identifikasi karakter kuantitatif dan …digilib.unila.ac.id/25500/2/skripsi tanpa bab...
TRANSCRIPT
IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIFBEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicum esculentum Mill.)
(Skripsi)
Oleh
Andrian Nurhuda
JURUSAN AGROTEKNOLOGIFAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG2017
ABSTRAK
IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIFBEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.)
Oleh
ANDRIAN NURHUDA
Identifikasi karakter kuantitatif dan kualitatif tanaman merupakan tahapan dasar
yang sangat penting dalam program pemuliaan tanaman tak terkecuali pada
tanaman tomat. Hal ini menjadi dasar pertimbangan suatu varietas ataupun klon
sebagai sumber tetua yang kelak akan diturunkan pada zuriatnya. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi karakter dari empat varietas tomat introduksi
dan satu varietas lokal. Penelitian dilakukan di Desa Airnaningan, Kec.
Airnaningan, Kab. Tanggamus, Lampung pada bulan April hingga Juli 2016.
Penelitian ini disusun menggunakan rancangan acak kelompok (RAK),
pengelompokan didasarkan pada letak petakan. Perlakuan tunggal berupa empat
varietas tomat introduksi yaitu Celebrity, Ponderosa Red Beef Steak, Martino’s
Roma, Marglobe, dan satu varietas lokal yaitu Zambrud yang diulang sebanyak 3
kali. Untuk melihat perbedaan karakter dari keempat varietas tersebut dilakukan
uji beda nyata terkecil (BNT) pada taraf beda nyata 5%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa varietas lokal Zambrud memiliki keunggulan karakter
generatif berupa rataan jumlah buah tertinggi yaitu 18 buah/tanaman dan varietas
Andrian Nurhuda
Marglobe memiliki keunggulan generatif berupa ukuran lingkar buah mencapai
20 cm dan bobot buah terbesar mencapai 96,62 gram per tanaman. Karakter
introduksi yang identifikasi memiliki perbedaan dibandingkan karakter dari
literatur. Perbedaan karakter terdapat pada tinggi tanaman, bobot per buah, umur
panen, jumlah lokus dan ukuran buah. Perbedaan iklim tumbuh berupa suhu dan
panjang hari diduga menjadi faktor perubahan karakter yang muncul, selain itu
penanaman di musim tanam dengan frekuensi hujan sering menjadi faktor
penghambat lain bagi tanaman untuk memunculkan potensi genetik secara
maksimal.
Kata kunci : identifikasi, introduksi, karakter, kualitatif, kuantitatif, pemuliaantanaman, tomat, varietas.
IDENTIFIKASI KARAKTER KUANTITATIF DAN KUALITATIFBEBERAPA VARIETAS TOMAT (Lycopersicon esculentum Mill.)
Oleh
Andrian Nurhuda
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai GelarSARJANA PERTANIAN
Pada
Jurusan AgroteknologiFakultas Pertanian Universitas Lampung
FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG2017
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir ke dunia di desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab. Tanggamus, Prov.
Lampung pada 8 April 1993, buah kasih pasangan Bapak Bawon dan Ibu Suminah.
Penulis merupakan anak kesebelas dari dua belas bersaudara dengan tujuh saudara laki-
laki dan empat saudara perempuan. Tahun 2005 penulis berhasil menyelesaikan
pendidikan di SD Negeri 1 Airnaningan lalu menyelesaikan pendidikan dan lulus dari
SMP Negeri 1 Airnaningan di tahun 2008. Penulis selanjutnya menyelesaikan
pendidikan di SMA Negeri 1 Pulaupanggung pada program studi IPA di tahun 2011.
Tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Pertanian, Universitas
Lampung, Program Studi Agroteknologi melalui jalur Seleksi Nasional Masuk
Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) tertulis.
Penulis aktif di bidang akademik dan organisasi kampus. Keaktifan penulis di bidang
akademik ditunjukkan dengan mengikuti berbagai seminar dan menjadi asisten dosen
pada mata kuliah Fisiologi tumbuhan, sedangkan keaktifan di organisasi kampus
ditunjukkan dengan pernah menjadi anggota Forum Studi Islam (FOSI) Fakultas
Pertanian, Universitas Lampung. Penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di
Desa Kesumadadi Kec. Bekri, Lampung Tengah, Lampung pada tahun 2015, di tahun
yang sama penulis melaksanakan Praktik Umum (PU) di Bina Sarana Bakti (BSB),
Cisarua, Bogor, Jawa Barat.
Dengan menyebut nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyayangBersama dengan rahmat-Nya
Kupersembahkan karya kecil ini untuk kedua orang tuaku, kakak, adik,serta keluarga besar yang telah memberi dukungan sepanjang hidup ku
SertaTeman-teman yang telah memberikan serpihan semangat dan ide hingga aku
sampai ke titik ini.
“ Orang yang optimis akan melihat adanya kesempatan dalam setiap malapetaka, sedangkan orangyang pesimis akan selalu melihat malapetaka dalam setiap kesempatan (Muhammad SAW)”
“Pahlawan bukanlah orang nan berani meletakkan pedangnya ke pundak lawan, tetapi pahlawannan sebenarnya adalah orang yang sanggup menguasai dirinya dikala marah (Ali Bin Abi
Thalib)”
“Nalar hanya akan membawa anda dari A menuju B, Tetapi imajinasi mampu membawa andamenuju manapun (Albert Einstein)”
“Tak akan berarti menjadi berlian nan indah jika hanya membawa kesedihan, lebih baik menjadisecuil kerikil yang menciptakan sedikit senyuman kecil (Andrian Nurhuda)”
SANWACANA
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis
ingin menyampaikan rasa terimakasih kepada :
1. Ibu Prof. Dr. Ir. Yusnita, M.Sc., selaku pembimbing pertama yang telah
memberi ilmu, semangat, motivasi, nasehat dan arahan dalam melakukan
penelitian ini.
2. Bapak Dr. Ir. Dwi Hapsoro, M.Sc., selaku pembimbing kedua yang telah
memberi ilmu pengetahuan, saran, dan bimbingan dalam penelitian ini.
3. Ibu Dr. Ir. Nyimas Sa’diyah, M.P., selaku penguji bukan pembimbing atas
saran, kritik, dan bimbingan dalam penelitian ini.
4. Bapak Prof. Dr. Ir. Irwan Sukri Banuwa, M.Si., selaku Dosen Pembimbing
Akademik sekaligus Dekan Fakultas Pertanian Universitas Lampung yang
telah membimbing penulis selama menjalani masa perkuliahan.
5. Ibu Prof. Dr. Ir. Sri Yusnaini, M.Si., selaku Ketua Jurusan Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
6. Alm Bapak Bawon dan Ibu Suminah selaku orang tua penulis yang telah
memberikan doa dan kasih sayang sepanjang masa.
7. Kakak-kakak Ku Mas Dodo, Mas Pur, Mas Bagio, Mas Usman, Mas Agung,
Mas Heru, Mbak Warni, Mbak Warti, Mbak Yuni, Mbak Silo dan Adik Ku
Budi yang telah memberikan doa dan dukungan selama ini.
8. Teman-teman satu penelitian Bastian dan Desti D. Putri, buat para lek geng
Bartolomeus. S, Agus Bayuga, Agustinus Hariadi, Ahmad A. A. Husein,
Berri Adiwasa, Agung Sukmawan, Ardi Kusuma, Aldin ma’arif B, dan mbak
bro Aulia Rochmah, Dyra K. Puspa, Anggun Men, Dea L. Silvia, Daryati,
Ayu Pandan S, Amichitia W. S, Ersa P, Aanisah. A, Mesva R. Samsurya,
Dwi A. C. Ningrum dan semua yang telah membantu selama penelitian.
9. Teman-teman Agroteknologi angkatan 2012 yang telah menolong penulis
baik berupa ilmu maupun materi selama dalam perkuliahan
10. Serta seluruh orang-orang baik yang ada di dekat penulis yang tidak dapat
disebutkan satu persatu. Semoga Allah senantiasa menjaga kalian dengan
penjagaan terbaik-Nya.
Semoga Allah SWT senantiasa membalas kebaikan mereka dengan lebih baik dan
Semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.
Bandar Lampung,
Penulis
DAFTAR ISI
HalamanDAFTAR ISI .......................................................................................... i
DAFTAR TABEL................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR............................................................................... v
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 11.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 31.3 Tujuan Penelitian.............................................................................. 41.4 Kerangka Pemikiran ......................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah .............................................................................................. 62.2 Taksonomi........................................................................................ 62.3 Morfologi Tomat .............................................................................. 7
2.3.1 Tipe Pertumbuhan.................................................................... 72.3.2 Batang ...................................................................................... 82.3.3 Daun......................................................................................... 82.3.4 Bunga....................................................................................... 82.3.5 Buah......................................................................................... 92.3.6 Kandungan Gizi ....................................................................... 9
2.4 Deskripsi Varietas ............................................................................ 112.5 Syarat Tumbuh ................................................................................. 132.6 Center of Origin dan Iklim ............................................................... 132.7 Pemuliaan Tanaman ......................................................................... 15
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian .......................................................... 173.2 Bahan Percobaan .............................................................................. 173.3 Desain Percobaan ............................................................................. 173.4 Pelaksanaan Percobaan..................................................................... 18
3.4.1 Penyiapan Media Tanam ......................................................... 18
ii
3.4.2 Persemaian............................................................................... 183.4.3 Pindah Tanam .......................................................................... 193.4.4 Penyulaman.............................................................................. 193.4.5 Pemeliharaan Tanaman............................................................ 193.4.5.1 Penyiraman ........................................................................... 19
3.4.5.2 Pengajiran...................................................................... 203.4.5.3 Pembersihan Gulma ...................................................... 203.4.5.4 Pemupukkan.................................................................. 203.4.5.5 Pemangkasan................................................................. 213.4.5.6 Pengendalian HPT......................................................... 213.4.5.7 Pengamatan ................................................................... 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil ................................................................................................. 294.1.1 Karakter Kuantitatif................................................................... 294.1.2 Karakter kualitatif ....................................................................... 39
4.2 Pembahasan ...................................................................................... 47
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan....................................................................................... 505.2 Saran ........................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman1. Bentuk daun berdasarkan IPGRI............................................................. 25
2. Bentuk buah tomat menurut kriteria IPGRI ............................................ 26
3. Bentuk lokus berdasarkan kriteria IPGRI ............................................... 26
4. Posisi bahu buah berdasarkan kriteria IPGRI ......................................... 27
5. Bentuk ujung buah berdasarkan kriteria IPGR ....................................... 27
6. Tanaman tomat berumur 3 MSPT a) Zambrud, b) Celebrity,c) Ponderosa, d) Martino’s Roma, e) Marglobe, f) Better Boy ............. 31
7. a) Sampel tanaman menampakan gejala layu, diduga akibat serangancendawan atau bakteri ............................................................................ 38
8. Bentuk daun varietas a) Zambrud (Peruvianum), b) Celebrity, c) Martino’sRoma, d) Marglobe (Standar)................................................................. 40
9. Posisi stigma bunga tomat varietas a) Zambrud (sejajar),b) Celebrity (di luar), c) Ponderosa (di luar),d) Martino’s Roma (di luar), d) Maglobe (di dalam). ............................ 42
10. Bentuk dan warna buah saat muda........................................................ 44
11. Graduasi warna buah matang hingga muda varietas a) Zambrud,b) Marglobe, c) Celebrity (matang), d) Celebrity (muda), Perbandingankarakter buah varietas Zambrud, Marglobe dan Celebrity.................... 45
12. Bentuk dan warna penampakan dalam buah a) Zambrud, b) Celebrity,c) Marglobe. ........................................................................................... 46
13. Varietas Ponderosa a) Warna buah muda, b) Bentuk buah,c) Bentuk ujung buah, d) Bentuk lokus .................................................. 47
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman1. Kandungan gizi per 100 gram buah tomat ........................................... 10
2. Rekapituasi analisis ragam karakter yang diamati ............................... 30
3. Nilai rataan tinggi tanaman, jumlah daun, umur berbunga,
dan jumlah bunga ................................................................................. 31
4. Nilai rataan Umur panen, jumlah buah panen,bobot panen pertanaman,dan bobot perbuah........................................ 33
5. Nilai rataan diameter buah, lingkar buah, dan tebal daging buah........ 36
6. Nilai rataan jumlah lokus da kadar brix %........................................... 37
7. Data kualitatif tipe tumbuh dan karakter daun..................................... 39
8. Data karakter bunga masing masing varietas....................................... 41
9. Data pengamatan karakter penampilan luar buah ................................ 43
10. Data lanjutan karakter penampilan luar buah ...................................... 44
11. Data pengamatan karakter penampilan dalam buah ............................ 46
12. Rataan untuk tinggi tanaman................................................................ 55
13. Analisis ragam untuk tinggi tanaman ................................................. 55
14. Rataan untuk Jumlah Daun .................................................................. 55
15. Analisis ragam untuk Jumlah Daun ..................................................... 56
16. Rataan untuk umur berbunga ............................................................... 56
17. Analisis ragam untuk umur berbunga .................................................. 56
18. Rataan untuk Jumlah Bunga ................................................................ 57
19. Analisis ragam Jumlah Bunga.............................................................. 57
20. Rataan untuk Bobot Panen................................................................... 58
iv
21. Analisis ragam bobot panen................................................................. 58
22. Rataan untuk bobot perbuah ................................................................ 58
23. Analisis ragam bobot perbuah.............................................................. 59
24. Rataan untuk Diameter buah................................................................ 59
25. Analisis ragam Diameter buah............................................................. 59
26. Rataan untuk Lingkar buah .................................................................. 60
27. Analisis ragam Lingkar buah ............................................................... 60
28. Rataan untuk Tebal Daging Buah ........................................................ 61
29. Analisis ragam Tebal Daging Buah ..................................................... 61
30. Rataan untuk Jumlah Lokus................................................................. 61
31. Analisis ragam jumlah lokus................................................................ 62
32. Rataan untuk umur panen .................................................................... 62
33. Analisis ragam umur panen.................................................................. 62
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tomat merupakan salah satu komoditi sayur sebagai bahan pangan sumber
vitamin dan mineral yang banyak dikonsumsi masyarakat. Tanaman ini
menduduki peringkat pertama di dunia dengan total produksi mencapai 14% dari
total produksi sayur dunia, yaitu lebih dari 100 juta ton/tahun (FAO, 2010).
Tanaman yang termasuk dalam famili Solanaceae ini merupakan tumbuhan perdu
semusim dengan bentuk buah umumnya oval serta warna buah merah saat
matang. Warna merah ini disebabkan oleh kandungan pigmen warna yang disebut
lycopen. Selain itu, warna merah juga menandakan adanya kandungan karoten
yang berfungsi sebagai provitamin A.
Buah tomat memiliki bentuk dan warna buah yang menarik, dan dipercaya
memiliki banyak fungsi salah satunya adalah sifatnya sebagai antioksidan.
Beberapa penelitian menunjukkan, dengan mengonsumsi buah tomat dapat
menurunkan resiko serangan kanker dan beberapa penyakit lainnya. Bentuk,
ukuran, warna hingga tingkat kekerasan buah yang beragam membuat tomat dapat
digunakan untuk seluruh hidangan. Di Indonesia buah tomat biasa digunakan
sebagai bahan pelengkap masakan, sambal, saus, jus dan juga salat (Bhowmik
dkk., 2012).
2
Produksi tomat di Indonesia pada tahun 2014 mencapai angka 895.163 ton per
tahun angka ini menunjukkan penurunan dari tahun sebelumnya yaitu 992.780 ton
per tahun.
Selain produksi, penurunan juga terjadi pada luas panen, yaitu dari 61.154 ha
pada 2010 menjadi 56.095 ha pada tahun 2014 (BPS, 2014). Penurunan
produksi, selain disebabkan oleh penurunan luas panen juga disebabkan oleh
serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), penanganan pascapanen yang
kurang baik dan kultivar yang kurang bermutu. Salah satu cara mengatasi hal
tersebut adalah dengan menggunakan tomat varietas unggul.
Varietas unggul tersebut merupakan hasil perakitan pemuliaan yang dilakukan
baik melalui persilangan ataupun penyeleksian. Proses perakitan varietas unggul
harus melalui beberapa tahap antara lain memilih plasma nutfah yang akan
dijadikan tetua, memilih metode pemuliaan yang tepat, memilih genotipe yang
akan diuji, memilih metode pengujian yang tepat, dan memilih galur yang akan
dilepas sebagai varietas. Keputusan penting yang pertama diambil dalam setiap
program pemuliaan adalah pemilihan plasma nutfah. Hal ini dilakukan untuk
memenuhi tujuan dari hasil pemuliaan itu sendiri, contohnya jika tujuan akhir
berupa mendapatkan tanaman tomat dengan adaptasi luas, berumur genjah, rasa
buah manis, relatif tahan terhadap hama dan penyakit tertentu (Sudarka dkk.,
2009).
Sumber plasma nutfah dapat berasal dari segala kultivar unggul masa kini atau
masa lampau, kultivar primitif, jenis yang sudah dimanfaatkan tetapi belum
dibudidayakan, kerabat liar, jenis budidaya atau jenis piaraan (Sudarka
3
dkk.,2009). Tidak semua bahan plasma nutfah tersebut tersedia, terlebih jika
perakitan varietas yang dilakukan jauh dari tempat asal (center of origin). Salah
satu hal yang dapat dilakukan untuk mengatasinya adalah mendatangkan varietas
unggul melalui metode introduksi, namun varietas jenis ini perlu dikarakterisasi
ulang terlebih dahulu untuk memastikan apakah varietas ini dapat dan mampu
beradaptasi dengan lingkungan sekitar. Karakter penting tanaman yang harus
diketahui meliputi karakter kuantitatif dan karakter kualitatif. Dari kedua karakter
ini maka dapat diketahui sifat unggul yang dimiliki masing-masing varietas,
sehingga kelak dapat menjadi pertimbangan tanaman tersebut untuk dijadikan
sumber tetua (Suryadi dkk., 2004).
1.2 Rumusan Masalah
Penelitian ini dilakukan untuk menjawab permasalahan yang dirumuskan dalam
pertanyaan sebagai berikut.
1. Apakah varietas-varietas tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) tersebut
memiliki karakter kuantitatif yang berbeda?
2. Apakah varietas-varietas tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) tersebut
memiliki karakter kualitatif yang berbeda?
3. Apakah dari beberapa varietas tomat (Lycopersicon esculentum Mill.)
tersebut memiliki karakter kuantitatif dan kualitatif penting sehingga dapat
dipehitungkan sebagai tetua dalam program perakitan varietas unggul?
4
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan deskripsi karakter kuantitatif dan
kualitatif empat varietas tomat introduksi da satu varietas nasional.
1.4 Kerangka Pemikiran
Berdasarkan latar belakang di atas berikut dikemukakan kerangka pemikiran yang
yang menjelaskan perumusan masalah. Perakitan varietas unggul tanaman
melalui pemuliaan tanaman perlu melewati beberapa tahap, masing-masing tahap
tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Salah satu hal penting utama
yang dilakukan yaitu pemilihan sumber plasma nutfah yang akan digunakan
sebagai tetua nantinya. Sumber plasma nutfah tersebut salah satunya dapat
berasal dari tanaman introduksi. Tanaman introduksi yang mampu berproduksi
baik pada lingkungan asal belum tentu memiliki fenotipe yang sama pada daerah
berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi genetik dan lingkungan yang
akan menentukan sifat fenotipe tanaman tersebut, karena hal tersebut maka perlu
adanya identifikasi ulang terkait karakter-karakter penting yang dimiliki tanaman
di lingkungan yang baru.
Secara alamiah tomat merupakan tanaman menyerbuk sendiri. Di alam tanaman
ini akan cenderung memiliki sifat homozigositas yang tinggi. Pemuliaan tanaman
untuk mendapatkan varietas unggul dapat dilakukan dengan menyilangan tanaman
tomat. Melalui fenomena heterosis diharapkan varietas baru yang kelak
dihasilkan mampu melampaui kedua tetuanya. Hal ini dapat dilakukan jika
karakter masing-masing tanaman dapat diketahui sehingga pemilihan sumber
bahan tetua dapat dilakukan secara tepat. Pemilihan sumber tetua merupakan
5
langkah penting utama yang harus dilakukan tanpa terkecuali pada pemuliaan
tomat.
Pengetahuan akan karakter tanaman baik karakter kuantitatif dan kualitatif
menjadi hal penting yang mendasari pemilihan tanaman induk. Secara alaminya
karakter-karakter tersebut akan muncul jika lingkungan tumbuh mendukung
potensi genetiknya. Karakter kualitatif pada umumnya dikendalikan oleh sedikit
gen sehingga sebaran tidak normal atau diskontinu dengan dua atau tiga puncak,
tergantung dari banyaknya gen yang mengendalikannya. Karakter kualitatif akan
mengikuti nisbah Mendel atau modifikasinya. Karakter kuantitatif pada umumnya
dikendalikan oleh banyak gen sehingga sebarannya normal dengan satu puncak.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui karakter penting yang dimilki tomat
varietas Celebrity , Better Boy, Ponderosa Red Beef Steak, dan Marglobe berasal
dari Amerika serta Martino’s Roma yang erasal dari Italia. Varietas-varietas ini
mungkin memiliki potensi untuk digunakan sebagai bahan sumber tetua dalam
perakitan varietas unggul, namun belum adanya penelitian mengenai karakter
yang dimiliki tanaman ini menyebabkan kesulitan dalam mengeksplorasi potensi
genetik yang dimiliki. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan identifikasi
mengenai karakter kuantitatif dan karakter kualitatif yang dimiliki oleh varietas
tersebut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Sejarah
Tanaman tomat merupakan tanaman asli Amerika Latin dan domestikasi yang
berhubungan. Tanaman ini pertama kali ditemukan di Amerika Latin daerah
sekitar Peru, Equador. Awalnya tanaman tomat merupakan tumbuhan liar yang
telah mengalami domestikasi. Pemuliaan tomat dimulai ketika tanaman yang
mengandung racun dari keluarga spesis Solanum ini digunakan sebagai tanaman
hias (Mandrake, Belladonna) dan akhirnya menjadi tanaman yang dapat dimakan.
Eropa Utara merupakan pioner yang menjadikan tomat sebagai bahan pangan
Sacardo dalam (Bauchet, 2012). Tanaman tomat mulai masuk ke Eropa pada
abad ke-16 , sedangkan penyebarannya ke benua Asia dimulai dari Filipina
melewati jalur Amerika Selatan.
2.2 Taksonomi
Tomat merupakan tanaman dari keluarga Solanaceae (terong-terongan), Secara
lengkap ahli-ahli botani mengklasifikasikan tanaman tomat secara sistemik
sebagai berikut:
7
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Solanum
Spesies : Solanum lycopersicum(L.)sinonim Lycopersicon esculentum Mill.Lycopersicon pipinellifolium (L.) Millcurrant tomato (Plantamor,2015).
2.3 Morfologi Tomat
2.3.1 Tipe Pertumbuhan
Tomat adalah tanaman dengan tipe pertumbuhan determinate dan indeterminate.
Tanaman tomat dengan tipe pertumbuhan determinate memiliki bentuk tanaman
yang lebih kecil dengan tipe pertumbuhan tanaman yang kompak dan tidak terlalu
tinggi. Tanaman ini memiliki masa berbunga dan berbuah yang relatif pendek,
dengan begitu periode panen pun akan lebih pendek. Tanaman tomat dengan tipe
pertumbuhan indeterminate akan terus tumbuh, berbunga dan berbuah hingga
tanaman mati karena musim dingin di daerah subtropis, sedangkan di daerah
tropis tanaman ini dapat terus tumbuh jika kebutuhannya tercukupi.
Pertumbuhan tanaman dengan tipe indeterminate diawali oleh tumbuhnya organ
vegetatif, tanaman pada fase vegetatif ini tumbuh terus hingga mencapai fase
dewasa yang ditandai oleh munculnya organ generatif. Setelah itu, pucuk
tanaman kembali menumbuhkan organ vegetatif dan seterusnya berselang-seling.
Periode panen tomat jenis ini berkisar 2-3 bulan. Tanaman ini memiliki hasil
yang lebih tinggi dibandingkan dengan tipe determinate namun membutuhkan
waktu yang lebih lama untuk matang hingga siap dipanen (Everhat, 2005).
8
2.3.2 Batang
Batang tanaman tomat bersifat lunak dan berair sehingga membutuhkan ajir agar
batang tanaman tidak tumbuh menjalar. Pada permukaan batang terdapat rambut-
rambut halus yang dapat mengeluarkan bau yang khas jika rambut tersebut
terkelupas. Pada saat persemaian, kecambah tomat memiliki dua warna hipokotil
yaitu merah keungu-unguan karena mengandung antosianin dan hijau yang
menunjukkan tidak adanya kandungan antosianin. Warna hipokotil hanya dapat
terlihat hingga tanaman berumur dua minggu, selebihnya warna ini akan hilang
seiring pertumbuhan tanaman (Syukur dkk., 2015).
2.3.3 Daun
Tanaman tomat memiliki daun majemuk yang terdiri dari beberapa anak daun.
Daun-daun tersebut tumbuh secara berselang-seling pada batang tanaman.
Berdasarkan posisinya, daun dibedakan menjadi semi tegak, horizontal, dan
menggantung. Daun tomat dapat dibedakan berdasarkan tipe helaiannya yaitu
menyirip (tidak memiliki anak daun) dan menyirip ganda (memiliki anak tangkai
daun) (Syukur dkk., 2015).
2.3.4 Bunga
Bunga tomat termasuk bunga hermaprodit dengan posisi stigma lebih tinggi dari
pada tabung anther, lebih rendah daripada tabung anther, atau sama tinggi dengan
tabung anther. Bunganya memiliki perhiasan bunga berupa mahkota dan kelopak,
serta warna mahkota yang terbagi menjadi tiga yaitu kuning, orange, atau putih.
Bunga tomat merupakan bunga majemuk bertandan dengan posisi tandan pada
9
ujung pucuk (terminal) dan ada diantara buku-buku batang (aksial) (Syukur dkk.,
2015).
2.3.5 Buah
Buah tomat memiliki bentuk dan ukuran yang sangat beragam. Buah muda
umumnya berwarna hijau. Buah berwarna hijau ini dapat dibedakan menjadi dua
yaitu memiliki bahu dan tanpa bahu. Bahu buah umumnya berwarna hijau muda
atau hijau tua. Pada saat matang umumnya buah berwarna merah atau kuning.
Perbedaan ini menunjukkan perbedaan kandungan nutrisi yang dimiliki, buah
dengan warna merah menunjukkan kandungan lycopen yang tinggi, sedangkan
yang berwarna kuning menunjukkan kandungan vitamin C yang tinggi (Syukur
dkk., 2015).
2.3.6 Kandungan Gizi
Buah tomat termasuk sayuran yang memiliki nilai gizi tinggi, salah satu
kandungan nutrisi penting yang dimiliki yaitu lycopen. Lycopen memiliki banyak
manfaat, salah satunya yakni mencegah kanker prostat. Kandungan lycopen pada
buah tomat berbeda-beda tergantung pada periode pemasakan buah. Semakin
masak kandungan lycopen pada buah semakin tinggi. Berikut kandungan gizi
buah tomat yang ditampilkan dalam tabel:
10
Tabel 1. Kandungan gizi per 100 gram buah tomat
No Kandungan Nutrisi Jumlah1 Air 94 g2 Protein 1 g3 Lemak 0,2 g4 Karbohidrat 3,6 g5 Ca 10 mg6 Fe 0,6 mg7 Mg 10 mg8 P 16 mg9 Vitamin A 1700 IU10 Vitamin B1 0,1 mg11 Vitamin B2 0,02 mg12 Niacin 0,613 Vitamin C 21 mg
Sumber: Syukur dkk., 2015
Secara umum berdasarkan kegunaannya, buah tomat dapat dibedakan sebagai
berikut:
1. Tomat biasa
Tomat jenis ini memiliki kulit yang halus dengan bentuk bulat dan ukurannya
lebih besar dari tomat salat tetapi lebih kecil dari tomat Beef. Tomat jenis ini
digunakan sebagai campuran sayur atau sambal.
2. Tomat Beef
Tomat jenis ini memiliki ukuran buah terbesar dari semua jenis tomat, beberapa
bahkan dapat mencapai berat hingga lebih 0,5 kg. Tomat ini memiliki daging
yang tebal dan banyak rongga biji yang kecil serta proses masak yang lambat.
Bentuk umumnya adalah bulat, namun beberapa kultivar memiliki bentuk yang
tidak beraturan. Tomat jenis ini biasa disajikan dalam bentuk potongan segar
dalam penyajian beef steak.
3. Tomat Salad
11
Tomat ini memiliki ukuran buah yang kecil kurang lebih ukuran satu kali gigit,
sehingga tomat jenis ini sangat cocok menjadi campuran olahan salad atau
dikonsumsi secara langsung.. Tanaman ini mampu berproduksi walapun pada
keadaaan panas dimusim kemarau. Tomat spesies S. pimpinellifolium ini sangat
mudah menyerbuk silang, sehingga dalam budidayanya membutuhkan isolasi
terutama untuk kebutuhan benih.
4. Tomat Pasta
Tomat ini memiliki daging yang tebal, sedikit kering, dengan kandungan biji yang
sedikit serta lokus yang sedikit, sehingga tomat ini sangat cocok digunakan
sebagai pasta atau saus. Tanaman tomat jenis ini dapat dipanen ketika berumur 65
hari setelah pindah tanam (HSPT) (berumur pendek), 70-79 hari (berumur
sedang), dan lebih dari 80 hari bagi varietas berumur panjang (Browning dkk.,
2008)
2.4 Deskripsi Varietas
Berikut deskripsi masing-masing varietas yang akan diidentifikasi:
a. Celebrity tomato
Bobot buah mencapai 170 gram
umur panen 75-85 HSPT
ukuran tajuk 80 cm
tinggi tanaman 120-180 cm
tipe tumbuh determinate
resisten terhadap layu fusarium (F), alterneria stem cancer (A), and
stemphylium.
12
b. Martino’s Roma' Tomato
Bobot buah berkisar 28-56 gram
Panjang buah 6-7,5 cm
Diameter buah 3,5-5 cm
Ukuran tajuk 60-90 cm
Tinggi tanaman 120 cm
Umur berbuah 90 hari
Resisten terhadap blossom end rot dan early blight
c. Ponderosa Red Beefsteak tomato
Bobot buah mencapai 450 gram
Tajuk tanaman 60-90 cm
Tinggi tanaman 1,2-1,8 m
Umur panen mencapai 95 HSPT
Tipe pertumbuhan indeterminate
d. Marglobe Tomato
Bobot buah mencapai 450 gram
Tajuk tanaman 60-90 cm
Tinggi tanaman 1,2-1,8 m
Umur panen mencapai 75-80 HSPT
Tipe pertumbuhan determinate
Resisten terhadap penyakit layu fusarium dan verticillium wilt
(Bonnie Plant ,2015)
13
e. Zambrud
Bobot buah berkisar 30-40 gram
Umur panen mencapai 59-61 HSPT
Tipe pertumbuhan determinate
Toleran terhadap penyakit layu bakteri (Balitbangtan, 2015).
2.5 Syarat Tumbuh
Tanaman tomat dapat tumbuh di daerah tropis maupun subtropis. Tanaman ini
memerlukan lama penyinaran minimal yaitu 8 jam, kekurangan sinar matahari
dapat menyebabkan tanaman tomat mengalami etiolasi sehingga tanaman tumbuh
tinggi dan kurus, mudah terserang penyakit baik parasit maupun nonparasit.
Tanaman ini tumbuh baik pada tanah berstruktur gembur yang kaya akan humus
serta pH antara 5,8-6,7. Jika pH tanah terlalu rendah dapat menurunkan hasil
produksi sehingga dibutuhkan pengapuran. Tanaman ini dapat tumbuh pada
dataran rendah maupun dataran tinggi (1500 dpl) dengan temperatur siang hari
24o C dan malam hari 15o-20o C. Tanaman ini menghendaki curah hujan sedang
sekitar 750-1250 mm/tahun atau 100-200 mm/bulan. Keadaan tersebut
berhubungan erat dengan ketersediaan air tanah bagi tanaman, terutama di daerah
yang tidak terdapat irigasi teknis. Curah hujan yang tinggi (banyak hujan) juga
dapat menghambat persarian (Maskar, 2006).
2.6 Center of Origin dan Iklim
Tomat merupakan tanaman asli yang berasal dari Amerika latin. Tanaman dari
keluarga solanaceae ini mulanya hanya digunakan sebagai tanaman hias, namun
14
mulai dibudidayakan dan dapat dikonsumsi setelah mengalami domestikasi pada
bumi belahan utara berabad-abad silam. Penyebarannya dimulai dari benua Eropa
hingga ke seluruh dunia dengan ragam varietas yang sangat tinggi. Empat
varietas introduksi yang digunakan yaitu varietas Ponderosa, Marrtino’s Roma,
Celebrity dan Marglobe merupakan varietas yang berasal dari daerah beriklim
subtropis. Varietas Ponderosa, Celebrtity dan Marglobe berasal dari Amerika dan
Varietas Martino’s Roma berasal dari Italia, sedangkan pada daerah percobaan
yaitu indonesia memiliki jenis iklim tropis.
a. Subtropis
Daerah beriklim subtropis merupakan bagian bumi yang berada setelah wilayah
tropis, daerah ini terletak setelah batas utara dan selatan pada 23,5o lintang utara
dan selatan. Daerah beriklim subtropis memiliki empat musim yaitu musim semi,
musim panas, musim gugur dan musim dingin. Keempat musim diatas memiliki
karakter yang berbeda baik suhu, kelembaban, maupun mahkluk hidup yang
menghuninnya (Corlett, 2013).
b. Tropis
Tropika atau tropis berasal dari bahasa yunani yaitu tropos yang artinya
“berputar”, karena posisi matahari yang berubah antar dua garis balik dalam
periode yang disebut tahun. Daerah beriklim tropis terletak pada belah bumi
antara 23,5o lintang utara hingga 23,5o lintang selatan. Daerah beriklim tropis
hanya mengalami dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. Iklim
ini menggambarkan tempat dengan suhu hangat dan lembar sepanjang tahun.
Panjang hari di daerah tropis umunya 11-12 jam/hari meskipun adakalanya lama
penyinaran kurang dari waktu tersebut (Galvin, 2007).
15
2.7 Pemuliaan Tanaman
Pemuliaan tomat dilakukan setelah domestikasi dan adaptasi pada bumi belahan
utara, dimana tomat telah dibudidayakan berabad-abad silam. Pemuliaan dimulai
pada awal abal ke-20 menggunakan teori hibridisasi Mendel pada1866 dan konsep
domestikasi Darwin pada1858 serta teori seleksi Darwin pada 1859 (Bauchet,
2012).
Peran pemuliaan dalam upaya peningkatan kualitas komoditas tanaman adalah
perakitan kultivar yang memiliki kualitas tinggi seperti perbaikan terhadap warna,
rasa, aroma, daya simpan, kandungan protein, dll. Perbaikan kualitas juga berarti
perbaikan ke arah kriteria yang disukai oleh konsumen (market client). Karakter
kualitas target pemuliaan yang diinginkan merupakan gabungan sifat unggul yang
diinginkan oleh konsumen, sebagai contoh yaitu daging buah tebal, rasa manis,
tekstur daging buah baik, warna menarik serta memiliki daya simpan yang
panjang (Carsono, 2008).
Menghasilkan kultivar yang diinginkan berarti dibutuhkan sumber genetik sebagai
tetua tanaman. Sumber genetik tersebut dapat berupa plasma nutfah. Plasma
nutfah dimaksudkan sebagai suatu substansi yang terdapat dalam setiap kelompok
mahkluk hidup dan merupakan sifat keturunan yang dapat dimanfaatkan dan
dikembangkan atau dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar baru
(Sudarka dkk., 2009). Pemilihan plasma nutfah adalah hal yang penting karena
akan menentukan keberhasilan dari suatu program perakitan varietas unggul,
untuk itu karakter dari suatu plasma nutfah harus diketahui.
16
Suatu karakter tanaman dapat dibedakan mnjadi dua yaitu karakter kualitatif dan
kuantitatif. Sifat kualitatif yaitu variasi yang dapat langsung diamati (dilihat),
misalnya a) perbedaan warna bunga (merah, hijau, kuning, putih, jingga, ungu),
dan b) perbedaan bentuk bunga, buah, biji (bulat, oval, bergerigi dan lain-lain).
Sifat kuantitatif yaitu variasi yang memerlukan pengamatan dengan pengukuran,
misalya tinggi tanaman (cm), produksi (kg), jumlah anakan, luas daun dan lain-
lain. Pengelompokan berdasarkan karakter kualitatif lebih mudah karena
sebarannya discrete dan dapat dilihat secara kasat mata. Sebaliknya untuk sifat
kuantitatif sebarannya kontinyu, pengelompokannya lebih sulit karena kisaran-
kisaran tertentu (Sudarka, 2009).
III. METODELOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di lahan Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab.
Tanggamus, Prov. Lampung dengan ketinggian tempat ±400 m di atas permukaan
laut (dpl) pada bulan April hingga bulan Juli 2016.
3.2 Bahan percobaan
Bahan percobaan berupa benih tomat dengan lima varietas introduksi berbeda
antara lain varietas Celebrity, Better Boy, Ponderosa Red Beef Steak, Martino’s
Roma, Marglobe dan satu varietas tomat lokal yaitu Zambrud
3.3 Desain Percobaan
Penelitian ini meggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), pengelompokan
didasarkan pada ulangan. Perlakuan disusun secara tunggal yaitu lima varietas
tomat introduksi dan satu varietas lokal. Masing-masing perlakuan diulang tiga
kali. Setiap satuan percobaan terdiri dari dua tanaman tomat. Data yang
diperoleh dianalisis ragam dan dilanjutkan dengan pemisahan nilai tengah
menggunakan uji beda nyata terkecil (BNT) pada tarap 5%.
18
3.4 Pelaksanaan Percobaan
Percobaan dilakukan dengan beberapa tahap yaitu persiapan lahan tanam,
persemaian, pindah tanam, penyulaman, perawatan, dan pengamatan.
3.4.1 Penyiapan Media Tanam
Persiapan lahan dilakukan melalui dua tahap pengolahan. Pengolahan pertama,
lahan dicangkul dengan kedalaman olah kurang lebih 20 cm, kemudian tanah
dibalik dan dibersihkan dari ranting dan sampah yang ada. Pengolahan kedua,
setelah satu minggu tanah yang telah dicangkul dan diolah sebelumnya, kemudian
diberi pupuk kandang kotoran sapi dengan dosis 20 ton/ha serta untuk
meningkatkan pH ditambahkan dolomit dengan dosis 5 ton/ha. Setelah itu tanah
kemudian dicangkul dan diaduk kembali hingga pupuk kandang dan kapur
tercampur rata, lalu lahan didiamkan selama satu minggu hingga siap tanam.
3.4.2 Persemaian
Benih yang digunakan yaitu benih tomat varietas Celebrity, Ponderosa Red Beef
Steak, Martino’s Roma, Marglobe, Better Boy dan satu varietas tomat lokal yaitu
Zambrud direndam terlebih dahulu dengan air hangat kurang lebih 30 menit.
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah subur dan kompos dengan
perbandingan 1:1. Penyemaian dilakukan dua tahap, pertama benih disemai ke
dalam baki atau nampan persemaian. Setelah berkecambah dan tumbuh daun
sejati, bibit tanaman dipindahtanamkan ke polibag kecil terlebih dahulu sebelum
dipindahkan ke areal penanaman. Saat masa persemaian, dilakukan penyiraman 2
kali/hari dengan interval 12 jam, dilakukan pemupukkan menggunakan pupuk
19
lengkap growmore pada umur semai 2 hingga 4 minggu dengan periode siram
1x/minggu.
3.4.3 Pindah Tanam
Pindah tanam atau Transplanting dilakukan ketika tanaman tomat berumur 3
minggu setelah tanam. Transplanting dilakukan secara serempak pada sore hari
untuk menghindari panas trik matahari dan laju transpirasi terlalu tinggi.
Tanaman tomat yang dipindah dipilih berdasarkan ukuran dan tinggi yg seragam
untuk memperkecil keragaman. Pemindahan dilakukan dengan cara membasahi
polibag dan media tanam terlebih dahulu. Lalu polibag diremas dan bibit tomat
ditanam pada bedengan yang sebelumnya telah dipersiapkan.
3.4.4 Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada tanaman yang mati atau pertumbuhannya
buruk. Penyulaman dilakukan dalam kurun waktu 7 hari setelah pindah tanam
(HSPT) menggunakan bibit sulam yang telah disiapkan.
3.4.5 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman yang dilakukan berupa penyiraman, pengajiran,
pembersihan gulma, pemupukan, dan pengendalian hama penyakit tanaman.
3.4.5.1 Penyiraman
Penyiraman tanaman dilakukan 1-2 kali dalam sehari menggunakan gembor dan
disesuaikan dengan keadaan lapang.
20
3.4.5.2 Pengajiran
Pengajiran dilakukan agar tanaman tomat tidak rebah menggunakan bambu yang
dipasang sebelum tomat dipindah dilapang agar akar tidak terganggu dengan jarak
5 cm dari tanaman tomat sedalam 15 cm. Setelah itu, batang tanaman tomat
diikatkan ke ajir menggunakan tali plastik, hal ini dilakukan seiring dengan
pertumbuhan tanaman tomat.
3.4.5.3 Pembersihan Gulma
Gulma yang tumbuh pada lahan tanam dibersihkan secara manual dengan cara
dicabut dan disingkirkan untuk mencegah serangan HPT.
3.4.5.4 Pemupukkan
Pemupukkan dilakukan mulai dari persemaian hingga tanaman di lahan tanam.
Saat persemaian pemupukkan dilakukan munggunakan pupuk lengkap berupa
growmore dengan dosis 1 gram/liter yang diberikan pada saat umur persemaian 2
minggu hingga pindah tanam, sedangkan ketika tanaman dilahan diberikan pupuk
dasar berupa pupuk kimia tunggal yaitu Urea, KCl dan TSP. Pupuk diberikan 2
minggu setelah pindah tanam (MSPT) dengan dosis TSP 500 kg/ha (25
g/tanaman), KCl 400 kg/ha (20 g/tanaman) dan Urea 250kg/ha (12,5 g/tanaman)
diberikan 2 kali, setengah bagian pada saat 2 MSPT dan setengahnya lagi pada
saat 3 MSPT. Pemupukkan susulan dilakukan melalui daun dan akar.
Pemupukkan melalui akar dilakukan menggunakan larutan NPK 15:15:15
sebanyak 4-5 kg/200 liter
21
(22,5 g – 25 g/liter). Pupuk dikocorkan sebanyak 250 ml/tanaman dengan
frekuensi satu kali per minggu, sedangkan pupuk susulan yang diaplikasikan
melalui daun berupa growmore dengan konsentrasi 2 g/liter, pengaplikasian
dilakukan dengan cara disemprotkan pada bagian bawah daun dengan frekuensi
satu kali per minggu. Pemupukkan susulan diakhiri pada saat tanaman berumr 90
HSPT (Syukur dkk., 2015).
3.4.5.5 Pemangkasan
Pemangkasan dilakukan pada daun tua, tunas air, cabang dan bunga. Tanaman
dibiarkan tumbuh dua cabang, dalam satu cabang dipelihara tiga tandan buah dan
satu cabang lainnya dipelihara dua tandan buah. Pemangkasan/pembatasan
jumlah tandan bertujuan agar ukuran buah besar dan seragam. Pemangkasan
dilakukan hanya pada tanaman yang mempunyai sifat indeterminate.
Pemangkasan tanaman tomat dengan meninggalkan dua cabang utama dan lima
tandan bunga dapat memberikan bobot buah tertinggi (Nurtika dan Zainal ,1997).
3.4.5.6 Pengendalian HPT
Pegendalian HPT dilakukan mulai dari persemaian hingga panen. Saat
persemaian digunakan furadan dengan cara ditaburkan dengan dosis yang
disesuaikan dengan media. Pengendalian HPT pada saat perawatan hingga panen
dilakukan dengan menggunakan insektisida Vastax dan Curacron 500 EC dengan
dosis 2 ml/liter dan diaplikasikan dengan cara penyemprotan 2 kali per minggu
untuk mencegah serangan hama.
22
3.4.5.7 Pengamatan
Parameter yang diamati pada penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu karakter
kuantitatif dan karakter kualitatif. Karakter kuantitatif meliputi tinggi tanaman,
jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, umur panen, produksi per tanaman
(g), produksi per varietas (g), berat rata-rata per buah (g), jumlah buah per
varietas, ketebalan daging buah, dan kandungan Brix (%), sedangkan karakter
kualitatif meliputi bentuk daun, bentuk buah, bentuk lokus, posisi pistil, bentuk
ujung buah, duduk daun, warna mahkota, warna daging buah, dan intensitas
warna buah, sebagai acuan digunakan kriteria IPGRI.
a. Karakter kuantitatif
1. Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari permukaan tanah hingga titik tumbuh tanaman,
pengukuran dilakukan pada saat panen terakhir yaitu pada saat panen ketiga.
2. Jumlah daun
Jumlah daun dihitung pada saat tanaman berumur enam minggu. Pengamatan
jumlah daun dilakukan dengan mengakumulasikan seluruh jumlah daun termasuk
daun utama yang dipangkas.
3. Umur berbunga (hari)
Pengamatan umur berbunga dihitung ketika tanaman mulai berbunga dan mekar
penuh untuk setiap tanaman.
4. Jumlah bunga
Karakter jumlah bunga diamati sebanyak lima tangkai bunga, pengamatan
dilakukan saat seluruh bunga pada lima tangkai mekar penuh.
23
5. Umur panen (hari)
Umur panen dihitung ketika ada buah pada masing masing tanaman sudah siap
panen pertama.
6. Produksi per tanaman (g)
Produksi per tanaman dihitung dengan menimbang produksi tanaman mulai dari
panen pertama hingga panen terakhir kemudian diakumulasikan.
7. Berat rata-rata per buah (g)
Berat rata-rata per buah dihitung dengan menimbang berat buah dengan varietas
yang sama dan dibagi dengan jumlah buah yang ditimbang.
8. Jumlah buah per tanaman
Pengamatan jumlah buah per varietas dihitung dengan menjumlahkan semua buah
yang dihasilkan oleh masing-masing tanaman.
9. Jumlah lokus
Pengamatan jumlah lokus dilakukan dengan memotong buah tomat matang
secara horisontal untuk masing-masing varietas lalu dihitung berapa banyak
rongga biji yang dimilki buah tersebut.
10. Ketebalan daging buah
Pengamatan parameter ketebalan buah dilakukan dengan cara memotong buah
tomat yang dan mengukur ketebalan buah menggunakan jangka sorong. Buah
yang digunakan sebagai sampel mewakili masing masing ukuran yaitu kecil,
sedang dan besar lalu hasil tersebut diakumulasikan dan di rata-rata.
11. Diameter buah (mm)
Diameter buah dihitung dengan memotong sampel buah matang secara membujur
lalu diukur.
24
12. Lingkar buah (cm)
Lingkar buah dihitung menggunakan sampel buah matang dari masing-masing
varietas lalu diukur lingkar buahnya.
13. Pengukuran Brix (%)
Pengukuran brix dilakukan dengan mengukur brix pada beberapa sampel buah per
varietas menggunakan alat Refraktometer. Sampel buah yang digunakan, diambil
secara acak untuk masing-masing varietas pada tingkat warna kematangan yang
optimal.
25
b. Karakter kualitatif
1. Bentuk daun
Pengamatan bentuk daun dilakukan pada masing-masing varietas. Daun yang
dijadikan sampel diambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria bentuk daun
IPGRI.
Gambar 1. Bentuk daun berdasarkan IPGRI . 1) Tipe Daun Kentang, 2) Standar,3) Peruviuanum, 4) Dwart, 5) Pimpinelifolium, 6) Hirsutum,
1
2
4
3
5 6
26
2. Bentuk buah
Pengamatan bentuk buah dilakukan pada masing-masing varietas dengan
mencocokkan dengan gambar dan tipe buah IPGRI.
Gambar 2. Bentuk buah tomat menurut kriteria IPGRI. 1) Datar, 2) Agak datar,3) Bulat, 4) Lonjong, 5) Bentuk hati, 6) Silindris, 7) Pyriform, 8) Ellipsoid,
3. Bentuk Lokus
Pengamatan bentuk lokus dilakukan pada masing-masing varietas. Potongan yang
dijadikan sampel diambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria bentuk lokus
IPGRI.
Gambar 3. Bentuk lokus berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Bulat, 2) Persegi, 3) Takberaturan
1 2 3 4
5 6 7 8
1 2 3
27
4. Posisi bahu buah (pistil)
Pengamatan posisi bahu dilakukan pada masing-masing varietas. Buah yang
dijadikan sampel di ambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria posisi pistil
IPGRI.
Gambar 4. Posisi bahu buah berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Datar, 2) Agak dalam
5. Bentuk ujung buah
Pengamatan bentuk ujung buah dilakukan pada masing-masing varietas. Buah
yang dijadikan sampel di ambil secara acak dan dicocokkan pada kriteria bentuk
lokus IPGRI.
Gambar 5. Bentuk ujung buah berdasarkan kriteria IPGRI. 1) Berlekuk, 2) Datar,3) Runcing
6. Duduk Daun
Duduk daun diamati diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel
tanaman dan dilihat arah daun tumbuh pada setiap varietas.
1 2 3
1 2
28
7. Warna mahkota bunga
Warna mahkota bunga diamati secara visual dengan melihat langsung pada
sampel bunga yang diambil untuk setiap varietas.
8. Posisi stigma
Posisi stigma diamati dengan melihat posisi stigma yang terdapat pada bunga
pada masing masing varietas.
9. Warna buah muda
Warna buah muda diamati secara visual dengan melihat langsung pada sampel
buah yang diambil setiap varietas.
10. Ukuran buah
Ukuran buah diamati menggunakan data diameter buah saat panen dan
dicocokkan dengan kriteria IPGRI. Buah berukuran sangat kecil jika memilki
diameter <3cm, kecil jika berdiameter 3-5 cm, sedang jika berdiameter 5,1-8
cm,besar jika berdiameter 8,1-10 cm dan sangat besar jika ukuran buah >10 cm.
11. Intensitas warna buah matang
Intensitas warna buah matang diamati secara visual dengan melihat langsung pada
sampel buah matang yang diambil setiap varietas.
12. Warna daging buah
Warna daging buah diamati secara visual dengan melihat langsung pada potongan
buah secara membujur pada sampel buah matang yang diambil setiap varietas.
13. Intensitas warna daging buah
Intensitas warna daging buah diamati langsung secara visual dengan melihat
langsung pada potongan buah secara membujur pada sampel buah matang yang
diambil setiap varietas.
V. KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Lima varietas tomat yang diteliti yaitu varietas Zambrud, Celebrity, Ponderosa,
Martino’s Roma, dan Marglobe mampu tumbuh dan berkembang dengan baik
di daerah introduksi (Desa Airnaningan, Kec. Airnaningan, Kab Tanggamus),
hal ini dibuktikan dengan Varietas Ponderosa dan Martino’s Roma untuk
tumbuh hingga berbunga, dan tiga varietas lainnya mampu berbuah dengan
rata-rata jumlah buah berturut-turut yaitu 18, 16, dan 15 buah per tanaman serta
mampu menghasilkan biji dengan baik, meskipun karakter yang ditampilkan
belum maksimal.
2. Terdapat persamaan dan perbedaan antara data yang diperoleh dengan
deskripsi daerah asal. Perbedaan karakter terdapat pada umur panen, tinggi
tanaman, jumlah lokus, dan ukuran buah.
3. Varietas Zambrud merupakan varietas yang memiliki keunggulan pada
karakter generatif karena memiliki umur berbunga pertama berbunga 30 HSPT,
dan umur panen yang lebih cepat yaitu 70 HSPT serta jumlah buah panen per
tanaman yaitu 18 buah/tanaman, sedangkan varietas Marglobe memiliki
keunggulan pada karakter generatif berupa ukuran buah sedang, lingkar buah
terbesar mencapai 20 cm dan bobot buah terbesar mencapai 200 gram.
51
5.2 Saran
Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap asumsi yang telah diutarakan,
berupa pengaruh iklim seperti musim hujan dan panjang hari yang mempengaruhi
karakter yang ditampilkan oleh masing-masing varietas, serta kajian lebih lanjut
terhadap ketahanan masing-masing varietas terhadap serangan HPT.
DAFTAR PUSTAKA
Adams, S. R., K. E. Cockshull dan C. R. J. Cave.2001. Effect of Temperature onthe growth and Development of tomato fruits. Horticultura ResearchInternasional. Wellesbourne. Annals of Botany. 88:896-877.
Balitbangtan. 2015. Tomat Varietas Zambrud. Hasil Riset [7 November 2015].
Bauchet, G dan M. Cause. 2012. Genetic Diversity in Tomato (Solanumlycopersicon) and Its Wild Relatives, Genetic Diversity in Plants, MahmutCaliskan (Ed.), Hal:133-162.
Bhowmik, D., K.P. S.Kumar, S. Paswan dan S. Srivastava. 2012. Tomato-ANatural Medicine and Its Health Benefits. Journal of Pharmacognosy andPhytochemistry. 1(1):33-43.
Bonnie Plant. 2015. Celebrity Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015].
Bonnie Plant. 2015. Marglobe Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015].
Bonnie Plant. 2015. Martino’s Roma’s Roma Heirloom Tomato. Vegetables[7 November 2015].
Bonnie Plant. 2015. Ponderosa Red Beefsteak HeirloomTtomato. Vegetables[7 November 2015].
Bonnie Plant. 2015. Better Boy Heirloom Tomato. Vegetables [7 November 2015]
BPS. 2014. Produksi Tomat Menurut Provinsi, 2010-2014. Badan Pusat Statistikdan Direktorat Jenderal Hortikultura.
Browning, S.J., L. Hodges dan D.T. Lingdren. 2008. Selecting Tomatoes for theHome Garden. Institute Agriculture and Natural Resource. University ofNebaska.
Carsono, N. 2008. Peran Pemuliaan Tanaman dalam Meningkatkan ProduksiPertanian di Indonesia. Seminar on Agricultural Sciences. Tokyo.
53
Cortlett, R. T. 2013. Where are the Subtropics?. Chinese Academy of Science.China. Biotropica 0 (0):1-3.
Dorais. M, A. Yelle, dan A.Gosselin. 1996. Influenced of extended photoperiod onphotosynthate partitioning and exsport in tomato and pepper plants.Laval University. Journal of Crop and Horticultural Science.24: 29-37.
Everhat, E., C. Haynes dan R. Jauron. 2005. Tomatoes. Iowa State University: University Extention.
FAO. 2010. Plant genetic ressource for food and agriculture. Rome. Food andAgriculture Organisation of the United Nations.
Galvin, J.F.P. 2007. The weather and climates of the tropics, part 1 Setting thescene. Weather. 62 : 245-251.
IPGRI. Descriptor for Tomato. International Plant Genetic Resources Institute.46 hal.
Kusandryani,Y., Luthfy dan Gunawan. 2005. Karakterisasi dan deskripsi plasmanutfah tomat. Buletin Plasma Nutfah 11 (2) :55-59.
Maskar dan S. Gafur. 2006. Budidaya Tomat. Departemen Pertanian. BalaiPengkajian Teknologi Pertanian. Sulawesi Utara.
Nurtika, N. dan Z. Abidin. 1997. Budidaya tanaman tomat. Balai PenelitianTanaman Sayuran. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura.Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. hal:62-80.
Sudarka,W., S.M. Sarwadana, I.G. Wijana dan N.W. Pradnyawati. 2009.Pemuliaan Tanaman. Fakultas Pertanian: universitas Udayana.
Sudarka, W. 2009. Penggunaan Metode Statistika dalam Pemuliaan Tanaman.Fakultas Pertanian: Universitas Udayana.
Suryadi, Luthfy, Y. Kusandriyani dan Gunawan. 2004. Karakterisasi KoleksiPlasma Nutfah Tomat Lokal dan Introduksi. Buletin Plasma Nutfah,10 (2):72-7.
Syukur, M., E. Saputra, dan R. Hermanto. 2015. Bertanam Tomat di MusimHujan. Penebar Swadaya. Jakarta.