indonesia australia partnership for skills development · web viewdalam sistem pelatihan, standar...

119
Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Project Paket Pembelajaran dan Penilaian Kode Unit : BSDC-0702 LAS BUSUR MANUAL-IIIB (Shielded Metal Arc Welding-IIIB)

Upload: phamkhue

Post on 27-May-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Project

Paket Pembelajaran dan Penilaian

Kode Unit : BSDC-0702

LAS BUSUR MANUAL-IIIB (Shielded Metal Arc Welding-IIIB)

( Mei 2001 )

Page 2: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Daftar IsiBAB 1 PENDAHULUAN.....................................................................................................1

Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !...................................................................1Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & Berhitung............................1Definisi.........................................................................................................................1Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?........................................................................1Simbol..........................................................................................................................2Terminologi..................................................................................................................2

BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH.......................................................................................5

Peran Pelatih................................................................................................................5Strategi Penyajian........................................................................................................5Persyaratan Ruang Belajar..........................................................................................5Peraturan.....................................................................................................................6Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi Tambahan.........................................6

BAB 3 STANDAR KOMPETENSI.......................................................................................7

Judul Unit.....................................................................................................................7Deskripsi Unit...............................................................................................................7Kemampuan Awal........................................................................................................7Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja..............................................................7Variabel........................................................................................................................8Pengetahuan dan Keterampilan Pokok.......................................................................9Konteks Penilaian........................................................................................................9Aspek Penting Penilaian..............................................................................................9Keterkaitan dengan Unit Lain.....................................................................................10Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini................................10Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini.....10

BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN.......................................................................................11

A Rencana Materi..................................................................................................11B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi............................................................13C Materi Pendukung untuk Pelatih........................................................................18

Lembar Informasi............................................................................................19Tugas..............................................................................................................39Transparansi...................................................................................................56

BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI.......................................................................................76

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?...................................................................76Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?..................................................................76Pengakuan Kompetensi yang Dimiliki........................................................................76Kualifikasi Penilai.......................................................................................................76Ujian yang Disarankan...............................................................................................77Lembar Penilaian.......................................................................................................83

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 3: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Daftar Isi

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 4: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 1 Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN

Selamat Berjumpa di Buku Pedoman ini !Buku Paket Pembelajaran dan Penilaian ini menggunakan sistem pelatihan berdasarkan kompetensi untuk mengajarkan keterampilan ditempat kerja, yakni suatu cara yang secara nasional sudah disepakati untuk penyampaian keterampilan, sikap dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam suatu proses pembelajaran. Penekanan utamanya adalah tentang apa yang dapat dilakukan seseorang setelah mengikuti pelatihan. Salah satu karakteristik yang paling penting dari pelatihan yang berdasarkan kompetensi adalah penguasaan individu secara aktual di tempat kerja.

Pelatih harus menyusun sesi-sesi kegiatannya sesuai dengan : kebutuhan peserta pelatihan persyaratan-persyaratan organisasi waktu yang tersedia untuk pelatihan situasi pelatihan.

Strategi penyampaian dan perencanaan sudah dipersiapkan oleh pelatih untuk peserta pelatihan. Masalah yang disarankan akan memberikan suatu indikasi tentang apa yang harus dicantumkan dalam program tersebut untuk memenuhi/mencapai standar kompetensi.

Strategi pembelajaran dan penilaian yang dipersiapkan dalam unit ini tidaklah bersifat wajib namun digunakan sebagai pedoman. Peserta pelatihan didorong untuk memanfaatkan pengetahuan dan pengalaman industri mereka. Contoh-contoh produk industri lokal atau hasil pengembangan sumber-sumber yang mereka miliki, dapat membantu dalam menyesuaikan materi dan memastikan relevansi pelatihan.

Persyaratan Minimal Kemampuan Membaca, Menulis & BerhitungUntuk melaksanakan pelatihan secara efektif dan agar dapat mencapai standar kompetensi diperlukan tingkat kemampuan minimal dalam membaca, menulis dan menghitung berikut:

Kemampuan membaca dan menulis

Kemampuan baca, interpretasi dan membuat teks.

Kemampuan menggabungkan informasi untuk dapat menafsirkan suatu pengertian

Kemampuan menghitung

Kemampuan minimal untuk menggunakan matematika dan simbol teknik, diagram dan terminologi dalam konteks umum dan yang dapat diprediksi serta dimungkinkan untuk mengkomunikasikan keduanya yaitu antara matematik dan teknik.

DefinisiSeseorang yang berkeinginan untuk memperoleh kompetensi seharusnya berkenan manamakan dirinya sebagai peserta latih. Dalam situasi pelatihan, anda dapat ditempatkan sebagai siswa, pelajar atau sebagai peserta, sehingga seorang pengajar kompetensi ini adalah sebagai pelatih. Sebaliknya, dalam situasi pelatihan anda juga dapat ditempatkan sebagai guru, mentor, fasilitator atau sebagai supervisor.

Berapa Lama Mencapai Kompetensi ?Dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya harus tertuju kepada pencapaian suatu kompeterisi/keahlian, bukan pencapaian pada pemenuhan waktu tertentu; dengan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 1Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 5: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 1 Pendahuluan

demikian dimungkinkan peserta pelatihan yang berbeda memerlukan waktu yang berbeda pula untuk mencapai suatu kompetensi tertentu.

SimbolDalam keseluruhan paket pelatihan akan kita lihat beberapa simbol. Berikut penjelasan tentang simbol :

Simbol Keterangan

HO Handout ( Pegangan Peserta )

OHTOverhead Transparansi yang dapat digunakan dalam penyampaian materi pelatihan

Penilaian Penilaian kompetensi yang harus dikuasai

Tugas Tugas / kegiatan atau aktivitas yang harus diselesaikan.

TerminologiAkses dan KeadilanMengacu kepada fakta bahwa pelatihan harus dapat diakses oleh setiap orang tanpa memandang umur, jenis kelamin, sosial, kultur, agama atau latar belakang pendidikan.

PenilaianProses formal yang memastikan pelatihan memenuhi standard-standard yang dibutuhkan oleh industri. Proses ini dilaksanakan oleh seorang penilai yang memenuhi syarat (cakap dan berkualitas) dalam kerangka kerja yang sudah disetujui secara Nasional.

PenilaiSeseorang yang telah diakui/ditunjuk oleh industri untuk menilai/menguji para tenaga kerja di suatu area tertentu.

KompetenMampu melakukan pekerjaan dan memiliki keterampilan, pengetahuan dan sikap yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara efektif ditempat kerja serta sesuai dengan standard yang sudah ditetapkan.

Pelatihan Berdasarkan KompetensiPelatihan yang berkaitan dengan kemampuan seseorang dalam menguasai suatu kompetensi/ keahlian secara terukur dan mengacu pada standard yang sudah ditetapkan.

Aspek Penting PenilaianMenerangkan fokus penilaian dan poin-poin utama yang mendasari suatu penilaian.

Konteks PenilaianMenetapkan dimana, bagaimana dan dengan metode apa penilaian akan dilaksanakan.

Elemen KompetensiIndonesia Australia Partnership for Skills Development Page 2Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 6: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 1 Pendahuluan

Elemen atau Sub-Kompetensi adalah keterampilan-keterampilan yang membangun suatu unit kompetensi.

Acuan Penilaian Acuan penilaian adalah garis pedoman tentang bagaimana sebuah unit kompetensi harus dinilai.

AdilTidak merugikan para peserta tertentu.

FleksibelTidak ada pendekatan tunggal terhadap penyampaian dan penilaian unjuk kerja dalam sistem pelatihan berdasarkan kompetensi.

Penilaian FormatifKegiatan penilaian berskala kecil yang dilakukan selama pelatihan, yaitu untuk membantu dalam memastikan bahwa pelajaran dilaksanakan secara baik dan adanya umpan balik kepada peserta tentang kemajuan yang mereka capai.

Kompetensi KunciKompetensi yang menopang seluruh unjuk kerja dalam suatu pekerjaan. Ini meliputi: mengumpulkan, menganalisis, mengorganisasikan dan mengkomunikasikan ide-ide dan informasi, merencanakan dan mengorganisasikan aktifitas, bekerja dengan orang lain dalam sebuah tim, memecahkan masalah penggunaan teknologi, menggunakan ide-ide teknik-matematis .

Kompetensi-kompetensi ini digolongkan ke dalam tingkat yang berbeda sebagai berikut:

Strategi PenyajianStrategi panyajian adalah dengan menyediakan informasi yang diperlukan tentang bagaimana melaksanakan pelatihan berdasarkan program yang dilaksanakan di tempat kerja dan/atau di tempat pelatihan/ organisasi yang bersangkutan.

Keterkaitan dengan Unit LainMenerangkan peran suatu unit dan tempatnya dalam susunan kompetensi yang ditetapkan oleh industri. Hal ini juga memberikan pedoman tentang unit lain yang dapat dinilai bersama.

Standar Kompetensi NasionalKompetensi-kompetensi yang sudah disepakati secara nasional dan standar-standar penampilan kerja yang dijadikan acuan oleh segala fihak dalam melakukan suatu pekerjaan.

Kriteria Unjuk kerja

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 3Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Tingkat kemampuan yang harus ditunjukkan dalam menguasai kompetensi ini

Tingkat Karakteristik

1 Tugas-tugas rutin dalam prosedur sudah tercapai dan secara periodik kemajuannya diperiksa oleh supervisor.

2 Tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan diri untuk menangani pekerjaan secara otonomi. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

3 Bertanggung jawab atas aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin yang diarahkan dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Page 7: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 1 Pendahuluan

Kriteria-kriteria atau patokan yang digunakan untuk menilai apakah seseorang sudah mencapai suatu kompetensi dalam suatu unit kompetensi.

VariabelPenjelasan tentang rincian tempat pelatihan dengan perbedaan konteks yang mungkin dapat diterapkan pada suatu unit kompetensi tertentu.

Reliabel Menggunakan metode-rnetode dan prosedur-prosedur yang menguatkan terhadap standar kompetensi dan tingkatannya diinterpretasikan serta diterapkan secara konsisten kepada seluruh konteks dan seluruh peserta pelatihan.

ValidPenilàian terhadap fakta-fakta dan kriteria unjuk kerja yang sama akan menghasilkan hasil akhir penilaian yang sama dari penilai yang berbeda.

Pengakuan Kemampuan yang Dimiliki (RCC- Recognition of Current Competence)Pengakuan akan keterampilan, pengetahuan dan kemampuan sesseorang yang telah dicapainya. (lihat RPL)

Pengakuan Terhadap Pengalaman Belajar (RPL- Recognition of Prior Learning)Pengakuan terhadap hasil belajar sebelum mempelajari suatu unit kompetensi untuk mendukung pencapaian unit kompetensi tersebut. Hal tersebut biasanya adalah kompetensi yang berkaitan dengan standar kompetensi industi dan juga berkaitan dengan pembelajaran dan pelatihan sebelumnya. (lihat RCC)

Penilaian SumatifPenilaian ini dilakukan setetah pelatihan unit kompetensi selesai, yakni untuk memastikan bahwa peserta pelatihan sudah mencapai kriteria unjuk kerja.

Peserta Orang yang menerima / mengikuti pelatihan.

Pelatih Orang yang memberikan pelatihan.

Pengetahuan dan Keterampilan PokokDefinisi atau uraian tentang keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk mencapai suatu keahlian/keterampilan pada tingkat yang telah ditetapkan

Deskripsi UnitGambaran umum tentang program pembelajaran/ kompetensi yang hendak dicapai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 4Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 8: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 2 Arahan Bagi Pelatih

BAB 2 ARAHAN BAGI PELATIH

Peran PelatihSalah satu peran anda sebagai pelatih atau guru adalah memastikan standar pelayanan yang tinggi melalui pelatihan yang efektif. Untuk memastikan bahwa anda siap bekerja pada kompetensi ini dengan peserta pelatihan, pertimbangkanlah pertanyaan-pertanyaan berikut ini:

Seberapa yakin anda tentang pengetahuan dan ketrampilah anda sendiri yang dibutuhkan untuk menyampaikan setiap elemen?

Apakah ada informasi atau peraturan baru yang mungkin anda butuhkan untuk diakses sebelum anda memulai pelatihan?

Apakah anda merasa yakin untuk mendemonstrasikan tugas-tugas praktik? Apakah anda akan sanggup menerangkan secara jelas tentang pengetahuan

pendukung yang dibutuhkan oleh peserta pelatihan untuk melakukan pekerjaan mereka secara tepat?

Apakah anda menyadari ruang Iingkupan situasi industri dimana kompetensi ini mungkin diterapkan?

Apakah anda menyadari tentang bahasa, kemampuan membaca dan menulis serta keterampilan memahami dan menggunakan matematika peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standard kompetensi ini ?

Apakah anda menyadari tentang kemampuan membaca gambar peserta pelatihan yang dibutuhkan untuk mendemonstrasikan kompetensi dalam standard kompetensi ini ?

Sudahkah anda pertimbangkan isu-isu yang wajar dan dapat diterima dalam merencanakan penyampaian program pelatihan ini?

Strategi PenyajianVariasi kegiatan pelatihan yang disarankan untuk penyampaian kompetensi ini meliputi :

pengajaran ( tatap muka ) tugas-tugas praktik tugas-tugas proyek-proyek studi kasus melalui media (video, referensi, dll ) kerja kelompok bermain peran dan simulasi. kunjungan/ kerja industri

Pelatih harus memilih strategi pelatihan yang Iayak untuk kompetensi yang sedang diberikan, baik situasi maupun kebutuhan pesertanya. Contohnya, jika praktik industri atau magang tidak memungkinkan, beragam simulasi, demonstrasi dan penggunaan multi media mungkin cukup memadai.

Persyaratan Ruang Belajar Ruang kelas atau ruang belajar memenuhi syarat minimum untuk penyampaian teori kepada peserta pelatihan, papan tulis, OHP dan kelengkapannya, flip chart dan kelengkapannya, dan alat-alat lain yang diperlukan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 5Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 9: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 2 Arahan Bagi Pelatih

PeraturanPerhatikan peraturan-peraturan atau hukum yang relevan serta panduan yang dapat mempengaruhi kegiatan anda, dan yakinkan bahwa peserta pelatihan anda mengikutinya.

Sumber-sumber untuk Mendapatkan Informasi TambahanSumber-sumber informasi meliputi beberapa kategori berikut ini :

Sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul: General Welding

Pengarang: Charles A. Edgin

Penerbit: John Wiley & Sons

Tahun Terbit: 1982

Judul: Las Busur Manual 1

Pengarang: Rizal Sani

Penerbit: PPPG Teknologi Bandung

Tahun Terbit: 1997

Judul: The Procedure Handbook of Arc Welding

Pengarang: The Lincoln Electric Company

Penerbit: The Lincoln Electric Company

Tahun Terbit 1973

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 6Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 10: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 3 Standar Kompetensi

BAB 3 STANDAR KOMPETENSIDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan memeriksa kemajuan peserta pelatihan meyakinkan bahwa semua elemen ( Sub-Kompetensi ) dan kriteria unjuk

kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Unit Las Busur Manual-IIIB

Deskripsi Unit Unit ini merupakan unit dasar ( lanjutan ) yang bertujuan untuk mempersiapkan seorang teknisi las memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja tentang proses las busur manual tahap pertama pada level III serta penerapannya di industri.

Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal berikut :

Dasa-dasar Pengukuran Membaca Gambar Teknik Pengetahuan Bahan Las Bausu Manual-IIIA

Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja

1.0 Mengidentifikasi bahan-bahan las

1.1 Macam-macam bahan-bahan teknik disebutkan dan dijelaskan.

1.2 Penggunaan logam untuk kebutuhan keteknikan diuraikan.

1.3 Klasifikasi baja dan standarisasinya dapat dijelaskan.

1.4 Metoda-metoda mengidentifikasi bahan dapat disebutkan dan didemonstrasikan.

2.0 Mengidentifikasi istilah-istlah las

2.1 Pengertian dari istilah-istilah las dijelaskan.

2.2 Macam-macam istilah las diidentifikasi dan diuraikan.

3.0 Membaca dan mengaplikasikan simbol-simbol las.

3.1 Beberapa sambungan las diidentifikasi dan dijelaskan.

3.2 Macam-macam simbol las diinterpretasikan.

3.3 Macam-macam simbol las diaplikasikan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

4.0 Melaksanakan pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pelat posisi di bawah tangan dan horizontal

4.1 Mesin las distel sesuai dengan standar prosedur operasional.

4.2 Bahan ditempatkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

4.3 Elektroda dipilih sesuai dengan jenis bahan yang dilas.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 7Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 11: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 3 Standar Kompetensi

Sub Kompetensi / Elemen Kriteria Unjuk Kerja

4.4 Pengelasan dilakukan dengan memperhatikan petunjuk keselamatan dan kesehatan yang berlaku.

4.5 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional.

Variabel

Unit ini bermaksud memberikan pengetahuan, sikap kerja serta keterampilan untuk keahlian las busur manual untuk level III tahap kedua ( B ) yang relevan dengan bidang las dan fabrikasi logam.

a. Sasarannya adalah segala macam pekerjaan bengkel pada industri-industri manufaktur di linkungan Pulau Batam dan Bintan serta Indonesia umumnya.

b. Penekanan dari unit ini adalah hal-hal yang mendasar tentang teknik-teknik pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pelat baja karbon posisi dibawah tangan (flat) dan horizontal.

c. Pelatihan dapat dilaksanakan di bengkel pelatihan atau di industri yang relevan dengan persyaratan ; Tersedia bengkel dengan kelengkapan peralatan kerja las busur manual

dan ruang guru yang sebaiknya berdekatan dengan bengkel tersebut. Tersedia alat pemotongan dengan gas atau mesin potong pelat. Tersedia sumber-sumber belajar dan media pembelajaran. Tersedia alat-lat keselamatan dan kesehatan kerja las busur manual.

d. Permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja yang perlu diperhatikan : Pemakaian pakaian yang cocok, sepatu kerja, helm las dan/ atau kaca

mata pengaman ( bila diperlukan ). Lingkungan kerja yang sehat dan aman dengan ventilasi dan sistem

pengisap udara yang memadai. Pencahayaan yang cukup.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 8Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 12: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 3 Standar Kompetensi

Pengetahuan dan Keterampilan PokokPokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang harus dinilai penguasaan dan penampilannya adalah sebagai berikut :

Identifikasi Bahan Logam :- bahan-bahan teknik secara umum

- penggunaan logam teknik

- macam-macam logam mampu las

- klasifikasi baja dan standarisasinya

- metode mengidentifikasi bahan ( secara visual dan melalui test )

Istilah Las :- pengertian

- macam-macam istilah las

Aplikasi Simbol Las :- bentuk-bentuk sambungan las

- simbol las

- interpretasi dan aplikasi simbol las

Pengelasan sambungan sudut posisi horizontal :- sambungan sumbat / plug ( 2F )

- sambungan celah / slot ( 2F )

Pengelasan sambungan tumpul posisi di bawah tangan ( flat ) :- sambungan tumpul kampuh V – dua sisi ( 1G )- sambungan tumpul kampuh V – satu sisi ( 1G )

Konteks PenilaianUnit ini dapat dilakukan penilaiannya oleh lembaga pelatihan, asosiasi atau industri tempat bekerja. Penilaian seharusnya meliputi penilaian kemampuan praktik/unjuk kerja dan penilaian pokok-pokok pengetahuan dengan beberapa metoda penilaian.

Aspek Penting PenilaianFokus penilaian unit ini akan tergantung pada kebutuhan sektor industri yang mencakup dalam program pelatihan, yaitu :

Adanya integrasi antara teori-praktik. Penekanan pelatihan adalah prosedur-prosedur dan teknik-teknik yang

benar disamping hasilnya. Metode-metode penilain sebaiknya terdiri dari proses dan hasil. Aplikasi seharusnya berhubungan dengan kegiatan manufaktur dan

perawatan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 9Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 13: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 3 Standar Kompetensi

Keterkaitan dengan Unit LainUnit ini merupakan unit dasar yang membekali pengetahuan dan keterampilan untuk seluruh proses las busur manual yang akan dipelajari pada tingkat berikutnya.

Perlu hati-hati dalam pengembangan pelatihan untuk memenuhi persyaratan pelatihan unit ini. Untuk pra-pelatihan kejuruan secara umum, lembaga pelatihan harus menyediakan program pelatihan yang dapat mencakup semua industri agar tidak terjadi prasangka hanya untuk satu sektor industri saja. Kondisi unjuk kerja akan membantu memenuhi maksud ini.. Sedangkan untuk penyelenggaraan pelatihan bagi industri yang khusus, perlu diupayakan pelatihan khusus juga agar apa yang dibutuhkan industri tersebut dapat dipenuhi.

Kompetensi Kunci yang akan Didemonstrasikan dalam Unit Ini

Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat Kompetensi Umum dalam Unit Ini Tingkat

Mengumpulkan, Mengelola dan Menganalisa Informasi

2 Menggunakan Ide-ide dan Teknik Matematika

1

Mengkomunikasikan Ide-ide dan Inforrnasi

2 Memecahkan Masalah 2

Merencanakan dan Mengorganisir Aktifitas-aktifitas

1 Menggunakan Teknologi 2

Bekerja dengan Orang Lain dan Kelompok

2

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini

Tingkat Karakteristik1 Melakukan tugas-tugas rutin berdasarkan prosedur yang baku dan tunduk pada

pemeriksaan kemajuannya oleh supervisor.

2 Melakukan tugas-tugas yang Iebih luas dan lebih kompleks dengan peningkatan kemampuan untuk pekeijaan yang dilakukan secara otonom. Supervisor melakukan pengecekan-pengecekan atas penyelesaian pekerjaan.

3 Melakukan aktifitas-aktifitas yang kompleks dan non-rutin, yang diatur sendiri dan bertanggung jawab atas pekerjaan orang lain.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 10Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 14: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi

BAB 4 STRATEGI PENYAJIAN

A Rencana MateriCatatan: 1. Penyajian bahan, pengajar, peserta dan penilai harus yakin dapat memenuhi seluruh rincian yang tertuang dalam standar

kompetensi.

2. Isi perencanaan merupakan kaitan antara kriteria unjuk kerja dengan pokok-pokok keterampilan dan pengetahuan .

Elemen Jenis Variabel Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan

1.0 Mengidentifikasi bahan-bahan las

1.1 Macam-macam bahan-bahan teknik disebutkan dan dijelaskan.

1.2 Penggunaan logam untuk kebutuhan keteknikan diuraikan.

1.3 Klasifikasi baja dan standarisasinya dapat dijelaskan.

1.4 Metoda-metoda mengidentifikasi bahan dapat disebutkan dan didemonstrasikan.

Identifikasi Bahan Logam :- bahan-bahan teknik secara umum

- penggunaan logam teknik

- macam-macam logam mampu las

- klasifikasi baja dan standarisasinya

- metode mengidentifikasi bahan (secara visual dan melalui test )

Penyajian

Tanya-jawab

Diskusi

Latihan

Handout

OHT

Lembar tugas

Soal-soal

2.0 Mengidentifikasi istilah-istlah las 2.1 Pengertian dari istilah-istilah las dijelaskan.

2.2 Macam-macam istilah las diidentifikasi dan diuraikan.

Istilah Las :- pengertian

- macam-macam istilah las

Penyajian

Tanya jawab

Handout

OH

Soal-soal

3.0 Membaca dan mengaplikasikan simbol-simbol las.

3.1 Beberapa sambungan las diidentifikasi dan dijelaskan.

3.2 Macam-macam simbol las diinterpretasikan.

3.3 Macam-macam simbol las diaplikasikan sesuai dengan standar yang berlaku di

Simbol Las :- bentuk-bentuk sambungan las

- aplikasi simbol las

- interpretasi dan aplikasi simbol las

Penyajian

Tanya jawab

Latihan

Handout

OHT

Lembar tugas

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 11Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 15: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian A Rencana Materi

Elemen Jenis Variabel Topik Pelatihan Kegiatan Tampilan

Indonesia.

4.0 Melaksanakan pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pelat posisi di bawah tangan dan horizontal

4.1 Mesin las distel sesuai dengan standar prosedur operasional.

4.2 Bahan ditempatkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

4.3 Elektroda dipilih sesuai dengan jenis bahan yang dilas.

4.4 Pengelasan dilakukan dengan memperhatikan petunjuk keselamatan dan kesehatan yang berlaku.

4.5 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional.

Persiapan sambungan.- sambungan sudut ( fillet )

- sambungan tumpul ( butt )

Pengelasan sambungan sudut posisi horizontal :- sambungan celah / slot ( 2F )

- sambungan sumbat / plug ( 2F )

Pengelasan sambungan tumpul posisi di bawah tangan ( flat ) :- sambungan tumpul kampuh V –

dua sisi ( 1G )- sambungan tumpul kampuh V –

satu sisi ( 1G )

Tanya jawab

Diskusi

Demonstrasi

Praktik

Handout

OHT

Lembar tugas

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 12Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 16: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi Sesi ini menunjukkan hand-out, tugas / praktik dan transparansi yang cocok/sesuai dengan standar kompetensi.

Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?

1.1 Macam-macam bahan-bahan teknik disebutkan dan dijelaskan

Instruktor menjelaskan tentang macam-macam bahan teknik secara umum, termasuk penggolongannnya.

HO 2

OHT 1

1.2 Penggunaan logam untuk kebutuhan keteknikan diuraikan.

Instruktor menerangkan tentang jenis logam yang banyak dipakai dalam keteknikan.

HO 3 s.d 5

OHT 2 s.d 6

1.3 Klasifikasi baja dan standarisasinya dapat dijelaskan.

Instruktor menerangkan tentang macam-macam klasifikasi dan pembacaan kode baja secara umum.

HO 5 & 6

OHT 7 s.d 9

1.4 Metoda-metoda mengidentifikasi bahan dapat disebutkan dan didemonstrasikan.

Instruktor menerangkan dan memberi tugas-tugas tentang metode-metode mengidentifikasi bahan, a.l : metode berat jenis, tes fisik/ mekanik, tes bunga api; termasuk macam-macam bentuk bunga api berbagai bahan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 13Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 17: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?

HO 6 s.d 10 .

OHT 10 & 11

Tugas 1 & 2

2.1 Pengertian dari istilah-istilah las dijelaskan.

Instruktor menjelaskan pengertian tentang istilah las.

HO 11

2.2 Macam-macam istilah las diidentifikasi dan diuraikan.

Instruktor menjelaskan tentang istilah-istilah pada persiapan, proses dan hasil pengelasan.

HO 11 s.d 14

OHT 12, 15

3.1 Beberapa sambungan las diidentifikasi dan dijelaskan.

Instruktor menjelaskan macam-macam bentuk sambungan las dan kampuh las.

HO 15 & 16

OHT 16

3.2 Macam-macam simbol las diinterpretasikan.

Instruktor menerangkan tentang macam-macam simbol las secara umum pada pengerjaan konstruksi las.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 14Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 18: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?

HO 16 s.d 18

OHT 17 & 18.

3.3 Macam-macam simbol las diaplikasikan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

Instruktor memberikan penjelasan tentang penerapan/ pengaplikasian simbol las dan memberi tugas-tugas/ latihan.

HO 19 & 20

OHT 19 & 20

Tugas 3

4.1 Mesin las distel sesuai dengan standar prosedur operasional.

Instruktor menjelaskan tentang hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan yang akan dilaksananakan, termasuk penyetelan mesin las yang sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan ( langkah kerja ).

Tugas 4 s.d. 7

4.2 Bahan ditempatkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

Instruktor memberikan contoh-contoh penerapan ( mendemonstrasikan ) dan peserta ditugasi untuk melakukan sesuai dengan petunjuk dan demonstrasi.

Intruktor memeriksa peletakan bahan untuk tiap tugas praktik.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 15Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 19: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?

Tugas 4 s.d. 7

4.3 Elektroda dipilih sesuai dengan jenis bahan yang dilas.

Instruktor memberikan penjelasan tentang penggunaan elektroda yang sesuai dengan tugas praktik yang akan dikerjakan.

Peserta memilih dan menentukan elektroda yang akan dipakai pada tugas-tugas praktik 4 s.d. 7.

Tugas 4 s.d. 7

4.4 Pengelasan dilakukan dengan memperhatikan petunjuk keselamatan dan kesehatan yang berlaku.

Instruktor memberikan contoh-contoh penerapan ( mendemonstrasikan ) keterampilan-keterampilan kunci untuk tiap tugas praktik dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan keselamatan kerja yang disarankan untuk tiap tugas praktik.

Peserta ditugasi untuk melakukan/ berlatih mengelas pelat baja karbon posisi di bawah tangan dan horizontal dengan mengacu pada lembaran kerja.

Tugas 4 s.d. 7

4.5 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional.

Instruktor memberikan contoh-contoh penerapan ( mendemonstrasikan ) dan peserta ditugasi untuk membersihkan benda kerja sebelum diserahkan pada instruktor.

Tugas 4 s.d. 7

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 16Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 20: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian B Cara Mengajarkan Standar Kompetensi

Keterampilan, pengetahuan dan sikap seperti apakah yang saya inginkan untuk dimiliki siswa.?

Bagaimana saya akan menyampaikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada siswa?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 17Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 21: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian C Materi Pendukung untuk Pelatih

C Materi Pendukung untuk PelatihMateri pendukung bagi guru dibagi dalam tiga hal, yaitu:

1. Lembar Informasi (Handout) : Merupakan pegangan peserta pelatihan yang berisi materi/teori penunjang dan informasi yang sesuai dengan kriteria unjuk kerja yang melingkupinya.

2. Tugas : Merupakan latihan keterampilan praktik yang harus dicapai berkenaan dengan kemampuan yang sesuai dengan rincian kompetensi pada deskripsi unit.

3. Transparansi (Overhead Transparancy /OHT) : Isinya melingkupi setiap kriteria unjuk kerja yang dilengkapi dengan pokok-pokok sajian dan/ atau gambar-gambar yang diperlukan untuk penyampaian materi.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 18Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 22: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Lembar Informasi HO 1

LAS BUSUR MANUAL-IIIB (Shielded Metal Arc Welding-IIIB)

BSDC-0702

Nama Peserta : ……………………No. Identitas : ………..…

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 19Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 23: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 2

1. IDENTIFIKASI BAHAN LOGAMa. Bahan Logam Secara Umum

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, mengkilap dan umumnya mempunyal titik cair tinggi. Contoh dari logam antara lain, besi, timah putih, tembaga, emas, nikel.

Sebenarnya selain logam ada yang kita sebut dengan istilah bukan logam (non metal) dan unsur metalloid (yang menyerupai logam). Contoh dari unsur yang bukan logam antara lain oksigen, nitrogen, hidrogen,. neon. Metalloid seperti karbon, fosfor, silikon, sulfur adalah unsur-unsur yang sifatnya menyerupai sifat-sifat logam. Dari 102 unsur kimia yang telah diketahui, ada 70 unsur yang merupakan logam. Semua unsur-unsur kimia tersebut terdapat pada permukaan bumi.

Logam dapat dibagi dalam beberapa golongan, sebagai berikut:

1. Logam berat: Besi, nikel;khrom, tembaga, timah putih, timah hitam, seng.2. Logam ringan: Aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium,

barium.3. Logam mulia: Emas, perak, platina (platinium.)4. Logam refraktori (logam tahan api) : Wolfarm, molibdin, titanium, zirkonium.5. Logam radio aktif: Uranium, radium.

Logam-logam tersebut kita peroleh dengan jalan mengolah bahan baku yang kita sebut bijih. Bijih adalah bahan galian dimana kandungan logamnya dapat secara teknis maupun ekonomis ditambang dan diolah. Selain bijih kita mengenal juga mineral. Mineral adalah bahan berharga yang terjadinya secara alamiah dan merupakan senyawa atau ikatan kimia antara- beberapa unsur yang tetap dan bersifat stabil.

b. Penggunaan Bahan Logam

Dalam penggunaan serta pemakaiannya, logam pada umumnya tidak merupakan logam murni tetapi merupakan senyawa logam atau merupakan paduan yaitu senyawa antara logam dengan logam dan senyawa antara logam dengan metalloid yang mempunyai sifat-sifat logam.

Senyawa antara logam dengan bukan logam tidak mempunyai sifat-sifat logam, antara lain Fe2 03. Contoh paduan logam dengan logam antara lain Cu dengan Zn yang disebut kuningan, Cu dengan Sn disebut perunggu. Contoh paduan logam dengan metalloid antara lain, Fe dengan C yang disebut “fero karbon”, Fe dengan Si yang disebut “fero sifikon”.

Logam-logam dan paduannya merupakan bahan teknik yang penting, umpamanya dipakai untuk konstruksi mesin, kendaraan, jembatan, bangunan, pesawat terbang, peralatan rumah tangga. Hubungannya dengan teknik mesin. sifat-sifat logam yang penting adalah sifat mekanis, fisis dan kemis yang menentukan juga pada pemilihan penggunaannya.

Bahan logam ( logam teknik ) yang sering dipakai adalah:

1. Baja.

2. Aluminium dan paduannya.

3. Tembaga dan paduannya.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 20Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 24: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 34. Nikel dan paduannya.

5. Timah putih dan paduannya.

Selain logam-logam tersebut diatas timah hitam,seng, magnesium, mangan, khrom, vanadium dan molibden adalah logam-logam yang sering pula dipakai untuk keperluan khusus atau sebagai unsur paduan.

Berikut ini adalah daftar unsur-unsur logam, bukan logam dan metalloid yang umum dipakai dalam keteknikan :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 21Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 25: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 4

Dari sekian banyak bahan logam, maka baja adalah salah satu jenis logam yang terbanyak dipakai dalam keteknikan, khususnya dalam kaitannya dengan pengelasan.

Baja yang paling banyak dan umum dibuat adalah baja karbon.

Untuk memperoleh baja-baja yang khusus yang mempunyai sifat-sifat tertentu yang diinginkan, maka unsur-unsur lain harus dipadukan ke dalam baja. Hal ini akan memberikan sifat-sifat yang lebih baik pada baja. Dan sudah barang tentu baja paduan tersebut menjadi lebih mahal karena memerlukan proses-proses lanjutan yang khusus.

Baja karbon biasanya mempunyai kekurangan-kekurangan di antaranya kekerasan baja ini tidak dapat merata atau kemampuan pengerasannya kurang baik. Di samping baja i mempunyai sifat mekanis yang rendah pada suhu tinggi dan kurang tahan korosi pada lingkungan atmosfir, lingkungan-lingkungan lain atau pada suhu tinggi. Untuk mengurangi masalah tersebut, maka dibuat bermacam-macarn baja paduan yang pada dasarnya adalah memadu baja dengan unsur-unsur paduan lain.

Pengaruh dari beberapa unsur paduan terhadap sifat baja paduan adalah sbb. :

C : Karbon dengan unsur-unsur lain umumnya membentuk karbid kecuali dengan Ni dan Mn, oleh karena itu dengan unsur pembentuk karbid menentukan banyak karbid dalam baja. Karbid-karbid ini keras tapi getas, tahan goresan dan tahan suhu.

Cr : Khrom menambah kekuatan tarik dan keplastisan, menambah mampu keras, meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan tahan suhu tinggi.

W : Membentuk karbid yang keras dan tahan suhu tinggi, banyak digunakan dalam baja perkakas dan baja potong cepat (HSS).

Mo dan W: Menambah kekerasan dan kekuatan terutama pada suhu tinggi, menambah mampu keras.

Mn : Menambah kekuatan, kekerasan dan keuletan.

Si : Menambah kekuatan dan elastisitas, menambah ketahanan terhadap asam pada suhu tinggi dan memperbaiki tahanan listrik.

Ni : Meningkatkan sifat mekanis, keliatan dan mampu keras, mengurangi sifat maknit, tahan asam dan menurunkan koefisien muai.

Dalam pemilihan baja yang ekonomis, baja karbon dapat diambil sebagai bahan pilihan pertama, selama memenuhi persaratan penggunaan. Baja karbon rendah diperdagangkan dalam bentuk plat, strip, batang atau profil. Baja plat untuk badan kendaraan biasanya diambil yang mengandung 0,05%C. Baja untuk konstruksi jembatan, bangunan dan lain-lain, mengandung 0,15—0,25% C. Baut dan paku keling untuk konstruksi tersebut dan SAE 1020 dan 1035.

Baja karbon medium dipakai untuk bahan alat-alat dan bagian-bagian mesin : baut, poros engkol, batang torak, poros, terbuat dan C 1040 sedangkan roda-roda gigi dan baja yang mengandung karbon 0,55 - 0,83%. Baja karbon tinggi C 1095 banyak dipakai untuk pegas dan perkakas, pahat, bubut, palu, gergaji. Sedang kikir, gergaji, pisau cukur, peluru-peluru dan bantalan peluru terbuat dan baja dengan kadar karbon lebih tinggi lagi (1 — l,5%C).

Baja tahan karat banyak digunakan sehubungan dengan sifatnya tahan terhadap korosi dan reaksi kimia atau reaksi dengan Iingkungan dan tahan terhadap panas.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 22Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 26: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 5

Ketahanan ini tergantung dan unsur Cr dan unsur-unsur lainnya seperti Ni, V, Mo, Ti dan sebagainya. Baja tahan karat banyak dipakai untuk tangki zat kimia yang korosif, pendingin dan pemanas, turbin, ketel, tungku pemanas, bagian-bagian dalam motor bakar dan alat-alat yang dipakai pada suhu-suhu yang lebih tinggi.

Baja yang mengandung mangan terutama baja mangan banyak dipakai karena sifatnya yang keras dan ulet, karena itu dipakai antara lain untuk mata pemecah pada mesin pernecah batu dan gilingan. Baja ini susah dibubut karena kerasnya, kanenanya harus dibentuk dengan pengecoran.

c. Klasifikasi dan Standarisasi Baja

Ada bermacarn-macam klasifikasi dari baja paduan, diantaranya adalah DIN (Deutsche Industrie Norm) Jerman, BS (British Standard) Inggris, ASTM (American Sosiety for Testing and Materials) Amerika, SAE (Society of Automotive Engineers) Amerika, AISI (American Iron and Steel Institute) Amerika, JIS (Japan Industrial Standard).

Angka-angka pada klasifikasi baja menurut SAE dan AISI sebagian menunjukkan macam dan komposisinya. Angka pertama menunjukkan tipe baja, umpamanya angka 1 menunjukkan baja karbon, 2 menunjukkan baja nikel, 3 menunjukkan baja nikel khrom, dan sebagainya.

Untuk paduan sederhana angka kedua menunjukkan sub-tipe atau prosentase kandungan unsur paduan utarna, umpamanya 0 (nol) menunjukkan unsur karbon yang utama. tak ada unsur paduan lain yang penting (baja karbon biasa), 1 menunjukkan unsur belerang yang utama, 2 menunjukkan unsur pospor yang utama, 3 menunjukkan unsur mangan yang utama, 4 menunjukkan unsur silikon yang utama, dan sebagainya.

Dua angka terakhir menunjukkan prosentase karbon rata-rata dalam 1/100%. Di depan keempat angka tersebut ada huruf yang menyatakan proses pembuatan baja tersebut, yaitu A adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka basa, B adàlah baja yang dibuat pada dapur konvertor (Bessemer) asam, C adalah baja yang dibuat pada dapur konvertor (Thomas) basa, D adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka asam dan E adalah baja yang dibuat pada tanur listrik. Selain itu dipakai huruf TS yaitu baja yang masih dalam penentuan pilihan.

Sebagai contoh C 1008 adalah tipe baja karbon dengan sub tipe baja karbon biasa yang dibuat pada tanur konvertor basa yang mengandung rata-rata 0,08% C.

Ada kalanya huruf B atau BV disisipkan, yaitu untuk menunjukkan golongan baja boron (51 B 60) atau baja boron vanadium (TS43BV12, TS43BV14).

Berikut ini adalah klasifikasi baja :

M a c a m NomorBaja karbon: 1XXX

Baja karbon biasa IOXX

Baja “Free machining” 11XX

Baja mangan : 1,75%Mn. 13XX

1—1,65Mn 15XX

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 23Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 27: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 6

Baja nikel : 2XXX

3,5%Ni 23XX

5,0%Ni 25XX

Baja nikel khrom : 3XXX

1,25%Ni,0,60%Cr 31X

1,75% Ni, 1,00%Cr 32XX

3,50% Ni, 1,50 % Cr 33XX

Baja molibden: 4XXX

C,Mo 4OXX

Cr,Mo 41XX

Cr, Ni, Mo 43XX

1,75% Ni, Mo 46XX

3,50% Ni, Mo 48XX

Baja Khrom : 5XXX

Cr rendah (0,5% Cr) 5OXX

Cr medium (1,0% Cr) 51XX

Baja khrom vanadium : 6XXX

1%Cr 61XX

BajaNi—Cr—Mo : -

0,30% Ni, 0,40% Cr, 0,12% Mo 81XX

0,55% Ni, 0,50% Cr, 0,25% Mo 87XX

3,25% Ni, 1,20% Cr, 0,12%Mo 93XX

Baja silisium — mangan : 9XXX

2%Si 92XX

Baja boron : -

0,0005 % B minimum 14BXX

d. Metode Identifikasi Bahan

Biasanya, seorang pekerja di bidang las dan fabrikasi logam dapat dengan cepat mengidentifikasi jenis logam secara umum melalui pengamatan secara visual atau dengan melakukan tes, walaupun kadangkala elemen utama logam cukup sulit untuk dikenal..

Teknik-teknik yang cukup akurat untuk mengidentifikasi jenis logam adalah dengan “metoda berat jenis”, melalui tes fisik/ mekanik dan pengamatan visual melalui tes “bunga api” (spark test ).

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 24Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 28: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 71. Metoda Berat JenisBerat jenis ( density ) dan “gaya berat spesifik” ( specific gravity ) dari suatu bahan berkaitan langsung dengan berat bahan itu sendiri.

Gaya berat spesifik adalah berat suatu bahan bila dibandingkan dengan berat air dalam volume yang sama. Misalnya, berat jenis spesifik Aluminium adalah 2,70, maka artinya berat 1 cm3 Aluminium tersebut adalah 2,7 kali berat air dalam volume yang sama (1 cm3

air). Suatu metoda yang cukup mudah menentukan gaya berat spesifik adalah dengan mengukur berat suatu bahan dan dibandingkan dengan kehilangan berat bila dimasukkan ke dalam air

Contoh :Sepotong bahan nikel beratnya 178 gram (a); kemudian dimasukkan ke dalam air, beratnya menjadi 158 gram (b). Kehilangan berat sebesar 20 gram adalah setara dengan berat air pada volume yang sama. Dengan demikian, gaya berat spesifik dari nikel adalah perbandingan antara 178 dengan 20, yaitu : 8,90.

178 ( ditimbang di udara bebas )

158 ( ditimbang di dalam air )

20 ( selisih )

178 : 20 = 8,90 ( lihat tabel berat jenis )

Jadi : Gaya Berat Spesifik =

Gambar 1 : Tes Gaya Berat Spesifik

2. Tes Fisik / MekanikPengujian/ tes fisik atau mekanik adalah tes yang paling sederhana dalam mengidentifikasi jenis logam. Tes ini hanya dapat memperkirakan kekerasan suatu logam ( membedakan mana logam yang keras dan yang lunak ), sehingga dengan demikian dapat juga diperkirakan jenis logam tersebut secara umum. Oleh karena itu, tes ini biasanya dilakukan oleh orang yang telah memahami jenis-jenis logam dan karakteristiknya ( terutama baja ).

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 25Batam Institutional Development Projectdocument.doc

air

( Berat Logam )

( Kehilangan Berat Logam Bila Ditimbang dalam Air )

Page 29: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 8

Cara yang biasa dilakukan dalam tes fisik adalah dengan menggores, mengikir, memahat atau memukul dengan benda lain/ palu, sehingga dapat dilihat dan dirasakan tingkat kekerasannya.

Artinya, berda yang tinggi tingkat kekerasannya akan sulit tergores, dikikir, dipahat, dirusak oleh palu.

3. Tes Bunga ApiTes bunga api ( spark test ) barangkali merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam mengidentifikasi jenis logam.

Tes bunga api dilakukann melalui persepsi (mengartikan/ perkiraan ) pada warna, bentuk, panjang rata-rata, dan gejala bunga api selama tes dilakukan. Tes ini harus dilakukan dengan menggunakan mesin grinda kecepatan tinggi ( high speed power grinder ) dan bahan tes harus selalu digrinda pada posisi horizontal dengan latar belakang gelap.

Secara umum tipe bunga api dari logam adalah : bercabang (dua/ tiga), spt. jujung panah terputus, tajam/runcing, memancar/ aliran, berujung embel-embel, dan garis pendek dengan warna sinar merah, oranye, putih, dan kuning.

ujung panah tajam

bercabang memancar ujung terpecah

bentuk garis ujung berembel-embel

Gambar 2 : Tipe Bunga Api

Baja karbon mempunyai karakteristik bunga api bercabang berwarna kuning dengan bintang berwarna putih di ujungnya. Kandungan karbon dalam baja karbon dapat diperkirakan dari berapa banyak jumlah bintang berwarna putih pada saat pengujian. Sedang besi murni hanya akan kelihatan bunga api bercabang berwarna kuning.

Jika besi dengan unsur paduan tungsten, maka bunga apinya akan berwarna merah terang; dan jika unsur paduannya nikel, maka warna bunga apinya akan tergantung pada jumlah kandungan paduannya, yaitu mulai putih sampai oranye.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 26Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 30: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

merah

kuning

merah

oranye

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 9

Adapun untuk bunga api besi tuang adalah berupa pancaran warna merah dengan sedikit lengkungan-lengkungan berwarna kekuning-kuningan, serta nikel adalah berwarna oranye berbentuk tajam yang pendek berombak.

Besi tuang putih Besi tuang kelabu besi lunak ( malleable ) Nikel

Gambar 3 :Contoh Bunga Api

Keterangan : 1. Besi Tuang Putih :

Pada pangkal bunga api berwarna merah dengan panjang 1/3 bagian dan 2/3 bagian arah ujung berwarna kuning.

Panjang bunga api ( dengan menggunakan power grinder ) 50 Cm.

Volume sangat sedikit.

2. Besi Tuang Kelabu :

Pada pangkal bunga api berwarna merah dengan panjang 1/4 bagian dan 1/2 bagian arah ujung berwarna kuning.

Panjang bunga api ( dengan menggunakan power grinder ) 65 Cm.

Volume sedikit.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 27Batam Institutional Development Projectdocument.doc

kuning

kuning

Baja karbon rendah

Baja karbon sedang

Baja karbon tinggi

Besi kasar

Page 31: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 103. Besi Lunak ( besi mampu tempa / malleable ) :

Bunga api berwarna kuning.

Panjang bunga api ( dengan menggunakan power grinder ) 75 Cm.

Volume sedang.

4. Nikel : Bunga api berwarna oranye.

Panjang bunga api ( dengan menggunakan power grinder ) 25 Cm.

Volume sedang.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 28Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 32: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 11

2. ISTILAH LAS

a. Pengertian

Pada proses pengelasan, khususnya las busur manual banyak digunakan kata-kata, kalimat pendek atau istilah yang berasal dari bahasa asing, namun pada proses perencanaan/ persiapan, pelaksanaan dan pemeriksaan atau pengujian hasil las istilah tersebut dipakai secara luas untuk kesamaan pemahaman atau acuan dalam suatu standar pengelasan.

Secara umum, dalam Paket ini akan disajikan istilah-istilah yang umum dipergunakan dalam standar-standar pengelasan yang dipakai sebagai acuan di Indonesia, seperti Standar Depnaker, MIGAS, BKI dan API/ IWS.

b. Macam-macam Istilah Las

1. Istilah-Istilah pada Persiapan Pengelasan :

Backing Bar Backing Strip

Keterangan :

1. Included angle = sudut kampuh

2. Angle of bevel = setengah sudut kampuh

3. Root face = bidang permukaan akar las

4. Root gap = jarak antara dua benda yang akan di las

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 29Batam Institutional Development Projectdocument.doc

3

12

5

4

dilas76

Page 33: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 125. Base metal/parent metal = logam yang disambung

6. Backing bar = logam (umumnya tidak sejenis) atau bahan lain ( seperti keramik,

tembaga) yang diletakkan di bagian belakang benda yang akan di las dan tidak

menjadi satu dengan benda yang disambung.

7. Backing strip = logam yang diletakkan di bagian belakang benda yang disambung

dan menjadi satu dengan logam yang dilas.

2. Istilah-Istilah pada Proses Pengelasan :

Keterangan :

1. Root run = jalur pertama

2. Sealing run = jalur pengisi di bagian belakang

3. Sealing weld = jalur las pengisi

4. Leg length = kaki las

5. Reinforcement = penguatan

6. Heat affected zone = daerah pengaruh panas

7. Weld width = lebar las

8. Toe = kaki jalur las

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 30Batam Institutional Development Projectdocument.doc

4

5

6

7

12

37

8

5

6

Page 34: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

1 2

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 13

Keterangan :

1. Elektroda core wire = kawat inti elektroda

2. Arc flame = nyala busur

3. Slag = terak

4. Path of molten metal = cairan elektroda yang jatuh pada benda kerja

5. Protective gases = gas-gas pelindung

6. Arc length = jarak antara benda kerja dengan elektroda

7. Weld metal = logam las ( hasil las )

8. Base metal = logam dasar ( yang dilas )

Keterangan :

1. Key hole = lubang kunci, yakni lubang pada akar las yang terjadi pada saat

pengelasan jalur pertama / penetrasi sambungan tumpul.

2. Tack weld = las catat

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 31Batam Institutional Development Projectdocument.doc

6

1

5

2

43

7 8

Page 35: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 14

3. Istilah pada Hasil Las :

Kerusakan ( Cacat ) Las

Keterangan :

1. Under cut = takik las (termakan)

2. Overlap = logam las yang menumpang pada benda kerja (tidak berpadu)

3. Lack of fusion = sebagian kecil lasan yang tidak berpadu

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 32Batam Institutional Development Projectdocument.doc

3

21

Page 36: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 15

3. SIMBOL LAS

a. Bentuk-bentuk Sambungan Las

Beragam bentuk pekerjaan las dan fabrikasi logam, menuntut agar suatu sambungan yang dikerjakan dapat sesuai dengan kekuatan yang diharapkan. Karena itu bentuk-bentuk sambungan dirancang sedemikian rupa supaya memenuhi kebutuhan tersebut

1. Bentuk-bentuk Sambungan LasSecara umum sambungan las ada dua macam, yaitu sambungan sudut ( fillet ) dan sambungan tumpul ( butt ).

Adapun macam-macam bentuknya adalah sebagai berikut :

Sambungan sudut dalam (T-joint atau L)

Sambungan sudut luar ( Corner joint)

Sambungan tumpang (lap joint)

Sambungan sumbat (Plug joint)

Sambungan celah (Slot joint)

Sambungan tumpul (Butt joint)

2. Bentuk-bentuk Kampuh Las.Kampuh las adalah bentuk persiapan pada suatu sambungan. Umumnya hanya ada pada sambungan tumpul, namun ada juga pada beberapa bentuk sambungan sudut tertentu, yaitu untuk memenuhi persyaratan kekuatan suatu sambungan sudut.

Bentuk kampuh las yang banyak dipergunakan pada pekerjaan las dan fabrikasi logam adalah :

Kampuh I (Open square butt)

Kampuh V (Single Vee butt)

Kampuh X (Duoble Vee butt)

Kampuh U (Single U butt)

Kampuh K/ Sambungan T dengan penguatan pada kedua sisi ( Reinforcemen on T-butt weld )

Kampuh J/ Sambungan T dengan penguatan satu sisi ( Single J-butt weld )

Berikut ini adalah gambar bentuk-bentuk sambungan dan kampuh las.

Sambungan T ( T-Joint ) Sambungan Sudut ( Corner Joint )

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 33Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 37: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 16

Sambungan Tumpang ( Lap Joint )

Sambungan Slot( SlotJoint ) Sambungan Tumpul ( Butt Joint ) T- Butt Joint

Gambar 4 : Bentuk-bentuk Sambungan

Kampuh I Kampuh U

Kampuh V Kampuh K

Kampuh X Kampuh J

Gambar 5 : Kampuh Las

b. Aplikasi Simbol Las

Pada pekerjaan las dan fabrikasi logam gambar kerja sangat memegang peranan penting, terutama tentang simbol las, karena dengan adanya simbol las seorang pekerja akan dapat menentukan konstruksi sambungan yang akan dikerjakan. Oleh karena itu pemahaman tentang simbol-simbol las sangat perlu dikuasai oleh seseorang yang bekerja di bidang las dan fabrikasi logam.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 34Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 38: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 17

Berikut ini adalah macam-macam simbol las secara umum/ dasar yang digunakan dalam berbagai konstruksi pengelasan :

Bentuk Pengelasan Gambar Simbol

Sambungan

Sudut ( Fillet )

Jalur Las

Penebalan Permukaan

Sambungan Tumpul (umum)

( Penetrasi penuh pada sambungan tumpul )

Sambungan Tumpul

( Kampuh I )

Sambungan Tumpul

( Kampuh V )

Sambungan T

( di bevel )

HO 18Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 35Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 39: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

Sambungan Tumpul

( Kampuh U )

Sambungan T

( Kampuh J )

Bentuk Permukaan Jalur Las ( capping ) :

Tipe Pengelasan Gambar Simbol

Rata

Cembung

Cekung

Simbol Tambahan ( Suplemen ) :

Tipe Pengelasan Gambar Simbol

Fillet

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 36Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 40: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

HO 19Contoh Penerapan Simbol Las pada Sambungan Tumpul:

No. Bentuk Sambungan Gambar Simbol

1.

Kampuh I tertutup

2.

Kampuh I terbuka

3.

Kampuh V

4.

Kampuh X

Contoh Penerapan Simbol Las pada Sambungan Sudut:

No. Bentuk Sambungan Gambar Simbol

1.

Bentuk T dilas kontinyu pada satu sisi

2.

Bentuk T dilas kontinyu pada dua sisi

HO 20

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 37Batam Institutional Development Projectdocument.doc

2

60

8

2

2

8 2

60

8

2

60

8 8

60

2

608

8

8

88

8

8

Page 41: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Lembar Informasi

3.

Bentuk T dilas tidak kontinyu pada satu sisi

4.

Sumbat

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 38Batam Institutional Development Projectdocument.doc

50

8100

50 - 1008

Page 42: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 1

Tugas

Tugas 1 : Identifikasi Bahan dengan Tes Mekanik

Petunjuk :

1. Siapkan 3 macam bahan logam dengan ukuran 50 x 50 x 10 mm.

2. Lakukan tes fisik/ mekanik sesuai petunjuk pembimbing / instruktor.

3. Isilah lembar tes setiap pengujian / tes dilakukan !

4. Dari hasil tes, tentukan jenis logam yang diuji.

LEMBAR TES FISIK / MEKANIK

No Warna & Berat Tes dengan Kikir Tes dengan Pahat

1.

2.

3.

Hasil Tes :Bahan 1 = ……………….

Bahan 2 = ……………….

Bahan 3 = ……………….

Tugas 2

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 39Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 43: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 2 : Identifikasi Bahan dengan Tes Bunga Api

Petunjuk :1. Siapkan empat macam bahan logam ( baja ) dengan ukuran 10 x 20 x 100 - 150 mm

atau diameter 20 x 100 - 150 mm atau cukup untuk dipegang jika digrinda.

2. Siapkan mesin grinda kecepatan tinggi ( high speed power grinder ).

3. Lakukan tes bunga api sesuai petunjuk pembimbing / instruktor.

4. Isilah lembar pengamatan setiap pengujian / tes dilakukan !

5. Dari hasil tes, tentukan jenis logam yang diuji.

LEMBAR PENGAMATAN TES BUNGA API

No Ciri Bunga Api GambarBentuk Percikan Warna Bunga Api

1.

2.

3.

4.

Hasil Tes :Bahan 1 = ……………….

Bahan 2 = ……………….

Bahan 3 = ……………….

Bahan 4 = ……………….

Tugas 3

Tugas 3 : Simbol Las

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 40Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 44: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

1. Gambarkan bentuk sambungan dan ukurannya : Sambungan T pada pelat 12 mm dengan kaki las 10mm.

Sambungan tumpang (lap joint) pada pelat 10 mm

Sambungan sumbat (plug joint) pada pelat 16 mm dengan lubang 40 mm.

Sambungan tumpul (butt joint) kampuh V pada pelat 10 mm dengan bevel 35 dan root gap 1,5 mm.

2. Jelaskan arti simbol las berikut ini !

a.

b

c.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 41Batam Institutional Development Projectdocument.doc

8

80 - 20010

10 2

70

Page 45: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 4

Tugas 4 : Pengelasan Sambungan Slot - (2F)

A. Tujuan Instruksional

Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu :

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan alur ( slot ) posisi mendatar ( 2F ).

Membuat sambungan alur ( slot ) dengan kriteria :

lebar jalur las 9 mm

tinggi jalur las 6 mm

kaki las ( reinforcement ) cembung dan seimbang

sambungan jalur rata

beda permukaan jalur maksimum 1 mm

tidak ada overlap

perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.

Terak pada permukaan las maksimum 10 mm2.

B. Daftar Alat dan Bahan

1. Alat :

Seperangkat mesin las busur manual ( siap pakai )

Peralatan bantu

Peralatan keselamatan & kesehatan kerja

2. Bahan :

Pelat baja lunak, ukuran 70 x 200 x 6 mm, 2 buah

Elektroda jenis rutile ( E 6013 ), 3,2 mm

C. Teknik Pengelasan dan Langkah Kerja

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 42Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 46: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 200 x 6 mm yang salah

satunya telah dibuat lubang slot ukuran 25 x 60 mm

2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.

3. Memeriksa kesiapan peralatan kerja, termasuk perlengkapan keselamatan dan

kesehatan kerja las.

4. Mengatur arus pengelasan antara 90 – 120 Amper.

5. Mengatur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan ( gambar kerja ).

6. Membuat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada tiap sisi pertemuan kedua kepingan

bahan dan yakinkan bahwa kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar.

7. Membersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.

8. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 2F.

9. Malakukan pengelasan sambungan slot sepanjang kaki alur ( slot ) menggunakan

elektroda E 6013 3,2mm dengan sudut elektroda antara 600 – 700.

10. Memeriksakan hasil pengelasan yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.

11. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang

ditentukan.

12. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

D. Lembaran Kerja

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 43Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Las catat

600 – 700

Page 47: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

LEMBAR PENILAIANNO KRITERIA SKOR

MINIMUMCHECK

LIST1. Lebar jalur las 9 0,5 mm 3

2. Tinggi jalur las 6 0,5 mm 3

3. Kaki las ( reinforcement ) cembung dan seimbang 3

4. Sambungan jalur rata. tol. 0,5 mm 2

5. Beda permukaan jalur maksimum 1 mm 2

6. Tidak ada overlap 3

7. Perubahan bentuk / distorsi maksimum 5. 2

8. Terak pada permukaan las maksimum 10 mm2 3

Penilai,

………………… …

Tugas 5

Tugas 5 : Pengelasan Sambungan Plug - (2F)

A. Tujuan Instruksional Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 44Batam Institutional Development Projectdocument.doc

252060 15

70200

Page 48: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu :

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan sumbat (plug) posisi mendatar (2F).

Membuat sambungan sumbat (plug) dengan kriteria :

lebar jalur las 9 mm

tinggi jalur las 6 mm

kaki las ( reinforcement ) cembung dan seimbang

sambungan jalur rata

beda permukaan jalur maksimum 1 mm

tidak ada overlap

perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.

Terak pada permukaan las maksimum 10 mm2.

B. Daftar Alat dan Bahan

1. Alat :

Seperangkat mesin las busur manual ( siap pakai )

Peralatan bantu

Peralatan keselamatan & kesehatan kerja

2. Bahan :

Pelat baja lunak, ukuran 70 x 130 x 6 mm, 2 buah

Elektroda jenis rutile ( E 6013 ), 3,2 mm

C. Teknik Pengelasan dan Langkah Kerja

1. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 70 x 130 x 6 mm yang salah satunya

telah dilubangi dengan ukuran 30 mm.

2. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 45Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 49: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

3. Memeriksa kesiapan peralatan kerja, termasuk perlengkapan keselamatan dan kesehatan

kerja las.

4. Mengatur arus pengelasan antara 90 – 120 Amper.

5. Mengatur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan ( gambar kerja ).

6. Membuat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada tiap sisi pertemuan kedua kepingan bahan

dan yakinkan bahwa kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar.

7. Membersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja.

8. Mengatur posisi benda kerja pada posisi 2F.

9. Malakukan pengelasan sambungan plug sepanjang lingkaran kaki lubang menggunakan

elektroda E 6013 3,2mm dengan sudut elektroda antara 600 – 700.

10. Memeriksakan hasil pengelasan yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.

11. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang

ditentukan.

12. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

D. Lembaran Kerja

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 46Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Las catat

600 – 700600 – 700

Page 50: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

LEMBAR PENILAIANNO KRITERIA SKOR

MINIMUMCHECK

LIST1. Lebar jalur las 9 0,5 mm 3

2. Tinggi jalur las 6 0,5 mm 3

3. Kaki las ( reinforcement ) cembung dan seimbang 3

4. Sambungan jalur rata. tol. 0,5 mm 2

5. Beda permukaan jalur maksimum 1 mm 2

6. Tidak ada overlap 3

7. Perubahan bentuk / distorsi maksimum 5. 2

8. Terak pada permukaan las maksimum 10 mm2 3

Penilai,

………………… …

Tugas 6

Tugas 6 : Pengelasan Sambungan Tumpul Kampuh V Dilas Dua Sisi - (1G)

A. Tujuan Instruksional

Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu :

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 47Batam Institutional Development Projectdocument.doc

302020 15

70130

Page 51: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan tumpul kampuh V dilas dua sisi (V-butt

double side ) posisi flat ( 1G ).

Membuat sambungan tumpul kampuh V dilas dua sisi (V-butt - double side) dengan

kriteria :

lebar jalur las 2 mm dari pinggir kampuh ( 15 mm )

tinggi jalur las 1,5 mm

sambungan jalur rata

beda permukaan jalur maksimum 1 mm

undercut maksimum 0,5 mm x 10%

tidak ada overlap

perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.

Terak / catat las pada permukaan las maksimum 5 mm2.

B. Daftar Alat dan Bahan

1. Alat :

Seperangkat mesin las busur manual ( siap pakai )

Peralatan bantu pengelasan.

Mesin grinda ( lengkap dengan batu grinda ( disk ) 100 x t. 2 mm )

Peralatan keselamatan & kesehatan kerja

2. Bahan :

Pelat baja lunak, ukuran 80 x 200 x 8 mm, 2 buah; dibevel 300 - 350

Elektroda jenis rutile ( E 6013 ), 2,6 dan 3,2 mm

C. Teknik Pengelasan dan Langkah Kerja

1. Memeriksa kesiapan peralatan kerja, termasuk perlengkapan keselamatan dan kesehatan

kerja las.

2. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 80 x 200 x 8 mm yang kedua sisi

panjangnya telah dibevel 300 - 350.

3. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 48Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 52: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

4. Membuat root face selebar 1 – 3 mm dengan menggunakan grinda dan kikir, dan yakinkan

bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/ sejajar satu sama lainnya.

5. Mengatur arus pengelasan antara 90 – 120 Amper.

6. Mengatur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan ( gambar kerja ).

7. Membuat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada kedua ujung bahan dan yakinkan bahwa

kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak root gap 1 – 3 mm.

8. Membersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja. Jika berlebihan,

ratakan dengan grinda potong ( cutting disk ).

9. Melakukan pengelasan jalur pertama ( root ) sambungan tumpul kampuh V menggunakan

elektroda E 6013 2,6 mm dengan sudut elektroda antara 600 – 700 tanpa diayun.

10. Melakukan pengelasan jalur kedua menggunakan elektroda E 6013 3,2 mm dengan

sudut elektroda yang sama dengan jalur pertama, tapi diayun zigzag atau setengah

lingkaran.

11. Melakukan pengelasan jalur ketiga ( capping ) pada permukaan pertama ( atas ).

12. Membalik benda kerja, kemudian grinda akar las ( root ) selebar 5 mm dengan

kedalaman 2 – 3 mm atau sampai kelihatan jalur akar secara merata.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 49Batam Institutional Development Projectdocument.doc

900

Root face

Las catat

300 - 350

Root gap

231

digrinda

600 – 700

Page 53: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

13. Melakukan pengelasan pada sisi bawah ( satu jalur ) dengan menggunakan elektroda yang

sama tanpa diayun.

14. Memeriksakan hasil pengelasan yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.

15. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang

ditentukan.

16. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 50Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Jalur sisi ke dua (bawah)

Page 54: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

D. Lembaran Kerja

Persiapan :

Hasil :

LEMBAR PENILAIANNO KRITERIA SKOR

MINIMUMCHECK

LIST1. Lebar jalur las 15 1,0 mm 3

2. Tinggi jalur las 1,5 0,5 mm 3

3. Sambungan jalur rata 2

4. Beda permukaan jalur maksimum 0,5 mm 3

5. Undercut maksimum 0,5 mm x 10% 3

6. Tidak ada overlap 2

7. Perubahan bentuk / distorsi maksimum 5. 2

8. Terak pada permukaan las maksimum 5 mm2 3

Penilai,

………………… …

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 51Batam Institutional Development Projectdocument.doc

41

2 3

2

60 – 70

Page 55: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Tugas 7

Tugas 7 : Pengelasan Sambungan Tumpul Kampuh V Dilas Satu Sisi - (1G)

A. Tujuan Instruksional

Setelah mempelajari dan berlatih dengan tugas ini, peserta diharapkan mampu :

Melakukan persiapan pengelasan, meliputi peralatan dan bahan praktik.

Menjelaskan prosedur membuat sambungan tumpul kampuh V dilas satu sisi (V-butt

single side ) posisi flat ( 1G ).

Membuat sambungan tumpul kampuh V dilas satu sisi (V-butt – single side) dengan

kriteria :

lebar jalur las 2 mm dari pinggir kampuh ( 21 mm )

tinggi jalur las 1,5 mm

sambungan jalur rata

beda permukaan jalur maksimum 1 mm

undercut maksimum 0,5 mm x 10%

tidak ada overlap

perubahan bentuk / distorsi maksimum 5.

Terak / catat las pada permukaan las maksimum 5 mm2.

B. Daftar Alat dan Bahan

1. Alat :

Seperangkat mesin las busur manual ( siap pakai )

Peralatan bantu pengelasan.

Mesin grinda ( lengkap dengan batu grinda ( disk ) 100 x t. 2 mm )

Peralatan keselamatan & kesehatan kerja

2. Bahan :

Pelat baja lunak, ukuran 80 x 200 x 12 mm, 2 buah; dibevel 300 - 350

Elektroda jenis rutile ( E 6013 ), 2,6 dan 3,2 mm

Elektroda jenis cellulose ( E 6010/11 ), 2,6 mm.

C. Teknik Pengelasan dan Langkah Kerja

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 52Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 56: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

1. Memeriksa kesiapan peralatan kerja, termasuk perlengkapan keselamatan dan kesehatan

kerja las.

2. Menyiapkan 2 buah bahan /pelat baja lunak ukuran 80 x 200 x 12 mm yang kedua sisi

panjangnya telah dibevel 300 - 350.

3. Membersihkan bahan dan hilangkan sisi-sisi tajamnya dengan kikir atau grinda.

4. Membuat root face selebar 1 – 3 mm dengan menggunakan grinda dan kikir, dan yakinkan

bahwa kedua bevel tersebut sama besar dan rata/ sejajar satu sama lainnya.

5. Mengatur peletakan benda kerja sesuai dengan posisi pengelasan ( gambar kerja ).

6. Membuat las catat sepanjang 10 – 15 mm pada kedua ujung bahan dan yakinkan bahwa

kedua kepingan tersebut rapat dan sejajar dengan jarak root gap 1 – 3 mm.

7. Membersihkan hasil las catat menggunakan palu terak dan sikat baja. Jika berlebihan,

ratakan dengan grinda potong ( cutting disk ).

8. Melakukan pengelasan jalur pertama ( root ) sambungan tumpul kampuh V menggunakan

elektroda E 6010/11 2,6 mm dengan sudut elektroda antara 600 – 700 tanpa diayun.

9. Melakukan pengelasan jalur kedua dan seterusnya menggunakan elektroda E 6013 3,2

mm dengan sudut elektroda yang sama dengan jalur pertama, tapi diayun zigzag atau

setengah lingkaran.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 53Batam Institutional Development Projectdocument.doc

900

Root face

Las catat

300 - 350

Root gap

600 – 700

Page 57: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

10. Melakukan pengelasan jalur terakhir ( capping ), yang terlebih dahulu dirapikan/ diratakan

dengan grida potong dengan lebar 17 mm ( selebar persiapan/ kampuh las ) dan

kedalaman antara 0,5 - 1 mm.

11. Memeriksakan hasil pengelasan yang dikerjakan kepada pembimbing/ instruktor.

12. Mengulangi job tersebut jika hasil pengelasan belum mencapai kriteria minimum yang

ditentukan.

13. Serahkan benda kerja pada pembimbing untuk diperiksa.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 54Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Dibentuk dengan grinda

Page 58: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

D. Lembaran Kerja

Persiapan :

Hasil :

LEMBAR PENILAIANNO KRITERIA SKOR

MINIMUMCHECK

LIST1. Lebar jalur las 21 1,0 mm 3

2. Tinggi jalur las 1,5 0,5 mm 3

3. Sambungan jalur rata 2

4. Beda permukaan jalur maksimum 0,5 mm 3

5. Undercut maksimum 0,5 mm x 10% 3

6. Tidak ada overlap 2

7. Perubahan bentuk / distorsi maksimum 5. 2

8. Terak pada permukaan las maksimum 5 mm2 3

Penilai,

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 55Batam Institutional Development Projectdocument.doc

2

60 – 70

capping

root

Page 59: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 1

Transparansi

IDENTIFIKASI BAHAN LOGAM

Logam adalah unsur kimia yang mempunyai sifat-sifat kuat, liat, keras, penghantar listrik dan panas, mengkilap dan umumnya mempunyal titik cair tinggi.

Penggolongan Logam

1. Logam berat: Besi, nikel;khrom, tembaga, timah putih, timah hitam, seng.

2. Logam ringan: Aluminium, magnesium, titanium, kalsium, kalium, natrium, barium.

3. Logam mulia: Emas, perak, platina (platinium.)

4. Logam refraktori (logam tahan api) : Wolfarm, molibdin, titanium, zirkonium.

5. Logam radio aktif: Uranium, radium.

Logam-logam dapat diperoleh dengan jalan mengolah bahan baku berupa bijih

yang berasal dari bahan galian (ditambang) menjadi berbagai jenis

logam.Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 56Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 60: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 2

Penggunaan Logam :Dalam penggunaan serta pemakaiannya,

logam pada umumnya tidak merupakan logam murni tetapi merupakan senyawa

logam atau merupakan paduan, yaitu senyawa antara logam dengan logam dan

senyawa antara logam dengan metalloid yang mempunyai sifat-sifat logam.

Contoh paduan logam dengan logam : paduan Cu dengan Zn disebut

kuningan paduan Cu dengan Sn disebut

perungguContoh paduan logam dengan metalloid :

paduan Fe dengan C disebut “fero karbon”

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 57Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 61: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

paduan Fe dengan Si disebut “fero sifikon”.

OHT 3

Logam Teknik yang Sering Dipakai adalah

:1. Baja dan paduannya.2. Aluminium dan paduannya.3. Tembaga dan paduannya.4. Nikel dan paduannya.5. Timah putih dan paduannya.

Untuk Keperluan Khusus atau Sebagai Unsur Paduan Sering Dipergunakan :

timah hitam seng magnesium mangan

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 58Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 62: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

khrom vanadium molibdenum

OHT 4

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 59Batam Institutional Development Projectdocument.doc

DAFTAR UNSUR-UNSUR LOGAM, BUKAN LOGAM DAN METALLOID

Page 63: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 5

Pengaruh unsur paduan terhadap sifat baja paduan.

C : Karbon dengan unsur-unsur lain umumnya membentuk karbid kecuali dengan Ni dan Mn, oleh karena itu dengan unsur pembentuk karbid menentukan banyak karbid dalam baja. Karbid-karbid ini keras tapi getas, tahan goresan dan tahan suhu.

Cr : Menambah kekuatan tarik dan keplastisan, menambah mampu keras, meningkatkan ketahanan terhadap korosi dan tahan suhu tinggi.

W : Membentuk karbid yang keras dan tahan suhu tinggi, banyak digunakan dalam baja perkakas dan baja potong cepat (HSS).

Mo dan W : Menambah kekerasan dan kekuatan terutama pada suhu tinggi, menambah mampu keras.

Mn : Menambah kekuatan, kekerasan dan keuletan.

Si : Menambah kekuatan dan elastisitas, menambah ketahanan terhadap asam pada suhu tinggi dan memperbaiki tahanan listrik.

Ni : Meningkatkan sifat mekanis, keliatan dan mampu keras, mengurangi sifat maknit, tahan asam dan menurunkan koefisien muai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 60Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 64: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 6

PEMILIHAN BAJA

Baja karbon dapat diambil sebagai bahan pilihan pertama selama memenuhi persaratan

penggunaan.

Baja karbon rendah diperdagangkan dalam bentuk plat, strip, batang atau profil. Baja plat untuk badan kendaraan biasanya diambil yang mengandung 0,05%C. Baja untuk konstruksi jembatan, bangunan dan lain-lain, mengandung 0,15—0,25% C. Baut dan paku keling untuk konstruksi tersebut dan SAE 1020 dan 1035.

Baja karbon medium dipakai untuk bahan alat-alat dan bagian-bagian mesin : baut, poros engkol, batang torak, poros, terbuat dan C 1040 sedangkan roda-roda gigi dan baja yang mengandung karbon 0,55 - 0,83%. Baja karbon tinggi C 1095 banyak dipakai untuk pegas dan perkakas, pahat, bubut, palu, gergaji. Sedang kikir, gergaji, pisau cukur, peluru-peluru dan bantalan peluru terbuat dan baja dengan kadar karbon lebih tinggi lagi (1 — l,5%C).

Baja tahan karat banyak digunakan sehubungan dengan sifatnya tahan terhadap korosi dan reaksi kimia atau reaksi dengan Iingkungan dan tahan terhadap panas (spt. untuk tangki zat kimia yang korosif, pendingin dan pemanas, turbin, ketel, tungku pemanas, dll.)

Baja mangan banyak dipakai karena sifatnya yang keras dan ulet, karena itu dipakai antara lain untuk mata pemecah pada mesin pemecah batu dan gilingan.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 61Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 65: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 7

Klasifikasi dan Standarisasi Baja

Klasifikasi baja menurut SAE (Society of Automotive Engineers) dan AISI American Iron and Steel Institute) Amerika

Angka pertama menunjukkan tipe baja, umpamanya angka 1 menunjukkan baja karbon, 2 menunjukkan baja nikel, 3 menunjukkan baja nikel khrom, dan sebagainya.

Angka kedua menunjukkan sub-tipe atau prosentase kandungan unsur paduan utarna, umpamanya 0 (nol) menunjukkan unsur karbon yang utama. tak ada unsur paduan lain yang penting (baja karbon biasa), 1 menunjukkan unsur belerang yang utama, 2 menunjukkan unsur pospor yang utama, 3 menunjukkan unsur mangan yang utama, 4 menunjukkan unsur silikon yang utama, dan sebagainya.

Dua angka terakhir menunjukkan prosentase karbon rata-rata dalam 1/100%. Di depan keempat angka tersebut ada huruf yang menyatakan proses pembuatan baja tersebut, yaitu A adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka basa, B adàlah baja yang dibuat pada dapur konvertor (Bessemer) asam, C adalah baja yang dibuat pada dapur konvertor (Thomas) basa, D adalah baja yang dibuat pada tanur perapian terbuka asam dan E adalah baja yang dibuat pada tanur listrik. Selain itu dipakai huruf TS yaitu baja yang masih dalam penentuan pilihan.

Ada kalanya huruf B atau BV disisipkan, yaitu untuk menunjukkan golongan baja boron (51 B 60) atau baja boron vanadium

(TS43BV12, TS43BV14).

OHT 8

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 62Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 66: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

Contoh

C 1008 adalah tipe baja karbon dengan sub tipe baja karbon biasa yang dibuat pada tanur konvertor basa yang mengandung rata-rata 0,08% C.

Klasifikasi Baja

M a c a m NomorBaja karbon: 1XXX

Baja karbon biasa IOXXBaja “Free machining” 11XXBaja mangan : 1,75%Mn. 13XX 1- 1,65Mn 15XXBaja nikel : 2XXX

3,5%Ni 23XX5,0%Ni 25XX

Baja nikel khrom : 3XXX1,25%Ni,0,60%Cr 31X1,75% Ni, 1,00%Cr 32XX3,50% Ni, 1,50 % Cr 33XX

Baja molibden: 4XXXC,Mo 4OXXCr,Mo 41XXCr, Ni, Mo 43XX1,75% Ni, Mo 46XX3,50% Ni, Mo 48XX

OHT 9

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 63Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 67: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

M a c a m NomorBaja Khrom : 5XXX

Cr rendah (0,5% Cr) 5OXXCr medium (1,0% Cr) 51XXBaja khrom vanadium : 6XXX1%Cr 61XX

BajaNi—Cr—Mo : -0,30% Ni, 0,40% Cr, 0,12% Mo

81XX

0,55% Ni, 0,50% Cr, 0,25% Mo

87XX

3,25% Ni, 1,20% Cr, 0,12%Mo

93XX

Baja silisium — mangan : 9XXX2%Si 92XX

Baja boron : -0,0005 % B minimum 14BXX

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 64Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 68: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

( Berat Logam )

( Kehilangan Berat Logam Bila Ditimbang dalam Air )

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 10

METODE IDENTIFIKASI BAHAN

1. Metode Berat Jenis :Contoh :Sepotong bahan nikel beratnya 178 gram (a); kemudian dimasukkan ke dalam air, beratnya menjadi 158 gram (b). Kehilangan berat sebesar 20 gram adalah setara dengan berat air pada volume yang sama. Dengan demikian, gaya berat spesifik dari nikel adalah perbandingan antara 178 dengan 20, yaitu : 8,90.

178 ( ditimbang di udara bebas )158 ( ditimbang di dalam air ) 20 ( selisih )178 : 20 = 8,90 ( lihat tabel berat jenis )

Jadi : Gaya Berat Spesifik =

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 65Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 69: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 11

2. Tes Fisik / Mekanik :

Tes ini hanya dapat memperkirakan kekerasan suatu logam dan jenis logam secara umum.

Dilakukan oleh orang yang telah memahami jenis-jenis logam dan karakteristiknya ( terutama baja ).

Cara Melakukan Tes Mekanik :Menggores, mengikir, memahat atau memukul dengan benda lain/ palu, sehingga dapat dilihat dan dirasakan tingkat kekerasannya.

3. Tes Bunga Api : Tes bunga api dilakukann melalui persepsi (mengartikan/

memperkirakan ) pada warna, bentuk, panjang rata-rata, dan gejala bunga api selama tes dilakukan.

Tes ini harus dilakukan dengan menggunakan mesin grinda kecepatan tinggi ( high speed power grinder ) dan bahan tes harus selalu digrinda pada posisi horizontal dengan latar belakang gelap.

Secara umum tipe bunga api dari logam adalah :

Bercabang (dua/ tiga), spt. jujung panah terputus, tajam/runcing, memancar/ aliran, berujung embel-embel, dan garis pendek dengan warna sinar merah, oranye, putih, dan kuning.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 66Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 70: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 12

ISTILAH LASPada Persiapan Bahan :

Backing Bar Backing Strip

KETERANGAN : Included angle = sudut kampuhAngle of bevel = setengah sudut kampuhRoot face = bidang permukaan akar lasRoot gap = jarak antara dua benda yang akan di lasBase metal/parent metal = logam yang disambungBacking bar = logam (umumnya tidak sejenis) atau bahan

lain ( seperti keramik, tembaga) yang diletakkan di bagian belakang benda yang akan di las dan tidak menjadi satu dengan benda yang disambung.

Backing strip = logam yang diletakkan di bagian belakang benda yang disambung dan menjadi satu dengan logam yang dilas.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 67Batam Institutional Development Projectdocument.doc

3

12

5

4

dilas76

Page 71: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 13

Pada Proses Pengelasan :

Keterangan :

1. Root run = jalur pertama

2. Sealing run = jalur pengisi di bagian belakang

3. Sealing weld = jalur las pengisi

4. Leg length = kaki las

5. Reinforcement = penguatan

6. Heat affected zone = daerah pengaruh panas

7. Weld width = lebar las

8. Toe = kaki jalur las

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 68Batam Institutional Development Projectdocument.doc

4

5

6

7

12

37

8

5

6

Page 72: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 14

Keterangan :

1. Elektroda core wire = kawat inti elektroda

2. Arc flame = nyala busur

3. Slag = terak

4. Path of molten metal = cairan elektroda yang jatuh pada

benda kerja

5. Protective gases = gas-gas pelindung

6. Arc length = jarak antara benda kerja dengan elektroda

7. Weld metal = logam las ( hasil las )

8. Base metal = logam dasar ( yang dilas )

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 69Batam Institutional Development Projectdocument.doc

6

1

5

2

43

7 8

Page 73: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 15

Keterangan :

1. Key hole = lubang kunci, yakni lubang pada akar las yang terjadi

pada saat pengelasan jalur pertama / penetrasi sambungan

tumpul.

2. Tack weld = las catat

Pada Hasil Pengelasan :

Keterangan :

Under cut = takik las (termakan)

Overlap = logam las yang menumpang pada benda kerja (tidak

berpadu)

Lack of fusion = sebagian kecil lasan yang tidak berpadu

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 70Batam Institutional Development Projectdocument.doc

1 2

3

21

Page 74: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 16

Bentuk-bentuk Sambungan :

Sambungan T ( T-Joint ) Sambungan Sudut ( Corner Joint )

Sambungan Tumpang ( Lap Joint )

Sambungan Slot( SlotJoint ) Sambungan Tumpul ( Butt Joint ) T- Butt Joint

Kampuh Las :

Kampuh I Kampuh U

Kampuh V Kampuh K

Kampuh X Kampuh J

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 71Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 75: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 17

SIMBOL LAS

Bentuk Pengelasan Gambar Simbol

Sambungan

Sudut ( Fillet )

Jalur Las

Penebalan Permukaan

Sambungan Tumpul (umum)

( Penetrasi penuh pada sambungan tumpul )

Sambungan Tumpul

( Kampuh I )

Sambungan Tumpul

( Kampuh V )

Sambungan T

( di bevel )

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 72Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 76: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 18

Sambungan Tumpul

( Kampuh U )

Sambungan T

( Kampuh J )

Bentuk Permukaan Jalur Las ( capping ) :

Tipe Pengelasan Gambar Simbol

Rata

Cembung

Cekung

Simbol Tambahan ( Suplemen ) :

Tipe Pengelasan Gambar Simbol

Fillet

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 73Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 77: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 19

Contoh Penerapan Simbol Las pada Sambungan Tumpul:

No. Bentuk Sambungan Gambar Simbol

1.

Kampuh I tertutup

2.

Kampuh I terbuka

3.

Kampuh V

4.

Kampuh X

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 74Batam Institutional Development Projectdocument.doc

2

60

8

2

2

8 2

60

8

2

60

8 8

60

2

60

8

Page 78: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 4 Strategi Penyajian Tugas

OHT 20

Contoh Penerapan Simbol Las pada Sambungan Sudut:

No. Bentuk Sambungan Gambar Simbol

1. Bentuk T dilas kontinyu pada satu sisi

2. Bentuk T dilas kontinyu pada dua sisi

3. Bentuk T dilas tidak kontinyu pada satu sisi

4. Sumbat

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 75Batam Institutional Development Projectdocument.doc

8

88

8

8

50

8100

50 - 1008

8

Page 79: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

BAB 5 CARA MENILAI UNIT INI

Apa yang Dimaksud dengan Penilaian ?Penilaian adalah proses pengumpulan bukti-bukti hasil ujian/pekerjaan dan pemberian nilai atas kemajuan peserta pelatihan dalam mencapai kriteria unjuk kerja seperti yang dimaksud dalam Standard Kompetensi. Bila pada nilai yang ditetapkan telah tercapai ( sesuai dengan kriteria ), maka dinyatakan bahwa kompetensi sudah dicapai . Penilaian lebih untuk mengidentifikasi pencapaian dan penguasaan kompetensi peserta pelatihan dari pada hanya untuk membandingkan prestasi peserta terhadap peserta lain.

Apa yang Dimaksud dengan Kompeten?Tanyakan pada diri Anda sendiri : “Kemampuan kerja apa yang benar-benar dibutuhkan oleh peserta pelatihan”?

Jawaban terhadap pertanyaan ini akan mengatakan kepada Anda tentang apa yang kita maksud dengan kata “kompeten”. Untuk menjadi kompeten dalam suatu pekerjaan yang berkaitan dengan keterampilan berarti bahwa orang tersebut harus mampu untuk :

menampilkan keterampitan pada level (tingkat) yang dapat diterima mengorganisikan tugas-tugas yang dibutuhkan. merespon dan bereaksi secara layak bila sesuatu salah memenuhi suatu peranan dalam sesuatu rangkaian tugas-tugas pada pekerjaan mentransfer/mengimplementasikan keterampilan dan pengetahuan pada situasi

baru.

Bila Anda menilai kompetensi ini Anda harus mempertimbangkan seluruh issue-issue di atas untuk mencerminkan sifat kerja yang nyata .

Pengakuan Kompetensi yang DimilikiPrinsip penilaian terpadu memberikan pengakuan terhadap kompetensi yang ada tanpa memandang dari mana kompetensi tersebut diperoleh. Penilai mengakui bahwa individu-individu dapat mencapai kompetensi dalam berbagai cara:

kualifikasi terdahulu belajar secara informal.

Pengakuan terhadap kompetensi yang ada dengan mengumpulkan bukti-bukti kemampuan untuk dinilai apakah seseorang telah memenuhi standar kompetensi, baik memenuhi standar kompetensi untuk suatu pekerjaan maupun untuk kualifikasi formal.

Kualifikasi PenilaiDalam kondisi Iingkungan kerja, seorang peniIai industri yang diakui akan menentukan apakah seorang pekerja mampu melakukan tugas yang terdapat dalam unit kompetensi ini . Untuk menilai unit ini mungkin Anda akan memilih metode yang ditawarkan dalam pedoman ini, atau mengembangkan metode Anda sendiri untuk melakukan penilaian. Para penilai harus memperhatikan petunjuk penilaian dalam standar kompetensi sebelum memutuskan metode penilaian yang akan dipakai.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 76Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 80: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Ujian yang DisarankanUmumUnit Kompetensi ini, secara umum mengikuti format berikut:

(a) Menampilkan pokok keterampilan dan pengetahuan untuk setiap sub-kompetensi/kriteria unjuk kerja.

(b) Berhubungan dengan sesi praktik atau tugas untuk memperkuat teori atau mempersiapkan praktik dalam suatu keterampilan.

Hal ini penting sekali, di mana peserta dinilai (penilaian formatif) pada setiap elemen kompetensi. Mereka tidak boleh melanjutkan unit berikutnya sebelum mereka benar-benar menguasai (kompeten) pada materi yang sedang dilatihkan .

Sebagai patokan disini seharusnya paling sedikit satu penilaian tugas untuk pengetahuan pokok pada setiap elemen kompetensi. Setiap sesi praktik atau tugas seharusnya dinilai secara individu untuk tiap Sub-Kompetensi. Sesi praktik seharusnya diulang sampai tingkat penguasaan yang disyaratkan dari sub kompetansi dicapai.

Tes pengetahuan pokok biasanya digunakan tes obyektif. Sebagai contoh, pilihan ganda, komparasi, mengisi/melengkapi kalimat. Tes essay dapat juga digunakan dengan soal-soal atau pertanyaan yang relevan dengan unit ini.

Penilaian untuk unit ini, berdasar pada dua hal yaitu:

pengetahuan dan keterampilan pokok hubungan dengan keterampilan praktik.

Untuk penilaian unit “ Las Busur Manual-IIIB “ disarankan hal-hal sebagai berikut ::

Penilaian Pengetahuan Pokok

Penilaian Teori

Sub-Kompetensi 1 : Identifikasi Bahan LogamTes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut secara singkat dan jelas !

1. Logam dapat dibagi menjadi beberapa golongan, sebutkan dan jelaskan minimal 3

golongan tersebut.

2. Berikan contoh-contoh penggunaan logam dalam kehidupan sehari-hari.

3. Sebutkan minimal 4 macam unsur-unsur paduan pada baja dan jelaskan pengaruhnya

terhadap baja paduan tersebut.

4. Apa arti kode baja dengan nomor : C 1085, B 1301.

5. Berapa % kandungan karbor pada baja dan besi cor ?

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 77Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 81: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

6. Jelaskan penggunaan bahan tembaga, aluminium dan nikel secara umum.

7. Untuk mengidentifikasi jenis logam teknik, salah satunya adalah dengan melakukan tes

bunga api ( spark test ), jelaskan ciri-ciri bunga api dari bahan-bahan berikut ini :

Baja karbon rendah

Baja karbon tinggi

Baja tuang kelabu

Baja paduan nikel.

Sub-Kompetensi 2 : Istilah LasTes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Jawablah ( kerjakan ) soal-soal berikut secara singkat dan jelas !

1. Istilah-istilah pada persiapan las berdasarkan gambar di bawah ini :

a. = ……………… ……………….

b. = ……………… ……………….

c. = ……………… ……………….

d. = ……………… ……………….

2. Jelaskan arti istilah-istilah las berikut ini serta lengkapi dengan gambar !

Base metal/parent metal

Backing bar

Backing strip

Root run

Sealing weld

Leg length

Heat affected zone

Arc length

Key hole

Under cut

Overlap

Lack of fusion

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 78Batam Institutional Development Projectdocument.doc

ca

b

d

Page 82: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Sub-Kompetensi 3 : Simbol LasTes berdasarkan pada soal-soal berikut :

Perhatikan simbol-simbol las berikut ini !

a. b.

c. d.

1. Buatlah gambar konstruksi sambungan las berdasarkan simbol las di atas beserta ukurannya !

2. Jelaskan arti simbol-simbol las tersebut ( di atas ) secara singkat dan jelas.

3. Lengkapi simbol-simbol las berikut ini :

No. Simbol Las Arti Simbol Lasa. Sambungan T pada pelat 10 mm, kaki las

10mm dengan reinforcement cembung dan dilas satu sisi.

b. Sambungan T pada pelat 12 mm, kaki las 10mm dengan reinforcement rata dan dilas dua sisi.

c. Sambungan T pada pelat 10 mm, kaki las 8mm dilas sepanjang 60mm dan jarak atar lasan 200mm dengan reinforcement rata.

d. Sambungan tumpul (butt joint) kampuh V pada pelat 10 mm, bevel 30 dan root gap/ face 2mm.

e. Sambungan tumpul (butt joint) kampuh X pada pelat 20 mm dengan bevel 35 pada kedua sisi dan root gap 1,5 mm.

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 79Batam Institutional Development Projectdocument.doc

60 - 1508 8

60

2

70

6

2

8

8

Page 83: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Penilaian Keterampilan Pokok

Penilaian Praktik

Meliputi Tugas 1 s.d. 7Setiap pelaksanaan praktik hendaknya dinilai secara individual dan bila kriteria minimum yang ditetapkan belum tercapai, maka peserta pelatihan harus mengulang seluruh tes atau komponen tes yang belum tercapai tersebut, sehingga tingkat penguasaan suatu pengetahuan dan keterampilan dapat terpenuhi.

Bila melaksanakan penilaian praktik hal-hal berikut perlu dipertimbangkan :

Pemilihan komponen-komponen harus memenuhi keseluruhan kompetensi yang hendak dicapai.

Dalam mempersiapkan peralatan , alat- alat bantu dan sebagainya harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan SOP.

Tingkat disiplin dalam mengikuti prosedur kerja yang ditetapkan.

Langkah kerja yang benar.

Kriteria unjuk kerja yang ditetapkan harus mengacu pada standar yang jelas atau WPS ( Welding Procedure Specification ).

Penyelesaian seluruh tugas.

Menginterpretasikan hasil kerja dengan benar .

Apabila bekerja dalam satu tim (kelompok) pastikan bahwa setiap anggota telah memberikan kontribusi yang seimbang.

Pertanyaan-pertanyaan lisan dapat digunakan untuk melakukan tes secara individu dari setiap anggota kelompok atau untuk penekanan-penekanan terhadap bagian-bagian yang penting

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 80Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 84: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Ihtisar Penilaian Pokok-pokok Pengetahuan dan Keterampilan

Gunakan tugas-tugas ini untuk menetapkan apakah peserta pelatihan telah menguasai pokok-pokok pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.

Pokok-pokok Pengetahuan dan

Keterampilan

Tugas-tugas PenilaianYa Tidak

Perlu Latihan

Lanjutan1. Mengidentifikasi

bahan-bahan las1.1 Macam-macam bahan-bahan

teknik disebutkan dan dijelaskan.1.2 Penggunaan logam untuk

kebutuhan keteknikan diuraikan.1.3 Klasifikasi baja dan standarisasinya

dapat dijelaskan.1.4 Metoda-metoda mengidentifikasi

bahan dapat disebutkan dan didemonstrasikan.

2. Mengidentifikasi istilah-istlah las

2.1 Pengertian dari istilah-istilah las dijelaskan.

2.2 Macam-macam istilah las diidentifikasi dan diuraikan.

3. Membaca dan mengaplikasikan simbol-simbol las.

3.1 Beberapa sambungan las diidentifikasi dan dijelaskan.

3.2 Macam-macam simbol las diinterpretasikan.

3.3 Macam-macam simbol las diaplikasikan sesuai dengan standar yang berlaku di Indonesia.

4. Melaksanakan pengelasan sambungan sudut dan tumpul pada pelat posisi di bawah tangan dan horizontal

4.1 Mesin las distel sesuai dengan standar prosedur operasional.

4.2 Bahan ditempatkan sesuai dengan tuntutan pekerjaan.

4.3 Elektroda dipilih sesuai dengan jenis bahan yang dilas.

4.4 Pengelasan dilakukan dengan memperhatikan petunjuk keselamatan dan kesehatan yang berlaku.

4.5 Benda hasil las dibersihkan sesuai standar prosedur operasional

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 81Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 85: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Daftar Pemeriksaan (Checklist) yang Disarankan Bagi Penilai

Modul : Las Busur Manual IIIB .

Nama Peserta : Nama Penilai :

Apakah telah memberikan bukti-bukti yang cukup yang menunjukkan bahwa peserta dapat : Catatan

Menjelaskan dan melakukan pengidentifikasian bahan logam, antara lain :

- bahan-bahan teknik secara umum

- penggunaan logam teknik

- macam-macam logam mampu las

- klasifikasi baja dan standarisasinya

- metode mengidentifikasi bahan (secara visual dan melalui test )

….

….

….

….

….

Menjelaskan tentang istilah las :- pengertian

- macam-macam istilah las

….

….

Menginterpretasikan simbol las :- bentuk-bentuk sambungan las

- aplikasi simbol las

- interpretasi dan aplikasi simbol las

….

….

….

Menjelaskan prosedur pengelasan pada posisi di bawah tangan dan horizontal :

- metode dan teknik persiapan bahan

- penempatan bahan dan posisi elektroda

- arah dan gerakan elektroda.

….

….

….

Menerapkan pengelasan pada posisi di bawah tangan dan horizontal, yakni :

- sambungan celah / slot ( 2F )

- sambungan sumbat / plug ( 2F )

- sambungan tumpul kampuh V – dua sisi ( 1G )

- sambungan tumpul kampuh V – satu sisi ( 1G )

….

….

….

….

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 82Batam Institutional Development Projectdocument.doc

Page 86: Indonesia Australia Partnership for Skills Development · Web viewDalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan dapat menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk

Bab 5 Cara Menilai Unit Ini

Lembar Penilaian

Unit : BSDC 0702 / Las Busur Manual IIIB

Nama Perserta Pelatihan : ……………………………………

Nama Penilai : ………….………………..……….

Peserta yang Dinilai : Kompeten

Kompetensi yang Dicapai Umpan balik untuk Peserta:

Tanda tanganPeserta sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan-alasan mengambil keputusan

Tanda tangan Penilai:

Tanggal:

Saya sudah diberitahu tentang hasil penilaian dan alasan mengambil keputusan tersebut.

Tanda tangan Peserta Pelatihan:

Tanggal:

Indonesia Australia Partnership for Skills Development Page 83Batam Institutional Development Projectdocument.doc