insentif smelter dan refinery usulan ke menko ekonomi

4
Dasar UU no 4 /2009 dan Kepmen serta peraturan pendukungnya Pengusul Kadin Indonesia , Indonesia Smelter Processing Association, Asosiasi terkait lainnya dan Pengusaha Indonesia, BUMN dan Asing Penyelenggaraan Rapat Rabu 2 September 2015 , pk 13-17 di Kadin Indonesia Peserta Rapat Dihadiri oleh 51 perusahaan (Terlampir) Menimbang 1. Kelesuan perekonomian global akibat ketidak pastian yang membawa efek kepada perekonomian Indonesia 2. Rendah nya harga minyak dan gas , mineral dan logam, serta komoditi yang lain 3. Penguatan mata uang US Dollar yang mengakibatkan pelemahan mata uang lain termasuk Rupiah 4. Ancaman keamanan regional yang dipengaruhi oleh perobahan geo politik global 5. Ekspor Indonesia yang bertumpu pada komoditi dan bahan mentah pertambangan serta terlambat nya pembangunan industri manufaktur atau bernilai tambah termasuk IPPM dalam 10 tahun terakhir ini Memberikan saran kepada Pemerintah 1. Kelesuan ekonomi yang juga dipengaruhi oleh siklus perekonomian seyogyanya dibangkitkan melalui kebijakan counter cyclical berupa percepatan pencairan dana BN/APBD, percepatan pembangunan infrastruktur dan percepatan pembangunan industri manufaktur termasuk IPPM 2. Kegiatan investasi jangka panjang ini dapat dibiayai melalui APBN/D, program PPP, Pinjaman lunak serta Penerbitan Obligasi , atau bila dianggap perlu dengan meningkatkan Loan to GDP ratio 3. Pemberian insentive terutama bagi percepatan pembangunan IPPM sangat membantu keekonomian proyek tersebut sehingga pada saat perekonomian global kembali menguat 2 atau 3 tahun kedepan , industri bernilai tambah tersebut telah terbangun 4. Secara terus menerus menciptakan iklim investasi yang menarik terutama terkait dengan konsistensi perundangan-undangan dan peraturan yang berlaku 5. Pejabat pemberi izin harus berani mengambil keputusan dalam hal terjadi perbedaan penafsiran dalam peraturan perundangan Melaporkan 1. Sejak larangan ekspor bijih mineral mentah diterapkan pada awal tahun 2014 , para pengusaha Indonesia dan mitra asingnya sedang dan telah berhasil membangun IPPM terutama pengolahan dan pemurnian nikel, alumina, pasir besi, biji besi, dan lain-lainnya yang merupakan andalan mineral Indonesia, bahkan beberapa diantaranya telah mengekspor produk olahannya. 2. Tercatat lebih kurang 2 perusahaan dalam bidang tembaga, 15 perusahaan bidang nikel dan 6 perusahaan bidang bauksit, dan terhitung banyak perusahaan dalam bidang pasir besi dan biji besi 3. Terbukti larangan ekspor mineral dan kebijakan pembangunan IPPM ampuh dalam mewujudkan industri nilai tambah di dalam negeri sesuai dengan amanat UU no 4 /2009 4. Para pengusaha berkomitmen menyelesaikan pembangunan IPPM dengan dukungan penuh Pemerintah USULAN TENTANG INSENTIF PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL (IPPM) ATAU SMELTER/REFINERY DI INDONESIA 1

Upload: ispa

Post on 12-Dec-2015

62 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Insentif Smelter dan Refinery usulan ke Menko Ekonomi

TRANSCRIPT

Page 1: Insentif Smelter Dan Refinery Usulan Ke Menko Ekonomi

Dasar UU no 4 /2009 dan Kepmen serta peraturan pendukungnya

Pengusul Kadin Indonesia , Indonesia Smelter Processing Association, Asosiasi terkait lainnya dan Pengusaha Indonesia, BUMN dan Asing

Penyelenggaraan Rapat Rabu 2 September 2015 , pk 13-17 di Kadin Indonesia

Peserta Rapat Dihadiri oleh 51 perusahaan (Terlampir)

Menimbang 1. Kelesuan perekonomian global akibat ketidak pastian yang membawa efek kepada perekonomian Indonesia

2. Rendah nya harga minyak dan gas , mineral dan logam, serta komoditi yang lain

3. Penguatan mata uang US Dollar yang mengakibatkan pelemahan mata uang lain termasuk Rupiah

4. Ancaman keamanan regional yang dipengaruhi oleh perobahan geo politik global

5. Ekspor Indonesia yang bertumpu pada komoditi dan bahan mentah pertambangan serta terlambat nya pembangunan industri

manufaktur atau bernilai tambah termasuk IPPM dalam 10 tahun terakhir ini

Memberikan saran kepada

Pemerintah

1. Kelesuan ekonomi yang juga dipengaruhi oleh siklus perekonomian seyogyanya dibangkitkan melalui kebijakan counter cyclical berupa

percepatan pencairan dana BN/APBD, percepatan pembangunan infrastruktur dan percepatan pembangunan industri manufaktur

termasuk IPPM

2. Kegiatan investasi jangka panjang ini dapat dibiayai melalui APBN/D, program PPP, Pinjaman lunak serta Penerbitan Obligasi , atau bila

dianggap perlu dengan meningkatkan Loan to GDP ratio

3. Pemberian insentive terutama bagi percepatan pembangunan IPPM sangat membantu keekonomian proyek tersebut sehingga pada

saat perekonomian global kembali menguat 2 atau 3 tahun kedepan , industri bernilai tambah tersebut telah terbangun

4. Secara terus menerus menciptakan iklim investasi yang menarik terutama terkait dengan konsistensi perundangan-undangan dan

peraturan yang berlaku

5. Pejabat pemberi izin harus berani mengambil keputusan dalam hal terjadi perbedaan penafsiran dalam peraturan perundangan

Melaporkan 1. Sejak larangan ekspor bijih mineral mentah diterapkan pada awal tahun 2014 , para pengusaha Indonesia dan mitra asingnya sedang

dan telah berhasil membangun IPPM terutama pengolahan dan pemurnian nikel, alumina, pasir besi, biji besi, dan lain-lainnya yang

merupakan andalan mineral Indonesia, bahkan beberapa diantaranya telah mengekspor produk olahannya.

2. Tercatat lebih kurang 2 perusahaan dalam bidang tembaga, 15 perusahaan bidang nikel dan 6 perusahaan bidang bauksit, dan terhitung

banyak perusahaan dalam bidang pasir besi dan biji besi

3. Terbukti larangan ekspor mineral dan kebijakan pembangunan IPPM ampuh dalam mewujudkan industri nilai tambah di dalam negeri

sesuai dengan amanat UU no 4 /2009

4. Para pengusaha berkomitmen menyelesaikan pembangunan IPPM dengan dukungan penuh Pemerintah

USULAN TENTANG

INSENTIF PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL (IPPM)

ATAU SMELTER/REFINERY DI INDONESIA

1

Page 2: Insentif Smelter Dan Refinery Usulan Ke Menko Ekonomi

USULAN TENTANG

INSENTIF PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL (IPPM)

ATAU SMELTER/REFINERY DI INDONESIA

Memperhatikan Tantangan dan hambatan dalam hal :

1. Perizinan yang banyak dan tidak sederhana , makan waktu, tumpang tindih dan lemahnya koordinasi pusat dan daerah

2. Pembebasan lahan dan harga lahan yang tidak terkendali akibat spekulan tanah

3. Terbatasnya sarana jalan, pelabuhan, industri , telekomunikasi yang tersedia terutama diwilayah terpencil

4. Dukungan sektor perbangkan yang menyamakan resiko bidang usaha tambang dan pengolahan hasil tambang , sehingga akses

pendananaan terbatas dan mahal

Mengusulkan kepada

Pemerintah untuk

percepatan pembangunan

IPPM

Konsistensi Kebijakan

1. Pemerintah agar konsisten dalam menerapkan UU No. 4 / 2009 tentang kewajiban membangun fasilitas pengolahan dan pemurnian

mineral (IPPM) dalam negeri dan larangan ekspor bijih mineral mentah.

2. Pemerintah agar tidak memberikan kesempatan atas wacana relaksasi larangan dan atau pembatasan ekspor bijih mineral mentah

karena berisiko menimbulkan ketidakpercayaan investor kepada Pemerintah

Perijinan

3. Harmonisasi, penyederhanaan dan percepatan proses pengurusan izin-izin baik di pusat maupun di daerah, dan menghilangkan

tumpang tindih perizinan antar kementerian, maupun antara pusat dan daerah. Terutama: Izin Prinsip, IUP OPK, Izin Lokasi, Izin Pelabuhan

(Izin Terminal Khusus), dan lain-lainnya

4. Perizinan pinjam pakai kawasan hutan agar disederhanakan dan prosesnya dipercepat khususnya untuk perusahaan tambang yang

membangun Smelter dan Refinery, sebagai contoh prosesnya dibuat paralel dengan proses AMDAL

5. Mempercepat pemberian izin terkait dengan transportasi darat (jalan negara, jalan propinsi, jalan daerah), sungai dan laut dalam hal

pengangkutan bahan baku ke pabrik dan hasil olahan ke pelabuhan.

6. Pejabat pemberi izin dapat mengambil keputusan dalam hal terjadi perbedaan penafsiran dalam peraturan perundangan

Tenaga Kerja

7. Pemberian visa tenaga kerja asing yang investor friendly, perizinan tenaga kerja asing diberikan sesuai dengan kebutuhan proyek

sampai adanya transfer teknologi, dan disisi lain tetap mengoptimalkan penggunaan tenaga kerja Indonesia

2

Page 3: Insentif Smelter Dan Refinery Usulan Ke Menko Ekonomi

USULAN TENTANG

INSENTIF PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL (IPPM)

ATAU SMELTER/REFINERY DI INDONESIA

Pasokan bahan baku

8. Adanya jaminan Pemerintah terhadap ketersediaan bahan baku untuk pabrik pengolahan dan pemurnian mineral

9. Adanya evaluasi atas ketersediaan bahan baku berdasarkan material balance, reserve yang terukur

Energi dan Infrastruktur Pendukung

10. Dukungan Pemerintah terhadap program pembangunan pembangkit listrik 35 000 Mw agar memperhitungkan pula kebutuhan pembangunan

IPPM di daerah

11. Dukungan Pemerintah terhadap pembangunan infrastruktur pendukung fasilitas pengolahan dan pemurnian mineral yang dapat digunakan

secara bersama bagi IPPM (common used facility) untuk menekan biaya infrastruktur, dimana pembangunan tersebut dapat dilakukan oleh

Swasta, BUMN, Pemerintah atau kerjasama Swasta-Pemerintah

12. Mendorong pembangunan IPPM di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan Cluster industri IPPM

Fiskal insentif

13. Memberikan insentif kepada IPPM berupa:

a. Tax Holiday untuk investasi di atas 250 milyar rupiah, dengan masa dari 10 tahun menjadi 20 tahun

b. Tax Allowance

c. Percepatan pengeluaran izin master list

d. Pembebasan Bea Masuk barang modal utntuk IPPM dan infrastruktur pendukungnya

e. Pembebasan PPn impor barang modal

f. Pembebasan PPh barang modal

Pendanaan dan Pembiayaan

14. Meminta dukungan Bank-Bank BUMN dan Nasional untuk mempermudah pemberian kredit kepada IPPM, terutama untuk kredit investasi

dan modal kerja, dan meminta OJK untuk membedakan resiko sektor bisnis Smelter dan Refinery dengan sektor tambang yang tidak

membangun Smelter

Lingkungan Hidup

15. Pemerintah bersama dengan industri menetapkan standar lingkungan yang berlaku sesuai dengan teknologi Smelter dan Refinery yang

ramah lingkungan .

3

Page 4: Insentif Smelter Dan Refinery Usulan Ke Menko Ekonomi

USULAN TENTANG

INSENTIF PERCEPATAN PEMBANGUNAN INDUSTRI PENGOLAHAN DAN PEMURNIAN MINERAL (IPPM)

ATAU SMELTER/REFINERY DI INDONESIA

Data dan Informasi

16. Pemerintah bersama industri memiliki Sistem Informasi dan Data yang akurat dan terpercaya tentang:

a. Deposit tambang sesuai dengan sertifikasi internasional atau setara

b. Produksi, penjualan, ekspor dan impor termasuk negara tujuan dan asal yang terrikonsiliasi

c. Progres pembangunan Smelter dan Refinery secara transparan

d. Progres insentif yang diterima

Pembangunan Industri Hilir

17. Mempercepat pembangunan industri hilir mineral guna subsitusi impor dan peningkatan ekspor, dan menyempurnakan integrasi hulu -

hilir berbasis mineral

Promosi dan Sosialisasi

18. Pemerintah bersama Kadin Indonesia dan Kedutaan Besar RI setempat segera melakukan road show kepada negara2 potensi investasi

Smelter dan Refinery dan termasuk industri hilirnya mensosialisasikan kebijakan pembangunan IPPM termasuk insentive nya . Negara

tersebut Tiongkok, Federasi Rusia, UEA, Jepang, Singapura, India

Penangungg Jawab 1. Didie Soewondho - Ketua Satgas Hilirisasi Mineral Kadin Indonesia

2. DR Sukhyar - Ketua Umum Indonesian Smelter & Mineral Processing Association (ISPA)

4