implementasi program ok oce bagi kesejahteraan … · implementasi program ok oce yang berguna bagi...
TRANSCRIPT
IMPLEMENTASI PROGRAM OK OCE
BAGI KESEJAHTERAAN KELUARGA
(Studi Kasus OK OCE Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd)
Oleh:
Ike Retno Septyastuti
NIM: 11140150000053
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS ILMU TERBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019
i
ABSTRAK
Ike Retno Septyastuti (11140150000053), Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatulah Jakarta, Judul Skripsi “Implementasi Program OK OCE Bagi Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus OK OCE Kec. Kembangan)”.
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya pengangguran yang terjadi di Indonesia, karena banyak dari masyarakat Indonesia yang cenderung mencari pekerjaan bukan menciptakan pekerjaan. Hal ini membuat pemerintah berinisiatif untuk membuat instruksi pemerintah pusat maupun pemerintah daerah mengenai program pelatihan kewirausahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi program OK OCE bagi kesejahteraan keluarga dengan Studi Kasus OK OCE Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Pendekatan penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data adalah observasi non partisipasi, wawancara dan dokumentasi. Sosial situation yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pihak internal maupun eksternal yang terlibat dalam program OK OCE. Adapun teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive sampling dengan pengambilan sampel secara sengaja sesuai dengan persyaratan sampel. Analisis keabsahan data dalam penelitian ini adalah triangulasi dengan pengolahan data menggunakan model Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa implementasi program OK OCE yang berguna bagi kesejahteraan keluarga yaitu, bertambahnya wawasan masyarakat mengenai kewirausahaan yang dapat mereka terapkan dalam usaha mereka, bertambahnya relasi yang dapat memperluas pemasaran, semakin berkembangnya mindset kewirausahaan di kalangan usia produktif, dan rata-rata masyarakat yang mengikuti program ini memang sudah berada di tahapan Keluarga Sejahtera I dan kini sudah perlahan berada di tahap Keluarga Sejahtera II.
Kata Kunci : OK OCE, Implementasi, Kesejahteraan Keluarga
ii
ABSTRACT
Ike Retno Septyastuti (11140150000053), Social Education Program, Faculty of Tarbiyah and Teaching Sciences, Syarif Hidayatullah State Islamic University Jakarta, “The Implementation of OK OCE Program For Family Welfare (Case Study OK OCE Kembangan District, West Jakarta)”.
This research is motivated by the large number of unemployements people in Indonesia, because many of the Indonesian people tend to look for jobs instead of creating jobs. This phenomenon made the government take the initiative to make instruction of central government and regional government about entrepreneurship training programs. The aims of this research to determine the implementation of the OK OCE program for family welfare with the OK OCE case study in Kembangan District, West Jakarta. The approach of this research is descriptive qualitative with collecting data method are non-participation observations, interviews and documenting. The social situation used in this study was all internal and external parties which involved in the OK OCE program. The sample technique used in this study was purposive sampling technique with deliberate sampling which appropriate with the sample requirements. The validity analysis of the data in this study is trigulation by processing data using the Miles and Huberman models. The result of this study can be concluded that there are several umplementationts of the OK OCE program which useful for the family welfare such as, increasing community insight into entrepreneurship that they can apply in their business, increasing relationships that can expand marketing, the growing entrepreneurial mindst among the productive age and average people who participated in this program were already at the stage of the prosperous family 1 and now it’s slowly in the stage of the prosperous family 2.
Keywords : OK OCE, Implementation, Family Welfare
iii
KATA PENGANTAR
بسم ن لل حم حيم للر للر
Rasa syukur kepada Allah SWT penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul ”Implementasi Program OK OCE Bagi Kesejahteraan Keluarga (Studi
Kasus OK OCE Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat)” sebagai salah satu syarat
untuk mendapatkan gelar sarjana. Tanpa akal, berkah dan rahmat-Nya yang
diberikan penulis pasti tidak akan sampai pada fase akhir di perkuliahan ini.
Sholawat serta salam tak lupa pula penulis sanjungkan kepada pemimpin
ulung setiap umat yaitu Baginda Rasulullah SAW, dengan bercermin dari
perjuangan beliau maka semangat untuk terus menggali ilmu pengetahuan selalu
ada, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan penuh semangat.
Penulis sadar bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak kekurangan
yang harus disempurnakan dan penuh dengan hambatan yang harus dilalui. Tanpa
dukungan dari seluruh pihak yang telah membantu pastinya skripsi ini tidak dapat
terselesaikan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan
penghargaan dan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku Ketua jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial yang senantiasa memberikan banyak perhatian,
bimbingan, serta motivasi kepada mahasiswa tingkat akhir disela-sela
kesibukannya.
3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial sekaligus Dosen Pembimbing Akademik, yang juga
senantiasa memberikan banyak perhatian dan motivasi kepada mahasiswa
tingkat akhir disela-sela kesibukannya.
4. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd, selaku dosen pembimbing pertama dan
Ibu Cut Dhien Nourwahida, MA, selaku dosen pembimbing kedua yang
telah bersedia meluangkan waktu serta selalu memberikan motivasi,
bimbingan dan nasehat selama penulisan skripsi ini.
iv
5. Seluruh dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah
memberikan ilmu selama penulis mengenyam pendidikan di kampus ini.
6. Kepada kedua orang tua, Bapak Supiyo dan Ibu Suryantini terimakasih
atas seluruh doa dan dukungan moril maupun materil serta kasih sayang
yang selalu mengiringi langkah penulis hingga saat ini.
7. Kepada adikku, Yogatama Febriadisetyo dan Triana Destiadi Supiyo serta
seluruh keluargaku. Terimakasih atas seluruh perhatian, dukungan dan doa
dari kalian semua.
8. Kepada Pak Ricardo, selaku Kepala Satuan Pelaksana serta Ka Imanda, Ka
Nandez, Ka Ade dan Ka Bambang, selaku pendamping OK OCE Kec.
Kembangan yang telah membantu saya dalam pelaksanaan penelitian.
9. Kepada keluarga besar HMI Komisariat Tarbiyah terkhusus Distrik
Pendidikan IPS. Terimakasih telah memberikan banyak pengalaman hidup
dan mewarnai hari-hari penulis selama berada di Ciputat beberapa tahun
terakhir.
10. Kepada seluruh teman, kakak, dan adik anggota Himpunan Mahasiswa
Jurusan Pendidikan IPS yang telah mengajarkan betapa pentingnya
berorganisasi saat berada di dunia perkuliahan.
11. Kepada sahabat-sahabat terbaikku selama masa perkuliahan, Dini Utami,
Chairunnisa, Tuti Alawiyah, Evi Lutfiah, Hery Junita Setyorini, Ernawati,
Syifa Maulida dan Mardini Dwi Kencana Chairunnisa terimakasih telah
menjadi tempat berkeluh kesah selama masa perkuliahan.
12. Kepada Suherlin, Nurma Yunita, Dini Utami dan Hilda Putri Lestari,
terimakasih sahabat-sahabat terbaik sejak MA yang telah menerima segala
kekurangan penulis dalam suka maupun duka.
13. Kepada Dinda Mufirdah dan Ahmad Fahri Syururi, terimakasih karena
telah menemani penulis dan menjadi tempat berkeluh kesah.
14. Teman-teman Jurusan Pendidikan IPS angkatan 2014 terutama konsentrasi
Ekonomi atas kekompakannya selama ini, baik di kelas ataupun saat
praktikum.
v
15. Dan seluruh pihak yang penulis sadari atau tidak sadari telah membantu
secara langsung ataupun tidak langsung dalam penyusunan skripsi ini yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Penulis harapkan semoga segala kebaikan yang diberikan mendapatkan
pahala yang berlipat ganda oleh Allah SWT dan senantiasa selalu dilindungi oleh
Allah SWT.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang akan
digunakan demi perbaikan dimasa yang akan datang. Penulis berharap agar skripsi
ini dapat bermanfaat, khusunya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca.
Jakarta, 21 Desember 2018
Ike Retno Septyastuti 11140150000053
vi
DAFTAR ISI
SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
LEMBAR KETERANGAN UJI REFERENSI
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
ABSTRAK ........................................................................................................................ i
ABSTRACT ........................................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ ix
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................................... x
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................................................. 8
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................. 9
D. Rumusan Masalah ................................................................................................. 9
E. Tujuan Penelitian .................................................................................................. 9
F. Manfaat penelitian ................................................................................................ 9
BAB II KAJIAN TEORI ................................................................................................ 11
A. Kajian Teori ........................................................................................................ 11
1. Konsep Kewirausahaan dan Wirausaha ........................................................ 11
2. Program OK OCE ........................................................................................ 20
3. Konsep Kesejahteraan Keluarga .................................................................. 25
B. Penelitian Relevan ............................................................................................... 37
C. Kerangka Berpikir ............................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................................ 46
A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................. 46
vii
1. Tempat Penelitian ......................................................................................... 46
2. Waktu Penelitian .......................................................................................... 46
B. Metode Penelitian ............................................................................................... 47
C. Subjek Penelitian ................................................................................................. 48
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................................................. 49
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data ................................................................ 53
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data ................................................. 55
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................ 56
A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................................................. 56
1. Profil Program OK OCE .............................................................................. 56
2. Legal Formal ................................................................................................ 60
3. Visi dan Misi ................................................................................................ 60
4. Lambang OK OCE ....................................................................................... 61
5. Anggota OK OCE dan 7PAS ....................................................................... 61
B. Deskripsi Hasil Penelitian .................................................................................. 62
1. Hasil Observasi ............................................................................................. 62
2. Hasil Wawancara .......................................................................................... 74
C. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................................................ 111
1. Implementasi Program OK OCE Bagi Kesejahteraan Keluarga (Studi
Kasus OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat) ..................................... 111
2. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Masyarakat Binaan di OK OCE Kec.
Kembangan, Jakarta Barat .......................................................................... 119
D. Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 122
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN ............................................... 123
A. Simpulan ........................................................................................................... 123
B. Implikasi ............................................................................................................ 124
C. Saran .................................................................................................................. 125
Daftar Pustaka ............................................................................................................... 126
Lampiran
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................................... 44
Gambar 4.1 Lambang OK OCE ...................................................................................... 61
Gambar 4.2 Anggota OK OCE di DKI Jakarta per 10 November 2018 ........................ 61
Gambar 4.3 Masyarakat dengan Status 7P di Berbagai Kota yang Berada di DKI
Jakarta per 10 November 2018 .................................................................. 62
Gambar 4.4 Kantor Sekretariat OK OCE Kec. Kembangan .......................................... 64
Gambar 4.5 Kantor Camat Kembangan ......................................................................... 65
Gambar 4.6 Suasana Pelatihan ....................................................................................... 68
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Penduduk usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja
Utama, 2014-2017 ........................................................................................... 2
Tabel 1.2 Penduduk Usia 15 Tahun ke atas Menurut Jenis Kegiatan Utama, 2017-
2018 .................................................................................................................. 3
Tabel 1.3 Status Keanggotan Masyarakat Binaan OK OCE di Wilayah Jakarta
Barat ................................................................................................................. 7
Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Penelitian Relevan ............................................... 42
Tabel 3.1 Waktu Penelitian ............................................................................................ 46
Tabel 3.2 Pedoman Observasi ....................................................................................... 50
Tabel 3.3 Instrumen Wawancara..................................................................................... 51
Tabel 3.4 Pedoman Studi Dokumentasi ......................................................................... 53
Tabel 4.1 Tenaga Kepengurusan OK OCE Kec. Kembangan ....................................... 66
x
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Transkip Wawancara Pengurus OK OCE Kec. Kembangan
Lampiran 2 Transkip Wawancara Coach OK OCE
Lampiran 3 Transkip Wawancara Informan Masyarakat Binaan 1
Lampiran 4 Transkip Wawancara Informan Masyarakat Binaan 2
Lampiran 5 Transkip Wawancara Informan Masyarakat Binaan 3
Lampiran 6 Hasil Observasi OK OCE Kec. Kembangan
Lampiran 7 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 8 Data Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan
Lampiran 9 Materi Pelatihan OK OCE
Lampiran 10 Surat Bimbingan Skripsi
Lampiran 11 Surat Izin Penelitian
Lampiran 12 Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 13 Lembar Uji Referensi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada abad ke-21 ini masyarakat dunia dihadapkan pada era baru yang
penuh dengan tantangan yaitu era globalisasi. Salah satu tantangan nyata era
globalisasi ini adalah dengan adanya pasar MEA yang di mana menjadi
sebuah kompetisi antar negara dengan semakin terbukanya kesempatan
kerjasama antar negara yang seluas-luasnya, sedangkan disisi lain semakin
ketatnya persaingan kualitas sumber daya manusia.
Sayangnya, masyarakat Indonesia terutama di kota-kota besar saat ini
masih menganggap bahwa setelah menyelesaikan pendidikan pada jenjang
tertentu, haruslah mencari pekerjaan pada sektor formal. Kondisi seperti ini
seringkali terjadi pada masyarakat Indonesia sehingga mereka enggan
berkreasi untuk menciptakan lapangan pekerjaan secara mandiri dan bahkan
kondisi ini akan mempengaruhi karakter berani berisiko, kerja keras, dan
berinovasi pada masyarakat Indonesia. Hal inilah yang memicu jumlah
pengangguran di Indonesia belum terkendali dan menyebabkan tingkat
kesejahteraan keluarga yang masih sangat minim.
Pandangan masyarakat masa kini yang lebih mengandalkan ijazah
dibandingkan dengan menggali potensi yang dimilikinya, dianggap menjadi
salah satu penyebab terhambatnya pembangunan ekonomi di masyarakat.
Kebanyakan dari mereka berorientasi mencari pekerjaan terutama sebagai
pegawai negeri dan pegawai swasta (job seekers), bukan sebagai pencipta
lapangan pekerjaan (job creator).
Pola pikir yang diwujudkan dalam cita-cita untuk menjadi pegawai
sebenarnya sudah terjadi di berbagai belahan dunia sejak puluhan tahun lalu.
Seorang penulis buku tentang motivasi yang terkenal, yaitu Max Gunther
pernah mengkritik sistem pendidikan di Amerika Serikat tahun 70-an yang
2
katanya hanya akan melahirkan lulusan Sanglaritis yang artinya mereka
mempunyai mental buruh, yaitu ingin menjadi pegawai negeri atau pegawai
swasta. Mereka kurang mampu dan mau menciptakan lapangan kerja sendiri.
Bahkan, untuk kasus Indonesia hal itu masih terjadi sampai sekarang.1
Tabel 1.1 berikut ini merupakan data penduduk usia 15 tahun keatas yang
bekerja menurut lapangan kerja utama, 2014-2017 berdasarkan data publikasi
Badan Pusat Statistik (BPS):
Tabel 1.1
Penduduk usia 15 Tahun ke atas yang Bekerja Menurut Lapangan Kerja
Utama, 2014-2017
Sumber: bps.go.id2
Dari Tabel 1.1 dapat dilihat bahwa penduduk yang bekerja di lapangan
kerja utama di sektor perdagangan dari periode Februari 2014-Agustus 2017
mengalami naik turun, hal ini membuktikan bahwa masih banyak masyarakat
1 Kasmir, Kewirausahaan: Edisi Revisi 6, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 3. 2 Badan Pusat Statstik,
https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16%2000:00:00/970/penduduk-15-tahun-ke-atas-yang-bekerja-menurut-lapangan-pekerjaan-utama-1986---2017.html, diakses pada 21 Juli 2018, pukul 10.00 wib.
Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus Februari Agustus
1 Pertanian, Perkebunan, Kehutanan, Perburuan, dan Perikanan
40,833,052 38,973,033 40,122,816 37,748,228 38,291,111 37,770,165 39,678,453 35,923,886
2 Pertambangan dan Penggalian 1,623,109 1,436,370 1,420,917 1,320,466 1,311,834 1,476,484 1,370,669 1,391,690
3 Industri 15,390,188 15,254,674 16,382,756 15,255,099 15,975,086 15,540,234 16,573,121 17,008,865
4 Listrik, Gas, dan Air Minum 308,588 289,193 311,834 288,697 403,824 357,207 414,849 393,873
5 Konstruksi 7,211,967 7,280,086 7,714,384 8,208,086 7,707,297 7,978,567 7,162,968 8,136,636
6 Perdagangan, Rumah Makan dan Jasa Akomodasi 25,809,269 24,829,734 26,647,168 25,686,342 28,495,436 26,689,630 29,104,970 28,173,571
7 Transportasi, Pergudangan dan Komunikasi 5,324,105 5,113,188 5,192,181 5,106,817 5,192,491 5,608,749 5,692,432 5,759,684
8 Lembaga Keuangan, Real Estate, Usaha Persew aan, dan Jasa Perusahaan
3,193,357 3,031,038 3,643,881 3,266,538 3,481,598 3,531,525 3,592,657 3,752,262
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial, dan Perorangan 18,476,287 18,420,710 19,410,884 17,938,926 19,789,020 19,459,412 20,948,730 20,481,956
10 Belum Jelas Batasannya - - - - - - - -
11 Lainnya - - - - - - - -
12 Tak Terjaw ab - - - - - - - -
Total 118,169,922 114,628,026 120,846,821 114,819,199 120,647,697 118,411,973 124,538,849 121,022,423
2017No. Lapangan Pekerjaan Utama
20152014 2016
3
Indonesia yang setelah lulus dari pendidikan formalnya justru berorientasi
pada mencari kerja bukan menciptakan lapangan kerja.
Tabel 1.2 berikut ini merupakan data tingkat pengangguran terbuka
menurut kegiatan jenis utama di DKI Jakarta berdasarkan data publikasi
Badan Pusat Statistik (BPS) :
Tabel 1.2
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas menurut Jenis Kegiatan Utama, 2017–2018
Sumber: bps.go.id
Dari Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa tingkat pengangguran terbuka (TPT)
selama periode Februari 2017-Februari 2018 hanya mengalami penurunan dari
5,36 persen menjadi 5,34 persen, atau hanya terdapat penurunan sebesar 0,02
poin saja. Hal ini terjadi karena ada penawaran tenaga kerja yang berlebih
terutama pada angkatan kerja dengan tingkat pendidikan SMK dan SMA.
Mereka yang berpendidikan rendah (SLTP ke bawah termasuk yang tidak
4
sekolah) cenderung mau menerima pekerjaan apa saja sehingga Tingkat
Pengangguran Terbuka (TPT) relatif rendah.3
Banyaknya pengangguran terbuka pun disebabkan rendahnya minat
berwirausaha padahal menjadi seorang wirausaha merupakan salah satu
pendukung yang menentukan maju mundurnya perekonomian dan dapat
meningkatkan kesejahteraan perekonomian keluarga, karena bidang wirausaha
mempunyai kebebasan untuk berkarya dan mandiri.
Untuk mengubah mental dan motivasi yang sudah demikian melekat
tertanam di setiap insan Indonesia bukanlah pekerjaan yang mudah. Lebih
sulit lagi pada kalangan tidak mampu yang memang sejak kakek, ayahnya
sudah menjadi pegawai. Salah satu caranya adalah dengan mempelajari
keuntungan dan kelebihan berwirausaha dibandingkan menjadi pegawai.4
Kuncinya adalah pengenalan potensi akan diri dan memiliki karakter
kewirausahaan yang unggul. Dengan demikian, pengenalan potensi diri dan
pembentukan karakter kewirausahaan sangat mendukung keberhasilan usaha
baik usaha individu, kelompok, maupun pembangunan ekonomi secara
keseluruhan.5
Entrepreneur berperan dalam proses kegiatan ekonomi dalam
memproduksi dan mendistribusikan barang dan jasa serta dapat menghasilkan
nilai tambah pada suatu barang, namun Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang memiliki kelimpahan sumber daya alam, belum ditunjang oleh jumlah
dan kualitas pengusaha yang memadai. Dari aspek kuantitas wirausaha saja,
berdasarkan hasil Global Entrepreneurship Index 2018 yang dilakukan oleh
The Global Entrepreneurship and Development Institute, Amerika Serikat
menyebutkan secara global. Bahwa Indonesia menempati peringkat ke-94 dari
3 Badan Pusat Statistik, https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/320/februari-2018--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--dki-jakarta-sebesar-5-34-persen--.html, diakses pada 20 Juli 2018, pukul 19.00 wib.
4 Kasmir, Kewirausahaan: Edisi Revisi 6, (Jakarta: Rajawali Pers, 2011), h. 5. 5 Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 18.
5
137 negara di dunia. Jumlah ini kalah dengan Amerika Serikat yang
menempati urutan pertama, atau negara-negara di Asia seperti Hongkong yang
menempati urutan ke-13, Singapura urutan ke-27, Malaysia urutan ke-58, dan
Thailand urutan ke-71.6 Hal ini membuktikan bahwa minat masyarakat
Indonesia dalam berwirausaha kurang dibandingkan dengan negara-negara
lainnya terutama negara-negara di Asia bahkan di Asia Tenggara.
Pemerintah Indonesia pun sangat mendukung upaya-upaya untuk
membudayakan kewirausahaan bagi rakyat Indonesia, salah satunya dengan
mengeluarkan instruksi Presiden nomor 4 tahun 1995 tentang Gerakan
Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan (GNMMK). Instruksi
presiden ini ditujukan kepada para menteri, Gubernur Bank Indonesia dan
para gubernur agar bersama-sama melaksanakan GNMMK sesuai dengan
tugas dan kewenangannya. Tujuan GNMMK, membangun kewirausahaan
manusia Indonesia untuk mempercepat pencapaian tujuan pembangunan
nasional dan menghadapi perubahan tatanan perekonomian dunia.7
Selanjutnya dijelaskan dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang
Kewirausahaan Nasional Bab IV pasal 6 mengenai tugas pemerintah pusat dan
pemerintah daerah adalah membimbing, mendukung, dan memfasilitasi
penyelenggaraan penumbuhkembangan kewirausahaan nasional secara
berkelanjutan dan berkesinambungan dan membantu ketersediaan
infrastruktur kewirausahaan yang diperlukan untuk penumbuhkembangan
kewirausahaan nasional. Selanjutnya dalam pasal 7 mengenai wewenang
pemerintah pusat dan pemerintah daerah berwenang untuk melakukan
6 https://thegedi.org/global-entrepreneurship-and-development-index/, diakses pada 21 Juli
2018, pukul 12.00 wib. 7 http://www.bphn.go.id/data/documents/95ip004.pdf, diakses pada 23 Juli 2018, pukul 20.15
wib.
6
pengawasan terhadap penyelenggaraan penumbuhkembangan kewirausahaan
nasional sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.8
Program tersebut merupakan komitmen pemerintah untuk mendorong
masyarakat Indonesia menjadi wirausaha andal yang menciptakan pekerjaan,
bukan sebagai pencari kerja dan sebagai langkah untuk membuat masyarakat
mandiri dalam mensejahterakan keluarga. Berbagai program pemasaran pun
telah diarahkan untuk memudahkan wirausaha dalam memasarkan produknya,
domestik maupun internasional. Pemerintah pusat menyediakan Gedung
SMESCo di Jakarta untuk memasarkan produk koperasi, usaha kecil dan
menengah (UMKM) dari seluruh Indonesia.
Namun, program yang telah direncanakan sejak lama itu kurang
mendapat perhatian dari berbagai pihak dan terkadang masyarakat masih
dipersulit dengan berbagai keadaan seperti sulitnya mendapat perizinan untuk
berdagang ataupun mendapat pinjaman sebagai modal awal dalam
berwirausaha, selain itu dukungan program dari pemerintah daerah pun
dirasakan sangat kurang terutama dalam program pelatihan kewirausahaan.
Salah satu upaya pemerintah Jakarta dalam menanggulangi tingkat
pengangguran dan untuk mensejahterakan keluarga di DKI Jakarta adalah
dengan meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan keterampilan
dalam berwirausaha. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan
membuat program baru di bidang pendidikan non-formal yaitu lembaga
pelatihan kewirausahaan OK OCE. Melalui kegiatan pelatihan kewirausahaan
masyarakat di jalur pendidikan non-formal tersebut diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia,
mengurangi tingkat pengangguran serta diharapkan dapat mensejahterakan
masyarakat Jakarta.
8 Rancangan Undang-Undang Tentang Kewirausahaan Nasional,
http://dpr.go.id/doksileg/proses2/RJ2-20160226-015135-1145.pdf, diakses pada 23 Juli 2018, pukul 20.30 wib.
7
Pembinaan kewirausahaan ini dilaksanakan dengan pelatihan yang
dilakukan oleh masyarakat binaan yang dimaksudkan untuk meningkatkan
mental wirausaha dan diikuti oleh pelatihan mencari dan menguji ide usaha
sebelum memutuskan pilihan usaha yang akan dijalankan. Selanjutnya
dilakukan pendampingan yang akan membantu masyarakat binaan untuk
memasarkan produknya, lalu OK OCE pun akan membantu memfasilitasi
perizinan dan legalitas anggotanya. Upaya-upaya yang dilakukan ini
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga di DKI Jakarta.
Pembinaan kewirausahaan bagi warga Jakarta juga diharapkan dapat
mempersiapkan dan memberikan sumbangan yang nyata dalam pembangunan
ekonomi bangsa dan negara. Dalam hubungan itu, maka pelatihan
kewirausahaan bagi masyarakat DKI Jakarta haruslah menanamkan motivasi
pada masyarakat binaannya, sehingga dapat mengarahkan masyarakat untuk
berwirausaha mandiri dan dapat mengurangi tingkat pengangguran.
Tabel 1.3 berikut ini merupakan data status keanggotaan masyarakat
binaan OK OCE di wilayah Jakarta Barat berdasarkan data publikasi
okoce.me:
Tabel 1.3
Data Status Keanggotaan Masyarakat Binaan OK OCE di wilayah Jakarta Barat.
Sumber: Okoce.me
8
Ket: 1P: Pendaftaran 5P: Pemasaran 2P: Pelatihan 6P: Pelaporan Keuangan 3P: Pendampingan 7P: Permodalan
4P: Perizinan
Dari data diatas dapat kita lihat jika Kecamatan Kembangan menempati
urutan ketiga dari delapan Kecamatan yang terdapat di Wilayah Jakarta Barat
yang memiliki peserta binaan terbanyak dan memiliki program pelatihan rutin
yang diselenggarakannya, maka dari itu penulis tertarik untuk mengambil
studi kasus yang bertempat di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat.
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil
judul “IMPLEMENTASI PROGRAM OK OCE BAGI KESEJAHTERAAN
KELUARGA (Studi Kasus OK OCE Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat)”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang yang sudah dijabarkan diatas, maka dapat
diidentifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Masyarakat dengan pendidikan rendah cenderung mau menerima
pekerjaan apa saja.
2. Masyarakat Indonesia dengan pendidikan tinggi yang cenderung memilih
menjadi pegawai negeri dan pegawai swasta (job seekers), bukan sebagai
pencipta lapangan pekerjaan (job creator).
3. Sulitnya mendapat perizinan untuk berdagang ataupun mendapat
pinjaman sebagai modal awal dalam berwirausaha menjadi masalah awal
untuk berwirausaha.
4. OK OCE adalah program baru sebagai upaya pemerintah Jakarta dalam
menanggulangi tingkat pengangguran dan untuk mensejahterakan
keluarga di DKI Jakarta.
9
5. Dari data yang didapat Jakarta Barat menempati urutan kedua di DKI
Jakarta yang memiliki peserta aktif dan program aktif terbanyak dan
Kecamatan Kembangan menempati urutan ketiga dari delapan kecamatan
yang terdapat di Wilayah Jakarta Barat yang memiliki peserta binaan
terbanyak dan memiliki program pelatihan rutin yang
diselenggarakannya.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah, serta untuk memudahkan pembahasan
skripsi ini, menjaga agar penelitian lebih fokus dan terarah, tidak
menimbulkan keraguan dan salah penafsiran, maka diperlukan pembatasan
masalah yaitu implementasi program OK OCE bagi kesejahteraan keluarga.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dibuat, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian yaitu, bagaimana Implementasi Program OK
OCE Bagi Kesejahteraan Keluarga di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat?
E. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui implementasi
program OK OCE bagi kesejahteraan keluarga di Kecamatan Kembangan,
Jakarta Barat.
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai kajian ilmu dan
menjadi referensi terkait kewirausahaan dan kesejahteraan keluarga.
10
b. Sebagai bahan acuan dan referensi dalam melakukan penelitian
terkait kewirausahaan dan kesejahteraan keluarga.
c. Sebagai bahan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan
dalam bidang kewirausahaan serta kesejateraan keluarga.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan
memperluas kajian ilmu pengetahuan khususnya pelatihan
kewirausahaan dalam program OK OCE.
b. Bagi Universitas
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap pengembangan keilmuan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
khususnya bagi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial.
c. Bagi Mahasiswa
Diharapkan dapat memberikan informasi dan mengembangkan
wawasan akademik mengenai pelatihan kewirausahaan.
d. Bagi Penulis
Menambah wawasan dalam pelatihan kewirausahaan terutama
program OK OCE di DKI Jakarta.
e. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi tambahan referensi bagi peneliti
selanjutnya mengenai kewirausahaan dan kesejahteraan keluarga.
11
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Secara garis besar penelitian ini mempelajari tentang implementasi
dari program OK OCE bagi kesejahteraan keluarga masyarakat binaan
yang mengikuti program tersebut di Kecamatan Kembangan, Jakarta
Barat. Pada bab ini, akan dibahas mengenai teori-teori yang menjadi
landasan dalam penelitian ini. Di mana di dalam pembahasannya akan
dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu: 1. Kewirausahaan, 2. Program OK
OCE, dan 3. Kesejahteraan Keluarga.
1. Konsep Kewirausahaan dan Wirausaha
a. Definisi Kewirausahan
Istilah kewirausahaan mulai dipopulerkan sejak tahun 1990.
Sebelum itu istilah kewirausahaan atau enterpreneur (bahasa
Perancis) adalah lebih populer yang artinya orang membeli
barang dengan harga pasti, meskipun orang itu belum tahu dengan
harga berapa barang itu akan dijual.
Kemudian istilah kewirausahaan dipersamakan dengan
entrepreneurship atau wirausaha diartikan berbeda-beda namun
pada prinsipnya maksud dan ruang lingkupnya sama.
Kewirausahaan berasal dari kata Wirausaha. Wirausaha berasal
dari kata wira artinya berani, utama, mulia dan usaha yang berarti
kegiatan bisnis komersil maupun non komersil. Jadi
kewirausahaan diartikan secara harfiah sebagai hal-hal yang
menyangkut keberanian seseorang untuk melakukan kegiatan
bisnis maupun non bisnis secara mandiri.1 Meskipun memiliki
banyak artian namun pada kenyataannya entrepreneurship atau
kewirausahaan yaitu disiplin ilmu sedangkan entrepreneur atau
1 Daryanto, dkk, Kewirausahaan (Penanaman Jiwa Kewirausahaan), (Yogyakarta: Gava
Media, 2013), h.3
12
wirausaha memiliki arti seseorang yang menerapkan disiplin ilmu
dari kewirausahaan.
Wirausahawan (entrepreneur) adalah seorang inovator yang
menggabungkan teknologi yang berbeda dan konsep-konsep
bisnis untuk menghasilkan produk atau jasa, yang mampu
mengenali setiap kesempatan yang menguntungkan, yang
menyusun konsep strategi perusahaan, dan yang berhasil
menerapkan ide-idenya. Wirausahawan juga adalah mereka yang
mampu menggerakan perekonomian masyarakat untuk maju,
termasuk juga mereka yang berani mengambil risiko,
mengoordinasi kegiatan, mengelola modal atau sarana produksi,
yang mengenalkan fungsi produksi baru, dan mereka yang
memiliki respon kreatif dan inovatif terhadap perubahan yang
terjadi. Kewirausahaan (entrepreneurship) merujuk kepada
kepribadian tertentu, yaitu pribadi yang mulia, yang mampu
berdiri di atas kemampuan sendiri yang mampu mengambil
keputusan untuk dirinya sendiri serta mampu menerapkan tujuan
yang ingin dicapai atas pertimbangannya sendiri.2 Wirausaha dan
kewirausahaan memiliki hubungan yang erat dalam penerapannya
karena dengan adanya disiplin ilmu kewirausahaan maka
wirausaha dapat terlaksana dengan baik dan terarah.
Wirausahawan adalah seseorang yang menciptakan bisnis
baru dengan mengambil risiko atau ketidakpastian demi
memperoleh keuntungan, melalui identifikasi peluang dan
kesempatan yang ada serta memanfaatkan berbagai sumber daya
yang diperlukan. Wirausahawan harus memiliki keberanian untuk
mewujudkan ide bisnisnya menjadi tindakan nyata yang disertai
dengan kreativitas. Dengan kreativitas yang tinggi, wirausahawan
menjalankan bisnisnya untuk memperbaiki kualitas atau standar
2 Arman Hakin Nasution, dkk, Membangun Spirit Entrepreneurship Muda Indoesia,
(Jakarta:Elex Media Komputindo, 2001), h. 1-2.
13
hidup serta membantu memenuhi kebutuhan orang lain.3 Seorang
wirausahawan harus pandai dalam memanfaatkan peluang yang
ada sehingga dapat membuat inovasi-inovasi terbaru yang dapat
membantu kebutuhan hidup masyarakat luas.
Kewirausahaan (Enterpreneurship) adalah kemampuan
kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya
untuk mencari peluang menuju sukses. Menurut Drucker, inti dari
kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu
yang baru dan berbeda melalui pemikiran kreatif dan tindakan
inovatif demi terciptanya peluang.4 Sama seperti pengertian
sebelumnya jika dengan adanya kewirausahaan, manusia
seharusnya memiliki kemampuan untuk mengolah sesuatu yang
ada lebih berinovasi sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
zaman.
Menurut Peter Hisrich, mengatakan bahwa kewirausahaan
adalah proses penciptaan sesuatu yang berbeda untuk
menghasilkan nilai dengan mencurahkan waktu dan usaha.
Diikuti penggunaan uang fisik, risiko, dan kemudian
menghasilkan balas jasa berupa uang serta kepuasan dan
kebebasan pribadi. Definisi di atas tidak jauh berbeda dengan
yang dikemukakan oleh Thomas W. Zimmerer yang
mengungkapkan bahwa kewirausahaan merupakan proses
penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah
dan mencari peluang yang dihadapi setiap orang dalam setiap
hari.5 Dalam pengertian kewirausahaan di atas dapat disimpulkan
terdapat beberapa konsep seperti kemampuan untuk menciptakan
sesuatu yang baru dan berbeda dari yang sudah ada dalam upaya
memenuhi kebutuhan setiap hari.
3 Hery, Kewirausahaan, (Jakarta: Grasindo, 2017), h.1 4 Suryana, Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, (Jakarta:
Salemba Empat, 2009), h.2. 5 Ibid, h.13.
14
Dari beberapa konsep yang dikemukan, ada enam hakikat
penting kewirausahaan, yaitu:
a. Menurut Ahmad Sanusi, kewirausahaan adalah nilai yang
diwujudkan dalam perilaku yang dijadikan dasar sumber
daya, tenaga penggerak, tujuan, siasat, kiat, proses, dan
hasil bisnis.
b. Menurut Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan
menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda.
c. Menurut Zimmerer, kewirausahaan adalah proses penerapan
kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan
menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan/usaha.
d. Menurut Soeharto Prawiro, kewirausahaan adalah nilai yang
diperlukan untuk memulai dan mengembangkan usaha.
e. Kewirausahaan adalah proses dalam mengerjakan sesuatu
yang baru dan berbeda yang dapat memberikan bermanfaat
serta nilai lebih.
f. Kewirausahaan adalah usaha menciptakan nilai tambah
dengan jalan mengkombinasikan sumber-sumber melalui
cara-cara baru dan berbeda untuk memenangkan
persaingan. Nilai tambah tersebut dapat diciptakan dengan
cara mengembangkan teknologi dan ilmu pengetahuan,
menghasilkan barang dan jasa sehingga lebih efisien,
memperbaiki produk dan jasa yang sudah ada, dan
menemukan cara untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen.
Berdasarkan keenam konsep di atas, secara ringkas
kewirausahaan dapat didefinisikan sebagai kemampuan kreatif
dan inovatif yang dijadikan kiat, dasar, sumber daya, proses, dan
15
perjuangan untuk menciptakan nilai tambah barang dan jasa yang
dilakukan dengan keberanian untuk menghadapi risiko.6
Buku Kewirausahaan Indonesia dengan Semangat 17-8-1945
yang diterbitkan oleh Departemen Koperasi Dan Pembinaan
Pengusaha Kecil, menggunakan istilah wirausaha tanpa
mempertentangkannya dengan istilah wiraswasta. Istilah
wiraswasta pernah popular pada tahun 1970-an di mana pada saat
itu terdapat suatu program pembinaan kepribadian mandiri
generasi muda yng dilakukan oleh Suparman Sumahamidjaja dan
disiarkan oleh TVRI. Dalam bahasa Indonesia istilah wiraswasta
memiliki arti:
Wira: utama, gagah, luhur, berani, teladan, pejuang
Swa : sendiri Swa : sendiri
Hasta : tangan Sta : berdiri
Jadi, wiraswasta berarti orang yang memiliki sifat-sifat
keberanian, keutamaan, keteladanan, dalam mengambil risiko yang
bersumber pada kemampuan sendiri. Namun demikian dalam
realitasnya seorang wirausaha tidak bisa disamakan dengan
wiraswasta. Wiraswasta memang berusaha mandiri, namun
biasanya tidak memiliki visi pengembangan usaha, kreativitas, dan
daya inovasi.7
Tujuan kewirausahaan adalah tercapainya kesejahteraan
individu dan nilai tambah bagi masyarakat. Sedangkan wirausaha
mengacu pada orang yang melaksanakan proses
penciptaan/kekayaan dan nilai tambah, melalui peneluran dan
6 Ibid, h. 18. 7 Rambat Lupiyoadi, Entrepreneurship: From Mindset To Strategy (Buku Pegangan Mata
Kuliah Kewirausahaan) edisi ketiga, (Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 2007), h. 3
16
penetasan gagasan, memadukan sumber daya dan merealisasikan
gagasan tersebut menjadi kenyataan. Dengan kata lain, seorang
wirausaha adalah orang yang mampu meretas gagasan menjadi
realitas. Jadi, seorang wirausaha adalah orang yang kreatif dan
inovatif serta mampu mewujudkannya untuk peningkatan
kesejahteraan diri, masyarakat dan lingkungannya.8
Menurut Machfoedz, wirausaha adalah orang yang
bertanggung jawab dalam menyusun, mengelola, dan mengukur
risiko suatu usaha. Selanjutnya, dikemukakan bahwa pada masa
sekarang wirausaha melakukan berbagai hal sehingga definisinya
menjadi lebih luas. Wirausaha merupakan inovator yang mampu
memanfaatkan dan mengubah kesempatan menjadi ide yang dapat
dijual atau dipasarkan, memberikan nilai tambah dengan
memanfaatkan upaya, waktu, biaya kecakapan dengan tujuan
mendapatkan keuntungan.9 Seorang wirausaha harus mampu
menciptakan hal baru yang lebih inovatif dan dapat melihat ke
masa depan agar dapat mengelola segalanya dengan baik.
Rumusan entrepreneurship yang berkembang sekarang ini
kebanyakan berasal dari konsep Schumpeter, dia menjelaskan
bahwa entrepreneurship merupakan pengusaha yang
melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam bidang teknik
dan komersial ke dalam bentuk praktik. Inti dari fungsi pengusaha
adalah pengenalan dan pelaksanaan kemungkinan-kemungkinan
baru dalam bidang perekonomian. Kemungkinan baru tersebut
berupa: pertama, memperkenalkan produk baru atau kualitas baru
suatu barang yang belum dikenal oleh konsumen. Kedua,
pelaksanaan dari suatu metode produksi dari suatu penemuan
ilmiah baru dan cara-cara baru untuk menangani suatu produk
8 Ibid, h.4 9 Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses, (Jakarta: Kencana, 2011), h.25-26
17
supaya menjadi lebih mendatangkan keuntungan. Ketiga,
membuka suatu pemasaran baru yaitu pasar yang belum pernah
dimasuki cabang industri yang bersangkutan atau sudah ada
pemasaran sebelumnya. Keempat, pembukaan suatu sumber dasar
baru, atau setengah jadi atau sumber-sumber yang masih harus
dikembangkan. Kelima, pelaksanaan organisasi baru.10
Kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada dunia
kewirausahaan tidak bisa dihindari oleh seorang wirausaha seperti
telah dijelaskan diatas dengan adanya pengenalan produk baru,
penemuan-penemuan baru dari hal yang lama agar lebih
menciptakan keuntungan, memcoba pemasaran baru yang dapat
membuat pembeli tertarik dengan produknya, dan
pengorganisasian yang lebih masa kini agar para wirausahawan
pun lebih banyak mendapatkan keuntungan.
Kao mendefinisikan wirausaha dengan menekankan pada
aspek kebebasan berusaha yang dinyatakan sebagai berikut: An
entrepreneur is an independent, growth oriented owner-operator.
Para wirausaha merupakan orang yang mempunyai kemampuan
melihat dan menilai kesempatan bisnis, mengumpulkan sumber
daya yang dibutuhkan guna mengambil keuntungan daripadanya
dan mengambil tindakan yang tepat guna memastikan
kesuksesan.11
Kecerdasan wirausaha adalah kemampuan seseorang dalam
mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang maupun
sumber daya sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan nilai
tambah bagi dirinya secara berkelanjutan. Wirausaha tidak hanya
membangun bisnis semata, tetapi mengubah pola pikir dan pola
tindak yang menghasilkan kreativitas dan inovasi. Dari segi
10 Ibid, h. 26-27 11 Ibid, h. 29
18
karakteristik perilaku, Wirausaha (entrepreneurship) adalah
mereka yang mendirikan, mengelola, mengembangkan, dan
melembagakan perusahaan miliknya sendiri. Wirausaha adalah
mereka yang dapat menciptakan kerja bagi orang lain dengan
berswadaya. Definisi ini mengandung asumsi bahwa setiap orang
yang mempunyai kemampuan normal, dapat menjadi wirausaha
asal mau dan mempunyai kesempatan untuk belajar dan berusaha.
Berwirausaha melibatkan dua unsur pokok (1) peluang dan, (2)
kemampuan menanggapi peluang. Berdasarkan hal ini maka
definisi kewirausahaan adalah tanggapan terhadap peluang usaha
yang terungkap dalam seperangkat tindakan serta membuahkan
hasil berupa organisasi usaha yang melembaga, produktif, dan
inovatif.12
Dengan demikian, bahwa kewirausahaan merupakan
semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan dampak
yang sangat positif bagi seorang wirausaha dalam menciptakan
peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri atau
pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan
selalu berusaha mencari dan melayani langganan dengan
menyediakan produk yang sesuai dengan kebutuhan para
konsumennya serta berani mengambil risiko dan selalu kreatif dan
inovatif dalam menciptakan produk-produk baru, serta wirausaha
dituntut untuk mampu menjalankan manajemen usahanya dengan
baik.
Menurut Rancangan Undang-Undang (RUU) Republik
Indonesia tentang kewirausahaan nasional, kewirausahaan adalah
semangat, sikap, perilaku, dan kemampuan Warga Negara
Indonesia dalam menangani usaha dan/atau kegiatan yang
mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara
12 Ibid, h. 29
19
kerja teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi
dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan/atau
memperoleh keuntungan yang lebih besar. Sedangkan wirausaha
adalah Warga Negara Indonesia yang memiliki kemampuan
dalam mengenali dan mengelola diri serta berbagai peluang
maupun sumber daya sekitarnya secara kreatif untuk menciptakan
nilai tambah bagi dirinya secara berkelanjutan.
Dijelaskan juga dalam bab IV mengenai tugas dan wewenang
pemerintah yaitu:
Pemerintah dan Pemerintah Daerah bertugas :
a. Membimbing, mendukung, dan memfasilitasi penyelenggaraan
penumbuhkembangan kewirausahaan nasional secara
berkelanjutan dan berkesinambungan; dan
b. Membantu ketersediaan infrastruktur kewirausahaan yang
diperlukan untuk penumbuhkembangan kewirausahaan
nasional.
Pemerintah dan Pemerintah Daerah berwenang untuk
melakukan pengawasan terhadap penyelenggaraan
penumbuhkembangan kewirausahaan nasional sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.13
Berdasarkan dari definisi kewirausahaan dan wirausaha maka
dapat dipahami kewirausahaan adalah Intelektual yang diperoleh
dan dimiliki seorang individu yang nantinya bisa membantu
seorang individu melakukan inovasi dan terjun dalam bidang
wirausaha. Sedangkan wirausaha adalah seseorang yang berusaha
untuk menghasilkan sesuatu yang baru melalui berpikir kreatif
13 Rancangan Undang-Undang Tentang Kewirausahaan Nasional,
http://dpr.go.id/doksileg/proses2/RJ2-20160226-015135-1145.pdf, diakses pada 8 Agustus 2018, pukul 16.30 wib.
20
dan bertindak inovatif, sehingga dapat menciptakan ide-ide atau
peluang dan dapat dimanfaatkan dengan baik.
2. Program OK OCE
Gerakan kewirausahaan OK OCE yang telah berjalan selama
masa kampanye Anies-Sandi dan terus berjalan sebagai suatu gerakan
masyarakat yang sesuai dengan filosofinya, independen dan swadaya
masyarakat.
Asal mula Gerakan OK OCE sebagai sebuah gerakan wirausaha
sosial terinspirasi dari yayasan yang sudah di jalankan oleh keluarga
besar Sandiaga Uno sejak 17 tahun lalu dengan nama Mien R Uno
Foundation. Konsep kewirausahaan MRUF di duplikasi menjadi
sebuah gerakan kemasyarakatan yang di respon sangat positif oleh
warga Jakarta.
Guna menumbuh-kembangkan gerakan masyarakat ini maka
didirikanlah sebuah wadah organisasi yang berbadan hukum dengan
nama Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) yang menaungi seluruh
unit gerakan wirausaha OK OCE yang diinisiasi warga yang telah
tumbuh berkembang selama ini.
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) bersifat independen,
terpisah dari unit-unit Penggerak OK OCE yang dapat berbentuk
badan hukum sendiri namun berhubungan secara kolaboratif.
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) akan senantiasa membina
seluruh unit penggerak wirausaha khususnya OK OCE untuk dapat
berkolaborasi secara baik dan transparan dalam prinsip good
governance dengan pemerintah provinsi khususnya DKI Jakarta.
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) akan senantiasa
berkolaborasi bersama seluruh stake holder untuk menghadirkan
keadilan ekonomi dan sosial, mewujudkan Jakarta Yang Maju
Kotanya Bahagia Warganya. Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO)
mengajak seluruh penggerak, mentor, dan elemen wirausaha antara
21
lain para komunitas wirausaha, institusi pendidikan, dan institusi
keuangan untuk bergerak bersama menciptakan 200,000 peluang kerja
melalui jalur wirausaha dengan tingkatan seperti wirausaha pemula,
mikro, kecil, menengah dan besar.
Berjalan dengan konsep gerakan warga dan berkolaborasi dengan
pemerintah provinsi di harapkan akan mempercepat proses penciptaan
200,000 tenaga kerja baru selama lima tahun pemerintahan Anies-
Sandi.
OK OCE adalah sebuah gerakan kewirausahaan berbasis
Kecamatan yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru di
Jakarta dan Indonesia pada umumnya.
Gerakan kewirausahaan ini akan di motori oleh Perkumpulan
Gerakan OK OCE. Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO)
merupakan perkumpulan para komunitas dan mentor penggerak untuk
menciptakan lapangan kerja baru berbasis kewirausahaan.
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) bertujuan untuk
menciptakan ekosistem wirausaha (berkolaborasi dengan institusi
swasta dan pemerintah) yang akan di gerakan oleh komunitas dan
mentor penggerak wirausaha.
Dapat disimpulkan bahwa Visi misi Perkumpulan Gerakan OK
OCE (PGO) adalah memberdayakan para penggerak untuk
menjalankan roda ekosistem wirausaha berbudaya kolaborasi untuk
menciptakan lapangan kerja baru berbasis kewirausahaan.
OK OCE adalah sebuah gerakan ekonomi kerakyatan berbasis
teknologi informasi untuk menciptakan lapangan kerja baru berbasis
kewirausahaan di Indonesia dengan konsep ekonomi berbagi (sharing
economy) yang di jalankan dengan ekosistem yang melibatkan empat
unsur dan pada akhirnya akan memberikan manfaat ekonomi
sekaligus manfaat sosial dan budaya untuk masyarakat Indonesia.
OK OCE di nahkodai oleh Faransyah Agung Jaya atau lebih
dikenal dengan Coach Faran sebagai Ketua Umum Perkumpulan
22
Gerakan OK OCE (PGO) sebagai badan hukum yang menaungi OK
OCE.
Ekosistem Gerakan Kewirausahaan OK OCE melibatkan empat
unsur yaitu masyarakat, komunitas, swasta, dan pemerintah yang di
ramu untuk meluncurkan program-program OK OCE yang variatif
disesuaikan dengan jenis usaha dan segmen pasar.
Masyarakat dapat bergabung menjadi anggota OK OCE dan
memiliki kesempatan kerja menjadi seorang pewirausaha dan pada
saat usahanya berkembang akan mempekerjakan karyawan dan
otomatis menciptakan lebih banyak lapangan kerja baru.
Para pewirausaha OK OCE akan mendapatkan tujuh manfaat
yaitu menjadi bagian dari komunitas wirausaha terbesar di Indonesia,
pelatihan wirausaha, pendampingan usaha, bantuan perizinan, akses
jejaring pemasaran, analisa laporan keuangan, dan akses permodalan
sesuai kebutuhan.
Peran komunitas:
Perkumpulan Gerakan OK OCE mengajak para komunitas
wirausaha untuk bergabung dan berperan menjadi Penggerak OK
OCE. Penggerak OK OCE akan diberikan konsultansi untuk
mengembangkan usaha anggotanya. Para penggerak juga akan
dilibatkan dalam membuat dan menjalankan program-program OK
OCE yang banyak memberikan manfaat untuk anggotanya.
Peran Swasta:
Pihak swasta seperti universitas, yayasan, perusahaan, dan
lembaga lainnya dapat turut berperan menyukseskan gerakan OK
OCE untuk menciptakan lapangan kerja baru dengan cara
mensinergikan program yang sudah ada dengan program OK OCE.
Peran pemerintah:
Peran pemerintah baik pemerintah daerah, provinsi, dan pusat
sangat diperlukan oleh Gerakan OK OCE. Pemerintah sangat di
harapkan mengeluarkan kebijaksanaan yang mendukung terciptanya
23
lapangan kerja berbasis kewirausahaan. Contoh kebijakan yang
diperlukan para UMKM adalah dibentuknya pusat-pusat
kewirausahaan, kemudahan perizinan, jaringan pemasaran, dan
dukungan permodalan.14
Tujuh langkah mengikuti OK OCE:
1. P1: Pendaftaran
Pendaftaran dilakukan dengan cara membuat akun
di www.okoce.me dan memilih tiga opsi yaitu ingin bekerja, Ingin
Memulai Usaha dan Ingin Meningkatkan Usaha. Anggota OK
OCE akan di berikan Kartu Status 7PAS yang akan di pantau oleh
para pendamping di Kecamatan.
2. P2: Pelatihan
Pelatihan ingin memulai usaha dimulai dengan pelatihan metode
coaching 5 S (Lima Langkah Menuju Sukses) perihal mental
wirausaha dan diikuti oleh pelatihan mencari dan menguji ide
usaha sebelum memutuskan pilihan usaha yang akan dijalankan.
Kurikulum pelatihan ingin meningkatkan usaha akan disesuaikan
dengan tingkatan usaha antara lain usaha mikro, usaha kecil, dan
usaha menengah.
Pelatihan dilaksanakan oleh SKPD/UKPD terkait di Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta dan juga oleh komunitas penggerak secara
swadaya di kantor Kecamatan dan lokasi lain.
Pelatihan Hard Skill/Spesialisasi Usaha akan diberikan oleh
SKPD/UKPD di luar Dinas Koperasi UMKM serta Perdagangan.
Pelatihan Soft Skill/manajeman usaha akan diberikan oleh Dinas
Koperasi UMKM serta perdagangan provinsi DKI Jakarta.
Anggota OK OCE yang telah mengikuti pelatihan akan
didampingi oleh pendamping Kecamatan.
Kurikulum pelatihan akan disesuaikan dengan tingkatan usaha:
14 OK OCE Website, https://okoce.me/, diakses pada 29 Juli 2018, pukul 19.30 wib.
24
Usaha mikro menuju usaha kecil: membuat merk dan logo, kartu
nama dna brosur, dan strategi penjualan/reseller.
Usaha kecil menuju usaha menengah: membuat strategi
operasional, rencana bisnis, dan strategi pemasaran.
Usaha menengah menuju usaha besar: strategi pengembangan
usaha, mendapatkan permodalan dan ekspor.
3. P3: Pendampingan
Anggota OK OCE dapat mengikuti program, pendampingan yang
disediakan di 44 kecamatan dan coaching clinic.
Kartu nama dan brosur produk/jasa anggota akan dimasukan ke
dalam katalog Kecamatan dan katalog komunitas penggerak.
Komunitas penggerak akan membantu memasarkan produk
binaannya dengan konsep sebagai distributor dari produk
anggotanya.
4. P4: Perizinan
OK OCE akan membantu memfasilitasi perizinan dan legalitas
anggota dan di arahkan ke program perijinan dan legalitas yang
gratis sesuai dengan kuota yang ada. OK OCE juga menyediakan
layanan berbayar untuk sewa domisili, perizinan dan legalitas
sesuai kebutuhan anggota di OK OCE Global Office di lima
wilayah.
5. P5: Pemasaran
Produk/jasa anggota OK OCE akan dibantu pemasarannya
melalui:
a. Online
b. Distribusi
c. Lokbin, loksem dan bazar
d. Konsep waralaba
e. Ekspor
25
Dengan penciptaan pasar untuk para anggota OK OCE,
diharapkan para wirausaha akan naik kelas ke tingkatan tertinggi.
6. P6: Pelaporan Keuangan
Anggota OK OCE akan dilatih menghitung omset, laba rugi dan
mempersiapkan standar laporan keuangan. Standar laporan
keuangan akan di pakai sebagai pelengkap syarat pengajuan
permodalan ke bank.
7. P7: Permodalan
Anggota OK OCE yang sudah memiliki laporan keuangan akan
dibantu mengajukan pinjaman sesuai kebutuhan permodalan
berdasarkan skema OK OCE dengan pihak bank yang sudah
bekerjasana dengan OK OCE. Dengan adanya pre
approval/persetujuan di muka, pihak UMKM bila membutuhkan
dana mendadak bisa mencairkan dengan cepat dan tidak
kehilangan potensi omset atau keuntungan.15
3. Konsep Kesejahteraan Keluarga
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
1992 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga Sejahtera, keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat
yang terdiri dari suami-isteri, atau suami-isteri dan anaknya, atau ayah
dan anaknya, atau ibu dan anaknya. Sedangkan keluarga sejahtera
adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah,
mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang
serasi, selaras, dan seimbang antar anggota dan antara keluarga
dengan masyarakat dan lingkungan.16
15 Metode 7 PAS, https://okoce.me/metode-7pas/, diakses pada 31 Agustus 2018, pukul
16.45 wib. 16 Pemerintah RI, Peraturan Tentang Kependudukan & Keluarga Sejahtera, (Jakarta:
Pusat Info Data Indonesia, 2006), h. 6.
26
Keluarga (family) merupakan sebuah konsep yang memiliki
pengertian dan cakupan yang luas dan beragam. Keluarga, dalam
konteks sosiologi, dianggap sebagai suatu institusi sosial yang
sekaligus menjadi suatu sistem sosial yang ada di setiap kebudayaan.
Menurut Zastrow, keluarga merupakan kumpulan dari sekelompok
orang yang mempunyai hubungan atas dasar pernikahan, keturunan,
atau adopsi serta tinggal bersama di rumah tangga biasa. Sementara
itu menurut Burgess dan Locke, keluarga juga didefinisikan sebagai
unit sosial terkecil dalam masyarakat yang anggotanya terikat oleh
adanya hubungan perkawinan (suami-istri) serta hubungan darah
(anak-kandung) atau adopsi (anak angkat/pungut). Dari dua definisi
keluarga tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa keluarga
merupakan unit/institusi/sistem sosial terkecil dalam masyarakat yang
beranggotakan sekelompok orang atas dasar hubungan perkawinan,
pertalian darah, atau adopsi yang tinggal bersama dalam sebuah rumah
tangga.17
Secara umum, keluarga memiliki 4 (empat) karakteristik yaitu: 1.
Keluarga tersusun oleh beberapa orang yang disatukan dalam suatu
ikatan seperti perkawinan, hubungan darah, atau adopsi, 2. Anggota
keluarga hidup dan menetap secara bersama-sama di suatu tempat atau
bangunan di bawah satu atap dalam susunan satu rumah tangga, 3.
Setiap anggota keluarga saling berinteraksi, berkomunikasi, dan
menciptakan peran sosial bagi setiap anggota seperti: suami dan isteri,
ayah dan ibu, putera dan puteri, saudara laki-laki dan saudara
perempuan, dan sebagainya, 4. Hubungan antara anggota keluarga
merupakan representasi upaya pemeliharaan pola-pola kebudayaan
bersama yang diperoleh dari kebudayaan umum di komunitas.18
Keluarga merupakan lembaga, unit sosial terkecil yang menjadi
basic pertama dalam perkembangan anak. Menurut Gerungan
17 Badan Pusat Statistik & Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pembangunan Ketahanan Keluarga 2016, (Jakarta: CV. Lintas Khatulistiwa, 2016), h. 5.
18 Ibid, h. 5-6
27
keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dalam kehidupan
manusia, tempat ia belajar dan menyatakan diri sebagai manusia sosial
di dalam hubungan interaksi kelompoknya. Dalam pengertian ini,
unsur yang harus ada dalam keluarga adalah minimal dua orang dan
ada satu ikatan hukum dan atau biologis.19
Dalam konteks pekerjaan sosial, keluarga adalah sebagai sebuah
jaringan sosial alamiah yang fungsional dan sebagai sistem
interaksional berdimensi resiprokalis. Sebagai sebuah jaringan sosial
alamiah yang fungsional, mengasumsikan bahwa keluarga merupakan
pusat jejaring yang di dalamnya mengandung potensi, kemampuan,
dan kekuatan yang dapat digunakan sebagai sumber pemecah masalah
yang dihadapi. Pandangan ini juga menganggap, keluarga sebagai
sumber ketidakberdayaan dan sumber kekuatan bagi anggotanya.
Sedangkan sebagai sistem interaksional berdimensi resiprokalitas
memandang, bahwa keluarga terdiri dari berbagai subsistem berupa
anggota keluarga, dan masing-masing anggota keluarga secara
alamiah dan kultural telah diberikan fungsi dan peran masing-masing.
Untuk menjalankan fungsi dan peran tersebut, setiap anggota keluarga
harus saling berhubungan secara dinamis serta menata hubungan
sosial dengan lingkungan eksternal. Masalah akan muncul, jika dalam
anggota terjadi penyumbatan untuk menjalankan peran sebagai akibat
kurang kuatnya hubungan resiprokalitas. Oleh karena itu, guna
mencegah dan mengantisipasi munculnya masalah keluarga,
diperlukan penguatan hubungan antara keluarga-lingkungan sosial,
dan situasi yang dihadapi, yang disebutnya sebagai interaksi antara
orang-masalah, dan situasi. Sebagai sebuah lembaga, keluarga
mempunyai fungsi yang cukup luas terutama sebagai fungsi pelayanan
pada setiap anggota. Secara instrumental, fungsi keluarga dapat dikaji
dari beberapa ungkapan sebagai berikut:
19 Gunawan, dkk, Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam (Studi Tentang Kondisi Sosial Masyarakat Dalam Management Bencana), (Jakarta: PUSLITBANG Kesejahteraan Sosial- Badan Pendidikan & Penelitian Kesejahteraan Sosial, Departemen Sosial RI, 2007), h. 11
28
a. Horton dan Hunt, keluarga mempunyai fungsi: (1) pengaturan
seksual, (2) fungsi reproduksi, (3) sosialisasi, (4) afeksi, (5)
penentuan status, (6) perlindungan, dan (7) fungsi ekonomi.
b. Soekamto, juga menyatakan, keluarga adalah a. pelindung bagi
pribadi-pribadi anggotanya, di mana ketentraman dan
ketertiban diperoleh dalam keluarga tersebut, b. unit sosial
ekonomi yang secara materiil memenuhi kebutuhan anggota-
anggotanya, c. menumbuhkan dasar-dasar bagi kaidah
pergaulan hidup, dan d. merupakan wadah terjadinya proses
sosialiasi awal bagi manusia mempelajari dari mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat.
c. Dit. Keluarga, Ditjen Pemberdayaan Sosial, disebutkan,
keluarga mempunyai fungsi: a. reproduksi untuk melanjutkan
keturunan, b. afeksi (menumbuhkan hubungan sosial, kasih
saying, dan ketentraman), c. perlindungan dari situasi yang
dapat membahayakan, menghambat kelangsungan hidup, d.
pendidikan (meningkatkan kemampuan, sikap dan perilaku
anggotanya), e. keagamaan (dengan Tuhan Y.M.E.), f. sosial
budaya (melestarikan dan mengembangkan nilai-nilai sosial
budaya), g. sosialisasi (menanamkan dan mengembangkan
nilai-nilai sosial/kebersamaan bagi anggotanya), h.
pengembangan lingkungan (pemberdayaan dan peningkatan
daya dukung lingkungan fisik, sosial), i. ekonomi, yaitu
mencari nafkah, j. rekreatif (mengisi waktu senggang secara
positif, dan kontrol sosial menghindarkan anggota keluarga
dari perilaku menyimpang).20
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun
2009 tentang perkembangan kependudukan dan pembangunan
keluarga, ketahanan dan kesejahteraan keluarga adalah kondisi
20 ibid, h. 12-13
29
keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan serta mengandung
kemampuan fisik materil guna hidup mandiri dan mengembangkan
diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dalam meningkatkan
kesejahteraan kebahagiaan lahir dan batin.21
Secara implisit dalam batasan ini yang dimaksud dengan anak
adalah anak yang belum menikah. Apabila ada anak yang sudah
menikah dan tinggal bersama suami/istri atau anak-anaknya, maka
yang bersangkutan menjadi keluarga tersendiri (keluarga lain atau
keluarga baru).
Selain itu terdapat juga keluarga khusus, yaitu individu/seseorang
yang tidak diikat dalam hubungan keluarga, hidup dan makan serta
menetap dalam satu rumah (misalnya seseorang atau janda/duda
sebagai keluarga sendiri atau dengan anak yatin piatu dll).
Tingkat kesejahteraan keluarga dikelompokkan menjadi 5 (lima)
tahapan, yaitu:
a. Tahapan Keluarga Pra Sejahtera (KPS)
Yaitu keluarga yang tidak memenuhi salah satu dari 6 (enam)
indikator Keluarga Sejahtera I (KS I) atau indikator kebutuhan
dasar keluarga (basic needs).
b. Tahapan Keluarga Sejahtera I (KSI)
Yaitu keluarga mampu memenuhi 6 (enam) indikator tahapan KS
I, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 8 (delapan) indikator
Keluarga Sejahtera II atau indikator kebutuhan psikologis
(psychological needs) keluarga.
c. Tahapan Keluarga Sejahtera II
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I dan 8 (delapan) indikator KS II, tetapi tidak
21 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, http://jdih.bkkbn.go.id/produk/detail/?id=36, diakses pada tanggal 30 Juli 2018, pukul 22.17 wib.
30
memenuhi salah satu dari 5 (lima) indikator Keluarga Sejahtera III
(KS III), atau indikator kebutuhan pengembangan (developmental
needs) dari keluarga.
d. Tahapan Keluarga Sejahtera III
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi 6 (enam) indikator
tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, dan 5 (lima) indikator
KS III, tetapi tidak memenuhi salah satu dari 2 (dua) indikator
Keluarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau indikator aktualisasi
diri (self esteem) keluarga.
e. Tahapan Keluarga Sejahtera III Plus
Yaitu keluarga yang mampu memenuhi keseluruhan dari 6 (enam)
indikator tahapan KS I, 8 (delapan) indikator KS II, 5 (lima)
indikator KS III, serta 2 (dua) indikator tahapan KS III Plus.22
Indikator tahapan keluarga sejahtera:
Berikut merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur
tahapan keluarga sejahtera:
• Enam Indikator tahapan Keluarga Sejahtera I (KS I) atau
indikator kebutuhan dasar keluarga (basic needs), dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga makan dua kali sehari atau
lebih.
Pengertian makan adalah makan menurut pengertian dan
kebiasaan masyarakat setempat, seperti makan nasi bagi
mereka yang biasa makan nasi sebagai makanan pokoknya
(staple food), atau seperti makan sagu bagi mereka yang biasa
makan sagu dan sebagainya.
2. Anggota keluarga memiliki pakaian yang berbeda untuk di
rumah, bekerja/sekolah dan bepergian.
22 Batasan dan Pengertian MDK, http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx, diakses pada tanggal 30 Juli 2018, pukul 17.00 wib.
31
Pengertian pakaian yang berbeda adalah pemilikan pakaian
yang tidak hanya satu pasang, sehingga tidak terpaksa harus
memakai pakaian yang sama dalam kegiatan hidup yang
berbeda beda. Misalnya pakaian untuk di rumah (untuk tidur
atau beristirahat di rumah) lain dengan pakaian untuk ke
sekolah atau untuk bekerja (ke sawah, ke kantor, berjualan dan
sebagainya) dan lain pula dengan pakaian untuk bepergian
(seperti menghadiri undangan perkawinan, piknik, ke rumah
ibadah dan sebagainya).
3. Rumah yang ditempati keluarga mempunyai atap, lantai dan
dinding yang baik.
Pengertian Rumah yang ditempati keluarga ini adalah keadaan
rumah tinggal keluarga mempunyai atap, lantai dan dinding
dalam kondisi yang layak ditempati, baik dari segi
perlindungan maupun dari segi kesehatan.
4. Bila ada anggota keluarga sakit dibawa ke sarana kesehatan.
Pengertian sarana kesehatan adalah sarana kesehatan modern,
seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Balai
Pengobatan, Apotek, Posyandu, Poliklinik, Bidan Desa dan
sebagainya, yang memberikan obat obatan yang diproduksi
secara modern dan telah mendapat izin peredaran dari instansi
yang berwenang (Departemen Kesehatan/Badan POM).
5. Bila pasangan usia subur ingin ber KB pergi ke sarana
pelayanan kontrasepsi.
Pengertian Sarana Pelayanan Kontrasepsi adalah sarana atau
tempat pelayanan KB, seperti Rumah Sakit, Puskesmas,
Puskesmas Pembantu, Balai Pengobatan, Apotek, Posyandu,
Poliklinik, Dokter Swasta, Bidan Desa dan sebagainya, yang
memberikan pelayanan KB dengan alat kontrasepsi modern,
seperti IUD, MOW, MOP, Kondom, Implan, Suntikan dan Pil,
32
kepada pasangan usia subur yang membutuhkan. (Hanya untuk
keluarga yang berstatus Pasangan Usia Subur).
6. Semua anak umur 7-15 tahun dalam keluarga bersekolah.
Pengertian Semua anak umur 7-15 tahun adalah semua anak 7-
15 tahun dari keluarga (jika keluarga mempunyai anak 7-15
tahun), yang harus mengikuti wajib belajar 9 tahun. Bersekolah
diartikan anak usia 7-15 tahun di keluarga itu terdaftar dan
aktif bersekolah setingkat SD/sederajat SD atau setingkat
SLTP/sederajat SLTP.23
• Delapan indikator Keluarga Sejahtera II (KS II) atau indikator
kebutuhan psikologis (psychological needs) keluarga, dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:
1. Pada umumnya anggota keluarga melaksanakan ibadah sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing.
Pengertian anggota keluarga melaksanakan ibadah adalah
kegiatan keluarga untuk melaksanakan ibadah, sesuai dengan
ajaran agama/kepercayaan yang dianut oleh masing masing
keluarga/anggota keluarga. Ibadah tersebut dapat dilakukan
sendiri-sendiri atau bersama sama oleh keluarga di rumah, atau
di tempat tempat yang sesuai dengan ditentukan menurut
ajaran masing masing agama/kepercayaan.
2. Paling kurang sekali seminggu seluruh anggota keluarga
makan daging/ikan/telur.
Pengertian makan daging/ikan/telur adalah memakan daging
atau ikan atau telur, sebagai lauk pada waktu makan untuk
melengkapi keperluan gizi protein. Indikator ini tidak berlaku
untuk keluarga vegetarian.
3. Seluruh anggota keluarga memperoleh paling kurang satu setel
pakaian baru dalam setahun.
23 Ibid, diakses pada tanggal 30 Juli 2018, pukul 17.00 wib.
33
Pengertian pakaian baru adalah pakaian layak pakai
(baru/bekas) yang merupakan tambahan yang telah dimiliki
baik dari membeli atau dari pemberian pihak lain, yaitu jenis
pakaian yang lazim dipakai sehari hari oleh masyarakat
setempat.
4. Luas lantai rumah paling kurang 8 m2 untuk setiap penghuni
rumah.
Luas Lantai rumah paling kurang 8 m2 adalah keseluruhan
luas lantai rumah, baik tingkat atas, maupun tingkat bawah,
termasuk bagian dapur, kamar mandi, paviliun, garasi dan
gudang yang apabila dibagi dengan jumlah penghuni rumah
diperoleh luas ruang tidak kurang dari 8 m2.
5. Tiga bulan terakhir keluarga dalam keadaan sehat sehingga
dapat melaksanakan tugas/fungsi masing-masing.
Pengertian Keadaan sehat adalah kondisi kesehatan seseorang
dalam keluarga yang berada dalam batas batas normal,
sehingga yang bersangkutan tidak harus dirawat di rumah
sakit, atau tidak terpaksa harus tinggal di rumah, atau tidak
terpaksa absen bekerja/ke sekolah selama jangka waktu lebih
dari 4 hari. Dengan demikian anggota keluarga tersebut dapat
melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai dengan kedudukan
masing masing di dalam keluarga.
6. Ada seorang atau lebih anggota keluarga yang bekerja untuk
memperoleh penghasilan.
Pengertian anggota keluarga yang bekerja untuk memperoleh
penghasilan adalah keluarga yang paling kurang salah seorang
anggotanya yang sudah dewasa memperoleh penghasilan
berupa uang atau barang dari sumber penghasilan yang
dipandang layak oleh masyarakat, yang dapat memenuhi
kebutuhan minimal sehari hari secara terus menerus.
34
7. Seluruh anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca tulisan
latin.
Pengertian anggota keluarga umur 10-60 tahun bisa baca
tulisan latin adalah anggota keluarga yang berumur 10-60
tahun dalam keluarga dapat membaca tulisan huruf latin dan
sekaligus memahami arti dari kalimat kalimat dalam tulisan
tersebut. Indikator ini tidak berlaku bagi keluarga yang tidak
mempunyai anggota keluarga berumur 10-60 tahun.
8. Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih menggunakan
alat/obat kontrasepsi.
Pengertian Pasangan usia subur dengan anak dua atau lebih
menggunakan alat/obat kontrasepsi adalah keluarga yang
masih berstatus Pasangan Usia Subur dengan jumlah anak dua
atau lebih ikut KB dengan menggunakan salah satu alat
kontrasepsi modern, seperti IUD, Pil, Suntikan, Implan,
Kondom, MOP dan MOW.24
• Lima indikator Keluarga Sejahtera III (KS III) atau indikator
kebutuhan pengembangan (developmental needs), dari 21
indikator keluarga sejahtera yaitu:
1. Keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan agama.
Pengertian keluarga berupaya meningkatkan pengetahuan
agama adalah upaya keluarga untuk meningkatkan
pengetahunan agama mereka masing masing. Misalnya
mendengarkan pengajian, mendatangkan guru mengaji atau
guru agama bagi anak anak, sekolah madrasah bagi anak anak
yang beragama Islam atau sekolah minggu bagi anak anak
yang beragama Kristen.
2. Sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam bentuk uang
atau barang.
24 Ibid, diakses pada tanggal 30 Juli 2018, pukul 17.00 wib.
35
Pengertian sebagian penghasilan keluarga ditabung dalam
bentuk uang atau barang adalah sebagian penghasilan keluarga
yang disisihkan untuk ditabung baik berupa uang maupun
berupa barang (misalnya dibelikan hewan ternak, sawah, tanah,
barang perhiasan, rumah sewaan dan sebagainya). Tabungan
berupa barang, apabila diuangkan minimal senilai Rp.
500.000,-
3. Kebiasaan keluarga makan bersama paling kurang seminggu
sekali dimanfaatkan untuk berkomunikasi.
Pengertian kebiasaan keluarga makan bersama adalah
kebiasaan seluruh anggota keluarga untuk makan bersama
sama, sehingga waktu sebelum atau sesudah makan dapat
digunakan untuk komunikasi membahas persoalan yang
dihadapi dalam satu minggu atau untuk berkomunikasi dan
bermusyawarah antar seluruh anggota keluarga.
4. Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di lingkungan tempat
tinggal.
Pengertian Keluarga ikut dalam kegiatan masyarakat di
lingkungan tempat tinggal adalah keikutsertaan seluruh atau
sebagian dari anggota keluarga dalam kegiatan masyarakat di
sekitarnya yang bersifat sosial kemasyarakatan, seperti gotong
royong, ronda malam, rapat RT, arisan, pengajian, kegiatan
PKK, kegiatan kesenian, olah raga dan sebagainya.
5. Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/majalah/
radio/tv/internet.
Pengertian Keluarga memperoleh informasi dari surat kabar/
majalah/ radio/tv/internet adalah tersedianya kesempatan bagi
anggota keluarga untuk memperoleh akses informasi baik
secara lokal, nasional, regional, maupun internasional, melalui
media cetak (seperti surat kabar, majalah, buletin) atau media
elektronik (seperti radio, televisi, internet). Media massa
36
tersebut tidak perlu hanya yang dimiliki atau dibeli sendiri oleh
keluarga yang bersangkutan, tetapi dapat juga yang
dipinjamkan atau dimiliki oleh orang/keluarga lain, ataupun
yang menjadi milik umum/milik bersama.25
• Dua indikator Kelarga Sejahtera III Plus (KS III Plus) atau
indikator aktualisasi diri (self esteem) dari 21 indikator keluarga,
yaitu:
1. Keluarga secara teratur dengan suka rela memberikan
sumbangan materiil untuk kegiatan sosial.
Pengertian Keluarga secara teratur dengan suka rela
memberikan sumbangan materiil untuk kegiatan sosial adalah
keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan
memberikan sumbangan materiil secara teratur (waktu
tertentu) dan sukarela, baik dalam bentuk uang maupun
barang, bagi kepentingan masyarakat (seperti untuk anak yatim
piatu, rumah ibadah, yayasan pendidikan, rumah jompo, untuk
membiayai kegiatan kegiatan di tingkat RT/RW/Dusun, Desa
dan sebagainya) dalam hal ini tidak termasuk sumbangan
wajib.
2. Ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/institusi masyarakat.
Pengertian ada anggota keluarga yang aktif sebagai pengurus
perkumpulan sosial/yayasan/institusi masyarakat adalah
keluarga yang memiliki rasa sosial yang besar dengan
memberikan bantuan tenaga, pikiran dan moral secara terus
menerus untuk kepentingan sosial kemasyarakatan dengan
menjadi pengurus pada berbagai organisasi/kepanitiaan
(seperti pengurus pada yayasan, organisasi adat, kesenian, olah
25 Ibid, diakses pada tanggal 30 Juli 2018, pukul 17.00 wib.
37
raga, keagamaan, kepemudaan, institusi masyarakat, pengurus
RT/RW, LKMD/LMD dan sebagainya).26
B. Penelitian Relevan
1. Penelitian yang dilakukan oleh Fajriansyah Jurusan Pengembangan
Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi,
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dalam skripsinya
yang berjudul Implementasi Pelatihan Keterampilan Dalam Upaya
Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Pelatihan Keterampilan
di Institut Kemandirian Dompet Dhuafa Kota Tangerang).27
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana upaya
pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan keterampilan dalam
berbagai bidang yang dilakukan oleh Institut Kemandirian Dompet
Dhuafa di Kota Tangerang dengan mengetahui seperti apa
pelaksanaan pelatihan tersebut. Disamping itu juga mengaitkan
dengan teori tentang strategi dan tahapan dalm pemberdayaan
masyarakat.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif. Dengan teknik analisis deskriptif yang
didapatkan dari data-data yang telah berhasil diolah secara sistematis
baik berupa kata-kata, tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang
diamati.
Hasil dalam penelitian ini diantaranya mengenai konsep, strategi,
dan tahapan dalam pemberdayaan masyarakat yang diterapkan oleh
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa telah sesuai sebagaimana prinsip
dan unsur pemberdayaan masyarakat pada dasarnya. Selain itu juga
dibahas mengenai bagaimana pelaksanaan pelatihan keterampilan
yang berupaya dalam pemberdayaan masyarakat.
26 Ibid, diakses pada tanggal 30 Juli 2018, pukul 17.00 wib. 27 Fajriansyah, Implementasi Pelatihan Keterampilan Dalam Upaya Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Pelatihan Keterampilan di Instritusi Kemandirian Dompet Dhuafa Kota Tangerang), skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, 2013
38
Dengan demikian program pelatihan seperti yang diupayakan oleh
Institut Kemandirian Dompet Dhuafa memiliki andil yang cukup besar
dalam pemberdayaan masyarakat yang pada gilirannya menjadi upaya
dalam penanggulangan kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Givari Zakawali Jurusan Ekonomi
Islam, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Universitas Islam Negeri
Raden Fatah Palembang dalam skripsinya yang berjudul Pengaruh
Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan Ilir (Studi Kasus Desa
Seri Bandung).28
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengaruh
pendapatan dan pengeluaran petani karet dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga dan apakah pendapatan dan pengeluaran
tersebut mempengaruhi kesejahteraan keluarga.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif.
Dimana penelitian ini, mendeskripsikan hubungan antara variabel-
variabel predictor yakni pendapatan dan pengeluaran terhadap
variabel kriterium yaki kesejahteraan keluarga petani karet.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh bahwa variabel
pendapatan dan pengeluaran berpengaruh terhadap kesejahteraan
keluarga dan terdapat hubungan positif antara pendapatan dan
pengeluaran terhadap kesejahteraan keluarga. Yang artinya, bahwa
pendapatan dan pengeluaran sangat memiliki pengaruh terhadap
tingkat kesejahteraan keluarga tersebut. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut tidak dapat menolak hipotesis yang menyatakan pendapatan
berpengaruh signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
dan pengeluaran berpengaruh signifikan dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
28 Givari Zakawali, Pengaruh Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan Ilir (Studi Kasus Desa Seri Bandung), skripsi pada UIN Raden Fatah, Palembang, 2016
39
3. Penelitian yang dilakukan oleh Kiki Indriani Jurusan Ilmu
Kesejahteraan Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Jember dalam skripsinya yang berjudul Peran Ganda
Perempuan di Sentra Home Industri Kerupuk Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga (Studi Deskriptif Pada
Buruh Perempuan Home Industri Kerupuk di Dusun Joho Desa
Pasirian Kabupaten Lumajang).29
Permasalahan pada penelitian ini adalah peran perempuan dalam
rumah tangga saat ini sudah mengalami pergeseran ke ranah luar
rumah tangga, dalam artian perempuan melakukan kegiatan atau
aktivitas di luar rumah tangga untuk membantu suami maupun
kegiatan di lingkungan sosial. Kontribusi perempuan bekerja
membawa dampak positif bagi tercapainya kesejahteraan keluarga
ketika pendapatan suami tidak mampu untuk mencukupi semua
kebutuhan keluarganya. Fenomena peran ganda yang dimiliki oleh
perempuan dapat dilihat dari semangat perempuan dalam bekerja.
Keadaan yang demikian membuat para perempuan memiliki dua peran
sekaligus, yakni peran domestik dan peran publik.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan teknik
penentuan informan menggunakan teknik snowball sebagai metode
penelitian. Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara
observasi, wawancara, dan dokumentasi. Hasil dari penelitian ini
terlihat peran perempuan sangat kuat, semangat perempuan bekerja
cukup besar meskipun upahnya kecil. Peran ganda yang dijalankan
oleh para perempuan yang bekerja sebagai buruh kerupuk
memberikan kontribusi yang besar terhadap peningkatan
29 Kiki Indriani, Peran Ganda Perempuan di Sentra Home Industri Kerupuk Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga (Studi Deskriptif Pada Buruh Perempuan Home Industri Kerupuk di Dusun Joho Desa Pasirian Kabupaten Lumajang), skripsi pada Universitas Jember, Jember, 2016.
40
kesejahteraan keluarga, khususnya buruh perempuan di Dusun Joho,
Desa Pasirian, Kecamatan Pasirian, Lumajang.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Maria Satya Rani dan Monika Teguh
Fakultas Bisnis dan Manajemen, Universitas Ciputra dalam jurnalnya
yang berjudul Analisis Implementasi Kewirausahaan Sosial Dalam
Program Klinik Sungai Universitas Ciputra.30
Permasalahan pada penelitian ini adalah masalah kompleks di
Indonesia membutuhkan inisiatif orang untuk membantu pemerintah
dalam mencari solusi. Sehingga muncul gerakan kewirausahaan sosial
untuk mengidentifikasi dan memecahkan masalah masyarakat dalam
skala besar. Gerakan ini menggunakan prinsip-prinsip bisnis, tetapi
bukan untuk menghasilkan laba, tetapi lebih berorientasi pada nilai
sosial. Universitas Ciputra Surabaya juga melakukan kewirausahaan
sosial melalui program Klinik Sungai. Program ini bertujuan untuk
melestarikan sungai Mas sebagai sumber air utama untuk Surabaya.
Pelaksanaan program ini dianalisa berdasarkan prinsip kewirausahaan
sosial.
Penelitian ini secara deskriptif mengidentifikasikan dan
menganalisis implementasi program Klinik Sungai. Sesuai dengan
tujuan dari penelitian, metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode kualitatif. Berdasarkan analisis data yang telah
dilakukan, dapat disimpulkan bahwa Klinik Sungai merupakan
program kewirausahaan sosial yang berakar dari konteks wirausaha
dan sifat membawa manfaat bagi lingkungan dan orang lain.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Samrid Neonufa Hardika dan
Zulkarnain Nasution Jurusan Pendidikan Luar Sekolah, Universitas
Negeri Malang dalam jurnalnya yang berjudul Pelatihan Tenun Ikat
Di Rumah Pintar Sonaf Soet Hinef (Analisis Dampak Pelatihan
30 Maria Satya Rani & Monika Teguh, Analisis Implementasi Kewirausahaan Sosial
Dalam Program Klinik Sungai Universitas Ciputra, skripsi pada Universitas Ciputra, Cibubur, 2016.
41
Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Perempuan
Penenun).31
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana proses
pelatihan tenun ikat dan menganalisis dampak pelatihan dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan
kualitatif dengan metode studi kasus. Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain observasi, wawancara,
analisis dokumentasi sebagai sumber data triangulasi yang dapat
dipertanggungjawabkan keabsahannya.
Hasil dari penelitian ini adalah dengan adanya pelatihan tenun
ikat yang sesuai dengan kebutuhan perempuan penenun ini membuat
peserta pelatihan semakin bermotivasi dan semangat untuk mengikuti
pelatihan tenun ikat sehingga dapat menambahkan pengetahuan,
ketrampilan dan sikap, meningkatkan semangat kerja, meningkatkan
produktivitas kerja perempuan penenun agar dapat memenuhi
kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan sosial,
kebutuhan akan penghargaan dan kebutuhan mengaktualisasi diri
peserta pelatihan. Untuk itu jika kebutuhan dasar peserta pelatihan
telah terpenuhi maka kesejahteraan keluarga perempuan penenun akan
semakin baik.
Dalam sumber relevan tersebut terdapat beberapa kesamaan dan
perbedaan dengan skripsi ini. Adapun kelebihan skripsi ini
dibandingkan skripsi sejenisnya yaitu mengkaji program OK OCE
yang merupakan program baru yang dibentuk ketika masa jabatan
gubernur dan wakil gubernur Anies-Sandi sehingga skripsi ini sangat
up-to-date dengan realitas yang ada.
Berikut adalah tabel persamaan dan perbedaan yang terdapat
dalam skripsi ini dan penelitian relevan
31 Samrid Neonufa Hardika & Zulkarnain Nasution, Pelatihan Tenun Ikat Di Rumah Pintar Sonaf Soet Hinef (Analisis Dampak Pelatihan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Perempuan Penenun), skripsi pada Universitas Negeri Malang, Malang, 2016.
42
2.1 Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Relevan
No Judul Persamaan Perbedaan
1 Implementasi Pelatihan
Keterampilan Dalam
Upaya Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus
Pelatihan Keterampilan di
Institut Kemandirian
Dompet Dhuafa Kota
Tangerang)
Membahas tentang
program pelatihan
keterampilan.
Metode penelitian
yang digunakan
adalah kualitatif.
Penelitian saya lebih
dalam lingkup yang
mendetail pada
kesejahteraan
keluarga.
2 Pengaruh Pendapatan dan
Pengeluaran Petani Karet
Dalam Peningkatan
Kesejahteraan Keluarga
Kabupaten Ogan Ilir
(Studi Kasus Desa Seri
Bandung)
Terdapat persamaan
pada variabel Y
yaitu mengenai
kesejahteraan
keluarga.
Penelitian yang saya
lakukan lebih
meluas dengan
program yang
dilaksanakan
pemerintah.
Metode penelitian
yang digunakan
kuantitatif
sedangkan saya
kualitatif.
3 Peran Ganda Perempuan
di Sentra Home Industri
Kerupuk Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga
(Studi Deskriptif Pada
Buruh Perempuan Home
Industri Kerupuk di Dusun
Terdapat persamaan
pada variabel Y
yaitu kesejahteraan
keluarga.
Metode penelitian
yang digunakan
adalah kualitatif.
Penelitian saya lebih
meluas mengenai
semua masyarakat
binaan yang
mengikuti program
bukan hanya kaum
perempuan.
43
Joho Desa Pasirian
Kabupaten Lumajang)
4 Analisis Implementasi
Kewirausahaan Sosial
Dalam Program Klinik
Sungai Universitas Ciputra
Persamaan terletak
pada penelitian yang
dilakukan dalam
program yang
dilakukan untuk
meningkatkan
kewirausahaan.
Metode penelitian
yang digunakan
adalah kualitatif.
Penelitian saya lebih
melihat dampak
yang dihasilkan dari
implementtasi
program yang
diselenggarakan.
5 Pelatihan Tenun Ikat Di
Rumah Pintar Sonaf Soet
Hinef (Analisis Dampak
Pelatihan Dalam
Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga
Perempuan Penenun)
Sama-sama meneliti
tentang dampak
pelatihan untuk
meningkatkan
kesejahteraan
keluarga.
Metode yang
digunakan adalah
kualitatif.
Penelitian saya lebih
luas karna bukan
hanya meneliti kaum
perempuan tapi
menyeluruh pada
semua masyarakat
binaan yang
mengikuti pelatihan.
Sumber: Olahan Peneliti
C. Kerangka Berpikir
Uma Sekaran dalam bukunya Business Research mengemukakan
bahwa, kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana
teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai
masalah yang penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis
pertautan antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu
dijelaskan hubungan antar variabel independen dan dependen.
44
Menurut Sapto Haryoko, kerangka berpikir dalam suatu penelitian
perlu dikemukakan apabila dalam penelitian tersebut berkenaan dua
variabel atau lebih. Apabila penelitian hanya membahas sebuah variabel
atau lebih secara mandiri, maka yang dilakukan peneliti disamping
mengemukakan deskripsi teoritis untuk masing-masing variabel, juga
argumentasi terhadap variasi besaran variabel yang diteliti.32
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Keterangan:
Program pelatihan kewirausahaan OK OCE merupakan program
pendidikan non formal yang bergerak pada bidang kewirausahaan yang
diselenggarakan oleh pemerintah daerah untuk memberikan kesempatan
pada masyarakat khususnya DKI Jakarta belajar berwirausaha agar
masyarakat binaan mendapat keterampilan dan pengetahuan dibidang
usaha.
Penelitian ini berbicara mengenai proses pelaksanaan program OK
OCE yang dilaksanakan di OK OCE Kembangan, Jakarta Barat yang
32 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitataif, dan R&D, (Jakarta: CV.
Alfabeta, 2016), h. 60
Angka pengangguran di Indonesia yang banyak karena rendahnya sumber daya manusia
Masyarakat usia produktif
Program OK OCE di Kembangan, Jakarta Barat
Peningkatan kesejahteraan keluarga
Menciptakan peluang usaha
Output
Proses
Input
Outcomes
45
merupakan wadah kegiatan atau program pendidikan non formal pada
masyarakat atau lingkungan sekitar. Program OK OCE yang dilaksanakan
di Kembangan, Jakarta Barat bertujuan sebagai cara untuk meningkatkan
kesejahteraan keluarga yang ada di daerah tersebut.
Peneliti akan menggambarkan implementasi program OK OCE bagi
kesejahteraan keluarga di Kembangan, Jakarta Barat yang dilatarbelakangi
dengan jumlah pengangguran yang hanya berkurang sedikit karena
masyarakat yang cenderung menerima apapun pekerjaannya dengan
keterbatasan pendidikan yang dimilikinya dengan sasaran masyarakat yang
mengikuti program ini adalah masyarakat usia produktif. Pelaksanaan
program OK OCE menjadi proses untuk melihat keberhasilan program OK
OCE. Hasilnya peningkatan kesejahteraan keluarga bagi masyarakat
binaan setelah mengikuti program OK OCE menjadi output dari program
OK OCE. Outcomes pembelajaran dan pelatihan dalam program OK OCE
dapat menciptakan peluang usaha maupun meningkatkan usaha bagi
masyarakat binaannya.
46
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada OK OCE Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat, yang berlokasi di Kantor Kecamatan
Kembangan, Jl. Topas Raya Blok F11 No. 3 Meruya Utara,
Kembangan, Meruya Utara, Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota
Jakarta.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan selama lima bulan yakni dari
bulan Juli sampai Desember 2018. Pengambilan waktu pelaksanaan
ini didasarkan pada pertimbangan bahwa interval waktu tersebut
penulis sudah menyelesaikan kuliah dengan mata kuliah di dalam
kelas sehingga dapat fokus pada penelitian dan penulisan skripsi.
Tabel 3.1
Bagan Waktu Penelitian
Keterangan Waktu Nov Des Jan Feb Mar Aprl Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
Membuat proposal, seminar proposal
√ √
Menyusun skripsi bab 1, 2, 3
- - - - - - √ √ √
Menyusun bab 4 hasil penelitian
√ √
Menyusun bab 5 dan penyempurnaan
√
47
B. Metode Penelitian
Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Berdasarkan hal
tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu diperhatikan, yaitu cara
ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian
didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yang rasional, empiris, dan sistematis.
Rasional berarti kegiatan penelitian dilakukan dengan cara-cara yang
masuk akal dan terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris, berarti cara-
cara yang dilakukan dapat diamati oleh indera manusia, sehingga orang
lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan. Sistematis
artinya proses yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis.1
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif yang
menghasilkan data deskriptif dan tertulis dengan informasi dari lembaga
terkait dalam objek penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian lapangan (Field Research) dengan tambahan instrumen
wawancara sebagai alat bantu untuk mendapatkan data yang lebih detail
dan terpercaya.
Adapun sumber data yang akan digunakan oleh peneliti adalah data
primer dan data sekunder. Sumber primer, yaitu sumber data yang
langsung memberikan data kepada pengumpul data. Dalam penelitian ini
sumber data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan pengurus OK
OCE, pelatih (tutor) dalam pelatihan program OK OCE dan peserta
program OK OCE. Sedangkan sumber sekunder yaitu sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang
lain atau lewat dokumen.2 Sumber data sekunder diambil dari berbagai
literatur yang ada seperti buku-buku, dokumen-dokumen, baik dari jurnal,
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 2 2 Ibid, h. 225.
48
internet dan kepustakaan lain yang berkaitan dengan pembahasan skripsi
ini.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
oleh Spradley dinamakan social situation atau situasi sosial yang terdiri
atas tiga elemen yaitu tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas
(activity) yang berinteraksi secara sinergis.3
Sampel dalam penelitian kualitatif bukan dinamakan responden, tetapi
sebagai narasumber, atau partisipan, informan, teman dan guru dalam
penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga bukan disebut sampel
statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian kualitatif adalah
untuk menghasilkan teori.4
Sesuai dengan jenis penelitian ini yaitu penelitian kualitatif tidak
menggunakan populasi dan sampel tetapi menggunakan pendekatan
secara intensif kepada informan yang akan dijadikan sebgai sumber data
dalam penelitian ini.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan oleh peneliti adalah
dengan menggunakan Purposive Sampling. Purposive Sampling
merupakan teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan
tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang tersebut dianggap
paling tahu tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai
penguasa sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi obyek/situasi
sosial yang diteliti.5 Pemilihan informan ini menggunakan metode
Purposive Sampling, kriteria yang ditetapkan adalah masyarakat binaan
yang mengikuti program pelatihan OK OCE di Kecamatan Kembangan,
Jakarta Barat.
Adapun kriteria subjek penelitian untuk dapat dijadikan sampel adalah
sebagai berikut:
3Ibid, h. 215 4 Ibid, h. 216 5 Ibid, h. 218-219
49
1. Warga DKI Jakarta khususnya Jakarta Barat.
2. Mengikuti program pelatihan OK OCE di Kecamatan Kembangan,
Jakarta Barat.
Subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah masyarakat binaan
yang mengikuti program pelatihan OK OCE di Kecamatan Kembangan,
Jakarta Barat. Selain itu terdapat 1 orang pengurus OK OCE Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat dan I orang tutor pelatihan program OK OCE
yang juga sebagai subjek penelitian.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak
akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.6
Ada tiga teknik yang dilakukan untuk kepentingan pengumpulan data
dalam penelitian ini, yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu obyek
dengan sistematika fenomena yang diselidiki.7 Dalam penelitian ini,
peneliti melakukan observasi secara non partisipan pada OK OCE
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Observasi non-partisipan
adalah peneliti berada diluar subyek yang diamati dan tidak ikut dalam
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Dengan demikian peneliti
akan lebih leluasa mengamati kemunculan tingkah laku yang terjadi.
Dalam penelitian ini, peneliti akan mengobservasi pelatihan
program OK OCE yang dilakukan oleh pengurus program tersebut.
6 Ibid, h. 224. 7 Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian (Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula),
(Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 69.
50
Tabel 3.2
Pedoman Observasi
No Data Yang Diperlukan Objek yang Diamati
1 Kelembagaan Program OK OCE Kec. Kembangan
OK OCE Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat
2 Program pemberdayaan ekonomi
Usaha yang dilakukan pengurus yang berada di Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat sebagai aktualisasi program pelatihan secara produktif .
3 Kesejahteraan keluarga Program pelatihan sebagai pendukung peningkatan kesejahteraan keluarga
2. Wawancara
Setelah proses observasi atau pengamatan selesai, maka langkah
selanjutnya yang dilakukan adalah kegiatan wawancara. Interview
dikenal pula dengan istilah wawancara adalah suatu proses tanya jawab
lisan, dalam mana 2 orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang
satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga
sendiri dari suaranya.8 Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu.9
Susan Stainback mengemukakan bahwa “interviewing provide the
researcher a means to gain deeper understanding of how the
participant intreprest a situation or phenomenon than can be gained
through observation alon”. Jadi, dengan wawancara maka peneliti
akan mengetahui hal-hal yang lebih mendalam tentang partisipan
dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi, di
mana hal ini tidak bisa ditemukan melalui observasi. 10
Jenis wawancara yang digunakan oleh peneliti adalah wawancara
semi-struktur. Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-
8 Ibid, h. 88 9 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya), h. 186 10 Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: CV Alfabeta, 2014), Cet.IX,
h.72
51
dept interview, di mana dalam pelaksanaannya lebih bebas bila
dibandingkan dengan wawancara terstruktrur. Tujuan dari wawancara
ini adalah untuk menemukan permasalah secara lebih terbuka, di mana
pihak yang diajak wawancara diminta pendapat, dan ide-idenya.11
Wawancara ini dilakukan untuk menggali informasi lebih mendalam
kepada pengurus OK OCE, tutor OK OCE dan peserta pelatihan OK
OCE.
Tabel 3.3
Instrumen Wawancara
No Indikator Data Yang Diperlukan Sumber Data No. Soal 1. Pengetahuan
tentang Rancangan Undang-Undang (RUU) Republik Indonesia tentang kewirausahaan nasional tahun 2015
1) Tugas dan wewenang pemerintah daerah berdasarkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Republik Indonesia tentang kewirausahaan nasional tahun 2015
Pengurus OK OCE dan pelatih (tutor)
Pengurus: 1 Pelatih : 2
2. Kelembagaan program OK OCE
1) Sejarah berdirinya OK OCE
2) Perkembangan OK OCE dari awal berdiri sampai sekarang
3) Strategi dalam mengembangkan program
1) Pengurus OK OCE, pelatih (tutor) pelatihan dan masyarakat binaan OK OCE
2) Pengurus OK OCE, pelatih (tutor) pelatihan dan masyarakat binaan OK OCE
3) Pengurus OK OCE dan pelatih (tutor) pelatihan
1) Pengurus: 1 Pelatih: 1 Masyarakat: 1
2) Pengurus: 2 & 5 Pelatih: 3 Masyarakat: 2
3) Pengurus: 6 & 7 Pelatih: 5 & 10
11 Ibid, h.73
52
Tabel 3.3 (Lanjutan)
No Indikator Data Yang Diperlukan Sumber Data No. Soal 3. Pelaksanaan OK
OCE
1) Syarat bergabung di OK OCE
2) Pelaksanaan pelatihan OK OCE
3) Perkembangan masyarakat yang bergabung di OK OCE
4) Keefektifan program OK OCE
5) Pandangan masyarakat terhadap OK OCE
6) Alasan bergabung di OK OCE
1) Pengurus OK OCE dan masyarakat binaan.
2) Pengurus OK OCE, pelatih (tutor) pelatihan dan masyarakat binaan OK OCE
3) Pengurus OK OCE dan masyarakat binaan.
4) Pengurus OK OCE, pelatih (tutor) pelatihan dan masyarakat binaan OK OCE
5) Masyarakat binaan OK OCE dan pelatih (tutor) pelatihan
6) pelatih (tutor) pelatihan dan masyarakat binaan OK OCE
1) Pengurus: 9 Masyarakat: 6
2) Pengurus: 10, 11, 12 & 13 Pelatih: 6, 7, 8 & 14 Masyarakat: 9 & 10
3) Pengurus: 8 & 14 Masyarakat: 7
4) Pengurus: 15 Pelatih: 9, 11 & 12 Masyarakat: 11
5) Pelatih: 13 Masyarakat: 13
6) Pelatih: 4 Masyarakat: 3, 4 dan 5
4. Kesejahteraan Keluarga
1) Keadaan sebelum mengikuti program OK OCE
2) Dampak setelah bergabung di OK OCE
3) Perubahan pendapatan setelah bergabung di OK OCE
Masyarakat binaan dan pengurus OK OCE
Pengurus: 16 Masyarakat 8, 12, 14 dan 15
3. Dokumentasi
Langkah selanjutnya yang dilakukan peneliti adalah melakukan
pengumpulan data dengan metode dokumentasi. Renier menjelaskan
53
istilah dokumen dalam tiga pengertian (1) dalam arti luas, yaitu yang
meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber lisan, (2)
dalam arti sempit, yaitu yang meliputi semua sumber tertulis saja, dan
(3) dalam arti spesifik, yaitu hanya yang meliputi surat-surat resmi dan
surat-surat negara, seperti surat perjanjian, undang-undang, konsesi,
hibah dan sebagainya. Studi dokumen merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian akan
lebih dapat dipercaya jika didukung oleh dokumen.12
Studi dokumentasi ini mengenai keadaan sebenarnya di tempat
penelitian guna sebagai tanda bukti yang sah dan mendukung hasil
penelitian yang telah dilakukan.
Tabel 3.4
Pedoman Studi Dokumentasi
No Dokumen Yang Diperlukan Sumber Dokumen 1 Rancangan Undang-Undang
(RUU) Republik Indonesia tentang kewirausahaan nasional tahun 2015
Web Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
3 Data pengurus OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
Pengurus OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
4 Program yang dilakukan tahun 2017 dan 2018
OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
5 Materi pelatihan OK OCE Pengurus OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
6 Data masyarakat binaan OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
Pengurus OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
E. Teknik Analisis dan Pengolahan Data
Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola,
mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang
12 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik, (Jakarta: Bumi Aksara,
2013), h.175-176
54
penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain.13
Huberman dan Miles mengajukan model analisis data yang disebutnya
sebagai model interaktif. Pengolahan data dalam penelitian ini akan
melalui tiga kegiatan analisis, yakni sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data dapat diartikan sebagai suatu proses pemilihan data,
pemusatan perhatian pada penyederhanaan data, pengabstrakan data,
dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis
di lapangan. Tahapan reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis
sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana yang
dikode, dibuang, pola-pola mana yang meringkas sejumlah bagian
yang tersebut, cerita-cerita apa yang berkembang, merupakan pilihan-
pilihan yang analitis. Dengan begitu, proses reduksi data dimaksudkan
untuk lebih menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang
bagian data yang tidak diperlukan, serta mengorganisasi data sehingga
memudahkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan yang kemudian
akan dilanjutkan dengan proses verifikasi.
2. Penyajian Data
Penyajian data dapat dijadikan sebagai kumpulan informasi yang
tersusun sehingga memberikan kemungkinan adanya penarikan
kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian yang sering
digunakan adalah dalam bentuk naratif, bentuk matriks, grafik, dan
bagan.
3. Menarik Kesimpulan/Verifikasi
Tahap akhir proses pengumpulan data adalah verifikasi dan
penarikan kesimpulan, yang dimaknai sebagai penarikan arti data
yang telah ditampilkan.14
13 Lexy J. Moleong, Op. cit, h. 248. 14 Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), h. 150-151.
55
F. Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data
Proses penelitian belum selesai dengan sudah terkumpulnya data dari
berbagai sumber yang berhasil diperoleh. Merupakan langkah yang
terburu-buru jika peneliti kemudian melakukan analisis terhadap data.
Langkah selanjutnya yang baik dilakukan adalah meyakinkan data tersebut
terhadap derajat kepercayaannya (validitas) dengan melakukan triangulasi
terhadap data. Triangulasi merupakan metode sintesa data terhadap
kebenarannya dengan menggunakan metode pengumpulan data yang lain.
Data yang dinyatakan valid (kredibel) melalui triangulasi akan
memberikan keyakinan terhadap peneliti tentang keabsahan datanya
sehingga tidak ragu dalam pengambilan kesimpulan penelitian. Dalam
mengecek keabsahan (validitas) data menggunakan teknik triangulasi, data
dari satu pihak harus dicek kebenarannya dengan cara memperoleh data itu
dari sumber lain.15
Terdapat dua macam yang dipakai untuk menguji kredibilitas
penelitian ini:
1. Triangulasi Sumber
Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa
sumber.
2. Triangulasi Teknik
Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik yang berbeda.16
15 Ibid, h. 216. 16 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D, (Bandung: Alfabeta,
2012), h. 274.
56
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Objek Penelitian
1. Profil Program OK OCE
Ketidakmerataan pembangunan di berbagai daerah di Indonesia,
menyebabkan berbagai polemik dalam hal penyediaan akses, layanan, dan
fasilitas bagi masyarakatnya. Ketimpangan yang terjadi di segala sektor
kehidupan membuat kualitas pembangunan di berbagai daerah tidak sama
bahkan cenderung timpang, tak terkecuali dalam segi kualitas sumber
daya manusia.
Hal ini sungguh meresahkan pikiran Razif H. Uno saat mengamati
adanya perbedaan yang cukup signifikan pada kualitas sumber daya
manusia Indonesia. Masyarakat kota, seperti Jakarta, memiliki kualitas
yang jauh lebih tinggi dibandingkan masyarakat desa, khususnya di luar
Pulau Jawa. Kondisi yang demikian menyadarkan Razif H. Uno,
Ayahanda Sandiaga Uno dan Indra Uno, tentang pentingnya pendidikan
yang berkualitas bagi sumber daya manusia Indonesia, khususnya
generasi muda yang terbatas secara finansial namun memiliki kecerdasan
intelektual.
Ayahanda beliau pun segera memprakarsai sebuah yayasan yang
diberi nama Mien R. Uno Foundation. Mien R. Uno Foundation (MRUF),
sebuah lembaga yang fokus pada beasiswa bidang entrepreneur. Nama itu
sendiri terinspirasi dari nama sang istri. Mien R. Uno, yang merupakan
tokoh pendidikan, etika, dan pengembangan karakter di Indonesia.
Setelah berjalan beberapa tahun, yakni pada 2008 ada gagasan untuk
mengubah model penerimaan beasiswanya.
Hal ini didasarkan atas fakta semakin meningkatnya jumlah
pengangguran usia produktif di Indonesia yang disebabkan oleh ledakan
57
penduduk usia muda, serta minimnya lapangan pekerjaan yang ada. Jika
terus dibiarkan, hal ini akan membawa dampak buruk bagi perekonomian
negara dan kesejahteraan masyarakat.
Mien R. Uno Foundation percaya bahwa pendidikan kewirausahaan
untuk generasi muda dapat menjadi solusi akan permasalahan tersebut.
Melalui pendidikan kewirausahaan, akan lahir para pengusaha-pengusaha
muda yang produktif dan mandiri, serta mampu membawa perubahan
nyata untuk masyarakat sekitarnya.
Mien R. Uno Foundation akan terus berkomitmen mendorong
perkembangan kewirausahaan bagi generasi muda di Indonesia yang
diwujudkan melalui program Entrepreneur Development Scholarship for
Youth (ENVOY). Program ini diperuntukkan bagi generasi muda yang
berasal dari keluarga berpendapatan rendah agar mereka bisa mengecap
pendidikan tinggi sekaligus menjadi wirausaha sedini mungkin. Hingga
kini, program ENVOY telah mencetak lebih dari 300 wirausaha muda
yang mampu mandiri melalui unit usahanya. Dari sinilah gagasan gerakan
OK OCE lahir. Gerakan ini lahir melalui proses pengayaan model yang
melibatkan beberapa perguruan tinggi di Indonesia.
Setidaknya perguruan tinggi di lima kota besar seperti Surabaya,
Yogyakarta, Semarang, Bandung, dan Jakarta digandeng demi
menghasilkan formulasi yang paling tepat dalam menyusun program
kewirausahaan ini. Momentum itu seakan mendapat jalannya ketika
perhelatan Pilkada DKI 2017 dengan mendaulat salah satu penggagasnya,
yaitu Sandiaga Uno sebagai cawagub mendampingi Anies Baswedan.
Jadilah gagasan OK OCE diusung sebagai salah satu program kampanye
58
pengentasan kemiskinan & pengangguran di Ibu kota Jakarta.1 Hal ini
sesuai dengan pernyataan narasumber yang peneliti wawancara.
“Kalo sejarahnya sih jadi OK OCE ini kan sebenarnya sudah ada sebelum gubernur dan wakil gubernur saat ini, jadi sebenarnya programnya sudah ada di masyarakat cuma mungkin gaungnya belum terdengar seperti sekarang ini, sehabis itu kebetulan ketika kampanye Pak Sandi sebagai wakil gubernur dia membawa OK OCE ini sebagai programnya kan dan ketika dia menang akhirnya ini dijadikan program andalan di pemerintah Provinsi DKI Jakarta saat ini, mungkin itu sih secara garis besarnya.”2
Konsep kewirausahaan MRUF di duplikasi menjadi sebuah gerakan
kemasyarakatan yang di respon sangat positif oleh warga Jakarta. Guna
menumbuhkembangkan gerakan masyarakat ini maka didirikanlah sebuah
wadah organisasi yang berbadan hukum dengan nama Perkumpulan
Gerakan OK OCE (PGO) yang menaungi seluruh unit gerakan wirausaha
OK OCE yang diinisiasi warga yang telah tumbuh berkembang selama
ini.
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) bersifat independen, terpisah
dari unit-unit Penggerak OK OCE yang dapat berbentuk badan hukum
sendiri namun berhubungan secara kolaboratif. PGO akan senantiasa
membina seluruh unit penggerak wirausaha khususnya OK OCE untuk
dapat berkolaborasi secara baik dan transparan dalam prinsip good
governance dengan pemerintah provinsi khususnya DKI Jakarta.
PGO akan senantiasa berkolaborasi bersama seluruh stake holder
untuk menghadirkan keadilan ekonomi dan sosial, mewujudkan Jakarta
Yang Maju Kotanya Bahagia Warganya. PGO mengajak seluruh
1 Inovator Model Wirausaha Indonesia, http://majalahokoce.id/?p=81, diakses pada 9
November 2018, pkl 17.00 WIB. 2 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
59
penggerak, mentor, dan elemen wirausaha antara lain para komunitas
wirausaha, institusi pendidikan, dan institusi keuangan untuk bergerak
bersama menciptakan 200,000 peluang kerja melalui jalur wirausaha
dengan tingkatan seperti wirausaha pemula, mikro, kecil, menengah dan
besar.
Berjalan dengan konsep gerakan warga dan berkolaborasi dengan
pemerintah provinsi diharapkan akan mempercepat proses penciptaan
200,000 tenaga kerja baru selama lima tahun pemerintahan Anies-Sandi.
OK OCE adalah sebuah gerakan kewirausahaan berbasis pada daerah
Kecamatan yang bertujuan untuk menciptakan lapangan kerja baru di
Jakarta dan Indonesia pada umumnya.
Gerakan kewirausahaan ini akan di motori oleh Perkumpulan
Gerakan OK OCE. PGO merupakan perkumpulan para komunitas dan
mentor penggerak untuk menciptakan lapangan kerja baru berbasis
kewirausahaan. PGO bertujuan untuk menciptakan ekosistem wirausaha
(berkolaborasi dengan institusi swasta dan pemerintah), yang akan di
gerakan oleh komunitas dan mentor penggerak wirausaha.3
PGO, sebagai payung organisasi bagi para komunitas dan penggerak
serta anggota OK OCE. PGO ini memiliki peran yang signifikan, sebagai
gambaran sederhana, sejak diluncurkan pada Oktober 2017 lalu hingga
sekarang, tidak kurang 200-an coach sudah menyatakan siap
menyukseskan Gerakan OK OCE.
Sampai tanggal 11 Agustus 2018, sudah 47.841 orang bergabung
menjadi anggota OK OCE, dan sampai saat ini terus bertambah.
Rencananya, jangkauan Gerakan OK OCE akan diperluas menjadi
3 OK OCE Website, https://okoce.me/, diakses pada 29 Juli 2018, pukul 19.30 wib.
60
bersifat nasional. Setidaknya ada 49 wilayah di Indonesia yang siap
menjadi perwakilan wilayah PGO dalam rangka rekruitmen keanggotaan
Gerakan OK OCE.4 Hal ini serupa pula dengan yang disampaikan oleh
narasumber yang peneliti wawancara.
“Sejarah program OK OCE ini merupakan program unggulan dari bapak gubernur Anies Baswedan dan bapak Sandiaga Uno. Program ini mempunyai suatu tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga di DKI Jakarta, hasil dari rencana saat pemilu lalu diwujudkan pada tahun 2017. Yang saya ingat mulai ada pelatihan OK OCE itu adalah bulan Oktober 2017, jadi kalau secara awal embrionya atau konsepnya saya tidak mengikuti yang saya ketahui adalah awal Oktober 2017 sudah mulai ada di Kecamatan-Kecamatan untuk pelatihan OK OCE, itu yang saya ketahui.”5
Para pewirausaha OK OCE akan mendapatkan tujuh manfaat yaitu
menjadi bagian dari komunitas wirausaha terbesar di Indonesia, pelatihan
wirausaha, pendampingan usaha, bantuan perizinan, akses jejaring
pemasaran, analisa laporan keuangan, dan akses permodalan sesuai
kebutuhan.6
2. Legal Formal
a. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta No. 102
Tahun 2018 tentang pengembangan kewirausahaan terpadu.
3. Visi dan Misi
VISI
a) Membahagiakan Warga
b) Memajukan Wirausaha
c) Mengurangi Pengangguran
4 Milestone Ok Oce, Gerakan Untuk Peradaban, http://majalahokoce.id/?p=43, diakses pada 09 November 2018, pkl 18.30 WIB.
5 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE 6 https://okoce.me/, diakses pada 29 Juli 2018, pukul 19.30 wib.
61
d) Mengurangi Kemiskinan
MISI
Membuat ekosistem gerakan dengan fokus wirausaha dan tenaga kerja
dengan mengajak semua elemen dan penggerak untuk berkolaborasi
dibawah payung PGO.7
4. Lambang OK OCE
Gambar 4.1
5. Anggota OK OCE dan 7PAS
Gambar 4.2
Anggota OK OCE di DKI Jakarta per 10 November 2018
Sumber: OK OCE.me8
7 http://okoce-kramatjati.com/profile-gerakan-oke-oce/, diakses pada 10 November 2018, pkl 19.00 WIB.
8 https://okoce.me/, diakses pada 10 November 2018, pkl 21.28 WIB.
62
Gambar 4.3
Masyarakat dengan status 7P di berbagai kota yang berada di DKI
Jakarta per 10 November 2018
Sumber: OK OCE.me9
B. Deskipsi Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
a. Observasi Kelembagaan Program OK OCE Kec. Kembangan
1) Lokasi dan Keadaan Penelitian
a) Letak dan Alamat
OK OCE merupakan sebuah gerakan kewirausahaan
di DKI Jakarta yang berada di setiap Kecamatan yang
bertujuan untuk menciptakan lapangan pekerjaan dan
meningkatkan kemandirian pada masyarakat setempat.
Kantor sekretariat OK OCE Kec. Kembangan
terletak di sebelah Kantor Camat Kembangan yang
berada di Jl. Topas Raya Blok F11 No. 3 Meruya Utara,
Kembangan, Meruya Utara, Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta. Kantor sekretariat OK OCE Kec.
9 https://okoce.me/provinsi-dki/, diakses pada 10 November 2018, pkl 21.30 WIB.
63
Kembangan berada di tengah-tengah perumahan dan tak
jauh dari jalan raya sehingga letaknya sangat strategis dan
bersentuhan langsung dengan masyarakat. Letaknya yang
berada di sebelah Kantor Kecamatan Kembangan
sehingga memudahkan masyarakat dalam mencarinya,
selain itu pula karena letaknya itu sehingga memudahkan
pula pihak OK OCE dalam memperkenalkan kepada
masyarakat.
b) Status Bangunan, Kondisi, dan Fasilitas
Kantor sekretariat OK OCE Kec. Kembangan yang
berada di sebelah Kantor Camat Kembangan dan berada
tak jauh dari jalan raya sehingga memungkinkan
masyarakat dalam mengaksesnya. Bangunan yang
digunakan sebagai kantor OK OCE merupakan gedung
milik pemerintah yang berada di Kantor Camat
Kembangan. OK OCE Kec. Kembangan biasanya
mengadakan pelatihan yang bertempat di aula Kecamatan
yang terletak di dalam Kantor Camat Kembangan.
Kondisi dalam kantor sekretariat yang kondusif
sehingga membuat kinerja kepala satuan pelaksana dan
pendamping OK OCE Kec. Kembangan baik dan
membuat nyaman dalam melaksanakan tugasnya.
OK OCE Kec. Kembangan memiliki berbagai sarana
dan prasarana yang mendukung untuk berbagai kegiatan
yang diselenggarakan oleh OK OCE Kec. Kembangan.
Sarana dan prasarana yang ada antara lain kantor
sekretariat OK OCE Kec. Kembangan, fasilitas yang
tersedia di dalam kantor sekretariat antara lain meja,
64
kursi, laci, komputer, laptop, printer, papan
pengumuman, papan tulis, dan alat tulis lainnya.
Prasarana OK OCE Kec. Kembangan terdiri dari aula
Kecamatan yang statusnya milik pemerintah yang berada
di dalam Kantor Camat Kembangan, aula ini digunakan
karena dapat menampung jumlah masyarakat binaan yang
jumlahnya cukup banyak. Selain itu pada saat pelatihan
disediakan juga screensaver, proyektor, laptop, speaker,
dan mikrofon. Fasilitas atau sarana prasarana yang ada
dan digunakan di OK OCE Kec. Kembangan sebagian
besar merupakan milik OK OCE Kec. Kembangan, hanya
saja untuk fasilitas pelatihan yang diadakan di aula
Kecamatan digunakan fasilitas yang disediakan oleh
kantor suku dinas UMKM dan fasilitas milik Kantor
Camat Kembangan. Sarana dan prasarana yang ada dan
digunakan di OK OCE Kec. Kembangan sangat
bermanfaat untuk menunjang semua kegiatan dan
program yang dilaksanakan oleh OK OCE Kec.
Kembangan.
Gambar 4.4
Kantor Sekretariat OK OCE Kec. Kembangan
65
Gambar 4.5
Kantor Camat Kembangan
2) Visi dan Misi Program OK OCE
VISI
a) Membahagiakan Warga
b) Memajukan Wirausaha
c) Mengurangi Pengangguran
d) Mengurangi Kemiskinan
MISI
Membuat ekosistem gerakan dengan fokus wirausaha
dan tenaga kerja dengan mengajak semua elemen dan
penggerak untuk berkolaborasi dibawah payung PGO.10
Sesuai dengan visi misi yang terdapat dalam program
OK OCE bahwa program ini berusaha untuk membantu
masyarakat/peserta yang mengikuti program ini untuk menjadi
wirausaha yang dapat mandiri tanpa mengandalkan orang lain
serta dapat menciptakan lapangan-lapangan pekerjaan baru
bagi masyarakat khususnya di DKI Jakarta.
10 http://okoce-kramatjati.com/profile-gerakan-oke-oce/, diakses pada 10 November 2018, pkl 19.00 WIB.
66
3) Kepengurusan
a) Struktur Kepengurusan
Kepala Satuan Pelaksana : Ricardo Silaban
Ketua Pendamping : Imanda Sukmawati
Sekretaris Pendamping : Isaak Fernandez
Anggota : Ade Firda Mas’ud
Bambang Sudrajat
b) Tenaga Kepengurusan OK OCE Kec. Kembangan
OK OCE Kec. Kembangan memiliki 5 tenaga
kepengurusan yang memiliki tugas dan tanggung jawabnya
masing-masing sesuai dengan jabatan yang mereka
pegang. Di bawah ini merupakan data kepengurusan OK
OCE Kec. Kembangan.
Tabel 4.1
Tenaga Kepengurusan OK OCE Kec. Kembangan
No. Nama Jabatan Pendidikan Terakhir
1 Ricardo Silaban Kepala Satuan Pelaksana
S1
2 Imanda Sukmawati Ketua Pendamping
S1
3 Isaak Fernandez Sekretaris Pendamping
S1
4 Ade Firda Mas’ud Anggota S1
5 Bambang Sudrajat Anggota S1
Tenaga kepengurusan yang ada di OK OCE Kec.
Kembangan tersebut memiliki pendidikan terakhir sarjana.
Masing-masing pengurus sudah memiliki tugas dan
tanggung jawabnya sendiri tergantung dengan kapasitasnya.
Kerjasama yang baik antara tiap pengurus sangat
67
mempermudah proses pelaksanaan setiap programnya dan
sangat berdampak pula pada kelancaran program tersebut.
b. Observasi Program Pemberdayaan Ekonomi
1) Keadaan Masyarakat Binaan
Masyarakat binaan yang mengikuti program OK OCE Kec.
Kembangan adalah 100 orang. Sebagian masyarakat yang
mengikuti program OK OCE Kec. Kembangan berasal dari
berbagai wilayah kelurahan yang terdapat di Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat. Usia rata-rata masyarakat yang
mengikuti program OK OCE adalah sekitar 25-60 tahun, banyak
juga masyarakat dengan usia produktif yang mengikuti program
ini karena mereka mengharapkan usahanya dapat berkembang
lagi atau mereka berharap dapat membuat usaha baru yang dapat
membuat mereka dapat menciptakan lapangan kerjanya sendiri.
2) Program Pelatihan OK OCE Kec. Kembangan
OK OCE merupakan program yang bertujuan agar
terciptanya banyak wirausahawan-wirausahawan baru khususnya
di DKI Jakarta. OK OCE memiliki sasaran kepada masyarakat
yang berkeinginan maju dengan usaha yang mereka miliki atau
mereka yang ingin membangun usaha. OK OCE membantu
masyarakat dalam berbagai hal dalam memajukan dunia usaha
seperti bagaimana cara pemasaran yang baik, bagaimana
menangani konsumen dengan baik sehingga konsumen akan
kembali lagi kepada mereka.
OK OCE Kec. Kembangan memiliki program pelatihan
yang rutin dilaksanakan setiap seminggu sekali yang dimulai
pada pukul 09.00-15.00 WIB dan dibagi menjadi 3 sesi, tiap
masyarakat wajib mengikuti tiga kali pertemuan dalam pelatihan
68
yang dilaksanakan oleh OK OCE. Pada setiap sesi pelatihan,
pelatih yang mendidik pun berbeda-beda sesuai dengan materi
yang disampaikan. Pelatih didatangkan langsung dari pihak PGO
sehingga pendamping dan Kepala Satuan Pelaksana hanya
melaksanakan pelatihan yang ada di setiap Kecamatan.
Pelaksanaan pelatihan OK OCE wajib diikuti oleh
masyarakat yang mengikuti program ini karena pada akhir sesi
masyarakat harus membawa kartu 7PAS yang selanjutnya harus
di tandatangani oleh pendamping sebagai bukti untuk naik ke
tahap selanjutnya.
Gambar 4.6
Suasana Pelatihan
c. Kesejahteraan Keluarga
1) Implementasi Program OK OCE
a) Persiapan Program OK OCE Kec. Kembangan
Program OK OCE pada setiap Kecamatan disusun oleh
pihak Pengurus Gerakan OK OCE (PGO) beserta pihak
pemerintah DKI Jakarta dan bekerjasama dengan pihak
Ketua Satuan Pelaksana dan pendamping yang ada di setiap
Kecamatan di DKI Jakarta untuk memenuhi kebutuhan
69
masyarakat yang berada di DKI Jakarta terkait
kewirausahaan.
Program pelatihan yang dilaksanakan di OK OCE pada
setiap Kecamatan sudah memiliki jadwal rutinnya tersendiri
dan jadwal itu sudah ditentukan oleh pihak Suku Dinas
UMKM pada setiap kotanya.
Penyusunan program OK OCE dilakukan dalam upaya
untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di DKI Jakarta pada
bidang wirausaha dengan berbagai keadaan ekonomi serta
perkembangan dunia usaha yang menuntut agar masyarakat
dapat memiliki keterampilan dan inovasi dalam menciptakan
produk usahanya.
Pada tahap awal program OK OCE dilaksanakan, para
pendamping serta Kepala satuan pelaksana melakukan
rekruitmen dengan cara pendataan masyarakat yang ingin
mengikuti program ini. Masyarakat yang ingin mengikuti
program OK OCE dapat menyerahkan syarat-syarat yang
diajukan oleh pihak pengurus OK OCE untuk mengikuti
program ini, selanjutnya masyarakat pun sudah dapat
mengikuti program pelatihan yang jadwalnya sudah
ditentukan.
Pada persiapan sebelum pelaksanaan pelatihan
berlangsung, persiapan yang dilakukan oleh pihak Kepala
satuan pelaksana Kecamatan, pendamping maupun pihak
Kecamatan saling bekerjasama dalam mempersiapkan segala
fasilitas maupun kebutuhan peralatan dan perlengkapan
yang dibutuhkan selama pelatihan berlangsung. Para coach
pun biasanya hadir di tempat pelatihan sebelum jam
pelaksanaan pelatihan berlangsung.
70
b) Pelaksanaan Program OK OCE Kec. Kembangan
Pelaksanaan pelatihan kewirausahaan program OK OCE
Kec. Kembangan ini dilaksanakan setiap satu kali dalam
satu minggu yang biasanya dilaksanakan pada hari Kamis.
Pelaksanaan pelatihan ini bertempat di Aula Kecamatan
Kembangan.
Setelah mendaftarkan diri, masyarakat yang mengikuti
program OK OCE wajib mengikuti pelatihan kewirausahaan
yang dilaksanakan di tiap-tiap Kecamatan. Pelatihan
program OK OCE Kec. Kembangan pada setiap pertemuan
dibagi menjadi tiga sesi, yang dimulai pada pukul 09.00-
15.00 WIB dan pada setiap sesi coach yang menyampaikan
materi yang diajarkan pun berbeda-beda sesuai keahlian
mereka dan materi yang diajarkan pun berbeda pula, namun
pada tiap materinya masih memiliki kesinambungan.
Masyarakat yang mengikuti program OK OCE ini rata-
rata adalah masyarakat dengan usia produktif sehingga tidak
jarang, jika kita melihat pada saat pelatihan banyak dari
masyarakat yang izin datang telat atau pulang sebelum
pelatihan selesai. Hal ini terjadi karena masyarakat yang
kebanyakan kaum wanita memiliki kesibukan sebagai Ibu
rumah tangga terlebih dahulu, namun para pendamping
dapat memahami itu.
Pada saat pelatihan dalam bentuk praktik, para coach
secara langsung memberikan cara-cara yang mudah
dipahami, bahkan coach pun tak segan untuk mengajari
masyarakat secara langsung karena banyak juga masyarakat
yang gagap teknologi/gaptek, sehingga coach pun dengan
sabar membantu masyarakat untuk memahaminya.
71
Selain adanya pelatihan kewirausahaan yang dilakukan
setiap minggunya, masyarakat juga diberi fasilitas lain yaitu
adanya coaching clinic yang dilakukan setiap hari Sabtu di
kantor sekretariat OK OCE Kec. Kembangan. Hal ini
dilakukan apabila masyarakat mengalami kendala atau
kesulitan misalnya dalam memahami materi yang
disampaikan pada saat pelatihan atau kendala dalam
mengurus izin usaha dan lainnya. Coaching clinic ini
digunakan masyarakat untuk bicara langsung dan mendapat
bimbingan langsung dari coach atau para pendamping.
c) Evaluasi Program OK OCE Kec. Kembangan
Tahap evaluasi pada program OK OCE sebenarnya
belum dapat dilakukan evaluasi secara keseluruhan karena
program ini yang baru berjalan belum genap satu tahun,
sehingga belum ada pembanding yang dijadikan sebagai
bahan untuk evaluasi.
Evaluasi pelaksanaan program OK OCE khususnya di
Kecamatan Kembangan biasanya dilakukan saat akhir
pelatihan kewirausahaan dilaksanakan. Tahap evaluasi
pelatihan kewirausahaan program OK OCE biasanya
melibatkan Kepala satuan pelaksana, pendamping maupun
coach yang bertugas pada hari itu. Proses evaluasi biasanya
dilakukan untuk mengetahui bagaimana perkembangan dari
masyarakat yang mengikuti pelatihan dan apa saja
kekurangan yang harus diperbaiki pada pelatihan
selanjutnya.
72
2) Peningkatan Kesejahteraan Keluarga
a) Kondisi Tempat Pemasaran Produk
Tempat pemasaran yang baik adalah tempat pemasaran
yang strategis dan mudah untuk dijangkau. Masyarakat
binaan OK OCE selalu diarahkan untuk mencari tempat
usaha yang strategis sehingga dapat membantu mereka
memperoleh pendapatan yang lebih. Selain pengarahan
tempat pemasaran produk, para pendamping pun membantu
masyarakat yang mengikuti program OK OCE untuk
membuat izin usaha yang bekerjasama dengan pihak terkait.
Program OK OCE tidak hanya mengajarkan masyarakat
binaannya untuk memasarkan produknya di tempat usaha
yang mereka miliki saja, namun dalam pelatihan mereka
diajarkan juga untuk melebarkan pemasaran produk yang
mereka miliki di berbagai situs pemasaran online.
Pemasaran melalui berbagai situs pemasaran online ini
dibantu oleh para coach dan pendamping dalam
menjalankan cara awalnya sampai mereka dapat
mengelolanya sendiri.
Masyarakat yang sudah mengikuti program OK OCE ini
pula dapat memperoleh kesempatan untuk menjual atau
memasarkan produk usaha mereka di bazar-bazar yang
diadakan oleh pihak OK OCE sendiri atau pihak-pihak
pemerintahan lain. Pada saat bazar, masyarakat yang sudah
mengikuti program OK OCE mendapat fasilitas tenda, meja
dan kursi, sehingga mereka hanya datang dengan produk
hasil usahanya saja dan tanpa di pungut biaya apapun. Bazar
ini diperuntukkan bagi masyarakat binaan OK OCE yang
sistemnya bergantian pada tiap acaranya, sehingga semua
73
masyarakat binaan dapat merasakan mengikuti program
bazar ini.
Pada setiap acara yang diadakan baik oleh pihak OK
OCE maupun pihak pemerintahan setempat biasanya
melibatkan produk yang dihasilkan dari masyarakat binaan
OK OCE, sehingga pemasaran produk mereka pun lebih
meluas lagi.
b) Pendapatan Sehari-Hari Masyarakat Binaan
Awal mula masyarakat mendaftarkan dirinya untuk
ngikuti program OK OCE, pastilah selain memiliki
keinginan untuk memajukan usahanya alasan lainnya adalah
agar mendapatkan pendapatan yang lebih dari hasil
usahanya. Semua itu diinginkan karena mereka ingin
menjadi wirausaha yang mandiri dan tidak lagi bergantung
dengan orang lain, dalam kata lain mereka bekerja di
perusahaan milik orang lain.
Hal yang dirasakan masyarakat setelah mengikuti
program OK OCE ini, banyak dari hasil usaha mereka yang
memiliki kemajuan contohnya pada bidang pemasarannya
yang lebih meluas, tempat penjualan fisik mereka pun yang
semakin ramai karena pelayanan mereka yang membuat para
konsumen untuk datang lagi. Semua hal itu tentu saja dapat
membantu mereka dalam memperoleh penghasilan
tambahan dari sebelum hingga sesudah mengikuti program
OK OCE.
74
2. Hasil Wawancara
a. Kelembagaan Program OK OCE Kec. Kembangan
1) Perkembangan OK OCE Dari Awal Berdiri Sampai
Sekarang
Program OK OCE (One Kecamatan One centre of
Entrepreneurship) merupakan program andalan yang diusung
oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Wakil
Gubernurnya Sandiaga Salahuddin Uno dalam kampanyenya
pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta
2017 lalu.
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO), sebagai payung
organisasi bagi para komunitas dan penggerak serta anggota
OK OCE. Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) ini memiliki
peran yang signifikan, sebagai gambaran sederhana, sejak
diluncurkan pada Oktober 2017 lalu hingga sekarang, tidak
kurang 200-an coach sudah menyatakan siap menyukseskan
Gerakan OK OCE.
Sampai tanggal 11 Agustus 2018, sudah 47.841 orang
bergabung menjadi anggota OK OCE, dan sampai saat ini terus
bertambah. Rencananya, jangkauan Gerakan OK OCE akan
diperluas menjadi bersifat nasional. Setidaknya ada 49 wilayah
di Indonesia yang siap menjadi perwakilan wilayah
Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) dalam rangka
rekrutmen keanggotaan Gerakan OK OCE.11 Hal ini serupa
dengan pernyataan yang disampaikan oleh narasumber yang
peneliti wawancara.
11 Milestone Ok Oce, Gerakan Untuk Peradaban, http://majalahokoce.id/?p=43, diakses pada
09 November 2018, pkl 18.30 WIB.
75
“Saya mulai bergabung di OK OCE ini mulai Februari 2018, mulai aktif terlibat langsung di Kecamatan bulan Maret 2018 sampai dengan hari ini saya masih terlibat aktif memberikan pelatihan-pelatihan di beberapa Kecamatan di DKI Jakarta. Perkembangannya saya melihat warga sangat antusias untuk terlibat aktif dalam OK OCE karena ada beberapa Kecamatan yang warganya itu sampai bisa dikatakan melebihi target tapi ada juga Kecamatan yang secara jumlah mereka itu bingung karea warganya sudah terjaring semua, kalau kita bicara khususnya Kecamatan kembangan sudah cukup bagus bisa menyerap dan bisa dikatakan apa ya? Tidak kehabisan warga untuk pesertanya”.12
Program OK OCE ini terbukti populer di kalangan
masyarakat, hal ini terbukti dengan banyaknya masyarakat
yang berminat mengikuti program ini. program yang memiliki
tujuan untuk menciptakan entrepreneur di Ibukota ini sudah
banyak menciptakan banyak wirausahawan baru.
Perkembangan yang dicapai program OK OCE selama kurang
lebih setahun ini banyak dirasakan oleh berbagai pihak
khususnya bagi masyarakat yang mengikuti program ini.
Perkembangan program ini bukan hanya terasa pada sistemnya
saja namun banyak masyarakat yang merasakan perubahan dari
berbagai segi usahanya. Hal ini serupa pula dengan pernyataan
yang disampaikan oleh narasumber yang peneliti wawancara.
“Kalau menurut kami sih meningkat tapi memang belum terlalu signifikan karena memang respon masyarakat juga bagus pada program ini gitu kan, karena banyak manfaatnya di OK OCE ini kan diajarkan dalam pelatihan-pelatihan diajarkan keterampilan usaha, ilmu-ilmunya, mental, pola pikir, strategi pemasarannya, lalu
12 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
76
ada juga mereka bazar-bazar, lalu diajarkan juga pemasaran lewat online seperti e-commerce, terus laporan keuangan bahkan perizinannya juga dibantu difasilitasi oleh kami, jadi memang banyak sekali ya manfaatnya bagi masyarakat”.13
Pak Nandez yang merupakan pendamping OK OCE di
Kec. Kembangan mengakui banyak sekali perkembangan yang
terjadi dari awal program berjalan sampai sekarang, banyak
dari masyarakat yang mengalami perkembangan positif setelah
mengikuti berbagai pelatihan yang dilakukan. Hal ini tidak
berbeda jauh dengan yang disampaikan oleh informan lain,
yaitu para masyarakat yang mengikuti program OK OCE.
“Untuk perkembangannya sih cukup terstruktur sih, cukup tertata, mereka tidak cuma memberikan dana tapi juga pelatihan kemudian memberikan bantuan dalam pemasaran lalu juga nanti mereka bantu dalam hal permodalan, mungkin ini termasuk komplit ya untuk programnya OK OCE ini”.14
“Sekarang berkembang sih ya, emang baru-baru ini sih ya saya gabungnya, tahun-tahun ini sih baru tahu, saya juga bergabung di OK OCE ini banyak ilmunya.”15
Menurut mereka yang sudah bergabung dengan program
OK OCE ini banyak sekali perkembangan yang sudah mereka
rasakan walaupun belum terlalu signifikan. Sama halnya
dengan pendapat yang diungkapkan oleh Ibu Rahmi dan Ibu
Husna, salah seorang narasumber muda yang mengajak ibunya
untuk bergabung dengan program OK OCE karena tertarik
dengan program-program yang ada di OK OCE.
13 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernanadez, Pendamping OK OCE Kec. Kembangan
14 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan. 15 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan
77
“Perkembangannya sih cukup pesat ya, seperti sekarang banyak usahawan muda itu yang tadinya karyawan terus sekarang jadi punya usaha sendiri terus punya karyawan sendiri. Jadi saya tertarik sih untuk ikut ini”.16
Narasumber mengatakan jika banyak dari teman-
temannya yang seumuran dengannya tertarik dengan program
OK OCE ini. Teman-temannya berkeinginan untuk menjadi
wirausahawan muda dan tidak bergantung untuk selalu
menjadi karyawan. Dia sendiri pun mengikuti program OK
OCE ini karena melihat dari teman-temannya yang mulai usaha
dan usaha yang mereka miliki pun mendapat perkembangan
setelah mengikuti program OK OCE ini.
Berdasarkan pendapat yang peneliti terima dari kelima
narasumber bahwa dapat disimpulkan jika banyak
perkembangan yang terjadi sejak adanya program OK OCE ini.
Mulai dari perkembangan yang ada di dalam lembaganya itu
sendiri seperti banyaknya antusias masyarakat yang mengikuti
program OK OCE ini. Selain itu, perkembangan pun dirasakan
juga untuk masyarakat yang mengikuti program ini yaitu
dengan berkembangnya usaha yang mereka miliki, mental dan
pola pikir mereka pun sedikit-sedikit mulai berubah. Meskipun
belum banyak perubahan yang signifikan karena mengingat
program ini yang juga baru berjalan selama kurang dari satu
tahun.
2) Strategi Dalam Mengembangkan Program
Strategi sangat diperlukan dalam segala hal terutama
untuk pengembangan program. Seperti yang kita ketahui
16 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK OCE.
78
strategi dalam mengembangkan program pun harus ada dalam
program OK OCE. Strategi dimulai dengan perencanaan
dengan apa saja yang harus dilakukan dalam program.
Selanjutnya mengenai pelaksanaan dalam program dan diakhiri
dengan evaluasi yang dilakukan setelah program ini
berlangsung. Namun, dalam program OK OCE belum dapat
dilakukan evaluasi program secara keseluruhan karena
mengingat program ini yang baru berjalan setahun terakhir.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh kedua narasumber yang
merupakan pengurus dan coach OK OCE.
“Kalo untuk evaluasi kita belum bisa ini ya karena program ini kan belum berakhir, seperti ini saja kan untuk tahun ini masih ada beberapa bulan lagi, jadi untuk evaluasi sih kita belum bisa bicarakan, memang sih sudah bulan-bulan akhir tapi kan belum berakhir”.17
Pendapat senada pun disampaikan oleh coach Hari selaku
pihak yang juga terjun langsung ke masyarakat. Namun, ada
sedikit perbedaan pendapat yang disampaikan oleh coach Hari
yaitu.
“Kalau evaluasinya mungkin belum dapat kami lakukan karena mengingat program ini yang baru berjalan. Namun, kami sedikit mengevaluasi melihat ya memang ini belum bisa mencapai target 200.000 wirausaha mengingat ini baru tahun pertama tapi saya pribadi optimis kalau ini bisa berjalan sampai 5 tahun ya bisa melahirkan 200.000 wirausaha baru di DKI Jakarta itu”.18
Seperti yang kita lihat bahwa coach Hari lebih
mengatakan evaluasi pada program ini dilihat dari segi
kuantitas wirausaha yang direkrutnya. Ini merupakan salah satu
17 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec. Kembangan.
18 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE.
79
evaluasi juga yang perlu ditingkatkan pada periode program ini
di tahun depan.
Sebelum melewati tahap evaluasi dalam program terlebih
dahulu kita lihat proses perencanaan sampai dengan tahap
pelaksanaan program ini. Pada tahap awal perencanaan
program OK OCE tiap Kecamatan diharuskan merekrut
masyarakat untuk mengikuti program ini. Perekrutan dilakukan
oleh para pendamping dengan cara sosialisasi langsung kepada
masyarakat agar mereka lebih tahu secara jelas dan gamblang.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pak Nandez selaku
pendamping program OK OCE Kec. Kembangan.
“Kalo awalnya kan pada proses perencanaan kita merekrut, kita ditargetkan merekrut 1000 orang perKecamatan untuk mau ikut dalam OK OCE. Caranya lewat sosialisasi, sosialisasi lewat kelurahan, kita mengundang RT, RW, karang taruna, Ibu-Ibu pengajian dan segala macamnya, terus kita juga datang ke warga, bertemu dengan mereka, mensosialisasikan, kita sebagai tim pendamping memberikan informasi apa sih manfaat OK OCE itu, awalnya itu kita merekrut, masyarakat tertarik maka mereka melakukan dengan kita”. 19
Setelah tahap perencanaan maka masyarakat yang telah
mendaftarkan dirinya untuk ke tahap selanjutnya yaitu tahap
pelaksanaan program yaitu pelatihan yang berlangsung di aula
Kecamatan Kembangan, seperti yang dijelaskan oleh Pak
Nandez sebagai berikut.
“Kalo pelaksanaannya kayak pelatihan kita udah ada jadwalnya sudah ditentukan itu ada seminggu sekali satu hari full/full day pelatihan kalau untuk yang lainnya
19 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
80
setiap sabtu kita ada coaching clinic sehingga warga bisa datang untuk mengkonsultasikan produknya karena ada coachnya juga kalau tidak ada coach ada kita sebagai pendamping”.20
Seperti yang sudah dijelaskan oleh Pak Nandez jika
dalam program OK OCE ini sudah jelas tahapannya dimulai
dari perencanaanya sampai kepada tahap pelaksanaan.
Masyarakat yang mengikuti program OK OCE ini hanya
tinggal melaksanakannya saja. Selain itu pada program OK
OCE ini semua masyarakat yang tergabung didalamnya tidak
mengeluarkan biaya. Pendapat berbeda justru disampaikan
oleh coach Hari mengenai tahap perencanaan program OK
OCE ini.
“Untuk di OK OCE posisi saya lebih menjadi pelatih atau eksekutor atau pelaku di lapangan, jadi bukan menjadi konseptor, pemikir, merancang atau mendesain program ini. Untuk hal seperti perencanaan/ konseptor sudah ada timnya sendiri, kami coach dan trainer lebih banyak bagaimana menyampaikan materi OK OCE kepada peserta Kecamatan, lalu yang kedua kami juga diberikan suatu bahasa kami adalah setelah pelatihan ada pendampingan atau coaching clinic jadi kalau dikatakan bagaimana perencanaan dan pelaksanaannya, jadi kita lebih banyak sebagai pelaksana”.21
Menurut coach Hari, beliau hanya sebagai pelaksana saja
dan banyak berperan pada saat pelaksanaan. Menurutnya
beliau sebagai seorang coach/trainer tidak berwenang dalam
mengambil tugas itu.
20 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan. 21 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
81
Namun dari pendapat di atas dapat kita simpulkan jika
dalam berbagai tahapan program ini, semua elemen yang ada
di dalamnya berperan aktif dalam pelaksanaannya. Masyarakat
yang sudah mengikuti program ini pun tidak hanya di rekrut
lalu mengikuti pelatihan seperti kebanyakan lembaga
pelatihan. Program OK OCE ini sangat mendampingi
masyarakatnya dari mulai perekrutan sampai setelah mengikuti
pelatihan pun ada pendampingan khusus setiap minggunya.
Jadi masyarakat dapat merasa terbantu dengan adanya program
ini.
Setelah tahapan-tahapan untuk penerapan startegi
pengembangan program, ada pula strategi yang digunakan
untuk mendekatnya para pengurus OK OCE dengan
masyarakat. Sama halnya yang dikatakan oleh pendamping
sebagai salah satu peran dalam pengembangan program ini.
“Emmm yang pertama sih kita harus apa ya yang pertama sih kita harus mengingatkan mereka, kita harus benar-benar aktif karena memang kan masyarakat ini kan secara garis besar kebanyakan tingkat pendidikannya kan menengah ke bawah kan ya, artinya kita Pakai treatment khusus dalam mengingatkan mereka, untuk mendorong mereka, untuk mau maju dan berusaha”.22
Menurutnya pengembangan dan pengoptimalan program
dilakukan dengan cara mendekatkan diri dengan masyarakat,
karena tidak jarang masyarakat akan merasa lebih mendapat
dukungan ketika ada pihak lain yang mendukungnya. Selain itu
dengan mendekatkan diri kepada masyarakat secara langsung
maka para pendamping, kepala satuan pelaksana, maupun
22 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
82
coach pun dapat mengetahui apa yang mereka butuhkan.
Namun menurut Pak Nandez masih banyak pula masyarakat
yang hanya sekedar untuk coba-coba. Hal ini diperkuat dengan
pernyataannya yaitu.
“Memang ada juga yang dipertengahan mereka mundur yang memang pada akhirnya kan yang bertahan itulah yang mau maju. Nah memang program ini kan memang secara program bagus namun akhirnya masyarakat sendiri yang menentukan, pilihan itu di mereka, mereka itu mau atau tidak tapi kalau misalkan mereka pada akhirnya mundur kan yasudah itu memang risiko mereka yang penting kita sudah berusaha, kita sudah membujuk mereka segala macam bahkan fasilitas sudah disediakan tapi mereka juga tetap tidak mau itu hak mereka, kita tidak dapat memaksa. Memang ada yang seperti itu tapi ya tidak banyak lah, tapi kita berusaha gimana caranya agar mereka tidak mundur, kita optimalkan”.23
Seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Nandez jika
sebenarnya program ini sangat bagus diadakan dan sangat
menjangkau untuk berbagai kalangan, namun sayangnya
kembali lagi kepada masyarakat yang ingin mengikutinya.
Namun, pendapat berbeda justru disampaikan oleh Pak
Hari selaku coach program OK OCE, yang terjun langsung
dalam mengajarkan berbagai materi kepada peserta mengenai
strategi yang ia gunakan untuk mendekatkan dan memotivasi
masyarakat yang mengikuti program ini.
“Untuk saya pribadi strategi yang saya gunakan adalah saya menggunakan bahasa yang sederhana, karena peserta yang kami hadapi itu adalah beragam dari latarbelakang pendidikan, ekonomi, suku budaya, dan
23 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
83
agama. Untuk memotivasi, ketika mereka whatsapp saya pribadi saya memberikan masukan-masukan yang sesuai dengan kebutuhan mereka, lalu ada coaching clinic, dalam coaching clinic ini saya tidak hanya untuk coaching clinic tapi juga saya selipkan pendampingan yang bisa mengembangkan diri mereka, karena kalau yang saya lihat mereka bukan tidak mampu atau tidak bisa tapi mereka belum percaya diri dan belum yakin pada diri mereka, itu sih yang saya lihat”.24
Pak Nandez yang menyebutkan jika ia dan para pengurus
lainnya lebih mendekatkan diri kepada masyarakat melalui
pendekatan pribadi dan menawarkan berbagai keuntungan
setelah mengikuti program OK OCE, sedangkan coach Hari
yang memiliki strategi dengan mendekatkan diri kepada
masyarakat melalui motivasi saat pelatihan maupun coaching
clinic.
Meskipun berbeda cara yang dilakukan oleh kedua
narasumber tersebut, namun mereka memiliki peran tersendiri
dalam mengembangkan dan mengoptimalkan program kepada
masyarakat. Dari pendapat yang dikemukakan oleh
pendamping dan coach dalam mengembangkan program
kepada masyarakat, bisa dilihat jika perlunya kedekatan
dengan masyarakat sangat diperlukan untuk keberhasilan
program. Masyarakat cenderung akan merasa dihargai dan
sangat dibantu oleh kedekatannya dengan pihak pengurus OK
OCE.
b. Pengetahuan Tentang Rancangan Undang-Undang (RUU)
Republik Indonesia Tentang Kewirausahaan Nasional Tahun
2015
24 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
84
Rancangan Undang-Undang (RUU) Republik Indonesia
mengenai kewirausahaan nasional memang sudah cukup lama ada
tepatnya pada tahun 2015. Rancangan Undang-Undang (RUU) ini
menjelaskan mengenai kewirausahaan nasional, tugas dan wewenang
yang harus dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah.
Pemerintah pusat sangat mendukung gerakan kewirausahaan nasional
karena dengan banyaknya wirausaha yang ada di Indonesia, maka
semakin besar pula kesempatan Indonesia untuk menjadi negara maju
yang mandiri. Namun, sayangnya masyarakat awam bahkan pihak
pemerintahan pun banyak yang masih belum mengetahui dengan
adanya Rancangan Undang-Undang (RUU) ini. Beginilah pendapat
dari pendamping serta coach OK OCE mengenai adanya Rancangan
Undang-Undang (RUU) tentang kewirausahaan nasional ini.
“Saya kurang tau mengenai RUU”.25
“Untuk rancangan undang-undang mengenai kewirausahaan jujur saya tidak tahu secara mendetail tapi saya mengetahui secara visi dan semangat yang ada didalam RUUnya itu adalah diharapkan menciptakan banyaknya wirausaha di negara kita, itu yag saya ketahui tapi kalau untuk secara lebih mendetail saya akui tidak menguasai dan tidak mengetahui secara mendetail”.26
Dari kedua pendapat di atas pendamping dan coach
menyebutkan jika mereka belum tahu mengenai Rancangan Undang-
Undang (RUU) tentang kewirausahaan nasional. Namun setelah
peneliti menjelaskan inti dari yang terkandung dalam Rancangan
Undang-Undang (RUU) kewirausahaan nasional, baik pendamping
maupun coach OK OCE pun sangat merespon positif dengan RUU
tersebut. Program OK OCE yang merupakan program unggulan dari
25 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan. 26 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
85
gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta ini adalah salah satu
program yang menjalankan tugas dan wewenang yang tercantum di
Rancangan Undang-Undang (RUU) mengenai kewirausahaan
nasional. Tugas dan wewenang pemerintah daerah yang tercantum
dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) kewirausahaan nasional
adalah membimbing, mendukung, dan memfasilitasi
penyelenggaraan menumbuhkembangan kewirausahaan nasional
secara berkelanjutan dan kesinambungan; dan membantu
ketersediaan infrastruktur kewirausahaan yang diperlukan untuk
menumbuhkembangan kewirausahaan nasional. Hal ini seperti yang
diungkapkan oleh pendamping dan coach program OK OCE.
“Kalau tujuan, visi dan semangat untuk melahirkan wirausaha, sudah. Karena kalau kita lihat dari arti nama OK OCE sendiri yaitu One Kecamatan. One Center, One Entrepreneurship, jadi untuk visi dan semangatnya sudah”.27
Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Pak Nandez
mengenai pendapatnya tentang program OK OCE yang meruPakan
salah satu wujud tugas dan wewenang pemerintah daerah yang
tercantum dalam Rancangan Undang-Undang (RUU) kewirausahaan
nasional.
“Emmm mungkin OK OCE ini adalah turunannya ya karna kalo tadi disebut disitu di Rancangan Undang-Undang (RUU) kalo pemerintah daerah harus menaungi setiap wirausaha yang ada di daerahnya kan, mungkin OK OCE ini menjadi salah satu jawaban dari RUU itu karena memang OK OCE ini adalah untuk mereka-mereka yang mengembangkan usaha mereka kan atau mereka pun yang belum punya usaha”.28
27 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE 28 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
86
Menurut kedua narasumber, program OK OCE merupakan
bentuk wujud nyata dari pemerintah daerah DKI Jakarta, sebagai
pendukung pemerintah pusat dalam rangka mewujudkan wirausaha
yang mandiri untuk memajukan perekonomian Indonesia. Hal ini
pula diperkuat dengan pernyataan yang disampaikan oleh Pak
Nandez mengenai sasaran dalam program OK OCE ini.
“Sebenarnya sasaran OK OCE itu ada 3, yang pertama untuk mereka yang belum punya usaha sampai akhirnya punya usaha, yang kedua yang sudah punya usaha akhirnya naik kelas istilahnya untuk meningkatkan usahanya, lalu yang ketiga untuk mencari pekerjaan, nah itu bisa di OK OCE ini. Jadi kalo misalnya kita tarik garis besarnya pada dasarnya OK OCE ini adalah untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi kemiskinan jadi sebenarnya grandnya seperti itu sih”.29
Berdasarkan dari hasil wawancara yang peneliti lakukan
kepada para narasumber dapat disimpulkan bahwa kurangnya
pengetahuan masyarakat mengenai Rancangan Undang-Undang
(RUU) Republik Indonesia tentang kewirausahaan nasional tahun
2015. Meskipun terdapat kendala karena mereka belum mengetahui
secara detail isi dari RUU tersebut, namun bisa kita katakan jika
mereka sudah menjalankan tugas dan wewenang yang tercantum
dalam RUU tersebut walaupun mereka belum mengetahuinya.
c. Pelaksanaan Program OK OCE
1) Syarat Bergabung di OK OCE
Setiap mengikuti program tertentu pastilah kita harus
mendaftarkan diri kita terlebih dahulu kepada pengurus di
program tersebut. Selain mendaftar ada hal-hal lain yang harus
dipenuhi yaitu syarat-syarat yang ditentukan oleh pengurus.
29 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
87
Begitu pun pada program OK OCE ini, dalam program ini
terdapat beberapa persyaratan yang harus diajukan oleh
masyarakat kepada pengurus di masing-masing Kecamatan
tempat tinggal mereka. Hal ini seperti yang disampaikan oleh
Pak Nandez selaku pendamping OK OCE di Kec. Kembangan.
“Gampang, caranya cuma fotokopi KK dan KTP udah. Setelah itu bisa langsung mengikuti pelatihan yang sudah dijadwalkan oleh tim OK OCE”.30
Seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Nandez selaku
pendamping atau pengurus program OK OCE Kec. Kembangan
dalam mengikuti program ini proses dan persyaratan untuk
mendaftarkan diri sangatlah mudah. Begitu pula yang
disampaikan oleh masyarakat yang mengikuti program OK OCE
mengenai persyaratan yang harus diajukan ketika ingin
mendaftarkan diri menjadi peserta program OK OCE.
“Ngga berat, dan tidak ada kesulitan apa pun dalam melengkapinya”.31
“Tidak sih mudah, syaratnya sih fotokopi KK, KTP, dan pas foto”.32
Pendapat senada juga diungkapkan oleh Ibu Rahmi
mengenai persyaratan untuk mengikuti program OK OCE ini.
“Ngga sih sangat mudah ya, cuma untuk tahun ini kayaknya sudah penuh ya pesertanya jadi saking banyaknya peminat yang ikut OK OCE ini jadi sudah penuh, cukup mudah sih untuk syaratnya, dari yang belum
30 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan. 31 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan. 32 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE.
88
punya usaha terus yang sudah punya usaha itu di bimbing sesuai dengan kebutuhan mereka”.33
Tak jauh berbeda dengan pendapat yang disampaikan oleh
Ibu Husna dan Ka Winda, jika persyaratan yang diajukan untuk
menjadi peserta program OK OCE sangatlah mudah dan tidak
memberatkan sedikit pun. Ibu Rahmi pun juga menjelaskan dari
pengalaman yang beliau rasakan dan beliau lihat, jika banyak
sekali masyarakat yang antusias dengan program OK OCE
sampai pesertanya pun sudah memenuhi kuota untuk tahun ini.
Berdasarkan pendapat dari keempat narasumber di atas
maka dapat disimpulkan jika persyaratan yang diajukan untuk
menjadi peserta program OK OCE sangatlah mudah yaitu
fotokopi KTP dan KK saja. Selain karena program yang
diadakan sangatlah diperlukan untuk para wirausaha, persyaratan
yang diajukan pun sangatlah mudah sehingga membuat
masyarakat banyak yang tertarik untuk mengikuti program ini.
Banyaknya masyarakat yang ingin mengikuti program ini
sehingga membuat kuota peserta untuk tahun ini sesuai dengan
target bahkan melebihi target yang ditentukan oleh pengurus OK
OCE khususnya di Kec. Kembangan.
2) Pelaksanaan Pelatihan OK OCE
Program OK OCE memiliki beberapa program yang
diantaranya adalah program pelatihan. Setelah melakukan
pendaftaran selanjutnya masyarakat yang sudah mendaftarkan
dirinya bisa langsung mengikuti pelatihan yang sudah ditentukan
jadwalnya oleh pendamping. Berikut merupakan pendapat dari
33 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan.
89
Pak Nandez dan coach Hari mengenai pelaksanaan pelatihan
pada program OK OCE.
“Tidak ada tahapannya, jadi mereka yang sudah mendaftar kepada kita nanti tinggal kita beri informasi kepada mereka terkait pelatihan lalu mereka tinggal datang saja. Dalam pelatihan itu setiap peserta mendapatkan 3 kali pelatihan, materinya juga ada, lalu setelah pelatihan mereka juga kita damping. Terdapat 3 sesi pelatihan di setiap pertemuannya”.34
“Untuk 7P ini kembali lagi ini bukan hebatnya coach atau pendamping menurut saya ini kembali lagi kepada kesadaran, kemauan, dan kesabaran dari peserta. Kalau peserta itu punya kesadaran, punya kemauan dan punya kesabaran untuk memenuhi 7P, saya yakin semua peserta bisa melewati tahap ini, karena kalau kita melihat para pendamping saya melihat mereka sudah totalitas, sudah bekerja keras, integritas mereka sudah ada tapi kalau pesertanya itu kurang motivasi, kurangnya kesadaran, kemauannya dan kesabarannya juga lemah akhirnya untuk mencapai 7P ini yang permodalan ya tidak akan terwujud, itu yang saya lihat.”35
Perbedaan pendapat disampaikan oleh kedua narasumber
di atas. Pak Nandez mengatakan jika tidak terdapat tahapan
dalam pelatihan kewirausahaan OK OCE ini, namun di lain
pihak coach Hari lebih menjelaskan mengenai 7P. Sebenarnya
tidak ada yang salah di antara kedua narasumber tersebut 7P
yang merupakan program yang ada di dalam OK OCE ini. 7P
atau 7PAS adalah singkatan dari 7 langkah pasti sukses, di mana
program ini terdiri dari pendaftaran, pelatihan, pendampingan,
perijinan, pemasaran, pelaporan keuangan serta permodalan.
Selanjutnya program ini dijelaskan juga oleh Pak Nandez selaku
pendamping OK OCE Kec. Kembangan.
34 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernanadez, Pendamping OK OCE Kec. Kembangan
35 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
90
“Di OK OCE ini ada yang namanya 7 PAS, itu adalah 7 langkah pasti sukses dan ini harus mereka ikuti semua. Apa saja sih yang ada di 7 PAS ini? P yang pertama itu pendaftaran, P yang kedua itu pelatihan, P yang ketiga itu pendampingan, P yang keempat itu perijinan, P yang kelima itu pemasaran, P yang keenam itu pelaporan keuangan, dan P yang ketujuh itu permodalan”.36
Dari pendapat di atas bisa kita simpulkan jika tidak
terdapat tahapan dalam pelatihan kewirausahaan yang ada di
program OK OCE hanya ada terdapat tahapan-tahapan dalam
program OK OCE yaitu 7PAS. Setiap masyarakat wajib
mengikuti dan menyelesaikan semua tahapan-tahapan tersebut.
Kelancaran dalam suatu pelaksanaan acara karena terdapat
faktor-faktor pendukung lainnya. Faktor pendukung itu antara
lain adalah dengan terlengkapinya fasilitas berupa sarana dan
prasarana yang mendukung kelancaran. Berikut merupakan
pemaparan beberapa pendapat dari beberapa narasumber
mengenai fasilitas yang mendukung dalam program OK OCE.
“Fasilitasnya sih sudah ya, terus juga untuk pelatihannya, bazar-bazarnya semua sudah mendukung, sudah tinggal kita selesaikan untuk P7 yaitu permodalan”.37
“Sudah, kemarin itu kan ada pelatihan mesin jahit terus obras dan itu sudah terfasilitasi semua”.38
Dari pendapat yang disampaikan oleh Ibu Husna dan Ka
Winda, jika fasilitas yang sudah disediakan oleh OK OCE sudah
sangatlah lengkap untuk mendukung kelancaran pelatihan
36 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernanadez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan 37 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan 38 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE.
91
kewirausahaan. Namun hal berbeda disampaikan oleh Ibu
Rahmi.
“Kalau untuk pelatihan yang keterampilan sih saya belum dapat ya jadi saya belum tahu tapi kalau untuk pelatihan manajemen terus yang ilmu-ilmu yang lebih praktik belum tapi kalau sejauh ini fasilitas sudah sangat memadai”.39
Menurut Ibu Rahmi yang belum menerima pelatihan pada
tahap keterampilan atau praktik, Ibu Rahmi belum bisa menilai
apakah fasilitas yang digunakan sudah sesuai dan terlengkapi
untuk kelancaran pelatihan atau belum. Namun, pada pelatihan-
pelatihan sebelumnya memang semua fasilitas sudah sangat
memadai. Hal ini pun diperkuat dengan pernyataan Pak Nandez
mengenai fasilitas, sarana dan prasarana yang digunakan saat
pelatihan kewirausahaan.
“Kalau fasilitas yang disediakan dari Kecamatan yaitu menyediakan ruangan untuk OK OCE melaksanakan pelatihan, lalu LCD mereka menyiapkan kalau sekarang karena Sudin sudah ada maka dari Sudin menyiapkan, laptop juga dari Sudin semuanya. Jadi memang fasilitas ya sudah ada semua untuk mereka, di dukung lah semuanya. Untuk bazar pun sudah tersedia tendanya seperti tadi di walikota tuh sudah ada tenda, meja dan kursi, jadi mereka datang hanya membawa produknya saja”.40
Dari berbagai pendapat yang telah disampaikan oleh
masyarakat yang mengikuti program OK OCE dan pendamping
OK OCE Kec. Kembangan mengenai sarana dan prasarana yang
digunakan saat latihan, bisa dilihat bahwa pengurus OK OCE
Kec. Kembangan sangat mempersiapkan segala kebutuhan yang
diperlukan untuk kelancaran pelatihan.
39 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan. 40 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernanadez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan
92
Selain faktor sarana dan prasarana yang memadai untuk
mendukung kelancarana pelatihan, ada pula faktor lain yang tak
kalah penting yaitu kualitas materi yang disampaikan maupun
penyampaian yang baik. Penyampaian yang baik dengan kualitas
materi yang baik pun dapat menciptakan keselarasan dari
keduanya. Pada program OK OCE terdapat coach-coach yang
diberikan wewenang untuk menyampaikan materinya. Materi
yang disampaikan pun sudah sesuai dengan standar yang
ditentukan oleh pihak Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO).
Coach-coach yang menyampaikan materinya juga bukan orang
sembarang, melainkan orang-orang yang sudah sangat terpilih
melalui beberapa proses. Hal ini diakui oleh coach Hari selaku
coach pada program OK OCE.
“Kami ada seleksi yang ketat di awal yaitu persyaratannya yang pertama minimal ijazah s1, yang kedua kami wajib memiliki sertifikasi coach wirausaha, yang ketiga kami mempunyai sertifikasi yang berhubungan dengan coach, bisa itu sertifikasi internasional maupun nasional, lalu yang terakhir ini yang paling penting mesti memiliki sertifikasi kompetensi dari badan nasional sertifikasi profesi (BNSP) yang dikeluarkan oleh negara, yang paling terakhir ya pada akhirnya kita harus memiliki suatu kemampuan untuk menyampaikan suatu materi dalam arti adalah public speaking atau penguasaan materi yang berhubungan dengan UMKM”.41
Selanjutnya beliau juga menyampaikan, jika sebelum
coach/trainer bisa menyampaikan materi kepada masyarakat,
maka setiap coach/trainer wajib mengikuti pelatihan khusus
yang diadakan oleh Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO).
41 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
93
“Pelatihan secara khusus ada, namanya training for trainer, sebelum kita tampil atau menyampaikan materi di Kecamatan”.42
Dari keterangan yang disampaikan oleh coach Hari diatas
dapat kita lihat jika untuk menjadi seorang coach/trainer di
program OK OCE ini haruslah memiliki kemampuan yang
mumpuni. Kemampuan serta keahlian ini harus tersertifikasi dan
diakui secara nasional maupun internasional. Para coach/trainer
yang ada di program OK OCE ini bukanlah orang sembarangan.
Pihak Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) sangat selektif
dalam menyeleksi dan mencari orang untuk dijadikan
coach/trainer pada program OK OCE ini, sehingga nanti akhirnya
coach/trainer bisa menyampaikan materinya dengan baik. Hal ini
pun sama dengan pendapat yang disampaikan oleh Pak Nandez
mengenai coach pada program OK OCE.
“Dari pusat, semua yang tentuin adalah dari PGO, PGO ini adalah perkumpulan gerakan OK OCE mereka yang menyusun OK OCE ini segala macamnya, materi dan segala macamnya, dan coachnya atau narasumbernya mereka yang tentukan bukan dari Sudin tapi tentunya juga coach-coach ini yang sudah bersertifikat, yang sudah qualified, yang sudah punya banyak jam terbang, nah seperti itu jadi bukan kita bukan juga Sudin. Jadi dari pendamping hanya melaksanakan saja”.43
Seperti yang sudah disampaikan oleh Pak Nandez jika
coach maupun materi untuk pelatihan sudah ditentukan oleh pihak
pusat/Perkumpulan Gerakan OK OCE (PGO) sehingga pihak
pengurus OK OCE yang berada di Kecamatan-Kecamatan hanya
tinggal melaksanakan program pelatihannya saja. Seperti yang
42 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE 43 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernanadez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan
94
sudah dikatakan oleh Pak Nandez dan coach Hari jika
coach/trainer yang berada di program OK OCE ini adalah orang-
orang yang sudah sangat berkompeten di bidangnya dan sudah
terkualifikasi dengan baik.
Setelah kita melihat berbagai pendapat yang telah
disampaikan oleh narasumber mengenai pelaksanaan pelatihan
kewirausahaan yang ada di program OK OCE bahwa pelaksanaan
pelatihan kewirausahaan ini dilaksanakan dengan sebaik-baiknya
oleh pihak pendamping maupun pihak-pihak lain yang terkait,
seperti pihak Kantor Camat Kec. Kembangan, Suku Dinas
maupun pihak pusat OK OCE. Masyarakat yang mengikuti
program OK OCE pun sangat antusias dengan adanya program
pelatihan ini karena sangat membantu mereka untuk berkembang
lagi di bidang usaha yang mereka punya. Kelancaran program
pelatihan kewirausahaan ini juga didukung oleh faktor-faktor lain
yaitu sarana/prasarana maupun materi dan narasumber yang
menyampaikan materinya. Sarana dan prasarana yang digunakan
saat pelatihan kewirausahaan sudah sangatlah tercukupi dan
terlengkapi sesuai dengan kebutuhan saat pelatihan. Selain itu
untuk materi yang disampaikan pun sudah sesuai dengan apa yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang mengikuti program ini. Materi
pun disampaikan dengan baik oleh para coach/trainer karena
coach/trainer yang menyampaikan materinya sudah sangat
berkompeten dan terkualifikasi sesuai dengan bidangnya karena
masing-masing coach sudah tersertifikasi dalam keilmuannya.
3) Keefektifan Program OK OCE
Setiap program yang dijalankan umumnya memiliki
dampak-dampak positif yang didapatkan oleh peserta yang
95
mengikutinya. Keefektifan suatu program bukan hanya didukung
oleh pemateri yang baik, namun juga cara penyampaiannya
kepada masyarakat dan sejauh mana minat masyarakat untuk
serius dalam memahami materi yang disampaikan. Tidak juga kita
pungkiri jika setiap materi yang disampaikan pasti ada kekurangan
dan kendala dalam memahaminya. Setelah saya melakukan
wawancara kepada narasumber mengenai keefektifan program OK
OCE ini ada yang mendapat kendala ada juga yang tidak. Berikut
merupakan pendapat yang disampaikan oleh Ibu Husna.
“Kendala dari diri yaitu disiplin masih sulit seperti catat-mencatat pembukuan, kayak penjualan saya kan banyak macam ragamnya jualan warung kopi tuh, kita harus tahu berapa yang dibeli berapa yang dijual, nah kadang lupa tercatat, seperti itu saja kendalanya tidak ada kendala lainnya”.44
Ibu Husna mengatakan jika kendala yang ada setelah dia
mengikuti program OK OCE ini adalah terdapat pada diri dia
sendiri karena kurangnya kedisiplinan pada diri sendiri. Namun,
pendapat berbeda diungkapkan oleh Ka Winda dan Ibu Rahmi
mengenai kendala yang mereka hadapi.
“Tidak ada kendala”.45
“Saat ini sih belum ada ya, tapi ada juga beberapa yang belum saya jalanin yang dikasih dimateri itu karena maklum ya saya belum fokus di bisnis barengan sama ngurus keluarga jadi mungkin perlu motivasi lebih untuk lebih fokus di usaha”.46
44 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan 45 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE. 46 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan.
96
Keefektifan program ini juga bisa dicapai dengan adanya
peran dari coach/trainer yang menyampaikan materi.
“Saya pribadi kalau mau memulai pelatihan memang saya mempelajari karakteristik Kecamatan tersebut, jadi saya akan googling dulu bagaimana Kecamatan setempat, saya tanya kepada para coach sebelumnya, atau kalau saya memang pernah mengisi sebelumnya di tempat itu saya akan tanyakan ke para pendamping kebutuhan apa yang ingin didapat oleh masyarakat, kalau saya datang atau mengisi di sesi kedua atau ketiga, saya akan menanyakan kepada coach sebelumnya apa saja yang sudah disampaikan dan saya biasanya selalu datang lebih awal supaya saya bisa mempelajari karakteristik, pemetaan apa yang mesti nanti saya sampaikan, karena kalau mempersiapkannya hanya sebatas baca buku itu menurut saya masih kurang pas karena ini cenderung lebih mempelajari keadaan setempat karena setiap Kecamatan mempunyai keunikan, ciri khas, lalu sentuhannya pun berbeda.”.47
Coach Hari pun mengatakan jika dalam menyampaikan
materi dan berinteraksi dengan masyarakat dIbutuhkan strategi
yang baik dan pendekatan yang baik kepada masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat kita lihat, jika
adanya kendala dalam mengikuti sesuatu biasanya akan terdapat
dalam diri sendiri pada peserta. Namun, banyak juga yang tidak
mendapat kendala. Seperti yang disampaikan oleh Ibu Husna jika
dia cenderung memiliki kendala dalam diri ia sendiri seperti
belum disiplin dalam menata keuangan, sedangkan Ka Winda
mengatakan jika sampai saat ini ia tidak memiliki kendala dalam
mengikuti program ini namun ia tidak menjelaskan lebih detail.
Berbeda lagi dengan Ibu Rahmi yang tidak memiliki kendala
karena ia belum fokus pada bisnis yang ia jalani, karena
47 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
97
motivasinya mengikuti program ini adalah untuk meningkatkan
bisnis yang ia jalani.
4) Alasan Bergabung di OK OCE
Banyak masyarakat yang mengikuti program OK OCE ini
karena mereka memiliki harapan-harapan ketika awal masuk di
program ini. Selain itu banyak pula faktor-faktor lain yang
memotivasi mereka untuk mengikuti program ini. Tak jauh
berbeda dengan masyarakat, para coach pun memiliki alasan
tertentu mengenai alasannya bergabung dengan program OK
OCE. Berikut merupakan hasil wawancara dengan masyarakat
binaan OK OCE mengenai alasan mereka bergabung dengan
program OK OCE.
“Saya lupa bulannya apa tapi yang pasti awal bulan di tahun 2018. Awalnya sih saya kan aktif di PKK terus ada edaran tentang ada pembentukan OK OCE di Kec. Kembangan terus saya tertarik ikutan aja, jadi lebih ke diri sendiri aja. Ingin usaha yang lebih berkembang dan pelajaran-pelajaran apa aja yang di dapat dari ilmu kewirausahawan”.48
Ibu Husna yang mulai mengikuti program ini sejak awal
bulan 2018 mengatakan jika awalnya ia bergabung dengan
program OK OCE ini karena ia pun sudah sebelumnya aktif di
PKK. Keinginan yang kuat agar usahanya lebih berkembang dan
maju membuat Ibu Husna bertahan terus dan serius dalam
mengikuti program ini. Hal berbeda disampaikan oleh Ka Winda
mengenai alasannya bergabung di program OK OCE.
48 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan
98
“Baru sekitar 2 bulan. Teman-teman sih khususnya, sih ya itu tadi awalnya karyawan seperti saya lalu mereka bergabung di OK OCE dan mereka punya usaha sendiri dan alhamdulillahnya berkembang, jadi itu yang buat saya juga tertarik untuk gabung di OK OCE ini. Faktor lainnya yaitu restu dari orang tua, kebetulan saya kerjasama dengan Ibu saya untuk gabung di OK OCE ini”.49
Berbeda dengan sebelumnya Ka Winda yang baru sekitar 2
bulan bergabung di program OK OCE mengatakan jika ia awalnya
ingin mengikuti program ini karena banyak dari temannya yang
juga bergabung ke OK OCE lalu usaha yang mereka miliki
mendapat perkembangan. Berbeda lagi dengan alasan Ibu Rahmi
ketika bergabung dengan program OK OCE.
“Kalau tidak salah sih dari pertengahan tahun ini. Saya sih tadinya ngga terlalu minat pada program-program ini ya, tapi lihat promo sama penawaran untuk kegiatannya ini menarik karena terus terang saya ini butuh pelatihan-pelatihan atau ilmu-ilmu dari coach-coach yang kasih disini terus juga coach-coach disini sudah berpengalaman dan punya usaha yang berkembang jadi kita perlu tarik ilmunya dari mereka. Faktor lain sih kita bisa membuka jaringan baru ya, jadi kalo pelatihan gitu kan yang ikut serta itu kan banyak dari satu Kecamatan dari kelurahan mana jadi kita bisa buka link baru gitu, terus juga selain dapat ilmunya, dapat link baru, kita juga ikut bazar-bazar jadi kita bisa ikut memperkenalkan produk kita ke luar kan”.50
Berbeda lagi dengan Ibu Rahmi yang juga baru mengikuti
program OK OCE ini pada pertengahan tahun ini. Awalnya ia
tidak begitu tertarik dengan adanya program ini namun dengan
usaha penawaran yang dilakukan oleh para pendamping sehingga
membuat bu Rahmi pun tertarik mengikutinya. Selain itu pula Ibu
49 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK OCE.
50 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan.
99
Rahmi yang sebelumnya sudah memiliki usaha, ia menginginkan
agar usahanya lebih berkembang dan meluas. Selanjutnya ada
pendapat dari coach Hari selaku coach/trainer pada program OK
OCE mengenai alasannya bergabung di OK OCE.
“Alasan saya bergabung di OK OCE yang pertama passion ya, saya punya passion sebagai seorang trainer, sebagai seorang pengajar, yang kedua saya mendukung yang namanya gerakan untuk membangkitkan atau melahirkan kewirausahaan, yang terakhir ya saya punya satu kesempatan untuk terlibat secara aktif di OK OCE OK OCE ya saya akan memberikannya apa yang bisa saya berikan di program ini. Jadi pertama itu ada pengumuman jadi saya melihat ada suatu kesempatan ya sudah saya mengirimkan CV saya dan akhirnya melewati banyak tahap dari seleksi, interview dan pelatihan hingga akhirnya saya dipercaya menjadi seorang trainer/pelatih di OK OCE ini. Sebelum jadi pelatih jadi ada pelatihan-pelatihannya dulu”.51
Coach Hari pun bergabung di program OK OCE ini selain
karena ia memiliki minat untuk menjadi seorang pembicara
mengenai wirausaha, beliau pun juga memiliki niat untuk
mengembangkan wirausaha-wirausaha yang bergabung di
program OK OCE.
Dari beberapa hasil wawancara yang dilakukan dengan
masyarakat dapat disimpulkan, berbagai macam alasan dan
motivasi yang mereka miliki sehingga mereka ingin bergabung
dengan program OK OCE ini. Namun, kebanyakan dari mereka
berkeinginan untuk mengembangkan usaha mereka dan meluaskan
jaringan mereka agar usahanya lebih baik lagi. Sedangkan coach
sendiri memiliki keinginan untuk membagikan ilmu yang ia
51 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE.
100
miliki dalam hal wirausaha kepada masyarakat yang mengikuti
program OK OCE.
d. Kesejahteraan Keluarga
1) Keadaan Sebelum Mengikuti Program OK OCE
Selain karena adanya alasan-alasan lainnya, sudah tentu
setidaknya masyarakat yang mengikuti program ini adalah karena
ingin mengembangkan usahanya maupun keahlian yang mereka
miliki. Namun, tak jarang pula masyarakat yang belum memiliki
keahlian apa-apa yang mengikuti program ini. Berikut merupakan
hasil wawancara dengan Ibu Husna mengenai keahlian yang
dimilikinya sebelum mengikuti OK OCE.
“Ya basicnya sih waktu sekolah menengah itu sih akuntansi jadi suka menulis pembukuan gitu. Jualnya kopi sachetan aja sih diseduh biasa, kalau untuk sasaran penjualannya disitu kan saya di kawasan arena permainan atau rekreasi jadi sasarannya untuk Ibu-Ibu, baPak-baPak, remaja ya bagi siapa aja sih sasarannya”.52
Bu Husna yang sebelumnya memiliki keahlian pada bidang
pembukuan tentunya saat pelatihan sesi pembukuan ia tidak
merasa kesulitan untuk mengikutinya. Hal serupa juga
disampaikan oleh Ibu Rahmi yang sudah memiliki keahlian untuk
usahanya.
“Ada, jadi saya sebelumnya itu saya sudah mengajar menjahit dan saya sudah berjualan atau membuat produk keterampilan. Kalau sekarang saya lebih condong ke mengajarnya. Kalau usaha saya, saya membuat craft, pouch, tas lalu nanti pemesannya bisa by request tapi sekarang saya sudah diajarkan untuk membuka toko di tokopedia, lalu saya diajarkan membuat google mart, jadi banyak sih yang
52 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan
101
diajarin jadi saya juga pelan-pelan mengikutinya, untuk penjualan online jadi saya terkendala dengan produksi ya jadi misalkan saya lebih fokus mungkin akan sangat potensial ya“.53
Ibu Rahmi yang sebelumnya pun sudah memiliki keahlian
dalam menjahit, akhirnya ia jadikan sebagai peluang untuk usaha.
Berbeda lagi dengan Ka Winda yang tidak memiliki keahlian
apapun sebelum mengikuti program ini.
“Belum ada, itu Ibu saya yang memiliki keahlian khusus kalau saya belum ada, Ibu saya biasanya jahit-jahit yang produksi saya cuma mantau dan masarin saja jadi saya lebih ke pemasarannya”.54
Ka Winda yang memang tidak memiliki keahlian apapun
sebelum mengikuti program OK OCE. Namun, ia bekerjasama
dengan Ibunya yang memiliki keahlian dalam menjahit sehingga
usaha yang dimilikinya sekarang adalah kerjasamanya dengan
Ibunya. Ia memegang pada bagian keuangan dan pemasarannya.
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tidak
semua masyarakat yang mengikuti program OK OCE adalah
mereka yang sebelumnya memiliki keahlian, bahkan ada juga
yang belum memiliki usaha.
2) Dampak Setelah Bergabung di OK OCE
Umumnya setelah mengikuti suatu program pelatihan
apapun itu, peserta yang mengikutinya pasti akan mengalami
perkembangan jika mereka melakukannya dengan sungguh-
sungguh. Begitu pula dengan program OK OCE, harusnya
masyarakat yang mengikuti program ini memiliki suatu
53 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan. 54 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE.
102
perkembangan setelah mereka mengikuti pelatihan-pelatihan.
Setelah saya melakukan wawancara kepada masyarakat yang telah
mengikuti pelatihan-pelatihan didapati. Menurut Ibu Husna
mengenai perkembangan setelah mengikuti OK OCE.
“Ya itu satu nambah ilmu, nambah teman, untuk pemasarannya juga lebih luas, dan untuk usahanya juga lebih berkembang lagi sekarang ini. sudah sesuai sih untuk saya untuk diberikan pelatihan segala macam tinggal dari kitanya aja sih kitanya mau maju ke depannya gimana, mau berkembangnya gimana. Harapan yang belum tercapai sampai saat ini sih ingin membuka cabang”. 55
Bu Husna berpendapat jika banyak sekali manfaat yang
telah ia dapatkan selama mengikuti program OK OCE ini
diantaranya adalah menambah ilmu di bidang wirausaha,
menambah relasi yang membuat pula pemasarannya lebih meluas
lagi. Bu Husna pun memiliki keinginan untuk membuka cabang
untuk usahanya ini. Hal senada juga disampaikan oleh Ibu Rahmi
mengenai dampak yang ia peroleh setelah mengikuti program OK
OCE.
“Manfaatnya sih banyak ya tadi menambah relasi, menambah link, kemudian ilmu kita untuk pemasaran, untuk manajemennya usaha itu harusnya bisa kita gunain karena sangat bermanfaat. Sudah sesuai sih karena banyak sekali ilmu yang saya dapatkan disini”.56
Hal serupa pun disampaikan juga oleh Ka Winda mengenai
dampak yang ia rasakan setelah mengikuti program OK OCE.
“Banyak banget manfaat yang sudah didapatkan seperti perizinan usaha yang mudah lalu lapangan kerja sekarang
55 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan 56 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan.
103
juga banyak, kita kan mudah gitu kalo usaha kita dibantu cara pemasarannya, pemasaran yang saya lakukan online dan sudah sesuai dengan harapan saya, harapan yang belum tercapai sih saya mah saya ikutin aja semuanya gampang sih seandainya nanti pemasarannya sudah bagus pasti tercapai semua, kalau kita ikutin langkah-langkahnya 7Pnya tercapai semua. Saya sudah hampir 7PAS. Belum ada sih perkembangan karena saya juga baru mau mulai, mungkin sekarang baru ada yang pesan yasudah dIbuat baru sekedar itu aja sih dan ini juga belum ada perubahan”.57
Ka Winda menjelaskan lebih detail bahwa ia juga mendapat
kemudahan dalam perizinan usaha dan dapat membuat lapangan
pekerjaan. Pemasarannya pun saat ini sudah meluas melalui online
seperti yang sudah diajarkan pada saat pelatihan. Namun
sayangnya, Ka Winda belum merasakan perkembangan usaha
yang signifikan setelah mengikuti program ini.
Pada program OK OCE ini juga, masyarakat yang
mengikutinya diberikan kemudahan dalam memperoleh izin usaha
karena dibantu langsung dalam proses pengurusannya. Berikut
pendapat masyarakat mengenai izin usaha. Menurut Ibu Husna
mengenai izin usaha yaitu.
“Sudah di IUMK, kesulitan sih karena waktu itu tempat usaha saya berada di tempat pembangunan jadi lumayan sulit untuk perizinannya cuma karena ternasuk anggota OK OCE jadi lebih dipermudah dan di bantu dalam segalanya oleh pendamping OK OCE, untuk persyaratan lainnya sudah dapat terpenuhi dengan mudah apalagi saya juga sudah punya NPWP”.58
57 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE. 58 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan
104
Pendapat berbeda disampaikan oleh Ibu Rahmi yang justru
kendalanya ada pada dirinya sendiri.
“Untuk perizinan sih sedang proses pembuatan IUMK kalau untuk usaha yang dimiliki oleh suami saya sudah ada izinnya cuma sedang mengurus IUMK juga sih. Sepertinya tidak sih paling kesulitan ada di diri saya sendiri sih seperti persiapan materi-materi atau syarat-syaratnya tapi pendamping di sini sangat support, mereka pasti bilang “bu kurang ini, bu kurang ini” pasti di kasih tahu sampai pengurusannya itu dibantu. Sebenarnya sangat mudah pengurusannya tinggal dari pribadinya sendiri mau mempermudah atau mempersulitnya”.59
Namun, hal berbeda lagi dengan pendapat yang disampaikan
oleh Ka Winda, menurutnya dalam mengajukan syarat-syarat
untuk Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK) ini cukup mudah karena ia
sudah memiliki semua persyaratannya.
“Untuk syarat yang diajukan untuk perizinan pun tidak susah karena hanya sertifikat OK OCE lalu fotocopy KK, KTP, dan pass foto lalu ada NPWP dan itu sudah saya punya semua, kebetulan saya sedang mengurus perizinan sekarang”.60
Berdasarkan pendapat masyarakat di atas tentu jawaban
yang dapatkan sangat beragam. Contohnya dengan bu Husna yang
mendapat kesulitan karena tempatnya usaha adalah tempat
pembangunan yang cukup sulit untuk mendapatkan izin usaha.
Selain itu ada Ibu Rahmi yang merasakan kendalanya dari dirinya
sendiri yang sulit mengumpulkan syarat-syarat untuk pengajuan
Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK). Berbeda lagi dengan yang
disampaikan oleh Ka Winda yang sama sekali tidak memiliki
59 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan. 60 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE.
105
kendala. Lebih lanjut Pak Nandez selaku pendamping OK OCE di
Kec. Kembangan menjelaskan lebih lengkap mengenai pembuatan
perizinan usaha.
“Kalau kesulitan pasti ada, ngga mungkin semuanya mulus semua kan tapi memang pada dasarnya keluhan mereka itu kan terkait dengan persyaratan yang ada untuk mengurus perijinan tapi kan kita memang harus ikuti seperti contohnya dalam kita mengurus IUMK itu ada persyaratannya fotocopy KTP dan KK, fotocopy NPWP, lalu foto produk, lalu mereka juga harus menyertakan surat rumah kalau memang rumah sendiri, kalau mengontrak mereka Pakai kwitansi, itu sudah syarat mutlak dengan foto diri 4x6 2 lembar. Terkadang ada masyarakat yang saya tidak punya NPWP akhirnya kan terhambat namun ini kan bagian dari syarat mutlak, seperti itu sih jadi mereka malas bikin karena NPWP juga perlu kan. Sehingga akhirnya kita kerjasama dengan pihak pajak bagaimana caranya mengatasi ini gitu. Akhirnya kita ada usaha dengan pihak pajak seperti tadi ada PTSP goes to mall kita undang orang pajak, jadi kita kasih tahu yang belum punya NPWP bikin di tempat langsung jadi”.61
Dari beberapa pendapat masyarakat mengenai dampak yang
mereka rasakan setelah mengikuti program OK OCE bisa
disimpulkan bahwa terdapat berasa kesamaan dan perbedaan yang
dirasakannya. Mereka sama-sama mendapatkan peluang untuk
mendapat kemudahan dan dibantu untuk memperoleh izin usaha
dari pemerintah. Mereka pun merasa terbantu dengan mengikuti
program ini karena dapat menambah relasi sehingga memperluas
pemasaran mereka. Namun, salah satu narasumber mengatakan
jika ia belum merasakan perubahan terhadap usaha yang ia miliki.
61 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernanadez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
106
3) Perubahan Pendapatan Setelah Bergabung di OK OCE
Setelah mengikuti pelatihan-pelatihan dan tahapan program-
program yang ada di OK OCE, masyarakat tentunya mendapat
perubahan yang mereka rasakan. Pendapatan atau penghasilan
seorang wirausaha pastilah tidak menentu karena sesuai dengan
sepi atau ramainya pengunjung di usaha yang mereka punya.
Menurut pendapat Ibu Husna mengenai pendapatan yang ia
dapatkan setelah mengikuti OK OCE.
“Kondisi perekonomiannya ya ada, pendapatannya sih yang bertambah omsetnya cuma belum terlalu signifikan sih, omsetnya sebelum mengikuti program 4 juta perbulan sekarang sudah 6-7 juta perbulan”.62
Ibu Husna mengatakan jika kondisi pendapatannya setelah
mengikuti program OK OCE mendapatkan peningkatan meskipun
ia mengatakan belum terlalu signifikan. Hal ini senada dengan
yang disampaikan oleh Ibu dari Ka Winda.
“Ya ada kemajuan, ya kan kalo dulu penghasilan masih mengandalkan suami kalau sekarang kan sudah berpenghasilan sendiri jadi tidak bergantung lagi sama suami. Untuk omset karena saya baru mulai jadi belum terlalu terlihat sih karena juga mesinnya cuma satu tapi kalo peningkatan sih pasti ada”.63
Ibu dari Ka Winda sendiri merasakan jika ia bisa lebih
mandiri dan tidak mengandalkan penghasilan dari suaminya saja.
Meskipun ia juga mengatakan jika penghasilan yang ia dapatkan
belum ada perubahan yang terlalu signifikan. Hal ini pun juga
disampaikan oleh Ibu Rahmi.
62 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan 63 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE.
107
“Kondisi perekomian keluarga secara pribadi dari awal bergabung sampai sekarang sih baik-baik saja, untuk perubahan pendapatan sih ada cuma ya belum terlalu signifikan”.64
Dari pendapat di atas bisa kita lihat jika pendapatan yang
mereka dapatkan setelah mengikuti program OK OCE ini
memanglah ada perubahan, namun perubahan yang mereka
dapatkan belum signifikan. Hal ini wajarlah terjadi karena
mengingat juga, mereka yang belum genap setahun mengikuti
program ini.
Bicara mengenai pendapatan yang mereka dapatkan pastilah
tidak jauh dari kata perekonomian mereka pribadi. Ekonomi
merupakan unsur utama dari mengukur tingkat kesejahteraan
keluarga pada sebuah keluarga. Hal ini sependapat dengan yang
dikatakan oleh Ibu Rahmi.
“Kalau buat saya, ngga terlalu idealis juga ya secara ekonomi cukup, kemudian secara kegiatan keluarga juga baik itu aja, anak-anak bisa sekolah dan kita bisa mendampingi anak-anak”.65
Menurut Ibu Rahmi kesejahteraan keluarga tercapai karena
perekonomiannya tercukupi, karena dengan perekonomian
tercukupi maka segala keperluan keluarganya juga tercukupi. Hal
ini pun serupa dengan yang disampaikan oleh Ibu Husna
mengenai indikator kesejahteraan keluarga.
64 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan. 65 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan.
108
“Keluarga sejahtera ya tercukupi bisa untuk makan bisa untuk pendidikan dan tabungan dan saya sekarang masih menuju tahap itu”.66
Serupa juga dengan pendapat yang disampaikan oleh Ka
Winda mengenai indikator kesejahteraan keluarga, namun ada
sedikit perbedaan dengan pendapat yang disampaikan oleh Ibu
Rahmi dan Ibu Husna. Ka Winda mengatakan jika indikator
kesejateraan keluarga adalah keluarga yang sudah dapat mandiri,
dalam arti mereka sudah bisa berpenghasilan sendiri, dapat
menciptakan lapangan kerja sendiri dan tidak bergantung dengan
orang lain.
“Keluarga yang punya penghasilan sendiri, keluarga yang tidak kerja sama orang dan bergantung sama orang lain”.67
Berbeda lagi dengan pendapat yang disampaikan oleh coach
Hari, karena menurutnya keluarga dikatakan sejahtera jika secara
perekonomiannya sudah dapat mengelolanya dan tidak adanya
hutang kepada orang lain.
“Kalau untuk kesejahteraan keluarga saya belum survei secara langsung tapi kalau saya tanya kepada para pendamping memang sudah banyak masyarakat dengan ikut pelatihan ini ada perubahan kesejahteraan yang terjadi pada mereka. Kesejahteraan keluarga menurut saya kalau kita bicara materi secara fisik ya, mereka secara finansial sudah bisa mengelolanya antara hutang yang mereka miliki semakin kecil harapannya malah tidak ada hutang, lalu mereka mengalami surplus dalam pendapatannya. Jadi kalau dikatakan bagaimana kesejahteraannya? Harapannya adalah
66 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan 67 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE.
109
peserta atau warga tidak mempunyai hutang dan mereka juga punya semacam income yang berlebih”.68
Dari pendapat di atas masyarakat kebanyakan mengatakan
jika kesejahteraan keluarga itu bisa diukur dari perekomian yang
keluarga itu miliki. Jika secara perekonomian tercukupi maka
segala kebutuhannya jasmani dan rohaninya juga seharusnya bisa
tercukupi.
Program OK OCE juga diharapkan dapat menjadi salah satu
program kewirausahaan yang dapat mencetak banyak wirausaha-
wirausaha baru yang berkualitas. Selain itu juga program ini
diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga bagi
masyarakat yang mengikuti program ini.
“Untuk tingkat kesejahteraan bagi masyarakat dengan adanya OK OCE itu sangat berpengaruh karena dengan adanya OK OCE mereka mulai merasa ada pentingnya sebuah usaha, kemudian OK OCE selain adanya pelatihan lalu juga dia juga memberikan modal pada akhir nanti setelah mereka melewati semua tahapannya jadi. Jadi ketika sudah ada usaha lalu ada modal, lalu setelah itu adanya mitra. Setelah itu kalau sudah berkembang maka mereka juga pasti akan berinovasi. Jadi dari hasil yang mereka dapatkan dari mulai P1 sampai P7 lalu mereka terapkan untuk usaha mereka ini sebenarnya sangat berguna untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka dengan pastinya adanya peningkatan perekonomiannya, lalu secara kesehatan dan pendidikannya juga pasti akan terpenuhi”.69
Menurut pendapat Pak Nandez di atas program OK OCE
merupakan salah satu usaha dari pemerintah daerah untuk
meningkatkan kesejateraan keluarga karena dengan adanya
pelatihan-pelatihan sampai pada tahapan-tahapan yang berguna
68 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE 69 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernanadez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan
110
untuk masyarakat dalam meningkatkan kesejateraan keluarganya.
Hal ini juga serupa dengan yang dikatakan oleh masyarakat-
masyarakat yang mengikuti program OK OCE mengenai program
OK OCE yang bermanfaat dalam meningkatkan kesejahteraan
keluarga mereka.
“Sangat bermanfaat karena dengan adanya program ini pendapatan yang didapat oleh keluarga saya memiliki peningkatan meskipun belum terlalu signifikan, hal ini karena dalam pelatihan sudah diajarkan bagaimana pemasaran yang baik dilakukan saat berjualan sehingga saat berjualan banyak orang menjadi lebih tertarik”.70
Ibu Husna mengatakan jika program ini sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kesejahteraan keluarganya karena adanya
peningkatan penghasilan yang ia dapatkan dari hasil usaha yang ia
miliki, meskipun ia mengatakan perubahannya memang belum
terlalu signifikan.
“Kalau saya pribadi sih belum terlalu signifikan ya tapi terlihat dari banyak dari teman-teman yang terbantu sih kelihatannya”.71
Ibu Rahmi pun mengatakan jika memang merasakan jika
program ini bermanfaat untuk meningkatkan kesejahteraan
keluarga seperti yang ia lihat dari teman-teman lainnya yang
mengikuti program ini. Namun ia sendiri pun belum merasakan
secara signifikan hasilnya.
"Bermanfaat pasti, karena kita juga sedang berusaha untuk tidak bergantung dengan suami apalagi dengan orang lain”.72
70 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan 71 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan.
111
Ka Winda mengatakan hal serupa jika dengan mengikuti
program ini dia merasa adanya manfaat yang ia dapatkan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarganya. Jadi dapat kita
simpulkan jika adanya program ini dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarga baik secara jasmani maupun rohaninya.
Walaupun belum terdapat peningkatan yang signifikan dalam
berbagai hal, namun dengan adanya sedikit peningkatan pun sudah
membuktikan kalau program ini memiliki andil dalam
peningkatan kesejahteraan keluarga bagi masyarakat yang
mengikuti program ini.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Implementasi Program Ok Oce Bagi Kesejahteraan Keluarga (Studi
Kasus OK OCE Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat)
a. Persiapan Program OK OCE Kec. Kembangan
Pelaksanaan program pelatihan kewirausahaan ini seperti tugas
yang wajib dilaksanakan oleh pemerintah daerah yang tercantum
dalam Rancangan Undang-Undang Republik Indonesia tentang
Kewirausahaan Nasional tahun 2015 bab IV bagian kesatu, yaitu:
“membimbing, mendukung, dan memfasilitasi penyelenggaraan
penumbuhkembangan kewirausahaan nasional secara berkelanjutan
dan kesinambungan; dan membantu ketersediaan infrastruktur
kewirausahaan yang diperlukan untuk penumbuhkembangan
kewirausahaan nasional”.73
“Saya kurang tau mengenai RUU”.74
72 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE. 73 http://dpr.go.id/doksileg/proses2/RJ2-20151210-040422-8650.pdf, diakses pada 07
Desember 2018, pukul 12.30 WIB. 74 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
112
“Untuk rancangan undang-undang mengenai kewirausahaan jujur saya tidak tahu secara mendetail tapi saya mengetahui secara visi dan semangat yang ada didalam RUUnya itu adalah diharapkan menciptakan banyaknya wirausaha di negara kita, itu yang saya ketahui tapi kalau untuk secara lebih mendetail saya akui tidak menguasai dan tidak mengetahui secara mendetail”.75
Meskipun kedua narasumber tidak mengetahui secara
mendetail mengenai Rancangan Undang-Undang kewirausahaan
nasional, namun mereka juga menyampaikan jika program OK OCE
ini merupakan wujud nyata dari pemerintah daerah dalam
melaksanakan kewirausahaan nasional.
“Emmm mungkin OK OCE ini adalah turunannya ya karna kalo tadi disebut disitu di RUU kalo pemerintah daerah harus menaungi setiap wirausaha yang ada di daerahnya kan, mungkin OK OCE ini menjadi salah satu jawaban dari RUU itu karna memang OK OCE ini adalah untuk mereka-mereka yang mengembangkan usaha mereka kan atau mereka pun yang belum punya usaha”.76
Hal ini diperkuat pula dengan pernyataan dari salah satu
narasumber mengenai sasaran dalam program OK OCE ini. Beliau
menjelaskan jika dalam OK OCE ini masyarakat diajarkan untuk
menjadi wirausaha yang mandiri.
“Sebenarnya sasaran OK OCE itu ada 3, yang pertama untuk mereka yang belum punya usaha sampai akhirnya punya usaha, yang kedua yang sudah punya usaha akhirnya naik kelas istilahnya untuk meningkatkan usahanya, lalu yang ketiga untuk mencari pekerjaan, nah itu bisa di OK OCE ini. Jadi kalo misalnya kita tarik garis besarnya pada dasarnya OK OCE ini adalah untuk menciptakan lapangan kerja dan
75 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE 76 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
113
mengurangi kemiskinan jadi sebenarnya grandnya seperti itu sih”.77
Program OK OCE merupakan salah satu program dalam rangka
mewujudkan kewirausahaan nasional. Program OK OCE mengawali
dengan persiapan yang meliputi waktu pelaksanaan, tempat
pelaksanaan dan masyarakat yang mengikutinya. Program OK OCE
melibatkan kerjasama baik dari pihak internal maupun eksternal.
Program ini juga dirancang berdasarkan dengan kebutuhan masyarakat
khususnya yang ada di DKI Jakarta. Program OK OCE ini dibuat atas
dasar program kerja yang direncanakan oleh gubernur dan wakil
gubernur DKI Jakarta dengan tujuan dapat menyejahteraan masyarakat
di DKI Jakarta.
Persiapan program OK OCE diawali dengan tahap
mensosialisasikan program kepada masyarakat sekitar Kecamatan
sesuai dengan daerah masing-masing. Setelah dilakukan sosialiasi
maka masyarakat bisa datang langsung ke kantor sekretariat OK
OCE yang ada di Kecamatan tempat mereka tinggal lalu
mendaftarkan diri mereka.
Perencanaan mengenai jadwal pelatihan sudah ditetapkan oleh
pengurus pusat OK OCE atau disebut Perkumpulan Gerakan OK
OCE (PGO), pengurus OK OCE yang berada di Kecamatan hanya
tinggal melaksanakan pelatihan saja dan bekerjasama dengan pihak
Kecamatan mengenai tempat pelaksanaan.
b. Pelaksanaan Program OK OCE Kec. Kembangan
Program OK OCE memiliki 7 tahapan yang biasa disebut
dengan 7 PAS (langkah pasti sukses), 7 PAS ini adalah P1:
77 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan.
114
Pendaftaran, P2: Pelatihan, P3: Pendampingan, P4: Perizinan, P5:
Pemasaran, P6: Pelaporan Keuangan, dan P7: Permodalan.78 Hal ini
sesuai dengan yang disampaikan oleh Pak Nandez selaku
pendamping di OK OCE Kec. Kembangan.
“Di OK OCE ini ada yang namanya 7 pas, itu adalah 7 langkah pasti sukses dan ini harus mereka ikuti semua. Apa saja sih yang ada di 7 pas ini? P yang pertama itu pendaftaran, P yang kedua itu pelatihan, P yang ketiga itu pendampingan, P yang keempat itu perijinan, P yang kelima itu pemasaran, P yang keenam itu pelaporan keuangan, dan P yang ketujuh itu permodalan”.79
Adanya 7 PAS ini diharapkan masyarakat binaan dapat
meningkatkan kualitas kewirausahaan setelah mengikuti program OK
OCE ini. Hal ini pun disampaikan oleh coach Hari.
“Saya yakin semua peserta bisa melewati tahap ini, karena kalau kita melihat para pendamping saya melihat mereka sudah totalitas, sudah bekerja keras, integritas mereka sudah ada tapi kalau pesertanya itu kurang motivasi, kurangnya kesadaran, kemauannya dan kesabarannya juga lemah akhirnya untuk mencapai 7p ini yang permodalan ya tidak akan terwujud, itu yang saya lihat”.80
Hal yang sama pun juga diakui oleh Ka Winda selaku
masyarakat binaan OK OCE Kec. Kembangan.
“Banyak banget manfaat yang sudah didapatkan seperti perizinan usaha yang mudah lalu lapangan kerja sekarang juga banyak, kita kan mudah gitu kalo usaha kita dibantu cara pemasarannya, pemasaran yang saya lakukan online dan sudah sesuai dengan harapan saya, harapan yang belum tercapai sih saya mah saya ikutin aja semuanya gampang sih seandainya
78 https://okoce.me/metode-7pas/, diakses pada 31 Agustus 2018, pukul 16.45 wib 79 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan 80 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
115
nanti pemasarannya sudah bagus pasti tercapai semua, kalau kita ikutin langkah-langkahnya 7Pnya tercapai semua”.81
Dari pendapat di atas dapat kita lihat jika 7 langkah pasti
sukses yang ada dan wajib dilakukan oleh masyarakat binaan sangat
berguna bagi perkembangan usaha mereka.
Program OK OCE dilaksanakan dengan rangkaian kegiatan
yang sudah direncanakan sebelumnya. Tempat pelaksanaan program
pelatihan OK OCE diselenggarakan di aula yang bertempat di dalam
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat. Aula ini merupakan tempat
yang strategis yang cukup mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.
Program pelatihan OK OCE merupakan salah satu dalam 7
langkah dalam mengikuti OK OCE. Pada pelatihan ini Kurikulum
pelatihan akan disesuaikan dengan tingkatan usaha: Usaha mikro
menuju usaha kecil: membuat merk dan logo, kartu nama dan brosur,
dan strategi penjualan/reseller. Usaha kecil menuju usaha menengah:
membuat strategi operasional, rencana bisnis, dan strategi pemasaran.
Usaha menengah menuju usaha besar: strategi pengembangan usaha,
mendapatkan permodalan dan ekspor. Hal serupa disampaikan oleh
coach Hari selaku pelatih pada program OK OCE.82
“Pelatihan di OK OCE terdapat 3 kali pelatihan tahap pertama itu ada mental dan pola pikir wirausaha, sesi kedua itu ada entrepreneur dan makro kecil, sesi ketiga ada entrepreneur dan kecil menengah. Pada tahap kedua itu ada strategi operasional yaitu branding dan packing, sesi kedua ada strategi pelayanan pelanggan, sesi ketiga mengenai pemasaran. Pada tahap ketiga itu ada pembuatan merk dan logo, sesi kedua brosur dan kartu
81 Lampiran 4, Transkip Wawancara, Winda Raraswati Nurikhsan, Masyarakat Binaan OK
OCE. 82 https://okoce.me/metode-7pas/, diakses pada 31 Agustus 2018, pukul 16.45 wib.
116
nama, dan sesi ketiga pembuatan strategi penjualan & reseller”.83
Program pelatihan OK OCE dilaksanakan setiap seminggu
sekali yang biasanya diadakan pada hari Kamis. Setiap pertemuan
dibagi menjadi tiga sesi yang tiap sesinya diisi dengan materi yang
berbeda namun tetap berkesinambungan. Secara umum komponen-
komponen materi yang disampaikan pada pelatihan sudah ditetapkan
oleh pihak pusat yang nantinya akan disampaikan oleh coach/trainer
yang telah tersertifikasi.
Coach/trainer yang menyampaikan materi pada program
pelatihan OK OCE ini sudah sebelumnya mendapat pengarahan dan
pelatihan khusus untuk coach/trainer yang dilakukan oleh pihak PGO.
Setiap coach/trainer yang ada di program OK OCE merupakan orang-
orang yang setidaknya merupakan lulusan S1 dan mereka adalah
orang-orang yang sudah tersertifikasi di lembaga-lembaga sertifikasi
kewirausahaan dan lembaga sertifikasi profesi.
Interaksi dan cara penyampaian materi pada saat pelatihan
berlangsung pun dilakukan coach/trainer dengan bahasa yang mudah
dipahami oleh masyarakat. Sarana dan prasarana yang disediakan
oleh pihak pengurus OK OCE yang berada di Kecamatan setempat
untuk keperluan pelatihan pun sudah terlengkapi dengan baik.
Ketersediaan sarana dan prasarana yang baik dapat menunjang
keberhasilan dalam penyampaian materi. Namun, adanya kekurangan
pada penggunaan teknologi pada saat pelatihan. Tidak semua
masyarakat yang mengikuti program ini memahami teknologi yang
digunakan, oleh sebab itu ada masyarakat yang kurang memahami
83 Lampiran 2, Transkip Wawancara, Stephanus Hari Triyatmo, Coach OK OCE
117
materi yang disampaikan. Hal ini dapat terkendali dengan adanya
coaching clinic yang ada pada setiap hari Sabtu. Seperti yang
terdapat dalam langkah-langkah dalam mengikuti program OK OCE
yaitu pendampingan
c. Evaluasi Program OK OCE Kec. Kembangan
Evaluasi yang dilakukan pada program ini baru bisa dilakukan
setiap akhir pelaksanaan pelatihan. Evaluasi secara keseluruhan
mengenai program ini belum bisa dilakukan karena program ini yang
baru berjalan selama satu tahun dan belum ada pembanding untuk
memperbaikinya.
Jika dikaitkan dengan teori yang ada di penelitian ini yaitu
konsep kewirausahaan yang dikemukakan oleh Schumpeter.
Schumpeter menjelaskan bahwa entrepreneurship merupakan
pengusaha yang melaksanakan kombinasi-kombinasi baru dalam
bidang teknik dan komersial ke dalam bentuk praktik. Inti dari fungsi
pengusaha adalah pengenalan dan pelaksanaan kemungkinan-
kemungkinan baru dalam bidang perekonomian. Kemungkinan baru
tersebut berupa:
1) Pertama, memperkenalkan produk baru atau kualitas baru
suatu barang yang belum dikenal oleh konsumen.
2) Kedua, pelaksanaan dari suatu metode produksi dari suatu
penemuan ilmiah baru dan cara-cara baru untuk menangani
suatu produk supaya menjadi lebih mendatangkan
keuntungan.
3) Ketiga, membuka suatu pemasaran baru yaitu pasar yang
belum pernah dimasuki cabang industri yang bersangkutan
atau sudah ada pemasaran sebelumnya.
118
4) Keempat, pembukaan suatu sumber dasar baru, atau setengah
jadi atau sumber-sumber yang masih harus dikembangkan.
5) Kelima, pelaksanaan organisasi baru.84
Dalam kaitannya dengan teori yang digunakan dalam
penelitian ini, kemungkinan-kemungkinan yang dikemukakan oleh
Schumpeter, yang pertama yaitu memperkenalkan produk baru atau
kualitas baru suatu barang yang belum dikenal oleh konsumen,
dengan adanya program OK OCE ini masyarakat yang mengikutinya
dapat memperkenalkan produk-produk baru yang mereka miliki ke
khalayak luas yang sebelumnya belum dikenal oleh konsumen lain.
Kedua, pelaksanaan dari suatu metode produksi dari suatu
penemuan ilmiah baru dan cara-cara baru untuk menangani suatu
produk supaya menjadi lebih mendatangkan keuntungan, dalam
program ini masyarakat diajarkan untuk mengunakan metode
produksi yang lebih kekinian sehingga mempermudah mereka dalam
produksi selain itu mereka juga mendapat fasilitas dari program OK
OCE ini untuk menguji kelayakan produk yang mereka miliki.
Ketiga, membuka suatu pemasaran baru, dalam program OK
OCE masyarakat yang mengikutinya juga diberikan pelatihan untuk
memperluas strategi pemasarannya, melalui fisik atau non fisik. Jika
melalui fisik bagi mereka yang sudah memiliki lapak untuk
memasarkan produknya, mereka diberi fasilitas untuk mempermudah
dalam pembuatan izin usaha, selain itu ada juga bazar yang sudah
difasilitasi oleh pihak pengurus, untuk non fisik pada tahap pelatihan
masyarakat binaan diajarkan untuk mereka dapat memasarkan
produknya di berbagai media sosial.
84 Yuyus Suryana & Kartib Bayu, Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik Wirausahawan
Sukses, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 26-27
119
Keempat, pembukaan suatu sumber dasar baru, atau setengah
jadi atau sumber-sumber yang masih harus dikembangkan, dalam
program ini masyarakat juga diajarkan untuk selalu berinovasi
terhadap produk-produk yang mereka miliki.
Kelima, pelaksanaan organisasi baru, dalam program OK OCE
ini masyarakat binaan juga diajarkan cara mengorganisir usaha yang
mereka miliki, mulai dari pembukuannya sampai kepada harga yang
harus ditawarkan kepada konsumen. Selain itu masyarakat juga
diajarkan untuk membuka cabang baru, cabang yang dimaksud ada
yang berbentuk fisik dan non fisik. Dalam pelatihan masyarakat
diajarkan jika mereka belum mampu untuk membuat dan
mengorganisir cabang secara fisik maka mereka diajarkan dengan
membuka cabang yang lebih kekinian yaitu dengan bekerjasama
dengan orang lain atau reseller.
2. Tingkat Kesejahteraan Keluarga Masyarakat Binaan di OK OCE
Kecamatan Kembangan, Jakarta Barat
Setelah pelatihan, peserta pastinya merasakan adanya perubahan dan
dampak yang dirasakan salam meningkatkan kesejahteraan keluarga. Hal
ini dapat dilihat dengan adanya penambahan dari keterampilan,
pengetahuan dan pola pikir mengenai kewirausahaan yang mereka
dapatkan selama pelatihan. Masyarakat yang mengikuti pelatihan juga
merasakan adanya peningkatan dalam produktivitas dan kualitas kerja
maupun barang yang diproduksi. Sedangkan berkaitan dengan dampak
program OK OCE dalam meningkatkan kesejateraan keluarga terutama
pada kesejahteraan ekonomi yang berhubungan dengan pendapatan atau
penghasilan, mereka merasakan dengan meningkatnya kualitas
pengetahuan yang mereka dapatkan mengenai kewirausahaan sehingga
dapat meningkatkan pula pendapatan mereka.
120
Hal ini seperti yang disampaikan oleh Pak Nandez selaku
pendamping di OK OCE Kec. Kembangan.
“Kalau peningkatan secara signifikan sih belum tapi kalo perubahan sudah ada, karena setiap perubahan juga kan ada prosesnya yang penting bagi kita sih mereka ada niat dulu dalam diri mereka, mereka mau maju mereka mau berusaha, karena kalau memang ada niat ada usaha pasti ada jalan kan. Kalau secara signifikan belum namun kita yakin pasti ada perubahan bagi mereka yang tadinya mungkin pendapatan mereka 50.000 rupiah sehari namun ketika mereka bergabung dengan kita, mereka sudah tahu ada trik-triknya akhirnya ada peningkatan sekarang sehari sudah dapat 80.000 rupiah, memang kalau kita pikir kan 30.000 kecil kan namun bagi mereka yang merasakan langsung kan pasti bagus dan besar apalagi kalau mereka bisa mempertahankan dan bisa meningkatkan lagi“.85
Hal yang sama juga dirasakan oleh masyarakat binaan OK OCE Kec.
Kembangan.
“Kondisi perekonomiannya ya ada pendapatannya sih yang bertambah omsetnya cuma belum terlalu signifikan sih, omsetnya sebelum mengikuti program 4 juta perbulan sekarang sudah 6-7 juta perbulan”.86
“Kondisi perekomian keluarga secara pribadi dari awal bergabung sampai sekarang sih baik-baik saja, untuk perubahan pendapatan sih ada cuma ya belum terlalu signifikan”.87
Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan jika program ini
memiliki dampak yang baik bagi perkembangan serta peningkatan
pendapatan masyarakat binaannya.
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan
peneliti selama di lapangan, peneliti menemukan bahwa dengan adanya
program OK OCE dan adanya pelatihan kewirausahaan di dalam program
85 Lampiran 1, Transkip Wawancara, Isaak Fernandez, Pendamping OK OCE Kec.
Kembangan. 86 Lampiran 3, Transkip Wawancara, Asmaul Husna, Masyarakat Binaan OK OCE Kec.
Kembangan. 87 Lampiran 5, Transkip Wawancara, Rahmi, Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan.
121
tersebut, terjadi peningkatan kesejahteraan keluarga pada masyarakat
binaan yang mengikutinya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Samrid Neonufa Hardika dan Zulkarnain Nasution tentang
Pelatihan Tenun Ikat Di Rumah Pintar Sonaf Soet Hinef (Analisis
Dampak Pelatihan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga
Perempuan Penenun).88 Hasil penelitian tersebut juga sesuai dengan
indikator kesejahteraan keluarga yang sesuai dengan Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN).89
Dilihat sesudah masyarakat mengikuti program OK OCE, mereka
mulai merasakan adanya peningkatan jika dilihat dari indikator tahapan
kesejahteraan keluarga dari BKKBN, dikarenakan masyarakat binaan
setelah mengikuti program OK OCE ini mereka dapat mengembangkan
lagi usaha yang mereka miliki hal ini berdampak pula pada pemasaran
mereka yang semakin meluas. Hal ini berdampak pada peningkatan
pendapatan sehari-hari mereka.
Jika kebutuhan dasar masyarakat binaan program OK OCE telah
terpenuhi maka kesejahteraan keluarga pun akan semakin meningkat.
Adanya perubahan terhadap penambahan pengetahuan yang mereka
miliki, keterampilan serta mental dan pola pikir yang mereka dapatkan
selama pelatihan membuat mereka semakin percaya diri dan semangat
untuk terus memperluas usahanya sehingga dapat meningkatkan
kesejahteraan keluarga.
88 Samrid Neonufa Hardika & Zulkarnain Nasution, Pelatihan Tenun Ikat Di Rumah Pintar
Sonaf Soet Hinef (Analisis Dampak Pelatihan Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga Perempuan Penenun), skripsi pada Universitas Negeri Malang, Malang, 2016.
89 Batasan dan Pengertian MDK, http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx, diakses pada tanggal 30 Juli 2018, pukul 17.00 wib.
122
D. Keterbatasan Penelitian
Pada saat pelaksanaan penelitian terdapat beberapa keterbatasan yang
dialami oleh peneliti. Adapun keterbatasan tersebut antara lain:
1. Sulitnya untuk menemui informan coach/trainer program OK OCE
sehingga menyebabkan lamanya proses penelitian.
2. Pada saat penelitian penentuan informan masyarakat binaan untuk
diwawancara terbatas hanya berjumlah 3 orang.
3. Program OK OCE yang baru berjalan satu tahun sehingga
menyebabkan belum adanya pembanding tingkat keberhasilannya.
123
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dan analisis dalam implementasi program
OK OCE bagi kesejahteraan keluarga, maka didapat dua kesimpulan berupa
keberhasilan pelaksanaan program dan keberhasilan program dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga :
1. Tahapan yang terdapat dalam program OK OCE antara lain: a) tahap
persiapan diawali dengan mensosialisasikan program kepada masyarakat
sekitar Kecamatan, pendataan masyarakat, menentukan tempat pelatihan,
dan jadwal pelatihan yang sudah ditetapkan oleh pengurus pusat OK
OCE; b) tahap pelaksanaan yaitu tempat pelatihan di aula Kecamatan
Kembangan, waktu pelaksanaan pelatihan seminggu sekali dengan tiga
sesi pada tiap pertemuan, coach/trainer didatangkan langsung dari pusat
OK OCE, materi pembelajaran yang digunakan berupa materi yang sudah
ditetapkan oleh pihak pusat OK OCE, fasilitas yang disediakan pada saat
pelatihan sudah sangat memadai namun terkendala pada masyarakat yang
tidak terlalu memahami teknologi digital, metode yang digunakan saat
pelatihan adalah ceramah dan praktik, coaching clinic dilakukan pada tiap
hari Sabtu, masyarakat binaan mendapat kemudahan dalam mengurus
Izin Usaha Mikro Kecil (IUMK); c) evaluasi biasanya dilakukan pada
akhir pelatihan oleh pengurus setempat, namun untuk evaluasi program
OK OCE belum bisa dilakukan karena mengingat program yang baru
berjalan selama setahun. Dilihat dari hasil wawancara, observasi maupun
dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan jika
impelementasi program ini sudah sesuai dengan rumusan awal yang ada
pada program OK OCE.
124
2. Tingkat kesejahteraan keluarga pada masyarakat binaan setelah mengikuti
program OK OCE ini, berdasarkan tahapan Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan dilihat dari hasil pemaparan
pendapat yang disampaikan oleh narasumber maupun hasil observasi
serta dokumentasi yang dilakukan peneliti: masyarakat dapat
meningkatkan pendapatan sehari-harinya, dengan meningkatnya
pendapatan mereka maka kebutuhan sehari-hari mereka dapat terpenuhi.
Rata-rata masyarakat yang mengikuti program ini memang sudah berada
di tahapan Keluarga Sejahtera I dan kini sudah perlahan berada di
Keluarga Sejahtera II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
program OK OCE dapat memberi manfaat bagi masyarakat yang
mengikutinya dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga.
B. Implikasi
Hasil penelitian ini dapat memberikan implikasi bagi masyarakat,
coach, dan pengurus di Kecamatan maupun Perkumpulan Gerakan OK OCE
(PGO) dalam meningkatkan program kewirausahaan nasional salah satunya
program OK OCE. Implikasi tersebut dapat berupa implikasi akademis
maupun non akademis serta pengetahuan mengenai dampak yang dihasilkan
dari mengikuti program OK OCE bagi kesejahteraan keluarga ini antara lain:
Pertama, bagi masyarakat dapat memahami dengan baik mengenai
dampak yang dapat dirasakan setelah mengikuti program OK OCE yang ada
di DKI Jakarta. Serta meningkatkan minat masyarakat untuk mengikuti
program OK OCE.
Kedua, meningkatkan lagi kualitas pelatihan dan materi yang
disampaikan oleh para coach sehingga masyarakat binaan dapat menerima
materi dengan baik.
125
Ketiga, pengurus OK OCE dapat mengevaluasi pada tahun selanjutnya
demi meningkatkan kualitas program dan dapat meningkatkan strategi agar
lebih banyak lagi masyarakat yang tertarik ikut pada program ini.
C. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas maka terdapat beberapa saran sebagai berikut:
1. Masyarakat DKI Jakarta, seharusnya dapat memanfaatkan program OK
OCE, karena selain dapat meningkatkan kualitas kewirausahaan bagi
mereka yang telah berwirausaha maupun yang belum, juga dapat
meningkatkan kesejahteraan keluarga dengan berbagai program yang
dimiliki OK OCE.
2. Pihak pengurus OK OCE, pada proses pelaksanaan seharusnya saat
pelatihan, masyarakat dibagi menjadi beberapa tingkat berdasarkan
wawasan berwirausaha, sehingga masyarakat dapat memahami materi
dengan baik hingga program lebih efektif dan mencapai tujuan yang
diinginkan.
3. Program OK OCE, sebaiknya menambah jenis pelatihan pada praktik
keahlian karena lebih dibutuhkan oleh masyarakat ketika berwirausaha,
sehingga hal ini dapat meningkatkan lagi kesejahteraan keluarga pada
masyarakat binaan.
4. Bagi penelitian selanjutnya, diharapkan dapat merencanakan penelitian
lebih matang lagi agar waktu dalam penelitian dapat lebih lama, hingga
diharapkan dapat meneliti lebih detail dan dapat menggunakan variabel
yang berbeda. Selain itu, bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat
dilakukan penelitian dengan melibatkan lebih banyak lagi sumber agar
informasi yang didapat lebih berkembang.
126
Daftar Pustaka
Badan Pusat Statistik & Kementrian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan
Anak. Pembangunan Ketahanan Keluarga 2016. Jakarta: CV. Lintas
Khatulistiwa. 2016.
Daryanto, dkk. Kewirausahaan (Penanaman Jiwa Kewirausahaan). Yogyakarta:
Gava Media. 2013.
Gunawan, dkk. Pemberdayaan Sosial Keluarga Pasca Bencana Alam (Studi Tentang
Kondisi Sosial Masyarakat Dalam Management Bencana). Jakarta:
PUSLITBANG Kesejahteraan Sosial- Badan Pendidikan & Penelitian
Kesejahteraan Sosial. Departemen Sosial RI, 2007.
Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori & Praktik,. Jakarta: Bumi
Aksara. 2013.
Hery. Kewirausahaan. Jakarta: Grasindo. 2017.
Idrus, Muhammad. Metode Penelitian Ilmu Sosial Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga. 2009
Kasmir. Kewirausahaan: Edisi Revisi 6. Jakarta: Rajawali Pers. 2011.
Lupiyoadi, Rambat. Entrepreneurship: From Mindset To Strategy (Buku Pegangan
Mata Kuliah Kewirausahaan) edisi ketiga. Jakarta: Lembaga Penerbit
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. 2007.
Moleong, L. J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2017.
Nasution, A.H, dkk. Membangun Spirit Entrepreneurship Muda Indoesia.
Jakarta:Elex Media Komputindo. 2001.
127
Pemerintah RI. Peraturan Tentang Kependudukan & Keluarga Sejahtera. Jakarta:
Pusat Info Data Indonesia. 2006.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
Cet.XVIII, 2013
------. Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: CV Alfabeta, Cet.IX. 2014
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian (Petunjuk Praktis Untuk Peneliti Pemula.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. 2012.
Suryana, Yuyus & Bayu, Kartib. Kewirausahaan: Pendekatan Karakteristik
Wirausahawan Sukses. Jakarta: Kencana. 2011.
Suryana. Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses. Jakarta:
Salemba Empat. 2009.
Daftar Skripsi:
Fajriansyah. Implementasi Pelatihan Keterampilan Dalam Upaya Pemberdayaan
Masyarakat (Studi Kasus Pelatihan Keterampilan di Instritusi Kemandirian
Dompet Dhuafa Kota Tangerang). skripsi pada UIN Syarif Hidayatullah,
Jakarta. 2013.
Indriani, Kiki. Peran Ganda Perempuan di Sentra Home Industri Kerupuk Dalam
Meningkatkan Kesejahteraan Keluarga (Studi Deskriptif Pada Buruh
Perempuan Home Industri Kerupuk di Dusun Joho Desa Pasirian Kabupaten
Lumajang). skripsi pada Universitas Jember. Jembe. 2016.
Zakawali, Givari. Pengaruh Pendapatan dan Pengeluaran Petani Karet Dalam
Peningkatan Kesejahteraan Keluarga Kabupaten Ogan Ilir (Studi Kasus Desa
Seri Bandung). skripsi pada UIN Raden Fatah. Palembang. 2016.
128
Daftar Jurnal:
Maria Satya Rani & Monika Teguh. Analisis Implementasi Kewirausahaan Sosial
Dalam Program Klinik Sungai Universitas Ciputra, jurnal pada Universitas
Ciputra. Cibubur. 2016.
Samrid Neonufa Hardika & Zulkarnain Nasution. Pelatihan Tenun Ikat Di Rumah
Pintar Sonaf Soet Hinef (Analisis Dampak Pelatihan Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Keluarga Perempuan Penenun). jurnal pada Universitas
Negeri Malang. Malang. 2016.
Daftar Website:
Batasan dan Pengertian MDK, http://aplikasi.bkkbn.go.id/mdk/BatasanMDK.aspx
Badan Pusat Statistik, https://jakarta.bps.go.id/pressrelease/2018/05/07/320/februari-
2018--tingkat-pengangguran-terbuka--tpt--dki-jakarta-sebesar-5-34-persen--.html
OK OCE website, https://okoce.me/
Metode 7 PAS OK OCE, https://okoce.me/metode-7pas/
OK OCE website, https://okoce.me/provinsi-dki/
Peringkat Dunia Wirausaha, https://thegedi.org/global-entrepreneurship-and-
development-index/,
http://www.bphn.go.id/data/documents/95ip004.pdf.
Badan Pusat
Statistik, https://www.bps.go.id/statictable/2009/04/16%2000:00:00/970/penduduk-
15-tahun-ke-atas-yang-bekerja-menurut-lapangan-pekerjaan-utama-1986---2017.html
129
Inovator Model Wirausaha Indonesia, http://majalahokoce.id/?p=81
Milestone Ok Oce, Gerakan Untuk Peradaban, http://majalahokoce.id/?p=43
Rancangan Undang-Undang Tentang Kewirausahaan
Nasional, http://dpr.go.id/doksileg/proses2/RJ2-20160226-015135-1145.pdf
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan
Kependudukan dan Pembangunan
Keluarga, http://jdih.bkkbn.go.id/produk/detail/?id=36
Lampiran 1
TRANSKRIP WAWANCARA
A. Untuk pengurus OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
1. Identitas
a. Nama : Isaak Fernandez
b. Usia : 35 thn
c. Jenis kelamin : Laki-Laki
d. Alamat : Komplek Pengayoman, Tangerang
e. Pekerjaan : Pendamping OK OCE Kec. Kembangan
f. Jabatan : Sekretaris OK OCE Kec. Kembangan
g. Pendidikan terakhir : S1 Hukum
2. Pertanyaan
1) Bagaimana sejarah berdirinya OK OCE?
Jawab: Kalo sejarahnya sih jadi OK OCE ini kan sebenarnya sudah
ada sebelum gubernur dan wakil gubernur saat ini, jadi sebenarnya
programnya sudah ada di masyarakat cuma mungkin gaungnya
belum terdengar seperti sekarang ini, sehabis itu kebetulan ketika
kampanye Pak Sandi sebagai wakil gubernur dia membawa OK
OCE ini sebagai programnya kan dan ketika dia menang akhirnya
ini dijadikan program andalan di pemerintah provinsi DKI Jakarta
saat ini, mungkin itu sih secara garis besarnya.
2) Bagaimana proses pembentukan struktur kepengurusan OK OCE
di Kec. Kembangan, Jakarta Barat?
Jawab: Kalo kita pendamping ini yang menentukan sudin (suku
dinas) jadi setiap kecamatan itu ada 4 orang pendamping dan 4 org
itu ditentukan ada namanya ketua dan sekretaris dan kebetulan di
kec. Kembangan ini yang menjadi ketua adalah Imanda Sukmawati
dan saya selaku sekretarisnya dengan satu pimpinan kita kasatpel
namanya kalo di Kec. Kembangan itu pak Ricardo.
3) Bagaimana tanggapan anda mengenai Rancangan Undang-Undang
(RUU) Republik Indonesia tentang kewirausahaan nasional tahun
2015?
Jawab: Saya kurang tau mengenai RUU
4) Apakah pelaksanaan program OK OCE sudah sesuai dengan
Rancangan Undang-Undang (RUU) Republik Indonesia tentang
kewirausahaan nasional tahun 2015?
Jawab: Emmm mungkin OK OCE ini adalah turunannya ya karna
kalo tadi disebut disitu di RUU kalo pemerintah daerah harus
menaungi setiap wirausaha yang ada di daerahnya kan, mungkin
OK OCE ini menjadi salah satu jawaban dari RUU itu karna
memang OK OCE ini adalah untuk mereka-mereka yang
mengembangkan usaha mereka kan atau mereka pun yang belum
punya usaha. Jadi sebenarnya sasaran OK OCE itu ada 3, yang
pertama untuk mereka yang belum punya usaha sampai akhirnya
punya usaha, yang kedua yang sudah punya usaha akhirnya naik
kelas istilahnya untuk meningkatkan usahanya, lalu yang ketiga
untuk mencari pekerjaan, nah itu bisa di OK OCE ini. Jadi kalo
misalnya kita tarik garis besarnya pada dasarnya OK OCE ini
adalah untuk menciptakan lapangan kerja dan mengurangi
kemiskinan jadi sebenarnya grandnya seperti itu sih.
5) Bagaimana perkembangan program OK OCE dari awal berdiri
hingga saat ini?
Jawab: Kalo menurut kami sih meningkat tapi memang belum
terlalu signifikan karena memang respon masyarakat juga bagus
pada program ini gitu kan, karena banyak manfaatnya di OK OCE
ini kan diajarkan dalam pelatihan-pelatihan diajarkan keterampilan
usaha, ilmu-ilmunya, mental, pola pikir, strategi pemasarannya,
lalu ada juga mereka bazzar-bazzar, lalu diajarkan juga pemasaran
lewat online seperti e-commerce, terus laporan keuangan bahkan
perizinannya juga dibantu difasilitasi oleh kami, jadi memang
banyak sekali ya manfaatnya bagi masyarakat.
6) Upaya apa yang dilakukan oleh pengurus dalam rangka
mengembangkan dan mengoptimalkan program yang
dilaksanakan?
Jawab: Emmm yang pertama sih kita harus apa ya yang pertama
sih kita harus mengingatkan mereka, kita harus benar-benar aktif
karena memang kan masyarakat ini kan secara garis besar
kebanyakan tingkat pendidikannya kan menengah ke bawah kan
ya, artinya kita pake treatment khusus dalam mengingatkan
mereka, untuk mendorong mereka, untuk mau maju dan berusaha.
Biasanya kita punya whatsapp kita punya grup kan jadi selalu kita
ingatkan ini bagaimana? Sudah sejauh mana? Kalo ada kesulitan
bisa konsultasikan, jadi kita jemput bola kita aktif pada mereka,
bagaimana caranya kita mendekatkan dirilah pada mereka supaya
mereka pun nyaman dengan kita, nah misalkan ada masalah-
masalah apapun mereka tidak sungkan pada kita. Mungkin itu sih
kalo dari pribadi kita, kita harus mengaktifkan diri lagi pada
mereka. Itu salah satunya juga dengan kita datang ke tempat usaha
mereka kan sesekali untuk membuat mereka seperti merasa
dihargai.
- Sejauh ini ada atau tidak masyarakat yang tiba-tiba berhenti di
tengah jalan?
Jawab: Ada, karena ngga kita pungkirin kalo program ini 100%
berjalan mulus, yang daftar segini yang ikut sampai saat ini segini
ngga. Memang ada juga yang dipertengahan mereka mundur yang
memang pada akhirnya kan yang bertahan itulah yang mau maju.
Nah memang program ini kan memang secara program bagus
namun akhirnya masyarakat sendiri yang menentukan, pilihan itu
di mereka, mereka itu mau atau tidak tapi kalau misalkan mereka
pada akhirnya mundur kan yasudah itu memang risiko mereka
yang penting kita sudah berusaha, kita sudah membujuk mereka
segala macam bahkan fasilitas sudah disediakan tapi mereka juga
tetap tidak mau itu hak mereka, kita tidak dapat memaksa.
Memang ada yang seperti itu tapi ya tidak banyak lah, tapi kita
berusaha gimana caranya agar mereka tidak mundur, kita
optimalkan.
7) Bagaimana proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pada
program OK OCE?
Jawab: Kalo untuk evaluasi kita belum bisa ini ya karena program
ini kan belum berakhir, seperti ini saja kan untuk tahun ini masih
ada beberapa bulan lagi, jadi untuk evaluasi sih kita belum bisa
bicarakan, memang sih sudah bulan-bulan akhir tapi kan belum
berakhir. Kalo awalnya kan pada proses perencanaan kita
merekrut, kita ditargetkan merekrut 1000 orang perkecamatan
untuk mau ikut dalam OK OCE. Caranya lewat sosialisasi,
sosialisasi lewat kelurahan, kita mengundang rt, rw, karang taruna,
ibu-ibu pengajian dan segala macamnya, terus kita juga datang ke
warga, bertemu dengan mereka, mensosialisasikan, kita sebagai
tim pendamping memberikan informasi apa sih manfaat OK OCE
itu, awalnya itu kita merekrut, masyarakat tertarik maka mereka
melakukan dengan kita.
Di OK OCE ini ada yang namanya 7 pas, itu adalah 7 langkah pasti
sukses dan ini harus mereka ikuti semua. Apa saja sih yang ada di
7 pas ini? P yang pertama itu pendaftaran, P yang kedua itu
pelatihan, P yang ketiga itu pendampingan, P yang keempat itu
perizinan, P yang kelima itu pemasaran, P yang keenam itu
pelaporan keuangan, dan P yang ketujuh itu permodalan. Kalo
perencanaan itu ya seperti itu kita melakukan perekrutan lalu
pendaftaran setelah pendaftaran mereka melakukan pelatihan,
dalam pelatihan itu setiap peserta mendapatkan 3 kali pelatihan,
materinya juga ada, lalu setelah pelatihan mereka juga kita
dampingi, pendampingan ini berguna untuk pembuatan kartu nama
dan brosur jadi mereka harus buat dan harus memiliki kartu nama
dan brosur sebagai identitas produk mereka ya kan. Lalu mereka
mengurus izin yang namanya IUMK (Izin Usaha Mikro Kecil) dan
kita bekerja sama dengan PTSP untuk semua binaan OK OCE
dipermudah, memang IUMK ini kan untuk legalitas usaha mereka
kan, itu juga kita dampingin, kita bantu mereka, kita kasih
kemudahan, lalu pemasarannya juga kita bantu lewat bazaar,
online. Kita ada pelatihan e-commerce supaya mereka bisa
berjualan lewat online kan lewat tokopedia, bukalapak dan segala
macamnya ada pelatihannya khusus untuk mereka. Lalu ada
pelaporan keuangan nanti ada workshopnya nanti di akhir mereka
ada pada P7 permodalan mereka dapat mengakses dan OK OCE
sudah bekerjasama dengan pihak bank terutama bank DKI. Jadi
OK OCE ini tidak memberikan uang atau memberikan bantuan tapi
OK OCE ini memfasilitasi dengan bekerjasama dengan bank dan
di bank ini ada yang namanya program MONAS, itu adalah
program khusus OK OCE, untuk siapa saja binaan OK OCE yang
ketika ingin mengajukan permodalan bisa, tapi ketika siapa saa
mereka, mereka adalah yang sudah mencapai tahap P6. Tahu dari
mana mereka sudah sampai tahap P6? Itu ada namanya kartu 7Pas
yang di tandatangani oleh pendamping, jadi kita yang memonitor
mereka sehingga karena kita yang memonitor mereka sehingga
mereka ibaratnya tidak bisa memanipulasi kan, datang ke bank
DKI ngaku-ngakunya sudah P6 ini padahal kenyataannya belum,
karena ada kartu 7Pas inilah kita yang memparaf menandatangani,
nah inilah nanti yang akan dibawa ke bank DKI sebagai salah satu
syarat selain syarat-syarat yang lain selain itu ada sertifikat, IUMK
dan segala macemnya untuk mendapatkan bantuan permodalan. Itu
sih secara garis besar OK OCE perencanaannya.
Kalo pelaksanaannya kayak pelatihan kita udah ada jadwalnya
sudah ditentukan itu ada seminggu sekali satu hari full/full day
pelatihan kalau untuk yang lainnya setiap sabtu kita ada coaching
clinic sehingga warga bisa datang untuk mengkonsultasikan
produknya karena ada coachnya juga kalau tidak ada coach ada
kita sebagai pendamping, nah terus juga kita mendampingi mereka
ke kelurahan misalnya ngurus perizinan segala macam atau bazzar
seperti tadi di walikota kan kita dampingin, ada info kita share ke
mereka siapa yang mau dan semuanya ini free/gratis ya jadi
masyarakat yang tergabung dalam binaan OK OCE itu gratis tidak
ada dipungut biaya satu peser pun, semuanya gratis tanpa biaya
apapun untuk mereka.
8) Bagaimana strategi yang digunakan untuk menarik minat
masyarakat agar tertarik mengikuti program OK OCE?
Jawab: Strateginya sih yang pasti kita datang ya kepada mereka
untuk lebih meyakinkan mereka dan terus kita juga
memperkenalkan kepada mereka program-program apa aja nih
yang ada di OK OCE yang mungkin selama ini mungkin ada
program-program lain namun mungkin belum menyentuh kepada
mereka. Nah program ini merupakan salah satu hal yang baru yang
kalo kita bilang ini sangat menarik dan sangat pas untuk mereka
yang memang ingin mengembangkan usaha mereka gitu, karena
semuanya ini sudah tercover dalam 7Pas ini di OK OCE. Kalau
mereka sungguh-sungguh mau mengikuti, mau maju gitu, ya
namanya juga 7Pas (pasti sukses) pasti bisa mengembangkan
usahanya, jadi seperti itu sih kita memperkenalkan supaya mereka
tertarik mengikuti OK OCE ini. Apalagi ini kan gratis kalau di
tempat lain ada yang berbayar kayak pelatihan, ikut bazzarnya atau
apanya kan bayar, kalau ini semuanya gratis. Jadi sebenarnya rugi
kalau mereka tidak ikut program ini, apalagi ini merupakan
program andalan pemprov DKI jadi OK OCE ini kan menjadi
prioritas nomor 1 kalau program ini kan program andalan, nah
seperti itu sih.
- Selain program pelatihan itu adakah program lain?
Jawab: Emhh ada e-commerce terus kita ada kurasi produk, jadi
kurasi produk itu seperti untuk melihat produk kita nih layak atau
tidak kan, karena kita juga kerjasama kan seperti nanti pada bulan
November dari dinas kesehatan kita ada penyuluhan industri rumah
tangga, jadi banyak manfaatnya lah OK OCE ini mengcover
semuanya.
9) Apa saja syarat yang digunakan bagi masyarakat yang ingin
bergabung menjadi masyarakat binaan program OK OCE?
Jawab: Gampang, caranya cuma fotocopy KK dan KTP udah.
Setelah itu bisa langsung mengikuti pelatihan yang sudah
dijadwalkan oleh tim OK OCE.
10) Bagaimana tahapan pelaksanaan pelatihan yang ada di program
OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat?
Jawab: Tidak ada tahapannya, jadi mereka yang sudah mendaftar
kepada kita nanti tinggal kita beri informasi kepada mereka terkait
pelatihan lalu mereka tinggal datang saja
Dalam pelatihan itu setiap peserta mendapatkan 3 kali pelatihan,
materinya juga ada, lalu setelah pelatihan mereka juga kita
damping. Terdapat 3 sesi pelatihan di setiap pertemuannya
11) Apa saja fasilitas dan sarana prasarana berupa peralatan dan
perlengkapan yang digunakan untuk mendukung pelaksanaan
program pelatihan?
Jawab: Emmm fasilitas dari kita untuk mereka, mereka dapat
materi kan, setiap pelatihan mereka dapat snack pagi, snack sore
dan makan siang jadi mereka tinggal duduk manis mendapatkan
materi segala macam, ya seperti itu. Kalau fasilitas yang disediakan
dari kecamatan yaitu menyediakan ruangan untuk OK OCE
melaksanakan pelatihan, lalu LCD mereka menyiapkan kalau
sekarang karena sudin sudah ada maka dari sudin menyiapkan,
laptop juga dari sudin semuanya. Jadi memang fasilitas ya sudah
ada semua untuk mereka, di dukung lah semuanya.
Untuk bazzar pun sudah tersedia tendanya seperti tadi di walikota
tuh sudah ada tenda, meja dan kursi, jadi mereka datang hanya
membawa produknya saja.
12) Siapa saja yang terlibat dalam pelaksanaan pelatihan OK OCE?
Apa saja peran yang mereka dapatkan?
Jawab: Oh banyak, yang terlibat semua elemen ya apalagi ini kan
program andalan pemprov DKI artinya semuanya dari atas ke
bawah gitu kan, karena kita dibawah sudin UMKM, kepala sudin,
pelaksananya kita disini, karena kita ada di kecamatan maka
kecamatan (pak camat, sekertaris camat terutama kasetbang)
karena kita berhubungan langsung dengan setbag terus juga lapisan
masyarakat, RT, RW, jadi semuanya sih saling terkait satu sama
lain, karena kalo ada satu yang tidak terlibat aktif kan nanti jadi
misscomunication, jadi memang seperti itu sih.
Peran sudin untuk OK OCE ini karena kita kan dibawah sudin kita
mendapat arahan dari sudin, seperti misalkan kalo ada hambatan
kita selalu lapor ke sudin nanti sudin yang tinggal meneruskannya,
fasilitas juga sudah disiapkan dari sudin, laptop ini alat kerja kita
juga disediakan oleh sudin, terus juga kalo ada perizinan itu ada
rekmendasi dari kasudin, jadi memang sudin perannya cukup besar
lah untuk mendukung program OK OCE ini.
13) Siapa dan darimana pelatih (coach) pelatihan program OK OCE
Kec. Kembangan?
Jawab: Dari pusat, semua yang tentuin adalah dari PGO, PGO ini
adalah perkumpulan gerakan OK OCE mereka yag menyusun OK
OCE ini segala macamnya, materi dan segala macamnya, dan
coachnya atau narasumbernya mereka yang tentukan bukan dari
sudin tapi tentunya juga coach-coach ini yang sudah bersertifikat,
yang sudah qualified, yang sudah punya banyak jam terbang, nah
seperti itu jadi bukan kita bukan juga sudin. Jadi dari pendamping
hanya melaksanakan saja.
14) Apa saja yang telah dihasilkan dari pelaksanaan program OK OCE
Kec. Kembangan dari awal berdiri sampai saat ini?
Jawab: Yang sudah dihasilkan banyak, mereka yang belum punya
izin sekarang sudah punya izin dan nanti bisa di cek OK OCE kec.
Kembangan ini di Jakarta Barat adalah Kecamatan yang paling
tinggi menerbitkan izin usaha/IUMK dibandingkan dengan
Kecamatan yang lain, nanti bisa di cek di PTSP atau ke dinas kota
Jakarta Barat kalau Kec. Kembangan ini paling tinggi karena apa?
Ya karena itu banyak faktor yang menyebabkan koordinasi kita
sangat bagus antara PTSP Kecamatan dengan Kelurahan, dengan
sudin juga, dengan kita tim pendamping, sehingga yang menjadi
binaan OK OCE itu dipermudah. Jadi mereka yang belum punya
izin, atau yang sulit, susah, segala macam persyaratan itu sekarang
sudah punya izin usaha atau izin legalitas kan, terus mereka yang
belum punya kartu nama sekarang mereka sudah punya kartu nama
dan brosur sehingga pemasaran mereka pun bisa lebih luas, mereka
bisa jual lewat online, yang mungkin tadinya mereka hanya bisa
jual secara konvesional mereka sekarang juga bisa lewat online dan
yang pastinya kan ada ilmu juga yang tadi mereka belum tahu jadi
tahu, karena setiap pelatihan itu materinya itu bersentuhan
langsung dengan mereka, yang diajarkan itu materinya tentang
mental dan pola pikir, mikro kecil, mikro menengah, strategi
operasional, strategi pemasaran, pelayanan pelanggan, merek dan
logo, terus brosur dan kartu nama serta reseller dan pelanggan. Jadi
memang kan materi itu yang berdekatan dan bersentuhan langsung
dengan mereka, jadi ada ilmu yang mereka dapat sehingga usaha
mereka juga bisa berkembang.
- Dari segi perekonomian masyarakat sudah terdapat
peningkatan atau belum?
Jawab: Kalau peningkatan secara signifikan sih belum tapi kalo
perubahan sudah ada, karena setiap perubahan juga kan ada
prosesnya yang penting bagi kita sih mereka ada niat dulu dalam
diri mereka, mereka mau maju mereka mau berusaha, karena kalau
memang ada niat ada usaha pasti ada jalan kan. Kalau secara
signifikan belum namun kita yakin pasti ada perubahan bagi
mereka yang tadinya mungkin pendapatan mereka 50.000 rupiah
sehari namun ketika mereka bergabung dengan kita, mereka sudah
tahu ada trik-triknya akhirnya ada peningkatan sekarang sehari
sudah dapat 80.000 rupiah, memang kalau kita pikir kan 30.000
kecil kan namun bagi mereka yang merasakan langsung kan pasti
bagus dan besar apalagi kalau mereka bisa mempertahankan dan
bisa meningkatkan lagi.
15) Apakah hasilnya sudah sesuai dengan yang diharapkan?
Jawab: Emhhh kan ini belum selesai ya masih pertengahan, kalau
yang diharapkan sih ada yang iya ada juga yang belum sesuai
harapan lah ya. Karena memang ada beberapa yang miss dari
rencana, jadi mungkin masih banyak dari masyarakat kita yang
mereka ingin cepat-cepat dapat modal tanpa ikut dan melalui
prosesnya, mungkin karena kebiaasaan yang dulu-dulu kan ikutan
langsung dapat modal nih padahal kalau ikut OK OCE ini kan ngga
begitu, kita ingin merubah mental dan pola pikir dia, nah sehingga
akhirnya ada beberapa dari mereka yang akhirnya memilih mundur
karena mereka ingin cepat-cepat mendapatkan modal, itu salah
satunya yang tidak sesuai harapan. Tapi memang ngga banyak
juga, namun juga banyak juga dari mereka yang ingin maju. Terus
juga ada yang memang usianya sudah lanjut/tua dalam penyusunan
pembuatan kartu di sini agak susah karena mereka kan gaptek atau
gagap teknologi jadi mungkin bisa untuk memperbaiki tahun
depan. Mereka pun sebenarnya ingin, namun kita juga bingung
kan, lalu ada juga yang terkendala mereka tidak punya handphone,
jadi serba salah juga. Tapi sih sebenarnya pada dasarnya sampai
saat ini hampir tepat sasaran dan apa yang memang di inginkan
oleh OK OCE ini dan program ini terlaksana seperti contohnya
perizinan kita dapat keluarkan, lalu pemasaran mereka bisa jual
online, lalu kartu nama mereka buat yang awalnya mereka malas
untuk buat akhirnya kita selalu bujuk dan ingatkan mereka,
mereka akhirnya buat dan saat ini sudah jadi, berarti kan disini ada
sasaran yang tercapai kan walaupun memang ngga semuanya.
- Kalau untuk perizinan apakah masyarakat mengalami
kesulitan?
Jawab: Kalau kesulitan pasti ada, ngga mungkin semuanya mulus
semua kan tapi memang pada dasarnya keluhan mereka itu kan
terkait dengan persyaratan yang ada untuk mengurus perizinan tapi
kan kita memang harus ikuti seperti contohnya dalam kita
mengurus IUMK itu ada persyaratannya fotocopy KTP dan KK,
fotocopy NPWP, lalu foto produk, lalu mereka juga harus
menyertakan surat rumah kalau memang rumah sendiri, kalau
mengontrak mereka pakai kwitansi, itu sudah syarat mutlak dengan
foto diri 4x6 2 lembar. Terkadang ada masyarakat yang saya tidak
punya NPWP akhirnya kan terhambat namun ini kan bagian dari
syarat mutlak, seperti itu sih jadi mereka malas bikin karena
NPWP juga perlu kan. Sehingga akhirnya kita kerjasama dengan
pihak pajak bagaimana caranya mengatasi ini gitu. Akhirnya kita
ada usaha dengan pihak pajak seperti tadi ada PTSP goes to mall
kita undang orang pajak, jadi kita kasih tahu yang belum punya
NPWP bikin di tempat langsung jadi. Jadi sebenarnya tergantung
merekanya ya seperti yang saya bilang tadi, merekanya mau atau
tidak, jadi jangan membuat alasan terkadang kan. Jadi semuanya
fasilitas sudah kita sediakan semua tinggal merekanya mau atau
tidak dan kita damping mereka, kita tidak tinggalkan sendiri, kita
selalu bilang kalau ada apa-apa selalu kontak kita, tanya kapan saja
kita selalu bantu dan sejauh ini dalam mengurus perizinan lancar
sih walaupun ada sedikit-sedikit hambatan tapi kita bisa bilang
lancar, kenapa bisa di bilang lancar karena kita paling tinggi
tingkat perizinannya.
16) Bagaimana menurut anda tentang tingkat kesejahteraan keluarga
setelah adanya program OK OCE?
Jawab: Untuk tingkat kesejahteraan bagi masyarakat dengan
adanya OK OCE itu sangat berpengaruh karena dengan adanya OK
OCE mereka mulai merasa ada pentingnya sebuah usaha,
kemudian OK OCE selain adanya pelatihan lalu juga dia juga
memberikan modal pada akhir nanti setelah mereka melewati
semua tahapannya jadi. Jadi ketika sudah ada usaha lalu ada modal,
lalu setelah itu adanya mitra. Setelah itu kalau sudah berkembang
maka mereka juga pasti akan berinovasi. Jadi dari hasil yang
mereka dapatkan dari mulai P1 sampai P7 lalu mereka terapkan
untuk usaha mereka ini sebenarnya sangat berguna untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga mereka dengan pastinya
adanya peningkatan perekonomiannya, lalu secara kesehatan dan
pendidikannya juga pasti akan terpenuhi.
Lampiran 2
TRANSKRIP WAWANCARA
B. Untuk Coach OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
1. Identitas
a. Nama : Stephanus Hari Triyatmo
b. Usia : 43 thn
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Alamat : Meruya Selatan
e. Pekerjaan : Coach & Trainner
f. Jabatan : -
g. Pendidikan terakhir : S1 Akuntansi
2. Pertanyaan
1) Apa yang anda ketahui tentang sejarah berdirinya program OK
OCE?
Jawab: Sejarah program OK OCE ini merupakan program
unggulan dari bapak gubernur Anies Baswedan dan bapak
Sandiaga Uno. Program ini mempunyai suatu tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan keluarga di DKI Jakarta, hasil dari
rencana saat pemilu lalu diwujudkan pada tahun 2017. Yang saya
ingat mulai ada pelatihan OK OCE itu adalah bulan Oktober 2017,
jadi kalau secara awal embrionya atau konsepnya saya tidak
mengikuti yang saya ketahui adalah awal Oktober 2017 sudah
mulai ada di kecamatan-kecamatan untuk pelatihan OK OCE, itu
yang saya ketahui.
2) Apa yang anda ketahui mengenai mengenai rancangan undang-
undang (RUU) Republik Indonesia tentang kewirausahaan nasional
tahun 2015?
Jawab: Untuk rancangan undang-undang mengenai kewirausahaan
jujur saya tidak tahu secara mendetail tapi saya mengetahui secara
visi dan semangat yang ada didalam RUUnya itu adalah
diharapkan menciptakan banyaknya wirausaha di negara kita, itu
yag saya ketahui tapi kalau untuk secara lebih mendetail saya akui
tidak menguasai dan tidak mengetahui secara mendetail.
- Apakah OK OCE ini sudah menjalankan visi misi yang
terdapat dalam ruu tersebut?
Jawab: Kalau tujuan, visi dan semangat untuk melahirkan
wirausaha, sudah. Karena kalau kita lihat dari arti nama OK OCE
sendiri yaitu One Kecamatan. One Center, One Entrepreneurship,
jadi untuk visi dan semangatnya sudah.
3) Sejak kapan anda menjadi pelatih di program OK OCE? Menurut
anda bagaimana perkembangan OK OCE dari awal berdiri hingga
saat ini?
Jawab: Saya mulai bergabung di OK OCE ini mulai Februari 2018,
mulai aktif terlibat langsung di Kecamatan bulan Maret 2018
sampai dengan hari ini saya masih terlibat aktif memberikan
pelatihan-pelatihan di beberapa kecamatan di DKI Jakarta.
Perkembangannya saya melihat warga sangat antusias untuk
terlibat aktif dalam OK OCE karena ada beberapa kecamatan yang
warganya itu sampai bisa dikatakan melebihi target tapi ada juga
kecamatan yang secara jumlah mereka itu bingung karea warganya
sudah terjaring semua, kalau kita bicara khususnya kecamatan
kembangan sudah cukup bagus bisa menyerap dan bisa dikatakan
apa ya? Tidak kehabisan warga untuk pesertanya.
4) Apa alasan anda bergabung di program OK OCE?
Jawab: Alasan saya bergabung di OK OCE yang pertama passion
ya, saya punya passion sebagai seorang trainer, sebagai seorang
pengajar jadi saya itu ingin memberi karena sesuai nama saya kan
"hari" hadir untuk memberi jadi ya saya senang memberi hal-hal
inspirasi pencerahan, yang kedua saya mendukung yang namanya
gerakan untuk membangkitkan atau melahirkan kewirausahaan,
yang terakhir ya saya punya satu kesempatan untuk terlibat secara
aktif di OK OCE ya saya akan memberikannya apa yang bisa saya
berikan di program ini
- pada awal anda bergabung di program ini apakah anda
mengajukan diri atau ada tawaran?
Jawab: Keduanya, jadi pertama itu ada pengumuman jadi saya
melihat ada suati kesempatan ya sudah saya mengirimkan cv saya
dan akhirnya melewati banyak tahap dari seleksi, interview dan
pelatihan hingga akhirnya saya dipercaya menjadi seorang
trainer/pelatih di okeoce ini. Sebelum jadi pelatih jadi ada
pelatihan-pelatihannya dulu.
5) Bagaimana peran anda dalam perencanaan, pelaksanaan dan
evaluasi program OK OCE?
Jawab: Untuk di OK OCE posisi saya lebih menjadi pelatih atau
eksekutor atau pelaku di lapangan, jadi bukan menjadi konseptor,
pemikir, merancang atau mendesain program ini. Untuk hal seperti
perencanaan/ konseptor sudah ada timnya sendiri, kami coach dan
trainer lebih banyak bagaimana menyampaikan materi OK OCE
kepada peserta kecamatan, lalu yang kedua kami juga diberikan
suatu bahasa kami adalah setelah pelatihan ada pendampingan atau
coaching clinic jadi kalau dikatakan bagaimana perencanaan dan
pelaksanaannya, jadi kita lebih banyak sebagai pelaksana, kalau
evaluasinya mungkin belum dapat kami lakukan karena mengingat
program ini yang baru berjalan. Namun, kami sedikit megevaluasi
melihat ya memang ini belum bisa mencapai target 200.000
wirausaha mengingat ini baru tahun pertama tapi saya pribadi
optimis kalau ini bisa berjalan sampai 5 tahun ya bisa melahirkan
200.000 wirausaha baru di DKI Jakarta itu.
6) Bagaimana menurut anda mengenai tahapan pelaksanaan program
OK OCE?
Jawab: Untuk 7P ini kembali lagi ini bukan hebatnya coach atau
pendamping menurut saya ini kembali lagi kepada kesadaran,
kemauan, dan kesabaran dari peserta. Kalau peserta itu punya
kesadaran, punya kemauan dan punya kesabaran untuk memenuhi
7p, saya yakin semua peserta bisa melewati tahap ini, karena kalau
kita melihat para pendamping saya melihat mereka sudah totalitas,
sudah bekerja keras, integritas mereka sudah ada tapi kalau
pesertanya itu kurang motivasi, kurangnya kesadaran, kemauannya
dan kesabarannya juga lemah akhirnya untuk mencapai 7p ini yang
permodalan ya tidak akan terwujud, itu yang saya lihat.
7) Apakah ada panduan khusus untuk menjadi pelatih (pelatih) pada
program OK OCE?
Jawab: Pengalaman saya ketika pertama kali menjadi coach dan
trainer kami ada seleksi yang ketat di awal yaitu persyaratannya
yang pertama minimal ijazah s1, yang kedua kami wajib memiliki
sertifikasi coach wirausaha, yang ketiga kami mempunyai
sertifikasi yang berhubungan dengan coach, bisa itu sertifikasi
internasional maupun nasional, lalu yang terakhir ini yang paling
penting mesti memiliki sertifikasi kompetensi dari badan nasional
sertifikasi profesi (BNSP) yang dikeluarkan oleh negara, yang
paling terakhir ya pada akhirnya kita harus memiliki suatu
kemampuan untuk menyampaikan suatu materi dalam arti adalah
public speaking atau penguasaan materi yang berhubungan dengan
UMKM.
- sebelum menyampaikan materi apakah terdapat pelatihan khusus
yang diberikan kepada coach/trainer?
Jawab: Pelatihan secara khusus ada, namanya training for trainer,
sebelum kita tampil atau menyampaikan materi di kecamatan
8) Apa saja materi yang anda sampaikan pada pelatihan OK OCE?
Jawab: Pelatihan di OK OCE terdapat 3 kali pelatihan tahap
pertama itu ada mental dan pola pikir wirausaha, sesi kedua itu ada
entrepreneur dan makro kecil, sesi ketiga ada entrepreneur dan
kecil menengah. Tahap pertama ini mengapa mental dan pola
pikir? Bagaimana kita menyiapkan peserta sebelum menjadi
seorang wirausaha merubah mindset wajib dimiliki jadi ketika
mereka mengalami kerugian atau kegagalan, penolakan mereka
sudah siap, kedua entrepreneur dan mikro kecil bagaimana mereka
itu mencari posisi mereka ada baiknya di dalam menjadi seorang
wirausaha menyiapkan laporan keuangan, ada pemisahan antara
uang pribadi dengan uang usaha, di pelatihan kedua ini mereka
diajarkan bagaimana untuk menghitung HPP ketika peserta
memutuskan harga beli/harga jual bukan berdasarkan harga kira-
kira atau asal saja tapi sudah diperhitungkan dari harga hasil
produksi dan dihitung marginnya berapa, apakah 15%, 30% atau
50% jadi bukan berdasarkan kira-kira. Pada sesi kedua entrepeneur
dan kecil menengah ini membahas lagi lebih mendalam ketika
usaha mereka sudah memiliki omset diatas 100 juta, bagaimana
nanti mereka ada baiknya usaha mereka itu ada pembagian divisi,
ada divisi pemasaran, divisi untuk keuangan tersendiri, divisi untuk
manajemen manusianya juga sendiri, jadi bagaimana kami sebagai
coach dan trainer ini memberikan pengetahuan, edukasi dan
masukan ketika sudah berkembang semakin besar baiknya ada
pembagian fungsi dan tugas itu latihan tahap pertama
Tahap kedua, sesi pertama yaitu strategi operasional, bagaimana
kita memberikan edukasi dan pencerahan mengenai ada baiknya
pengemasan barang mereka itu dikemas dengan baik, mempunyai
merek, atau branding. Dengan mereka mempunyai kemasan,
branding, merek yang bagus, harga mereka pun akan naik juga jadi
tidak terkesan barang yang mereka jual itu murahan atau istilahnya
itu tidak layak, bayangkan itu bila mereka tidak ada merek,
kemasannya juga tidak menarik, yang ada malah calon pembeli itu
tidak akan menghargai harga yang mereka sudah cantumkan, tapi
kalau harganya itu tarolah harganya Rp. 2.000 tapi mereka
memberi brand, ada mereknya, ada logonya, orang juga tidak akan
memandang sebelah mata, karena itu tadi orang sudah melihat
kemasan, logo dan ada mereknya. Yang kedua, strategi pelayanan
pelanggan, bagaimana peserta itu diberikan suatu kesadaran,
pelanggan itu adalah raja, pelanggan itu adalah suatu yang mereka
omset, yang memberikan mereka itu income jadi ada baiknya
mereka diberikan satu sentuhan seperti perhatian, kita juga harus
mengerti bagaimana itu product knowledge, yang ketiga secara
sentuhan kita harus melihat siapa calon pembeli kita? Tidak serta
merta semua pembeli itu adalah sama, ada pembeli yang lebih
cenderung to the point, ada yang mungkin perlu diberikan suatu
masukan-masukan, ada juga mungkin pembeli yang istilahnya itu
bisa dikatakan butuh masukan alternatif-alternatif, kita sebagai
seorang wirausaha sebagai seorang pedagang bisa memberikan
masukan, bisa meyakinkan pembeli di dalam strategi pelayanan
pelanggan kami juga memberikan suatu masukan 68% pelanggan
atau customer itu meninggalkan penjual dikarenakan attitude,
respon yang kita berikan kepada si pembeli kurang contohnya
kurangnya senyum, kurangnya pengetahuan produk, lalu kata-kata
kita, jadi hal-hal inilah yang kita sebagai coach memberikan suatu
masukan, kesadaran ada baiknya ini mesti di perbaiki. Di sesi
ketiga, cara mengenai strategi pemasaran, seperti yang kita ketahui
strategi pemasaran ada 4P, P yang pertama adalah price, kedua itu
promotion, ketiga itu place, dan yang terakhir itu adalah product.
Kami memberikan suatu masukan dan pencerahan bagaimana
untuk menarik calon pembeli. Price contohnya harga itu apakah
ada diskon, apakah ada semacam buy 1 get 1 atau beli satu dapat
satu, ada juga yang namanya bundling itu bagaimana kita membeli
misalnya kita menjual nasi + minumnya itu menjadi pakai itu
namanya bundling, kemudian voucher memberikan juga semacam
diskon khusus misalnya ketika ulang tahun. Produk, bagaimana
produk kita itu mempunyai suatu nilai tambah produk itu,
bagaimana bisa memberikan suatu perbedaan dengan produk-
produk lainnya. Yang ketiga mengenai promosi, promosi itu
bagaimana kita bisa berani memberikan suatu harga khusus
promosi-promosi di instragram, facebook, kekuatan media sosial
atau menggunakan kekuatan member get member, jadi bagaimana
seorang pelanggan dapat mengajak lagi pembeli yang lainnya itu
mendapatkan harga khusus, bisa juga menggunakan yang namanya
itu si penjual mempromosikan itu menggunakan waktu-waktu
khusus memberikan suatu diskon, seperti yang saya katakan tadi di
awal seperti ulang tahun atau nanti dia bisa membawa banyak
orang itu mendapatkan harga khusus. Yang terakhir place, saya
sendiri merasakan terdapat dua jenis place, yaitu dunia fisik atau
dunia nyata, yaitu di ruko, di pasar atau di toko, yang kedua adalah
di dunia maya, bagaimana mereka harus menggunakan kekuatan
media sosial di instragram dan facebook jadi place ini kita jangan
berpikir dalam bentuk fisik saja tapi juga dalam bentuk non fisik
mengingat sekarang jamannya sudah jaman digital.
Pada tahap ketiga, untuk sesi pertama adalah pembuatan logo dan
merek, pada sesi ini kami memberikan suatu masukan kepada
peserta ini memperdalam dari pelatihan sebelumnya sebuah produk
ada baiknya ada logo dan merek untuk membuat suatu perbedaan,
keunikan, dan nilai jual yang akan mempengaruhi dari harga
produk yang akan di jual, itu logika sederhananya, untuk
praktiknya kami mengajarkan untuk menggunakan aplikasi yang
namanya canva, canva ini bisa dilihat menggunakan android
melalui playstore, canva ini juga bisa di gunakan di pc lewat
www.canva.com, nanti peserta bisa membuat logo, merek, dan
nanti setelah ini ada kartu nama dan brosur, bagaimana dengan
mudahnya kita yang tidak menguasai coreldraw, photoshop, atau
aplikasi apapun juga kita bisa menggunakan aplikasi canva dengan
cara sederhana, mengambil templatenya sudah ada lalu bisa di
kreasikan dan dikembangkan sendiri, keunggulannya canva selain
sudah ada di android adalah banyak pilihan-pilihan, contoh-contoh,
lalu yang ketiga itu adalah canva ini user friendly, tidak perlu kita
menggunakan gambar yang dengan coretan-coretan seperti di
pulpen ya cukup dengan kita menggunakan yang sudah ada saja
lalu kita kreasikan sendiri. Lalu di sesi yang kedua dan ketiga
adalah pembuatan brosur dan kartu nama, di mana seorang penjual
menyebarkan brosur dan kartu nama sebagai promosi ini untuk
memperdalam lagi materi sebelumnya yaitu promosi bagaimana
brosur ini sebagai perwakilan dari penjual kepada calon pembeli
atau pembeli untuk memberi tahu mengenai produk yang mereka
unggulkan, kartu nama sebagai komunikasi bisnis, kita dikenal
sebagai pelaku bisnis, penjual atau wirausaha dari kartu namanya,
ini untuk menciptakan suatu image "oh kalau saya berhubungan
dengan kuliner, langsung kepada ibu A", " kalau fesyen kepada ibu
B", jadi seperti itu konsepnya. Untuk sesi ketiga, pembuatan stategi
penjualan dan reseller, sesi ketiga ini memperdalam sesi
sebelumnya bagaimana kita melihat calon pembeli itu kita
kategorikan menjadi 4 hewan. Hewan yang pertama itu adalah
burung hantu, yang kedua itu burung merak, yang ketiga itu burung
rajawali, yang keempat itu burung merpati, setiap empat ini
melambangkan empat karakteristik dari calon pembeli kita. Contoh
burung merpati itu adalah orang yang galau, butuh alternatif atau
pilih-pilihan, rajawali adalah pribadi yang to the point dan
menguasai produk, jadi ketika kita menghadapi pribadi yang
seperti rajawali ada baiknya kita tidak terlalu keras, tidak terlalu
dominan, burung merak melambangkan sosok pembeli yang "wah"
sentuhannya pun berbeda dengan rajawali dan merpati, burung
hantu pribadi yang merupakan calon pembeli yang dia tidak
dominan tapi dia lebih banyak memberikan suatu alternatif, ketika
berhadapan dengam pribadi seperti ini ada baiknya penjual itu bisa
memberikan advice jadi tidak langsung to the point, lebih banyak
memberikan pilihan produk dan menanyakan kebutuhannya apa
untuk si calon pembeli. Setelah itu diajarkan untuk membuat
reseller, seperti yang kita tahu reseller ini adalah bagaimana kita
mempunyai perpanjangan marketing di tempat lain, bisa dalam
bentuk pribadi atau lembaga, dengan menciptakan reseller
diharapkan penjual mempunyai setiap marketing di setiap daerah
atau lokasi tapi mengajarkan suatu teknisnya bagaimana
menciptakan suatu reseller di manapun berada, dalam hal ini setiap
produk bisa dijadikan reseller mau pakaian, makanan, jasa, semua
bisa dijadikan reseller tinggal bagaimana kemasan atau bentuk
kerjasamanya antara penjual dan pembeli itu yang saya sampaikan.
9) Apakah usaha-usaha yang anda lakukan untuk meningkatkan
kemampuan anda menjadi pelatih?
Jawab: Jadi ini lebih banyak upgrade di diri ya, kalau saya upgrade
diri saya pribadi ya saya investasi untuk lebih ke atas artinya apa?
Artinya untuk otak saya akhirnya ikut pelatihan-pelatihan,
sertifikasi di manapun juga, saya pribadi sudah tersertifikasi untuk
NLT (Neuro Linguistic Programing) saya sudah tersertifikasi NLT
di dua lembaga di internasional saya ambil di NF NLT di Florida
dan untuk yang di Indonesia saya ambil yang di NU NLT. Yang
kedua saya juga mendalami di dalam hypnotherapy yang saya
ambil di IBH itu ada di Indonesia. Ketiga, saya juga banyak ikut
komunitas yang berhubungan dengan UMKM, dunia marketing
dan dunia bisnis, tujuannya apa? Agar saya bisa memperluas
jaringan atau networking, paling tidak saya mendapatkan banyak
informasi, masukan, wawasan, yang bisa saya sampaikan kepada
peserta, dan yang terakhir juga pada akhirnya saya harus banyak
membaca buku, buku-buku yang saya baca banyak yang
berhubungan dengan kepemimpinan, wirausaha, motivasi, dan
banyak buku juga yang saya baca baik yang berhubungan maupun
tidak, karena saya yakin semua bisa saya gunakan ketika saya
menjadi coach/trainer di dalam pelatihan OK OCE ini.
10) Strategi apa yang anda lakukan untuk memotivasi masyarakat
binaan pada program OK OCE?
Jawab: Untuk saya pribadi strategi yang saya gunakan adalah saya
menggunakan bahasa yang sederhana, karena peserta yang kami
hadapi itu adalah beragam dari latarbelakang pendidikan, ekonomi,
suku budaya, dan agama. Saya S1 tapi dalam menyampaikan saya
tidak bisa menggunakan bahasa seorang S1, mungkin
menggunakan bahasa yang lebih membumi, bahasa yang
sederhana. Lalu untuk yang selanjutnya saya akan menggunakan
permainan/games, dalam permainan ini ada semacam
gerakan/kinestetik sampai akhirnya mereka bisa menyerap apa
maksud dari permainan dan materi yang disampaikan memiliki
kesinambungan, jadi di games ini tidak hanya untuk kesenangan
saja. Untuk memotivasi, ketika mereka whatsapp saya pribadi saya
memberikan masukan-masukan yang sesuai dengan kebutuhan
mereka, lalu ada coaching clinic, dalam coaching clinic ini saya
tidak hanya untuk coaching clinic tapi juga saya selipkan
pendampingan yang bisa mengembangkan diri mereka, karena
kalau yang saya lihat mereka bukan tidak mampu atau tidak bisa
tapi mereka belum percaya diri dan belum yakin pada diri mereka,
itu sih yang saya lihat.
11) Apakah warga mampu mengimplementasikan secara mandiri
pengetahuan & keterampilan yang anda berikan?
Jawab: Jawaban dari pertanyaan ini adalah relatif, jadi semua
tergantung peserta kembali lagi ketika mereka belum ada kemauan,
kesadarannya lemah, kurang sabar, niatnya juga belum maksimal,
untuk penerapan implementasi secara mandiri saya ragu, karena
yang namanya OK OCE ini tidak instan. Pertama harus adanya
perubahan pola pikir/mindset, tidak bisa kita mengatakan setelah
ikut pelatihan, langsung ada perubahan tentu semua itu harus ada
semacam pendampingan, ada juga yang harus di bimbing terus,
lalu mereka juga harus sering silahturahmi ke coach atau para
pendampingnya agar semangat mereka itu terus ada dan tidak
padam, jadi kalau dikatakan bagaimana implementasinya secara
mandiri, itu sangat relatif. Jadi semua bukan hebatnya coach,
pendamping atau kasatpelnya tapi mereka harus memiliki
kesadaran dan kemauan untuk mau berubah, apakah mereka mau
datang berkunjung ke para pendamping atau tanya ke coachnya
secara pribadi melalui whatsapp karena rata-rata para coach
memberikan kontakmya agar masyarakat bisa bertanya secara
langsung. Jadi semakin mereka mau bertemu dan bertanya pada
pendamping, kasatpel atah coachnya, maka semakin cepat mereka
bisa sukses dan menjalankan usahanya.
12) Bagaimana persiapan yang anda lakukan sebelum memulai
pelatihan?
Jawab: Saya pribadi kalau mau memulai pelatihan memang saya
mempelajari karakteristik Kecamatan tersebut, jadi saya akan
googling dulu bagaimana Kecamatan setempat, saya tanya kepada
para coach sebelumnya, atau kalau saya memang pernah mengisi
sebelumnya di tempat itu saya akan tanyakan ke para pendamping
kebutuhan apa yang ingin didapat oleh masyarakat, kalau saya
datang atau mengisi di sesi kedua atau ketiga, saya akan
menanyakan kepada coach sebelumnya apa saja yang sudah
disampaikan dan saya biasanya selalu datang lebih awal supaya
saya bisa mempelajari karakteristik, pemetaan apa yang mesti nanti
saya sampaikan, karena kalau mempersiapkannua hanya sebatas
baca buku itu menurut saya masih kurang pas karena ini cenderung
lebih mempelajari keadaan setempat karena setiap Kecamatan
mempunyai keunikan, ciri khas, lalu sentuhannya pun berbeda.
Contoh di Kecamatan Kembangan, karakteristik disini sangat
heterogen jadi dari lapisan atas, tengah, dan bawah ada. Namun, di
tempat lain hampir rata-rata menengah ke atas atau ada juga yang
menengah ke bawah, contohnya di daerah Jakarta Utara, jadi saya
harus jeli, cerdik, jangan sampai saya menggunakan bahasa yang
terlalu tinggi, jadi saya selalu sebisa mungkin menggunakan
bahasa setempat, kebutuhan mereka apa, maunya mereka apa, ya
kita sampaikan sesuai porsi kebutuhannya.
13) Bagaimana pendapat anda mengenai pengelolaan program OK
OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat?
Jawab: Pengelolaan, disini kan posisinya Kecamatan Kembangan
ya saya pribadi sih sebenarnya tidak menguasai secara langsung di
lapangan tapi kalau pengalaman saya selama mengisi pelatihan di
Kecamatan Kembangan masyarakatnya saya lihat antusias, mereka
terbuka, mereka juga siap untuk berubah dan diubah jadi tidak ada
semacam mereka lambat atau mereka itu sekedar ikut pelatihan tapi
mereka mereka mau berusaha jadi setelah saya tanya ke
pendamping dan kasatpel disini banyak terjadi perubahan sebelum
dan sesudah mengikuti pelatihan, karena di tempat lain ada juga
pesertanya itu malah semakin menurun tapi kalau untuk di
Kecamatan Kembangan ini cukup stabil.
14) Bagaimana pendapat anda mengenai adanya program OK OCE?
Apakah sudah berjalan efektif dan sesuai dengan yang telah
direncanakan?
Jawab: OK OCE sebagai suatu program secara konsep bagus tapi
ada satu sisi lemahnya juga kalau boleh saya kritisi yaitu dalam hal
perekrutan, dalam perekrutan ini kedepannya ada baiknya jika
seleksinya lebih ketat tapi bukan berarti semua orang tidak boleh
ikut namun idealnya ketika pelatihan itu kelas yang dibuat sudah
dikategorikan atau diklasifikasikan karena pengalaman saya ketika
di lapangan pesertanya itu sangat beragam, ada yang bergerak di
bidang kuliner, fesyen, jasa, reseller jadi mungkin ini bisa menjadi
harapan ke depan jadi pesetanya dibuat cluster, pengelompokkan
tidak semuanya itu menjadi heterogen itu secara bentuk usaha.
Yang kedua secara mental atau pola pikir, pengalaman saya ada
tiga tipe pribadi yang ikut OK OCE yang pertama yaitu pribadi
yang masih minus (tidak punya usaha, mental dan pola pikirnya
belum berubah, masih belum mau menjadi apa dan ke arah mana),
kelompok kedua, mereka yang sudah tahu mau jadi apa dan ke arah
mana dan mereka sudah ada kemauan untuk menjadi entrepreneur.
Yang ketiga, pribadi yang sudah punya usaha, sudah berjalan,
omsetnya sudah lumayan, mereka ini dikategorikan sebagai naik
kelas. Bayangkan jika di dalam satu kelas terdapat tiga kelompok
ini, jadi ada pribadi yang minus, ada yang sudah ada keinginan dan
ada yang sangat positif sekali. Kami sebagai coach harus cerdik
dan peka agar ketiga kategori ini dapat menyerap materi yang
disampaikan ini tidak menjatuhkan salah satu atau yang sudah
mengerti bosan dengan yang disampaikan. Yang terakhir materi,
ada baiknya lebih praktik kalau untuk pendampimg saya melihat
mereka sudah cukup baik tinggal bagaimana ke depannya itu
peserta harus lebih di selektif lagi jadi kita ke depannya juga lebih
cepat untuk pertumbuhannya.
Karena ini program baru satu tahun dan baru memulai kami terus
banyak memperbaiki jadi belum bisa mengatakan baik karena
belum ada pembanding, tapi paling tidak pada 2019 kami optimis
dan yakin jika OK OCE akan berjalan baik dengan pengalaman
yang sudah berjalan ini, jadi kalau dikatakan sudah efektif, kita
harus ada pembandingnya dulu kalau sekarang belum bisa. Kalau
untuk kesejahteraan keluarga saya belum survey secara langsung
tapi kalau saya tanya kepada para pendamping memang sudah
banyak masyarakat dengan ikut pelatihan ini ada perubahan
kesejahteraan yang terjadi pada mereka.
Kesejahteraan keluarga menurut saya kalau kita bicara materi
secara fisik ya, mereka secara finansial sudah bisa mengelolanya
antara hutang yang mereka miliki semakin kecil harapannya malah
tidak ada hutang, lalu mereka mengalami surplus dalam
pendapatannya. Jadi kalau dikatakan bagaimana kesejahteraannya?
Harapannya adalah peserta atau warga tidak mempunyai hutang
dan mereka juga punya semacam income yang berlebih.
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA
C. Untuk masyarakat binaan OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
1. Identitas
a. Nama : Asmaul Husna
b. Usia : 32 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jl. Meruya Utara
e. Pekerjaan : Pedagang
f. Jabatan : Pemilik Usaha
g. Pendidikan terakhir : SMK
2. Pertanyaan
1) Apa yang anda ketahui tentang sejarah berdirinya OK OCE?
Jawab: Itu wadah untuk para wirausahawan dimana disitu kita ada
pelatihan, bagaimana kita di ajarkan untuk memanage usaha kita
biar lebih berkembang lagi
2) Apa yang anda ketahui tentang perkembangan program OK OCE
dari awal hingga saat ini?
Jawab: Sekarang berkembang sih ya, emang baru-baru ini sih ya
saya gabungnya, tahun-tahun ini sih baru tahu, saya juga
bergabung di OK OCE ini banyak ilmunya
3) Sejak kapan anda mulai bergabung dengan program OK OCE Kec.
Kembangan, Jakarta Barat?
Jawab: Saya lupa bulannya apa tapi yang pasti awal bulan di tahun
2018
4) Siapa yang mendorong anda untuk bergabung dan mengikuti
program pelatihan OK OCE?
Jawab: Awalnya sih saya kan aktif di pkk terus ada edaran tentang
ada pembentukan OK OCE di Kec. Kembangan terus saya tertarik
ikutan aja, jadi lebih ke diri sendiri aja
5) Apa faktor lain yang melatarbelakangi anda mengikuti program
OK OCE?
Jawab: Ingin usaha yang lebih berkembang dan pelajaran-
pelajaran apa aja yang di dapat dari ilmu kewirausahawan
6) Menurut anda bagaimana dengan persyaratan yang diajukan oleh
pihak pengurus OK OCE? Apakah terdapat kesulitan dalam
melengkapinya?
Jawab: Ngga berat, dan tidak ada kesulitan apapun dalam
melengkapinya
- Dalam persyaratan perizinan apakah terdapat kesulitan?
Jawab: Sudah di IUMK, kesulitan sih karena waktu itu tempat
usaha saya berada di tempat pembangunan jadi lumayan sulit untuk
perizinannya cuma karena ternasuk anggota OK OCE jadi lebih
dipermudah dan di bantu dalam segalanya oleh pendamping OK
OCE, untuk persyaratan lainnya sudah dapat terpenuhi dengan
mudah apalagi saya juga sudah punya NPWP.
7) Apakah sebelumnya anda memiliki keahlian khusus sebelum
mengikuti program pelatihan ini?
Jawab: Ya basicnya sih waktu sekolah menengah itu sih akuntansi
jadi suka menulis pembukuan gitu
8) Bagaimana perkembangan usaha setelah mengikuti program ini?
Jawab: Perkembangannya sekarang sih lebih terarah
pembukuannya, tadinya kan ilmunya sih tahu ya teorinya cuma
untuk praktiknya kan belum tahu dan sekarang sedang belajar
pelan-pelan. Pemasarannya juga sekarang sudah bisa lewat online
seperti whatsapp dan facebook terus juga lewat bazzar-bazzar
9) Apakah fasilitas dan sarana prasarana berupa peralatan dan
perlengkapan yang tersedia sudah memadai dan mendukung
pelaksanaan program pelatihan?
Jawab: Fasilitasnya sih sudah ya, terus juga untuk pelatihannya,
bazzar-bazzarnya semua sudah mendukung, sudah tinggal kita
selesaikan untuk P7 yaitu permodalan
- Sudah ikut bazzar berapa kali? Berapa omset yang didapatkan?
Jawab: Sudah ikut 3 kali, Alhamdulillah ada peningkatan yang
signifikan pada saat bazzar
10) Apakah anda mampu mengikuti kegiatan dan memahami materi
yang disampaikan dengan baik?
Jawab: Cukup mudah dipahami karena coachnya juga
menyampaikannya dengan bahasa yang ringan sehingga mudah
untuk kita pahami
11) Apakah terdapat kendala selama anda mengikuti program OK
OCE?
Jawab: Kendala dari diri yaitu disiplin masih sulit seperti catat-
mencatat pembukuan, kayak penjualan saya kan banyak macam
ragamnya jualan warung kopi tuh, kita harus tahu berapa yang
dibeli berapa yang dijual, nah kadang lupa tercatat, seperti itu saja
kendalanya tidak ada kendala lainnya
12) Apa saja manfaat yang telah anda dapatkan setelah mengikuti
program OK OCE? Apakah sudah sesuai dengan yang anda
harapkan?
Jawab: Ya itu satu nambah ilmu, nambah teman, untuk
pemasarannya juga lebih luas, dan untuk usahanya juga lebih
berkembang lagi sekarang ini. sudah sesuai sih untuk saya untuk
diberikan pelatihan segala macam tinggal dari kitanya aja sih
kitanya mau maju ke depannya gimana, mau berkembangnya
gimana. Harapan yang belum tercapai sampai saat ini sih ingin
membuka cabang
13) Bagaimana pendapat anda mengenai adanya program OK OCE?
Apakah sudah berjalan efektif dan sesuai dengan yang telah
direncanakan?
Jawab: Bagus sekali gitu kita juga sebagai warga masyarakat juga
antusiasnya tinggi gitu kan, banyak juga dari pesertanya yang
mengikuti, bagus programnya untuk para wirausahawan yang
sudah ataupun yang belum punya usaha ilmunya disini dari para
coach-coach yang sudah berpengalaman
Apa saran untuk program ini?
Jawab: Sarannya sih untuk program ini unutk ke depannya lebih
dilaksanakan lagi berkepanjangan secara meluas lagi
14) Bagaimana kondisi perekonomian keluarga anda sebelum dan
sesudah mengikuti program OK OCE?
Jawab: Kondisi perekonomiannya ya ada pendapatannya sih yang
bertambah omsetnya cuma belum terlalu signifikan sih, omsetnya
sebelum mengikuti program 4 juta perbulan sekarang sudah 6-7
juta perbulan
15) Menurut anda apa yang menjadi indikator keluarga dikatakan
sejahtera?
Jawab: Keluarga sejahtera ya tercukupi bisa untuk makan bisa
untuk pendidikan dan tabungan dan saya sekarang masih menuju
tahap itu
16) Apakah pelaksanaan program OK OCE sangat bermanfaat dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga anda?
Jawab: Sangat bermanfaat karena dengan adanya program ini
pendapatan yang didapat oleh keluarga saya memiliki peningkatan
meskipun belum terlalu signifikan, hal ini karena dalam pelatihan
sudah diajarkan bagaimana pemasaran yang baik dilakukan saat
berjualan sehingga saat berjualan banyak orang menjadi lebih
tertarik.
17) Bagaimana cara anda memasarkan produk yang anda buat setelah
mengikuti program OK OCE?
Jawab: Sebelumnya ya cuma jual-jualan aja sih di warung
sekarang ya melalui sosial media terus ikut bazzar seperti itu
18) Produk yang dijual seperti apa? Sasaran penjualannya kepada
siapa?
Jawab: Jualnya kopi sachetan aja sih diseduh biasa, kalau untuk
sasaran penjualannya disitu kan saya di kawasan arena permainan
atau rekreasi jadi sasarannya untuk ibu-ibu, bapak-bapak, remaja
ya bagi siapa aja sih sasarannya
Lampiran 4
TRANSKRIP WAWANCARA
Untuk masyarakat binaan OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
1. Identitas
a. Nama : Winda Raraswati Nurikhsan
b. Usia : 23 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Jl. Meruya Utara rt 18/04
e. Pekerjaan : Karyawan Swasta
f. Jabatan : Karyawan
g. Pendidikan terakhir : S1 Ekonomi
2. Pertanyaan
1) Apa yang anda ketahui tentang sejarah berdirinya OK OCE?
Jawab: Sejarah OK OCE bukannya dari wirausaha atau usaha untuk
UMKM, udah sih cuma itu saja yang saya ketahui
2) Apa yang anda ketahui tentang perkembangan program OK OCE dari
awal hingga saat ini?
Jawab: Perkembangannya sih cukup pesat ya, seperti sekarang banyak
usahawan muda itu yang tadinya karyawan terus sekarang jadi punya
usaha sendiri terus punya karyawan sendiri. Jadi saya tertarik sih untuk
ikut ini
3) Sejak kapan anda mulai bergabung dengan program OK OCE Kec.
Kembangan, Jakarta Barat?
Jawab: Baru sekitar 2 bulan
4) Siapa yang mendorong anda untuk bergabung dan mengikuti program
pelatihan OK OCE?
Jawab: Teman-teman sih khususnya, alasannya sih ya itu tadi awalnya
karyawan seperti saya lalu mereka bergabung di OK OCE dan mereka
punya usaha sendiri dan alhamdulillahnya berkembang, jadi itu yang
buat saya juga tertarik untuk gabung di OK OCE ini.
5) Apa faktor lain yang melatarbelakangi anda mengikuti program OK
OCE?
Jawab: Faktor lainnya yaitu restu dari orang tua, kebetulan saya
kerjasama dengan ibu saya untuk gabung di OK OCE ini.
- Usaha apa yang dirintis? Target pemasarannya kepada siapa?
Jawab: Untuk usahanya yaitu konveksi fesyen gitu, jadi saya mau
konveksi jilbab kan terus sekarang banyak tuh yang muslim-muslim
remajanya pakai jilbab, terus nanti ada jilbab ada mukena sih
rencananya. Saya sih nargetin untuk remaja usia 15-25 tahun sih
karena mereka kan jilbabnya masih belum terlalu panjang dan lebar
gitu jadi saya memproduksi jilbab-jilbab yang modis gitu jadi simple
untuk mereka.
6) Menurut anda bagaimana dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak
pengurus OK OCE? Apakah terdapat kesulitan dalam melengkapinya?
Jawab: Tidak sih mudah, syaratnya sih fotocopy KK, KTP, dan pas
foto.
Untuk syarat yang diajukan untuk perizinan pun tidak susah karena
hanya sertifikat OK OCE lalu fotocopy KK, KTP, dan pas foto lalu ada
NPWP dan itu sudah saya punya semua, kebetulan saya sedang
mengurus perizinan sekarang
7) Apakah sebelumnya anda memiliki keahlian khusus sebelum
mengikuti program pelatihan ini?
Jawab: Belum ada itu ibu saya yang memiliki keahlian khusus kalau
saya belum ada, ibu saya biasanya jahit-jahit yang produksi saya cuma
mantau dan masarin saja jadi saya lebih ke pemasarannya
8) Bagaimana perkembangan usaha setelah mengikuti program ini?
Jawab: Belum ada sih perkembangan karena saya juga baru mau mulai,
mungkin sekarang baru ada yang pesan yasudah dibuat baru sekedar
itu aja sih dan ini juga belum ada perubahan
9) Apakah fasilitas dan sarana prasarana berupa peralatan dan
perlengkapan yang tersedia sudah memadai dan mendukung
pelaksanaan program pelatihan?
Jawab: Sudah, kemarin itu kan ada pelatihan mesin jahit terus obras
dan itu sudah terfasilitasi semua
10) Apakah anda mampu mengikuti kegiatan dan memahami materi yang
disampaikan dengan baik?
Jawab: Tidak ada, memang cara menyampaikannya para coachnya
simple terus juga ramah jadi mudah dimengerti
11) Apakah terdapat kendala selama anda mengikuti program OK OCE?
Jawab: Tidak ada kendala
12) Apa saja manfaat yang telah anda dapatkan setelah mengikuti program
OK OCE? Apakah sudah sesuai dengan yang anda harapkan?
Jawab: Banyak banget manfaat yang sudah didapatkan seperti
perizinan usaha yang mudah lalu lapangan kerja sekarang juga banyak,
kita kan mudah gitu kalo usaha kita dibantu cara pemasarannya,
pemasaran yang saya lakukan online dan sudah sesuai dengan harapan
saya, harapan yang belum tercapai sih saya mah saya ikutin aja
semuanya gampang sih seandainya nanti pemasarannya sudah bagus
pasti tercapai semua, kalau kita ikutin langkah-langkahnya 7Pnya
tercapai semua. Saya sudah hampir 7PAS
13) Bagaimana pendapat anda mengenai adanya program OK OCE?
Apakah sudah berjalan efektif dan sesuai dengan yang telah
direncanakan?
Jawab: Bagus sih untuk UMKM untuk menciptakan lapangan kerja,
namun saya belum bisa karena ini masih usaha kecil dan mesinnya
juga belum tersedia, sudah berjalan efektif sih cuma karena orang
Indonesia nih banyak yang belum ada kesadaran untuk berusaha
sendiri orang Indonesia kebanyakan masih ingin bekerja belum ingin
memulai usaha sendiri belum mau mencoba, dari pengalaman saya ikut
OK OCE banyak rekan saya yang tidak sabar juga dalam mengikuti
OK OCE ini dan banyak yang ingin langsung ke permodalan padahal
kan kita harusnya tahu dulu langkah-langkahnya seperti
pembukuannya terus memang kan harus tepat tuh tidak boleh
tercampur aduk antara uang modal, uang keuntungan dan uang pribadi.
Kebanyakan orang kita tuh uangnya tercampur aduk kan antara uang
jajan anak lah, buat pribadi. Kalau saya Alhamdulillah sudah karena
untuk keuangan kebetulan anak saya yang pegang.
14) Bagaimana kondisi perekonomian keluarga anda sebelum dan sesudah
mengikuti program OK OCE?
Jawab: Ya ada kemajuan, ya kan kalo dulu penghasilan masih
mengandalkan suami kalau sekarang kan sudah berpenghasilan sendiri
jadi tidak bergantung lagi sama suami. Untuk omset karena saya baru
mulai jadi belum terlalu terlihat sih karena juga mesinnya cuma satu
tapi kalo peningkatan sih pasti ada
15) Menurut anda apa yang menjadi indikator keluarga dikatakan
sejahtera?
Jawab: Keluarga yang punya penghasilan sendiri, keluarga yang tidak
kerja sama orang dan bergantung sama orang lain
16) Apakah pelaksanaan program OK OCE sangat bermanfaat dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga anda?
Jawab: Bermanfaat pasti, karena kita juga sedang berusaha untuk tidak
bergantung dengan suami apalagi dengan orang lain
17) Bagaimana cara anda memasarkan produk yang anda buat setelah
mengikuti program OK OCE?
Jawab: Kalau sebelumnya kan memang dari tetangga-tetangga saja
yang ingin jasa dari saya kalau sekarang sih sudah online ya jadi
sekarang udah kerjasama dengan teman juga untuk membantu jual
online. Untuk usaha saya konveksi baru jilbab dan mukena tapi saya
sih ingin mengembangkan di bajunya, karena selama ini orang-orang
ada yang ingin menjahit bajunya datang ke rumah
Lampiran 5
TRANSKRIP WAWANCARA
Untuk masyarakat binaan OK OCE Kec. Kembangan, Jakarta Barat
1. Identitas
a. Nama : Rahmi
b. Usia : -
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Taman Meruya Ilir
e. Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
f. Jabatan : -
g. Pendidikan terakhir : SMA
2. Pertanyaan
1) Apa yang anda ketahui tentang sejarah berdirinya OK OCE?
Jawab: Program pemberdayaan untuk masyarakat khususnya untuk
membuka usaha baru, untuk membimbing usaha-usaha yang UKM dan
untuk mengembangkan bisnis-bisnis yang sudah di binaan ini
2) Apa yang anda ketahui tentang perkembangan program OK OCE dari
awal hingga saat ini?
Jawab: Untuk perkembangannya sih cukup terstruktur sih, cukup
tertata, mereka tidak cuma memberikan dana tapi juga pelatihan
kemudian memberikan bantuan dalam pemasaran lalu juga nanti
mereka bantu dalam hal permodalan, mungkin ini termasuk komplit ya
untuk programnya OK OCE ini
3) Sejak kapan anda mulai bergabung dengan program OK OCE Kec.
Kembangan, Jakarta Barat?
Jawab: Kalau tidak salah sih dari pertengahan tahun ini
4) Siapa yang mendorong anda untuk bergabung dan mengikuti program
pelatihan OK OCE?
Jawab: Saya sih tadinya ngga terlalu minat pada program-program ini
ya, tapi lihat promo sama penawaran untuk kegiatannya ini menarik
karena terus terang saya ini butuh pelatihan-pelatihan atau ilmu-ilmu
dari coach-coach yang kasih disini terus juga coach-coach disini sudah
berpengalaman dan punya usaha yang berkembang jadi kita perlu tarik
ilmunya dari mereka.
- Seperti yang tadi dikatakan penawaran program dari tim OK OCE
yang dimaksud seperti apa?
Jawab: Kalau dari pihak OK OCE misalkan kita punya produk ya
terus di pemerintahan misalnya kecamatan, kelurahan dan walikota itu
ada kegiatan seperti bazzar atau apa gitu nah peserta OK OCE ini
diikutsertakan jadi mereka punya slot tersendiri untuk ikut acara itu
dengan tanpa dipungut biaya
5) Apa faktor lain yang melatarbelakangi anda mengikuti program OK
OCE?
Jawab: Faktor lain sih kita bisa membuka jaringan baru ya, jadi kalo
pelatihan gitu kan yang ikut serta itu kan banyak dari satu kecamatan
dari keluahan mana jadi kita bisa buka link baru gitu, terus juga selain
dapat ilmunya, dapat link baru, kita juga ikut bazar-bazar jadi kita bisa
ikut memperkenalkan produk kita ke luar kan
6) Menurut anda bagaimana dengan persyaratan yang diajukan oleh pihak
pengurus OK OCE? Apakah terdapat kesulitan dalam melengkapinya?
Jawab: Ngga sih sangat mudah ya, cuma untuk tahun ini kayaknya
sudah penuh ya pesertanya jadi saking banyaknya peminat yang ikut
OK OCE ini jadi sudah penuh, cukup mudah sih untuk syaratnya, dari
yang belum punya usaha terus yang sudah punya usaha itu di bimbing
sesuai dengan kebutuhan mereka
- Untuk proses perizinan apakah usaha yang dimiliki sudah
memperoleh izin? Apakah terdapat kesulitan dalam pembuatannya?
Jawab: Untuk perizinan sih sedang proses pembuatan IUMK kalau
untuk usaha yang dimiliki oleh suami saya sudah ada izinnya cuma
sedang mengurus IUMK juga sih. Sepertinya tidak sih paling kesulitan
ada di diri saya sendiri sih seperti persiapan materi-materi atau syarat-
syaratnya tapi pendamping di sini sangat support, mereka pasti bilang
“bu kurang ini, bu kurang ini” pasti di kasih tahu sampai
pengurusannya itu dibantu. Sebenarnya sangat mudah pengurusannya
tinggal dari pribadinya sendiri mau mempermudah atau
mempersulitnya.
7) Apakah sebelumnya anda memiliki keahlian khusus sebelum
mengikuti program pelatihan ini?
Jawab: Ada, jadi saya sebelumnya itu saya sudah mengajar menjahit
dan saya sudah berjualan atau membuat produk keterampilan. Kalau
sekarang saya lebih condong ke mengajarnya. Kalau usaha saya, saya
membuat craft, pouch, tas lalu nanti pemesannya bisa by request tapi
sekarang saya sudah diajarkan untuk membuka toko di tokopedia, lalu
saya diajarkan mebuat google mart, jadi banyak sih yang diajarin jadi
saya juga pelan-pelan mengikutinya, untuk penjualan online jadi saya
terkendala dengan produksi ya jadi misalkan saya lebih fokus mungkin
akan sangat potensial ya
- Apakah sudah menciptakan lapangan kerja?
Jawab: Inginnya sih seperti itu ingin membuka lapangan kerja, cuma
karena saya juga baru transisi dari produksi ke yang lebih buka
workshop atau buka les jahit, buka les handycraft jadi masih transisi.
Kalau kemarin saya memang ada yang bantuin satu orang untuk jahit
tapi terus tidak kembali tidak datang lagi, jadi memang saya masih
stuck untuk produksinya nih, jadi memang saya kalau ada pesanan saya
masih buat sendiri. Tapi kalau usaha suami saya sudah ada
karyawannya 9 orang, usaha suami saya jok mobil.
8) Bagaimana perkembangan usaha setelah mengikuti program ini?
Jawab: Sudah, sudah ada perkembangannya dari pemasarannya lalu
juga ilmunya juga terutama ilmunya sih sudah bertambah banyak.
Karena setiap pelatihan kan itu ada coaching kan untuk cara
manajemen pembukuannya, cara hitung bahan, untuk harga pokok
penjualan lalu profitnya, banyak lagi deh yang dikasih di sini dengan
berjualan online membuat dan mengelola toko online
9) Apakah fasilitas dan sarana prasarana berupa peralatan dan
perlengkapan yang tersedia sudah memadai dan mendukung
pelaksanaan program pelatihan?
Jawab: Kalau untuk pelatihan yang keterampilan sih saya belum dapat
ya jadi saya belum tahu tapi kalau untuk pelatihan manajemen terus
yang ilmu-ilmu yang lebih praktik belum tapi kalau sejauh ini fasilitas
sudah sangat memadai
- Sudah ikut berapa kali bazzar?
Jawab: Sudah pernah ikut bazzar, intinya proseduralnya baik ya jadi
bergantian setiap peserta OK OCE itu bergantian ikut bazzar jadi
semua yang peserta OK OCE itu bisa ngerasain ikut bazzar. Kalau
saya kan craft ya bukan pada makanan jadi ya sedikit ya tidak terlalu
signifikan tapi kalau saya lihat dari teman-teman saya yang berjualan
makanan itu penjualannya bagus.
10) Apakah anda mampu mengikuti kegiatan dan memahami materi yang
disampaikan dengan baik?
Jawab: Sampai saat ini sih ngga ada kesulitan sih untuk mengikuti
materi yag coach kasih ini. Itu karena coachnya menyampaikan
dengan baik meskipun saya lihat agak berulang-ulang tiap sesi itu dari
sesi 1-3 sebenarnya awalnya perkenalan untuk materi, yang kedua
dengan materi yang sama namun mungkin lebih dalam, tapi intinya sih
coachnya menyampaikan dengan baik cuma kadang kalau udah siang
saya suka ngantuk.
11) Apakah terdapat kendala selama anda mengikuti program OK OCE?
Jawab: Saat ini sih belum ada ya, tapi ada juga beberapa yang belum
saya jalanin yang dikasih dimateri itu karena maklum ya saya belum
fokus di bisnis barengan sama ngurus keluarga jadi mungkin perlu
motivasi lebih untuk lebih fokus di usaha.
12) Apa saja manfaat yang telah anda dapatkan setelah mengikuti program
OK OCE? Apakah sudah sesuai dengan yang anda harapkan?
Jawab: Manfaatnya sih banyak ya tadi menambah relasi, menambah
link, kemudian ilmu kita untuk pemasaran, untuk manajemennya usaha
itu harusnya bisa kita gunain karena sangat bermanfaat. Sudah sesuai
sih karena banyak sekali ilmu yang saya dapatkan disini.
13) Bagaimana pendapat anda mengenai adanya program OK OCE?
Apakah sudah berjalan efektif dan sesuai dengan yang telah
direncanakan?
Jawab: Kayaknya harus terus dilakukannya ya jangan putus gitu, nanti
kalau misalnya ganti gubernur atau ganti pemimpin, program ini
sangat bagus untuk masyarakat yang memiliki usaha UMKM, untuk
mengembangkan usaha mereka, terus kita jadi punya wadah. Kalau
kita disini kan pendampingnya kalau misalkan kita perlu apa-apa bisa
tanya atau kadang pendampingnya selalu tanya “bu gimana?”, ya
mereka selalu mendampingi sampai terus-menerus tuh mereka masih
terus mendampingi, jadi saya pribadi sangat berharap program ini
berkelanjutan sampai nanti kita jadi UKM yang kuat
14) Bagaimana kondisi perekonomian keluarga anda sebelum dan sesudah
mengikuti program OK OCE?
Jawab: Kondisi perekomian keluarga secara pribadi dari awal
bergabung sampai sekarang sih baik-baik saja, untuk perubahan
pendapatan sih ada cuma ya belum terlalu signifikan
15) Menurut anda apa yang menjadi indikator keluarga dikatakan
sejahtera?
Jawab: Kalau buat saya, ngga terlalu idealis juga ya secara ekonomi
cukup, kemudian secara kegiatan keluarga juga baik itu aja, anak-anak
bisa sekolah dan kita bisa mendampingi anak-anak
16) Apakah pelaksanaan program OK OCE sangat bermanfaat dalam
meningkatkan kesejahteraan keluarga anda?
Jawab: Kalau saya pribadi sih belum terlalu signifikan ya tapi terlihat
dari banyak dari teman-teman yang terbantu sih kelihatannya
17) Bagaimana cara anda memasarkan produk yang anda buat setelah
mengikuti program OK OCE?
Jawab: Perbedaannya sih saya waktu sebelum ikut OK OCE belum
punya apa ya namanya, pemasaran seperti tokopedia atau yang google
mart itu ya. Kalau sekarang sudah ada meskipun saya belum terlalu
fokus disitu karena produksi saya juga belum menunjang, harusnya sih
kalau memang produksi saya menunjang produksinya pasti sudah lebih
bagus karena pemasaran online itu kan sekarang enak banget kan
- Berapa omset yang didapatkan?
Jawab: Kalau saat ini karena saya masih transisi jadi saya belum fokus
buat produksi lagi terus terang sih sangat menurun ya karena saya
belum produksi lagi, soalnya saya sekarang lagi fokus buka workshop,
jadi di 3-4 bulan ini saya belum jualan lagi, jadi saya belum siapkan
produk-produk untuk dijual lagi. Sekarang saya lagi fokus dengan
workshop, jadi fokus saya dengan kartu nama, brosur, jadi saya benar-
benar mulai lagi dari nol yang sudah dikasih sama coach mulai dari
pembuatan kartu nama, brosur jadi disesuaikan dengan materi-materi
yang sudah mereka berikan.
Lampiran 6
Hasil Observasi OK OCE Kec. Kembangan
No. Fokus Indikator Deskripsi
1. Kelembagaan
program OK OCE
Kec. Kembangan
1. Lokasi dan keadaan
penelitian
a. Letak dan alamat
b. Status bangunan,
kondisi dan fasilitas
1. Bangunan yang dipakai
terletak di samping kantor
Kec. Kembangan, Jl. Topas
Raya Blok F11 No. 3 Meruya
Utara, Kembangan, Meruya
Utara, Jakarta Barat, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta.
2. Visi dan misi program
OK OCE
2. Sesuai dengan visi dan misi
pada program OK OCE.
3. Kepengurusan
a. Struktur
kepengurusan
b. Jumlah
kepengurusan
c. Usia pendidik
d. Tingkat pendidikan
3. a. Struktur kepengurusan yang
ada di OK OCE Kec.
Kembangan hanya berupa
Kasatpel dan pendamping
yang berjumlah 5 orang.
b. Jumlah kepengurusan di OK
OCE Kec. Kembangan adalah
1 orang Kasatpel dan 4 orang
pendamping.
c. Usia rata-rata pendamping
dan Kasatpel adalah 25-50
tahun.
d. Tingkat pendidikannya
adalah Strata 1.
2. Program
pemberdayaan
ekonomi
1. Keadaan masyarakat
binaan
a. Jumlah masyarakat
binaan
b. Usia masyarakat
binaan
1. Masyarakat yang mengikuti
program pelatihan OK OCE
dengan jumlah 100 dengan
kisaran usia antara 25-60 thn.
2. Program pelatihan OK
OCE
a. Tujuan
b. Sasaran
c. Bentuk program OK
OCE
2. Program pelatihan OK OCE
Kec. Kembangan sudah sesuai
dengan tujuan dan peserta
pelatihan pun sudah cukup tepat
sasaran.
3. Kesejahteraan
keluarga
1. Implementasi program
OK OCE
a. Persiapan program
b. Pelaksanaan
program
c. Evaluasi program
1. a. Pada tahap persiapan
pelatihan sudah sangat maksimal
dilakukan oleh para pendamping,
Kasatpel, maupun pihak
Kecamatan dengan
mempersiapkan segala fasilitas
serta kebutuhan peralatan yang
perlengkapan yang dibutuhkan
selama pelatihan. Para coach pun
datang sebelum jam pelaksaan
berlangsung.
b. Pada pelaksanaan pelatihan
dimulai pada pukul 09.00 wib di
bagi menjadi tiga sesi dan berakhir
pada pukul 15.00 wib.
c. Evaluasi belum dapat dilakukan
karena mengingat program ini
yang baru berjalan selama satu
tahun, namun jika di akhir
pelatihan terdapat evaluasi yang
dilakukan oleh pendamping dan
kasatpel guna kelancaran pelatihan
pada minggu berikutnya.
2. Peningkatan
kesejahteraan keluarga
a. Kondisi tempat
pemasaran produk
b. Pendapatan sehari-
hari masyarakat
binaan
2. a. Tempat pemasaran produk
sudah memadai sesuai tempat
usaha awal, namun terkadang
ditambah fasilitas yang disediakan
oleh pihak OK OCE yang
bekerjasama dengan pemerintah
dengan menyediakan bazzar.
b. Setelah mengikuti pelatihan OK
OCE, masyarakat mulai merasakan
adanya kenaikan pendapatan yang
didapat dari hasil usahanya.
Lampiran 7
Dokumentasi Penelitian
Foto bersama Kasatpel dan Pendamping di OK OCE Kec.Kembangan
Foto bersama narasumber masyarakat binaan OK OCE
Foto bersama narasumber coach OK OCE
Foto suasana pelatihan OK OCE Kec. Kembangan
Foto dengan masyarakat binaan saat bazar OK OCE
Lampiran 8
Data Masyarakat Binaan OK OCE Kec. Kembangan
No NAMA Alamat KTP
1 Adrianto Dewantara Taman Meruya Ilir Blok C 5 No 1
2 Atik Nawangsih Taman Meruya Ilir Blok B7/6 RT. 013/004, Kel: Meruya Utara
3 Devita Siswana Taman Meruya Ilir A15/12 Rt 008/004
4 Merdiana Kumala Kavling DKI Blok 123/ 26 RT. 002/004, Kel: Meruya Utara
5 Duis Haryani Taman Meruya Ilir Blok C 4 No 20 Rt 16 Rw 04
6 Fitriana Taman Meruya Ilir A13/17, Kel: 007/004, Kel: Meruya Utara
7 Mantik Suharni Meruya Utara Rt: 011/006
8 Rina Sulistiani Jl. Anggrek IV Rt 001 Rw 004
9 Alkhoiriah Jalan Meruya Utara RT. 007/011
10 Puji Susilawati Jl. Meruya Utara RT. 018/004
11 Umjana Jl Kav. DKI Blok 3/17 Rt 005/01
12 Susilawati Jl. H. Berit Blok 64A / 7 RT. 006/010, Kel: Meruya Utara
13 Siti Wiji Lestari Meruya Utara Rt: 011/006
14 Siti Robiatul Adawiyah Jl Penyelesaian Tomang RT 03/01 Kel: Meruya Utara
15 Ramiyem Gang Asem RT. 005/006 Kel: Kedoya Utara, Kec: Kebon Jeruk
16 Dessy Frezia Taman Meruya Ilir Blok c2/2
17 Eti Pujiati Taman Aries Blok E19 No. 12, RT. 012/008, Kel: Meruya Utara
18 RR Sri Yuliastini Taman Meruya Ilir H6/29 Rt 05/07
19 Mazamah Jl Kp Pesanggrahan Rt 001/006
20 Summery Jl. Kp Pesanggrahan Rt 01/06
21 Lionawati Taman Meruya Ilir Blok H7 No 7 Rt 005 Rw 007
22 Jamilah Kampung Pedongkelan RT. 001/013, Kel: Kapuk, Kec: Cengkareng
23 Rosdiana Ambotang Komplek BPPT RT. 005/003 Kel: Meruya Utara
24 Asty Putri Jalan Meruya Utara RT. 007/011
25 Desrita Novalia Kampung Kembang Kereb RT. 003/002, Kel: Meruya Utara
26 Dedi Jl. Kembangan Selatan No. 71 RT. 009/001
27 Muhammad Sofian Jl. Ilyas No. 41 RT. 003/003 Kel: Sukabumi Utara, Kec: Kebon Jeruk
28 Mariyam Ferina Gg. H. Majuk No. 72, Kel: Kembangan Selatan
29 Juliansyah Gg. H. Majuk No. 72, Kel: Kembangan Selatan
30 Kamera Jl. H. Sa'aba RT. 006/002 No. 76 Kel: Meruya Selatan, Kec: Kembangan
31 Nurli Nurhayati Jl. Menara II RT. 001/005 No. 19, Kel: Meruya Selatan
32 Muhida Diawanty Komplek Meruya Residence Semeru No. 3, Kel: Meruya Selatan
33 Kartika Sari Jl. H. Daud RT. 003/003, No. 17 kel: Sukabumi Utara, Kec: Kebon Jeruk
34 Titik Sundari Jl. H. Juhri No. 29 A, Kel: Meruya Selatan
35 Sholeh Fuadi Jl. H. Juhri No. 29 A, Kel: Meruya Selatan
36 Endang Suprihatin Jl. Komplek BPK 3 Blok B. No. 6 Kec: Kebon Jeruk
37 Irghaqq Audy Radhitya Jl. Diamond Raya No. 57, kel: Srengseng
38 Sri Yayu Handayani Jl. H. Sa'aba No. 137 Kel: Meruya Selatan, Kec: Kembangan
39 Fauria Jl. Shellont No. 19 C, Kel: Meruya Selatan
40 Idmanovialdi Amri Kavling Hankam Blok E2 No. 6 RT. 002/008, Kel: Joglo
41 Erik P. Perdana Jalan Joglo Raya No. 69 RT. 001/008, Kel: Joglo
42 Mia Sumiati Joglo Rt 05 Rw 08
43 Sulasmi Jl. Joglo Raya Rt 06 Rw 02 No. 26
44 Sekarkhansa Komp.DKI Joglo Blok J/13 Rt: 004/004
45 Sumarni Komp.DKI Joglo Blok R.18 Rt:07/04
46 Lilik Elastria Komp.DKI Joglo Blok Y No.7 Rt:006/004
47 Mimi Siregar
48 Mardiyetti Komp.DKI Joglo Blok BB No.6 Rt:008/04
49 Ermawaty Jl H Sa'aba Raya Rt: 017/01
50 Iswaningdiyah jl.joglo baru no.56 rt/rw 012/006
51 Devira
52 Eka Nurhalimah Jl. Raya Joglo Gg. Sinta Salon Rt 007 Rw 08
53 Janidar Jl. Joglo Rt 007 Rw 008
54 Safinar Jl. Joglo Rt 007 Rw 008
55 Tareni Jl. Joglo Rt 007 Rw 008
56 Muhiyar Jl. Masjid Babul Minan RT. 007/008, Kel: Joglo
57 Nurjanah Jl. Sayur Asem Rt 002 Rw 006
58 Heryani Jl. Joglo Baru Rt 03 Rw 06
59 Nurhazizah Jln. Joglo Raya H. Najih No. 7 RT 002 Rw 01
60 Muzdalifah Jl Joglo Raya
61 Saptono Jl. Raya Joglo Rt 004 Rw 06
62 Eti Yuliati Jl. Al Mubarok III, Rt: 003/002
63 Susi susilawati Jl. Raya Joglo RT 006 / 002
64 Masenah Jl. Raya Joglo Rt 011 Rw 006
65 Dian Filosa Komp.DKI Joglo Blok Y No.1A Rt: 006/04
66 Saufni Komp.DKI Joglo Blok Z No.15 Rt:006/04
67 Sadi Joglo Rt 03 Rw 06
68 Hafni Djoko Komp.DKI Joglo Blok Y No.6 Rt:006/004
69 Rahmi Taman Meruya Ilir
70 Ida Farida Meruya Selatan RT/RW 004/001
71 Rosmani Jl. H. Saaba Raya Komp DPR III RT/RW 006/002 No. 76 B
72 Erlis Jl. H. Sa'aba Komplek DPR III, No. 37 RT. 014/002, Kel: Meruya Selatan
73 Cicih Jl. H. Juhri RT. 05/08, Kel : Meruya Selatan
74 Saomah Jl. H. Juhri RT. 05/08, Kel : Meruya Selatan
75 Mayfitri Meruya Selatan Rt 004 Rw 07
76 Nada Meruya Selatan Rt 004 Rw 07
77 Kalimoroso Meruya Selatan Rt 004 Rw 07
78 Achmad Famil Jl. H. Juhri Komplek DPA, RT. 007/008, Kel: Meruya Selatan
79 Susilawati Jl. Al Falah Rt 02 Rw 08
80 Marhasan Jl. Al Falah Rt 02 Rw 08
81 Nurjanah jl. KH Hasyim PD Cabe rt/rw 005/001
82 Maimunah Kp. Basmol Rt 03 Rw 06
83 Endang Sunengsih Kp. Basmol Rt 03 Rw 06
84 Asmawati Kp. Basmol Rt 03 Rw 06
85 Winda Raraswati .N Jl. Meruya Utara rt 18/04
86 Asmaul Husna Jl. Meruya Utara
87 Maya Astuti Jl. Masjid At Taqwa Rt 004 Rw 008
88 Yeni Yuningsih Jl. Masjid At Taqwa Rt 004 Rw 008
89 Rohimah Jl. Masjid At Taqwa Rt 004 Rw 008
90 Erna Sari Kp. Bugis Rt 002 / 003
91 Hevi Kartini Jl. Masjid At-Taqwa No. 73C Rt. 004/008
92 Lena Taman Kota Blok C 7 No 17 Rt015 Rw005
93 Meimei Taman Kota Blok C 7 No 17 Rt015 Rw005
94 Tursinah Taman Kota Blok C 7 No 17 Rt015 Rw005
95 Chairani Taman Kota Blok C 7 No 17 Rt015 Rw005
96 Pujiono Jl. Basmol Raya No. 24 A, RT. 02/06, Kel: Kembangan Utara
97 Madinah Kp. Basmol No.01 Rt.015/006
98 Caswati jl. KH Hasyim PD Cabe rt/rw 005/001
99 Jamilah Jl Srengseng sawah balong Rt 03/04
100 Merry Levina Jl. Mawar No. 28, RT. 01/08, Kel: Srengseng
1/11/2019
1
www.okoce.me
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan Dasar OK OCE“Menjadi Entrepreneur Sukses”
Angkatan #2 2018
Mental dan Pola Pikir Seorang Entrepreneur
Pelatihan DasarOK OCE
o S1 Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Madao S2 Fakultas Psikologi Jurusan Industri dan Orga‐
nisasi Universitas Gadjah Mada
• Trainer dan Coach PGO
• Asesor di Kementerian Keuangan, LembagaManajemen UI, Pemda DKI
• Certified Professional Coach
• Certified Grounded Bussines Coaching
• Certified Assessment Center
Syarat dan Ketentuanmenjadi anggota OK OCE
1. Warga tergabung sebagai anggota penggerak OK OCE dan memiliki akunwww.okoce.me
2. Terdaftar di Sekretariat Bersama OK OCE kecamatan dengan mengisi data diridi Kartu Status 7 PAS dan terdata hanya di satu SKPD pemprov DKI denganpilihan:
a) Ingin memiliki usaha dan belum mempunyai usaha tetap
b) Sudah memiliki usaha dan ingin usahanya naik kelas
c) Ingin mengikuti pelatihan kejuruan dan mendapatkan pekerjaan
3. Serius dan memiliki komitmen untuk menjalankan proses sukses 7 PAS
4. Memiliki rekening bank atau koperasi simpan pinjam yang bekerjasamadengan PGO
Pelatihan DasarOK OCE
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Proses sukses OK OCE: 7 Langkah PAS2. Mental dan pola pikir seorang entrepreneur
3. Pilihan jenis usaha
4. Menguji ide usaha
5. Entrepreneur Mikro – Kecil
6. Entrepreneur Kecil – Menegah7. Proses pendampingan OK OCE: Kartu Status 7 PAS
Pelatihan DasarOK OCE
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Materi belajar menggunakanmetode coaching terapan
Pelatihan DasarOK OCE
Proses Sukses OK OCE :7 Langkah Pas1
Pendaftaran di lakukan dengan cara membuatakun di www.okoce.me dan memilih ti ga opsi yaituIngin bekerja, Ingin Memulai Usaha dan InginMeningkatkan Usaha.Anggota OKOCEakan diberikan Kartu Status 7PAS yang akan di pantauoleh para pendamping di kecamatan.
Bila ingin bekerja maka anggota dapat memilihuntuk mengikuti pe l atihan kejuruan yangdilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Provinsi DKI Jakarta atau langsungmengikuti Bursa Kerja Kecamatan dan Job Fair OKOCE.
Bila ingin memulai usaha dan ingin meningkatkanusaha maka akan diikutsertakan dalam pelatihanwirausaha.
Pelatihan ingin memulai usaha dimulai denganPelatihan Dasar OKOCE, perihal mental wirausahadan diikuti oleh pelatihan mencari dan menguj i ideusaha sebe lum memutuskan pilihan usaha yang akandijalankan.
Kurikulum pelatihan ingin meningkatkan usaha akandisesuaikan dengan tingkatan usaha antara lainusaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Pelatihan dilaksanakan oleh SKPD/UKPD terkait diPemerintah Provinsi DKI Jakarta dan juga olehkomunitas penggerak secara swadaya di kantorkecamatan dan lokasi lain.
Pelatihan Soft Skill / Manajemen Usaha dan Hard Skill/ Manajemen Usaha akan dilakukan oleh mas ingmas ing SKPD/ UKPD disesuaikan dengan pilihanusaha yang diharapkan oleh anggota OKOCE.
Anggota OKOCEyang telah mengikuti pe l atihanakan didampingi oleh pendamping kecamatan.
Kurikulum pelatihan akan disesuaikan dengantingkatan usaha:
Usaha Mikro menuju Usaha Kecil:membuat merk danlogo, kartu nama dan brosur, dan strategi penjualan /reseller.
Usaha Kecil menuju Usaha Menengah:membuatstrategi operasional, rencana bisnis, dan strategipemasaran.
Usaha Menengah menuju Usaha Besar: strategipengembangan usaha, mendapatkan permodalan,dan ekspor.
Bekerja
IKM OK OCE
Pil ihanUsaha
Mikro – Kecil Kecil – Menengah Menengah – Besar
Pelatihan DasarOK OCE
WaralabaOK OCE
ResellerOK OCE
LANGKAH KEDUAP2
PELATIHAN
www.okoce.me
Ing inBekerja
Job FairOK OCE
PelatihanKejuruan
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha BesarUsahaMenengah
Mencari danMenguji Ide Usaha
Ing inMemulaiUsaha
3 Ing inMeningkatkan
Usaha
1 2
Kartu Status7 PAS OK OCE
LANGKAH PERTAMAP1 PENDAFTARAN
Disadur dariberbagai sumber | Materi dapatdiperbanyakdandisebarluaskan | Coach Faran Academywww.okoce.me
ONE KECAMATANONE CENTREFORENTREPRENEURSHIP 7PAS
LANGKAH
OK OCECENTERakanmembantu memfasilitasiperijinandanlegalitas anggota yangdiarahkankeprogram perijinandanlegalitas yanggratis sesuaidengan kuota yang ada.
OK OCEGLOBAL OFFICEadalahvirtual office yang dijalankanoleh komunitaspenggerakdi lima wilayah juga akanturut memfasilitasi layananuntuk sewa domisili,perijinandanlegalitas sesuaikebutuhan anggota OKOCE.
Anggota OK OCEakandilatih menghitung omset, laba rugidanmempersiapkanlaporankeuangansesuaistandar.
Laporankeuangannantinya akandipakaisebagaisyarat pelengkap pengajuanpermodalanke bankdaninstitusi permodalanlainnya.
Anggota OK OCEyang sudah memiliki laporankeuangan akandibantu mengajukanpermodalandengantiga skema yaitu skemapinjaman, skemawaralabadanalternatif permodalanlainnya bekerjasama dengan pihak bank dan institusipermodalanlainnya yang sudah bekerjasamadenganOKOCEmemakaisistempermodalankonvensionaldansyariah.
Denganadanya persetujuan di muka / pre-approval, diharapkananggota OKOCEbila membutuhkandanamendadak bisamencairkandengancepat dan tidakkehilanganpotensiomsetdankeuntungan yang bisadi dapatkan.
P4 PERI J INAN
LANGKAH KEENAMP6 PELAPORAN KEUANGAN
LANGKAH KETUJUHP7 PERMODALAN
OK OCEGLOBALOFFICE
Retailer Reseller Waralaba LokBin Toko Bazaar dan Ekspor
TokoOK OCE
GeraiOK OCE
PelaporanManual
PelaporanOnline
Aplikasi Zahir Simply
Ruang OK OCE
PojokOK OCE
PasarOK OCE
LokSem Online Pameran
www.okoce.me
Anggota OK OCEakandiikutsertakan dalam program pendampingan usahamelaluiOK OCECENTERdi 44Kecamatan setiapharikerjadi sertai oleh layananCoachingClinic setiap hari Sabtu jam 08.00-11.00dilakukan oleh para CoachWirausahasecaraprobono / sukarela.
Kartu nama danbrosur produk / jasaanggota akandimasukankedalam Katalog OKOCEmelaluiproseskurasi, yangkemudiandikategorikanberdasarkankecamatan dankomunitas penggerak.
Komunitas penggerakakanmembantu memasarkanproduk danjasaanggotabinaannya dengankonsepsebagaidistributor.
Produk dan jasayangada di katalog kecamatan harusmemilikiperijinanyang sesuai.
LANGKAH KETIGA
PENDAMPINGANP3
LANGKAH KEEMPAT
Kartu Namadan Brosur
OK OCECENTER
KATALOGOK OCE
Pendamping CoachingUsaha Clinic
KatalogKomunitasPenggerak
Katalog Kecamatan
1. Membuat merk dan logo2. Membuat kartu nama dan
brosur3. Membuat strategi penjualan
dan reseller
1. Membuat strategi
operasional2. Membuat rencana bisnis3. Membuat strategi
pemasaran
1. Strategi pengembangan usaha
2. Strategi mendapatkan aksespermodalan
3. Strategi Ekspor
Perijinan dan legalitasgratis sesuai kuota
SkemaPermodalan
OK OCE
Pelatihan Soft Skill
Pelatihan Hard Skill/ Spesialisasi Usaha
/ Manajemen Usaha
LANGKAH KELIMA
PEMASARANP5
Produk / Jasaanggota OKOCEakandibantupemasarannya melalui Retailer, Reseller,Waralaba,Lokbin/Loksem,Toko Online, Bazzar / Pameran,danEksporyang tempat pemasarannya ditentukanberdasarkanproses kurasiproduk.
Denganpenciptaanpasar untuk para anggota OKOCE,di harapkan para wirausahaakanterus naik kelaskelevel tertinggi.
ONE KECAMATAN LANGKAH
ONE CENTREFORENTREPRENEURSHIP 7PAS
Disadurdari berbagaisumber| Materidapat diperbanyak dan disebarluaskan| Coach Faran Academy
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pinjaman dengan Persetujuan dimuka
Pembiayaan Waralaba
Alternatif Permodalanlainnya
Pelatihan DasarOK OCE
P6
P7
Anggota OK OCE difasilitasi untukmembuat laporan keuanganmenggunakan aplikasi Zahir Simply
Anggota OK OCE yang telah mengikutiproses P1 sampai dengan P6 akan dibuatkan surat rekomendasi darikecamatan sebagai salah satupersyaratan untuk mengajukanpermodalan ke pihak perbankan daninstitusi pembiayaan lainnya
>> Pendamping OK OCE Kecamatanakan mulai mendampingi mulaidari P1 sampai dengan P7
Proses Sukses OK OCE :7 Langkah Pas
P1
P2
P3
Warga mendaftar menjadi Anggota OK OCE danmengisi Kartu Status 7 PAS
Anggota OK OCE mengikuti Pelatihan Dasar OKOCE yang diadakan oleh SKPD/UKPD terkait
Anggota OK OCE memasukan informasi produk danjasanya ke dalam Katalog OK OCE dibantu olehPendamping OK OCE Kecamatan
Anggota OK OCE difasilitasi untuk membuat IUMK(Izin Usaha Mikro Kecil)
Anggota OK OCE difasilitasi untuk memasarkanproduknya melalui saluran pemasaran yang ada
P4
P5
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1/11/2019
2
Pelatihan DasarOK OCE
Lima langkah Menuju Sukses (5S)
• Memiliki kemauan untuk sukses• Memiliki motivasi untuk sukses• Penghasilan sebagai motivasi sukses• Menghitung motivasi sukses yang terukur dalam nilai rupiah• Menghitung jumlah pembeli agar motivasi sukses yang terukur dapat tercapai
Prinsip seorang Entrepreneur
• Jujur dan tidak suka berbohong• Siap bekerja 24 jam sehari, 7 hari nonstop• Selalu berhati hati dalam mengambil keputusan• Selalu berdoa dan berikhtiar• Pandai berkomunikasi dan menyampaikan pendapat• Keingintahuan dan keinginan belajar yang tinggi• Siap menerima kerugian atau keuntungan
Mental & Pola PikirSeorang Entrepreneur2
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
Mental & Pola PikirSeorang Entrepreneur
Bagaimana bila usaha untung
• Jangan takabur• Simpan keuntungan sebagai laba ditahan• Keuntungan jangan dipakai untuk keperluan pribadi• Pelajari apa dan di mana yang menjadi penyebabnya• Bila sudah dapat diidentifikasi, segera lakukan penguatan strategi
Bagaimana bila usaha rugi
• Jangan panik• Pelajari apa dan di mana yang menjadi penyebab• Bila sudah dapat diidentifikasi segera lakukan perbaikan
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
PilihanJenis Usaha3
IKM Reseller Waralaba
• Jasa dan produk di
Katalog OK OCE
•
•
•
Kuliner
Busana
Kerajinan Tangan
Pelatihan DasarOK OCE
• Jasa dan produk di Katalog
Waralaba OK OCE
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
MengujiIde Usaha4
•••••
Darimana IDE di peroleh ?Apakah ada IDE yang sejenis ?Apa yang membuat saya yakin IDE ini bisa berjalan ?Sudah berapa orang yang anda mintakan pendapat ?Bagaimana pendapat mereka ?
Pelatihan DasarOK OCE
••••
Siapa yang akan menjadi pembeli ?Akan seberapa sering transaksi pembelian terjadi ? Apakah harga yang ditawarkan kompetitif ? Bagaimana cara bersaing dengan kompetitor ?
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Analisa Potensi Pasar
Jawablah pertanyaan ini
MengujiIde Usaha
••••••
Berapa investasi yang dibutuhkan ?Berapa target omset selama setahun ? Berapa biaya produksi selama setahun ? Berapa biaya operasional selama setahun ?Berapa keuntungan kotor perbulan yang diharapkan ?Berapa keuntungan bersih yang diharapkan perbulan ?
Pelatihan DasarOK OCE
••
Sebutkan resiko yang bisa membuat usaha rugiApakah ada resiko lain yang belum terpikirkan ? Harap sebutkan
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Analisa Resiko
Analisa Bisnis
Pelatihan DasarOK OCE
Analisa Bisnis
• Berapa investasi yang dibutuhkan ?• Berapa target omset selama setahun ?• Berapa biaya produksi selama setahun ?• Berapa biaya operasional selama setahun ?• Berapa keuntungan kotor perbulan yang diharapkan ?• Berapa keuntungan bersih yang diharapkan perbulan ?
• Sebutkan resiko yang bisa membuat usaha rugi• Apakah ada resiko lain yang belum terpikirkan ? Harap sebutkan
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Analisa Resiko
MengujiIde Usaha
1/11/2019
3
Pelatihan DasarOK OCE
Proses Pendampingan OK OCE :Kartu Status 7 PAS7
1. Mengisi Kartu Status 7 PAS
2. Mengikuti proses P1 sampai dengan P7
3. Setiap selesai satu langkah, Pendamping OK OCE
Kecamatan akan melakukan validasi dan persetujuan
4. Setelah proses P1 - P6 selesai, pihak kecamatanakan mengeluarkan surat rekomendasi untuk pihak
perbankan dan institusi pembiayaan lainnya
5. Tingkatan usaha akan dilihat berdasarkan laporan
keuangan dari Zahir simply
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
www.okoce.me
Pelatihan Dasar OK OCE
www.okoce.me
“Menjadi Entrepreneur Sukses”
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Angkatan #2 2018
Entrepreneur Mikro – Kecil
Syarat dan Ketentuanmenjadi anggota OK OCE
1. Warga tergabung sebagai anggota penggerak OK OCE dan memiliki akunwww.okoce.me
2. Terdaftar di Sekretariat Bersama OK OCE kecamatan dengan mengisi data diridi Kartu Status 7 PAS dan terdata hanya di satu SKPD pemprov DKI denganpilihan:
a) Ingin memiliki usaha dan belum mempunyai usaha tetap
b) Sudah memiliki usaha dan ingin usahanya naik kelas
c) Ingin mengikuti pelatihan kejuruan dan mendapatkan pekerjaan
3. Serius dan memiliki komitmen untuk menjalankan proses sukses 7 PAS
4. Memiliki rekening bank atau koperasi simpan pinjam yang bekerjasamadengan PGO
Pelatihan DasarOK OCE
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Proses sukses OK OCE: 7 Langkah PAS2. Mental dan pola pikir seorang entrepreneur
3. Pilihan jenis usaha
4. Menguji ide usaha
5. Entrepreneur Mikro – Kecil
6. Entrepreneur Kecil – Menegah7. Proses pendampingan OK OCE: Kartu Status 7 PAS
Pelatihan DasarOK OCE
Materi belajar menggunakanmetode coaching terapan
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
Proses Sukses OK OCE :7 Langkah Pas1
Pendaftaran di lakukan dengan cara membuatakun di www.okoce.me dan memilih ti ga opsi yaituIngin bekerja, Ingin Memulai Usaha dan InginMeningkatkan Usaha.Anggota OKOCEakan diberikan Kartu Status 7PAS yang akan di pantauoleh para pendamping di kecamatan.
Bila ingin bekerja maka anggota dapat memilihuntuk mengikuti pe l atihan kejuruan yangdilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Provinsi DKI Jakarta atau langsungmengikuti Bursa Kerja Kecamatan dan Job Fair OKOCE.
Bila ingin memulai usaha dan ingin meningkatkanusaha maka akan diikutsertakan dalam pelatihanwirausaha.
Pelatihan ingin memulai usaha dimulai denganPelatihan Dasar OKOCE, perihal mental wirausahadan diikuti oleh pelatihan mencari dan menguj i ideusaha sebe lum memutuskan pilihan usaha yang akandijalankan.
Kurikulum pelatihan ingin meningkatkan usaha akandisesuaikan dengan tingkatan usaha antara lainusaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Pelatihan dilaksanakan oleh SKPD/UKPD terkait diPemerintah Provinsi DKI Jakarta dan juga olehkomunitas penggerak secara swadaya di kantorkecamatan dan lokasi lain.
Pelatihan Soft Skill / Manajemen Usaha dan Hard Skill/ Manajemen Usaha akan dilakukan oleh mas ingmas ing SKPD/ UKPD disesuaikan dengan pilihanusaha yang diharapkan oleh anggota OKOCE.
Anggota OKOCEyang telah mengikuti pe l atihanakan didampingi oleh pendamping kecamatan.
Kurikulum pelatihan akan disesuaikan dengantingkatan usaha:
Usaha Mikro menuju Usaha Kecil:membuat merk danlogo, kartu nama dan brosur, dan strategi penjualan /reseller.
Usaha Kecil menuju Usaha Menengah:membuatstrategi operasional, rencana bisnis, dan strategipemasaran.
Usaha Menengah menuju Usaha Besar: strategipengembangan usaha, mendapatkan permodalan,dan ekspor.
Bekerja
IKM OK OCE
Pil ihanUsaha
Mikro – Kecil Kecil – Menengah Menengah – Besar
Pelatihan DasarOK OCE
WaralabaOK OCE
ResellerOK OCE
LANGKAH KEDUAP2
PELATIHAN
www.okoce.me
Ing inBekerja
Job FairOK OCE
PelatihanKejuruan
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha BesarUsahaMenengah
Mencari danMenguji Ide Usaha
Ing inMemulaiUsaha
3 Ing inMeningkatkan
Usaha
1 2
Kartu Status7 PAS OK OCE
LANGKAH PERTAMAP1 PENDAFTARAN
Disadur dariberbagai sumber | Materi dapatdiperbanyakdandisebarluaskan | Coach Faran Academywww.okoce.me
ONE KECAMATANONE CENTREFORENTREPRENEURSHIP 7PAS
LANGKAH
OK OCECENTERakanmembantu memfasilitasiperijinandanlegalitas anggota yangdiarahkankeprogram perijinandanlegalitas yanggratis sesuaidengan kuota yang ada.
OK OCEGLOBAL OFFICEadalahvirtual office yang dijalankanoleh komunitaspenggerakdi lima wilayah juga akanturut memfasilitasi layananuntuk sewa domisili,perijinandanlegalitas sesuaikebutuhan anggota OKOCE.
Anggota OK OCEakandilatih menghitung omset, laba rugidanmempersiapkanlaporankeuangansesuaistandar.
Laporankeuangannantinya akandipakaisebagaisyarat pelengkap pengajuanpermodalanke bankdaninstitusi permodalanlainnya.
Anggota OK OCEyang sudah memiliki laporankeuangan akandibantu mengajukanpermodalandengantiga skema yaitu skemapinjaman, skemawaralabadanalternatif permodalanlainnya bekerjasama dengan pihak bank dan institusipermodalanlainnya yang sudah bekerjasamadenganOKOCEmemakaisistempermodalankonvensionaldansyariah.
Denganadanya persetujuan di muka / pre-approval, diharapkananggota OKOCEbila membutuhkandanamendadak bisamencairkandengancepat dan tidakkehilanganpotensiomsetdankeuntungan yang bisadi dapatkan.
LANGKAH KEEMPATP4 PERI J INAN
LANGKAH KEENAMP6 PELAPORAN KEUANGAN
LANGKAH KETUJUHP7 PERMODALAN
OK OCEGLOBALOFFICE
Retailer Reseller Waralaba LokBin Toko Bazaar dan Ekspor
TokoOK OCE
GeraiOK OCE
PelaporanManual
PelaporanOnline
Aplikasi Zahir Simply
Ruang OK OCE
PojokOK OCE
PasarOK OCE
LokSem Online Pameran
www.okoce.me
Anggota OK OCEakandiikutsertakan dalam program pendampingan usahamelaluiOK OCECENTERdi 44Kecamatan setiapharikerjadi sertai oleh layananCoachingClinic setiap hari Sabtu jam 08.00-11.00dilakukan oleh para CoachWirausahasecaraprobono / sukarela.
Kartu nama danbrosur produk / jasaanggota akandimasukankedalam Katalog OKOCEmelaluiproseskurasi, yangkemudiandikategorikanberdasarkankecamatan dankomunitas penggerak.
Komunitas penggerakakanmembantu memasarkanproduk danjasaanggotabinaannya dengankonsepsebagaidistributor.
Produk dan jasayangada di katalog kecamatan harusmemilikiperijinanyang sesuai.
LANGKAH KETIGA
PENDAMPINGANP3Kartu Namadan Brosur
OK OCECENTER
KATALOGOK OCE
Pendamping CoachingUsaha Clinic
KatalogKomunitasPenggerak
Katalog Kecamatan
Perijinan dan legalitasgratis sesuai kuota
SkemaPermodalan
OK OCE
LANGKAH KELIMA
PEMASARANP5
Produk / Jasaanggota OKOCEakandibantupemasarannya melalui Retailer, Reseller,Waralaba,Lokbin/Loksem,Toko Online, Bazzar / Pameran,danEksporyang tempat pemasarannya ditentukanberdasarkanproses kurasiproduk.
Denganpenciptaanpasar untuk para anggota OKOCE,di harapkan para wirausahaakanterus naik kelaskelevel tertinggi.
ONE KECAMATAN LANGKAH
ONE CENTREFORENTREPRENEURSHIP 7PAS
Disadurdari berbagaisumber| Materidapat diperbanyak dan disebarluaskan| Coach Faran Academy
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Membuat merk dan logo2. Membuat kartu nama dan
brosur3. Membuat strategi penjualan
dan reseller
1. Membuat strategi
operasional2. Membuat rencana bisnis3. Membuat strategi
pemasaran
1. Strategi pengembangan usaha
2. Strategi mendapatkan aksespermodalan
3. Strategi Ekspor
Pelatihan Soft Skill
Pelatihan Hard Skill/ Spesialisasi Usaha
/ Manajemen Usaha
Pinjaman dengan Persetujuan dimuka
Pembiayaan Waralaba
Alternatif Permodalanlainnya
1/11/2019
4
Pelatihan DasarOK OCE
P6
P7
Anggota OK OCE difasilitasi untukmembuat laporan keuanganmenggunakan aplikasi Zahir Simply
Anggota OK OCE yang telah mengikutiproses P1 sampai dengan P6 akan dibuatkan surat rekomendasi darikecamatan sebagai salah satupersyaratan untuk mengajukanpermodalan ke pihak perbankan daninstitusi pembiayaan lainnya
>> Pendamping OK OCE Kecamatanakan mulai mendampingi mulaidari P1 sampai dengan P7
Proses Sukses OK OCE :7 Langkah Pas
P1
P2
P3
Warga mendaftar menjadi Anggota OK OCE danmengisi Kartu Status 7 PAS
Anggota OK OCE mengikuti Pelatihan Dasar OKOCE yang diadakan oleh SKPD/UKPD terkait
Anggota OK OCE memasukan informasi produk danjasanya ke dalam Katalog OK OCE dibantu olehPendamping OK OCE Kecamatan
Anggota OK OCE difasilitasi untuk membuat IUMK(Izin Usaha Mikro Kecil)
Anggota OK OCE difasilitasi untuk memasarkanproduknya melalui saluran pemasaran yang ada
P4
P5
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
5a) Proyeksi Usaha• Harga pokok produksi• Margin/keuntungan• Harga jual• Target omset
5c) Strategi penjualan produk/jasa• Saluran penjualan• Jumlah reseller
5b) Identitas usaha• Merk dan logo• Kartu nama dan brosur
MenjadiEntrepreneur Mikro – Kecil5
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
• Harga pokok produksi (HPP):• Biaya bahan mentah
• Biaya operasional• Biaya SDM
• Margin/keuntungan ideal 30 – 50 % dari HPP bila langsung ke pembeli• Margin/keuntungan ideal 10 – 20 % dari HPP bila menjual melalui reseller
• Harga jual produk: HPP di tambah margin/keuntungan• Target omset disesuaikan dengan kapasitas produksi
• Target keuntungan disesuaikan dengan motivasi sukses• Jumlah pembeli adalah target keuntungan dibagi margin/keuntungan setiap unit yang terjual
• Reseller adalah pihak yang bersedia membantu menjual dengan berbagi keuntungan
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
5a) Proyeksi Usaha
Pelatihan DasarOK OCE
5b) Identitas Usaha
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Brand/Merek• Harus mudah diingat• Harus mudah disebut• Belum ada nama yang sama• Memiliki arti/filosofi
Logo• Mencerminkan produk/jasa• Tidak ada yang sama• Menarik dan mudah diingat• Memiliki arti/filosofi
Tagline/Slogan• Singkat dan padat• Mudah dimengerti• Mencerminkan kelebihan dari
produk/jasa• Menarik konsumen untuk memakai
produk/jasa
Aset Digital• Website dan akun sosmed• Berhubungan dengan nama brand/merek• Tidak terlalu panjang• Mudah diingat• Belum ada yang menggunakan nama yang sama
Pelatihan DasarOK OCE
PortofolioDESIGN LAKU
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
5c) Strategi penjualan produk/jasa
• Retailer• Gerai OK OCE• Ruang OK OCE• Pojok OK OCE
• Reseller• Waralaba• Lokbin/Loksem
• Toko OK OCE• Pasar OK OCE
• Toko Online• Bazar / Pameran• Ekspor
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1/11/2019
5
Pelatihan DasarOK OCE
Proses Pendampingan OK OCE :Kartu Status 7 PAS7
1. Mengisi Kartu Status 7 PAS
2. Mengikuti proses P1 sampai dengan P7
3. Setiap selesai satu langkah, Pendamping OK OCE
Kecamatan akan melakukan validasi dan persetujuan
4. Setelah proses P1 - P6 selesai, pihak kecamatanakan mengeluarkan surat rekomendasi untuk pihak
perbankan dan institusi pembiayaan lainnya
5. Tingkatan usaha akan dilihat berdasarkan laporan
keuangan dari Zahir simply
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
www.okoce.me
Pelatihan Dasar OK OCE
www.okoce.me
“Menjadi Entrepreneur Sukses”
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Angkatan #2 2018
Entrepreneur Kecil – Menengah
Syarat dan Ketentuanmenjadi anggota OK OCE
1. Warga tergabung sebagai anggota penggerak OK OCE dan memiliki akunwww.okoce.me
2. Terdaftar di Sekretariat Bersama OK OCE kecamatan dengan mengisi data diridi Kartu Status 7 PAS dan terdata hanya di satu SKPD pemprov DKI denganpilihan:
a) Ingin memiliki usaha dan belum mempunyai usaha tetap
b) Sudah memiliki usaha dan ingin usahanya naik kelas
c) Ingin mengikuti pelatihan kejuruan dan mendapatkan pekerjaan
3. Serius dan memiliki komitmen untuk menjalankan proses sukses 7 PAS
4. Memiliki rekening bank atau koperasi simpan pinjam yang bekerjasamadengan PGO
Pelatihan DasarOK OCE
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Proses sukses OK OCE: 7 Langkah PAS2. Mental dan pola pikir seorang entrepreneur
3. Pilihan jenis usaha
4. Menguji ide usaha
5. Entrepreneur Mikro – Kecil
6. Entrepreneur Kecil – Menegah7. Proses pendampingan OK OCE: Kartu Status 7 PAS
Pelatihan DasarOK OCE
Materi belajar menggunakanmetode coaching terapan
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
Proses Sukses OK OCE :7 Langkah Pas1
Pendaftaran di lakukan dengan cara membuatakun di www.okoce.me dan memilih ti ga opsi yaituIngin bekerja, Ingin Memulai Usaha dan InginMeningkatkan Usaha.Anggota OKOCEakan diberikan Kartu Status 7PAS yang akan di pantauoleh para pendamping di kecamatan.
Bila ingin bekerja maka anggota dapat memilihuntuk mengikuti pe l atihan kejuruan yangdilaksanakan oleh Dinas Tenaga Kerja danTransmigrasi Provinsi DKI Jakarta atau langsungmengikuti Bursa Kerja Kecamatan dan Job Fair OKOCE.
Bila ingin memulai usaha dan ingin meningkatkanusaha maka akan diikutsertakan dalam pelatihanwirausaha.
Pelatihan ingin memulai usaha dimulai denganPelatihan Dasar OKOCE, perihal mental wirausahadan diikuti oleh pelatihan mencari dan menguj i ideusaha sebe lum memutuskan pilihan usaha yang akandijalankan.
Kurikulum pelatihan ingin meningkatkan usaha akandisesuaikan dengan tingkatan usaha antara lainusaha mikro, usaha kecil, dan usaha menengah.
Pelatihan dilaksanakan oleh SKPD/UKPD terkait diPemerintah Provinsi DKI Jakarta dan juga olehkomunitas penggerak secara swadaya di kantorkecamatan dan lokasi lain.
Pelatihan Soft Skill / Manajemen Usaha dan Hard Skill/ Manajemen Usaha akan dilakukan oleh mas ingmas ing SKPD/ UKPD disesuaikan dengan pilihanusaha yang diharapkan oleh anggota OKOCE.
Anggota OKOCEyang telah mengikuti pe l atihanakan didampingi oleh pendamping kecamatan.
Kurikulum pelatihan akan disesuaikan dengantingkatan usaha:
Usaha Mikro menuju Usaha Kecil:membuat merk danlogo, kartu nama dan brosur, dan strategi penjualan /reseller.
Usaha Kecil menuju Usaha Menengah:membuatstrategi operasional, rencana bisnis, dan strategipemasaran.
Usaha Menengah menuju Usaha Besar: strategipengembangan usaha, mendapatkan permodalan,dan ekspor.
Bekerja
IKM OK OCE
Pil ihanUsaha
Mikro – Kecil Kecil – Menengah Menengah – Besar
Pelatihan DasarOK OCE
WaralabaOK OCE
ResellerOK OCE
LANGKAH KEDUAP2
PELATIHAN
www.okoce.me
Ing inBekerja
Job FairOK OCE
PelatihanKejuruan
Usaha Mikro Usaha Kecil Usaha BesarUsahaMenengah
Mencari danMenguji Ide Usaha
Ing inMemulaiUsaha
3 Ing inMeningkatkan
Usaha
1 2
Kartu Status7 PAS OK OCE
LANGKAH PERTAMAP1 PENDAFTARAN
Disadur dariberbagai sumber | Materi dapatdiperbanyakdandisebarluaskan | Coach Faran Academywww.okoce.me
ONE KECAMATANONE CENTREFORENTREPRENEURSHIP 7PAS
LANGKAH
OK OCECENTERakanmembantu memfasilitasiperijinandanlegalitas anggota yangdiarahkankeprogram perijinandanlegalitas yanggratis sesuaidengan kuota yang ada.
OK OCEGLOBAL OFFICEadalahvirtual office yang dijalankanoleh komunitaspenggerakdi lima wilayah juga akanturut memfasilitasi layananuntuk sewa domisili,perijinandanlegalitas sesuaikebutuhan anggota OKOCE.
Anggota OK OCEakandilatih menghitung omset, laba rugidanmempersiapkanlaporankeuangansesuaistandar.
Laporankeuangannantinya akandipakaisebagaisyarat pelengkap pengajuanpermodalanke bankdaninstitusi permodalanlainnya.
Anggota OK OCEyang sudah memiliki laporankeuangan akandibantu mengajukanpermodalandengantiga skema yaitu skemapinjaman, skemawaralabadanalternatif permodalanlainnya bekerjasama dengan pihak bank dan institusipermodalanlainnya yang sudah bekerjasamadenganOKOCEmemakaisistempermodalankonvensionaldansyariah.
Denganadanya persetujuan di muka / pre-approval, diharapkananggota OKOCEbila membutuhkandanamendadak bisamencairkandengancepat dan tidakkehilanganpotensiomsetdankeuntungan yang bisadi dapatkan.
LANGKAH KEEMPATP4 PERI J INAN
LANGKAH KEENAMP6 PELAPORAN KEUANGAN
LANGKAH KETUJUHP7 PERMODALAN
OK OCEGLOBALOFFICE
Retailer Reseller Waralaba LokBin Toko Bazaar dan Ekspor
TokoOK OCE
GeraiOK OCE
PelaporanManual
PelaporanOnline
Aplikasi Zahir Simply
Ruang OK OCE
PojokOK OCE
PasarOK OCE
LokSem Online Pameran
www.okoce.me
Anggota OK OCEakandiikutsertakan dalam program pendampingan usahamelaluiOK OCECENTERdi 44Kecamatan setiapharikerjadi sertai oleh layananCoachingClinic setiap hari Sabtu jam 08.00-11.00dilakukan oleh para CoachWirausahasecaraprobono / sukarela.
Kartu nama danbrosur produk / jasaanggota akandimasukankedalam Katalog OKOCEmelaluiproseskurasi, yangkemudiandikategorikanberdasarkankecamatan dankomunitas penggerak.
Komunitas penggerakakanmembantu memasarkanproduk danjasaanggotabinaannya dengankonsepsebagaidistributor.
Produk dan jasayangada di katalog kecamatan harusmemilikiperijinanyang sesuai.
LANGKAH KETIGA
PENDAMPINGANP3Kartu Namadan Brosur
OK OCECENTER
KATALOGOK OCE
Pendamping CoachingUsaha Clinic
KatalogKomunitasPenggerak
Katalog Kecamatan
Perijinan dan legalitasgratis sesuai kuota
SkemaPermodalan
OK OCE
LANGKAH KELIMA
PEMASARANP5
Produk / Jasaanggota OKOCEakandibantupemasarannya melalui Retailer, Reseller,Waralaba,Lokbin/Loksem,Toko Online, Bazzar / Pameran,danEksporyang tempat pemasarannya ditentukanberdasarkanproses kurasiproduk.
Denganpenciptaanpasar untuk para anggota OKOCE,di harapkan para wirausahaakanterus naik kelaskelevel tertinggi.
ONE KECAMATAN LANGKAH
ONE CENTREFORENTREPRENEURSHIP 7PAS
Disadurdari berbagaisumber| Materidapat diperbanyak dan disebarluaskan| Coach Faran Academy
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Membuat merk dan logo2. Membuat kartu nama dan
brosur3. Membuat strategi penjualan
dan reseller
1. Membuat strategi
operasional2. Membuat rencana bisnis3. Membuat strategi
pemasaran
1. Strategi pengembangan usaha
2. Strategi mendapatkan aksespermodalan
3. Strategi Ekspor
Pelatihan Soft Skill
Pelatihan Hard Skill/ Spesialisasi Usaha
/ Manajemen Usaha
Pinjaman dengan Persetujuan dimuka
Pembiayaan Waralaba
Alternatif Permodalanlainnya
1/11/2019
6
Pelatihan DasarOK OCE
P6
P7
Anggota OK OCE difasilitasi untukmembuat laporan keuanganmenggunakan aplikasi Zahir Simply
Anggota OK OCE yang telah mengikutiproses P1 sampai dengan P6 akan dibuatkan surat rekomendasi darikecamatan sebagai salah satupersyaratan untuk mengajukanpermodalan ke pihak perbankan daninstitusi pembiayaan lainnya
>> Pendamping OK OCE Kecamatanakan mulai mendampingi mulaidari P1 sampai dengan P7
Proses Sukses OK OCE :7 Langkah Pas
P1
P2
P3
Warga mendaftar menjadi Anggota OK OCE danmengisi Kartu Status 7 PAS
Anggota OK OCE mengikuti Pelatihan Dasar OKOCE yang diadakan oleh SKPD/UKPD terkait
Anggota OK OCE memasukan informasi produk danjasanya ke dalam Katalog OK OCE dibantu olehPendamping OK OCE Kecamatan
Anggota OK OCE difasilitasi untuk membuat IUMK(Izin Usaha Mikro Kecil)
Anggota OK OCE difasilitasi untuk memasarkanproduknya melalui saluran pemasaran yang ada
P4
P5
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
Strategi Operasional
1. Buat simulasi proses operasional berdasarkan unit yang diproduksidan unit yang terjual
2. Buat simulasi jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan
3. Buat Proses Pembelian
4. Buat Proses Produksi
5. Buat Proses Penyimpanan
6. Buat Proses Penjualan
7. Buat Proses Pengantaran
8. Buat Proses Penagihan
EntrepreneurKecil – Menengah6
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Pelatihan DasarOK OCE
EntrepreneurKecil – Menengah
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Mengenalkan brand / merek dari produk
2. Mengenalkan jenis / bentuk dari produk / jasa
3. Memberitahukan kelebihan dari produk / jasa
4. Memberitahukan harga
5. Memberitahukan bila ada aktifitas promosi
Mengapa perlu strategi pemasaran?
Pelatihan DasarOK OCE
1. Kenali pembeli anda
2. Perhatikan strategi pemasaran kompetitor
3. Perhitungkan anggaran untuk kegiatan pemasaran
4. Buat simulasi Strategi – Biaya – Hasil
5. Uji coba strategi pemasaran dengan menguji hasilnya berdasarkan waktu yangditentukan
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Tips membuat strategi pemasaran:
EntrepreneurKecil – Menengah
Pelatihan DasarOK OCE
EntrepreneurKecil – Menengah
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Product2. Place3. Price
4. Promotion
Strategi Pemasaran – 4 P
Pelatihan DasarOK OCE
Membuat perencanaan pemasaran untukwirausaha kecil – menengah
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
1. Sosial Media & Website
2. Seragam
3. Kartu Nama
4. Bergabung dengan jaringan / komunitas
5. Kerjasama penjualan dengan reseller / partner
6. CRM – Customer Relationship Management / Menjaga Pelangganan
EntrepreneurKecil – Menengah
1/11/2019
7
Pelatihan DasarOK OCE
Isi dari Bisnis Plan:
1. Ringkasan perihal usaha / ide usaha
2. Laporan Keuangan:
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
• Kebutuhan modal• Target omset• Target keuntungan
3. Rencana kerja
4. Analisa kompetitor
• Biaya produksi• Biaya operasional
5. Rencana bila usaha tidak sesuai dengan harapan / perencanaan
Membuat rencana bisnis
EntrepreneurKecil – Menengah
Pelatihan DasarOK OCE
1. Disarankan meminta bantuan dari individu yang sudah berpengalaman
2. Menggunakan software microsoft excel dan rumus didalamnya
3. Membuat beberapa versi:
1. Versi sangat optimis
2. Versi optimis
3. Versi kurang optimis
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Cara membuat laporan keuangan
EntrepreneurKecil – Menengah
Pelatihan DasarOK OCE
1. Membuat strutktur organisasi berdasarkan fungsi dan anggaran:
• Divisi Penjualan
• Divisi Pemasaran
• DivisiOperasional
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
2. Membuat strategi pemasaran berdasarkan target penjualan dan anggaran pemasaran
Cara membuat rencana kerja
EntrepreneurKecil – Menengah
Pelatihan DasarOK OCE1. 5% untuk penjualan
2. 5% untuk pemasaran
3. 10% untuk operasional
4. 10% untuk keuntungan bersih sebelum pajak
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Membuat perencanaan anggaranper triwulan / per tiga bulan
EntrepreneurKecil – Menengah
Pelatihan DasarOK OCE
1. Pengurangan biaya biaya
2. Penurunan harga
3. Mengajak rekanan dari luar
4. Menutup usaha dengan kerugian yang ter ukur
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
Membuat strategi bila target tidak sesuai harapan
EntrepreneurKecil – Menengah
Pelatihan DasarOK OCE
Proses Pendampingan OK OCE :Kartu Status 7 PAS7
1. Mengisi Kartu Status 7 PAS
2. Mengikuti proses P1 sampai dengan P7
3. Setiap selesai satu langkah, Pendamping OK OCE
Kecamatan akan melakukan validasi dan persetujuan
4. Setelah proses P1 - P6 selesai, pihak kecamatanakan mengeluarkan surat rekomendasi untuk pihak
perbankan dan institusi pembiayaan lainnya
5. Tingkatan usaha akan dilihat berdasarkan laporan
keuangan dari Zahir simply
Disadur dari berbagai sumber | Materi dapat diperbanyak dan disebarluaskan | Coach FaranAcademy
BIODATA PENULIS
Penulis bernama Ike Retno Septyastuti lahir di
Tangerang, 5 September 1996, yang merupakan
putri pertama dari pasangan Bapak Supiyo dan Ibu
Suryantini, penulis pernah menempuh pendidikan
Formal di SDN Porisgaga 1 (2002-2008), SMP
Negeri 18 Tangerang (2008-2011) dan MAN 12
Jakarta (2011-2014), dan kemudian melanjutkan pendidikan tingkat
universitas di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial dengan
konsentrasi ekonomi. Skripsi ini berjudul “Implementasi Program OK OCE
Bagi Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus OK OCE Kecamatan
Kembangan, Jakarta Barat)” dibawah bimbingan Bapak Dr. Iwan
Purwanto, M.Pd dan Ibu Cut Dhien Nourwahida, M.A. Besar harapan
penulis skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.