ibuprofen
DESCRIPTION
tugas kuliahTRANSCRIPT
a. Abstrak
Non-steroidal anti-inflammatory drugs (NSAIDs), yang saat ini tersedia dipasaran seperti
ibuprofen, indometasin, and naproxen menghasilkan toksisitas pada lambung. Pemakaian jangka
panjang obat ini menyebabkan ulserasi saluran cerna, perdarahan dan nefrotoksisitas.
Kerusakan saluran cerna oleh NSAIDs pada umumnya disebabkan oleh 2 hal yaitu (1)
keberadaan gugus asam karboksilat bebas pada struktur molekul senyawa aktif NSAIDs tersebut
(2) terhambatnya produksi prostaglandin, dimana prostaglandin diketahui berfungsi
mempertahankan homeostasis dan kesehatan saluran pencernaan.
Dalam pengembangan prodrug NSAIDs, alkohol atau amina adalah akseptor asil sebab larutan
yang cocok dengan lipofilisitas yang baik akan mempermudah bioavaibilitas obat. Namun
kebanyakan prodrug NSAIDs sukar larut dalam air. Olehnya struktur ampifilik dari metil, etil
maupun propil dari glukopyranosida membuat proses sintesis turunan ibuprofen lebih efisien.
Derivatif glukosa terdiri dari gugus hidroksil yang oleh karenanya dapat diasetilasi menggunakan
biokatalis reaksi lipase. Pada penelitian sebelumnya, ditemukan bahwa derivat glukopiranosida
ibuprofen menunjukkan toksisitas pada mukosa saluran cerna yang jauh lebih rendah
dibandingkan ibuprofen.
Sedikitnya 2 sintesis yang dibutuhkan untuk memperoleh derivat glukopyranosida dari ibuprofen
menggunakan metode kimia. Sintesis regioselektif karbohidrat oleh metode kimia membutuhkan
langkah-langkah proteksi dan deproteksi disebabkan oleh adanya beberapa gugus hidroksil dari
reaksi yang sama. Olehnya, penting untuk mengembangkan alternatif regioselektif dengan
menggunakan pendekatan enzimatik. Strategi dalam penelitian ini adalah memproduksi BBO
prodrug ester ibuprofen secara enzimatis melalui penggunaan biokatalis lipase terimmobolisasi
dalam larutan organik dengan keuntungan proses yang efisien sebab hanya melalui satu tahap
sintesis saja (Skema 1)
Penelitian dibagi
dalam 3 tahap; (1)
Pada tahap pertama
akan dilakukan
produksi sintetik
prodrug ester
ibuprofen yaitu : Ester
Ibuprofen-metil glukopyranoside, ester ibuprofen etil glukopiranosida dan ester ibuprofen-propil
glukopiranosida disintesis menggunakan 1 tahap melalui rasemik kopling dengan alkil
glukopiranosida menggunakan lipase Novozym 435 dalam asetonitril (Skema 1). Struktur hasil
sintesis dielusidasi menggunakan spektroskopi NMR untuk menentukan jumlah proton hidrogen
dan karbon senyawa sintetik (2) Pada tahap kedua, akan dilakukan analisis kemurnian
menggunakan Thin layer chromatography (TLC) dan Sepacore. Selanjutnya karakterisasi
dilakukan menggunakan berbagai teknik spektroskopi seperti spekrofotometer Ultra Visible (UV
Vis), spektrofotometer Infra Red (IR), dan ESI-MS resolusi tinggi. (2) Pada tahap ketiga,
dilakukan optimasi terhadap senyawa sintetik dengan cara hidrolisis in vitro menggunakan Ultra
flash Liquid Chromatography (UFLC). Pada tahap ini diharapkan diperoleh BBO sintetik turunan
ibuprofen yang telah teroptimasi dan stabil secara fisik.
Senyawa sintetik prodrug, sebagai derivat dari ibuprofen, yang dihasilkan dari penelitian ini akan
dikembangkan menjadi bahan baku obat antiinflamasi, terutama pada kasus-kasus penggunaan
NSAIDs jangka panjang. Produk BBO turunan ibuprofen tersebut diharapkan dapat
menggantikan ibuprofen di masa mendatang disebabkan keunggulannya yang tidak toksik pada
mukosa lambung sehingga aman digunakan sebagai anti nyeri dan anti-inflamasi dalam jangka
waktu yang panjang.
Key words : Sintesis Enzimatik, Prodrug, Ester Turunan Ibuprofen, Lipase, Antiinflamasi
b. Pendahuluan
1. Latar Belakang
Nyeri adalah problem kesehatan yang belum dapat diatasi dengan pemberian obat. Menurut
World Health Organization (WHO), 90% penyakit disertai dengan nyeri. Kendati pemahaman
tentang nociceptive endogen dan antinociceptive semakin meningkat, penanganan nyeri pada
beberapa penyakit seperti rheumatoid, arthritis, dan kanker stadium lanjut belum dapat
ditanggulangi secara medis.1
Sumber alam hayati telah digunakan sejak lama untuk obat-obatan dalam menyembuhkan
berbagai penyakit. Namun, jika sumber tersebut terus menerus digunakan maka akan
mengalami kekurangan dan berdampak negatif bagi ekosistem. Oleh karena itu, berbagai
metode pendekatan yang dilakukan untuk penemuan dan pengembangan obat baru, salah
satunya yaitu sintesis dari modifikasi struktur molekul senyawa yang telah diketahui aktivitas
biologisnya yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa baru yang mempunyai aktivitas lebih
tinggi, masa kerja yang lebih panjang, tingkat keamanan yang lebih tinggi, lebih selektif dan
lebih stabil. Sintesis merupakan perubahan struktur senyawa asal menjadi senyawa target
yang sama sekali berbeda dengan senyawa asalnya. Sintesis senyawa juga dilakukan untuk
menghindari terjadinya eksploitasi bahan alam dan kerusakan ekosistem.
Ibuprofen ((±)-(R, S)-2-(4-isobutylphenyl)-propionic acid) dikenal memiliki efek analgetik,
antiinflamasi dan antipiretik.2 Studi oleh Kourounakis et al. (2002) menunjukkan bahwa
ibuprofen memiliki efek sebagai antihiperlipidemik melalui mekanisme penghambatan aksi
farmakologi non selektif kompetitif oleh enzim siklooksigenase (COX).3
Pasien yang memperoleh pengobatan NSAIDs ibuprofen dalam jangka panjang akan
mengalami toksisitas saluran cerna diantaranya ; iritasi dan ulcer lambung disebabkan oleh
efek kontak langsung kombinasi iritasi lokal yang dihasilkan kombinasi grup karboksilat bebas
dalam struktur molekul. Penyebab lainnya adalah pemblokiran sintesis prostaglandin dari
asam arakhidonat dengan cara menghambat cyclooxygenases (COXs).1,2
Oleh karena itu, pengembangan NSAIDs tanpa efek samping sangat diperlukan demi
kepentingan kesehatan masyarakat. Saat ini diperlukan pendekatan secara sintesa kimia
maupun secara enzimatik dalam rangka membuat senyawa sintetik menyerupai senyawa aktif
NSAIDs demi peningkatan keamanan dan efikasi antiinflamasi, termasuk menemukan dan
mengembangkan senyawa sintetik derivat ibuprofen.
Prodrug adalah turunan inaktif dari molekul induk (senyawa kunci/parent drug) yang
membutuhkan transformasi spontanitas baik secara sintesa kimia maupun secara enzimatik
dalam rangka melepaskan senyawa aktif. Saat ini sedang dikembangkan Prodrug yang
bersifat saling menguntungkan dimana digunakan 2 tipe pembawa yang aktif secara biologi.
Pendekatan pengembangan mutual prodrug menjadi penting dalam rangka meningkatkan
efektivitas klinik dan terapeutik obat-obat yang bermasalah secara klinis. Contohnya,
sultamicilin yang merupakan ester sulbactam dan ampisilin yang disintesis untuk memperoleh
aktivitas antibakteri dalam rangka mengatasi resistensi masing-masing antibiotik tersebut jika
digunakan secara terpisah. Prodrug garam atorvastatin dan ranitidin; prodrug atorvastatin dan
amlodipin disintesis bertujuan untuk mencapai 2 respon terapi dalam satu kali dosis.4
Prodrug yang digunakan untuk menggantikan gugus asam karboksilat dalam struktur kimia
ibuprofen adalah tipe ester. Prodrug gliserida, alkil glucopyranoside dan ester guaiakol
konjugasi amida dengan etilendiamin benzatin dari IBP41 semua disintesis untuk
mempertahankan hidrolisis asam-katalis dalam perut, namun melepaskan IBP secara bebas
dalam usus. Dengan demikian, ulserasi lambung ditekan tanpa mempengaruhi aktivitas anti-
inflamasi dan analgesik.2, 4
2. Tujuan dan Sasaran
Tujuan utama penelitian ini adalah melakukan sintesis dan memproduksi mutual prodrug
(Prodrug menguntungkan) kombinasi glukopiranosida dan ibuprofen yang menunjukkan
potensi farmakologi sebagai antiinflamasi yang tidak toksik jika digunakan dalam jangka
panjang. Sasaran penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap; (1) melakukan sintesis dan
memproduksi ester metil, etil dan propil glukopyranosida dari ibuprofen menggunakan
biokatalis lipase terimmobolisasi dalam larutan organik dengan keuntungan proses yang
efisien sebab hanya melalui satu tahap sintesis saja (2) melakukan hidrolisis in vitro secara
UFLC untuk memperoleh gambaran kestabilan prodrug ester hasil sintesis.
c. Metode
Metode umum yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sintesis satu tahap (direct
coupling) rasemik ibuprofen secara enzimatik. Alur dan tahapan yang akan dilakukan secara
eksperimental adalah sbb :
Sintesis. Esterifikasi dilakukan dengan mencampurkan ibuprofen (1 mmol) dengan alkil
glukopiranosida (0.5 mmol). Pada reaksi ini ditambahkan asetonitril 20 mL lalu diinkubasikan
dalam shaker dengan kecepatan 200 rpm and 50 °C. Reaksi diawali dengan penambahan 0,2 g
Novozym 435 lipase, disimpan selama 144 jam. Reaksi diakhiri dengan pencampuran
diklormetan sambil diaduk pada suhu kamar selama 20 menit. Lipase yang terimmobilisasi
dipisahkan menggunakan vakum dan pelarut organik Etil asetat. Produk ekstrak dimurnikan
menggunakan Sepacore.
Elusidasi Struktur, Analisis Kemurnian, dan Karakterisasi. Elusidasi struktur dilakukan
berdasarkan data peak proton dan data peak karbon NMR. Senyawa sintetik analog dan derivat
ibuprofen dikirim ke LIPI-Serpong untuk memperoleh data NMR. Elusidasi struktur senyawa
baru diteruskan dengan karakterisasi menggunakan UV dan spektrofotometer Infra Red. Untuk
memastikan kemurnian hasil sintesis, senyawa sintetik analog tersebut ditotolkan diatas
lempeng Silika gel F254. Noda tunggal pada lempeng akan terlihat di bawah sinar UV atau
setelah penyemprotan dengan asam sulfat. Jika tidak tunggal, dilakukan pemisahan
menggunakan Sepacore dengan eluen yang sesuai
Optimasi Produk (Hidrolisis Secara In Vitro). Tikus jantan Sprague–Dawley digunakan untuk
membandingkan bioavaibilitas sintesis prodrug dengan ibuprofen. Tikus dibagi dalam 4 kelompok
(n = 3) kelompok kontrol positif diberikan ibuprofen (200 mg kg−1) dan kelompok perlakuan
diberikan sintetik ester prodrug dengan dosis ekivalen. Obat dibuat dalam bentuk suspensi
dengan penambahan 0,5 % Na CMC dan diberikan secara oral. Pada interval waktu tertentu
diberikan dosis 15, 40, 60, 80 dan 100 menit. Sebanyak 2.0, 2.5, 3.0, 4.0, 6.0 and 8.0 jam,
sampel darah dikumpulkan lalu disentrifus selama 10 menit dengan kecepatan 5000 rpm untuk
memisahkan plasma darah. Ke dalam 200 μl plasma ditambahkan 200 μl asetonitril. Endapan
protein dipisahkan dengan cara sentrifugasi pada kecepatan 1.2 × 104 rpm selama 10 menit.
Ester derivat lainnya yang terkandung dalam supernatan hasil sentrifugasi dianalisis
menggunakan UFLC.
Penelitian dibagi dalam 3 tahap; (1) Pada tahap pertama akan dilakukan produksi sintetik
prodrug ester ibuprofen yaitu : Ester Ibuprofen-metil glukopyranoside, ester ibuprofen etil
glukopiranosida dan ester ibuprofen-propil glukopiranosida disintesis menggunakan 1 tahap
melalui rasemik kopling dengan alkil glukopiranosida memanfaatkan lipase Novozym 435 dalam
asetonitril (Skema 1). Struktur hasil sintesis dielusidasi menggunakan spektroskopi NMR untuk
menentukan jumlah proton hidrogen dan karbon senyawa sintetik (2) Pada tahap kedua, akan
dilakukan analisis kemurnian menggunakan Thin layer chromatography (TLC) dan Sepacore.
Selanjutnya karakterisasi dilakukan menggunakan berbagai teknik spektroskopi seperti
spekrofotometer Ultra Visible (UV Vis), spektrofotometer Infra Red (IR), dan ESI-MS resolusi
tinggi. (2) Pada tahap ketiga, dilakukan optimasi terhadap senyawa sintetik dengan cara hidrolisis
in vitro menggunakan Ultra flash Liquid Chromatography (UFLC). Pada tahap ini diharapkan
diperoleh BBO sintetik turunan ibuprofen yang telah teroptimasi dan stabil secara fisik.
Prospek dan Dampak Manfaat
(a) Daya ungkit Kegiatan Riset yang diusulkan
Hasil riset diharapkan memiliki daya ungkit yang optimal untuk peningkatan jumlah produk BBO
berupa senyawa sintetik turunan ibuprofen. Aplikasi metode direct coupling yang efisien akan
memudahkan proses sintesis. Hasil riset ini memiliki daya ungkit yang besar terhadap kemajuan
sains di tanah air dan merupakan salah satu upaya mempercepat kemandirian bangsa dalam
memproduksi BBO.
(b) Manfaat Kegiatan Riset yang diusulkan
Saat ini penemuan dan pengembangan bahan baku obat baru (drug discovery) sangat
dibutuhkan demi kemandirian bangsa dalam bidang farmasi. Pendekatan sintesa kimia dan
enzimatik masih belum optimal penerapannya di Indonesia, sehingga metode efisien yang
digunakan dalam riset ini diharapkan dapat diaplikasikan/diserap oleh industri untuk memproduksi
prodrug-prodrug sintetik secara cepat. Dampaknya, akan ada efisiensi kerja dalam menemukan
dan mengembangkan obat baru dari bahan sintetik yang memperbaiki kerja dan bioavaibilitas
senyawa kunci (parent drug) yang sebelumnya telah diterima oleh masyarakat namun berefek
toksik dalam jangka waktu penggunaan yang lama.