. 2004 PERADILAN TUN

11. UU RI No. 4 Th. 2004 TENTANG KEKUASAAN KEHAKIMAN

12. UU RI No. 18 Th. 2003 TENTANG ADVOKAT

13. YURISPRUDENSI

14. KEBIASAAN

15. PERJANJIAN INTERNASIONAL

16. DOKTRIN (ILMU PENGETAHUAN)

17. INSTRUKSI & SE MARI

44

Page 45: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PENGADILAN & PERADILAN

KEDUANYA MEMPUNYAI MAKNA BERBEDA

o PERADILAN

- DALAM ILMU HUKUM DIGUNAKAN UNTUK MENYEBUT HASIL DARI SUATU PROSES PENEGAKAN HUKUM ATAU DIGUNAKAN UNTUK MENYEBUT PROSES ITU SENDIRI

- PERADILAN DIARTIKAN SEBAGAI SUATU PELAKSANAAN HUKUM DALAM HAL KONKRIT ADANYA TUNTUTAN HAK, FUNGSI MANA DIJALANKAN OLEH SUATU BADAN YANG BERDIRI SENDIRI DAN DIADAKAN OLEH NEGARA, BEBAS DARI PENGARUH APAPUN ATAU OLEH SIAPAPUN DENGAN CARA MEMBERIKAN PUTUSAN YANG BERSIFAT MENGIKAT DAN BERTUJUAN UNTUK MENCEGAH TERJADINYA EIGENRICHTING.

o PENGADILAN

o - ORGANNYA

45

Page 46: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

SEBAGAI SUATU PROSES (PERADILAN)MELIPUTI 3 TAHAP:

1. TAHAP PENDAHULUAN

- YAITU TAHAP SEBELUM PERSIDANGAN

2. TAHAP PENENTUAN

- DISEBUT JUGA TAHAP PEMERIKSAAN DI PERSIDANGAN

- TERMASUK DISINI ADALAH UPAYA HUKUM BANDING DAN KASASI

3. TAHAP PELAKSANAAN PUTUSAN

46

Page 47: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PENGADILAN

47

Page 48: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

LINGKUNGAN PERADILAN DIBAGI MENJADI :

1. PERADILAN UMUM

- PERADILAN BAGI RAKYAT PADA UMUMNYA BAIK DALAM

PERKARA PERDATA MAUPUN PIDANA

2. PERADILAN KHUSUS

- PERADILAN YANG MENGADILI PERKARA ATAU GOLONGAN

RAKYAT TERTENTU

PASAL 10 AYAT (2) UU RI NO. 48 TH. 2009

- MENETAPKAN ADANYA 4 LINGKUNGAN PERADILAN;

- PERADILAN UMUM, PERADILAN AGAMA, PERADILAN MILITER

- DAN PERADILAN TATA USAHA NEGARA.

- SECARA KELEMBAGAAN ADA 2 MAHKAMAH: MAHKAMAH

- AGUNG DAN MAHKAMAH KONSTITUSI

48

Page 49: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

DALAM KE-4 LINGKUNGAN PERADILAN TERSEBUT

DAPAT DIBENTUK PERADILAN KHUSUS

> PERADILAN UMUM:

PENGADILAN ANAK, PENGADILAN NIAGA,

PENGADILAN HAM, PENGADILAN TINDAK PIDANA

KORUPSI, PENGADILAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

> PENGADILAN TATA USAHA NEGARA

- PENGADILAN PAJAK

> PENGADILAN AGAMA

- MAHKAMAH SYARIAH NAD

0

49

Page 50: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

Mahkamah Agung

Pengadilan

Tinggi

Pengadilan

Tinggi Agama

Mahkamah

Militer

Tinggi

Pengadilan

Tinggi Tata Usaha

Negara

Pengadilan

Negeri

Pengadilan

Agama

Mahkamah

Militer

Pengadilan Tata

Usaha Negara

Walikota

Mahka-

Mah Pe-

layaran

Mahkamah

Perumahan

(KUP)

Pengadilan

Niaga

Pengadilan

Anak

Pengadilan

Hak Asasi

Manusia

Pengadilan

Lalu Lintas

Pengadilan

Ekonomi

Pengadilan

Korupsi

Pengadilan

Perselisihan

Pertikaian

Perburuhan

Mahkamah

Syariah

Di Aceh

Pengadilan

Pajak

Mahkamah KonstitusiPengadilan Tertinggi

Pengadilan tingkat kedua

(Mahkamah Banding/

Apellate Jurisdiction)

Pengadilan Tingkat Pertama

(Original Jurisdiction)

Pengadilan-pengadilan khusus

50

Page 51: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang
Page 52: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA,

Page 53: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

NON LITIGASI

PENYELESAIAN DENGAN BERACARA DI

LUAR PENGADILAN

ALTERNATIF DISPUTE RESOLUTION

ALTERNATIF PENYELESAIAN SENGKETA

PENYELESAIAN SENGKETA DI LUAR

PENGADILAN

Page 54: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

JENIS PENYELESAIN SENGKETA

VIA NON LITIGASI

(Perdata)

1. ARBITRASE (UU RI NO. 30 TH. 1999)

2. MEDIASI (PERMA RI No. 1 Th. 2008)

3. KONSILIASI

4. NEGOSIASI

5. PENILAIAN AHLI

Page 55: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ARBRITRASE

Cara penyelesaian suatu sengketa perdata di

luar peradilan umum yang didasarkan pada

perjanjian arbitrase yang dibuat secara

tertulis

Ps 1 Angka 1 UU 30/1999

Page 56: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

MEDIASI

Cara penyelesaian suatu sengketa melalui

proses perundingan untuk memperoleh

kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh

mediator

Ps 1 Angka 7 Perma 1/2008 tentang

Prosedur Mediasi di Pengadilan

Page 57: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

KONSULTASI

Tindakan yang bersifat personal antara satu

pihak tertentu (klien) dengan pihak lain yang

merupakan konsultan yang memberikan

pendapatnya kepada klien tersebut.

Doktrin

Page 58: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

NEGOSIASI

Metode penyelesaian secara langsung tanpa

menggunakan perantara ataupun jasa pihak

ketiga.

Doktrin

Page 59: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

KONSILIASI

Proses penyelsaian sengketa dengan menyerahkannya kepada satu komisi orang-orang yang bertugas untuk menguraikan/menjelaskan fakta-fakta dan (biasanya setelah mendengar para pihak mengupayakan agar mereka mencapai suatu kesepakatan) membuat usulan-usulan untuk suatu penyelesaian namun keputusan tersebut dtidak mengikat

Doktrin

Page 60: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PENILAIAN AHLI

Suatu keterangan yang dimintakan oleh para

pihak yang sedang bersengketa kepada

seorang ahli tertentu yang dianggap lebih

memahami tentang suatu materi sengketa yang

terjadi.

Page 61: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

MEDIASI ADALAH PENYELESAIAN

SENGKETA MEDIS YANG BANYAK

DIPILIH PADA SAAT INI

Page 62: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ISTILAH DAN PENGERTIAN

Istilah:

- Mediasi

Kamus Populer Ilmiah Lengkap

- Penengahan

- Perdamaian

Pengaturan

- Perma No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di

Pengadilan

Page 63: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ISTILAH DAN PENGERTIAN

Pengertian

A. Doktrin

Proses negosiasi penyelesaian masalah di mana satu pihak luar yang tidak perpihak, netral, tidak bekerja bersama para pihak yang bersengketa membantu mereka guna mencapai suatu kesepakatan hasil negosiasi yang memuaskan (Gerry Goodpaster)

Private informal dispute resolution process in which a neutral third person, the mediator, helps disputing parties to reach an agreement (Black’s Law Dictionary)

A relatively informal process in which a neutral third party, the mediator help to resolve a dispute (Mark E. Roszkowski)

B. Perundang-undangan

Cara penyelesaian suatu sengketa melalui proses perundingan untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator

Page 64: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

ASAS-ASAS UMUM PROSES MEDIASI

1. Proses mediasi bersifat informal

2. Waktu dibutuhkan relatif singkat

3. Penyelesaian didasarkan atas kesepakatan para pihak

4. Biaya ringan dan murah

5. Proses tertutup dan bersifat rahasia

6. Kesepakatan damai bersifat mengkahiri sengketa

7. Proses mediasi dapat mengesampingkan pembuktian

8. Proses mediasi bersifat “win-win solution”

9. Akta perdamaian bersifat final and binding

Page 65: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang
Page 66: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

PERADILAN PROFESI

Page 67: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang
Page 68: HUKUM ETIKA DAN REGULASI KESEHATAN MASYARAKATweb90.opencloud.dssdi.ugm.ac.id/wp-content/uploads/sites/644/2018/...TATA WIJAYANTA. MATERI Ses i ... 2008, Hukum Acara Perdata Tentang

MENGHADAPI DAN MENGAJUKAN

GUGATAN PERDATA