implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran...

122
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Muhammad Irshon Faruq NIM 11150110000059 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2020

Upload: others

Post on 05-Jul-2020

8 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMP ISLAMIYAH CIPUTAT

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana

Pendidikan

Oleh

Muhammad Irshon Faruq

NIM 11150110000059

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2020

Page 2: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 3: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 4: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 5: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 6: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

i

ABSTRAK

Muhammad Irshon Faruq (NIM: 11150110000059). Implementasi Pendidikan

Karakter Pada Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Di SMP Islamiyah

Ciputat.

Kata Kunci: Pendidikan Karakter, Pembelajaran PAI

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Karakter adalah keadaan asli yang ada

dalam diri individu seseorang yang membedakan antara dirinya dengan orang lain.

Pendidikan karakter dalam Islam adalah pendidikan akhlak, dalam Islam tidak ada

disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika Islam dan pentingnya komparasi antara

akal dan wahyu dalam menentukan nilai-nilai moral terbuka untuk diperdebatkan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi Pendidikan Karakter

pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat. Metode

penelitian yang digunakan adalah penelitian bersifat kualitatif dengan pola

pendekatan deskriptif. Penelitian hanya dilakukan di kelas VIII SMP Islamiyah

Ciputat.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan

wawancara, observasi, dokumentasi dan angket. Angket sebagai alat untuk

menjaring jawaban siswa, sedangkan wawancara dilakukan terhadap guru

Pendidikan Agama Islam dan Kepala Sekolah. Observasi dilakukan dengan melihat

guru ketika mengajar di dalam kelas, dan mengamati kondisi sekolah dan segala

objek penelitian di sekolah. Teknik analisa data dilakukan dengan cara

pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Page 7: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

ii

Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan pendidikan

karakter pada pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat, guru PAI banyak

memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku kepada siswa, memberi

contoh melalui kisah-kisah teladan dalam sejarah Islam yang berkaitan dengan

karakter, dan selalu memberikan nasihat-nasihat kepada siswa. Dalam proses

pelaksanaannya, penerapan pendidikan karakter pada pembelajaran PAI tidak

hanya dilakukan di dalam kelas saja, melainkan juga di luar kelas. Adapun bentuk

penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam di luar kelas seperti pembiasaan

shalat dhuhur berjamaah, melakukan kegiatan istighatsah setiap jumat pagi yang

tentunya didampingi oleh para guru PAI dan guru lainnya, dan juga melakukan

kegiatan keislaman seperti memperingati hari besar Islam.

Page 8: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

iii

ABSTRACT

Muhammad Irshon Faruq (NIM: 11150110000059). Implementation of

Character Education in Islamic Religious Education Learning in Ciputat

Islamic Middle School.

Keywords: Character Education, PAI Learning

Education is a conscious and planned effort to create an atmosphere of learning

and learning process so that students actively develop their potential to have

spiritual spiritual strength, self-control, personality, intelligence, noble character,

and the skills needed by themselves, society, nation and country. Character is the

original state of an individual's person that distinguishes himself from others.

Character education in Islam is moral education, in Islam there is no discipline that

is separate from Islamic ethics and the importance of the comparison between

reason and revelation in determining open moral values for debate.

This study aims to determine the implementation of Character Education in the

learning of Islamic Education in Ciputat Islamic Middle School. The research

method used was a qualitative study with a descriptive approach pattern. The study

was only conducted in class VIII of Ciputat Islamic Middle School.

The research instrument used in this study was to use interviews, observation,

documentation and questionnaires. Questionnaire as a tool to solicit students'

answers, while interviews were conducted with Islamic Religious Education

teachers and Principals. Observation is done by looking at the teacher when

teaching in the classroom, and observing the condition of the school and all objects

of research in the school. Data analysis technique is done by collecting data,

reducing data, presenting data, and drawing conclusions.

The results of the study can be concluded that in the application of the character

education in PAI learning in Ciputat Islamic Junior High School, PAI teachers

provide many good examples that directly behave to students, give examples

through exemplary stories in Islamic history related to character, and always give

advice to students. In the process of implementation, the application of character

Page 9: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

iv

education in PAI learning is not only done in the classroom, but also outside the

classroom. The form of the application of Islamic religious education learning

outside the classroom such as the custom of Dhuhur prayer in congregation, doing

istighatsah every Friday morning which is certainly accompanied by PAI teachers

and other teachers, and also carrying out Islamic activities such as commemorating

Islamic holidays.

Page 10: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

v

KATA PENGANTAR

Pertama dan yang paling utama, saya panjatkan puji dan syukur kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala, karena berkat rahmat dan karunia-Nya, serta kekuatan dari-

Nya saya dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam saya

haturkan kepada junjungan kita Nabi Muhammmad Shallallah ‘Alayhi wa Sallam,

semoga sampai kepada keluarga serta kepada kita selaku umatnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi ini begitu banyak hambatan

dan kesulitan sehingga tidak lepas dari bimbingan dan arahan dari berbagai pihak.

Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, MA, selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Drs. Abdul Haris, M.Ag, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bapak Drs. Rusdi Jamil, M.Ag, selaku Dosen Penasihat Akademik, yang telah

meluangkan waktu, memberikan tenaga dan pikirannya untuk membimbing

hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Dr. Dimyati, M.Ag, selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang selalu

meluangkan waktu dan pikirannya untuk membimbing dari awal sampai akhir

pembuatan skripsi.

5. Orang tua, Bapak Suyadi, M.M, dan Ibu Purwani yang selalu mendukung,

memberi motivasi dan mendoakan, serta selalu memberi bantuan baik moril

maupun materil. Karena doa mereka saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Adik Safa Nur Nabilah yang selalu menyemangati dari awal hingga akhir

pembuatan skripsi ini.

7. Sahabat-sahabat seperjuangan PAI: Husnul Khotimah S.Pd, Tunjung Magenta

S.Pd, Fathur Rozi S.Pd, Asep Dian Nur Ilham, Elmiani Rahmah Hayati S.Pd,

dan Rahmatika Imanda yang selalu memberikan bantuan, doa dan supportnya

kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

Page 11: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

vi

8. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas C 2015 yang telah

menemani saya dari awal perkuliahan hingga saat ini yang selalu memberikan

dukungan kepada saya.

9. Teman-teman Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta angkatan 2015.

Skripsi ini telah disusun secara maksimal. Terlepas dari itu, penulis menyadari

bahwa masih ada kekurangan baik itu dari sistematika penulisan maupan

penggunaan bahasa. Oleh karena itu, penulis sangat berharap adanya kritik dan

saran dari semua pihak yang membaca untuk kebaikan di masa mendatang.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu, yang tidak bisa disebutkan satu persatu. Semoga Allah membalas semua

kebaikan kalian. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat diterima dan memberikan

manfaat bagi penulis dan pembaca.

Jakarta, 09 Desember 2019

Penulis

Muhammad Irshon Faruq

Page 12: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

vii

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

ABSTRAK .............................................................................................................. i

KATA PENGANTAR ............................................................................................ v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ vii

DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................ 10

C. Pembatasan Masalah ........................................................................... 10

D. Perumusan Masalah ............................................................................ 10

E. Tujuan Penelitian ................................................................................. 11

F. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 11

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Implementasi dan Pendidikan ...................................... 12

2. Pengertian Akhlak .......................................................................... 14

3. Pengertian Karakter ........................................................................ 15

4. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................................... 17

5. Penguatan Pendidikan Karakter ..................................................... 18

6. Nilai-Nilai Karakter ........................................................................ 20

7. Penanaman Karakter di Lingkungan Sekolah ................................ 21

8. Metode Pendidikan Karakter .......................................................... 27

9. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam ....................... 31

10. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam............. 34

Page 13: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

viii

11. Karakteristik Pendidikan Agama Islam ....................................... 36

12. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam .......................... 38

B. Hasil Penelitian Relevan ..................................................................... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................ 41

B. Latar Penelitian .................................................................................. 41

C. Metode Penelitian .............................................................................. 41

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data ................................... 42

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................ 48

F. Analisis Data ...................................................................................... 48

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Islamiyah Ciputat

1. Sejarah Singkat SMP Islamiyah Ciputat ........................................ 50

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Islamiyah Ciputat ............................. 51

3. Guru dan Tenaga Kependidikan SMP Islamiyah Ciputat .............. 51

4. Siswa SMP Islamiyah Ciputat ........................................................ 53

5. Sarana dan Prasarana SMP Islamiyah Ciputat ............................... 54

B. Deskripsi Data ..................................................................................... 55

C. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran PAI di

SMP Islamiyah Ciputat ................................................................. 66

2. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter pada

Pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat ............................... 73

3. Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter pada

Pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat ............................... 74

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................... 75

B. Saran .................................................................................................... 76

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 77

LAMPIRAN

Page 14: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1: Kisi-Kisi Angket ................................................................................... 45

Tabel 3.2: Skor Alternatif Jawaban ........................................................................ 46

Tabel 3.3: Skala Persentase .................................................................................... 47

Tabel 4.1: Daftar guru dan tenaga kependidikan SMP Islamiyah Ciputat ............. 51

Tabel 4.2: Siswa pada tahun pelajaran 2018-2019................................................. 53

Tabel 4.3: 1. Saya melaksanakan sholat zuhur berjamaah di sekolah (Nilai

Karakter: Religius) ................................................................................................. 55

Tabel 4.4: 2. Saya mengikuti kegiatan dzikir bersama pada hari jumat pagi (Nilai

Karakter: Religius) ................................................................................................. 55

Tabel 4.5: 3. Saya tidak menyontek ketika ujian berlangsung (Nilai Karakter:

Jujur) ...................................................................................................................... 56

Tabel 4.6: 4. Ketika menemukan barang yang bukan milik saya, saya melapor

guru atau mengumumkannya kepada teman-teman (Nilai Karakter: Jujur) .......... 57

Tabel 4.7: 5. Saya menghargai pendapat teman-teman (Nilai Karakter: Toleransi)

................................................................................................................................ 57

Tabel 4.8: 6. Saya menerima kritik dan saran dari teman (Nilai Karakter:

Toleransi) ............................................................................................................... 58

Tabel 4.9: 7. Saya masuk sekolah tepat waktu (Nilai Karakter: Disiplin) ............. 58

Tabel 4.10: 8. Saya berpakaian rapih dan sopan (Nilai Karakter: Disiplin) .......... 59

Tabel 4.11: 9. Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh (Nilai Karakter:

Kerja Keras) ........................................................................................................... 59

Tabel 4.12: 10. Saya giat dan bersemangat dalam belajar (Nilai Karakter: Kerja

Keras) ..................................................................................................................... 60

Tabel 4.13: 11. Saya mencoba hal-hal baru yang berkaitan dengan pelajaran (Nilai

Karakter: Kreatif) .................................................................................................. 60

Tabel 4.14: 12. Saya mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran di kelas (Nilai

Karakter: Kreatif) ................................................................................................... 61

Tabel 4.15: 13. Saya mengerjakan tugas sendiri (Nilai Karakter: Mandiri) .......... 61

Tabel 4.16: 14. Saya berangkat sekolah sendiri (Nilai Karakter: Mandiri) ........... 62

Page 15: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

x

Tabel 4.17: 15. Saya senang berbicara dengan teman-teman (Nilai Karakter:

Bersahabat/Komunikatif) ....................................................................................... 62

Tabel 4.18: 16. Saya belajar kelompok bersama teman-teman (Nilai Karakter:

Bersahabat/Komunikatif) ....................................................................................... 63

Tabel 4.19: 17. Saya membantu teman yang kesulitan dalam belajar (Nilai

Karakter: Peduli Sosial) ......................................................................................... 63

Tabel 4.20: 18. Saya menyumbangkan sebagian harta ketika ada bakti sosial di

sekolah (Nilai Karakter: Peduli Sosial) .................................................................. 64

Tabel 4.21: 19. Saya bertanggung jawab terhadap tugas sekolah (Nilai Karakter:

Tanggung Jawab) ................................................................................................... 65

Tabel 4.22: 20. Saya melaksanakan tugas piket tanpa disuruh (Nilai Karakter:

Tanggung Jawab) ................................................................................................... 65

Page 16: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Pedoman Wawancara

Lampiran 2 : Hasil Wawancara

Lampiran 3 : Instrumen Angket Penelitian

Lampiran 4 : Foto Kegiatan Penelitian

Lampiran 5 : Surat Permohonan Izin Penelitian

Lampiran 6 : Biodata Penulis

Page 17: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kegiatan yang berurusan dengan manusia. Oleh

sebab itu, sebelum membahas tentang pedidikan, perlu dikaji terlebih dahulu

hakikat dari manusia. Pandangan Islam terhadap hakikat manusia adalah

makhluk ciptaan Tuhan yang harus beraktivitas selama hayatnya dalam rangka

menumbuhkembangkan segala potensi yang ada padanya dan tetap memelihara

fitrah (kesucian dirinya) menurut norma atau aturan yang ditetapkan Tuhan.1

Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan yang paling sempurna, karena

manusia di samping memiliki fisik biologis, juga diberikan oleh Allah akal

pikiran, perasaan, hati, moral, dan potensi yang sangat besar untuk dapat

dikembangkan terus selama hidup manusia. Manusia tidak hanya hidup untuk

keperluan kehidupannya di dunia, tetapi bertujuan untuk mencapai kehidupan

yang kekal di akhirat nanti. Manusia diberi anugerah dan kemampuan oleh sang

pencipta untuk mengembangkan potensi dirinya agar mencapai harkat dan

martabat kemanusiannya yang sempurna menuju pengabdiannya kepada Tuhan

Yang Mahakuasa. Manusia tidak hanya dipandang dari aspek keberadaannya

dengan berbagai kondisinya dalam kaitannya dengan dirinya sendiri dan

lingkungannya dalam kehidupan keduniaan, tetapi manusia harus dikaji secara

menyeluruh dari mana manusia berasal dan ke mana akan kembali dalam

kehidupan ukhrawinya. Dengan demikian, hakikat manusia dilihat dari harkat

dan martabatnya adalah makhluk yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa; makhluk yang paling indah dan sempurna dalam penciptaan

dan pencitraannya; makhluk yang paling tinggi derajatnya; khalifah di muka

bumi; dan pemilik hak asasi manusia.2

1 Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok: Kencana, 2017), Cet.

I, h. 7 2 Ibid, h. 7

Page 18: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

2

Harkat dan martabat manusia akan semakin mencapai hasil yang baik jika

potensi diri manusia itu dikembangkan dengan baik. Pengembangan potensi diri

manusia tidak berjalan dengan sendirinya, tetapi memerlukan upaya yang

optimal dari diri sendiri dan lingkungannya. Pengembangan potensi diri manusia

harus dapat menghasilkan kehidupan yang lebih baik.3

Pengembangan potensi diri tersebut harus meliputi semua komponen.

Pengembangan potensi diri individu untuk menjadi khalifah di muka bumi,

sehingga menghasilkan manusia yang dapat berpikir dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dan alam

beserta isinya. Pengembangan komponen rasa, keindahan, kesusilaan,

kehidupan bermasyarakat yang baik akan dapat menghasilkan rasa kebahagiaan,

kenyamanan, keamanan, ketentraman, kesejukan dan saling pengertian serta

saling tolong-menolong dalam kehidupan bermasyarakat.4

Manusia secara individual terlahir ke muka bumi dengan segenap

potensinya untuk berkembang. Potensi tersebut tidak dengan sendirinya akan

terwujud, maka diperlukan upaya dari manusia lain untuk merangsang agar

dapat tumbuh dan berkembang secara optimal. Pendidikan merupakan

kebutuhan setiap manusia agar menjadi manusia.

Agar potensi yang dimiliki manusia berkembang optimal, maka manusia

memerlukan orang lain dalam kehidupannya melalui proses sosialisasi. Tidak

ada manusia yang maju dan berhasil tanpa bergaul dan berinteraksi dengan

manusia lainnya. Oleh sebab itu, setiap individu harus mampu hidup dan

menunjukkan kesendiriannya di tengah-tengah pergaulan sosialnya dan mampu

menerima keberadaan orang lain dalam dirinya.5

Dalam masyarakat Indonesia yang beraneka ragam coraknya, memerlukan

kemauan dan kemampuan mengendalikan diri dan kepentingan yang pada

gilirannya dapat menumbuhkan keseimbangan dan stabilitas masyarakat. Oleh

sebab itu, sikap hidup manusia Indonesia adalah; kepentingan pribadinya tetap

3 Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok: Kencana, 2017), Cet.

I, h. 8 4 Ibid, 9-11 5 Ibid, h. 11-14

Page 19: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

3

diletakkan dalam kerangka kesadaran dan kewajiban sebagai makhluk sosial

dalam kehidupan masyarakat; kewajiban terhadap masyarakat dirasakan lebih

besar dari kepentingan pribadinya. Sikap dan pandangan hidup seperti ini,

merupakan proses dan tujuan pendidikan dalam keseimbangan yang selaras

antar pemenuhan kebutuhan individu dengan pengembangan hidup masyarakat.

Pendidikan dilihat sebagai proses kemanusiaan yang terjadi dalam konteks

kehidupan masyarakat, sebagai transaksi budaya. Hal itu terwujud jika interaksi

pendidikan dilandasi oleh sikap saling menghargai harkat masing-masing

anatara guru dan murid, yang secara seimbang terwujud sebagai kemampuan

mempertanyakan dan kesediaan menerima nilai-nilai lingkungan. Peranan kunci

dari pendidik dalam interaksi pendidikan adalah pengendalian yang pada

dasarnya dilakukan dengan; menumbuhkan kemandirian dengan menyediakan

kesempatan untuk memutuskan dan berbuat; menumbuhkan kemampuan

mengambil keputusan dan berbuat dengan meningkatkan pengetahuan

keterampilan; menyediakan sistem dukungan yang menawarkan kesempatan

serta kemudahan belajar.6

Pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia pada setiap jenis dan jenjang

pendidikan harus mengacu pada pencapaian tujuan pendidikan nasional. Untuk

menjadi manusia yang seutuhnya terlebih dahulu manusia perlu dicerdaskan.

Manusia Indonesia memerlukan kecerdasan dalam berpikir, merasa, memahami

nilai-nilai agama dan susila yang dianutnya yang dapat diperolehnya melalui

proses pendidikan. Dari ketiga kecerdasan tersebut, diharapkan ia mampu

mewujudkan dirinyan sebagai manusia yang seutuhnya, yang dapat menyikapi

kebutuhan dirinya secara positif baik secara jasmaniah maupun rohaniah,

kehidupan individual, dan sosial dan memperhatikan dalam arti kata

mengamalkan nilai susila dalam bermasyarakat dan nilai-nilai agama yang

dianutnya.7

6 Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Depok: Kencana, 2017), Cet.

I, h. 17 7 Ibid, h. 18-21

Page 20: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

4

Pendidikan adalah suatu proses kegiatan yang dilakukan dengan tujuan

untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan menjadikan manusia sebagai pribadi

yang cerdas serta memiliki ilmu pengetahuan yang memadai dalam menjalankan

kehidupannya. Pendidikan juga dikatakan sebagai suatu kegiatan atau usaha

yang dilakukan secara sadar oleh pendidik dengan tujuan untuk membina

karakter, pikiran dan jasmani, serta mampu mengarahkan peserta didik untuk

mengembangkan kemampuan dalam dirinya secara optimal dan terarah sesuai

dengan tujuan pendidikan yaitu memiliki sikap intelektual yang bagus dan

memiliki karakter yang baik. Hal ini telah dijelaskan di dalam Undang-Undang

RI Nomor 20 Tahun 2003 pasal 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang

isinya :

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan dan terencana untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta

didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,

kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,

masyarakat, bangsa, dan negara.8

Sejalan dengan arah tujuan pendidikan nasional tersebut, maka pendidikan

merupakan suatu proses usaha atau kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta

didik untuk mendapatkan nilai pendidikan karakter. Sebagaimana yang tertuang

di dalam Undang-undang Dasar Nomor 20 tahun 2003, bahwa pendidikan

dikatakan sebagai suatu proses kegiatan belajar untuk mendapatkan nilai

karakter seperti mengembangkan potensi yang ada dalam diri setiap indivindu,

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, mampu mengendalikan dirinya sendiri,

memiliki kepribadian yang cerdas dan berakhlak mulia, serta mampu menguasai

keterampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai

karakter pada peserta didik, yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran

atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik

terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,

8 UU Sistem Pendidikan Nasional (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan

Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), h. 3

Page 21: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

5

maupun bangsa, sehingga menjadi manusia insan kamil.9 Pendidikan karakter

menurut Thomas Lickona adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian

seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan

nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,

menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.10 Menurut

Kemendiknas 2010, sebagaimana disebutkan dalam buku induk kebijakan

Nasional pembangunan karakter bangsa tahun 2010-2025 bahwa pembangunan

karakter yang merupakan upaya perwujudan amanat Pancasila dan Pembukaan

UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan yang

berkembang saat ini, seperti disorientasi dan belum dihayatinya nilai-nilai

Pancasila; bergesernya nilai etika dalam kehidupan berbangsa dan bernegara;

memudarnya kesadaran terhadap nilai-nilai budaya bangsa; ancaman

disintegrasi bangsa; dan melemahnya kemandirian bangsa.

Untuk mendukung perwujudan cita-cita pembangunan karakter

sebagaimana diamanatkan dalam Pancasila dan Pembukaan UUD 1945 serta

mengatasi permasalahan kebangsaan saat ini, maka Pemerintah menjadikan

pembangunan karakter sebagai salah satu program prioritas pembangunan

nasional. Atas dasar itu, maka pendidikan karakter bukan sekedar mengajarkan

mana yang benar dan mana yang salah, akan tetapi pendidikan karakter

menanamkan kebiasaan tentang hal mana yang baik sehingga peserta didik

menjadi paham tentang mana yang benar dan salah, mampu merasakan nilai

yang baik dan biasa melakukannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang

baik bukan hanya melibatkan aspek pengetahuan yang baik, akan tetapi juga

harus merasakan dengan baik dan perilaku yang baik, pendidikan karakter

menekankan pada kebiasaan yang terus-menerus dipraktikkan dan dilakukan.11

Saat ini kita tengah berada di pusaran hegemoni media, revolusi ilmu

pengetahuan dan teknologi (iptek), yang tidak hanya mampu menghadirkan

9 Muchlas Samani dan Hariyanto, Konsep dan Model Pendidikan Karakter, (Bandung:

Remaja Rosdakarya, 2011), h. 46 10 Heri Gunawan, Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi), (Bandung: Alfabeta,

2012), h. 23 11 Ibid., h. 26-27

Page 22: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

6

sejumlah kemudahan dan kenyamanan hidup bagi manusia modern, tetapi juga

mengundang serentetan persoalan dan kekhawatiran. Kemajuan ilmu

pengetahuan dan teknologi dapat mengurangi atau bahkan menihilkan

kemanusiaan atau yang disebut dehumanisasi. Kemajuan zaman yang terjadi saat

ini, yang semula dipandang akan memudahkan pekerjaan manusia, kenyataanya

juga menimbulkan keresahan dan ketakutan baru bagi manusia, yaitu kesepian

dan keterasingan baru, yang ditandai dengan lunturnya rasa solidaritas,

kebersamaan, dan silaturrahim.

Contohnya, dengan adanya televisi, komputer, dan handphone telah

mengakibatkan sebagian masyarakat terutama remaja dan anak-anak terlena

dengan dunia layar. Hampir setiap bangun tidur menekan tombol televisi untuk

melihat layar, mengisi waktu luang dengan menggunakan handphone untuk

mengirim pesan whatsapp, bermain game mobile, dan aplikasi sosial media

lainnya. Akibatnya hubungan antar anggota keluarga maupun lingkungan sekitar

rumah menjadi renggang, hal ini menunjukkan bahwa kemajuan teknologi saat

ini dapat membius sebagian besar remaja dan anak-anak untuk tunduk pada layar

dan mengabaikan orang disekelilingnya jika tidak dipantau oleh orangtua.

Thomas Lickona mengungkapkan sepuluh tanda-tanda zaman yang harus

diwaspadai, tanda-tanda tersebut diantaranya pertama, meningkatnya kekerasan

di kalangan remaja. Kedua, penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk.

Ketiga, pengaruh peergroup yang kuat dalam tindak kekerasan. Keempat,

meningkatnya perilaku yang merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol,

dan perilaku seks bebas. Kelima, semakin kaburnya pedoman moral baik dan

buruk. Keenam, menurunnya etos kerja. Ketujuh, semakin rendahnya rasa

hormat pada orangtua dan guru. Kedelapan, rendahnya rasa tanggung jawab

individu dan warga negara. Kesembilan, membudayanya ketidakjujuran dan

kesepuluh, adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.12

12 Syamsul Kurniawan, Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya secara

Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat, (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2013), h. 17-18

Page 23: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

7

Banyak pemberitaan di berbagai media yang menginformasikan maraknya

kasus krisis moral yang ada di lingkungan masyarakat seperti penyalahgunaan

narkotika dan obat terlarang lainnya, pembunuhan, penganiayaan, tawuran yang

dilakukan oleh pelajar dan masih banyak kasus yang lainnya. Dengan adanya

pemberitaan seperti ini, maka dapat disimpulkan bahwasannya saat ini nilai-nilai

akhlak/moral di lingkungan masyarakat terutama di kalangan anak usia sekolah

mengalami krisis moral. Permasalahan seperti ini tidak bisa diremehkan, perlu

adanya pembenahan dan pengupayaan dengan benar. Sebab jika tidak,

dikhawatirkan nantinya bangsa ini akan hancur dengan sendirinya dikarenakan

nilai moral dari masyarakat bangsanya sendiri. Untuk mencegah lebih parah hal

tersebut, kini pemerintah mulai melakukan berbagai upaya untuk melakukan

perbaikan dalam bidang pendidikan.

Alasan-alasan kemerosotan moral, dekadensi kemanusiaan yang

sesungguhnya terjadi tidak hanya dalam generasi muda, tetapi telah menjadi ciri

khas abad kita. Keadaan ini seharusnya membuat kita perlu mempertimbangkan

kembali bagaimana lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat sehingga

mampu menyumbangkan perannya bagi perbaikan karakter. Akan tetapi, dengan

fakta-fakta seputar kemerosotan karakter pada sekitar kita menunjukkan bahwa

ada kegagalan pada pendidikan yang diterapkan di lingkungan keluarga,

sekolah, dan masyarakat dalam hal menumbuhkan remaja dan anak-anak yang

berkarakter dan berakhlak mulia.

Padahal, karakter yang positif atau mulia yang dimiliki remaja dan anak-

anak kelak akan mengangkat status derajatnya. Kemuliaan seseorang terletak

pada karakternya. Karakter begitu penting karena dengan karakter yang baik

membuat seseorang tahan dan tabah dalam menghadapi cobaan dan dapat

menjalani hidup dengan sempurna. Kestabilan hidup seseorang amatlah

bergantung pada karakter. Karakter membuat individu menjadi matang,

bertanggung jawab, dan produktif.13

13 Heri Gunawan, Op,.Cit, h. 19

Page 24: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

8

Berdasarkan hasil obervasi yang dilakukan oleh peneliti di SMP Islamiyah

Ciputat. Peneliti melihat berbagai macam bentuk perilaku siswa yang masih

kurang baik menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter di sekolah maupun

lingkungan sekitar sekolah. Sebagai contoh peneliti melihat pada saat guru

menjelaskan pelajaran masih ditemukan siswa yang tidak memperhatikan

dengan baik. Selain itu masih ada beberapa siswa yang kurang disiplin seperti

terlambat datang masuk sekolah, tidak memakai sepatu sesuai aturan yang

ditentukan sekolah, merokok di depan lingkungan sekolah, dan peneliti

menemukan beberapa siswa menggunakan handphone di kelas padahal dilarang

oleh guru. Peneliti juga mendapatkan informasi dari hasil wawancara dengan

kepala sekolah bahwa rata-rata latar belakang siswa di sekolah tersebut berasal

dari SD yang di mana pemahaman pendidikan agama Islam nya masih minim.

Pendidikan karakter harus selalu mendapatkan perhatian, karena dalam

membangun nilai-nilai karakter diperlukan waktu yang lama dan harus

dilakukan secara berkesinambungan agar menghasilkan generasi muda yang

berkarakter dan juga insan kamil. Di sinilah mata pelajaran agama Islam

berperan sangat penting dalam pembinaan karakter peserta didik, karena tujuan

akhir dari pendidikan agama Islam adalah terwujudnya akhlakul karimah atau

karakter mulia. Hal tersebut senada dengan hasil wawancara yang dilakukan

peneliti dengan kepala sekolah SMP Islamiyah Ciputat bahwa pendidikan agama

Islam sangat relevan dalam pembentukan karakter siswa di sekolah maupun

untuk kehidupannya di masyarakat.

Dalam menjalankan misi pembentukan karakter, pendidikan agama tidak

berjalan sendiri akan tetapi didukung oleh pelajaran-pelajaran yang lain dengan

tujuan untuk mengoptimalkan nilai karakter yang telah ditanamkan. Selain itu,

pendidikan agama dianggap sangat penting karena dapat dijadikan jembatan

penghubung pengembangan karakter pada peserta didik. Hal ini dikarenakan

hampir semua materi pendidikan agama didalamnya menyelipkan nilai-nilai

karakter.14

14 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan

Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras, 2007), h. 27

Page 25: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

9

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peran dan fungsi pendidikan agama

Islam dalam menciptakan kondisi peserta didik yang bermoral, sejahtera, adil

dan makmur sangat strategis. Hal ini dikarenakan segala sikap dan tingkah laku

mereka dapat terkontrol dan terarah dengan baik sesuai dengan ajaran agama

Islam. Pada hakikatnya, pendidikan agama Islam harus dibekali dan diberikan

sejak anak usia dini hingga dewasa, karena Islam tidak menentukan batas usia

untuk menempuh pendidikan. Islam memberlakukan bahwasannya pendidikan

harus dilakukan sepanjang hayat (life long education), artinya selama manusia

masih memiliki nafas, ia tidak akan lepas dari yang namanya belajar. Hal ini

dikarenakan setiap langkah manusia hakikatnya adalah belajar, baik langsung

maupun tidak langsung.15

Pada saat ini, nilai-nilai karakter sudah mulai diimplementasikan di

beberapa sekolah dalam berbagai mata pelajaran, khususnya dalam mata

pelajaran pendidikan agama Islam. Pengintegrasian nilai-nilai karakter ke dalam

pelajaran pendidikan agama Islam ini sangatlah penting dilakukan dengan tujuan

untuk membentuk karakter pada peserta didik untuk berakhlakul karimah di

dalam kehidupan sehari-hari.

SMP Islamiyah Ciputat merupakan sekolah menengah pertama yang telah

mulai menerapkan nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran pendidikan

agama islam. Sebagai contoh dalam pembelajarannya, guru PAI banyak

memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku kepada siswa, memberi

contoh melalui kisah-kisah teladan dalam sejarah Islam yang berkaitan dengan

karakter, dan selalu memberikan nasihat-nasihat kepada siswa. Dalam proses

pelaksanaan penerapan nilai-nilai pendidikan karakter pada pembelajaran PAI

tidak hanya dilakukan di dalam kelas saja, melainkan juga di luar kelas. Adapun

bentuk penerapan pembelajaran pendidikan agama Islam di luar kelas seperti

pembiasaan shalat dhuhur berjamaah, melakukan kegiatan istighatsah setiap

15 Nazarudin, Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik dan

Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum, (Yogyakarta: Teras, 2007), h. 27

Page 26: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

10

jumat pagi yang tentunya didampingi oleh para guru PAI dan guru lainnya, dan

juga melakukan kegiatan keislaman seperti memperingati hari besar Islam.

Berdasarkan uraian di atas, maka implementasi pendidikan karakter pada

pembelajaran PAI sangat penting dilakukan untuk membentuk nilai karakter

yang baik pada diri siswa. Berangkat dari hal itu, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang dituangkan dalam sebuah skripsi dengan judul

“Implementasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter pada Pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, permasalahan yang dapat

diidentifikasi antara lain :

1. Masih ditemukan kurangnya nilai karakter disiplin pada siswa di sekolah dan

lingkungan sekitar sekolah.

2. Minimnya pemahaman pendidikan agama Islam di kalangan siswa,

dikarenakan rata-rata lulusan dari SD bukan MI.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas dan memberi arah yang tepat serta menghindari

meluasnya pembahasan dalam penelitian ini, dan dengan adanya identifikasi

masalah di atas, maka penulis akan membatasai permasalahan pada:

1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan Agama

Islam di SMP Islamiyah Ciputat.

2. Faktor pendukung dan penghambat dalam mengimplementasikan pendidikan

karakter pada pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah

Ciputat.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada pembatasan masalah yang telah dipaparkan, maka penulis

merumuskan masalah yaitu :

1. Bagaimana implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat ?

Page 27: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

11

2. Faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat ?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana implementasi pendidikan karakter dalam

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat.

2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mendukung dan menghambat dalam

mengimplementasikan pendidikan karakter pada pembelajaran Pendidikan

Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat

F. Kegunaan Penelitian

Setelah mengetahui tujuan tersebut di atas, maka diharapkan penelitian ini

dapat dikembangkan dan diamalkan. Adapun kegunaan penelitian ini

diantaranya:

1. Sebagai bahan pertimbangan terhadap guru agar meningkatkan mutu

pengajarannya.

2. Menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi para pendidik dan siswa.

3. Bahan upaya pengembangan diri penulis maupun bagi orang yang

memerlukan.

4. Menambah pengetahuan orangtua tentang perilaku anak di sekolah.

Page 28: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Pengertian Implementasi dan Pendidikan

Implementasi bisa diartikan sebagai pelaksanaan atau penerapan.1

Implementasi merupakan kegiatan untuk merealisasikan rencana menjadi

tindakan nyata dalam rangka mencapai tujuan secara efektif dan efisien,

sehingga akan memiliki nilai. Dalam pelaksanaan pendidikan karakter

merupakan kegiatan inti dari pendidikan karakter.2

Pendidikan berasal dari bahasa Latin, yaitu “pedagogi” yang artinya

pendidikan, dan dari bahasa Yunani “pedagogia” (paedagogik) yang berarti

ilmu pendidikan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata

pendidikan berasal dari kata “didik” dan mendapatkan imbuhan (pe-) dan

akhiran (–an). Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tingkah laku

seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui

upaya pengajaran dan pelatihan.3

Makna pendidikan secara sederhana dapat diartikan sebagai usaha

manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

masyarakat dan kebudayaan. Dengan demikian, bagaimanapun sederhananya

peradaban suatu masyarakat di dalamnya terjadi suatu proses pendidikan.

Karena itulah sering dinyatakan pendidikan telah ada sepanjang peradaban

umat manusia.

Menurut Prof. Rechey, istilah “pendidikan” berkenaan dengan fungsi

yang luas dari pemeliharaan dan perbaikan kehidupan suatu masyarakat

terutama membawa warga masyarakat yang baru (generasi muda) bagi

1 Syafruddin Nurdin dkk, Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum, (Jakarta:

Ciputat Press, 2002), h. 70 2 Zulhijrah. Juni 2015. “Implementasi Pendidikan Karakter di sekolah”. Volume 1, No.1 3 Amin Kuneifi Elfachmi, Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2016), h. 13-14

Page 29: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

13

penunaian kewajiban dan tanggungjawabnya di dalam masyarakat. Jadi

pendidikan adalah suatu proses yang lebih luas daripada proses yang

berlangsung di dalam sekolah saja. Pendidikan adalah suatu aktivitas sosial

yang esensial yang memungkinkan masyarakat yang kompleks, modern,

fungsi pendidikan ini mengalami proses spesialisasi dan melembaga dengan

pendidikan formal, yang tetap berhubungan dengan proses pendidikan

informal di luar sekolah.4

Ki Hajar Dewantara memberi definisi pendidikan sebagai tuntunan di

dalam hidup tumbuhnya anak-anak. Maksudnya pendidikan menuntun segala

kekuatan pada anak-anak itu agar mereka sebagai manusia dan anggota

masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-

tingginya. UUD Nomor 2 tahun 1989, tentang Sistem Pendidikan Nasional

menegaskan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta

ddidik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan bagi perannya di

masa yang akan datang. Sedangkan dalam UUD Nomor 20 tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional menegaskan bahwa pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

oleh dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.5

Dari uraian tentang pengertian pendidikan di atas, maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

a) Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan

kepribadiannya dengan jalan membina potensi-potensi pribadinya,

yaitu rokhani (pikir, karsa, rasa, cipta dan budinurani) dan jasmani

(pancaindera serta keterampilan-keterampilan).

4 TIM Dosen FIP-IKIP Malang, Pengantar Dasar-dasar Kependidikan, (Surabaya: Usana

Offset Printing, 1981), h. 2-4 5 Abdul Kadir, Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana, 2012), Cet. 1, h. 62

Page 30: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

14

b) Pendidikan berarti juga lembaga yang bertanggung jawab menetapkan

cita-cita (tujuan) pendidikan, isi, sistem, dan organisasi pendidikan.

Lembaga-lembaga ini meliputi : keluarga, sekolah dan masyarakat.

c) Pendidikan merupakan hasil atau prestasi yang dicapai oleh

perkembangan manusia dan usaha lembaga-lembaga tersebut dalam

mencapai tujuannya.6

2. Pengertian Akhlak

Menurut etimologi arab, akhlak adalah bentuk masdar (infinitif) dari kata

akhlaqa, yukhliqu, ikhlaqan yang memiliki arti perangai (assajiyah);

kelakuan, tabiat atau watak dasar (ath-thabi’ah); kebiasaan atau kelaziman

(al-‘adat); peradaban yang baik (al-muru’ah); dan agama (addin).7

Sementara menurut istilah (terminologis) terdapat pengertian tentang

akhlak, diantaranya :

a. Ibnu Maskawih mengatakan akhlak adalah keadaan jiwa yang mendorong

ke arah melakukan perbuatan tanpa memikirkan (lebih lama).

b. Al-Ghazali mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam

jiwa yang darinya menimbulkan perbuatan-perbuatan yang gampang dan

mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (perenungan)

terlebih dahulu.8

Akhlak terbagai kepada dua macam yaitu Akhlak terpuji dinamakan

akhlak alkarimah (akhlak mahmudah), dan akhlak tercela dinamakan akhlak

mazmumah. Seseorang yang memiliki akhlak terpuji dan tercela karena

dipengaruhi oleh hati (al-qalb) terdapat pada sanubari yang terdalam.

Jelasnya, perbuatan terpuji dan tercela dalam lingkup akhlak bukan

didasarkan pada pertimbangan akal, tradisi atau pengalaman, tetapi karena

bisikan hati nurani yang ada pada setiap orang itu sendiri.9

6 TIM Dosen FIP-IKIP Malang, Op.Cit., h. 7 7 Ulil Amri Syarif. 2012. Pendidikan Karakter Berbasis Al-Qur’an. (Jakarta: Raja Grafindo

Press, 2012), h. 72.

8 Mahjuddin, Akhlak Tasawuf. (Jakarta: Kalam Mulia, 2009), h. 3-4. 9 Al Mawardi, Etika, Moral dan Akhlak, Jurnal Fakultas Pendidikan Agama Islam

Politeknik Negeri Lhokseumawe, 2013.

Page 31: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

15

3. Pengertian Karakter

Secara bahasa (etimologis) istilah karakter berasal dari bahasa Latin

kharakter, kharassaein, dan kharax, dalam bahasa Yunani character dari kata

charassein, yang berarti membuat tajam dan membuat dalam. Sedangkan,

dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional kata karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau

budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain, atau bermakna

bawaan, hati, jiwa, kepribadian, budi pekerti, perilaku, personalitas, sifat,

tabiat, temperamen, watak. Maka istilah berkarakter artinya memiliki

karakter, memiliki kepribadian, berperilaku, bersifat, bertabiat, dan berwatak.

Menurut istilah (terminologis) terdapat beberapa pengertian karakter,

sebagaimana telah dikemukakan oleh beberapa ahli antara lain :

a) Hermawan Kartajaya mendefinisikan karakter adalah ciri khas yang

dimiliki oleh suatu benda atau individu (manusia). Ciri khas tersebut

adalah asli, dan mengakar pada kepribadian benda atau individu

tersebut dan merupakan mesin pendorong bagaimana seseorang

bertindak, bersikap, serta merespons sesuatu.

b) Simon Philips mendefinisikan karakter adalah kumpulan tata nilai

yang menuju pada suatu sistem yang lemandasi pemikiran, sikap, dan

perilaku yang ditampilkan.

c) Imam Ghozali menganggap bahwa karakter lebih dekat dengan akhlaq,

yaitu spontanitas manusia dalam bersikap, atau melakukan perbuatan

yang telah menyatu dalam diri manusia, sehingga ketika muncul tidak

perlu dipikirkan lagi.10

Pendidikan karakter dalam Islam adalah pendidikan akhlak, dalam Islam

tidak ada disiplin ilmu yang terpisah dari etika-etika Islam dan pentingnya

komparasi antara akal dan wahyu dalam menentukan nilai-nilai moral terbuka

untuk diperdebatkan. Bagi kebanyakan muslim segala yang dianggap halal

dan haram dalam Islam, dipahami sebagai keputusan Allah tentang benar dan

10 Heri Gunawan, Op.Cit., h. 1-4

Page 32: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

16

baik. dalam Islam terdapat tiga nilai utama yaitu akhlak, adab, dan

keteladanan.

Akhlak merujuk kepada tugas dan tanggungjawab selain syariat dan

ajaran Islam secara umum. Sedangkan term adab merujuk kepada sikap yang

dihubungkan dengan tingkah laku yang baik sedangkan keteladanan merujuk

pada kualitas karakter yang ditampilkan oleh seorang muslim yang baik yang

mengikuti keteladanan Nabi Muhammad SAW. Ketiga nilai inilah yang

menjadi pilar pendidikan karakter dalam Islam.

Pembentukan akhlak merupakan aspek penting dalam Islam, bahkan

Rasulullah diutus untuk menyempurnakan akhlak mulia. Implementasi

akhlak dalam Islam tersimpul dalam karakter Rasulullah SAW. Dalam

pribadi Rasul, bersemai nilai-nilai akhlak yang mulia dan agung. Al Qur’an

Surat Al Ahzab : 21 menjelaskan secara tegas bahwa sesungguhnya di dalam

diri Rasulullah terdapat uswatun hasanah.11

Berdasarkan pada beberapa pengertian di atas, dapat dimaknai bahwa

karakter adalah keadaan asli yang ada dalam diri individu seseorang yang

membedakan antara dirinya dengan orang lain. Pengertian karakter, watak,

dan kepribadian memang sering tertukar-tukar dalam penggunannya. Hal ini

karena ketiga isitilah ini memang memiliki kesamaan yakni sesuatu asli yang

ada dalam diri individu seseorang yang cenderung menetap secara permanen.

Dapat ditegaskan bahwa karakter merupakan perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan,

perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata

krama, budaya, dan adat istiadat.12 Karakter dipengaruhi oleh hereditas.

Perilaku seorang anak sering kali tidak jauh dari perilaku ayah atau ibunya.

Dalam bahasa Jawa dikenal istilah “Kacang ora ninggal lanjaran” (Pohon

11 Suryawati, Dewi Prasari. November 2016. “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak

Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di MTs Negeri Semanu Gunungkidul”. Volume 1, No.2 12 Heri Gunawan, Op.Cit., h. 4

Page 33: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

17

kacang panjang tidak pernah meninggalkan kayu atau bambu tempatnya

melilit dan menjalar).13

4. Tujuan Pendidikan Karakter

Socrates berpendapat bahwa tujuan paling mendasar dari pendidikan

adalah untuk membuat seseorang menjadi good and smart. Dalam sejarah

Islam, Rasulullah saw. menegaskan bahwa misi utamanya dalam mendidik

manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good

character). Tokoh pendidikan Barat yang mendunia seperti Klipatrick,

Lickona, Brooks dan Goble seakan menggemakan kembali gaung yang

disuarakan Socrates dan Muhammad saw. bahwa karakter adalah tujuan yang

tak terhindarkan dari dunia pendidikan. Begitu juga dengan Marthin Luther

King menyetujui pemikiran tersebut dengan mengatakan bahwa kecerdasan

plus karakter, itulah tujuan yang benar dari pendidikan.

Pemaparan pandangan tokoh-tokoh tersebut, menunjukkan bahwa

pendidikan sebagai nilai universal kehidupan memiliki tujuan pokok yang

disepakati di setiap zaman, pada setiap kawasan, dan dalam semua pemikiran.

Dengan bahasa sederhana, tujuan yang disepakati itu adalah merubah

manusia menjadi lebih baik dalam pengetahuan, sikap dan keterampilan.14

Pendidikan karakter pada intinya bertujuan membentuk bangsa yang

tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-

royong, berjiwa patriotik, berkembang dinamis, berorientasi ilmu

pengetahuan dan teknologi yang semuanya dijiwai oleh iman dan takwa

kepada Tuhan yang Maha Esa berdasarkan Pancasila.15

Pendidikan karakter berfungsi, (1) mengembangkan potensi dasar agar

berhati baik, berpikiran baik, dan berperilaku baik; (2) memperkuat dan

membangun perilaku bangsa yang multikultur; (3) meningkatkan peradaban

bangsa yang kompetitif dalam pergaulan dunia.

13 Muchlas Samani dan Hariyanto, Op.Cit., h. 43 14 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung: PT

Remaja Rosdakarya Offset, 2011), Cet. 1, h. 30 15 Hendriana, Evinna Cinda dan Arnold Jacobus. September 2016. “Implementasi

Pendidikan Karakter di sekolah Melalui Keteladanan dan Pembiasaan”. Volume 1, No.2

Page 34: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

18

Pendidikan karakter dilakukan melalui berbagai media yang mencakup

keluarga, satuan pendidikan, masyarakat sipil, masyarakat politik,

pemerintah, dunia usaha, dan media massa.16

5. Penguatan Pendidikan Karakter

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) adalah gerakan pendidikan di

sekolah untuk memperkuat karakter siswa melalui harmonisasi olah hati

(etik), olah rasa (estetis), olah pikir (literasi), dan olah raga (kinestetik)

dengan dukungan pelibatan publik dan kerja sama antara sekolah, keluarga,

dan masyarakat.

Olah hati (etik) adalah individu yang memiliki kerohanian mendalam,

beriman dan bertakwa. Olah rasa (estetis) adalah individu yang memiliki

integritas moral, rasa berkesenian dan berkebudayaan. Olah pikir (literasi)

adalah individu yang memiliki keunggulan akademis sebagai hasil

pembelajaran dan pembelajar sepanjang hayat. Olah raga (kinestetik) adalah

individu yang sehat dan mampu berpartisipasi aktif sebagai warga negara.17

Ada 5 nilai utama karakter prioritas PPK, yaitu sebagai berikut:

a. Religius, mencerminkan keberimanan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

b. Integritas, upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat

dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.

c. Nasionalis, menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas

kepentingan diri dan kelompoknya.

d. Mandiri, tidak bergantung pada orang lain dan mempergunakan tenaga,

pikiran, waku untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita.

e. Gotong royong, mencerminkan tindakan menghargai semangat kerja sama

dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama.

16 Heri Gunawan, Loc.Cit., h. 30 17 Kemendikbud.go.id

Page 35: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

19

Adapun manfaat dari Penguatan Pendidikan Karakter yaitu sebagai

berikut:

a. Penguatan karakter siswa dalam mempersiapkan daya saing siswa dengan

kompetensi abad 21 (berpikir kritis, kreatif, mampu berkomunikasi, dan

berkolaborasi).

b. Pembelajaran dilakukan terintegrasi di sekolah dan di luar sekolah dengan

pengawasan guru.

c. Revitalisasi peran kepala sekolah sebagai manajer dan guru sebagai

inspirator PPK.

d. Revitalisasi komite sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan

partisipasi masyarakat.

e. Penguatan peran keluarga melalu kebijakan pembelajaran lima hari.18

Selanjutnya, berikut ini merupakan beberapa fokus gerakan Penguatan

Pendidikan Karakter (PPK):

a. Struktur Program, difokuskan pada jenjang Sekolah Dasar (SD) dan

Sekolah Menengah Pertama (SMP) dengan memanfaatkan ekosistem

pendidikan yang ada di lingkungan sekolah serta penguatan kapasitas

kepala sekolah, guru, orang tua, komite sekolah dan pemangku

kepentingan lain yang relevan.

b. Struktur Kurikulum, tidak mengubah kurikulum yang sudah ada

melainkan optimalisasi kurikulum pada satuan pendidikan melalui

kegiatan intrakulikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler, serta

nonkurikuler di lingkungan sekolah.

c. Struktur Kegiatan, mengajak masing-masing sekolah untuk menemukan

ciri khasnya sehingga sekolah menjadi sangat kaya dan unik serta

mewujudkan kegiatan pembentukan karakter empat dimensi pengolahan

karakter yang digagas oleh Ki Hadjar Dewantara meliputi olah rasa, olah

hati, olah pikir, dan olah raga.19

18 Kemendikbud.go.id 19 Kemendikbud.go.id

Page 36: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

20

6. Nilai-Nilai Karakter

Pendidikan Karakter dilakukan melalui pendidikan nilai-nilai atau

kebajikan yang menjadi nilai dasar karakter bangsa. Kebajikan yang menjadi

atribut suatu karakter pada dasarnya adalah nilai. Oleh karena itu, pendidikan

karakter pada dasarnya adalah pengembangan nilai-nilai yang berasal dari

pandangan hidup atau ideologi bangsa Indonesia, agama, budaya dan nilai-

nilai yang terumuskan dalam tujuan pendidikan nasional. Berikut ini

merupakan beberapa nilai pendidikan karakter yaitu:20

a. Religius, yaitu sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.

b. Jujur, yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan.

c. Toleransi, yaitu sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama,

suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari

dirinya.

d. Disiplin, yaitu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib dan patuh pada

berbagai ketentuan dan peraturan.

e. Kerja keras, yaitu perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikannya dengan sebaik-baiknya.

f. Kreatif, yaitu berpikir dan melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara

atau hasil baru dari sesuatu yang telah dimiliki.

g. Mandiri, yaitu sikap dan perilaku yang tidak mudah bergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

h. Bersahabat/komunikatif, yaitu tindakan yang memperlihatkan rasa

senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang lain.

20 Moh. Haitami Salim, Pendidikan Karakter (Konsepsi dan Implementasinya secara

terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan masyarakat (Yogyakarta: Ar-

Ruzz Media, 2013), Cet. 1, h. 39

Page 37: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

21

i. Peduli sosial, yaitu sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi bantuan

pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan.

j. Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan terhadap diri

sendiri, masayarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha Esa.

Dasar pendidikan karakter tersebut diterapkan sejak usia kanak-kanak,

karena usia dini terbukti sangat menentukan kemampuan anak dalam

mengembangkan potensinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar

50% variabilitas kecerdasan orang dewasa terjadi ketika anak berusia 4 tahun.

Peningkatan 30 % berikutnya terjadi pada usia 8 tahun, dan 20% sisanya pada

pertengahan atau akhir dasawarsa kedua. Dari sini sudah sepatutnya

pendidikan karakter dimulai dari dalam pendidikan keluarga, yang

merupakan lingkungan pertama bagi pertumbuhan karakter anak.21

7. Penanaman Karakter di Lingkungan Sekolah

Pendidikan karakter di lingkungan sekolah bertujuan untuk

meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang

mengarah pada pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta

didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai standar kompetensi lulusan.

Melalui pendidikan karakter diharapkan peserta didik mampu secara mandiri

meningkatkan dan menggunakan pengetahuannya, mengkaji, dan

menginternalisasi serta mempersonalisasi nilai-nilai karakter dan akhlak

mulia sehingga terwujud dalam perilaku sehari-hari. Berikut ini merupakan

penjelasan tentang strategi internalisasi karakter pada peserta didik di

lingkungan sekolah.22

21 Anas Salahudin, Pendidikan Karakter (Pendidikan Karakter Berbasis Agama dan

Budaya Bangsa), (Bandung: Pustaka Setia, 2013), Cet. 1, h. 54-56 22 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 127

Page 38: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

22

a. Religius

Sikap dan perilaku religius merupakan sikap dan perilaku yang dekat

dengan hal-hal spiritual. Seseorang disebut religius ketika ia merasa perlu

dan berusaha mendekatkan dirinya dengan Tuhan, dan patuh

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya. Untuk dapat menumbuhkan

nilai-nilai religius tidaklah mudah, hal ini memerlukan kerja sama yang

baik antara guru sebagai tim pengajar dengan pihak-pihak luar yang

terkait. Nilai-nilai religius dapat diajarkan kepada peserta didik di sekolah

melalui beberapa kegiatan yang sifatnya religius. Kegiatan religius yang

dapat diajarkan kepada peserta didik di sekolah yang dapat dijadikan

sebagai pembiasaan, di antaranya; Berdoa atau bersyukur; Melaksanakan

kegiatan di mushalla seperti shalat berjamaah setiap hari; Merayakan hari

raya keagamaan seperti Idul Adha, Isra’ Mi’raj, Idul Fitri; dan

Mengadakan kegiatan keagamaan seperti pesantren kilat.

b. Jujur

Salah satu bentuk program yang dapat dilakukan oleh sekolah untuk

menumbuhkan kejujuran pada peserta didik, yaitu dengan membuat kantin

jujur. Kantin jujur adalah ruang tempat menjual minuman dan makanan di

sekolah kepada peserta didik dengan tujuan untuk melatih kejujuran para

peserta didik dalam membayar makanan yang mereka ambil. Hal ini

menjadi salah satu indikator dalam menilai kejujuran dari siswa sekolah.

c. Toleransi

Untuk membentuk peserta didik yang memiliki rasa toleransi terhadap

sesama tentu tidak mudah. Namun, ada beberapa poin penting yang dapat

dijadikan sebagai acuan dalam memulai dan berinovasi. Beberapa poin

yang dapat dijadikan acuan bagi guru dalam membentuk sikap toleransi

peserta didik, sebagai berikut:23

23 Ibid, h. 127-132

Page 39: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

23

(1) Keteladanan Guru

Guru menjadi contoh teladan dalam berperilaku di kelas. Guru

adalah sosok yang menjadi teladan, baik dari segi pengetahuan maupun

kepribadian bagi peserta didiknya. Oleh karena itu, seorang guru harus

berhati-hati dalam bertutur kata dan bertingkah laku.

(2) Pembiasaan terhadap Perbedaan

Sikap toleransi terhadap sesama tidak muncul begitu saja, guru

harus menempatkan peserta didik pada kondisi yang menghadirkan

banyak perbedaan-perbedaan. Pada kondisi demikian guru dapat

melatih peserta didik agar bisa menghargai setiap perbedaan yang ada.

Sebagai contoh sederhana guru dapat memberikan sebuah

permasalahan untuk diselesaikan peserta didik secara berkelompok.

Guru kemudian mengadu pendapat antara kelompok satu dengan

kelompok yang lain. Dengan perbedaan pendapat tersebut, peserta didik

dilatih untuk tetap saling menghormati dan menghargai dengan sesama

temannya.

d. Disiplin

Cerminan kedisiplinan mudah terlihat pada tempat-tempat umum,

lebih khusus lagi pada sekolah-sekolah, di mana banyaknya pelanggaran

tata tertib sekolah yang dilakukan oleh peserta didik yang kurang disiplin.

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui proses

dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban. Beberapa contoh

pelaksanaan kegiatan yang dapat dijadikan acuan bagi guru dalam

membentuk sikap disiplin peserta didik yaitu:

(1) Pukul 06.45 semua peserta didik harus sudah berada di sekolah dengan

toleransi 15 menit.

(2) Peserta didik bila berhalangan hadir masuk, harus ada surat

pemberitahuan ke sekolah.

(3) Kerapian dan kebersihan pakaian dicek setiap hari oleh guru.

Page 40: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

24

(4) Kerapian rambut peserta didik laki-laki dicek setiap hari oleh guru; dan

lain-lain.24

e. Kerja Keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya. Nilai ini sangat dibutuhkan

oleh manusia agar selalu memiliki semangat yang besar dan tidak mudah

putus asa dalam mencapai cita-citanya. Berikut ini beberapa cara yang bisa

dilakukan seorang guru untuk mengajarkan dan menanamkan kegigihan

dalam diri seorang peserta didik;

(1) Bantu peserta didik untuk membuat target pencapaian yang realistis

dan bisa dicapai oleh peserta didik. Banyak peserta didik yang

akhirnya menjadi pribadi yang mudah menyerah karena merasa target

(pencapaian) yang harus diraihnya terlalu berat dan terlalu sulit

digapai. Aspek yang perlu diingat, saat ini banyak hal baru dalam

tahap melatih mental anak agar menjadi gigih.

(2) Bila seorang peserta didik menemui kegagalan dalam mencapai

targetnya, ajarkan peserta didik untuk berdamai dengan kegagalan itu,

dan dorong peserta didik agar segera bangkit lagi untuk

menyelesaikan masalah tersebut. Bantu peserta didik untuk bisa

mengatasi kekecewaan akibat kegagalannya. Peserta didik perlu

belajar dari kesalahan dalam kegagalan sebelumnya.

(3) Berikan kesempatan pada peserta didik untuk menghadapi tantangan

dan hal-hal baru. Upayakan jangan mengotak-ngotakkan potensi

peserta didik, misalnya memvonis peserta didik bahwa ia tidak pandai

di bidang olahraga, tapi ia berbakat di bidang matematika. Mengotak-

kotakkan potensi anak seperti itu hanya akan mengurangi kesempatan

peserta didik untuk mencoba banyak hal dan menggali semua potensi

yang ada dalam dirinya.

24 Ibid, h. 132-137

Page 41: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

25

f. Kreatif

Kreatif dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

dimiliki. Kreativitas dapat tumbuh di kalangan peserta didik ketika situasi

belajar di sekolah memang mendukung tumbuhnya daya pikir dan

bertindak kreatif. Maka dari itu, seorang guru dapat memakai berbagai

macam model pembelajaran yang kreatif. Ada beberapa upaya dalam

pengembangan kreativitas siswa, yaitu sebagai berikut:

(1) Berikan kesempatan dan waktu yang leluasa kepada setiap peserta

didik untuk mengeksplorasi dan melakukan pekerjaan terbaiknya dan

jangan mengintervensi pada saat mereka justru sedang termotivasi

dalam menyelesaikan tugas-tugasnya secara produktif.

(2) Ciptakan lingkungan kelas yang menarik dan mengasyikkan. Sisakan

suatu masalah, yang mana peserta didik akan merasa penasaran dan

tergoda pemikirannya untuk berusaha mengkajinya pada saat-saat

berikutnya.

(3) Ciptakan iklim kelas yang memungkinkan peserta didik merasa

nyaman jika melakukan suatu kesalahan, mendorong keberanian

peserta didik untuk mengambil resiko menerima kegaduhan dan

kekacauan yang tepat di kelas, serta memberikan otonomi yang luas

kepada peserta didiknya untuk mengelola belajarnya sesuai dengan

minat, karakteristik, dan tujuannya.

g. Mandiri

Mandiri adalah suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas. Untuk menjadi mandiri,

peserta didik di lingkungan sekolah hendaknya “sesekali” dibiasakan

belajar secara mandiri. Peserta didik yang belajar secara mandiri

mempunyai kebebasan untuk belajar tanpa harus menghadiri pelajaran

yang diberikan guru di kelas. Peserta didik dapat mempelajari pokok

bahasan atau topik pelajaran tertentu dengan membaca buku atau melihat

dan mendengarkan program media pandang-dengar (audio visual) tanpa

Page 42: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

26

bantuan atau dengan bantuan terbatas dari orang lain. Kemandirian dalam

belajar ini perlu diberikan kepada peserta didik supaya mereka mempunyai

tanggung jawab dalam mengatur dan mendisiplinkan dirinya dan dalam

mengembangkan kemampuan belajar atas kemuan sendiri.25

h. Bersahabat / Komunikatif

Secara psikologis perkembangan peserta didik dalam proses

pembelajaran, dipengaruhi dari apa yang mereka ingat dan meniru apa

yang mereka lihat. Guru hendaknya memberi contoh yang baik kepada

peserta didiknya. Maksud memberi contoh di sini bukan hanya sekedar

menjelaskan, melainkan perilaku guru harus mencerminkan sikap-sikap

yang baik. Hal sederhana yang dapat dilakukan guru misalnya dengan

membiasakan untuk menyapa atau mengucapkan salam ketika bertemu

dengan peserta didik. Hal ini membuat peserta didik akan terbiasa dengan

sikap bersahabat/komunikatif guru-guru mereka, dan selanjutnya

menjadikan guru-guru mereka sebagai contoh atau model bagi mereka

dalam bersikap dan berperilaku.26

i. Peduli Sosial

Berjiwa sosial dan senang membantu merupakan sebuah ajaran yang

universal dan dianjurkan oleh semua agama. Kepedulian sosial adalah

sebuah tindakan, bukan hanya sebatas pemikiran atau perasaan. Tindakan

peduli tidak hanya tahu tentang sesuatu yang salah atau benar, tapi ada

kemauan melakukan gerakan sekecil apa pun. Memiliki jiwa kepedulian

sosial sangat penting bagi setiap orang, begitu juga pentingnya bagi

seorang peserta didik. Beberapa alternatif kegiatan yang dapat dilakukan

dalam kerangka mengajarkan dan menanamkan nilai-nilai kepedulian

sosial dalam diri seorang peserta didik, misalnya dengan memfasilitasi

kegiatan yang bersifat sosial, melakukan aksi sosial, menyediakan fasilitas

untuk menyumbang, dan lain-lain.

25 Ibid, h. 138-143 26 Ibid, h. 154

Page 43: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

27

j. Tanggung Jawab

Agar guru dapat mengajari tanggung jawab secara lebih efektif dan

efisien kepada peserta didiknya, guru dapat melakukan beberapa cara

sebagai berikut:

(1) Memberi pengertian pada peserta didik apa itu sebenarnya tanggung

jawab. Tanggung jawab adalah sikap ketika kita harus bersedia

menerima akibat dari apa yang telah kita perbuat.

(2) Perlu adanya pembagian tanggung jawab peserta didik satu dengan

yang lain. Misalnya, dengan adanya pembagian tugas piket

membersihkan kelas.

(3) Mulailah memberikan pelajaran kepada peserta didik tentang rasa

tanggung jawab mulai dari hal-hal kecil, seperti usahakan peserta

didik selalu membereskan kursi meja temapt ia duduk sebelum

meninggalkan ruangan kelas ketika jam pelajaran selesai atau juga

dengan cara mebiasakan membuang sampah pada tempatnya.27

8. Metode Pendidikan Karakter

Dalam proses pendidikan, termasuk dalam pendidikan karakter

diperlukan metode-metode pendidikan yang mampu menanamkan nilai-nilai

karakter baik kepada siswa, sehingga siswa bukan hanya tahu tentang moral

(karakter), tetapi juga diharapkan mereka mampu melaksanakan moral

(karakter) yang menjadi tujuan utama pendidikan karakter. Beberapa metode-

metode pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

a. Metode Hiwar atau Percakapan

Metode hiwar (dialog) adalah percakapan silih berganti antara dua

pihak atau lebih melalui tanya jawab mengenai suatu topik, dan dengan

sengaja diarahkan kepada satu tujuan yang dikehendaki. Dalam proses

pendidikan metode hiwar mempunyai dampak yang sangat mendalam

terhadap jiwa pendengar atau pembaca yang mengikuti topik percakapan

27 Ibid, h. 157-158

Page 44: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

28

dengan seksama dan penuh perhatian. Hal ini disebabkan oleh beberapa

hal sebagai berikut:

(1) Permasalahan yang disajikan sangat dinamis, karena kedua belah

pihak (pendidik dan peserta didiknya) langsung terlibat dalam

pembicaraannya secara timbal balik, sehingga tidak membosankan.

(2) Pembaca atau pendengar tertarik untuk terus mengikuti jalannya

percakapan itu dengan maksud dapat mengetahui kesimpulannya.

(3) Metode hiwar (dialog) dapat membangkitkan berbagai perasaan dan

kesan seseorang, yang akan melahirkan dampak pedagogis yang turut

membantu kukuhnya ide tersebut dalam jiwa pendengar/pembaca

serta mengerahkan kepada tujuan akhir pendidikan.

(4) Bila metode hiwar dilakukan dengan baik, memenuhi etika (akhlak)

Islam, maka cara berdialog, sikap orang yang terlibat itu akan

mempengaruhi peserta sehingga meninggalkan pengaruh berupa

pendidikan akhlak, sikap dalam berbicara, menghargai pendapat

oarang lain dan sebagainya.

b. Metode Qishah atau Cerita

Kisah berasal dari kata qashsha-yaqushshu-qishshatan, mengandung

arti potongan berita yang diikuti dan pelacak jejak. Dalam pelaksanaan

pendidikan karakter di sekolah, kisah sebagai metode pendukung

pelaksanaan pendidikan memiliki peranan yang sangat penting, karena

dalam kisah-kisah terdapat berbagai keteladanan dan edukasi. Hal ini

karena terdapat beberapa alasan yang mendukungnya yaitu:

(1) Kisah senantiasa memikat karena mengundang pembaca atau

pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya.

Selanjutnya makna-makna itu akan menimbulkan kesan dalam hati

pembaca atau pendengar tersebut.

(2) Kisah dapat menyentuh hati manusia, karena kisah itu menampilkan

tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh, sehingga pembaca atau

pendengar dapat menghayati dan merasakan isi kisah tersebut, seolah-

olah dia sendiri yang menjadi tokohnya.

Page 45: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

29

(3) Kisah qurani mendidik keimanan dengan cara; membangkitkan

berbagai perasaan seperti khauf, ridlo, dan cinta (hub); mengarahkan

seluruh perasaan sehingga bertumpuk pada suatu puuncak, yaitu

kesimpulan kisah melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah

itu sehingga ia terlibat secara emosional.

c. Metode Amtsal atau Perumpamaan

Metode perumpamaan ini baik digunakan oleh para guru dalam

mengajarkan peserta didiknya terutama dalam menanamkan karakter

kepada mereka. Cara penggunaan metode amtsal ini hampir sama dengan

metode kisah, yaitu dengan berceramah. Metode perumpamaan ini

mempunyai tujuan pedagogis diantaranya adalah sebagai berikut:

(1) Mendekatkan makna pada pemahaman.

(2) Mendidik akal supaya berpikir logis dan menggunakan qiyas

(silogisma) yang logis dan sehat.

(3) Perumpamaan merupakan motif yang menggerakkan perasaan

menghidupkan naluri yang selanjutnya menggugah kehendak dan

mendorong untuk melakukan amal yang baik dan menjauhi segala

kemunkaran.

d. Metode Uswah atau Keteladanan

Dalam penanaman karakter kepada peserta didik di sekolah,

keteladanan merupakan metode yang lebih efektif dan efisien. Karena

peserta didik (terutama pada usia pendidikan dasar dan menengah) pada

umumnya cenderung meneladani (meniru) guru atau pendidiknya. Hal ini

karena secara psikologis siswa memang senang meniru, tidak saja yang

baik, bahkan terkadang yang jeleknya pun mereka tiru.

Guru atau pendidik adalah orang yang menjadi panutan anak peserta

didiknya. Setiap anak mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua

tingkah laku orang tua ditiru oleh anak-anaknya. Karen itu orang tua perlu

memberikan keteladanan yang baik kepada anak-anaknya. Ketika akan

makan misalnya orang tua membaca basmalah, anak menirukannya.

Page 46: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

30

Tatkala orang tua shalat, anak diajak untuk melakukannya, sekalipun

mereka belum tahu cara dan bacaanya.

Untuk mendukung keterlaksanaan pendidikan karakter, satuan

pendidikan formal dan nonformal harus dikondisikan sebagai pendukung

utama kegiatan tersebut. Satuan pendidikan formal dan nonformal harus

menunjukkan keteladanan yang mencerminkan nilai-nilai karakter yang

ingin dikembangkan. Misalnya toilet yang selalu bersih, bak sampah ada

di berbagai tempat dan selalu dibersihkan, satuan pendidikan formal dan

nonformal terlihat rapi, dan alat belajar ditempatkan teratur.

e. Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah sesuatu yang sengaja dilakukan secara berulang-

ulang agar sesuatu itu dapat menjadi kebiasaan. Dalam pelaksanaan

pendidikan karakter, pembiasaan peserta didik akan lebih efektif jika

ditunjang dengan keteladanan dari tenaga pendidik dan tenaga

kependidikan lainnya. Oleh karenanya metode ini dalam pelaksanaannya

tidak akan terlepas dari keteladanan. Dimana ada pembiasaan maka disana

ada keteladanan. Kebiasaan yang dilakukan secara terus menerus ini yang

dalam teori pendidikan akan membentuk karakter.

f. Metode ‘Ibrah dan Mau’idah

‘Ibrah berarti suatu kondisi psikis yang menyampaikan manusia

kepada intisari sesuatu yang disaksikan, dihadapi dengan menggunakan

nalar yang menyebabkan hati mengakuinya. Adapaun kata mau’idah ialah

nasihat yang lembut yang diterima oleh hati dengan cara menjelaskan

pahala atau ancamannya.

g. Metode Targhib dan Tarhib (Janji dan Ancaman)

Targhib ialah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang

disertai dengan bujukan. Tarhib ialah ancaman karena dosa yang

dilakukan. Targhib dan Tarhib bertujuan agar orang mematuhi aturan

Allah. Akan tetapi keduanya mempunyai titik tekan yang berbeda. Targhib

Page 47: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

31

agar melakukan kebaikan yang diperintahkan Allah, sedangkan tarhib agar

menjauhi perbuatan jelek yang dilaran oleh Allah.28

9. Pengertian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Pendidikan

Agama dan Pendidikan Keagamaan, didalamnya dijelaskan bahwa

Pendidikan Agama adalah pendidikan yang mencakup pengenalan,

pemahaman, dan penanaman niali-nilai dalam kehidupan individual maupun

kemasyarakatan yang bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang

dimiliki manusia yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya

sebagai makhluk Tuhan.29

Sementara itu pengertian Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar

untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami, menghayati, dan

mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan

pelatihan dengan memperhatikan tuntutan untuk menghormati agama lain

dalam hubungan kerukunan antar umat beragama dalam masyarakat untuk

mewujudkan persatuan nasional.30 Banyak istilah untuk menyebut

pendidikan dalam Islam. Istilah-istilah yang berasal dari terminologi dalam

bahasa arab, diantaranya at-tarbiyah, at-ta’lim, at-ta’dib, dan ar-riaydhoh.

Setiap istilah tersebut memiliki makna yang berbeda, karena perbedaan teks

dan konteks kalimatnya, walaupun dalam hal-hal tertentu mempunyai

kesamaan makna.31

Adapun, beberapa tokoh dalam Islam memahami istilah pendidikan

Islam sebagai berikut:

a. Secara terminologi kata tarbiyah menurut al-Abrasyi memberikan

pengertian bahwa tarbiyah adalah mempersiapkan manusia agar hidup

dengan sempurna dan meraih kebahagiaan, mencintai tanah air, sehat

jasmani, berakhlakul karimah, cerdas dalam segala bidang, dapat

28 Heri Gunawan, Loc.Cit., h. 88-96 29 Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005, Tentang Standar Nasional Pendidikan,

(Dirjend Pendidikan Islam Depag. RI, 2006) h. 219 30 Muhaimin, Paradigma Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2008), h. 75-76 31 Ibid., h. 172

Page 48: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

32

berguna bagi dirinya dan masyarakat serta sopan santun dalam bertutur

kata.

b. Sedangkan ta’lim menurut Rasyid Ridha, merupakan proses tranmisi

berbagi ilmu pengetahuan dalam jiwa seseorang tanpa ada batas.

Pemaknaan ini didasarkan atas Q.S al-Baqarah (2): 31 tentang

pengajaran (‘allama) Tuhan kepada nabi Adam as.

c. Ta’dib menurut al-Attas adalah pengenalan dan pengakuan yang tepat

dari segala sesuatu di dalam tatanan penciptaan sedemikian rupa,

sehingga dapat membimbing kearah pengenalan dan pengakuan

kekuasaan serta keagungan Tuhan di dalam tatanan wujud dan

keberadaannya.

d. Menurut al-Bastani riyadhah dalam konteks pendidikan berarti

mendidik jiwa anak dengan akhlak yang mulia. Pengertian ini dalam

tasawuf bermakna latihan rohani dengan cara menyendiri pada hari-

hari tertentu untuk melakukan ibadah dan tafakur mengenai hak dan

kewajibannya.32

Berdasarkan definisi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud dengan Pendidikan Agama Islam adalah suatu aktivitas atau usaha-

usaha tindakan dan bimbingan yang dilakukan secara sadar dan sengaja serta

terencana yang mengarah pada terbentuknya kepribadian anak didik yang

sesuai dengan norma-norma yang ditentukan oleh ajaran agama Islam.

Mengamalkan ajaran agama Islam dari sumber utamanya yaitu kitab suci al-

Quran dan al-Hadits, melalui kegiatan bimbingan, pengajaran latihan, serta

penggunaan pengalaman.

Pembelajaran merupakan terjemahan dari kata “instruction” yang dalam

bahasa Yunani disebut instructus atau “intruere”yang berarti menyampaikan

pikiran, dengan demikian arti instruksional adalah menyampaikan pikiran

atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.33 Kegiatan

32 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2006), h. 14-15 33 Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran:landasan dan Aplikasinya, (Jakarta:

Rineka Cipta, 2008), h. 265

Page 49: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

33

belajar dirancang untuk memberikan pengalaman belajar yang melibatkan

proses mental dan fisik melalui interaksi antar peserta didik, peserta didik

dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya dalam rangka

pencapaian kompetensi dasar. Pembelajaran adalah kegiatan dimana guru

melakukan peranan-peranan tertentu agar siswa dapat belajar untuk mencapai

tujuan pendidikan yang diharapkan.34

Pembelajaran dalam konteks pendidikan merupakan aktivitas pendidikan

berupa pemberian bimbingan dan bantuan rohani bagi yang masih

memerlukan. Selain itu, pembelajaran merupakan suatu proses

membelajarkan peserta didik agar dapat mempelajari sesuatu yang relevan

dan bermakna bagi diri mereka, disamping itu, juga untuk mengembangkan

pengalaman belajar dimana peserta didik dapat secara aktif menciptakan apa

yang sudah diketahuinya dengan pengalaman yang diperoleh. Dan kegiatan

ini akan mengakibatkan peserta didik mempelajari sesuatu dengan cara lebih

efektif dan efisien.35

Dalam pengertian lain, pembelajaran adalah suatu sistem yang bertujuan

untuk membantu proses belajar peserta didik, yang berisi serangkaian

peristiwa yang dirancang, disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan

mendukung terjadinya proses belajar peserta didik yang bersifat internal.

Dapat dikatakan pembelajaran merupakan segala upaya untuk menciptakan

kondisi dengan sengaja agar tujuan pembelajaran dapat dipermudah

(facilitated) pencapaiannya.36 Sedangkan Pembelajaran Pendidikan Agama

Islam adalah suatu upaya membuat peserta didik dapat belajar, butuh belajar,

terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari

agama Islam, baik untuk kepentingan mengetahui bagaimana cara beragama

yang benar maupun mempelajari Islam sebagai pengetahuan yang

34 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2014), Cet. 16, h.

201 35 Muhaimin dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), h. 157 36 Bambang Warsita, Op.Cit, h. 266

Page 50: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

34

mengakibatkan beberapa perubahan yang relatif tetap dalam tingkah laku

seseorang yang baik dalam kognitif, afektif, dan psikomotorik.37

10. Ruang Lingkup Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Sebagaimana diketahui, inti ajaran agama Islam ruang lingkupnya

meliputi masalah keimanan (aqidah), masalah keislaman (syariah), dan

masalah ikhsan (akhlak).

a. Aqidah

Aqidah adalah bersifat i’tiqad batin, mengajarkan keesaan Allah, Esa

sebagai Tuhan yang mencipta, mengatur, dan meniadakan alam ini.

b. Syari’ah

Syari’ah adalah berhubungan dengan amal lahir dalam rangka

mentaati peraturan dan hukum Tuhan, guna mengatur hubungan antara

manusia dengan Tuhan dan mengatur pergaulan hidup dan kehidupan

manusia.

c. Akhlak

Akhlak adalah suatu amalan yang bersifat pelengkap penyempurna

bagi kedua amal di atas dan yang mengajarkan tentang cara pergaulan

hidup manusia.38

Dari tiga inti ajaran pokok tersebut, lahirlah beberapa keilmuan Agama

yaitu, Ilmu Tauhid, Ilmu Fiqih dan Ilmu Akhlak. Ketiga ilmu pokok Agama

ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan dasar hukum Islam yaitu Al-

Qur’an dan Al-Hadits serta ditambah lagi dengan Sejarah Islam (Tarikh)

sehingga secara berurutan sebagai berikut:

a. Ilmu Tauhid/Keimanan

Ilmu keimanan ini banyak membicarakan tentang kalamullah dan

banyak berbicara tentang dalil dan bukti kebenaran wujud dan keesaan

Allah. Beriman kepada Tuhan Yang Maha Esa, berarti percaya dan yakin

wujud-Nya yang esa, yakin akan sifat-sifat ketuhanan-Nya yang maha

37 Abdul Majid dan Dina Andayani, Op.Cit., h. 132 38 Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As.Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan Agama,

(Usaha Nasional: Surabaya, 1981), h. 60

Page 51: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

35

sempurna; yakin bahwa Dia maha kuasa dan berkuasa mutlak pada alam

semesta dan seluruh makhluk ciptaan-Nya.

b. Ilmu Fiqih

Ilmu pengetahuan yang membicarakan atau membahas dan memuat

hukum-hukum Islam yang bersumber pada Al-Qur’an, Sunnah, dan dalil-

dalil Syar’i.

c. Al-Qur’an

Al-Qur’an ini menempati suatu ilmu tersendiri yang dipelajari secara

khusus. Membaca Al-Qur’an adalah suatu ilmu yang mengandung seni,

seni baca Al-Qur’an. Al-Qur’an ialah wahyu Allah yang dibukukan, yang

diturunkan kepada Nabi Muhammad saw, sebagai suatu mukjizat,

membacanya dianggap suatu ibadat, sumber utama ajaran Islam.

d. Al-Hadits

Hadits ialah segala sesuatu yang bersumber dari Nabi Muhammad

saw, baik berupa perkataan, perbuatan, ketetapan, ataupun sifat

fisik/kepribadian. Adapun ilmu yang dapat digunakan untuk mempelajari

hadits diantaranya ialah dari segi wurudnya, dari segi matan dan

maknanya, dari segi riwayat dan dirayahnya, dari segi sejarah dan tokoh-

tokohnya, dari segi yang dapat dianggap dalil atau tidaknya; dan dari segi

istilah-istilah yang digunakan dalam menilainya.

e. Akhlak

Akhlak ialah suatu istilah tentang bentuk batin yang tertanam dalam

jiwa seseorang yang mendorong ia berbuat (bertingkah laku). Demikian

pula ilmu akhlak yang dipelajari orang hanyalah gejalanya. Gejala itu

merupakan tingkah laku yang berhulu dari keadaan jiwa (bentuk batin

seseorang).39

39 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (PT.Bumi Aksara: Jakarta,

1995), h. 66

Page 52: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

36

f. Tarikh Islam

Tarikh Islam disebut juga ilmu Sejarah Islam yaitu ilmu yang

mempelajari tentang sejarah yang berhubungan dengan pertumbuhan dan

perkembangan umat Islam.40

11. Karakteristik Pendidikan Agama Islam

Setiap mata pelajaran tentunya memiliki ciri-ciri khas atau karakteristik

tertentu yang membedakan dengan mata pelajaran lain, begitu pula dengan

Pendidikan Agama Islam. Adapun ciri khas ataupun karakteristik mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Pendidikan Agama Islam merupakan rumpun mata pelajaran yang

dikembangkan dari ajaran-ajaran pokok (dasar) yang terdapat dalam

agama Islam dan merupakan mata pelajaran pokok yang tidak dapat

dipisahkan dari ajaran Islam dengan tujuan mengembangkan moral dan

kepribadian peserta didik.

b. Tujuan Pendidikan Agama Islam adalah terbentuknya peserta didik

yang beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, berbudi pekerti yang

luhur (berakhlak mulia), memiliki pengetahuan tentang ajaran pokok

Agama Islam dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, serta

memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam tentang Islam sehingga

memadai baik untuk kehidupan bermasyarakat maupun untuk

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

c. Pendidikan Agama Islam, sebagai sebuah program pembelajaran,

diarahkan pada : (1) Menjaga aqidah dan ketaqwaan peserta didik, (2)

Menjadi alasan untuk lebih rajin mempelajari ilmu-ilmu lain yang

diajarkan di madrasah, (3) mendorong peserta didik untuk kritis, kreatif

dan inovatif (4) menjadi landasan perilaku dalam kehidupan sehari-hari

di masyarakat.

d. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak hanya menekankan aspek

kognitif saja, tetapi juga efektif dan psikomotoriknya.

40 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam, (PT.Bumi Aksara: Jakarta,

1995), h. 66

Page 53: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

37

e. Isi mata pelajaran Pendidikan Agama Islam didasarkan dan

dikembangkan dari ketentuan-ketentuan yang ada dalam dua sumber

pokok ajaran agama islam, yaitu Al-Qur’an dan sunnah nabi

Muhammad SAW (dalil naqli) dan juga diperkaya dengan hasil-hasil

istinbath atau ijtihad (dalil aqli) para ulama sehingga lebih rinci dan

mendetail.

f. Materi Pendidikan Agama Islam dikembangkan dari tiga kerangka

dasar ajaran Islam, yaitu konsep iman, syari’ah dari konsep Islam, dan

akhlak dari konsep ihsan. Dari ketiga konsep dasar itulah berkembang

berbagai kajian keIslaman, termasuk kajian-kajian yang terkait dengan

ilmu, tekhnologi, seni dan budaya.

g. Output program pembelajaran Pendidikan Agama Islam di sekolahan

adalah terbentuknya peserta didik yang memiliki akhlak mulia (budi

pekerti yang luhur) yang merupakan misi utama diutusnya Nabi

Muhammad SAW di dunia ini. Pendidikan akhlak adalah jiwa

pendidikan dalam Islam, sehingga pencapaian akhlak mulia (karimah)

adalah tujuan sebenarnya dari pendidikan. Jika dikaitkan dengan

hubungan pembelajaran yang lainnya, maka perlu ditegaskan bahwa

pembelajaran Pendidikan Agama Islam tidak identik dengan manfikan

pendidikan jasmani dan pendidikan akal. Keberadaan program

pembelajaran yang lain juga menjadi kebutuhan bagi para peserta didik

yang tidak mungkin dapat diabaikan. Untuk itu dalam pencapaian

akhlak mulia perlunya tanggung jawab dari semua pihak termasuk

pembelajaran non-PAI dan pendidik lainnya. Hal Ini berarti, meskipun

akhlak itu tampaknya hanya menjadi muatan pembelajaran Pendidikan

Agama Islam, namun pembelajaran lain juga perlu mengandung

muatan akhlak. Lebih dari itu, semua pendidik harus memperhatikan

akhlak peserta didik dan berupaya menanamkannya dalam setiap proses

Page 54: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

38

pembelajaran. Jadi, pencapaian akhlak mulia tidak cukup hanya melalui

pembelajaran Pendidikan Agama Islam.41

12. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

Tujuan pendidikan merupakan seperangkat hasil yang harus di capai oleh

peserta didik setelah mengikuti pembelajaran. Rangkaian kegiatan

pendidikan yang diikuti melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan,

kesemuanya diarahkan untuk tercapainya tujuan pendidikan. Pendidikan

diselenggarakan tentu saja memiliki tujuan yang ingin dicapai terhadap

peserta didik, demikian pula pembelajaran Pendidikan Agama Islam memiliki

tujuan spesifik.

Secara umum, tujuan pendidikan nasional yang hendak dicapai,

sebagaimana tersebut dalam Undang-undang No 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan Nasional, dirumuskan sebagai berikut: “Pendidikan

Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar

menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Adapun secara khusus tujuan pendidikan Islam menurut Imam Al-

Ghazali menjelaskan bahwa ada dua tujuan pokok pendidikan Islam yaitu; (1)

untuk mencapai kesempurnaan manusia dalam mendekatkan diri kepada

Tuhan; dan (2) untuk mencapai kesempurnaan hidup manusia dalam menjalin

hidup dan penghidupan guna mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Ibnu

Khaldun mengemukakan bahwa tujuan pendidikan Islam mempunyai dua

tujuan pokok, pertama; tujuan keagamaan yaitu beramal sesuai dengan

tuntutan agama, kedua; tujuan ilmiyah sebagai bekal hidup untuk mengarungi

penghidupannya di dunia ini. Dapat disimpulkan bahwa tujuan utama

pendidikan Islam adalah untuk membentuk insan kamil atau manusia

41 Nazarudin, Op.Cit., h. 13-15

Page 55: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

39

sempurna yakni dapat berperan sebagai hamba Allah yang benar dan juga

sebagai khalifah Allah di bumi yang mampu memakmurkan bumi bagi

kehidupan manusia dan rahmat bagi alam sekitarnya.

Dalam Undang-undang pendidikan Nasional secara jelas telah

dinyatakan bahwa pendidikan membentuk manusia yang beriman dan

bertaqwa. Demikian pula dengan tujuan yang hendak di capai dalam

pendidikan Islam yaitu menciptakan insan kamil. Dengan mengacu pada

yuridis di atas, maka tugas guru adalah bagaimana dapat mewujudkan cita-

cita Nasional dan juga yang lebih utama cita-cita Islam, sesuai dengan standar

kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang telah diataur oleh

pemerintah.42

B. Hasil Penelitin Relevan

1. Ismi Latifah, Implementasi Pendidikan Karakter Pada Mata Pelajaran PAI

Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Kediri 2, Skripsi UIN Maulana Malik

Ibrahim, Malang, 2015. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dekriptif kualitatif, dimana riset yang bersifat deskriptif (menggambarkan)

dan menggunakan analisis dengan metode pengumpulan data melalui

observasi, wawancara, dan dokumentasi yang kemudian dianalisis dengan

cara mereduksi data yang tidak relevan, memaparkan data dan menarik

kesimpulan. Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang saat ini

sedang saya teliti adalah sama-sama membahasan tentang bagaimana

implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI dan membahas

apa saja faktor pendukung dan penghambatnya, namun perbedaannya dalam

penelitian ini adalah dengan menambahkan pembahasan bagaimana

pengembangan implementasi pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI.

2. Rini Sutra Dewi, Implementasi Pendidikan Karakter Dalam Mata Pelajaran

Pendidikan Agama Islam Kelas X Di SMA Sultan Mahmud Badaruddin

Palembang, Skripsi UIN Raden Fatah, Palembang, 2017. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu menguraikan,

42 Darwin Syah, Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam (Jakarta:

Gaung Persada Press, 2007), h. 5.

Page 56: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

40

menggambarkan, dan menjelaskan data yang yang didapat dari hasil

penelitian kemudian diambil kesimpulan sebagai hasil dari analisis.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang saat ini sedang saya

teliti adalah sama-sama membahasan tentang bagaimana implementasi

pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI dan membahas apa saja faktor

pendukung dan penghambatnya, namun perbedaannya dalam penelitian ini

adalah dengan menambahkan penjelasan hubungan antara pendidikan

karakter dengan pendidikan agama islam.

3. Miftakul Sakdiyah, Implementasi Pendidikan Karakter Pada Pembelajaran

PAI Di SMPN 3 Kedungwaru Tulungagung, Skripsi IAIN Tulungagung,

2019. Metode yang diguakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif.

Persamaan dari penelitian ini dengan penelitian yang saat ini sedang saya

teliti adalah sama-sama membahasan tentang bagaimana implementasi

pendidikan karakter dalam pembelajaran PAI dan membahas apa saja faktor

penghambatnya, namun perbedaannya dalam penelitian ini adalah dengan

menambahkan penjelasan bagaimana dampak dari implementasi pendidikan

karakter dalam pembelajaran PAI.

Page 57: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

41

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini berlokasi di SMP Islamiyah Ciputat yang berlokasi di jalan Ki

Hajar Dewantara No.23, RT.1/RW.6, Ciputat, Kec. Ciputat, Kota Tangerang

Selatan, Banten. Dan waktu penelitian dilakukan pada bulan November 2019

sampai bulan Desember 2019.

B. Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November 2019 sampai Desember

2019, adapun sekolah tempat penelitian ini di SMP Islamiyah Ciputat yang

berlokasi di jalan Ki Hajar Dewantara No.23, RT.1/RW.6, Ciputat, Kec. Ciputat,

Kota Tangerang Selatan, Banten. Yang akan diteliti disini adalah aktivitas guru,

aktivitas belajar siswa, bagaimana respon siswa terhadap Implementasi

Pendidikan Karakter yang digunakan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam

proses pembelajaran. Adapun yang berperan dalam penelitian ini, meliputi;

peneliti sendiri, Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat, guru mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam, dan siswa kelas VIII (Delapan).

C. Metode Penelitian

Metode di sini diartikan sebagai suatu cara atau teknis yang dilakukan dalam

proses penelitian. Sedangkan “penelitian” itu sendiri diartikan sebagai upaya

dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk memperoleh fakta-fakta

dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis untuk mewujudkan

kebenaran.1

Jadi, yang dimaksud dengan Metode penelitian merupakan rangkaian cara

atau kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar,

pandangan-pandangan filosofis dan ideologis, pertanyaan dan isu-isu yang

1 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),

h. 24

Page 58: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

42

dihadapi. Beberapa peneliti menyebutnya sebagai tradisi penelitian (research

traditions).

Suatu metode penelitian memiliki rancangan penelitian tertentu, rancangan

ini menggambarkan prosedur atau langkah-langkah yang harus ditempuh, waktu

penelitian, sumber data dan kondisi arti apa data dikumpulkan, dan dengan cara

bagaimana data tersebut dihimpun dan diolah.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan

kualitatif, yaitu suatu penelitian yang ditujukan untuk mendeskripsikan dan

manganalisis fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap kepercayaan, persepsi,

pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Beberapa deskripsi

digunakan untuk menemukan prinsip-prinsip dan penjelasan yang mengarah

pada penyimpulan. Penelitian kualitatif bersifat induktif, peneliti membiarkan

permasalahan-permasalahan muncul dari data atau dibiarkan terbuka untuk

interpretasi. Tujuannya adalah menggambarkan dan mengungkap. Sedangkan

desain penelitiannya adalah case study (studi kasus) merupakan metode untuk

menghimpun dan menganalisis data berkenaan dengan suatu kasus.2 Dan field

research (penelitian lapangan) adalah penelitian yang dilakukan dengan cara

mengumpulkan data-data dari lapangan melalui pengamatan langsung.3

D. Prosedur Pengumpulan dan Pengolahan Data

Mengumpulkan data berarti mencatat peristiwa, karakteristik, elemen, nilai

suatu variabel. Hasil penelitian ini menghasilkan data mentah yang kegunaannya

masih terbatas. Oleh karena itu agar data mentah lebih berguna harus diolah,

disarikan, disederhanakan dan dianalisis untuk diberi makna.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian kualitatif

adalah:

1. Observasi

Agar diperoleh data penelitian yang relevan dengan tujuan penelitian

diperlukan prosedur pengumpulan data yang akurat. Prosedur penelitian data

2 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2006), h. 60-77 3 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito, 2001), h. 8

Page 59: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

43

yang digunakan dalam penelitian ini adalah melakukan langkah-langkah:

observasi, wawancara, dokumentasi dan triangulasi/gabungan untuk

memperoleh data yang ada di tempat penelitian.

Observasi merupakan salah satu teknik pengumpulan data dalam

pendekatan penelitian kualitatif. Observasi merupakan langkah awal yang

dilakukan peneliti. Dalam observasi ini peneliti akan melihat langsung

kegiatan kegiatan sehari-hari yang dilakukan oleh pihak yang terkait

penelitian. Dalam penelitian ini ialah semua yang mencakup ruang lingkup

sekolah. Hasil observasi ini akan digunakan untuk sumber data penelitian.

Dalam observasi, ada tiga komponen yang menjadi obyek penelitian,

yaitu: Place (Tempat), Actor (pelaku) dan Activities (aktivitas).4 Dalam

peneitian ini, peneliti melakukan observasi langsung ke lapangan yaitu di

SMP Islamiyah Ciputat.

a. Place (tempat)

Tempat yang menjadi obyek penelitian ini ialah SMP Islamiyah

Ciputat, yang berolaksi di jalan Ki Hajar Dewantara No.23, RT.1/RW.6,

Ciputat, Kec. Ciputat, Kota Tangerang Selatan, Banten.

b. Actor (pelaku)

Pelaku yang diobservasi dalam penelitian ini adalah guru mata

pelajaran PAI dan para siswa di SMP Islamiyah Ciputat. Jumlah guru mata

pelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah ini berjumlah 4

orang. Penelitian ini mengambil kelas VIII, kelas yang diajarkan sebanyak

5 kelas dalam seminggu. Masing-masing kelas mendapat pelajaran PAI 2

jam pelajaran dalam seminggu.

Adapun jumlah siswa SMP Islamiyah Ciputat pada tahun ajaran

2018/2019 sebanyak 505 siswa, 261 laki-laki dan 244 perempuan. Dan

jumlah siswa kelas VIII sebanyak 163 siswa, 86 laki-laki dan 77

perempuan.

4 Sugiyono, Metode Peneltian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta,

2012), Cet. 15, h. 228

Page 60: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

44

c. Activities (aktivitas)

Aktivitas yang diamati dalam penelitian ini adalah seluruh kegiatan

pembelajaran guru PAI yang mengimplementasikan pendidikan berbasis

nilai karakter pada siswa. Para guru di SMP Islamiyah Ciputat ini, hadir di

sekolah pada pagi hari sebelum pukul 06.30 WIB. Pada pagi hari sebelum

kegiatan belajar mengajar dimulai, para guru selalu melakukan breafing di

ruang guru yang dipandu oleh kepala sekolah, dan berdo’a bersama yang

dipimpin oleh salah satu guru secara bergilir agar dilancarkan dalam

kegiatan belajar mengajar. Setiap jum’at pagi sebelum kegiatan belajar

mengajar dimulai, para guru dan seluruh siswa melakukan dzikir bersama

di lapangan.

Kegiatan pembelajaran di kelas dimulai pada pukul 07.00 WIB, ketika

bel pembelajaran berbunyi para guru memasuki kelasnya masing-masing.

Jika tidak ada jam mengajar atau waktu istirahat tiba para guru masuk ke

ruangan guru dan duduk di mejanya masing-masing. Ketika waktu shalat

zhuhur tiba, para guru dan siswa melaksanakan shalat secara berjama’ah.

Sebagaian dari guru memiliki jadwal menjadi imam masing-masing untuk

memimpin shalat berjama’ah.

2. Wawancara

Wawancara yang akan digunakan adalah wawancara tak terstruktur.

Wawancara ini mirip dengan percakapan informal. Metode ini bertujuan

untuk memperoleh bentuk-bentuk informasi tertentu dari semua informan,

tetapi susunan kata dan urutannya disesuaikan dengan ciri-ciri setiap

responden. Wawancara dilakukan guna mengubah data menjadi informasi

secara langsung yang diberikan oleh seseorang (subjek). Pendekatan ini

memungkinkan untuk mengukur apa yang diketahui oleh seseorang

(pengetahuan dan informasi), apa yang disesuaikan dan apa yang tidak

disesuaikan oleh seseorang. Dalam teknik wawancara tak terstruktur ini,

peneliti melakukan wawancara berbentuk dialog dengan informan, dengan

tetap berpatokan kepada sejumlah pertanyaan yang telah disiapkan.

Page 61: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

45

Dalam wawancara ini, peneliti melibatkan Kepala sekolah SMP

Islamiyah Ciputat yaitu Sarmuji S.Ag, dan guru mata pelajaran PAI yaitu

Nurwahdah, S.Ag.

3. Dokumentasi

Metode dokumentasi merupakan sumber non manusia, sumber ini adalah

sumber yang cukup bermanfaat sebab telah tersedia sehingga akan relatif

murah pengeluaran biaya untuk memperolehnya, dokumentasi merupakan

sumber yang stabil dan akurat sebagai cermin situasi/kondisi yang sebenarnya

serta dapat dianalisis secara berulang-ulang dengan tidak mengalami

perubahan.5 Dan dokumentasi disini berupa foto-foto, silabus dan rpp dari

guru PAI.

4. Angket

Angket merupakan suatu alat pengumpul informasi dengan cara

menyampaikan sejumlah pertanyaan tertulis untuk menjawab secara tertulis

pula oleh responden.6 Angket yang akan disebar adalah di kelas VIII karena

jumlah siswanya lebih dari 100 orang, maka peneliti menyebarkan angket

hanya kepada sebagian kelas yakni kelas VIII 2, dan VIII 3.

Adapun kisi-kisi angket penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1: Kisi-Kisi Angket

Variabel Indikator Nomor

Soal

Jumlah

Item

Nilai-Nilai

Pendidikan

Karakter

1. Religius

2. Jujur

3. Toleransi

4. Disiplin

5. Kerja keras

6. Kreatif

7. Mandiri

8. Bersahabat/komunikatif

9. Peduli sosial

10. Tanggung jawab

1,2

3,4

5,6

7,8

9,10

11,12

13,14

2

2

2

2

2

2

2

5 UIN Syarif Hidayatullah, Pedoman Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

(Jakarta: KAN, 2013), h. 65-67 6 Margono, S, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rinek Cipta, 2010), Cet. 8, h.

167

Page 62: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

46

15,16

17,18

19,20

2

2

2

Untuk angket, data diolah dengan cara:

a. Editing, yaitu memeriksa kembali jawaban daftar pertanyaan yang

diserahkan oleh responden. Kemudian angket tersebut diperiksa satu

persatu, tujuannya untuk mengurangi kesalahan atau kekurangan yang ada

pada daftar pertanyaan yang telah diselesaikan. Jika ada jawaban yang

diragukan atau tidak dijawab, maka penulis menghubungi responden yang

bersangkutan untuk menyempurnakan jawabannya.

b. Scoring, yaitu merupakan tahap pemberian skor terhadap butir-butir

pernyataan yang terdapat dalam angket. Dalam pengambilan angket

menggunakan skala likert, yaitu: Selalu, Sering, Kadang-kadang, dan

Tidak Pernah, yang harus dipilih oleh responden. Maka penulis melakukan

perhitungan skor rata-ratanya dengan ketentuan sebagai berikut:

Tabel 3.2: Skor Alternatif Jawaban

Pilihan Jawaban Skor Pernyataan

Positif (+) Negatif (-)

Selalu (S)

Sering (S)

Kadang-Kadang (KK)

Tidak Pernah (TP)

4

3

2

1

1

2

3

4

(1) Alternatif jawaban A, dengan bobot nilai 4

(2) Alternatif jawaban B, dengan bobot nilai 3

(3) Alternatif jawaban C, dengan bobot nilai 2

(4) Alternatif jawaban D, dengan bobot nilai 1

c. Tabulating, yaitu proses memindahkan jawaban ke dalam tabel, sehingga

diketahui perhitungan presentasenya.

Page 63: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

47

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data secara

kuantitatif yang dinamakan deskripsi analisis, yaitu menggambarkan apa

adanya. Langkah pertama adalah membuat tabel frekuensi dan kemudian

dilengkapi dengan presentase. Dalam hal ini penulis menggunakan rumus

sebagai berikut:

P = 𝑭

𝑵 X 100%

Keterangan:

P = Angka persentasi untuk setiap jawaban

F = Frekuensi untuk setiap jawaban

N = Jumlah Responden

100% = Bilangan tetap (konstanta)

Dalam menetapkan ada tidaknya implementasi pendidikan karakter pada

pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMP Islamiyah Ciputat, maka

peneliti menentukan kriteria data-data kualitatif berdasarkan nilai-nilai

angket yaitu:

Tabel 3.3: Skala Persentase

NO Persentase Penafsiran

1 100% Seluruhnya

2 90%-99% Hampir seluruhnya

3 60%-89% Sebagian besar

4 51%-59% Lebih dari setengah

5 50% Setengahnya

6 40%-49% Hampir setengahnya

7 10%-39% Sebagian kecil

8 1%-9% Sedikit kecil

9 0% Tidak sama sekali

Page 64: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

48

E. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Dalam pendekatan metode penelitian kualitatif, pemeriksaan dan

pengecekan keabsahan data dapat dilakukan dengan teknik-teknik sebagai

berikut: Credibility dan Transferability, Dependability atau Auditability serta

Confirmability.7 Dalam Credibility dan Transferability (kredibilitas data) atau

kepercayaan terhadap dat hasil penelitian disini dilakukan dengan melakukan

triangulasi dengan sumber yang akan digunakan untuk membandingkan dan

mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui

waktu dan alat yang berbeda. Hal ini akan digunakan dengan jalan; 1)

membandingkan data hasil pengamatan dengan hasil wawancara, 2)

membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan, 3)

membandingkan hasil wawancara dengan angket, pengamatan dan observasi.

Langkah selanjutnya peneliti mengecek data yang diperoleh dari pemberi

sumber data. Peneliti berdiskusi dengan pemberi sumber data mengenai data

yang telah dikumpulkan. Setelah berdiskusi maka hasil yang diperoleh ialah

bahwa tidak ada perbedaan antara data yang diperoleh dari pemberi data dengan

data yang ada. Setelah melakukan uji kredibilitas, peneliti melakukan

Dependability atau reliabilitas serta Confirmability yaitu data yang ditemukan

dianalisis kembali.

F. Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan mencatat, mengumpulkan, dan berpikir

untuk menemukan pola, sesuatu yang penting, serta memutuskan tentang apa

yang dapat dipublikasikan. Hal tersebut, sejalan dengan pendapat Bogdan &

Biklen bahwa, “Analisis data kualitatif adalah upaya untuk bekerja dengan data,

mengor-ganisir data, serta memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat

dikelola untuk menemukan pola dan sesuatu yang penting dari data yang

diperoleh, sehingga mampu menentukan data yang dapat dipublikasikan”.8

7 Tim Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jakarta:

FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2011), h. 61-66 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2014), h. 157

Page 65: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

49

Analisis data penelitian kualitatif bersifat interaktif, berlangsung dalam

lingkaran yang saling tumpang tindih. Langkah-langkahnya biasa disebut

strategi pengumpulan dan analisis data, teknik yang digunakan fleksibel,

tergantung pada strategi terdahulu yang digunakan dan data yang telah

diperolah. Secara umum langkah-langkahnya ada kesamaan antara satu

penelitian dengan penelitian lainnya, tetapi di dalamnya ada variasi.9

Analisis data yang akan dipergunakan dalam penelitian kualitatif adalah

model analisis data mengalir (flow model), yakni:

1. Pengumpulan data

Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,

wawancara dan studi dokumentasi yang merupakan catatan lapangan yang

terkait dengan pertanyaan dan tujuan penelitian.

2. Reduksi data

Menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yakni dari

pengamatan, wawancara, dan dokumentasi. Setelah dibaca, dipelajari, maka

langkah selanjutnya adalah mengadakan reduksi data. Yaitu proses

menyeleksi, memfokuskan, menyederhanakan data mentah yang diperoleh

dari hasil penelitian dan dilakukan selama penelitian berlangsung.

3. Penyajian data

Sekumpulan informasi yang memungkinkan peneliti melakukan

penarikan kesimpulan. Yaitu berupa teks naratif yang menceritakan panjang

lebar temuan penelitian. Namun, untuk teks naratif tertentu, ada yang

dialihkan menjadi bentuk gambar, bagan, dan tabel.

4. Penarikan kesimpulan

Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya disajikan, maka

langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik kesimpulan

atau verifikasi. Analisisnya menggunakan model interaktif.

9 Nana Syaodih Sukmadinata, Op,Cit., h. 114

Page 66: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

50

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum SMP Islamiyah Ciputat

1. Sejarah singkat SMP Islamiyah Ciputat

SMP Islamiyah merupakan lembaga pendidikan yang berada dibawah

naungan sebuah Yayasan Islamiyah telah ada sejak tanggal 12 Mei 1965,

namun baru mendapatkan status hukum pada tanggal 5 Agustus tahun 1976

bertepatan dengan tanggal 1 Ramadhan 1398 Hijriyah, berdasarkan akta

No.16 tanggal 11 Agustus 1978. Yang berdiri diatas lahan tanah seluas 1.600

m². Bertempat di Jalan Ki Hajar Dewantara No. 23 Ciputat Tangerang

Banten. Pendirinya yakni:

1. Drs. H. Zarkasih, MA sebagai Ketua

2. H. Abdul Munir, BA sebagai Wakil Ketua

3. A. Saiful Millah, BA sebagai Sekretaris I

4. Arifin Bin Ishak, BA sebagai Sekretaris II

5. M. Anwar Nur sebagai Bendahara I

6. Ny. Muniroh Nur sebagai Bendahara II

7. M. Yusuf Taujiri, sebagai Anggota

8. Ahmad Basyari, BA sebagai Anggota

9. Djajadi Adnan, BA sebagai Anggota

Yayasan Islamiyah pada mulanya mendirikan sekolah yang berfokus

pada pendidikan Guru Agama PGA, namun seiring dengan perkembangan

jaman dan keadaan lingkungan Yayasan Islamiyah menyelenggarakan juga

SMEA I, TK Cendrawasih Cimanggis, yang dimulai tahun pelajaran

1980/1981.1

Sejalan dengan perkembangan jaman yang semakin maju dan permintaan

masyarakat semakin meningkat sehingga dalam perkembangan pendidikan

pun semakin berkembang. Mengingat perkembangan tersebut, Yayasan

1 Dokumen SMP Islamiyah Ciputat

Page 67: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

51

Islamiyah pun berupaya untuk mengembangkan diri dengan

menyelenggarakan sekolah-sekolah yang sesuai dengan kebutuhan

masyarakat. Maka, berdirilah sekolah MTs, SMP, dan Juga SMK, Madrasah

Aliyah Islamiyah. SMP Islamiyah ini dikukuhkan pada tanggal 06 Januari

1969 dengan Nomor: 326I.02.4R.1983. dengan proses belajar mengajar

dilaksanakan dengan pagi dan siang.

2. Visi, Misi, dan Tujuan SMP Islamiyah Ciputat

a. Visi

Terbentuknya insan islami yang cerdas dan mandiri yang

berlandaskan paham ahlussunnah wal jama’ah.

b. Misi

(1) Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan islami yang

berdasarkan Al-Qur’an dan Hadits

(2) Mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa yang berlandaskan

Ahlussunnah Wal Jama’ah.

(3) Mewujudkan manusia yang berkarakter, kompetitif dan mandiri.

(4) Menerapkan pendidikan aktif kreatif yang berwawasan kebangsaan

dan kepedulian pada lingkungan.

(5) Melaksanakan pemberantasan buta huruf Al-Qur’an dengan

mengembangkan pendidikan yang berorientasi pada baca tulis Al-

Qur’an.2

3. Guru dan Tenaga Kependidikan SMP Islamiyah

Tabel 4.1: Daftar guru dan tenaga kependidikan SMP Islamiyah

Ciputat

No Nama Status

Kepegawaian Jurusan/Prodi

1 Ade Laily Suryani, S.Ag GTY/PTY Pendidikan

Kewarganegaraan

(PKn)

2 Dokumen SMP Islamiyah Ciputat

Page 68: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

52

2 Anggi Pranata, S.Pd GTY/PTY Bahasa Inggris

3 Aulia Herdiana Puspa

Sari, M.Pd

Guru Honor

Sekolah

Bahasa Indonesia

4 Bagus Hartono, S.Pd Guru Honor

Sekolah

Pendidikan

Jasmani dan

Kesehatan

5 Dede Suryadi, S.E GTY/PTY Ekonomi

6 Denny Prasetyo, S.E GTY/PTY Ekonomi

7 Dra. Wiwin Alawiyah GTY/PTY Pendidikan

Kewarganegaraan

(PKn)

8 Endang Jupriatna, S.E GTY/PTY Ekonomi

9 Faiz Fikri, S.Ag GTY/PTY Pendidikan

Agama Islam

10 Husen Sakilin, S.Pd Honor Daerah

TK.II Kab/Kota

Matematika

11 Ida Farida, M.Pd GTY/PTY Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA)

12 Lina Muzaimah, S.Pd GTY/PTY Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA)

13 Lisa Purnamasari, S.Pd GTY/PTY Bahasa Indonesia

14 M. Amim, S.Ag GTY/PTY Pendidikan

Agama Islam

15 M. Toyib Hafiz, S.Kom Guru Honor

Sekolah

Teknologi

Informasi dan

Komunikasi

(TIK)

16 Mega Nurwulan, S.Pd GTY/PTY Bahasa Inggris

17 Muawanah, S.Pd GTY/PTY Bahasa Inggris

Page 69: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

53

18 Mudalih, S.Ag PNS

Diperbantukan

Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)

19 Muhammad Gebes

Toyalisi, S.Si Guru Honor

Sekolah

Pendidikan

Agama Islam

20 Nurwahdah, S.Ag GTY/PTY Pendidikan

Agama Islam

21 Rahmatullah Asy Ari

Samun, S.Si

GTY/PTY Matematika

22 Saan Saputra, S.Pd GTY/PTY Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)

23 Sarmuji, S.Pd GTY/PTY Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)

24 Sri Heriawati GTY/PTY Ilmu Pengetahuan

Alam (IPA)

25 Sri Nurhayati, S.Pd GTY/PTY Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)

26 Subhan Prakarsa, S.Pd GTY/PTY Bimbingan dan

Konseling

(Konselor)

27 Sumarja, S.S GTY/PTY Bahasa Arab

28 Viny Krisni Rahmi

Maulani, S.Pd

Guru Honor

Sekolah

Matematika

29 Wiwi Tarwiyah, S.E GTY/PTY Ilmu Pengetahuan

Sosial (IPS)

4. Siswa SMP Islamiyah Ciputat

Tabel 4.2: Siswa pada tahun pelajaran 2018-2019

Kelas Jumlah

Rombel

Jumlah

Siswa

Jumlah

per

kelas

Jumlah Total

L P

Kelas VII VII. 1 21 20 41

160 VII. 2 22 19 41

Page 70: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

54

VII. 3 25 16 41

VII. 4 18 19 37

Kelas VIII

VIII. 1 13 16 29

163

VIII. 2 19 16 35

VIII. 3 17 17 34

VIII. 4 14 16 30

VIII. 5 23 12 35

Kelas IX

IX. 1 9 22 31

182

IX. 2 19 17 36

IX. 3 22 16 38

IX. 4 18 19 37

IX. 5 21 19 40

JUMLAH 261 244 505 505

5. Sarana dan Prasarana SMP Islamiyah Ciputat

a. Keadaan Sekolah

(1) Luas Tanah Milik : 31997 m2

(2) Luas Tanah Bukan Milik : 50 m2

b. Gedung

Bangunan gedung yang tersedia:

(1) Ruang Kelas [Atas] : 7 ruang [standar]

(2) Ruang Kelas [Bawah] : 2 ruang [non standar]

(3) Ruang Kepala Sekolah : 1 ruang [ukuran : 4x3m]

(4) Ruang Guru : 1 ruang [ukuran : 7x9m]

(5) Ruang TU : 1 ruang [ukuran : 5x3m]

(6) WC Guru : 1 ruang [ukuran : 3x3m]

(7) WC Siswa : 3 ruang [ukuran : 3x3m]

(8) Perpustakaan : 1 ruang [ukuran : 7x9m]

(9) UKS : 1 ruang [ukuran : 4x5m]

(10) Ruang Osis : 1 ruang [ukuran : 4x3m]

(11) Ruang Perpustakaan : 1 ruang [ukuran : 7x9m]

(12) Lab. IPA : 1 ruang [ukuran : 7x9m]

(13) Lab. Komputer : 1 ruang [ukuran : 7x9m]

(14) Gudang : 1 ruang [ukuran : 5x3m]

Page 71: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

55

B. Deskripsi Data

Untuk mendapatkan data penulis melakukan wawancara dengan kepala

sekolah, dan guru PAI, serta melakukan observasi ke dalam kelas ketika guru

mengajar. Selain itu angket yang disebarkan kepada 40 siswa kelas VIII hanya

sebagian kelas yakni kelas VIII 2, dan VIII 3.

Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis memperoleh data dari persepsi

siswa mengenai Implementasi Pendidikan Karakter pada pembelajaran PAI yang

dilaksanakan oleh guru PAI. Dalam hal ini, penulis mengemukakannya dalam

bentuk tabel-tabel analisis data sebagai berikut:

Tabel 4.3

1. Saya melaksanakan sholat zuhur berjamaah di sekolah (Nilai

Karakter: Religius)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

1 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

4

7

29

0

10%

17,5%

72,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 10%, yang menjawab

sering sebanyak 17,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 72,5%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 72,5%. Dengan demikian,

bahwa guru PAI menerapkan shalat zuhur berjamaah dalam indikator nilai

karakter religius masih kurang.

Tabel 4.4

2. Saya mengikuti kegiatan dzikir bersama pada hari jumat pagi (Nilai

Karakter: Religius)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

2 Selalu 31 77,5%

Page 72: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

56

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

6

3

0

15%

7,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 77,5%, yang menjawab

sering sebanyak 15%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 7,5%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 77,5%. Dengan demikian, bahwa guru

PAI menerapkan dzikir bersama pada hari jumat pagi dalam indikator nilai

karakter religius sudah sangat baik.

Tabel 4.5

3. Saya tidak menyontek ketika ujian berlangsung (Nilai Karakter: Jujur)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

3 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

2

8

21

9

5%

20%

52,5%

22,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 5%, yang menjawab

sering sebanyak 20%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 52,5%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 22,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang

lebih banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 52,5%. Dengan

demikian, bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter untuk tidak menyontek ketika ujian dalam indikator nilai karakter jujur.

Page 73: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

57

Tabel 4.6

4. Ketika menemukan barang yang bukan milik saya, saya melapor guru

atau mengumumkannya kepada teman-teman (Nilai Karakter: Jujur)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

4 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

17

9

12

2

42,5%

22,5%

30%

5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 42,5%, yang menjawab

sering sebanyak 22,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 30%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 5%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 42,5%. Dengan demikian, bahwa guru

PAI sudah baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter pada siswa untuk

melapor guru atau mengumumkan kepada teman-temannya ketika menemukan

barang yang bukan miliknya, dalam indikator nilai karakter jujur.

Tabel 4.7

5. Saya menghargai pendapat teman-teman (Nilai Karakter: Toleransi)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

5 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

23

11

5

1

57,5%

27,5%

12,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 57,5%, yang menjawab

sering sebanyak 27,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 12,5%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang

lebih banyak adalah jawaban selalu sebanyak 57,5%. Dengan demikian, bahwa

guru PAI sudah baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator

Page 74: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

58

nilai karakter toleransi pada siswa yaitu untuk menghargai pendapat teman-

temannya.

Tabel 4.8

6. Saya menerima kritik dan saran dari teman (Nilai Karakter: Toleransi)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

6 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

13

15

11

1

32,5%

37,5%

27,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 32,5%, yang menjawab

sering sebanyak 37,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 27,5%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang

lebih banyak adalah jawaban sering sebanyak 37,5%. Dengan demikian, bahwa

guru PAI sudah baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator

nilai karakter toleransi pada siswa yaitu untuk dapat menerima kritik dan saran

dari temannya.

Tabel 4.9

7. Saya masuk sekolah tepat waktu (Nilai Karakter: Disiplin)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

7 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

31

4

4

1

77,5%

10%

10%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 77,5%, yang menjawab

sering sebanyak 10%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 10%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 2,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 77,5%. Dengan demikian, bahwa guru

Page 75: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

59

PAI sudah baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator nilai

karakter disiplin pada siswa untuk masuk sekolah tepat waktu.

Tabel 4.10

8. Saya berpakaian rapih dan sopan (Nilai Karakter: Disiplin)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

8 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

31

4

5

0

77,5%

10%

12,5%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 77,5%, yang menjawab

sering sebanyak 10%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 12,5%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 77,5%. Dengan demikian, bahwa guru

PAI sangat baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator

nilai karakter disiplin pada siswa untuk berpakaian rapih dan sopan.

Tabel 4.11

9. Saya mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh (Nilai Karakter:

Kerja Keras)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

9 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

14

10

16

0

35%

25%

40%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 35%, yang menjawab

sering sebanyak 25%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 40%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 40%. Dengan demikian,

Page 76: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

60

bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam

indikator nilai karakter kerja keras pada siswa untuk mengerjakan tugas dengan

sungguh-sungguh.

Tabel 4.12

10. Saya giat dan bersemangat dalam belajar (Nilai Karakter: Kerja

Keras)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

10 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

17

12

10

1

42,5%

30%

25%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 42,5%, yang menjawab

sering sebanyak 30%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 25%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 2,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 42,5%. Dengan demikian, bahwa guru

PAI sudah baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator nilai

karakter kerja keras pada siswa untuk giat dan bersemangat dalam belajar.

Tabel 4.13

11. Saya mencoba hal-hal baru yang berkaitan dengan pelajaran (Nilai

Karakter: Kreatif)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

11 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

10

10

20

0

25%

25%

50%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 25%, yang menjawab

sering sebanyak 25%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 50%, dan yang

Page 77: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

61

menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 50%. Dengan demikian,

bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam

indikator nilai karakter kreatif pada siswa untuk mencoba hal-hal baru yang

berkaitan dengan pelajaran.

Tabel 4.14

12. Saya mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran di kelas (Nilai

Karakter: Kreatif)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

12 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

7

5

27

1

17,5%

12,5%

67,5%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 17,5%, yang menjawab

sering sebanyak 12,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 67,5%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang

lebih banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 67,5%. Dengan

demikian, bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter dalam indikator nilai karakter kreatif pada siswa untuk mengajukan

pertanyaan dalam pembelajaran di kelas.

Tabel 4.15

13. Saya mengerjakan tugas sendiri (Nilai Karakter: Mandiri)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

13 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

4

3

30

3

10%

7,5%

75%

7,5%

Jumlah 40 100%

Page 78: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

62

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 10%, yang menjawab

sering sebanyak 7,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 75%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 7,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 75%. Dengan demikian,

bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam

indikator nilai karakter mandiri pada siswa untuk mengerjakan tugas sendiri.

Tabel 4.16

14. Saya berangkat sekolah sendiri (Nilai Karakter: Mandiri)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

14 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

13

3

8

16

32,5%

7,5%

20%

40%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 32,5%, yang menjawab

sering sebanyak 7,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 20%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 40%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban tidak pernah sebanyak 40%. Dengan demikian, bahwa

guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam

indikator nilai karakter mandiri pada siswa untuk berangkat sekolah sendiri.

Tabel 4.17

15. Saya senang berbicara dengan teman-teman (Nilai Karakter:

Bersahabat/Komunikatif)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

15 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

29

10

1

0

72,5%

25%

2,5%

0%

Jumlah 40 100%

Page 79: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

63

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 72,5%, yang menjawab

sering sebanyak 25%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 2,5%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 72,5%. Dengan demikian, bahwa guru

PAI sangat baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator

nilai karakter bersahabat/komunikatif pada siswa untuk senang berbicara dengan

teman-temannya.

Tabel 4.18

16. Saya belajar kelompok bersama teman-teman (Nilai Karakter:

Bersahabat/Komunikatif)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

16 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

16

14

10

0

40%

35%

25%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 40%, yang menjawab

sering sebanyak 35%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 25%, dan yang

menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 40%. Dengan demikian, bahwa guru

PAI sangat baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator

nilai karakter bersahabat/komunikatif pada siswa untuk belajar kelompok

bersama teman-teman.

Tabel 4.19

17. Saya membantu teman yang kesulitan dalam belajar (Nilai Karakter:

Peduli Sosial)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

17 Selalu

Sering

5

13

12,5%

32,5%

Page 80: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

64

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

22

1

55%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 12,5%, yang menjawab

sering sebanyak 32,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 55%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang

lebih banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 55%. Dengan demikian,

bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam

indikator nilai karakter peduli sosial pada siswa untuk membantu teman yang

kesulitan dalam belajar.

Tabel 4.20

18. Saya menyumbangkan sebagian harta ketika ada bakti sosial di

sekolah (Nilai Karakter: Peduli Sosial)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

18 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

11

13

16

0

27,5%

32,5%

40%

0%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 27,5%, yang menjawab

sering sebanyak 32,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 40%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 0%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban kadang-kadang sebanyak 40%. Dengan demikian,

bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam

indikator nilai karakter peduli sosial pada siswa untuk menyumbangkan

sebagian harta ketika ada bakti sosial di sekolah.

Page 81: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

65

Tabel 4.21

19. Saya bertanggung jawab terhadap tugas sekolah (Nilai Karakter:

Tanggung Jawab)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

19 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

14

17

8

1

40%

42,5%

20%

2,5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 40%, yang menjawab

sering sebanyak 42,5%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 20%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 2,5%. Jadi pada pernyataan ini, yang

lebih banyak adalah jawaban sering sebanyak 42,5%. Dengan demikian, bahwa

guru PAI sudah baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator

nilai karakter tanggung jawab pada siswa untuk bertanggung jawab terhadap

tugas sekolah.

Tabel 4.22

20. Saya melaksanakan tugas piket tanpa disuruh (Nilai Karakter:

Tanggung Jawab)

No Jawaban Siswa Frekuensi Persentase

20 Selalu

Sering

Kadang-Kadang

Tidak Pernah

17

14

7

2

42,5%

40%

17,5%

5%

Jumlah 40 100%

Dari tabel di atas, yang menjawab selalu sebanyak 42,5%, yang menjawab

sering sebanyak 40%, yang menjawab kadang-kadang sebanyak 17,5%, dan

yang menjawab tidak pernah sebanyak 5%. Jadi pada pernyataan ini, yang lebih

banyak adalah jawaban selalu sebanyak 42,5%. Dengan demikian, bahwa guru

Page 82: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

66

PAI sangat baik menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter dalam indikator

nilai karakter tanggung jawab pada siswa untuk bertanggung jawab terhadap

tugas sekolah.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Hasil penelitian di sini mengacu pada wawancara, observasi, dokumentasi,

dan angket untuk para siswa yang merupakan cara pengumpulan data-data yang

ada dan didapatkan penulis. Wawancara yang dilakukan peneliti antara lain,

Kepala Sekolah, dan Guru PAI. Observasi yang dilakukan adalah melihat

kegiatan guru ketika mengajar di dalam kelas, dan angket disebarkan kepada 40

siswa kelas VIII SMP Islamiyah Ciputat. Pendidikan karakter yang dilaksanakan

guru PAI di SMP Islamiyah Ciputat adalah dengan cara memberikan contoh

kepada siswa, pembiasaan yang diterapkan kepada siswa dan mempraktikannya

langsung dalam kehidupan sehari-hari, khususnya dalam proses mengajar yang

berlangsung selama di sekolah.

1. Implementasi Pendidikan Karakter pada Pembelajaran PAI

Pendidikan karakter adalah sebuah sistem yang menanamkan nilai-nilai

karakter pada peserta didik, yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran

atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut baik

terhadap Tuhan yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan,

maupun bangsa, sehingga menjadi manusia insan kamil.3

Menurut Kemendiknas, pendidikan karakter dapat diintegrasikan melalui

tiga pendekatan di lingkungan sekolah, salah satunya dengan

mengimplementasikan pendidikan karakter melalui pembelajaran yang ada di

sekolah. Pada prinsipnya pembelajaran yang digunakan dalam pendidikan

karakter mengusahakan agar peserta didik mengenal dan menerima nilai-nilai

budaya dan karakter bangsa sebagai pemilik mereka dan bertanggung jawab

atas keputusan yang diambilnya melalui tahapan mengenal pilihan, menilai

pilihan, menentukan pendirian, dan selanjutnya menjadikan suatu nilai sesuai

dengan keyakinan diri. Dengan prinsip ini, peserta didik belajar melalui

3 Muchlas Samani dan Hariyanto, Op.Cit., h. 43

Page 83: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

67

proses berpikir, bersikap, dan berbuat. Ketiga proses ini dimaksudkan untuk

mengembangkan kemampuan peserta didik dalam melakukan kegiatan sosial

dan mendorong peserta didik untuk melihat diri sendiri sebagai makhluk

sosial.4

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sarmuji, S.Pd (kepala

sekolah) menyatakan bahwa:

“Pembelajaran PAI tentu sangat relevan dalam pembentukan

karakter siswa. Pembelajaran PAI di SMP berbeda dengan di MTs,

karena pembelajaran PAI di SMP hanya secara menyeluruh

(gabungan dari komponen pelajaran agama) pembelajaran agama

nya. Pihak sekolah menambahkan pelajaran agama selain PAI, yang

bermanfaat untuk membantu pembentukan karakter siswa itu sendiri

yaitu mata pelajaran Mulok wajib berisi tentang BTQ (Baca Tulis

Qur’an) dan Mulok lokal yang dibuat oleh sekolah sendiri yakni

pelajaran Aswaja (Ahlusunnah wal jama’ah)”.5

Selain itu, hasil wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (Guru PAI)

menyatakan bahawa:

“Ketika pembelajaran PAI, saya merasakan anak-anak memang

sering mengatakan “oh iya ya bu, harusnya kita harus begini/begitu

ya bu”. Akan tetapi, yang namanya penanaman nilai-nilai

pendidikan karakter itu jangka panjang, jadi anak-anak harus terus

diingatkan lagi karena saat diingatkan anak-anak akan tersentuh

hatinya, dan butuh proses untuk membentuk karakter siswa”.6

Dari paparan hasil wawancara di atas dapat kita ketahui bahwa

pembelajaran PAI sangat relevan dalam pembentukan karakter siswa.

Penanaman pendidikan karakter membutuhkan waktu yang tidak singkat,

tetapi membutuhkan proses jangka panjang untuk membentuk karakter siswa

agar lebih baik. Penerapan pendidikan karakter harus disertai dengan

memberikan banyak contoh kepada siswa, selalu mengingatkan siswa, dan

mempraktikannya langsung dalam proses belajar mengajar selama di sekolah.

4 Kemendiknas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, (Jakarta:

Puskur, 2010), h. 11 5 Wawancara dengan Sarmuji, S.Pd, tanggal 28 November 2019 di SMP Islamiyah Ciputat. 6 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat.

Page 84: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

68

Berdasarkan dari hasil observasi, wawancara, dokumentasi dan angket

yang telah didapat oleh peneliti tentang pendidikan karakter yang diterapkan

oleh guru PAI adalah sebagai berikut:

a. Nilai Karakter Religius

Religius bermakna sikap dan perilaku yang patuh dalam

melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan

ibadah agama lain, dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain.7

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI)

terkait nilai karakter religius menyatakan bahwa:

“Pembelajaran PAI pasti semuanya terdapat nilai religius,

berharap anak dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan

sehari-hari, dan saat saya mengajar memperbanyak memberikan

contoh-contoh bagaimana bersikap religius dalam kehidupan”.8

Indikatornya adalah melaksanakan shalat zuhur berjamaah dan mengikuti

kegiatan dzikir bersama pada hari jumat pagi. Berdasarkan hasil analisis

data dari jawaban angket yang peneliti dapatkan bahwa guru PAI masih

kurang menerapkan kepada siswa untuk shalat zuhur berjamaah,

sedangkan dalam menerapkan dzikir bersama pada hari jumat pagi sudah

sangat baik.

b. Nilai Karakter Jujur

Jujur dapat dimaknai sebagai perilaku yang didasarkan pada upaya

menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam

perkataan, tindakan, dan pekerjaan.9 Berdasarkan hasil wawancara dengan

ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI) terkait nilai karakter jujur menyatakan

bahwa:

“Alhamdulillah anak-anak kalau ditanya sama saya semuanya

jujur, seperti “siapa yang sholat/tidak sholat?” anak-anak

menjawab jujur semua”.10

7 Abna Hidayati, Desain Kurikulum Pendidikan Karakter, (Jakarta: Kencana, 2016), Cet.

1, h. 147 8 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 9 Abna Hidayati, Op,Cit, h. 151 10 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat.

Page 85: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

69

Indikatornya adalah tidak menyontek ketika ujian berlangsung, jujur

ketika ditanya shalat atau tidak, dan ketika menemukan barang yang bukan

hak miliknya segera melapor kepada guru atau mengumumkannya kepada

teman-teman. Berdasarkan hasil analisis data dari jawaban angket yang

peneliti dapatkan bahwa guru PAI masih kurang baik menerapkan kepada

siswa untuk tidak menyontek ketika ujian, sedangkan guru PAI sudah baik

dalam menerapkan kepada siswa untuk melapor guru atau mengumumkan

kepada teman-temannya ketika menemukan barang yang bukan miliknya.

c. Nilai Karakter Toleransi

Sikap dan tindakan yang menghargai perbedaan agama, suku, etnis,

pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya.11

Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI)

terkait nilai karakter toleransi menyatakan bahwa:

“Di SMP Islamiyah penanaman nilai toleransinya hanya dalam

cerita dalam pembelajaran, tidak bisa secara langsung karena

semua nya beragama Islam. Jadi, penerapan secara langsungnya

masih kurang”.12

Indikatornya adalah siswa saling menghargai pendapat satu sama lain dan

dapat menerima kritik maupun saran dari teman-temannya. Berdasarkan

hasil analisis data dari jawaban angket yang peneliti dapatkan bahwa guru

PAI sudah baik dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter

toleransi pada siswa yaitu untuk menghargai pendapat teman-temannya,

dan menerima kritik dan saran dari temannya.

d. Nilai Karakter Disiplin

Disiplin adalah suatu kondisi yang tercipta dan terbentuk melalui

proses dan serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai-nilai ketaatan,

kepatuhan, kesetiaan, keteraturan, dan ketertiban.13 Berdasarkan hasil

wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI) terkait nilai karakter

disiplin menyatakan bahwa:

11 Moh. Haitami Salim, Op.Cit, h. 39 12 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 13 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 132

Page 86: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

70

“Disiplin dalam teks pasti sudah bagus, tinggal dalam konteks

saja. Saya hanya mengingatkan kepada anak-anak, ketika saya

mengajar anak-anak bagus dalam disiplin tidak ada keluhan

apapun”.14

Indikatornya adalah siswa masuk sekolah tepat waktu dan berpakaian

rapih dan sopan. Berdasarkan hasil analisis data dari jawaban angket yang

peneliti dapatkan bahwa guru PAI sangat baik menerapkan nilai-nilai

pendidikan karakter disiplin pada siswa untuk masuk sekolah tepat waktu,

dan berpakaian rapih dan sopan.

e. Nilai Karakter Kerja Keras

Kerja keras adalah perilaku yang menunjukkan upaya sungguh-

sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.15 Berdasarkan hasil

wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI) terkait nilai karakter

kerja keras menyatakan bahwa:

“Kerja keras mungkin masih kurang pada anak-anak, seperti;

mereka belajar kalo diminta, kalo tidak diminta tidak dikasih

tugas yaa biasanya gak tau. Walaupun begitu, guru tetap harus

ada pesan sponsornya”.16

Indikatornya adalah siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh,

giat dan bersemangat dalam belajar. Berdasarkan hasil analisis data dari

jawaban angket yang peneliti dapatkan bahwa guru PAI kurang baik

menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter kerja keras pada siswa untuk

mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, sedangkan sudah baik

dalam menerapkan pada siswa untuk giat dan bersemangat dalam belajar.

f. Nilai Karakter Kreatif

Kreatif dapat didefinisikan sebagai cara berpikir dan melakukan

sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah

14 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 15 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 138 16 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat.

Page 87: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

71

dimiliki.17 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd

(guru PAI) terkait nilai karakter kreatif menyatakan bahwa:

“Ada beberapa anak yang menonjol kreativitasnya sebagian

kecil, yang lainnya masih agak kurang. Akan tetapi anak-anak

tidak bisa kita samakan dalam semua mata pelajaran”.18

Indikatornya adalah siswa mencoba hal-hal baru yang berkaitan dengan

pelajaran dan mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran di kelas.

Berdasarkan hasil analisis data dari jawaban angket yang peneliti dapatkan

bahwa guru PAI masih kurang baik menerapkan nilai-nilai pendidikan

karakter kreatif pada siswa untuk mencoba hal-hal baru yang berkaitan

dengan pelajaran dan mengajukan pertanyaan dalam pembelajaran di

kelas.

g. Nilai Karakter Mandiri

Mandiri adalah suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung

pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.19 Berdasarkan hasil

wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI) terkait nilai karakter

mandiri menyatakan bahwa:

“Kemandirian untuk anak-anak SMP kelas VIII masih kurang

belum kelihatan, masih suka banyak mainnya, maka harus tetap

ada pesan-pesan sponsornya yang harus disampaikan kepada

siswa”.20

Indikatornya adalah siswa mandiri untuk mengerjakan tugas sendiri dan

berangkat sekolah sendiri. Berdasarkan hasil analisis data dari jawaban

angket yang peneliti dapatkan bahwa guru PAI masih kurang baik

menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter mandiri pada siswa untuk

mengerjakan tugas sendiri dan berangkat sekolah sendiri.

17 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 140 18 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 19 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 143 20 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 28 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat.

Page 88: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

72

h. Nilai Karakter Bersahabat/Komunikatif

Tindakan yang memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan

bekerja sama dengan orang lain.21 Berdasarkan hasil wawancara dengan

ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI) terkait nilai karakter

bersahabat/komunikatif menyatakan bahwa:

“Terkait nilai tersebut, anak-anak bagus dalam pergaulannya.

Tidak terlalu berlebihan”.22

Indikatornya adalah siswa senang berbicara dengan teman-teman dan

belajar kelompok bersama teman-teman. Berdasarkan hasil analisis data

dari jawaban angket yang peneliti dapatkan bahwa guru PAI sangat baik

dalam menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter bersahabat/komunikatif

pada siswa untuk senang berbicara dengan teman-temannya dan belajar

kelompok bersama teman-teman.

i. Nilai Karakter Peduli Sosial

Kepedulian sosial adalah sebuah tindakan, bukan hanya sebatas

pemikiran atau perasaan. Tindakan peduli tidak hanya tahu tentang sesuatu

yang salah atau benar, tapi ada kemauan melakukan gerakan sekecil apa

pun.23 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (guru

PAI) terkait nilai karakter peduli sosial menyatakan bahwa:

“Sebagian besar sudah bagus, karena setiap tahun berbeda sikap

anak-anaknya, untuk kelas VIII tahun ini bagus nilai karakter

peduli sosialnya. Jika ada teman-temannya yang butuh bantuan,

mereka cekatan membantunya”.24

Indikatornya adalah siswa membantu temannya yang sedang kesulitan

dalam balajar atau hal lainnya, dan siswa berempati dalam kegiatan bakti

sosial. Berdasarkan hasil analisis data dari jawaban angket yang peneliti

dapatkan bahwa guru PAI kurang baik menerapkan nilai pendidikan

karakter peduli sosial pada siswa untuk membantu teman yang kesulitan

dalam belajar dan berempati dalam kegiatan bakti sosial.

21 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 154 22 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 23 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 157 24 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat.

Page 89: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

73

j. Nilai Karakter Tanggung Jawab

Tanggung jawab, yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajibannya, yang seharusnya dia lakukan

terhadap diri sendiri, masayarakat, lingkungan, negara dan Tuhan Yang Maha

Esa.25 Berdasarkan hasil wawancara dengan ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI)

terkait nilai karakter tanggung jawab menyatakan bahwa:

“Sebagian besar sudah cukup bertanggung jawab atas tugas-

tugas belajarnya, namun untuk tanggung jawab dalam ibadah

shalatnya masih kurang seperti shalat berjamaah”.26

Indikatornya adalah siswa mampu bertanggung jawab atas tugas sekolah dan

melaksanakan tugas piket tanpa disuruh. Berdasarkan hasil analisis data dari

jawaban angket yang peneliti dapatkan bahwa guru PAI sudah baik

menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter tanggung jawab pada siswa untuk

bertanggung jawab terhadap tugas sekolah dan melaksanakan tugas piket

tanpa disuruh.

2. Faktor Pendukung Implementasi Pendidikan Karakter pada

Pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sarmuji, S.Pd (Kepala

Sekolah) menyatakan bahwa:

“Faktor pendukung yang pertama yaitu guru, yang di mana latar

belakang guru-guru di sini jurusan Pendidikan Agama Islam dan

semuanya sudah S1, jadi sangat mendukung. Faktor pendukung

yang kedua, tentunya adalah lingkungan sekolah karena ini sangat

berpengaruh, yayasan sudah memfasilitasi kegiatan keagamaan

seperti perayaan hari-hari besar Islam, kemudian pembiasaan

shalat berjama’ah. Faktor pendukung yang ketiga yaitu orang tua,

adanya komunikasi antar guru dan orang tua”.27

Selain itu ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI) juga menjelaskan bahwa:

“Faktor yang sangat mendukung tentu orang tua, ketika kita bisa

berkomunikasi lancar dengan orang tua, terbuka diri, orang tua

25 Moh. Haitami Salim, Loc.Cit, h. 39 26 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 27 Wawancara dengan Sarmuji, S.Pd, tanggal 28 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat.

Page 90: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

74

tidak sekedar melepas menitip anaknya di sekolah, biasanya anak

dari orang tua seperti itu perubahannya akan cepat lebih baik”.28

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti mendapatkan faktor

pendukung dalam implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran PAI

di SMP Islamiyah Ciputat yaitu: 1) latar belakang guru-guru di sini adalah

sarjana dari jurusan Pendidikan Agama Islam, 2) lingkungan sekolah dan, 3)

orang tua, yakni adanya komunikasi antar guru dan orang tua.

3. Faktor Penghambat Implementasi Pendidikan Karakter pada

Pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat

Berdasarkan hasil wawancara dengan bapak Sarmuji, S.Pd (Kepala

Sekolah) menyatakan bahwa:

Faktor penghambat yang pertama yaitu sarana, karena sudah jelas

jumlah siswa di sini lebih banyak dibandingkan dengan jumlah

sarana nya. Faktor yang kedua, kebiasaan siswa di rumahnya bagi

anak yang kurang mendapat pendidikan agama oleh orang tua nya.

Faktor yang ketiga, yaitu rata-rata siswa di SMP lulusan dari SD

yang pemahaman Pendidikan Agama Islam nya masih minim.29

Selain itu ibu Nurwahdah, S.Pd (guru PAI) juga menjelaskan bahwa:

“Penghambatnya ialah orang tua yang komunikasinya kurang

dengan guru, melepas begitu saja anaknya pada pihak sekolah.

Apalagi orang tua dengan ego nya yang selalu membela anaknya

yang ketika salah malah dibenarkan. Dan waktu pembelajaran PAI

nya masih kurang karena terbatas”.30

Berdasarkan paparan tersebut, maka peneliti mendapatkan faktor

penghambat dalam implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran PAI

di SMP Islamiyah Ciputat yaitu: 1) sarana, karena sudah jelas jumlah siswa

di sini lebih banyak, 2) kebiasaan siswa di rumahnya bagi anak yang kurang

mendapat pendidikan agama oleh orang tua nya, 3) orang tua yang

komunikasinya kurang dengan guru, 4) rata-rata siswa di SMP lulusan dari

SD yang pemahaman Pendidikan Agama Islam nya masih minim dan, 5)

waktu pembelajaran PAI nya masih kurang karena terbatas.

28 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 29 Wawancara dengan Sarmuji, S.Pd, tanggal 28 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat. 30 Wawancara dengan Nurwahdah, S.Pd, tanggal 21 November 2019 di SMP Islamiyah

Ciputat.

Page 91: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

75

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah dipaparkan oleh

peneliti, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penerapan pendidikan karakter

pada pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat, guru PAI banyak

memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku kepada siswa, memberi

contoh melalui kisah-kisah teladan dalam sejarah Islam yang berkaitan dengan

karakter, dan selalu memberikan nasihat-nasihat kepada siswa. Pendidikan

karakter yang diterapkan oleh guru PAI adalah nilai karakter religius, jujur,

toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, bersahabat/komunikatif, peduli

sosial, dan tanggung jawab. Dalam proses pelaksanaannya, penerapan

pendidikan karakter pada pembelajaran PAI tidak hanya dilakukan di dalam

kelas saja, melainkan juga di luar kelas.

Adapun bentuk penerapan pendidikan karakter pada pembelajaran

pendidikan agama Islam di luar kelas seperti pembiasaan shalat dhuhur

berjamaah, melakukan kegiatan istighatsah setiap jumat pagi yang tentunya

didampingi oleh para guru PAI dan guru lainnya, dan juga melakukan kegiatan

keislaman seperti memperingati hari besar Islam. Adapaun, faktor pendukung

dalam implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada pembelajaran PAI di

SMP Islamiyah Ciputat yaitu: 1) latar belakang guru-guru di sini adalah sarjana

dari jurusan Pendidikan Agama Islam, 2) lingkungan sekolah dan, 3) orang tua,

yakni adanya komunikasi antar guru dan orang tua. Sedangkan, Faktor

penghambat dalam implementasi nilai-nilai pendidikan karakter pada

pembelajaran PAI di SMP Islamiyah Ciputat yaitu: 1) sarana, karena sudah jelas

jumlah siswa di sini lebih banyak, 2) kebiasaan siswa di rumahnya bagi anak

yang kurang mendapat pendidikan agama oleh orang tua nya, 3) orang tua yang

komunikasinya kurang dengan guru, 4) rata-rata siswa di SMP lulusan dari SD

Page 92: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

76

yang pemahaman Pendidikan Agama Islam nya masih minim dan, 5) waktu

pembelajaran PAI nya masih kurang karena terbatas.

B. Saran

Adapun saran yang dapat diambil dari penelitian ini adalah:

1. Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran PAI tidak hanya

dilakukan oleh guru PAI, tetapi harus diterapkan oleh semua tenaga pendidik

yang ada termasuk kepala sekolah, TU, petugas sekolah dan semua yang ada

di lingkungan sekolah,

2. Guru PAI harus meningkatkan terus kualitas mengajar PAI di kelas, dengan

mengkreasikan metode dan strategi mengajar dengan baik.

3. Kepala sekolah memberikan pengetahuan dan arahan seputar pendidikan nilai

karakter kepada seluruh guru.

4. Siswa harus lebih baik lagi dalam membudayakan nilai karakter di sekolah

maupun di luar sekolah.

Page 93: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

77

DAFTAR PUSTAKA

Al Mawardi. 2013. Etika, Moral dan Akhlak. Jurnal Fakultas Pendidikan Agama

Islam Politeknik Negeri Lhokseumawe.

Darajat, Zakiyah. 1995. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. PT.Bumi

Aksara: Jakarta.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter (Konsep dan Implementasi). Bandung:

Alfabeta.

Haitami Salim, Moh. 2013. Pendidikan Karakter (Konsepsi dan Implementasinya

secara terpadu di lingkungan keluarga, sekolah, perguruan tinggi, dan

masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Hamalik, Oemar. 2014. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.

Hendriana, Evinna Cinda dan Arnold Jacobus. 2016. “Implementasi Pendidikan

Karakter di sekolah Melalui Keteladanan dan Pembiasaan”. Volume 1, No.2.

Hidayati. Abna. 2016. Desain Kurikulum Pendidikan Karakter. Jakarta: Kencana.

J. Moleong, Lexy. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Kadir, Abdul. 2012. Dasar-dasar Pendidikan. Jakarta: Kencana.

Kemendiknas. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa.

Jakarta: Puskur.

Kuneifi Elfachmi, Amin. 2016. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Erlangga.

Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter: Konsepsi & Implementasinya

secara Terpadu di Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan

Masyarakat. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Mahjuddin. 2009. Akhlak Tasawuf. Jakarta: Kalam Mulia.

Majid, Abdul dan Dian Andayani. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.

Mardalis. 1995. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi

Aksara.

Margono, S. 2010. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rinek Cipta.

Page 94: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

78

Muhaimin. 2008. Paradigma Pendidikan Agama Islam. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nazarudin. 2007. Manajemen Pembelajaran: Implementasi Konsep, Karakteristik

dan Metodologi Pendidikan Agama Islam di Sekolah Umum. Yogyakarta:

Teras.

Nurdin, Syafruddin, dkk. 2002. Guru Profesional dan Implementasi Kurikulum.

Jakarta: Ciputat Press.

Peraturan Pemerintah RI No. 19 Tahun 2005. 2006. Tentang Standar Nasional

Pendidikan. Dirjend Pendidikan Islam Depag. RI.

Ramayulis. 2006. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.

Salahudin, Anas. 2013. Pendidikan Karakter (Pendidikan Karakter Berbasis Agama

dan Budaya Bangsa. Bandung: Pustaka Setia.

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2011. Konsep dan Model Pendidikan Karakter.

Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana. 2001. Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Sugiyono. 2012. Metode Peneltian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung:

Alfabeta.

Suryawati, Dewi Prasari. 2016. “Implementasi Pembelajaran Akidah Akhlak

Terhadap Pembentukan Karakter Siswa di MTs Negeri Semanu

Gunungkidul”. Volume 1, No.2.

Syafril dan Zelhendri Zen. 2017. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan. Depok: Kencana.

Syah, Darwin. 2007. Perencanaan Sistem Pengajaran Pendidikan Agama Islam.

Jakarta: Gaung Persada Pres.

Syaodih Sukmadinata, Nana. 2006. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya.

TIM Dosen FIP-IKIP Malang. 1981. Pengantar Dasar-dasar Kependidikan.

Surabaya: Usana Offset Printing.

Tim Penyusun Revisi Penulisan Skripsi FITK. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi.

Jakarta: FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

UIN Syarif Hidayatullah. 2013. Pedoman Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan. Jakarta: KAN.

Page 95: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

79

UU Sistem Pendidikan Nasional. 2009. (UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Jakarta: Sinar Grafika.

Warsita, Bambang. 2008. Teknologi Pembelajaran:landasan dan Aplikasinya.

Jakarta: Rineka Cipta

Zuhairini, Abdul Ghofir dan Slamet As.Yusuf. 1981. Metodik Khusus Pendidikan

Agama. Usaha Nasional: Surabaya.

Zulhijrah. 2015. “Implementasi Pendidikan Karakter di sekolah”. Volume 1. No 1.

Page 96: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 97: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 98: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 99: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 100: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 101: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 102: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 103: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 104: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 105: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 106: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

LAMPIRAN

Page 107: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

PEDOMAN WAWANCARA

Pedoman Wawancara untuk Kepala sekolah:

1. Apa saja yang bapak/ibu ketahui mengenai nilai-nilai pendidikan karakter?

2. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai-nilai pendidikan karakter

siswa pada pembelajaran PAI?

3. Menurut bapak/ibu apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan

karakter pada pembelajaran PAI?

4. Menurut bapak/ibu apa saja faktor penghambat implementasi pendidikan

karakter pada pembelajaran PAI?

Pedoman Wawancara untuk Guru Pendidikan Agama Islam:

1. Apa saja yang bapak/ibu ketahui mengenai nilai-nilai pendidikan karakter?

2. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai-nilai pendidikan karakter

siswa pada pembelajaran PAI?

3. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai religius yang ada pada

pembelajaran PAI?

4. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai jujur yang ada pada

pembelajaran PAI?

5. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai toleransi yang ada pada

pembelajaran PAI?

6. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai disiplin yang ada pada

pembelajaran PAI?

7. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai kerja keras yang ada pada

pembelajaran PAI?

8. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai kreatif yang ada pada

pembelajaran PAI?

9. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai mandiri yang ada pada

pembelajaran PAI?

10. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai bersahabat/komunikatif

yang ada pada pembelajaran PAI?

Page 108: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

11. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai peduli sosial yang ada pada

pembelajaran PAI?

12. Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai tanggung jawab yang ada

pada pembelajaran PAI?

13. Menurut bapak/ibu apa saja faktor pendukung implementasi pendidikan

karakter pada pembelajaran PAI?

14. Menurut bapak/ibu apa saja faktor penghambat implementasi pendidikan

karakter pada pembelajaran PAI?

Page 109: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

HASIL WAWANCARA

Nama : Nurwahdah, S.Pd

Jabatan : Guru Pendidikan Agama Islam kelas VIII

Hari/Tanggal : Kamis, 21 November 2019

Tempat : Ruang Guru SMP Islamiyah Ciputat

Peneliti Apa saja yang bapak/ibu ketahui mengenai nilai-nilai

pendidikan karakter?

Nurwahdah, S.Pd Nilai-nilai pendidikan karakter ada banyak seperti; Jujur,

bersih, disiplin, ucapan yang baik, cara berpakaian, cara

sikap, cara bagaimana menghadapi orang tua dan masih

banyak yang lain.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai-nilai

pendidikan karakter siswa pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Ketika pembelajaran PAI, saya merasakan anak-anak

memang sering mengatakan “oh iya ya bu, harusnya kita

harus begini/begitu ya bu”. Akan tetapi, yang namanya

penanaman nilai-nilai pendidikan karakter itu jangka

panjang, jadi anak-anak harus terus diingatkan lagi karena

saat diingatkan anak-anak akan tersentuh hatinya, dan

butuh proses untuk membentuk karakter siswa.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai religius

yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Pembelajaran PAI pasti semuanya terdapat nilai religius,

berharap anak dapat mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari, dan saat saya mengajar

memperbanyak memberikan contoh-contoh bagaimana

bersikap religius dalam kehidupan.

Page 110: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai jujur yang

ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Alhamdulillah anak-anak kalau ditanya sama saya

semuanya jujur, sepertia “siapa yang sholat/tidak sholat?”

anak-anak jujur semua sama saya.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai toleransi

yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Di SMP Islamiyah penanaman nilai toleransinya hanya

dalam cerita dalam pembelajaran, tidak bisa secara

langsung karena semua nya beragama Islam. Jadi,

penerapan secara langsungnya masih kurang.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai disiplin

yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Disiplin dalam teks pasti sudah bagus, tinggal dalam

konteks saja. Saya hanya mengingatkan kepada anak-anak,

ketika saya mengajar anak-anak bagus dalam disiplin tidak

ada keluhan apapun.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai kerja keras

yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Kerja keras mungkin masih kurang pada anak-anak,

seperti; mereka belajar kalo diminta, kalo tidak diminta

tidak dikasih tugas yaa biasanya gak tau. Walaupun begitu,

guru tetap harus ada pesan sponsornya.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai kreatif

yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Ada beberapa anak yang menonjol kreativitasnya sebagian

kecil, yang lainnya masih agak kurang. Akan tetapi anak-

anak tidak bisa kita samakan dalam semua mata pelajaran.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai mandiri

yang ada pada pembelajaran PAI?

Page 111: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

Nurwahdah, S.Pd Kemandirian untuk anak-anak SMP kelas VIII masih

kurang belum kelihatan, masih suka banyak mainnya,

maka harus tetap ada pesan-pesan sponsornya yang harus

disampaikan kepada siswa.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai

bersahabat/komunikatif yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Terkait nilai tersebut, anak-anak bagus dalam

pergaulannya. Tidak terlalu berlebihan.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai peduli

sosial yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Sebagian besar sudah bagus, karena setiap tahun berbeda

sikap anak-anaknya, untuk kelas VIII tahun ini bagus nilai

karakter peduli sosialnya. Jika ada teman-temannya yang

butuh bantuan, mereka cekatan membantunya.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai tanggung

jawab yang ada pada pembelajaran PAI?

Nurwahdah, S.Pd Sebagian besar sudah cukup bertanggung jawab atas tugas-

tugas belajarnya, namun untuk tanggung jawab dalam

ibadah shalatnya masih kurang seperti shalat berjamaah.

Peneliti Menurut bapak/ibu apa saja faktor pendukung

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran

PAI?

Nurwahdah, S.Pd Faktor yang sangat mendukung tentu orang tua, ketika kita

bisa berkomunikasi lancar dengan orang tua, terbuka diri,

orang tua tidak sekedar melepas menitip anaknya di

sekolah, biasanya anak dari orang tua seperti itu

perubahannya akan cepat lebih baik.

Peneliti Menurut bapak/ibu apa saja faktor penghambat

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran

PAI?

Page 112: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

Nurwahdah, S.Pd Penghambatnya ialah orang tua yang komunikasinya

kurang dengan guru, melepas begitu saja anaknya pada

pihak sekolah. Apalagi orang tua dengan ego nya yang

selalu membela anaknya yang ketika salah malah

dibenarkan. Dan waktu pembelajaran PAI nya masih

kurang karna terbatas.

Page 113: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

HASIL WAWANCARA

Nama : Sarmuji, S.Pd

Jabatan : Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat

Hari/Tanggal : Kamis, 28 November 2019

Tempat : Ruang Kepala Sekolah SMP Islamiyah Ciputat

Peneliti Apa saja yang bapak/ibu ketahui mengenai nilai-nilai

pendidikan karakter?

Sarmuji, S.Pd Nilai-nilai pendidikan karakter itu sudah jelas pasti

berkaitan tentang sikap/tingkah laku kepribadian

seseorang di masyarakat, tentunya banyak sekali nilai-nilai

pendidikan karakter.

Peneliti Bagaimana pendapat bapak/ibu mengenai nilai-nilai

pendidikan karakter siswa pada pembelajaran PAI?

Sarmuji, S.Pd Pembelajaran PAI tentu sangat relevan dalam

pembentukan karakter siswa. Pembelajaran PAI di SMP

berbeda dengan di MTs, karena pembelajaran PAI di SMP

hanya secara menyeluruh (gabungan dari komponen

pelajaran agama) pembelajaran agama nya. Pihak sekolah

menambahkan pelajaran agama selain PAI, bermanfaat

untuk membantu pembentukan karakter siswa itu sendiri

yaitu mata pelajaran Mulok wajib berisi tentang BTQ

(Baca Tulis Qur’an) dan Mulok lokal yang dibuat oleh

sekolah sendiri yakni pelajaran Aswaja (Ahlusunnah wal

jama’ah).

Peneliti Menurut bapak/ibu apa saja faktor pendukung

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran

PAI?

Page 114: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

Sarmuji, S.Pd Faktor pendukung yang pertama yaitu guru, yang di mana

latar belakang guru-guru di sini jurusan Pendidikan Agama

Islam dan semuanya sudah S1, jadi sangat mendukung.

Faktor pendukung yang kedua, tentunya adalah

lingkungan sekolah karena ini sangat berpengaruh,

yayasan sudah memfasilitasi kegiatan keagamaan seperti

perayaan hari-hari besar Islam, kemudian pembiasaan

shalat berjama’ah. Faktor pendukung yang ketiga yaitu

orang tua, adanya komunikasi antar guru dan orang tua

misalnya guru memberi informasi terkait semua kegiatan

siswa di sekolah, khususnya karakter siswa di sekolah

melalui media sosial grup whatsapp.

Peneliti Menurut bapak/ibu apa saja faktor penghambat

implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran

PAI?

Sarmuji, S.Pd Faktor penghambat yang pertama yaitu sarana, karena

sudah jelas jumlah siswa di sini lebih banyak dibandingkan

dengan jumlah sarana nya. Faktor yang kedua, kebiasaan

siswa di rumahnya bagi anak yang kurang mendapat

pendidikan agama oleh orang tua nya. Faktor yang ketiga,

yaitu rata-rata siswa di SMP lulusan dari SD yang

pemahaman Pendidikan Agama Islam nya masih minim.

Page 115: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

Angket Penelitian

“Implementasi pendidikan karakter pada pembelajaran PAI di SMP Islamiyah

Ciputat”

Nama : ..........................................

Kelas : ..........................................

Jenis Kelamin : .............................

Petunjuk Pengisian : Pilihlah salah satu jawaban yang dianggap paling sesuai dengan

memberi tanda ceklis (√) pada kolom yang tersedia.

No Pernyataan Keterangan

Selalu Sering Kadang-kadang Tidak Pernah

1

Saya melaksanakan

sholat zuhur

berjama’ah di

sekolah

2

Saya mengikuti

kegiatan dzikir

bersama pada hari

jumat pagi

3

Saya tidak

menyontek ketika

ujian berlangsung

4

Ketika menemukan

barang yang bukan

milik saya, saya

melapor guru atau

mengumumkannya

kepada teman-teman

5

Saya menghargai

pendapat teman-

teman

6

Saya menerima

kritik dan saran dari

teman

7 Saya masuk sekolah

tepat waktu

8 Saya berpakaian

rapih dan sopan

9

Saya mengerjakan

tugas dengan

sungguh-sungguh

Page 116: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

10

Saya giat dan

bersemangat dalam

belajar

11

Saya mencoba hal-

hal baru yang

berkaitan dengan

pelajaran

12

Saya mengajukan

pertanyaan dalam

pembelajaran di

kelas

13 Saya mengerjakan

tugas sendiri

14 Saya berangkat

sekolah sendiri

15

Saya senang

berbicara dengan

teman-teman

16

Saya belajar

kelompok bersama

teman-teman

17

Saya membantu

teman yang kesulitan

dalam belajar

18

Saya

menyumbangkan

sebagian harta ketika

ada bakti sosial di

sekolah

19

Saya bertanggung

jawab terhadap tugas

sekolah

20

Saya melaksanakan

tugas piket tanpa

disuruh

Page 117: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

FOTO KEGIATAN

Page 118: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 119: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 120: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 121: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku
Page 122: IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER PADA PEMBELAJARAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49698/1/MUH IR… · memberikan contoh baik itu secara langsung berperilaku

BIODATA PENULIS

Muhammad Irshon Faruq, dilahirkan di

Tangerang pada hari Senin, 07 April 1997.

Anak pertama dari dua bersaudara pasangan

dari Suyadi, M.M dan Purwani. Penulis

menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar

yaitu SDN Serpong 1 pada tahun 2009.

Penulis melanjutkan pendidikan di Madrasah

Tsanawiyah (Pondok Pesantren) yaitu di

MTs. Madinatunnajah Jombang Tangerang

Selatan dan tamat pada tahun 2012.

Kemudian melanjutkan sekolah di Madrasah

Aliyah (Pondok Pesantren) Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan dan tamat

pada tahun 2015. Pada tahun 2015 penulis melanjutkan pendidikan jenjang

perkuliahan di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidyatullah Jakarta Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) dan

tamat pada tahun 2020.

Pengalaman organisasi banyak penulis dapatkan selama menuntut ilmu di Pondok

Pesanteren Madinatunnajah, salah satunya penulis merupakan Ketua Angkatan 14

Az-Zaahir sampai saat ini. Selama kuliah penulis juga merupakan Ketua Mahasiswa

kelas C PAI semester 4 dan juga merupakan divisi konsumsi pada kegiatan Kuliah

Kerja Nyata (KKN) yang diadakan oleh Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta pada tahun 2018.

Motto:

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain”