implementasi model assessment pada...

84
IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN (Studi Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec. Jepon, kab. Blora pada Tahun Ajaran 2010/2011) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam Oleh: Misbakhul Anam NIM: 063111136 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2012

Upload: phunghanh

Post on 24-May-2018

221 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT

PADA PEMBELAJARAN AL-QUR’AN

(Studi Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec.

Jepon, kab. Blora pada Tahun Ajaran 2010/2011)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat

guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

dalam Ilmu Pendidikan Agama Islam

Oleh:

Misbakhul Anam

NIM: 063111136

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2012

Page 2: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Misbakhul Anam

NIM : 063111136

Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya

saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.,

Semarang, 28 Mei 2012

Saya yang menyatakan,

Misbakhul Anam

NIM: 063111136

Page 3: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

iii

KEMENTERIAN AGAMA R. I.

INTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

FAKULTAS TARBIYAH

Jl. Prof. Dr. Hamka (Kampus II) Ngaliyan Semarang

Telp. 024-7601295 Fax. 7615387

PENGESAHAN

Naskah skripsi dengan:

Judul : Implementasi Model Assessment Pada Pembelajaran al-

Qur’an (Studi Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec.

Jepon, Kab. Blora Pada Tahun Ajaran 2010/2011) Nama : Misbakhul Anam

NIM : 063111136

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Telah diujikan dalam siding munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.

Semarang, 28 Mei 2012

DEWAN PENGUJI

Ketua, sekretaris,

Dr. H. Mustaqim, M.Pd H. Mursid, M.Ag

NIP.19590424 198303 1 005 NIP.19670305 200112 1 001

Penguji I, Penguji II,

Dr. Muslih, MA Drs. Darmuin, M.Ag NIP.150276926 NIP.19640424 199303 1 003

Pembimbing I, Pembimbing II,

Dr. H. Raharjo, M.Ed.St Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag NIP: 19720405 199903 1 001 NIP: 19651123 199103 1 003

Page 4: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

iv

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 Mei 2012

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Implementasi Model Assessment Pada Pembelajaran al-

Qur’an (Studi Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec.

Jepon, Kab. Blora Pada Tahun Ajaran 2010/2011) Nama : Misbakhul Anam

NIM : 063111136

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Pembimbing I,

Dr. H. Raharjo, M.Ed.St

NIP: 19720405 199903 1 001

Page 5: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

v

NOTA PEMBIMBING Semarang, 28 Mei 2012

Kepada

Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah

IAIN Walisongo

Di Semarang

Assalamu’alaikum wr. wb

Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan

koreksi naskah skripsi dengan:

Judul : Implementasi Model Assessment Pada Pembelajaran al-

Qur’an (Studi Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec.

Jepon, Kab. Blora Pada Tahun Ajaran 2010/2011) Nama : Misbakhul Anam

NIM : 063111136

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada

Fakultas Tarbiyah IAIN walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqasyah.

Wassalamu’alaikum wr. wb

Pembimbing II,

Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag

NIP: 196511 23 199103 1 003

Page 6: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

vi

ABSTRAK

Judul : Implementasi Model Assessment Pada Pembelajaran al-Qur’an

(Studi Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec. Jepon, Kab.

Blora Pada Tahun Ajaran 2010/2011)

Penulis : Misbkhul Anam

NIM : 063111136

Skripsi ini membahas Implementasi Model Assessment Pada

Pembelajaran al-Qur’an (Studi Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec.

Jepon, Kab. Blora Pada Tahun Ajaran 2010/2011). Permaslahan dalam penelitian

ini yaitu penguasaan siswa terhadap materi pelajaran al-Qur’an. Dengan rumusan

masalah yaitu bagaimana implementasi model assessment pada pembelajaran al-

Qur’an di TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec. Jepon, Kab. Blora pada tahun

ajaran 2010/2011.

Penelitian ini dilakukan menggunakan metode kualitatif lapangan dengan

teknik pengumpulan data model interview, observasi dan dokumentasi. Adapun

analisisnya menggunakan analisis deskriptif dengan logika induksi dan diduksi.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan model assessment

dalam proses mengajar di TPQ Nurul Qur’an mengenai kefasihan cara baca al-

Qur’an dari santri, kolaborasi pengetahuan al-Qur’an dengan kecakapan dalam

baca al-Qur’an, serta pembentukan kepribadian santri yang religius. Adapun hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penilaian model assessmen merupakan

suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program

kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan dengan

mempertimbangkan kedisiplinan, menejemen pembelajaran dan pengelolaan

kelas. Dalam penelitian ini aspek yang dipandang kurang meliputi pembelajaran

terpusat pada guru atau sifatnya hanya transfer knowlidge saja. Kurangnya

perhatian terhadap psikologi santri yang latarbelakangnya variatif. (2) pelaksanaan

penilaian model assessment di TPQ Nurul Qur’an memberikan kontribusi

terhadap guru menjadi lebih memahami cara pengelolaan kelas yang kondusif dan

penerapan menejemen pembelajaran lebih disiplin dan afektif. Sementara itu

untuk santri sendiri mengharuskan agar mendukung pelaksanaan pembelajaran al-

Qur’an lebih maksimal dan disiplin. Adapun sarana dan prasarana yang cukup

memadai dapat mengantarkan santri untuk berkembang menjadi kepribadian yang

mandiri dan bertanggung jawab. Dalam penelitian ini temuan tersebut

memberikan acuan terhadap penilaian atau evaluasi dalam pembelajaran

khususnya pembelajaran al-Qur’an di TPQ Nurul Qur’an agar lebih baik dan

sebagai bagian untuk memperbaiki penyelenggaraan Pendidikan Agama Islam.

Page 7: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

vii

MOTO

Maka hadapkanlah wajahmu dengan Lurus kepada agama Allah; (tetaplah atas)

fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. tidak ada

peubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia

tidak mengetahui.

(QS. Ar-Rum: 30) 1

1 Terjemah DEPAG RI, al-Qur’an dan Terjemahnya, (Semarang : Toha Putra, 1990),

hlm.645.

Page 8: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

viii

PERSEMBAHAN

Dengan segala kerendahan hati, karya ini peneliti persembahkan kepada:

1. Ayahanda (Suwito, S.Pd) dan Ibu (Masturoh, S.Ag) yang dengan segenap

tenaga bekerja untuk dapat menghidupiku baik jasmani maupun rohani,

dengan cinta dan kasih sayang mengasuhku hingga ku dewasa, dengan zikir

dan doa selalu memohonkan ampunan dan banyak hal kepada-Nya demi

kebaikanku.

2. Kakak (Lia Amalia Rahmawati, S.Pd.AUD), satu-satunya kakak yang

selalu memberi motivasi dan doa kepada adiknya.

3. Adik (Eny Fatimatus Sholicha), satu-satunya adik yang selalu memberi

motivasi dan doa kepada kakaknynya.

Page 9: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah serta ridha-Nya

kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul, “Implementasi Model Assessment Pada Pembelajaran al-Qur’an (Studi

Pada TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri, Kec. Jepon, Kab. Blora Pada Tahun

Ajaran 2010/2011)” yang penulis susn dalam karya ilmiah skripsi. Shalawat dan

salam senantiasa tersanjung kepada baginda Nabi Agung Muhammad SAW,

beserta keluarga, sahabat, dan umatnya.

Pada kesempatan ini, perkenankan penulis sampaikan rasa terima kasih

yang tiada terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dan mendukung dalam

proses penyusunan skripsi penulis, terutama kepada:

1. Dr. Suja’i, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang

beserta para stafnya.

2. Nasirudin, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.

3. Dr. H. Raharjo, M.Ed.St, dan Drs. H. Fatah Syukur, M.Ag, selaku dosen

pembimbing yang berkenan meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk

dapat memberikan arahan, saran, doa, serta motivasi kepada penulis.

4. Djoko Widagdho, selaku wali studi yang telah memberikan motivasi, saran,

arahan danm doa kepada penulis.

5. Para Bapak dan Ibu dosen pengajar di lingkungan Fakultas Tarbiyah yang

telah memberi bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

6. Penasehat TPQ Nurul Qur’an, KH. Abdul Majid, yang telah mengijinkan

penulis untuk melakukan penelitian.

7. Kepala TPQ Nurul Qur’an, H. Minardi yang telah mengijinkan penulis untuk

melakukan penelitian.

8. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang dengan tulus mencurahkan usaha,

doa dan kasih sayangnya telah memberikan spirit sehingga penulis dapat

menyelesaikan studinya.

Page 10: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

x

9. Semua pihak yang telah membantu dan memotivasi penulis dam proses

penulisan skripsi ini yang tidak bisa sebutkan satu per satu.

10. Sahabat-sahabatku PAI paket C terutama Khafid, Mbah Pud, Suherman, Ita,

Lia yang selalu menemani ruang hidupku.

11. Keluarga besar IMPARA (Ikatan Mahasiswa dan Pelajar Blora) komisariat

IAIN Walisongo Semarang.

12. Keluarga besar sanggar pakenthon & jam’iyyatul ubrudiyah: Ahnaf, Ridho,

Aziz, Amron, Sarif, Faisol, Said, Waweng, Kencur, Pak Black, Kiky, Ully,

Ibnu.

13. Tim PPL di Al Asror Patemon Gunungpati dan tim KKN di Tedunan, Batang.

Penulis sadar bahwa dalam penelitian skripsi ini masih terdapat banyak

kekurangan dan kekeliruan, kritik dan saran yang konstruktif sangat penulis

harapan untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Ucapan terima kasih yang dapat penulis haturkan, semoga amal dan jasa

yang telah diberikan menjadi amal yang baik dalam kehidupan ini serta diterima

oleh Allah SWT. Dan Pada akhirnya, semoga skripsi bermanfaat. Amin

Semarang 28 Mei 2012

penulis

Misbakhul Anam

NIM: 063111136

Page 11: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

PERNYATAAN KEASLIAN ...................................................................... ii

PENGESAHAN ............................................................................................ iii

NOTA PEMBIMBING ................................................................................. iv

ABSTRAK .................................................................................................... v

MOTTO ........................................................................................................ vi

PERSEMBAHAN ........................................................................................ vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI …………………………………………………………........ x

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah …………………………………… 1

B. Batasan Istilah ……………………………………………... 4

C. Rumusan Masalah …………………………………………. 6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………. 6

BAB II : MODEL DAN TEKNIK PENILAIAN (ASSESSMENT) PADA

TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

A. Kajian Pustaka……………………………………………... 8

B. Kerangka Teori…………………………………………….. 10

1. Model Assessment……………………………………... 10

a. Pengertian Assessment…………………………….. 10

b. Prinsip-prnsip Assessment ………………………… 11

c. Jenis-jenis Assessment ……………………………. 13

d. Karakteristik Assessment …………………………. 15

e. Aspek-aspek Assessment …………………………. 16

f. Teknik Pemilihan jenis Assessment ………………. 20

2. Pembelajaran al-Qur’an……………………………….. 21

a. Pengertian al-Qur’an …………………………….... 21

b. Materi pembelajaran al-Qur’an …………………… 22

Page 12: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

xii

c. Tujuan pembelajaran al-Qur’an …………………… 25

d. Proses pembelajaran al-Qur’an ……………………. 28

e. Metode pembelajaran al-Qur’an …………………... 32

f. Evaluasi pembelajaran al-Qur’an …………………. 38

BAB III : METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………………… 39

B. Waktu dan tempat penelitian …………………………….. 39

C. Sumber Penelitian ……………………………………….. 39

D. Fokus Penelitian …………………………………………. 40

E. Teknik Pengumpulan Data ……………………………….. 41

F. Teknik Analisis Data ……………………………………... 42

BAB IV : MODEL ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN AL QUR’AN

DI TPQ NURUL QUR’AN DI DS. KEMIRI KEC. JEPON KAB.

BLORA TAHUN 2010-2011

A. Data Umum......................................................................... 44

1. Sejarah Berdirinya TPQ Nurul Qur’an ........................ 44

2. Tujuan Pendirian Pemebelajaran di TPQ Nurul

Qur’an ……………………………………………….. 46

3. Letak Geografis TPQ Nurul Qur’an ………………… 47

4. Keadaan Ustadz dan Santri TPQ Nurul Qur’an ……… 48

5. Struktur Organisasi TPQ Nurul Qur’an ……………… 49

6. Kurikulum Pembelajaran TPQ Nurul Qur’an ……….. 50

7. Sarana Prasarana TPQ Nurul Qur’an ........................... 54

B. Data Khusus……………………………………………… 55

1. Pelaksanaan Penilaian Dalam Pembelajaran ………… 55

2. Faktor Pendukung dan Penghambat Pembelajaran …... 59

C. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………….. 62

Page 13: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

xiii

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan ………………………………………………. 65

B. Saran ……………………………………………………... 66

C. Penutup ………………………………………………….. 67

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN – LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Page 14: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut pengertian modern, kurikulum meliputi segala aspek

kehidupan dan lapangan hidup manusia dalam masyarakat modern ini yang

dapat dimasukkan ke dalam tanggung jawab sekolah, yang dapat

dipergunakan untuk mengembangkan pribadi murid serta memberi sumbangan

untuk memperbaiki kehidupan masyarakat.

Dari pengertian tersebut di atas jelaslah bahwa kurikulum bukan hanya

apa yang tercantum di dalam “Buku Pedoman Kerja” atau “Garis-garis Besar

Program Pengajaran”, melainkan mencakup semua kegiatan yang dilakukan

untuk mencapai tujuan sekolah, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis.

Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam rangka kurikulum sekolah

diarahkan untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan harus sejalan

dengan tuntutan pembangunan yang sedang dilaksanakan oleh pemerintah dan

rakyat Indonesia.

Seperti yang telah digariskan di dalam Garis-Garis Besar Haluan

Negara (GBHN), pembangunan di bidang pendidikan didasarkan atas Falsafah

Negara Pancasila diarahkan untuk membentuk manusia-manusia

pembangunan yang berjiwa Pancasila; manusia yang sehat jasmani dan

rohaninya, manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan, memiliki

kreativitas dan tanggung jawab, bersifat demokratis, penuh tenggang rasa,

berbudi pekerti yang luhur, cinta bangsa dan sesama manusia, sesuai dengan

ketentuan yang termasuk di dalam Undang-Undang Dasar 1945.1

1 M. Ngalim Purwanto, “Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran”, (Bandung,

PT Remaja Rosdakarya), Hlm 1

Page 15: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Di dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, Bab II Pasal 3 dinyatakan:2

“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak

mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Dalam rangka melakukan refleksi pendidikan nasional saat ini, baiklah

dikatakan bahwa pelaksanaan Ujian Nasional tahun 2007 ini yang masih saja

diposisikan sebagai penentu kelulusan siswa SMP dan SMA telah jelas

semakin menggerogoti kinerja Sistem Pendidikan Nasional. Jika sistem bisa

didefinisikan sebagai sebuah koleksi komponen yang konfigurasikan untuk

mencapai tujuan, maka Ujian Nasional justru menjauhkan Sisdiknas ini dari

tujuannya. Ujian Nasional telah mengakibatkan efek-efek negatif yang jauh

lebih parah di masyarakat daripada yang digambarkan oleh Ivan Illich pada

tahun 1970-an dalam bukunya yang terkenal, Deschooling Society.

Tujuan Sisdiknas adalah melahirkan warga negara yang memiliki

kompetensi yang dibutuhkan untuk hidup sebagai warga negara yang

kontributif, seperti kejujuran, disiplin, dan kesanggupan mengambil tanggung

jawab.3

Sementara perubahan kebijakan merupakan gejala yang wajar karena

perubahan lansekap tantangan yang dihadapi, serta keinginan untuk

melakukan perbaikan terus menerus, masih saja orang mengeluhkan tentang

“Ganti Menteri Ganti Kebijakan” untuk pembangunan pendidikan kita.

Perubahan kebijakan pendidikan mutakhir yang penting adalah kebijakan

tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), sebagai pengganti

kebijakan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). KTSP secara konsep

sejalan dengan konsep Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) sebagai

2DIRJEN Pendidikan Islam DEPAG RI, “Undang-Undang Republik Indonesia No 20

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta 2006, Hlm 8-9 3 Daniel Mohammad Rosyid, “Pendidikan Nasional di Era Reformasi”, (SIC, 2008), Hlm

1

Page 16: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

perwujudan desentralisasi pembangunan pendidikan hingga ketingkat satuan

pendidikan.

Dalam konteks ini segera perlu dicatat, bahwa salah satu sebab

terpenting mutu pendidikan nasional yang rendah saat ini adalah karena

pendidikan, terutama pendidikan dasar, selama tiga dekade terakhir tidak

disajikan oleh guru yang profesional. Akibatnya adalah kebijakan-kebijakan

pemerintah yang sering berubah-ubah ini gagal diterjemahkan secara efektif di

tingkat satuan pendidikan. Yang terjadi kemudian adalah kelompok guru

belum memahami. Jangankan melaksanakan dan menghayati implikasi

kebijakan-kebijakan yang baru tersebut, kebijakan yang lama pun kebanyakan

masih belum terimplementasi secara efektif.4

Penilaian berbasis kelas berorientasi pada kompetensi yang ingin

diicapai dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas, ketercapaian ini

bisa mengacu pada patokan tertentu dan atau ketuntasan belajar, yang

dilakukan melalui berbagai cara, misalnya melalui Portofolio, Produk, Proyek,

Kinerja, Tertulis, atau Penilaian Diri (self assessment).5

Implementasi Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 Tentang

Standar Nasional Pendidikan, membawa implikasi terhadap model dan teknik

penilaian proses dan hasil belajar. Penilaian hasil belajar peserta didik yang

dilakukan oleh guru selain untuk memantau proses, kemajuan dan

perkembangan hasil belajar peserta didik sesuai dengan potensi yang dimiliki,

juga sekaligus sebagai umpan balik kepada guru dapat menyempurnakan

perencanaan dan proses program pembelajaran. Penilaian (assessment)

merupakan istilah yang umum dan mencakup semua metode yang biasa

dipakai untuk mengtahui keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai untuk

kerja individu peserta didik atau kelompok.6

4 Daniel Mohammad Rosyid, “Pendidikan Nasional di Era Reformasi”, Hlm 25

5 Masnur Muslich, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahamam

dan Pengembangan”, (Jakarta : Bumu Aksara), Hlm 78 6 Masnur Muslich, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pemahamam

dan Pengembangan”, Hlm. 13-15

Page 17: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Model pembelajaran berbasis penilaian (assessment) merupakan satu

bentuk perubahan pola pikir tersebut, yaitu sesuai inovasi pembelajaran yang

dirancang untuk membantu peserta didik memahami teori secara mendalam

melalui pengalaman belajar praktik empirik. Model pembelajaran ini dapat

menjadi program pendidikan yang mendorong kompetensi, tanggung jawab

dan partisipasi peserta didik, belajar menilai dan mempengaruhi kebijakan

umum (public policy), memberanikan diri untuk berperan serta dalam kegiatan

antar siswa, antar sekolah, dan antar anggota masyarakat.

Dalam penilaian pembelajaran al-Qur’an ada beberapa problematika

yang dihadapi oleh guru dan siswa. Problematika yang muncul antara lain

penguasaan siswa terhadap materi pelajaran, latar belakang siswa, metode

mengajar guru dalam menyampaikan materi pelajaran, nilai yang diperoleh

siswa setelah menerima materi pelajaran.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah disebutkan, maka

penulis tertarik untuk meneliti secara lebih mendalam dan menyeluruh dengan

judul : Implementasi Model Assessment Pada Pembelajaran al-Qur’an di TPQ

Nurul Qur’an Ds. Kemiri, Kec. Jepon, Kab. Blora.

B. Batasan Istilah

Untuk menghindari perbedaan penafsiran maupun persepsi dalam

memahami judul skripsi ini, maka penulis akan menjelaskan beberapa batasan

arti dalam istilah-istilah yang terkandung dalam judul tersebut.

1. Implementasi

Implementasi adalah pelaksanaan atau penerapan. Majone dan

Wildavsky (1979) mengemukakan implementasi sebagai evaluasi.7

2. Model

Model adalah secara kaffah model dimaknakan sebagai suatu objek

atau konsep yang digunakan untuk merepresentasikan sesuatu hal. Sesuatu

yang nyata dan dikonversi unuk sebuah bentuk yang lebih komprehensif.8

7 Syafruddin Nurdin, “Guru Profesional & Implementasi Kurikulum”, (Ciputat: Ciputat

Pers, 2002), Hlm 70

Page 18: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

3. Assessment

Penilaian (Assessment) adalah suatu proses untuk mengetahui

apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan

tujuan atau kriteria yang telah ditetapkan.9

4. Pembelajaran

Pembelajaran adalah merupakan aspek kegiatan manusia yang

kompleks, yang tidak sepenuhnya dapat dijelaskan. Pembelajaran secara

simpel dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

pengembangan dan pengalaman hidup. Dalam makna yang lebih kompleks

pembelajaran hakekatnya adalah usaha sadar dari seorang guru untuk

membelajarkan siswanya (mengarahkan interaksi siswa dengan sumber

belajar lainnya) dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan.10

5. Al-Qur’an

“Qur’an” menurut bahasa berarti “bacaan”. Di dalam al-Qur’an

sendiri ada pemakaian kata “Qur’an” dalam arti demikian sebagai tersebut

dalam ayat 17,18 surat (75) al-Qiyamah:

Sesungguhnya atas tanggungan kamilah mengumpulkannya (di

dadamu) dan (membuatmu pandai) membacanya. Apabila kami

Telah selesai membacakannya Maka ikutilah bacaannya itu.11

Kemudian dipakai kata “Qur’an” itu untuk al-Qur’an yang dikenal

sekarang ini. Adapun definisi al-Qur’an ialah: “Kalam Allah SWT yang

merupakan mukjizat yang diturunkan (wahyukan) kepada Nabi

Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah”.12

8 Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”, (Jakarta: Prenada Media

Group, Cet ke 2, 2010), Hlm 17 9 Sarwiji Suwandi, “Model Assessment Dalam Pembelajaran” (Surakarta: Mata padi

Presindo, 2009), Hlm 7 10

Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”, Hlm 21 11

Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahnya”, (Jakarta: CV

Toha Putra Semarang, 1989), Hlm 999 12

Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahnya”, Hlm 16

Page 19: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

6. TPQ Nurul Qur’an Ds. Kemiri, Kec. Jepon, kab. Blora

TPQ Nurul Qur’an Ds. Kemiri, Kec. Jepon, kab. Blora adalah salah

satu Sekolah Madrasah yang berada di wilayah Kab. Blora.

C. Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang pemikiran di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana implementasi model

assessment pada pembelajaran al-Qur’an di TPQ Nurul Qur’an di Ds. Kemiri,

Kec. Jepon, Kab. Blora pada tahun ajaran 2010/2011?

D. Tujuan dan Manfaat penelitian

a. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui penerapan model assessment dalam proses

mengajar di TPQ Nurul Qur’an

b. Manfaat Penelitian

1. Bagi Peserta Didik

Meningkatkan rasa percaya diri, tanggung jawab, kerjasama, dan

keaktifan peserta didik dalam proses belajar mengajar.

Meningkatkan prestasi belajar peserta didik dalam pelajaran al-

Qur’an

2. Bagi Guru

Untuk mengetahui kemajuan dan hasil belajar peserta didik.

Memberikan umpan balik untuk perbaikan proses pembelajaran.

Memotivasi peserta didik untuk belajar lebih baik.

3. Bagi Lembaga

Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran assessment yang

diharapkan dapat dipakai di kelas-kelas lainnya di TPQ Nurul

Qur’an.

Page 20: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

4. Bagi Peneliti

Setelah penelitian ini, peneliti akan mengetahui bagaimana model

assessment bisa dijadikan sebagai salah satu solusi untuk

meningkatkan belajar peserta didik dan untuk mencapai tujuan

pembelajaran yang ditentukan lembaga TPQ.

Menambah khasanah pemikiran dan pengetahuan penulis tentang

model-model evaluasi pembelajaran dalam bidang materi ajar al-

Qur’an.

Sebagai salah satu sarat untuk meraih gelar Sarjana Strata satu

(SI) dalam bidang Pendidikan Agama Islam di Institut Agama

Islam Negeri (IAIN Walisongo).

Page 21: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

BAB II

MODEL DAN TEKNIK PENILAIAN (ASSESSMENT) PADA TINGKAT

SATUAN PENDIDIKAN

A. Kajian Pustaka

Dalam kajian pustaka ini, penulis menelusuri sejumlah penelitian

sebelumnya yang dijadikan bahan kajian yang relevan dengan permasalahan

yang penulis teliti saat ini. Tujuannya untuk memperoleh gambaran-

gambaran, serta mencari titik-titik perbedaan dengan masalah yang tengah

penulis teliti.

1. Skripsi saudari Nurul Muna1, Nim 3100333, lulus tahun 2005 jurusan PAI

fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.dengan judul “Kesiapan

Guru Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di MTS

Muhammadiyah Tersono kab Batang tahun 2004/ 2005”. Hasil penelitian

tersebut, bahwa dalam pelaksanaan KBK para Guru menggunakan

pendeketan CTL (Contextual Teaching and Learning) yang menerapkan

komponen-komponen CTL, yaitu: konstruktivisme, inkuiri, bertanya,

masyarakat belajar, permodelan, refleksi dan penilaian sebenarnya yaitu

dengan penilaian berbasisi portofolio yang meliputi penilaian dari aspek

kognitif, aspek afektif dan psikomotor yang dilakukan di dalam maupun di

luar.

Kalau kesamaanya mengenai perihal evalusai namun target

operasionalnya penelti sebelumnya adalah tenaga pendidik (aspek kognitif

dan profesinya), sedangkan peneliti ini valuasi terhadap ranah afektif

siswa sebagai implementasi dari PBM yang berlangsung.

1 Nurul Muna, “Kesiapan Guru Dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi di

MTS Muhammadiyah Tersono kab Batang tahun 2004/ 2005”. Skripsi fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, (Semarang: perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

2005)

Page 22: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

2. Skripsi Shofhal Jamil2, NIM 3199012 yang berjudul “Implementasi

penilaian Aspek psikomotorik Pendidikan Agama Islam di SD Islam Al

Azhar 25 Semarang” skripsi tersebut membahas tentang pelaksanaan

penilaian aspek psikomotorik pada mata pelajaran PAI, hal ini berbeda

dengan penelitian yang penulis lakukan, yaitu tentang implementasi model

assessment pada pembelajaran yang membahasnya lebih luas, tidak hanya

pada aspek psikomotorik saja, akan tetapi penilaian aspek kognitif aspek

afektif juga dinilai.

Implementasi yang diharapkan penelitian sebelumnya merupakan

perihal evaluasi ranah psikomotorik sebagai tahun kajian dari materi PAI,

sedangkan penelitian ini evaluasi yang ditujukan pada aspek kesadaran diri

dari siswa bahwa bukan sekedar pengamalan materi, melainkan seberapa

memahami manfaat dan tujuan pembelajaran al-Qur‟an dalam diri santri.

3. Skripsi Indah Nihayati3, NIM 3101072 yang berjudul “Implementasi

Program Akselerasi dalam Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SD

Hj. Isriati Semarang Tahun Ajaran 2005/ 2006”. Skripsi tersebut

membahas tentang pelaksanaan program akselerasi dalam pembelajaran

PAI, sedangkan skripsi yang penulis lakukan tentang implementasi model

assessment pada pembelajaran yang mengukur semua aspek, baik itu

aspek kognitif, afektif dan aspek psikomotorik dari peserta didik.

Pemenuhan aspek kognitif sebagai orientasi dengan cara perubahan

materi ajar. Sedangkan penelitian ini menggunakan materi yang ada

dengan orientasinya sebagai stimulus/ modal siswa untuk menemukan

kesadarannya.

2 Shofhal Jamil, “Implementasi Penilaian Aspek psikomotorik Pendidikan Agama Islam

di SD Islam Al Azhar 25”. Semarang, Skripsi fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang,

(Semarang: perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2005) 3 Indah Nihayati, “Implementasi Program Aselerasi Dalam Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SD Hj. Isriati Semarang Tahun Ajaran 2005/ 2006”. Semarang, Skripsi fakultas

Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, 2005)

Page 23: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat ditegaskan bahwa penelitian

terdahulu berbeda dengan penelitian yang hendak dilakukan. Penelitian ini

dutujukan untuk mengetahui penguasaan santri terhadap materi ajar al-Qur‟an

melalui model assessment lebih akurat dan afektif, baik dalam aspek kognitif,

psikomotorik, maupun afektifnya. Maksudnya dengan model assessmnet ini

santri nantinya akan memiliki kedisplinan dan daya berkompetisi yang tinggi,

sehingga motivasi tersebut diharapkan akan menghasilkan kesadaran yang

datang dari pribadi santri sendiri. Oleh karena itu, penulis akan menganalisis

model assessment pada pembelajaran Al-Qur‟an yang akan diterapkan pada

TPQ Nurul Qur‟an Ds Kemiri. Nantinya model penelitian yang penulis

tawarkan lebih spesifik terhadap evaluasi pelaksanaan pembalajaran yang

akan belangsung.

B. Kerangka Teori

1. Model Assessment

a. Pengertian Assessment

Penilaian (assessment) merupakan istilah yang umum dan

mencakup semua metode yang biasa dipakai untuk mengetahui

keberhasilan belajar siswa dengan cara menilai untuk kerja individu

peserta didik atau kelompok. Menilai mengandung arti mengambil

keputusan terhadap sesuatu dengan berdasarkan diri atau berpegang

pada ukuran baik-buruk, sehat-sakit, pandai-bodoh dan lain-lain.

Penilaian yang demikian sifatnya kualitatif.

Namun istilah penilaian mempunyai arti yang lebih luas

daripada istilah pengukuran. Pengukuran sebenarnya hanya merupakan

suatu langkah atau tindakan yang kiranya perlu diambil dalam rangka

pelaksanaan evaluasi, dimana tidak semua penilaian harus didahului

dengan pengukuran secara lebih nyata. Penilaian adalah penerapan

berbagai cara dan penggunaan beragam alat. Penilaian untuk

memperolah berbagai ragam informasi tentang sejauhmana hasil

belajar peserta didik atau informasi tentang ketercapaian kompetensi

Page 24: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

peserta didik. Proses penilaian ini bertujuan untuk menjawab

pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar peserta didik

Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti untuk

menunjukkan pencapaian belajar (ketercapaian kopetensi) dari peserta

didik. Menurut Griffin dan Nix (1991) penilaian adalah suatu

pernyataan berdasarkan sejumlah fakta untuk menjelaskan

karakteristik seseorang atau sesuatu.4

b. Prinsip-prinsip Penilaian (Assessment)5

Pusat kurikulum Balitbang Depdiknas (2002) enjelaskan bahwa

secara umum, penulaian berbasis kelas harus memenuhi prinsip-

prinsip: “valid, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh, dan

bermakna”

1) Valid (tepat). Dalam prinsip ini, alat ukur yang digunakan dalam

penilaian berbasis kelas harus betul-betul mengukur apa yang

hendak diukur. Misalnya, guru ingin mengukur ketrampila peserta

didik dalam mengetik sepuluh jari, kemudian guru menggunakan

tes lisan tentang tugas-tugas kesepuluh jari tersebut, maka ada

kemungkinan bukan aspek ketrampilan yang diukur, melainkan

aspek pemahaman tentang tugas-tugas kesepuluh jari tersebut

dalam mengetik. Pengukuran yang demikian dikatakan tidak valid.

Contoh lain, jika dalam kegiatan pembelajaran melakukan kegiatan

observasi, maka kegiatan observasi tersebut harus menjadi objek

penilaian berbasis kelas. Dengan kata lain, agar prinsip ini dapat

dijadikan acuan, maka proses dan hasil penilaian berbasis kelas

harus betul-betul relevan dan berorientasi kepada upaya

pencapaian kompetensi dan hasil belajar peserta didik.

4 Mimin Haryati, “Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan”,

(Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, cet 1, 2007), Hlm 15 5 Zaenal Arifin, “Evaluasi Pembelajaran” (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010), Hlm

187-188

Page 25: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

2) Mendidik. Banyak proses dan kegiatan penilaian yang dilakukan

guru membuat peserta didik menjadi ketakutan. Apalagi jika

peserta didik memperoleh nilai (angka) kecil. Padahal angka yang

tinggi bukan menjadi tujuan penilaian. Di dalam penilaian berbasis

kelas, guru harus dapat memberikan penghargaan, motivasi d an

upaya-upaya mendidik lainnya kepada peserta didik yang berhasil

serta membangkitkan semangat bagi peserta didik yang kurang

berhasil. Sebaliknya, peserta didik yang kurang berhasil harus

dapat memahami bahwa hasil yang dicapai merupakan suatu

pembelajaran. Hasil belajar yang diperoleh harus menjadi feed-

back bagi perbaikan kegiatan pembelajaran.

3) Berorentasi pada kompetensi. Penilaian berbasis kelas dilakukan

dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar

kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pencapaian hasil

belajar yang telah ditetapkan dalam kurikulum berbasis

kompetensi. Untuk itu, semua pendekatan, model

4) Adil dan objektif. Kata “adil dan objektif” memang mudah

diucapkan, tetapi susah dilaksanakan karena penilai itu sendiri

adalah manusia biasa, yang tidak luput dari faktor subjektifitas.

5) Terbuka. Sistem dan hasil penilaian berbasis kelas tidak boleh

disembunyikan atau dirahasiakan oleh guru. Apapun format dan

model penilaian yang digunakan harus terbuka dan diketahui oleh

semua pihak, termasuk kriteria dalam membuat keputusan.

6) Berkesinambungan. Penilaian berbasis kelas tidak hanya dilakukan

pada akhir kegiatan pembelajaran saja, tetapi harus dimulai dari

awal sampai akhir pembelajaran, terencana, bertahap dan

berkesinambungan. Hal ini dimaksudkan agar hasil belajar peserta

didik dapat diperoleh secara utuh dan komprehensif.

Page 26: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

7) Menyeluruh. Penilaian terhadap proses dan hasil belajar peserta

didik harus dilakukan secara menyeluruh, utuhdan tuntas, baik

yang berkenaan dengan domain kognitif, afektif, maupun

psikomotor.

8) Bermakna. Penilaian berbasis kelas harus memberikan makna

kepada berbagai pihak untuk melihat tingkat perkembangan

penguasaan kompetensi peserta didik sehingga hasil penilaian

dapat ditindaklanjuti, terutama bagi guru, orang tua, dan peserta

didik.

c. Jenis-jenis Penilaian (Assessment)6

1) Tes Tertulis.

Ters tertulis merupakan tes dalam bentuk bahan tulisan (baik soal

maupun jawabannya). Dalam menjawab soal siswa tidak selalu

harus merespons dalam bentuk menulis kalimat jawaban tetapi

dapat juga dalam bentuk mewarnai, memberi tanda, menggambar

grafik, diagram dan sebagainya. Contoh : khod/ menulis.

2) Penilaian Kinerja (Performance Assessment)

Performance Assessment merupakan penilaian dengan berbagai

macam tugas dan situasi dimana peserta tes diminta untuk

mendemonstrasikan pemahaman dan pengaplikasikan pengetahuan

yang mendalam, serta keterampilan di dalam berbagai macam

konteks. Jadi boleh dikatakan bahwa “Performance Assessment”

adalah suatu penilaian yang meminta peserta tes untuk

mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam

berbagai macam konteks sesuai dengan criteria yang diinginkan.

Contoh : praktek wudhu, praktek sholat, penerapan bacaan tajwid

dalam pembacaan al-Qur‟an.

6 Abdul Majid, “Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi

Guru”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Hlm 195-216

Page 27: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

3) Penilaian Portofolio

Portofolio merupakan kumpulan atau berkas pilihan yang dapat

memberikan informasi bagi suatu penilaian. Contoh: khot/ menulis.

4) Penilaian Proyek.

Penilaian Proyek. Adalah tugas yang harus diselesaikan dalam

periode/ waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi

sejak dari pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, hingga

penyajian data. Karena dalam pelaksanaannya proyek bersumber

pada data primer/ sekunder, evaluasi hasil dan kerjasama dengan

pihak lain, proyek merupakan suatu sarana yang penting untuk

menilai kemampuan umum dalam semua bidang. Contoh : setoran

hafalan juz ama, setoran hafalan do‟a pilihan.

5) Penilaian hasil kerja (product assessment)

Penilaian hasil kerja siswa merupakan penilaian terhadap

keterampilan siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu

dan kualitas produk tersebut. Contoh : khot/ menulis.

6) Penilaian sikap

Manusia mempunyai sifat bawaan, misalnya: kecerdasan,

temperamen, dan sebagainya. Faktor-faktor ini memberi pengaruh

terhadap pembentukan sikap. Contoh : Akhlak.

Menurut Klausmeier (1985), ada tiga model belajar dalam

rangka pembentukan sikap, antara lain:

- Mengamati dan meniru.

- Menerima penguatan.

- Menerima informasi verbal.

7) Penilaian diri (Self assessment)

Penilaian diri di tingkat kelas (PDK) atau classroom Self

Assessmen (CSA) adalah penilaian yang dilakukan sendiri oleh

guru atau siswa yang bersangkutan untuk kepentingan pengelolaan

kegiatan belajar mengajar (KBM) di tingkat kelas. Contoh :

apresiasi santri.

Page 28: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

e. Karakteristik Penilaian (Assessment)

Penilaian berbasis kelas memiliki karakteristik istimewa,

yaitu:7

1) Pusat belajar dan berakar dalam proses pembelajaran

Perhatian utama penilaian berbasis kelas tidak terletak pada

perbaikan mengajar melainkan pada perhatian guru dan peserta

didik dalam perbaikan hasil belajar. Adapun apabila guru

melakukan perbaikan program pengajaran sebagaimana diuraikan

diatas, tujuan tidak lain adalah dalam rangka memperbaiki hasil

belajar peserta didik. Penilaian berbasis kelas dapat memberikan

informasi dan petunjuk bagi guru dan peserta didik dalam

membuat pertimbangan yang tujuan utamanya adalah untuk

memperbaiki hasil belajar. Sebagai contoh misalnya ketika seorang

peserta didik memiliki nilai yang kurang baik dari suatu mata

pelajaran, maka yang harus diperbaiki adalah bukan cara mengajar

melainkan menekankan pada bagaimana meningkatkan hasil

belajar peserta didik tersebut.

2) Umpan balik

Penilaian berbasis kelas dapat juga diartikan sebagai suatu

alur proses umpan balik (feedback loop) di kelas. Guru maupun

peserta didik dapat dengan cepat dan mudah menggunakan

penilaian berbasis kelas sebagai umpan balik. Dari hasil penilaian

berbasis kelas guru maupun peserta didik dapat melakukan saran

perbaikan belajar. Melalui umpan balik ini seluruh pihak yang

berkepentingan di sekolah baik kepala sekolah, guru, dan peserta

didik dalam proses pembelajaran akan mejadi lebih efisien dan

lebih efektif. Penilaian berbasis kelas dapat dipandang sebagai alat

untuk formatif. Penilaian berbasis kelas bukan hanya untuk

7 Dr. Sumarna Surapranata dan Dr. Muhammad Hatta, “Penilaian Portofolio

Implementasi Kurikulum 2004” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007) Hlm 13-15.

Page 29: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

memberi nilai atau skor (grading) peserta didik, tetapi juga untuk

mendapatkan informasi bagi perbaikan mutu belajar peserta didik.

f. Aspek-aspek Penilaian (Assessment)8

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam melakukan

pembelajaran menerapkan pendekatan pembelajaran tuntas (matery

learning). Sedangkan dalam penilaian menerapkan system penilaian

berkelanjutan yang mencakup 3 aspek yaitu kognitif, psikomotorik dan

afektif.

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi 3

ranah yaitu; ranah kognitif, psikomotorik dan afektif. Secara eksplisit

ketiga ranah ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar

selalu mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanannya selalu

berbeda. Mata ajar praktek lebih menekankan pada ranah

psikomotorik, sedangkan mata ajar pemahaman konsep lebih

menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah tersebut

mengandung ranah afektif.

1) Penilaian Aspek Kognitif

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan menjadi

tiga aspek yaitu ranah kognitif, psikomotor dan afektif. Secara

eksplisit ketiga aspek tersebut tidak dipisahkan satu sama lain.

Apapun jenis mata ajarnya selalu mengandung tiga aspek tersebut

namun memiliki penekanan yang berbeda. Untuk aspek kognitif

lebih menekankan pada teori, aspek psikomotor menekankan pada

praktek dan kedua aspek tersebut selalu mengandung aspek afektif.

Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan berfikir

termasuk di dalamnya kemampuan memahami, menghapal,

mengaplikasi, menganalisis, mensistesis dan kemampuan

mengevaluasi. Menurut Taksonomi Bloom (Sax 1980),

kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir secara hirarkis

8 Mimin Haryati, “Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan pendidikan”, hlm 22-

38

Page 30: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

yang terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis,

sintesis dan evaluasi.

Aspek kognitif terdiri atas enam tingkatan dengan aspek

belajar yang berbeda-beda. Keenam tingkat tersebut yaitu :

Tingkat pengetahuan (knowledge)

Tingkat pemahaman (comprehension)

Tingkat penerapan (application)

Tingkat analisis (analysis)

Tingkat sintesis (syinthesis)

Tingakat evaluasi (evaluation)

2) Penilaian Aspek Psikomotor

Menurut Singer (1972) mata ajar yang termasuk kelompok

mata ajar psikomotor adalah mata ajar yang lebih berorientasi pada

gerakan dan menekankan pada reaksi-reaksi fisik. Sedangkan

menurut Mager (T.Th) berpendapat bahwa mata ajar yang

termasuk dalam kelompok mata ajar psikomotor adalah mata ajar

yang mencakup gerakan fisik dan keterampilan tangan.

Keterampilan tangan ini menunjukkan pada tingkat keahlian

seseorang dalam suatu tugas atau kumpulan tugas tertentu.

Sedangkan menurut Sax dalam Mardapi (2003), dikatakan

bahwa keterampilan psikomotor mempunyai enam peringkat yaitu

gerakan refleks, gerakan dasar, kemampuan perceptual, gerakan

fisik, gerakan terampil, dan komunikasi nondiskursip. Gerakan

reflek adalah respon motor atau gerak tanpa sadar yang muncul

ketika bayi lahir. Gerakan dasar adalah gerakan yang mengarah

pada keterampilan kompleks yang khusus. Kemampuan perceptual

adalah kombinasi kemampuan kognitif dan motor atau gerak.

Kemampuan fisik adalah kemampuan untuk mengembangkan

gerakan yang paling terampil. Gerakan terampil adalah gerakan

yang memerlukan belajar, seperti keterampilan olah raga.

Page 31: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Komunikasi nondiskursip adalah kemampuan komunikasi dengan

kemampuan gerakan.

Menurut Ryan (1980) penilaian hasil belajar psikomotor

dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu, pertama melalui pengamatan

langsung serta penilaian tingkah laku siswa selama proses belajar-

mengajar (praktek berlangsung). Kedua setelah proses belajar yaitu

dengan cara memberikan tes kepada siswa untuk mengukur

pengetahuan, keterampilan dan sikap. Ketiga beberapa waktu

setelah proses belajar selesai dan kelak dalam lingkungan kerjanya.

Sedangkan menurut Leighbody (1968) dalam melakukan

penilaian hasil belajar keterampilan sebaiknya mencakup :

pertama, kemampuan siswa menggunakan alat dan sikap kerja.

Kedua, kemampuan siswa menganalisis suatu pekerjaan dan

menyusun urutan pekerjaan. Ketiga kecepatan siswa dalam

mengerjakan tugas yang diberikan kepadanya. Keempat

kemampuan siswa dalam membaca gambar dan atau simbol.

Kelima keserasian bentuk dengan yang diharapkan dan atau ukuran

yang telah ditentukan.

Dengan demikian, penilaian hasil belajar psikomotor atau

keterampilan harus mencakup persiapab, proses dan produk.

Penilaian dapat dilakukan pada saat proses belajar (unjuk kerja)

berlangsung dengan cara mengetes peserta didik atau bisa juga

setelah proses belajar (unjuk kerja) selesai.

3) Penilaian Aspek Afektif

Life skill merupakan bagian dari kompetensi lulusan

sebagai hasil proses pembelajaran. Pophan (1995), mengatakan

bahwa ranah afektif menentukan keberhasilan belajar seseorang.

Artinya ranah afektif sangat menentukan keberhasilan seseorang

peserta didik untuk mencapai ketuntasan dalam proses

pembelajaran.

Page 32: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Seseorang peserta didik yang tidak memiliki minat atau

karakter terhadap mata ajar tertentu, maka akan kesulitan untuk

mencapai ketuntasan belajar secara maksimal. Sedangkan peserta

didik yang memiliki minat atau karakter terhadap mata ajar, maka

hal ini akan sangat membantu untuk mencapai ketuntasan

pembelajaran secara maksimal.

Berdasarkan hal di atas, maka seorang guru selain

membantu semua peserta didik belajar, guru juga harus mampu

membangkitkan atau karakter peserta didik untuk belajar. Ini

merupakan tanggung jawab seorang guru sebagai pengajar dan

pendidik. Selain itu juga ikatan emosional sering diperlukan untuk

membangun karakter kebersamaan, rasa sosialis yang tinggi,

persatuan, nasionalisme dan lain sebagainya. Berkenaan dengan

hal ini, maka sekolah (guru) dlam merancang program

pembelajaran harus memperhatikan ranah afektif.

Menurut Krathwhol (1961), bila ditelusuri hamper semua

tujuan kognitif mempunya kompnen afektif. Peringkat ranah

afektif menurut taksonomi Krathwhol ada lima, yaitu: receiving

(attending), responding, valuing, organization dan characterization.

Pada ranah afektif pringkat tertinggi adlah characterization

(karakterisasi) nilai. Pada peringkat ini peserta didik memiliki

sistem nilai yang mengendalikan perilaku sampai pada suatu waktu

tertentu hingga terbentuk pola hidup. Hasil belajar pada peringkat

ini adalah berkaitan dengan pribadi emosi dan rasa sosialis.

Menurut Andersen (1981), pemikiran, sikap dan perilaku

yang diklasifikasikan sebagai ranah afektif memiliki kriteria antara

lain;

Perilaku itu melibatkan perasaan dan emosi seseorang.

Perilaku itu harus tipikal perilaku seseorang.

Kriteria lainnya yaitu intensitas, arah dan target.

Page 33: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

g. Teknik Pemilihan Jenis Assessment9

Berbicara tentang instrumen yang digunakan untuk melakukan

assessmen atau avaluasi terhadap proses dan hasil belajar, secara

umum ada dua macam yaitu tes dan non tes. Terkadang, orang-orang

juga menggunakan istilah teknik, sehingga ada teknik tes dan teknis

non tes. Dengan teknik tes, assessment dilakukan dengan menguji

peserta didik. Sementara dengan menggunakan teknik non tes

assessment dilakukan tanpa menguji peserta didik.

1) Teknik Tes

Jenis-jenis Tes

Tes Membaca.

Tes bakat akademik kelompok.

Batrai tes keterampilan dasar.

Tes kesiapan membaca.

Tes intelegensi individual.

Tes hasil belajar dalam mata pelajaran.

Jenis pengukuran lainnya.

2) Teknik Non Tes

Pengamatan atau observasi.

Interviews (Interviu).

Angket.

Work sample analysis (analisa sample kerja).

Task analysis (analisis tugas).

Checklist dan rating scales.

Portofolio.

Komposisi dan presentasi.

Proyek individu dan kelompok.

9 Endang Poerwanti, dkk, “Asesmen Pembelajaran SD”, Direktorat Jenderal Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2008, Hlm unit 3, 16-31

Page 34: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

2. Pembelajaran al-Qur’an

a. Pengertian al-Qur’an

Secara etimologis, lafadz al-Qur‟an berasal dari bahasa arab,

yaitu akar kata dari qara‟a, yang berarti “mambaca”. al-Qur‟an adalah

bentuk isim masdar yang diartikan sebagai isim maf‟ul, yaitu maqru‟

yang berarti “yang dibaca”. Pendapat lain menyatakan bahwa lafadz

al-Qur‟an yang berasal dari akar kata qara‟a tersebut juga memiliki arti

al-jam‟u yaitu “mengumpulkan dan menghimpun”. Jadi lafad qur‟an

dan qira‟ah berarti menghimpun dan mengumpulkan sebagian huruf-

huruf dan kata-kata yang satu dengan yang lainnya. Sementara itu

menurut Schwally dan Weelhausen dalam kitab Dairah al-Ma‟arif

menulis bahwa lafadz al-Qur‟an berasal dari bahasa Hebrew, yakni

dari kata kenyani, yang berarti “yang dibacakan”.

Sedangkan pengertian al-Qur‟an secara terminologis banyak

dikemukakan oleh para ulama dari berbagai disiplin ilmu, baik disiplin

ilmu bahasa, ilmu kalam, ushul fiqh, dan sebagainya dengan redaksi

yang berbeda-beda. Perbedaan ini sudah tentu disebabkan oleh karena

al-Qur‟an mempunyai kekhususan-kekhususan, sehingga penekanan

(stressing) dari masing-masing ulama ketika mendefinisikan al-Qur‟an

berdasarkan kapasitas keilmuan yang dimiliki, karena hendak mencari

kekhasan al-Qur‟an tersebut.

Menurut Dr. Subhi al-Shalih dalam definisi kitabnya Mabahis

fi Ulum al-Qur’an, bahwa definisi al-Qur‟an yang disepakati oleh

kalangan ahli bahasa, ahli kalam, ahli fiqh, adalah sebagai berikut: al-

Qur‟an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mu‟jizat, yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad, yang tertulis dalam mushaf-

mushaf, yang diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya

merupakan ibadah.10

10

Mohammad Nor Ichwan, “Belajar al-Qur’an Menyingkap Khasanah Ilmu-ilmu al-

Qur’an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis”, (Semarang, RaSAIL, 2005) Hlm 33-36.

Page 35: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

b. Materi Pelajaran al-Qur’an

Materi pelajaran al-Qur‟an meliputi :

1) Pelajaran tajwid yang berisi materi :

a) Makhorijul huruf (tempat keluar huruf)11

Menurut Asy-Syeikh Ibnul jazary, makhorijul huruf itu

ada 17. kemudian diringkas menjadi 5 makhroj, yaitu :

الحخوف : Lobang tenggorokan dan mulut.

لحلكا : Tenggorokan.

اللساى : Lidah.

الشفتاى : Kedua bibir.

الخيشوم : Pangkal hidung adalah tempat keluar ghunnah

(dengung).

Perincian

- Lobang anatara mulut dan tenggorokan adalah tempat keluar

huruf mad (huruf panjang), yaitu : و ا - ى ا -ا

- Tenggorokan bawah adalah tempat keluar ء - ٍ

- Tenggorokan tengah adalah tempat keluar ح -ع

- Tenggorokan tengah adalah tempat keluar خ -غ

- Pangkal lidah dekat anak lidah dengan langit-langit yang

lurus diatasnya adalah tempat keluar ق

- Pangkal lidah dengan langit-langit yang lurus di atasnya,

agak keluar sedikit dari makhroj Qof adalah tempat keluar

huruf ك

- Lidah bagian tengah dengan langit-langit yang lurus di

atasnya adalah tempat keluar ى -ش -ج

- Salah satu tepi lidah dengan geraham atas adalah tempat

keluar huruf ض menggunakan tepi lidah sebelah kiri adalah

11

Muhammad Bashari „Alawi Murtadlo, Mabaadil Ilmu At Tajwiid, Malang : Ad

Daraasah Qur‟aniyah, 1990.

Page 36: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

mudah. Menggunakan tepi lidah sebelum kanan agak sukar.

Menggunakan kedua tepi lidah kiri dan kanan adalah paling

sukar.

- Lidah bagian depan setelah makhroj Dlod dengan gusi yang

atas adalah tempat keluarnya ل

- Ujung lidah dengan gusi atas agak keluar sedikit dari

makhroj Lam adalah tempat keluar

idh bar ى

Yang dimaksud adalah bukan Nun yang idhghom dan ikhfa’.

Karena makhroj Nun yang idghom dan ikhfa’ adalah

khoisyum.

- Ujung lidah agak ke dalam sedikit adalah tempat keluar huruf

س –ى

Ro‟ lebih ke dalam daripada Nun sedangkan Ro‟ dan Nun ini

lebih keluar daripada Lam.

- Ujung lidah dengan pangkal dua buah gigi yang atas adalah

tempat keluar ط -د -ت

- Ujung lidah dengan rongga antara gigi atas dan gigi bawah,

dekat dengan gigi bawah adalah tempat keluar huruf - ط -ص

ص

- Ujung lidah dengan ujung dua buah gigi yang atas adalah

tempat keluar ظ -ر -ث

- Bagian tengah dari bibir bawah dengan ujung dua buah gigi

yang atas adalah tempat keluar ف

- Kedua bibir atas dan bawah bersama-sama adalah tempat

keluar ب -م -و

Untuk Mim dan Ba‟ kedua bibir harus rapat. Sedangkan

Wawu agak merenggang sedikit.

- Pangkal hidung adalah tempat keluar ghunnah (dengung).

Page 37: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

b) Tentang macam-macam hukum tajwid, antara lain12

:

Idhhar ialah nun ukun/ tanwin bertemu salah satu huruf 6 :

ء – ٍ -غ -ع -خ -ح

Contoh : حكين هي –خيش هي

Idghom bighunnah ialah nun ukun/ tanwin bertemu salah

satu huruf 4 : م -و - ى - ى

Contoh : ز يش ً هي

Idghom bilagunnah ialah nun ukun/ tanwin bertemu salah

satu huruf ل - س

Contoh : سول س هي -لذًَ هي

Iqlab ialah nun ukun/ tanwin bertemu salah satu huruf ب

Contoh : يٌبوعا هي بعذى -

Ikhfa‟ ialah nun sukun/ tanwin bertemu salah satu huruf 15

ت - - ث - ج - د ر - - ط -ص ش - ص - ض - ط - ق -ف - ظ

ك -

Contoh : ٌثوساه -ٌتن ك

c) Waqof 13

Dalam bahasa arab ada banyak cara untuk mewaqofkan

kalimah. Sedangkan yang boleh digunakan menurut imam Hafs

ada 4 dan yang berlaku ada 2 :

Waqof iskan ialah mewaqofkan dengan membaca sukun

akhir kalimah.

Contoh : -

Waqof roum ialah mewaqofkan dengan mengucapkan

sepertiganya suara harokat akhir kalimat. Harokat yang bisa

diwaqofkan roum adalah kasroh dan dlummah.

12

Muhammad Arwani, “Yanbu’a: toriqoh baca tulis dan menghafal al-Qur’an”, Kudus,

Tahfid Yanbu‟ul Qur‟an, 2004, Hlm 2-8 13

Muhammad Arwani, “Yanbu’a: toriqoh baca tulis dan menghafal al-Qur’an”, Hlm

46-47

Page 38: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Contoh :

Waqof isymam ialah mewaqofkan dengan memoncongkan

kedua bibir sesudah membaca sukun huruf.

Contoh :

Waqof ibdal ialah mewaqofkan dengan mengganti huruf

yaitu : - fatchatain diganti alif

Contoh : غفوسا -غفوسا

- ta‟ marbuthoh diganti ha‟ sukun

Contoh : َالقاسعَ -القاسع

c. Tujuan Pembelajaran al-Qur’an

Dalam mengajarkan al-Qur‟an Karim, baik ayat-ayat bacaan,

maupun ayat-ayat tafsir dan hafalan, kita bertujuan memberikan

pengetahuan kepada anak didik yang mampu mengarah kepada14

:

Kemantapan membaca sesuai dengan syarat-syarat yang telah

ditetapkan, dan menghafal ayat-ayat atau surah-surah yang mudah

bagi mereka.

Kemampuan memahami kitab Allah secara sempurna, memuaskan

akal, dan mampu menenangkan jiwa.

Kesanggupan menerapkan ajaran Islam dalam menyelesaikan

problema hidup sehari-hari.

Kemampuan memperbaiki tingkah laku murid melalui metode

pengajaran yang tepat.

Kemampuan memanifestasikan keindahan retorika dan uslub al-

Qur‟an.

Penumbuhan rasa cinta dan keagungan al-Qur‟an dalam jiwanya.

Pembinaan pendidikan Islam berdasarkan sumber-sumber yang

utama dari al-Qur‟an Karim.

14

Muhammad Abdul Qadir Ahmad, “Metodologi Pengajaran Agama Islam”, (Jakarta:

PT RINEKA CIPTA, Cet Pertama, 2008), Hlm 78-80

Page 39: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Di antara hal yang menyedihkan ialah banyak guru dan anak-

anak didik kurang menaruh perhatian terhadap ayat-ayat bacaan.

Mereka hanya tinggal dalam silabus saja. Memang ada sebagian guru

yang mengajarkan pada permulaan tahun saja, tetapi ada pula yang

tidak menaruh perhatian sama sekali. Selanjutnya tidak pernah

dijadikan sebagai materi ujian semestermaupun ujian akhir tahun.

Sayoginyalah ayat-ayat bacaan mendapat tempat dalam

program mengajar seorang guru, sehingga bidang studi ayat-ayat

bacaan mendapat waktu yang sama dengan bidang studi ayat tafsir dan

ayat hafalan.

Hendaklah kita memberi perhatian yang seimbang terhadap

ayat bacaan ini, karena mengajar ayat-ayat bacaan itu bertujuan agar:

- Murid-murid dapat membaca kitab Allah dengan mantap, baik dari

segi ketepatan harakat, saktat (tempat-tempat berhenti),

menyembunyikan huruf-huruf sesuai dengan makhorojnya, dan

persensi maknanya.

- Murid-murid mengerti makna al-Qur‟an dan berkesan dalam

jiwanya.

- Menimbulkan rasa haru, khusuk dan tenang jiwa murid-murid serta

takut kepada Allah SWT.

Allah berfirman:

Kalau sekiranya kami turunkan al-Quran Ini kepada sebuah

gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah

disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-

perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka

berfikir.

Page 40: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Allah Telah menurunkan perkataan yang paling baik (yaitu) al-

Quran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi berulang-ulang,

gemetar karenanya kulit orang-orang yang takut kepada

Tuhannya, Kemudian menjadi tenang kulit dan hati mereka di

waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah, dengan Kitab

itu dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya. dan

barangsiapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada baginya

seorang pemimpinpun.

- Memampukan dan membiasakan murid-murid membaca pada

mushaf dan memperkenalkan istilah-istilah yang tertulis baik untuk

waqof, mad (tanda panjang), dan idgham, serta membaca waw

(wawu) yang bertemu dengan alif seperti:

االصلوة: الصلوة. الضكوة : الضكاة. والسواوات: والسووت. الحيوة:

الحياة. وجاءوا: وجاؤا.

al-Qur‟an surah Al Baqarah ayat 185, telah memberi batasan

pengertian dan fungsi al-Qur‟an, yaitu: aL-Quran, Bayyinaat, dan al-

Furqaan. Selanjutnya kita harus mengetahui tujuan belajar al-Qur‟an,

agar dengan al-Qur‟an yang senantiasa dibaca, kita akan ikut aktif

menata kehidupan semesta.

Sesungguhnya al-Qur‟an ini adalah bacaan yang sangat mulia,

pada kitab yang terpelihara (Lauh Mahfuzh), tidak

menyentuhnya kecuali hamba-hamba yang disucikan.

Diturunkan dari Tuhan semesta alam. (QS. aL-Waaqi‟ah [56]

ayat 77-80)

Dan sesungguhnya Al Qur'an ini benar-benar diturunkan oleh

Tuhan semesta alam, dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al Amin

(Jibril), ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi

salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan,

dengan bahasa Arab yang jelas. (QS. Asy Syu‟araa‟ [26] ayat

192-195).

Page 41: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Jika QS. 2:185 memberimu batasan pengertian dan fungsi al-

Qur‟an, maka QS. 26:192-195 memberimu tujuan belajar al-Qur‟an,

yaitu agar engkau menjadi salah seorang di antara orang-orang yang

memberi peringatan. Jadi, apabila membaca al-Qur‟an dianggap

sebagai ibadah, maka ia bukanlah ibadah individual tetapi ibadah

sosial. Nah, engkau belajar al-Qur‟an bukan hanya untuk kebaikan

dirimu sendiri, tetapi juga untuk kebaikan semesta.

Tujuan belajar al-Qur‟an untuk ikut menata kehidupan

semesta, dipertegas oleh ayat berikut15

:

Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang

mengikuti keredhaan-Nya ke jalan keselamatan, dan (dengan

kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang itu dari gelap

gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-

Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (QS. al-

Maidah [5] ayat 16)

al-Qur‟an ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan

petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertaqwa. Maka

Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah pula kamu

bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi

derajatnya, jika kamu orang-orang yang beriman. (QS. Ali

Imran [3] ayat 138-139)

d. Proses pembelajaran al-Qur’an

Sebagai Pembimbing kehidupan semesta, Allah menetapkan

suatu etika penghambaan, bahwa seorang hamba tidak boleh

mendahului Rabbnya dalam hal apapun. Seorang hamba harus tunduk-

pasrah-menyerah di bawah bimbingan Rabbnya.

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului

Allah dan Rasul-Nya dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

(QS. al-Hujarat [49] ayat 1)

Begitu pula ketika kita hendak mempelajari sebuah kitab suci,

yang di dalamnya terdapat ajaran kehidupan, maka kita harus

mengikuti proses pembelajaran yang ditetapkan oleh-Nya. Dialah yang

telah menurunkan al-Quran, Dia pula yang akan menjaganya (QS.al-

15

http://sutris.blogspot.com/2011/05/tujuan-belajar-alquran.html; 14-11-2011

Page 42: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Hijr [15] ayat 9) Oleh karenanya, Dia pula yang akan mengajarkannya

(QS. ar-Rahman [55] ayat 2). Jadi, biarkan Sang Pencipta dan

Pembimbing kehidupan yang mengajarkan bagaimana belajar al-

Quran.

Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata:

Sesungguhnya al-Qur'an itu diajarkan oleh seorang manusia

kepadanya (Muhammad). Padahal bahasa orang yang mereka

tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar kepadanya bahasa

`Ajam, sedang Al Qur'an adalah dalam bahasa Arab yang

terang. (QS. an-Nahl [16] ayat 103)

Cukuplah bagi seorang muslim mengikuti bimbingan-Nya.

Jika kita mengikuti bimbingan dari selain-Nya, meski bimbingan itu

diikuti oleh kebanyakan orang, maka kita akan menemui kegagalan

dalam proses belajar, bahkan hasil pembelajaran itu akan merugikan

dan merusak kehidupan, tidak saja kehidupan kita sendiri tetapi juga

kehidupan masyarakat sekitar.

Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (al-Qur‟an, sebagai

kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah-

robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia-lah yang Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui. Dan jika kamu menuruti kebanyakan

orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan

menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah

mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah

berdusta (terhadap Allah). Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah

yang lebih mengetahui tentang orang yang tersesat dari jalan-

Nya dan Dia lebih mengetahui tentang orang-orang yang

mendapat petunjuk. (QS. al-An‟aam [6] ayat 116-117)

Proses pembelajaran al-Quran yang efektif harus merujuk

kembali kepada tujuan belajar al-Quran, seperti yang tersebut dalam

QS. Asy Syu‟araa‟ [26] ayat 192-195 dan al-Maidah [5] ayat 16, yaitu

agar kita dapat berpartisipasi dalam menata dan membimbing

kehidupan semesta, maka sudah sepantasnya kita membiarkan Allah

yang menjadi Pembimbing dalam upaya kita memahami bagaimana

kehidupan semesta ini harus ditata sesuai dengan kehendak

Penciptanya.

Page 43: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Sesungguhnya Tuhanmu, Dia-lah Yang Paling Mengetahui

siapa yang sesat dari jalan-Nya; dan Dia-lah Yang Paling

Mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. Maka

janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-

ayat Allah). (QS. al-Qalam [68] ayat 7-8)

Sebagai suatu komponen proses pembelajaran, tujuan

pembelajaran menduduki posisi penting diantara komponen-komponen

lainnya. Dapat dikatakan bahwa seluruh komponen dari seluruh

kegiatan pembelajaran dilakukan semata-mata terarah kepada atau

ditujukan untuk pencapaian tujuan tersebut. Dengan demikian maka

kegiatan-kegiatan yang tidak relevan dengan tujuan tersebut dianggap

menyimpang, tidak fungsional, bahkan salah, sehingga harus dicegah

terjadinya.

Sehubungan dengan fungsi tujuan yang sangat penting itu,

maka suatu keharusan bagi mereka yang terlibat langsung dalam

proses pembelajaran al-Quran (pendidik-peserta didik) untuk

memahaminya. Kekurangpahaman terhadap tujuan pembelajaran dapat

mengakibatkan kesalahpahaman di dalam melaksanakan proses

pembelajaran. Gejala demikian oleh Langeveld disebut salah teoritis

(Umar Tirtarahardja dan La Sula, 37 : 2000).

Proses pembelajaran melibatkan banyak hal, yaitu:16

Subjek yang dibimbing (peserta didik).

Peserta didik berstatus sebagai subjek didik. Pandangan modern

cenderung menyebut demikian oleh karena peserta didik (tanpa

pandang usia) adalah subjek atau pribadi yang otonom, yang ingin

diakui keberadaannya. Selaku pribadi yang memiliki ciri khas dan

otonomi, ia ingin mengembangkan diri (mendidik diri) secara terus

menerus guna memecahkan masalah-masalah hidup yang dijumpai

sepanjang hidupnya

16

http://kompaq.multiply.com/journal/item/38, 16-11-2011

Page 44: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Orang yang membimbing (pendidik).

Pendidik ialah orang yang bertanggung jawab terhadap

pelaksanaan pendidikan dengan sasaran peserta didik. Peserta didik

mengalami pendidikannya dalam tiga lingkungan yaitu lingkungan

keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Sebab

itu yang bertanggung jawab terhadap pendidikan yaitu orang tua,

guru, pemimpin program pembelajaran, pelatihan, dan masyarakat/

organisasi.

Interaksi antara peserta didik dengan pendidik (interaksi edukatif).

Interaksi edukatif pada dasarnya adalah komunikasi timbal balik

antar peserta didik dengan pendidik yang terarah kepada tujuan

pendidikan. Pencapaian tujuan pendidikan secara optimal ditempuh

melalui proses berkomunikasi intensif dengan memanifulasikan isi,

metode serta alat-alat pendidikan. Ke arah mana bimbingan

ditujukan (tujuan pendidikan).

Tujuan pendidikan itu bersifat normatif, yaitu mengandung unsur

norma yang bersifat memaksa, tetapi tidak bertentangan dengan

hakikat perkembangan peserta didik serta dapat diterima oleh

masyarakat sebagai nilai hidup yang baik.

Pengaruh yang diberikan dalam bimbingan (materi pendidikan).

Materi yang akan disajikan sebagai sarana pencapaian tujuan.

Cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode).

Alat dan metode pendidikan merupakan dua sisi dari satu mata

uang. Alat melihat jenisnya sedangkan metode melihat efisiensi

dan efektifitasnya. Alat dan metode diartikan sebagai segala

sesuatu yang dilakukan ataupun diadakan dengan sengaja untuk

mencapai tujuan pendidikan.

Tempat peristiwa bimbingan berlangsung (lingkungan pendidikan).

Lingkungan pendidikan biasa disebut tri pusat pendidikan yaitu

keluarga, sekolah dan masyarakat.

Page 45: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

e. Metode Pembelajaran al-Qur’an

Dalam pembelajaran membaca al-Qur‟an sampai saat ini masih

dikenal adanya beberapa metode membaca al-Qur‟an seperti yang

dikemukakan oleh M.Satiri Ahmad, Sebagai berikut17

:

1) Metode Sintetik Yaitu pengajaran membaca dimulai dari

pengenalan huruf hijaiyah. menurut urutanya, yaitu dari Alif, Ba”,

Ta‟, sampai Ya‟, Kemudian dikenalkan dengan huruf Hijiyah

secara terpisah, lalu dirangkaikan dengan suatu ayat, contoh: Alif

fathah Aa, Alif kasrah Li, Alif dlammah Uu = A, I, U dan

seterusnya. Kelemahan metode ini adalah belajar membaca al-

Qur‟an memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan kelebihan

dari metode ini adalah santri dapat mengenal huruf dan dihafalkan

secara alfabet, sekaligus dengan mengenal tulisanya. Perhatian

santri tertuju pada huruf-huruf yang berbentuk kalimat. Metode ini

sangat membantu bagi murid yang kurang cerdas dan bagi ustadz-

ustadz yang belum berpengalaman.

2) Metode bunyi Metode ini mulai mengeja bunyi-bunyi hurufnya,

bukan nama-nama huruf seperti di atas, contoh: Aa, Ba, Ta, Tsa,

dan seterusnya. Dari bunyi ini tersusun yang kemudian menjadi

kata yang teratur. Kelebihan dari metode ini adalah

membangkitkan semangat belajar santri dalam membaca, sehingga

dapat dicapai pembelajaran yang lebih banyak namun metode ini

kurang efektif untuk diajarkan kepada santri dalam belajar

membaca al-Qur‟an secara baik dan benar.

3) Metode meniru. Metode ini ini sebagai pengembangan dari metode

bunyi, metode ini merupakan pengajaran dari lisan ke lisan, yaitu

santri mengikuti bacaaan ustad sampai hafal. Setelah itu baru

diperkenalkan beberapa huruf beserta tanda baca atau harakat dan

kata-kata atau kalimat yang dibacanya. Kelebihan metode ini

17

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198304-beberapa-metode-

pembelajaran-al-qur/#ixzz1cVwbfsUh, 02-11-2011

Page 46: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

adalah sesuai dengan prinsip pendidikan yang mengatakan bahwa

belajar dari yang telah diketahui dan dari yang mudah sampai yang

sesukar mungkin. Sedangkan kelemahan dari metode ini adalah

ustadz harus mengulang bacaan beberapa kali dalam batas tertentu,

jika tidak maka santri akan mudah lupa.

4) Metode Campuran. Metode Campuran merupakan perpaduan

antara metode sintetik, metode bunyi, metode meniru. Metode ini

untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang terdapat dalam

metode pembelajaran al-Qur‟an sebelumya. Dalam metode

campuran, seorang ustad diharapkan mampu mengambil

kebijaksanaan dalam mengajarkan membaca al-Qur‟an dengan

mengambil kelebihan-kelebihan dari metode –metode diatas,

kemudian disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang ada

sekarang.

Selain metode-metode di atas ada metode lain dalam proses

pembelajaran al-Qur‟an, antara lain:18

1) Metode Iqro‟

Metode iqro‟ adalah suatu metode membaca al-Qur‟an

yang menekankan langsung pada latihan membaca. Adapun buku

panduan iqro‟ terdiri dari 6 jilid di mulai dari tingkat yang

sederhana, tahap demi tahap sampai pada tingkatan yang

sempurna. Metode Iqro‟ ini disusun oleh Ustadz As‟ad Human

yang berdomisili di Yogyakarta. Kitab Iqro‟ dari ke-enam jilid

tersebut di tambah satu jilid lagi yang berisi tentang doa-doa.

Dalam setiap jilid terdapat petunjuk pembelajarannya dengan

maksud memudahkan setiap orang yang belajar maupun yang

mengajar al-Qur‟an. Metode iqro‟ ini dalam prakteknya tidak

mem-butuhkan alat yang bermacam-macam, karena ditekan-kan

pada bacaannya (membaca huruf al-Qur‟an dengan fasih). Bacaan

18

http://qashthaalhikmah.blogspot.com/2010/01/macam-macam-metode-pembelajaran-

al.html, 02-11-2011

Page 47: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

langsung tanpa dieja. Artinya tidak diperkenalkan nama-nama

huruf hijaiyah dengan cara belajar siswa aktif (CBSA) dan lebih

bersifat individual.

Adapun kelemahan dan kelebihan metode Iqro‟ adalah:

a) Kelebihan metode Iqro‟ adalah Menggunakan metode CBSA,

jadi bukan guru yang aktif melainkan santri yang dituntut aktif.

Dalam penerapannya menggunakan klasikal (membaca secara

bersama) privat, maupun cara eksistensi (santri yang lebih

tinggi jilidnya dapat menyimak bacaan temannya yang berjilid

rendah). Komunikatif artinya jika santri mampu membaca

dengan baik dan benar guru dapat memberikan sanjungan,

perhatian dan peng-hargaan. Bila ada santri yang sama tingkat

pelajaran-nya, boleh dengan sistem tadarrus, secara bergilir

membaca sekitar dua baris sedang lainnya menyimak.

b) Kekurangan

Bacaan-bacaan tajwid tak dikenalkan sejak dini.

Tak ada media belajar

Tak dianjurkan menggunakan irama murottal.

2) Metode Al-Baghdad

Metode Al-Baghdady adalah metode tersusun (tarkibiyah),

maksudnya yaitu suatu metode yang tersusun secara berurutan dan

merupakan sebuah proses ulang atau lebih kita kenal dengan

sebutan metode alif, ba’, ta’. Metode ini adalah metode yang

paling lama muncul dan metode yang pertama berkembang di

Indonesia.

Cara pembelajaran metode ini adalah:

Hafalan

Eja

Modul

Tidak variatif

pemberian contoh yang absolute

Page 48: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Metode ini mempunyai kelebihan dan kekurangan, yaitu:

a) Kelebihan

Santri akan mudah dalam belajar karena sebelum diberikan

materi, santri sudah hafal huruf-huruf hijaiyah.

Santri yang lancar akan cepat melanjutkan pada materi

selanjutnya karena tidak menunggu orang lain.

b) Kekurangan

Membutuhkan waktu yang lama karena harus menghafal

huruf hijaiyah dahulu dan harus dieja.

Santri kurang aktif karena harus mengikuti ustadz-

ustadznya dalam membaca.

Kurang variatif karena menggunakan satu jilid saja.

3) Metode An-Nahdhiyah

Metode An-Nahdhiyah adalah salah satu metode membaca

al-Qur‟an yang muncul di daerah Tulungagung, Jawa Timur.

Metode ini disusun oleh sebuah lembaga pendidikan Ma‟arif

Cabang Tulungagung. Karena metode ini merupakan metode

pengembangan dari metode Al-Baghdady, maka materi

pembelajaran al-Qur‟an tidak jauh berbeda dengan metode Qira‟ati

dan Iqro‟. Dan perlu diketahui bahwa pembelajaran metode ini

lebih ditekankan pada kesesuaian dan keteraturan bacaan dengan

ketukan atau lebih tepatnya pembelajaran al-Qur‟an pada metode

ini lebih menekankan pada kode “Ketukan”. Dalam pelaksanaan

metode ini mempunyai dua program yang harus diselesaikan oleh

para santri, yaitu:

Program buku paket yaitu program awal sebagai dasar

pembekalan untuk mengenal dan memahami serta

mempraktekkan membaca al-Qur‟an.

Program sorogan al-Qur‟an yaitu program lanjutan sebagai

aplikasi praktis untuk meng-antarkan santri mampu membaca

al-Qur‟an sampai khatam.

Page 49: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Dalam metode ini buku paketnya tidak dijual bebas bagi

yang ingin menggunakannya atau ingin menjadi guru pada metode

ini harus sudah mengikuti penataran calon guru metode An-

Nahdhiyah.

4) Dalam program sorogan al-Qur‟an ini santri akan diajarkan

bagaimana cara-cara membaca al-Qur‟an yang sesuai dengan

sistem bacaan dalam membaca al-Qur‟an. Dimana santri langsung

praktek membaca al-Qur‟an besar. Disini santri akan diperkenalkan

beberapa sistem bacaan, yaitu tartil, tahqiq, dan taghanni.

5) Metode Jibril

Terminology (istilah) metode jibril yang digunakan sebagai

nama dari pembelajaran al-Qur‟an yang diterapkan di TPQ

Singosari Malang, adalah dilatar belakangi perintah Allah SWT

kepada Nabi Muhammad SAW untuk mengikuti bacaan al-Qur‟an

yang telah diwahyukan melalui malaikat Jibril. Menurut KH. M.

Bashori Alwi (dalam Taufiqur-Rohman) sebagai pencetus metode

jibril, bahwa teknik dasar metode jibril bermula dengan membaca

satu ayat atau lanjutan ayat atau waqaf, lalu ditirukan oleh seluruh

orang-orang yang mengaji. Sehingga mereka dapat menirukan

bacaan guru dengan pas. Metode jibril terdapat 2 tahap yaitu tahqiq

dan tartil

6) Model Attikror

Attikror adalah metode pembelajaran dalam membaca al-

Qur‟an secara berulang-ulang, cepat, dan benar dengan

keterbatasan jam pelajaran yang tersedia, sesuai, realistis dan

proporsional. Metode Attikror ini mempunyai karakteristik sebagai

berikut:

Listening skill: murid mendengarkan bacaan kalimat al-Qur‟an

dari guru dan temannya.

Reading drill : murid membaca kalimah al-Qur‟an yang telah

dibaca guru dan temannya.

Page 50: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Oral drill: melatih lisan mengucapkan kalimat al-Qur‟an yang

diucapkan guru dan temannya.

Kelebihan dan kekurangan19

Kelebihan dari metode Attikror adalah :

Gairah siswa terhadap mengaji sangat tinggi

Kegiatan siswa selama belajar terkontrol

Bacaan siswa terhadap kalimat al-Qur‟an sangat baik

Pembelajaran jadi lebih efisien

Komunikasi antar siswa jadi lebih terarah

Proses KBM menjadi lebih hidup karena melibatkan siswa juga

Penyimpanan hapalan di memori siswa jadi lebih kuat

Kekurangan dari metode Attikror adalah :

Sebelum memakai metode ini, Guru harus mengetahui cara

membaca al-Qur‟an yang baik dan benar sesuai kaidah ilmu

Tajwid terlebih dahulu. Guru harus menyiapkan sampai dimana

kalimat bacaanya akan berhenti sehingga harus mengetahui

hukum hukum waqof.

7) Metode Qiro‟ati

Metode Qiro‟ati disusun oleh Ustadz H. Dahlan Salim

Zarkasy pada tahun 1986 bertepatan pada tanggal 1 Juli. H.M Nur

Shodiq Ahrom (sebagai penyusun didalam bukunya “Sistem

Qa'idah Qira’ati” Ngembul, Kalipare), metode ini ialah membaca

al-Qur‟an yang langsung memasukkan dan mempraktek-kan

bacaan tartil sesuai dengan qa'idah ilmu tajwid sistem pendidikan

dan pengajaran metode Qira‟ati ini melalui sistem pendidikan

berpusat pada murid dan kenaikan kelas/jilid tidak ditentukan oleh

bulan/tahun dan tidak secara klasikal, tapi secara individual

(perseorangan).

19

http://zullihi.blogspot.com/2010/01/metode-pembelajaran-al-Qur‟an.html, 02-11-2011

Page 51: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

f. Evaluasi Pembelajaran al-Qur’an

Seorang guru harus melakukan evaluasi terhadap hasil tes dan

menetapkan standar keberhasilan. Misalnya jika semua peserta didik

sudah menguasai kompetensi dasar yang telah ditetapkan, maka

peserta didik dapat melanjutkan belajar untuk materi selanjutnya dari

mata ajar tersebut, dengan catatan sorang guru harus memberikan

program perbaikan (remedial) kepada peserta didik yang belum

mencapai ketuntasan belajar dan program pengayaan kepada peserta

didik yang telah menguasai kompetensi.

Evaluasi terhadap penilaian proses dan hasil belajar bertujuan

untuk mengetahui ketuntasan peserta didik dalam menguasai

kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Dari hasil evaluasi terhadap

hasil penilaian tersebut dapat diketahui kompetensi dasar, materi atau

indikator yang belum dikuasai peserta didik.20

Langkah pertama yang perlu dilakukan dalam kegiatan evaluasi

adalah membuat perencanaan. Perencanaan ini penting karena akan

mempengaruhi keefektifan prosedur evaluasi secara menyeluruh.

Implikasinya adalah perencanaan evaluasi harus dirumuskan

secara jelas dan spesifik, terurai dan komprehensif sehingga

perencanaan tersebut bermakna dalam menentukan langkah-langkah

selanjutnya. Melalui perencanaan evaluasi yang matang inilah kita

dapat menetapkan tujuan-tujuan tingkah laku (behavioral objective)

atau indikator yang akan dicapai, dapat mempersiapkan pengumpulan

data dan informasi yang dibutuhkan serta dapat menggunakan waktu

yang tepat.21

20

Mimin Haryati, “Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan”, Hal 84-

85 21

Zaenal Arifin, ”Evaluasi Pembelajaran”, Hlm 88-89

Page 52: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk dalam penelitian kualitatif, pendekatan yang

dilakukan adalah melalui kualitatif deskriptif. Maksudnya, data yang

dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Data

tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto,

videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya.1

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di TPQ Nurul Qur’an Desa

Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora,

2. Waktu penelitian

Waktu penelitian dilaksanakan pada 10 Oktober 2011 dengan

melibatkan semua ustad/ ustadzah yang terdiri dari 10 ustad/ ustadzah dan

kepala TPQ sebagai pembimbing dalam mengumpulkan data penelitian.

C. Jenis dan Sumber Data

1. Jenis Data

Jenis penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research),

yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan penelitian di tempat

terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.2 Secara metodologis penelitian ini

bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan data

deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku

yang diamati.

2. Sumber Data

1Lexy J. Moleong, “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung : Remaja

Rosdakarya, 2009 ) Hlm 11 2 Sutrisno Hadi, Metode Research, (Yogyakarta : Andi Offset, 2004), Hlm: 10

Page 53: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Sumber data dalam penelitian merupakan subyek darimana data

diperoleh. Apabila peneliti menggunakan questioner atau wawancara

dalam pengumpulan datanya, maka sumber data disebut responden. Dan

apabila penulis menggunakan teknik observasi, maka sumber datanya

biasa berupa benda gerak atau proses sesuatu. Apabila penulis

menggunakan dokumentasi, maka dokumen atau catatan yang menjadi

sumber data.3

No Jenis Data Sumber Data Metode Pengumpulan

Data

Analisis Data

1 Rencana

Pembelajaran

Ustad/ Ustadzah Wawancara,

Dokumentasi

Triangulasi

2 Pelaksana

Pembelajaran

Ustad/

Ustadzah,

Kepala, Santri

Wawancara,

observasi,

dokumentasi

Triangulasi

3 Evaluasi Ustad/ Ustadzah Wawancara,

Dokumentasi

Triangulasi

Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data

yang telah ada..4

D. Fokus Penelitian

Menjelaskan objek dan informan penelitian kualitatif adalah

menjelaskan objek penelitian yang fokus dan lokus penelitian, yaitu apa yang

menjadi sasaran. Sasaran penelitian tak tergantung pada judul dan topik

penelitian, tetapi secara konkret tergambarkan dalam rumusan masalah

penelitian. Sedangkan informan penelitian adalah subjek yang memahami

informasi objek penelitian sebagai pelaku maupun orang lain yang memahami

3 Suharsimi Arikunto, “Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek”, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), Cet VI, Hlm.130 4 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2007) hlm. 330

Page 54: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

objek penelitian.5 Adapun fokus penelitian ini, peneliti memfokuskan

implementasi model assessment dalam pembelajaan al-Qur’an di TPQ Nurul

Qur’an Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora.

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Metode Interview/ Wawancara

Metode interview atau wawancara merupakan salah satu teknik

pengumpul data yang dilakukan dengan cara mengadakan tanya jawab,

baik secara langsung maupun tidak langsung dari sumber data.6 Nantinya

proses wawancara ini melibatkan kepala, ustad dari tiap-tiap materi

pelajaran. Proses wawancara ini meliput permasalahan seputar

pelaksanaan model assessment, hambatan-hambatan dalam pelaksanaan

model assessment, dan alternatif pemecahan masalah terhadap

pelaksanaan model assessment. Dan juga apabila peneliti ingin

mengetahui hal-hal yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit

atau kecil.7

Metode ini dilakukan untuk mendapatkan data-data yang

berhubungan dengan implementasi model assessment pada pembelajaran

al-Qur’an di TPQ Nurul Qur’an Ds. Kemiri, Kec. Jepon, Kab. Blora dan

juga kepada berbagai pihak terkait. Adapun sumber yang diwawancarai

adalah ustad/ ustadzah.

2. Metode Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui

suatu pengamalan, dengan disertai, dengan disertai pencatatan-pencatatan

terhadap keadaan atau perilaku objek sasaran..8

5 Burhan Bungin, “Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Kencana Media Group 2010), Hlm

76.

6 Mohammad Ali, “Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strateg”i, (Bandung:

Angkasa, 1987), Hlm.83 7 Sugiyono, “Metode Penelitian Pendidikan”, Hlm. 194

8 Abdurrahmat Fathoni, “Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi”,

(Jakarta, Rineka cipta, 2006) Hal 104.

Page 55: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Tahap observasi yang akan peneliti laksanakan melalui runtutan

sebagai berikut : peneliti akan mengamati suasana pengelolaan kelas yang

dilangsungkan, mempelajari materi yang digunakan sebagai bahan ajar

oleh ustad, dan metode pengajaran yang digunakan PBM di kelas.

Untuk mendapatkan gambaran dan persepsi maksimal tentang

obyek penelitian, maka dalam penelitian, metode obeservasi ini, peneliti

menggunakan teknik observasi lapangan untuk mengetahui pelaksanaan

model assessmen pada pembelajaran al-Qur’an serta untuk memperoleh

data tentang situasi.

3. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau

variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya.9 Adapun yang

dimaksud dokumen disini adalah data atau dokumen yang tertulis.

Dengan metode ini, peneliti mengumpulkan data dari dokumen

yang sudah ada, sehingga dengan metode ini peneliti dapat memperoleh

catatan-catatan yang berhubungan dengan penelitian seperti : gambaran

umum dan juga kondisi khusus di TPQ Nurul Qur’an Ds. Kemiri, Kec.

Jepon, Kab. Blora.

F. Teknik Analisis Data

Setelah data yang dibutuhkan terkumpul, maka langkah selanjutnya

adalah menganalisis data. Yang dimaksud analisis data adalah proses mencari

dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,

catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data

kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, melakukan sintesa,

menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan akan dipelajari, dan

membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun

orang lain. Sedangkan analisis kualitatif adalah bersifat induktif, yaitu suatu

9 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2002), cet.12, Hlm.206

Page 56: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

analisa berdasarkan data yang diperoleh selanjutnya dikembangkan menjadi

hipotesis.10

Untuk memperjelas penulisan ini maka peneliti menggunakan metode

analisis data deskriptif kualitatif yaitu menganalisis dan menyajikan fakta

secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan

disimpulkan. Adapun data kualitatif dalam analisis pada umumnya dilihat

menurut isinya atau yang disebut analisis isi, karena data yang digunakan

sifatnya non statistic. Sedangkan teknik yang digunakan bias dengan metode

deduksi, induksi atau gabungan dari keduanya, yang dikenal dengan analisis

reflektif.11

Data-data yang peneliti dapatkan, akan dianalisis dengan menggunakan

metode deskriptif kualitatif yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu:

1. Pengumpulan data sekaligus reduksi data. Setelah pengumpulan data

selesai, lalu dilakukan reduksi data, yaitu menggolongkan, mengarahkan,

dan membuang data yang tidak perlu.

2. Penyajian data. Data yang direduksi disajikan ke dalam bentuk narasi.

3. Penarikan kesimpulan atau verifikasi. Penarikan kesimpulan dari data

yang telah disajikan pada tahap kedua.12

Jadi dalam menganalisis data, peneliti akan menyusun data yang

diperoleh seperti hasil pengamatan, hasil wawancara, analisis dokumen,

catatan lapangan, dalam bentuk narasi dan bukan angka-angka dan hasil

analisis data berupa pemaparan mengenai situasi yang diteliti

Analisis kualitatif ini peneliti gunakan untuk menganalisis tentang

implementasi model assessment pada pembelajaran al-Qur’an di TPQ Nurul

Qur’an Ds. Kemiri, Kec. Jepon, Kab. Blora.

10

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, Hlm. 244-245 11

Moh Kasiran, Metodologi Penelitian Kuatitaif/ kualitatif, (Malang: Pustaka Maliki

Press, 2008), Hlm.379 12

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Hlm. 130

Page 57: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

BAB IV

MODEL ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN AL-QUR’AN DI TPQ

NURUL QUR’AN DI DS. KEMIRI, KEC. JEPON, KAB. BLORA TAHUN

2010-2011

A. Data Umum

1. Sejarah Berdirinya TPQ Nurul Qur’an

Realitas pendidikan dewasa ini sangat tergantung dengan

kelangsungan praktik keagamaan dari masyarakat. Pertimbangan ini

didasarkan dengan realita bahwa faktor penentu dan pengontrol moralitas

seseorang itu selalu ditentukan dengan ukuran keberagamaannya dalam

kehidupan sehari-hari. Selain itu, karena kurangnya pendidikan agama

pada anak-anak. Sehingga sebagian tokoh-tokoh agama di desa Kemiri

bersepakat membentuk TPQ bagi anak-anak usia sekolah dasar.

Berangkat dari latar dinamika tersebut, kiranya yang

mengantarkan para pemerhati pendidikan khususnya pendidikan agama

dikalangan masyarakat ini untuk menerapkan apresiasi dan perhatian

pendidikannya kedalam langkah kongrit dan melalui wadah yang

memenuhi. Dari permasalahan tersebutlah latar belakang TPQ Nurul

Qur’an Desa Kemiri Kecamatan Jepon Kabupaten Blora ini didirikan.

Pembangunan pertama bertepatan pada tanggal 8 Februari 1999.

Para tokoh agama minta persetujuan kepada kepala desa agar

dibentuknya TPQ dan kepala desapun menyetujuinya dan diberi nama

“NURUL QUR’AN”. Belum ada anggaran untuk mendirikan gedung

TPQ, maka proses pembelajaran dilaksanakan di gedung SD KEMIRI I.

Bagi anak yang masuk TPQ ini tidak dipungut biaya pendaftaran. Yang

paling penting anak sudah mau ikut TPQ itu para tokoh agama sudah

senang. Hanya saja anak disuruh membeli buku qiro’ati untuk mengaji.

TPQ Nurul Qur’an ini di kepalai oleh bapak Mulyadi. Dan awal

mulanya TPQ ini dibentuk atas inisiatif bapak Alif agar anak-anak bisa

mengaji sedikit demi sedikit dan didukung para tokoh agama di desa

Page 58: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Kemiri. Sehingga TPQ Nurul Qur’an bisa terbentuk dan tetap berjalan

sampai sekarang. Sekitar tahun 2006 ada pergantian kepala TPQ karena

bapak Mulyadi sudah tua dan diganti dengan yang lebih muda yaitu bapak

Minardi.

Untuk meningkatkan kegiatan di TPQ ini dan agar terus berdiri,

sebagian ustad TPQ Nurul Qur’an meminta ustadz agama di SD Kemiri I

yang ditempat mengaji dan SD Kemiri II agar murid-muridnya mau ikut

mengaji pada waktu sore hari. TPQ ini masuk setiap hari selasa, rabu,

jum’at dan minggu. Masuknya jam 15.00 sholat ashar berjama’ah di

masjid desa Kemiri dulu kemudian baru mengaji.1

Agar TPQ Nurul Qur’an berjalan baik, sebagian ustad-

ustadzahnya pernah mengaji di pondok pesantren dan dibantu ustadzah-

ustadzah yang sudah bisa mengaji dan dianggap mampu mengajar

mengaji. TPQ ini dibagi menjadi empat kelas yang terdiri dari kelas 1, 2,

3, dan 4. setiap kelas ustadznya 2 atau 3 ustad-ustadzah untuk membantu

mengajari mengaji karena jumlah santrinya banyak. Dan pulangnya

sekitar jam 17.00.

TPQ Nurul Qur’an sudah mempunyai gedung sendiri yang

didirikan di atas tanah waqaf milik desa. Karena gedungnya hanya

berukuran 6 x 10 m2,

dan dalam proses pembelajaran tidak mencukupi

untuk empat kelas, sehingga kgiatan mengaji sebagian pinjam ruang kelas

SD Kemiri I. Gedungnya sendiri dibagi dua kelas dengan disekat triplek

untuk kelas 1 dan 2. Sedangkan kelas 3 di SD Kemiri II dan kelas 4 di

perpustakaan desa

Tahun 2007 TPQ Nurul Qur’an membangun gedung lagi dapat

bantuan dari PPK yang letaknya disebelah utara gedung TPQ yang lama.

Di sela-sela antara gedung TPQ yang lama dengan gedung perpustakaan

desa dibangun gedung TPQ lagi yang dijadikan kantor TPQ Nurul Qur’an.

Kini ruang untuk mengaji telah tercukupi untuk empat kelas. Gedung TPQ

1 Wawancaran dengan Bpk. KH. Abdul Majid pada tanggal 18 Maret 2012

Page 59: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

baru untuk kelas 1 sendiri dibagi menjadi 2 karena jumlah santrinya

banyak.2

TPQ Nurul Qur’an pernah mengalami penurunan santrinya karena

banyak orang tua yang tidak membolehkan anaknya mengaji ikut TPQ

dan beranggapan bahwa mengaji itu tidak penting, padahal anaknya ingin

mengaji. Oleh bapak Suwito dan ustadz agama SD Kemiri I dan II TPQ

diperjuangkan agar tetap berjalan terus dan mendapat dukungan dari orang

tua santri lewat pengajian-pengajian yang diadakan di desa Kemiri.3

Akhirnya usaha bapak Suwito dan ustadz agama SD Kemiri I dan

2 membuahkan hasil. Sehingga TPQ Nurul Qur’an ini berjalan sampai

sekarang dan santri-santrinya semakin bertambah banyak karena ustadz

agama SD Kemiri I dan II menyuruh semua murid ikut mengaji di TPQ

Nurul Qur’an.

Dari tuntutan internal tesebut di ketahui bahwa dalam TPQ ini

ditemukan beberapa nilai lebih dibandingkan dengan TPQ di daerah lain,

seperti kualitas keilmuan agama ustadz/ ustadzahnya mumpuni, materi

yang ada di dalam TPQ membantu pembelajaran agama di Sekolah dasar,

metode pengajarannya disesuaikan dengan kemampuan santri, letak TPQ

sangat strategis karena berada di tengah-tengah desa dengan posisi di

pinggir jalan utama desa.

Dari situ bisa difahami bahwa keberadaan TPQ ini sangat relevan

dengan tuntutan masyarakat sekitar yang menghendaki anak-anaknya

supaya memiliki kualitas moral yang terpuji dan mampu menerapkan

prinsip dan ajaran agama dengan baik dalam kehidupan sehari-hari.

2. Tujuan pendirian pembelajaran di TPQ terkait

Pendirian TPQ ini adalah salah satunya dari contoh kongrit dari

pemerhati pendidikan khususnya di masyarakat ini. Adapun dalam proses

kelangsungan pembelajaran di TPQ ini dari pihak internal menghendaki

2 Wawancaran dengan Bpk. H. Minardi pada tanggal 20 Maret 2012

3 Wawancaran dengan Bpk. Suwito pada tanggal 22 Maret 2012

Page 60: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

agar pelaksananaan pendidikan ini memiliki kualitas yang mumpuni baik

sector metodologisnya maupun praktisnya.

Adapun tujuan yang diharapkan dari pihak internal ialah,

mencetak generasi Qur’ani yang berahklak mulia, berbudi pekerti luhur,

mendakwah ilmu agama, dan melestarikan nilai-nilai yang berlandaskan

pada al-Qur’an dan sunnah dalam kehidupan bermasayrakat, berbangsa

dan bernegara.

Pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan

keberagamaan seperti, penanamkan ruhul jihad kepada santri untuk selalu

berdakwah, mengamalkan ilmunya, mengajarkan ilmu-ilmu al-Qur’an,

bahasanya dan ilmu agama lainnya, mengembangkan wawasan berpikir

dan berdzikir, dan membekali skill dan intelektual.

3. Letak Geografis TPQ Nurul Qur’an

TPQ Nurul Qur’an terletak di desa kemiri kecamatan jepon

kabupaten blora tepatnya di depan sd kemiri 2, berdamppingngan dengan

perpustakaan bhakti pustaka, BK lestari dan tk dharma wanita.

Gedung sekolah ini didirikan di atas tanah seluas 892,08 m2. TPQ

nurul qur’an letaknya cukup strategis karena berada di tengah-tengah

desa, dengan batas-batas sebagai berikut:

a. Sebelah utara, gedung PAUD dan TK.

b. Sebelah timur, SD Kemiri 2.

c. Sebelah barat, sawah.

d. Sebelah selatan, gedung perpustakaan dan rumah penduduk.

Jarak gedung TPQ Nurul Qur’an dengan pusat pemerintahan desa

(balai desa) kurang lebih 400 m, sedangkan dengan masjid kurang lebih

200 m. Letak TPQ Nurul Qur’an juga sangat kondusif untuk proses

belajar mengajar karena relatif jauh dari jalan raya yang berjarak kurang

lebih 200 m.

Page 61: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

4. Keadaan Ustadz dan Siswa TPQ Nurul Qur’an

a. Keadaan Ustadz

Secara umum dapat dikatakan bahwa keadaan ustadz TPQ

Nurul Qur’an cukup baik dan memadai. Jumlah ustad-ustadzhnya TPQ

Nurul Qur’an berjumlah kurang lebih 14 orang, yang terdiri dari 3

orang ustadz negeri.4 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut ini:

Tabel 4.I

DATA KEADAAN USTAD-USTADZAH TPQ NURUL QUR’AN

KEMIRI JEPON BLORA

PENDIDIKAN Jml

PP SMA PGA D2 S1

6 4 2 1 1 14

Keterangan :

PP : Pondok Pesantren

SMA : Sekolah Menengah Atas

PGA : Pendidikan Ustadz Agama

D2 : Diploma Dua

S1 : Sarjana Satu

b. Keadaan Siswa

Di TPQ Nurul Qur’an jumlah siswa atau santriwan santriwati

secara keseluruhan ada 85 siswa, laki-laki 27 siswa dan perempuan 58

siswa yang terbagi dalam 4 kelas5. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel berikut :

4 Wawancaran dengan H Minardi dan Bpk. Suwito pada tanggal 20 Maret 2012

5 Wawancaran dengan Bpk. Suwito dan Ibu Masturoh pada tanggal 22-23 Maret 2012

Page 62: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Tabel 4.2

SITUASI KELAS DAN SISWA TPQ NURUL QUR’AN KEMIRI

JEPON BLORA

NO KELAS PUTRA PUTRI JUMLAH

1 I 20 30 50

2 II 10 13 23

3 III 5 10 15

4 IV 5 6 11

Jumlah 40 59 99

5. Struktur Organisasi TPQ Nurul Qur’an

STRUKTUR ORGANISASI PENGURUS TPQ NURUL QUR’AN

Pelindung

Kepala Desa

Penasehat

K.H Abdul Masjid

Penyelenggara I

Darsono, S.Pd

Bendahara

Suwaji, S.Pd

Sekertaris II

Moh. Ali, S.Pd

Penyelenggara II

Mulyadi

Seksi-seksi

Bendahara II

Nor Ponco

Sekertaris I

Umi Nasehati

Page 63: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

6. Kurikulum Pembelajaran TPQ Nurul Qur’an

Proses pembelajaran membaca al-Qur’an di TPQ Nurul Qur’an

Kemiri dilakukan dengan cara berhadapan langsung dengan ustad-

ustadzah. Untuk kelas 1, 2, dan 3 dalam mengaji buku qiro’atinya

menggunakan yanbu’a, sedangkan kelas 4 mengaji al-Qur’an6. Setelah

mengaji ada pelajaran tambahan yang dapat dilihat pada table berikut:

6 Wawancaran dengan H. Minardi pada tanggal 20 Maret 2012

Seksi perlengkapan

1. Paijan

2. Moh. Kasnawi

Kepala

H. Minardi

Seksi Agama

1. Muslih

2. Handoko

Bendahara

Masturoh, S.Pd.I

Wakil

Suwito, S.Pd

Sekertaris

Rubikah

Ustad-ustadzah

1. Minardi

2. Suwito

3. Paijan

4. M. Kasnawi

5. Musa

6. Fathoni

7. M. Sutapsin

8. Masturoh

9. Rubikah

10. Lia Amalia R.

11. Nur Ikhsan

Page 64: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Tabel 4.3

PROGRAM PENGAJARAN PADA KURIKULUM TPQ NURUL

QUR’AN KEMIRI JEPON BLORA

NO MAPEL KELAS

I II III IV

1 Qiro’ah/ bacaan V V V V

2 Ilmu tajwid V V V V

3 Praktek tajwid - V V V

4 Hafalan surat pendek V V V V

5 Hafalan ayat pilihan - V V V

6 Hafalan bacaan sholat V V V V

7 Hafalan doa-doa V V V V

8 Khod/ menulis V V V V

9 Akhlak V V V V

10 Al barjanji - - V V

11 Tahlil - - V V

Tabel 4.4

TABEL PENILAIAN PENGAJARAN PADA KURIKULUM TPQ

NURUL QUR’AN KEMIRI JEPON BLORA

No Materi Indikator Assessment

Teknik Intrumen

1 Qiro’ah 1. Santri mampu membaca

al-Qur’an dengan indah.

2. Santri mampu mengatur

informasi pada

bacaannya.

3. Santri mampu

melakukan contoh yang

diberikan ustad.

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

Page 65: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

2 Ilmu tajwid 1. Mampu menghafal

macam-macam ilmu

tajwid.

2. Mampu menjelaskan

pengertiannya

3. Mampu

mengklasifikasikan

perbedaannya

4. Mampu memberikan

contoh bacaannya

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi

3 Praktek tajwid 1. Mampu mengucapkan

bacaan al-Qur’an

dengan fasih

2. Mampu menempatkan

makhorijul huruf dan

sifatul hurufnya dengan

benar

3. Mampu menerapkan

bacaan tajwid dengan

benar dan jelas

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

4 Hafalan surat

pendek

Santri dapat melafalkan

surah-surat pendek dengan

lancar dan benar

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

5 Hafalan ayat

pilihan

Santri dapat melafalkan ayat-

ayat pilihan dengan lancar dan

benar

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

6 Hafalan

bacaan sholat

Santri dapat melafalkan

bacaan sholat dengan lancar

dan benar

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

7 Hafalan doa-

doa

1. Mampu menghafalkan

doa yang ditentukan

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

Page 66: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

2. Mampu

membacakannya

dengan lancer

3. Mampu menjelaskan

tujuan dari doa-doa

yang ditentukan

8 Khod/

menulis

1. Mampu menuliskan

bacaan yang ditentukan

dengan benar

2. Mampu menuliskan

dengan indah

3. Mampu menirukan

contoh yang diberikan

4. Mampu

menerapkannya pada

tulisan lain

(mencontohkan sendiri)

Tes

praktek

Demonstrasi/

praktek

9 Akhlak 1. Mampu menjelaskan

pengertian akhlak

2. Mampu menyebutkan

macam-macam akhlak

3. Mampu memberikan

contoh-contonya

4. Mampu menghafal dalil

tentang akhlak

5. Mampu memberikan

kisah (tentang sejarah)

dari peristiwa nyata.

Tes sikap sosiodrama

10 Al barjanji 1. Mampu membacanya

dengan benar

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

Page 67: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

2. Mampu melagukan

bacaannya

3. Mampu memberikan

variasi lagunya

11 Tahlil 1. Mampu menghafal

rawatibul tahlilnya

2. Mampu memberikan

dalil tentang tahlil

3. Mampu menjelaskan

manfaat/ pentingnya

tahlil

Tes lisan,

tes praktek

Demonstrasi/

praktek

7. Sarana Prasarana TPQ Nurul Qur’an

Untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar di

sekolah sangat diperlukan sarana dan fasilitas yang memadai. Demikian

juga dengan TPQ Nurul Qur’an guna menunjang proses belajar mengajar

telah memiliki sarana dan prasarana yang cukup. Dalam hal ini keadaan

sarana dan prasarana yang dimiliki dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.5

SARANA DAN PRASARANA TPQ NURUL QUR’AN KEMIRI JEPON

BLORA

NO NAMA/ JENIS BANYAK/ LUAS KET

1 Tanah wakaf 892,08 m2 Tanah Desa

2 Gedung TPQ 2 Untuk R. Belajar

3 Meja papan kantor 2 Baik

4 Meja kecil 15 Baik

5 Kursi 15 Baik

6 Papan tulis 2 Baik

7 Papan pengumuman 1 Baik

8 Papan data 2 Baik

Page 68: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

9 Almari 2 Baik

10 Rebana 6 Baik

11 Salon (speaker) 6 Baik

12 Mimbran/ Spiker 1 Baik

13 Ampli Player 3 Baik

14 CD Player 1 Baik

B. Data Khusus

1. Pelaksanaan penilaian dalam pembelajaran

Sudah menjadi keharusan bagi orang tua ataupun ustadz untuk

memberikan perhatian khusus terhadap anak-anaknya dalam proses

pendidikan, terutama dalam aspek kagamaannya. Karena pada dasarnya

setiap anak memiliki kebutuhan terhadap fitrahnya sebagai makhluk yang

bertuhan, dimana satu anak dengan yang lain berbeda tingkat

pemahamannya. Di situlah perhatian setiap orang tua termasuk ustadz

sangat penting guna mengarahkan anak sesuai dengan orientasi

pendidikan terkait dan tuntutan zaman.

Sebagaimana telah diterangkan dalam BAB II, bahwa sebagian

besar anak kecil cenderung untuk bertindak menurut apa yang

dikehendaki dan diyakininya itu benar, terutama jika mengenai prihal

yang mengesankan dan mudah diingat. Adapun kesan-kesan tersebut

merupakan hasil penangkapan inderanya dan sebagai pengalaman yang

nantinya dapat membantu dan memudahkan si anak dalam memperoleh

pengetahuan.

Demikian TPQ Nurul Qur’an ini sebagai lembaga pendidikan,

bertujuan untuk memudahkan siswa dalam membaca al-Qura’an secara

fasih dan benar sejak usia dini. Selain itu untuk mengkolaborasikan antara

pengetahuan al-Qur’an dengan kecakapan dalam membaca al-Qur’an,

serta memiliki kepribadian yang religius.

Page 69: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Pertimbangannya bahwa, dunia anak bukanlah dunia formal atau

serius, apalagi penuh dengan ketegangan. Dunia anak adalah dunia yang

penuh dengan keceriaan, permainan dan kegembiraan. Oleh karena itu

sebagian besar anak kecil cenderung menyukai hal-hal yang berkesan,

terutama jika menggunakan kode atau kategori yang mudah di fahami7.

Dalam pembelajaran pada hakekatnya sebelum pelaksanaan

dimulai, dibutuhkan adanya persiapan terlebih dahulu. Rencana

pelaksanaan dalam pembelajaran ini merupakan rancangan langkah-

langkah jangka pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan

tentang apa yang akan dilakukan. Dengan demikian, makna persiapan

mengajar berarti upaya merencanakan sesuatu dalam waktu jangka pendek

untuk memperkirakan tindakan apa yang dilakukan dalam kegiatan

pembelajaran agar tujuan pemebelajarannya tercapai, terutama berkaitan

dengan pembentukan kompetensi santri.

Dalam mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu perlu

menguasai cara teoritis dan langkah praktisnya tentang unsur-unsur yang

terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan

mengajar merupakan langkah awal yang harus dimiliki ustadz dan sebagai

muara dari segala pengetahuan teori, keterampilan dasar, dan pemahaman

yang mendalam tentang objek belajar dan situasi pembelajaran.

Adapun dalam penelitian ini materi ajar yang digunakan dalam

satuan pendidikan terkait di antaranya qiro’ah/ bacaan, ilmu tajwid,

praktek tajwid, hafalan, khod/ menulis. Aspek kompetensi yang hendak

dicapai setidaknya meliputi, kefasihan membaca, pemahaman materi,

kejelian dan keakuratan, serta ketrampilan dari ragam materi yang

terselenggara. Disini faktor keilmuan dari pendidik sangat diprioritaskan

agar tujuan pembelajaran dan materi ajarnya dapat secara efektif mengena

pada santri. Maksudnya, selain menguasai pengelolaan dan pelaksanaan

7 Wawancaran dengan K.H Abdul Majid pada tanggal 18 Maret 2012

Page 70: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

pembelajaran di kelas, pendidik juga dituntut bertanggung jawab dengan

materi keilmuan yang diajarkan kepada santri.8

Pelaksanaan pembelajaran realitanya tidak dapat dilepaskan

dengan proses penilaian. Adapun dalam penilaian yang sudah berlangsung

di TPQ ini sebelumnya menggunakan penilaian secara konvensional, yaitu

hafalan dan lisan, ujian tengah semester dan ujian semester (tes formatif).

Adapun dalam uraiannya, penilaian yang dilakukan oleh ustad/

ustadzah antara lain:

a. Pertannyaan lisan, digunakan untuk menyatakan hal-hal yang prinsip

dari pelajaran yang lalu secara singkat. Bentuknya berupa jawaban

singkat dan dilakukan sebelum, selama ataupun setelah pelajaran yang

diberikan.

b. Ulangan harian, diadakan secara periodik atau berkala pada akhir

suatu tema atau beberapa tema pelajaran. Bertujuan untuk mengetahui

penguasaan kompetensi-kompetensi dari suatu mata pelajaran tertentu,

serta untuk mengetahui keberhasilan dalam penggunaan metode dan

media.

c. Ulangan blok atau ulangan semesteran, dilakukan dengan bersama-

sama mulai kelas I sampai IV yang dilakukan secara tertulis.

Pertimbangannya, bahwa pelaksanaan penilaian pembelajaran di

kelas harus bersifat fleksibel, artinya penilaian dilakukan harus memenuhi

kebutuhan santri, komunitas atau masyarakat, serta dari pihak staf

sendiri.9 Dengan kata lain penilaian tersebut setidaknya

mempertimbangkan kondisi dan situasi dari proses pembelajaran.

Tehnik yang diterapkan untuk mengukur pencapaian kemampuan

santri, tentunya harus dianalisa terlebih dahulu agar instrument tersebut

memiliki konstruksi yang bagus, dan sudah memenuhi pedoman serta

dapat dipahami oleh santri.

8 Wawancaran dengan H Minardi pada tanggal 20 Maret 2012

9 Jerome S. Arcaro, Pendidikan Berbasis Mutu ; prinsip-prinsip perumusan dan tata

langkah penerapan, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007), Hlm.32.

Page 71: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Untuk mencapai tujuan itu, ustadz perlu mencermati betul terkait

instrument yang telah diberikan kepada santri. Selanjutnya dianalisa

apakah dengan instrument yang sama tetapi pada kelas/ ruangan yang

berbeda, akan menghasilkan nilai yang sama. Instrument yang telah

diterapkan bisa dikatakan cocok, karena banyak dari santri yang tidak

mengalami kesulitan dalam mengerjakan butir-butir instrumen tersebut.

Penilaian yang dilakukan oleh ustad/ ustadzah meliputi tiga aspek,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.10

Aspek kognitif berhubungan

dengan kemampuan berfikir termasuk didalamnya kemampuan

memahami, menghafal, mengaplikasi, menganalisa, dan kemampuan

mengavaluasi. Aspek afektif meliputi penilaian sikap, motivasi, dan minat

terhadap pelajaran. Aspek psikomotorik berhubungan dengan unjuk kerja

siswa.

Proses pembelajaran oleh ustadz merupakan upaya untuk

mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan oleh lembaga terkait

agar dapat secara efektif mengena pada santri. Artinya pembelajaran yang

dilakukan harus menimbang antara materi ajar dengan kemampuan yang

dimiliki santri, serta tuntutan yang diharapkan dari masyarakat. Oleh

karena itu prosedur pelaksanaan pembelajaran sangatlah menentukan,

sehingga materi ajar yang tersedia dapat dilaksanakan secara tuntas.

Adapun dalam setiap pembelajaran yang telah berlangsung

merupakan suatu keharusan bagi ustadz untuk menentukan penilaian agar

dapat mengetahui sejauh mana penguasaan santri terhadap materi ajar.

Dalam penyelenggaraan penilaian yang dipilih oleh ustadz dilembaga

terkait dengan menimbang aspek kemampuan siswa, maka penggunaan

metode penilaian yang tepat juga sangat menentukan. disini metode

penilaian yang digunakan yaitu metode tes dan non tes.

Penilaian tes adalah penilaian yang dilaksanakan oleh ustadz

secara langsung, maksudnya pelaksanaan penilaiannya diberitahukan

terlebih dahulu pada santri. Adapun jenis penilaian tes yang digunakan

10

Wawancaran dengan Bpk Suwito dan Ibu Masturoh pada tanggal 22-23 Maret 2012

Page 72: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

lembaga ini yaitu pertannyaan lisan, ulangan harian, dan ulangan blok

atau ulangan semesteran.

Penilaian non tes dimaksudkan adalah penilaian yang dilakukan

oleh ustadz secara tidak langsung ketika proses pembelajaran yang sedang

berlangsung di kelas. Aspek yang dinilai yaitu tingkat perhatian siswa,

kedisiplinan siswa serta penguasaan materi ajar.

Pada intinya penilaian yang diselenggarakan itu harus

menggunakan teknik penilaian yang sesuai dengan model pembelajaran

dimana pertimbangannya mencakup aspek-aspek penilaian serta ustadz

harus berinteraksi menggunakan pendekatan secara persuasive, agar

tujuan pembelajarannya dapat dicapai setuntas mungkin. Dan dilembaga

ini, alur praktiknya dari hemat penulis kiranya sudah mencakup standar

operasional pembelajaran yang baik.

2. Faktor pendukung dan penghambat pembelajaran

a. Pendukung

1) Internl TPQ

Kegiatan pengajaran tidak hanya kegiatan pembelajaran

antara ustadz dan santri untuk mentransfer pengetahuan, lebih dari

itu aktifitas belajar disini dan interaksinya dibutuhkan kepiawean

ustadz dalam mengemas bahan ajar secara baik agar dapat lebih

mudah dipahami oleh santri dan tidak terjadi kesalahpahaman.

Disinilah faktor kualitas keilmuan yang dimiliki oleh ustadz

sangat dipentingkan. Kirannya dilembaga ini mengenai kualitas

keilmuan ustadz tidak ada masalah karena basik pendidikan

ustadz-ustadznya berangkat dari lingkungan pesantren yang

terkenal dan diakui kualitasnya. Pendidikan ustadz-ustadz tersebut

diperoleh dari berbagai kota antara lain Bahrul Ulum Jombang,

Mathole’ Pati, Khozinatul Ulum Blora.

Kebutuhan agama anak-anak sifatnya sangat tergantung

pada keberagamaan orang dewasa dan orang tua karena dari

psikologi anak-anak belum seimbang. Materi keagamaan sudah

Page 73: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

mulai diajarkan di sekolah dasar. Materi tersebut meupakan faktor

undangan untuk penumbuhan moralitas siswa atau santri. Materi

keagamaan di sekolah dasar sifatnya masih sedikit dan tentunya

untuk membantu pembentukan moralitas santri yang penuh

dengan nilai-nilai keagamaan sangat dibutuhkan faktor pendukung

lainnya disinilah peran lembaga TPQ ini ikut membantu terhadap

penguasaan materi keagamaan siswa sekolah dasar.

Lain halnya dengan sekolah formal pembelajaran yang

dilaksanakan dalam sebuah TPQ tidak terkekang oleh standar atau

ketentuan dari satuan pendidikan dan pemerintah. Dari perbedaan

itulah keuntungan ustadz dalam memilih metode pembelajaran

bisa dilakukan interaksi yang lebih positif dan lebih akrab.pada

kesempatan inilah ustadz lebih leluasa untuk mengamati tingkat

kemampuan siswa dan kemudian bisa ditetapkan penggunaan

metode yang lebih mendukung tujuan pembelajarannya.

2) Eksternal TPQ

Keberhasilan penyelanggaraan pembelajaran tidak hanya

ditentukan oleh adanya faktor internal semata. lebih dari itu

adanya dukungan dari lingkungan luar atau sekolah formal lainya

juga sangat membantu. Disini keuntungan tersebut didadapat oleh

TPQ ini karena pihak ustadz agama sekolah dasar mewajibkan

muridnya ikut belajar di TPQ. Dan juga berangkat dari pribadi

ustadz dan kualitas keilmuannya yang mumpuni, dari para wali

santri mempercayakan pendidikan keagamaan anaknya

dilangsungkan di TPQ ini, selain dari pihak-pihak tersebut juga

dari perangkat desa sangat apresiatif terhadap keberadaan TPQ ini.

Page 74: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

b. Penghambat

1) Internl TPQ

Realita dalam masyarakat beserta dinamikannya mengenai

pendidikan sangat dipentingkannya sebuah pegakuan formal atau

dalam hal ini legalitas sebuah ijazah. Karena faktor inilah tingkat

kepercayaan suatu pendidikan tergadaikan. Di TPQ ini ditemukan

permasalahan tersebut yaitu tidak setaranya pendidikan formal

dari ustad/ ustadzahnya.

Tidak bisa dipungkiri faktor manajemen dalam

pelaksanaan pembelajaran sangat mendukung kedisiplinan.

Dilembaga pendidikian formal hal tersebut bukan lagi sebuah

kendala. Permasalahannya, di TPQ ini bigroun pendidikan

ustadznya bukan berangkat dari pendidikan formal dan tentunya

ini menyebabkan sebuah pernyataan bahwa tingkat kedisiplinan

pendidikan formal lebih unggul dibandingkan pendidikan di

luarnya atau non formal seperti pesantren. Mungkin dari

latarbelakang inilah tingkat kedisiplinan ustadz/ustadzah di TPQ

ini masih rendah.

2) Eksternal TPQ

Dunia anak-anak merupakan periode dimana setiap

aktifitasnya sangat didukung oleh faktor psikologi perkembangan.

Oleh karena itu pada tahap anak-anak ini lebih diindentikkan oleh

pengalaman-pengalamannya yang fariatif dan menyenangkan

tentunya, dengan adanya banyaknya tempat hiburan akan sedikit

banyak mempengaruhi bahkan dapat mengalihkan perhatian siswa

terhadapan dunia pendidikan. Di sinilah perhatian dan kepedulian

dari orang dewasa tentang pendidikan anak sangat dibutuhkan.

Permasalahannya hal ini juga menjadi sebuah kendala untuk

merealisasikan tujuan pembelajaran karena perhatian wali

santripun sangat rendah pada pendidikan anak-anaknya khususnya

materi kegamaan di TPQ ini.

Page 75: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam penelitian ini sendiri, dari peneliti telah menentukan beberapa

tawaran yang inovatif mengenai penilain dalam pembelajaran. Yang mana

proses pembelajaran yang berlangsung lebih memiliki peran dan kontribusi

maksimal terhadap pribadi santri dan pendidiknya.

Peningkatan kompetensi dilakukan dengan banyak hal, seperti

memperluas wawasan dan pengetahuan keilmuan, memperkaya diri dengan

keterampilan-keterampilan pengelolaan kelas yang mencakup pengelolaan

santri, pengelolaan waktu, materi, dan pengelolaan setting kelas yang dapat

diperoleh dengan banyak membaca buku-buku serta mempraktekkan dengan

keadaan di dalam kelas. Melakukan pendekatan-pendekatan yang dirasa cocok

untuk mengatasi masalah kedisiplinan santri, masalah individu yang dialami

santri.

Selain meningkatkan kedisiplinan pada santri, ustadz juga harus

meningkatkan kedisiplinan pribadi, disiplin dalam menjalankan tugas sebagai

pendidik professional serta disiplin waktu agar proses pembelajaran berjalan

dengan optimal.

Ustadz sebagai penggerak pendidikan di sekolah harus memikirkan

sarana dan prasarana sebagai penunjang kelancaran proses pembelajaran dan

mutu pendidikan. Di TPQ Nurul Qur’an pengelolaan fasilitas di kelas sudah

baik, namun perlu ditingkatkan.

Untuk mengelola fasilitas di dalam kelas hendaknya ustadz

menyesuaikan barang-barang apa saja yang terdapat di dalam kelas tersebut.

Apabila belum ada sebaiknya dilengkapi. Jika harus membeli maka dipilihlah

barang-barang yang kualitasnya baik. Jika dapat menciptakan sendiri

sebaiknya ustadz membuat sendiri perlengkapan mengajar dan hiasan-hiasan

yang dibutuhkan di dalam kelas, tujuannya untuk menghemat biaya dan

pengeluaran yang dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lainnya serta

meningktkan keterampilan dan kreatifitas ustadz. Ustadz di TPQ Nurul

Qur’an sudah menerapkan beberapa hal tersebut.

Page 76: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Selain itu, yang perlu diperhatikan lagi adalah pengaturan dan tata

letak barang-barang dalam kelas. Tujuannya agar kelas tampak luas, tidak

sumpek dan santri nyaman belajar. Sirkulasi udara serta pencahayaan

merupakan hal penting selanjutnya. Maka ventilasi kelas sebaiknya tidak

tertutup dan terhalang dengan sesuatu. Jika sirkulasi udara lancar dan terang,

suasana kelaspun menjadi segar. Santripun menjadi nyaman di dalam kelas.

Penataan meja dan kursi dibuat berubah ubah setiap minggunya agar perta

didik tidak bosan dengan keadaan yang monoton setiap harinya.

Pembiasaan diri terhadap santri untuk tepat waktu dalam segala hal

dapat mendukung pengaturan waktu dengan baik. Belajar dan bermain harus

dikondisikan sedemikian rupa agar santri tidak terlalu banyak bermain sesuka

mereka sendiri, melainkan bermain yang megasyikkan dan bermanfaat sambil

belajar.

Keefektifan ditunjang oleh keterampilan ustadz mengarahkan santri

pada setiap kegiatan yang mereka lakukan di kelas dan disekolah. Ustadz

harus menjadikan santri sebagai objek yang perlu dikembangkan dari segala

aspek dan juga waktu yang mereka butuhkan selama menjadi santri.

Hasil analisis dari penjelasan teori dan hasil penelitian lapangan di

TPQ Nurul Qur’an, desa Kemiri, kecamatan Jepon, kabupaten Blora adalah

TPQ Nurul Qur’an ini sebagai lembaga pendidikan, bertujuan untuk

memudahkan siswa dalam membaca al-Qura’an secara fasih dan benar sejak

usia dini. Selain itu untuk mengkolaborasikan antara pengetahuan al-Qur’an

dengan kecakapan dalam membaca al-Qur’an, serta memiliki kepribadian

yang religius.

Dengan dasar tujuan TPQ yang hendak dicapai, dalam

pembelajarannya digunakan berbagai materi ajar terpilih sebagai bagian dari

unsur-unsur pembelajaran, yang di antaranya qiro’ah/ bacaan, ilmu tajwid,

praktek tajwid, hafalan, khod/ menulis. Adapun dalam lembaga terkait,

penilaian yang baru dilakukan oleh ustad/ ustadzah antara lain : Tugas

individual, Tugas kelompok, Kumpulan hasil kerja siswa (portofolio), Unjuk

kerja (performance).

Page 77: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Selain itu penilaian yang dilakukan oleh ustad/ ustadzah meliputi tiga

aspek, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aspek kognitif berhubungan

dengan kemampuan berfikir termasuk didalamnya kemampuan memahami,

menghafal, mengaplikasi, menganalisa, dan kemampuan mengavaluasi. Aspek

afektif meliputi penilaian sikap, motivasi, dan minat terhadap pelajaran.

Aspek psikomotorik berhubungan dengan unjuk kerja siswa. Dengan

demikian, maksudnya ialah aspek kompetensi yang hendak dicapai setidaknya

meliputi, kefasihan membaca, pemahaman materi, kejelian dan keakuratan,

serta ketrampilan dari ragam materi yang terselenggara.

Page 78: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

1

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di muka, maka dapat

diambil suatu kesimpulan :

Penilaian (Assessment) adalah suatu proses untuk mengetahui apakah

proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau

kriteria yang telah ditetapkan

Penilaian yang dilakukan oleh guru telah mengukur tiga aspek

pembelajaran, yaitu aspek kognitif (pengetahuan) yaitu mengenai materi ilmu

tajwid, aspek afektif (sikap) yaitu menemukan kesadaran santri agar disiplin

baik terhadap waktu pembelajaran dan materi pembelajaran, dan aspek

psikomotor (ketrampilan) yaitu santri mampu menerapkan bacaan tajwid

dengan benar.

Jenis evaluasi penilaian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

1. Pertannyaan lisan, digunakan untuk menyatakan hal-hal yang prinsip dari

pelajaran yang lalu secara singkat. Bentuknya berupa jawaban singkat dan

dilakukan sebelum, selama ataupun setelah pelajaran yang diberikan.

2. Ulangan harian, diadakan secara periodik atau berkala pada akhir suatu

tema atau beberapa tema pelajaran. Bertujuan untuk mengetahui

penguasaan kompetensi-kompetensi dari suatu mata pelajaran tertentu,

serta untuk mengetahui keberhasilan dalam penggunaan metode dan

media.

3. Ulangan blok atau ulangan semesteran, dilakukan dengan bersama-sama

mulai kelas I sampai IV yang dilakukan secara tertulis.

Page 79: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

2

B. Saran

Pelaksanaan penilaian dalam pembelajaran al-Qur’an di TPQ Nurul

Qur’an selama ini masih dikatakan belum sempurna karena berbagai

hambatan-hambatan yang terjadi. Oleh sebab itu penulis menyumbangkan

saran sebagai masukan dalam pelaksanaan penilaian dalam pembelajaran al-

Qur’an di TPQ Nurul Qur’an. Saran-saran ini penulis sampaikan kepada:

1. Kepala Sekolah

Hendaknya kepala sekolah lebih memberikan perhatian dan

dukungan yang lebih besar kepada ustad/ ustadzah dalam mensukseskan

pelaksanaan penilaian berbasis kelas dengan bentuk mensosialisasikan

hasil-hasil dari workshop ataupun seminar tentang pelaksanaan penilaian

serta memberikan pembinaan kepada ustad/ ustadzah tentang pelaksanaan

penilaian.Guru

Untuk ustad/ ustadzah hendaknya lebih menerapkan secara

maksimal pelaksanaan penilaian dengan lebih menerapkan secara

maksimal pelaksanaan penilaian berbasis kelas dengan lebih

memperhatikan prinsip-prinsip pelaksanaan penilaian yaitu valid,

bermakna, berorientasi pada kompetensi, mendidik, adil, terbuka, serta

berkesinambungan. Guru juga harus menerapkan hasil dari penilaian

berbasis kelas dengan lebih memperhatikan ketuntasan materi yang

diberikan, batas kelulusan sesuai dengan kompetensi dasar yang harus

dicapai siswa, serta lebih mengarah pada kemampuan acuan kriteria siswa.

2. Siswa

Hendaknya siswa lebih untuk dapat menggali dan menonjolkan

kemampuan yang dimiliki tanpa hanya menguasai pada kemampuan

kognitif saja, tetapi juga pada kemampuan afektif serta psikomotorik. Hal

ini sesuai dengan prinsip penilaian berbasis kelas yaitu menyeluruh pada

segenap aspek serta bentuk penilaian yang mengarah pada penilaian acuan

criteria yang memang harus benar-benar dapat dikuasai siswa.

Page 80: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

3

3. Orang tua

a) Bimbingan dan arahan dari orang tua kepada siswa hendaknya sering

dipantau dan diarahkan, agar dalam belajar terarah dan dalam

memecahkan masalah di rumah (PR), siswa mampu kreatif dalam

pengerjaannya.

b) Sesibuk apapun orang tua harus meluangkan waktu untuk menemani

atau membimbing anak belajar. Hal ini merupakan motivasi tersendiri

bagi siswa untuk megembangkan kreativitas.

C. Penutup

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena hanya

dengan taufiq dan hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Peneliti

menyadari bahwa dalam pembahasan ini tidak lepas dari kekurangan dan

kesalahan. Oleh karena itu demi kesempurnaan skripsi ini diharapkan saran-

saran maupun kritik dari pembaca yang sifatnya membangun.

Akhirnya kepada semua pihak yang telah membantu penyelesaian

skripsi ini, baik secara langsung maupun tidak langsung disampaikan terima

kasih. Wassalam.

Page 81: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

DAFTAR PUSTAKA

Arcaro, S. Jerome, “Pendidikan Berbasis Mutu ; prinsip-prinsip perumusan dan

tata langkah penerapan”, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2007)

Arifin, Zaenal “Evaluasi Pembelajaran” (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2010)

Arwani, Muhammad “Yanbu‟a: toriqoh baca tulis dan menghafal al-Qur‟an”, Ku-

dus, Tahfid Yanbu‟ul Qur‟an, 2004

Ahmad, M. Abdul Qadir “Metodologi Pengajaran Agama Islam”, (Jakarta: PT

RINEKA CIPTA, Cet Pertama, 2008)

Ali, Mohammad, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, (Bandung:

Angkasa, 1987)

Arikunto, Suharsimi Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2002), cet.12, hlm.206

Bungin, Burhan, “Penelitian Kualitatif”, (Jakarta: Kencana Media Group 2010),

Departemen Agama Republik Indonesia, “Al-Qur’an dan Terjemahnya”,

(Jakarta: CV Toha Putra Semarang, 1989)

DIRJEN Pendidikan Islam DEPAG RI, “Undang-Undang Republik Indonesia No

20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional”, Jakarta 2006

Page 82: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Fathoni, Abdurrahmat, “Metodologi Penelitian dan Teknik Penyusunan Skripsi”,

(Jakarta, Rineka cipta, 2006)

Haryati, Mimin, “Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan”,

(Jakarta: Gaung Persada Press Jakarta, cet 1, 2007)

Hadi, Sutrisno, “Metode Research”, (Yogyakarta : Andi Offset, 2004)

Ichwan, Mohammad Nor “Belajar al-Qur’an Menyingkap Khasanah Ilmu-ilmu

al-Qur’an Melalui Pendekatan Historis-Metodologis”, (Semarang, Ra-

SAIL, 2005)

Kartono, Kartini, “Pengantar Metodologi Research Sosial”, (Bandung: Alumni,

1983)

Kasiran, Moh, “Metodologi Penelitian Kuatitaif/ kualitatif”, (Malang: Pustaka

Maliki Press, 2008)

Nurdin, Syafruddin, “Guru Profesional & Implementasi Kurikulum”, (Ciputat:

Ciputat Pers, 2002)

Majid, Abdul, “Perencanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru”. (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008)

Moleong, J. Lexy “Metodologi Penelitian Kualitatif”, (Bandung : Remaja Rosda-

karya, 2009 )

Page 83: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

Murtadlo, M. Bashari „Alawi,”Mabaadil Ilmu At Tajwiid”, Malang : Ad Daraasah

Qur‟aniyah, 1990.

Muslich, Masnur, “KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) Dasar Pema-

hamam dan Pengembangan”, (Jakarta : Bumu Aksara)

Purwanto, M. Ngalim, “Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran”, (Ban-

dung, PT Remaja Rosdakarya)

Poerwanti, Endang dkk, “Asesmen Pembelajaran SD”, Direktorat Jenderal Pen-

didikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional, 2008,

Rosyid, Daniel Mohammad, “Pendidikan Nasional di Era Reformasi”, (SIC,

2008)

Suwandi, Sarwiji, “Model Assessment Dalam Pembelajaran” (Surakarta: Mata

padi Presindo, 2009)

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung; Alfabeta, 2007)

Surapranata, Sumarna, dkk., “Penilaian Portofolio Implementasi Kurikulum

2004” (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007)

Saifuddin Azwar, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar,2005)

Trianto, “Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif”, (Jakarta: Prenada

Media Group, Cet ke 2, 2010)

Page 84: IMPLEMENTASI MODEL ASSESSMENT PADA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/139/jtptiain...memberikan acuan terhadap penilaian atau ... B. Kerangka Teori ... apa yang tercantum

http://sutris.blogspot.com/2011/05/tujuan-belajar-alquran.html; 14-11-2011

http://kompaq.multiply.com/journal/item/38, 16-11-2011

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2198304-beberapa-metode-

pembelajaran-al-qur/#ixzz1cVwbfsUh, 02-11-2011

http://qashthaalhikmah.blogspot.com/2010/01/macam-macam-metode-

pembelajaran-al.html, 02-11-2011

http://zullihi.blogspot.com/2010/01/metode-pembelajaran-al-Qur‟an.html, 02-11-

2011