ifas efas dan arahan pengembagan.docx

10
Kriteria Bobot Ratin g Bobot x Rating Kekuatan / Strength : 1. Proses Pembibitan dan Perawatan 2. Ketersediaan bibit 3. Sistem Pengairan 4. Kesesuaian Lahan 5. Pemanfaatan Ubi Kayu 0.10 0.10 0.05 0.05 0.1 3 3 2 3 3 0.15 0.30 0.10 0.15 0.6 TOTAL 0.5 14 1.40 Kelemahan / Weakness : 1. Ketersediaan Pupuk 2. Keterampilan Petani 3. Kelembagaan Kelompok tani 4. Kerjasama dengan Swasta dan Pemerintahan 5. Kurangnya sarana pertanian pengolahan ubi kayu 0.2 0.15 0.05 0.1 0.1 2 3 2 2 3 0.4 0.45 0.1 0.1 0.3 TOTAL 0.5 13 1.15 Koordinat X 1.40-1.65= -0.15 Kriteria Bobot Ratin g Bobot x Rating Peluang/Opputunity 1. Jumlah Industri pendukung pertanian 2. Kelembagaan pertanian 3. Peluang Pasar 4. Peluang pasar baru 0.2 0.10 0.10 0.2 3 2 3 3 0.6 0.2 0.3 0.6 TOTAL 0.5 11 1.7 Ancaman/Threat: 1. Aksesibilitas dalam proses pemasaran 2. Harga Ubi Kayu 3. Sarana penunjang pertanian 4. Penyuluhan Pengolahan Ubi Kayu 0.05 0.15 0.10 0.20 3 3 2 3 0.15 0.45 0.1 0.6 TOTAL 0.5 11 1.20 Koordinat Y 1.7-1.2=0.5

Upload: made-wahyu

Post on 17-Sep-2015

220 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

KriteriaBobotRatingBobot x Rating

Kekuatan / Strength :1. Proses Pembibitan dan Perawatan2. Ketersediaan bibit3. Sistem Pengairan4. Kesesuaian Lahan 5. Pemanfaatan Ubi Kayu0.100.100.050.050.1332330.150.300.100.150.6

TOTAL0.5141.40

Kelemahan / Weakness :1. Ketersediaan Pupuk2. Keterampilan Petani3. Kelembagaan Kelompok tani4. Kerjasama dengan Swasta dan Pemerintahan5. Kurangnya sarana pertanian pengolahan ubi kayu

0.20.150.050.10.12322

3

0.40.450.10.1

0.3

TOTAL0.5131.15

Koordinat X1.40-1.65= -0.15

KriteriaBobotRatingBobot x Rating

Peluang/Opputunity1. Jumlah Industri pendukung pertanian2. Kelembagaan pertanian3. Peluang Pasar4. Peluang pasar baru

0.20.100.100.23233

0.60.20.30.6

TOTAL0.5111.7

Ancaman/Threat:1. Aksesibilitas dalam proses pemasaran2. Harga Ubi Kayu3. Sarana penunjang pertanian4. Penyuluhan Pengolahan Ubi Kayu0.050.150.100.2033230.150.450.10.6

TOTAL0.5111.20

Koordinat Y1.7-1.2=0.5

VariabelKriteriaRatingFaktor

Proses pembibitan1. Proses pembibitan ubi kayu mudah 1. Proses pembibitan ubi kayu cukup mudah dilakukan oleh petani1. Proses pembibitan ubit kayu sangat mudah3Strenght

Ketersediaan Bibit1. Bibit sulit diperoleh dan ketersediaan sangat rendah.1. Bibit cukup mudah diperoleh dan ketersediaan cukup1. Bibit sangat mudah diperoleh dan ketersediaan tinggi3

Sistem pengairan1. Tanaman ubi kayu sangat membutuhkan sistem pengairan khusus 1. Tanaman ubi kayu hanya membutuhkan sedikit sistem pengairan1. Tanaman ubi kayu tahan dengan suhu panas dan tidak membutuhkan sistem pengairan yang khusus2

Kesesuaian lahan1. Kondisi lahan di Kabupaten Lampung Tengah tidak sesuai untuk ditanami ubi kayu1. Kondisi lahan di Keabupaten Lampung Tengah cukup sesuai untuk ditanami ubi kayu1. Kondisi lahan di Kabupaten Lampung Tengah sangat sesuai untuk ditanami ubi kayu3

Pemanfaatan Ubi Kayu 0. Tumbuhan ubi kayu yang dapat dimanfaatkan hanya satu bagian0. Beberapa bagian tumbuhan ubi kayu dapat dimanfaatkan.0. Seluruh bagian tumbuhan ubi kayu dapat dimanfaatkan3

Ketersediaan Pupuk1. Kuantitas petani nanas yang sangat banyak1. Kuantitas petani nanas yang kurang banyak1. Kuantitas petani nanas yang sangat kurangWeakness

Keterampilan petani1. Banyaknya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengolah dan mengembangkan komoditas ubi kayu1. Kurangnya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengolah dan mengembangkan komoditas ubi kayu1. Tidak adanya pengetahuan dan keterampilan petani dalam mengolah dan mengembangkan komoditas ubi kayu2

Kelembagaan Kelompok Tani1. Adanya kelembagaan berupa kelompok namun tidak berjalan.1. Adanya kelembagaan berupa kelompok tani dengan kerjasama yang kurang1. Adanya kelembagaan berupa kelompok tani dengan kerjasama yang baik2

Jenis Pengolahan 1. Jenis pengolahan ubi kayu hanya satu macam.1. Jenis Pengolahan ubi kayu beraneka ragam namun berkembang hanya pada salah satu macam1. Jenis pengolahan ubi kayu beragam dan berkembang.2

Jumlah Sektor Industri pendukung pertanian1. Tidak ada industri pengolahan hasil pertanian ubi kayu1. Terdapat industri pengolahan ubi kayu namun bukan merupakan industri 1. Industri pengolahan ubi kayu 3Opportunities

Kerjasama swasta dan pemerintah1. Tidak ada kerjasama swsta dan pemerintah1. Kerjasama swasta dan pemerintah rendah1. Kerjasama swasta dan pemerintah sangat baik2

Peluang pasar 1. Peluang pasar yang sangat rendah1. Peluang pasa rendah1. Peluang pasar yang tinggi3

Aksesibilitas dalam proses pemasaran1. Kondisi jaringan jalan dan lampu penerangan yang sangat baik dan sangat menunjang aksesibilitas dalam proses pemasaran1. Kondisi jaringan jalan yang rusak dan lampu penerangan yang cukup buruk dapat menghambat aksesibilitas dalam proses pemasaran1. Kondisi jaringan jalan yang sangat rusak dan lampu penerangan yang sangat buruk sangat menghambat aksesibilitas dalam proses pemasaran3Threats

Harga Ubi Kayu0. Harga ubi kayu meningkat dan ditentukan pasar0. Harga ubi kayu tidak flutuatif dan cenderung konstan0. Harga ubi kayu fluktuatif dan ditentukan oleh pabrik pengolahan ubi kayu.3

Sarana penunjang pertanian1. Lengkapnya sarana penunjang pertanian ubi kayu1. Kurangnya sarana penunjang pertanian ubi kayu1. Belum adanya sarana penunjang pertanian ubi kayu2

Konsep Pengembangan Agrobisnis Komoditas Ubi KayuPengembangan agrobisnis ubi kayu terdiri pengembangan sistem input, sub system ob farm, pengembangan subsistem hilir dan sub system output. Berdasasrkan hasil analisis IPA dan IFAS_EFAS maka strategi pengembangan sebagai berikutA. Pengembangan Subsistem Hulu Meningkatkan varietas melalui pengembangan bibit ubi kayu dengan kerja sama UPT BPPT. Varietas bibit yang dikembangkan adalah bibit yang mengandung patin tinggi sebagai bahan baku industry kimia serta bibit ubi kayu sebagai bahan baku pangan sebagai penyuplai bahan baku industry makanan skala rumah tangga. Pemberdayaan Kelompok Tani Ubi Kayu dalam mengembangkan pupuk organik mandiri sebagai langkah untuk mengatasi kelangkaan pupuk kimia. B. Pengembangan Subsistem On Farm Peningkatan kerjasama petani dan pemerintah serta pihak industri dalam penyediaan teknologi tanam dan panen untuk meningkatkan kuantitas ubi kayu bahan baku etanol. Selain kuantitas dengan pengembangan teknologi diharapkan dapat mengunrangi biaya produksi petani. Perbaikan sistem pembibitan pada teknologi stek dan penyemaian Pelatihan dan penyuluhan teknis mengenai penggunaan pupuk organic dari kotoran sapid dan limbah pertanian lainya. Manajemen irigasi melalui pengelolaan pintu air untuk menjaga ketersediaan air dalam proses pembibitan dan penyemaian.C. Pengembangan Sub Sistem Hilir Pengembangan industri rumah tangga kimia, maupaun makanan dalam pemanfaatan bagian tumbuhan daun dan batang ubi kayu. Optimalisasi pemanfaatan Sub terminal sebagai sentral pengolahan Ubi Kayu di Kecamatan Terbanggi Besar. Optimalisasi dilakukan dengan 2. Perbaikan sarana dan prasarana pendukung sub terminal2. Pemebentukan kelembagaan masyarakat dalam pengelolaan sub terminal2. Sarana promosi dan pusat informasi pengembangan agribisnisD. Pengembangan Prasarana Penunjangagropolitan dengan komoditas utamanya berupa ubi kayu diantaranya berupa penambahan kuantitas serta kualitas sarana penunjang. Adapun upaya penambahan kualitas dan kuantitas subsistem penunjang pada kawasan perencanaan adalah sebagai berikut:1. Kelembagaan pertanianKelembagaan di bidang pertanian yang sudah ada saat ini adalah Kelompok Tani yang jumlahnya cukup banyak dan tersebar di seluruh wilayah kabupaten lampung Tengah serta dengan pengarahan penyuluh pertanian lapangan.. Hanya saja kedua lembaga tersebut selama ini belum berfungsi secara optimal. Sehingga petani terkesan bekerja sendiri dengan keterbatasan kemampuan yang dimiliki tanpa adanya pendampingan dari pihak kelembagaan baik yang swasta maupun pemerintah. Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk menunjang kegiatan pertanian di masa mendatang, yaitu :a. Penambahan tenaga penyuluh pertanian lapangan (PPL)b. Sosialisasi program & menjelaskan keuntungan adanya organisasi petani serta mendorong optimalisasi lembaga pemerintahan yang bergerak di sector pertanian, terutama untuk membantu petani dalam hal permodalan.c. Arahan program kegiatan organisasi pertanian lebih mengarah pada praktek lapangan (penerapan langsung), sehingga petani bisa langsung melihat dan mempermudah penerimaan materi dan bisa mencapai sasaran kegiatan.d. Pemberian penyuluhan khususnya dalam peningkatan diversifikasi produk hasil olahan untuk tiap komoditas seperti nanas guna meningkatkan nilai jual. Sebaiknya kegiatan diversifikasi ini dilakukan tidak hanya oleh pemerintah daerah, tapi juga oleh pihak swasta (pengusaha). Sehingga nantinya ada keterpaduan konsep antara produksi dan perdagangan yang dapat memberikan keuntungan bagi para petani.e. Perbaikan kualitas jalan Lintas Selatan dalam meningkatkan akses petani menuju sub terminal di Kcamtan Terbanggi Besar dan mengembangkar ubi kayu hingga luar kabupaten ataupun provinsi.