imobilitas dan intoleransi aktivitas pada lansia

Upload: dian-elviana

Post on 02-Mar-2016

25 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PowerPoint Presentation

IMOBILITAS DAN INTOLERANSI AKTIVITAS PADA LANSIAPENDAHULUANMekanika tubuh adalah suatu usaha sistem muskuloskeletal dan sistem saraf yang terkoordinasi untuk mempertahankan keseimbangan, postur, dan kesegarisan tubuh selama mengangkat, membungkuk, bergerak, dan melakukan aktifitas sehari-hari. Penggunaan mekanika tubuh yang sesuai dapat mengurangi risiko injuri sistem muskuloskeletal dan memfasilitasi pergerakan tubuh yang memungkinkan mobilisasi fisik tanpa ketegangan otot, dan menggunakan energi otot yang berlebihanLANJUTANKesegarisan tubuh atau postur berhubungan dengan posisi sendi, tendon, ligament, dan otot ketika posisi berdiri, duduk, dan berbaring. Kesegarisan tubuh yang benar mengurangi ketegangan pada struktur muskuloskeletal, mempertahankan tonus otot secara adekuat, dan menunjang keseimbanganDEFINISIMobilisasi atau kemampuan seseorang untuk bergerak bebas merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus terpenuhi. Tujuan mobilisasi adalah memenuhi kebutuhan dasar (termasuk melakukan aktifitas hidup sehari-hari dan aktifitas rekreasi), mempertahankan diri (melindungi diri dari trauma), mempertahankan konsep diri, mengekspresikan emosi dengan gerakan tangan non verbal. Immobilisasi adalah suatu keadaan di mana individu mengalami atau berisiko mengalami keterbatasan gerak fisik. Mobilisasi dan immobilisasi berada pada suatu rentang. Immobilisasi dapat berbentuk tirah baring yang bertujuan mengurangi aktivitas fisik dan kebutuhan oksigen tubuh, mengurangi nyeri, dan untuk mengembalikan kekuatan. Individu normal yang mengalami tirah baring akan kehilangan kekuatan otot rata-rata 3% sehari (atropi disuse)

Faktor yang mempengaruhi mobilisasi: Sistem neuromuskular Gaya hidup Ketidakmampuan Tingkat energi Tingkat perkembangan (usia)Lansia: kehilangan progresif pada massa tulang total terjadi pada orangtua.Usia berpengaruh terhadap kemampuan seseorang dalam melakukan mobilisasi. Pada individu lansia, kemampuan untuk melakukan aktifitasdan mobilisasi menurun sejalan dengan penuaan (Mubarak, 2008)

GANGGUAN MOBILITAS FISIKSuatu keadaan keterbatasan kemampuan pergerakan fisik secara mandiri yang dialami seseorangCiri-ciri:Ketidakmampuan untuk bergerak dengan tujuan di dalam lingkungan, termasuk mobilitas di tempat tidur, berpindah dan ambulasiKeengganan untuk melakukan pergerakanKeterbatasan rentang gerakPenurunan kekuatan, pengendalian, atau masa ototMengalami pembatasan pergerakan, termasuk protocol-protokol mekanis dan medisGangguan koordinasi

KLASIFIKASIMenurut Mubarak (2008) secara umum ada beberapa macam keadaan imobilitas antara lain :Imobilitas fisik : kondisi ketika seseorang mengalami keterbatasan fisik yang disebabkan oleh faktor lingkungan maupun kondisi orang tersebut.Imobilitas intelektual : kondisi ini dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan untuk dapat berfungsi sebagaimanamestinya, misalnya pada kasus kerusakan otakImobilitas emosional : kondisi ini bisa terjadi akibat proses pembedahan atau kehilangan seseorang yang dicintaiImobilitas sosial : kondisi ini bisa menyebabkan perubahan interaksi sosial yang sering terjadi akibat penyakit.(Mubarak, 2008).

Rentang Gerak dalam mobilisasiDalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak yaitu :Rentang gerak pasifRentang gerak pasif ini berguna untuk menjaga kelenturan otot-otot dan persendian dengan menggerakkan otot orang lain secara pasif misalnya perawat mengangkat dan menggerakkan kaki pasien.Rentang gerak aktifHal ini untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya berbaring pasien menggerakkan kakinya.Rentang gerak fungsionalBerguna untuk memperkuat otot-otot dan sendi dengan melakukan aktifitas yang diperlukan (Carpenito, 2000).

AKIBAT IMOBILISASIInfeksi saluran kemihSembelitInfeksi paruGangguan aliran darahLuka tekan sendi kakuINTOLERANSI AKTIVITASSuatu keadaan ketidakcukupan energi secara fisiologis atau psikologis pada seseorang untuk bertahan aau menyelesaikan aktivitas sehri-hari yang dibutuhkan atau diinginkan.Ciri-ciri:Secara verbal melaporkan keletihan atau kelemahandenyut jantung atau tekanan darah yang tidak normal terhadap aktivitasRasa tidak nyaman dispneu setelah beraktivitasPerubahan elektrokardiogravis yang menunjukkan adanya disritmia atau iskemia

LANJUTANIntoleransi aktivitas merupakan suatu diagnosa yang lebih mentikberatkan respon tubuh yang tidak mampu untuk bergerak terlalu banyak karena tubuh tidak mampu memproduksi energi yang cukup. Secara sederhana dapat dijelaskan bahwa, untuk bergerak, kita membutuhkan sejumlah energi. Pembentukan energi dilakukan di sel, tepatnya di mitokondria melalui beberapa proses tertantu. Untuk membentuk energi, tubuh memerlukan nutrisi dan CO2.Pada kondisi tertentu, dimana suplai nutrisi dan O2 tidak sampai ke sel, tubuh akhirnya tidak dapat memproduksi energy yang banyak. Jadi, apapun penyakit yang membuat terhambatnya/terputusnya suplai nutrisi dan O2 ke sel, dapat mengakibatkan respon tubuh berupa intoleransi aktifitas.Sebagai contohAnemia : kekurangan sel darah merah, membuat suplai O2 dan nutrisi sedikit ke sel. Karena yang bertugas membawa O2 dan nutrisi adalah sel darah merah.OPD penyakit paru membuat jumlah O2 yang masuk ke tubuh menjadi berkurang, selain itu pada kasus yang sudah agak parah sehingga mengakibatkan asidosis membuat pengikatan O2 oleh darah/Hb menjadi kurang sempurna, sehingga jumlah O2 yang dihantarkan menjadi kurang.Gagal Jantung Jantung bertugas untuk memompa darah ke seluruh tubuh, apabila jantung mengalami gangguan, maka darah yang membawa O2 dan nutrisi menjadi berkurang jumlahnya.sehingga produksi energy menjadi berkurang

Faktor-faktor penyebabTirah baring dan imobilitas Kelemahan secara umum Gaya hidup yang kurang gerak Ketidakseimbanag antara suplai oksigen dan kebutuhan

Faktor-faktor InternalBerbagai faktor internal dalam imobilisasi tubuh atau bagian tubuh antara lain;Penurunan fungsimuskuloskeletalPerubahan fungsi neurologistNyeriDefisit perceptualBerkurangnya kemampuan kognitifJatuhPerubahan hubungan socialAspek psikologis

Faktor-faktor eksternalFaktor tersebut termasuk;Program terapeutikKarakteristik penghuni institusiKarakteristik stafSistem pemberian asuhan keperawatanHambatan-hambatanKebijakan-kebijakan institusi

Dampak masalah pada lansiaLansia sangt rentan erhadap konsekuensi fisiologis dn psikologis dari imobilitas. Perub ahan yang berhubungan dengan usia disertai dengan penyakit kronis menjadi predisposisi bagi lansia untuk mengalami komplikasi-komplikasi ini. Secara fisiologis, tubuh bereaksi terjhadap imobilitas dengan perubahan-perubahan yang hamper sama dengan proses penuaan, oleh karena itu memperberat efek ini.Suatu pemahman tentang dampak imobilitas dapat diperoleh dari interaksi kompetensi fisik, ancaman terhadap imobilitas, dan interpretasi pada kejadian.

MANIFESTASI KLINIKEfekHasilPenurunan konsumsi oksigen maksimumPenurunan fungsi ventrikel kiriPenurunan volume sekuncupPerlambatan fungsi ususPengurangan miksiGangguan tidurIntoleransi ortostatikPeningkatan denyut jantung, sinkopPenurunan kapasitas kebugaranKonstipasiPenurunan evakuasi kandung kemihBermimpi pada siang hari, halusinasiPENATALAKSANAANPencegahan primerPencegahan SekunderPencegahan tersier

Hati- hati tertukar dengan diagnosis dibawah iniintoleransi aktivitasberarti bahwa pasien dapat bergerak dengan bebas, tapi tidak dapat beradaptasi terhadap peningkatan kebutuhan energy karena pergerakannya.Gangguan mobilitas fisikpasien dapat bergerak dengan bebas apabila tidak ada gangguan/ batasan pada pergerakannyaintoleransi aktivitasPasien tidak tergantung pada orang lain, akan tetapi tidak mampu bergerak banyak karena tubuhnya tidak mampu memproduksi energy yang cukup.Deficit perawatan diriTergantung pada orang lain untuk melakukan aktivitasnyaPasien mungkin membunyai diagnosa deficit perawatan diri karena intoleransi aktivitasnyaIntoleransi aktivitasPasien mau dan dapat berpartisipasi salam perawatan, tapi tidak mampu bergerak banyak karena tubuhnya tidak mampu memproduksi energy yang cukup.Koping Individu Tidak efektifpasien tidak dapat berpartisipasi dalam perawatan atau perannya karena mereka merasa kurang motivasi untuk melakukan suatu pekerjaanIntoleransi AktivitasPasien pada awalnya tidak merasa lelah, akan tetapi setelah melakukan aktivitas pasien langsung merasa lelahKelelahanpasien merasa lemas dan lelah karena penyakitnya