implementasi model pembelajaran somatic-...

148
IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- AUDITORY-VISUALIZATION-INTELLECTUALLY (SAVI) DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA KONSEP IBADAH SHOLAT BERJAMAAH (Penelitian Tindakan Kelas di Highscope Indonesia Alfa Indah) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam Disusun Oleh: MUHAMMAD DIDIN WAHIDIN 208011000051 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015

Upload: doanliem

Post on 28-Mar-2019

221 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC-

AUDITORY-VISUALIZATION-INTELLECTUALLY (SAVI)

DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA

PADA KONSEP IBADAH SHOLAT BERJAMAAH

(Penelitian Tindakan Kelas di Highscope Indonesia Alfa Indah)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh:

MUHAMMAD DIDIN WAHIDIN

208011000051

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015

Page 2: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRTPSI

Skripsi berjudul Implementasi Model Pembelajaran Soruefiic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) pada Konsep Ibadah Sholat Berjamaah

disusun oleh Muhammad Didin wahidin, NIM. 208011000051, Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan

dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan pada sidang

munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 12 Juli2015

Yang mengesahkan,

Pembimbing

NrP. 19700127 199703 2 004

I

Page 3: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi berjudul Implementasi Model Pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAYI) dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar

Siswa pada Konsep Ibadah Sholat Berjamaah disusun oleh Muhammad Didin

Wahidin Nomor Induk Mahasiswa 208011000051, diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan

lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 27 Juli 2015 di hadapan dewan

penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam

Sl (S.Pdi) dalam bidang Pendidikan Agama Islam.

Jakarta,30 Juli 2015

Panitia Ujian Munaqasah

Ketua Panitia (Ketua Jurusan/Program Studi)Dr. H. Abdul Majid Khon, M.AgNrP. 19580707 198703 t 005

Sekertaris Jurusan

Marhamah Saleh, Lc, MANIP. 19720313 200801 2010

Penguji IHeny Narendrany Hidayati, M.PdNIP. 19710512199603 2 002

Penguji IIDr. Sapiudin Shidik, M.AgNrP. 19670328 200003 1 001

Mengetahui

Dekan Faku Keguruan

UIN S

3of?feot

'? /t^ o

!'ft1

1rf1-wts

Page 4: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

KEMENTERIAN AGAMAUlN JAKARTAFITKJl lr. H Juanda No 95 Ciputat 15412 lndonesia

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01

Ha 1tlSURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Dosen Pembimbing

Muhammad Didin Wahidin

Bandung,2l Juni 1986

20801 1000051

Pendidikan Agama IslamImplernentasi Model P emb el aj ar an S o m a ti c -Audi t oryVis ualiz ation-Int ellectually (S AYI) pada KonsepIbadah Sholat Berj amaah

Siti Khadijah, MA

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri

dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta,3O Juli 2015Mahasiswa Ybs,

Muhammad Didin WahidinNrM. 2080110000s1

Nama

Tempat/Tgl.Lahir

NIMJurusan/ ProdiJudul Skripsi

Page 5: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

i

ABSTRAK

Muhammad Didin Wahidin. 208011000051. Implementasi Model Pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dalam Meningkatkan

Aktivitas Belajar Siswa pada Konsep Ibadah Sholat Berjamaah.

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa di kelas VII

dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah. Penelitian ini

dilaksanakan di Sekolah Highscope Indonesia Alfa Indah selama bulan Mei 2015.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan kelas

(PTK). Metode ini dilakukan dengan empat tahap, yaitu tahap perencanaan,

pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam melalui penerapan

model pemebelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep ibadah sholat berjamaah.

Perolehan data dilakukan dengan menggunakan instrumen non tes berupa lembar

observasi aktivitas guru dan siswa, lembar wawancara aktivitas guiru dan siswa,

catatan lapangan dan dokumentasi selama kegiatan pembelajaran. Analisis data

untuk aktivitas guru dan aktivitas belajar siswa dilakukan dengan nilai persentase.

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah kriteria nilai aktivitas belajar

siswa dengan kategori baik dan sangat baik. Dari hasil penelitian, kemampuan

guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I sebesar 75,13 yang termasuk

kedalam kategori cukup baik dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar

78,62 yang termasuk kedalam kategori baik. Kemudian, didapatkan aktivitas

belajar siswa pada siklus I memperoleh nilai sebesar 78,33 yang termasuk

kedalam kategori baik dan mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 86,82

yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Berdasarkan hasil penelitian ini

dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa

pada konsep ibadah sholat berjamaaah.

Kata kunci: SAVI, Aktivitas Belajar Siswa

Page 6: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

ii

ABSTRACT

Muhammad Didin Wahidin. 208011000051. Model Learning Implementation of

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) in Improving Student

Learning Activity on the Concept of Woship Congregation.

The aim of this research is to improve students' learning activities in class VII by

applying the learning model Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) on the concept of worship pray. This research was conducted at the

School Highscope Alfa Indah Indonesia during the month of May 2015. The

method used is a method of classroom action research (PTK). This method

involves four stages, namely planning, implementation, observation, and

reflection. Results of research conducted shows that learning Islamic education

through the application of models pemebelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) can increase student learning activities of Islamic education

on the concept of worship pray. Data acquisition is done by using the non-test

instruments in the form of sheets of teacher and student activity observation,

interview sheets guiru and student activities, field notes and documentation for

learning activities. Analysis of the data for the activities of teachers and students'

learning activities conducted by a percentage value. Indicators of success in this

study is the criterion value student learning activity with both categories. From the

research, the ability of teachers to manage learning in the first cycle of 75.13 were

included into the category quite well and has increased in the second cycle of

78.62 were included in both categories and good category. Then, obtained

learning activities of students in the first cycle to obtain a value of 78.33 were

included in both categories and has increased in the second cycle of 86.82 were

included in the very good category. Based on these results it can be concluded that

the application of learning models Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) can increase student learning activities on the concept of worship pray.

Keywords: SAVI, Student Activities

Page 7: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

iii

KATA PENGANTAR

بسماهللالرحمنالرحيم

Segala puji dan syukur bagi Allah swt Pengatur Jagad Raya. Shalawat

serta salam semoga senantiasa tercurah kepada pemimpin peradaban sepanjang

zaman, Muhammad Saw.

Salam cinta penulis persembahkan kepada almarhumah Ibunda dan

almarhum Ayahanda. Kepada mereka, penulis mengucapkan terima kasih yang

setulus-tulusnya dan sedalam-dalamnya, disertai doa “Ya Rabb, limpahkanlah

rahmat-Mu kepada mereka berdua di akhirat. Amin”.

Dalam kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan terima kasih yang

tulus kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag., Ketua Jurusan Pendidikan Agama

Islam (PAI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Siti Khadijah, MA., Dosen Pembimbing yang senantiasa membimbing dan

mengarahkan penulis dalam penulisan skripsi ini dengan penuh kesabaran,

kebaikan dan kemurahan hati beliau memberikan bimbingan dan semangat

selama penulis melaksanakan penelitian dan penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah.

5. Ibu Kepala Sekolah Highscope Unit Alfa Indah Joglo Jakarta Barat, Amelia

Boedi Santoso, M.Pd., yang telah memberikan izin untuk melakukan

penelitian.

6. Istri tercinta Chaerani Azizah yang selalu memberikan penulis bantuan dalam

hal apapun, semangat, inspirasi, dan nasehat-nasehatnya dengan penuh

cintanya kepada penulis.

Page 8: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

iv

7. Ibu dan Bapak Mertua yang selalu memberikan penulis semangat. Semoga

Allah SWT selalu melimpahkan rahmat-Nya untuk keduanya di dunia dan

akhirat. Aamiin.

8. Kakanda tercinta ‘aa dan teteh’ yang selalu memberikan penulis semangat.

Semoga Kakanda sehat selalu dan diberikan kesuksesan oleh Allah SWT di

dunia dan akhirat. Aamiin.

9. Sahabat-sahabat perjuangan di Pendidikan Agama Islam: Keluarga besar

BONTOT dan sahabat-sahabat yang tidak bisa disebutkan satu persatu.

10. Almamater tercinta dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu.

Penulis berharap semoga Allah swt. membalas segala kebaikan mereka.

Semoga karya ilmiah ini membawa manfaat yang sebesar-besarnya bagi penulis

khususnya dan bagi pembaca sekalian umumnya. Aamiin.

Jakarta, 14 Juli 2015

Penulis

Muhammad Didin Wahidin

Page 9: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ........................................................................................................... i

KATA PENGANTAR .......................................................................................iii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Pembatasan Masalah ................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 6

E. Tujuan Penelitian ......................................................................... 6

F. Manfaat Penelitian ....................................................................... 6

BAB II KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti.................................. 8

1. Tinjauan Tentang Belajar, Pembelajaran,

dan Hasil Belajar ..................................................................... 8

a. Belajar ................................................................................ 8

b. Pembelajaran ...................................................................... 9

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan

Hasil Belajar ..................................................................... 10

2. Aktivitas Belajar Siswa ......................................................... 11

Page 10: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

vi

3. Model Pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) ........ 12

a. Pengertian Model Pembelajaran ...................................... 12

b. Model Pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).... 13

1) Somatic (Learning by Doing)………………………...14

2) Auditory (Learning by Hearing)……………………..16

3) Visual (Learning by Seeing)………………………….18

4) Intellectual (Learning by Thinking)…………………..20

c. Tipe Pembelajar Somatic, Auditory, dan Visual………....22

4. Ibadah Sholat Berjamaah……………………………………24

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................... 30

C. Hipotesis Tindakan .................................................................... 32

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... 33

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian ................ 33

C. Subjek Penelitian ....................................................................... 37

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian ................................ 38

E. Tahapan Intervensi Tindakan .................................................... 38

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan ............................. 41

G. Data dan Sumber Data ............................................................... 41

H. Instrumen Pengumpulan Data ................................................... 41

I. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 43

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan ............................................ 43

K. Analisis Data dan Interpretasi Data ........................................... 44

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan ..................................... 45

Page 11: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

vii

BAB IV DESKRIPSI, ANALISIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ........................................................................... 47

B. Analisis Data ............................................................................. 48

1. Penelitian Pendahuluan ......................................................... 48

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I ............................................. 50

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II ............................................ 62

C. Pembahasan ............................................................................... 70

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................ 96

B. Implikasi .................................................................................... 96

C. Saran .......................................................................................... 97

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 98

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………….100

Page 12: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desain Intervensi Tindakan Siklus I ................................................ 39

Tabel 3.2 Desain Intervensi Tindakan Siklus II ............................................... 40

Tabel 3.3 Tingkat Aktivitas Guru dan Aktivitas Belajar Siswa ....................... 45

Tabel 4.1 Format Penilaian Aktivitas Guru pada Siklus I dan SiklusII ........... 56

Tabel 4.2 Format Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ....................................... 58

Tabel 4.3 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I .............................................. 59

Tabel 4.4 Perbedaan Signifikan Hasil Observasi Aktivitas Guru .................... 66

Tabel 4.5 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ............................................. 67

Tabel 4.6 Perbedaan Signifikan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa ...... 69

Page 13: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar ..... 10

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat ....... 37

Gambar 4.1 Aktivitas Guru selama Kegiatan Pembelajaran ........................... 70

Gambar 4.2 Aspek Somatic ............................................................................. 73

Gambar 4.3 Aspek Auditory ............................................................................ 74

Gambar 4.4 Asperk Visual .............................................................................. 75

Gambar 4.5 Aspek Intellectual ....................................................................... 76

Gambar 4.6 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I ......................................... 78

Gambar 4.7 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II ........................................ 79

Gambar 4.8 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Somatic ............................. 81

Gambar 4.9 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Auditory ............................ 83

Gambar 4.10 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Visual ................................ 84

Gambar 4.11 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Intellectual ........................ 86

Gambar 4.12 Aktivitas Belajar Siswa (SAVI) .................................................. 89

Page 14: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ............................... 100

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ....................................................... 106

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Guru ............................................. 110

Lampiran 4 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa ............................... 114

Lampiran 5 Lembar Wawancara teradap Guru ............................................. 116

Lampiran 6 Lembar Wawancara terhadap Siswa.......................................... 121

Lampiran 7 Catatan Lapangan Selama Proses Pembelajaran ....................... 124

Lampiran 8 Perhitungan Nilai Aktivitas Guru .............................................. 128

Lampiran 9 Perhitungan Nilai Aktivitas Belajar Siswa ................................ 129

Lampiran 10 Dokumentasi Foto Selama Proses Pembelajaran....................... 133

Lampiran 11 Surat Izin Observasi................................................................... 134

Lampiran 12 Surat Izin Penelitian................................................................... 135

Page 15: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Mendidik atau melatih anak termasuk urusan yang paling penting.

Sudah menjadi keharusan bagi orang-orang yang berhati ikhlas untuk

menyingsingkan lengan baju dan bekerja dengan tulus tanpa mengenal lelah

guna membentuk generasi baru. Dalam hal ini tentu saja diperlukan adanya

pendidikan profesional yakni guru di sekolah-sekolah dasar dan menengah,

serta dosen di perguruan-perguruan tinggi.

Al-Ghazali dalam bukunya yang berjudul Ihya ’Ulumuddin

menyebutkan bahwa jalan untuk melatih anak-anak termasuk urusan

yang paling penting dan harus mendapat prioritas yang lebih dari yang

lainnya. Anak merupakan amanat di tangan kedua orang tuanya dan

kalbunya yang masih bersih merupakan permata yang sangat

berharga. Jika ia dibiasakan untuk melakukan kebaikan, niscaya dia

akan tumbuh menjadi baik dan menjadi orang yang bahagia di dunia

dan akhirat.1

Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagai bagian dari pendidikan

nasional memiliki peran yang penting dalam mewujudkan pilar-pilar

pendidikan. Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan untuk menyiapkan

peserta didik dalam meyakini, memahami, menghayati, dan mengamalkan

agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan dengan

memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan

kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan

persatuan nasional.

Paradigma dunia pendidikan diperlukan untuk membangun

masyarakat terdidik, masyarakat yang cerdas akan membawa pendididkan

sebagai proses pembentukan manusia Indonesia seutuhnya. Paradigma

pembelajaran mengembangkan pengertian bahwa dalam kegiatan belajar

mengajar, peserta didik yang menjadi fokus perhatian (learner centered).

1Jamaal ‘Abdur Rahman, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah, (Bandung: Irsyad

Baitus Salam, 2005), h. 19.

Page 16: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

2

Pengajar hanyalah salah satu faktor eksternal pembelajaran.2 Dalam hal ini,

kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung pada

perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru. Hal

ini dikarenakan, tugas guru bukan semata-mata mengajar (teacher centered),

tapi lebih kepada membelajarkan siswa (children centered).

Terkait dengan mata pelajaran Pendidikan Agama Islam, bahwa

pada umumnya pembelajaran yang digunakan masih berpusat pada guru

(teacher centered). Pembelajaran Pendidikan Agama Islam selama ini masih

mempertahankan cara-cara lama (tradisional), seperti ceramah, menghafal,

demonstrasi praktik-praktik ibadah yang tampak kering.3 Dari situasi

pembelajaran yang semacam ini hampir tidak ada kesempatan bagi siswa

untuk menuangkan kreatifitasnya dan menyampaikan gagasannya. Dengan

pembelajaran seperti ini, siswa cenderung pasif dan pembelajaran menjadi

monoton sehingga siswa pun merasa jenuh dan tidak bersemangat dalam

menerima pelajaran, yang mengakibatkan siswa tidak fokus dalam belajar dan

tidak memahami pembelajaran. Oleh karena itu, guru diharapkan kreatif

dalam mengembangkan model pembelajarannya dengan berpusat pada siswa

(student centered), yang lebih banyak melibatkan siswa dan mengaktifkan

siswa. Dengan begitu, siswa akan tertantang untuk dapat memahami pelajaran

dan suasana pun akan lebih menyenangkan.

Pada proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam pun masih

dijumpai adanya kecenderungan siswa tidak mau bertanya pada guru

meskipun sebenarnya belum memahami materi yang disampaikan oleh guru.

Beberapa siswa hanya diam ketika guru menanyakan apa saja yang belum

mereka pahami. Selain itu, ketika guru melakukan tanya jawab kepada siswa

terkait materi yang disampaikannya, siswa yang menjawab pertanyaan yang

disampaikan guru adalah siswa yang memang dari awal sudah aktif selama

2Dewi Salma Prawiradilaga, Prinsip Disain Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada

Media Group, 2008), h. 4. 3Ismail, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, (Semarang:Rasail,

2008), hal. 3.

Page 17: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

3

kegiatan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa, masih ada beberapa

siswa yang tidak melakukan pembelajaran aktif dalam kelasnya.

Secara umum banyak faktor yang mempengaruhi kualitas proses

pembelajaran. Keberhasilan belajar siswa tidak hanya dipengaruhi faktor

siswa saja, ada tiga faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa, yaitu

faktor internal yang meliputi aspek fisiologis (yang bersifat jasmaniah), aspek

psikologis diantaranya kecerdasan, sikap, bakat, minat, dan motivasi, faktor

eksternal yang meliputi lingkungan sosial dan nonsosial, dan faktor

pendekatan belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa

untuk melakukan kegiatan pembelajaran.4 Kegiatan pembelajaran, dalam

implementasinya mengenal banyak istilah untuk menggambarkan cara

mengajar yang akan dilakukan oleh guru. Saat ini, begitu banyak macam

strategi, metode ataupun model pembelajaran yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran menjadi lebih baik.

Guru merupakan penanggung jawab kegiatan proses pembelajaran

di dalam kelas, sebab gurulah yang langsung memberikan kemungkinan bagi

para siswa belajar dengan efektif melalui pembelajaran yang dikelolanya.

Seperti yang telah kita ketahui, dalam keseluruhan proses pendidikan di

sekolah pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama. Keberhasilan

pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung pada bagaimana proses

pembelajaran berlangsung. Pengelolaan proses pembelajaran yang baik dapat

memfokuskan siswa kepada tujuan pembelajaran dengan hasil yang optimal.

Dalam pembelajaran dikenal berbagai model pembelajaran.

Keragaman model pembelajaran selalu bermula dari keinginan untuk

memenuhi kebutuhan siswa. Salah satu diantaranya adalah model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

Pengembangan model-model pembelajaran merupakan suatu upaya yang

harus dipersiapkan dan dilakukan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam

hal ini, membelajarkan Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

4 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), h. 137-138.

Page 18: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

4

akan memberikan ruang kepada siswa untuk dapat belajar aktif serta

mengekspresikan diri secara bebas.5 Dengan begitu, peneliti mempercayai

bahwa model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan

aktivitas belajar siswa. Siswa dituntut untuk berperan aktif dalam kegiatan

pembelajaran, karena model pembelajaran ini melibatkan semua indera

dengan menggabungkan keempat aspek SAVI (Somatic-Auditory-Visual-

Intellectual) dalam satu peristiwa pembelajaran.

Dalam hal ini, pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada konsep

ibadah sholat berjamaah yang melibatkan aktivitas intelektual dan seluruh

anggota tubuh serta alat indera digabungkan dalam satu peristiwa

pembelajaran. Oleh karena itu, dibutuhkan model pembelajaran yang

membuat siswa mudah dalam pemahaman materi dan pengasaan konsep

melalui model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI). Pembelajarannya dilakukan dengan aktivitas (learning by doing),

belajar dengan mendengarkan (learning by hearing), belajar dengan

memperhatikan (learning by seeing), dan belajar dengan berpikir (learning by

thinking). Pembelajaran yang memberikan ruang kepada siswa untuk dapat

belajar aktif dan mengekspresikan diri secara bebas. Secara teori, mampu

membuat siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara fisik

dari waktu ke waktu.6 Implementasi model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) dapat memberi kesan pembelajaran yang

kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa dengan menggabungkan keempat

aspek SAVI, yakni somatic, auditory, visual, dan intellectual selama kegiatan

pembelajaran. Adapun pengertian implementasi adalah penerapan dan

pelaksanaan. Implementasinya adalah harus melakukan sesuai dengan

5Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook, (New York: Mc GrawHill

Companies, Inc., 2000), pp. 44. 6Ibid.

Page 19: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

5

petunjuk. Sedangkan, mengimplementasikan adalah menerapkan dan

melaksanakan.7

Berdasarkan permasalahan di atas, peneliti menganggap perlu

untuk melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul ”Implementasi

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

dalam Meningkatkan Aktivitas Belajar Siswa pada Konsep Ibadah Sholat

Berjamaah”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, kemudian muncul

berbagai permasalahan yang dapat diidentifikasi sebagai berikut

1. Pembelajaran Agama Islam yang selama ini diberikan masih cenderung

berpusat pada guru (teacher centered).

2. Kurangnya keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

3. Kurangnya variasi guru dalam memilih model, strategi, dan metode dalam

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam.

C. Pembatasan Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah

diuraikan sebelumnya, maka penelitian dibatasi pada usaha untuk

meningkatkan aktivitas belajar siswa dengan menerapkan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada

konsep ibadah sholat berjamaah terhadap siswa kelas VI Highscope Indonesia

Alfa Indah.

7Umi Chulsum dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Yoshiko

Press, 2006), h. 298.

Page 20: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

6

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka perumusan masalah

penelitian ini sebagai berikut: ”Apakah dengan implementasi model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dapat

meningkatkan aktivitas belajar siswa pada konsep ibadah sholat berjamaah

terhadap siswa kelas VI di Highscope Indonesia Alfa Indah?”.

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa

kelas VI Highscope Indonesia Alfa Indah melalui implementasi model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada

konsep ibadah sholat berjamaah.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik yang

bersifat teoritis maupun praktis.

1. Manfaat Teoritis

Secara umum, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan ilmu pengetahuan tentang pembelajaran Pendidikan Agama

Islam utamanya pada implementasi model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

Secara khusus, penelitian ini diharapkan dapat memberikan

pengaruh yang positif kepada strategi pembelajaran di sekolah serta

mampu mengoptimalkan kemampuan siswa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Memberikan wawasan kepada guru tentang keberagaman model

pembelajaran, khususnya dalam kegiatan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Page 21: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

7

Intellectually (SAVI) yang dapat dipilih untuk melaksanakan

pembelajaran yang kreatif dan efektif.

2) Guru lebih kreatif dalam melaksanakan proses pembelajaran.

b. Bagi Siswa

1) Menggali kemampuan siswa dalam aspek Somatic-Auditory-Visual-

Intellectual.

2) Membangun keaktifan siswa pada kegiatan pembelajaran pada

konsep ibadah sholat berjamaah.

3) Membangun siswa untuk menggunakan potensi dirinya lebih kreatif

dalam mengembangkan kemampuan siswa sebagai bekal menjalani

kehidupan sehari-hari mengenai arti apa yang telah dipelajarinya.

Page 22: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

8

BAB II

KAJIAN TEORITIK DAN PENGAJUAN KONSEPTUAL

INTERVENSI TINDAKAN

A. Acuan Teori Area dan Fokus yang Diteliti

1. Tinjauan tentang Belajar dan Pembelajaran

a. Belajar

Dalam proses pengajaran, unsur proses belajar mengajar

memegang peranan yang sangat penting. Terdapat beberapa teori dalam

belajar, diantaranya:1

1) Teori Behavioristik

Teori behavioristik yaitu teori belajar yang mengobservasi

perilaku individu dalam belajar, baik perilaku eksternal maupun

internal. Dalam teori ini dikenal beberapa teori belajar:

a) Teori Koneksionisme

Teori ini dikemukakan oleh Edward L Thorndike, ia berpendapat

bahwa belajar ialah hubungan stimulus dan respon atau disebut

pula “S-R Bond Teory”. Stimulus dan respon dibentuk oleh suatu

kepuasan sehingga asosiasi akan semakin meningkat. Adanya

stimulus dan respon yang telah diberikan dalam hal ini siswa,

sehingga terjadilah proses berpikir dalam diri siswa terhadap

materi yang dipelajarinya.

b) Teori Pembiasan Perilaku Respons

Teori ini dikemukakan oleh Burhus Frederic Skinner, ia

berpendapat bahwa perilaku operant conditioning yaitu perilaku/

respon yang berefek sama terhadap lingkungannya dimana studi

Skinner ini berpusat antara hubungan perilaku dan konsekuensi-

konsekuensinya.

1Zulfiani, dkk, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta: Lembaga Penelitian UIN

Jakarta, 2009), h. 118-119.

Page 23: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

9

2) Teori Kognitif

Teori ini dipelopori oleh ahli psikologi Gelstalt, Piaget, Vygotsky,

Gagne, Bruner, dan Ausebel. Menurut mereka dalam proses

pembelajaran siswa membentuk struktur kognitif dalam ingatannya.

Setiap individu yang belajar akan menyusun pengalaman yang

dipelajari dan menyimpannya dalam ingatan.

3) Teori Konstruktivisme

Teori belajar konstruktivistik dipelopori J. Piaget dan Vygotsky.

Teori konstruktivisme merupakan salah satu teori belajar yang

berhubungan dengan cara seseorang memperoleh pengetahuan, yang

menekankan pada penemuan makna (meaningfulness). Perolehan

tersebut melalui informasi dalam struktur kognitif yang telah ada

dari hasil perolehan sebelumnya yang tersimpan dalam memori dan

siap dikonstruk untuk mendapatkan pengetahuan baru.

Dari uraian definisi belajar di atas, belajar dapat diartikan

sebagai suatu proses untuk mendapatkan perubahan pada diri seseorang

dalam berinteraksi dengan lingkungannya dan sesuai dengan

kemampuan masing-masing untuk memperoleh pengetahuan baru.

b. Pembelajaran

Dua definisi yang cukup mewakili berbagai perspektif teoritis

terkait dengan praktik pembelajaran:2

1) Pembelajaran sebagai perubahan perilaku. Salah satu contoh

perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya tidak

begitu perhatian dalam kelas ternyata berubah menjadi sangat

perhatian.

2) Pembelajaran sebagai perubahan kapasitas. Salah satu contoh

perubahannya adalah ketika seorang pembelajar yang awalnya takut

2Miftahul Huda, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran, (Yogyakarta:

Pustaka Belajar, 2013), h. 5.

Page 24: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

10

pada pelajaran tertentu ternyata berubah menjadi seorang yang

sangat percaya diri dalam menyelesaikan pelajaran tersebut.

Pembelajaran lebih mengacu pada segala kegiatan yang

berpengaruh langsung terhadap proses belajar siswa. Dalam istilah

pembelajaran, interaksi siswa tidak dibatasi oleh kehadiran guru secara

fisik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah adanya interaksi. Interaksi

tersebut antara siswa yang belajar dengan lingkungan belajarnya, baik

dengan guru, siswa lainnya, media, atau sumber lainnya sebagai proses

yang menjadikan seseorang atau mahluk hidup untuk belajar.

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

Faktor yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar

pada setiap orang dapat diikhtisarkan sebagai berikut:3

Alam

Lingkungan

Sosial

Luar

Kurikulum/ Bahan pelajaran

Instrumental Guru/ Pengajar

Sarana dan Fasilitas

Administrasi/ Manajemen

Faktor

Kondisi Fisik

Fisiologi

Kondisi Panca Indera

Dalam

Bakat

Psikologi Minat

Kecerdasan

Motivasi

Kemampuan Kognitif

Gambar 2.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar

3M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2010), h. 107.

Page 25: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

11

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat diketahui bahwa

model pembelajaran sebagai faktor eksternal (faktor dari luar siswa)

yakni faktor yang disengaja dirancang dan dimanipulasikan guna

menunjang tercapainya keluaran yang dikehendaki (instrumental input).

Dala hal ini, faktor yang sengaja dirancang adalah kurikulum atau

bahan pelajaran, guru yang memberikan pengajaran meliputi strategi,

metode, dan model pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan

pembelajaran, sarana dan fasilitas, serta manajemen yang berlaku di

sekolah yang bersangkutan.

2. Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas belajar siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

sangat menentukan hasil belajar siswa. Menurut Paul D. Dierich membagi

kegiatan belajar dalam 8 kelompok, yaitu sebagai berikut:4

a. Kegiatan-kegiatan visual

Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,

demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.

b. Kegiatan-kegiatan lisan (oral)

Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu

kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan

pendapat, wawancara, diskusi dan interupsi.

c. Kegiatan-kegiatan mendengarkan

Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau

diskusi, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.

d. Kegiatan-kegiatan menulis

Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan

kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisi angket.

e. Kegiatan-kegiatan menggambar

Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.

4Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), Cet.

XIV, h. 172-173.

Page 26: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

12

f. Kegiatan-kegiatan metrik

Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran,

membuat model, menyelenggarakan permainan, menari, dan berkebun.

g. Kegiatan-kegiatan mental

Merenungkan, mengingat, memecahkan masalah, menganalisis,

melihat, hubungan-hubungan dan membuat keputusan.

h. Kegiatan-kegiatan emosional

Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain.

Dalam hal ini, asas aktivitas digunakan dalam semua jenis

metode mengajar, hanya saja penggunaannya dilaksanakan dalam bentuk

yang berlain-lainan sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dan

disesuaikan pula pada orientasi sekolah yang menggunakan jenis kegiatan

itu.

3. Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

a. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran menurut Joyce dan Weil adalah suatu

rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum

(rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan

pembelajaran, dan membimbing pembelajaran di kelas atau yang lain.

“Model pembelajaran dapat dijadikan pola pilihan, artinya para guru

boleh memilih model pembelajaran yang sesuai dan efisien untuk

mencapai tujuan pendidikannya”.5

Upaya mengimplementasikan rencana pembelajaran yang

telah disusun dalam kegiatan pembelajaran agar tujuan yang telah

disusun dapat tercapai secara optimal, maka diperlukan suatu model

ataupun metode yang digunakan untuk merealisasikan strategi yang

telah ditetapkan.

5Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. III, h. 133.

Page 27: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

13

b. Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

Proses pembelajaran yang digariskan oleh kurikulum

sekarang lebih menitikberatkan peran aktif siswa dalam kegiatan

belajar, seorang pendidik hanya sebagai fasilitator. Pembelajaran yang

menerapkan peran aktif siswa adalah model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

Dave Meier merupakan pendidik, trainer, sekaligus

penggagas model accelerated learning. Salah satu strategi

pembelajarannya adalah apa yang dikenal dengan Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI). Berikut ini adalah cara-cara yang

bisa menjadi starting point guru dalam melaksanakan pembelajaran

SAVI.6

Dalam hal ini, Model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) adalah pembelajaran yang

menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua indera yang

dimiliki oleh siswa baik indera penglihatan, pendengaran, penciuman,

menggerakan tubuh, dan sebagainya. Dave Meier mengemukakan

bahwa “The Body Is the Mind; The Mind Is the Body”. Pikiran dan

tubuh tidak terpisahkan. “If your body don't move, your brain don't

groove”, jika siswa ketika belajar tidak menggerakkan tubuhnya maka

akan menghalangi pikiran untuk berfungsi secara optimal.7

Menggabungkan gerakan tubuh dengan aktivitas intelektual akan

berpengaruh besar pada pembelajaran karena menggunakan semua

indera. Model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) sangat sesuai digunakan untuk proses

pembelajaran yang bebas dan aktif.

Di bawah ini, paparan mengenai setiap unsur Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI):

6Huda, op. cit., h. 283-287.

7Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook, (New York: Mc GrawHill

Companies, Inc., 2000), pp. 36.

Page 28: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

14

1) Somatic (Learning by Doing)

Somatic berasal dari bahasa Yunani yang berarti tubuh

(seperti dalam psikosomatis). Jadi belajar somatic berarti belajar

dengan menggunakan indera peraba, kinestetis, yang melibatkan

fisik dengan menggerakkan tubuh sewaktu belajar. Dave Meier

mengungkapkan bahwa tidak semua pembelajaran memerlukan

aktivitas belajar fisik, tetapi dengan bergantian menjalankan aktivitas

belajar aktif dan pasif secara fisik dapat membantu pembelajaran

siswa.8

Aspek somatic yakni belajar dengan bergerak dan beruat

tercermin dalam surat At-Taubah ayat 105.

.

“Dan Katakanlah: Bekerjalah kamu, Maka Allah dan Rasul-

Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu

itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang

mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu

kerjakan.” (Q.S. At-Taubah: 105)

Dengan bekerja sungguh-sungguh dan senantiasa diiringi

doa kepada Allah, kebaikan di dunia berupa kemuliaan, kewibawaan

dan kemakmuran akan diperoleh sebagai anugerah kebaikan

dariNya. Secara otomatis, kebaikan di akhirat tentu saja akan

dianugerahkan Allah bagi orang yang berbuat tepat menurut jalan

yang telah ditetapkanNya dan meneladani Nabi Muhammad SAW.

Penjelasan tersebut berkaitan dengan aspek somatic atau kinestetik

yang menekankan pada kegiatan untuk melakukan aktivitas/ gerak.

Dalam hal ini, aktivitas yang dapat dilakukan agar siswa

dapat bergerak, yaitu:9

8Ibid., p. 44.

9Ibid., p. 45.

Page 29: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

15

a) Membuat model dalam suatu proses atau prosedur.

b) Secara fisik menggerakkan berbagai komponen dalam suatu

proses atau system.

c) Menciptakan bagan, diagram, dan pictogramMemeragakan suatu

proses, system, atau seperangkat konsep.

d) Mendapatkan pengalaman, kemudian membicarakannya dan

merefleksikannya.

e) Melengkapi suatu proyek yang memerlukan kegiatan fisik.

f) Menjalankan pelatihan belajar aktif (simulasi, permainan belajar,

dan lain-lain).

g) Mewawancarai orang di luar kelas.

h) Dalam tim, menciptakan pelatihan pembelajaran aktif bagi

seluruh kelas.

Literatur yang lain menjelaskan lebih rinci mengenai hal

yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sarana somatic dalam

belajar diantaranya adalah:10

a) Rancanglah sebuah proyek yang dapat mendorong siswa untuk

bergerak di tempat-tempat yang berbeda.

b) Sediakanlah tape yang bisa didengarkan oleh siswa selama

mereka berjalan, berlari, berlompatan kecil, atau bekerja.

c) Berikan waktu break sesering mungkin ketika siswa tengah

belajar, lalau ajaklah mereka untuk segera bergerak ketika sedang

menemukan gagasan baru.

d) Biarkan siswa berdiri dan berjalan ketika mereka tengah

mendengarkan, menonton, atau berpikir.

e) Berikanlah sesuatu yang bisa mereka mainkan selama melakukan

aktivitas ini (tetapi pastikan benda itu tidak menimbulkan

kekacauan).

10

Huda, op. cit., h. 284-285.

Page 30: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

16

f) Mintalah siswa untuk menulis dalam sebuah kartu tentang apa

yang mereka pelajari, misalnya flash card yang bisa digunakan

untuk mencocokkan item-item yang sama.

g) Sesekali mintalah mereka memperagakan gagasan mereka dalam

bentuk teater, mimik, atau sentuhan (tanpa harus mengucapkan

kata apapun).

h) Cobalah meminta mereka untuk membuat oret-oretan setiap

mereka membaca teks tertulis.

Berdasarkan uraian di atas, proses pembelajaran yang

menggunakan aktivitas fisik membuat siswa dapat berpartisipasi

aktif dalam pembelajaran.

2) Auditory (Learning by Hearing)

Aktivitas auditory dapat direfleksikan melalui belajar

berbicara dan mendengar. Pikiran auditory manusia lebih kuat

daripada yang disadari. Telinga terus menerus menangkap dan

menyimpan informasi auditory bahkan tanpa disadari. Dan ketika

seseorang membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area

penting di otak menjadi aktif. Hal ini dapat diartikan dalam

pembelajaran pendidik hendaknya mengajak siswa membicarakan

apa yang sedang dipelajari, mengajak berbicara saat memecahkan

masalah, membuat model, mengumpulkan informasi, membuat

rencana kerja atau menciptakan makna pribadi bagi diri sendiri.

Aspek auditory yakni belajar dengan mendengarkan dan

berbicara tercermin dalam surat Al-Alaq ayat 1-5.

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal

darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, yang

Page 31: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

17

mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia

mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”

(Q.S. Al-Alaq:1-5)

Dalam surat ini, Nabi Muhammad SAW diperintahkan

untuk membaca disertai adanya penjelasan tentang kekuasaan Allah

SWT terhadap manusia dan penjelasan sifat-sifatnya. Awal surat ini

menjadi ayat pertama yang turun dalam Al-Qur’an sebagai rahmat

dan petunjk bagi manusia. Wahyu pertama yang sampai kepada Nabi

Muhammad SAW adalah perintah membaca dan pembicaraan

tentang pena dan ilmu. Tidakkah kaum muslimin menjadikan ini

sebagai pembelajaran untuk menebarkan ilmu. Membaca dapat

diartikan sebagai belajar, membaca, menelaah situasi, belajar dengan

ilmu pengetahuan, berkarya, memanfaatkan waktu sebaik-baiknya,

dan lain sebagainya. Dalam hal ini terkait aspek auditory, belajar

dengan berbicara dan mendengarkan merupakan salah satu kegiatan

yang dilakukan untuk menuntut ilmu. Dengan begitu, ilmu yang

telah didapatkan selama kegiatan pembelajaran dari hasil

mendengarkan dapat disebarkan ke orang lain.

Aktivitas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

sarana auditory dalam belajar diantaranya adalah:11

a) Ceritakanlah kisah-kisah yang mengandung materi pembelajaran

yang terkandung di dalam buku yang dibaca mereka.

b) Mintalah pembelajar berpasang-pasangan membicarakan secara

terperinci apa yang baru saja mereka dan bagaimana

menerapkannya.

c) Mintalah pembelajar memmpraktikan suatu ketrampilan

memeragakan suatu fungsi sambil mengucapkan secara sangat

terperinci apa yang sedang mereka kerjakan.

11

Meier, op. cit., p. 47.

Page 32: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

18

d) Ajaklah pembelajar membuat hafalan dari yang sedang mereka

pelajari.

e) Mintalah pembelajar berkelompok dan berbicara nonstop saat

sedang menyusun pemecahan masalah atau membuat rencana

jangka panjang.

Berdasarkan uraian di atas, gaya belajar auditory akan

mengakses segala jenis bunyi dan kata, baik yang diciptakan maupun

diingat, seperti musik, dialog internal, dan suara.

3) Visual (Learning by Seeing)

Visual yaitu belajar dengan mengamati dan

menggambarkan. Ketajaman visual, meskipun lebih menunjukkan

pada sebagian orang, sangat kuat dalam diri setiap orang, alasannya

adalah bahwa didalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk

memproses informasi visual daripada semua indera yang lain.

Setiap orang (terutama pembelajar visual) lebih mudah

belajar jika dapat “melihat” apa yang sedang dibicarakan oleh

seorang penceramah atau sebuah buku atau program komputer.

Pembelajar visual paling baik jika mereka dapat melihat contoh dari

dunia nyata, diagram, peta gagasan, ikon, gambar, dan gambaran

dari segala macam hal ketika sedang belajar. Dan kadang mereka

dapat belajar lebih baik lagi jika mereka menciptakan peta gagasan,

diagram, ikon, dan citra mereka sendiri dari hal-hal yang sedang

mereka pelajari.

Aspek visual yakni belajar dengan melihat, mengamati,

dan memperhatikan tercermin dalam surat Al-Maidah ayat 31.

.

Page 33: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

19

“Kemudian Allah menyuruh seekor burung gagak menggali-

gali di bumi untuk memperlihatkan kepadanya (Qabil)

bagaimana seharusnya menguburkan mayat saudaranya,

berkata Qabil: "Aduhai celaka Aku, mengapa aku tidak

mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat

menguburkan mayat saudaraku ini?" karena itu jadilah Dia

seorang diantara orang-orang yang menyesal.” (Q.S. Al-

Maidah: 31)

Diriwayatkan ayat ini turun setelah Qobil membunuh

saudaranya Habil. Ia tidak mengetahui apa yang harus dilakukannya

terhadap mayat saudaranya. Karena ini pembunuhan pertama yang

terjadi di kalangan manusia. Maka Allah menyuruh seekor burung

gagak mengali-gali di bumi lalu menguburkan sesuatu untuk

memperlihatkan kepada Qobil.

Di antara sumber-sumber yang lain, alam juga bisa

digunakan sebagai sumber media dan sarana belajar untuk memetik

ilmu pengetahuan. Dipahami dari ayat ini bahwa manusia banyak

pula mengambil pelajaran dari alam bahkan mengambil pelajaran

dari yang lebih rendah tingkatan pengetahuannya. Segala sesuatu

yang terjadi di dunia ini dan segala yang ada di dalamnya merupakan

sumber ilmu. Oleh karena itu, kita harus peka terhadap sesuatu yang

ada tersebut dan tidak meremehkan hal-hal yang kecil untuk diambil

pelajarannya.

Teknik lain, yang dapat dilakukan semua orang terutama

orang-orang dengan keterampilan visual yang kuat adalah meminta

mereka mengamati situasi dunia nyata, lalu memikirkan serta

membicarakan situasi itu, menggambarkan proses, prinsip atau

makna yang dicontohkan.12

Aktivitas yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

sarana visual dalam belajar diantaranya adalah:13

12

Ibid., p. 48. 13

Huda, op. cit., h. 285-286.

Page 34: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

20

a) Tugaskan siswa untuk membaca satu atau dua paragraph,

kemudian mintalah mereka untuk membuat synopsis singkat

tentang apa yang dibacanya. Terus ulangi proses ini.

b) Mintalah siswa untuk terus mencatat setiap penjelasan penting

yang disampaikan di ruang kelas.

c) Ajaklah siswa untuk membuat semacam mural, gambar, atau

lukisan tentang gagasan mereka, lalu tempellah mural-mural itu di

dinding kelas.

d) Sebarkan teks materi pelajaran dan pastikan teks tersebut sudah di

highlight dengan warna yang berbeda-beda pada konsep-konsep

pentingnya.

e) Buatlah semacam versi ikon atas setiap konsep yang dijelaskan,

lalu pastikan bahwa siswa bisa mengingat ikon tersebut untuk

materi selanjutnya.

f) Gambarlah mindmap di papan tulis dan mintalah siswa untuk

memperhatikannya dengan seksama.

Berdasarkan uraian di atas, gaya belajar visual akan

mengakses citra visual yang diciptakan maupun diingat, seperti

warna dan gambar.

4) Intellectual (Learning by Thinking)

Intellectual yaitu belajar dengan memecahkan masalah.

Menurut Meier, intellectual adalah pencipta makna dalam pikiran,

sarana yang digunakan manusia untuk berpikir, menyatukan

pengalaman, penciptaan jaringan saraf baru, dan belajar ketika dalam

proses belajar mengajar. Intellectual menghubungkan pengalaman

mental, fisik, emosional, dan intuitif tubuh untuk membuat makna

baru bagi dirinya sendiri. Itulah sarana yang digunakan pikiran untuk

mengubah pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi

pemahaman, dan pemahaman menjadi kearifan.

Page 35: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

21

Aspek intellectual yakni belajar dengan merenungkan,

memaknai, dan memecahkan masalah tercermin dalam surat Qaaf

ayat 6.

“Maka Apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di

atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan

menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak

sedikitpun?.” (Q.S. Qaaf: 6)

Manusia yang punya kecerdasan akal adalah yang

senantiasa menggunakan akalnya dalam posisi dan kondisi apa saja

sepanjang waktu dalam keadaan duduk, berdiri, berbaring, yang daya

fikirnya itu menemukan ujung kearifan dan terucaplah ucapan yang

terlahir dari pengakuannya akan kebesaran Allah SWT. Penjelasan

tersebut berkaitan dengan aspek intellectual yang menekankan pada

kegiatan pembelajaran dengan merenungkan, menmaknai, dan

memecahkan masalah.

Beberapa hal yang dapat memicu siswa agar

memaksimalkan aspek intellectual mereka adalah:14

a) Pemecahan masalah.

b) Menganalisis pengalaman atau kasus.

c) Mengerjakan rencana strategis.

d) Melahirkan gagasan kreatif.

e) Mencari dan menjaring informasi.

f) Merumuskan pertanyaan.

g) Menciptakan model mental.

h) Membuat ide baru untuk pekerjaan.

i) Menciptakan makna pribadi.

j) Meramalkan implikasi suatu gagasan.

14

Meier, op. cit., p. 50.

Page 36: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

22

Literatur yang lain menjelaskan lebih rinci mengenai hal

yang dapat memicu siswa agar memaksimalkan aspek intellectual

mereka, yaitu:15

a) Setiap menyelesaikan suatu pengalaman belajar, mintalah siswa

untuk duduk sejenak merefleksikan apa yang telah dipelajari dan

menghubungkannya dengan apa yang telah diketahui.

b) Mintalah mereka untuk membuat semacam diagram, flowchart,

atau pictogram yang bisa menggambarkan apa yang mereka

refleksikan.

c) Cobalah mengajukan pertanyaan-pertanyaan probing mengenai

materi pelajaran yang telah diajarkan dan mintalah siswa untuk

berpikir tentang pemecahannya.

d) Sesekali buatlah analogi-analogi dan metafor-metafor untuk

merangsang siswa berpikir tentang apa yang terkandung di

dalamnya.

e) Buatlah semacam daftar materi atau pokok-pokok pelajaran yang

memungkinkan siswa untuk menyusunnya dalam kategori-

kategori.

Berdasarkan uraian di atas, gaya belajar intellectual

menunjukkan apa yang dilakukan siswa dalam menggunakan

kecerdasan untuk merenungkan suatu pengalaman dalam

menciptakan makna.

c. Tipe Pembelajar Somatic, Auditory, dan Visual

Ciri-ciri orang yang mempunyai gaya belajar dominan

somatic atau kinestetikal antara lain:

1) Banyak melakukan aktivitas fisik ringan saat berpikir atau bekerja,

misalnya suka memainkan bolpoin.

2) Kadang suka menyentuh lawan bicara untuk menyakinkannya.

15

Huda, op. cit., h. 286-287.

Page 37: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

23

3) Mengingat sesuatu menjadi lebih mudah apabila sambil

menggerakkan bagian tubuh, misalnya sambil menjetikkan jari-jari.

4) Lebih suka trial and error saat mengoperasikan sesuatu.

5) Suka olahraga atau aktivitas fisik lain.

6) Bola mata cenderung bergerak-gerak ke bagian bawah saat berpikir

keras.

7) Intonasi suara berat.

8) Tutur katanya pendek-pendek dan suka berhenti di tengah-tengah.

9) Tulisan tangannya cenderung kurang bagus.

Ciri-ciri orang yang mempunyai gaya belajar dominan

auditory antara lain:

1) Lebih suka dibacakan daripada membaca sendiri.

2) Jarang mencatat saat seminar atau diskusi.

3) Lebih suka musik daripada lukisan.

4) Kadang-kadang suka menggumam ketika membaca.

5) Sering berbicara sendiri saat bekerja atau berpikir.

6) Menyukai diskusi langsung dengan lawan bicara daripada menulis

surat.

7) Nada bicaranya cenderung berirama (naik turun).

8) Bola mata sering bergerak-gerak kea rah tengah saat berpikir.

Ciri-ciri orang yang mempunyai gaya belajar dominan visual

antara lain:

1) Suka membaca.

2) Lebih suka membaca daripada dibacakan.

3) Lebih menyukai lukisan daripada music.

4) Tutur katanya cenderung cepat.

5) Nada bicaranya cenderung meninggi.

6) Bola mata sering bergerak-gerak ke arah atas saat berpikir.

Model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) dapat mengatasi gaya belajar siswa yang

beragam dalam satu kelas. Maksudnya, siswa yang gaya belajarnya

Page 38: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

24

cenderung somatic, auditory, maupun visual dapat sama-sama

menyerap pengetahuan atau materi yang disampaikan oleh guru. Selain

itu, menekankan pada intellectual yang mendorong siswa untuk berpikir

kritis dalam memecahkan suatu masalah.

Model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) akan optimal apabila dalam proses pembelajaran

menggabungkan keempat aspek SAVI tersebut, yaitu pembelajarannya

dilakukan dengan aktivitas (somatic), belajar dengan mendengarkan

(auditory), belajar dengan memperhatikan (visual), dan belajar dengan

berpikir (intellectual), sehingga menciptakan proses pembelajaran yang

aktif, kreatif, dinamis, dan menyenangkan. Penggabungan aspek

somatic, auditory, dan visual akan membentuk intelektualitas lebih

kritis serta lebih melekat dalam ingatan dan daya nalar siswa.

Dalam model pembelajaran ini mempresentasikan bahwa

guru sebaiknya tidak hanya mendorong siswa untuk menggunakan satu

aspek SAVI saja, tetapi mengombinasikan semua aspek tersebut untuk

memberi kemampuan yang lebih besar dan menutupi kekurangan yang

dimiliki masing-masing siswa.

4. Ibadah Sholat Berjamaah

Di bawah ini dijelaskan mengenai pengertian sholat berjamaah,

hukum sholat berjamaah, ketentuan sholat berjamaah, dan keutamaan

sholat berjamaah, yakni:16

a. Pengertian Sholat Berjamaah

Sholat berjamaah adalah sholat yang dikerjakan bersama-

sama; seorang menjadi imam (pemimpin), yang lain menjadi makmum

(pengikut). Dengan demikian, sholat berjamaah minimal dilakukan oleh

dua orang. Semakin banyak anggota jamaah, semakin utama pula sholat

jamaah tersebut.

16

Muhammad Ahsan, dkk., Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk

SMP/MTs Kelas VII, (Semarang: Erlangga, 2013), h. 50.

Page 39: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

25

b. Hukum Sholat Berjamaah

Sholat boleh dilakukan dengan cara berjamaah maupun

munfarid (sendiri-sendiri). Namun demikian, seperti telah dijelaskan

bahwa sholat berjamaah memiliki keutamaan di hadapan Allah SWT.

“Dan apabila engkau (Muhammad) berada di tengah-tengah

mereka (sahabatmu) lalu engkau hendak melaksanakan sholat

bersama-sama mereka, maka hendaklah segolongan dari

mereka berdiri (sholat) besertamu dan menyandang senjata

mereka …” (Q.S. An-Nisa: 102)

Para ulama berbeda pendapat mengenai hukum sholat

berjamaah. Ada yang berpendapat hukumnya sunnah muakadah dan

sebagian yang lain berpendapat hukumnya fardu kifayah.

1) Sunah muakadah (sunah yang sangat dianjurkan) karena Rasulullah

SAW selalu melaksanakannya.

2) Fardu kifayah, yaitu kewajiban yang bersifat kolektif. Apabila

sebagian umat Islam sudah menjalankannya, kewajiban bagi yang

lain menjadi gugur.

c. Ketentuan Sholat Berjamaah

1) Pengaturan Saf

Adapun pengaturan saf yang benar, yakni sebagai berikut.

a) Saf laki-laki dewasa berada di saf paling depan pada jamaah laki-

laki.

b) Saf anak laki-laki berada di saf belakang pada jamaah laki-laki.

c) Saf perempuan dewasa berada di saf paling belakang pada jamaah

perempuan.

d) Saf anak perempuan berada di saf depan pada jamaah perempuan.

Sementara itu, ketentuan imam dan makmum dalam sholat

berjamaah yang benar, yaitu sebagai berikut.

Page 40: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

26

a) Jika imamnya laki-laki, makmumnya boleh laki-laki dan

perempuan.

b) Jika imamnya perempuan, makmumnya hanya boleh perempuan.

2) Ketentuan Imam dan Makmum

Syarat menjadi imam

a) Lebih fasih dalam membaca Al-Qur’an.

b) Lebih banyak hafalan ayat-ayat Al-Qur’annya.

c) Lebih luas wawasannya tentang agama Islam.

d) Diutamakan yang lebih tua usianya.

e) Lebih saleh atau banyak amal salehnya.

f) Sehat akalnya.

g) Berniat menjadi imam.

h) Tidak mengikuti gerakan orang lain (makmum).

i) Mengikuti ketentuan imam laki-laki/ perempuan sebagai berikut.

Bila makmumnya laki-laki, imam harus laki-laki dan bila

makmumnya perempuan semua, imam boleh laki-laki atau

perempuan.

j) Imam bukanlah orang yang dibenci para makmum.

k) Imam berdiri paling depan dan mengetahui keberadaan

makmumnya.

l) Imam merapihkan dan meluruskan saf makmum.

Syarat menjadi makmum

a) Berniat menjadi makmum (mengikuti imam).

b) Makmum mengetahui segala gerak gerik imam dan tidak boleh

mendahului gerakan imam.

c) Berada satu lingkungan sholat dengan imam.

d) Mengetahui setiap gerakan imam, baik langsung atau mengikuti

gerakan makmum di saf depannya.

e) Harus berada pada posisi di belakang imam.

f) Makmum tidak boleh berdiri di tempat yang lebih depan dari

imam.

Page 41: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

27

g) Sholat yang dikerjakan makmum sama dengan sholat yang

dikerjakan imam.

h) Makmum tidak boleh melambatkan diri dari imam lebih dari dua

rukun sholat.

i) Apabila imam batal, makmum tepat di belakangnya yang menjadi

pengganti.

j) Jika imam melakukan kesalahan atau lupa dalam gerakan sholat,

makmum hendaknya memberitahu imam dengan mengucapkan

tasbih (subhanallah) bagi makmum laki-laki dan menepuk tangan

bagi makmum perempuan.

k) Apabila imam melakukan kesalahan atau lupa dalam membaca

ayat-ayat Al-Qur’an, makmum harus membenarkan bacaan itu.

d. Keutamaan Sholat Berjamaah

Sholat berjamaah mempunyai banyak keutamaan, anatara lain sebagai

berikut.

1) Dilipatgandakan pahalanya hingga 27 derajat. Hal ini sesuai

dengan hadis Rasulullah SAW.

}

Diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, Rasulullah SAW

bersabda, “keutamaan sholat jamaah itu melebihi sholat

sendirian sebanyak 27 derajat.” (H.R. Muslim)

2) Bagi seorang mukmim yang sholat Isya berjamaah maka seolah-

olah dia telah sholat malam selama separuh malam. Sementara bagi

yang sholat Subuh berjamaah, maka seolah-olah dia telah sholat

seluruh malamnya. Hal ini sesuai hadis Rasulullah SAW.

Page 42: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

28

Diriwayatkan dari Utsman bin Affan RA, Rasulullah SAW

bersabda, “Barang siapa yang sholat isya‟ berjamaah

maka seolah-olah dia telah sholat malam selama separuh

malam. Dan barang siapa yang sholat Subuh berjamaah,

maka seolah-olah dia telah sholat seluruh

malamnya.”(H.R. Muslim)

3) Setiap langkah kakinya ketika berjalan menuju masjid diangkat

kedudukannya satu derajat dan dihapuskan baginya satu dosa serta

senantiasa didoakan oleh para malaikat.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW

bersabda, “Sholat seseorang dengan berjamaah itu

melebihi sholatnya di rumah atau di pasar sebanyak dua

puluh lima kali lipat. Yang demikian itu karena bila

seseorang berwudu dan menyempurnakan wudunya

kemudian pergi ke masjid dengan tujuan semata-mata untuk

sholat, maka setiap kali ia melangkahkan kaki diangkatlah

kedudukannya satu derajat dan dihapuskan satu dosa. Dan

apabila dia mengerjakan sholat, maka para malaikat selalu

memohonkan untuknya rahmat selama ia masih berada di

tempat sholat selagu belum berhadas, mereka memohon,

Page 43: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

29

„Ya Allah, limpahkanlah keselamatan atasnya, ya Allah,

limpahkanlah rahmat untuknya.‟ Dan dia telah dianggap

sedang mengerjakan sholat semenjak menantikan tiba

waktu sholat.” (H.R Bukhari-Muslim)

4) Membebaskan diri dari belenggu atau pengaruh setan.

Diriwayatkan dari Abu Darda RA, Rasulullah SAW

bersabda, “Tiada tiga orang pun di dalam sebuah desa

atau lembah yang tidak diadakan di sana sholat berjamaah,

melainkan nyatalah bahwa mereka telah dipengaruhi oleh

setan. Karena itu, hendaklah kamu sekalian membiasakan

sholat berjamaah sebab serigala itu hanya menerkam

kambing yang terpencil dari kawanannya.” (H.R. Nasa’i)

5) Memancarkan cahaya di hari kiamat.

Rasulullah SAW bersabda, “Berikanlah kabar gembira

orang-orang yang rajin berjalan ke masjid dengan cahaya

yang sempurna di hari kiamat.” (H.R Ibnu Majah)

6) Sebagai sarana silaturahmi untuk saling mengenal dan saling tolong

menolong apabila ada kesulitan.

7) Dapat mengokohkan persaudaraan sesama muslim.

8) Membiasakan diri untuk hidup teratur dan disiplin. Hal ini karena

sholat berjamaah telah ditentukan waktunya agar ditepati sehingga

apabila dibiasakan, seseorang akan menjadi disiplin, serta

kehidupan dunia dan akhiratnya menjadi seimbang.

Page 44: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

30

9) Wujud dari kebaikan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

.

“Sesungguhnya yang memakmurkan masjid Allah hanyalah

orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari

kemudian, serta (tetap) melaksanakan sholat, menunaikan

zakat, dan tidak takut (kepada apa pun) kecuali kepada

Allah. Maka mudah-mudahan mereka termasuk orang-

orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. At-Taubah: 18)

10) Menampakkan syiar Islam dan izah (kemuliaan/ kejayaan) kaum

muslim.

11) Kesempatan menimba ilmu dari para jamaah lain.

12) Hidup dan mati dalam keadaan baik. Ini merupakan tujuan setiap

manusia dan salah satu kuncinya adalah sholat berjamaah di

masjid.

13) Di dalam sholat berjamaah terdapat saling mendoakan agar diberi

keselamatan. Ketika mengucapkan salam ke kanan dank ke kiri,

para jamaah saling mendoakan. Oleh karena jumlah jamaah di

masjid lebih banyak, doa yang akan diterimanya jauh lebih banyak.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini membahas tentang penerapan model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dan berdasarkan kajian

pustaka yang dilakukan peneliti didapatkan hasil penelitian yang relevan

dengan penelitian ini yaitu penelitian yang dilakukan oleh:

1. Reni Susanti yang berjudul “Implementasi Pendekatan Somatis, Audiotory,

Visual, Intelektual (SAVI) untuk Meningkatkan Partisipasi Siswa dalam

Pembelajaran Fiqih”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan

Page 45: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

31

bahwa pendekatan SAVI dapat meningkatkan partisipasi siswa dalam

pembelajaran Fiqih.

2. Sri Wahyuni Kusumawati yang berjudul “Penerapan Model Pembelajaran

SAVI untuk Meningkatkan Keterampilan Pemecahan Masalah di Sekolah

Dasar”. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dengan

menerapkan model pembelajaran SAVI dapat meningkatkan keterampilan

pemecahan masalah siswa dengan rata-rata nilai yang diperoleh di siklus I

sebesar 70%, siklus II sebesar 77%, dan siklus III sebesar 85%.

3. Helmy Fauzi Awaliyah yang berjudul “Peningkatan prestasi belajar Al

Kitabah dengan model Accelereted Learning menggunakan SAVI

(Somatos, Audiotori, Visual, Intelektual) pada siswa kelas VIII A MTs

Negeri Sleman Kota Tahun Ajaran 2012/ 2013”. Berdasarkan hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan

Accelereted Learning menggunakan pendekatan SAVI dapat

meningkatkan prestasi belajar Al-Kitabah.

Ketiga penelitian tersebut menerapkan model pembelajaran

Somatis, Audiotory, Visual, Intelektual (SAVI) pada kegiatan pembelajaran

dengan jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Perbedaan dari ketiga

penelitian tersebut adalah pada sampel penelitian dan konsep/ materinya.

Penelitian yang dibuat oleh Reni Susanti menggunakan sampel kelas VII B

MTs N Yogyakarta dengan tujuan untuk mengetahui pelaksanaan

pembelajaran Fiqih dengan penerapan SAVI dan mengetahui peningkatan

partisipasi setelah penerapan SAVI. Penelitian yang dibuat oleh Sri Wahyuni

Kusumawati menggunakan sampel siswa Sekolah Dasar dengan tujuan untuk

meningkatkan keterampilan pemecahan masalah. Sedangkan penelitian yang

dibuat oleh Helmy Fauzi Awaliyah menggunakan sampel kelas VIII A MTs

Negeri Sleman Kota Tahun Ajaran 2012/ 2013 dengan tujuan untuk

meningkatkan prestasi belajar Al Kitabah.

Page 46: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

32

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teori yang telah diuraikan di atas, maka

hipotesis penelitian dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dapat meningkatkan aktivitas

belajar siswa pada konsep ibadah sholat berjamaah terhadap siswa kelas VI

Highscope Indonesia Alfa Indah.

Page 47: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Highscope Indonesia Alfa Indah

yang beralamat di Jalan Taman Alfa Indah, Blok A9 Joglo - Jakarta Barat.

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 4 Mei 2015 sampai 20 Mei 2015.

Penelitian tindakan ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas VI Highscope

Indonesia Alfa Indah, sebanyak 15 siswa pada tahun ajaran 2014/ 2015.

B. Metode Penelitian dan Rancangan Siklus Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindakan kelas (Classroom Action Research). Dengan menggunakan PTK

diharapkan dapat memperbaiki dan meningkatkan profesionalisme pendidik

dalam menangani proses pembelajaran, sehingga kualitas proses

pembelajaran semakin meningkat. Penelitian tindakan kelas (Classroom

Action Research) memiliki peranan sangat penting dan strategis untuk

meningkatkan pembelajaran apabila diimplementasikan dengan baik dan

benar.1

Classroom Action Research atau Penelitian Tindakan Kelas

merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah

tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara

bersamaan. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari

guru yang dilakukan oleh siswa.2 Penelitian ini diawali dengan melakukan

penelitian pendahuluan (pra penelitian) dan akan dilanjutkan dengan

pelaksanaan penelitian dengan beberapa siklus. Dalam hal ini, yang dimaksud

dengan siklus adalah suatu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke

langkah semula, dimana tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ada

1Kunandar, Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas sebagai Pengembangan Profesi

Guru, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2010), h. 41. 2Suharsimi Arikuntp, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 3.

Page 48: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

34

empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu: 1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan,

3) Pengamatan, dan 4) Refleksi.3

Hubungan antara keempat komponen tersebut menunjukkan sebuah

siklus atau kegiatan berulang. “Siklus” inilah yang sebetulnya menjadi salah

satu ciri utama dari penelitian tindakan, yaitu bahwa penelitian tindakan harus

dilaksanakan dalam bentuk siklus, bukan hanya satu kali intervensi saja.4

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan beberapa

siklus, dimana dalam satu siklus atau putaran kegiatan terdiri dari

perencanaan, tindakan, pengamatan, dan perenungan. Keempat langkah

penting tersebut dapat diuraikan secara singkat seperti berikut.

1. Perencanaan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,

kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Dalam tahap menyusun rancangan ini peneliti menentukan titik atau fokus

peristiwa yang perlu mendapatkan perhatian khusus untuk diamati

kemudian membuat sebuah instrumen pengamatan untuk membantu

peneliti merekam fakta yang terjadi selama tindakan berlangsung.5

Sebelum dilakukan perlakuan terhadap siswa, peneliti

melakukan observasi situasi dan kondisi siswa, guru dan proses

pembelajaran agar mengetahui akar permasalahan dan bentuk perlakuan

yang cocok untuk dilaksanakan. Hal ini penting dilakukan agar hasil yang

diperoleh sesuai dengan apa yang diinginkan. Selain itu, perencanaan juga

penting sebab dapat memandu dan memudahkan peneliti dalam melakukan

penelitiannya.

Adapun beberapa perencanaan yang dilakukan untuk penelitian

ini antara lain:

3Ibid., h. 16.

4Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2010), h. 132. 5Suharsimi Arikuntp, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 18.

Page 49: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

35

a. Pengamatan kondisi awal siswa sebelum siklus serta wawancara guru

dan siswa guna memberi gambaran permasalahan yang mendasar dalam

penguasaan materi.

b. Merumuskan tindakan sebagai alternatif solusi yaitu melalui model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

c. Membuat rencana pembelajaran yang berisi tentang langkahlangkah

pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI).

d. Menyusun evaluasi.

e. Menyusun lembar observasi aktivitas belajar siswa.

2. Tindakan (Acting)

Tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi

atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenai tindakan di kelas. Hal yang

perlu diingat adalah bahwa dalam tahap ke-2 ini pelaksana guru harus

ingat dan berusaha mentaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan,

tetapi harus pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat.6 Dalam pelaksanaan ini,

peneliti harus mengikuti apa yang sudah direncanakannya. Keterkaitan

antara pelaksanaan dengan perencanaan perlu diperhatikan secara seksama

agar sinkron dengan maksud semula.

3. Pengamatan (observing)

Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh

tindakan terkait. Observasi itu berorientasi ke masa yang akan datang,

memberikan dasar bagi refleksi sekarang. Observasi yang cermat

diperlukan karena tindakan selalu akan dibatasi oleh keadaan realitas dan

semua kendala itu belum pernah dapat dilihat dengan jelas pada waktu

yang lalu. Observasi perlu direncanakan dan juga didasarkan dengan

keterbukaan pandangan dan pikiran serta bersifat responsif. Observasi

dalam PTK adalah kegiatan pengumpulan data yang berupa proses

perubahan kinerja proses belajar mengajar.7

6Ibid.

7Kunandar, op. cit., h. 73.

Page 50: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

36

a. Observasi dapat dilakukan dengan mengamati kegiatan pembelajaran

siswa dan guru di kelas sesuai perencanaan.

b. Observasi keaktifan siswa selama pembelajaran berlangsung.

c. Menelaah aktivitas belajar siswa untuk menilai keempat aspek SAVI

(Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual) yang ditunjukkan siswa

selama kegiatan pembelajaran.

d. Melakukan wawancara kepada guru dan siswa.

4. Refleksi (Reflecting)

Refleksi adalah mengingat dan merenungkan suatu tindakan

persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi berusaha

memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam

tindakan strategis. Refleksi biasanya dibantu oleh diskusi di antara peneliti

dan kolaborator. Melalui diskusi, refleksi memberikan dasar perbaikan

rencana pada pelaksanaan siklus berikutnya.

Kegiatan refleksi ini sangat tepat dilakukan ketika guru

pelaksana sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan

dengan peneliti untuk mendiskusikan implementasi rancangan tindakan.8

Berdasarkan penjelasan di atas, setiap siklusnya terdiri dari

empat tahapan, biasanya berlangsung selama dua siklus. Namun, sebelum

tahapan dalam penelitian ini dilaksanakan, terlebih dahulu diawali oleh

suatu tahapan pra penelitian yang meliputi identifikasi masalah, analisis

masalah, rumusan masalah, dan rumusan hipotesis tindakan. Siklus

penelitian tindakan kelas akan berhenti apabila kriteria keberhasilan telah

tercapai.

8Arikunto, op. cit., h. 20.

Page 51: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

37

Gambar 3.1 Model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis dan Mc Taggrat

C. Subjek Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka penulis

menetapkan yang menjadi subjek atau pihak yang terkait dalam penelitian ini

adalah guru Pendidikan Agama Islam yang berperan sebagai pelaku

penelitian dan pengamat, peneliti sebagai pengamat/ pengawas. dan siswa

kelas VI Highscope Indonesia Alfa Indah yang terdiri dari 15 siswa.

Pengamatan

Pelaksanaan

Perencanaan

SIKLUS I Refleksi

Perencanaan

Refleksi SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS I

Perencanaan

Refleksi

Pelaksanaan

Pengamatan

SIKLUS II

Perencanaan

Refleksi

?

Page 52: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

38

D. Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian

Peran peneliti dalam penelitian ini adalah sebagai pengamat

sekaligus pengawas dan berkolaborasi dengan guru bidang studi Pendidikan

Agama Islam sebagai guru (pelaku penelitian) selama kegiatan pembelajaran

untuk mengevaluasi kelebihan dan kekurangan guru bidang studi Pendidikan

Agama Islam. Sebagai pelaku penelitian, guru Pendidikan Agama Islam

bekerja sama dengan peneliti dalam hal membuat rancangan pembelajaran,

melakukan refleksi dan menentukan tindakan-tindakan pada siklus

selanjutnya. Sebagai observer yaitu memberi penilaian terhadap guru dalam

mengajar dengan mengimplementasikan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dan mengamati aktivitas belajar

siswa selama kegiatan pembelajaran.

Kerja sama antara guru Pendidikan Agama Islam dan peneliti

menjadi hal yang sangat penting dan memiliki kedudukan yang setara dalam

pelaksanaan tindakan di dalam kelas, dimana masing-masing memiliki peran

dan tanggung jawab yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan

pembelajaran.

E. Tahapan Intervensi Tindakan

Tahapan penelitian ini diawali dengan dilakukannya pra penelitian

atau penelitian pendahuluan dan akan dilanjutkan dengan tindakan yang

berupa siklus, terdiri dari perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan,

observasi dan evaluasi, serta analisis dan refleksi. Setelah melakukan analisis

dan refleksi pada tindakan I, penelitian akan dilanjutkan dengan tindakan II.

Jika data yang diperoleh memerlukan penyempurnaan akan dilanjutkan

kembali pada tindakan III dan seterusnya.

Page 53: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

39

Tabel 3.1 Desain Intervensi Tindakan Siklus I

Penelitian

Pendahuluan

a. Observasi kegiatan pembelajaran di kelas.

b. Analisis penyebab masalah kemudian dapat

dijadikan informasi untuk perencanaan dalam

kegiatan pembelajaran.

SIKLUS I

1. Tahap

Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan instrumen penelitian (lembar observasi

guru dan siswa, lembar wawancara guru dan siswa,

dan catatan lapangan).

2. Tahap

Pelaksanaan

a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana

pembelajaran yang telah disusun.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI).

3. Tahap

Observasi

a. Kolaborator mengobservasi kegiatan pembelajaran

dengan penerapan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa

selama kegiatan pembelajaran.

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

4. Tahap

Refleksi

Peneliti bersama guru Pendidikan Agama Islam yang

berperan sebagai kolaborator dan observer menganalisis

sekaligus mengevaluasi kegiatan pembelajaran pada

siklus I, apakah tindakan yang telah diberikan sudah

sesuai atau belum dengan konsep penelitian. Hasil

penelitian siklus I dibandingkan dengan indikator

keberhasilan. Apabila belum mencapai indikator

keberhasilan yang ditetapkan, maka akan dilanjutkan ke

siklus II. Kemudian peneliti dan kolaborator berdiskusi

untuk merencanakan tindakan yang tepat pada kegiatan

pembelajaran di siklus II.

SIKLUS II dan Seterusnya

Penelitian dilanjutkan kembali ke siklus II dan seterusnya apabila belum

mencapai indicator keberhasilan. Pelaksanaan alur siklus II sama dengan

pelaksanaan alur siklus I dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan

yang ada pada siklus I.

Penulisan Laporan Penelitian

Page 54: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

40

Tabel 3.2 Desain Intervensi Tindakan Siklus II

Siklus I Setelah dilakukan refleksi terhadapa sikuls I.

SIKLUS II

1. Tahap

Perencanaan

a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

b. Menyiapkan instrumen penelitian (lembar observasi

guru dan siswa, lembar wawancara guru dan siswa,

dan catatan lapangan).

c. Merancang pembelajaran berdasarkan siklus I.

2. Tahap

Pelaksanaan

a. Melaksanakan langkah-langkah sesuai rencana

pembelajaran yang telah disusun.

b. Melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI).

3. Tahap

Observasi

a. Kolaborator mengobservasi kegiatan pembelajaran

dengan penerapan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

b. Kolaborator mengamati aktivitas belajar siswa

selama kegiatan pembelajaran.

c. Mendokumentasikan kegiatan pembelajaran.

4. Tahap

Refleksi

Mengevaluasi kegiatan pembelajaran siklus II. Apabila

indikator keberhasilan telah tercapai, maka penelitian

dihentikan. Tetapi apabila belum tercapai maka

penelitian dilanjutkan ke siklus berikutnya. Jika belum

berhasil maka dilanjutkan ke siklus berikutnya sampai

indikator keberhasilan tercapai.

SIKLUS III dan Seterusnya

Penelitian dilanjutkan kembali ke siklus III dan seterusnya apabila belum

mencapai indikator keberhasilan. Pelaksanaan alur siklus III sama dengan

pelaksanaan alur siklus II dengan memperbaiki kekurangan-kekurangan

yang ada pada siklus II.

Penulisan Laporan Penelitian

Page 55: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

41

F. Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan

Hasil yang diharapkan dengan mengimplementasikan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada

konsep ibadah sholat bejamaah yaitu seluruh siswa mengalami peningkatan

aktivitas belajar siswa dan mampu mencapai skor aktivitas belajar siswa yang

optimal sesuai kriteria yang diharapkan selama kegiatan pembelajaran

berlangsung di sekolah tesebut.

G. Data dan Sumber Data

Data dan sumber data penelitian ini ada dua macam, yaitu:

1. Data kualitatif

Hasil observasi guru selama kegiatan pembelajaran, hasil wawancara

responden siswa, hasil wawancara guru Pendidikan Agama Islam, hasil

observasi aktivitas belajar siswa, dan catatan lapangan.

2. Data kuantitatif

Nilai aktivitas belajar siswa yang mengunakan keempat aspek SAVI

(Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual). Sumber data dalam penelitian

ini adalah siswa dan guru Pendidikan Agama Islam, dan peneliti.

H. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Lembar Observasi (Pengamatan)

Secara umum pengertian observasi adalah cara menghimpun

bahan-bahan keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan

dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang

dijadikan obyek pengamatan.9

Lembar observasi aktivitas guru selama kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI), apakah terlaksana dengan baik atau tidak. Lembar

9H. Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta: PT

Grasindo, 2008), h. 20.

Page 56: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

42

observasi aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran digunakan

untuk mengamati aktivitas belajar siswa pada saat pembelajaran di kelas,

serta mengamati apa saja yang harus diperbaiki pada saat pembelajaran

berlangsung.

2. Lembar Wawancara

Secara umum yang dimaksud dengan wawancara adalah cara

menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan tanya

jawab baik secara lisan, sepihak, berhadapan muka, maupun dengan arah

serta tujuan yang telah ditentukan.10

Wawancara dilakukan terhadap guru dan siswa sebelum dan

setelah proses pembelajaran dengan memenerapkan model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI). Wawancara pada

saat observasi dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai

pelaksanaan pembelajaran dan masalah-masalah yang dihadapi di kelas.

Wawancara setelah tindakan dilakukan untuk mengetahui pengaruh

penerapan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) terhadap aktivitas belajar siswa.

3. Dokumentasi

Kajian dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan data kegiatan

pembelajaran melalui foto-foto yang diambil gambarnya selama kegiatan

pembelajaran untuk memberikan gambaran mengenai aktivitas belajar

siswa.

4. Catatan Lapangan

Catatan diperlukan untuk mengamati seluruh kegiatan

pembelajaran. Berbagai pengamatan tentang aspek pembelajaran di kelas,

pengelolaan kelas, interaksi guru dengan siswa, dan aspek lainnya yang

perlu dicatat.

10

Ibid., h. 20.

Page 57: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

43

I. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah:

1. Observasi aktivitas guru dilakukan untuk mengamati jalannya proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI). Sedangkan observasi aktivitas siswa

dilakukan untuk mengamati penerapan keempat aspek SAVI yakni

Somatic, Auditory, Visual, Intellectual selama proses pembelajaran.

2. Wawancara terhadap guru dan siswa sebelum dan sesudah pelaksanaan

pembelajaran melalui penerapan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI).

3. Dokumentasi dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa

melalui catatan lapangan dan foto-foto selama kegiatan pembelajaran

untuk menggambarkan secara visual kondisi pembelajaran yang sedang

berlangsung.

4. Catatan lapangan dilakukan dengan mencatat semua temuan selama

kegiatan pembelajaran yang tidak teramati dalam lembar observasi.

Bentuk temuan ini berupa aktivitas belajar siswa dan permasalahan yang

dihadapi selama kegiatan pembelajaran.

J. Teknik Pemeriksaan Kepercayaan

Untuk mendapatkan hasil evaluasi yang baik tentunya diperlukan

instrumen yang kualitasnya baik pula. Instrumen yang baik dapat ditinjau dari

validitas. Suatu instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur.11

Validasi instrumen dilakukan

kepada dosen ahli, yaitu dosen pembimbing skripsi dan guru agama di

sekolah tempat pelaksanaan penelitian. Bila hasilnya belum valid maka

instrumen tersebut diperbaiki dan divalidasi kembali.

11

Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),

Cet. IX, h. 65.

Page 58: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

44

K. Analisis Data dan Interpretasi Data

Pengolahan data dilakukan untuk mengetahui implementasi model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada

konsep ibadah sholat berjamaah selama kegiatan pembelajaran yang tertuang

dalam lembar observasi aktivitas guru dan siswa. Pada penelitian ini data

yang diperoleh diolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pemberian skor

Lembar observasi dalam penelitian ini berupa tabel pengamatan

yang memuat informasi tentang semua aktivitas guru dan aktiitas belajar

siswa yang terjadi selama kegiatan pembelajaran pada pelaksanaan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan metode

analytic, para penskor yang memberikan penilaian (skor) pada berbagai

aspek yang berbeda yang berhubungan dengan kinerja yang dinilai. Dapat

menggunakan checklist dan rating scale.12

Pengolahan data yang

digunakan di lembar observasi pada penelitian ini dengan menggunakan

rating scale.

b. Mengubah skor mentah kedalam nilai persentase

Mengubah skor mentah yang didapatkan kedalam nilai

persentase berdasarkan rumus.13

Kemudian dilakukan penggolongan

tingkat kemampuan siswa berdasarkan kriteria.14

Keterangan:

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

12

Abdul Majid, Pernecanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar Kompetensi Guru,

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), h. 201. 13

M. Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran, (Bandung:

PT Remaja Rosdakarya, 2010), h. 102. 14

Ibid., h. 103.

Page 59: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

45

c. Mengelompokkan nilai kedalam kriteria

Hasil penilaian tersebut dapat diketahui seberapa besar

keterampilan atau kemampuan guru dan siswa dalam aktivitasnya dengan

menggunakan kategori yang dapat digolongkan pada kelompok sangat

baik, baik, cukup, kurang, dan sangat kurang.

Tabel 3.3 Tingkat Aktivitas Guru dan Aktivitas Belajar Siswa

Skor Kriteria

86 – 100 Sangat Baik

76 – 85 Baik

60 – 75 Cukup

55 – 59 Kurang

≤ - 54 Sangat Kurang

L. Pengembangan Perencanaan Tindakan

Setelah tindakan pada siklus I selesai dan hasil yang diharapkan

belum mencapai kriteria keberhasilan/indikator pencapaian maka ditindak

lanjuti dengan melakukan siklus II dengan perencanaan pembelajaran sebagai

berikut:

1. Perencanaan tindakan

Identifikasi terhadap permasalahan pembelajaran yang dijumpai dalam

siklus I serta penentuan dalam alternatif pemecahan atas permasalahan

tersebut. Kemudian dilakukan pengembangan skenario tindakan.

2. Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan sesuai skenario yang tecantum dalam pengajuan

konseptual.

3. Observasi tindakan

Kegiatan observasi ini untuk mengumpulkan data-data penelitian dengan

mengguanakan instrument yang telah disusun.

Page 60: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

46

4. Refleksi tindakan

Kegiatan ini bertujuan untuk mengetahui apakah dari tindakan yang telah

dilakukan menghasilkan suatu perubahan kearah yang lebih baik dari

siklus I. Jika hasil yang diperoleh sesuai targer yang diharapkan, maka

penelitian ini dicukupkan pada siklus kedua ini.

Setelah penelitian tindakan kelas tersebut selesai dilakukan dan

hasil yang diharapkan tercapai yaitu meningkatnya aktivitas belajar siswa,

maka penelitian akan dihentikan. Penelitian yang dilakukan melakukan

perencanaan dan persiapan yang matang, sehingga sangat diharapkan

penelitian ini tidak hanya dilakukan pada kelas yang diteliti saja. Peneliti

berharap agar pembaca dan guru dapat melanjutkan penelitian ini dengan

menerapkan model-model pembelajaran yang dapat membuat siswa semakin

aktif sehingga tercapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.

Page 61: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

47

BAB IV

DESKRIPSI, ANALIS DATA, DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Letak Geografis Highscope Indonesia Alfa Indah

Sekolah Highscope Indonesia Alfa Indah beralamat di Jl. Taman

Alfa Indah Blok A9 Joglo, Jakarta Barat 11640. Telepon: (021) 584 1059,

584 0731. Email: [email protected]

2. Sejarah Singkat Berdirinya Highscope Indonesia

Sekolah Highscope Indonesia Alfa Indah adalah salah satu

cabang dari sekolah Highscope Indonesia. Bahwasanya Sekolah

Highscope Indonesia adalah sebuah sekolah internasional yang berpusat di

kawasan Cilandak Barat, Cilandak, Jakarta Selatan. Sekolah tersebut

didirikan pada tahun 1996 di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, yang

ideologinya sekarang digagaskan oleh Ibu Antarina SF Amir, pemilik

sekolah tersebut. Kurikulum High/Scope Indonesia yang dipegang saat ini,

dimulai pada tahun 1974 di Amerika Serikat, namun baru dibawa ke

Indonesia sekitar 22 tahun kemudian. Pada tahun 2000, dibukalah program

Elementary, tepatnya dikampus utamanya yang saat itu masih berada di

sebuah rumah di Jalan Intan, di kecamatan yang sama. Pada bulan Juni

2002, kampus tersebut pindah ke lokasinya sekarang, dikarenakan

ekspansi besar-besaran, yang ditandai pada tahun 2005 dengan dibukanya

program Middle School. Pada tahun yang sama, sekolah ini membangun

gedung ke-2 di belakang gedung lama, untuk mempersiapkan

bertambahnya jumlah siswa di sekolah tersebut.

Berdasarkan filosofi Amerika Serikat tersebut. Kurikulum yang

dianut adalah:

1. Semua yang dikerjakan oleh siswa adalah jenis student centered-

approach

2. Semua difokuskan di usaha siswa dengan proyek sekolah tertentu.

Page 62: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

48

3. Semua siswa adalah unik dan spesial, menjelaskan mengapa dua kelas

dicampur dalam satu kelas.

3. Visi dan Misi

Visi Sekolah Highscope Indonesia:

Menjadikan pemimpin dunia yang terdepan dan sebagai tolak ukur dalam

pendidikan di Indonesia.

Misi Sekolah Highscope Indonesia:

Membantu mengembangkan akademis, intra personal, inter personal dan

fisik anak-anak Indonesia secara menyeluruh serta bisa bersaing secara

internasional.

B. Analis Data

1. Penelitian Pendahuluan

Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa Highscope Indonesia

Alfa Indah kelas VI sebanyak 15 orang. berdasarkan hasil observasi baik

melalui pengamatan langsung maupun hasil wawancara dengan siswa,

peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran Pendidikan Agama Islam di

Highscope Indonesia Alfa Indah selama ini sudah cukup baik, dimana guru

berupaya untuk membuat siswa aktif. Namun, upaya yang dilakukan tidak

menerapkan beragam model pembelajaran, hanya fokus kepada siswa

untuk aktif dalam belajar. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru

Pendidikan Agama Islam, pembelajaran yang biasanya dilakukan hanya

melakukan satu kegiatan, misalnya dilakukan pembelajaran dengan diskusi

kelas ataupun kelompok dan streategi lainnya seperti tanya jawab. Dalam

hal ini, guru kurang optimal dalam upaya mengaktifkan selama kegiatan

pembelajaran. Siswa yang aktif selama kegiatan pembelajaran cenderung

siswa yang sama, siswa yang memang sudah aktif di kelas. Masih

ditemukan siswa yang kurang aktif, jika ditanya oleh guru mengenai

materi yang kurang dipahaminya, tidak menjawab dan hanya diam. Hal ini

terjadi dikarenakan siswa kurang memahami beberapa konsep pada materi

Page 63: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

49

pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan siswa jarang berani bertanya

ketika tidak memahami materi yang disampaikan guru.

Pada saat dilakukan observasi awal, siswa melakukan

pembelajaran dengan diskusi kelompok. Berdasarkan hasil observasi awal,

siswa lebih banyak duduk dan mendengarkan penjelasan yang

disampaikan guru Pendidikan Agama Islam. Pembelajaran cenderung lebih

banyak menempatkan siswa pada aktivitas mencatat, mendengar, atau

menjawab pertanyaan guru. Siswa kurang bergerak dan berekspresi bebas

selama kegiatan pembelajara.

Hasil wawancara dengan guru menjelaskan bahwa dalam

kegiatan pembelajaran, siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda

satu sama lain, jadi ada siswa yang memperhatikan dengan baik selama

kegiatan pembelajaran adapula siswa yang tidak fokus memperhatikan

pembelajaran.1 Guru mengupayakan strategi pembelajaran untuk membuat

pembelajaran terasa menyenangkan, namun strategi yang digunakan tidak

menggunakan variasi model pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan

lebih sering menggunakan diskusi kelompok.

Berdasarkan kenyataan di atas, pembelajaran Pendidikan Agama

Islam yang dikembangkan guru Pendidikan Agama Islam belum mampu

mengoptimalkan siswa untuk melakukan pembelajaran aktif di dalam

kelas, kurang mampu membangun semangat belajar siswa. Pembelajaran

ini harus diperbaiki agar menjadi pembelajaran yang lebih baik dan

optimal untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa selama kegiatan

pembelajaran.

Berdasarkan masalah-masalah tersebut, peneliti menerapkan

model yang belum pernah digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam,

yakni model pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk bergerak

dan berekspresi secara bebas selama kegiatan pembelajaran, yaitu model

pembelajaran Somatic-Auditrory-Visualization-Intellectually (SAVI). Oleh

sebab itu, objek penelitian tindakan ini adalah model pembelajaran

1Aulia Darma. Wawancara. Jakarta Barat., 4 Mei 2015.

Page 64: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

50

Somatic-Auditrory-Visualization-Intellectually (SAVI) dan aktivitas

belajar siswa selama kegiatan pembelajaran. Penelitian dilakukan

sebanyak dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari kegiatan

perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.

2. Pelaksanaan Penelitian Siklus I

a. Tahap Perencanaan

1) Sebelum menyusun rencana pembelajaran, peneliti melakukan

identifikasi masalah terhadap kegiatan pembelajaran di kelas dengan

melakukan diskusi dan wawancara kepada guru Pendidikan Agama

Islam, dan merencanakan langkah-langkah yang akan dilaksanakan

pada siklus I.

2) Peneliti yang berperan sebagai pengamat/ pengawas dan guru

Pendidikan Agama Islam sebagai pelaku penelitian menentukan

konsep pembelajaran yang akan digunakan pada tindakan siklus I,

yaitu konsep „Ibadah Sholat Berjamaah‟ dengan menggunakan

model pembelajaran Somatic-Auditrory-Visualization-Intellectually

(SAVI).

3) Setelah mengetahui masalah dan langkah-langkah yang akan

dilakukan pada siklus I, guru Pendidikan Agama Islam kemudian

membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sebagai

persiapan untuk melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas.

4) Menyiapkan media pembelajaran dan bahan belajar untuk

mendukung kelancaran selama kegiatan pembelajaran, yakni lembar

kerja siswa (LKS).

5) Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk aktivitas guru dan

aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran. Selain itu,

menyiapkan pedoman wawancara untuk guru dan siswa terkait

pembelajaran sebelum dan sesudah diterapkan model pembelajaran

Somatic-Auditrory-Visualization-Intellectually (SAVI).

Page 65: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

51

6) Peneliti menyiapkan catatan lapangan selama kegiatan pembelajaran

untuk mengetahui bagaimana kegitatan pembelajaran berlangsung

dan untuk mengetahui sejauh mana siswa aktif dalam pembelajaran

Pendidikan Agama Islam.

7) Peneliti menyiapkan alat dokumentasi berupa kamera untuk

mendokumentasikan proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam

selama kegiatan pembelajaran.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan tindakan, yaitu tindakan yang dilakukan

secara sadar dan terkendali yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam. Pada siklus I

pelaksanaan pembelejaran dilakukan pada tanggal 6 Mei 2015

berlangsung selama 2x45 menit. Guru Pendidikan Agama Islam hadir

untuk membantu peneliti dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran

dan mengamati aktivitas belajar siswa dan aktivitas peneliti dalam

mengelola pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil pemeriksaan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang diterapkan guru selama kegiatan

pembelajaran pada siklus I dan II, terbagi kedalam tiga langkah

pembelajaran, yakni pendahuluan/ kegiatan awal (waktu 15 menit),

kegiatan inti (waktu 70 menit), dan penutup/ kegiatan akhir (waktu 5

menit). Pada saat pelaksanaan pembelajaran, guru menerapkan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

pada konsep ibadah sholat berjamaah selama kegiatan pembelajaran

berlangsung.

Kegiatan awal pembelajaran guru Pendidikan Agama Islam

(pelaku penelitian) memastikan kondisi ruangan kelas bersih, psosisi

duduk siswa rapih, dan memastikan ruangan kelas kondusif. Kemudian

guru menyampaikan kompetensi pembelajaran yang akan dicapai dan

dilanjutkan dengan guru memberikan apersepsi kepada siswa dengan

Page 66: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

52

membangkitkan minat dan keingintahuan siswa terhadap pokok

bahasan mengani ibadah sholat berjamaah. Guru telah memberikan

apersepsi yang cukup baik kepada siswa dengan membangkitkan rasa

keingintahuan siswa pada konsep ibadah sholat berjamaah yang

dikaitkan dengan pengalaman siswa selama melakukan ibadah sholat

berjamaah. Berdasarkan hasil observasi, guru dan siswa terjadi interaksi

tanya jawab mengenai konsep ibadah sholat berjamaah yang dikaitkan

oleh guru kedalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan inti pembelajaran. Guru membagi siswa ke dalam

kelompok kecil untuk melakukan diskusi kelas dan kelompok. Anggota

kelompok kecil masing-masing terdiri dari 3 atau 4 siswa.

Pembentukkan kelompok ini bertujuan untuk membuat lingkungan

belajar aktif dengan memberi siswa kesempatan untuk bergerak secara

fisik, berbagi pendapat, dan perasaan secara terbuka, dan mencapai

sesuatu yang bisa mereka banggakan.

Menempatkan siswa dalam kelompok dan memberi mereka

tugas yang menuntut mereka untuk bergantung satu sama lain dalam

mengerjakannya merupakan cara yang bagus untuk memanfaatkan

kebutuhan sosial siswa. Mereka menjadi cenderung lebih terlibat dalam

kegiatan belajar karena mereka mengerjakannya bersama teman-

teman.2

Berdasarkan hasil observasi, selama proses pembelajaran

guru telah mengarahkan siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) yakni menjelaskan secara singkat proses

pembelajaran dengan menngunakan model pembelajaran SAVI.

Pembelajaran yang menekankan kepada siswa untuk belajar aktif, yakni

belajar dengan bergerak dan berbuat (somatic) contohnya siswa

diberikan demonstrasi/ peragaan gerakan sholat berjamaah pada saat

2 Melvin L. Silberman, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif, (Bandung:

Nusamedia dan Nuansa, 2010), h. 30.

Page 67: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

53

berperan sebagai imam ataupun makmum, belajar dengan

mendengarkan dan bebicara (auditory) contohnya pada saat siswa

diberikan penjelasan mengenai konsep ibadah sholat berjamaah dan

adanya tanya jawab mengenai ibadah sholat berjamaah, siswa dilatih

untuk aktif berbicara dan mendengarkan. Belajar dengan melihat,

mengamati, dan memperhatikan (visual) pada saat siswa

memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru dan mengamati

demonstrasi/peragaan ibadah sholat berjamaah. Selain itu, belajar

dengan merenungkan, memaknai, dan memecahkan masalah

(intellectual) contohnya pada saat siswa melakukan diskusi aktif dalam

kelompoknya.

Selain adanya diskusi kelompok, Siswa juga diberikan

lembar kerja siswa (LKS) sebagai sarana untuk meningkatkan belajar

aktif. “Salah satu cara terbaik untuk meningkatkan belajar aktif adalah

dengan pemberian tugas belajar yang dilakukan dalam kelompok kecil

siswa”.3 Adanya dukungan sesama siswa dan keragaman pendapat,

pengetahuan, serta keterampilan siswa akan membantu menjadikan

belajar bersama sebagai bagian berharga dari suasana belajar di kelas.

Dalam hal ini, guru mampu menuntun siswa menggunakan media

pembelajaran berupa lembar kerja siswa (LKS) untuk mengarahkan

siswa ke arah pembelajaran SAVI.

Namun, pada saat pembelajaran berlangsung pada siklus I

masih ditemukan siswa yang kurang siap mempresentasikan hasil

diskusi kelompoknya, beberapa siswa yang kurang aktif melakukan

tanya jawab, dan ada siswa yang asik mengobrol dengan teman

kelompoknya. Hal ini terjadi dikarenakan, guru kurang optimal

memusatkan perhatian siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang

berlangsung.

Kegiatan akhir pembelajaran. Guru meminta siswa untuk

membuat rangkuman terkait pembelajaran yang telah berlangsung

3Ibid., h. 163.

Page 68: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

54

mengenai konsep ibadah sholat berjamaah. Kemudian, guru meminta

siswa untuk memberikan kesimpulan akhir dari pembelajaran yang

telah dilakukan. Siswa dari perwakilan kelompoknya memberikan

kesimpulan terkait konsep ibadah sholat berjamaah. Siswa lain

mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan terkait

kesimpulan akhir selama melakukan pembelajaran di kelas.

c. Tahapan Observasi

1) Catatan Lapangan

Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Dalam hal ini, pengamatan dilakukan oleh guru Pendidikan

Agama Islam (pelaku penelitian) dan dibantu oleh peneliti.

Pengamatan dilakukan untuk mengetahui cara guru Pendidikan

Agama Islam mengelola pembelajaran dalam kelas dan melihat

reaksi siswa selama kegiatan pembelajaran.

Dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran yang

tertuang dalam catatan lapangan pada saat siklus I diketahui bahwa

pengelolaan kelas yang cukup baik, guru sudah melaksanakan

pembelajaran ke arah SAVI dengan melakukan apersepsi yakni,

membangkitkan rasa keingintahuan siswa terhadap materi yang akan

dipelajarinya dengan tanya jawab. Namun masih ditemukan siswa

yang tidak melaksanakan belajar aktif, karena ketika diberikan

pertanyaan oleh guru, siswa hanya diam dan tidak berani

mengutatarakan jawabanyya.

Pada saat guru membagi kedalam diskusi kelompok,

masih ditemukan siswa yang tidak fokus melaksanakan perintah

guru untuk berkelompok dengan temannya, siswa masih asik

mengobrol dengan temannya. Hal ini terjadi dikarenakan guru

kurang mampu merangsang siswa untuk memusatkan perhatiannya

terhadap kegiatan pembelajaran. Selain itu, pada saat

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, masih ada siswa

Page 69: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

55

perwakilan dari kelompoknya yang kurang siap untuk melakukan

presentasi di depan kelas. Selebihnya siswa sudah mampu

menyampaikan pendapat dan hasil diskusi kelompoknya.

Pada saat melaksanakan praktik ibadah sholat berjamaaah,

masih ditemukan siswa yang kurang tepat melakukan gerakan dan

bacaan sholat. Dengan begitu, guru melakukan klarifikasi terhadap

persepsi siswa yang kurang tepat.

Mengenai waktu yang digunakan selama kegiatan

pembelajaran di siklus I, guru belum mampu mengelola waktu

dengan baik. Walaupun guru sudah menerapkan pembelajaran sesuai

dengan scenario Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), namun

guru melakukan pembelajaran terkesan terburu-buru untuk mencapai

target dalam menyelesaikan pembelajaran. Hal ini teramati ketika

guru terburu-buru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang

mencakup adanya kegiatan praktik ibadah sholat berjamaah, diskusi

kelompok, dan presentasi hasil diskusi.

2) Aktivitas Guru

Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah

diobservasi peneliti dengan menggunakan lembar observasi.

Pengamatan ini dilakukan dalam upaya melihat keberhasilan

pembelajaran ditinjau dari prosesnya.

Untuk memperoleh data mengenai kemampuan guru

dalam mengelola pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada

konsep ibadah sholat berjamaah melalui model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) digunakan

instrumen berupa lembar observasi aktivitas guru selama kegiatan

pembelajaran berlangsung. Dibawah ini, format penilaian aktivitas

guru selama kegiatan pembelajaran.

Page 70: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

56

Tabel 4.1 Format Penilaian Aktivitas Guru pada Siklus I dan II

No. Aspek yang Diamati Penilaian

1 2 3 4 5

Kompetensi Pedagogik

1. Persiapan tertulis (RPP) :

a. Kualitas pengembangan indikator ke arah SAVI

b. Kualitas pengembangan materi ke arah SAVI

c. Kualitas pemilihan metode/teknik pembelajaran ke arah

SAVI

d. Kualitas pengembangan skenario pembelajaran ke arah SAVI

e. Kualitas pemilihan media ke arah SAVI

f. Ketepatan pemilihan alat evaluasi ke arah SAVI

2. Keterampilan membuka pelajaran

a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas ke arah SAVI

b. Apersepsi untuk ke arah SAVI

c. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (ke arah SAVI)

d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai untuk ke

arah SAVI

3. Sikap guru dalam kegiatan pembelajaran

a. Kejelasan suara (Auditory)

b. Gerakan badan tidak mengganggu siswa (Visual)

c. Adanya interaksi dengan siswa (Somatic)

d. Pemusatan perhatian dan indera (Visual)

4. Kegiatan pembelajaran

a. Keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran

(SAVI)

b. Kejelasan dalam menerangkan, menuntun dan memberikan

contoh kepada siswa (Visual)

c. Dapat memanfaatkan waktu dengan baik (SAVI)

d. Menuntun siswa dengan demonstrasi dan menggunakan

media (SAVI)

e. Tanggap/antusias terhadap respon siswa (SAVI)

5. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaanya (SAVI)

b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran, indikator dan materi ajar

(SAVI)

c. Membantu meningkatkan proses pembelajaran (SAVI)

6. Evaluasi (Intellectual Siswa)

a. Ketepatan alat evaluasi sesuai indikator

b. Ketepatan penilaian terhadap evaluasi siswa

7. Keterampilan menutup pelajaran (Intellectual Siswa)

a. Meminta siswa merangkum kembali bahan pelajaran yang

disampaikan

b. Mengadakan tindak lanjut yang dilakukan untuk siswa

Kompetensi Profesional

8. Kualitas penguasaan materi menunjang SAVI

a. Kesesuaian materi dengan yang diajarkan

b. Hubungan dengan pengetahuan yang relevan atau

kontekstual

9. Kualitas penjelasan materi (menunjang SAVI)

a. Bahasa

b. Sistematis

c. Penggunaan contoh/ilustrasi/media

Kompetensi Kepribadian dan Sosial

Page 71: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

57

10. Memimpin dan membimbing siswa dalam penyampaian isi

materi pembelajaran (Intellectual Siswa)

11. Bertanggung jawab membina siswa dalam proses pembelajaran

ke arah SAVI

12. Memiliki kematangan emosi ketika menghadapai suatu

permasalahan dalam proses pembelajaran (SAVI)

13. Bersosialisasi dengan siswa dalam proses pembelajaran (SAVI)

14. Disiplin mengajar (SAVI)

15. Memiliki kreativitas dan inovasi dalam menyampaikan isi materi

pembelajaran (SAVI)

16. Berbusana rapih, bersih, dan memiliki etika mengajar

Kompetensi Keagamaan

17. Memiliki akhlak yang mulia/ akhlaqiyya (santun baik budinya)

Lembar observasi atau lembar pengamatan pengelolaan

model pembelajaran ini dibuat berdasarkan sintaks (tingkah laku

mengajar/langkah-langkah), lingkungan belajar, dan sistem

pengelolaan model pembelajaran yang digunakan, yaitu model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

pada konsep ibadah sholat berjamaah. Hasil observasi yang

didapatkan diolah kedalam nilai persentase, kemudian

dikelompokkan kedalam kategori sangat baik, baik, cukup, kurang,

dan sangat kurang (Lampiran 8).

Berdasarkan dari hasil observasi aktivitas guru selama

kegiatan pembelajaran pada siklus I, secara keseluruhan

menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat

berjamaah diperoleh nilai rata-rata sebesar 75,13 yang termasuk

kedalam kategori cukup baik. Perolehan data tersebut didapatkan

dari hasil pengamatan pada lembar observasi aktivas guru selama

kegiatan pembelajaran.

3) Aktivitas Belajar Siswa

Setelah diterapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat

berjamaah, didapatkan data mengenai aktivitas belajar siswa yang

Page 72: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

58

menggabungkan keempat aspek SAVI selama kegiatan

pembelajaran. Sebanyak 15 siswa yang memiliki gaya belajar

berbeda-beda satu sama lain menggabungkan keempat aspek SAVI

dalam satu kegiatan pembelajaran. Dari hasil observasi terlihat siswa

mana yang memiliki aspek somatic/auditory/visual/intellectual

tertinggi atau sebaliknya (Lampiran 9).

Adapun format penilaian aktivitas belajar siswa selama

kegiatan pembelajaran yang digunakan peneliti pada siklus I dan II:

Tabel 4.2 Format Penilaian Aktivitas Belajar Siwa

Model

Pembelajaran Aspek yang Diamati Penialaian

So

mat

ic (

Bel

ajar

den

gan

ber

ger

ak d

an b

erbu

at)

1. Siswa mengenakan sarung dengan baik dan rapih.

Siswi mengenakan mukena dengan baik dan rapih.

1 2 3 4 5

2. Siswa memperagakan praktik ibadah sholat

berjamaah sesuai petunjuk guru.

3. Siswa mencatat hal-hal penting yang disampaikan

oleh guru.

4. Siswa menjalankan pelatihan belajar aktif, baik

individu maupun kelompok.

5. Setelah mendapat pengalaman, siswa lalu

merefleksikannya. Dilihat dari kelancaran dan

kebenarannya bacaan sholat dan keserasian antara

bacaan dan gerakan sholat.

Au

dit

ory

(B

elaj

ar d

ebg

an

men

den

gar

kan

dan

ber

bic

ara)

1. Siswa mendengarkan semua penjelasan yang

disampaikan oleh guru.

2. Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

guru pada saat pembelajaran.

3. Siswa bertanya kepada guru.

4. Pada saat berdiskusi dengan kelompoknya, siswa

berpartisipasi dalam diskusi aktif dengan aktif

berbicara

5. Siswa menanggapi pernyataan yang diungkapkan

oleh guru dan siswa lain

6. Siswa menjelaskan secara terperinci apa yang baru

saja dipelajari dan bagaimana menerapkannya.

Vis

ua

l (B

elaj

ar d

eng

an m

elih

at,

men

gam

ati

dan

mem

per

that

ikan

) 1. Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan guru.

2. Siswa melihat dengan seksama peragaan praktik

sholat yang ditunjukkan oleh guru.

3. Siswa mengamati peragaan praktik ibadah sholat

kemudian memaknainya.

4. Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh siswa lain pada saat

pembelajaran.

5. Siswa memperhatikan penjelasan mengenai

konsep ibadah sholat dalam diskusi kelompok.

Page 73: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

59

Inte

llec

tua

l (B

elaj

ar

den

gan

mer

enu

ngk

an,

mem

akn

ai, d

an

mem

ecah

kan

mas

alah

)

1. Siswa mampu merumuskan pertanyaan.

2. Siswa menganalisis pertanyaan yang diberikan

oleh guru dalam bentuk soal.

3. Siswa mampu memecahkan masalah dalam

diskusi kelompok.

4. Siswa mengeluarkan pendapat/ ide kreatif dalam

diskusi kelompok.

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.

6. Siswa mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh

guru secara individu

Selanjutnya disajikan data hasil observasi aktivitas belajar

siswa selama kegiatan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

pada konsep ibadah sholat berjamaah.

Pada penelitian ini dilakukan dengan melakukan diskusi

kelompok dan praktik ibadah sholat berjamaah di siklus I dan II.

Dalam setiap siklus melakukan praktik sholat berjamaah yang

dilakukan oleh masing-masing kelompok siswa dengan pembagian

peran sebagai imam dan makmum. Pengamatan aktivitas belajar

siswa selama kegiatan pembelajaran untuk setiap siswa berdasarkan

indikator yang terdapat pada lembar observasi (Lampiran 4).

Di bawah ini adalah data nilai aktivitas belajar siswa

selama kegiatan pembelajaran pada siklus I.

Tabel 4.3 Aktivitas Belajar Siswa pada siklus I

Aktivitas Belajar Siswa Nilai

Siklus I

Somatic (learning by doing) 73,07

Auditory (learning by hearing) 74,67

Visualization (learning by seeing) 86,93

Intellectually (learning by thinking) 78,67

Rata-rata 78,33

Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai

aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran yang tertuang

dalam lembar observasi pada keempat aspek model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI), yakni pada

Page 74: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

60

aspek Somatic pada siklus I sebesar 73,07; Auditory sebesar 74,67;

Visual sebesar 86,93; dan Intellectually sebesar 78,67. Secara

keseluruhan, nilai aktivitas belajar siswa selama kegiatan

pembelajaran yang menggabungkan keempat aspek SAVI pada

siklus I sebesar 78,33 yang termasuk kedalam kategori baik.

Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I

menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa sudah cukup baik

dalam melakukan pembelajaran aktif. Siswa yang cenderung

memiliki gaya belajar auditory/ kinestetik/ visual saja, mampu

mengikuti pembelajaran dikarenakan adanya penggabungan keempat

aspek SAVI tersebut, sehingga siswa mampu menciptakan suasana

belajar aktif dan menyenangkan walaupun ada beberapa siswa yang

kurang aktif melakukan tanya jawab, kurang siap melakukan

presentasi hasil diskusi kelompok di depan kelas, dan kurang fokus

memperhatikan penjelasan yang diampaikan oleh guru.

Berdasarkan hasil observasi awal sebelum diterapakan

model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) telah diketahui bahwa siswa kurang bergerak dan

berekspresi secara bebas selama kegiatan pembelajaran. Dalam hal

ini, guru kurang optimal dalam melakukan pembelajaran aktif di

kelas. Namun, dengan diterapkannya model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah

sholat berjamaah, siswa secara keseluruhan dapat bergerak dan

berkspresi secara bebas. Hal ini dikarenakan selama kegiatan

pembelajaran menggunakan keempat aspek SAVI, yakni siswa

belajar bergerak dan berbuat (somatic); siswa belajar dengan

mendengarkan dan berbicara (auditory); siswa belajar dengan

melihat, mengamati, dan memperhatikan (visual); dan siswa belajar

dengan merenungkan, memaknai, dan memecahkan masalah

(intellectual).

Page 75: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

61

d. Tahap Refleksi dan Keputusan Siklus I

Tahapan refleksi pada siklus I ini bahwa kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) sudah mampu

memberikan peningkatan aktivitas belajar siswa selama kegiatan

pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada konsep ibadah sholat

berjamaah. Meskipun masih ditemukan beberapa kekurangan-

kekurangan yang harus tercapai pada setiap aspek SAVI yang

dilakukan.

Dikarenakan penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas

yang bertujuan untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa selama

kegiatan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada konsep ibadah

sholat berjamaah. Maka dari hasil dari observasi aktivitas belajar siswa

pada siklus I yang kurang optimal tersebut, pembelajaran akan

diperbaiki pada siklus berikutnya yakni siklus II.

Berdasarkan hasil aktivitas belajar siswa selama kegiatan

pembelajaran yang dilakukan pada siklus I perlu diadakan perbaikan

pembelajaran, diantaranya:

1) Keberanian siswa untuk menjawab dan bertanya terkait

pembelajaran yang dilakukan perlu ditingkatkan.

2) Mengatur dan mengelola waktu pembelajaran dengan baik, yakni

mempersiapkan semua yang dibutuhkan dalam pembelajaran dengan

baik guna waktu yang digunakan dapat efektif dan efisien.

3) Memperhatikan siswa secara menyeluruh agar siswa dapat fokus

selama kegiatan pembelajaran

4) Berusaha membuat siswa untuk aktif dalam melakukan tanya jawab

selama kegiatan pembelajaran.

5) Memberikan penjelasan terkait praktik ibadah sholat berjamaah

dengan gerakan dan bacaan yang tepat agar siswa tidak salah

persepsi mengenai gerakan dan bacaan sholat yang kurang tepat.

Page 76: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

62

6) Berusaha membuat siswa untuk tidak asik sendiri mengobrol dengan

teman kelompoknya. Dalam hal ini maksud dari obrolan adalah

pembicaraan diluar dari pembelajaran yang sedang dibahas.

3. Pelaksanaan Penelitian Siklus II

a. Tahap Perencanaan

1) Setelah peneliti dan guru Pendidikan Agama Islam mengetahui

masalah dan langkah-langkah yang akan dilakukan pada siklus II,

peneliti dan guru kemudian membuat Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran (RPP) sebagai persiapan untuk melaksanakan kegiatan

pembelajaran di kelas pada siklus II.

2) Menyiapkan media pembelajaran dan bahan belajar untuk

mendukung kelancaran selama kegiatan pembelajaran, yakni lembar

kerja siswa (LKS) pada pembahasan selanjutnya mengenai ibadah

sholat berjamaah.

3) Peneliti menyiapkan lembar observasi untuk aktivitas guru dan

aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran, catatan

lapangan, dan alat dokumentasi.

4) Mengatur alokasi waktu agar sesuai dengan target yang telah

direncanakan.

5) Memberikan pengarahan kepada siswa secara terperinci mengenai

penerapan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) yang akan dilakukan selama kegiatan

pembelajara pada siklus II.

6) Guru harus memiliki sikap tegas terhadap siswa yang cenderung

tidak fokus selama kegiatan pembelajaran di dalam kelas.

b. Tahapan Pelaksanaan Tindakan

Pada siklus II pelaksanaan pembelejaran dilakukan pada

tanggal 11 Mei 2015 berlangsung selama 2x45 menit. Pada siklus II ini,

guru telah memberikan apersepsi yang lebih baik dari siklus I yang

Page 77: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

63

telah dilakukan. Kegiatan awal pembelajaran, guru mampu

mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas ke arah SAVI dan mampu

memberikan apersepsi pembelajaran ke arah SAVI dengan baik.

Berdasarkan hasil observasi, guru dan siswa terjadi interaksi tanya

jawab mengenai konsep ibadah sholat berjamaah yang dikaitkan oleh

guru kedalam kehidupan sehari-hari. Bahkan siswa dengan siswa saling

mengutarakan pendapat.

Untuk membangkitkan keingintahuan siswa terhadap konsep

ibadah sholat berjamaah, guru memberikan contoh yang relavan dengan

topik seperti seseorang yang melakukan sholat dengan cara munfarid

dengan seseorang yang melakukan sholat dengan cara berjamaah, akan

mendapatkan pahala yang berbeda. Seseorang yang melakukan sholat

berjamaah akan dilipatgandakan pahalanya hingga 27 derajat. Melalui

contoh kontekstual tersebut, guru menghadirkan situasi dunia nyata ke

dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara

pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan

mereka. Dengan begitu, pembelajaran menjadi lebih bermakna bagi

siswa.

Kegiatan inti pembelajaran. Guru masih membagi siswa ke

dalam kelompok kecil untuk melakukan diskusi kelas dan kelompok.

Anggota kelompok kecil masing-masing sesuai dengan kelompok pada

siklus I. Dalam hal ini, pembelajaran dilakukan kembali dengan

membentuk kelompok ini bertujuan untuk membuat lingkungan belajar

aktif melakukan diskusi pembelajaran satu sama lain.

Berdasarkan hasil observasi, selama proses pembelajaran

guru telah mengarahkan siswa untuk melakukan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) yakni menjelaskan secara terperinci proses

pembelajaran dengan menngunakan model pembelajaran SAVI. Hal ini

dilakukan sebagai upaya guru untuk menjelaskan secara detail maksud

dari penerapan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Page 78: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

64

Intellectually (SAVI) yang menekankan kepada aktivitas belajar siswa

selama kegiatan pembelajaran.

Pengarahan mengenai penerapan model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) yang

disampaikan guru kepada siswa secara terperinci, menyebabkan siswa

lebih memahami model pembelajaran yang digunakan selama kegiatan

pembelajaran. Sehingga siswa lebih antusias untuk melakukan

pembelajaran aktif dan siswa pun menikmati pembelajaran yang

dilakukan dibandingkan pada siklus I. Hal ini menyebabkan

pembelajaran terasa menyenangkan.

Pada saat guru menjelaskan konsep ibadah sholat berjamaah,

secara keseluruhan siswa memperhatikan dan mengamati penjelasan

dan demonstrasi/ peragaan ibadah sholat berjamaah yang disampaikan

oleh guru. Hal ini terjadi dikarenakan guru telah menguasai kelas.

Dalam hal ini, guru mampu mengelola pembelajaran dengan baik.

Pada pelaksanaan pembelajaran, siswa terlihat lebih aktif dan

antusias dibandingkan pada siklus I, hal ini ditunjukkan oleh siswa

selama kegiatan pembelajaran aktif melakukan tanya jawab dengan

guru maupun siswa, siswa yang sebelumnya tidak berani melakukan

presentasi di depan kelas menjadi berani dalam mengutarakan

pendapatnya dan hasil diskusinya dengan teman kelompoknya.

Kemudian, suasana belajar sudah tertib dan kondusif. Siswa secara

tertib dan teratur duduk bersama teman kelompoknya dan melakukan

diskusi kelompok dengan aktif.

Pembelajaran pada siklus II, baik guru dan siswa sudah

mampu melakukan pembelajaran aktif dengan menggunakan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI).

Guru mampu dan terampil menyampaikan pembelajaran kepada siswa

dan guru menguasai konsep pelajaran mengenai ibadah sholat

berjamaah. Jika guru menguasai konsep pelajaran, diharuskan juga

menguasai metode/ model pembelajaran. Jika metode/ model

Page 79: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

65

pembelajaran tidak dikuasai, maka penyampaian materi ajar menjadi

tidak maksimal.4 Dengan begitu, guru mempu dengan baik menguasai

model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) selama kegiatan pembelajaran pada konsep ibadah sholat

berjamaah.

Kegiatan akhir pembelajaran. Siswa dari perwakilan

kelompoknya memberikan kesimpulan terkait konsep ibadah sholat

berjamaah. Semua siswa yang mewakili kelompoknya mampu dengan

baik dan berani mengutarakan pendapatnya di depan kelas. Siswa lain

mendengarkan dan memperhatikan apa yang disampaikan temannya.

c. Tahapan Observasi

1) Catatan Lapangan

Dari hasil observasi selama kegiatan pembelajaran yang

tertuang dalam catatan lapangan pada saat siklus II diketahui bahwa

pengelolaan kelas sudah baik, guru Pendidikan Agama Islam (pelaku

penelitian) sudah mampu melaksanakan pembelajaran ke arah SAVI

dengan melakukan apersepsi yakni, membangkitkan rasa

keingintahuan siswa terhadap materi yang akan dipelajarinya dengan

melakuakn tanya jawab. Semua siswa aktif memeberikan pertanyaan

terkait konsep ibadah sholat berjamaah dan aktif menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru seputar pemahaman ibadah

sholat berjamaah yang dilakukan sehari-hari.

Pada saat guru membagi kedalam diskusi kelompok,

semua siswa fokus melaksanakan perintah guru untuk berkelompok

dengan temannya dengan tidak menimbulkan kegaduhan, siswa

secara tertib dan teratur duduk bersama teman kelompoknya. Hal ini

terjadi dikarenakan guru sudah mampu memusatkan perhatian siswa

terhadap kegiatan pembelajaran. Selain itu, pada saat

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, setiap siswa

4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 64.

Page 80: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

66

perwakilan dari kelompoknya sudah siap dan berani untuk

melakukan presentasi di depan kelas.

Pada saat melaksanakan praktik ibadah sholat berjamaaah,

masih ditemukan sedikit siswa yang kurang tepat melakukan gerakan

dan bacaan sholat. Guru pun segera melakukan klarifikasi terhadap

persepsi siswa yang kurang tepat. Pada saat pelaksanaan praktik,

sswa sangat tertib dan kondusif melakukan pergaan ibadah sholat

berjamaah. Siswa terlihat antusias dan aktif melakukan

pembelajaran.

Mengenai waktu yang digunakan selama kegiatan

pembelajaran di siklus II, guru sudah mampu dengan baik mengelola

waktu yang ada selama kegiatan pembelajaran. Pembelajaran

berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

(RPP) dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.

2) Aktivitas Guru

Berdasarkan dari hasil observasi aktivitas guru selama

kegiatan pembelajaran pada siklus II, secara keseluruhan

menunjukkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola

pembelajaran dengan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat

berjamaah diperoleh nilai rata-rata sebesar 78,62 yang termasuk

kedalam kategori baik. Perolehan nilai aktivitas guru pada siklus II

mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I.

Di bawah ini adalah data dari hasil observasi aktivitas

guru selama kegiatan pembelajaran pada siklus I dan II.

Tabel 4.4 Perbedaan Signifikan Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Aspek SAVI

Aktivitas Guru Nilai

Pertemuan Pertama 75,13

Pertemuan Kedua 78,62

Page 81: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

67

Berdasarkan data yang ada menunjukkan bahwa, guru

semakin baik dalam mengelola pembelajaran di kelas. Dari setiap

aspek yang diamati pada lembar observasi aktivitas guru, nilai yang

diperoleh guru pada siklus II lebih baik dibandingkan kemampun

guru dalam mengelola pembelajaran pada siklus I. Guru terlihat

lebih terampil dalam menerapkan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah

sholat berjamaah, guru melakukan pembelajaran secara sistematis

sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah

dibuat, guru semakin baik dalam merangsang siswa untuk

melakukan tanya jawab atau menyampaikan pendapat terkait konsep

ibadah sholat berjamaah, kondisi kelas cukup baik dan tercipta

pembelajaran aktif dalam kelas.

3) Aktivitas Belajar Siswa

Di bawah ini adalah data nilai aktivitas belajar siswa

selama kegiatan pembelajaran pada siklus II.

Tabel 4.5 Aktivitas Belajar Siswa pada siklus II

Aktivitas Belajar Siswa Nilai

Siklus II

Somatic (learning by doing) 81,87

Auditory (learning by hearing) 82,22

Visualization (learning by seeing) 92,53

Intellectually (learning by thinking) 90,67

Rata-rata 86,82

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa rata-rata nilai

aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran yang tertuang

dalam lembar observasi pada keempat aspek model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI), yakni pada

aspek Somatic pada siklus II sebesar 81,87; Auditory sebesar 82,22;

Visual sebesar 92,53; dan Intellectually sebesar 90,67. Secara

keseluruhan, nilai aktivitas belajar siswa selama kegiatan

Page 82: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

68

pembelajaran yang menggabungkan keempat aspek SAVI pada

siklus II sebesar 86,82 yang termasuk kedalam kategori sangat baik.

Hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II

menunjukkan bahwa secara keseluruhan siswa sudah mampu dengan

baik melakukan pembelajaran aktif. Siswa yang cenderung memiliki

gaya belajar auditory/ kinestetik/ visual saja, mampu mengikuti

pembelajaran dikarenakan adanya penggabungan keempat aspek

SAVI tersebut, sehingga siswa mampu menciptakan suasana belajar

aktif dan menyenangkan.

Guru dan siswa sangat optimal dalam melakukan

pembelajaran aktif di kelas. Namun, dengan diterapkannya model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

pada konsep ibadah sholat berjamaah, siswa secara keseluruhan

dapat bergerak dan berkspresi secara bebas. Hal ini dikarenakan

selama kegiatan pembelajaran menggunakan keempat aspek SAVI.

Dengan begitu, siswa yang cenderung memiliki gaya belajar berbeda

satu sama lain dapat belajar dengan optimal pada konsep ibadah

sholat berjamaah.

d. Tahapan Reflesi dan Keputusan Siklus II

Tahapan refleksi pada siklus II ini bahwa kegiatan

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat

berjamaah sudah efektik. Siswa mulai terbiasa menggunakan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

selama kegiatan pembelajaran. Siswa mampu memberikan peningkatan

aktivitas belajar siswa selama kegiatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam pada konsep ibadah sholat berjamaah. Nampak lebih aktif

selama kegiatan pembelajaran sehingga menciptakan keadaan kelas

yang lebih efektif dibandingkan dengan siklus I.

Page 83: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

69

Diketahui bahwa nilai rata-rata aktivitas belajar siswa yang

menggabungkan keempat aspek SAVI selama kegiatan pembelajaran

pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan siklus I, yakni dari

nilai rata-rata sebesar 78,33 yang termasuk kategori baik menjadi 86,82

yang termasuk kedalam kategori sangat baik. Dengan rincian untuk tiap

aspek SAVI yang mengalami peningkatan dibandingkan siklus I, yakni

aspek somatic yang nilainya meningkat dari 73,07 menjadi 81,87; aspek

auditory dari 74,67 menjadi 82,22; aspek visual dari 86,93 menjadi

92,53; dan aspek intellectual dari 78,67 menjadi 90,67. Hasil dari siklus

II sudah mencapai nilai rata-rata aspek SAVI kedalam kategori sangat

baik sesuai dengan kriteria yang diharapkan, berarti tindakan sudah

dapat dihentikan dan tidak perlu dilanjutkan kepada siklus berikutnya.

Tabel 4.6 Perbedaan Signifikan Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Aktivitas Belajar Siswa Nilai

Siklus 1 Siklus 2

Somatic (learning by doing) 73,07 81,87

Auditory (learning by hearing) 74,67 82,22

Visualization (learning by seeing) 86,93 92,53

Intellectually (learning by thinking) 78,67 90,67

Rata-rata 78,33 86,82

Berdasarkan hasil refleksi siklus II yang diperoleh dari

aktivitas belajar siswa selama kagiatan pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah

menunjukkan hasil yang positif yang ditunjukkan oleh keaktifan siswa

selama kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu tidak perlu dilanjutkan

lagi ke siklus berikutnya.

Page 84: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

70

C. Pembahasan

Pada penelitian ini Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang

sudah dikembangkan ke arah pembelajaran SAVI diimplementasikan oleh

guru (peneliti). Penelitian dilakukan di Highscope Indonesia Alfa Indah yang

beralamat di Joglo - Jakarta Barat pada kelas VI dengan

mengimplementasikan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah.

Seperti yang telah kita ketahui, guru merupakan salah satu

indikator yang menentukan kualitas pendidikan. Bagus tidaknya kualitas

pendidikan akan terlihat dari kinerja guru. Oleh sebab itu, diharapkan guru

memiliki kemampuan dalam mengelola pembelajaran. Pengelolaan

pembelajaran adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara

kondisi belajar yang optimal agar anak-anak berpartisipasi aktif dalam

kegiatan pembelajaran, bagaimanapun cara dan bentuknya.5

Aktivitas guru yang tertuang dalam lembar observasi dapat

disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.1 Aktivitas Guru Selama Kegiatan Pembelajaran

5Pelayanan Profesional Kurikulum 2004, Kegiatan Belajar dan Mengajar yang Efektif,

(Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003), h. 21.

Page 85: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

71

Berdasarkan Gambar 4.1 dari hasil observasi yang dilakukan

terhadap guru dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah

pada siklus I dan II memperoleh nilai sebesar 75,13 dan 78,62. Hal yang

diperhatikan oleh peneliti yakni, penerapan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) selama kegiatan pembelajaran ke arah SAVI,

keterampilan guru selama kegiatan pembelajaran, penguasaan konsep yang

diajarkan, kemampuan guru dalam membimbing siswa selama kegiatan

pembelajaran, dan aktivitas lainnya (Lampiran 3).

Berdasarkan hasil observasi selama kegiatan pembelajaran

diketahui bahwa guru telah menggunakan teknik komunikasi dalam

pembelajaran pendidikan Agama Islam pada konsep ibadah sholat berjamaah.

Semua itu terlihat dari bagaimana cara guru mengajar di kelas. Guru tersebut

cukup menguasai teknik komunikasi dalam menyampaikan pemahaman

konsep ibadah sholat berjamaah. Hal ini terbukti dari hasil observasi yang

terlihat siswa senang mengikuti proses pembelajaran. Beberapa teknik yang

telah digunakan oleh guru tersebut, diantaranya:

1. Teknik Informatif

Pada pelaksnaan pembelajaran, guru menyampaikan informasi baru

kepada siswa terkait dengan konsep ibadah sholat berjamaah. Secara

umum, guru sudah menyesuaikan cara berkomunikasi dengan siswanya.

Hal ini terlihat pada saat guru menyampaikan penjelasan mengenai konsep

ibadah sholat bejamaah dengan baik dan jelas. Siswa dengan mudah

mengikuti peragaan praktik ibadah sholat berjamaah sesuai dengan

petunjuk yang disampaikan oleh guru.

2. Teknik Persuasif

Pada saat melakukan diskusi kelompok dan diskusi dalam kelas, guru

sudah mengajak siswa untuk berpartisipasi aktif melakukan tanya jawab

dengan memberikan umpan pertanyaan selama kegiatan pembelajaran.

3. Teknik Pervasif

Page 86: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

72

Pada saat pemberian lembar kerja siswa (LKS) kepada setiap siswa dalam

kelompoknya, guru sudah mengupayakan materi yang disampaikan

mampu diresapi oleh siswa, yakni dengan cara mendatangi siswa ke

tempat duduknya dan mendatangi siswa yang membutuhkan penjelasan

lebih mendalam.

4. Teknik Koersif

Pada saat guru menjelaskan konsep mengenai ibadah sholat berjamaah,

guru berusaha memaksa siswa untuk sungguh-sungguh dalam memahami

materi yang diajarkan. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan, guru tersebut

berupaya mengulang pertanyaan yang diajukan atau mengulang penjelasan

yang disampaikan, jika ada siswa yang masih kurang memahami apa yang

telah disampaikan guru. Adanya tanya jawab antara siswa dan guru untuk

memastikan sejauh mana siswa memahami apa yang telah guru sampaikan.

5. Teknik Instruktif

Selama proses pembelajaran, guru memberikan perintah kepada siswa

untuk melakukan peragaan praktik ibadah sholat berjamaah bersama teman

kelompoknya. Selain itu, guru juga memberikan perintah kepada siswa

untuk mempresentasikan hasil diskusi bersama kelompoknya.

Dalam proses pembelajaran guru melakukan peragaan praktik

ibadah sholat berjamaah, kemudian siswa pun melakukan praktik ibadah

sholat berjamaah sesuai dengan permintaan guru. Hal ini menciptakan

pemusatan perhatian siswa (visual) dan menimbulkan interaksi siswa

terhadap pembelajaran (somatic). Ketika proses pembelajaran berlangsung,

kegiatan praktik berjalan dengan lancar pada siklus I dan II. Sehingga siswa

dapat melakukan diskusi kelompok dan praktik ibadah sholat berjamaah

dengan baik. Jika ada siswa yang kurang tepat dalam gerakan dan bacaan

ketika melaksanakan praktik ibadah sholat berjamaah, guru segera melakukan

klarifikasi atau pembenaran kepada siswa tersebut.

Aspek SAVI yang meliputi Somatic, Auditory, Visual, Intellectual

tertuang selama proses pembelajaran di kelas. Kegiatan pembelajaran yang

terjadi dalam kelas dapat dilihat dari foto di bawah ini:

Page 87: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

73

Gambar 4.2 Aspek Somatic

(siswa aktif memperagakan praktik ibadah sholat berjamaah sesuai petunjuk guru)

Berdasarkan Gambar 4.2 dapat dilihat aspek somatic yang

ditunjukkan siswa pada saat memperagakan praktik ibadah sholat berjamaah

sesuai petunjuk yang diberikan oleh guru. Siswa tersebut satu sama lain

berdiri bersama teman kelompoknya untuk memperagakan praktik ibadah

sholat berjamaah dengan tetap memperhatikan penjelasan yang disampaikan

oleh guru, yakni guru memberikan penjelasan kepada siswa untuk membagi

peran antara siswa yang berperan sebagai imam dan siswa yang berperan

sebagai makmum.

Selain itu, aspek somatic yang terlihat ketika siswa diberikan

penjelasan oleh guru dan diminta untuk melakukan praktik ibadah sholat

berjamaah adalah sebagai berikut: 1) Siswa menenakan sarung dan siswi

mengenakan mukena dengan baik, 2) Siswa memperagakan praktik ibadah

sholat berjamaah sesuai petunjuk guru, 3) Siswa mencatat hal-hal penting

yang disampaikan oleh guru, 4) Siswa menjalankan pelatihan belajar aktif,

baik individu maupun kelompok, dan 5) Setelah mendapat pengalaman, siswa

lalu merefleksikannya. Dilihat dari kelancaran dan kebenarannya bacaan

sholat dan keserasian antara bacaan dan gerakan sholat.

Page 88: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

74

Gambar 4.3 Aspek Auditory (siswa aktif berbicara, berpartisipasi dalam diskusi aktif

dengan teman kelompoknya)

Berdasarkan Gambar 4.3 dapat dilihat aspek auditory yang

ditunjukkan siswa pada saat melakukan diskusi kelompok. Siswa tersebut

satu sama lain berdiskusi bersama teman kelompoknya untuk menyelesaikan

tugas kelompok dalam lembar kerja siswa (LKS) dengan tetap

memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru, yakni guru

memberikan penjelasan kepada siswa untuk berdiskusi bersama teman

kelompoknya sesuai dengan batas waktu yang diberikan. Pada saat

melakukan diskusi kelompok, siswa belajar berbicara dan berpartisipasi

dalam diskusi aktif dengan teman kelompoknya.

Selain itu, aspek auditory yang terlihat selama kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Siswa mendengarkan penjelasan

yang disampaikan oleh guru, 2) Siswa menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru, 3) Siswa bertanya kepada guru, 4) Siswa berpartisipasi dalam

diskusi aktif, 5) Siswa menanggapi pernyataan yang diungkapkan oleh guru

dan siswa, dan 6) siswa menjelaskan secara terperinci apa yang baru saja

dipelajarinya.

Page 89: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

75

Gambar 4.4 Aspek Visual (siswa aktif memperhatikan penjelasan guru dan

demonstrasi gerakan sholat yang disampaikan guru)

Berdasarkan Gambar 4.4 dapat dilihat aspek visual yang

ditunjukkan siswa pada saat guru memberikan peragaan/ demonstrasi ibadah

sholat berjamaah. Siswa tersebut memperhatikan peragaan sholat berjamaah.

Siswa yang lain pun mengamati praktik ibadah sholat berjamaah yang

ditunjukkan kelompok lain pada saat mencontohkan gerakan sholat, bacaan

sholat, atau mencontohkan peran sebagai imam dan makmum.

Selain itu, aspek visual yang terlihat selama kegiatan pembelajaran

adalah sebagai berikut: 1) Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh guru, 2) Siswa melihat dengan seksama peragaan praktik

ibadah sholat berjamaah yang ditunjukkan oleh guru, 3) Siswa memaknai

praktik ibadah sholat berjamaah, 4) Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh siswa lain pada saat pembelajaran, 5) Siswa memperhatikan

penjelasan yang disampaikan dalam diskusi kelompok.

Page 90: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

76

Gambar 4.5 Aspek Intellectual (siswa menganalisis pertanyaan yang diberikan guru

dalam bentuk soal pada lembar kerja siswa/ LKS)

Berdasarkan Gambar 4.5 dapat dilihat aspek intellectual yang

ditunjukkan siswa pada saat melakukan diskusi kelompok. Siswa tersebut

satu sama lain berdiskusi bersama teman kelompoknya untuk menyelesaikan

tugas kelompok dalam lembar kerja siswa (LKS), kemudian menganalisis

pertanyaan yang diberikan guru dalam bentuk soal yang tertuang dalam

lembar kerja siswa (LKS).

Selain itu, aspek intellectual yang terlihat selama kegiatan

pembelajaran adalah sebagai berikut: 1) Siswa mampu merumuskan

pertanyaan, 2) Siswa menganalisis pertanyaan yang diberikan oleh guru

dalam bentuk soal, 3) Siswa mampu memecahkan masalah dalam diskusi

kelompok, 4) Siswa mengeluarkan pendapat/ ide kreatif dalam diskusi

kelompok, 5) Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok, dan 6) siswa

mengerjakan soal-soal yang diberikan oleh guru secara individu.

Berdasarkan dari hasil observasi terhadap guru, secara umum sudah

baik dalam menyampaikan konsep mengenai ibadah sholat berjamaah,

melakukan interaksi dengan siswa yang beragam gaya belajarnya melalui

model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI),

Page 91: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

77

dan melakukan pendekatan kepada siswa yang kurang aktif atau kurang fokus

selama kegiatan pembelajaran.

Pembelajaran dengan model Somatic-Auditrory-Visualization-

Intellectually (SAVI) sesuai dengan karakteristik pada konsep ibadah sholat

berjamaah yang membutuhkan pemahaman konsep dan penerapannya.

Selama proses pembelajaran, siswa dengan bantuan guru akan menjadi

terbiasa menemukan konsep sendiri. Konsep yang diperoleh cenderung

mudah diingat dan dipahami dengan melakukan kegiatan praktik ibadah

sholat berjamaah. Dari konsep yang diperoleh akan memudahkan siswa untuk

menjawab persoalan-persoalan terkait dengan materi yang dipelajarinya.

Dalam hal ini, hasil observasi terhadap aktivitas guru dan siswa

yang didapatkan sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

berpengaruh positif pada pembelajaran.

Belajar secara konvensional cenderung membuat orang tidak aktif

secara fisik dalam jangka waktu yang lama. Terjadilah kelumpuhan

otak dan belajar pun melambat layaknya merayap atau bahkan

berhenti sama sekali. Mengajak orang untuk bangkit dan bergerak

secara berkala akan menyegarkan tubuh, meningkatkan peredaran

darah dan otak, dan dapat berpengaruh positif pada pembelajaran.6

Selanjutnya, mengkaji dari hasil observasi aktivitas belajar siswa

untuk memperoleh gambaran mengenai aktivitas belajar siswa selama

kegiatan pembelajaran berlangsung melalui model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI). Dapat dilihat bahwa semua

siswa menggabungkan keempat aspek SAVI selama proses pembelajaran,

yang ditunjukkan dengan perolehan nilai rata-rata keempat aspek SAVI pada

pertemuan pertama sebesar 78,33 dengan kategori baik dan pada pertemuan

kedua sebesar 86,82 dengan kategori sangat baik. Perolehan tersebut didapat

dari Somatic (Belajar dengan bergerak dan berbuat), Auditory (belajar dengan

mendengarkan dan berbicara), Visual (belajar dengan melihat, mengamati,

6Dave Meier, The Accelerated Learning Handbook, (New York: Mc GrawHill

Companies, Inc., 2000), pp. 41.

Page 92: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

78

dan memperhatikan), dan Intellectual (belajar dengan merenungkan,

memaknai, dan memecahkan masalah), yang ditunjukkan pada Lampiran 9.

Aktivitas belajar siswa yang tertuang dalam lembar observasi dapat

disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.6 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus I

Berdasarkan pada Gambar 4.6 dapat dilihat nilai aktivitas belajar

siswa dalam menggabungkan keempat aspek SAVI pada siklus diperoleh nilai

dengan urutan dari yang paling besar hingga yang terkecil yaitu pada aspek

visual sebesar 86,93; kemudian diikuti dengan aspek intellectual sebesar

78,67; aspek auditory sebesar 74,67; dan nilai terkecil terdapat pada aspek

somatic sebesar 73,07. Secara keseluruhan, rata-rata nilai aktivitas belajar

siswa pada siklus I sebesar 78,33 yang termasuk kedalam kategori baik.

Page 93: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

79

Sedangkan, aktivitas belajar siswa pada pertemuan kedua dapat

disajikan dalam bentuk grafik sebagai berikut:

Gambar 4.7 Aktivitas Belajar Siswa pada Siklus II

Berdasarkan pada Gambar 4.7 dapat dilihat nilai aktivitas belajar

siswa dalam menggabungkan keempat aspek SAVI pada siklus II diperoleh

nilai dengan urutan dari yang paling besar hingga yang terkecil yaitu pada

aspek visual sebesar 92,53; kemudian diikuti dengan aspek intellectual

sebesar 90,67; aspek auditory sebesar 82,22; dan nilai terkecil terdapat pada

aspek somatic sebesar 81,87. Secara keseluruhan, rata-rata nilai aktivitas

belajar siswa pada siklus II sebesar 86,82 yang termasuk kedalam kategori

sangat baik.

Dalam hal ini, Model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) yang diterapkan pada konsep ibadah

sholat berjamaah dapat memberikan ruang kepada siswa untuk dapat belajar

aktif serta mengekspresikan diri secara bebas dan mampu membuat siswa

merasa senang terhadap pembelajaran.

Seperti yang telah kita ketahui bahwasanya siswa memiliki

bermacam cara belajar. Sebagian siswa bisa belajar dengan sangat baik

hanya dengan melihat orang lain melakukannya. Biasanya, mereka ini

menyukai penyajian informasi yang runtut. Mereka lebih suka menuliskan

Page 94: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

80

apa yang dikatakan guru. Siswa visual ini berbeda dengan siswa auditory,

yang biasanya tidak sungkan-sungkan untuk memperhatikan apa yang

dikerjakan oleh guru dan membuat catatan. Mereka mengandalkan

kemampuan untuk mendengar dan mengingat. Siswa somatic terlibat

langsung dalam kegiatan pembelajaran. Mereka cenderung impulsif, sesuka

hatinya, dan kurang sabaran.

Tentu saja, hanya ada sedikit siswa yang mutlak memilik satu jenis

cara belajar. Grinder (1991) menyatakan bahwa dari setiap 30 siswa, 22 di

antaranya rata-rata dapat belajar secara efektif selama gurunya menghadirkan

kegiatan belajar yang berkombinasi antara visual, auditori, dan kinestetik.

Namun, 8 siswa sisanya sedemikian menyukai salah satu bentuk pengajaran

dibanding dua lainnya, sehingga mereka mesti berupaya keras untuk

memahami pelajaran bila tidak ada kecermatan dalam menyajikan pelajaran

sesuai dengan cara yang mereka sukai. Guna memenuhi kebutuhan ini,

pengajaran harus bersifat multisensori dan penuh dengan variasi.7

Dalam hal ini, penelitian yang dilakukan menggunakan aspek

SAVI secara keseluruhan pada konsep ibadah sholat berjamaah. Keempat

aspek SAVI diantaranya somatic, auditory, visual, dan intellectual. Selama

proses pembelajaran berlangsung tidak hanya belajar berdasarkan teori saja,

namun dilakukannya praktik ibadah sholat berjamaah. Menggabungkan

keempat aspek SAVI selama kegiatan pembelajaran sejalan dengan pendapat

yang menyatakan bahwa belajar dengan menggabungkan keempat aspek

SAVI, maka belajar akan berlangsung optimal.8 Berdasarkan hasil penelitian

yang telah dilakukan, didapatkan hasil yang berbeda antara aspek Somatic,

Auditory, Visual, dan Intellectual yang diterapkan oleh siswa.

Aspek Somatic (belajar bergerak dan berbuat). Pada

pelaksanaannya, hampir semua siswa selama kegiatan pembelajaran bergerak

aktif. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi selama kegiatan

pembelajaran melakukan praktik ibadah sholat berjamaah, kebanyakan siswa

7Silberman, op. cit., h. 28.

8Meier, op. cit., p. 42.

Page 95: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

81

melakukan aktivitas fisik ringan saat berpikir, yakni didapatkan siswa

mencatat hal-hal penting yang disampaikan guru. Siswa selama pembelajaran

melakukan note-making bukan note-taking. “Proses note-making adalah

proses mencatat yang jauh lebih aktif dibandingkan proses note-taking”.9

Mencatat dengan menerima runtutuan kata-kata yang didiktekan oleh guru

disebut note-taking (mengambil catatan) membuat siswa tidak mengerti apa

yang dicatatnya, sedangkan note-making (membuat catatan) dapaat membuat

siswa lebih fokus dan memahami apa yang dicatat.

Ada juga siswa yang aktif memberikan contoh gerakan sholat

disertai bacaan sholat kepada temannya. Siswa memperagakan gerakan sholat

ketika menjadi imam, makmum, dan makmum masbuk sesuai dengan apa

yang dilihat selama guru memberikan demonstrasi/ peragaan dalam sholat

berjamaah. Bahkan secara keseluruhan siswa tanggap segera mengenakan

mukena/ sarung disaat praktik ibadah sholat berjaamaah akan dimulai.

Gambar 4.8 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Somatic

Dalam hal ini, aspek somatic terlaksana dengan baik berdasarkan

perolehan nilai aspek somatic pada siklus I sebesar 73,07 yang termasuk

kedalam kategori cukup baik dan mengalami peningkatan pada siklus II

9Sutanto Windura, 88 Cemilan Otak Sehat, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2012),

h. 49.

Page 96: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

82

sebesar 81,87 yang termasuk kedalam kategori baik. Terjadi peningkatan

dikarenakan siswa mampu menciptakan susasana belajar aktif selama

pembelajaran berlangsung dengan melakukan aktivitas gerak baik melakukan

gerakan praktik ibadah sholat maupun hanya sekedar mencatat apa yang

disampaikan guru dan pendapat siswa lain.

Aspek Auditory (belajar dengan mendengarkan dan berbicara)

terlihat ketika siswa mendengarkan penjelasan baik dari guru maupun teman

sebaya tentang hal-hal yang terkait dengan ibadah sholat berjamaah. Selama

kegiatan pembelajaran, siswa dan guru melakukan tanya jawab terkait materi

ibadah sholat berjamaah. Di awal pembelajaan, diberikan pertanyaan kepada

siswa terkait pengetahuan awal mengenai ibadah sholat berjamaah. Dari

pembelajaran yang telah dilakukan, terlihat bahwa tercipta suasana belajar

yang aktif. Siswa yang satu dan lainnya saling memberikan pendapat pada

saat pertanyaan diajukan. Berikut cuplikan pembelajaran yang terjadi.

Guru : Apa yang dimaksud dengan sholat berjamaah?

Siswa 1 : Sholat yang dikerjakan paling sedikit oleh dua orang.

Guru : Ada yang bisa menambahkan lebih jelas lagi?

Siswa 2: Sholat yang dikerjakan secara bersama-sama, paling

Sedikit dua orang. Satu menjadi makmum. Satunya lagi

menjadi imam.

Selain itu, aspek auditory tercipta pada saat diskusi kelompok

mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) yang diberikan pada saat

pembelajaran. Adanya diskusi kelompok membuat siswa satu sama lain aktif

mengeluarkan pendapatnya masing-masing selama berdiskusi. Sebagian

siswa dalam satu kelompoknya mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya. Setiap siswa dalam kelompoknya harus siap dan bisa

menjelaskan hasil diskusi kelompoknya ke depan kelas disaat namanya

disebut untuk segera mempresentasikan hasil diskusinya.

Pembelajaran yang terjadi di dalam kelas diharapkan mampu

menciptakan komunikasi yang efektif antara guru dan siswa.

Kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh efektif tidaknya

komunikasi yang terjadi di dalamnya. Komunikasi efektif dalam

pembelajaran merupakan proses transformasi pesan berupa ilmu

Page 97: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

83

pengetahuan dan teknologi dari pendidik kepada peserta didik,

dimana peserta didik mampu memahami maksud pesan sesuai

dengan tujuan yang telah ditentukan, sehingga menambah wawasan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta menimbulkan perubahan

tingkah laku menjadi lebih baik.10

Adanya komunikasi yang efektif dalam pembelajaran berpengaruh

pada nilai aspek auditory. Dalam melakukan diskusi kelompok, semakin

banyak orang yang terlibat dalam diskusi (tentunya dalam batas wajar),

semakin banyak pendapat lisan yang keluar, maka akan didapatkan

pemahaman yang semakin baik dari komunikasi tersebut.

Gambar 4.9 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Auditory

Dalam hal ini, aspek auditory terlaksana dengan baik berdasarkan

perolehan nilai aspek auditory pada siklus I sebesar 74,67 yang termasuk

kedalam kategori cukup baik dan pada siklus II sebesar 82,22 yang termasuk

kedalam katergori baik. Aspek auditory mengalami peningkatan, hal ini

dikarenakan siswa melakukan diskusi aktif dalam kelas atau dalam kelompok

selama pembelajaran berlangsung.

10

Sutirman, “Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran”, Artikel Efisiensi, FISE UNY, Vol.

VI No. 2 Agustus 2006, h. 109.

Page 98: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

84

Aspek Visual (belajar dengan melihat, mengamati dan

memperhatikan) terlihat ketika siswa mengamati dan memperhatikan

penjelasan yang disampaikan oleh guru dan temannya dalam diskusi

kelompoknya. Berdasarkan hasil pengamatan pada lembar observasi selama

kegiatan pembelajaran, aspek visual paling tinggi diterapkan oleh siswa.

Hampir keseluruhan siswa sangat antusias melakukan pengamatan suatu

demonstrasi/ peragaan sholat yang disampaikan oleh guru. Selain itu,

didapatkan beberapa siswa yang tengah aktif mencoba memperagakan

gerakan sholat dengan melihat dari peragaan yang disampaikan guru. Siswa

tersebut bersama teman kelompoknya memaknai apa yang mereka lihat

dengan mencoba memperagakan gerakan sholat, berperan sebagai imam atau

makmum, maupun memperagakan sebagai makmum yang melihat imam saat

memimpin sholat melakukan kesalahan dalam gerakan sholat maupun dalam

bacaan ayat Al-Qur‟an ketika melaksanakan sholat berjamaah.

Kemudian selama kegiatan diskusi kelompok, tercipta suasana

aktif dalam kelas. Didapatkan kebanyakan siswa memperhatikan penjelasan

yang disampaikan oleh guru dan memperhatikan penjelasan atau pendapat

yang disampaikan oleh siswa yang lain. Namun, berdasarkan hasil observasi

didapatkan siswa sibuk memainkan bolpoinnya, bukan untuk mencatat

melainkan mencorat coret di kertas kosong miliknya. Siswa tersebut adalah

ciri-ciri siswa yang mempunyai gaya belajar dominan somatic atau kinestetik.

Gambar 4.10 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Visual

Page 99: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

85

Dalam hal ini, aspek visual terlaksana dengan baik berdasarkan

perolehan nilai aspek visual pada siklus I sebesar 86,93 yang termasuk

kedalam kategori sangat baik dan pada siklus II sebesar 92,53 yang termasuk

kedalam katergori sangat baik. Perolehan nilai pada aspek visual di setiap

pertemuan selalu paling tinggi dibandingkan dengan aspek yang lain, yakni

aspek somatic, auditory, dan intellectual. Hal ini terjadi disebabkan siswa

senang dan antusias memperhatikan penjelasan yang disampaikan guru

disertai peragaan dengan melakukan praktik ibadah sholat berjamaah. Nilai

yang tinggi pada aspek visual sejalan dengan pendapat Meier yang

mengatakan bahwa di dalam otak terdapat lebih banyak perangkat untuk

memproses informasi visual daripada semua indera yang lain.11

Aspek Intellectual (belajar dengan merenungkan, memaknai, dan

memecahkan masalah) terlihat ketika siswa mampu merumuskan pertanyaan,

menganalisis pertanyaan yang diberikan oleh guru dalam bentuk soal,

memecahkan masalah dengan melakukan diskusi kelompok bersama

temannya, mengeluarkan pendapat dalam diskusi kelompok,

mempresentasikan hasil diskusi kelompok kepada guru dan teman kelompok

lain, dan terlihat ketika mampu mengerjakan soal-soal test hasil belajar

dengan baik dan benar.

Pada saat melakukan praktik ibadah sholat berjamaah, siswa sudah

dapat memaknai pembelajaran yang telah dilakukan dengan memberikan

contoh gerakan sholat disertai bacaan sholat kepada temannya. Siswa

memperagakan gerakan sholat ketika menjadi imam, makmum, dan makmum

masbuk sesuai dengan apa yang dilihat selama guru memberikan demonstrasi/

peragaan dalam sholat berjamaah. Sebagian siswa mampu merumuskan

pertanyaan mengenai ibadah sholat berjamaah. Rata-rata siswa dalam

kelompoknya mampu memberikan pendapat dalam memecahkan masalah.

Selain itu, siswa secara bergantian mampu mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya kepada guru dan teman kelompok lain.

11

DaveMeier, The Accelerated Learning Handbook, (New York: Mc GrawHill

Companies, Inc., 2000), p. 48.

Page 100: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

86

Gambar 4.11 Aktivitas Belajar Siswa pada Aspek Intellectual

Aspek intellectual terlaksana dengan baik berdasarkan perolehan

nilai aspek intellectual pada siklus I sebesar 78,67 yang termasuk kedalam

kategori baik dan pada siklus II sebesar 90,67 yang termasuk kedalam

katergori sangat baik. Terjadinya peningkatan nilai pada aspek intellectual

dikarenakan siswa sudah mampu menjelaskan atau mengeluarkan

pendapatnya kepada teman dan guru disaat diskusi kelompok atau kelas

berlangsung, siswa dapat menyimpulkan dan memecahkan soal-soal yang

diberikan dalam lembar kerja siswa (LKS), dan siswa pun mampu

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya kepada guru dan teman

kelompok lain.

Pada saat pembelajaran, siswa diberikan lembar kerja siswa (LKS)

untuk mengasah kemampuannya selama pembelajaran berlangsung.

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, siswa mampu menganalisis

pertanyaan yang diberikan oleh guru yang tertuang dalam lembar kerja siswa

(LKS). Hal ini terbukti dengan pencapaian siswa berupa keaktifan siswa

dalam melaksanakan diskusi kelompok selama kegiatan pembelajaran

berlangsung (Lampiran 7 dan 9).

Page 101: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

87

Dalam hal ini, menggabungkan gerakan fisik dengan aktivitas

intelektual dengan menggunakan semua indra dapat melibatkan siswa

sepenuhnya dalam pembelajaran, sehingga berpengaruh positif terhadap hasil

belajar siswa. “Cara penerapan suatu pembelajaran akan berpengaruh besar

terhadap kemampuan siswa dalam mendidik diri mereka sendiri”.12

Model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) akan

mengakomodir semua gaya belajar siswa dalam satu peristiwa pembelajaran.

Pada penelitian ini, siswa dapat belajar sedikit dengan mengamati penjelasan

yang disampaikan oleh guru atau siswa dapat menyaksikan presentasi hasil

diskusi kelompok (visual), tetapi siswa dapat belajar jauh lebih banyak jika

dapat melakukan sesuatu ketika penjelasan atau presentasi sedang

berlangsung (somatic), membicarakan apa yang mereka pelajari (auditory),

dan memikirkan cara menerapkan informasi dalam penjelasan/ presentasi

trsebut untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada (intellectual).

Pendapat lain, Magnesan menyatakan bahwa persentase

keberhasilan penyerapan semua yang dipelajari oleh siswa dengan masing-

masing gaya belajar dapat dilihat sebagai berikut: 1) 10% kita belajar dari apa

yang kita baca, 2) 20% kita belajar dari apa yang kita dengar, 3) 30% kita

belajar dari apa yang kita lihat, 4) 50% kita belajar dari apa yang kita lihat

dan kita dengar, 5) 70% kita belajar dari apa yang kita katakana, dan 6) 90%

kita belajar dari apa yang kita katakana dan kita lakukan.13

Hal ini dapat

disimpulkan bahwa, pemberdayaan yang optimal dari seluruh indra siswa

dalam belajar dapat menghasilkan kesuksesab bagi diri siswa tersebut. Itulah

sebabnya, belajar dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) sangat menunjang dalam menciptakan

susasana belajar aktif. Siswa dapat belajar dengan melibatkan semua indra,

baik indra pendengaran maupun penglihatan. Siswa dapat berbicara, bekerja,

dan dapat melibatkan emosi positif yang tercipta pada saat diskusi kelompok.

12

Bruce Joyce, Models of Teaching Edisi 8 Terjemahan oleh Ahmad Fawaid,

(Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 4. 13

Bobbi DePorter dan Mike Hernacki, Quantum Learning: Membiasakan Belajar

Nyaman dan Menyenangkan, Terjemahan Alawiyah Abdurrahman, (Bandung: Kaifa, 2009), h. 94.

Page 102: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

88

Jurnal penelitan terkait dengan penerapan model pembelajaran

yang menggunakan aspek auditory, visual, dan kinestetik menjelaskan bahwa

hasil belajar siswa yang optimal akan dicapai jika pendekatan mengajar,

metode mengajar, teknik mengajar, dan materi ajar mengakomodasi gaya

belajar siswa.14

Oleh karena itu, model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) yang diterapkan mampu mengoptimalkan

kemampuan belajar siswa selama kegiatan pembelajaran.

Jika siswa dan gaya mengajar guru sejalan, maka banyak hal-hal

positif yang bisa dicapai secara optimal seperti suasana belajar yang

menyenangkan, motivasi dan minat siswa meningkat, dan hasil belajar siswa

meningkat. Sebaliknya, jika siswa dan guru tidak sejalan, maka keduanya

akan mendapati kebuntuan.

Davis (1989) believes that only if the teachers’and lecturer’s

teaching style are adjusted with the students’ learning styles, the

productive and conducive learning environment will be created. In

conclusion, there will be more that can be obtained both of the

students and the lecturers. However, if the students’ learning styles

are not appropriate to the teacher’s and lecturer’, there will be

problems and frustrations in both sides15

Jelas sekali bahwa menerapkan keempat aspek SAVI dapat

menghasilkan banyak hal positif dalam pembelajaran. Selain itu, pada saat

penelitian berlangsung dengan memadukan keempat aspek SAVI, yakni

Somatic, Auditory, Visual, dan Intellectual dapat memberikan ruang gerak

kepada siswa untuk dapat belajar aktif dan mengekspresikan diri secara

bebas, serta mampu membuat siswa merasa senang terhadap pembelajaran.16

Hal ini sejalan dengan pengamatan yang didapatkan selama pembelajaran

berlangsung, yakni kegiatan proses belajar mengajar jauh lebih hidup, siswa

14

Havid Ardi, “Profil Gaya Belajar Bahasa Inggris”, Jurnal Bahasa Sastra dan Seni Vol.1

Edisi Januari-April, 2007. 15

Marisi Debora, “The Effect of Explicit, Implicit Instructions and Learning Styles on

Students‟ Sentence Structure Achievement”, Jurnal Bahasa Sastra dan Seni Edisi Juli-September

2010. 16

Riana Irawati, “Alternatif Pembelajaran Dengan Pendekatan SAVI”, Jurnal Pendidikan,

14 Oktober 2010.

Page 103: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

89

dapat bergerak aktif, siswa dapat mengeluarkan pendapat dan merumuskan

pertanyaan, siswa dapat mengamati serta dapat menyelesaikan permasalahan

yang ada pada saat pembelajaran berlangsung.

Pada saat pembelajaran, adanya pemberian lembar kerja siswa

(LKS), pembagian diskusi kelompok dalam kelas, dan kegiatan siswa dalam

mempraktikan ibadah sholat berjamaah dengan pembagian peran sebagai

imam dan makmum secara bergantian telah membuat suasana belajar aktif

dengan memadukan keempat aspek SAVI, yakni Somatic, Auditory, Visual,

dan Intellectual. Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi aktivitas belajar

siswa selama pembelajaran berlangsung dengan menerapkan keempat aspek

SAVI tersebut (Lampiran 9).

Dari data yang dihasilkan, aktivitas belajar siswa yang menerapkan

keempat aspek SAVI dalam kegiatan pembelajaran pada siklus I sebesar

78,33 yang termasuk kedalam kategori baik mengalami peningkatan pada

siklus II sebesar 86,82 yang termasuk kedalam kategori sangat baik dengan

rincian yang ada pada Tabel 4.6.

Gambar 4.12 Aktivitas Belajar Siswa (SAVI)

Page 104: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

90

Model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) pada penelitian ini dapat menuntut siswa aktif dalam proses

pembelajaran, sehingga dapat membangun siswa untuk menggunakan potensi

dirinya lebih kreatif dalam mengembangkan kemampuannya, baik

kemampuannya dalam beraktivitas, menyampaikan pendapat, merumuskan

pertanyaan, mendengarkan penjelasan yang disampaikan guru atau teman,

mengamati dan memperhatikan peragaan ibadah sholat berjamaah, dan

kemampuannya dalam menyelesaikan suatu masalah.

Dari pembelajaran diatas diketahui bahwa penerapan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) ini

efektif dalam proses pembelajaran ibadah sholat berjamaah karena dapat

mempermudah siswa menyerap bahan pelajaran, serta menerapkan

pengetahuan dan keterampilan yang dipelajarinya.

Kualitas kegiatan pembelajaran yang dilakukan sangat bergantung

pada perencanaan dan pelaksanaan proses pembelajaran yang dilakukan guru.

“Pembelajaran yang berkualitas memerlukan pengembangan model-model

pembelajaran yang tepat, sehingga pembelajaran menjadi lebih efektif dan

efisien”.17

Dalam hal ini, tugas guru bukan semata-mata mengajar (teacher

centered), tapi lebih kepada membelajarkan siswa (student centered). Seperti

yang terjadi dalam penelitian ini, semua siswa antusias dalam melakukan

pembelajaran, melakukan kegiatan praktik ibadah sholat berjamaah, dan kerja

kelompok antar siswa yang baik dalam memecahkan masalah.

Informasi tambahan didapatkan dari hasil wawancara terhadap guru

Pendidikan Agama Islam dan siswa kelas VI Highscope Indonesia Alfa

Indah, catatan lapangan dan photo-photo selama kegiatan pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI). Untuk mengukur kemajuan belajar siswa dapat juga

dilakukan dengan tanpa pengujian tetapi dengan cara melakukan pemeriksaan

17

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru,

(Jakarta: Rajawali Pers, 2011), Cet. III, h. 5.

Page 105: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

91

dokumen-dokumen.18

Berbagai informasi ini menjadi bahan tambahan untuk

melakukan pengukuran hasil pembelajaran terhadap siswa (Lampiran 5, 6, 7

dan 10 ).

Wawancara terhadap guru Pendidikan Agama Islam dilakukan

sebelum dan sestelah diterapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) untuk mengetahui aktivitas biasanya yang

guru lakukan selama mengajar Pendidikan Agama Islam. Pertanyaan diajukan

kepada guru, meliputi sejauh mana guru mengetahui model-model

pembelajaran, cara guru menyampaikan materi pembelajaran, kondisi atau

suasana kelas saat pembelajaran berlangsung, hambatan-hambatan dalam

pembelajaran, dan hasil belajar siswa selama belajar pendidikan Agama Islam

(Lampiran 5).

Selanjutnya, pertanyaan yang diajukan guru setelah diterapkan

model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

yakni seputar hasil yang didapatkan dari proses pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran SAVI, baik kondisi kelas yang tercipta,

sikap siwa selama pembelajaran, kelebihan dan kelemahan model SAVI,

hambatan-hambatan selama menerapkan model pembelajaran SAVI, dan

ketertarikan guru untuk dikemudian hari menggunakan model SAVI pada

materi yang lain.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru diketahui bahwa

kegiatan pembelajaran yang sehari-harinya menerapkan active learning

selama proses pembelajaran. Maksud apa yang disampaikan guru tersebut

adalah, setiap belajar menerapkan teknik/cara untuk membuat siswa aktif,

baik dengan tanya jawab, diskusi kelas/ kelompok, atau bahkan menonton

video terkait materi yang saya berikan. Guru tersebut kurang mendalami

jenis-jenis model pembelajaran. Namun, setiap pembelajaran yang dilakukan

guru selalu berupaya membuat siswa aktif melaui teknik apapun. Seperti yang

dikutip dari salah satu pertanyaan hasil wawancara yang dilakukan.

18

H. Djaali dan Pudji Muljono, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan, (Jakarta:

Grasindo, 2008), h. 23.

Page 106: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

92

Peneliti :Apa saja hambatan-hambatan Bapak selama mengajar?

Guru :Saya harus membuat pembelajaran aktif dengan

menerapkan berbagai macam teknik pembelajaran. Karna

kalau tidak begitu, siswa tidak akan belajar dengan

senang. Pembelajaran bagi mereka akan terasa

membosankan”.

Setelah guru menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah,

diketahui bahwa model SAVI yang telah dilakukan mampu membuat aktif

siwa dan menciptakan suasa belajar yang menyenangkan. Seperti yang

dikutip dari salah satu pertanyaan hasil wawancara yang dilakukan.

Peneliti :Bagaimana pendapat Bapak mengenai model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) ini?

Guru :Pembelajaran yang menyenangkan dengan

menggabungkan keempat aspek SAVI (Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually), sehingga menciptkan suasana

belajar yang aktif dan kreatif. Siswa memiliki gaya belajar

yang berbeda-beda, ada yang auditory, kinestetik, dan

visual. Namun, dengan menggabungkan keempat aspek

SAVI selama proses pembelajaran dapat mengupayakan

semua siswa ikut serta aktif dalam pembelajaran dengan

berbagai tipe gaya belajar yang mereka miliki.

Hanya saja ada satu kesulitan dan kelemahan yang disampaikan

guru dalam hasil wawancara yang dilakukan, yakni kesulitannya ada dalam

pengelolaan kelas. Guru harus pintar-pintar membuat siswa aktif dengan

melakukan stimulus pertanyaan atau stimulus pendapat yang bisa

disampaikan tiap siswa. Sedangkan kelemahannya ada di waktu,

membutuhkan waktu lebih lama untuk proses pembelajarannya, karna adanya

kegiatan praktik, diskusi kelas, kelompok, tanya jawab, bahkan

menyampaikan hasil diskusi dengan melakukan presentasi.

Selanjutnya dilakukan wawancara terhadap siswa mengenai hasil

pembelajaran yang telah dilakukan dengan menggunakan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada

konsep ibadah sholat berjamaah. Wawancara dilakukan kepada semua siswa,

Page 107: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

93

namun diambil hasil wawancara dari siswa yang sangat aktif, cukup aktif, dan

kurang aktif di kelas. Pertanyaan yang diberikan seputar pendapat siswa

mengenai pembelajaran yang telah dilakukan (Lampiran 6).

Dari hasil wawancara yang dilakukan diketahui bahwa

pembelajarannya begitu menyenangkan. Mereka berpendapat model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) yang

telah dilakukan memberikan kebebasan siswa untuk bergerak, bebas

menyampaikan pendapat, dan bebas mengekspresikan diri. Selain itu,

pendapat siswa lain mengatakan dengan menggunakan model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dapat menggunakan

semua indera, mulai dari melakukan aktivitas, mengeluarkan pendapat,

memperhatikan dan menciptakan ide-ide baru. Di bawah ini salah satu

kutipan hasil wawancara dengan siswa.

Peneliti : Apakah keuntungan yang Anda dapatkan dengan cara

belajar seperti itu?

Siswa : Pembelajarannya sangat menyenangkan, menambah

wawasan kita mengenai tata cara ibadah sholat berjamaah.

Diskusi yang dilakukan juga membuat aktif satu sama

lain, karena adanya presentasi hasil diskusi. Apa yang

dipelajari mudah diingat karena semuanya dilakukan

dengan menggunakan semua indera yang kita miliki.

Selama kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada

konsep ibadah sholat berjamaah yang menitikberatkan pada peran aktif siswa

(student centered), bukan pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher

centered). Guru dalam hal ini hanya bertindak sebagai fasilitator dan

motivator. Hal ini sejalan dengan pendapat yang menyatakan bahwa:

Sesungguhnya anak mempunyai kekuatan sendiri untuk

mencari, mencoba, menemukan, dan mengembangkan dirinya

sendiri. Artinya pendidik tidak perlu melakukan intervensi yang

berlebihan atau terlalu banyak turut campur mengatur anak,

biarkan dia belajar sendiri, yang penting bagi guru adalah perlu

diciptakan situasi belajar yang permissive (rileks), menarik dan

bersifat alamiah.19

19

Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 41.

Page 108: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

94

Adapun kesulitan pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI), kebanyakan siswa mengatakan tidak ada kesulitan pada

saat pembelajaran. Namun, sedikit siswa mengatakan adanya kesulitan pada

saat melakukan diskusi kelompok, karena ada pendapat yang diajukan teman

kelompoknya kurang dimengerti oleh siswa tersebut. Selain itu, kesulitannya

ada pada keberanian siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi

kelompoknya, karena setiap siswa diberikan kesempatan untuk

mempresentasikan hasil diskusinya dan menyampaikan pendapat dari setiap

siswa.

Dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan guru sebelum

dan sesudah menerapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah

diketahui bahwa keaktifan siswa dan kepemahaman siswa terhadap suatu

pembelajaran bergantung dari cara guru dalam mengajar (Lampiran 5).

Adanya model pembelajaran sangat menunjang keberhasilan

pembelajaran untuk mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan

pembelajaran. Model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) yang diterapkan dalam pembelajaran menjadikan siswa

belajar aktif selama proses pembelajaran. Dalam hal ini, siswa dituntut untuk

ikut serta aktif menyampaikan pendapat, memberikan pertanyaan,

memberikan jawaban, melakukan diskusi aktif, dan mengekspresikan diri

secara bebas.

Guru sudah mampu menerapkan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat

berjamaah. Walaupun, ada pernyataan yang disampaikan oleh guru mengenai

kesulitan yang dihadapinya, yakni harus mampu mengelola kelas dengan baik

untuk mengupayakan siswa melakukan tanya jawab. Hal ini sejalan dengan

pernyataan yang menyatakan bahwa tantangan bagi guru adalah bagaimana

dapat menjelaskan materi dengan baik, memberikan yang esensial dengan

cara yang menarik, percaya diri, membangkitkan motivasi para siswanya,

Page 109: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

95

mendorong siswa bernalar dan melakukan kegiatan ilmiah.20

Guru yang

menjelaskan, siswa yang bertanya; berbicara dan mendengarkan yang terjadi

silih berganti, semuanya itu merupakan bagian yang penting dari pendidikan.

Selain itu, hasil wawancara dengan guru juga diketahui bahwa

pembelajaran yang menggabungkan keempat aspek SAVI mampu

menghasilkan pembelajaran yang optimal. Hal ini terlihat dari siswa dapat

melakukan pembelajaran aktif. Siswa satu sama lain dapat belajar dengan hati

senang. Siswa yang cenderung memilik gaya belajar auditory mampu

melakukan aktivitas lainnya dengan melakukan kegiatan kinestetik dan

visualnya. Selanjutnya, berdasarkan hasil wawancara dengan siswa diketahui

bahwa secara keseluruhan siswa menyukai pembelajaran yang diberikan guru

tersebut. Siswa juga juga merasa semakin paham dengan adanya kegiatan

praktik ibadah sholat berjamaah, diskusi kelompok, dan adanya tanya jawab

antara siswa dan guru. Siswa mengatakan tidak ada kesulitan yang signifikan

mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. Ada satu siswa yang

mengatakan, kesulitan ada pada saat siswa lain kurang persiapan dalam

mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, sehingga penjelasannya pun

kurang dimengerti oleh siswa lain yang mendengarkannya.

Secara keseluruhan, siswa menilai positif terhadap proses

pembelajaran yang berlangsung, proses pembelajaran pendidikan Agama

Islam pada konsep ibadah sholat berjamaah di kelasnya sudah bisa dikatakan

efektif. Dikarenakan guru telah menggunakan teknik-teknik komunikasi

dengan siswa yang menyebabkan informasi yang disampaikan guru diterima

dengan baik oleh siswa. Siswa dalam hasil wawancara mengatakan bahwa

pembelajarannya sangat menyenangkan, mudah memahami pembelajaran

dengan baik. Adanya peragaan praktik ibadah sholat berjamaah, diskusi

kelompok dan kelas, tanya jawab, dan kebebasan dalam menyampaikan

pendapat membuat mereka memahami konsep yang diberikan oleh guru

(Lampiran 6).

20

Kurikulum 2004, loc. cit.

Page 110: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

96

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

pada konsep ibadah sholat berjamaah mendapatkan nilai rata-rata pada

siklus I sebesar 75,13 yang termasuk kedalam kategori cukup baik dan

mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 78,62 yang termasuk

kedalam kategori baik.

2. Setelah diterapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah, didapatkan

data mengenai aktivitas belajar siswa yang menggabungkan keempat aspek

SAVI selama kegiatan pembelajaran mendapatkan nilai rata-rata pada

siklus I sebesar 78,33 yang termasuk kedalam kategori baik dan

mengalami peningkatan pada siklus II sebesar 86,82 yang termasuk

kedalam kategori sangat baik.

3. Wawancara terhadap guru dan siswa, yang membuktikan bahwa

implementasi model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) pada konsep ibadah sholat berjamaah memberikan

ruang gerak kepada siswa untuk dapat belajar aktif dan mengekspresikan

diri secara bebas. Sehingga menciptakan proses pembelajaran yang aktif,

kreatif, dinamis, dan menyenangkan.

B. Implikasi

Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan model

pembelajaran somatic-auditory-visualization-intellectually (SAVI) dapat

dijadikan sebagai bahan acuan untuk mengadakan penelitian selanjutnya dari

sudut permasalahan yang berbeda. Selain itu dapat diimplementasikan

Page 111: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

97

sebagai bahan kajian model pembelajaran bagi guru untuk diterapkan di

Sekolah Highscope Indonesia Alfa Indah Joglo.

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan, maka peneliti

sampaikan beberapa implikasi bagi siswa, yakni model pembelajaran

somatic-auditory-visualization-intellectually (SAVI) ternyata mampu

meningkatkan aktvitas belajar siswa. Oleh karena itu dalam upaya

meningkatkan kualitas belajar Pendidikan Agama Islam, model pembelajaran

ini dapat dipakai dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam selanjutnya

yang sesuai dengan konsep/ materi pembelajaran. Bagi guru, yakni model

pembelajaran somatic-auditory-visualization-intellectually (SAVI) dapat

dijadikan alternatif pilihan pembelajaran dalam upaya meningkatkan hasil

aktivitas belajar siswa. Kemudian, bagi peniliti sendiri agar lebih giat

memberikan pembelajaran kepada siswa dengan variasi model pembelajaran

lainnya yang tentunya sesuai dengan konsep Ibadah Sholat Berjamaah dan

konsep Pendidikan Agama Islam pada umumnya.

C. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

dikemukakan saran sebagai berikut, diantaranya adalah bagi:

1. Pembaca atau guru untuk menerapkan keseluruan aspek SAVI kepada

siswa diperlukan pengamatan yang baik oleh peneliti. Oleh sebab itu

dalam melakukan suatu riset dengan jumlah siswa yang lebih banyak

diperlukan observer yang banyak pula agar asil lebih optimal.

2. Bagi pendidik atau guru, diarapkan dapat menerapkan keseluruhan aspek

SAVI pada proses pembelajaran, karena membantu siswa untuk aktif

menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dinamis, dan

menyenangkan.

Page 112: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

98

DAFTAR PUSTAKA

Ahsan, Muammad, dkk., Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk

SMP/MTs Kelas VII, Semarang: Erlangga, 2013.

Abdur Rahman, Jamaal, Tahapan Mendidik Anak Teladan Rasulullah,

Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2005.

Ardi, Havid, Profil Gaya Belajar Bahasa Inggris, Jurnal Bahasa Sastra

dan Seni Vol.1 Edisi Januari-April, 2007.

Chulsum, Umi dan Windy Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Yoshiko Press, 2006.

Debora, Marisi, The Effect of Explicit, Implicit Instructions and Learning

Styles on Students’ Sentence Structure Achievement, Jurnal Bahasa Sastra dan

Seni Edisi Juli-September, 2010.

DePorter, Bobbi dan Hernacki, Mike, Quantum Learning: Membiasakan

Belajar Nyaman dan Menyenangkan, Terjemahan Alawiyah Abdurrahman,

Bandung: Kaifa, 2009.

Djaali, H., dan Muljono, Pudji, Pengukuran dalam Bidang Pendidikan.

Jakarta: PT Grasindo, 2008.

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: Bumi Aksara, 2012.

Huda, Miftahul, Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran,

Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013.

Joyce, Bruce, Models of Teaching Edisi 8 Terjemahan oleh Ahmad

Fawaid, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009.

Kadir, dkk., Pedoman Penulisan Skripsi, Jakarta: Fakultas Ilmu Tarbiyah

dan Keguruan, 2011.

L. Silberman, Melvin, Active Learning 101 Cara Belajar Siswa Aktif,

Bandung: Nusamedia dan Nuansa, 2010.

Majid, Abdul, Pernecanaan Pembelajaran Mengembangkan Standar

Kompetensi Guru, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011.

Meier, Dave. The Accelerated Learning Handbook. New York: Mc

GrawHill Companies, Inc., 2000.

Page 113: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

99

Pelayanan Profesional Kurikulum 2004, Kegiatan Belajar dan Mengajar

yang Efektif, Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2003.

Prawiradilaga, Dewi Salma, Prinsip Disain Pembelajaran, Jakarta:

Kencana Prenada Media Group, 2008.

Purwanto, M. Ngalim, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pembelajaran,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2010.

Purwanto, M. Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2010.

Rusman, Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme

Guru, Jakarta: Rajawali Pers, 2011.

Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta,

2011.

Sukmadinata, Nana Syaodih, Metode Penelitian Pendidikan, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, 2012.

Sutirman, Komunikasi Efektif dalam Pembelajaran, Artikel Efisiensi, FISE

UNY, Vol. VI No. 2 Agustus, 2006.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005.

Windura, Sutanto, 88 Cemilan Otak Sehat, Jakarta: PT Elex Media

Komputindo, 2012.

Zulfiani, dkk., Strategi Pembelajaran Sains, Jakarta: Lembaga Penelitian

UIN Jakarta, 2009.

Page 114: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

100

Lampiran 1

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Mata Pelajaran : Agama Islam

Kelas/ Semester : VI/ Genap

Tahun Ajaran : 2014/2015

Alokasi Waktu : 4 x 45 menit (2 Pertemuan)

Model Pembelajaran : Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

A. Kompetensi Dasar (KD)

1. Memahami ketentuan sholat berjama’ah.

2. Mempraktikkan sholat berjama’ah.

B. Tujuan Pembelajaran

1. Menjelaskan pengertian Sholat wajib berjamaah dan dasar hukumnya.

2. Menjeaskan syarat sah Sholat berjamaah.

3. Menjelaskan pengertian makmum masbuk.

4. Menyebutkan halangan Sholat berjamaah.

5. Menyebutkan keutamaan Sholat berjamaah.

6. Menunjukkan tata cara Sholat berjamaah.

7. Mempraktikkan Sholat berjamaah dalam kehidupan sehari-hari.

C. Materi Pembelajaran

1. Materi Pokok

Ibadah Sholat Berjama’ah

2. Sub Materi Pokok

a. Pengertian sholat berjama’ah

b. Hukum sholat berjama’ah

c. Ketentuan sholat berjama’ah

d. Keutamaan sholat berjama’ah

3. Uraian Materi (terlampir)

Page 115: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

101

D. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan ke-1

1. Pendahuluan (waktu 15 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memberi salam.

Guru mengkondisikan

para siswa untuk belajar ke

arah SAVI.

Guru menjelaskan

kompetensi yang akan di

capai ke arah SAVI (auditory

dan visual).

Pengenalan topik

pembelajaran kepada siswa.

(Apersepsi ke arah SAVI)

Membangkitkan minat dan

keingintahuan siswa terhadap

pokok bahasan tentang sholat

berjama’ah ke arah SAVI.

Mengkaitkan pokok bahasan

sholat berjama’ah dengan

pengalaman siswa dalam

kehidupan sehari-hari.

Guru memberikan pertanyaan

mengenai pengetahuan awal

siswa tentang sholat

bejama’ah ke arah SAVI

(auditory dan somatic).

Siswa menjawab salam.

Siswa mengkondisikan untuk

belajar.

Siswa mendengarkan dengan

seksama kompetensi yang

akan dicapai.

Kegiatan sumbang saran

Mengembangkan minat dan

rasa ingin tahu terhadap

pokok bahasan.

Berusaha mengingat

pengalaman sehari-hari dan

menghubungkannya dengan

pokok bahasan.

Siswa menjawab pertanyaan

guru dengan mengacungkan

jari.

Mengormati

orang yang

lebih tua.

Menghormati

orang yang

sedang bicara.

Berani

mengemukakan

pendapat.

Rasa ingin tahu

Kreatif.

Jujur dan teliti.

2. Kegiatan Inti (waktu 70 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Membentuk kelas ke

dalam beberapa kelompok

ke arah SAVI (somatic).

Guru menjelaskan secara

singkat proses

pembelajaran dengan

menggunakan model

Para siswa mengkondisikan

untuk duduk sesuai dengan

kelompoknya masing-masing.

Para siswa menyimak

penjelasan yang diberikan oleh

guru dan bertanya apabila ada

hal yang tidak dimengerti.

Disiplin.

Menghormati

orang yang

sedang

berbicara.

Page 116: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

102

pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI) yang

akan diterapkan di

pertemuan kesatu dan

kedua.

Guru mendemonstrasikan

tata cara sholat berjama’ah

ke arah SAVI dengan

media gambar mengenai

gerakan sholat (somatic,

auditory, dan visual).

Guu membagikan LKS

dan memberikan

kesempatan kepada setiap

siswa untuk menemukan

konsep ibadah sholat

bejama’ah ke arah SAVI

(somatic, auditory, visual,

dan intellectual).

Mengorganisasikan

kelompok secara tertib.

Meminta setiap siswa

dalam kelompoknya untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas

ke arah SAVI (somatic,

auditory, visual, dan

intellectual).

Memperhatikan praktik

sholat berjama’ah yang

dilakukan setiap

kelompoknya (visual).

Para siswa memperhatikan

dengan seksama tata cara sholat

berjama’ah.

Setiap siswa mengerjakan LKS

yang diberikan untuk

menemukan konsep ibadah

sholat berjama’ah. Apabila ada

siswa yang kurang paham, dapat

mendiskusikannya dengan

teman kelompoknya.

Kelompok siswa berdiskusi

secara aktif dan tertib.

Setiap siswa dari tiap

kelompoknya masing-masing

bergantian mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya ke

depan ke depan kelas.

Dengan cara ini, setiap siswa

akan mendapatkan kesempatan

untuk aktif dalam pembelajaran

dengan menggunakan model

pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually

(SAVI).

Melakukan praktik sholat

berjama’ah dengan

kelompoknya.

Menghormati

orang yang

sedang

berbicara.

Kerjasama tim.

Menghormati

pendapat orang

lain.

Keberanian

untuk berbicara.

Meningkatkan

kecakapan.

Page 117: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

103

Mengklarifikasi gerakan

dan bacaan sholat

berjama’ah yang masih

kurang tepat dilakukan

oleh siswa dalam

kelompoknya ke arah

SAVI.

Mencermati dan berusaha

memahami penjelasan guru.

Menghormati

orang yang

sedang

berbicara.

3. Penutup (waktu 5 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru meminta siswa

memberikan kesimpulan

akhir dari kegiatan

pembelajaran ke arah SAVI.

Kemudian guru melengkapi

kesimpulan yang diberikan

siswa.

Guru meminta siswa untuk

membuat rangkuman

pelajaran mengenai bahasan

yang telah dipelajarinya.

Guru memberi salam.

Siswa memberikan

kesimpulan akhir dan

menyimak apa yang

disampaikan oleh guru.

Siswa menyanggupi

permintaan yang diberikan

oleh guru.

Siswa menjawab salam.

Menghargai

orang yang

sedang

berbicara.

Menghargai

orang yang

sedang

berbicara.

Rasa hormat.

Pertemuan ke-2

1. Pendahuluan (waktu 5 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru memberi salam.

Guru mengkondisikan

para siswa untuk belajar ke

arah SAVI.

Guru menjelaskan

kompetensi yang akan di

capai ke arah SAVI (auditory

dan visual).

Pengenalan topik

pembelajaran kepada siswa.

(Apersepsi ke arah SAVI).

Siswa menjawab salam.

Siswa mengkondisikan untuk

belajar.

Siswa mendengarkan dengan

seksama kompetensi yang

akan dicapai.

Kegiatan sumbang saran

Mengormati

orang yang

lebih tua.

Menghormati

orang yang

sedang bicara.

Berani

mengemukakan

pendapat.

Page 118: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

104

Guru memberikan pertanyaan

mengenai pengetahuan awal

siswa tentang sholat

bejama’ah ke arah SAVI

(auditory dan somatic).

Siswa menjawab pertanyaan

guru dengan mengacungkan

jari.

Jujur dan teliti.

2. Kegiatan Inti (waktu 75 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Membentuk kelas ke

dalam beberapa kelompok

ke arah SAVI (somatic).

Guru mendemonstrasikan

tata cara sholat berjama’ah

ke arah SAVI dengan

media gambar mengenai

gerakan sholat (somatic,

auditory dan visual).

Guu membagikan LKS

dan memberikan

kesempatan kepada setiap

siswa untuk menemukan

konsep ibadah sholat

bejama’ah ke arah SAVI

(somatic, auditory, visual,

dan intellectual).

Mengorganisasikan

kelompok secara tertib.

Meminta setiap siswa

dalam kelompoknya untuk

mempresentasikan hasil

diskusinya di depan kelas

ke arah SAVI (somatic,

auditory, visual, dan

intellectual).

Para siswa mengkondisikan

untuk duduk sesuai dengan

kelompoknya masing-masing.

Para siswa memperhatikan

dengan seksama tata cara sholat

berjama’ah.

Setiap siswa mengerjakan LKS

yang diberikan untuk

menemukan konsep ibadah

sholat berjama’ah. Apabila ada

siswa yang kurang paham, dapat

mendiskusikannya dengan

teman kelompoknya.

Kelompok siswa berdiskusi

secara aktif dan tertib.

Setiap siswa dari tiap

kelompoknya masing-masing

bergantian mempresentasikan

hasil diskusi kelompoknya ke

depan ke depan kelas.

Dengan cara ini, setiap siswa

akan mendapatkan kesempatan

untuk aktif dalam pembelajaran

dengan menggunakan model

pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually.

Disiplin.

Menghormati

orang yang

sedang

berbicara.

Kerjasama tim.

Menghormati

pendapat orang

lain.

Keberanian

untuk berbicara.

Page 119: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

105

Memperhatikan praktik

sholat berjama’ah yang

dilakukan setiap

kelompoknya ke arah

SAVI (visual).

Mengklarifikasi gerakan

dan bacaan sholat

berjama’ah yang masih

kurang tepat dilakukan

oleh siswa dalam

kelompoknya ke arah

SAVI.

Melakukan praktik sholat

berjama’ah dengan

kelompoknya.

Mencermati dan berusaha

memahami penjelasan guru.

Meningkatkan

kecakapan.

Menghormati

orang yang

sedang

berbicara.

3. Penutup (waktu 5 menit)

Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Nilai Karakter

Guru meminta siswa

memberikan kesimpulan

akhir dari kegiatan

pembelajaran ke arah SAVI.

Kemudian guru melengkapi

kesimpulan yang diberikan

siswa.

Guru meminta siswa untuk

membuat rangkuman

pelajaran mengenai bahasan

yang telah dipelajarinya.

Guru memberi salam.

Siswa memberikan

kesimpulan akhir dan

menyimak apa yang

disampaikan oleh guru.

Siswa menyanggupi

permintaan yang diberikan

oleh guru.

Siswa menjawab salam.

Menghargai

orang yang

sedang

berbicara.

Menghargai

orang yang

sedang

berbicara.

Rasa hormat.

E. Alat dan Sumber Belajar

1. Alat :

Lembar Kerja Siswa (LKS)

Media Gambar (penjelasan mengenai gerakan sholat)

2. Sumber :

Muhammad Ahsan, dkk., Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti

untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga, 2013.

F. Penilaian

Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa

Page 120: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

106

Lampiran 2

LEMBAR KERJA SISWA

Materi pokok : Ibadah Sholat Berjamaah

Indikator :

1. Menjelaskan pengertian sholat wajib berjemaah dan

hukumnya

2. Menjelaskan syarat sah sholat berjemaah

3. Menjelaskan pengetian makmum masbuk

4. Mempraktikkan sholat berjemaah

Langkah Kerja

1. Memakai mukena/ sarung untuk melaksanakan sholat berjamaah.

2. Memilih salah satu diantara teman kelompok untuk berperan sebagai imam.

Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk menjadi imam secara

bergiliran.

3. Salah satu anggota kelompok berperan sebagai makmum masbuk. Pada saat itu

imam sedang rukuk untuk rakaat pertama.

4. Melakukan sholat Magrib berjamaah dengan memperhatikan gerakan dan

bacaan sholat, serta penghayatan dalam melaksanakan sholat berjamaah.

Asah Kemampuan

1. Berdasarkan praktik ibadah sholat berjamaah yang dilakukan. Jelaskan dari

pengertian dan hukum dari ibadah sholat berjamaah!

2. Salah satu berperan sebagai imam dan satunya sebagai makmum. Sebutkan

syarat untuk menjadi imam dan makmum!

3. Apa yang dilakukan makmum masbuk pada saat ketinggalan dalam

melaksanakan sholat berjamaah?

Nama Kelompok :

Anggota:

1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

Kelas :

Tanggal :

Ibadah Sholat Berjamaah

Page 121: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

107

Analisis dan Kesimpulan

Page 122: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

108

LEMBAR KERJA SISWA

Materi pokok : Ibadah Sholat Berjamaah

Indikator : 1. Menyebutkan keutamaan salat berjemaah

2. Menjelaskan tata cara salat berjemaah

3. Mempraktikkan salat berjemaah

Langkah Kerja

1. Memakai mukena/ sarung untuk melaksanakan sholat berjamaah.

2. Memilih salah satu diantara teman kelompok untuk berperan sebagai imam.

Setiap anggota kelompok diberi kesempatan untuk menjadi imam secara

bergiliran.

3. Salah satu makmum (laki-laki/ perempuan) bertugas mengingatkan imam pada

saat melakukan kesalahan dalam gerakan sholat.

4. Melakukan sholat Subuh berjamaah dengan memperhatikan gerakan dan

bacaan sholat, serta penghayatan dalam melaksanakan sholat berjamaah.

Asah Kemampuan

1. Berdasarkan praktik ibadah sholat berjamaah yang dilakukan. Jelaskan

keutamaan dalam melaksanakan sholat berjamaah!

2. Apa yang dilakukan makmum laki-laki dan makmum perempuan apabila imam

melakukan kesalahan dalam gerakan sholat?

Nama Kelompok :

Anggota:

1. …………………………………………..

2. …………………………………………..

3. …………………………………………..

Kelas :

Tanggal :

Ibadah Sholat Berjamaah

Page 123: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

109

Analisis dan Kesimpulan

Page 124: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

110

Lampiran 3

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Tahun Pelajaran : 2014/ 2015

Materi Pokok : Ibadah Sholat Berjamaah

Hari/ Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015

Petunjuk:

Lembar ini digunakan selama kegiatan pengamatan

Berilah tanda √ pada kolom yang tersedia

No. Aspek yang Diamati Penilaian

1 2 3 4 5

Kompetensi Pedagogik

1. Persiapan tertulis (RPP) :

a. Kualitas pengembangan indikator ke arah SAVI

b. Kualitas pengembangan materi ke arah SAVI

c. Kualitas pemilihan metode/teknik pembelajaran ke arah SAVI

d. Kualitas pengembangan skenario pembelajaran ke arah SAVI

e. Kualitas pemilihan media ke arah SAVI

f. Ketepatan pemilihan alat evaluasi ke arah SAVI

2. Keterampilan membuka pelajaran

a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas ke arah SAVI

b. Apersepsi untuk ke arah SAVI

c. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (ke arah SAVI)

d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai untuk ke

arah SAVI

3. Sikap guru dalam kegiatan pembelajaran

a. Kejelasan suara (Auditory)

b. Gerakan badan tidak mengganggu siswa (Visual)

c. Adanya interaksi dengan siswa (Somatic)

d. Pemusatan perhatian dan indera (Visual)

4. Kegiatan pembelajaran

a. Keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran (SAVI)

b. Kejelasan dalam menerangkan, menuntun dan memberikan

contoh kepada siswa (Visual)

c. Dapat memanfaatkan waktu dengan baik (SAVI)

d. Menuntun siswa dengan demonstrasi dan menggunakan media

(SAVI)

e. Tanggap/antusias terhadap respon siswa (SAVI)

5. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaanya (SAVI)

b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran, indikator dan materi ajar

Page 125: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

111

(SAVI)

c. Membantu meningkatkan proses pembelajaran (SAVI)

6. Evaluasi (Intellectual Siswa)

a. Ketepatan alat evaluasi sesuai indikator

b. Ketepatan penilaian terhadap evaluasi siswa

7. Keterampilan menutup pelajaran (Intellectual Siswa)

a. Meminta siswa merangkum kembali bahan pelajaran yang

disampaikan

b. Mengadakan tindak lanjut yang dilakukan untuk siswa

Kompetensi Profesional

8. Kualitas penguasaan materi menunjang SAVI

a. Kesesuaian materi dengan yang diajarkan

b. Hubungan dengan pengetahuan yang relevan atau kontekstual

9. Kualitas penjelasan materi (menunjang SAVI)

a. Bahasa

b. Sistematis

c. Penggunaan contoh/ilustrasi/media

Kompetensi Kepribadian dan Sosial

10. Memimpin dan membimbing siswa dalam penyampaian isi materi

pembelajaran (Intellectual Siswa)

11. Bertanggung jawab membina siswa dalam proses pembelajaran ke

arah SAVI

12. Memiliki kematangan emosi ketika menghadapai suatu

permasalahan dalam proses pembelajaran (SAVI)

13. Bersosialisasi dengan siswa dalam proses pembelajaran (SAVI) √

14. Disiplin mengajar (SAVI) √

15. Memiliki kreativitas dan inovasi dalam menyampaikan isi materi

pembelajaran (SAVI)

16. Berbusana rapih, bersih, dan memiliki etika mengajar √

Kompetensi Keagamaan

17. Memiliki akhlak yang mulia/ akhlaqiyya (santun baik budinya) √ Keterangan penilaian :

1 = tidak memadai/ tidak pernah/ tidak baik

2 = kurang memadai/ jarang/ kurang baik

3 = cukup memadai/ kadang-kadang/ cukup baik

4 = memadai/ sering/ baik

5 = sangat memadai/ selalu/ sangat baik

Jakarta, 6 Mei 2015

Observer,

________________________

Page 126: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

112

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Tahun Pelajaran : 2014/ 2015

Materi Pokok : Ibadah Sholat Berjamaah

Hari/ Tanggal : Senin, 11 Mei 2015

Petunjuk:

Lembar ini digunakan selama kegiatan pengamatan

Berilah tanda √ pada kolom yang tersedia

No. Aspek yang Diamati Penilaian

1 2 3 4 5

Kompetensi Pedagogik

1. Persiapan tertulis (RPP) :

a. Kualitas pengembangan indikator ke arah SAVI

b. Kualitas pengembangan materi ke arah SAVI

c. Kualitas pemilihan metode/teknik pembelajaran ke arah SAVI

d. Kualitas pengembangan skenario pembelajaran ke arah SAVI

e. Kualitas pemilihan media ke arah SAVI

f. Ketepatan pemilihan alat evaluasi ke arah SAVI

2. Keterampilan membuka pelajaran

a. Mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas ke arah SAVI

b. Apersepsi untuk ke arah SAVI

c. Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (ke arah SAVI)

d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai untuk ke

arah SAVI

3. Sikap guru dalam kegiatan pembelajaran

a. Kejelasan suara (Auditory)

b. Gerakan badan tidak mengganggu siswa (Visual)

c. Adanya interaksi dengan siswa (Somatic)

d. Pemusatan perhatian dan indera (Visual)

4. Kegiatan pembelajaran

a. Keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran (SAVI)

b. Kejelasan dalam menerangkan, menuntun dan memberikan

contoh kepada siswa (Visual)

c. Dapat memanfaatkan waktu dengan baik (SAVI)

d. Menuntun siswa dengan demonstrasi dan menggunakan media

(SAVI)

e. Tanggap/antusias terhadap respon siswa (SAVI)

5. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran

a. Menunjukkan keterampilan dalam penggunaanya (SAVI)

b. Sesuai dengan tujuan pembelajaran, indikator dan materi ajar

Page 127: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

113

(SAVI)

c. Membantu meningkatkan proses pembelajaran (SAVI)

6. Evaluasi (Intellectual Siswa)

a. Ketepatan alat evaluasi sesuai indikator

b. Ketepatan penilaian terhadap evaluasi siswa

7. Keterampilan menutup pelajaran (Intellectual Siswa)

a. Meminta siswa merangkum kembali bahan pelajaran yang

disampaikan

b. Mengadakan tindak lanjut yang dilakukan untuk siswa

Kompetensi Profesional

8. Kualitas penguasaan materi menunjang SAVI

a. Kesesuaian materi dengan yang diajarkan

b. Hubungan dengan pengetahuan yang relevan atau kontekstual

9. Kualitas penjelasan materi (menunjang SAVI)

a. Bahasa

b. Sistematis

c. Penggunaan contoh/ilustrasi/media

Kompetensi Kepribadian dan Sosial

10. Memimpin dan membimbing siswa dalam penyampaian isi materi

pembelajaran (Intellectual Siswa)

11. Bertanggung jawab membina siswa dalam proses pembelajaran ke

arah SAVI

12. Memiliki kematangan emosi ketika menghadapai suatu

permasalahan dalam proses pembelajaran (SAVI)

13. Bersosialisasi dengan siswa dalam proses pembelajaran (SAVI) √

14. Disiplin mengajar (SAVI) √

15. Memiliki kreativitas dan inovasi dalam menyampaikan isi materi

pembelajaran (SAVI)

16.. Berbusana rapih, bersih, dan memiliki etika mengajar √

Kompetensi Keagamaan

17 Memiliki akhlak mulia/ akhlaqiyyah (santun dan baik budinya) √ Keterangan penilaian :

1 = tidak memadai/ tidak pernah/ tidak baik

2 = kurang memadai/ jarang/ kurang baik

3 = cukup memadai/ kadang-kadang/ cukup baik

4 = memadai/ sering/ baik

5 = sangat memadai/ selalu/ sangat baik

Jakarta, 11 Mei 2015

Observer,

_______________________

Page 128: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

114

Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Tahun Pelajaran : 2014/ 2015

Materi Pokok : Ibadah Sholat Berjamaah

Hari/ Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015

Petunjuk:

Lembar ini digunakan selama kegiatan pengamatan

Berilah tanda √ pada kolom yang tersedia

Model

Pembelajaran

Aspek yang Diamati

Penilaiain

1 2 3 4 5

Som

ati

c

(Bel

aja

r d

engan

ber

ger

ak

dan

ber

bu

at)

1. Siswa mengenakan sarung dengan baik

dan rapih. Siswi mengenakan mukena

dengan baik dan rapih.

2. Siswa memperagakan praktik ibadah

sholat berjamaah sesuai petunjuk guru.

3. Siswa mencatat hal-hal penting yang

disampaikan oleh guru.

4. Siswa menjalankan pelatihan belajar

aktif, baik individu maupun kelompok.

5. Setelah mendapat pengalaman, siswa

lalu merefleksikannya. Dilihat dari

kelancaran dan kebenarannya bacaan

sholat dan keserasian antara bacaan dan

gerakan sholat.

Au

dit

ory

(bel

aja

r d

engan

men

den

gark

an

dan

ber

bic

ara

)

1. Siswa mendengarkan semua penjelasan

yang disampaikan oleh guru.

2. Siswa menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh guru pada saat

pembelajaran.

3. Siswa bertanya kepada guru.

4. Pada saat berdiskusi dengan

kelompoknya, siswa berpartisipasi

dalam diskusi aktif dengan aktif

berbicara

5. Siswa menanggapi pernyataan yang

diungkapkan oleh guru dan siswa lain

6. Siswa menjelaskan secara terperinci apa

yang baru saja dipelajari dan bagaimana

menerapkannya.

Page 129: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

115

V

isu

al

(bel

aja

r d

engan

mel

ihat,

men

gam

ati

, d

an

mem

per

hati

kan

)

1. Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan guru.

2. Siswa melihat dengan seksama peragaan

praktik sholat yang ditunjukkan oleh

guru.

3. Siswa mengamati peragaan praktik

ibadah sholat kemudian memaknainya.

4. Siswa memperhatikan penjelasan yang

disampaikan oleh siswa lain pada saat

pembelajaran.

5. Siswa memperhatikan penjelasan

mengenai konsep ibadah sholat dalam

diskusi kelompok.

Inte

llec

tual

(bel

aja

r d

engan

mer

enu

ngk

an

, m

emak

nai,

dan

mem

ecah

kan

masa

lah

) 1. Siswa mampu merumuskan pertanyaan.

2. Siswa menganalisis pertanyaan yang

diberikan oleh guru dalam bentuk soal.

3. Siswa mampu memecahkan masalah

dalam diskusi kelompok.

4. Siswa mengeluarkan pendapat/ ide

kreatif dalam diskusi kelompok.

5. Siswa mempresentasikan hasil diskusi

kelompok.

6. Siswa mengerjakan soal-soal yang

diberikan oleh guru secara individu

*lembar observasi ini digunakan kembali untuk pertemuan berikutnya

Keterangan penilaian :

1 = tidak memadai/ tidak pernah/ tidak baik

2 = kurang memadai/ jarang/ kurang baik

3 = cukup memadai/ kadang-kadang/ cukup baik

4 = memadai/ sering/ baik

5 = sangat memadai/ selalu/ sangat baik

Jakarta, 6 Mei 2015

Observer,

__________________________

Page 130: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

116

Lampiran 5

Hasil Wawancara Guru Sebelum Pembelajaran

(Observasi Pendahuluan)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Nama Guru : Aulia Darma, S.Pd

Hari/ Tanggal : Senin, 4 Mei 2015

1. Apa yang Bapak ketahui mengenai model pembelajaran?

Jawaban: Model pembelajaran menurut saya cara/ teknik penyampain ke

siswa yang digunakan pada pembelajaran. Ada yang menuntut

kerja sama, individu, demonstrasi, semuanya memberikan

informasi.

2. Biasanya Bapak mengajar dengan model pembelajaran apa saja?

Jawaban: Lebih seringnya saya menerapkan active learning.

3. Bagaimana cara Bapak menyampaikan materi pembelajaran ke siswa?

Jawaban: Menyampaikan pembelajaran dengan menjelaskan materi apa yang

akan disampaikan, kemudian dilakukan pemberian tugas individu

maupun kelompok. Bahkan seringnya saya melakukan diskusi

kelompok.

4. Apakah Bapak menggunakan model pembelajaran dengan bervariasi?

Jawaban: Ya itu, seringnya saya menerapkan active learning, siswa dilatih

aktif pada saat pembelajaran. Adanya penanaman rasa ingin tahu

untuk setiap siswa, supaya mereka berani untuk bertanya dan

menyampaikan pendapat.

5. Model apa saja yang Bapak terapkan?

Jawaban: Mungkin lebih tepatnya, saya menerapkan model pembelajaran

yang yang membuat siswa aktif. Entah itu dengan teknik Tanya

jawab, diskusi kelas/ kelompok, atau bahkan menonton video

terkait materi yang saya berikan. Untuk jenis-jenis model

pembelajaran saya kurang mendalami modelnya ada apa saja.

Page 131: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

117

6. Apakah ada kegiatan praktik selama proses pembelajaran?

Jawaban: Ada, sesuai materi yang akan saya sampaikan. Tapi lebih tepatnya

saya menggunakan demonstrasi ke siwa. Kemudian siswa

mencontohnya. Karna kalau praktik secara keseluruhan untuk tiap

siswa, waktunya kurang terpenuhi.

7. Bagaimana kondisi kelas/ siswa ketika pelajaran berlangsung?

Jawaban: Ya begitu. Masing-masing siswa kan memiliki gaya belajar yang

berbeda. Ada yang memperhatikan dengan baik selama

pembelajaran berlangsung, ada juga yang asik berdiskusi dengan

temannya. Tapi semuanya masih dalam koridor.

8. Apa saja hambatan-hambatan Bapak selama mengajar?

Jawaban: Saya harus membuat pembelajaran aktif dengan menerapkan

berbagai macam teknik pembelajaran. Karna kalau tidak begitu,

siswa tidak akan belajar dengan senang. Pembelajaran bagi mereka

akan terasa membosankan.

9. Bagaimana hasil belajar pendidikan Agama Islam siswa Bapak?

Jawaban: Hasilnya cukup memuaskan. Kadang ada materi tertentu yang saya

sampaikan, hampir sebagian siswa masih kurang pemahamannya.

10. Apa yang Bapak lakukan jika ada hasil belajar yang kurang memuaskan?

Jawaban: Biasanya, saya ulang kembali pembelajarannya di waktu

berikutnya.

Page 132: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

118

Hasil Wawancara dengan Guru Setelah Penerapan

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Nama Guru : Aulia Darma, S.Pd

Hari/ Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015

1. Model pembelajaran apa yang biasanya Bapak gunakan dalam pembelajaran

sehari-hari?

Jawaban: Saya kurang memahami jenis-jenis model pembelajaran.

Hari-harinya saya hanya menerapkan active learning untuk setiap

materi yang akan saya sampaikan. Bisa dengan kerja kelompok,

tugas, diskusi kelas, diskusi kelompok, tanya jawab, dan lain

sebagainya.

2. Bagaimana pendapat Bapak mengenai model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) ini?

Jawaban: Pembelajaran yang menyenangkan dengan menggabungkan

keempat aspek SAVI (Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually), sehingga menciptkana suasana belajar yang aktif

dan kreatif. Siswa memiliki gaya belajar yang berbeda-beda, ada

yang auditory, kinestetik, dan visual. Namun, dengan

menggabungkan keempat aspek SAVI selama proses pembelajaran

dapat mengupayakan semua siswa ikut serta aktif dalam

pembelajaran dengan berbagai tipe gaya belajar yang mereka

miliki.

3. Apakah model pembelajaran seperti ini bagus dan kondusif untuk

pembelajaran pendidikan Agama Islam?

Jawaban: Ya, sangat baik dan cukup kondusif untuk digunakan dalam

kegiatan pembelajaran. Kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai

dengan skenario pembelajaran/ RPP.

4. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa?

Alasannya?

Jawaban: Dari hasil pembelajaran yang dilakukan, kemudian saya

memberikan test hasil belajar siswa, nilai-nilai siswa yang

Page 133: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

119

didapatkan sangat baik. Dengan begitu, model ini berpengaruh

positif terhadap hasil belajar siswa.

5. Apakah Bapak berniat dan tertarik untuk menerapkan model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) untuk mengajar?

Alasannya?

Jawaban: Ya, saya rasa saya akan terapkan di materi yang mungkin bisa

diterapkan model ini. Sebelumnya saya mengajar hanya ada satu

kegiatan, misalnya diskusi kelas ya diskusi kelas saja, kerja

kelompok saja, atau hanya sekedar tanya jawab saja. Intinya saya

membuat siswa aktif di kelas. Saya tidak meggabungkan keempat

aspek dalam satu kegiatan pembelajaran.

6. Apakah model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) yang diterapkan pada konsep ibadah sholat berjamaah sudah tepat?

Alasannya?

Jawaban: Ya sudah tepat, karena konsep ibadah sholat ini membutuhkan

kegiatan praktik ibadah sholat berjamaah. Dalam model SAVI ada

kegiatan kinestetik/ somatic yang diharapkan, sehingga adanya

kegiatan praktik ini cocok diterapkan model ini.

7. Kira-kira apa saja kesulitan dan kelemahan dalam model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)?

Jawaban: Kesulitannya ada dalam pengelolaan kelas. Kita harus pintar-pintar

membuat siswa aktif dengan melakukan stimulus pertanyaan atau

stimulus pendapat yang bisa disampaikan tiap siswa.

Kelemahannya ada di waktu. Saya membutuhkan waktu lebih lama

untuk proses pembelajarannya, karna adanya kegiatan praktik,

diskusi kelas, kelompok, tanya jawab, bahkan menyampaikan hasil

diskusi dengan melakukan presentasi.

8. Apa saja kelebihan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI)?

Jawaban: Kelebihannya siswa belajar dengan hati senang. Adanya kegiatan

praktik itu yang membuat siswa senang dan bebas berekspresi.

Siswa dapat bergerak bebas dengan diterapkannya model ini. Siswa

satu sama lain aktif saling memberikan masukan/ ide dalam proses

pembelajaran. Setiap siswa dengan gaya belajar yang mereka miliki

mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.

Page 134: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

120

9. Menurut Bapak, apa yang membedakan model pembelajaran Somatic-

Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI) dengan model lainnya?

Jawaban: Perbedaannya ada pada cara pembelajarannya yang

menggabungkan keempat aspek SAVI. Masih banyak model

pembelajaran lain yang melakukan terpisah pada keempat aspek

SAVI. Hanya satu atau dua aspek SAVI yang diterapkan. Kalau

model ini, menggabungkan keempat aspek SAVI, sehingga mampu

menghasilkan pembelajaran yang optimal.

10. Bagaimana sikap/ aktivitas belajar siswa setelah diterapkan model

pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)?

Jawaban: Siswa setelah diterapkan model pembelajaran Somatic-Auditory-

Visualization-Intellectually (SAVI) hasilnya sangat memuaskan,

secara keseluruhan siswa dapat melakukan pembelajaran aktif.

Siswa satu sama lain dapat belajar dengan hati senang. Siswa yang

cenderung memilik gaya belajar auditory mampu melakukan

aktivitas lainnya dengan melakukan kegiatan kinestetik dan

visualnya.

Page 135: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

121

Lampiran 6

Hasil Wawancara Siswa

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Hari/ Tanggal : Rabu, 13 Mei 2015

1. Bagaimana cara mengajar guru Anda pada saat pembelajaran? Apa yang

kamu rasakan selama proses pembelajaran?

Siswa 1 : Baik sekali. Beliau sangat komunikatif dengan siswanya. Kita

diberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab, diberikan

kebebasn berekspresi, diberikan kesempatan untuk

menyampaikan adanya perbedaan pendapat. Saya sangat senang

belajar dengan cara ini.

Siswa 2 : Menyenangkan. Pak guru mampu mengelola kelas dengan baik.

Saat diskusi kelompok kita diarahkan dengan baik.

Siswa 3 : Penyampaiannya jelas, interaksi dengan siswa sangat baik.

Selalu bertanya jika ada yang kurang dimengerti oleh siswanya.

2. Apakah Anda senang belajar dengan menggunakan model pembelajaran

Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)?

Siswa 1 : Senang karena membuat semangat belajar, karna diberikan

kebebasan untuk bergerak.

Siswa 2 : Senang karena ada kegiatan praktiknya.

Siswa 3 : Senang karena bisa mengetahui pendapat teman yang lain.

3. Bagaimana diskusi kelompok yang Anda lakukan?

Siswa 1 : Sangat baik dan lancar. Dapat menambah wawasan kita

seputar ibadah sholat berjamaah. Apalagi kita bisa saling

diskusi dengan teman.

Siswa 2 : Sangat menyenangkan, karena bisa bekerja bersama.

Siswa 3 : Seru sekali, karena kita diberikan soal dalam LKS untuk

memperagakan praktik ibadah sholat berjamaah.

4. Apakah Anda menyukai belajar dengan cara belajar kelompok sepeti yang

telah dilakukan?

Siswa 1 : Suka sekali

Siswa 2 : Suka

Siswa 3 : Suka

Page 136: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

122

5. Bagaimana praktik ibadah sholat berjamaah yang Anda lakukan?

Siswa 1 : Sangat seru. Saya menyukai kegiatan praktik saat pembelajaran.

Siswa 2 : Menyenangkan. Sangat membantu saya dalam kehidupan sehari

hari untuk selalu menjalankan sholat.

Siswa 3 : Berjalan dengan baik, semua siswa dalam kelompoknya

melakukan praktik ibadah sholat berjamaah.

6. Kesulitan apa yang Anda rasakan pada saat mengikuti kegiatan pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-

Intellectually (SAVI)?

Siswa 1 : Tidak ada, saya sangat menyukai pembelajaran ini.

Siswa 2 : Tidak banyak, hanya sedikit ketika melakukan diskusi kelompok.

Ada siswa lain dalam kelompoknya, menyampaikan pendapatnya

kurang saya mengerti. Selain itu kurangnya persiapan siswa pada

saat mempresentasikan hasil diskusi.

Siswa 2 : saat setiap siswa diberikan kesempatan untuk mempresentasikan

hasil diskusi.

7. Pernahkan model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually

(SAVI) digunakan sebelumnya? Biasanya pembelajaran yang dilakukan

seperti apa?

Siswa 1 : Belum pernah dilakukannya. Sebelumnya, kalau ada diskusi

kelompok, ya itu hanya diskusi kelompok saja. Tidak ada kegiatan

lain. Kalau ini ada diskusi antar teman dalam kelompoknya, kelas,

tanya jawab, dan sebagainya.

Siswa 2 : Belum pernah. Pembelajaran lebih sering adanya Tanya jawab

yang aktif antara siswa dan guru.

Siswa 3 : Belum pernah, biasa saja pembelajaranya.

8. Apakah lebih paham dan lebih mudah memahami materi dengan cara tadi

(model pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually) atau

belajar dengan cara yang biasa dilakukan sehari-hari? Alasannya?

Siswa 1 : Lebih mudah memahami dengan cara belajar seperti ini. Karena

ada kegiatan demonstrasi dari guru, diskusi kelompok dan kelas,

dan tanya jawab siswa satu dengan yang lainnya.

Siswa 2 : Lebih paham dengan cara ini, karena siswa diberikan kebebasan

untuk saling berpendapat.

Siswa 3 : Lebih cepat dimengerti, karena ada diskusi kelompok untuk

melaksanakan praktik ibadah sholat berjamaah.

Page 137: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

123

9. Apakah keuntungan yang Anda dapatkan dengan cara belajar seperti itu?

Siswa 1 : Pembelajarannya sangat menyenangkan, menambah wawasan

kita mengenai tata cara ibadah sholat berjamaah. Diskusi yang

dilakukan juga membuat aktif satu sama lain, karena adanya

presentasi hasil diskusi. Apa yang dipelajari mudah diingat karena

semuanya dilakukan dengan menggunakan semua indera yang

kita miliki.

Siswa 2 : Bisa berekspresi dengan bebas. Semua yang dilakukan begitu

begitu menyenangkan. Kita bebas mengeluarkan pendapat/ ide

yang ingin kita sampaikan.

Siswa 3 : Menyenangkan saat belajarnya.

10. Apa kesimpulan yang dapat Anda berikan setelah melakukan pembelajaran

ini?

Siswa 1 : Pembelajaran yang telah dilakukan memberikan kebebasan siswa

untuk bergerak, bebas menyampaikan pendapat, dan bebas

mengekspresikan diri.

Siswa 2 : Pembelajaran yang menggunakan semua indera kita, mulai dari

kita melakukan aktivitas, mengeluarkan pendapat, memperhatikan

dan menciptakan ide-ide baru.

Siswa 3 : Pembelajaran yang membuat saya bersemangat.

Page 138: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

124

Lampiran 7

CATATAN LAPANGAN

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Tahun Pelajaran : 2014/ 2015

Materi Pokok : Ibadah Sholat Berjamaah

Hari/ Tanggal : Rabu, 6 Mei 2015

1. Sebagian siswa mempelajari materi yang diajarkan sebelumnya

pembelajaran berlangsung, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan

yang ditanyakan oleh guru.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi apa yang akandipelajari.

Semua siswa mendengarkan.

3. Memberikan pertanyaan untuk membangkitkan rasa ingin tahu siswa

terhadap materi yang akan dipelajarinya. Masih ada siswa yang hanya diam

tidak berani memberikan jawaban atas pertanyaan yang diajukan oleh guru.

4. Melakukan diskusi dengan membagi siswa menjadi 3/4 kelompok. Siswa

masih ada yang mengobrol sedangkan siswa lain sibuk mencari

kelompoknya.

5. Setelah duduk berkelompok, guru menjelaskan alur diskusi dan proses

pembelajaran dengan model SAVI. Suasana sudah tidak lagi ribut dan

berisik. Siswa secara tertib dan teratur duduk secara berkelompok.

6. Siswa mendiskusikan bersama tim kelompoknya dengan menyelesaikan

lembar kerja siswa yang diberikan guru. Kemudian setelah waktu diskusi

yang diberikan habis, perwakilan siswa mempresentasikan hasil diskusinya.

7. Siswa aktif melakukan praktik ibadah sholat berjamaah yang dipinta guru

melalu skenario dalam lembar kerja siswa.

8. Setelah diskusi selesai, guru meminta beberapa siswa untuk memberikan

kesimpulan akhir dari kegiatan pembelajaran.

Page 139: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

125

9. Siswa yang mempresentasikan hasil diskusi dalam tiap kelompoknya sudah

baik dalam hal penyampaian pendapat dan hasil diskusinya. Namun, ada

satu siswa perwakilan dari kelompoknya yang kurang siap dalam

penyampaiannya.

10. Guru mengklarifikasi persepsi siswa yag masih kurang tepat pada saat

melakukan gerakan dan bacaan ibadah sholat berjamaah.

11. Banyak siswa yang aktif bertanya, aktif menjawab, aktif bergerak bebas

dan sangat antusias dalam pembelajaran. Ada dua siswa yang kurang aktif

melakukan tanya jawab.

12. Secara keseluruhan, siswa sudah mampu melakukan pembelajaran aktif.

Siswa yang cenderung memiliki gaya belajar auditory/ kinestetik/ visual

saja, mampu mengikuti pembelajaran karna adanya penggabungan keempat

aspek SAVI tersebut, sehingga siswa mampu menciptakan suasana belajar

aktif.

13. Siswa melakukan praktik ibadah sholat berjamaah dengan sangat antusias.

Namun, masih ditemukan beberapa siswa yang asik mengobrol dengan

teman kelompoknya.

14. Guru memberikan tugas/PR sebagai tindak lanjut dari kegiatan

pembelajaran.

Page 140: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

126

CATATAN LAPANGAN

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Nama Sekolah : Highscope Indonesia Alfa Indah

Tahun Pelajaran : 2014/ 2015

Materi Pokok : Ibadah Sholat Berjamaah

Hari/ Tanggal : Senin, 11 Mei 2015

1. Sebagian siswa mempelajari materi yang diajarkan sebelumnya

pembelajaran berlangsung, sehingga mereka dapat menjawab pertanyaan

yang ditanyakan oleh guru.

2. Menjelaskan tujuan pembelajaran dan materi apa yang akandipelajari.

Semua siswa mendengarkan.

3. Memberikan pertanyaan seputar ibadah sholat berjamaah yang telah

dibahas sebelumnya. Pengulangan sedikit materi.

4. Melakukan diskusi dengan membagi siswa menjadi 3/4 kelompok. Siswa

mulai antusias, karna mereka sudah menikmati pembelajaran.

5. Suasana sudah tidak lagi ribut dan berisik. Siswa secara tertib dan teratur

duduk secara berkelompok.

6. Siswa mendiskusikan bersama tim kelompoknya dengan menyelesaikan

lembar kerja siswa yang diberikan guru dengan bersemangat.

7. Siswa aktif melakukan praktik ibadah sholat berjamaah yang dipinta guru

melalu skenario dalam lembar kerja siswa.

8. Siswa mampu memberikan kesimpulan akhir dari kegiatan pembelajaran.

Page 141: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

127

9. Siswa mampu mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dengan baik.

10. Guru memberikan tambahan penjelasan mengenai praktik ibadah sholat

berjamaah.

11. Banyak siswa yang aktif bertanya, aktif menjawab, aktif bergerak bebas

dan sangat antusias dalam pembelajaran.

12. Secara keseluruhan, siswa sudah mampu melakukan pembelajaran aktif.

Siswa yang cenderung memiliki gaya belajar auditory/ kinestetik/ visual

saja, mampu mengikuti pembelajaran karna adanya penggabungan keempat

aspek SAVI tersebut, sehingga siswa mampu menciptakan suasana belajar

aktif.

13. Siswa melakukan praktik ibadah sholat berjamaah dengan sangat tertib.

14. Guru memberikan tugas/PR sebagai tindak lanjut dari kegiatan

pembelajaran.

Page 142: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

Lampiran 8 128

1 2

Kompetensi Pedagogik

1. Persiapan tertulis (RPP) :

a.    Kualitas pengembangan indikator ke arah SAVI 4 4

b.    Kualitas pengembangan materi ke arah SAVI 4 4

c.    Kualitas pemilihan metode/teknik pembelajaran ke arah SAVI 4 4

d.   Kualitas pengembangan skenario pembelajaran ke arah SAVI 4 4

e.    Kualitas pemilihan media ke arah SAVI 4 4

f. Ketepatan pemilihan alat evaluasi ke arah SAVI 3 4

2. Keterampilan membuka pelajaran

a.    Mengkondisikan kesiapan siswa dan kelas ke arah SAVI 4 4

b.    Apersepsi untuk ke arah SAVI 3 4

c.    Membangkitkan rasa ingin tahu siswa (ke arah SAVI) 4 4

d. Menyampaikan tujuan/indikator yang ingin dicapai untuk ke arah SAVI 4 4

3. Sikap guru dalam proses pembelajaran

a.    Kejelasan suara (Auditory ) 4 4

b.    Gerakan badan tidak mengganggu siswa (Visual ) 3 3

c.    Adanya interaksi dengan siswa (Somatic ) 3 4

d. Pemusatan perhatian dan indera (Visual) 4 4

4. Proses pembelajaran

a.    Keterampilan dalam menerapkan model pembelajaran (SAVI) 3 4

b.    Kejelasan dalam menerangkan, menuntun dan memberikan contoh kepada siswa 4 4

c.    Dapat memanfaatkan waktu dengan baik (SAVI) 4 4

d.   Menuntun siswa dengan demonstrasi dan menggunakan media (SAVI) 4 4

e. Tanggap/antusias terhadap respon siswa (SAVI) 3 4

5. Penggunaan media/alat bantu pembelajaran

a.    Menunjukkan keterampilan dalam penggunaanya (SAVI) 3 4

b.    Sesuai dengan tujuan pembelajaran, indikator dan materi ajar (SAVI) 4 4

c. Membantu meningkatkan proses pembelajaran (SAVI) 4 4

6. Evaluasi (Intellectual Siswa)

a.    Ketepatan alat evaluasi sesuai indikator 3 4

b. Ketepatan penilaian terhadap evaluasi siswa 4 4

7. Keterampilan menutup pelajaran (Intellectual Siswa)

a.    Meminta siswa merangkum kembali bahan pelajaran yang disampaikan 3 3

b.    Mengadakan tindak lanjut yang dilakukan untuk siswa 4 4

95 102

Rata-rata Nilai Kompetensi Pedagogik 73.08 78.46

Kompetensi Profesioanal

8. Kualitas penguasaan materi menunjang SAVI

a.    Kesesuaian materi dengan yang diajarkan 4 4

b. Hubungan dengan pengetahuan yang relevan atau kontekstual 3 3

9. Kualitas penjelasan materi (menunjang SAVI)

a.    Bahasa 4 4

b.    Sistematis 4 4

c. Penggunaan contoh/ilustrasi/media 4 4

19 19

Rata-rata Nilai Kompetensi Profesional 76.00 76.00

Kompetensi Kepribadian dan Sosial

10. Memimpin dan membimbing siswa dalam penyampaian isi materi pembelajaran 4 4

11. Bertanggung jawab membina siswa dalam proses pembelajaran ke arah SAVI 4 4

12. Memiliki kematangan emosi ketika menghadapai suatu permasalahan 3 4

13. Bersosialisasi dengan siswa dalam proses pembelajaran (SAVI) 3 4

14. Disiplin mengajar (SAVI) 4 4

15. Memiliki kreativitas dan inovasi dalam menyampaikan isi materi pembelajaran (SAVI) 3 4

16. Berbusana rapih, bersih, dan memiliki etika mengajar 4 4

Skor total 25 28

Rata-rata Nilai Kompetensi Kepribadian dan Sosial 71.43 80

Kometensi Keagamaan

17 Memiliki akhlak yang mulia/ akhlaqiyyah (santun baik budinya) 4 4

Skor Total 4 4

80 80

Rata-rata Nilai Keseluruhan 75.13 78.62

AKTIVITAS GURU

MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC-AUDITORY-VISUALIZATION-INTELLECTUALLY (SAVI)

Rata-Rata Nilai Kompetensi Keagamaan

Skor Total

Skor Total

Skor

PertemuanAspek yang DiamatiNo.

Page 143: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

Lampiran 9 129

S1 S2 S3 S4 S5 S6 S7 S8 S9 S10 S11 S12 S13 S14 S15

1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4

2 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3

3 3 3 3 3 3 4 5 3 4 4 4 4 4 3 3

4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4

17 16 18 16 17 19 21 17 18 20 20 20 20 17 18

68 64 72 64 68 76 84 68 72 80 80 80 80 68 72

1 4 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5

2 3 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 4

3 3 4 3 3 4 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4

4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 4 4 4

18 20 19 19 19 22 23 19 19 23 22 22 21 20 21

72 80 76 76 76 88 92 76 76 92 88 88 84 80 84

1 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4

2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3

3 3 3 3 3 3 4 5 3 3 3 4 3 3 3 3

4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

22 21 22 23 22 23 25 21 21 23 24 23 23 21 22

73.333 70 73.333 76.667 73.333 76.667 83.333 70 70 76.667 80 76.667 76.667 70 73.333

1 5 5 5 5 4 4 4 4 5 4 5 5 5 5 4

2 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

3 3 4 4 4 4 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4

5 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

24 24 25 26 24 24 25 23 25 25 26 25 25 25 24

80 80 83.333 86.667 80 80 83.333 76.667 83.333 83.333 86.667 83.333 83.333 83.333 80

Skor

Nilai

Per

tem

uan

2

Per

tem

uan

1

Auditory

Belajar Siswa

Skor

Nilai

Per

tem

uan

1P

erte

mu

an 2

Aktivitas

Som

atic

Nama Siswa

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC-AUDITORY-VISUALIZATION-INTELLECTUALLY (SAVI)

Skor

Nilai

Skor

Nilai

Page 144: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

1 5 4 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4

2 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 22 23 23 22 22 21 21 20 22 22 22 22 21 20

92 88 92 92 88 88 84 84 80 88 88 88 88 84 80

1 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4

2 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4

5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 4

24 23 24 24 24 23 24 22 23 22 23 24 23 23 21

96 92 96 96 96 92 96 88 92 88 92 96 92 92 84

1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

2 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4

6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

24 23 24 24 23 24 24 23 23 24 24 23 24 24 23

80 76.667 80 80 76.667 80 80 76.667 76.667 80 80 76.667 80 80 76.667

1 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 4

2 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 4

5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4

6 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4

29 30 29 29 26 26 26 25 26 28 28 27 28 26 25

96.667 100 96.667 96.667 86.667 86.667 86.667 83.333 86.667 93.333 93.333 90 93.333 86.667 83.333

Skor

Nilai

Inte

llec

tual

Per

tem

uan

1P

erte

mu

an 2

Skor

Nilai

Skor

Nilai

Skor

Nilai

Per

tem

uan

1P

erte

mu

an 2

Vis

ual

Page 145: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

131

X1 X2 X1 X2

S1 17 18 68.00 72.00

S2 16 20 64.00 80.00

S3 18 19 72.00 76.00

S4 16 19 64.00 76.00

S5 17 19 68.00 76.00

S6 19 22 76.00 88.00

S7 21 23 84.00 92.00

S8 17 19 68.00 76.00

S9 18 19 72.00 76.00

S10 20 23 80.00 92.00

S11 20 22 80.00 88.00

S12 20 22 80.00 88.00

S13 20 21 80.00 84.00

S14 17 20 68.00 80.00

S15 18 21 72.00 84.00

73.07 81.87

Cukup Baik

S1 22 24 73.33 80.00

S2 21 24 70.00 80.00

S3 22 25 73.33 83.33

S4 23 26 76.67 86.67

S5 22 24 73.33 80.00

S6 23 24 76.67 80.00

S7 25 25 83.33 83.33

S8 21 23 70.00 76.67

S9 21 25 70.00 83.33

S10 23 25 76.67 83.33

S11 24 26 80.00 86.67

S12 23 25 76.67 83.33

S13 23 25 76.67 83.33

S14 21 25 70.00 83.33

S15 22 24 73.33 80.00

74.67 82.22

Cukup Baik

AKTIVITAS BELAJAR SISWA

Kategori

Rata-rata

Kategori

Rata-rata

ASPEK

SAVI

(bel

ajar

den

gan

men

den

gar

kan

dan

ber

bic

ara)

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Som

ati

c

(Bel

ajar

den

gan

ber

ger

ak d

an b

erb

uat

)

Au

dit

ory

Skor NilaiNama Siswa

Page 146: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

S1 23 24 92.00 96.00

S2 22 23 88.00 92.00

S3 23 24 92.00 96.00

S4 23 24 92.00 96.00

S5 22 24 88.00 96.00

S6 22 23 88.00 92.00

S7 21 24 84.00 96.00

S8 21 22 84.00 88.00

S9 20 23 80.00 92.00

S10 22 22 88.00 88.00

S11 22 23 88.00 92.00

S12 22 24 88.00 96.00

S13 22 23 88.00 92.00

S14 21 23 84.00 92.00

S15 20 21 80.00 84.00

86.93 92.53

Sangat Baik Sangat Baik

S1 24 29 80.00 96.67

S2 23 30 76.67 100.00

S3 24 29 80.00 96.67

S4 24 29 80.00 96.67

S5 23 26 76.67 86.67

S6 24 26 80.00 86.67

S7 24 26 80.00 86.67

S8 23 25 76.67 83.33

S9 23 26 76.67 86.67

S10 24 28 80.00 93.33

S11 24 28 80.00 93.33

S12 23 27 76.67 90.00

S13 24 28 80.00 93.33

S14 24 26 80.00 86.67

S15 23 25 76.67 83.33

78.67 90.67

Baik Sangat Baik

Keterangan:

X1 : Pertemuan pertama

X2 : Pertemuan kedua

Kategori

Rata-rata

Kategori

Rata-rata

Inte

llec

tual

(bel

ajar

den

gan

mer

enu

ng

kan

, m

emak

nai

,

dan

mem

per

hat

ikan

)dan

mem

ecah

kan

mas

alah

)

Vis

ual

(bel

ajar

den

gan

mel

ihat

, m

eng

amat

i

Page 147: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

132

Lampiran 10

DOKUMENTASI FOTO

Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dengan menerapkan

Model Pembelajaran Somatic-Auditory-Visualization-Intellectually (SAVI)

Saling memperagakan gerakan sholat Siswa memperhatikan penjelasan

bersama temannya dan demonstrasi yang disampaikan guru

Pada saat diskusi kelompok berlangsung Pada saat diskusi kelompok berlangsung

Pada saat diskusi kelompok berlangsung Pada saat diskusi kelompok berlangsung

Page 148: IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN SOMATIC- …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37050/2/MUHAMMAD... · 1. Bapak Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu

133

Praktik ibadah sholat berjamaah Praktik ibadah sholat berjamaah

dengan satu makmum dengan satu makmum

Praktik ibadah sholat berjamaah Mengerjakan soal tes hasil belajar

dengan 3 makmum

Mengerjakan soal tes hasil belajar Mengerjakan soal tes hasil belajar