intoduction resume.docx

Upload: ady-habun

Post on 08-Jan-2016

29 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

TUGAS IMUNOLOGI(Resume Intoduction)

Disusun Oleh:Fredericus Aditio Sanjaya Habun (2443014272)Kelas: B

PROGRAM STUDI S1 FARMASIFAKULTAS FARMASIUNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA2015IMUNOLOGI

PENGERTIAN1.Imunologi adalahadalahilmu yang mempelajari mengenai reaksi kekebalan tubuh terhadap benda asing/ kuman penyakit pada mahluk hidup termasuk manusia.2.Imunitasataukekebalanadalah sistem mekanisme padaorganismeyang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuhpatogenserta seltumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dariinfeksi,bakteri,virussampaicacing parasit, serta menghancurkan zat-zat asing lain dan memusnahkan mereka dariselorganisme yang sehat danjaringanagar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

KLASIFIKASI

Bagan klasifikasi sitem imun

Sistem imun alamiSistem imun alami merupakan pertahanan tubuh yang pertama kali bekerja saat terdapat invasi. Sistem ini umumnya aktif sampai 12 jam pertama sejak invasi organisme. Sel yang berperan dalam sistem imun alami di antaranya adalah makrofag dannatural killer cell. Sel-sel tersebut dinamakan fagosit karena akan melawan invasi dengan cara fagositosis (penelanan organisme asing).Selain fagositosis, salah satu mekanisme lain dalam sistem imun alami adalah dengan produksi antibiotik alami berupa interferon danlysozyme. Interferon berperan dalam mengeblok replikasi dari virus yang masuk ke dalam tubuh, sedangkanlysozymeberperan dalam menyerang dinding sel bakteri.

Proses fagositosis bakteri. Luka yang menyebabkan bakteri masuk menembus barrier kulit akan direspon langsung oleh fagosit yang bermigrasi dari pembuluh darah. Kemudian membran sel fagosit akan membentuk cekungan agar bakteri bisa masuk. Dari situ bakteri akan masuk ke dalam sel di dalamvacuolaberbungkus membran (disebut Fagosom). Lalu fagosom akan bergabung bersama lisosom untuk proses digesti bakteri. (Sumber gambar: dengan modifikasi dari http://www.biologymad.com/Immunology/inflammation.jpg dan John Hopkins Bloomberg, Open Public Courseware, http://ocw.jhsph.edu/)

Sistem imun adaptifApabila invasi bakteri tidak dapat diatasi dengan sistem imun alami, saat tersebut akan diaktifkan sistem imun lainnya, yaitu sistem imun adaptif. Pada sistem imun adaptif, antigen pertama kali akan difagositosis olehantigen presenting cells(APC), misalnya makrofag. Hasil dari pencernaan tersebut akan dibawa ke sel T untuk dikenalkan. Dari proses tersebut dapat terjadi dua macam mekanisme berdasarkan jenis sel T. Pertama, sel T akan mengaktifkan sel B menjadi sel plasma. Selanjutnya, sel plasma ini akan memproduksi antibodi yang spesifik untuk melawan antigen. Sel T yang terlibat pada jenis ini disebut sel Thelper, atau dapat juga sel T langsung melawan antigen tersebut. sel T yang demikian disebut sel T sitotoksik (toksik terhadap sel yang telah terinfeksi).Mekanisme sistem imun alami dan adaptif terutama berbeda dalam waktu yang diperlukan. Imunitas alami merupakan mekanisme pertahanan pertama dengan bermacam-macam cara, misalkan dinding epitel (kulit, mukosa), serta fagosit. Sementara itu, respon imun adaptif akan muncul selanjutnya atas inisiasi sel respon alami juga. Limfosit dan produk-produknya akan bekerja, seperti antibodi yang memblok infeksi. Selain itu sel T akan bersifat sitotoksik.

Perbedaan imunitas alami dan adaptif. Perhatikan waktu yang diperlukan dari kerja imunitas alami dan adaptif. (Sumber gambar: Sabiston Textbook of Surgery, 18th ed)

SISTEM LIMFOID PRIMER DAN SEKUNDERSistem Limfoid adalah sel-sel sistem imun ditemukan dalam jaringan dan organ.Organ Limfoid primer atau sentral diperlukan untuk pematangan, diferensiasi dan proliferasi sel T dan B sehingga menjadi limfosit yang mengenal antigen.Ada 2 organ yaitu kelenjar timus danBursa Fabricius (sumsum tulang).

Organ Limfoid sekunder untuk menangkap dan mempresentasikan antigen dengan efektif, proliferasi dan diferensiasi limfosit yang disensitasi oleh antigen spesifik, dan produksi utama antibody. Organ utama adalah MALT yang meliputi jaringan limfoid ekstranodul yang berhubungan dengan mukosa diberbagai lokasi seperti SALT (kulit), BALT (bronkus), GALT (saluran cerna, mukosa hidung, mamae dan serviks uterus)

Organ Limfoid PrimerOrgan yang terlibat dalam sintesis/ produksi sel imun, yaitu kelenjar timus dan susmsum tulang.Jaringan limfoid primer berfungsi sebagai tempat diferensiasi limfosit yang berasal dari jaringan myeloid. Terdapat dua jaringan limfoid primer , yaitu kelenjarthymus yang merupakan diferensiasi limfosit T dan sumsum tulang yang merupakan diferensiasi limfosit B. Pada aves, limfosit B berdiferensiasi dalam bursa fabricius. Jaringan limfoid primer mengandung banyak sel-sel limfoid diantara sedikit sel makrofag dalam anyaman sel stelat yang berfungsi sebagai stroma dan jarang ditemukan serabut retikuler.

ThymusThymus merupakan organ yang terletak dalam mediastinum di depan pembuluh-pembuluh darah besar yang meninggalkan jantung, yang termasuk dalam organ limfoid primer. Thymus merupakan satu-satunya organ limfoid primer pada mamalia yang tampak dan merupakan jaringan limfoid pertama pada embrio sesudah mendapat sel induk dari saccus vitellinus. Limfosit yang terbentuk mengalami proliferasi tetapi sebagian akan mengalami kematian, yang hidup akan masuk ke dalam peredaran darah sampai ke organ limfoid sekunder dan mengalami diferensiasi menjadi limfosit T. Limfosit ini akan mampu mengadakan reaksi imunologis humoral. Thymus mengalami involusi secara fisiologis dengan perlahan-lahan. Cortex menipis, produksi limfosit menurun sedang parenkim mengkerut diganti oleh jaringan lemak yang berasal dari jaringan pengikat interlobuler. Sumsum TulangTerdapat pada sternum, vertebra, tulang iliaka, dan tulang iga. Sel stem hematopoetik akan membentuk sel-sel darah. Proliferasi dan diferensiasi dirangsang sitokin. Terdapat juga sel lemak, fibroblas dan sel plasma. Sel stem hematopoetik akan menjadi progenitor limfoid yang kemudian mejadi prolimfosit B dan menjadi prelimfosit B yang selanjutnyamenjadi limfosit B dengan imunoglobulin D dan imunoglobulin M (B Cell Receptor) yang kemudian mengalami seleksi negatif sehingga menjadi sel B naive yang kemudiankeluar dan mengikuti aliran darah menuju ke organ limfoid sekunder. Sel stemhematopoetik menjadi progenitor limfoid juga berubah menjadi prolimfosit T danselanjutnya menjadi prelimfosit T yang akhirnya menuju timus.

Organ Limfoid SekunderOrgan yang berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses-proses reaksi imun. Misalnya : , MALT (Mucosa Assosiated Lymphoid Tissue). Jaringan limfoid sekunder berfungsi sebagai tempat menampung sel-sel limfosit yang telah mengalami diferensiasi dalam jaringan sentral menjadi sel-sel yang imunokompeten yang berfungsi sebagai komponen imunitas tubuh. Dalam jaringan limfoid sekunder, sebagai stroma terdapat sel retikuler yang berasal dari mesenkim dengan banyak serabut-serabut retikuler. Jaringan limfoid yang terdapat dalam tubuh sebagian besar tergolong dalam jaringan ini, contohnya limfa,tonsil, limfonodus.

1. LimfaLien merupakan organ limfoid yang terletak di cavum abdominal di sebelah kiri atas di bawah diafragma dan sebagian besar dibungkus oleh peritoneum. Lien merupakan organ penyaring yang kompleks yaitu dengan membersihkan darah terhadap bahan-bahan asing dan sel-sel mati disamping sebagai pertahanan imunologis terhadap antigen. Lien berfungsi pula untuk degradasi hemoglobin, metabolisme Fe, tempat persediaan trombosit, dan tempat limfosit T dan B. Pada beberapa binatang, lien berfungsi pula untuk pembentukan eritrosit, granulosit dan trombosit.

2. TonsilTonsil disebut juga amandel. Tonsil terletak di bagian kiri dan kanan pangkal tenggorokan. Tonsil mensekresikan kelenjar yang banyak mengandung limfosit, sehingga tonsil dapat berfungsi untuk membunuh bibit penyakit dan melawan infeksi pada saluran pernapasan bagian atas dan faring. Lubang penghubung antara cavum oris dan pharynx disebut faucia. Di daerah ini membran mukosa tractus digestivus banyak mengandung kumpulan jaringan limfoid dan terdapat infiltrasi kecil-kecil diseluruh bagian di daerah tersebut. Selain itu diyemukan juga organ limfoid dengan batas-batas nyata.3. LimfonodusNodus limfa terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil yang disebut nodulus. Nodulus terbagi menjadi ruangan yang lebih kecil lagi yang disebut sinus. Di dalam sinus terdapat limfosit dan makrofag. Fungsi nodus limfa adalah untuk menyaring mikroorganisme yang ada di dalam limfa. Nodus lymphaticus merupakan organ kecil yang terletak berderet-deret sepanjang pembuluh limfe. Jaringan parenkimnya merupakan kumpulan yang mampu mengenal antigen yang masuk dan memberi reaksi imunologis secara spesifik. Organ ini berbentuk seperti ginjal atau oval dengan ukuran 1-2,5 mm. Bagian yang melekuk ke dalam disebut hillus, yang merupakan tempat keluar masuknya pembuluh darah. Pembuluh limfe aferen masuk melalui permukaan konveks dan pembuluh limfe eferen keluar melalui hillus. Nodus lymphaticus tersebar pada ekstrimitas, leher, ruang retroperitoneal di pelvis dan abdomen dan daerah mediastinum.4. Jaringan Limfoid Mukosal (MALT)Terletak di tunika mukosa terutama lamina propria, traktus digestivus, respiratorius dangenitourinarius. Terdiri dari sel T terutama CD8, sel B dan APC. Pada traktus digestivusterdiri dari limfosit difus, limfonoduli soliter dan berkelompok (tonsila, plaque Peyeri). Sedangkan pada traktus respiratorius dan genitourinarius terdiri dari limfosit difus,limfonoduli soliter. Sistem imun mukosa pada jaringan limfoid mukosa merupakankomponen terbesar sistem limfoid melebihi lien dan limfonodus

Sistem pertahanan tubuh terdiri atas :1.Sistem imun non spesifik(Innate Immunity system)Merupakan pertahanan tubuh terdepan dalam menghadapi serangan dari berbagai mikroorganisme. Sistem ini disebut non spesifik karena tidak ditujukan terhadap mikroorganisme tertentu

Komponen-komponen sistem imun non spesifik terdiri atas :a.Pertahanan fisis dan mekanisKulit, selaput lender, silia pada saluran pernapasan, batuk, dan bersin dapat mencegah berbagai kuman patogen masuk ke dalam tubuh. Kulit yang rusak misalnya oleh luka bakar dan selaput lender yang rusak olek karena asap rokok akan meningkatkan resiko infeksib.Pertahanan biokimiaAsam hidroklorid dalam cairan lambung, lisozin dalam keringat, ludah, air mata dan air susu dapat melindungi tubuh terhadap kuman gram positifdengan jalan menghancurkan dinding kuman tersebut.c.Pertahanan humoral1)KomplemenKomplemen mengaktifkan fagosit dan membantu destruksi bakteri dengan jalan opsonisasi.2)InterferonInterferon adalah suatu glikoprotein yang dihasilkan berbagai sel manusia yang mengandung nukleus dan dilepas sebagai respons terhadap infeksi virus. Interferon mempunyai sifat antivirus dengan jalan menginduksi sel-selsekitar sel yang telah terserang virus tersebut. Di samping itu interferon adapt pula mengaktifkan natural killer cell/sel NK untuk membunuh virus.3)C Reactive Protein (CRP)CRP dibentuk tubuh pada keadaan infeksi. Perannya ialah sebagai opsonin dan dapat mengaktifkan komplemen.

d.Pertahanan selular1)Fagosita. Proses Oksidatif (oxygen dependent mechanisms)proses oksidatif yang terjadi berupa peningkatan penggunaan oksigen, peningkatan proses hexose monophosphate shunt (HMPS), peningkatan produksi hydrogen perokxide (H202) dan produksi beberapa senyawa seperti superoxide anion, hydroxyl radicals, singlet oxygen, myloperoxidase yang dapat berinteraksi sehingga menghasilkan metabolit oksigen yang toksik sehingga dapat digunakan untuk membunuh kuman.b. Proses non oksidatif (oxygen independent mechanisms)proses non oksidatif berlangsung dengan bantuan berbagai protein seperti hydrolytic enzyme, defensins (cationic protein), lysozyme,lactoferrin dan nitric oxid synthase (NOS). pada aktivitas nitric oxide synthase (NOS) diperlukan bantuan IFN-gama dan TNF- tipe satu yang dapat meningkatkan produksi NO dari makrofag dimorgan limfe.

Fase Fase proses fagositosis makrofag:a. KemotaksisKemotaksis adalah gerakan fagosit ke tempat infeksi sebagai respon terhadap berbagai factor seperti produk bakteri dan factor biokimia yang lepas pada aktivasi komplemen.

b. Adhesi (partikel diselimuti oleh opsonin)Adhesi merupakan proses pelekatan membrane plasma fagosit dengan permukaan mikroorganisme atau benda asing lainnya. Makrofag bisa dengan mudah memfagosit bakteri jika mereka dilapisi terlebih dahulu dengan protein plasma tertentu yang mendukung adhesi.proses pelapisan ini disebut dengan opsonisasi dan proteinnya disebut opsonin yang berupa beberapa komponen system komplemen dan molekul antiodi.

c. Ingesti (penelanan)Proses penelanan bakteri terjadi karena fagosit membentuk tonjolan pseudopodi pada membran plasmanya, kemudian membentuk kantung yang mengelilingi bakteri pada saat dimakan. Bakteri kemudian akan terkurung dalam kantung yang disebut fagosom (vakuola vagositik). Dinding fagosom dengan demikian terdiri dari dinding bagian luar fagosit.

d. Degranulasi Pada saat fagosom masuk kedalam sitoplasma, maka akan mengalami fusi dengan lisosom dan membentuk fagolisosom, sehingga terjadi pembunuhan mikroba oleh enzim lisosom pada fagolisosom dan terjadi pembunuhan oleh ROS dan NO. dalam beberapa detik setelah terjadinya fusi akan berlangsung degranulasidan pembunuhan (killing). NADPH oksidase mengubah NADPH menjadi NADP. Oksidasi ini membangkitkan H2O2. H2O2 kurang kuat dalam membunuh mikroba dan membutuhkan enzym myeloperoksidase (MPO) yang terdapat pada azuraphilic granule dari neutrofil yang mengubah H2O2 menjasi hipoklorit (HOCL). Hipoklorit merupakan zat anti mikroba yang kuat yang merusak mikroba dengan halogenasi atau dengan oksidasi protein dan lipid peroksidase.Gambar proses fagositosis

2)Natural Killer Cell

Sel NK adalah sel limfosit tanpa ciri-ciri limfoid sistem imun spesifik yang ditemukan dalam sirkulasi.Oleh karena itu disebut juga sel non B non T atau sel populasi ketiga atau null cell. Sel NK dapat menghancurkan sel yang mengandung virus atau sel neoplasma. Interferon mempercepat pematangan dan meningkatkan efek sitolitik sel NK.

Gambar sel natural killer melawan sel-sel kanker

2.Sistem imun spesifik(Adaptive Immunity System)Sistem imun spesifik mempunyai kemampuan untukmengenal benda yang di anggap asing bagi dirinya. Benda asing yang pertama kali timbul dalam badan yang segera dikenal sistem imun spesifik, akan mensensitasi sel-sel imun tersebut. Sistem imun spesifik dapat bekerja sendiri untuk menghancurkan benda asing yang berbahaya bagi badan.

a.Sistem imun spesifik humoralYang berperan dalam sistem imun spesifik humoral adalah lomfosit B atau sel B. sel B tersebut berasal dari sel asam multipoten.b.Sistem imun spesifik selulerYang berperandalamsistem imun spesifik selular adalah limfositT atau sel T. sel tersebut juga berasal dari sel asam yang sama seperti sel B, tetapi proliferasi dan diferensiasinya terjadi di dalam kelenjar timus. Berbeda dengan sel B, sel T terdiri atas beberapa subset sel yang mempunyai fungsiyang berlainan.Fungsi sel T umumnya adalah :1)Membantu sel B dalam memproduksi antibodi2)Menegnal dan menghancurkan sel yang terinfeksi virus3)Mengaktifkan makrofagdalam fagositosis4)Mengontrol ambang dan kualitas sistem imun

Respon imun infeksi Bakteri

Bakteri Intraseluler1)Imunitas NonspesifikEfektor imunitas nonspesifik utama terhadap bakteri intraseluler adalah fagosit dan sel NK. Fagosit menelan dan mencoba menghancurkan mikroba tersebut, namun mikroba dapat resisten terhadap efek degradasi fagosit. Bakteri intraseluler dapat mengaktifkan sel NK secara langsung atau melalui aktivasi makrofag yang memproduksi IL-12, sitokin poten yang mengaktifkan sel NK. Sel NK memproduksi IFN- yang kembali mengaktifkan makrofag dan meningkatkan daya membunuh bakteri yang dimakan (Abbas, 1994 ; Roitt, 2003).2)Imunitas SpesifikProteksi utama respon imun spesifik terhadap bakteri intraseluler berupa imunitas seluler yang terdiri atas 2 tipe reaksi, yaitu aktivasi makrofag oleh sel CD4+Th1 yang memproduksi IFN- (DTH) yang memacu pembunuhan mikroba dan lisis sel terinfeksi oleh CD8+/ CTL.Bakteri yang dimakan makrofag dan dapat hidup dalam fagosom dan masuk dalam sitoplasma. CD4+memberikan respon terhadap peptida antigen MHC-II asal bakteri intravesikuler, memproduksi IFN- yang mengaktifkan makrofag untuk menghancurkan mikroba dalam fagosom. CD8+memberikan respon terhadap peptida MHC-I yang mengikat antigen sitosol dan membunuh sel terinfeksi(Abbas, 1994 ; Roitt, 2003).

SEL SEL SISTEM IMUN

SEL-SEL IMUN NON SPESIFIK1. Sel FagositFagosit AgranulositSel Monosit : sel yang berasal dan matang di sum-sum tulang dimana setelah matang akan bermigrasi ke sirkulasi darah dan berfungsi sebagai fagositSel makrofag : diferensiasi dari sel monosit yang berada dalam sirkulasi. Ada 2 golongan, yaitu:Fagosit professional: monosit dan makrofag yang menempel pada permukaan dan akan memakan mikroorganisme asing yang masuk. Monosit dan makrofag juga mempunyai resepto interferon dan Migration Inhibition Factor (MIF). Selanjutanya monosit dan makrofag diaktifkan oleh Macrophage Activating Factor (MAF) yang dilepas oleh sel T yang disensitasi.Antigen Presenting Cell (APC): sel yang mengikat antigen asing yang masuk lalu meprosesnya sebelum dikenal oleh limfosit. Sel-sel yang dapat menjadi APC antara lain: kelenjar limfoid, sel Langerhans di kulit, Sel Kupffer di hati, sel mikrogrial di SSP dan sel B.Fagosit GarnulositNeutrofil : mempunyai reseptor untuk fraksi Fc antibody dan komplemen yang diaktifkan.Eosinofil: eosinofil dapat dirangsang untuk degranulasi sel dimana mediator yang dilepas dapat menginaktifkan mediator- mediator yang dilepas oleh mastosit/basofil pada reaksi alergi. eosinofil mengandung berbagai granul seperti Major Basic Protein (MBP), Eosinophil Cationic Protein (ECP), Eosinophil Derived Neurotoxin (EDN)& Eosinophil Peroxidase (EPO) yang besifat toksik dan dapat menghancurkan sel sasaran bila dilepas.2. Sel NolBerupa Large Granular Lymphocyte (LGL) yang terbagi dalam sel NK (Natural Killer) dan sel K (Killer). Sel NK dapat membunuh sel tumor dengan cara nonspesifik tanpa bantuan antibody sedang sel K merupakan efektor Antibody Dependent Cell (ADCC) ynag dapat membunuh sel secara nonspesifik namun bila sel sasaran dilapisi antibody.3.Sel MediatorBasofil dan Mastosit: melepaskan bahan-bahan yang mempunyai aktivitas biologic antara lain: meningkatkan permeabilitas vaskuler dan respons inflamasi.Trombosit: berfungsi pada homeostasis, memodulasi respons inflamasi, sitotoksik sebagai selefektor dan penyembuhan jaringan. SEL IMUN SPESIFIK1. Sel TPetanda Permukaan: mempunyai resptor sel yang dapat dibedakan dengan yang lain, beberapa macam sel TT11 : Penanda bahwa sel T sudang matangT 4 dan T8 : T4 berfungsi sebagai pengenalan molekul kelas II MHC dan T8 dalam pengenalankelas I MHCT3 : resptor yang diperlukan untukperangsangan sel TTcT (Terminal deoxyribonuckleotidyl Transferase) : enzim yang diperlukan untuk menemukan pre T cellPetanda Cluster Differentiation (CD) : berperan dalam meneruskan sinyal aktivasi yang datang dari luar sel ke dalam sel (bila ada interaksi antara antigen molekul MHC dan reseptor sel T)Petanda fungsional Mitogen dan lectin merupakan alamiah yang berkemampuan mengikat dan merangsang banyak klon limfoid untuk proliferasi dan diferensiasi.Subkelas Sel TSel Th (T Helper) : menolong sel b dalam memproduksi antibodySel Ts (T Supresor): menekan aktivitas sel T yang lain dan sel B. Sibagi menjadi Sel Ts spesifik untuk antigen tertentu dan sel Ts nonspesifikSel Tdh / Td (delayed hypersensivity): berperan pada pengerahan makrofag ddan sel inflamasi lain ke tempat terjadinya reaksi hipersensivitas tipe lambat.Sel Tc (cytotoxic): berkemampuan untuk menghancurkan sel allogeneic dan sel sasaran yang mengandung virus.2. Sel BSel yang berploriferasi dan berdiferensiasi menjadi sel plasma yang mampu membentuk dan melepan antibody atas pengaruh sel T. macam macam antibody yang dihasilkanIg G : berjumlah 75% dari seluruh Imunoglobin, terdapat dalam jaringan& serum (darah, cairan SSP)mengaktifkan sistem komplemen sehingga berperan dalam imunitas selularIg G dapat menembus plasenta masuk k fetusIg A: berjumlah 15% dari seluruh Imunoglobin, terdapat dalam cairan tubuh (darah,saliva,air mata, ASI, sekret paru, GI, dll), Ig A dpt menetralisir toksin& mencegah terjadinya kontak antara toksin dgn sel sasaranIg M : berjumlah 10% dari seluruh Imunoglobin, Merupakan antibodi pertama yang dibentuk dalam respon imun, kebanyakan sel B mengandung IgM pada permukaannya sebagai reseptor antigen, dapat mencegah gerakan mikroorganisme, memudahkan fagositosis& aglutinator kuat terhadap antigenIg D : berjumlah 0,2% dari seluruh Imunoglobin, merupakan komponen utama pada permukaan sel B& penanda dari diferensiasi sel B yang lebih matang, Ditemukan dgn kadar rendah dlm sirkulasiIg E : berjumlah 0,004% dari seluruh Imunoglobin, Ig dengan jumlah tersedikit namun sangat efisien, terdapat dalam serum, mudah diikat oleh mast cell, basofil& eosinofil yang pada permukaannya memiliki reseptor untuk fraksi Fc dr Ig E.

Kesimpulan

Imunitas mengacu kepada respons protektif tubuh yang spesifik terhadap benda asing atau mikroorganismeyang menginvasinya. Komponen dan fungsi pada imunitas terdiri leukosit, sumsum tulang, jaringan limfoid yang terdiri dari kelenjar thymus, limfe, tonsil, lien,tonsil serta adenoid, dan jaringan serupa.Dari leukosit terdapat sel B dan sel T. sel B mencapai maturasinya pada sumsum tulang dan sel T mencapai maturasinya di kelenjar thymus. Imunitas dibagi menjadi imunitas alami dan imunitas yang didapat. Imunitas alami merupakan respons nonspesifik terhadap setiap penyerang asing tanpa mempertahankan komposisi penyerang tersebut.Mekanismenya mencakup sawar fisik, kimia, sel darah putih, respon inflamasi. Imunitas yang didapat terdiri dari respon imun yang tidak dijumpai pada saat lahir tetapi akan diperoleh kemudian dalam hidup seseorang. Biasanya terjadi setelah seseorang terjangkit penyakit atau mendapatkan imunisasi yang menghasilkan respon imun yang bersifat protektif.