ilmu tanaman pakan.docx

23
Ilmu Tanaman Pakan Spesies tanaman pakan ada empat macam yaitu graminae, legume, ramban dan limbah. Kelompok graminae atau rumput sebangsa padi digolongkan ke dalam dua golongan yaitu rumput alam dan rumput potong atau budidaya. Rumput alam atau yang biasa disebut rumput ladang adalah rumput yang tumbuh secara liar di tanah-tanah terbuka, jenis rumput yang tumbuh bersifat heterogen, misal rumput teki dan rumput pahit. Rumput alam merupakan salah satu hijauan pakan yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia kecil. Namun ketersediaan dan kandungan nutrisinya sangat dipengaruhi iklim dan jenis tanah, dimana produksinya berlimpah dengan kualitas baik yaitu 7-8% protein kasar pada musim hujan, kemudiaan akan turun drastis menjadi sangat rendah hingga 2-3% pada musim kemarau (Lay, 2009). Kelompok ramban adalah tanaman yang didapat dari tanaman yang sengaja bukan untuk diambil daunnya sebagai pakan ternak tetapi bagian lain. Hijauan yang termasuk ke dalam jenis ini yaitu daun nangka, daun dadap, dan gamal. Biasanya ramban merupakan sumber karbohidrat serta memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (Rahardjo, 2002). Kelompok bahan pakan leguminosa terdiri dari legum menjalar dan protein, Ca dan P yang lebih tinggi dari graminae dan biasanya dijadikan sumber protein. Namun dalam sebagian legum terdapat anti nutrisi yang dapat membahayakn ternak. Lamtoro mengandung anti nutrisi mimosia yang dapat menghambat

Upload: gunawan

Post on 29-Jan-2016

57 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Ilmu Tanaman Pakan.docx

Ilmu Tanaman PakanSpesies tanaman pakan ada empat macam yaitu graminae, legume, ramban dan limbah.

Kelompok graminae atau rumput sebangsa padi digolongkan ke dalam dua golongan yaitu

rumput alam dan rumput potong atau budidaya. Rumput alam atau yang biasa disebut rumput

ladang adalah rumput yang tumbuh secara liar di tanah-tanah terbuka, jenis rumput yang

tumbuh bersifat heterogen, misal rumput teki dan rumput pahit. Rumput alam merupakan

salah satu hijauan pakan yang banyak digunakan sebagai pakan ternak ruminansia kecil.

Namun ketersediaan dan kandungan nutrisinya sangat dipengaruhi iklim dan jenis tanah,

dimana produksinya berlimpah dengan kualitas baik yaitu 7-8% protein kasar pada musim

hujan, kemudiaan akan turun drastis menjadi sangat rendah hingga 2-3% pada musim

kemarau (Lay, 2009).

Kelompok ramban adalah tanaman yang didapat dari tanaman yang sengaja bukan

untuk diambil daunnya sebagai pakan ternak tetapi bagian lain. Hijauan yang termasuk ke

dalam jenis ini yaitu daun nangka, daun dadap, dan gamal. Biasanya ramban merupakan

sumber karbohidrat serta memiliki kandungan protein yang cukup tinggi (Rahardjo, 2002).

Kelompok bahan pakan leguminosa terdiri dari legum menjalar dan protein, Ca dan P

yang lebih tinggi dari graminae dan biasanya dijadikan sumber protein. Namun dalam

sebagian legum terdapat anti nutrisi yang dapat membahayakn ternak. Lamtoro mengandung

anti nutrisi mimosia yang dapat menghambat pertumbuhan dan merontokkan bulu. Upaya

untuk mengandungi kandungan anti nutrisi yaitu melakukan pelayuan terlebih dahulu

sebelum diberikan kepada ternak (Rahardjo, 2002). Limbah adalah sisa dari hasil produksi

pertanian yang telah diproses. Serta memiliki kandungan gizi untuk pakaan ternak.

 

PEMBAHASAN

 

A.  Rumput (graminae)

Sifat Ideal Rumput Sebagai Pakan Hijauan adalah cepat membentuk rumpun atau

tillage (hamparan penutup tanah), dapat menekan erosi tanah. Tunas tumbuh dekat

Page 2: Ilmu Tanaman Pakan.docx

permukaan tanah, sehingga tahan senggutan. Dapat beradaptasi dengan kondisi tanah dan

lingkungan iklim yang luas. Akar serabut yang cepat menutup permukaan tanah. Tidak

bersaing dengan pakan hewan monogastrik.

Taxonomi Rumput (Grass Anatomy):

Divisio             : Spermatophyta

Sub-Divisio     : Angiospermae

Class                : Monocotyledonae

Family             : Gramineae

Genus              : Pennisetum, Panicum, Paspalum, Brachiaria, dsb.

Spesies            : Pennisetum purpureum, Panicum maximum, Paspalum dilatatum,

  Brachiaria brizantha, dsb.

Anatomi Rumput adalah akar (root); batang (culm, stem) yang terdiri dari buku (node), ruas

(inter node), daun (leaf) terdiri dari pelepah (leaf sheath), lembar daun (leaf blade); bunga

(flower); dan biji (seed).

Biji Rumput: Ditutupi oleh 2 lembar kulit biji: lemma, dan palea. Biji terdiri dari tiga

komponen utama:

1. aleurone layer: membran aleurone,

2. endosperm: berisi sumber energi untuk pertumbuhan embryo, dan

3. embryo: terdiri dari radicle (root precursor) dan plumule (bakal tunas: shoot precursor).

Daun Rumput (Grass Leaf) terdiri dari pelepah daun (leaf sheath), leher daun (leaf collar)

dan lembar daun (leaf blade). Batang (culm, stem) tediri dari buku (node), ruas (inter node)

dan bunga rumput (grass inflorescence)

 

Bagian terkecil sistim pembungaan (satu unit bunga pembentuk satu bakal biji)

disebut floret. Floret terdiri dari tiga filament dan anthera (benang sari dan kotak sari), dua

Page 3: Ilmu Tanaman Pakan.docx

stigma (kepala putik), satu  ovary (putik), lemma & palea.   Beberapa floret tersusun dalam

satu satuan yang disebut spikelet, disatukan dalam gluma. Beberapa spikelet membentuk satu

satuan yang disebut inflorescence. Ada dua bentuk utama Inflorescence yaitu Spike adalah

floret tumbuh atau menempel langsung di axis atau rachis (tangkai bunga). Panicle (panikel)

adalah beberapa floret (spikelet) membentuk percabangan sebelum melekat di rachis. Dari

bentuk panicle ini terdapat modivikasi menjadi beberapa bentuk morphologi sistim

percabangan bunga yang berbeda-beda (raceme, digitate, sub-digitate, open panicle, dsb).

o Perakaran (Root system)

Rumput pada umumnya berakar serabut, yang terdiri dari akar utama (primary root),

akar cabang (secondary root), akar rambut (hair root).

o Morphologi Pertumbuhan Rumput

Ada tiga bentuk utama pertumbuhan rumput yaitu tegak (vertical growth) biasanya

membetuk rumpun (bunches). Contoh: rumput gajah, rumput raja, rumput benggala. Semi

tegak (semi vertical growth). Contoh: rumput setaria, rumput alang-alang. Berumpun dan

merayap (creeping growth). Contoh: rumput Brachiaria, ruzi, buffel, dll. Ada dua macam

yaitu Stoloniferous dan Rhizomatous Stolon adalah batang rumput yang pertumbuhannya

merayap di atas permukaan tanah, pada tiap buku tumbuh akar dan tunas. Rhizoma adalah

batang rumput yang pertumbuhannya merayap di bawah permukaan tanah, pada tiap buku

tumbuh akar dan tunas.

Beberapa Spesies Rumput yaitu rumput potongan, dgn karakteristik tumbuh tinggi,

vertikal, berumpun (bunched). Anakan (tiller) 40 sampai ratusan /rumpun. Responsif

terhadap pemupukan. Produksi segar/ha/th: 250-1000 ton. Prod. bahan kering (BK): 50-200

ton/ha/th. Beberapa contoh rumput potongan: Rumput Gajah, Rumput Raja, Rumput

Benggala, Rumput Mexico, Rumput Setaria. 

Pengenalan Rumput Menurut Aak (1983):

      Rumput Potongan

1)   Rumput Gajah (Pennisetum purpureum) 

Berasal dari daerah Afrika Tropik, bahan penanaman  adalah stek dan pols Adaptasi

jenis rumput ini adalah tanah yang digunakan sangat luas, yakni mulai dari struktur ringan,

Page 4: Ilmu Tanaman Pakan.docx

sedang sampai berat; dan tanaman ini agak toleran terhadap tanah asam dan alkalis, serta bisa

tumbu baik pada tanah yang asin. Ketinggian 03.000 m, dataran rendah sampai dataran

tinggi. Curah hujan cukup, sekitar 1.000 mm/tahun atau lebih.

Rumput ini berumur panjang, tumbuh vertikal membentuk rumpun, daun lebat, dan bisa

mencapai tinggi 2-2,5 m. Produksi rata-rata sekitar 250 ton/Ha/tahun. Rumput ini baik

sebagai bahan silage, dan sebagai rumput potongan ataupun gembala, asal pertumbuhannya

bisa dipertahankan pendek-pendek. Tanaman ini pertumbuhannya sangat cepat, dan waktu

masih muda nilai gizinya cukup tinggi. Itulah sebabnya maka dianjurkan untuk melakukan

pemotongan pada saat tanaman itu masih muda  (menjelang berbunga). Karena tanaman ini

mengambil zat makanan dari dalam tanah begitu cepat, maka tanah harus selalu sering

dipupuk.

2)   Rumput Benggala (Pannicum maximum) 

Berasal dari Afrika Tropik dan sub-Tropik, bahan penanaman adalah pols dan biji.

Dapat hidup pada jenis tanah mulai dari struktur ringan, sedang sampai berat, tetapi lebih

disukai tanah sedang yang subur. Ketinggian sesuai pada dataran rendah ataupun dataran

tinggi (0- 1.200 m). Curah hujan 1.000- 2.000 mm/tahun. Dengan demikian rumput ini akan

lebih sesuai apabila ditanama di daerah yang banyak curah hujannya. Namun demikian

tanaman ini tak tahan genangan air.

Pannicum maximum termasuk tanaman rumput berumur panjang (tahunan). Tanaman

tersebut tumbuh tegak, kuat, batang seperti padi, mencapai tinggi 2- 2,5 m, warna daunnya

hijau tua, bentuknya ramping, bagian tepi kasar tetapi lunak dan dengan lidah daun yang

kuat. Rumput ini membentuk rumpun yang jumlahnya bisa mencapai ratusan batang, karena

mudah membentuk anakan, dan memiliki akar serabut yang dalam, sehingga rumput ini lebih

tahan kekeringan. Rumput benggala digemari oleh semua ternak, lebih-lebih sapi. Rumput ini

merupakan bahan hijauan yang baik untuk dikeringkan sebagai hay ataupun bahan silage; di

samping itu juga bisa dijadikan rumput gembalaan. Produksi rata-rata per tahun bisa

mencapai 150 ton/Ha. Beberapa varietas adalah Gatton Hamil, Trichoglume.

3)   Rumput Mexico (Euchlaena mexicana)

Berasal dari Mexico (Amerika Tengah), bahan penanaman adalah pols atau stek. Dapat

hidup pada jenis tanah struktur tanah sedang atau berat, tetapi lebih disukai tanah sedang

Page 5: Ilmu Tanaman Pakan.docx

yang subur. Ketinggian 0-1.200 m (dataran rendah sampai dataran tingggi). Curah hujan

2.000 mm/tahun.

Tanaman ini termasuk berumur pendek (annual), tumbuh tegak mencapai tingggi 2,5 m

daun lebar panjang, mirip tanaman jagung. Produksi rata-rata per tahun 70- 90 ton/Ha.

Rumput ini umumnya diperkembangkan sebagai rumput potongan. Pertumbuhannya kembali

agak lambat, tetapi bila di daerah panas yang basah lebih cocok.

4)   Setaria sphacelata 

Berasal dari Afrika Tropik, bahan penanaman  adalah pols. Adaptasi adalah pada jenis

tanah struktur tanah ringan, sedang sampai berat. Ketinggian 200-3.000 m. Di daerah dataran

rendah, rumput ini bisa tumbuh baik pula, jika mendapatkan curah hujan yang cukup, lebih

dari 1.000 mm/tahun. Curah hujan sekitar 600 mm/tahun atau lebih.

Tanaman ini berumur panjang, tumbuh tegak mencapai tinggi 2 m dan membentuk

rumpun. Bila kondisi baik satu rumpun bisa mencapai ratusan batang. Pertumbuhan kembali

sehabis dilakukan pemotongan seperti halnya rumput Australia, sangat cepat. Rumput ini

merupakan rumput potong atau gembala di dataran tinggi, termasuk tanaman yang tahan

kering dan teduh, serta genangan air, tetapi yang lebih disukai ialah tanah yang lembab dan

subur.

5)   Panicum coloratum 

Berasal dari Afrika Timur, bahan penanaman adalah pols. Adaptasi adalah pada jenis

tanah dengan struktur tanah berat serta drainase yang baik. Curah hujan 500 ─ 900

mm/tahun. Termasuk tanaman berumur panjang, tumbuh tegak dan membentuk rumpun,

tetapi rumpunnya tak bisa selebat Setaria spachelata atau Panicum maximum. Daun berwarna

biru hijau dan tulang tengah daun berwarna putih nyata, lidah daun pendek. Rumput ini

palatable (enak) dan baik sebagai bahan hay ataupun silage, dan penggembalaan.

6)   Rumput Sudan (Sudan Grass)

Berasal dari Sudan, bahan penanaman  adalah pols dan biji. Dapat hidup pada jenis

tanah ringan, sedang sampai berat, serta tidak terlalu basah. Ketinggian 0-900 mm/tahun. 

Rumput ini berumur panjang, tumbuh tegak mencapai tingi 2,5-3 m, membentuk

rumpun dan tahan kering. Rumput ini daunnya lebat dan kuat, berwarna hijau tua, halus tetapi

Page 6: Ilmu Tanaman Pakan.docx

bagian tepinya kasar, tulang tengah daun berwarna putih yang jelas. Rumput ini selain sebgai

rumput potong, dan sebagai bahan silage, baik juga dipergunakan sebagai hay karena

batangnya kecil sedang daunnya lebar. Jika dipergunakan sebagai rumput gembala, rumput

ini harus dipertahankan tumbuh pendek, yakni sekitar 40-60 cm.

 

      Rumput Gembala

1)   Brachiaria brizantha 

Berasal dari Afrika, bahan penanaman  adalah pols. Dapat hidup pada jenis tanah

dengan struktur tanah ringan, sedang sampai berat. Ketinggian 0-1.200 m (dataran rendah

sampai dataran tinggi). Curah hujan lebih dari 1.500 mm/tahun. Rumput ini termasuk

berumur panjang. Pertumbuhannya membentuk hamparan vertikal dan horisontal, yang bisa

mencapai tinggi 60-150 cm. Batang dan daunnya kaku serta kasar. Rumput ini merupakan

rumput gembala berat dan sebagai bahan hay yang baik, karena batangnya kecil, sehingga

dengan sangat mudah menjadi kering. Sebagai rumput potongan, produksinya bisa mencapai

70 ton/tahun/Ha. Keistimewaan rumput ini ialah taha injak dan renggut, serta tahan

kekeringan dan responsif terhadap pemupukan nitrogen, cepat atau mudah menutup tanah.

Tetapi rumput ini tak tahan terhadap genangan air.

2)   Rumput Ruzi, Rumput Kongo (Brachiaria ruziziensis) 

Berasal dari Kongo, dan Kenya (Afrika Tropis), bahan penanaman     adalah pols dan

stek (tetapi agak sulit atau lama tumbuh). Dapat tumbuh baik pada hampir setiap jenis tanah,

asalkan drainase sempurna. Ketinggian 0-1.000 m atau lebih. Curah hujan sekitar 1.000

mm/tahun. Sebagai rumput gembala, cocok untuk gembala ringan (domba dan kambing)

sebab rumput ini kurang tahan injak dan renggut. Rumput ini berumur panjang, tumbuh

vertikal dan horizontal, membentuk hamparan dan mencapai tinggi 60-120 cm. Bagian

batang yang menjalar bersinggungan dengan tanah (stolon), pada setiap buku stolonnya bisa

tumbuh akar, bila kondisi memungkinkan. Maka rumput ini biasanya dapat membentuk

hamparan yang lebih lebat. Perakarannya luas, tetapi dangkal, sehingga kurang tahan injak

dan renggutan. Batang berwarna merah tua keunguan dan beruas pendek, sedang keadaan

daunnya lebar dan berbulu halus, tanaman ini juga responsif terhadap pemupukan nitrogen.

3)   Kolonjono (Brachiaria mutica, Panicum muticum)

Page 7: Ilmu Tanaman Pakan.docx

Berasal dari daerah Afrika tropik, bahan penanaman   adalah pols, stolon, panjang 20-

30 cm dan minimal mengandung 3-4 buku, ditanam miring (450), dua buku masuk ke dalam

tanah. Dapat hidup pada struktur tanah sedang atau berat. Ketinggian 0-1.000 m. Curah hujan

lebih dari 1.000 mm/tahun. Rumput ini berumur panjang, tumbuh tegak sampai 60-90 cm dan

tumbuh menjalar. Panjang batang bisa mencapai 4,5 m. Setiap buku pada stolon tumbuh akar

dan tangkai daun. Baik pada batang maupun daun banyak terdapat bulu. Rumput ini tahan

genangan air sebab memang rumput rawa, tahan terhadap tanah asam, atau netral, tetapi tak

tahan tanah asin. Sebagai rumput potongan produksi rata-rata pertahun 80 ton/Ha. Sebagai

rumput gembala, rumput ini agak kurang ideal.

4)   Rumput Australia (Paspalum dilatatum)

Berasal dari Argentina (Amerika Selatan), masuk ke benua Australia pada tahun 1870

dan akhirnya meluas menjadi rumput benua Australia. Bahan penanaman adalah pols. Dapat

tumbuh pada struktur tanah sedang sampai berat. Tetapi yang paling baik adalah pada tanah

berat yang basah dan subur. Ketinggian 0-2.000 m (dataran rendah sampai pegunungan).

Curah hujan tak kurang 900-1.200 mm/tahun.

Termasuk rumput berumur panjang, tumbuh tegak yang bisa mencapai tinggi 60-150

cm, berdaun rimbun yang berwarna hijau tua. Tanaman ini toleran terhadap kekeringan

karena sistem perakarannya luas dan dalam serta tahan genangan air. Rumput ini merupakan

rumput gembala yang baik, sebab tahan injak dan renggut serta merupakan rumput yang

palatable (enak) dan banyak nilai gizinya. Sebagai rumput potong, rata-rata produksinya bisa

mencapai 50-70 ton per tahun/Ha. Sehabis dilakukan pemotongan, rumput ini

pertumbuhannya kembali sangat cepat. Sebagai rumput gembala ketinggian harus

dipertahankan sekitar 30 cm.

5)   Rumput Pangola (Digitaria decumbens) 

Berasal dari  Afrika Selatan, bahan penanaman adalah pols, stolon, panjang 20-30 cm,

mengandung 3-4 buku ditanam miring (450), dua buku masuk ke dalam tanah. Dapat tumbuh

pada struktur tanah mulai jenis sedang sampai berat yang basah (lembab). Ketinggian 200-

1.500 m. Curah hujan 750-.000 mm/tahun atau lebih. Rumput ini tumbuh merayap rendah

dan membentuk hamparan yang mencapai tinggi 60-120 cm. Rumput ini berdaun lebat dan

halus; pada setiap buku pada stolonnya bisa tumbuh akar dan tangkai. Tanaman ini baik

untuk pangonan karena cepat tumbuh, dan disukai ternak karena palatable. Rumput ini dapat

Page 8: Ilmu Tanaman Pakan.docx

tumbuh di tempat yang kering, ataupun pada genangan air. Produksi bisa mencapai 125

ton/tahun/Ha, dan merupakan bahan hay yang baik.

6)   Chloris gayana

Berasal dari Afrika Timur dan Selatan, bahan penanaman adalah pols dan stolon. Dapat

tumbuh pada sembarang tanah mulai dari struktur ringan, sedang, sampai berat. Tetapi yang

disukai adalah struktur sedang yang subur. Ketinggian 0-3.000 m. Curah hujan 762-1.270

mm/tahun.

Rumput berumur panjang, membentuk rumpun yang lebat, karena tanaman ini menjalar

dan berkembang dengan stolon. Pada stolon tumbuh akar dan tumbuh batang baru; tanaman

ini bisa mencapai ketinggian 60-150 cm. Rumput Chloris gayana ini tahan terhadap

penggembalaan berat dan palatable. Batang stolon bercabang-cabang lebat, sehingga dengan

cepat mudah menutup tanah. Rumput ini tahan kekeringan, tetapi tak tahan di tempat teduh

dan genangan air.

7)   African Star Grass (Cynodon plectostachyrus)

Berasal dari Afrika Timur, bahan penanaman adalah pols dan stolon. Dapat hidup pada

semua jenis tanah (ringan, sedang dan berat). Ketinggian yang cocok dalah dataran rendah.

Curah hujan adalah 500-800 mm/tahun.

Rumput ini tumbuh tegak dan menjalar; pada bagian atolonnya tumbuh rapat dengan

tanah dan pada buku stolonnya tumbuh akar yang kuat, sehingga rumput ini tahan injak dan

renggut. Tanaman ini sangat baik sebagai rumput gembalaan, dan bisa membentuk hamparan.

Rumput ini sangat bagus dipergunakan sebagai rumput penggembalaan dan bisa menahan

erosi di lereng-lereng.

 

B. LEGUMINOSE

1)   Centro (Centrosema pubescens) 

Berasal dari Amerika Selatan (tropik), bahan penanaman adalah biji. Dapat tumbuh

pada jenis tanah ringan dan sedang. Agak tahan terhadap tanah asam. Ketinggian bisa tumbuh

sampai pada ketinggian 0-1.000 m. Curah hujan 1300 mm/tahun. Temperatur sekitar 270 C,

dalam kondisi lembab.

Page 9: Ilmu Tanaman Pakan.docx

Termasuk tanaman leguminose berumur panjang (lebih dari satu tahun). Batang-

batangnya tumbuh menjalar, dn bagian ujungnya melilit. Sesudah berumur lebih dari 4 bulan

membentuk pertanaman yang menutup tanah. Bunganya berwarna ungu, besar, dan

polongnya panjang, berdaun 3 buah berbentuk oval pada setiap tangkai. Daun lebat, batang

tak berkayu. Centro tahan hidup di bawah naungan, dan tahan kekeringan. Demikian pula,

bahwa tanaman ini baik untuk dipergunakan sebagai penutup tanah dan pupuk hijau, karena

tumbuh cepat, agresif dan daunnya lebat. Tanaman ini juga bisa ditanam di tanah yang

kering, tanpa pupuk.

2)   Kacang Asu (Calopogonium mucunoides)

Berasal dari Amerika Selatan, bahan penanaman adalah biji. Dapat tumbuh pada

struktur tanah sedang sampai berat. Ketinggian 200-1000 m. Curah hujan 1270 mm/tahun.

Biasa hidup pada temperatur yang lebih panas, atau daerah tropis yang basah.

Tanaman ini berumur pendek, tumbuh menjalar dan memanjat, bisa mencapai 30-50

cm. Batang dan daun yang masih muda berbulu, berwarna coklat keemasan. Bentuk daun

bulat, setiap tangkai terdapat 3 buah daun. Bunganya kecil, berwarna ungu. Karena tanaman

ini banyak berbulu, maka kurang disukai hewan.

3)   Kacang Ruji, Kudzu (Pueraria phaseoloides = Pueraria javanica)

Berasal dari India Timur, yang kini telah tersebar luas di negara-negara tropik. bahan

penanaman dalah biji atau stek. Dapat tumbuh pada jenis tanah struktur ringan, sedang

sampai berat. Ketinggian 0-1000 m. Curah hujan 1270 mm/tahun. Temperatur sesuai di

daerah tropis yang lembab.

Pueraria termasuk tanaman jenis leguminose berumur panjang, yang berasal dari

daerah sub-tropis, tetapi bisa hidup di daerah tropik dengan kelembaban yang tinggi.

Tanaman ini tumbuh menjalar dan memanjat (membelit), bisa membentuk hamparan setinggi

60-75 cm. Pueraria memiliki sistem perakaran yang dalam (1-6 m), masuk ke dalam tanah

dan luas. Maka di musim kemarau ia masih bisa bertahan, hanya meranggas daunnya, tetapi

di musim penghujan daun-daun tersebut akan tumbuh menghijau kembali. Stolon tanaman ini

pada setiap buku dapat tumbuh akar dan cabang tanaman baru, sehingga sangat bagus sebagai

penahan erosi. Pueraria berdaun lebar, bulat, dan meruncing di bagian ujungnya, serta lebat.

Daun-daunnya yang masih muda tertutup bulu yang berwarna coklat, sedangkan bunganya

berwarna ungu kebiruan. Karena tanaman ini daun-daunnya sangat lebar dan lebat, maka

Page 10: Ilmu Tanaman Pakan.docx

sangat baik dipergunakan sebagai penutup tanah, di samping sebagai bahan makanan ternak

yang sangat disenangi oleh hewan. Tanaman ini tahan ditanam di tempat yang agak teduh.

4)   Lamtoro = Petai Cina (Leucaena leucocephala)

Berasal dari Amerika Tengah (Mexico) dan Amerika Selatan. Bahan penanaman adalah

biji. Dapat tumbuh pada jenis tanah sedang sampai berat. Ketinggian 700-1200 m. Curah

hujan sekitar 700-1650 mm/tahun, atau lebih. Temperatur 20-300 C. 

Tanaman ini berbentuk pohon yang bisa mencapai ketinggian 10 m, dan memiliki

sistem perakaran yang cukup dalam. Daunnya kecil-kecil, bentuknya lonjong, sedang

bunganya bertangkai, berkepala bulat bola yang warnanya putih kekuning-kuningan.

Tanaman ini toleran terhadap hujan, angin, kekeringan/sinar matahari, serta tanah-tanah yang

kurang subur asal drainase sempurna. Tanaman ini berguna sebagai makanan ternak,

mempertahankan kesuburan tanah dan erosi. Lamtoro sebagai makanan hijauan ternak,

jumlah zat-zat yang terkandung di dalamnya merupakan saingan bagi alfalfa. Sebab di

samping banyak kandungan gizi, lamtoro yang masih muda rasanya enak dan mudah dicerna.

Lamtoro sebagai makanan hijauan ataupun konsentrat (biji) hanya bisa diberikan pada

hewan ruminansia seperti sapi, kerbau, kambing dan domba, atau bisa diberika kepada

hewan-hewan monogastrik, tetapi dalam jumlah terbatas, mengingat bahwa tanaman ini

mengandung racun (toxic). Kandungan racun ini disebabkan adanya glucoside mimosin yang

terdapat baik pada daun maupun biji. Di dalam suatu percobaan pada ternak babi dengan

menggunakan tepung hijauan lamtoro dalam jumlah 15 % yang dicampur ke dalam ransum,

tak menimbulkan efek negatif (sakit). Tepung daun lamtoro tidak diberikan kepada hewan

yang sedang bunting. Sedang pada unggas bisa diberikan pula, asal jumlahnya tak melebihi

dari 5 %. Cara menurunkan kadar toxic adalah sebelum bahan dicampur dengan ransum

lainnya, bahan disimpan selama 1 minggu atau dikeringkan, ataupun dengan menambahkan

garam besi ke dalam ransum. Sedangkan yang berbentuk biji bisa direndam ke dalam air.

5)   Sylo (Stylosanthes guyanensis = Stylosanthes gracilis)

Berasal dari Amerika Tengah dan Selatan, bahan penanaman adalah biji atau stek. Dapat

tumbuh pada struktur tanah ringan, sedang sampai berat, dan tahan terhadap asam. Ketinggia

0- 1000 m. Curah hujan lebih dari 850 mm/tahun. Temperatur bisa hidup pada temperatur

yang tinggi.

Page 11: Ilmu Tanaman Pakan.docx

Stylosanthes termasuk tanaman berumur panjang (menahun), yang tumbuh tegak dan

semi tegak menyerupai semak, yang bisa mencapai ketinggian 100-150 cm. Tanaman ini

batangnya kasar, berbulu, serta rimbun, menutupi tanah. Tanaman ini setiap tangkai berdaun

tiga helai. Sedangkan sistem perakarannya luas masuk ke dalam tanah, sehingga tahan

terhadap kekeringan. Leguminose ini mudah beradaptasi, dapat tumbuh baik di daera kering

mupun basah. Di tanah yang miskin pun dapat tumbuh, tahan terhadap tanah asam, tetapi tak

tahan dengan naungan, produksi per tahun sekitar 6 ton.

6)   Townville Stylo (Stylosanthes humilis)

Berasal dari Amerika Selatan (tropik), bahan penanaman adalah biji. Dapat tumbuh

pada semua jenis tanah baik ringan, sedang atau berat. Tetapi lebih disukai pada jenis tanah

ringan. Ketinggian 500-1500 m. Curah hujan 635-1780 mm/tahun. Temperatur 15- 270 C.

Tergolong legium berumur pendek (annual), ia akan mati di musim kemarau dan biji-

bijinya akan tumbuh kembali di musim penghujan. Tanaman ini tumbuh pendek (± 70 cm),

tegak membentuk semak, batangnya bercabang-cabang dan berbulu putih, pada setiap buku

tumbuh semacam duri. Sedangkan daunnya, hanya kecil memanjang dan runcing. Setiap

tangkai terdapai 3 helai daun. Tanaman ini tahan terhadap penggembalaan berat, tahan

terhadap kekeringan dan genangan air. Keistimewaan tanaman ini ialah sangat disukai oleh

ternak sapi dan lain-lainya, cepat tumbuh dan cepat menutupi tanah, tetapi tidak tahan di

tempat yang teduh.

7)   Turi (Sesbania grandiflora)

Berasal dari Srilangka, bahan penanaman adalah biji. Beradaptasi pada ketinggian di

dataran rendah sampai dataran tinggi, di bawah 1200 m. Curah hujan 2000 mm/tahun. Sejenis

tanaman semak yang bisa mencapai 5-10 m, tumbuh cepat di daerah tropis yang lembab.

Maka tanaman ini di Indonesia banyak ditanam di pematang sawah. Tanaman ini bunganya

besar berwarna putih tapi ada pula yang merah atau ungu. Sedangkan bentuk buahnya

berbentuk polong yang panjang.

Hijauan turi dipergunakan sebagai makanan ternak sangat menguntungkan karena

merupakan sumber vitamin, yaitu pro vitamin A, vitamin B, C dan E; Sumber mineral,

terutama Ca dan P; Jika pemotongan teratur maka pertumbuhan kembali diperoleh daun yang

selalu fresh pada sepanjang musim. Dapat hidup di tempat-tempat yang agak teduh dan tanah

kapur, ataupun tanah tandus.

Page 12: Ilmu Tanaman Pakan.docx

 

C.  Produksi Tanaman Pakan

Produksi hijauan pakan (forage) adalah hasil pemanenan tanaman pakan yang dipanen

pada saat akhir pertumbuhan vegetatip (akhir pertumbuhan daun dan batang) sampai awal

pertumbuhan generatip (awal pertumbuhan bunga). Dapat dinyatakan dalam produksi segar

dan produksi bahan kering (BK)/ satuan luas lahan/ satuan waktu.

Faktor-faktor yang memengaruhi produksi takan adalah Tanah, iklim, manajemen dan

spesies. Iklim adalah ketinggian tempat, letak tempat di permukaan bumi, curah hujan.

Manajemen adalah pengolahan tanah, pemupukan, pemotongan (defoliasi).

Menurut Boediman (1992), pemanenan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu cara

grazing (penggembalaan) dan cara cut dan curry (pemotongan). Yang perlu diperhatikan

dalam pemotongan maupun penggembalaan adalah saat pemotongan atau penggembalaan,

tinggi pemotongan dan frekuensi pemotongan.

 

 

 

Pemotongan atau penggembalaan, terdapat 3 fase pertumbuhan yaitu fase pertumbuhan

I adalah produksi rendah, kualitas tinggi, pertumbuhan vegetatif masih lemah, pemotongan

atau penggembalaan berulang kali pada fase ini akan berakibat buru pada regrowth. Fase

pertumbuhan II adalah produksi tinggi, kualitas cukup baik, pertumbuhan vegetatif sudah

kuat, pemotongan pada fase ini tidak berpengaruh buruk pada regwoth. Fase pertumbuhan III

adalah produksi tinggi, kualitas menurun, masa persiapan pembentukan bunga dan biji,

pemotongan pada fase ini akan menghasilkan hijauan yang berkualitas rendah. Maka

pemotongan atau penggembalaan pada umumnya dilakukan pada fase II dimana produksi

atau nilai gizi cukup baik dan tidak akan mengganggu regrowth yaitu pada saat menjelang

berbunga.

Defoliasi adalah pengambilan atau pemotongan bagian tanaman yang berada diatas

permukaan tanah baik oleh pemanenan dengan alat atau perenggutan ternak. Interval defoliasi

Page 13: Ilmu Tanaman Pakan.docx

adalah jarak antara pemotongan yang satu dengan pemotongan berikutnya. Umumnya untuk

rumput-rumputan pada musim hujan interval pemotongannya 40 hari (6 minggu) dan bla 60

hari untuk menjaga pertumbuhan kembali, apabila interval terlalu pendek akan menyebabkan

tanaman menjadi jelek pertumbuhan kembalinya dan dapat menyebabkan kematian, karena

tanaman pemotongan tidak diberi kesempatan untuk tumbuh. Interval pemotongan terlalu

panjang menyebabkan penurunan gizi/kualitas hijauan makanan ternak karena tanaman telah

tua (melewati fase berbunga). Interval pemotongan untuk legum bervariasi antara 6-7 bulan.

Intensitas defoliasi adalah tinggi rendahnya pemotongan dari hijauan makanan ternak

diukur dari permukaan tanah. Umumnya untuk rumput-rumputan dan legum bukan pohon

intensitas pemotongan (disisakan) 15-20 cm dari permukaan tanah. Untuk menjaga

pertumbuhan tunas kembali, intensitas pemotongan jangan terlalu pendek dan jangan pula

terlalu panjng agar tanaman tidak berkayu, pada tanaman yang batangnya mudah berkayu

misalnya rumput raja. Interval dan intensitas pemotongan akan memengaruhi pertumbuhan

kembali hijauan makanan ternak yang bersangkutan.

Pertumbuhan kembali merupakan sifat fisiologis suatu tanaman makanan ternak untuk

menyembuhkan diri dan tumbuh kembali setelah mengalami defoliasi. Salah satu faktor yang

menentukan kondisi pertumbuhan kembali tanaman pakan ternak adalah tersedianya bahan

makanan cadangan yang berupa karbohidrat didalam akar atau rhizome dan tunggul yang

ditinggalkan setelah pemotongan.

 

D.  Menduga Produksi Pakan

Pada kenyataan di lapang, untuk menduga produksi kumulatip tahunan tanaman pakan

secara real, waktu yg dibutuhkan minimal adalah setahun. Pada daerah yang distribusi curah

hunannya merata sepanjang tahun, distribusi ketersediaan hijauan pakan juga merata

sepanjang tahun. Pada daerah yang bermusim lebih dari satu musim/tahun, produksi tanaman

pakan sangat tergantung musim. Untuk daerah bermusim hujan dan kemarau, produksi

kumulatip tahunan adalah jumlah dari produksimusim hujan + produksi musim kemarau:

Prod. Kumulatip (ton/ha/th) = Prod (musim hujan + musim kemarau).

Misal terdapat 7 bulan selama musim hujan dan 5 bulan selama musim kemarau. Pada

musim hujan, tanaman pakan dipanen setiap 40 hari sekali, dan pd musim kemarau, dipanen

Page 14: Ilmu Tanaman Pakan.docx

setiap 60 hari sekali. Selama musim hujan terdapat (7 x 30) hari/40 hari = 5, 25 kali panen,

dibulatkan = 5 x panen. Dari 5 kali panen musim hujan tersebut, misal produksi hijauan.

segar/panen masing-masing adalah: 60, 40, 70, 40, dan 30 ton/ha. Sehingga jumlah produksi

selama musim hujan = (60 + 40 + 70 + 40 + 30) ton/ha = 240 ton/ha. Produksi rata-rata/panen

pada musim hujan = (240 / 5) ton/ha = 58 ton/ha/panen. Pada musim kemarau terdapat:  (5 x

30) hari/ 60 hari = 2,5 kali panen, dibulatkan = 3 kali panen.

Misal produksi tiap kali panen masing masing adalah: 35, 25, dan 30 ton/ha, maka

produksi segar selama musim kemarau = (35 + 25 + 30) ton/ha = 85 ton/ha.

Produksi rata-rata/panen pada musim kemarau = 85 ton/3 kali panen = 28,333 ton/panen.

Produksi kumulatip (ton/ha/th) = Jumlah produksi (musim hujan + musim kemarau) = (240 +

85) ton/ha/th = 325 ton /ha /th, dari (5 kali panen m.hujan + 3 kali panen m. kemarau) = 8 kali

panen selama setahun.

Produksi kumulatip/th tersebut dapat juga ditulis secara singkat, menjadi: P. Kum

(ton/ha/th) = Prod. Kumulatif (ton/ha/th) = Prod. Rataan musin hujan/def. x (∑ hari musin

hujan/ID musim hujan) + Prod. Rataan m.k/def x (∑ hari musim kemarau /ID musim

kemarau).

Keterangan:

o ID = interval defoliasi, interval (jarak hari) satu pemanenan dg pemanenan

berikutnya.

o Prod. Rataan/def. = jumlah produksi selama musim tertentu / banyaknya kali panen.

o ∑ hari m.hj atau mk = jumlah hari sepanjang  musim tsb: (jumlah bulan x 30).

Dari contoh soal di atas, Prod kumulatip = 48 ton/ha/def x (7 x 30 hari/40 hari) def +

28,333 ton/ha/def x (5 x 30 hari /60 hari) def = 48 ton/ha/def x 5 def + 28,333 ton/ha/def x 3

def  = 240 ton/ha/7 bln + 85 ton/ha/5bln = 325 ton/ha/th. 

Menurut Reksohadiprodjo (1991), contoh rumput Brachiaria, mulai dipotong 2-8 bulan

sesudah ditanam. Pemotongan disisakan 1-7 cm dari atas tanah memberikan hasil 20 %

dibanding pemotongan dengan sisa 15-20 cm dari atas tanah.

Pupuk 100 kg N/Ha                 hasil BK   + 49,2 %

Page 15: Ilmu Tanaman Pakan.docx

                                                          TDN + 79,2 %

                                                             CP + 233 %

               + 1 Kg N                   + 21 – 47 kg BK

Irigasi tiap 4-7 hari

N: 200-400 kg/tahun. Pemotongan: 8-10 minggu 1 x.

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Aak. 1983. Hijauan Makanan Ternak Potong, Kerja dan Perah. Kanisius. Yogyakarta. Boediman, Soepodo. 1992. Petunjuk Budidaya Hijauan Makanan Ternak. Departemen

Pertanian. Lay BW. 1994. Analisisis mikroba di laboratorium. Rajawali Grafindo Persada. Jakarta. Rahardjo, Tri. 2002. Ilmu Teknologi Pangan. Unsoed. Purwokerto. Reksohadiprodjo, Soedomo. 1991. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik.

BPFE. Yogyakarta.