implementasi bimbingan agama dalam upaya...

119
IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK PEMULUNG DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Oleh : SAJIDA MUSHOLATI NIM : 1110052000008 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/2015 M

Upload: others

Post on 27-Oct-2019

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK PEMULUNG DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh :

SAJIDA MUSHOLATI NIM : 1110052000008

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA 1436 H/2015 M

Page 2: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Page 3: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Page 4: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

i

ABSTRAK

SAJIDA MUSHOLATI 1110052000008 Implementasi Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Pembimbing: Prof. Dr. Daud Efendi, A. M

Pembimbing agama memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter anak. Disamping itu pembimbing agama menjadi orang yang penting dalam mendidik, menunjukkan, memberi jalan, atau mengarahkan anak ke arah tujuan yang bermanfaat bagi banyak orang. Dalam melaksananakan tugasnya tersebut, pembimbing agama menempuh upaya tertentu dalam rangka memembentuk karakter anak. Berbagai upaya yang dilaksanakan oleh pembimbing agama sangat menentukan tercapainya tujuan yang diharapkan. Sehingga penelitian pembentukan karakter yang dilakukan oleh pembimbing agama Islam merupakan hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah minimnya pengetahuan agama anak tentang ajaran Islam. Disini mereka mendapatkan bimbingan di yayasan dengan porsi yang kurang dengan pertemuan setiap hanya satu sampai dua jam, dengan latar belakang pendidikan para siswa yang kebanyakan hanya tamatan SD dan SMP. Perumusan masalah dalam penelitian ini mencakup penerapan yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak pemulung di yayasan dengan metode yang digunakan dan faktor pendukung serta penghambat pembimbing agama Islam dalam upaya membentuk karakter anak pada yayasan tersebut.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang pembimbing agama Islam dan tiga orang anak yayasan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak yaitu menjelaskan keuntungan orang yang berperilaku baik dan kerugian orang yang berperilaku buruk, memberikan nasehat dan teguran kepada anak yang memiliki perilaku buruk dan memberikan contoh yang baik kepada anak-anak binaan. Metode yang digunakan pembimbing agama Islam terdiri dari metode ceramah, diskusi, tanya jawab bimbingan baca Al-Qur’an dan praktik. Adapun faktor pendukungnya, pembimbing yang memiliki kapasitas ilmu yang memadai, adanya pengawasan dari para pembimbing, terbangunnya kesadaran pada anak untuk memperbaiki diri, serta sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya ialah waktu penyampaian materi yang tidak cukup begitu juga dengan alokasi waktu yang seharusnya dilakukan pada waktu yang tepat dan kurangnya tenaga pembimbing agama Islam di yayasan tersebut.

Kata kunci: Pembimbing Agama, karakter anak, metode bimbingan.

Page 5: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

ii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia.

Allhamdulillah wa syukurillah berkat rahmat dan anugerah- Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Implementasi

Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter pada Anak

Pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus”.

Selanjutnya, ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kedua orang tua

saya, Ayahanda dan Ibunda yang selama ini telah memberikan saya dukungan

baik dari segi moril maupun materil, yang senantiasa ridho dengan langkah saya,

yang tak letih berdoa disetiap penghujung malam, dan tak habis membagi cinta

dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun

materil, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suparto, M. Ed selaku Pembantu Dekan I,

Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak DR. H.

Sunandar, M.A selaku Pembantu Dekan III.

Page 6: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

iii

2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Terimakasih atas bimbingan dan masukan yang

bermanfaat selama ini.

3. Bapak Drs. Noor Bekti Negoro M. Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan

dan Penyuluhan Islam.

4. Prof. Dr. Daud Efendi, A. M, selaku dosen pembimbing skripsi ini yang

selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penulisan

skripsi ini. Terima kasih atas semua kebaikan Bapak.

5. Dosen penasihat akademik Drs. Helmi Rustandi. M. Ag

6. Kedua orang tua yang elah mendoakan penulis agas segera menyelesaikan

penulisan dalam skripsi ini.

7. Suamiku tercinta, terima kasih yang telah mencurahkan kasih sayang,

dorongan moril dan material yang senantiasa memotivasi penulis untuk

segera menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

9. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

10. Keluarga Besar Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus yang telah

membantu dalam segala hal hingga memperlancar terselesaikannya skripsi

ini.

Page 7: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

iv

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis

mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan yang

terbaik untuk kita semua.

Akhirnya kepada-Nyalah penulis serahkan segala urusan ini.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

menambah khazanah pengetahuan walaupun belum sepenuhnya optimal.

Jakarta, Oktober 2014

Sajida Musholati NIM. 1110052000008

Page 8: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 7 D. Metodologi Penelitian .................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................ 11 F. Sistematika Penulisan .................................................... 16

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Implementasi Bimbingan Agama .................................... 18 1. Pengertian Implementasi Bimbingan Agama ............. 18 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ................................... 19 3. Bentuk-Bentuk Bimbingan ......................................... 26 4. Metode Bimbingan ..................................................... 29

B. Karakter .......................................................................... 32

1. Pengertian Karakter .................................................... 32 2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ................................. 34 3. Dasar Pengembangan Pembentukan Karakter ........... 34

C. Anak ............................................................................... 41

1.Pengertian Anak .......................................................... 41

D. Pemulung ....................................................................... 41 1. Pengertian Pemulung ................................................. 41 2. Gambaran Anak Pemulung ........................................ 43

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

(MAI) LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN

A. Profil Yayasan Media Amal Islami ................................ 45 B. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Lembaga ................... 47 C. Struktur Organisasi ......................................................... 48

Page 9: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

vi

D. Program Yayasan Media Amal Islami ............................ 49 BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA

A. Deskripsi Informan ....................................................... 63 1. Pembimbing ............................................................. 63 2. Terbimbing ............................................................... 65

B. Implementasi Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami ......................................................... 70

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................. 70 2. Materi Bimbingan .................................................... 72 3. Upaya Pembimbing Agama dalam Membentuk

Karakter ..................................................................... ….75 4. Pembentukan Karakter pada Anak Pemulung ......... 76

C. Metode Bimbingan yang digunakan Pembimbing Agama dalam Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan…. …............ .............................. 83

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembimbing

Agama Islam dalam Membentuk Karakter anak di Yayasan ........................................................................... 86

1. Faktor Pendukung .................................................... 85 2. Faktor Penghambat .................................................. 87

E. Analisa SWOT pada lembaga ....................................... 88 F. Analisis Hasil Upaya Pembimbing Agama Islam

Dalam Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Jakarta Selatan ................................................................. 95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan .................................................................... 99 B. Saran ............................................................................... 100

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 101

Page 10: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

vii

DAFTAR TABEL Tabel 1 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ................................ ........ 57

Tabel 2 Tabel Keorganisasia Lembaga…...………………............ 60

Tabel 3 Tabel Pembimbing Agama Islam………………............ 60

Tabel 4 Terbimbing Berdasarkan Jenis Kelamin......................... 65

Tabel 5 Terbimbing Berdasarkan Usia........................................ 65

Page 11: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

viii

LAMPIRAN 1. Transkip wawancara 2. Surat keterangan melakukan penelitian 3. Dokumentasi

Page 12: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan teknologi yang begitu cepat pada kota-kota di negara

berkembang telah menyisakan berbagai problem sosial. Kemajuan teknologi

melahirkan sebuah kemiskinan di masyarakat itu sendiri yang di akibatkan

oleh persaingan yang ketat dalam memperoleh pendapatan serta minimnya

lapangan kerja yang pada akhirnya melahirkan pekerjaan yang kurang

terhormat seperti mengamen, memulung dan berbagai jenis patologi sosial

lainnya, seperti merampok, mencopet, dan sebagainya. Dari akar sosial inilah

yang memunculkan seperti anak-anak kurang mampu yang pada umumnya

meliputi anak-anak yatim, anak-anak miskin dan anak-anak terlantar.

Mencari nafkah dengan cara yang mudah dan tidak memerlukan

keterampilan yang dapat membuat terbebani adalah sebuah hal yang dirasakan

oleh mereka sangat efektif walaupun tanpa mereka sadari bahwa kebutuhan

hidup yang mereka jalani tidak terealisasikan secara maksimal. Permasalahan

ini dialami oleh warga masyarakat di Indonesia khususnya pemulung. Hal ini

merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari keberadaannya dalam

kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di daerah perkotaan. Dapat dilihat

bahwa kondisi kehidupan sehari-hari pemulung sangat memprihatinkan.

Kehidupan mereka di perkotaan cenderung kumuh, mereka tinggal ditempat

yang sangat tidak layak untuk dihuni seperti dekat dengan lokasi pembuangan

sampah atau dipinggir kali, bahkan ada yang tidur di dalam gerobak bersama

Page 13: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

2

dengan anak istrinya. Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan

keterampilan yang kurang memadai serta pengalaman kerja yang minim.

Ahmad Syauqi Beq mengungkapkan akibat dekadensi moral terhadap

kelangsungan hidup suatu bangsa seperti dalam syairnya berikut:

“bangsa itu hanya bias bertahan selama mereka masih memiliki akhlak.

Apabila akhlak telah tiada dari mereka, maka bangsa itupun akan lenyap

pula”1

Berdasarkan ungkapan Ahmad Syauqi Beq tersebut dapat disimpulkan bahwa

moral sangatlah penting bagi suatu bangsa, sebab jika moral dalam keadaan

krisis, maka kehormatan suatu bangsa akan hilang, bahkan akan menghambat

kemajuan suatu bangsa.

Saat ini lembaga formal maupun nonformal yang berada di Indonesia

selama ini hanya menekan pada kecerdasan intelektual dan seakan

mengabaikan adanya kecerdasan lain yang jauh lebih penting, sehingga

masalah karakter seolah lepas dari masalah yang ada. Padahal, karakter

merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia di masa depan.

Berangkat dari keresahan terhadap karakter anak-anak pemulung

yang sangat memprihatinkan. Bimbingan yang diterapkan dalam keluarga

pun belum efektif. Bahkan ada orang tua yang acuh bahkan membiarkan

anak-anak mereka tidak sekolah atau tidak mengaji hanya untuk membantu

orang tuanya mengumpulkan barang-barang bekas yang masih bisa dijual

kembali untuk menghidupi keluarganya. Dengan kondisi yang seperti ini

1 Zuhairi, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Akasara, 2004), Cet ke- 3, hal

53

Page 14: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

3

pergaulan anak-anaknya pun lebih dibebaskan, tidak terkontrol dan kurang

perhatian2.

Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah yang akan dimunculkan, diantaranya:

1. Adanya penyimpangan pemikiran dalam sejarah pemikiran manusia

yang menyebabkan paradoks antarnilai, misalnya etika dan estetika.

2. Hilangnya model kepribadian yang integral, yang memadukan

kesalihan dengan kesuksesan, kebaikan dengan kekuatan, dan

seterusnya.

3. Munculnya antagonisme dalam pendidikan moral.

4. Lemahnya peranan lembaga sosial yang menjadi basis pendidikan

moral

Krisis moral ini menimbulkan begitu banyak ketidakseimbangan di

dalam masyarakat yang tentunya tidak membuat masyarakat bahagia. Maka

solusi yang sangat tepat bagi masalah ini hanya satu yaitu : Kembali

menempuh jalan Allah (SWT), kembali kepada jalan islam, seperti ayat

yang telah dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 38

Artinya:

“Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu!

kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa

2 Hasil observasi pada tanggal 22 oktober 2013

Page 15: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

4

yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas

mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".

Dari uraian tersebut penulis merasa perlu untuk melaksanakan

penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI

BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA MEMBENTUK

KARAKTER PADA ANAK PEMULUNG DI YAYASAN MEDIA

AMAL ISLAMI”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis

membatasi masalah hanya pada :

a. Konsep Karakter

Karakter adalah kumpulan tata nilai yang terwujud dalam

suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi, sikap,

dan perilaku yang akan ditampilkan secara mantap. Dimana

karakter dapat menjadi cirri khas pada individu itu sendiri untuk

dapat hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga

maupun masyarakat, bangsa dan negara.

Sembilan karakter dasar yang menjadikan tujuan

pendidikan dalam pembentukan karakter yaitu : 1) cinta kepada

Allah dan semesta beserta isinya, 2) tanggung jawab, disiplin dan

mandiri, 3) jujur, 4) hormat dan santu, 5) kasih saying, peduli,

kerjasama, 6) percaya diri, kreatif, kerja kerasa dan pantang

Page 16: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

5

menyerah, 7) keadilan dan kepemimpinan, 8) baik dan rendah

hati, 9) toleransi dan persatuan.

b. Bimbingan Agama

Kata bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian

bantuan kepada individu secara berkesinambungan. Supaya

individu itu dapat memahami dirinya sendiri sehingga dia sanggup

mengarahkan dirinya dan dapat memahami dirinya sendiri dan

bertindak secara wajar, sesuai dengan tutunan dan memahami

lingkungan sekitar, ekluarga dan masyarakat serta kehidupan pada

umumnya3. Sedangkan agama menyangku masalah yang

berhubungan dengan kehidupan batin manusia. Agama sebagai

keyakinan memang sangat sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal

ini pula yang membuat sulit pada ahli untuk mendefinisikan yang

tepat tentang agama4.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :

a. Bagaimana implementasi pembinaan pendidikan karakter dalam

bimbingan agama pada anak pemulung?

b. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung dalam

memberikan bimbingan agama untuk menerapkan pendidikan

karakter pada anak pemulung?

C. Tujuan dan manfaat Penelitian

3 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksaan bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Teroyan Pres, 1998), Cet ke-2, hal 1

4 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1998), Cet ke-3, hal 11

Page 17: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

6

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui implementasi pembinaan pendidikan karakter

dalam bimbingan agama pada anak pemulung

b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam

memberikan bimbingan agama untuk menerapkan pendidikan

karakter pada anak pemulung di Yayasan Media Amal Islami

2. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian secara akademis atau teoritis diharapkan

memberikan pengetahuan dalam proses bimbingan dan penyuluhan

agama terutama pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan

untuk memperbaiki kearah yang lebih baik. Manfaat secara empiris

dalam penelitian ini diharapkan menjadi media informasi mengenai

metode atau teknik dan memberi wawasan pada para pembimbing dan

masyarakat (orang tua).

D. Metodologi Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu5. Metodologi

penelitian dapat juga diartikan satu cara kerja untuk memahami objek

penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu kebenaran

atau pengetahuan. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian

yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti

pada kondisi objek yang alamiah, dimana penelitiana adalah sebagai

instrument kunci, teknik pengumpulan data secara triangulasi (gabungan),

5 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta,

2009), Cet ke- 8, hal 2

Page 18: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

7

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih

menekankan makna dari pada generalisasi6. Menurut Tailor sebagaimana

dikutip oleh Lexi J.Moleong adalah prosedur sebuah penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa dengan kata-kata tertulis lisan dari

orang dan perilaku yang diamati.7

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu memahami

fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (contohnya:

Perilaku, sikap, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya) dengan

cara deskripsi dalam bentuk kata-kata yang tertulis dan bahasa, pada

suatu konteks khususnya yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah.8

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Wawancara

Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara adalah merupakan

pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya

jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic

tertentu9, penulis mengadakan wawancara dengan pembimbing

agama yang merangkap sebagai pendidikanak pemulung dengan

menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya

oleh peneliti.

6Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), Cet ke- 8, hal 9

7Lexy J. Moleong. Metode penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet ke- 15, hal 3

8Lexy J. Moleong. Metode penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet ke- 33, edisi revisi, hal 4

9 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: CV. Alfabeta, 2009) Cet ke- 8, hal 231

Page 19: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

8

b. Observasi

Observasi sebagai teknik pengumpulan data dengan cara wawancara.

Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan tentang cara

pembimbing agama membentuk karakter anak-anak pemulung

tersebut melalui lembaga nonformal.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berupa data-data tertulis,

gambar , artikel serta website dari internat sebagai data pendukung.

Termasuk semua data yang dihimpun selama melakukan penelitian

dalam menganalisis metode atau teknik pembimbing agama terhadap

pendidikan karakter anak pemulung di Yayasan Media Amal Islami

Lebak Bulus.

3. Lokasi dan waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Jl. Lebak Bulus V No 34, Cilandak

Jakarta Selatan. Observasi awal dilakukan pada hari jum’at tanggal 21

Oktober pukul 11.00 WIB dengan mendatangi lokasi penelitian.

Sedangkan dari segi waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari

2014 sampai bulan Juni 2014.

Alasan penulis memilih lokasi penelitian yakni lokasi tersebut

merupakan sebuah yayasan independen non partisipan yang didirikan

oleh H. Aslih Ridwan seorang pembimbing agama yang aktif dalam

berdakwah baik melalui radio, televisi maupun media massa. Media

Amal Islami sebagai media dakwah yang memadukan antara dakwah

bil lisan dan dakwah bil hal, dalam mengaasi problem umat, terutama

Page 20: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

9

pada kalangan bawah yaitu anak yatim, dhuafa, anak jalanan dan

pemulung.

4. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mereka yang

bertugas dalam pembimbing agama, yang terdiri dari 1 orang pimpinan,

1 orang pembimbing, dan 5 orang anak pemulung yang menjadi santri

di Yayasan Media Amal Islami, karena dengan pertimbangan peneliti

mereka adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang

peneliti harapkan, sehingga akan memudahkan peneliti untuk

menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.

5. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu

data primer dan data sekunder.Data primer yaitu data yang diperoleh

langsung dari informan berupa catatan tertulis hasil wawancara.

Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber

tertulis yang didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar, dan lain

sebagainya.

6. Teknik Analisis Data

Nasution (1988) menyatakan “analisis telah mulai sejak

merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,

dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian10. Jadi yang

dimaksud analisa data adalah suatu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam

10 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: CV. Alfabeta,

2009) Cet ke- 8, hal 245

Page 21: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

10

teknis analisis data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif,

dimana semua data yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan

wawancara, lebih dulu penulis kelompokkan sesuai dengan persoalan

yang telah ditetapkan, lalu menganalisisnya secara sistematis.Penulis

juga menggunakan teori untuk dapat membahas masalah penelitian.

7. Teknik Penulisan

Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman

Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta.

E. Tinjauan Pustaka

Peneliti melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan bahwa penulisan

skripsi ini bukan merupakan hasil dari skripsi sebelumnya. Berikut ini

judul-judul skripsi yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka :

1. Veny Okasari mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam

“Pola Bimbingan Agama Pada Anak Komunitas Pemulung di

Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondik Aren Tanggerang Selatan”.

Berisikan mengenai pola bimbingan agama dengan hasil

penelitiannya dapat diketahui bahwa orang tua pemulung masih

mempunyai perhatian terhadap masalah agama untuk masa depan

anaknya. Sedangkan dalam skripsi ini berisikan mengenai

pembentukan karakter dengan hasil penelitian dapat diketahui

bahwa pembentukan karakter dilakukan tidak hanya dalam

kegiatan pembelajaran di lembaga saja tetapi di dalam lingkungan

Page 22: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

11

sehari-haripun sanga berperan penting dalam proses perubahan

perilaku tersebut.

2. Hardiansyah, mahsiswa jurusan Pendidikan Agama Islam

“Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara”. Berisikan

mengenai pendidikan karakter, moral dan budaya yang sebenarnya

sudah dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara dengan tri pusat

pendidikan yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan

sekolah, dan lingkungan sosial. Perbandingan dengan skripsi ini

adalah proses perubahan perilaku yang di lakukan oleh suatu

lembaga.

3. M. Nur Hidayat, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam

“Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Islam”.

Mengenai konsepsi pengembangan nilai-nilai kepribadian

Rasulullah dalam kegiatan pendidikan. Kemudian melakukan

explorasi dan pengembangan terhadap nilai-nilai utama pribadi

Rasulullah yang menjadi pilar utama pembentukan karakter

menuju konsep fitrah yang ditetapkan oleh Allah SWT. Sedangkan

dalam skripsi ini berisikan tentang penerapan nilai-nilai dari

karakter itu sendiri kepada anak pemulung.

4. Sofhal Jamil mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.

“Peranan Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian

Bagi Anak-anak Yatim di Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar

Keluarahan Beji-Kota Depok ”. Mengenai peran dari pembimbing

agama yang membentuk suatu kemandirian pada anak-anak yatim

Page 23: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

12

agar kelak ketika mereka dewasa tidak terseret pada kasus patologi

sosial, serta menjelaskan pendekatan yang digunakan oleh

pembimbing agama dalam membentuk kemandirian anak-anak

yatim. Sedangkan dalam skripsi ini menjelaskan mengenai peran

pembimbing dalam menerapkan nilai-nilai karakter dengan

pendekatan persuasif.

F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Landasan teori berisikan tentang pengertian-pengertian

yang di bahas dalam skripsi ini diantaranya, pengertian

bimbingan, tujuan dan fungsi bimbingan, bentuk-bentuk

bimbingan, pengertian pembentukan karakter, dasar-dasar

pemikiran pentingnya pembentukan karakter, sumber-

sumber pembentukan karakter, cirri-ciri orang yang

berkarakter baik, implementasi pendidikan karakter.

BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL

ISLAMI LEBAK BULUS

Gambaran umum ini berisikan tentang sejarah berdirinya,

visi, misi, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, sasaran

Page 24: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

13

bimbingan, penerimaan dan pelayanan, sarana dan

prasarana.

BAB IV IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM

UPAYA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK

PEMULUNG DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI

Berisikan tentang implementasi pembimbing agama dalam

penerapan karakter pada anak-anak pemulung, metode

pembimbing dalam menerapkan pendidikan karakter pada

anak-anak pemulung, faktor pendukung dan penghambat

dalam menerapkan pendidikan karakter pada anak – anak

pemulung.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran ini berisikan tentang hasil

keimpulan dari penelitian dan saran bagi yang berkaitan

dengan penulisan skripsi ini.

Page 25: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

14

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Implementasi Bimbingan Agama

1. Pengertian Implementasi Bimbingan Agama

Implementasi bimbingan agama merupakan serangkaian dari tiga

kata, yaitu implementasi, bimbingan dan agama. Dan dari ketiganya

mempunyai keterkaitan makna, sehingga makna tersebut saling

mendukung satu sama lainnya. Untuk lebih jelasnya, dari dua kata

tersebut akan diuraikan dengan penjelasan masing-masing.

Kata implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan

pelaksanaan, penerapan.1 Dimana kata penerapan itu sendiri menurut

kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan untuk

menerapkan suatu hal.2 Sumber lain menyebutkan bahwa penerapan

adalah menggunakan ilmu yang kita miliki untuk mengatasi suatu

masalah yang timbul. 3 Artinya, memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh

untuk membuat suatu solusi pada sebuah masalah. Jadi dapat disimpulkan

bahwa implementasi adalah penerapan ilmu yang sudah didapatkan untuk

membuat solusi pada sebuah masalah.

Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari

bahasa inggris “guidance” yang berarti ; “menunjukkan, memberikan

jalan, menuntun, bimbingan, bantuan, arahan, pedoman, dan petunjuk”.

Kata dasar atau kata kerja dari “guidance” adalah “to guide” yang

1 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa

Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) 2 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet ke-3,

hal 491 3 Socrates, Menepis Impian, (Yogyakarta: Media Abadi, 1994), Jilid 2, hal 89

Page 26: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

15

artinya “menunjukkan, menuntun, mempedomani, menjadi penunjuk

jalan, dan mengemudikannya”.4 Dari pengertian tersebut dapat

disimpulakan bahwa pengertian yang paling umum digunakan adalah

pengertian “memberikan bimbingan, bantuan dan arahan”

Kemudian pengertian yang lebih utuh dari kata bimbingan, adalah

usaha membantu orang lain dengan mengungkapkan dan membangkitkan

potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan potensi itu, ia akan memiliki

kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal,

yakni dengan cara memahami dirinya, mengenal lingkungannya,

mengarahkan dirinya, mampu mengambil keputusan untuk hidupnya, dan

dengannya ia akan mewujudkan kehidupan yang baik, berguna dan

bermanfaat di masa kini dan dimasa yang akan datang.

Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas lagi mengenai arti

bimbingan, berikut ini akan kutipan berbagai definisi yang sudah

dirumuskan para ahlinya, yaitu:

a. Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang

diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki

kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada

seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya

mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul

bebannya sendiri.

b. Stoops mengatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses yang

berlangsung terus menerus dalam hal membantu individu dalam

4 M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling Islam), (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), hal 6

Page 27: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

16

perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal

dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya

maupun bagi masyarakatnya.

c. Menurut Miller, bimbingan adalah bantuan terhadap individu

untuk mencapai pemahaman dan pengarahan dirinya yang

dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal

kepada keluarga dan masyarakat.

d. Djumhur dan Moh. Surya, mengatakan bimbingan yaitu suatu

pemberian bantuan yang terus-menerus, sistematis kepada

individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar

tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self

understanding), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self

acceptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self

direction), dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (self

realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam

mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik

lingkungan keluarga maupun masyarakat.

e. Menurut Jear Book of Education, bimbingan adalah suatu proses

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan

dan mengembangkan pribadi dan kemanfaatan social.5

Melalui definisi-definisi tersebut dapat dipahami bahwa pada

dasarnya esensi atau hakikat bimbingan itu merupakan suatu proses

usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain (siapa saja)

5 Ibid, hal 9-10

Page 28: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

17

dalam segala usia, yang dilakukan secara terus menerus

(berkesinambungan) yang mana orang iu mengalami kesulitan atau

hambatan dalam hidupnya (secara psikis), sehingga dengan bantuan atau

pertolongan itu orang yang diberikan bantuan (terbimbing) dapat

mengarahkan dirinya, mampu menerima dirinya, dapat mengembangkan

potensinya untuk kebahagiaan dan kemanfaatan dirinya dan lingkungan

masyarakatnya. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa hal yang

principal dalam bimbingan ialah pemberian bantuan atau pertolongan

yang dilakukan secara terus menerus kepada siapa saja, tanpa mengenal

batas usia ataupun jenis kelamin. Karena, sesungguhnya hampir tidak ada

seseorang yang secara utuh dan menyeluruh memiliki kemampuan untuk

mengembangkan dirinya dengan optimal tanpa adanya bantuan dan

pertolongan dari orang lain. Untuk itu, sejak lahir hingga akhir hayatnya

setiap orang di dunia ini jelas membutuhkan bimbingan dan bantuan,

supaya potensi (fitrah) yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan

berkembang secara wajar dan optimal seperti kutipan ayat al Quran

berikut :

Page 29: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

18

Artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-

syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,

jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang

qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang

mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan

dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka

bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada

sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari

Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan

tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,

dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan

bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-

Nya”. (QS. Almaidah: 2)

Dalam ayat ini jelas bahwa Allah SWT menyuruh umat manusia

untuk saling membantu, tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan

dan ketaqwaan. Di ayat ini juga menjelaskan bahwa manusia adalah

makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendirian.

Page 30: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

19

Sedangkan agama dalam kamus besar bahasa Indonesia agama

diartikan kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan

kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.6

Sedangkan arti agama sendiri menurut Harun Nasution seperti yang

dikutip Jalaludin, Pengertian agama menurut asal kata al-Din, religi

(relegere, religare) dan agama.7

Al-Din dalam bahasa Arab mengandung arti menguasai,

mendudukan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata

religi (latin) berarti mengupulkan dan membaca. Adapun kata agama

terdiri dari a=tidak; gam=pergi, berarti mengandung arti tidak pergi, tetap

di tempat atau diwarisi turun temurun.8

Sedangkan menurut Harun Nasution bahwa agama adalah:

a) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan

ghaib yang harus di patuhi.

b) Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang mengakui

manusia.

c) Mengikatkan diri kepada suatu bentuk hidup yang mengandung

pengakuan kepada sumber yang berada di luar diri manusia yang

mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.

d) Kepercayaan terhadap suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan

cara hidup tertentu.

6 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1,

hal 9. 7 Jalaludin , Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), Cet ke- 3, hal

1 8 Ibid, hal 12

Page 31: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

20

e) Suatu sistem tingkah laku manusia yang berasal dari kekuatan

ghaib.

f) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini

bersumber dari kekuatan ghaib.

g) Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan

lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang

terdapat dalam alam sekitar manusia.

h) Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang

rasul.9

Tylor mendefinisikan agama adalah kepercayaan kepada wujud

spiritual.10 Sedangkan D. Hendro Puspito mendefinisikan agama ialah

suatu jenis sistem sosial yang berporos pada kekuatan-kekuatan

nonempiris yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai

keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.11

Dari pemaparan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang

di maksud dengan agama adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan yang

Maha Esa yang dilandasi oleh ketaatan pada ajarannya serta mempunyai

aturan-aturan yang harus di ikuti oleh pengikutnya yang diwarisi secara

turun temurun dengan bertujuan untuk mencapai keselamatan bagi diri

mereka dan masyarakat luas pada umumnya.

Yang dimaksud dengan bimbingan agama adalah individu yang

diberikan bantuan oleh orang lain secara berkala dengan berlandasan

9 Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI Pers, 1979), jilid 1,

hal 10 10 Yurson Razak dan Ervan Nurtawab, Antropologi Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press,

2007), hal 13 11 D. Hendro Puspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1983), h. 35

Page 32: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

21

kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa dengan bertujuan unuk

mencapai keselamatan bagi dirinya sesuai apa yang diharapkannya.

Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan

bahwa implementasi bimbingan agama adalah sebuah penerapan kegiatan

dalam proses pemberian bantuan kepada individu secara

berkesinambungan agar individu tersebut dapat melaksanakan peraturan

Tuhan yang diturunkanNya kepada manusia dalam melaksanakan

kehidupan dan penghidupan mereka di dalam segala aspeknya agar

mencapai kejayaan hidup lahir batin di dunia dan akhirat

2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan

A. Tujuan Bimbingan

Setelah mengetahui pengertian bimbingan yang ditinjau secara

umum, bahwa sangatlah tepat bila bimbingan diselenggarakan di

lembaga-lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Mengingat

masalah itu meliputi pada diri setiap orang, mulai dari anak-anak hingga

orang dewasa. Manusia dimanapun dia berada akan selalu menghadapi

masalah oleh karena itu manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi

masalahnya. Dengan selalu berdoa, berusaha dan juga selalu

mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan timbul keyakinan bahwa

pertolongan-Nya akan senantiasa siap untuk dianugerahkan kepada siapa

saja yang dekat dengan-Nya. Orang-orang tersebut akan menghadapi

masalah dengan tenang dan pikiran yang jernih.

Adapun tujuan bimbingan menurut Aunur Rahim Faqih adalah

sebagai berikut:

Page 33: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

22

a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya

pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai

individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan kata lain

membantu individu mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.

c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik tetap menjadi baik, sehingga

tidak menjadi masalah baginya dan orang lain.12

B. Fungsi Bimbingan

Bimbingan berfungsi mengarahkan individu agar terhindar dari

masalah dan berusaha mengembalikan kondisinya menjadi lebih baik.

Bila dilihat dari tujuannya maka fungsi bimbingan menurut Aunur

Rahim Faqih adalah sebagai berikut:

• Fungsi Preventif, yakni ,membantu individu menjaga atau

mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.

• Fungsi Kuratif, yakni membantu individu memecahkan

masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.

• Fungsi Preservatif, yakni membantu individu menjaga agar

situasi yang semula tak baik (mengandung masalah) menjadi

baik dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good)

• Fungsi Pengembangan, yakni membantu individu memelihara

dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik.

12 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,(Yogyakarta: UII Press,

2001), hal 36

Page 34: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

23

Sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya

masalah baginya.13

3. Bentuk – bentuk Bimbingan

a. Bimbingan Kelompok (group guidance)

Bimbingan kelompok adalah cara pengungkapan jiwa/batin serta

pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperti ceramah, diskusi,

seminar, symposium, atau dinamika kelompok (group dynamics), dan

sebagainya.14 Bimbingan kelompok ini dipergunakan untuk membantu

anak atau sekelompok anak dalam memecahkan masalah-masalahnya

dengan melalui kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok

dimaksudkan untuk membantu seorang individu yang menghadapi

maslah dengan menempatkannya dalam suatu kehidupan kelompok.15

b. Penyuluhan Individual (individual counseling)

Dalam bimbingan ini dilakukan dengan hubungan yang bersifat

face to face relationship (hubungan empat maa) yang dilaksanakan

dengan wawancara antara pembimbing dengan anak asuh. Maslah

yang dipecahkan melalui teknik/bimbingan counseling ini ialah

masalah-maslah yang sifatnya pribadi. Pada umumnya ada tiga teknik

khusus dalam konseling yaitu:

• Directive Counseling, yaitu teknik konseling di mana yang

paling berperan ialah counselor, counselor berusaha menyerah

counselee sesuai dengan maslahnya.

13 Ibid., hal 37 14 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon, 1982), Cet. Ke-1, hal 45 15 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV.

Ilmu, 1985), hal 32

Page 35: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

24

• Non directive Counseling, teknik ini kebalikan dari teknik di

atas, yaitu semuanya berpusat pada counselee. Counselor

hanya menampung pembicaraan, yang berperan adalah

counselee.

Elective Counseling, yaitu campuran dari kedua teknik diatas.16

4. Metode Bimbingan Agama

Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu

“metodos”, yang terdiri dari dua suka kata: yaitu “metha” yang berarti

melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode

berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.17

Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai suatu jalan atau

cara yang digunakan dalam proses bimbingan atau bantuan sehingga

tercapai maksud dan tujuan sesuai dengan harapan.

Didalam melaksanakan suatu proses bimbingan diperlukan metode

agar dapat tercapainya maksud dan tujuan dari sebuah bimbingan yang

diharapkan, yaitu sebagai berikut:

a. Metode Keteladanan

Keteladanan adalah sesuatu yang dapat dilihat dan ditirukan

langsung oleh anak-anak.18 Ketika kedua orang tua menginginkan

anak agar tumbuh dalam kejujuran, amanah, menjauhkan perbuatan

16 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.

Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1, hal 49 17 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat

Pers), Cet ke-1, hal 10 18 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar,(Solo: PT. Indiva Media Kreasi,

2007), Cet ke-1, hal 97

Page 36: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

25

yang dilarang oleh agama, kasih sayang orang tua maka hendaklah

orang tua memberikan teladan.19

Dan sebaik-baiknya keteladanan adalah meneladani sebuah

karakter Rasulullah, sebagaimana Allah berfirman dan al-Quran

surat al-Ahzab ayat 21:

Artinya:

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)

Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut

Allah”.

b. Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah salah satu cara yang efektif dalam

pendidikan anak. Tanpa harus disuruh, seorang anak sudah tau apa

yang harus ia lakukan misalnya pembiasaan membaca al Quran

sesuai maghrib atau setiap selesai shalat, membiasakan dzikir setiap

setiap selesai shalat, membiasakan cusi tangan sebelum makan dan

lain sebagainya.20

c. Metode Nasihat

19 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,

1999), Cet ke-2, hal 178 20 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT. Indiva Media Kreasi,

2007), Cet ke-1, hal 98

Page 37: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

26

Agar anak melakukan hal-hal yang baik, ia perlu nasehat.

Demikian pula ketika anak melakukan kesalahan, maka perlu nasihat

pula. Rasulullah SAW sering memberikan nasehat kepada para

sahabat-sahabat. Ada beberapa cara Rasulullah dalam memberikan

nasehat kepada anak, diantaranya:

1) Menggunakan dialog, untuk merangsang daya pikir.

2) Sambil bercanda, agar tidak jenuh dan ada daya tarik.

3) Sederhana dalam kata-kata, sehingga tidak membosankan.

4) Berwibawa yang meninggalkan bekas dalam hati

5) Dengan perumpamaan, sehingga memudahkan pemahaman.

6) Dengan peragaan atau gambar, agar anak lebih jelas

menangkap maksudnya.

7) Dengan amalan praktis, dengan melihat kesempatan.21

d. Metode Pengawasan/Perhatian

Kita harus selalu memperhatikan dan mengawasi anak-anak

kita, sehingga bisa menegur dan menasihati mereka bila mereka lupa

atau melakukan kesalahan. Perhatian dan pengawasan, kita lakuakn

dalam seluruh aspek pendidikan meliputi:

1) Segi akidah, dengan mengenalkan tauhid sejak awal

pertumbuhannya.

2) Segi moral, dengan mengenalkan anak akan sopan santun dan

akhlak yang mulia.

21 Ibid, hal 98

Page 38: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

27

3) Segi mental dan intelektual, membiasakan dengan hal-hal

yang baik serta menjauhkannya dari hal-hal yang buruk

4) Segi jasmani, dengan membiasakan hidup teratur, makanan

yang halal dan sehat serta olahraga yang cukup.

5) Segi sosial, dengan membiasakan tolong menolong

menunaikan hak orang lain.22

e. Hukuman (Sanksi) atau Penghargaan (Reward)

Hukuman dan penghargaan tidak kalah pentingnya dalam

memberikan bimbingan terhadap anak. Rasulullah juga sering

menggunakannya dalam membimbing anak. Contohnya bagaimana

Rasullah membuat anak taat terhadap orang tunya dan menghindari

sifat durhaka terhadap mereka.23 Beliau menyebutkan pahala

berbakti yang begitu besar dan ancaman durhaka yang begitu

menakutkan.

Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian hukuman adalah:

1). Hukuman baru boleh dilakukan, bila anak telah melakukan

kesalahan berkali-kali.

2). Tidak memberikan ancaman dengan hukuman-hukuman yang

menyulitkan anak

3). Hukuman harus sesuai dengan kadar kesalahan yang dilakukan

anak.

4). Beri dahulu arahan, sebelum menghukum anak.

22 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT. Indiva Media Kreasi,

2007), Cet ke- 1, hal 101 23 Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaidi, Cara Nabi Mendidik Anak, (Jakarta: Al-

I’tisham, 2009), Cet ke- 3, hal 103-104

Page 39: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

28

5). Hukuman tidak menyakitkan dan tidak meninggalkan bekas di

badan anak, serta tidak melukai hati sang anak.

6). Berikan perintah atau peraturan yang sesuai dengan kemampuan

anak.24

B. Karakter

1. Pengertian Karakter

Karakter adalah kumpulan tata nilai yang mewujudkan dalam suatu

sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap, dan

perilaku yang akan ditampilkan secara mantap. Karakter merupakan

aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari yang

menjadi bagian kepribadian seseorang. Karakter merupakan nilai-nilai yang

terpatri dalam diri seseorang melalui pendidikan, pengalaman, percobaan,

pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, tentu karakter tidak datang dengan

sendirinya, melainkan harus dibentuk, ditumbuhkembangkan, dan dibangun.

Sedangkan karakter, menurut Stephen R. Covey, adalah hasil

pembiasan dari sebuah gagasan dan perbuatan. Dalam sebuah pernyataan

disebutkan “Taburlah gagasab, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan,

tuailah kebiasaaan. Taburlah kebiasaan, tuailah karakter”. Karenanya,

karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang.25 Ia dibangun oleh

pengetahuan, pengalaman, serta penilaian terhadap pengalaman itu.

Kepribadian dan karakter yang baik merupakan interaksi seluruh totalitas

manusia.

24 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar,(Solo: PT. Indiva Media Kreasi,

2007), Cet ke-1, hal 97-100 25 Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Pendidikan ; Pengembangan

Karakter dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran, 2010), hal 134

Page 40: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

29

Istilah “karakter” dalam bahasa Yunani dan Latin, character berasal

dari kata charassein yang artinya ‘mengukir corak yang tetap dan tidak

terhapuskan’. Watak atau karakter merupakan perpaduan dari segala tabiat

manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk

membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.

Menurut Suyanto26 “karakter adalah cara berfikir dan berperilaku

yang menjadi cirri khas tiap individu untuk hidup bekerja sama, baik dalam

lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang

berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap

mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.

Kualitas moral seseorang yang tercerminkan dari segala tingkah

lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan

kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik. Karakter ini dapat berubah

akibat pengaruh lingkungan, oleh karena itu perlu usaha membangun

karakter dan menjaganya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang

menyesatkan dan menjerumuskan. Menurut Ki Hadjar Dewantara karakter

itu terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh ajar,

yang dinamakan ‘dasar’ yaitu bekal hidup atau bakat anal yang berasal dari

alam sebelum mereka lahir, serta sudah menjadi satu dengan kodrat

kehidupan anak (biologis). Sementara kata ‘ajar’ diartikan segala sifat

pendidikan dan pengajaran mulai anak dalam kandungan ibu hingga akil

baligh, yang dapat mewujudkan intelligible, yakni tabiat yang dipengaruhi

oleh kematangan berfikir. Jiwa naak yang baru lahir diumpamakan sehelai

26 Suyanto, Urgensi Pendidikan Karakter, 2014 (http://waskiamandiribk.wordpress.com).

Diunduh pada tanggal 6 April 2014

Page 41: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

30

kertas yang sudah ditulis dengan tulisan yang agak suram. Padahal

pendidikan itu wajib dan harus cakap menebalkan dan menerangkan tulisan-

tulisan yang suram mengenai tabiat-tabiat yang baik, sehingga tabiat yang

tidak dapat tertutup dan tidak terlihat karena tidak tumbuh terus.

Sebuah penerapan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang

terencana untuk menjadikan anak-anak didik mengenal, peduli, dan

menginternalisasi nilai-nilai moral sehingga anak-anak pemulung

berperilaku sebagai insan kamil.

Tujuan dari penerapan karakter itu sendiri pada anak pemulung

sebagai upaya untuk membentuk karakter yang merupakan perwujudan dari

kesatuan esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang

dimilikinya. Oleh karena itu, penerapan karakter lebih menekankan aspek

nilai religiusitas yang merupakan modal bagi pembentukan moral.27

2. Nilai – Nilai Pendidikan Karakter

Ada 18 (delapan belas) nilai yang dikembangkan dalam sebuah

pendidikan karakter bangsa,28 sebagaimana dalam table berikut:

Tabel 1 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter

NILAI DESKRIPSI

1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang

dianutnya, toleran terhadap

27 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT.

Gramedia Widiasarana Indonesia). 28 Ratna Megawati, Pendidikan Karakter solusi yang tepat untuk membangun bangsa,

(Jakarta: Indonesia Heritage Foundation, 2004), hal 95

Page 42: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

31

pelaksanaan ibadah agama lain, dan

hidup rukun dengan pemeluk agama

lain.

2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang

yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai

perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap dan tindakan orang

lain yang berbeda dengan dirinya.

4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku

tertib dan patuh pada berbagai

ketentuan dan peraturan.

5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya

sungguh-sungguh dalam mengatasi

berbagai hambatan belajar dan tugas,

serta menyelesaikan tugas dengan

sebaik-baiknya.

6. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu

menghasilkan cara atau hasil baru dari

sesuatu yang telah dimiliki.

7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah

tergantung pada orang lain dalam

Page 43: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

32

menyelesaikan tugas-tugas.

8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak

yang menilai sama hak dan kewajiban

dirinya dan orang lain.

9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya untuk mengetahui lebih

mendalam dan meluas dari sesuatu

yang dipelajarinya, dilihat, dan

didengar

10. Semangat Kebangsaan Cara berfikir, nertindak, dan

berwawasan yang menempatkan

kepentingan bangsa dan Negara di

atas kepentingan diri dan

kelompoknya.

11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat

yang menunjukkan kesetiaan,

kepedulian, dan penghargaan yang

tinggi terhadap bahasa, lingkungan

fisik, social, budaya, ekonomi, dan

politik bangsa.

12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong

dirinya untuk menghasilkan sesuatu

yang berguna bagi masyarakat, dan

mengakui, serta menghormati

Page 44: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

33

keberhasilan orang lain.

13. Bersahabat/ Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan bekerja

sama dengan orang lain.

14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang

menyebabkan orang lain merasa

senang dan aman atas kehadiran

dirinya.

15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk

membaca berbagai bacaan yang

memberikan kebajikan bagi dirinya.

16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu

berupaya mencegah kerusakan pada

lingkungan alam di sekitarnya, dan

mengembangkan upaya-upaya untuk

memperbaiki kerusakan alam yang

sudah terjadi.

17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin

member bantuan pada orang lain dan

masyarakat yang membutuhkan.

18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan

kewajibannya yang seharusnya dia

lakukan, terhadap diri sendiri,

Page 45: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

34

masyarakat, lingkungan (alam, social

dan budaya), Negara dan Tuhan Yang

Maha Esa.

3. Dasar Pengembangan Pembentukan Karakter

a. Dasar Pengembangan Pembentukan Karakter Dalam Sistem Bimbingan

Agama

Adapun dasar pembentukan karakter dalam bangunan sistem sosial

umat Islam, keteladanan akan sifat Rasulullah menjadi dasar dan acuan

karakter umat islam. Firman Allah SWT:

Artinya:

“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” Qs. Al

Ahzab: 21

C. Anak

1. Pengertian Anak

Menurut pendapat sebagian besar orang, masa kanak-kanak

merupakan masa terpanjang selama rentang waktu kehidupan. Elizabeth

Hurlock mengemukakan bahwa masa kanak-kanak dimulai setelah melewati

Page 46: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

35

masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun

sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk

wanita dan empat belas tahun untuk anak laki-laki.29

Pada UU Ri nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

menyatakan, anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan yang Maha Esa,

yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat,

martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak

asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam

Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-

Bangsa (KPBB) tentang hak anak-anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan

bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita

bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan

berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak

kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.30

Dalam kasus Psikologi, Child atau anak didefinisikan sebagai

seorang anak atau individu yang belum mencapai tingkat kedewasaan.

Bergantung pada referensinya, istilah tersebut bisa berarti seorang individu

di antara kanak-kanak dan masa puberitas.31

Al Ghazali berpendapat bahwa anak merupakan amanat dan sebuah

tanggungjawab yang diberikan Allah s.w.t kepada kedua orang tuanya. Jiwa

seorang anak yang suci dan murni merupakan permata mahal dan bersahaja

29 Elizabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendapat Sepanjang Rentang

Kehidupan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hal 108 30 Admin KPAI, “UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak”,

http://www.pdat.co.id diunduh pada tanggal 6 februari 2014 pukul 09.00 WIB 31 J. P. Chapin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),

Cet ke- 8, hal 83

Page 47: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

36

yang bebas dari ukiran dan gambaran kepada siapa saja ia cenderung

kepadanya.32

Dari beberapa pengertian diatas, kita dapat mengetahui beberapa

pengertian anak. Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan bahwa

anak adalah individu yang masih lemah, baik fisik maupun psikis yang

diamanatkan Allah s.w.t kepada manusia. Hal ini ditujukan agar anak

tersebut dapat dibimbing dan diarahkan, supaya mendapat kekokohan jiwa

serta raganya, karena anak tersebut masih dalam tahapan perkembangan dan

pertumbuhan baik jiwa dan raganya.

D. Pemulung

1. Pengertian Pemulung

Kata “pemulung” berasal dari kata “pulung”. Kata pemulung

sendiri dilihat dari pengertiannya secara harfiyah adalah sebagai orang yang

menjual barang-barang bekas kepada perusahaan atau juragan yang akan

mengolahnya kembali menjadi kegiatan mengumpulkan barang-barang

bekas (limbah) yang terbuang sebagai samapah untuk dimanfaatkan sebagai

limbah produksi.33

Pengertian pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas

dengan cara mengerumuni muatan truk sampah yang tengah di bongkar,

sebagian pemulung lainnya berputar-putar mengais barang bekas dari

32 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradapan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna,

1995), Cet ke- 33, hal 19 33 Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoneisa,

(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet ke-2, hal 740

Page 48: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

37

tumpukan-tumpukan sampah.34 Beberapa ada juga yang mencari barang-

barang bekas dengan berkeliling kompleks atau pemukiman warga.

Ada juga yang mengatakan para pemulung adalah kelompok sosial

yang kerjanya mengumpulakn atau memilih barang yang dianggap berguna

dan mempunyai nilai jual dari sampah tersebu, baik yang ada di TPA

(Tempat Pembuangan Sampah) maupun diluar TPA.35 Adapun jenis barang

bekas yang diambil pemulung adalah sebagai berikut:

1. Besi bekas

2. Botol plastik

3. Karung

4. Kardus

5. Kertas

6. Botol kaca

7. Kaleng

8. Alumunium

9. Tembaga36

Barang-barang tersebut merupakan barang yang mereka cari

setiap harinya di tempat tumpukan samapah, komplek atau pemukiman

warga, dan pinggir-pinggir jalan. Jenis barang bekas yan diambil adalah

barang yang dianggap berguna dan memiliki nilai jual. Sehingga barang

tersebut bisa ditukar dengan uang.37

34 Nawardi, Koperasi Serba Daur Ulang-Jati Dua, (Bandung: Galang, 1983), Hal 41-55 35 Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan

Lingkungan UI, Sistem Pengelolaan TPA Bantar Gebang-Bekasi, (Jakarta: PPSML-UI, 2000), hal 36

36 Wawancara Pribadi dengan Bos Lapak Pemulung, tanggal 17 februari 2014 37 ibid

Page 49: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

38

2. Gambaran Anak Pemulung

Anak – anak pemulung merupakan kaum-kaum minorotas yang

nasibnya kurang beruntung dalam dunia pendidikan. Di usia mereka

seharusnya mendapatkan hak menikmati bangku sekolah seperti anak-anak

Indonesia lainnya, bukan mengais-ngais sampah atau kardus bekas.38 Anak

pemulung merupakan komunitas yang selayaknya memperoleh hak-hak

dasarnya dengan baik. Mereka dapat bermain dan belajar sebagaimana

layaknya anak-anak yang lain bisa menikmati masa kanak-kanak dan

terlindungi dari kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.

Anak adalah anugerah terindah dari Sang Pencipta. Mereka hadir

dalam kehidupan atas nama cinta. Perhatian dan kasih saying adalah senjata

untuk menjadikan mereka generasi penerus bangsa yang memiliki nilai budi

pekerti dan akhlak yang beik tentunya. Mulai dari lingkungan kecil seperti

keluarga, hingga yang bersifat formal seperti sekolah, merupakan tempat

dimana mereka seharusnya berada, bukan di jalan.

Namun tidak semua generasi penerus bangsa ini memiliki

kesempatan untuk mengenyam bangku sekolah, terlebih lagi bagi mereka

yang berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak di antaranya mereka yang

harus membenam mimpi mereka untuk mendapat pendidikan, terutama bagi

anak-anak mereka. Padahal sekolah adalah tempatnya mencetak ‘Habibie’

berikutnya. Miris memang disaat negeri ini sedang berbenah diri menghadapi

persaingan global menuntut sumber daya manusia berkualitas, Indonesia yang

katanya punya segalanya kalah bersaing dengan bangsa lain.

38 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di komunitas pemulung Lebak

Bulus tanggal 17 februari 2014

Page 50: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

39

Kehidupan anak-anak pemulung sangat padat. Dunia anak-anak

yang semestinya bisa mereka nikmati seolah hanya sebuah dongeng bagi

mereka. Bayangkan saja, sepulang sekolah mereka harus membantu orang tua

memilah-milah sapah hasil orang tua mereka memulung. Sesudah itu, anak-

anak yang rata-rata masih SD ini harus mengasuh adik-adiknya. Dan

memang, hampir tidak ada waktu unuk bermain menikamati dunia anak yang

harusnya mereka dapatkan.39

Itu masih soal kesempatan mereka menikmati kehidupan sebagai

anak-anak. Hal lainnya, yakni dalam urusan belajar, anak-anak pemulung

harus rela belajar sendiri tanpa bimbingan orang tua. Bukan karena ibu dan

bapaknya tidak peduli, tetapi orang tua mereka tak punya pilihan waku yang

cukup untuk mendampingi anak-anak pemulung belajar. Seharian, para

pemulung yang inggal di sekitar lokasi Tempat Pembuangan (sampah) Akhir

(TPA) harus menguras keringat dan tenaga untuk memungut sampah yang

selanjutnya dijual demi keberlangsungan hidup anak-anak mereka.

Selain keterbatasan waktu untuk menemani anak-anak belajar,

pemulung juga mengalami kesulitan untuk belajar bersama anak-anaknya.

Maklum saja, sebagian dari mereka memang tidak lancer baca tulis, bahkan

sama sekali buta huruf. Mendatangkan guru privat bagi anak-anak mereka

sepertinya, hal itu hanya sekedar hayalan bagi pemulung. Memenuhi

mengikutkan anak-anaknya pada lembaga bimbingan belajar.

39 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi komunitas pemulung Lebak Bulus pada

tanggal 17 februari 2014

Page 51: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

40

BAB III

TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Yayasan Media Amal Islami1

1. Profil Yayasan Media Amal Islami

Media Amal Islami (MAI) adalah yayasana independen non

partisipan yang berdiri sejak tahun 1999 dan terdaftar pada Akte Notaris

Ny. Ratna Wijayanti No 01/2007 yang bergerak dalam bidang dakwah,

pendidikan, sosial dan ekonomi.

Aktifitas Ketua Umum MAI, H. Aslih Ridwan, MA. Pengisi acara

Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio, Wakil Sekjen KISPA (Komite

Indonesia untuk Solidaritas Palestina), Account Excecutive di Majalah

Aulia.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Menjadikan sebuah lembaga dambaan umat, yang unggul dalam

menetaskan kaum dhuafa menjadi kaum yang mandiri dan berakhlak

yang shaleh

b. Misi

a) Melaksanakan dakwah bil lisan dan bil hal kepada masyarakat

dhuafa

b) Meringankan beban kaum dhuafa

1 Proposal Ramadhan MAI 1431 H/2010 M, Pembangunan Asrama Anak Yatim, Sekolah

Dhuafa, Pemulung dan Anak Jalanan Lebak Bulus V, Cilandak

Page 52: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

41

c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan pelatihan

bagi kaum dhuafa

d) Mengembangkan menejemen ilmu pengetahuan sehingga

tercipta yang terus-menerus memiliki nilai tambah

e) Mengajak kaum yang berkemampuan untuk aktif dan peduli

oterhadap kaum dhuafa

f) Mendorong dan memfasilitasi para Pembina yang terlibat aktif

untuk menjadi pengajar dan pembinaan sejati dengan

memberikan ruang dan kesempatan yang besar untuk

mengembangkan diri, meningkatkan keilmuan dan

kesejahteraannya.

3. Struktur Organisasi

Sekretaris UmumSigit Kuntoro

Bendahara UmumZhillan Sofandi

Ketua UmumH. Aslih Ridwan, Ma

Wakil Ketua UmumM. Iqbal Siregar

Wakil SekretarisDina Banowati, S. Sos. I

Wakil Bendahara IDzulfitri Sulaiman, S. Pd. I

Wakil Bendahara IIFathi Ihsan

4. Program Yayasan Media Amal Islami

Page 53: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

42

a. Bidang Dakwah:

- Tebar da’I ke komunitas pemulung dan anak jalanan

- Pembinaan akidah dan akhlak pemulung

- Pengajian orang tua, remaja dan anak-anak

- Tafakur alam dhuafa

b. Bidang Pendidikan

- Program beasiswa anak asuh (Yatim)

- Program peduli guru dan murid

- PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)

- Madrasah Diniyah Takmiliyah Gn, Sindur & Curug Parung

- TPA anak pemulung

c. Bidang Sosial

- Relawan Kemanusiaan (REKAM) MAI

- Santunan rutin anak yatim, dhuafa dan jompo

- Tebar hewan kurban

d. Bidang Ekonomi:

- Usaha aqiqah

- Koperasi Syariah simpan pinjam

- Pembekalan keterampilan

e. Pembangunan Asrama Anak Yatim & Sekolah Dhuafa, Pemulung

serta Anak Jalanan

Page 54: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

43

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

A. Deskripsi Informan

1. Pembimbing

Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang deskripsi pembimbing

dan terbimbing yang ada di Yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak

Bulus, Cilandak Jakarta Selatan. Pembimbing agama Islam yang ada di

Yayasan Media Amal Islami (MAI) yaitu dua orang pembimbing.

Tabel 3

Pembimbing Agama Islam

No Nama Tugas Hari/waktu

1 H. Aslih Ridwan, MA Pembimbing

Agama Islam

Rabu

16.00-17.00

2 Yayah Kodariah Pembimbing

Agama

Kamis

11.00-16.00

3 Ratnasari Pembimbing

Agama Islam

Senin-jumat

08.00-16.00

Deskripsi mengenai Pembimbing Agama Islam di Yayasan Media

Amal Islami (MAI) yaitu:

a. Bapak H. Aslih Ridwan, MA

Bapak Aslih adalah seorang Pembimbing Agama Islam di MAI

lahir di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1967. Bapak Aslih telah

mendirikan yayasan MAI sejak tahun 2008.

Page 55: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

44

Selain menjadi seorang pembimbing agama Islam di MAI, ia juga

tercatat sebagai pengisi acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens

Radio, Wakil Sekjen KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas

Palestina), dan Account Executive Majalah Aulia. Berikut kutipan

wawancara Ustd. Aslih dengan peneliti.1

b. Ratnasari

Ratnasari adalah seorang pembimbing agama Islam di MAI

lahir di Karawang, 5 Maret 1994. Ia sekarang bertempat tinggal di Jl.

Lebak Bulus 5 no 34, Cilandak Jakarta selatan.

Ia menjalankan tugasnya dengan cermat dan ikut serta

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak-anak di yayasan. Ada

beberapa tugas yang dijalankan Ratnasari sebagai seorang pembimbing

agama Islam di Yayasan meliputi:

1. Pengamatan perilaku anak.

2. Memberikan bantuan khusus kepada anak-anak yang bermasalah dan

membutuhkan.

3. Mengadakan bimbingan kelompok atau individu kepada anak.2

2. Terbimbing

Adapun deskripsi mengenai terbimbing adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Terbimbing Berdasarkan Jenis Kelamin3

1 Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 25

April 2014. 2 Observasi di Yayasan Media AMal Islami, 25 April 2014

3 Data kegiatan Bimbingan Agama Islam di Yayasan Media Amal Islami,

periode Juni 2014.

Page 56: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

45

No Jenis kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 19 Orang

2 Perempuan 12 Orang

Jumlah 31 Orang

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terbimbing laki-laki

berjumlah 14 orang dan terbimbing perempuan berjumlah 8 orang.

Tabel 5

Terbimbing Berdasarkan Usia4

No Usia Jumlah

1 10-12 Tahun 15 Orang

2 13-14 Tahun 10 Orang

3 15-17 Tahun 6 Orang

Jumlah 31 Orang

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terbimbing umur

10-12 tahun berjumlah 15 orang, terbimbing umur 13-14 tahun berjumlah

10 orang, dan terbimbing umur 15-17 tahun berjumlah 6 orang.

Terbimbing yang menjadi sampel penulis di Yayasan Media Amal

Islami berjumlah tiga orang. Penulis hanya mengambil lima sampel

4 Data kegiatan Bimbingan Agama Islam di yayasan Media Amal Islami Lebak

Bulus, periode Juni 2014.

Page 57: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

46

dalam penelitian ini karena sesuai dengan kriteria yang penulis

harapkan yaitu:

a. Anak yang putus sekolah yang tidak mampu dari batas usia 10 s/d

17 thn yang mengikuti masa pendidikan periode Januari s/d Juni

2014.

b. Anak yang aktif mengikuti bimbingan agama selama 6 bulan.

Dari jumlah tersebut, penulis harap cukup untuk mewakili sampel

penelitian yang penulis lakukan di yayasan. Adapun terbimbing yang

telah penulis wawancarai diantaranya:

a. Linah, lahir di Jakarta, tanggal 12 Maret 1998. Linah yang sekarang

sudah berumur 16 tahun telah berhenti sekolah sejak lulus SD

karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan dan

bergabung pada yayasan Media Amal Islami pada tahun 2014.5

b. Siti Apsah, lahir di Bekasi, pada tanggal 04 Oktober 1997. Alamat

asal Jl. Lebak Bulus V RT 014/004. Trisna yang sekarang sudah

berumur 17 tahun telah berhenti sekolah sejak SMP karena ekonomi

keluarganya yang tidak sanggup untuk membiayai pendidikannya.6

c. Syahril Ramadhan lahir di Bekasi, pada tanggal 07 Oktober 1997.

Kafi yang sekarang telah berumur 17 tahun telah berhenti sekolah

sejak lulus MTS karena faktor ekonomi keluarganya.7

5 Wawancara dengan Linah, siswa di Media Amal Islami(MAI) Lebak Bulus,

Jakarta pada tanggal 27 April 2014. 6 Wawancara dengan Siti Apsah, siswa di Media Amal Islami (MAI) Lebak

Bulus, Jakarta pada tanggal 27 April 2014. 7 Wawancara dengan Syahril, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak

Bulus, Jakarta pada tanggal 27 April 2014.

Page 58: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

47

B. Implementasi Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter

pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami, Cilandak Jakarta

Timur.

Pembimbing agama Islam di yayasan Media Amal Islami (MAI)

memegang peranan penting dalam meningkatkan karakter para anak

pemulung.

a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Pembimbing agama Islam di MAI berjumlah tiga orang yaitu Ustd

Aslih Ridwan, Ratnasari, dan Yayah Kodariah. Dalam memberikan

bimbingan kepada anak pemulung di yayasan mereka memiliki jadwal

bimbingan yang berbeda. Jadwal bimbingan Ustd Aslih dilaksanakan pada

hari Rabu 16.00-17.00 WIB di Aula yayasan Media Amal Islami.

Sebagaimana yang Ustd Aslih kemukakan dalam wawancara:

“Saya memberikan bimbingan agama kepada anak pemulung di

MAI yang dilaksanakan setiap hari setelah shalat ashar sampai

menjelang waktu maghrib di Aula yayasan MAI dengan

pengawasan saya sendiri. Dalam bimbingan agama ini, saya

memberikan materi karakter. Saya berharap dengan memberikan

materi karakter, anak dapat mengerti dan mengetahui bagaimana

bertingkah laku yang baik, misalnya bagaimana cara

menghormati orang tua dan berperilaku jujur.”8

Sedangkan tempat dan jadwal bimbingan pembentukan karakter oleh

ratnasari dan yahya, dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat

pukul 08.00-16.00 WIB. Sebagaimana yang diungkapkan beliau dalam

pernyataan berikut:

“Kalau Ustd Aslih memberikan bimbingan selalu di luar kelas

seperti di aula dan terkadang di lapak pemulung tergantung

dengan kondisi saja, kalau di setiap harinya jam 08.00-16.00.

saya dan kakak yahya memberikan materi tentang fiqih dan

8 Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, yayasan, 2

Mei 2014

Page 59: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

48

pembentukan karakter kepada anak-anak. Materi tentang

karakter yang kita kenalkan kepada para anak-anak pemulung

yaitu pertama, membaca Al-Qur’an dan shalat karena membaca

Al-Qur’an dan shalat merupakan media atau alat untuk

membentuk karakter anak. Kedua, menanamkan keyakinan

kepada anak akan adanya hal-hal yang gaib seperti adanya Allah

SWT, malaikat, dan setan. Mana yang harus mereka dekati dan

mana yang harus mereka jauhi. Ketiga, berperilaku sopan

kepada siapapun, baik terhadap orang tua, pengajar, teman,

maupun masyarakat sekitarnya. Keempat, menyayangi teman,

tidak mencaci maki kekurangan teman, tidak menggosip, dan

menyakiti teman secara fisik.9”

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulakn bahwa

pelaksanaan bimbingan kakak Ratnasari dan Yahya dilakukan di dalam

kelas yayasan Media Amal Islami (MAI). Bimbingan diberikan kepada

anak-anak setiap hari dari pagi hingga menjelang maghrib. Kak

Ratnasari dan Yahya berharap dengan memberikan materi

pembentukan karakter, anak-anak mengerti bagaimana bertingkah laku

yang baik, misalnya bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua

dan berperilaku jujur. Pelaksanaan bimbingan kakak Ratnsari dan

Yahya dilaksanakan di dalam kelas setiap hari senin hingga Jumat

pukul 08.00-16.00 WIB dengan berbeda-beda kelas. Kak Ratna dan

Yahya menyampaikan materi-materi bimbingan di antaranya:

a. Tata cara membaca Al-Qur’an dan melaksanakan shalat .

b. Menanamkan keyakinan kepada siswa akan adanya hal-hal yang

gaib seperti adanya Allah SWT, malaikat dan setan.

c. Berperilaku sopan kepada siapapun, baik terhadap orang tua,

instruktur, pegawai yayasan, teman, maupun masyarakat sekitarnya.

9 Wawancara pribadi dengan kakak Ratnasari, Pembimbing Agama Islam, MAI,

2 Mei 2014

Page 60: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

49

d. Menyayangi teman, tidak mencaci maki kekurangan teman, tidak

menggosip, tidak menyakiti teman secara fisik.

b. Materi Bimbingan

Materi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

pelaksanaan bimbingan karena pemilihan materi yang sesuai akan

membantu peserta bimbingan mencapai tujuan yang diinginkan.

Adapun materi bimbingan yang diajarkan pembimbing agama

Islam di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus, Cilandak

Jakarta Timur dalam membentuk karakter anak adalah:

a. Al-Qur’an dan Al-Hadits, merupakan pondasi atau tuntutan hidup

umat Islam, karena barang siapa yang selalu berpegang teguh

kepada keduanya maka mereka tidak akan tersesat selama-lamanya.

Untuk itu kita wajib mempercayai, memahami dan mengamalkan

isi keduanya yang ada didalamnya.

b. Ilmu tauhid (keimanan), dengan menanamkan nilai-nilai keimanan

kepada anak yang tercermin dalam rukun iman yang enam meliputi

iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada

kitab-kitab Allah, iman kepada rasul, iman kepada hari kiamat,

iman kepada qadha dan Qadar.

c. Aqidah akhlak, adalah ilmu yang berbicara tentang bagaimana cara

berperilaku atau berkata yang benar sesuai dengan ajaran Islam,

sehingga menciptakan akhlak mahmudah (terpuji).

Page 61: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

50

d. Ilmu Fiqih, meliputi thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-

ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah.10

Bimbingan Menurut para ahli sebagai berikut:

a. Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang

diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki

kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada

seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya

mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul

bebannya sendiri.

b. Stoops mengatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses yang

berlangsung terus menerus dalam hal membantu individu dalam

perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal

dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya

maupun bagi masyarakatnya.

c. Menurut Miller, bimbingan adalah bantuan terhadap individu

untuk mencapai pemahaman dan pengarahan dirinya yang

dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal

kepada keluarga dan masyarakat.

d. Djumhur dan Moh. Surya, mengatakan bimbingan yaitu suatu

pemberian bantuan yang terus-menerus, sistematis kepada

individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar

tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self

understanding), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self

10

Wawancara pribadi dengan kakak yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 5

Mei 2014.

Page 62: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

51

acceptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self

direction), dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (self

realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam

mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik

lingkungan keluarga maupun masyarakat.

e. Menurut Jear Book of Education, bimbingan adalah suatu proses

membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan

dan mengembangkan pribadi dan kemanfaatan social.11

Dalam hal ini pembimbing agama islam di MAI memberikan

bantuan kepada anak-anak pemulung yang dilakukan secara berkala,

yang bertujuan agar anak-anak tersebut dapat mengembangkan dirinya

secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Upaya yang

dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter di

yayasan Media Amal Islami (MAI) sebagaimana yang diungkapkan

oleh informan 1 dan informan 2 :

“Pembimbing agama yang ada di sini itu menjelaskan materi

karakter/perilaku yang baik kepada kita, kita diajarkan untuk

selalu berperilaku baik saat di dalam kelas misalnya bagaimana

bertingkah laku yang baik, bersikap ramah dengan teman, tidak

jahil dan tidak mencuri milik teman. Pembimbing agama juga

menjelaskan kepada kita mengenai keuntungan kalau orang

yang perilaku baik akan disayang oleh orang di sekeliling kita,

dan akan mempunyai banyak teman. Mereka juga menjelaskan

kepada kita bahwa orang yang perilakunya buruk akan

dikucilkan, tidak disenangi oleh orang yang ada di sekeliling

kita dan mempunyai sedikit teman. Selanjutnya mereka juga

selalu memberikan motivasi kepada kita yang berperilaku baik

agar kita yang sudah berperilaku baik untuk selalu

11

M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling Islam), (Jakarta:

Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), hal 9-10

Page 63: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

52

dipertahankan dan ditingkatkan, tapi kalo yang berperilaku

buruk diberi nasehat dan teguran gitu deh kak.”12

“Ia kak, pembimbing agama mengajarkan kepada kita

bagaimana bertingkah laku yang baik, misalnya bagaimana cara

menghormati orang tua dan berperilaku jujur. Beliau

menjelaskan kepada kita keuntungan orang yang mempunyai

perilaku baik semua orang akan merasa senang dengan

kehadiran kita, semua orang akan merasakan manfaat dengan

kehadiran kita, apabila kita meninggal mereka merasa

kehilangan. Sedangkan orang yang mempunyai perilaku buruk

tidak disenangi dan dijauhi.”13

Dari hasil observasi dan wawancara kepada informan 2 bahwa

upaya yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam upaya

membentuk karakter pada anak-anak pemulung di yayasan Media Amal

Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan baik. Sebagaimana

yang diungkapkan oleh informan 2 pembimbing agama Islam

menjelaskan karakter kepada anak-anak yaitu menjelaskan kepada

anak-anak keuntungan orang yang berkarakter/berperilaku baik dan

bahaya orang yang berperilaku buruk. Anak-anak diajarkan bagaimana

berperilaku yang baik saat berada di dalam kelas misalnya bersikap

ramah dengan teman, tidak jahil, tidak mencuri milik teman,

memberikan apresiasi dalam bentuk pujian kepada anak yang

berperilaku baik, memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu

berperilaku baik dan memberikan nasehat serta teguran kepada anak

yang berperilaku buruk.

12

Wawancara dengan Linah, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak

Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014. 13

Wawancara dengan Siti, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak

Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.

Page 64: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

53

Berdasarkan dengan hasil wawancara penulis kepada salah satu

seorang pembimbing agama Islam,

“karakter itu diperkenalkan kepada anak melalui materi tentang

anak yang berkarakter, yaitu bagaimana anak bertingkah laku

dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan

contoh yang baik terlebih dahulu kepada anak, yaitu dengan

mengambil contoh yang baik dari sejarah Nabi Muhammad

SAW. Bagi anak yang berperilaku baik, akan diberikan apresiasi

dalam bentuk pujian dan untuk anak yang berperilaku buruk

akan diberikan nasehat dan teguran serta menyuruhnya untuk

menyadari atas perbuatan yang telah dilakukan.” 14

Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan

pembimbing agama Islam, seperti yang diungkapkan oleh kak Ratnasari

dan Yahya:

“karakter dibentuk dengan keteladanan. Bimbingan dan arahan

yang diberikan berupa memantau kehadiran anak, memberikan

nasehat dan memberikan materi yang sifatnya membangun

kesadaran anak tentang pentingnya berperilaku yang baik.

Untuk memperbaiki perilaku anak yang buruk adalah dengan

menegur dan menasehatinya agar anak tersebut tidak

mengulangi perbuatan buruknya. Bagi anak yang berperilaku

baik akan diberikan apresiasi dengan nilai yang baik. 15

c. Upaya Pembimbing Agama dalam Membentuk Karakter

Pembimbing agama Islam memiliki peran yang sangat besar dalam

membentuk karakter anak di MAI. Seperti yang dikemukakan oleh menurut

Stephen R. Covey, bahwa karakter adalah hasil pembiasan dari sebuah

gagasan dan perbuatan. Dalam sebuah pernyataan disebutkan “Taburlah

gagasan, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaaan.

Taburlah kebiasaan, tuailah karakter”. Karenanya, karakter terbentuk

14

Wawancara pribadi dengan kakak yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15

Mei 2014. 15

Wawancara pribadi dengan kakak Ratnasari, Pembimbing Agama Islam, MAI,

15 Mei 2014.

Page 65: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

54

melalui perjalanan hidup seseorang.16

Ia dibangun oleh pengetahuan,

pengalaman, serta penilaian terhadap pengalaman itu. Kepribadian dan

karakter yang baik merupakan interaksi seluruh totalitas manusia.

Pembimbing yaitu seseorang yang memberikan bantuan bimbingan

atau melakukan proses membimbing untuk membantu orang lain dalam

menyelesaikan masalah dengan memberikan nasehat – nasehat agama.

Jadi upaya pembimbing yaitu memberikan pembiasaan kepada anak-

anak MAI sesuai materi atau pokok pembahasan yang dapat membentuk

karakter pada anak itu sendiri. Selain itu para pembimbing juga memberikan

contoh langsung kepada anak melalui aplikasi ibadah yang mereka jalankan

atau lakukan dalam kegiatan sehari-hari seperti tata cara wudhu, salat,

membaca Al-Qur’an dan membaca doa-doa sehari-hari.

Dalam kegiatan bimbingan agama yang dilakukan di yayasan Media

Amal Islami Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan ada tiga orang

pembimbing agama Islam yang memberikan bimbingan kepada anak-anak

di yayasan tersebut yaitu Ustd Aslih Ridwan, Ratnasari dan Yahya. Ketiga

pembimbing tersebut melakukan bimbingan dengan peran dan fungsi yang

sama, namun berbeda dalam segi metode pendekatannya.

d. Pembentukan Karakter pada Anak Pemulung.

Menurut Suyanto17

“karakter adalah cara berfikir dan

berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup bekerja

sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.

16

Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Pendidikan ; Pengembangan

Karakter dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al

Quran, 2010), hal 134 17

Suyanto, Urgensi Pendidikan Karakter, 2014 (http://waskiamandiribk.wordpress.com).

Diunduh pada tanggal 6 April 2014

Page 66: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

55

Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat

keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari

keputusan yang dibuatnya. Karakter anak-anak di yayasan dinilai cukup

baik. Hal ini dapat dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil

wawancara, sebagaimana yang diungkapkan oleh:

Informan 3:

“Alhamdulillah setelah menjadi siswa di yayasan ini saya

melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-

teman, saya shalat secara berjama’ah di masjid, yayasan dan

dirumah. Karena shalat fardhu hukumnya wajib..18

Dari hasil wawancara penulis kepada informan, bahwa karakter

anak terhadap Allah SWT di yayasan dinilai cukup baik. Hal ini dapat

dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil wawancara,

sebagaimana yang diungkapkan oleh informan diatas. Selama belajar di

yayasan, para informan telah mengalami perubahan perilaku yang

dinilai cukup baik. Perubahan tersebut tampak dalam hal mereka selalu

mendoakan kedua orang tua ketika selesai shalat, selalu membaca

wirid-wiridan setelah selesai shalat, selalu melaksanakan shalat fardhu

lima waktu secara berjamaah dan juga mengerjakan shalat tahajud. Hal

ini disebabkan karena sesudah menjadi siswa dan mendapatkan

bimbingan di MAI mereka baru menyadari bahwa shalat dapat

menenangkan jiwa dan pikiran-pikiran yang kalut. Sebelum menjadi

siswa dan mengikuti kegiatan bimbingan agama di yayasan MAI, para

18

Hasil wawancara dengan Syahril, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI)

Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.

Page 67: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

56

informan ini jarang mendoakan kedua orang tua, tidak pernah membaca

wirid-wiridan setelah selesai shalat dan jarang melaksanakan shalat

fardhu. Hal ini disebakan karena sebelum mendapatkan bimbingan

agama di MAI, pemahaman agama mereka masih sangat minim

sehingga pelaksanaan ibadah pun dinilai masih kurang baik

Karakter anak-anak sebagaimana yang diungkapkan Ustd Aslih

dalam pernyataan berikut:

“Menurut saya karakter anak-anak dalam menjalankan perintah

agama terutama masalah shalat alhamdulillah sudah baik, yaitu

baik dalam arti lebih banyak yang mau sendiri dibandingkan

dengan disuruh-suruh. Walaupun sebagian masih ada yang

bercanda ketika melakukan shalat.19

Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil

wawancara penulis bersama salah seorang pembimbing agama Islam,

Ustd Aslih:

“Alhamdulillah setelah anak-anak masuk ke yayasan ini karakter

mereka menjadi baik terutama masalah shalat sejauh ini sudah

berjalan dengan baik meskipun awalnya anak-anak ini harus

disuruh-suruh dulu untuk shalat dan sekarang sebagian besar

sudah dengan kesadarannya sendiri shalat tanpa harus disuruh-

suruh lagi. Anak-anak di yayasan akan terus dibiasakan untuk

shalat, meskipun selalu ada penekanan dari kami untuk

menyuruhnya shalat.20

Hasil wawancara penulis kepada pembimbing agama Islam di

atas, bahwa karakter anak pemulung khususnya yang berhubungan

dengan ibadah seperti shalat alhamdulillah secara keseluruhan sudah

baik, yaitu baik dalam arti lebih banyak yang mau mengerjakan shalat

19

Wawancara pribadi dengan kakak Ratnsari, Pembimbing Agama Islam, MAI,

15 Mei 2014 20

Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02

Mei 2014.

Page 68: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

57

sendiri tanpa harus disuruh-suruh. Kemauan untuk shalat ini merupakan

salah satu perubahan perilaku yang cukup baik dari anak-anak di

yayasan setelah mereka mengikuti bimbingan agama Islam, karena

sebelum mengikuti bimbingan agama di yayasan mereka sulit diatur,

terutama dalam hal shalat.

Karakter anak terhadap sesama manusia sebagaimana yang

diungkapkan oleh informan 2 dalam pernyataan berikut:

“Ketika ada seseorang yang lagi butuh pertolongan sebisa

mungkin saya berusaha untuk menolong dan misalnya ketika

ada teman saya lagi ada masalah kita selesaikan bareng-bareng

dengan teman deket saya yang lain, kalo ada orang yang buat

salah sama saya, saya maafin dan begitu juga sebaliknya. Kalau

saya merasa punya salah sama teman, saya langsung minta maaf

dan saya juga akan menempati janji kalo buat janji sama teman

karena janji itu kan harus ditepati dan ngucapin salam ketika

bertamu ke rumah orang karena kelihatan gak sopan kalo main

nyelonong masuk aja ke rumah orang. Entar disangka saya anak

tidak di didik sama orang tua lagi. Alhamdulillah banget yah

setelah saya diberikan bimbingan di yayasan ini. Dibandingkan

sebelum saya ngikutin kegiatan bimbingan saya ini orang nya

sangat cuek sekali, gak mau minta maaf kalo ada salah sama

orang, gak pernah menempati janji dan kalo masuk ke rumah

sendiri kadang ngucap salam kadang enggak”.21

Dalam hal karakter terhadap sesama manusia, bahwa perilaku

anak-anak di yayasan setelah mengikuti bimbingan agama Islam telah

mengalami perubahan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari data

yang penulis peroleh melalui hasil wawancara, sebagaimana yang

diungkapkan oleh informan 2. Informan menyatakan bahwa setelah

mengikuti bimbingan agama Islam, ia mengalami perubahan perilaku

yang lebih baik. Hal ini tampak dalam hal menolong orang yang

21

Hasil wawancara dengan syahril, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI)

Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.

Page 69: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

58

membutuhkan pertolongan, memberikan solusi yang terbaik ketika ada

seseorang yang meminta pendapatnya tentang suatu masalah, meminta

maaf ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, memaafkan

kesalahan orang lain, menepati janji, dan mengucapkan salam ketika

hendak bertamu ke rumah orang lain. Sebelum mengikuti kegiatan

bimbingan agama di MAI, mereka memiliki sikap cuek, tidak mau

menolong orang yang berada dalam kesusahan, suka memukul teman,

tidak pernah mau meminta maaf jika mempunyai kesalahan terhadap

orang lain, tidak pernah menepati janji ketika mempunyai janji dengan

orang lain dan jarang mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke

rumah orang lain.

Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil

wawancara penulis bersama salah satu seorang pembimbing agama

Islam kakak Yahya mengenai karakter anak-anak pemulung di yayasan

terhadap sesama manusia terutama pada temannya setelah masuk ke

yayasan sudah banyak perubahan seperti lebih solider, menghargai

perbedaan, dan saling membantu.22

Adapun kaitannya dengan karakter anak-anak pemulung

terhadap lingkungan, penulis menilai bahwa karakter anak-anak

pemulung terhadap lingkungan dinilai sudah cukup baik. Hal ini dapat

dilihat dari hasil wawancara penulis dengan anak pemulung di yayasan.

Siswa menyatakan selalu membuang sampah tempat sampah yang

22

Wawancara pribadi dengan kakak Yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15

Mei 2014.

Page 70: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

59

telah disediakan oleh yayasan, membersihkan halaman yayasan yang

kotor, menjaga dan merawat keindahan yayasan dengan tidak

mencoret-coret dinding kelas yayasan, tidak merusak tanaman orang

lain, menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di

sembarang tempat. Sebelum mengikuti kegiatan bimbingan agama di

MAI. Mereka membuang sampah sembarangan, kurang menjaga

kebersihan, dan suka mengambil milik orang lain.23

.

C. Metode Bimbingan yang digunakan Pembimbing Agama Islam dalam

Upaya Membentuk Karakter Anak Pemulung di Yayasan Media Amal

Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan.

Metode adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk

mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. 24

Metode dalam suatu bimbingan

sangat diperlukan sekali agar materi yang disampaikan oleh pembimbing

agama Islam dapat dimengerti oleh anak. Adapun metode yang digunakan

oleh pembimbing agama Islam dalam upaya membentuk karakter anak

pemulung di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak

Jakarta Selatan :

1. Metode directive

Dalam teori ini, metode direktif merupakan bentuk psikoterapi

yang paling sederhana, karena pembimbing atas dasar metode ini secara

langsung memberi jawaban-jawaban terhadap problem yang klien disadari

23

Hasil wawancara dengan Syahril, siswa di Yayasan Media Amal Islami (MAI)

Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014. 24

M. Lutfi, MA, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan (Konseling) Islam

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 120.

Page 71: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

60

menjadi sumber kecemasannya.25

“Pembimbing mengungkapkan metode

direktif yang berupaya mengarahkan anak untuk bisa keluar dari

permasalahan yang sedang dihadapinya. Misalnya untuk bimbingan

perilaku dan ibadahnya seperti shalat fardhu yang lima waktu merasa

kesulitan untuk diberi bimbingan, maka langka awal pembimbing

melakukan pendekatan secara emosional agar anak mau bercerita tentang

permasalahan apa yang anak pikirkan. Setelah anak menceritakan semua

permasalah yang ia hadapi barulah pembimbing memberikan solusi

sehingga pikiran mereka menjadi terbuka. Materi yang diberikan

pembimbing kepada anak seperti : tata cara membaca Al-Qur’an, Dzikir,

kegiatan berjamaah seperti shalat berjamaah, aqidah, fiqih, akhlak dan

pengetahuan lainnya. Di dalam bimbingan ini, pembimbing memberikan

metode yang mudah dimengerti oleh anak MAI.

2. Metode Ceramah

Pembimbing agama Islam memberikan ceramah kepada anak-anak

tentang sikap, kejujuran dan motivasi. Pembimbing juga menjelaskan

secara singkat perilaku mulia yang dimiliki oleh Rasulullah SAW agar

dapat dicontoh oleh anak-anak di yayasan. Pembimbing agama Islam

menggunakan metode ceramah dengan durasi waktu kurang lebih 15

menit.

3. Metode bimbingan belajar Al-Qur’an

Al-Qur’an merupakan tuntunan hidup kaum muslimin, yang di

dalamnya memuat jawaban atas semua permasalahan yang dihadapi

25

Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:

Hamzah,2010), h.71.

Page 72: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

61

manusia. Al-Qur’an juga mampu memberikan ketenangan pada hati dan

pikiran manusia. Sehingga dengan fadilah Al-Qur’an dapat membantu

dalam memahami atau membentuk karakter pada anak. Dalam

pelaksanaan metode ini, pembimbing agama Islam mengajarkan tata cara

membaca Al-Qur’an. Kemudian metode ini juga diselingi dengan

menghafal doa-doa pendek, menghafal bacaan shalat, dan menghafal

hadits yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah salah satu metode yang digunakan

pembimbing agama Islam di yayasan. Metode ini digunakan saat

pembimbing agama telah selesai menyampaikan materi. Di sini anak

diberi kesempatan untuk bertanya kepada pembimbing agama jika ada

materi yang kurang jelas dan belum dimengerti. Pembimbing agama tidak

memberikan batasan jumlah pertanyaan, sehingga anak di perbolehkan

untuk bertanya di luar konteks materi yang dibahas pada hari itu. Biasanya

pertanyaan akan langsung dijawab oleh pembimbing agama pada saat itu

juga.

5. Metode praktik langsung.

Metode praktik langsung adalah salah satu metode yang dilakukan

oleh pembimbing agama Islam di MAI dengan cara melakukan praktek

secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada

Page 73: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

62

anak-anak. Diantaranya tata cara membaca Al-Qur’an, melaksanakan

shalat fardhu dan sunnah.26

D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembimbing Agama Islam dalam

uapaya Membentuk Karakter pada Anak pemulung di yayasan Media

Amal Islam Lebak Bulus Cilandak Jakarta Timur.

1. Faktor Pendukung

Setiap program kegiatan pasti akan mendapati faktor penghambat

dan faktor pendukungnya. Begitu juga dengan kegiatan pembimbing

agama Islam dalam upaya membentuk karakter pada anak pemulung di

yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan.

Adapun faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya:

a. Pembimbing agama Islam yang ada di yayasan Media Amal Islami

(MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan memiliki pengetahuan

yang memadai dalam menjalankan tugasnya. Materi yang diberikan

kepada anak-anak di yayasan sudah dikuasai pembimbing agama Islam

dengan baik.27

b. Adanya pengawasan ekstra dari orang yayasan dan pembimbing agama

tentang perubahan tingkah laku anak-anak di yayasan seperti ketika

anak-anak di yayasan mulai malas shalat maka para anggota yayasan

dan pembimbing agama akan mengingatkan. MAI memiliki buku

pemantau atau kontrol terhadap kegiatan anak-anak yang dipegang

oleh pembimbing agama Islam, untuk mengetahui perkembangan atau

perubahan perilaku anak, sehingga para pembimbing agama Islam

26

Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02

Mei 2014. 27

Wawancara dengan kakak Ratnasari, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15 Mei

2014

Page 74: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

63

dapat memantau dan mengawasi sikap dan perilaku anak. Pembimbing

agama Islam melakukan pencatatan pada buku pemantau

perkembangan anak-anak, baik yang bersifat positif maupun hal-hal

yang harus mendapatkan pendampingan atau perbaikan. Dengan

dilaksanakannya pencatatan atau pengisian buku perkembangan anak-

anak ini, para pembimbing agama Islam dapat menjalin komunikasi,

melakukan perencanaan, dan memecahkan masalah yang terbaik untuk

kepentingan anak-anak serta mengetahui perkembangan anak tersebut

secara keseluruhan. Selanjutnya memberikan evaluasi yang berbentuk

lisan dan tertulis, yang diiringi dengan praktik langsung. Cara tersebut

dilakukan agar apa yang diharapkan pembimbing agama Islam dapat

tercapai dengan baik.28

c. Adanya kesadaran dari anak-anak untuk memperbaiki dirinya sendiri,

seperti berbicara lebih sopan dengan orang yang lebih tua.

d. Adanya motivasi dari orang tua dan pembimbing agama Islam dalam

rangka membentuk karakter para anak pemulung.

e. Sarana dan prasarana yang ada di yayasan sudah memadai seperti

ruangan kelas yang bersih, ruangan serba guna, papan tulis, buku-buku

dan aula yang dilengkapi dengan perpustakaan kecil.29

2. Faktor penghambat

28

Wawancara dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02 Mei

2014. 29

Wawancara dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02 Mei

2014.

Page 75: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

64

Sedangkan faktor penghambat upaya pembimbing agama Islam

dalam upaya membentuk karakter pada anak pemulung di yayasan Media

Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Ciladak Jakarta Selatan adalah:

a. Waktu penyampaian materi yang tidak cukup, begitu juga dengan

alokasi waktu yang seharusnya dilakukan pada waktu yang tepat.

b. Kurangnya konsentrasi anak-anak dalam mengikuti bimbingan agama

Islam dan banyak anak yang tidak memperhatikan penjelasan yang

disampaikan pembimbing agama Islam. Sehingga anak kurang

memahami materi yang disampaikan dalam bimbingan agama Islam

tersebut.30

E. Analisa SWOT pada lembaga yakni Strengths (kekuatan), Weakness

(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).

1. Analisis SWOT

SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses

(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). “SWOT is

an acronym for the internal Strengths and Weaknesses of a business and

enviromental Opportunities and Threats facing that business.” 31

Adapun

pengertian lain “Swot is an acronym for a company’s Strength, Weakness,

Oppor, and Threats.”32

Jadi, SWOT adalah sebuah strategi yang mengevaluasi Strengths

(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats

(ancaman) di dalam bisnis.

30

Wawancara dengan kakak Yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15 Mei

2014. 31

JOHN A, PEARCE II and RICHARD B. ROBINSON JR. Strategic

Management,3rd ed.(USA : Richard D. Irwin, Illions, 1988)h. 292 32

ARTHUR A. THOMPSON, JR. and A.J. STRICKLAND III. Strategic

management: concept and cases7th ed. (New York: Richard d. Irwin, inc.1993)h.87.

Page 76: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

65

ANALISIS SWOT

Kekuatan ( Strength)

Kelemahan (Weakness)

1. Kualitas metode-metode

bimbingan

2. Kenyamanan anak dalam

bimbingan

3. Kualitas bimbingan

1. Kuantitas pembimbing

2. Kesulitan-kesulitan teknis dalam

bimbingan

3. Kinerja pembimbing belum optimal

4. Pengembangan metode bimbingan

Peluang (Opportunities)

1. Teknologi bimbingan

2. Kepercayaan masyarakat

3. Fasilitas

4. Kerjasama dengan lembaga

lain

Ancaman ( Treaths)

1. Kepercayaan masyarakat pada

lembaga.

2. Kendala penanganan anak

3. Penurunan minat anak dalam

bimbingan

INTERNAL

EKSTERNAL

KEKUATAN (S)

S.1 Kualitas metode-

metode bimbingan

S.2 Kenyamanan anak

dalam bimbingan

S.3 Kualitas bimbingan

KELEMAHAN (W)

W.1 Kuantitas pembimbing

W.2 Kesulitan kesulitan teknis

dalam bimbingan

W.3 Kinerja pembimbing

belum optimal

W.4 Pengembangan metode

bimbingan

Page 77: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

66

Peluang ( O )

Asumsi strategi SO:

Asumsi strategi WO:

1. Teknologi

bimbingan

2. Kepercayaan

masyarakat

3. Fasilitas

kerjasama

dengan

lembaga lain

1. Terciptanya kualitas-

kualitas metode

bimbingan dengan

ditunjang teknologi

bimbingan

2. Kenyamanan anak dalam

bimbingan menciptakan

kepercayaan masyarakat

pada lembaga.

3. Terwujudnya kualitas

bimbingan ditunjang

dengan fasilitas yang

lengkap.

1. Kuantitas

pembimbing

ditanggulangi

oleh kepercayaan

masyarakat.

2. Kesulitan-

kesulitan teknis

dalam bimbingan

ditanggulangi

oleh fasilitas.

3. Kinerja

pembimbing

belum optimal

ditanggulangi

oleh teknologi

bimbingan.

4. Lemahnya

pengembangan

metode

bimbingan

ditanggulangi

Page 78: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

67

dengan kerjasama

bersama lembaga

lain.

Ancaman ( t )

T.1 Kepercayaan

masyarakat pada

lembaga.

T.2 Kendala

penanganan anak

T.3 Penurunan minat

anak dalam

bimbingan

Asumsistrategi SO:

1. Terciptanya kualitas-

kualitas metode

bimbingan dengan

ditunjang teknologi

bimbingan.

2. Kenyamanan anak

dalam bimbingan

menciptakan

kepercayaan

masyarakat pada

lembaga.

3. Terwujudnya

kualitas bimbingan

ditunjang dengan

fasilitas yang

lengkap.

4. Kualitas metode

bimbingan dapat

Asumsistrategi WT

1. Memperkecil

lemahnya

kuantitas

pembimbing

dapat menghindar

kendala

penanganan anak

2. Memperkecil

kesulitan-

kesulitan teknis

dalam bimbingan

dapat mengurangi

penurunan minat

anak dalam

bimbingan

3. Memperkecil

kurangnya kinerja

pembimbing yang

Page 79: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

68

ditingkatkan dengan

bekerjasama dengan

lembaga lain

belum optimal

dapat

menghindari

penurunan

kepercayaan

masyarakat pada

lembaga.

4. Memperkecil

lemahnya

pengembangan

metode

bimbingan dapat

meningkatkan

stabilitas dana

untuk bimbingan

Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal lembaga

maka dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan.

Formulasi strategi ini dilakukan dengan alat analisis SWOT. Berdasarkan

hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif yang dapat diperoleh adalah:

1. Strategi S.O

a. Bekerja sama dengan lembaga lain

Kualitas metode bimbingan dapat ditingkatkan dengan

bekerjasama dengan lembaga lain, dengan bekerjasama dengan

Page 80: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

69

lembaga lain pengembangan-pengembangan metode yang efektif

dapat dilakukan.

b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat

Meningkatkan kepercayaan masyarakat bisa dilakukan dengan

pengembangan metode-metode bimbingan yang baik sehingga

membangun kepercayaan dari masyarakat bahwa lembaga mampu

dalam merehabilitasi anak-anak putus sekolah.

2. Strategi WO

a. Kuantitas pembimbing

Kuantitas bimbingan bisa ditanggulangi oleh teknologi bimbingan

dan menciptakan kepercayaan masyarakat, dengan begitu

memungkinkan masyarakat ikut bergabung atau sebagai tenaga

diberdayakan.

b. Kesulitan-kesulitan teknis

Kesulitan-kesulitan yang teknis bisa ditanggulangi oleh fasilitas

lembaga yang dimanfaatkan dengan baik, misalnya pengembangan

teknologi bimbingan.

3. Stategi ST

a. Kualitas metode bimbingan

Kualitas metode bimbingan yang baik dapat menurunkan dampak

kendala penanganan anak. Seringkali ketika di lapangan kita

mendapati kesulitan-kesulitan yang tidak terduga. Selain itu

kualitas bimbingan yang baik mampu menyeimbangkan stabilitas

dana, terarah dan memiliki perhitungan yang pasti. Yang teakhir,

Page 81: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

70

dengan metode yang baik mampu menekan penurunan

kepercayaan di masyarakat akan citra lembaga.

b. Kenyamanan anak

Kenyamanan anak dalam bimbingan dapat mempengaruhi dampak

penurunan minat residen dalam bimbingan. Tidak dapat dipungkiri,

kenyamanan saat proses bimbingan akan berpengaruh pada

penyerapan informasi yang diberikan.

4. Strategi WT

a. Kinerja pembimbing

Kinerja pembimbing berkaitan dengan kuantitas pembimbing,

artinya jumlah pembimbing harus seimbang dengan terbimbing. Hal

ini untuk memperkecil kesulitan-kesulitan teknis dalam bimbingan

dapat mengurangi penurunan minat anak dalam bimbingan.

b. Minat anak

Memperkecil kesulitan-kesulitan teknis dalam bimbingan dapat

mengurangi penurunan minat anak dalam bimbingan. Untuk itu

hendaknya kesulitan-kesulitan saat proses bimbingan perlu

dihindari sekecil mungkin.

2. Pemilihan Strategi

Pemilihan strategi ini bertujuan untuk menentukan strategi yang

bisa dijalankan oleh lembaga dan menentukan strategi mana yang menjadi

prioritas untuk dilaksanakan dalam dengan tujuan pengembangan metode-

metode dalam rehabilitasi bagi anak-anak pemulung di yayasan Media

Page 82: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

71

Amal Islami (MAI). Strategi yang bisa dijalankan oleh yayasan Media

Amal Islami Lebak Bulus Cilandak Jakarta Timur secara berurutan:

a. Meningkatkan kepercayaan masyarakat

b. Bekerjasama dengan lembaga lain

c. Kuantitas pembimbing dan kualitas metode bimbingan

d. Kenyamanan anak, Kinerja pembimbing, Kepercayaan anak, Minat

anak

F. Analisis Upaya Pembimbing Agama dalam Membentuk Karakter pada

Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus Cilandak

Jakarta Selatan.

Dalam penelitian ini, upaya pembimbing agama Islam dalam

membentuk karakter anak pemulung di yayasan Media Amal Islami (MAI)

Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan adalah dengan memberikan materi

sesuai dengan tujuan yang ingin diharapkan yaitu memberikan materi

karakter (karakter terhadap Allah SWT, karakter terhadap manusia, karakter

terhadap lingkungan). Upaya lain adalah dengan memberikan materi

bimbingan Al-Qur’an dan hadits, ilmu tauhid (keimanan), aqidah akhlak dan

ilmu fiqih.

Adapun metode yang digunakan para pembimbing agama Islam dalam

membentuk karakter anak yaitu dengan metode Directive, ceramah,

bimbingan belajar Al-Qur’an, tanya jawab, diskusi, dan praktik.

Hasil observasi dan wawancara langsung dilapangan penulis

menemukan bahwa bimbingan agama sangat berpengaruh terhadap

pembentukan karakter anak. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan

Page 83: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

72

pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak di yayasan Media

Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan yaitu dapat dilihat

dari perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh anak yang sudah mengikuti

bimbingan agama Islam. Setelah mengikuti bimbingan agama Islam, para

anak pemulung mengalami perubahan perilaku yang lebih baik terutama

dalam hal pertama perilaku terhadap Allah SWT. Perubahan tersebut tampak

dalam hal anak yang selalu mendoakan kedua orang tuanya ketika selesai

shalat, selalu membaca wirid-wiridan setelah selesai shalat, selalu

melaksanakan shalat fardhu lima waktu secara berjamaah dan mereka juga

melaksanakan shalat tahajjud. Sebelum menjadi siswa dan mengikuti

kegiatan bimbingan agama di yayasan MAI, para informan ini jarang

mendoakan kedua orang tua, tidak pernah membaca wirid-wiridan setelah

selesai shalat dan jarang melaksanakan shalat fardhu. Hal ini disebabkan

karena sebelum mendapatkan bimbingan agama di yayasan MAI, pemahaman

agama mereka masih sangat minim sehingga pelaksanaan ibadah pun dinilai

masih kurang baik. Kedua, Dalam hal karakter terhadap sesama manusia,

penulis menyimpulkan bahwa karakter anak MAI setelah mengikuti

bimbingan agama Islam telah mengalami perubahan yang lebih baik. Hal ini

dapat dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil wawancara,

sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 2. Informan 2 menyatakan

bahwa setelah mengikuti bimbingan agama Islam, ia mengalami perubahan

perilaku yang lebih baik. Hal ini tampak dalam hal menolong orang yang

membutuhkan pertolongan, memberikan solusi yang terbaik ketika ada

seseorang yang meminta pendapatnya tentang suatu masalah, meminta maaf

Page 84: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

73

ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, memaafkan kesalahan

orang lain, menepati janji, dan mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke

rumah orang lain. Sebelum mengikuti kegiatan bimbingan agama di MAI,

mereka memiliki sikap cuek, tidak mau menolong orang yang berada dalam

kesusahan, suka memukul teman, tidak pernah mau meminta maaf jika

mempunyai kesalahan terhadap orang lain, tidak pernah menepati janji ketika

mempunyai janji dengan orang lain dan jarang mengucapkan salam ketika

hendak bertamu ke rumah orang lain.

Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil wawancara

penulis bersama salah seorang pembimbing agama Islam Ustd Aslih

mengenai karakter anak terhadap sesama manusia terutama pada temannya

setelah masuk ke yayasan sudah banyak perubahan seperti lebih solider,

menghargai perbedaan, dan saling membantu.33

Ketiga, karakter anak

terhadap lingkungan, perilaku anak terhadap lingkungan dinilai sudah cukup

baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan siswa. Siswa

menyatakan selalu membuang sampah ke tempat sampah yang telah

disediakan oleh yayasan, membersihkan halaman yayasan yang kotor,

menjaga dan merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret

dinding yayasan, tidak merusak tanaman orang lain, menjaga kebersihan

dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat.34

33

Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02

Mei 2014. 34

Hasil wawancara dengan Linah, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI)

Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.

Page 85: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah peneliti melakukan penelitian langsung dan mengetahui

penerapan pembimbing agama unuk membentuk karakter anak-anak

pemulung menjadi baik kearah yang Islami dengan cara menanamkan

pendidikan agama terutama pembentukan karakter bagi anak-anak pemulung

di Yayasan Media Amal Islami setelah terjadi kristenisasi oleh misionaris

gereja. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan pembimbing agama dalam membentuk karakter anak

pemulung di Yayasan Media Amal Islami adalah sebagai proses

perubahan perilaku, sebagai inisiator, sebagai fasilitator, sebagai

motivator, sebagai teladan dan sebagai pemimpin.

2. Metode yang digunakan oleh pembimbing agama dalam pembentukan

karakter bagi anak pemulung di Yayasan Media Amal Islami adalah

dengan dakwah bil lisan, dakwah bil haal, dakwah bil hikmah dan

pendekatan persuasif.

3. Faktor pendukung dalam pembentukan karakter bagi anak pemulung

adalah para pembimbing agama yang tidak pernah menyerah dalam

melakukan dakwahnya, sarana dan prasarana yang menunjang untuk

kelancaran proses kegiatan pembentukan tersebut. Faktor penghambat

dalam pembentukan akhlak bagi anak pemulung yang dilakukan oleh

pembing agama dan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Faktor interbal yaitu mulai dari anak-anak pemulung yang

Page 86: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

75

malas dan tidak adanya standarisasi untuk tenaga pembimbing agama.

Sedangkan faktor eksternal yaitu ada pihak non muslim yang punya

kepentingan untuk memanfaatkan situasi dan kondisi dari anak-anak

pemulung, faktor cuaca, kurangnya peran aktif dari pemerintah dan

financial yang tersendat.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas penulis merekomendasikan beberapa

saran yang ditujukan bagi peneliti yang akan dating. Karena kesempurnaan

masih jauh dari kesimpulan pemahaman penulis.

Pertama, pendidikan karakter merupakan pendidikan yang sifatnya

universal dan holistic, semua komponen dan steakholder pendidikan memiliki

tanggungjawab dalam mendukung pengembangan pendidikan karakter di

lembaga formal, lembaga non formal dan masyarakat.

Kedua, sebuah pembentukan karakter di lembaga non formal bukan hanya

menjadi komponen satuan pelajaran tertentu yang disampaikan oleh

pembimbing, melainkan kesauan konsep penanaman nilai-nilai kebaikan

dalam seluruh komponen pelajaran. Maka penyusunan nilai-nilai

pembelajarannya harus terpadu, tidak hanya mencakup aspek kognitif atau

pengetahuan anak melainkan menyentuh pada aspek afektif dan psikomotorik

anak.

Page 87: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

76

Ketiga, implementasi pendidikan karakter dalam cakupannya yang lebih

luas dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis. Harus

ada paying hokum yang mendukung pengembangan pembentukan karakter,

dan penanamannya harus dimulai sejak dini. Peranan pemerintah sangat

dibutuhkan dalam pengembangan aspek morallitas masyarakat menuju

manusia Indonesia yang adil dan beradab.

Page 88: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

77

DAFTAR PUSTAKA

Al-Quran dan Terjemahan.2004. Surabaya: Mekar Surabaya

A, Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: PT. Ciputat Press

Arifin, H. M. 1998. Pedoman Pelaksaan Bimbingan dan Penyuluah Agama.

Jakarta: Golden Terayon Pers

Atosokhi Gea, Antonius dkk. 2003. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: Elex

Media Komputindo

Faqih, Aunurahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta:

UII Pers

Ismail Yusanto, M. dan Sigit Purnama Jati. 2002. Membangun Kepribadian Islam.

Jakarta: Khairul Bayan

Jalaludin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Jhon M Echols dan Hassan Shadily. 2005. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta:

PT. ramedia

Kusuma A, Doni. 2010. Pendiidkan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman

Global. Jakarta: PT. Gramedia

Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaidi. 2009. Cara Nabi Mendidik Anak.

Jakarta: Al-I’tisham

Mujib, Abdul. 1999. Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan

Psikologis. Jakarta: Daarul Falah

Munawaroh, Djunadatul dan Tanenji. 2003. Filsafat Pendidikan Perspektif Islam

dan Umum. Jakarta : UIN Jakarta Press

Musnawar, Thohari. 1992. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam.

Yogyakarta: UII Pers

Page 89: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

78

Nashih Ulwan, Abdullah. 1999. Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka

Amani

Nasution, Harun. 1979. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta: UI Pers

Nuraida dan rihlah Nur Aulia. 2007. Character Building Untuk Guru. Jakarta:

Aulia Publishing House

Rasio. 2005. Berjuang Membangun Pendidikan Bangsa: Pilar-pilar Pemikiran

dan Tindakan. Malang: Pustaka Kayutangan

Razak Yurso dan Ervan Nurtawaban. 2007. Antropologi Agama. Jakarta: UIN

Jakarta Press

Salam, Syamsir dan Amir Fadilah. 2009. Sosiologi Pembangunan. Jakarta:

Lembaga Peneliti UIN Jakarta

Sapuri, Rafy. 2009. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta;

PT. Raja Grafindo Persada

Shofi, Ummu. 2007. Agar Cahaya Mata Makin Bersinar. Solo: PT. Indiva Media

Kreasi

Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan

Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta

Surya, Jumhur M. 1975. Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu

TimPenyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995.

Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta:

Grasindo

Zaeni, Syahminan. 1986. Mengapa manusia harus beragama. Jakarta: Kalam

Mulia

Page 90: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

Nama: Linah Usia: 16

No Butir

Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci

Teori Refleksi

1 Menurut saudara apa itu karakter? Jawab: karakter itu adalah perilaku kak

• Perangai Pada butir ke-1 karakter menurut Linah adalah perangai. Ini berkaitan dengan pernyataan Linah pada butir ke-2 dan ke-3 ia menyatakan bahwa pembimbing agama Islam menjelaskan bagaimana berperilaku yang baik, keuntungan orang yang berperilaku baik dan menjelaskan kerugian orang yang berperilaku buruk. Dan pada butir ke-3 menyatakan Pembimbing agama selalu selalu mengingatkan untuk berperilaku baik dan di beri nasehat jika ada yang melakukan

Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Linah, setelah mengikuti bimbingan rohani Islam di yayasan Ia merasa lebih rajin sholat, yang tadinya tidak pernah sholat sunnah sekarang dikerjakan, sudah bisa ngaji, dan banyak teman. Harapannya ingin membahagiakan orang tua dan dengan keterampilan yang sudah dimiliki di gunakan untuk mencari pekerjaan di luar. Ini artinya pembimbing telah berperan dalam memberikan bantuan kepada terbimbing untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan yang diberikan pembimbing bukan berupa “pertolongan“ finansial melainkan melalui proses, materi dan metode bimbingan yang di sesuaikan dengan kondisi terbimbing. Seperti pernyataan Linah bahwa proses bimbingan di mulai dengan memberikan materi

2 Apakah pembimbing agama mengajarkan saudara untuk berkarakter baik saat di dalam kelas, menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, dan menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk? Jawab: Ia kak, pembimbing ngajarin bagaimana berperilaku yang baik ketika berada didalam kelas, ngejelasin keuntungan orang yang bererilaku baik dan kerugian berperilaku buruk.

• Berkarakter yang baik

• Keuntungan orang yang berkarakter

• Kerugian berkarakter buruk

3 Apakah pembimbing agama selalu memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu berperrilaku baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berperilaku buruk? Jawab: Ia kita selalu di ingetin untuk berperilaku baik, dan di beri nasehat kalau berbuat salah.

• Diingatkan • Diberi

nasehat jika berbuat salah

Page 91: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

kesalahan. Pada butir ke-4 Linah menyatakan materi bimbingan yang di berikan di MAI fiqh, akhlak, perilaku baik kepada semua orang. Berkaitan pada butir ke-5, ke-6, ke 7 setelah mendapat mendapat bimbingan Linah melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu dan membaca wirid-wiridan. Setelah selesai sholat mendo’akan kedua orang tua. namun Linah mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah masih jarang. Pada butir ke-8, ke-9, ke-10, ke-11 Linah mengalami perubahan perilaku terhada sesama manusia seperti

sendiri. Bantuan itu bersifat psikis (kejiwaan) bukan “pertolongan” finansial, media, dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mapan untuk menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak ini menjadi tujuan bimbingan. Jadi, yang memberikan bantuan menganggap

akhlak yang di berikan pembimbinga agama Islam seperti fiqh, akhlak, dan perilaku anak. Setelah mengukuti bimbingan Linah mengalami perubahan perilaku terhadap Allah, perilaku sesama manusia, dan perilaku terhadap lingkungan.

Page 92: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan memberikan solusi bagi yang meminta pendapat, meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, menempati janji ketika berjanji dan mengucapkan salam. Pada butir ke-12, ke-13, dan ke-14 Linah juga mengalami perubahan perilaku terhadap lingkungan membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor. menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret

orang lain mampu menuntun dirinya sendiri meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan.

Page 93: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-.tanaman orang lain dan mengambil buahnya. Terbukti setelah mendapatkan bimbingan di yayasan mengalami perubahan yang sebelumnya tidak shalat, ngaji setelah mendapatkan bimbingan sudah bisa shalat, ngaji, harapannya ingin membahagiakan orang tua mempunyai keterampilan

4 Apa saja materi bimbingan yang di berikan di MAI? Jawab: Banyak kak, fiqh, akhlak, tentang berperilaku baik dan buruk kepada semua orang.

• fiqh • Akhlak

terpuji,

Page 94: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

akhlak tercela

• Perilaku baik pada lingkungan dan semua orang

5

Apakah saudara melaksanakan shalat fardhu tepat waktu? Jawab: Aku semenjak masuk di yayasan ini selalu melaksanakan shalat fardhu karena sebagai umat Islam kita diwajibkan untuk melaksanakan shalat fardhu. Setelah shalat aku baca wirid-wirid dan mendoakan orang tua biar selalu diberi kesehatan, panjang umur dan murah rezeki. Kalau shalat tahajud jarang kak, karna aku tidak pernah bangun tengah malam untuk sholat palingan bangun subuh, tapi shalat dhuha aku selalu kerjakan setiap hari supaya Tuhan mengampuni dosa-dosa yang pernah saya perbuat.

• Melaksanakan shalat fardhu

• Membaca wirid-wiridan

• Jarang shalat tahajjud

• Selalu shalat dhuha

6 Apakah saudara membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua? Jawab: Ia kak, setiap selesei sholat di aula dan di rumah dan doain orang tua.

• Membaca wirid wiridan

• Mendoakan kedua orang tua

7 Apakah saudara mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha setiap harinya? Jawab: Ia kak, tapi jarang sih. Sholat sunah ia kak saya kerjain.

• Shalat sunnah tahajjud

• Shalat dhuha jarang

Page 95: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

8 Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah saudara berusaha untuk menolongnya, memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah? Jawab: Ia kak saya tolong, dan ngasih solusi kalo dia membutuhkan dengan semampu saya.

• Tolong menolong

• Memberikan solusi

9 Apakah saudara meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Apakah saudara memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf? Jawab: Ia saya minta maaf kak kalo punya salah sama orang dan saya juga memaafkan kalo ada orang yang salah sama orang. Karena kita harus saling memaafkan.

• Meminta maaf

• Memaafkan

10 Ketika berjanji dengan orang lain, apakah saudara untuk menempati janji tersebut? Jawab: iya saya insyaallah kalo udah berjanji sama orang saya tepati kak.

• Menempati janji

11 Saat berjumpa dengan teman di jalan, apakah saudara lebih dulu mengucapkan salam dan Apakah saudara mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain? Jawab: Ia saya negur kalo ketemu temen di jalan, kan kalo negur kita dapet pahala kak. Ia kak saya kalo aku bertamu kerumah orang manggil dulu tidak langsung masuk karena gak sopan kalo saya main langsung masuk.

• Menegur teman

• Mendapatkan pahala

12 Apakah saudara membuang sampah ke tong sampah yang telah disediakan yayasan, membersihkan

• Mengucapkan salam

Page 96: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

halaman yayasan jika melihat ada yang kotor? Jawab: Ia saya buang sampah kalo ada yang berserakan dan mungutin sampah kalo berserakan.

13 Adakah saudara menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yyasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya? Jawab: ia kak saya jaga kebersihan dan gak saya buang sampah sembarangan. Enggak kan saya tidak pernah merusak tanaman orang dan mencuri milik orang.

• Membuang sampah ke tempat sampah

14 Perubahan apa saja yang saudara rasakan setelah masuk ke yayasan dan apa harapan saudara setelah keluar dari yayasan ini? Jawab: Banyak kak, alhamdulillah tuh semenjak saya masuk disini saya lebih rajin sholat, yang tadinya gak pernah sholat sunnah gitu sekarang saya kerjain, udah bisa ngaji, dan banyak teman. Harapannya ingin membahagiakan orang tua dan dengan keterampilan yang sudah saya miliki ini bisa saya gunakan untuk nyari kerjaan di luar biar lebih pinter.

• Sebelumnya tidak pernah shalat, tidak bisa ngaji

• Lebih rajin shalat

• Harapannya ingin membahagiakan orang tua mempunyai keterampilan

Page 97: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

Nama: Siti Apsah Umur:17

No Butir

Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci

Teori Refleksi

1 Menurut saudara apa itu karakter? Jawab: Menurut saya karakter itu perilaku, sikap.

• Perilaku • Sikap

Pada butir ke-1 akhlak menurut Siti adalah perilaku, sikap. Berkaitan pada butir ke-2 dan ke-3 ia menyatakan bahwa pembimbing agama Islam menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter dan menjelaskan kerugian orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama motivasi untuk selalu berkarakter baik dan memberikan Sanksi berupa teguran, arahan kepada remaja yang berperilaku buruk. Pada butir ke-4 Siti menyatakan materi bimbingan yang di berikan di MAI adalah thaharah, shalat,

Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Siti siswi MAI, dapat terlihat ia suka melalaikan shalat fardhu yang lima waktu. Pembimbing agama Islam memberikan bantuan kepada Siti berupa bimbingan agama yaitu mengajarkan untuk berkarakter baik saat berada di dalam kelas seperti menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama Islam juga memberikan motivasi untuk selalu berperilaku baik,

2 Apakah pembimbing agama mengajarkan saudara untuk berkarakter baik saat di dalam kelas, menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, dan menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk? Jawab: Ia kak, pembimbing agama mengajarkan kepada kita bagaimana bertingkah laku dan berbicara yang baik, misalnya bagaimana cara menghormati orang tua dan berperilaku jujur. Beliau menjelaskan kepada kita keuntungan orang yang bersikap baik semua orang akan merasa senang dengan kehadiran kita, semua orang akan merasakan manfaat dengan kehadiran kita, apabila kita meninggal mereka merasa kehilangan. Sedangkan orang yang berperilaku buruk tidak disenangi dan dijauhi.

• Berkarakter yang baik

• Menjelaskan Keuntungan orang yang berkarakter baik

• Kerugian orang yang berkarakter buruk

3 Apakah pembimbing agama selalu • Motivasi untuk

Page 98: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu berkarakter/berperilaku baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berperilaku buruk? Jawab: Iya, pembimbing agama memberikan motivasi untuk selalu berperilaku baik seperti memuji kebaikan murid, dengan tujuan agar si murid ini lebih meningkatkan kualitas karakternya dan memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berperilaku buruk.

selalu berkarakter yang baik

• Sanksi berupa teguran

• Arahan

bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah. Berkaitan pada butir ke-5, ke-6, ke 7 setelah mendapat mendapat bimbingan Siti melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, shalat secara berjama’ah di aula yayasan. Dan dia telah paham shalat fardhu hukumnya wajib. Siti membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua. Siti mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat. Pada butir ke-8, ke-9, ke-10, ke-11 Siti

memberikan sanksi berupa teguran dan arahan bagi berperilaku buruk. Materi bimbingan yang diberikan di MAI seperti Thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah. Di MAI Siti melaksanakan shalat farhu tepat waktu secara berjamaah, Membaca wirid-wirida setelah selesai shalat, mendo’akan kedua orang tua. Siti juga mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat, menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan, memberikan solusi

4 Apa saja materi bimbingan yang di berikan di MAI? Jawab: Thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah.

• Thaharah • Shalat • Bacaan shalat • Ayat-ayat pendek • Puasa • Zakat • Sedekah • Haji • Umrah

5 Apakah saudara melaksanakan shalat fardhu tepat waktu? Jawab: Iya kak, Alhamdulillah setelah menjadi siswa di yayasan ini saya melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, saya shalat secara berjama’ah di masjid, dan dirumah.

• Melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu.

Page 99: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

Karena shalat fardhu hukumnya wajib.

mengalami perubahan perilaku terhadap sesama manusia seperti menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan memberikan solui bagi yang meminta pendapat, meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, menempati janji ketika berjanji dan mengucapkan salam. Pada butir ke-12, ke-13, dan ke-14 Siti juga mengalami perubahan perilaku terhadap lingkungan membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan di yayasan, membersihkan halaman yayasan jika

yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah, meminta maaf ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, mengucapkan salam ketika hendak bertamu kerumah orang lain, membuang sampah pada tempatnya yang telah disediakan yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya, menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding

6 Apakah saudara membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua? Jawab: Yah kalau baca wirid-wirid gitu mah jarang kak, palingan yang rutin saya lakukan setelah selesai shalat mendo’akan kedua orang tua. Udah gitu doang, habis itu saya langsung cabut keluar pergi maen.

• Membaca wirid jarang

• Mendo’akan kedua orang tua

7 Apakah saudara mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat? Jawab: Enggak ka, hehe belum ada kemauan untuk sholat tahajud dan saya juga jarang bangun tengah malam. Ya palingan bangunnya entar subuh untuk melaksanakan sholat. shalat dhuha juga jarang karena biasanya saya pas jam segitu sedang membantu memulung.

• Tidak shalat Shalat tahajud

• Jarang shalat dhuha

8 Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah saudara berusaha untuk menolongnya, memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah? Jawab: Ia insyaallah kak saya akan berusaha untuk menolongnya

• Menolong orang yang butuh pertolongan

• Memberikan solusi

Page 100: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

selama pemberian bantuan yang saya berikan tersebut tidak membahayakan diri saya sendiri dan memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah. Dan seandainya saya tidak bisa menemukan solusinya, saya akan mencari pertolongan dari orang lain yang sekiranya mampu untuk menolong orang tersebut.

melihat ada yang kotor. menjaga, merawat keindahan kelas dan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya. Siti setelah menjadi siswa di yayasan ini saya tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu.

yayasan, dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sehingga yayasan mengalami perubahan perilaku setelah masuk ke yayasan. Tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu. 9 Apakah saudara meminta maaf,

ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf? Jawab: Iya pasti saya akan meminta maaf jikalau saya berbuat salah sama orang, dan saya juga akan memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf kepada saya. Karena kita sesama manusia kan harus saling memafkan. Dan Allah juga suka kepada orang-orang yang suka memaafkan.

• Meminta maaf jika berbuat salah

• Memaafkan orang yang meminta maaf

10 Ketika berjanji dengan orang lain, apakah saudara untuk menempati janji tersebut? Jawab: Iya. Yang kalau sudah berjanji sama orang harus ditepati. Kalau tidak ditepati kita akan berdosa

• Ditepati

Page 101: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

11 Saat berjumpa dengan teman di jalan, apakah saudara lebih dulu mengucapkan salam dan Apakah saudara mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain? Jawab: Ooo tergantung sih kak kalau saya kenal tuh orang saya tegur duluan tetapi sebaliknya kalau tidak kenal jarang juga sih negur duluan. Ia saya ngucapin salam ketika bertamu kerumah orang lain,masuk kerumah orang kan harus ngucapin salam kalau saya main masuk aja kan gak sopan kak.

• Jika mengenal

12 Apakah saudara membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan di yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor? Jawab: Iya kak saya buang ke tempat sampah, sampah berserakan gak enak di pandang mata, kalo ada sampah yang berserakan saya ambil saya pungut dan saya buang tuh ke tempat sampah

• Buang sampah pada tempatnya

• Membersihkan halaman yayasan dan kelas jika kotor

13 Adakah saudara menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di

• Menjaga keindahan yayasan

• Merawat keindahan yayasan

Page 102: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya? Jawab: Enggak kak saya gak pernah mencoret-coret yayasan, ketika berada diluar yayasan pun saya tidak juga pernah membuang sampah sembarangan. Enggak lah itu kan perbuatan tercela ngerusak tanaman orang, dan saya juga gak pernah mengambil punya orang kecuali kalau izin dulu baru saya berani mengambil

• Tidak mencoret-coret dinding

• Tidak merusak tanaman orang lain

• Tidak membuang sampah di sembarang tempat

14 Perubahan apa saja yang saudara rasakan setelah masuk ke yayasan dan apa harapan saudara setelah tidak di yayasan ini? Jawab: Alhamdulillah setelah menjadi siswa di yayasan ini saya tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, saya shalat secara berjama’ah di aula yayasan. Saya ingat waktu itu Bapak Aslih pernah menjelaskan kepada kita bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja karena malas secara terus menerus adalah kekafiran. Dan di dalam ceramah yang pernah beliau sampaikan di yayasan juga menjelaskan kepada kita bahwa orang yang mengabaikan shalat

• Tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu

Page 103: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

kelak akan tersesat kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan orang-orang yang mengerjakan kebaikan maka mereka akan masuk surga.

Page 104: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

Nama: Syahril Ramadhan Umur:17

No Butir

Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci

Teori Refleksi

1 Menurut saudara apa itu karakter? Jawab: Perangai manusia, tingkah laku manusia itu adalah sikap menurut aku

• Perangai manusia

• Tingkah laku manusia

Pada butir ke-1 karakter menurut syahril adalah perangai manusia, tingkah laku manusia. Berkaitan pada butir ke-2 dan ke-3 ia menyatakan bahwa pembimbing agama Islam menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik dan menjelaskan kerugian orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama motivasi untuk selalu berkarakter baik dan memberikan Sanksi berupa teguran, arahan kepada remaja yang bersikap buruk. Pada butir ke-4 syahril menyatakan materi bimbingan yang di berikan

Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Syahril Ramadhan siswa MAI, dapat terlihat ia memiliki perangai kurang baik, suka usil sebelum menjadi siswa di yayasan. Pembimbing agama Islam memberikan bantuan kepada Syahril berupa bimbingan agama yaitu mengajarkan untuk berkarakter baik saat berada di dalam kelas seperti menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama Islam juga

2 Apakah pembimbing agama mengajarkan saudara untuk berkarakter baik saat di dalam kelas, menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, dan menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk? Jawab: Ia, ngejelasin kalo orang yang baik karakternya akan disukai banyak orang. Kalo buruk karakternya akan dimusuhi orang-orang.

• Berkarakter baik • karakter baik

disukai banyak orang

• karakter buruk dimusuhi banyak orang

3 Apakah pembimbing agama selalu memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu berbuat baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berkarakter buruk? Jawab: Ia, kata Ustd kita harus menjadi orang yang baik. Karna, gak ada orang yang mau berteman dengan kita kalau sikapnya buruk. Iya, dikasih nasehat kalau kita ada yang buruk sikapnya.

• Memberikan motivasi

• Memberikan sanksi berupa teguran

• Arahan

Page 105: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

di MAI thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah. Berkaitan pada butir ke-5, ke-6, ke 7 setelah mendapat mendapat bimbingan syahril melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, shalat secara berjama’ah di masjid. Dan dia telah paham shalat fardhu hukumnya wajib. syahril membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua. syahril mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat. Pada butir ke-8, ke-9, ke-10, ke-11 syahril mengalami

memberikan motivasi untuk selalu berkarakter baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan bagi yang berkarakter buruk. Materi bimbingan yang diberikan di MAI Bimbingan sosial, bimbingan keterampilan, bimbingan fisik, Bimbingan spritual. Di MAI syahril melaksanakan shalat farhu tepat waktu secara berjamaah, Membaca wirid-wirida setelah selesai shalat, mendo’akan kedua orang tua. Syahril juga mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat, menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan,

4 Apa saja materi bimbingan yang di berikan di MAI? Jawab:. Banyak kak, bimbingan sosial misalnya kewirausahaan, melamar pekerjaan, etika sosial remaja dan permasalahannya, kepemimpinan dan keorganisasian. Terus bimbingan keterampilan kak kayak komputer. Mmm kalo bimbingan fisik kaya kedisiplinan. ada juga tuh bimbingan spritual nah ini tentang keagamaan dan peringatan hari besar keagamaan juga cara berdakwah.

• Bimbingan sosial • Bimbingan

keterampilan • Bimbingan fisik • Bimbingan

spritual

5 Apakah saudara melaksanakan shalat fardhu tepat waktu? Jawab: Alhamdulillah sejak saya mengikuti bimbingan di yayasan shalat fardhu selalu saya laksanakan. Karena hukum melaksanakan sholat ini adalah wajib.kalau ditinggalkan kita berdosa. kadang saya baca wirid-wirid kadang enggak kak, setelah saya selesai shalat saya hanya mendo’akan orang tua saya. Setelah itu saya pergi keluar dan bergabung bersama teman-teman saya. Kalau shalat tahajud jarang kak, tetapi kalau shalat sunnah

Page 106: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

alhamdulillah saya kadang di Masjid dan kadang di asrama

perubahan perilaku terhadap sesama manusia seperti menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan memberikan solusi bagi yang meminta pendapat, meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, menempati janji ketika berjanji dan mengucapkan salam. Pada butir ke-12, ke-13, dan ke-14 syahril juga mengalami perubahan perilaku terhadap lingkungan membuang sampah ke tong sampah yang telah disediakan oleh yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor. menjaga,

memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah, meminta maaf ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, mengucapkan salam ketika hendak bertamu kerumah orang lain, membuang sampah yang telah disediakan panti, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya, menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, dan tidak

6 Apakah saudara membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua? Jawab: Ia kak baca. Ia doain juga. Sesudah sholat.

• Membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat

• Mendo’akan kedua orang tua

7 Apakah saudara mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat? Jawab: Sholat tahajjud mmm, heheh, jarang kak. Sholat dhuha juga sama aja jarang.

• Jarang shalat tahajjud

• Jarang shaat dhuha

8 Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah saudara berusaha untuk menolongnya, memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah? Jawab: Ia kak, saya tolong.

• Menolong yang membutuhkan

• Memberikan solusi yang terbaik

9 Apakah saudara meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Apakah saudara memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf? Jawab: Ia kakak saya minta maaf kalau ada salah sama orang. Ia

• Meminta maaf • Memaafkan

kesalahan orang lain

Page 107: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

saya maafin kalo ada yang mau minta maaf kepada saya.

merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-.tanaman orang lain dan mengambil buahnya. syahril setelah menjadi siswa di yayasan ini saya tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu

membuang sampah di sembarang tempat. Sehingga Syahril mengalami perubahan perilaku setelah masuk ke yayasan, perangai sudah membaik, usil sudah mulai berkurang, menghargai orang lain dan berubah menjadi lebih baik.

10 Ketika berjanji dengan orang lain, apakah saudara untuk menempati janji tersebut? Jawab: Ia insyaallah saya tepati. Tapi kadang-kadang saya juga lupa kalo ada janji sama orang. Tapi kalo lupa saya minta maaf sih kak.

• Menempati janji

11 Saat berjumpa dengan teman di jalan, apakah saudara lebih dulu mengucapkan salam dan Apakah saudara mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain? Jawab: Ia kadang saya yang ngucapin salam duluan dan kadang-kadang temen saya yang lebih dulu yang ngucapin salam. Ia saya ngucapin salam kalo bertamu kerumah orang

• Kadang kadang mengucapkan salam

• mengucapkan salam ketika bertamu kerumah orang lain

12 Apakah saudara membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor? Jawab: Hehe jarang kak. Y kalo ada tempat sampah dideket saya pas saya lagi makan saya langsung buang tapi kalo tong sampahnya gak ada dideket saya,

• Jarang membuang sampah ke tempat sampah

• Tidak membersihkan halaman jika kotor

Page 108: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

saya buang disitu aja langsung. Kagak lah kan udah ada tukang bersihinnya jadi y lum pernah sih.

13 Adakah saudara menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya? Jawab: Ia kak. Nyoret enggak. Ia kak kadang-kadang kalo buang sampah sembarang tempat. Hehe. Kadang-kadang kak. Iseng aja sih. Ia saya pernah ambil buah jambu waktu itu di luar yayasan sama temen-temen, hehe ia saya lempar pake kayu.

• Menjaga keindahan yayasan

• Merawat keindahan yayasan

• Tidak mencoret-coret keindahan yayasan

• Tidak merusak tanaman orang.

• Tidak membuang sampah sembarangan

14 Perubahan apa saja yang saudara rasakan setelah masuk ke yayasan dan apa harapan saudara setelah anda tidak di yayasan ini? Jawab: Dilihat dari perangai saya sudah mulai membaik kak, suka usil saya sudah mulai berkurang, dan sudah lebih menghargai orang lain. Harapan saya ingin berubah menjadi anak lebih baik.

• Perangai sudah mulai membaik

• Usil mulai berkurang

• Menghargai orang lain

• Berubah menjadi lebih baik

Page 109: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Page 110: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

Nama: Ustd Aslih ridwan Pembimbing Agama Islam

No Butir

Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci

Teori Refleksi

1 Apa materi tentang karakter yang ustd kenalkan kepada para siswa? Jawab: Materi karakter yang kita kenalkan kepada para siswa tentang perilaku yang baik, yaitu Pertama, membaca Al-Qur’an dan shalat karena dengan membaca Al-Qur’an dan shalat merupakan media atau alat untuk membentuk karakter siswa. Kedua, memberikan keyakinan kepada siswa akan adanya hal-hal yang gaib seperti adanya Allah SWT, malaikat, dan setan. Mana yang harus mereka dekati dan mana yang harus mereka jauhi agar shalat mereka menjadi khusyu’. Ketiga, berperilaku sopan kepada siapapun, baik terhadap orang tua, instruktur, pegawai, teman, maupun masyarakat sekitarnya. Keempat, menyayangi teman, tidak mencaci maki kekurangan teman, tidak menggosip, dan menyakiti teman secara fisik.

• Membaca Al-Qur’an dan shalat

• Memberikan keyakinan akan adanya hal-hal yang gaib

• Berperilaku sopan kepada siapapun

• Menyayangi teman

• Tidak mencaci maki kekurangan teman

• Tidak menggosip

• Tidak menyakiti teman secara fisik.

Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.

2 Berapa lama materi pembentukan karakter diberikan kepada siswa?

• Satu kali pertemuan

Page 111: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

Jawab: Kalau saya memberikan materi pembentukan karakter kepada siswa satu kali pertemuan dalam satu minggu setiap hari rabu sore jam 16-00-17.00.

dalam satu minggu

• Jam 16.00-17.00

3 Media dan sarana apa saja yang digunakan dalam meberikan materi pembentukan karakter yang diberikan kepada siswa? Jawab: Media yang digunakan yaitu dengan menggunakan ruangan kelas yang bersih, ruangan serba guna, papan tulis, kipas angin, buku-buku.

• Perpustakaan kecil.

• Ruangan kelas yang bersih,

• Ruangan serba guna,

• Papan tulis, • Kipas angin • Buku-buku.

4 Bagaimanakah tanggapan atau respon Ustd terhadap siswa yang berkarakter baik dan siswa yang berkarakter buruk? Jawab: Bagi siswa yang berkarakter baik Pertama, akan kita berikan apresiasi dalam bentuk pujian. Misalnya kamu pintar, kamu baik, dll. Kedua, memberikan motivasi agar siswa selalu berperilaku baik. Selanjutnya, Bagi siswa yang berkarakter buruk kita memberikan teguran, dan megingatkan anak tersebut agar tidak terjerumus terlalu dalam dan menyadari atas perbuatan yang telah dilakukan nya salah.

• Memberikan apresiasi

• Memberikan motivasi

• Memberikan teguran

• Mengingatkan

5

Bimbingan dan arahan seperti apa yang Ustd berikan kepada siswa agar mempunyai karakter yang baik? Jawab: Mental spiritual, mental sosial, mental psikososial, dan mengingatkan siswa untuk tidak jauh dari ajaran allah SWT terutama shalat jangan sekali-kali ditinggalkan, karena ketika shalatnya sudah

• Mental spiritual

• Mental sosial • Mental

psikososial

Page 112: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

khusyu’ maka karakter siswa akan terbetuk.

• Mengingatkan anak untuk tidak jauh dari ajaran Allah SWT

6 Cara atau Metode apa yang sering Ustd gunakan untuk memperbaiki karakter siswa yang buruk agar memiliki karakter yang baik? Jawab: Pertama, mencontohkan kepada anak-anak bagaimana cara berbicara kita yang baik dan bagaimana cara bergaul kita dengan dengan baik. Kedua, memberikan contoh yang baik kepada anak, menghimbau para anak untuk mendengarkan ceramah-ceramah agama di mesjid, tv, dan lain-lain. Ketiga, yaitu dengan melakukan pemantauan secara langsung kepada anak yang berperilaku buruk untuk diberikan nasehat yang baik.

• Mencontohkan cara berbicara yang baik

• Memberikan contoh yang baik

• Melakukan pemantauan secara langsung

7 Apakah Bapak memberikan apresiasi (penghargaan) kepada anak yang berperilaku baik? Jawab: Memberikan apresiasi (penghargaan) berupa benda kepada siswa yang bererilaku baik itu tidak ada tapi kita disini pertama, memberikan pujian yang membuat anak bertambah semangat untuk berperilaku baik. Kedua, memberikan arahan untuk menghargai kehidupan orang tua dengan menasehati kalau orang tua kurang mampu, maka seorang anak seharusnya jangan nakal di yayasan, jangan susah diatur, harus rajin dan giat belajar supaya bisa membanggakan orang tua dirumah.

• Memberikan apresiasi

• Memberikan arahan

8 Bagaimanakah cara Bapak untuk mempertahankan anak yang telah mempunyai karakter baik? Jawab: Cara kita untuk mempertahankan anak yang

• Memberikan motivasi

• Memberikan

Page 113: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

telah berkarakter baik dengan cara pertama, memberikan motivasi kepada siswa bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan lagi, kedua, memberikan pujian yang membut siswa bertambah semangat untuk berkarakter0 baik

pujian

9 Bagaimanakah menurut bapak karakter anak kepada Allah SWT menjalankan perintah agama terutama masalah shalat? Jawab: Menurut saya karakter anak kepada Allah SWT menjalankan perintah agama terutama masalah shalat alhamdulillah sudah baik, yaitu baik dalam arti lebih banyak yang mau sendiri dibandingkan dengan disuruh-suruh, walaupun sebagian siswa masih ada yang bercanda ketika melakukan shalat.

• Sudah baik • Ada kemauan

10 Bagaimanakah menurut Bapak karakter anak kepada sesama manusia terutama kepada temannya? Jawab: Alhamdulillah karakter anak sesama temannya setelah masuk ke yayasan ini sudah banyak perubahan, lebih peduli, solider, setia kawan, mengahargai perbedaan, dan saling membantu.

• Banyak perubahan

• Lebih peduli • Solider • Setia kawan • Mengahargai

perbedaan • Saling

membantu

11 Bagaimanakah menurut Bapak karakter anak kepada lingkungan? Jawab: perilaku anak untuk kebersihan lingkungan disini masih kurang misalnya untuk masalah sampah, untuk masalah sampah tergantung individunya masing-masing, karena masih ada sebagian kecil anak yang belum bisa memahami tentang kebersihan. Sebagian anak masih saja membuang sampah sembarangan tidak membuang ditempat yang sudah disediakan di

• Masih kurang • Membuang

sampah sembarangan

Page 114: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah

yayasan, anak ini membuang sampah ke tempat sampah itu apabila disuruh saja, ketika tidak ada yang menyuruh mereka hanya membiarkan dan melihat saja sampah itu berserekan.

12 Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang bapak temui dalam Membentuk karakter anak di yayasan ini? Jawab: Faktor pendukung yang pertama, Adanya kesadaran dari anak itu sendiri untuk berubah seperti memiliki kemauan atau niat untuk memperbaiki diri, adanya keinginan anak untuk merubah perilakunya menjadi lebih baik, seperti berubah menjadi lebih sopan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Kedua, Adanya motivasi dari orang tua dan Pembimbing Agama Islam yang selalu mengingatkan dan memberikan dukungan agar siswa merasa ada yang memperhatikannya. Ketiga, Sarana dan prasarana yang ada di yayasan cukup mendukung Pembimbing Agama Islam dalam membentuk karakter anak di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Timur, seperti: ruangan kelas yang bersih, ruangan serba guna, papan tulis, buku-buku, ruang computer yang di lengkapi dengan perpustakaan kecil. Keempat, Materi yang diberikan Pembimbing Agama Islam sangat bermanfaat untuk anak-anak, pengetahuan yang memadai yang diberikan berguna untuk di kehidupan sehari-hari dan setelah mereka tidak di yayasan lagi. Selanjutnya pada faktor penghambat, Kurangnya waktu yang di berikan kepada Pembimbing Agama Islam dalam memberikan bimbingan kepada anak-anak di yayasan yaitu seminggu sekali setiap hari Rabu.

• Adanya kesadaran

• Adanya keinginan

• Adanya motivasi

• Sarana dan prasarana

• Kurangnya waktu

Page 115: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Page 116: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Page 117: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Page 118: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah
Page 119: IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/40425/1/SAJIDA... · dengan anak istrinya.Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah