implementasi bimbingan agama dalam upaya...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK PEMULUNG DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI
LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)
Oleh :
SAJIDA MUSHOLATI NIM : 1110052000008
JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1436 H/2015 M
i
ABSTRAK
SAJIDA MUSHOLATI 1110052000008 Implementasi Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Pembimbing: Prof. Dr. Daud Efendi, A. M
Pembimbing agama memiliki peran yang sangat besar dalam membentuk karakter anak. Disamping itu pembimbing agama menjadi orang yang penting dalam mendidik, menunjukkan, memberi jalan, atau mengarahkan anak ke arah tujuan yang bermanfaat bagi banyak orang. Dalam melaksananakan tugasnya tersebut, pembimbing agama menempuh upaya tertentu dalam rangka memembentuk karakter anak. Berbagai upaya yang dilaksanakan oleh pembimbing agama sangat menentukan tercapainya tujuan yang diharapkan. Sehingga penelitian pembentukan karakter yang dilakukan oleh pembimbing agama Islam merupakan hal yang menarik untuk dikaji lebih lanjut. Permasalahan pokok dalam penelitian ini adalah minimnya pengetahuan agama anak tentang ajaran Islam. Disini mereka mendapatkan bimbingan di yayasan dengan porsi yang kurang dengan pertemuan setiap hanya satu sampai dua jam, dengan latar belakang pendidikan para siswa yang kebanyakan hanya tamatan SD dan SMP. Perumusan masalah dalam penelitian ini mencakup penerapan yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak pemulung di yayasan dengan metode yang digunakan dan faktor pendukung serta penghambat pembimbing agama Islam dalam upaya membentuk karakter anak pada yayasan tersebut.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan desain deskriptif, yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Informan dalam penelitian ini terdiri dari tiga orang pembimbing agama Islam dan tiga orang anak yayasan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya-upaya yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak yaitu menjelaskan keuntungan orang yang berperilaku baik dan kerugian orang yang berperilaku buruk, memberikan nasehat dan teguran kepada anak yang memiliki perilaku buruk dan memberikan contoh yang baik kepada anak-anak binaan. Metode yang digunakan pembimbing agama Islam terdiri dari metode ceramah, diskusi, tanya jawab bimbingan baca Al-Qur’an dan praktik. Adapun faktor pendukungnya, pembimbing yang memiliki kapasitas ilmu yang memadai, adanya pengawasan dari para pembimbing, terbangunnya kesadaran pada anak untuk memperbaiki diri, serta sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan faktor penghambatnya ialah waktu penyampaian materi yang tidak cukup begitu juga dengan alokasi waktu yang seharusnya dilakukan pada waktu yang tepat dan kurangnya tenaga pembimbing agama Islam di yayasan tersebut.
Kata kunci: Pembimbing Agama, karakter anak, metode bimbingan.
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta
alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia.
Allhamdulillah wa syukurillah berkat rahmat dan anugerah- Nya sehingga
saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Implementasi
Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter pada Anak
Pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus”.
Selanjutnya, ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kedua orang tua
saya, Ayahanda dan Ibunda yang selama ini telah memberikan saya dukungan
baik dari segi moril maupun materil, yang senantiasa ridho dengan langkah saya,
yang tak letih berdoa disetiap penghujung malam, dan tak habis membagi cinta
dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang
telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun
materil, khususnya kepada:
1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan
Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suparto, M. Ed selaku Pembantu Dekan I,
Bapak Drs. Jumroni, M.Si selaku Pembantu Dekan II, dan Bapak DR. H.
Sunandar, M.A selaku Pembantu Dekan III.
iii
2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan
Penyuluhan Islam. Terimakasih atas bimbingan dan masukan yang
bermanfaat selama ini.
3. Bapak Drs. Noor Bekti Negoro M. Si selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan
dan Penyuluhan Islam.
4. Prof. Dr. Daud Efendi, A. M, selaku dosen pembimbing skripsi ini yang
selalu memberikan arahan dan masukan kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini. Terima kasih atas semua kebaikan Bapak.
5. Dosen penasihat akademik Drs. Helmi Rustandi. M. Ag
6. Kedua orang tua yang elah mendoakan penulis agas segera menyelesaikan
penulisan dalam skripsi ini.
7. Suamiku tercinta, terima kasih yang telah mencurahkan kasih sayang,
dorongan moril dan material yang senantiasa memotivasi penulis untuk
segera menyelesaikan skripsi ini.
8. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah
memberikan banyak ilmunya kepada penulis.
9. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi
yang telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam
menyelesaikan penulisan skripsi ini.
10. Keluarga Besar Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus yang telah
membantu dalam segala hal hingga memperlancar terselesaikannya skripsi
ini.
iv
Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.
Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis
mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan yang
terbaik untuk kita semua.
Akhirnya kepada-Nyalah penulis serahkan segala urusan ini.
Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
menambah khazanah pengetahuan walaupun belum sepenuhnya optimal.
Jakarta, Oktober 2014
Sajida Musholati NIM. 1110052000008
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ................................................................................................ i KATA PENGANTAR ............................................................................... ii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ...................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................. 4 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................... 7 D. Metodologi Penelitian .................................................... 8 E. Tinjauan Pustaka ............................................................ 11 F. Sistematika Penulisan .................................................... 16
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Implementasi Bimbingan Agama .................................... 18 1. Pengertian Implementasi Bimbingan Agama ............. 18 2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan ................................... 19 3. Bentuk-Bentuk Bimbingan ......................................... 26 4. Metode Bimbingan ..................................................... 29
B. Karakter .......................................................................... 32
1. Pengertian Karakter .................................................... 32 2. Nilai-nilai Pendidikan Karakter ................................. 34 3. Dasar Pengembangan Pembentukan Karakter ........... 34
C. Anak ............................................................................... 41
1.Pengertian Anak .......................................................... 41
D. Pemulung ....................................................................... 41 1. Pengertian Pemulung ................................................. 41 2. Gambaran Anak Pemulung ........................................ 43
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI
(MAI) LEBAK BULUS JAKARTA SELATAN
A. Profil Yayasan Media Amal Islami ................................ 45 B. Visi, Misi dan Tujuan Berdirinya Lembaga ................... 47 C. Struktur Organisasi ......................................................... 48
vi
D. Program Yayasan Media Amal Islami ............................ 49 BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA
A. Deskripsi Informan ....................................................... 63 1. Pembimbing ............................................................. 63 2. Terbimbing ............................................................... 65
B. Implementasi Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami ......................................................... 70
1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan .............................. 70 2. Materi Bimbingan .................................................... 72 3. Upaya Pembimbing Agama dalam Membentuk
Karakter ..................................................................... ….75 4. Pembentukan Karakter pada Anak Pemulung ......... 76
C. Metode Bimbingan yang digunakan Pembimbing Agama dalam Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan…. …............ .............................. 83
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembimbing
Agama Islam dalam Membentuk Karakter anak di Yayasan ........................................................................... 86
1. Faktor Pendukung .................................................... 85 2. Faktor Penghambat .................................................. 87
E. Analisa SWOT pada lembaga ....................................... 88 F. Analisis Hasil Upaya Pembimbing Agama Islam
Dalam Membentuk Karakter pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Jakarta Selatan ................................................................. 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................... 99 B. Saran ............................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 101
vii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ................................ ........ 57
Tabel 2 Tabel Keorganisasia Lembaga…...………………............ 60
Tabel 3 Tabel Pembimbing Agama Islam………………............ 60
Tabel 4 Terbimbing Berdasarkan Jenis Kelamin......................... 65
Tabel 5 Terbimbing Berdasarkan Usia........................................ 65
viii
LAMPIRAN 1. Transkip wawancara 2. Surat keterangan melakukan penelitian 3. Dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemajuan teknologi yang begitu cepat pada kota-kota di negara
berkembang telah menyisakan berbagai problem sosial. Kemajuan teknologi
melahirkan sebuah kemiskinan di masyarakat itu sendiri yang di akibatkan
oleh persaingan yang ketat dalam memperoleh pendapatan serta minimnya
lapangan kerja yang pada akhirnya melahirkan pekerjaan yang kurang
terhormat seperti mengamen, memulung dan berbagai jenis patologi sosial
lainnya, seperti merampok, mencopet, dan sebagainya. Dari akar sosial inilah
yang memunculkan seperti anak-anak kurang mampu yang pada umumnya
meliputi anak-anak yatim, anak-anak miskin dan anak-anak terlantar.
Mencari nafkah dengan cara yang mudah dan tidak memerlukan
keterampilan yang dapat membuat terbebani adalah sebuah hal yang dirasakan
oleh mereka sangat efektif walaupun tanpa mereka sadari bahwa kebutuhan
hidup yang mereka jalani tidak terealisasikan secara maksimal. Permasalahan
ini dialami oleh warga masyarakat di Indonesia khususnya pemulung. Hal ini
merupakan fenomena sosial yang tidak bisa dihindari keberadaannya dalam
kehidupan masyarakat Indonesia, terutama di daerah perkotaan. Dapat dilihat
bahwa kondisi kehidupan sehari-hari pemulung sangat memprihatinkan.
Kehidupan mereka di perkotaan cenderung kumuh, mereka tinggal ditempat
yang sangat tidak layak untuk dihuni seperti dekat dengan lokasi pembuangan
sampah atau dipinggir kali, bahkan ada yang tidur di dalam gerobak bersama
2
dengan anak istrinya. Mereka memiliki tingkat pendidikan yang rendah dan
keterampilan yang kurang memadai serta pengalaman kerja yang minim.
Ahmad Syauqi Beq mengungkapkan akibat dekadensi moral terhadap
kelangsungan hidup suatu bangsa seperti dalam syairnya berikut:
“bangsa itu hanya bias bertahan selama mereka masih memiliki akhlak.
Apabila akhlak telah tiada dari mereka, maka bangsa itupun akan lenyap
pula”1
Berdasarkan ungkapan Ahmad Syauqi Beq tersebut dapat disimpulkan bahwa
moral sangatlah penting bagi suatu bangsa, sebab jika moral dalam keadaan
krisis, maka kehormatan suatu bangsa akan hilang, bahkan akan menghambat
kemajuan suatu bangsa.
Saat ini lembaga formal maupun nonformal yang berada di Indonesia
selama ini hanya menekan pada kecerdasan intelektual dan seakan
mengabaikan adanya kecerdasan lain yang jauh lebih penting, sehingga
masalah karakter seolah lepas dari masalah yang ada. Padahal, karakter
merupakan aspek yang penting untuk kesuksesan manusia di masa depan.
Berangkat dari keresahan terhadap karakter anak-anak pemulung
yang sangat memprihatinkan. Bimbingan yang diterapkan dalam keluarga
pun belum efektif. Bahkan ada orang tua yang acuh bahkan membiarkan
anak-anak mereka tidak sekolah atau tidak mengaji hanya untuk membantu
orang tuanya mengumpulkan barang-barang bekas yang masih bisa dijual
kembali untuk menghidupi keluarganya. Dengan kondisi yang seperti ini
1 Zuhairi, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Akasara, 2004), Cet ke- 3, hal
53
3
pergaulan anak-anaknya pun lebih dibebaskan, tidak terkontrol dan kurang
perhatian2.
Berdasarkan pada latar belakang masalah tersebut diatas, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah yang akan dimunculkan, diantaranya:
1. Adanya penyimpangan pemikiran dalam sejarah pemikiran manusia
yang menyebabkan paradoks antarnilai, misalnya etika dan estetika.
2. Hilangnya model kepribadian yang integral, yang memadukan
kesalihan dengan kesuksesan, kebaikan dengan kekuatan, dan
seterusnya.
3. Munculnya antagonisme dalam pendidikan moral.
4. Lemahnya peranan lembaga sosial yang menjadi basis pendidikan
moral
Krisis moral ini menimbulkan begitu banyak ketidakseimbangan di
dalam masyarakat yang tentunya tidak membuat masyarakat bahagia. Maka
solusi yang sangat tepat bagi masalah ini hanya satu yaitu : Kembali
menempuh jalan Allah (SWT), kembali kepada jalan islam, seperti ayat
yang telah dijelaskan dalam QS. Al-Baqarah: 38
Artinya:
“Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu!
kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, Maka barang siapa
2 Hasil observasi pada tanggal 22 oktober 2013
4
yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas
mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati".
Dari uraian tersebut penulis merasa perlu untuk melaksanakan
penelitian dalam bentuk skripsi dengan judul “IMPLEMENTASI
BIMBINGAN AGAMA DALAM UPAYA MEMBENTUK
KARAKTER PADA ANAK PEMULUNG DI YAYASAN MEDIA
AMAL ISLAMI”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, penulis
membatasi masalah hanya pada :
a. Konsep Karakter
Karakter adalah kumpulan tata nilai yang terwujud dalam
suatu sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi, sikap,
dan perilaku yang akan ditampilkan secara mantap. Dimana
karakter dapat menjadi cirri khas pada individu itu sendiri untuk
dapat hidup bekerja sama, baik dalam lingkungan keluarga
maupun masyarakat, bangsa dan negara.
Sembilan karakter dasar yang menjadikan tujuan
pendidikan dalam pembentukan karakter yaitu : 1) cinta kepada
Allah dan semesta beserta isinya, 2) tanggung jawab, disiplin dan
mandiri, 3) jujur, 4) hormat dan santu, 5) kasih saying, peduli,
kerjasama, 6) percaya diri, kreatif, kerja kerasa dan pantang
5
menyerah, 7) keadilan dan kepemimpinan, 8) baik dan rendah
hati, 9) toleransi dan persatuan.
b. Bimbingan Agama
Kata bimbingan dapat diartikan sebagai proses pemberian
bantuan kepada individu secara berkesinambungan. Supaya
individu itu dapat memahami dirinya sendiri sehingga dia sanggup
mengarahkan dirinya dan dapat memahami dirinya sendiri dan
bertindak secara wajar, sesuai dengan tutunan dan memahami
lingkungan sekitar, ekluarga dan masyarakat serta kehidupan pada
umumnya3. Sedangkan agama menyangku masalah yang
berhubungan dengan kehidupan batin manusia. Agama sebagai
keyakinan memang sangat sulit diukur secara tepat dan rinci. Hal
ini pula yang membuat sulit pada ahli untuk mendefinisikan yang
tepat tentang agama4.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini adalah :
a. Bagaimana implementasi pembinaan pendidikan karakter dalam
bimbingan agama pada anak pemulung?
b. Bagaimana faktor penghambat dan pendukung dalam
memberikan bimbingan agama untuk menerapkan pendidikan
karakter pada anak pemulung?
C. Tujuan dan manfaat Penelitian
3 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksaan bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: Golden Teroyan Pres, 1998), Cet ke-2, hal 1
4 Jalaludin, Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1998), Cet ke-3, hal 11
6
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui implementasi pembinaan pendidikan karakter
dalam bimbingan agama pada anak pemulung
b. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung dalam
memberikan bimbingan agama untuk menerapkan pendidikan
karakter pada anak pemulung di Yayasan Media Amal Islami
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian secara akademis atau teoritis diharapkan
memberikan pengetahuan dalam proses bimbingan dan penyuluhan
agama terutama pengetahuan dalam pengembangan ilmu pengetahuan
untuk memperbaiki kearah yang lebih baik. Manfaat secara empiris
dalam penelitian ini diharapkan menjadi media informasi mengenai
metode atau teknik dan memberi wawasan pada para pembimbing dan
masyarakat (orang tua).
D. Metodologi Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu5. Metodologi
penelitian dapat juga diartikan satu cara kerja untuk memahami objek
penelitian dalam rangka menemukan, menguji terhadap suatu kebenaran
atau pengetahuan. Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti
pada kondisi objek yang alamiah, dimana penelitiana adalah sebagai
instrument kunci, teknik pengumpulan data secara triangulasi (gabungan),
5 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta,
2009), Cet ke- 8, hal 2
7
analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih
menekankan makna dari pada generalisasi6. Menurut Tailor sebagaimana
dikutip oleh Lexi J.Moleong adalah prosedur sebuah penelitian yang
menghasilkan data deskriptif berupa dengan kata-kata tertulis lisan dari
orang dan perilaku yang diamati.7
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yaitu memahami
fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian (contohnya:
Perilaku, sikap, persepsi, motivasi, tindakan dan lain sebagainya) dengan
cara deskripsi dalam bentuk kata-kata yang tertulis dan bahasa, pada
suatu konteks khususnya yang alamiah dan dengan memanfaatkan
berbagai metode ilmiah.8
2. Teknik Pengumpulan Data
a. Wawancara
Esterberg (2002) mendefinisikan wawancara adalah merupakan
pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya
jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topic
tertentu9, penulis mengadakan wawancara dengan pembimbing
agama yang merangkap sebagai pendidikanak pemulung dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya
oleh peneliti.
6Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: CV. Alfabeta, 2009), Cet ke- 8, hal 9
7Lexy J. Moleong. Metode penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet ke- 15, hal 3
8Lexy J. Moleong. Metode penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2007), Cet ke- 33, edisi revisi, hal 4
9 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: CV. Alfabeta, 2009) Cet ke- 8, hal 231
8
b. Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data dengan cara wawancara.
Dalam hal ini penulis melakukan pengamatan tentang cara
pembimbing agama membentuk karakter anak-anak pemulung
tersebut melalui lembaga nonformal.
c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data berupa data-data tertulis,
gambar , artikel serta website dari internat sebagai data pendukung.
Termasuk semua data yang dihimpun selama melakukan penelitian
dalam menganalisis metode atau teknik pembimbing agama terhadap
pendidikan karakter anak pemulung di Yayasan Media Amal Islami
Lebak Bulus.
3. Lokasi dan waktu Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Jl. Lebak Bulus V No 34, Cilandak
Jakarta Selatan. Observasi awal dilakukan pada hari jum’at tanggal 21
Oktober pukul 11.00 WIB dengan mendatangi lokasi penelitian.
Sedangkan dari segi waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Januari
2014 sampai bulan Juni 2014.
Alasan penulis memilih lokasi penelitian yakni lokasi tersebut
merupakan sebuah yayasan independen non partisipan yang didirikan
oleh H. Aslih Ridwan seorang pembimbing agama yang aktif dalam
berdakwah baik melalui radio, televisi maupun media massa. Media
Amal Islami sebagai media dakwah yang memadukan antara dakwah
bil lisan dan dakwah bil hal, dalam mengaasi problem umat, terutama
9
pada kalangan bawah yaitu anak yatim, dhuafa, anak jalanan dan
pemulung.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah mereka yang
bertugas dalam pembimbing agama, yang terdiri dari 1 orang pimpinan,
1 orang pembimbing, dan 5 orang anak pemulung yang menjadi santri
di Yayasan Media Amal Islami, karena dengan pertimbangan peneliti
mereka adalah orang yang dianggap paling tahu tentang apa yang
peneliti harapkan, sehingga akan memudahkan peneliti untuk
menjelajahi obyek atau situasi sosial yang diteliti.
5. Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data yaitu
data primer dan data sekunder.Data primer yaitu data yang diperoleh
langsung dari informan berupa catatan tertulis hasil wawancara.
Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber-sumber
tertulis yang didapat dari buku-buku, majalah, surat kabar, dan lain
sebagainya.
6. Teknik Analisis Data
Nasution (1988) menyatakan “analisis telah mulai sejak
merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan,
dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian10. Jadi yang
dimaksud analisa data adalah suatu proses mengorganisasikan dan
mengurutkan data dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar. Dalam
10 Sugiyono, Metode penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D (Bandung: CV. Alfabeta,
2009) Cet ke- 8, hal 245
10
teknis analisis data yang penulis gunakan adalah analisis deskriptif,
dimana semua data yang penulis peroleh dari hasil pengamatan dan
wawancara, lebih dulu penulis kelompokkan sesuai dengan persoalan
yang telah ditetapkan, lalu menganalisisnya secara sistematis.Penulis
juga menggunakan teori untuk dapat membahas masalah penelitian.
7. Teknik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis mengacu pada Pedoman
Penulisan Skripsi, Tesis dan Disertasi Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
E. Tinjauan Pustaka
Peneliti melakukan tinjauan pustaka dengan tujuan bahwa penulisan
skripsi ini bukan merupakan hasil dari skripsi sebelumnya. Berikut ini
judul-judul skripsi yang dijadikan sebagai tinjauan pustaka :
1. Veny Okasari mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam
“Pola Bimbingan Agama Pada Anak Komunitas Pemulung di
Kelurahan Jurang Mangu Barat Pondik Aren Tanggerang Selatan”.
Berisikan mengenai pola bimbingan agama dengan hasil
penelitiannya dapat diketahui bahwa orang tua pemulung masih
mempunyai perhatian terhadap masalah agama untuk masa depan
anaknya. Sedangkan dalam skripsi ini berisikan mengenai
pembentukan karakter dengan hasil penelitian dapat diketahui
bahwa pembentukan karakter dilakukan tidak hanya dalam
kegiatan pembelajaran di lembaga saja tetapi di dalam lingkungan
11
sehari-haripun sanga berperan penting dalam proses perubahan
perilaku tersebut.
2. Hardiansyah, mahsiswa jurusan Pendidikan Agama Islam
“Pendidikan Karakter Menurut Ki Hajar Dewantara”. Berisikan
mengenai pendidikan karakter, moral dan budaya yang sebenarnya
sudah dirintis oleh Ki Hadjar Dewantara dengan tri pusat
pendidikan yang dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, dan lingkungan sosial. Perbandingan dengan skripsi ini
adalah proses perubahan perilaku yang di lakukan oleh suatu
lembaga.
3. M. Nur Hidayat, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam
“Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Islam”.
Mengenai konsepsi pengembangan nilai-nilai kepribadian
Rasulullah dalam kegiatan pendidikan. Kemudian melakukan
explorasi dan pengembangan terhadap nilai-nilai utama pribadi
Rasulullah yang menjadi pilar utama pembentukan karakter
menuju konsep fitrah yang ditetapkan oleh Allah SWT. Sedangkan
dalam skripsi ini berisikan tentang penerapan nilai-nilai dari
karakter itu sendiri kepada anak pemulung.
4. Sofhal Jamil mahasiswa jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam.
“Peranan Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian
Bagi Anak-anak Yatim di Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar
Keluarahan Beji-Kota Depok ”. Mengenai peran dari pembimbing
agama yang membentuk suatu kemandirian pada anak-anak yatim
12
agar kelak ketika mereka dewasa tidak terseret pada kasus patologi
sosial, serta menjelaskan pendekatan yang digunakan oleh
pembimbing agama dalam membentuk kemandirian anak-anak
yatim. Sedangkan dalam skripsi ini menjelaskan mengenai peran
pembimbing dalam menerapkan nilai-nilai karakter dengan
pendekatan persuasif.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisikan tentang latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian dan
sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Landasan teori berisikan tentang pengertian-pengertian
yang di bahas dalam skripsi ini diantaranya, pengertian
bimbingan, tujuan dan fungsi bimbingan, bentuk-bentuk
bimbingan, pengertian pembentukan karakter, dasar-dasar
pemikiran pentingnya pembentukan karakter, sumber-
sumber pembentukan karakter, cirri-ciri orang yang
berkarakter baik, implementasi pendidikan karakter.
BAB III GAMBARAN UMUM YAYASAN MEDIA AMAL
ISLAMI LEBAK BULUS
Gambaran umum ini berisikan tentang sejarah berdirinya,
visi, misi, maksud dan tujuan, tugas dan fungsi, sasaran
13
bimbingan, penerimaan dan pelayanan, sarana dan
prasarana.
BAB IV IMPLEMENTASI BIMBINGAN AGAMA DALAM
UPAYA MEMBENTUK KARAKTER PADA ANAK
PEMULUNG DI YAYASAN MEDIA AMAL ISLAMI
Berisikan tentang implementasi pembimbing agama dalam
penerapan karakter pada anak-anak pemulung, metode
pembimbing dalam menerapkan pendidikan karakter pada
anak-anak pemulung, faktor pendukung dan penghambat
dalam menerapkan pendidikan karakter pada anak – anak
pemulung.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran ini berisikan tentang hasil
keimpulan dari penelitian dan saran bagi yang berkaitan
dengan penulisan skripsi ini.
14
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Implementasi Bimbingan Agama
1. Pengertian Implementasi Bimbingan Agama
Implementasi bimbingan agama merupakan serangkaian dari tiga
kata, yaitu implementasi, bimbingan dan agama. Dan dari ketiganya
mempunyai keterkaitan makna, sehingga makna tersebut saling
mendukung satu sama lainnya. Untuk lebih jelasnya, dari dua kata
tersebut akan diuraikan dengan penjelasan masing-masing.
Kata implementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia diartikan
pelaksanaan, penerapan.1 Dimana kata penerapan itu sendiri menurut
kamus besar bahasa Indonesia adalah proses, cara, perbuatan untuk
menerapkan suatu hal.2 Sumber lain menyebutkan bahwa penerapan
adalah menggunakan ilmu yang kita miliki untuk mengatasi suatu
masalah yang timbul. 3 Artinya, memanfaatkan ilmu yang telah diperoleh
untuk membuat suatu solusi pada sebuah masalah. Jadi dapat disimpulkan
bahwa implementasi adalah penerapan ilmu yang sudah didapatkan untuk
membuat solusi pada sebuah masalah.
Secara etimologis kata bimbingan merupakan terjemahan dari
bahasa inggris “guidance” yang berarti ; “menunjukkan, memberikan
jalan, menuntun, bimbingan, bantuan, arahan, pedoman, dan petunjuk”.
Kata dasar atau kata kerja dari “guidance” adalah “to guide” yang
1 Tim Penyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1995) 2 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet ke-3,
hal 491 3 Socrates, Menepis Impian, (Yogyakarta: Media Abadi, 1994), Jilid 2, hal 89
15
artinya “menunjukkan, menuntun, mempedomani, menjadi penunjuk
jalan, dan mengemudikannya”.4 Dari pengertian tersebut dapat
disimpulakan bahwa pengertian yang paling umum digunakan adalah
pengertian “memberikan bimbingan, bantuan dan arahan”
Kemudian pengertian yang lebih utuh dari kata bimbingan, adalah
usaha membantu orang lain dengan mengungkapkan dan membangkitkan
potensi yang dimilikinya. Sehingga dengan potensi itu, ia akan memiliki
kemampuan untuk mengembangkan dirinya secara wajar dan optimal,
yakni dengan cara memahami dirinya, mengenal lingkungannya,
mengarahkan dirinya, mampu mengambil keputusan untuk hidupnya, dan
dengannya ia akan mewujudkan kehidupan yang baik, berguna dan
bermanfaat di masa kini dan dimasa yang akan datang.
Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih luas lagi mengenai arti
bimbingan, berikut ini akan kutipan berbagai definisi yang sudah
dirumuskan para ahlinya, yaitu:
a. Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki
kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada
seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya
mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul
bebannya sendiri.
b. Stoops mengatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses yang
berlangsung terus menerus dalam hal membantu individu dalam
4 M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling Islam), (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), hal 6
16
perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal
dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya
maupun bagi masyarakatnya.
c. Menurut Miller, bimbingan adalah bantuan terhadap individu
untuk mencapai pemahaman dan pengarahan dirinya yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal
kepada keluarga dan masyarakat.
d. Djumhur dan Moh. Surya, mengatakan bimbingan yaitu suatu
pemberian bantuan yang terus-menerus, sistematis kepada
individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar
tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self
understanding), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self
acceptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self
direction), dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (self
realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan keluarga maupun masyarakat.
e. Menurut Jear Book of Education, bimbingan adalah suatu proses
membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan
dan mengembangkan pribadi dan kemanfaatan social.5
Melalui definisi-definisi tersebut dapat dipahami bahwa pada
dasarnya esensi atau hakikat bimbingan itu merupakan suatu proses
usaha pemberian bantuan atau pertolongan kepada orang lain (siapa saja)
5 Ibid, hal 9-10
17
dalam segala usia, yang dilakukan secara terus menerus
(berkesinambungan) yang mana orang iu mengalami kesulitan atau
hambatan dalam hidupnya (secara psikis), sehingga dengan bantuan atau
pertolongan itu orang yang diberikan bantuan (terbimbing) dapat
mengarahkan dirinya, mampu menerima dirinya, dapat mengembangkan
potensinya untuk kebahagiaan dan kemanfaatan dirinya dan lingkungan
masyarakatnya. Dengan demikian, dapat ditegaskan bahwa hal yang
principal dalam bimbingan ialah pemberian bantuan atau pertolongan
yang dilakukan secara terus menerus kepada siapa saja, tanpa mengenal
batas usia ataupun jenis kelamin. Karena, sesungguhnya hampir tidak ada
seseorang yang secara utuh dan menyeluruh memiliki kemampuan untuk
mengembangkan dirinya dengan optimal tanpa adanya bantuan dan
pertolongan dari orang lain. Untuk itu, sejak lahir hingga akhir hayatnya
setiap orang di dunia ini jelas membutuhkan bimbingan dan bantuan,
supaya potensi (fitrah) yang ada pada dirinya dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar dan optimal seperti kutipan ayat al Quran
berikut :
18
Artinya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-
syi'ar Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram,
jangan (mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang
qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang
mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keredhaan
dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, Maka
bolehlah berburu. dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada
sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari
Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). dan
tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,
dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan
bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-
Nya”. (QS. Almaidah: 2)
Dalam ayat ini jelas bahwa Allah SWT menyuruh umat manusia
untuk saling membantu, tolong menolong dalam mengerjakan kebaikan
dan ketaqwaan. Di ayat ini juga menjelaskan bahwa manusia adalah
makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendirian.
19
Sedangkan agama dalam kamus besar bahasa Indonesia agama
diartikan kepercayaan kepada Tuhan dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.6
Sedangkan arti agama sendiri menurut Harun Nasution seperti yang
dikutip Jalaludin, Pengertian agama menurut asal kata al-Din, religi
(relegere, religare) dan agama.7
Al-Din dalam bahasa Arab mengandung arti menguasai,
mendudukan, patuh, utang, balasan, kebiasaan. Sedangkan dari kata
religi (latin) berarti mengupulkan dan membaca. Adapun kata agama
terdiri dari a=tidak; gam=pergi, berarti mengandung arti tidak pergi, tetap
di tempat atau diwarisi turun temurun.8
Sedangkan menurut Harun Nasution bahwa agama adalah:
a) Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan
ghaib yang harus di patuhi.
b) Pengakuan terhadap adanya kekuatan ghaib yang mengakui
manusia.
c) Mengikatkan diri kepada suatu bentuk hidup yang mengandung
pengakuan kepada sumber yang berada di luar diri manusia yang
mempengaruhi perbuatan-perbuatan manusia.
d) Kepercayaan terhadap suatu kekuatan ghaib yang menimbulkan
cara hidup tertentu.
6 Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1998), Cet. Ke-1,
hal 9. 7 Jalaludin , Psikologi Agama, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1998), Cet ke- 3, hal
1 8 Ibid, hal 12
20
e) Suatu sistem tingkah laku manusia yang berasal dari kekuatan
ghaib.
f) Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini
bersumber dari kekuatan ghaib.
g) Pemujaan terhadap kekuatan ghaib yang timbul dari perasaan
lemah dan perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang
terdapat dalam alam sekitar manusia.
h) Ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang
rasul.9
Tylor mendefinisikan agama adalah kepercayaan kepada wujud
spiritual.10 Sedangkan D. Hendro Puspito mendefinisikan agama ialah
suatu jenis sistem sosial yang berporos pada kekuatan-kekuatan
nonempiris yang dipercayainya dan didayagunakan untuk mencapai
keselamatan bagi diri mereka dan masyarakat luas umumnya.11
Dari pemaparan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa yang
di maksud dengan agama adalah suatu kepercayaan kepada Tuhan yang
Maha Esa yang dilandasi oleh ketaatan pada ajarannya serta mempunyai
aturan-aturan yang harus di ikuti oleh pengikutnya yang diwarisi secara
turun temurun dengan bertujuan untuk mencapai keselamatan bagi diri
mereka dan masyarakat luas pada umumnya.
Yang dimaksud dengan bimbingan agama adalah individu yang
diberikan bantuan oleh orang lain secara berkala dengan berlandasan
9 Harun Nasution, Islam ditinjau dari berbagai aspeknya, (Jakarta: UI Pers, 1979), jilid 1,
hal 10 10 Yurson Razak dan Ervan Nurtawab, Antropologi Agama, (Jakarta: UIN Jakarta Press,
2007), hal 13 11 D. Hendro Puspito, Sosiologi Agama, (Yogyakarta : Kanisius, 1983), h. 35
21
kepercayaan kepada Tuhan yang Maha Esa dengan bertujuan unuk
mencapai keselamatan bagi dirinya sesuai apa yang diharapkannya.
Berdasarkan pengertian diatas penulis dapat menarik kesimpulan
bahwa implementasi bimbingan agama adalah sebuah penerapan kegiatan
dalam proses pemberian bantuan kepada individu secara
berkesinambungan agar individu tersebut dapat melaksanakan peraturan
Tuhan yang diturunkanNya kepada manusia dalam melaksanakan
kehidupan dan penghidupan mereka di dalam segala aspeknya agar
mencapai kejayaan hidup lahir batin di dunia dan akhirat
2. Tujuan dan Fungsi Bimbingan
A. Tujuan Bimbingan
Setelah mengetahui pengertian bimbingan yang ditinjau secara
umum, bahwa sangatlah tepat bila bimbingan diselenggarakan di
lembaga-lembaga pendidikan formal maupun nonformal. Mengingat
masalah itu meliputi pada diri setiap orang, mulai dari anak-anak hingga
orang dewasa. Manusia dimanapun dia berada akan selalu menghadapi
masalah oleh karena itu manusia memerlukan bantuan untuk mengatasi
masalahnya. Dengan selalu berdoa, berusaha dan juga selalu
mendekatkan diri kepada Allah SWT, akan timbul keyakinan bahwa
pertolongan-Nya akan senantiasa siap untuk dianugerahkan kepada siapa
saja yang dekat dengan-Nya. Orang-orang tersebut akan menghadapi
masalah dengan tenang dan pikiran yang jernih.
Adapun tujuan bimbingan menurut Aunur Rahim Faqih adalah
sebagai berikut:
22
a) Membantu individu agar tidak menghadapi masalah, maksudnya
pembimbing berusaha membantu mencegah jangan sampai
individu menghadapi atau menemui masalah. Dengan kata lain
membantu individu mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
b) Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapinya.
c) Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan
kondisi yang baik atau yang telah baik tetap menjadi baik, sehingga
tidak menjadi masalah baginya dan orang lain.12
B. Fungsi Bimbingan
Bimbingan berfungsi mengarahkan individu agar terhindar dari
masalah dan berusaha mengembalikan kondisinya menjadi lebih baik.
Bila dilihat dari tujuannya maka fungsi bimbingan menurut Aunur
Rahim Faqih adalah sebagai berikut:
• Fungsi Preventif, yakni ,membantu individu menjaga atau
mencegah timbulnya masalah bagi dirinya.
• Fungsi Kuratif, yakni membantu individu memecahkan
masalah yang sedang dihadapi atau dialaminya.
• Fungsi Preservatif, yakni membantu individu menjaga agar
situasi yang semula tak baik (mengandung masalah) menjadi
baik dan kebaikan itu bertahan lama (in state of good)
• Fungsi Pengembangan, yakni membantu individu memelihara
dan mengembangkan situasi dan kondisi yang telah baik.
12 Aunur Rahim Faqih, Bimbingan dan Konseling dalam Islam,(Yogyakarta: UII Press,
2001), hal 36
23
Sehingga tidak memungkinkannya menjadi sebab munculnya
masalah baginya.13
3. Bentuk – bentuk Bimbingan
a. Bimbingan Kelompok (group guidance)
Bimbingan kelompok adalah cara pengungkapan jiwa/batin serta
pembinaannya melalui kegiatan kelompok seperti ceramah, diskusi,
seminar, symposium, atau dinamika kelompok (group dynamics), dan
sebagainya.14 Bimbingan kelompok ini dipergunakan untuk membantu
anak atau sekelompok anak dalam memecahkan masalah-masalahnya
dengan melalui kegiatan kelompok. Bimbingan kelompok
dimaksudkan untuk membantu seorang individu yang menghadapi
maslah dengan menempatkannya dalam suatu kehidupan kelompok.15
b. Penyuluhan Individual (individual counseling)
Dalam bimbingan ini dilakukan dengan hubungan yang bersifat
face to face relationship (hubungan empat maa) yang dilaksanakan
dengan wawancara antara pembimbing dengan anak asuh. Maslah
yang dipecahkan melalui teknik/bimbingan counseling ini ialah
masalah-maslah yang sifatnya pribadi. Pada umumnya ada tiga teknik
khusus dalam konseling yaitu:
• Directive Counseling, yaitu teknik konseling di mana yang
paling berperan ialah counselor, counselor berusaha menyerah
counselee sesuai dengan maslahnya.
13 Ibid., hal 37 14 H.M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.
Golden Terayon, 1982), Cet. Ke-1, hal 45 15 Djumhur dan Moh. Surya, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Bandung: CV.
Ilmu, 1985), hal 32
24
• Non directive Counseling, teknik ini kebalikan dari teknik di
atas, yaitu semuanya berpusat pada counselee. Counselor
hanya menampung pembicaraan, yang berperan adalah
counselee.
Elective Counseling, yaitu campuran dari kedua teknik diatas.16
4. Metode Bimbingan Agama
Secara etimologi, istilah metode berasal dari bahasa Yunani yaitu
“metodos”, yang terdiri dari dua suka kata: yaitu “metha” yang berarti
melalui atau melewati dan “hodos” yang berarti jalan atau cara. Metode
berarti jalan yang dilalui untuk mencapai tujuan.17
Dengan demikian metode dapat diartikan sebagai suatu jalan atau
cara yang digunakan dalam proses bimbingan atau bantuan sehingga
tercapai maksud dan tujuan sesuai dengan harapan.
Didalam melaksanakan suatu proses bimbingan diperlukan metode
agar dapat tercapainya maksud dan tujuan dari sebuah bimbingan yang
diharapkan, yaitu sebagai berikut:
a. Metode Keteladanan
Keteladanan adalah sesuatu yang dapat dilihat dan ditirukan
langsung oleh anak-anak.18 Ketika kedua orang tua menginginkan
anak agar tumbuh dalam kejujuran, amanah, menjauhkan perbuatan
16 M. Arifin, Pedoman Pelaksanaan Bimbingan dan Penyuluhan Agama, (Jakarta: PT.
Golden Terayon Press, 1982), Cet. Ke-1, hal 49 17 Armai Arief, Pengantar Ilmu Dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat
Pers), Cet ke-1, hal 10 18 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar,(Solo: PT. Indiva Media Kreasi,
2007), Cet ke-1, hal 97
25
yang dilarang oleh agama, kasih sayang orang tua maka hendaklah
orang tua memberikan teladan.19
Dan sebaik-baiknya keteladanan adalah meneladani sebuah
karakter Rasulullah, sebagaimana Allah berfirman dan al-Quran
surat al-Ahzab ayat 21:
Artinya:
“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah”.
b. Metode Pembiasaan
Pembiasaan adalah salah satu cara yang efektif dalam
pendidikan anak. Tanpa harus disuruh, seorang anak sudah tau apa
yang harus ia lakukan misalnya pembiasaan membaca al Quran
sesuai maghrib atau setiap selesai shalat, membiasakan dzikir setiap
setiap selesai shalat, membiasakan cusi tangan sebelum makan dan
lain sebagainya.20
c. Metode Nasihat
19 Abdullah Nashih Ulwan, Pendidikan Anak Dalam Islam, (Jakarta: Pustaka Amani,
1999), Cet ke-2, hal 178 20 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT. Indiva Media Kreasi,
2007), Cet ke-1, hal 98
26
Agar anak melakukan hal-hal yang baik, ia perlu nasehat.
Demikian pula ketika anak melakukan kesalahan, maka perlu nasihat
pula. Rasulullah SAW sering memberikan nasehat kepada para
sahabat-sahabat. Ada beberapa cara Rasulullah dalam memberikan
nasehat kepada anak, diantaranya:
1) Menggunakan dialog, untuk merangsang daya pikir.
2) Sambil bercanda, agar tidak jenuh dan ada daya tarik.
3) Sederhana dalam kata-kata, sehingga tidak membosankan.
4) Berwibawa yang meninggalkan bekas dalam hati
5) Dengan perumpamaan, sehingga memudahkan pemahaman.
6) Dengan peragaan atau gambar, agar anak lebih jelas
menangkap maksudnya.
7) Dengan amalan praktis, dengan melihat kesempatan.21
d. Metode Pengawasan/Perhatian
Kita harus selalu memperhatikan dan mengawasi anak-anak
kita, sehingga bisa menegur dan menasihati mereka bila mereka lupa
atau melakukan kesalahan. Perhatian dan pengawasan, kita lakuakn
dalam seluruh aspek pendidikan meliputi:
1) Segi akidah, dengan mengenalkan tauhid sejak awal
pertumbuhannya.
2) Segi moral, dengan mengenalkan anak akan sopan santun dan
akhlak yang mulia.
21 Ibid, hal 98
27
3) Segi mental dan intelektual, membiasakan dengan hal-hal
yang baik serta menjauhkannya dari hal-hal yang buruk
4) Segi jasmani, dengan membiasakan hidup teratur, makanan
yang halal dan sehat serta olahraga yang cukup.
5) Segi sosial, dengan membiasakan tolong menolong
menunaikan hak orang lain.22
e. Hukuman (Sanksi) atau Penghargaan (Reward)
Hukuman dan penghargaan tidak kalah pentingnya dalam
memberikan bimbingan terhadap anak. Rasulullah juga sering
menggunakannya dalam membimbing anak. Contohnya bagaimana
Rasullah membuat anak taat terhadap orang tunya dan menghindari
sifat durhaka terhadap mereka.23 Beliau menyebutkan pahala
berbakti yang begitu besar dan ancaman durhaka yang begitu
menakutkan.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian hukuman adalah:
1). Hukuman baru boleh dilakukan, bila anak telah melakukan
kesalahan berkali-kali.
2). Tidak memberikan ancaman dengan hukuman-hukuman yang
menyulitkan anak
3). Hukuman harus sesuai dengan kadar kesalahan yang dilakukan
anak.
4). Beri dahulu arahan, sebelum menghukum anak.
22 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar, (Solo: PT. Indiva Media Kreasi,
2007), Cet ke- 1, hal 101 23 Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaidi, Cara Nabi Mendidik Anak, (Jakarta: Al-
I’tisham, 2009), Cet ke- 3, hal 103-104
28
5). Hukuman tidak menyakitkan dan tidak meninggalkan bekas di
badan anak, serta tidak melukai hati sang anak.
6). Berikan perintah atau peraturan yang sesuai dengan kemampuan
anak.24
B. Karakter
1. Pengertian Karakter
Karakter adalah kumpulan tata nilai yang mewujudkan dalam suatu
sistem daya dorong (daya juang) yang melandasi pemikiran, sikap, dan
perilaku yang akan ditampilkan secara mantap. Karakter merupakan
aktualisasi potensi dari dalam dan internalisasi nilai-nilai moral dari yang
menjadi bagian kepribadian seseorang. Karakter merupakan nilai-nilai yang
terpatri dalam diri seseorang melalui pendidikan, pengalaman, percobaan,
pengorbanan, dan pengaruh lingkungan, tentu karakter tidak datang dengan
sendirinya, melainkan harus dibentuk, ditumbuhkembangkan, dan dibangun.
Sedangkan karakter, menurut Stephen R. Covey, adalah hasil
pembiasan dari sebuah gagasan dan perbuatan. Dalam sebuah pernyataan
disebutkan “Taburlah gagasab, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan,
tuailah kebiasaaan. Taburlah kebiasaan, tuailah karakter”. Karenanya,
karakter terbentuk melalui perjalanan hidup seseorang.25 Ia dibangun oleh
pengetahuan, pengalaman, serta penilaian terhadap pengalaman itu.
Kepribadian dan karakter yang baik merupakan interaksi seluruh totalitas
manusia.
24 Ummu Shofi, Agar Cahaya Mata Makin Bersinar,(Solo: PT. Indiva Media Kreasi,
2007), Cet ke-1, hal 97-100 25 Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Pendidikan ; Pengembangan
Karakter dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al Quran, 2010), hal 134
29
Istilah “karakter” dalam bahasa Yunani dan Latin, character berasal
dari kata charassein yang artinya ‘mengukir corak yang tetap dan tidak
terhapuskan’. Watak atau karakter merupakan perpaduan dari segala tabiat
manusia yang bersifat tetap sehingga menjadi tanda khusus untuk
membedakan orang yang satu dengan yang lainnya.
Menurut Suyanto26 “karakter adalah cara berfikir dan berperilaku
yang menjadi cirri khas tiap individu untuk hidup bekerja sama, baik dalam
lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Individu yang
berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat keputusan dan siap
mempertanggungjawabkan tiap akibat dari keputusan yang dibuatnya.
Kualitas moral seseorang yang tercerminkan dari segala tingkah
lakunya yang mengandung unsur keberanian, ketabahan, kejujuran, dan
kesetiaan, atau perilaku dan kebiasaan yang baik. Karakter ini dapat berubah
akibat pengaruh lingkungan, oleh karena itu perlu usaha membangun
karakter dan menjaganya agar tidak terpengaruh oleh hal-hal yang
menyesatkan dan menjerumuskan. Menurut Ki Hadjar Dewantara karakter
itu terjadi karena perkembangan dasar yang telah terkena pengaruh ajar,
yang dinamakan ‘dasar’ yaitu bekal hidup atau bakat anal yang berasal dari
alam sebelum mereka lahir, serta sudah menjadi satu dengan kodrat
kehidupan anak (biologis). Sementara kata ‘ajar’ diartikan segala sifat
pendidikan dan pengajaran mulai anak dalam kandungan ibu hingga akil
baligh, yang dapat mewujudkan intelligible, yakni tabiat yang dipengaruhi
oleh kematangan berfikir. Jiwa naak yang baru lahir diumpamakan sehelai
26 Suyanto, Urgensi Pendidikan Karakter, 2014 (http://waskiamandiribk.wordpress.com).
Diunduh pada tanggal 6 April 2014
30
kertas yang sudah ditulis dengan tulisan yang agak suram. Padahal
pendidikan itu wajib dan harus cakap menebalkan dan menerangkan tulisan-
tulisan yang suram mengenai tabiat-tabiat yang baik, sehingga tabiat yang
tidak dapat tertutup dan tidak terlihat karena tidak tumbuh terus.
Sebuah penerapan karakter dapat pula dimaknai sebagai upaya yang
terencana untuk menjadikan anak-anak didik mengenal, peduli, dan
menginternalisasi nilai-nilai moral sehingga anak-anak pemulung
berperilaku sebagai insan kamil.
Tujuan dari penerapan karakter itu sendiri pada anak pemulung
sebagai upaya untuk membentuk karakter yang merupakan perwujudan dari
kesatuan esensial si subyek dengan perilaku dan sikap hidup yang
dimilikinya. Oleh karena itu, penerapan karakter lebih menekankan aspek
nilai religiusitas yang merupakan modal bagi pembentukan moral.27
2. Nilai – Nilai Pendidikan Karakter
Ada 18 (delapan belas) nilai yang dikembangkan dalam sebuah
pendidikan karakter bangsa,28 sebagaimana dalam table berikut:
Tabel 1 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter
NILAI DESKRIPSI
1. Religius Sikap dan perilaku yang patuh dalam
melaksanakan ajaran agama yang
dianutnya, toleran terhadap
27 Utami Munandar, Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, (Jakarta: PT.
Gramedia Widiasarana Indonesia). 28 Ratna Megawati, Pendidikan Karakter solusi yang tepat untuk membangun bangsa,
(Jakarta: Indonesia Heritage Foundation, 2004), hal 95
31
pelaksanaan ibadah agama lain, dan
hidup rukun dengan pemeluk agama
lain.
2. Jujur Perilaku yang didasarkan pada upaya
menjadikan dirinya sebagai orang
yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan.
3. Toleransi Sikap dan tindakan yang menghargai
perbedaan agama, suku, etnis,
pendapat, sikap dan tindakan orang
lain yang berbeda dengan dirinya.
4. Disiplin Tindakan yang menunjukkan perilaku
tertib dan patuh pada berbagai
ketentuan dan peraturan.
5. Kerja keras Perilaku yang menunjukkan upaya
sungguh-sungguh dalam mengatasi
berbagai hambatan belajar dan tugas,
serta menyelesaikan tugas dengan
sebaik-baiknya.
6. Kreatif Berfikir dan melakukan sesuatu
menghasilkan cara atau hasil baru dari
sesuatu yang telah dimiliki.
7. Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak mudah
tergantung pada orang lain dalam
32
menyelesaikan tugas-tugas.
8. Demokratis Cara berfikir, bersikap, dan bertindak
yang menilai sama hak dan kewajiban
dirinya dan orang lain.
9. Rasa Ingin Tahu Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya untuk mengetahui lebih
mendalam dan meluas dari sesuatu
yang dipelajarinya, dilihat, dan
didengar
10. Semangat Kebangsaan Cara berfikir, nertindak, dan
berwawasan yang menempatkan
kepentingan bangsa dan Negara di
atas kepentingan diri dan
kelompoknya.
11. Cinta Tanah Air Cara berfikir, bersikap, dan berbuat
yang menunjukkan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang
tinggi terhadap bahasa, lingkungan
fisik, social, budaya, ekonomi, dan
politik bangsa.
12. Menghargai Prestasi Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu
yang berguna bagi masyarakat, dan
mengakui, serta menghormati
33
keberhasilan orang lain.
13. Bersahabat/ Komunikatif Tindakan yang memperlihatkan rasa
senang berbicara, bergaul, dan bekerja
sama dengan orang lain.
14. Cinta Damai Sikap, perkataan, dan tindakan yang
menyebabkan orang lain merasa
senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
15. Gemar Membaca Kebiasaan menyediakan waktu untuk
membaca berbagai bacaan yang
memberikan kebajikan bagi dirinya.
16. Peduli Lingkungan Sikap dan tindakan yang selalu
berupaya mencegah kerusakan pada
lingkungan alam di sekitarnya, dan
mengembangkan upaya-upaya untuk
memperbaiki kerusakan alam yang
sudah terjadi.
17. Peduli Sosial Sikap dan tindakan yang selalu ingin
member bantuan pada orang lain dan
masyarakat yang membutuhkan.
18. Tanggung Jawab Sikap dan perilaku seseorang untuk
melaksanakan tugas dan
kewajibannya yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri,
34
masyarakat, lingkungan (alam, social
dan budaya), Negara dan Tuhan Yang
Maha Esa.
3. Dasar Pengembangan Pembentukan Karakter
a. Dasar Pengembangan Pembentukan Karakter Dalam Sistem Bimbingan
Agama
Adapun dasar pembentukan karakter dalam bangunan sistem sosial
umat Islam, keteladanan akan sifat Rasulullah menjadi dasar dan acuan
karakter umat islam. Firman Allah SWT:
Artinya:
“ Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang
baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.” Qs. Al
Ahzab: 21
C. Anak
1. Pengertian Anak
Menurut pendapat sebagian besar orang, masa kanak-kanak
merupakan masa terpanjang selama rentang waktu kehidupan. Elizabeth
Hurlock mengemukakan bahwa masa kanak-kanak dimulai setelah melewati
35
masa bayi yang penuh ketergantungan, yakni kira-kira usia dua tahun
sampai saat anak matang secara seksual, kira-kira tiga belas tahun untuk
wanita dan empat belas tahun untuk anak laki-laki.29
Pada UU Ri nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak
menyatakan, anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan yang Maha Esa,
yang senantiasa harus kita jaga karena dalam dirinya melekat harkat,
martabat dan hak-hak sebagai manusia yang harus dijunjung tinggi. Hak
asasi anak merupakan bagian dari hak asasi manusia yang termuat dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 dan Konvensi Perserikatan Bangsa-
Bangsa (KPBB) tentang hak anak-anak. Dari sisi kehidupan berbangsa dan
bernegara, anak adalah masa depan bangsa dan generasi penerus cita-cita
bangsa, sehingga setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan
berkembang, berpartisipasi serta berhak atas perlindungan dari tindak
kekerasan dan diskriminasi serta hak sipil dan kebebasan.30
Dalam kasus Psikologi, Child atau anak didefinisikan sebagai
seorang anak atau individu yang belum mencapai tingkat kedewasaan.
Bergantung pada referensinya, istilah tersebut bisa berarti seorang individu
di antara kanak-kanak dan masa puberitas.31
Al Ghazali berpendapat bahwa anak merupakan amanat dan sebuah
tanggungjawab yang diberikan Allah s.w.t kepada kedua orang tuanya. Jiwa
seorang anak yang suci dan murni merupakan permata mahal dan bersahaja
29 Elizabeth B Hurlock, Psikologi Perkembangan Suatu Pendapat Sepanjang Rentang
Kehidupan, (Jakarta: Penerbit Erlangga, 2004), hal 108 30 Admin KPAI, “UU RI nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak”,
http://www.pdat.co.id diunduh pada tanggal 6 februari 2014 pukul 09.00 WIB 31 J. P. Chapin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002),
Cet ke- 8, hal 83
36
yang bebas dari ukiran dan gambaran kepada siapa saja ia cenderung
kepadanya.32
Dari beberapa pengertian diatas, kita dapat mengetahui beberapa
pengertian anak. Dengan demikian, kita dapat menarik kesimpulan bahwa
anak adalah individu yang masih lemah, baik fisik maupun psikis yang
diamanatkan Allah s.w.t kepada manusia. Hal ini ditujukan agar anak
tersebut dapat dibimbing dan diarahkan, supaya mendapat kekokohan jiwa
serta raganya, karena anak tersebut masih dalam tahapan perkembangan dan
pertumbuhan baik jiwa dan raganya.
D. Pemulung
1. Pengertian Pemulung
Kata “pemulung” berasal dari kata “pulung”. Kata pemulung
sendiri dilihat dari pengertiannya secara harfiyah adalah sebagai orang yang
menjual barang-barang bekas kepada perusahaan atau juragan yang akan
mengolahnya kembali menjadi kegiatan mengumpulkan barang-barang
bekas (limbah) yang terbuang sebagai samapah untuk dimanfaatkan sebagai
limbah produksi.33
Pengertian pemulung bekerja mengumpulkan barang-barang bekas
dengan cara mengerumuni muatan truk sampah yang tengah di bongkar,
sebagian pemulung lainnya berputar-putar mengais barang bekas dari
32 Hasan Langgulung, Pendidikan dan Peradapan Islam, (Jakarta: Pustaka Al Husna,
1995), Cet ke- 33, hal 19 33 Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indoneisa,
(Jakarta: Balai Pustaka, 2002), Cet ke-2, hal 740
37
tumpukan-tumpukan sampah.34 Beberapa ada juga yang mencari barang-
barang bekas dengan berkeliling kompleks atau pemukiman warga.
Ada juga yang mengatakan para pemulung adalah kelompok sosial
yang kerjanya mengumpulakn atau memilih barang yang dianggap berguna
dan mempunyai nilai jual dari sampah tersebu, baik yang ada di TPA
(Tempat Pembuangan Sampah) maupun diluar TPA.35 Adapun jenis barang
bekas yang diambil pemulung adalah sebagai berikut:
1. Besi bekas
2. Botol plastik
3. Karung
4. Kardus
5. Kertas
6. Botol kaca
7. Kaleng
8. Alumunium
9. Tembaga36
Barang-barang tersebut merupakan barang yang mereka cari
setiap harinya di tempat tumpukan samapah, komplek atau pemukiman
warga, dan pinggir-pinggir jalan. Jenis barang bekas yan diambil adalah
barang yang dianggap berguna dan memiliki nilai jual. Sehingga barang
tersebut bisa ditukar dengan uang.37
34 Nawardi, Koperasi Serba Daur Ulang-Jati Dua, (Bandung: Galang, 1983), Hal 41-55 35 Pemerintah Propinsi DKI Jakarta dan Pusat Penelitian Sumber Daya Manusia dan
Lingkungan UI, Sistem Pengelolaan TPA Bantar Gebang-Bekasi, (Jakarta: PPSML-UI, 2000), hal 36
36 Wawancara Pribadi dengan Bos Lapak Pemulung, tanggal 17 februari 2014 37 ibid
38
2. Gambaran Anak Pemulung
Anak – anak pemulung merupakan kaum-kaum minorotas yang
nasibnya kurang beruntung dalam dunia pendidikan. Di usia mereka
seharusnya mendapatkan hak menikmati bangku sekolah seperti anak-anak
Indonesia lainnya, bukan mengais-ngais sampah atau kardus bekas.38 Anak
pemulung merupakan komunitas yang selayaknya memperoleh hak-hak
dasarnya dengan baik. Mereka dapat bermain dan belajar sebagaimana
layaknya anak-anak yang lain bisa menikmati masa kanak-kanak dan
terlindungi dari kekerasan, diskriminasi, dan eksploitasi.
Anak adalah anugerah terindah dari Sang Pencipta. Mereka hadir
dalam kehidupan atas nama cinta. Perhatian dan kasih saying adalah senjata
untuk menjadikan mereka generasi penerus bangsa yang memiliki nilai budi
pekerti dan akhlak yang beik tentunya. Mulai dari lingkungan kecil seperti
keluarga, hingga yang bersifat formal seperti sekolah, merupakan tempat
dimana mereka seharusnya berada, bukan di jalan.
Namun tidak semua generasi penerus bangsa ini memiliki
kesempatan untuk mengenyam bangku sekolah, terlebih lagi bagi mereka
yang berasal dari keluarga kurang mampu. Banyak di antaranya mereka yang
harus membenam mimpi mereka untuk mendapat pendidikan, terutama bagi
anak-anak mereka. Padahal sekolah adalah tempatnya mencetak ‘Habibie’
berikutnya. Miris memang disaat negeri ini sedang berbenah diri menghadapi
persaingan global menuntut sumber daya manusia berkualitas, Indonesia yang
katanya punya segalanya kalah bersaing dengan bangsa lain.
38 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi lokasi di komunitas pemulung Lebak
Bulus tanggal 17 februari 2014
39
Kehidupan anak-anak pemulung sangat padat. Dunia anak-anak
yang semestinya bisa mereka nikmati seolah hanya sebuah dongeng bagi
mereka. Bayangkan saja, sepulang sekolah mereka harus membantu orang tua
memilah-milah sapah hasil orang tua mereka memulung. Sesudah itu, anak-
anak yang rata-rata masih SD ini harus mengasuh adik-adiknya. Dan
memang, hampir tidak ada waktu unuk bermain menikamati dunia anak yang
harusnya mereka dapatkan.39
Itu masih soal kesempatan mereka menikmati kehidupan sebagai
anak-anak. Hal lainnya, yakni dalam urusan belajar, anak-anak pemulung
harus rela belajar sendiri tanpa bimbingan orang tua. Bukan karena ibu dan
bapaknya tidak peduli, tetapi orang tua mereka tak punya pilihan waku yang
cukup untuk mendampingi anak-anak pemulung belajar. Seharian, para
pemulung yang inggal di sekitar lokasi Tempat Pembuangan (sampah) Akhir
(TPA) harus menguras keringat dan tenaga untuk memungut sampah yang
selanjutnya dijual demi keberlangsungan hidup anak-anak mereka.
Selain keterbatasan waktu untuk menemani anak-anak belajar,
pemulung juga mengalami kesulitan untuk belajar bersama anak-anaknya.
Maklum saja, sebagian dari mereka memang tidak lancer baca tulis, bahkan
sama sekali buta huruf. Mendatangkan guru privat bagi anak-anak mereka
sepertinya, hal itu hanya sekedar hayalan bagi pemulung. Memenuhi
mengikutkan anak-anaknya pada lembaga bimbingan belajar.
39 Hasil pengamatan peneliti saat mengunjungi komunitas pemulung Lebak Bulus pada
tanggal 17 februari 2014
40
BAB III
TINJAUAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Gambaran Umum Yayasan Media Amal Islami1
1. Profil Yayasan Media Amal Islami
Media Amal Islami (MAI) adalah yayasana independen non
partisipan yang berdiri sejak tahun 1999 dan terdaftar pada Akte Notaris
Ny. Ratna Wijayanti No 01/2007 yang bergerak dalam bidang dakwah,
pendidikan, sosial dan ekonomi.
Aktifitas Ketua Umum MAI, H. Aslih Ridwan, MA. Pengisi acara
Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens Radio, Wakil Sekjen KISPA (Komite
Indonesia untuk Solidaritas Palestina), Account Excecutive di Majalah
Aulia.
2. Visi dan Misi
a. Visi
Menjadikan sebuah lembaga dambaan umat, yang unggul dalam
menetaskan kaum dhuafa menjadi kaum yang mandiri dan berakhlak
yang shaleh
b. Misi
a) Melaksanakan dakwah bil lisan dan bil hal kepada masyarakat
dhuafa
b) Meringankan beban kaum dhuafa
1 Proposal Ramadhan MAI 1431 H/2010 M, Pembangunan Asrama Anak Yatim, Sekolah
Dhuafa, Pemulung dan Anak Jalanan Lebak Bulus V, Cilandak
41
c) Meningkatkan kemampuan dan keterampilan dengan pelatihan
bagi kaum dhuafa
d) Mengembangkan menejemen ilmu pengetahuan sehingga
tercipta yang terus-menerus memiliki nilai tambah
e) Mengajak kaum yang berkemampuan untuk aktif dan peduli
oterhadap kaum dhuafa
f) Mendorong dan memfasilitasi para Pembina yang terlibat aktif
untuk menjadi pengajar dan pembinaan sejati dengan
memberikan ruang dan kesempatan yang besar untuk
mengembangkan diri, meningkatkan keilmuan dan
kesejahteraannya.
3. Struktur Organisasi
Sekretaris UmumSigit Kuntoro
Bendahara UmumZhillan Sofandi
Ketua UmumH. Aslih Ridwan, Ma
Wakil Ketua UmumM. Iqbal Siregar
Wakil SekretarisDina Banowati, S. Sos. I
Wakil Bendahara IDzulfitri Sulaiman, S. Pd. I
Wakil Bendahara IIFathi Ihsan
4. Program Yayasan Media Amal Islami
42
a. Bidang Dakwah:
- Tebar da’I ke komunitas pemulung dan anak jalanan
- Pembinaan akidah dan akhlak pemulung
- Pengajian orang tua, remaja dan anak-anak
- Tafakur alam dhuafa
b. Bidang Pendidikan
- Program beasiswa anak asuh (Yatim)
- Program peduli guru dan murid
- PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini)
- Madrasah Diniyah Takmiliyah Gn, Sindur & Curug Parung
- TPA anak pemulung
c. Bidang Sosial
- Relawan Kemanusiaan (REKAM) MAI
- Santunan rutin anak yatim, dhuafa dan jompo
- Tebar hewan kurban
d. Bidang Ekonomi:
- Usaha aqiqah
- Koperasi Syariah simpan pinjam
- Pembekalan keterampilan
e. Pembangunan Asrama Anak Yatim & Sekolah Dhuafa, Pemulung
serta Anak Jalanan
43
BAB IV
TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Informan
1. Pembimbing
Dalam bab ini, penulis memaparkan tentang deskripsi pembimbing
dan terbimbing yang ada di Yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak
Bulus, Cilandak Jakarta Selatan. Pembimbing agama Islam yang ada di
Yayasan Media Amal Islami (MAI) yaitu dua orang pembimbing.
Tabel 3
Pembimbing Agama Islam
No Nama Tugas Hari/waktu
1 H. Aslih Ridwan, MA Pembimbing
Agama Islam
Rabu
16.00-17.00
2 Yayah Kodariah Pembimbing
Agama
Kamis
11.00-16.00
3 Ratnasari Pembimbing
Agama Islam
Senin-jumat
08.00-16.00
Deskripsi mengenai Pembimbing Agama Islam di Yayasan Media
Amal Islami (MAI) yaitu:
a. Bapak H. Aslih Ridwan, MA
Bapak Aslih adalah seorang Pembimbing Agama Islam di MAI
lahir di Jakarta pada tanggal 11 Juli 1967. Bapak Aslih telah
mendirikan yayasan MAI sejak tahun 2008.
44
Selain menjadi seorang pembimbing agama Islam di MAI, ia juga
tercatat sebagai pengisi acara Nasi Ulam (Nasihat Ulama) di Bens
Radio, Wakil Sekjen KISPA (Komite Indonesia untuk Solidaritas
Palestina), dan Account Executive Majalah Aulia. Berikut kutipan
wawancara Ustd. Aslih dengan peneliti.1
b. Ratnasari
Ratnasari adalah seorang pembimbing agama Islam di MAI
lahir di Karawang, 5 Maret 1994. Ia sekarang bertempat tinggal di Jl.
Lebak Bulus 5 no 34, Cilandak Jakarta selatan.
Ia menjalankan tugasnya dengan cermat dan ikut serta
menyelesaikan permasalahan yang dihadapi anak-anak di yayasan. Ada
beberapa tugas yang dijalankan Ratnasari sebagai seorang pembimbing
agama Islam di Yayasan meliputi:
1. Pengamatan perilaku anak.
2. Memberikan bantuan khusus kepada anak-anak yang bermasalah dan
membutuhkan.
3. Mengadakan bimbingan kelompok atau individu kepada anak.2
2. Terbimbing
Adapun deskripsi mengenai terbimbing adalah sebagai berikut:
Tabel 4
Terbimbing Berdasarkan Jenis Kelamin3
1 Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 25
April 2014. 2 Observasi di Yayasan Media AMal Islami, 25 April 2014
3 Data kegiatan Bimbingan Agama Islam di Yayasan Media Amal Islami,
periode Juni 2014.
45
No Jenis kelamin Jumlah
1 Laki-Laki 19 Orang
2 Perempuan 12 Orang
Jumlah 31 Orang
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terbimbing laki-laki
berjumlah 14 orang dan terbimbing perempuan berjumlah 8 orang.
Tabel 5
Terbimbing Berdasarkan Usia4
No Usia Jumlah
1 10-12 Tahun 15 Orang
2 13-14 Tahun 10 Orang
3 15-17 Tahun 6 Orang
Jumlah 31 Orang
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa terbimbing umur
10-12 tahun berjumlah 15 orang, terbimbing umur 13-14 tahun berjumlah
10 orang, dan terbimbing umur 15-17 tahun berjumlah 6 orang.
Terbimbing yang menjadi sampel penulis di Yayasan Media Amal
Islami berjumlah tiga orang. Penulis hanya mengambil lima sampel
4 Data kegiatan Bimbingan Agama Islam di yayasan Media Amal Islami Lebak
Bulus, periode Juni 2014.
46
dalam penelitian ini karena sesuai dengan kriteria yang penulis
harapkan yaitu:
a. Anak yang putus sekolah yang tidak mampu dari batas usia 10 s/d
17 thn yang mengikuti masa pendidikan periode Januari s/d Juni
2014.
b. Anak yang aktif mengikuti bimbingan agama selama 6 bulan.
Dari jumlah tersebut, penulis harap cukup untuk mewakili sampel
penelitian yang penulis lakukan di yayasan. Adapun terbimbing yang
telah penulis wawancarai diantaranya:
a. Linah, lahir di Jakarta, tanggal 12 Maret 1998. Linah yang sekarang
sudah berumur 16 tahun telah berhenti sekolah sejak lulus SD
karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan dan
bergabung pada yayasan Media Amal Islami pada tahun 2014.5
b. Siti Apsah, lahir di Bekasi, pada tanggal 04 Oktober 1997. Alamat
asal Jl. Lebak Bulus V RT 014/004. Trisna yang sekarang sudah
berumur 17 tahun telah berhenti sekolah sejak SMP karena ekonomi
keluarganya yang tidak sanggup untuk membiayai pendidikannya.6
c. Syahril Ramadhan lahir di Bekasi, pada tanggal 07 Oktober 1997.
Kafi yang sekarang telah berumur 17 tahun telah berhenti sekolah
sejak lulus MTS karena faktor ekonomi keluarganya.7
5 Wawancara dengan Linah, siswa di Media Amal Islami(MAI) Lebak Bulus,
Jakarta pada tanggal 27 April 2014. 6 Wawancara dengan Siti Apsah, siswa di Media Amal Islami (MAI) Lebak
Bulus, Jakarta pada tanggal 27 April 2014. 7 Wawancara dengan Syahril, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak
Bulus, Jakarta pada tanggal 27 April 2014.
47
B. Implementasi Bimbingan Agama dalam Upaya Membentuk Karakter
pada Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami, Cilandak Jakarta
Timur.
Pembimbing agama Islam di yayasan Media Amal Islami (MAI)
memegang peranan penting dalam meningkatkan karakter para anak
pemulung.
a. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Pembimbing agama Islam di MAI berjumlah tiga orang yaitu Ustd
Aslih Ridwan, Ratnasari, dan Yayah Kodariah. Dalam memberikan
bimbingan kepada anak pemulung di yayasan mereka memiliki jadwal
bimbingan yang berbeda. Jadwal bimbingan Ustd Aslih dilaksanakan pada
hari Rabu 16.00-17.00 WIB di Aula yayasan Media Amal Islami.
Sebagaimana yang Ustd Aslih kemukakan dalam wawancara:
“Saya memberikan bimbingan agama kepada anak pemulung di
MAI yang dilaksanakan setiap hari setelah shalat ashar sampai
menjelang waktu maghrib di Aula yayasan MAI dengan
pengawasan saya sendiri. Dalam bimbingan agama ini, saya
memberikan materi karakter. Saya berharap dengan memberikan
materi karakter, anak dapat mengerti dan mengetahui bagaimana
bertingkah laku yang baik, misalnya bagaimana cara
menghormati orang tua dan berperilaku jujur.”8
Sedangkan tempat dan jadwal bimbingan pembentukan karakter oleh
ratnasari dan yahya, dilaksanakan pada hari Senin sampai dengan Jumat
pukul 08.00-16.00 WIB. Sebagaimana yang diungkapkan beliau dalam
pernyataan berikut:
“Kalau Ustd Aslih memberikan bimbingan selalu di luar kelas
seperti di aula dan terkadang di lapak pemulung tergantung
dengan kondisi saja, kalau di setiap harinya jam 08.00-16.00.
saya dan kakak yahya memberikan materi tentang fiqih dan
8 Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, yayasan, 2
Mei 2014
48
pembentukan karakter kepada anak-anak. Materi tentang
karakter yang kita kenalkan kepada para anak-anak pemulung
yaitu pertama, membaca Al-Qur’an dan shalat karena membaca
Al-Qur’an dan shalat merupakan media atau alat untuk
membentuk karakter anak. Kedua, menanamkan keyakinan
kepada anak akan adanya hal-hal yang gaib seperti adanya Allah
SWT, malaikat, dan setan. Mana yang harus mereka dekati dan
mana yang harus mereka jauhi. Ketiga, berperilaku sopan
kepada siapapun, baik terhadap orang tua, pengajar, teman,
maupun masyarakat sekitarnya. Keempat, menyayangi teman,
tidak mencaci maki kekurangan teman, tidak menggosip, dan
menyakiti teman secara fisik.9”
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulakn bahwa
pelaksanaan bimbingan kakak Ratnasari dan Yahya dilakukan di dalam
kelas yayasan Media Amal Islami (MAI). Bimbingan diberikan kepada
anak-anak setiap hari dari pagi hingga menjelang maghrib. Kak
Ratnasari dan Yahya berharap dengan memberikan materi
pembentukan karakter, anak-anak mengerti bagaimana bertingkah laku
yang baik, misalnya bagaimana cara menghormati orang yang lebih tua
dan berperilaku jujur. Pelaksanaan bimbingan kakak Ratnsari dan
Yahya dilaksanakan di dalam kelas setiap hari senin hingga Jumat
pukul 08.00-16.00 WIB dengan berbeda-beda kelas. Kak Ratna dan
Yahya menyampaikan materi-materi bimbingan di antaranya:
a. Tata cara membaca Al-Qur’an dan melaksanakan shalat .
b. Menanamkan keyakinan kepada siswa akan adanya hal-hal yang
gaib seperti adanya Allah SWT, malaikat dan setan.
c. Berperilaku sopan kepada siapapun, baik terhadap orang tua,
instruktur, pegawai yayasan, teman, maupun masyarakat sekitarnya.
9 Wawancara pribadi dengan kakak Ratnasari, Pembimbing Agama Islam, MAI,
2 Mei 2014
49
d. Menyayangi teman, tidak mencaci maki kekurangan teman, tidak
menggosip, tidak menyakiti teman secara fisik.
b. Materi Bimbingan
Materi merupakan suatu hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan bimbingan karena pemilihan materi yang sesuai akan
membantu peserta bimbingan mencapai tujuan yang diinginkan.
Adapun materi bimbingan yang diajarkan pembimbing agama
Islam di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus, Cilandak
Jakarta Timur dalam membentuk karakter anak adalah:
a. Al-Qur’an dan Al-Hadits, merupakan pondasi atau tuntutan hidup
umat Islam, karena barang siapa yang selalu berpegang teguh
kepada keduanya maka mereka tidak akan tersesat selama-lamanya.
Untuk itu kita wajib mempercayai, memahami dan mengamalkan
isi keduanya yang ada didalamnya.
b. Ilmu tauhid (keimanan), dengan menanamkan nilai-nilai keimanan
kepada anak yang tercermin dalam rukun iman yang enam meliputi
iman kepada Allah SWT, iman kepada malaikat, iman kepada
kitab-kitab Allah, iman kepada rasul, iman kepada hari kiamat,
iman kepada qadha dan Qadar.
c. Aqidah akhlak, adalah ilmu yang berbicara tentang bagaimana cara
berperilaku atau berkata yang benar sesuai dengan ajaran Islam,
sehingga menciptakan akhlak mahmudah (terpuji).
50
d. Ilmu Fiqih, meliputi thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-
ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah.10
Bimbingan Menurut para ahli sebagai berikut:
a. Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang
diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki
kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada
seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya
mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul
bebannya sendiri.
b. Stoops mengatakan bahwa bimbingan adalah suatu proses yang
berlangsung terus menerus dalam hal membantu individu dalam
perkembangannya untuk mencapai kemampuan secara maksimal
dalam mengarahkan manfaat yang sebesar-besarnya bagi dirinya
maupun bagi masyarakatnya.
c. Menurut Miller, bimbingan adalah bantuan terhadap individu
untuk mencapai pemahaman dan pengarahan dirinya yang
dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian diri secara maksimal
kepada keluarga dan masyarakat.
d. Djumhur dan Moh. Surya, mengatakan bimbingan yaitu suatu
pemberian bantuan yang terus-menerus, sistematis kepada
individu dalam memecahkan masalah yang dihadapinya, agar
tercapai kemampuan untuk memahami dirinya sendiri (self
understanding), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self
10
Wawancara pribadi dengan kakak yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 5
Mei 2014.
51
acceptance), kemampuan untuk mengarahkan diri sendiri (self
direction), dan kemampuan untuk merealisir diri sendiri (self
realization), sesuai dengan potensi atau kemampuan dalam
mencapai penyesuaian diri dengan lingkungannya, baik
lingkungan keluarga maupun masyarakat.
e. Menurut Jear Book of Education, bimbingan adalah suatu proses
membantu individu melalui usahanya sendiri untuk menemukan
dan mengembangkan pribadi dan kemanfaatan social.11
Dalam hal ini pembimbing agama islam di MAI memberikan
bantuan kepada anak-anak pemulung yang dilakukan secara berkala,
yang bertujuan agar anak-anak tersebut dapat mengembangkan dirinya
secara maksimal sesuai dengan apa yang diharapkan. Upaya yang
dilakukan pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter di
yayasan Media Amal Islami (MAI) sebagaimana yang diungkapkan
oleh informan 1 dan informan 2 :
“Pembimbing agama yang ada di sini itu menjelaskan materi
karakter/perilaku yang baik kepada kita, kita diajarkan untuk
selalu berperilaku baik saat di dalam kelas misalnya bagaimana
bertingkah laku yang baik, bersikap ramah dengan teman, tidak
jahil dan tidak mencuri milik teman. Pembimbing agama juga
menjelaskan kepada kita mengenai keuntungan kalau orang
yang perilaku baik akan disayang oleh orang di sekeliling kita,
dan akan mempunyai banyak teman. Mereka juga menjelaskan
kepada kita bahwa orang yang perilakunya buruk akan
dikucilkan, tidak disenangi oleh orang yang ada di sekeliling
kita dan mempunyai sedikit teman. Selanjutnya mereka juga
selalu memberikan motivasi kepada kita yang berperilaku baik
agar kita yang sudah berperilaku baik untuk selalu
11
M. Lutfi, Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling Islam), (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2008), hal 9-10
52
dipertahankan dan ditingkatkan, tapi kalo yang berperilaku
buruk diberi nasehat dan teguran gitu deh kak.”12
“Ia kak, pembimbing agama mengajarkan kepada kita
bagaimana bertingkah laku yang baik, misalnya bagaimana cara
menghormati orang tua dan berperilaku jujur. Beliau
menjelaskan kepada kita keuntungan orang yang mempunyai
perilaku baik semua orang akan merasa senang dengan
kehadiran kita, semua orang akan merasakan manfaat dengan
kehadiran kita, apabila kita meninggal mereka merasa
kehilangan. Sedangkan orang yang mempunyai perilaku buruk
tidak disenangi dan dijauhi.”13
Dari hasil observasi dan wawancara kepada informan 2 bahwa
upaya yang dilakukan pembimbing agama Islam dalam upaya
membentuk karakter pada anak-anak pemulung di yayasan Media Amal
Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan baik. Sebagaimana
yang diungkapkan oleh informan 2 pembimbing agama Islam
menjelaskan karakter kepada anak-anak yaitu menjelaskan kepada
anak-anak keuntungan orang yang berkarakter/berperilaku baik dan
bahaya orang yang berperilaku buruk. Anak-anak diajarkan bagaimana
berperilaku yang baik saat berada di dalam kelas misalnya bersikap
ramah dengan teman, tidak jahil, tidak mencuri milik teman,
memberikan apresiasi dalam bentuk pujian kepada anak yang
berperilaku baik, memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu
berperilaku baik dan memberikan nasehat serta teguran kepada anak
yang berperilaku buruk.
12
Wawancara dengan Linah, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak
Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014. 13
Wawancara dengan Siti, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak
Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.
53
Berdasarkan dengan hasil wawancara penulis kepada salah satu
seorang pembimbing agama Islam,
“karakter itu diperkenalkan kepada anak melalui materi tentang
anak yang berkarakter, yaitu bagaimana anak bertingkah laku
dengan baik. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan
contoh yang baik terlebih dahulu kepada anak, yaitu dengan
mengambil contoh yang baik dari sejarah Nabi Muhammad
SAW. Bagi anak yang berperilaku baik, akan diberikan apresiasi
dalam bentuk pujian dan untuk anak yang berperilaku buruk
akan diberikan nasehat dan teguran serta menyuruhnya untuk
menyadari atas perbuatan yang telah dilakukan.” 14
Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara penulis dengan
pembimbing agama Islam, seperti yang diungkapkan oleh kak Ratnasari
dan Yahya:
“karakter dibentuk dengan keteladanan. Bimbingan dan arahan
yang diberikan berupa memantau kehadiran anak, memberikan
nasehat dan memberikan materi yang sifatnya membangun
kesadaran anak tentang pentingnya berperilaku yang baik.
Untuk memperbaiki perilaku anak yang buruk adalah dengan
menegur dan menasehatinya agar anak tersebut tidak
mengulangi perbuatan buruknya. Bagi anak yang berperilaku
baik akan diberikan apresiasi dengan nilai yang baik. 15
c. Upaya Pembimbing Agama dalam Membentuk Karakter
Pembimbing agama Islam memiliki peran yang sangat besar dalam
membentuk karakter anak di MAI. Seperti yang dikemukakan oleh menurut
Stephen R. Covey, bahwa karakter adalah hasil pembiasan dari sebuah
gagasan dan perbuatan. Dalam sebuah pernyataan disebutkan “Taburlah
gagasan, tuailah perbuatan. Taburlah perbuatan, tuailah kebiasaaan.
Taburlah kebiasaan, tuailah karakter”. Karenanya, karakter terbentuk
14
Wawancara pribadi dengan kakak yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15
Mei 2014. 15
Wawancara pribadi dengan kakak Ratnasari, Pembimbing Agama Islam, MAI,
15 Mei 2014.
54
melalui perjalanan hidup seseorang.16
Ia dibangun oleh pengetahuan,
pengalaman, serta penilaian terhadap pengalaman itu. Kepribadian dan
karakter yang baik merupakan interaksi seluruh totalitas manusia.
Pembimbing yaitu seseorang yang memberikan bantuan bimbingan
atau melakukan proses membimbing untuk membantu orang lain dalam
menyelesaikan masalah dengan memberikan nasehat – nasehat agama.
Jadi upaya pembimbing yaitu memberikan pembiasaan kepada anak-
anak MAI sesuai materi atau pokok pembahasan yang dapat membentuk
karakter pada anak itu sendiri. Selain itu para pembimbing juga memberikan
contoh langsung kepada anak melalui aplikasi ibadah yang mereka jalankan
atau lakukan dalam kegiatan sehari-hari seperti tata cara wudhu, salat,
membaca Al-Qur’an dan membaca doa-doa sehari-hari.
Dalam kegiatan bimbingan agama yang dilakukan di yayasan Media
Amal Islami Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan ada tiga orang
pembimbing agama Islam yang memberikan bimbingan kepada anak-anak
di yayasan tersebut yaitu Ustd Aslih Ridwan, Ratnasari dan Yahya. Ketiga
pembimbing tersebut melakukan bimbingan dengan peran dan fungsi yang
sama, namun berbeda dalam segi metode pendekatannya.
d. Pembentukan Karakter pada Anak Pemulung.
Menurut Suyanto17
“karakter adalah cara berfikir dan
berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup bekerja
sama, baik dalam lingkungan keluarga, masyarakat, bangsa dan negara.
16
Badan Litbang dan Diklat Kementrian Agama RI, Pendidikan ; Pengembangan
Karakter dan Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf Al
Quran, 2010), hal 134 17
Suyanto, Urgensi Pendidikan Karakter, 2014 (http://waskiamandiribk.wordpress.com).
Diunduh pada tanggal 6 April 2014
55
Individu yang berkarakter baik adalah individu yang bisa membuat
keputusan dan siap mempertanggungjawabkan tiap akibat dari
keputusan yang dibuatnya. Karakter anak-anak di yayasan dinilai cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil
wawancara, sebagaimana yang diungkapkan oleh:
Informan 3:
“Alhamdulillah setelah menjadi siswa di yayasan ini saya
melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-
teman, saya shalat secara berjama’ah di masjid, yayasan dan
dirumah. Karena shalat fardhu hukumnya wajib..18
Dari hasil wawancara penulis kepada informan, bahwa karakter
anak terhadap Allah SWT di yayasan dinilai cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil wawancara,
sebagaimana yang diungkapkan oleh informan diatas. Selama belajar di
yayasan, para informan telah mengalami perubahan perilaku yang
dinilai cukup baik. Perubahan tersebut tampak dalam hal mereka selalu
mendoakan kedua orang tua ketika selesai shalat, selalu membaca
wirid-wiridan setelah selesai shalat, selalu melaksanakan shalat fardhu
lima waktu secara berjamaah dan juga mengerjakan shalat tahajud. Hal
ini disebabkan karena sesudah menjadi siswa dan mendapatkan
bimbingan di MAI mereka baru menyadari bahwa shalat dapat
menenangkan jiwa dan pikiran-pikiran yang kalut. Sebelum menjadi
siswa dan mengikuti kegiatan bimbingan agama di yayasan MAI, para
18
Hasil wawancara dengan Syahril, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI)
Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.
56
informan ini jarang mendoakan kedua orang tua, tidak pernah membaca
wirid-wiridan setelah selesai shalat dan jarang melaksanakan shalat
fardhu. Hal ini disebakan karena sebelum mendapatkan bimbingan
agama di MAI, pemahaman agama mereka masih sangat minim
sehingga pelaksanaan ibadah pun dinilai masih kurang baik
Karakter anak-anak sebagaimana yang diungkapkan Ustd Aslih
dalam pernyataan berikut:
“Menurut saya karakter anak-anak dalam menjalankan perintah
agama terutama masalah shalat alhamdulillah sudah baik, yaitu
baik dalam arti lebih banyak yang mau sendiri dibandingkan
dengan disuruh-suruh. Walaupun sebagian masih ada yang
bercanda ketika melakukan shalat.19
”
Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil
wawancara penulis bersama salah seorang pembimbing agama Islam,
Ustd Aslih:
“Alhamdulillah setelah anak-anak masuk ke yayasan ini karakter
mereka menjadi baik terutama masalah shalat sejauh ini sudah
berjalan dengan baik meskipun awalnya anak-anak ini harus
disuruh-suruh dulu untuk shalat dan sekarang sebagian besar
sudah dengan kesadarannya sendiri shalat tanpa harus disuruh-
suruh lagi. Anak-anak di yayasan akan terus dibiasakan untuk
shalat, meskipun selalu ada penekanan dari kami untuk
menyuruhnya shalat.20
”
Hasil wawancara penulis kepada pembimbing agama Islam di
atas, bahwa karakter anak pemulung khususnya yang berhubungan
dengan ibadah seperti shalat alhamdulillah secara keseluruhan sudah
baik, yaitu baik dalam arti lebih banyak yang mau mengerjakan shalat
19
Wawancara pribadi dengan kakak Ratnsari, Pembimbing Agama Islam, MAI,
15 Mei 2014 20
Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02
Mei 2014.
57
sendiri tanpa harus disuruh-suruh. Kemauan untuk shalat ini merupakan
salah satu perubahan perilaku yang cukup baik dari anak-anak di
yayasan setelah mereka mengikuti bimbingan agama Islam, karena
sebelum mengikuti bimbingan agama di yayasan mereka sulit diatur,
terutama dalam hal shalat.
Karakter anak terhadap sesama manusia sebagaimana yang
diungkapkan oleh informan 2 dalam pernyataan berikut:
“Ketika ada seseorang yang lagi butuh pertolongan sebisa
mungkin saya berusaha untuk menolong dan misalnya ketika
ada teman saya lagi ada masalah kita selesaikan bareng-bareng
dengan teman deket saya yang lain, kalo ada orang yang buat
salah sama saya, saya maafin dan begitu juga sebaliknya. Kalau
saya merasa punya salah sama teman, saya langsung minta maaf
dan saya juga akan menempati janji kalo buat janji sama teman
karena janji itu kan harus ditepati dan ngucapin salam ketika
bertamu ke rumah orang karena kelihatan gak sopan kalo main
nyelonong masuk aja ke rumah orang. Entar disangka saya anak
tidak di didik sama orang tua lagi. Alhamdulillah banget yah
setelah saya diberikan bimbingan di yayasan ini. Dibandingkan
sebelum saya ngikutin kegiatan bimbingan saya ini orang nya
sangat cuek sekali, gak mau minta maaf kalo ada salah sama
orang, gak pernah menempati janji dan kalo masuk ke rumah
sendiri kadang ngucap salam kadang enggak”.21
Dalam hal karakter terhadap sesama manusia, bahwa perilaku
anak-anak di yayasan setelah mengikuti bimbingan agama Islam telah
mengalami perubahan yang lebih baik. Hal ini dapat dilihat dari data
yang penulis peroleh melalui hasil wawancara, sebagaimana yang
diungkapkan oleh informan 2. Informan menyatakan bahwa setelah
mengikuti bimbingan agama Islam, ia mengalami perubahan perilaku
yang lebih baik. Hal ini tampak dalam hal menolong orang yang
21
Hasil wawancara dengan syahril, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI)
Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.
58
membutuhkan pertolongan, memberikan solusi yang terbaik ketika ada
seseorang yang meminta pendapatnya tentang suatu masalah, meminta
maaf ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, memaafkan
kesalahan orang lain, menepati janji, dan mengucapkan salam ketika
hendak bertamu ke rumah orang lain. Sebelum mengikuti kegiatan
bimbingan agama di MAI, mereka memiliki sikap cuek, tidak mau
menolong orang yang berada dalam kesusahan, suka memukul teman,
tidak pernah mau meminta maaf jika mempunyai kesalahan terhadap
orang lain, tidak pernah menepati janji ketika mempunyai janji dengan
orang lain dan jarang mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke
rumah orang lain.
Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil
wawancara penulis bersama salah satu seorang pembimbing agama
Islam kakak Yahya mengenai karakter anak-anak pemulung di yayasan
terhadap sesama manusia terutama pada temannya setelah masuk ke
yayasan sudah banyak perubahan seperti lebih solider, menghargai
perbedaan, dan saling membantu.22
Adapun kaitannya dengan karakter anak-anak pemulung
terhadap lingkungan, penulis menilai bahwa karakter anak-anak
pemulung terhadap lingkungan dinilai sudah cukup baik. Hal ini dapat
dilihat dari hasil wawancara penulis dengan anak pemulung di yayasan.
Siswa menyatakan selalu membuang sampah tempat sampah yang
22
Wawancara pribadi dengan kakak Yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15
Mei 2014.
59
telah disediakan oleh yayasan, membersihkan halaman yayasan yang
kotor, menjaga dan merawat keindahan yayasan dengan tidak
mencoret-coret dinding kelas yayasan, tidak merusak tanaman orang
lain, menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah di
sembarang tempat. Sebelum mengikuti kegiatan bimbingan agama di
MAI. Mereka membuang sampah sembarangan, kurang menjaga
kebersihan, dan suka mengambil milik orang lain.23
.
C. Metode Bimbingan yang digunakan Pembimbing Agama Islam dalam
Upaya Membentuk Karakter Anak Pemulung di Yayasan Media Amal
Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan.
Metode adalah segala sesuatu atau cara yang digunakan untuk
mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan. 24
Metode dalam suatu bimbingan
sangat diperlukan sekali agar materi yang disampaikan oleh pembimbing
agama Islam dapat dimengerti oleh anak. Adapun metode yang digunakan
oleh pembimbing agama Islam dalam upaya membentuk karakter anak
pemulung di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak
Jakarta Selatan :
1. Metode directive
Dalam teori ini, metode direktif merupakan bentuk psikoterapi
yang paling sederhana, karena pembimbing atas dasar metode ini secara
langsung memberi jawaban-jawaban terhadap problem yang klien disadari
23
Hasil wawancara dengan Syahril, siswa di Yayasan Media Amal Islami (MAI)
Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014. 24
M. Lutfi, MA, Dasar-Dasar Bimbingan Dan Penyuluhan (Konseling) Islam
(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 120.
60
menjadi sumber kecemasannya.25
“Pembimbing mengungkapkan metode
direktif yang berupaya mengarahkan anak untuk bisa keluar dari
permasalahan yang sedang dihadapinya. Misalnya untuk bimbingan
perilaku dan ibadahnya seperti shalat fardhu yang lima waktu merasa
kesulitan untuk diberi bimbingan, maka langka awal pembimbing
melakukan pendekatan secara emosional agar anak mau bercerita tentang
permasalahan apa yang anak pikirkan. Setelah anak menceritakan semua
permasalah yang ia hadapi barulah pembimbing memberikan solusi
sehingga pikiran mereka menjadi terbuka. Materi yang diberikan
pembimbing kepada anak seperti : tata cara membaca Al-Qur’an, Dzikir,
kegiatan berjamaah seperti shalat berjamaah, aqidah, fiqih, akhlak dan
pengetahuan lainnya. Di dalam bimbingan ini, pembimbing memberikan
metode yang mudah dimengerti oleh anak MAI.
2. Metode Ceramah
Pembimbing agama Islam memberikan ceramah kepada anak-anak
tentang sikap, kejujuran dan motivasi. Pembimbing juga menjelaskan
secara singkat perilaku mulia yang dimiliki oleh Rasulullah SAW agar
dapat dicontoh oleh anak-anak di yayasan. Pembimbing agama Islam
menggunakan metode ceramah dengan durasi waktu kurang lebih 15
menit.
3. Metode bimbingan belajar Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan tuntunan hidup kaum muslimin, yang di
dalamnya memuat jawaban atas semua permasalahan yang dihadapi
25
Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam (Jakarta:
Hamzah,2010), h.71.
61
manusia. Al-Qur’an juga mampu memberikan ketenangan pada hati dan
pikiran manusia. Sehingga dengan fadilah Al-Qur’an dapat membantu
dalam memahami atau membentuk karakter pada anak. Dalam
pelaksanaan metode ini, pembimbing agama Islam mengajarkan tata cara
membaca Al-Qur’an. Kemudian metode ini juga diselingi dengan
menghafal doa-doa pendek, menghafal bacaan shalat, dan menghafal
hadits yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
4. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah salah satu metode yang digunakan
pembimbing agama Islam di yayasan. Metode ini digunakan saat
pembimbing agama telah selesai menyampaikan materi. Di sini anak
diberi kesempatan untuk bertanya kepada pembimbing agama jika ada
materi yang kurang jelas dan belum dimengerti. Pembimbing agama tidak
memberikan batasan jumlah pertanyaan, sehingga anak di perbolehkan
untuk bertanya di luar konteks materi yang dibahas pada hari itu. Biasanya
pertanyaan akan langsung dijawab oleh pembimbing agama pada saat itu
juga.
5. Metode praktik langsung.
Metode praktik langsung adalah salah satu metode yang dilakukan
oleh pembimbing agama Islam di MAI dengan cara melakukan praktek
secara langsung sesuai dengan materi yang akan disampaikan kepada
62
anak-anak. Diantaranya tata cara membaca Al-Qur’an, melaksanakan
shalat fardhu dan sunnah.26
D. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembimbing Agama Islam dalam
uapaya Membentuk Karakter pada Anak pemulung di yayasan Media
Amal Islam Lebak Bulus Cilandak Jakarta Timur.
1. Faktor Pendukung
Setiap program kegiatan pasti akan mendapati faktor penghambat
dan faktor pendukungnya. Begitu juga dengan kegiatan pembimbing
agama Islam dalam upaya membentuk karakter pada anak pemulung di
yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan.
Adapun faktor pendukung dari kegiatan ini diantaranya:
a. Pembimbing agama Islam yang ada di yayasan Media Amal Islami
(MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan memiliki pengetahuan
yang memadai dalam menjalankan tugasnya. Materi yang diberikan
kepada anak-anak di yayasan sudah dikuasai pembimbing agama Islam
dengan baik.27
b. Adanya pengawasan ekstra dari orang yayasan dan pembimbing agama
tentang perubahan tingkah laku anak-anak di yayasan seperti ketika
anak-anak di yayasan mulai malas shalat maka para anggota yayasan
dan pembimbing agama akan mengingatkan. MAI memiliki buku
pemantau atau kontrol terhadap kegiatan anak-anak yang dipegang
oleh pembimbing agama Islam, untuk mengetahui perkembangan atau
perubahan perilaku anak, sehingga para pembimbing agama Islam
26
Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02
Mei 2014. 27
Wawancara dengan kakak Ratnasari, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15 Mei
2014
63
dapat memantau dan mengawasi sikap dan perilaku anak. Pembimbing
agama Islam melakukan pencatatan pada buku pemantau
perkembangan anak-anak, baik yang bersifat positif maupun hal-hal
yang harus mendapatkan pendampingan atau perbaikan. Dengan
dilaksanakannya pencatatan atau pengisian buku perkembangan anak-
anak ini, para pembimbing agama Islam dapat menjalin komunikasi,
melakukan perencanaan, dan memecahkan masalah yang terbaik untuk
kepentingan anak-anak serta mengetahui perkembangan anak tersebut
secara keseluruhan. Selanjutnya memberikan evaluasi yang berbentuk
lisan dan tertulis, yang diiringi dengan praktik langsung. Cara tersebut
dilakukan agar apa yang diharapkan pembimbing agama Islam dapat
tercapai dengan baik.28
c. Adanya kesadaran dari anak-anak untuk memperbaiki dirinya sendiri,
seperti berbicara lebih sopan dengan orang yang lebih tua.
d. Adanya motivasi dari orang tua dan pembimbing agama Islam dalam
rangka membentuk karakter para anak pemulung.
e. Sarana dan prasarana yang ada di yayasan sudah memadai seperti
ruangan kelas yang bersih, ruangan serba guna, papan tulis, buku-buku
dan aula yang dilengkapi dengan perpustakaan kecil.29
2. Faktor penghambat
28
Wawancara dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02 Mei
2014. 29
Wawancara dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02 Mei
2014.
64
Sedangkan faktor penghambat upaya pembimbing agama Islam
dalam upaya membentuk karakter pada anak pemulung di yayasan Media
Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Ciladak Jakarta Selatan adalah:
a. Waktu penyampaian materi yang tidak cukup, begitu juga dengan
alokasi waktu yang seharusnya dilakukan pada waktu yang tepat.
b. Kurangnya konsentrasi anak-anak dalam mengikuti bimbingan agama
Islam dan banyak anak yang tidak memperhatikan penjelasan yang
disampaikan pembimbing agama Islam. Sehingga anak kurang
memahami materi yang disampaikan dalam bimbingan agama Islam
tersebut.30
E. Analisa SWOT pada lembaga yakni Strengths (kekuatan), Weakness
(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman).
1. Analisis SWOT
SWOT adalah singkatan dari Strengths (kekuatan), Weaknesses
(kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). “SWOT is
an acronym for the internal Strengths and Weaknesses of a business and
enviromental Opportunities and Threats facing that business.” 31
Adapun
pengertian lain “Swot is an acronym for a company’s Strength, Weakness,
Oppor, and Threats.”32
Jadi, SWOT adalah sebuah strategi yang mengevaluasi Strengths
(kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats
(ancaman) di dalam bisnis.
30
Wawancara dengan kakak Yahya, Pembimbing Agama Islam, MAI, 15 Mei
2014. 31
JOHN A, PEARCE II and RICHARD B. ROBINSON JR. Strategic
Management,3rd ed.(USA : Richard D. Irwin, Illions, 1988)h. 292 32
ARTHUR A. THOMPSON, JR. and A.J. STRICKLAND III. Strategic
management: concept and cases7th ed. (New York: Richard d. Irwin, inc.1993)h.87.
65
ANALISIS SWOT
Kekuatan ( Strength)
Kelemahan (Weakness)
1. Kualitas metode-metode
bimbingan
2. Kenyamanan anak dalam
bimbingan
3. Kualitas bimbingan
1. Kuantitas pembimbing
2. Kesulitan-kesulitan teknis dalam
bimbingan
3. Kinerja pembimbing belum optimal
4. Pengembangan metode bimbingan
Peluang (Opportunities)
1. Teknologi bimbingan
2. Kepercayaan masyarakat
3. Fasilitas
4. Kerjasama dengan lembaga
lain
Ancaman ( Treaths)
1. Kepercayaan masyarakat pada
lembaga.
2. Kendala penanganan anak
3. Penurunan minat anak dalam
bimbingan
INTERNAL
EKSTERNAL
KEKUATAN (S)
S.1 Kualitas metode-
metode bimbingan
S.2 Kenyamanan anak
dalam bimbingan
S.3 Kualitas bimbingan
KELEMAHAN (W)
W.1 Kuantitas pembimbing
W.2 Kesulitan kesulitan teknis
dalam bimbingan
W.3 Kinerja pembimbing
belum optimal
W.4 Pengembangan metode
bimbingan
66
Peluang ( O )
Asumsi strategi SO:
Asumsi strategi WO:
1. Teknologi
bimbingan
2. Kepercayaan
masyarakat
3. Fasilitas
kerjasama
dengan
lembaga lain
1. Terciptanya kualitas-
kualitas metode
bimbingan dengan
ditunjang teknologi
bimbingan
2. Kenyamanan anak dalam
bimbingan menciptakan
kepercayaan masyarakat
pada lembaga.
3. Terwujudnya kualitas
bimbingan ditunjang
dengan fasilitas yang
lengkap.
1. Kuantitas
pembimbing
ditanggulangi
oleh kepercayaan
masyarakat.
2. Kesulitan-
kesulitan teknis
dalam bimbingan
ditanggulangi
oleh fasilitas.
3. Kinerja
pembimbing
belum optimal
ditanggulangi
oleh teknologi
bimbingan.
4. Lemahnya
pengembangan
metode
bimbingan
ditanggulangi
67
dengan kerjasama
bersama lembaga
lain.
Ancaman ( t )
T.1 Kepercayaan
masyarakat pada
lembaga.
T.2 Kendala
penanganan anak
T.3 Penurunan minat
anak dalam
bimbingan
Asumsistrategi SO:
1. Terciptanya kualitas-
kualitas metode
bimbingan dengan
ditunjang teknologi
bimbingan.
2. Kenyamanan anak
dalam bimbingan
menciptakan
kepercayaan
masyarakat pada
lembaga.
3. Terwujudnya
kualitas bimbingan
ditunjang dengan
fasilitas yang
lengkap.
4. Kualitas metode
bimbingan dapat
Asumsistrategi WT
1. Memperkecil
lemahnya
kuantitas
pembimbing
dapat menghindar
kendala
penanganan anak
2. Memperkecil
kesulitan-
kesulitan teknis
dalam bimbingan
dapat mengurangi
penurunan minat
anak dalam
bimbingan
3. Memperkecil
kurangnya kinerja
pembimbing yang
68
ditingkatkan dengan
bekerjasama dengan
lembaga lain
belum optimal
dapat
menghindari
penurunan
kepercayaan
masyarakat pada
lembaga.
4. Memperkecil
lemahnya
pengembangan
metode
bimbingan dapat
meningkatkan
stabilitas dana
untuk bimbingan
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal lembaga
maka dapat diformulasikan alternatif strategi yang dapat dilaksanakan.
Formulasi strategi ini dilakukan dengan alat analisis SWOT. Berdasarkan
hasil analisis matriks SWOT, maka alternatif yang dapat diperoleh adalah:
1. Strategi S.O
a. Bekerja sama dengan lembaga lain
Kualitas metode bimbingan dapat ditingkatkan dengan
bekerjasama dengan lembaga lain, dengan bekerjasama dengan
69
lembaga lain pengembangan-pengembangan metode yang efektif
dapat dilakukan.
b. Meningkatkan kepercayaan masyarakat
Meningkatkan kepercayaan masyarakat bisa dilakukan dengan
pengembangan metode-metode bimbingan yang baik sehingga
membangun kepercayaan dari masyarakat bahwa lembaga mampu
dalam merehabilitasi anak-anak putus sekolah.
2. Strategi WO
a. Kuantitas pembimbing
Kuantitas bimbingan bisa ditanggulangi oleh teknologi bimbingan
dan menciptakan kepercayaan masyarakat, dengan begitu
memungkinkan masyarakat ikut bergabung atau sebagai tenaga
diberdayakan.
b. Kesulitan-kesulitan teknis
Kesulitan-kesulitan yang teknis bisa ditanggulangi oleh fasilitas
lembaga yang dimanfaatkan dengan baik, misalnya pengembangan
teknologi bimbingan.
3. Stategi ST
a. Kualitas metode bimbingan
Kualitas metode bimbingan yang baik dapat menurunkan dampak
kendala penanganan anak. Seringkali ketika di lapangan kita
mendapati kesulitan-kesulitan yang tidak terduga. Selain itu
kualitas bimbingan yang baik mampu menyeimbangkan stabilitas
dana, terarah dan memiliki perhitungan yang pasti. Yang teakhir,
70
dengan metode yang baik mampu menekan penurunan
kepercayaan di masyarakat akan citra lembaga.
b. Kenyamanan anak
Kenyamanan anak dalam bimbingan dapat mempengaruhi dampak
penurunan minat residen dalam bimbingan. Tidak dapat dipungkiri,
kenyamanan saat proses bimbingan akan berpengaruh pada
penyerapan informasi yang diberikan.
4. Strategi WT
a. Kinerja pembimbing
Kinerja pembimbing berkaitan dengan kuantitas pembimbing,
artinya jumlah pembimbing harus seimbang dengan terbimbing. Hal
ini untuk memperkecil kesulitan-kesulitan teknis dalam bimbingan
dapat mengurangi penurunan minat anak dalam bimbingan.
b. Minat anak
Memperkecil kesulitan-kesulitan teknis dalam bimbingan dapat
mengurangi penurunan minat anak dalam bimbingan. Untuk itu
hendaknya kesulitan-kesulitan saat proses bimbingan perlu
dihindari sekecil mungkin.
2. Pemilihan Strategi
Pemilihan strategi ini bertujuan untuk menentukan strategi yang
bisa dijalankan oleh lembaga dan menentukan strategi mana yang menjadi
prioritas untuk dilaksanakan dalam dengan tujuan pengembangan metode-
metode dalam rehabilitasi bagi anak-anak pemulung di yayasan Media
71
Amal Islami (MAI). Strategi yang bisa dijalankan oleh yayasan Media
Amal Islami Lebak Bulus Cilandak Jakarta Timur secara berurutan:
a. Meningkatkan kepercayaan masyarakat
b. Bekerjasama dengan lembaga lain
c. Kuantitas pembimbing dan kualitas metode bimbingan
d. Kenyamanan anak, Kinerja pembimbing, Kepercayaan anak, Minat
anak
F. Analisis Upaya Pembimbing Agama dalam Membentuk Karakter pada
Anak Pemulung di Yayasan Media Amal Islami Lebak Bulus Cilandak
Jakarta Selatan.
Dalam penelitian ini, upaya pembimbing agama Islam dalam
membentuk karakter anak pemulung di yayasan Media Amal Islami (MAI)
Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan adalah dengan memberikan materi
sesuai dengan tujuan yang ingin diharapkan yaitu memberikan materi
karakter (karakter terhadap Allah SWT, karakter terhadap manusia, karakter
terhadap lingkungan). Upaya lain adalah dengan memberikan materi
bimbingan Al-Qur’an dan hadits, ilmu tauhid (keimanan), aqidah akhlak dan
ilmu fiqih.
Adapun metode yang digunakan para pembimbing agama Islam dalam
membentuk karakter anak yaitu dengan metode Directive, ceramah,
bimbingan belajar Al-Qur’an, tanya jawab, diskusi, dan praktik.
Hasil observasi dan wawancara langsung dilapangan penulis
menemukan bahwa bimbingan agama sangat berpengaruh terhadap
pembentukan karakter anak. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan
72
pembimbing agama Islam dalam membentuk karakter anak di yayasan Media
Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Selatan yaitu dapat dilihat
dari perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh anak yang sudah mengikuti
bimbingan agama Islam. Setelah mengikuti bimbingan agama Islam, para
anak pemulung mengalami perubahan perilaku yang lebih baik terutama
dalam hal pertama perilaku terhadap Allah SWT. Perubahan tersebut tampak
dalam hal anak yang selalu mendoakan kedua orang tuanya ketika selesai
shalat, selalu membaca wirid-wiridan setelah selesai shalat, selalu
melaksanakan shalat fardhu lima waktu secara berjamaah dan mereka juga
melaksanakan shalat tahajjud. Sebelum menjadi siswa dan mengikuti
kegiatan bimbingan agama di yayasan MAI, para informan ini jarang
mendoakan kedua orang tua, tidak pernah membaca wirid-wiridan setelah
selesai shalat dan jarang melaksanakan shalat fardhu. Hal ini disebabkan
karena sebelum mendapatkan bimbingan agama di yayasan MAI, pemahaman
agama mereka masih sangat minim sehingga pelaksanaan ibadah pun dinilai
masih kurang baik. Kedua, Dalam hal karakter terhadap sesama manusia,
penulis menyimpulkan bahwa karakter anak MAI setelah mengikuti
bimbingan agama Islam telah mengalami perubahan yang lebih baik. Hal ini
dapat dilihat dari data yang penulis peroleh melalui hasil wawancara,
sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 2. Informan 2 menyatakan
bahwa setelah mengikuti bimbingan agama Islam, ia mengalami perubahan
perilaku yang lebih baik. Hal ini tampak dalam hal menolong orang yang
membutuhkan pertolongan, memberikan solusi yang terbaik ketika ada
seseorang yang meminta pendapatnya tentang suatu masalah, meminta maaf
73
ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, memaafkan kesalahan
orang lain, menepati janji, dan mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke
rumah orang lain. Sebelum mengikuti kegiatan bimbingan agama di MAI,
mereka memiliki sikap cuek, tidak mau menolong orang yang berada dalam
kesusahan, suka memukul teman, tidak pernah mau meminta maaf jika
mempunyai kesalahan terhadap orang lain, tidak pernah menepati janji ketika
mempunyai janji dengan orang lain dan jarang mengucapkan salam ketika
hendak bertamu ke rumah orang lain.
Hal ini juga dapat diperkuat dan dilengkapi dengan hasil wawancara
penulis bersama salah seorang pembimbing agama Islam Ustd Aslih
mengenai karakter anak terhadap sesama manusia terutama pada temannya
setelah masuk ke yayasan sudah banyak perubahan seperti lebih solider,
menghargai perbedaan, dan saling membantu.33
Ketiga, karakter anak
terhadap lingkungan, perilaku anak terhadap lingkungan dinilai sudah cukup
baik. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara penulis dengan siswa. Siswa
menyatakan selalu membuang sampah ke tempat sampah yang telah
disediakan oleh yayasan, membersihkan halaman yayasan yang kotor,
menjaga dan merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret
dinding yayasan, tidak merusak tanaman orang lain, menjaga kebersihan
dengan tidak membuang sampah di sembarang tempat.34
33
Wawancara pribadi dengan Ustd Aslih, Pembimbing Agama Islam, MAI, 02
Mei 2014. 34
Hasil wawancara dengan Linah, siswa di yayasan Media Amal Islami (MAI)
Lebak Bulus, Jakarta pada tanggal 10 Mei 2014.
74
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Setelah peneliti melakukan penelitian langsung dan mengetahui
penerapan pembimbing agama unuk membentuk karakter anak-anak
pemulung menjadi baik kearah yang Islami dengan cara menanamkan
pendidikan agama terutama pembentukan karakter bagi anak-anak pemulung
di Yayasan Media Amal Islami setelah terjadi kristenisasi oleh misionaris
gereja. Dalam hal ini peneliti menyimpulkan sebagai berikut:
1. Penerapan pembimbing agama dalam membentuk karakter anak
pemulung di Yayasan Media Amal Islami adalah sebagai proses
perubahan perilaku, sebagai inisiator, sebagai fasilitator, sebagai
motivator, sebagai teladan dan sebagai pemimpin.
2. Metode yang digunakan oleh pembimbing agama dalam pembentukan
karakter bagi anak pemulung di Yayasan Media Amal Islami adalah
dengan dakwah bil lisan, dakwah bil haal, dakwah bil hikmah dan
pendekatan persuasif.
3. Faktor pendukung dalam pembentukan karakter bagi anak pemulung
adalah para pembimbing agama yang tidak pernah menyerah dalam
melakukan dakwahnya, sarana dan prasarana yang menunjang untuk
kelancaran proses kegiatan pembentukan tersebut. Faktor penghambat
dalam pembentukan akhlak bagi anak pemulung yang dilakukan oleh
pembing agama dan dua faktor yaitu faktor internal dan faktor
eksternal. Faktor interbal yaitu mulai dari anak-anak pemulung yang
75
malas dan tidak adanya standarisasi untuk tenaga pembimbing agama.
Sedangkan faktor eksternal yaitu ada pihak non muslim yang punya
kepentingan untuk memanfaatkan situasi dan kondisi dari anak-anak
pemulung, faktor cuaca, kurangnya peran aktif dari pemerintah dan
financial yang tersendat.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas penulis merekomendasikan beberapa
saran yang ditujukan bagi peneliti yang akan dating. Karena kesempurnaan
masih jauh dari kesimpulan pemahaman penulis.
Pertama, pendidikan karakter merupakan pendidikan yang sifatnya
universal dan holistic, semua komponen dan steakholder pendidikan memiliki
tanggungjawab dalam mendukung pengembangan pendidikan karakter di
lembaga formal, lembaga non formal dan masyarakat.
Kedua, sebuah pembentukan karakter di lembaga non formal bukan hanya
menjadi komponen satuan pelajaran tertentu yang disampaikan oleh
pembimbing, melainkan kesauan konsep penanaman nilai-nilai kebaikan
dalam seluruh komponen pelajaran. Maka penyusunan nilai-nilai
pembelajarannya harus terpadu, tidak hanya mencakup aspek kognitif atau
pengetahuan anak melainkan menyentuh pada aspek afektif dan psikomotorik
anak.
76
Ketiga, implementasi pendidikan karakter dalam cakupannya yang lebih
luas dalam upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang demokratis. Harus
ada paying hokum yang mendukung pengembangan pembentukan karakter,
dan penanamannya harus dimulai sejak dini. Peranan pemerintah sangat
dibutuhkan dalam pengembangan aspek morallitas masyarakat menuju
manusia Indonesia yang adil dan beradab.
77
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahan.2004. Surabaya: Mekar Surabaya
A, Hallen. 2005. Bimbingan dan Konseling. Ciputat: PT. Ciputat Press
Arifin, H. M. 1998. Pedoman Pelaksaan Bimbingan dan Penyuluah Agama.
Jakarta: Golden Terayon Pers
Atosokhi Gea, Antonius dkk. 2003. Relasi dengan Diri Sendiri. Jakarta: Elex
Media Komputindo
Faqih, Aunurahim. 2001. Bimbingan dan Konseling dalam Islam. Yogyakarta:
UII Pers
Ismail Yusanto, M. dan Sigit Purnama Jati. 2002. Membangun Kepribadian Islam.
Jakarta: Khairul Bayan
Jalaludin. 1998. Psikologi Agama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
Jhon M Echols dan Hassan Shadily. 2005. Kamus Inggris – Indonesia. Jakarta:
PT. ramedia
Kusuma A, Doni. 2010. Pendiidkan Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman
Global. Jakarta: PT. Gramedia
Muhammad Ibnu Abdul Hafidh Suwaidi. 2009. Cara Nabi Mendidik Anak.
Jakarta: Al-I’tisham
Mujib, Abdul. 1999. Fitrah dan Kepribadian Islam; Sebuah Pendekatan
Psikologis. Jakarta: Daarul Falah
Munawaroh, Djunadatul dan Tanenji. 2003. Filsafat Pendidikan Perspektif Islam
dan Umum. Jakarta : UIN Jakarta Press
Musnawar, Thohari. 1992. Dasar Konseptual Bimbingan dan Konseling Islam.
Yogyakarta: UII Pers
78
Nashih Ulwan, Abdullah. 1999. Pendidikan Anak Dalam Islam. Jakarta: Pustaka
Amani
Nasution, Harun. 1979. Islam ditinjau dari berbagai aspeknya. Jakarta: UI Pers
Nuraida dan rihlah Nur Aulia. 2007. Character Building Untuk Guru. Jakarta:
Aulia Publishing House
Rasio. 2005. Berjuang Membangun Pendidikan Bangsa: Pilar-pilar Pemikiran
dan Tindakan. Malang: Pustaka Kayutangan
Razak Yurso dan Ervan Nurtawaban. 2007. Antropologi Agama. Jakarta: UIN
Jakarta Press
Salam, Syamsir dan Amir Fadilah. 2009. Sosiologi Pembangunan. Jakarta:
Lembaga Peneliti UIN Jakarta
Sapuri, Rafy. 2009. Psikologi Islam: Tuntunan Jiwa Manusia Modern. Jakarta;
PT. Raja Grafindo Persada
Shofi, Ummu. 2007. Agar Cahaya Mata Makin Bersinar. Solo: PT. Indiva Media
Kreasi
Sukardi, Dewa Ketut. 2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan
Konseling di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Surya, Jumhur M. 1975. Bimbingan Penyuluhan di Sekolah. Bandung: CV. Ilmu
TimPenyusun Kamus, Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1995.
Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Winkel, W. S. 1997. Bimbingan dan Konseling di Institut Pendidikan. Jakarta:
Grasindo
Zaeni, Syahminan. 1986. Mengapa manusia harus beragama. Jakarta: Kalam
Mulia
Nama: Linah Usia: 16
No Butir
Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci
Teori Refleksi
1 Menurut saudara apa itu karakter? Jawab: karakter itu adalah perilaku kak
• Perangai Pada butir ke-1 karakter menurut Linah adalah perangai. Ini berkaitan dengan pernyataan Linah pada butir ke-2 dan ke-3 ia menyatakan bahwa pembimbing agama Islam menjelaskan bagaimana berperilaku yang baik, keuntungan orang yang berperilaku baik dan menjelaskan kerugian orang yang berperilaku buruk. Dan pada butir ke-3 menyatakan Pembimbing agama selalu selalu mengingatkan untuk berperilaku baik dan di beri nasehat jika ada yang melakukan
Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Linah, setelah mengikuti bimbingan rohani Islam di yayasan Ia merasa lebih rajin sholat, yang tadinya tidak pernah sholat sunnah sekarang dikerjakan, sudah bisa ngaji, dan banyak teman. Harapannya ingin membahagiakan orang tua dan dengan keterampilan yang sudah dimiliki di gunakan untuk mencari pekerjaan di luar. Ini artinya pembimbing telah berperan dalam memberikan bantuan kepada terbimbing untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan yang diberikan pembimbing bukan berupa “pertolongan“ finansial melainkan melalui proses, materi dan metode bimbingan yang di sesuaikan dengan kondisi terbimbing. Seperti pernyataan Linah bahwa proses bimbingan di mulai dengan memberikan materi
2 Apakah pembimbing agama mengajarkan saudara untuk berkarakter baik saat di dalam kelas, menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, dan menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk? Jawab: Ia kak, pembimbing ngajarin bagaimana berperilaku yang baik ketika berada didalam kelas, ngejelasin keuntungan orang yang bererilaku baik dan kerugian berperilaku buruk.
• Berkarakter yang baik
• Keuntungan orang yang berkarakter
• Kerugian berkarakter buruk
3 Apakah pembimbing agama selalu memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu berperrilaku baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berperilaku buruk? Jawab: Ia kita selalu di ingetin untuk berperilaku baik, dan di beri nasehat kalau berbuat salah.
• Diingatkan • Diberi
nasehat jika berbuat salah
kesalahan. Pada butir ke-4 Linah menyatakan materi bimbingan yang di berikan di MAI fiqh, akhlak, perilaku baik kepada semua orang. Berkaitan pada butir ke-5, ke-6, ke 7 setelah mendapat mendapat bimbingan Linah melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu dan membaca wirid-wiridan. Setelah selesai sholat mendo’akan kedua orang tua. namun Linah mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah masih jarang. Pada butir ke-8, ke-9, ke-10, ke-11 Linah mengalami perubahan perilaku terhada sesama manusia seperti
sendiri. Bantuan itu bersifat psikis (kejiwaan) bukan “pertolongan” finansial, media, dan lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya sekarang dan menjadi lebih mapan untuk menghadapi masalah yang akan dihadapinya kelak ini menjadi tujuan bimbingan. Jadi, yang memberikan bantuan menganggap
akhlak yang di berikan pembimbinga agama Islam seperti fiqh, akhlak, dan perilaku anak. Setelah mengukuti bimbingan Linah mengalami perubahan perilaku terhadap Allah, perilaku sesama manusia, dan perilaku terhadap lingkungan.
menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan memberikan solusi bagi yang meminta pendapat, meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, menempati janji ketika berjanji dan mengucapkan salam. Pada butir ke-12, ke-13, dan ke-14 Linah juga mengalami perubahan perilaku terhadap lingkungan membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor. menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret
orang lain mampu menuntun dirinya sendiri meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan dikembangkan melalui bimbingan.
dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-.tanaman orang lain dan mengambil buahnya. Terbukti setelah mendapatkan bimbingan di yayasan mengalami perubahan yang sebelumnya tidak shalat, ngaji setelah mendapatkan bimbingan sudah bisa shalat, ngaji, harapannya ingin membahagiakan orang tua mempunyai keterampilan
4 Apa saja materi bimbingan yang di berikan di MAI? Jawab: Banyak kak, fiqh, akhlak, tentang berperilaku baik dan buruk kepada semua orang.
• fiqh • Akhlak
terpuji,
akhlak tercela
• Perilaku baik pada lingkungan dan semua orang
5
Apakah saudara melaksanakan shalat fardhu tepat waktu? Jawab: Aku semenjak masuk di yayasan ini selalu melaksanakan shalat fardhu karena sebagai umat Islam kita diwajibkan untuk melaksanakan shalat fardhu. Setelah shalat aku baca wirid-wirid dan mendoakan orang tua biar selalu diberi kesehatan, panjang umur dan murah rezeki. Kalau shalat tahajud jarang kak, karna aku tidak pernah bangun tengah malam untuk sholat palingan bangun subuh, tapi shalat dhuha aku selalu kerjakan setiap hari supaya Tuhan mengampuni dosa-dosa yang pernah saya perbuat.
• Melaksanakan shalat fardhu
• Membaca wirid-wiridan
• Jarang shalat tahajjud
• Selalu shalat dhuha
6 Apakah saudara membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua? Jawab: Ia kak, setiap selesei sholat di aula dan di rumah dan doain orang tua.
• Membaca wirid wiridan
• Mendoakan kedua orang tua
7 Apakah saudara mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha setiap harinya? Jawab: Ia kak, tapi jarang sih. Sholat sunah ia kak saya kerjain.
• Shalat sunnah tahajjud
• Shalat dhuha jarang
8 Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah saudara berusaha untuk menolongnya, memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah? Jawab: Ia kak saya tolong, dan ngasih solusi kalo dia membutuhkan dengan semampu saya.
• Tolong menolong
• Memberikan solusi
9 Apakah saudara meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Apakah saudara memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf? Jawab: Ia saya minta maaf kak kalo punya salah sama orang dan saya juga memaafkan kalo ada orang yang salah sama orang. Karena kita harus saling memaafkan.
• Meminta maaf
• Memaafkan
10 Ketika berjanji dengan orang lain, apakah saudara untuk menempati janji tersebut? Jawab: iya saya insyaallah kalo udah berjanji sama orang saya tepati kak.
• Menempati janji
11 Saat berjumpa dengan teman di jalan, apakah saudara lebih dulu mengucapkan salam dan Apakah saudara mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain? Jawab: Ia saya negur kalo ketemu temen di jalan, kan kalo negur kita dapet pahala kak. Ia kak saya kalo aku bertamu kerumah orang manggil dulu tidak langsung masuk karena gak sopan kalo saya main langsung masuk.
• Menegur teman
• Mendapatkan pahala
12 Apakah saudara membuang sampah ke tong sampah yang telah disediakan yayasan, membersihkan
• Mengucapkan salam
halaman yayasan jika melihat ada yang kotor? Jawab: Ia saya buang sampah kalo ada yang berserakan dan mungutin sampah kalo berserakan.
13 Adakah saudara menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yyasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya? Jawab: ia kak saya jaga kebersihan dan gak saya buang sampah sembarangan. Enggak kan saya tidak pernah merusak tanaman orang dan mencuri milik orang.
• Membuang sampah ke tempat sampah
14 Perubahan apa saja yang saudara rasakan setelah masuk ke yayasan dan apa harapan saudara setelah keluar dari yayasan ini? Jawab: Banyak kak, alhamdulillah tuh semenjak saya masuk disini saya lebih rajin sholat, yang tadinya gak pernah sholat sunnah gitu sekarang saya kerjain, udah bisa ngaji, dan banyak teman. Harapannya ingin membahagiakan orang tua dan dengan keterampilan yang sudah saya miliki ini bisa saya gunakan untuk nyari kerjaan di luar biar lebih pinter.
• Sebelumnya tidak pernah shalat, tidak bisa ngaji
• Lebih rajin shalat
• Harapannya ingin membahagiakan orang tua mempunyai keterampilan
Nama: Siti Apsah Umur:17
No Butir
Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci
Teori Refleksi
1 Menurut saudara apa itu karakter? Jawab: Menurut saya karakter itu perilaku, sikap.
• Perilaku • Sikap
Pada butir ke-1 akhlak menurut Siti adalah perilaku, sikap. Berkaitan pada butir ke-2 dan ke-3 ia menyatakan bahwa pembimbing agama Islam menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter dan menjelaskan kerugian orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama motivasi untuk selalu berkarakter baik dan memberikan Sanksi berupa teguran, arahan kepada remaja yang berperilaku buruk. Pada butir ke-4 Siti menyatakan materi bimbingan yang di berikan di MAI adalah thaharah, shalat,
Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Siti siswi MAI, dapat terlihat ia suka melalaikan shalat fardhu yang lima waktu. Pembimbing agama Islam memberikan bantuan kepada Siti berupa bimbingan agama yaitu mengajarkan untuk berkarakter baik saat berada di dalam kelas seperti menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama Islam juga memberikan motivasi untuk selalu berperilaku baik,
2 Apakah pembimbing agama mengajarkan saudara untuk berkarakter baik saat di dalam kelas, menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, dan menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk? Jawab: Ia kak, pembimbing agama mengajarkan kepada kita bagaimana bertingkah laku dan berbicara yang baik, misalnya bagaimana cara menghormati orang tua dan berperilaku jujur. Beliau menjelaskan kepada kita keuntungan orang yang bersikap baik semua orang akan merasa senang dengan kehadiran kita, semua orang akan merasakan manfaat dengan kehadiran kita, apabila kita meninggal mereka merasa kehilangan. Sedangkan orang yang berperilaku buruk tidak disenangi dan dijauhi.
• Berkarakter yang baik
• Menjelaskan Keuntungan orang yang berkarakter baik
• Kerugian orang yang berkarakter buruk
3 Apakah pembimbing agama selalu • Motivasi untuk
memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu berkarakter/berperilaku baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berperilaku buruk? Jawab: Iya, pembimbing agama memberikan motivasi untuk selalu berperilaku baik seperti memuji kebaikan murid, dengan tujuan agar si murid ini lebih meningkatkan kualitas karakternya dan memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berperilaku buruk.
selalu berkarakter yang baik
• Sanksi berupa teguran
• Arahan
bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah. Berkaitan pada butir ke-5, ke-6, ke 7 setelah mendapat mendapat bimbingan Siti melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, shalat secara berjama’ah di aula yayasan. Dan dia telah paham shalat fardhu hukumnya wajib. Siti membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua. Siti mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat. Pada butir ke-8, ke-9, ke-10, ke-11 Siti
memberikan sanksi berupa teguran dan arahan bagi berperilaku buruk. Materi bimbingan yang diberikan di MAI seperti Thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah. Di MAI Siti melaksanakan shalat farhu tepat waktu secara berjamaah, Membaca wirid-wirida setelah selesai shalat, mendo’akan kedua orang tua. Siti juga mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat, menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan, memberikan solusi
4 Apa saja materi bimbingan yang di berikan di MAI? Jawab: Thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah.
• Thaharah • Shalat • Bacaan shalat • Ayat-ayat pendek • Puasa • Zakat • Sedekah • Haji • Umrah
5 Apakah saudara melaksanakan shalat fardhu tepat waktu? Jawab: Iya kak, Alhamdulillah setelah menjadi siswa di yayasan ini saya melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, saya shalat secara berjama’ah di masjid, dan dirumah.
• Melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu.
Karena shalat fardhu hukumnya wajib.
mengalami perubahan perilaku terhadap sesama manusia seperti menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan memberikan solui bagi yang meminta pendapat, meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, menempati janji ketika berjanji dan mengucapkan salam. Pada butir ke-12, ke-13, dan ke-14 Siti juga mengalami perubahan perilaku terhadap lingkungan membuang sampah pada tempat sampah yang telah disediakan di yayasan, membersihkan halaman yayasan jika
yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah, meminta maaf ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, mengucapkan salam ketika hendak bertamu kerumah orang lain, membuang sampah pada tempatnya yang telah disediakan yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya, menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding
6 Apakah saudara membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua? Jawab: Yah kalau baca wirid-wirid gitu mah jarang kak, palingan yang rutin saya lakukan setelah selesai shalat mendo’akan kedua orang tua. Udah gitu doang, habis itu saya langsung cabut keluar pergi maen.
• Membaca wirid jarang
• Mendo’akan kedua orang tua
7 Apakah saudara mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat? Jawab: Enggak ka, hehe belum ada kemauan untuk sholat tahajud dan saya juga jarang bangun tengah malam. Ya palingan bangunnya entar subuh untuk melaksanakan sholat. shalat dhuha juga jarang karena biasanya saya pas jam segitu sedang membantu memulung.
• Tidak shalat Shalat tahajud
• Jarang shalat dhuha
8 Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah saudara berusaha untuk menolongnya, memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah? Jawab: Ia insyaallah kak saya akan berusaha untuk menolongnya
• Menolong orang yang butuh pertolongan
• Memberikan solusi
selama pemberian bantuan yang saya berikan tersebut tidak membahayakan diri saya sendiri dan memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah. Dan seandainya saya tidak bisa menemukan solusinya, saya akan mencari pertolongan dari orang lain yang sekiranya mampu untuk menolong orang tersebut.
melihat ada yang kotor. menjaga, merawat keindahan kelas dan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya. Siti setelah menjadi siswa di yayasan ini saya tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu.
yayasan, dan tidak membuang sampah di sembarang tempat. Sehingga yayasan mengalami perubahan perilaku setelah masuk ke yayasan. Tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu. 9 Apakah saudara meminta maaf,
ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf? Jawab: Iya pasti saya akan meminta maaf jikalau saya berbuat salah sama orang, dan saya juga akan memaafkan kesalahan orang yang meminta maaf kepada saya. Karena kita sesama manusia kan harus saling memafkan. Dan Allah juga suka kepada orang-orang yang suka memaafkan.
• Meminta maaf jika berbuat salah
• Memaafkan orang yang meminta maaf
10 Ketika berjanji dengan orang lain, apakah saudara untuk menempati janji tersebut? Jawab: Iya. Yang kalau sudah berjanji sama orang harus ditepati. Kalau tidak ditepati kita akan berdosa
• Ditepati
11 Saat berjumpa dengan teman di jalan, apakah saudara lebih dulu mengucapkan salam dan Apakah saudara mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain? Jawab: Ooo tergantung sih kak kalau saya kenal tuh orang saya tegur duluan tetapi sebaliknya kalau tidak kenal jarang juga sih negur duluan. Ia saya ngucapin salam ketika bertamu kerumah orang lain,masuk kerumah orang kan harus ngucapin salam kalau saya main masuk aja kan gak sopan kak.
• Jika mengenal
12 Apakah saudara membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan di yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor? Jawab: Iya kak saya buang ke tempat sampah, sampah berserakan gak enak di pandang mata, kalo ada sampah yang berserakan saya ambil saya pungut dan saya buang tuh ke tempat sampah
• Buang sampah pada tempatnya
• Membersihkan halaman yayasan dan kelas jika kotor
13 Adakah saudara menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di
• Menjaga keindahan yayasan
• Merawat keindahan yayasan
sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya? Jawab: Enggak kak saya gak pernah mencoret-coret yayasan, ketika berada diluar yayasan pun saya tidak juga pernah membuang sampah sembarangan. Enggak lah itu kan perbuatan tercela ngerusak tanaman orang, dan saya juga gak pernah mengambil punya orang kecuali kalau izin dulu baru saya berani mengambil
• Tidak mencoret-coret dinding
• Tidak merusak tanaman orang lain
• Tidak membuang sampah di sembarang tempat
14 Perubahan apa saja yang saudara rasakan setelah masuk ke yayasan dan apa harapan saudara setelah tidak di yayasan ini? Jawab: Alhamdulillah setelah menjadi siswa di yayasan ini saya tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, saya shalat secara berjama’ah di aula yayasan. Saya ingat waktu itu Bapak Aslih pernah menjelaskan kepada kita bahwa meninggalkan shalat lima waktu dengan sengaja karena malas secara terus menerus adalah kekafiran. Dan di dalam ceramah yang pernah beliau sampaikan di yayasan juga menjelaskan kepada kita bahwa orang yang mengabaikan shalat
• Tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu
kelak akan tersesat kecuali orang yang bertaubat, beriman, dan orang-orang yang mengerjakan kebaikan maka mereka akan masuk surga.
Nama: Syahril Ramadhan Umur:17
No Butir
Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci
Teori Refleksi
1 Menurut saudara apa itu karakter? Jawab: Perangai manusia, tingkah laku manusia itu adalah sikap menurut aku
• Perangai manusia
• Tingkah laku manusia
Pada butir ke-1 karakter menurut syahril adalah perangai manusia, tingkah laku manusia. Berkaitan pada butir ke-2 dan ke-3 ia menyatakan bahwa pembimbing agama Islam menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik dan menjelaskan kerugian orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama motivasi untuk selalu berkarakter baik dan memberikan Sanksi berupa teguran, arahan kepada remaja yang bersikap buruk. Pada butir ke-4 syahril menyatakan materi bimbingan yang di berikan
Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan Syahril Ramadhan siswa MAI, dapat terlihat ia memiliki perangai kurang baik, suka usil sebelum menjadi siswa di yayasan. Pembimbing agama Islam memberikan bantuan kepada Syahril berupa bimbingan agama yaitu mengajarkan untuk berkarakter baik saat berada di dalam kelas seperti menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk. Pembimbing agama Islam juga
2 Apakah pembimbing agama mengajarkan saudara untuk berkarakter baik saat di dalam kelas, menjelaskan keuntungan orang yang berkarakter baik, dan menjelaskan mudarat (bahaya) orang yang berkarakter buruk? Jawab: Ia, ngejelasin kalo orang yang baik karakternya akan disukai banyak orang. Kalo buruk karakternya akan dimusuhi orang-orang.
• Berkarakter baik • karakter baik
disukai banyak orang
• karakter buruk dimusuhi banyak orang
3 Apakah pembimbing agama selalu memberikan motivasi (dorongan) untuk selalu berbuat baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan kepada siswa yang berkarakter buruk? Jawab: Ia, kata Ustd kita harus menjadi orang yang baik. Karna, gak ada orang yang mau berteman dengan kita kalau sikapnya buruk. Iya, dikasih nasehat kalau kita ada yang buruk sikapnya.
• Memberikan motivasi
• Memberikan sanksi berupa teguran
• Arahan
di MAI thaharah, shalat, bacaan-bacaan shalat, ayat-ayat pendek, puasa, zakat, sedekah, haji dan umrah. Berkaitan pada butir ke-5, ke-6, ke 7 setelah mendapat mendapat bimbingan syahril melaksanakan shalat fardhu yang lima waktu. Bersama teman-teman, shalat secara berjama’ah di masjid. Dan dia telah paham shalat fardhu hukumnya wajib. syahril membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua. syahril mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat. Pada butir ke-8, ke-9, ke-10, ke-11 syahril mengalami
memberikan motivasi untuk selalu berkarakter baik, memberikan sanksi berupa teguran dan arahan bagi yang berkarakter buruk. Materi bimbingan yang diberikan di MAI Bimbingan sosial, bimbingan keterampilan, bimbingan fisik, Bimbingan spritual. Di MAI syahril melaksanakan shalat farhu tepat waktu secara berjamaah, Membaca wirid-wirida setelah selesai shalat, mendo’akan kedua orang tua. Syahril juga mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat, menolong seseorang yang membutuhkan pertolongan,
4 Apa saja materi bimbingan yang di berikan di MAI? Jawab:. Banyak kak, bimbingan sosial misalnya kewirausahaan, melamar pekerjaan, etika sosial remaja dan permasalahannya, kepemimpinan dan keorganisasian. Terus bimbingan keterampilan kak kayak komputer. Mmm kalo bimbingan fisik kaya kedisiplinan. ada juga tuh bimbingan spritual nah ini tentang keagamaan dan peringatan hari besar keagamaan juga cara berdakwah.
• Bimbingan sosial • Bimbingan
keterampilan • Bimbingan fisik • Bimbingan
spritual
5 Apakah saudara melaksanakan shalat fardhu tepat waktu? Jawab: Alhamdulillah sejak saya mengikuti bimbingan di yayasan shalat fardhu selalu saya laksanakan. Karena hukum melaksanakan sholat ini adalah wajib.kalau ditinggalkan kita berdosa. kadang saya baca wirid-wirid kadang enggak kak, setelah saya selesai shalat saya hanya mendo’akan orang tua saya. Setelah itu saya pergi keluar dan bergabung bersama teman-teman saya. Kalau shalat tahajud jarang kak, tetapi kalau shalat sunnah
alhamdulillah saya kadang di Masjid dan kadang di asrama
perubahan perilaku terhadap sesama manusia seperti menolong orang yang membutuhkan pertolongan, dan memberikan solusi bagi yang meminta pendapat, meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain, dan memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, menempati janji ketika berjanji dan mengucapkan salam. Pada butir ke-12, ke-13, dan ke-14 syahril juga mengalami perubahan perilaku terhadap lingkungan membuang sampah ke tong sampah yang telah disediakan oleh yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor. menjaga,
memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah, meminta maaf ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf, mengucapkan salam ketika hendak bertamu kerumah orang lain, membuang sampah yang telah disediakan panti, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya, menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, dan tidak
6 Apakah saudara membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat dan mendo’akan kedua orang tua? Jawab: Ia kak baca. Ia doain juga. Sesudah sholat.
• Membaca wirid-wiridan setelah selesai sholat
• Mendo’akan kedua orang tua
7 Apakah saudara mengerjakan ibadah sunnah seperti shalat sunnah tahajjud, mengerjakan shalat sunnah dhuha pada saat jam istirahat? Jawab: Sholat tahajjud mmm, heheh, jarang kak. Sholat dhuha juga sama aja jarang.
• Jarang shalat tahajjud
• Jarang shaat dhuha
8 Ketika ada seseorang yang membutuhkan pertolongan, apakah saudara berusaha untuk menolongnya, memberikan solusi yang terbaik ketika ada seseorang yang meminta pendapat tentang suatu masalah? Jawab: Ia kak, saya tolong.
• Menolong yang membutuhkan
• Memberikan solusi yang terbaik
9 Apakah saudara meminta maaf, ketika mempunyai kesalahan terhadap orang lain. Apakah saudara memaafkan kesalahan orang lain yang meminta maaf? Jawab: Ia kakak saya minta maaf kalau ada salah sama orang. Ia
• Meminta maaf • Memaafkan
kesalahan orang lain
saya maafin kalo ada yang mau minta maaf kepada saya.
merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-.tanaman orang lain dan mengambil buahnya. syahril setelah menjadi siswa di yayasan ini saya tidak melalaikan shalat fardhu yang lima waktu
membuang sampah di sembarang tempat. Sehingga Syahril mengalami perubahan perilaku setelah masuk ke yayasan, perangai sudah membaik, usil sudah mulai berkurang, menghargai orang lain dan berubah menjadi lebih baik.
10 Ketika berjanji dengan orang lain, apakah saudara untuk menempati janji tersebut? Jawab: Ia insyaallah saya tepati. Tapi kadang-kadang saya juga lupa kalo ada janji sama orang. Tapi kalo lupa saya minta maaf sih kak.
• Menempati janji
11 Saat berjumpa dengan teman di jalan, apakah saudara lebih dulu mengucapkan salam dan Apakah saudara mengucapkan salam ketika hendak bertamu ke rumah orang lain? Jawab: Ia kadang saya yang ngucapin salam duluan dan kadang-kadang temen saya yang lebih dulu yang ngucapin salam. Ia saya ngucapin salam kalo bertamu kerumah orang
• Kadang kadang mengucapkan salam
• mengucapkan salam ketika bertamu kerumah orang lain
12 Apakah saudara membuang sampah ke tempat sampah yang telah disediakan yayasan, membersihkan halaman yayasan jika melihat ada yang kotor? Jawab: Hehe jarang kak. Y kalo ada tempat sampah dideket saya pas saya lagi makan saya langsung buang tapi kalo tong sampahnya gak ada dideket saya,
• Jarang membuang sampah ke tempat sampah
• Tidak membersihkan halaman jika kotor
saya buang disitu aja langsung. Kagak lah kan udah ada tukang bersihinnya jadi y lum pernah sih.
13 Adakah saudara menjaga, merawat keindahan yayasan dengan tidak mencoret-coret dinding-dinding yayasan, ketika berada di luar yayasan menjaga kebersihan dengan baik, tidak membuang sampah di sembarang tempat, tidak merusak tanaman-tanaman orang lain dan mengambil buahnya? Jawab: Ia kak. Nyoret enggak. Ia kak kadang-kadang kalo buang sampah sembarang tempat. Hehe. Kadang-kadang kak. Iseng aja sih. Ia saya pernah ambil buah jambu waktu itu di luar yayasan sama temen-temen, hehe ia saya lempar pake kayu.
• Menjaga keindahan yayasan
• Merawat keindahan yayasan
• Tidak mencoret-coret keindahan yayasan
• Tidak merusak tanaman orang.
• Tidak membuang sampah sembarangan
14 Perubahan apa saja yang saudara rasakan setelah masuk ke yayasan dan apa harapan saudara setelah anda tidak di yayasan ini? Jawab: Dilihat dari perangai saya sudah mulai membaik kak, suka usil saya sudah mulai berkurang, dan sudah lebih menghargai orang lain. Harapan saya ingin berubah menjadi anak lebih baik.
• Perangai sudah mulai membaik
• Usil mulai berkurang
• Menghargai orang lain
• Berubah menjadi lebih baik
Nama: Ustd Aslih ridwan Pembimbing Agama Islam
No Butir
Pertanyaan/Jawaban Kata Kunci Hubungan Antar Katakunci
Teori Refleksi
1 Apa materi tentang karakter yang ustd kenalkan kepada para siswa? Jawab: Materi karakter yang kita kenalkan kepada para siswa tentang perilaku yang baik, yaitu Pertama, membaca Al-Qur’an dan shalat karena dengan membaca Al-Qur’an dan shalat merupakan media atau alat untuk membentuk karakter siswa. Kedua, memberikan keyakinan kepada siswa akan adanya hal-hal yang gaib seperti adanya Allah SWT, malaikat, dan setan. Mana yang harus mereka dekati dan mana yang harus mereka jauhi agar shalat mereka menjadi khusyu’. Ketiga, berperilaku sopan kepada siapapun, baik terhadap orang tua, instruktur, pegawai, teman, maupun masyarakat sekitarnya. Keempat, menyayangi teman, tidak mencaci maki kekurangan teman, tidak menggosip, dan menyakiti teman secara fisik.
• Membaca Al-Qur’an dan shalat
• Memberikan keyakinan akan adanya hal-hal yang gaib
• Berperilaku sopan kepada siapapun
• Menyayangi teman
• Tidak mencaci maki kekurangan teman
• Tidak menggosip
• Tidak menyakiti teman secara fisik.
Menurut crow and crow, bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang baik pria maupun wanita, yang memiliki kepribadian yang baik dan pendidikan yang memadai kepada seseorang individu dari setiap usia, untuk menolongnya mengemudikan kegiatan, kegiatan hidupnya sendiri, dan memikul bebannya sendiri.
2 Berapa lama materi pembentukan karakter diberikan kepada siswa?
• Satu kali pertemuan
Jawab: Kalau saya memberikan materi pembentukan karakter kepada siswa satu kali pertemuan dalam satu minggu setiap hari rabu sore jam 16-00-17.00.
dalam satu minggu
• Jam 16.00-17.00
3 Media dan sarana apa saja yang digunakan dalam meberikan materi pembentukan karakter yang diberikan kepada siswa? Jawab: Media yang digunakan yaitu dengan menggunakan ruangan kelas yang bersih, ruangan serba guna, papan tulis, kipas angin, buku-buku.
• Perpustakaan kecil.
• Ruangan kelas yang bersih,
• Ruangan serba guna,
• Papan tulis, • Kipas angin • Buku-buku.
4 Bagaimanakah tanggapan atau respon Ustd terhadap siswa yang berkarakter baik dan siswa yang berkarakter buruk? Jawab: Bagi siswa yang berkarakter baik Pertama, akan kita berikan apresiasi dalam bentuk pujian. Misalnya kamu pintar, kamu baik, dll. Kedua, memberikan motivasi agar siswa selalu berperilaku baik. Selanjutnya, Bagi siswa yang berkarakter buruk kita memberikan teguran, dan megingatkan anak tersebut agar tidak terjerumus terlalu dalam dan menyadari atas perbuatan yang telah dilakukan nya salah.
• Memberikan apresiasi
• Memberikan motivasi
• Memberikan teguran
• Mengingatkan
5
Bimbingan dan arahan seperti apa yang Ustd berikan kepada siswa agar mempunyai karakter yang baik? Jawab: Mental spiritual, mental sosial, mental psikososial, dan mengingatkan siswa untuk tidak jauh dari ajaran allah SWT terutama shalat jangan sekali-kali ditinggalkan, karena ketika shalatnya sudah
• Mental spiritual
• Mental sosial • Mental
psikososial
khusyu’ maka karakter siswa akan terbetuk.
• Mengingatkan anak untuk tidak jauh dari ajaran Allah SWT
6 Cara atau Metode apa yang sering Ustd gunakan untuk memperbaiki karakter siswa yang buruk agar memiliki karakter yang baik? Jawab: Pertama, mencontohkan kepada anak-anak bagaimana cara berbicara kita yang baik dan bagaimana cara bergaul kita dengan dengan baik. Kedua, memberikan contoh yang baik kepada anak, menghimbau para anak untuk mendengarkan ceramah-ceramah agama di mesjid, tv, dan lain-lain. Ketiga, yaitu dengan melakukan pemantauan secara langsung kepada anak yang berperilaku buruk untuk diberikan nasehat yang baik.
• Mencontohkan cara berbicara yang baik
• Memberikan contoh yang baik
• Melakukan pemantauan secara langsung
7 Apakah Bapak memberikan apresiasi (penghargaan) kepada anak yang berperilaku baik? Jawab: Memberikan apresiasi (penghargaan) berupa benda kepada siswa yang bererilaku baik itu tidak ada tapi kita disini pertama, memberikan pujian yang membuat anak bertambah semangat untuk berperilaku baik. Kedua, memberikan arahan untuk menghargai kehidupan orang tua dengan menasehati kalau orang tua kurang mampu, maka seorang anak seharusnya jangan nakal di yayasan, jangan susah diatur, harus rajin dan giat belajar supaya bisa membanggakan orang tua dirumah.
• Memberikan apresiasi
• Memberikan arahan
8 Bagaimanakah cara Bapak untuk mempertahankan anak yang telah mempunyai karakter baik? Jawab: Cara kita untuk mempertahankan anak yang
• Memberikan motivasi
• Memberikan
telah berkarakter baik dengan cara pertama, memberikan motivasi kepada siswa bahwa kebaikan akan dibalas dengan kebaikan lagi, kedua, memberikan pujian yang membut siswa bertambah semangat untuk berkarakter0 baik
pujian
9 Bagaimanakah menurut bapak karakter anak kepada Allah SWT menjalankan perintah agama terutama masalah shalat? Jawab: Menurut saya karakter anak kepada Allah SWT menjalankan perintah agama terutama masalah shalat alhamdulillah sudah baik, yaitu baik dalam arti lebih banyak yang mau sendiri dibandingkan dengan disuruh-suruh, walaupun sebagian siswa masih ada yang bercanda ketika melakukan shalat.
• Sudah baik • Ada kemauan
10 Bagaimanakah menurut Bapak karakter anak kepada sesama manusia terutama kepada temannya? Jawab: Alhamdulillah karakter anak sesama temannya setelah masuk ke yayasan ini sudah banyak perubahan, lebih peduli, solider, setia kawan, mengahargai perbedaan, dan saling membantu.
• Banyak perubahan
• Lebih peduli • Solider • Setia kawan • Mengahargai
perbedaan • Saling
membantu
11 Bagaimanakah menurut Bapak karakter anak kepada lingkungan? Jawab: perilaku anak untuk kebersihan lingkungan disini masih kurang misalnya untuk masalah sampah, untuk masalah sampah tergantung individunya masing-masing, karena masih ada sebagian kecil anak yang belum bisa memahami tentang kebersihan. Sebagian anak masih saja membuang sampah sembarangan tidak membuang ditempat yang sudah disediakan di
• Masih kurang • Membuang
sampah sembarangan
yayasan, anak ini membuang sampah ke tempat sampah itu apabila disuruh saja, ketika tidak ada yang menyuruh mereka hanya membiarkan dan melihat saja sampah itu berserekan.
12 Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang bapak temui dalam Membentuk karakter anak di yayasan ini? Jawab: Faktor pendukung yang pertama, Adanya kesadaran dari anak itu sendiri untuk berubah seperti memiliki kemauan atau niat untuk memperbaiki diri, adanya keinginan anak untuk merubah perilakunya menjadi lebih baik, seperti berubah menjadi lebih sopan ketika berbicara dengan orang yang lebih tua. Kedua, Adanya motivasi dari orang tua dan Pembimbing Agama Islam yang selalu mengingatkan dan memberikan dukungan agar siswa merasa ada yang memperhatikannya. Ketiga, Sarana dan prasarana yang ada di yayasan cukup mendukung Pembimbing Agama Islam dalam membentuk karakter anak di yayasan Media Amal Islami (MAI) Lebak Bulus Cilandak Jakarta Timur, seperti: ruangan kelas yang bersih, ruangan serba guna, papan tulis, buku-buku, ruang computer yang di lengkapi dengan perpustakaan kecil. Keempat, Materi yang diberikan Pembimbing Agama Islam sangat bermanfaat untuk anak-anak, pengetahuan yang memadai yang diberikan berguna untuk di kehidupan sehari-hari dan setelah mereka tidak di yayasan lagi. Selanjutnya pada faktor penghambat, Kurangnya waktu yang di berikan kepada Pembimbing Agama Islam dalam memberikan bimbingan kepada anak-anak di yayasan yaitu seminggu sekali setiap hari Rabu.
• Adanya kesadaran
• Adanya keinginan
• Adanya motivasi
• Sarana dan prasarana
• Kurangnya waktu