(i) bindo ; resensi

25
1 Antara Persahabatan, Cinta dan Basket Judul buku : Lovasket Nama penulis : Luna Torashyngu Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama Tahun terbit : Cetakan kesembilan, Maret 2012 Jumlah halaman : 312 halaman Ukuran buku : 20 x 13.5 x 1.3 cm Ilustrasi sampul : Yustisea Satyalim Jenis kertas sampul : Art Carton Jenis kertas isi : Samson Kraft paper (recycle) Harga buku : Rp36.500,00 I. Pokok - Pokok isi buku a) Ringkasan isi buku

Upload: shailladita

Post on 22-Oct-2015

254 views

Category:

Documents


15 download

TRANSCRIPT

Page 1: (I) BINDO ; Resensi

1

Antara Persahabatan, Cinta dan Basket

Judul buku : Lovasket

Nama penulis : Luna Torashyngu

Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama

Tahun terbit : Cetakan kesembilan, Maret 2012

Jumlah halaman : 312 halaman

Ukuran buku : 20 x 13.5 x 1.3 cm

Ilustrasi sampul : Yustisea Satyalim

Jenis kertas sampul :  Art Carton

Jenis kertas isi : Samson Kraft paper (recycle)

Harga buku : Rp36.500,00

I. Pokok - Pokok isi buku

a) Ringkasan isi buku

Dalam Novel Lovasket ini, Luna mengisahkan tokoh utama bernama  Savira

Priskilla, seorang perempuan yang sedikit angkuh dan egois yang merupakan puteri

tunggal seorang Direktur Bank Central Buana, salah satu bank BUMN terbesar di

Indonesia. Vira bersekolah di SMA Altavia, SMA swasta paling megah dan favorit di

Page 2: (I) BINDO ; Resensi

2

Bandung. Ia mewakili SMA Altavia dalam Turnamen Bola Basket se-Jawa-Bali.

Selama turnamen, dia adalah bintang SMA Altavia sekaligus pemain terbaik atau

yang biasa disebut Most Valuable Player (MVP) dan pemegang top scorer.

Selain menjadi atlet basket putri, dia juga menjadi pengurus OSIS bidang

Olahraga. Terlebih Vira juga menjalin hubungan spesial dengan Robi anak kelas 3,

yang menjabat sebagai ketua tim basket putra. Robi juga merupakan anak dari

ketua yayasan SMA Altavia. Tak heran jika Vira menjadi top girl di SMA Altavia dan

mempunyai pengaruh sangat besar disana.

Vira juga merupakan ketua dari geng putri yang sangat berpengaruh di SMA

Altavia. Sebutan gengnya adalah The Roses. The Roses beranggotakan 5 orang

yaitu Vira, Amel, Stella, Lisa, dan Diana. Kelima anggota geng ini mempunyai latar

belakang keluarga yang berbeda-beda. Dan karena perbedaan itu The Roses

dianggap paling powerfull dan anggota The Roses sangat disegani di SMA Altavia.

Geng yang mempunyai motto “ BE PARTY BE HAPPY !!! ”  ini sangat hobi hangout,

shopping, nonton, clubbing, have fun dan party.

Suatu hari, hidup Vira yang mewah berubah drastis. Papa Vira dituduh korupsi

hingga membuatnya harus mendekam di penjara. Vira yang dulu dikenal sebagai

anak direktur bank ternama yang bergaya hidup glamor, mendadak berubah menjadi

anak terdakwa kasus korupsi yang sekarang tidak memiliki apa-apa. Semua harta

benda orang tuanya disita oleh kejaksaan. Hal ini membuat dia dan mama nya harus

angkat kaki dari rumah mewahnya dan tinggal dikontrakan kecil tak terawat sambil

berjualan lotek untuk menyambung hidup. Tak hanya itu, Vira harus rela dikeluarkan

dari sekolahnya karena kasus papa nya dianggap sudah mencoreng nama SMA

Altavia.

Selain nasib yang menimpanya itu, Vira juga terpukul atas apa yang telah

dilakukan oleh sahabatnya yaitu Stella, Lisa, dan Diana yang kini menjauhinya,

terkecuali Amel. Namun, Amel pun diancam oleh Stella, Lisa dan Diana untuk ikut

memusuhi dan menjauhi Vira. Bahkan Robi, pria yang menjalin hubungan special

dengan Vira pun menjauhinya.

Page 3: (I) BINDO ; Resensi

3

Sejak saat itu Vira menjadi mogok hidup dan amat membenci basket yang

sebenarnya merupakan darah dagingnya, Vira berjanji kepada dirinya sendiri tidak

akan bermain basket lagi. Dia juga merasa tidak ada gunanya lagi punya teman,

karena terbukti teman-temannya dahulu hanya setia mendampinginya saat dia

berada pada puncak hidupnya, tetapi pada saat dia terjatuh dan butuh dukungan

teman-temannya mereka semua menjauhinya.

Kini Vira sekolah di SMA 31, sekolah yang terletak di pinggiran Kota Bandung.

disekolah baru nya, sifat Vira berubah total. Dikelas Vira selalu diam, tidak pernah

mencoba mengenal teman-temannya. Dia sekarang jadi Vira yang tertutup dan tidak

suka bergaul. Penampilan Vira juga menjadi cuek, berbeda sekali dengan Vira yang

dahulu, yang selalu beranggapan bahwa penampilan adalah nomor satu.

Lambat laun bersekolah di SMA 31, akhirnya Vira menemukan teman baru

yaitu Niken. Niken adalah ketua OSIS sekaligus anak seorang penjual krupuk

langganan Vira, dari sanalah Niken mengenal Vira. Lalu Niken berjanji akan

membantu Mama Vira untuk mengembalikan keceriaan Vira. Usaha Niken untuk

mendekati Vira selalu mendapat sambutan dingin, namun Niken tidak pantang

menyerah. Perjuangan Niken akhirnya membuahkan hasil, kini Vira mulai terbuka

terhadap Niken. Mama Vira juga berusaha untuk memberikan semangat kepada Vira.

Dia menceritakan sedikit tentang kehidupan Niken yang jauh lebih menyedihkan

daripada kehidupan Vira saat ini, tetapi pada saat itu Niken dapat bangkit dari

kesusahan hidupnya.

Di akhir tahun pelajaran, sebagai Ketua OSIS SMA 31 Niken ditugaskan untuk

menyeleksi ekskul mana yang akan dipertahankan dan mana yang harus dihapus.

Hal ini dilakukan karena anggaran sekolah yang terbatas untuk semua ekskul.

Ekskul yang dihapus adalah ekskul yang kurang menghasilkan prestasi untuk SMA

31, basket salah satunya. Entah mengapa kini Niken sedang berusaha agar ekskul

Basket tidak di hapus dari sekolah. Niken berencana mengikutsertakan tim basket

SMA 31 di Turnamen Bola Basket Antar-SMA Se-Bandung Raya untuk menunjukkan

kemampuan tim basket SMA 31. Niken pun berusaha keras untuk mengajak Vira

agar Vira mau bergabung dengan tim basket SMA 31. 

Page 4: (I) BINDO ; Resensi

4

Akhirnya Vira mau bergabung dengan tim basket SMA 31. Awalnya masuknya

Vira sebagai tim inti basket cewek mengundang protes dari kapten tim dan beberapa

anak lain. Mereka tidak terima Vira bergabung dengan tim basket tidak melalui

seleksi, namun semua anggota tim basket tercengang saat melihat kemampuan Vira

yang mempunyai skill tinggi dalam bermain basket.

Dengan bergabungnya Vira di dalam tim basket SMA 31, Vira menjadi dekat

dengan Ketua Tim Basket SMA 31, yaitu Rey. Sejak saat itu, Vira dapat pulih seperti

Vira yang dulu. Untuk mengasah kemampuan bermain basket Vira, hampir setiap

malam minggu Vira bersama dengan Rey mengikuti pertandingan streetball.

Kedekatan Vira dengan Rey membuat Niken yang selama ini memendam cinta untuk

Rey, cemburu. Dan sempat menimbulkan konflik dan salah paham. Hingga suatu hari

semuanya selesai setelah Vira mejelaskan kepada Niken bahwa antara dia dan Rey

hanya sebatas teman.

Konflik baru kembali muncul antara Vira dengan Rida kapten basket putri SMA

31. Sejak konflik tersebut, Vira berusaha untuk memberikan penjelasan kepada

Rida. Akhirnya Rida pun mengerti, sehingga mereka tetap bersatu untuk berjuang

memenangkan turnamen basket Antar-SMA Se-Bandung Raya.

Akhirnya pertandingan final Turnamen Bola Basket Antar-SMA Se-Bandung

Raya tiba. Kemenangan ini akan diperebutkan oleh SMA Altavia sebagai juara

bertahan dan SMA 31 untuk pertama kalinya maju kefinal. Ini bukan sekedar

pertandingan antara sekolah negeri melawan sekolah swasta, tapi lebih merupakan

pertempuran dari dua sekolah yang berbeda 180 derajat. SMA Altavia mewakili

sekolah mewah yang berada di pusat kota, sedangkan SMA 31 mewakili sekolah

yang berada di pinggiran kota. Pertandingan ini juga merupakan pertarungan pribadi

antara dua pemain basket SMA terbaik di Bandung, Stella Winchest yang

merupakan mantan sahabat Vira dari SMA Altavia dan Savira Priskila dari SMA 31.

Ini adalah pertarungan untuk membuktikan siapa yang pantas disebut “Best of the

Best”.

Meski akhirnya SMA 31 kalah, tapi pemain basket SMA 31 tidak kecewa sama

sekali. Hal ini dikarena SMA Altavia yang berkaptenkan Stella meraih kemenangan

Page 5: (I) BINDO ; Resensi

5

berbuat curang. SMA Altavia menggunakan segala cara untuk lebih unggul dari SMA

31. Menghantam Vira, menendang kaki kanan Vira, dan kecurangan-kecurangan lain

yang membuat Vira terluka. Semua itu Stella yang memberikan perintah agar pemain

tim nya menendang kaki kanan Vira, karena Vira pernah cerita pada Stella bahwa

waktu SMP dia pernah jatuh dari pohon, jika terkena beban berat cidera di kaki

kanannya itu suka kambuh. Walaupun tidak meraih kemenangan, Vira mendapat

gelar pemain terbaik atau yang biasa disebut Most Valuable Player (MVP) selama

pertandingan berlangsung.

Tugas Vira untuk membantu tim basket agar tidak di hapus telah selesai,

namun Vira masih mempunyai tugas yang harus segera ia selesaikan. Dua hari

setelah pertandingan itu, Vira membantu Rei untuk mengutarakan isi hatinya kepada

Niken.Tugasnya kali ini tidaklah berat, dan kini semua telah usai. Cinta terpendam

Niken dan Rei telah dipersatukan. Seusai melaksanakan tugasnya itu, Vira langsung

pulang ke rumah.

Sesampainya di depan rumah, Vira kaget karena yang ada di hadapannya

bukan sang Mama, tapi sang Papa. Betapa bahagianya Vira karena Papa nya

terbukti tidak bersalah sehingga semua harta keluarga Papanya dapat kembali

seperti dulu, termasuk semua barang-barang kesayangan Vira yang ikut

tersita. Meski demikian Vira tetap bersekolah di SMA 31. Karena disini Vira sudah

merasa nyaman. Dan tentunya ada teman baiknya Niken.

Liburan semester tiba. Vira berlibur ke Australia. Setelah kembali dari

liburannya, Vira bercerita kepada Niken bahwa kepergian Vira ke Australia bukan

hanya untuk bersenang-senang, tapi juga untuk bertemu dengan kekasihnya yang

berada di Australia. Niken yang ingin tahu siapa cowok Vira itu mendesak Vira untuk

memberitahukannya. Dan yang tidak disangka oleh Niken adalah, cowok yang di

maksud oleh Vira adalah Kak Aji yaitu Kakak Niken yang mendapat biaya siswa di

Sydney. Ternyata selama ini, seiring dengan persahabatannya dengan Niken, Vira

juga menjalin Hubungan special dengan Kakak Niken yang sewaktu itu Aji sedang

pulang ke Tanah Air. Pertemuan pertama mereka terjadi ketika Suatu sore Vira di

minta tolong oleh Mamanya untuk mengantarkan uang kerupuk ke rumah Niken,

Page 6: (I) BINDO ; Resensi

6

sesampainya di rumah Niken, bukan Niken yang dia temui tapi kakak Niken, Kak Aji.

Kebahagiaan pun menghiasi wajah Vira yang telah lama murung.

b) Unsur Intrinsik

Tema : Cinta dan Persahabatan

Alur : Maju (Progresif)

Dengan tahapan alur :

1. PerkenalanDalam novel lovasket ini, Luna mengisahkan tokoh utama bernama  Savira

Priskilla, puteri tunggal seorang Direktur Bank Central Buana. Vira bersekolah di

SMA Altavia, SMA swasta paling megah dan favorit di Bandung. Vira merupakan

ketua dari geng The Roses, geng yang sangat perpengaruh di SMA Altavia. The

Roses yang berannggotakan Vira, Amel, Stella, Lisa, dan Diana ini sangat hobi

hangout, shopping, nonton, clubbing, have fun dan party.

2. PenanjakanAyah Vira harus dipenjara lantaran dituduh melakukan korupsi, semua hartanya di

sita, mendadak Vira jadi kehilangan segalanya bahkan dikeluarkan dari

sekolahnya.

3. KlimaksSetelah Vira bersekolah di SMA 31, Vira begabung dengan eskul basket atas

ajakan Niken, ketua OSIS di SMA 31, namun anggota yang lain tidak menyukai

kehadiran Vira, apalagi setelah Rei, ketua ekskul basket SMA 31 sangat

mengandalkan Vira, lalu klub basket putri terpecah menjadi  2 kubu.

4. Anti KlimaksVira bisa diterima oleh seluruh anggota ekskul basket, kemudian semenjak

kehadiran Vira, SMA 31 selalu memperoleh kemenangan, bahkan SMA 31 bisa

masuk ke babak final melawan tim basket dari SMA Altavia, meskipun mereka

mengalami kekalahan, tapi mereka merasakan kemenangan atas hasil kerjasama

antar anggota.

5. PenyelesaianAyah Vira tidak terbukti melakukan korupsi, semua kekayaan yang disita

dikembalikan lagi kepada keluarga Vira, namun meskipun sudah kembali kaya,

Vira tidak lantas sombong dan ia akan tetap bersekolah di SMA 31 karena di

sekolah tersebut Vira menemukan makna persahabatan sesungguhnya.

Page 7: (I) BINDO ; Resensi

7

Perwatakan

No Nama tokoh Watak tokoh

1 Viraegois, penuh semangat dan percaya diri, tapi setelah jatuh miskin sikap Vira menjadi lebih dewasa, sabar dan tegas.

2 Niken Penuh tanggung jawab, Perfeksionis, Banyak bicara, suka menolong dan Pantang menyerah.

3 Stella Sombong, egois, memandang remeh orang lain, licik tidak tahu rasa terimakasih, dan tidak setia kawan

4 ReyRamah, selalu mengutamakan kepentingan orang lain, suka menolong namun tidak pandai dalam mengungkapkan isi hatinya.

5 Diana Mudah putus asa, tidak setia kawan, ceroboh dan tidak punya pendirian.

6 Amel Bijaksana, setia kawan dan Pengertian pada sikap sahabat-sahabatnya.

7 RobiEgois, suka memanfaatkan orang lain, licik dan tidak tahu rasa terima kasih.

8 Rida kompetitif, menganggap remeh orang lain

9 Lisa sombong, tidak setia kawan, tidak tahu rasa terimakasih, mudah dipengaruhi orang lain dan egois

10 Mama vira Ramah, sabar dan sangat pengertian

11 Papa vira Tidak mudah putus asa dan sabar dalam menghadapi ujian hidup.

12 Kak Aji Ramah, tekun murah senyum, dan perhatian

13 DebiTidak punya pendirian namun setia kawan.

14 LiaJutek dan kurang sabar.

Page 8: (I) BINDO ; Resensi

8

15 Pak AndryanBijaksana, bertanggung jawab dan adil.

Setting atau latar

1. Latar tempat

No Letak Latar tempat1 hal. 7 Gedung Basket Senayan Jakarta2 hal. 10 Ruang makan rumah mewah vira3 hal. 13 Kantin SMA Altavia4 hal. 21 Indiana Café didaerah Setyabudi5 hal. 27 Garasi rumah mewah Vira6 hal. 33 Bandung Indah Plaza (BIP)7 hal. 35 Restoran Hanamasa di BIP8 hal. 39 Di kelas Vira di SMA Altavia9 hal. 44 Rumah mewah Vira

10 hal. 49 Rumah baru Vira11 hal. 55 Dipojok gedung dilantai dua SMA Altavia12 hal. 64 Di ruang Kepala Sekolah SMA Altavia13 hal. 65 Lapangan basket SMA Altavia14 hal. 66 Kamar hotel15 hal. 71 Halaman SMA 3116 hal. 87 Kamar Vira17 hal. 92 Toko buku18 hal. 93 Di sebuah café diarea BIP19 Hal.102 Rumah Niken20 hal.106 Lapangan basket kompleks rumah baru Vira21 hal.107 Kamar Vira22 hal.118 Kamar Vira23 hal.126 Tempat pemakaman Diana24 hal.129 Lapangan basket dekat rumah Niken25 hal.131 Lapangan basket di SMA 3126 hal.135 Bandung Super Mall (BSM)27 hal.142 Di sekitar Jalan Braga, Bandung28 hal.144 Tempat pertandingan Streetball29 hal.148 Kelas Niken30 hal.150 Lapangan basket dekat kompleks rumah31 hal.155 Lapangan basket SMA 2332 hal.166 Di salah satu café di daerah Dago33 hal.176 C-tra Area, Bandung34 hal.191 Di sisi kolam yang banyak ditumbuhi bunga teratai35 hal.196 C-tra Area, Bandung36 hal.215 Kamar Vira

Page 9: (I) BINDO ; Resensi

9

37 hal.219 C-tra Area, Bandung38 hal.235 Kamar Vira39 hal.239 C-tra Area40 hal.283 Rumah Niken41 hal.284 Paris Van Java Mall42 Hal.306 Dibawah pohon beringin dihalaman sekolah

2. Latar waktu

No letak Latar waktu1 Hal. 8 Di Malam hari 2 Hal. 9 Senin pagi3 Hal. 10 Pukul 05.30 di Senin pagi4 Hal. 21 Dari sore sampai malam hari5 Hal. 33 Sepulang sekolah6 Hal. 39 Disaat jam sekolah7 Hal. 40 Dua puluh menit kemudian setelah pulang sekolah8 Hal. 47 Malam hari9 Hal. 49 Esok hari setelah semua harta orang tua Vira disita

10 Hal. 54 Jam istirahat11 Hal. 71 Pukul 17.00 WIB di Minggu sore12 Hal. 92 Sepulang sekolah13 Hal. 96 Siang hari14 Hal.114 Sore hari dilapangan basket SMA 3115 Hal.131 Minggu sore16 Hal.141 Di malam Minggu17 Hal.154 Di Malam hari 18 Hal.155 Sore hari19 Hal.158 Esok hari setelah pertandingan basket20 Hal.161 Hari Sabtu sepulang sekolah21 Hal.163 Malam Minggu22 Hal.175 Di Hari Minggu pagi23 Hal.189 Sore hari24 Hal.191 Malam Minggu yang cerah25 Hal.196 Seusai tes kimia dan bahasa Inggris26 Hal.211 Sore hari27 Hal.283 Dua hari setelah pertandingan basket28 Hal.299 Pagi hari29 Hal.304 Setelah pelajaran bahasa Indonesia30 Hal.306 Saat jam istirahat

3. Latar suasana

No Letak Latar suasana1 Hal. 7 Menegangkan2 Hal. 25 Membosankan

Page 10: (I) BINDO ; Resensi

10

3 Hal. 36 Perasaan amarah4 Hal. 36 Menjengkelkan5 Hal. 41 Mengejutkan6 Hal. 44 Menyedihkan7 Hal. 45 Mengejutkan8 Hal. 56 Menyenangkan dan menggembirakan9 Hal. 59 Mengesalkan

10 Hal. 61 Menegangkan11 Hal. 68 Menyebalkan 12 Hal. 69 Memalukan13 Hal. 69 Kemenangan14 Hal. 75 Memusingkan15 Hal. 83 Mengherankan16 Hal. 84 Sepi 17 Hal. 85 Membuat penasaran18 Hal. 93 Mengharukan19 Hal.107 Mengesalkan20 Hal.110 mengharukan21 Hal.112 Rasa iba dan kasihan22 Hal.116 Mengharukan23 Hal.118 menyedihkan24 Hal.120 Mengejutkan25 Hal.121 Mengesalkan26 Hal.122 Menimbulkan rasa iba27 Hal.123 Menimbulkan rasa iba dan juga kasihan28 Hal.124 Mengharukan29 Hal.127 Terpancing emosi30 Hal.130 Menegangkan31 Hal.145 Menegangkan32 Hal.152 Mengharukan33 Hal.154 Penuh rasa terimakasih34 Hal.162 Ricuh dan menegangkan35 Hal.163 Melelahkan36 Hal.165 Membingungkan37 Hal.183 Menegangkan38 Hal.198 Penuh rasa terimakasih39 Hal.200 Penuh rasa terimakasih pada Tuhan40 Hal.210 Mengharukan dan membahagiakan41 Hal.211 Sepi42 Hal.231 Mengharukan43 Hal.244 Menakutkan44 Hal.268 Menegangkan45 Hal.276 Mengharukan46 Hal.291 Kasihan bercampur geli47 Hal.298 Senang dan bahagia

Page 11: (I) BINDO ; Resensi

11

48 Hal.300 Membingungkan49 Hal. 301 Membingungkan50 Hal.307 Mengharukan dan membahagiakan51 Hal.308 Penuh rasa syukur52 Hal.309 Mengharukan53 Hal.310 Penasaran

Sudut pandang :

Orang ketiga serbatahu

Karena Luna sang penulis bertindak layaknya seorang dalang yang bisa masuk ke

semua pikiran dan perasaan tokoh cerita. Disini Luna mengetahui segala hal

tentang tokoh-tokohnya, peristiwa dan motivasi tindakan yang melatar

belakanginya. Sang penulis pun disini bebas berpindah menceritakan dari satu

tokoh ke tokoh lain nya

Bukti kutipan Novel

a) Dada Vira serasa akan meledak mendengar ejekan anak-anak kelas 3 itu, tapi

dia masih bisa menahan diri. Vira memang sudah siap menghadapi situasi

seperti ini. (hal. 59)

b) Disekolah baru nya, sifat Vira berubah total. Dikelas Vira selalu diam, tidak

pernah mencoba mengenal teman-temannya. Dia sekarang jadi Vira yang

tertutup dan tidak suka bergaul. (Hal. 88)

c) Menyerah kayaknya nggak ada dalam kamus hidup Niken. Walau Vira berkali-

kali bilang nggak mau bermain basket lagi, Niken nggak mundur untuk lebih

kenal dekat dengan cewek yang di anggap misterius di sekolah itu. (hal. 100)

Amanat :

1. Jangan memandang remeh pada kemampuan orang lain sebelum melihat

2.  Tetaplah bersabar dan tawakal saat sedang didera cobaan dan musibah.

3. Bersikaplah optimis, jangan pesimis.

4. Bantulah setiap orang yang sedang mengalami kesusahan.

5. Jangan besikap iri dan dengki pada kelebihan yang dimilki orang lain.

Page 12: (I) BINDO ; Resensi

12

6. Seharusnya dalam sebuah pertandingan kita harus menjunjung tinggi

sportivitas karena apabila kita bertindak curang, hal tersebut sangat merugikan

orang lain.

7. bahwa kita tidak boleh menyalahkan orang lain atas peristiwa yang menimpa

diri kita atau keluarga kita, karena itu bukan kesalahan orang lain melainkan itu

adalah kehendak dan takdir Tuhan yang memiliki hidup kita.

Gaya bahasa :Gaya bahasa yang digunakan di novel ini kurang baku, sebab banyak kata-kata

yang sering digunakan oleh anak-anak muda, tetapi ada beberapa kalimat yang

menggunakan majas hiperbola dan personifikasi. Seperti :

a) Semua orang yang ada didalam C-tra arena menahan nafas saat Debi

melepaskan bola dari tangannya. (majas hiperbola)

b) Angka terus bergerak cepat . Dalam lima menit sebelum pertandingan berakhir

SMA 31 mendadak unggul satu angka atas SMA 2. (majas pesonifikasi)

c) Ketegangan semakin mencekam . Apalagi Rida nggak langsung menggapi

ucapan Vira, tetapi malah memelototi Vira. (majas hiperbola)

d) Dada Vira serasa akan meledak mendengar ejekan anak-anak kelas 3 itu, tapi

dia masih bisa menahan diri. (majas hiperbola)

e) Bola sibuk menyentuh ring , sebelum akhirnya membuat keputusan sendiri.

(majas personifikasi)

f) Bola meluncur deras dari tangan vira dan masuk ke ring dengan mulus tanpa

sama sekali menyentuh pinggir ring. (majas hiperbola)

C) Unsur ekstrinsik

1. latar belakang pengarangNovel ini sendiri ditulis oleh penulis berbakat dan terkenal yang bernama

Luna Torashyngu. Tidak ada yang dapat menyangkal, bahwa Luna Torashyngu

memiliki nama yang unik. Tentunya nama itu bukan nama asli si penulis novel

Lovasket ini. “Luna Torashyngu” merupakan nama yang sengaja dipilih lelaki

Page 13: (I) BINDO ; Resensi

13

kelahiran Purwokerto tanggal 13 Februari 1983 ini sebagai nama pena. Luna

yang dalam bahasa Spanyol berarti “bulan”, sedangkan Torashyngu yang

sejatinya merupakan nama Jepang itu dipilih karena ia sangat menyukai hal-hal

yang berbau Jepang, mulai dari masakan, musik, hingga drama negeri sakura

tersebut.

Hingga saat ini Luna sudah menulis dan menerbitkan kurang lebih 12

buah novel fiksi. Di antaranya ada tiga buah novel berjenis trilogi, yaitu Trilogi

Sweet Angel, Trilogi Mawar Merah dan termasuk pula novel trilogy Lovasket.

2. Latar belakang penciptaan novel lovasketNovel ini diciptakan Luna Torashyngu sebagai salah satu bentuk karya

sastra untuk mengungkapkan kehidupan manusia dalam waktu yang lama. Di

dalam novel Lovasket ini muncul peristiwa-peristiwa yang akan merubah jalan

hidup para pelakunya. Dalam novel pengarang menggambarkan perubahan

perilaku, watak, serta sikap dalam menghadapi konflik kehidupan. 

Novel lovasket ini ialah novel yang hanya merupakan cerita fiktif semata,

akan tetapi novel yang dikarang oleh luna torashyngu ada beberapa unsur

kejadian nyata yang dialami teman sang penulis pada saat SMA. Sehingga

aktivitas penulisan novel ini pun mengalir menjadi kebutuhan untuk

menghilangkan kepenatan dan kebisuan waktu.

3. Latar belakang Sosial pengarangNovel ini ditulis oleh pengarang bernama Luna Torashyngu. Luna bertempat

tinggal di Kota Bandung, tak mengherankan apabila latar tempat novel

Lovasket berada di Kota Bandung.  

Di sini Luna sangat piawai dalam menceritakan setting/latar tempat yang

digunakan. Tentu hal ini disebabkan pengetahuan Luna tentang tempat-tempat

di Kota Bandung sangat ia pahami. Pastinya setiap orang akan lebih paham

mengenal pelosok-pelosok tempat tinggalnya sendiri dari pada tempat tinggal

orang lain. Jadi hal inilah yang melatar belakangi Luna memilih setting/latar

tempat, Kota Bandung

4. Nilai-nilai dalam novel LovasketNilai social

Page 14: (I) BINDO ; Resensi

14

Membantu teman yang sedang mengalami kesusahan.

Nilai Pendidikan sikap Vira yang berubah menjadi lebih dewasa setelah ditimpa cobaan dan

musibah

Nilai Agama Ibu Niken yang sangat rutin mengikuti kegiatan di masjid dan menghadiri dzikir

bersama Udztad Jefri

Nilai kepahlawanan Berjuang dengan gigih untuk mengharumkan nama sekolah dalam  kompetisi

basket antar SMA

Nilai budayaNiken sebagai ketua OSIS SMA 31 Mengadakan kegiatan Masa Orientasi

Siswa (MOS) bagi siswa baru dengan tujuan untuk menanamkan kedisiplinan

pada diri siswa.

Nilai Etika Bersikap sopan dan santun saat berbicara pada orang yang lebih tua. Seperti

yang ditunjukan Niken pada saat berbicara dengan orang yang lebih tua.

Nilai estetika Permainan cantik dan rapih dari seorang pebasket yang mempunyai skill tinggi.

Nilai patriotismeBesikap sportif dan kompetitif dalam suatu pertandingan.

Nilai moralVira menolak ketika diajak Robi untuk tidur bersamanya.

Nilai kemanuasiaanMemberikan motifasi dan semangat pada teman yang sedang mengalami keterpurukan

II. Keunggulan dan kelemahan

Keunggulan

Page 15: (I) BINDO ; Resensi

15

1. Walaupun ceritanya simple tetapi novel ini sangat menarik untuk dinikmati

apalagi dikalangan remaja. Hal ini disebabkan isi cerita mencangkup kehidupan

remaja zaman sekarang.

2. Pembaca dapat membayangkan dan mengimajinasikan isi cerita novel ini,

terutama suasana dalam pertandingan basket.

3. Novel ini disusun menggunakan bahasa yang ringan, mudah dimengerti, sesuai

dengan umur remaja. Sehingga jika kita akan tertarik membacanya

4. Memberikan gambaran atau makna tersirat begitu sangat menusuk hati, yaitu

gambaran tentang apa, siapa, dan bagaimana sahabat sejati sesungguhnya.

5.  Memberikan pesan-pesan bagi para remaja tentang persahabatan, kompetisi dan

prestasi.

6. Cerita yang disajikan dalam novel ini merupakan cerita cinta yang biasa terjadi di

lingkungan masyarakat umumnya. Sehingga masyarakat khususnya para remaja

lebih dapat merasakan cerita yang ada dalam novel tersebut.

7. desain dan ilustrasi sampul yang dibuat oleh Yustisea Satyalim juga sangat layak

mendapat pujian dan penghargaan khusus karena desain sampul tersebut sangat

menarik sekaligus cocok dengan judul dan isi cerita novel yang banyak

membahas tentang basket dan kompetisi.

8. konflik ceritanya yang dikemas begitu rapi. Selain itu, ending ceritanya yang tidak

terduga juga menjadikan novel ini semakin menarik dan layak untuk dibaca.

Kelemahan

1. Luna lebih menitikberatkan pada kisah persahabatan dan kompetisi olahraga,

khususnya basket, daripada kisah asmara Vira. Padahal dalam kenyataannya,

kisah asmara lah yang paling ditunggu-tunggu para pembaca.

2.  Alur novel mirip dengan tema kebanyakan.

III. Resensi

Page 16: (I) BINDO ; Resensi

16

Novel berjudul Lovasket ini sangat kental dengan segala sesuatunya yang

berbau dengan olahraga basket, yang tentunya berhubungan langsung dengan

kompetisi dan prestasi. Selain itu, novel ini akan mengupas secara tuntas setiap

permasalahan yang dialami para tokohnya, mulai dari permasalahan keluarga,

persahabatan, sampai percintaan.

Novel ini sendiri ditulis oleh penulis berbakat dan terkenal yang bernama Luna

Torashyngu. Tidak ada yang dapat menyangkal, bahwa Luna Torashyngu memiliki

nama yang unik. Tentunya nama itu bukan nama asli si penulis novel Lovasket ini.

Luna Torashyngu merupakan nama yang sengaja dipilih lelaki kelahiran Purwokerto

tanggal 13 Februari ini sebagai nama pena. Luna yang dalam bahasa Spanyol

berarti ‘bulan’ sedangkan Torashyngu yang sejatinya merupakan nama Jepang itu

dipilih karena ia sangat menyukai hal-hal yang berbau Jepang, mulai dari masakan,

musik, hingga drama asal negeri sakura tersebut.

Disamping itu, Luna sengaja tidak pernah mempublikasikan biografi serta

nama aslinya kepada para penggemar, karena ia ingin agar para LUNAR

(penggemar Luna) mau membeli dan membaca semua hasil karyanya tanpa

berkedok tahu siapa penulisnya, tetapi membeli dan membaca karena suka dengan

ceritanya. Prinsip itulah yang sampai saat ini menjadikannya seorang penulis yang

sukses dan terkenal.

Hingga saat ini Luna sudah menulis dan menerbitkan kurang lebih 12 buah

novel fiksi. Di antaranya ada tiga buah novel berjenis trilogi, yaitu Trilogi Sweet

Angel, Trilogi Mawar Merah dan termasuk pula novel Trilogi Lovasket yang akan

dijadikan bahan resensi kali ini.

Mengenai novel Trilogi Lovasket, novel edisi pertama Luna ini berjudul

Lovasket atau biasa juga disebut Lovasket 1. Novel edisi kedua dan ketiga pun

masih menggunakan judul yang sama. Namun, memiliki perbedaan dalam segi

subjudulnya. Novel edisi kedua memiliki subjudul “For The Love of The Game”,

sedangkan edisi ketiga bersubjudul “The Final Game”. Namun, karena ending cerita

pada novel edisi ketiga ini belum mencapai tahap penyelesaian yang sempurna,

maka tidak menutup kemungkinan bahwa akan ada lagi Lovasket edisi keempat.

Page 17: (I) BINDO ; Resensi

17

Dalam novelnya yang berjudul Lovasket, Luna sering menggunakan gaya

bahasa yang kurang baku agar terkesan lebih santai, baik dalam narasi maupun

dialog antartokohnya. Hal itu dapat dilihat dari banyaknya kata serta kalimat yang

sering digunakan remaja dalam pergaulannya sehari-hari.

Di samping itu, Luna dengan kemampuannya yang luar biasa juga

menambahkan beberapa kalimat bermajas di dalam karya novelnya. Majas tersebut

antara lain majas personifikasi, contohnya “Angka terus bergerak cepat” (hlm. 229),

serta majas hiperbola, seperti “Ketegangan semakin mencekam” (hlm. 254) dan

“Semua orang yang ada di dalam C-tra Arena menahan napas saat Debi

melepaskan bola dari tangannya.” (hlm. 271).

Dari beberapa jenis novel karya Luna, novel Lovasket ini merupakan salah

satu novel yang menjadi favorit. Selain ceritanya yang simpel dan menarik, novel ini

juga memberikan gambaran kepada kita tentang apa, siapa, dan bagaimana

sahabat sejati sesungguhnya. Di samping itu juga, novel ini mampu memberikan

nilai-nilai serta pesan moral bagi pembaca, khususnya remaja. Dimana mereka

masih memiliki ego yang besar, baik dalam bersahabat, maupun berkompetisi.

Dan yang membuat novel ini semakin berkesan adalah konflik ceritanya yang

dikemas begitu rapi. Selain itu, ending ceritanya yang tidak terduga juga menjadikan

novel ini semakin menarik dan layak untuk dibaca.

Adapun desain dan ilustrasi sampul yang dibuat oleh Yustisea Satyalim juga

sangat layak mendapat pujian dan penghargaan khusus karena desain sampul

tersebut sangat menarik sekaligus cocok dengan judul dan isi cerita novel yang

banyak membahas tentang basket dan kompetisi.

Namun, ada beberapa hal yang membuat kebanyakan dari pembaca novel

Lovasket ini merasa kurang puas, Luna lebih menitikberatkan pada kisah

persahabatan dan kompetisi olahraga, khususnya basket, daripada kisah asmara

Vira. Padahal dalam kenyataannya, kisah asmara lah yang paling ditunggu-tunggu

para pembaca

Terlepas dari semua yang ada, novel ini tetap menjadi salah satu karya

terbaik Luna Torashyngu. Selain menceritakan tentang dunia remaja yang penuh

Page 18: (I) BINDO ; Resensi

18

dengan permasalahan, mulai dari permasalahan keluarga, sekolah, persahabatan,

percintaan, kompetisi, sampai prestasi, novel ini juga memberikan solusi atas semua

yang menjadi permasalahannya serta memberikan pesan moral sekaligus nilai-nilai

positif bagi pembaca.

Dari novel yang bergenre teenlit ini dapat disimpulkan bahwa roda kehidupan

itu akan terus berputar. Semua peristiwa yang terjadi dalam hidup ini merupakan hal

yang sudah ditakdirkan Tuhan. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang mengetahui

apa yang Tuhan rencanakan. Dan dari membaca novel ini penulis ingin

menyampaikan pesan yang dapat dipetik oleh pembaca, bahwa kita tidak boleh

menyalahkan orang lain atas peristiwa yang menimpa diri kita atau keluarga kita,

karena itu bukan kesalahan orang lain melainkan itu adalah kehendak dan takdir

Tuhan yang memiliki hidup kita.

IV. Kesimpulan

Novel ini sangat cocok untuk para remaja karena bahasa yang digunakan

adalah bahasa sehari-hari sehingga mudah untuk dipahami. Penyelesaian ceritanya

yang tidak terduga juga menjadikan novel ini semakin menarik dan layak untuk

dibaca. Buku ini wajib anda miliki, khususnya para remaja.

Page 19: (I) BINDO ; Resensi

19