ipe 1

12
“PRESENTASI IKM KASUS I” Group 15

Upload: intan-fachrunissa

Post on 10-Jul-2016

7 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: IPE 1

“PRESENTASI IKM KASUS I”

Group 15

Page 2: IPE 1

KIPI (KEJADIAN IKUTAN PASCA IMUNISASI)Gawat Darurat

• suatu keadaan yang mana penderita memerlukan pemeriksaan medis segera, apabila tidak dilakukan akan berakibat fatal bagi penderita

Obstetrik

• spesialisasi medis yang berkenaan dengan perawatan wanita selama kehamilan, melahirkan, dan selama 4-8 minggu setelah melahirkan (masa nifas, periode dimana organ-organ reproduksi pulih dari kehamilan dan kembali ke kondisi biasa mereka)

Ginokologi

• spesialisasi medis yang berhubungan dengan perawatan kesehatan bagi perempuan, khususnya diagnosis dan pengobatan gangguan yang memengaruhi perempuan

ASFIKSIA

• keadaan dimana tubuh atau bagian tubuh kekurangan oksigen.• resiko pada BBL mulai dari berbagai derajat gangguan saraf dan motorik sampai menyebabkan

kematian

Solusi

• harus dilakukan intervensi yang cepat dan tepat untuk mencegah gangguan saraf dan motorik termasuk mencegah kematian pada BBL

Page 3: IPE 1

Tujuan Penelitia

n

Untuk menyelidiki apakah hipotermi dapat mengurangi pelepasan troponin

jantung I (cTnI) pada bayi dengan HIE

(Hipoxia Ischemia Encephalopathy)

daripada normotermi

Untuk mengetahui apakah cTnI dapat digunakan sebagai penanda prognostic pada perkembangan saraf untuk jangka panjang pada bayi

dengan asfiksiaUntuk mengetahui apakah kompresi

jantung setelah lahir dapat mempengaruhi

tingkat cTnI

Page 4: IPE 1

PERAWATAN KIPI

Background•The American Heart Association, The European Resuscitation and The International Liaison Committee Issued New Neonatal Resuscitation Guidelines (2010) where therapeutic hypothermia is introduced after hypoxic-ischaemic encephalopathy (HIE) in term infants to prevent brain injury. Our study aimed to investigate whether hypothermia can reduce the release of a cardiac cellular marker, cardiac troponin I (cTnI), in HIE infants compared to normothermia care, if cTnI can be used as a prognostic marker for long term neuro-developmental outcome and if cardiac compression at birth affects the level of cTnI

Methods•We retrospectively collected resuscitation data at birth and cTnI levels for the first 3 days in HIE infants who fulfilled cooling entry criteria.These infants received either normothermia care or induced hypothermia treatment in the neonatal period and were then followed up and tested by standard cognitive and motor assessments. The outcome is defined of as death , disability or good

Results•We confirmed an increase in cTnI after cardiac compressions (p=0.003, Mann-Whitney test). We found that hypothermia significantly reduced the release of cTnI (peak level and area under the curve within 20 h of age), p=0.002, linear regression. Receiver operating characteristic curve showed a level of cTnI at 24 h of age < 0.22 ng/ml for normothermic and <0.15 ng/mlfor hypothermic infants predicts a good outcome

Conclusions•Our results suggest that hypothermia is cardio protective after HIE. The level of cTnI at 24 h of age is good prognostic marker for neuro-devlopmental outcome at 18-22 months in both normothermia and hypothermia infants

Page 5: IPE 1

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPEGARUHI KEGAGALAN IMUNISASI

NT (Normothermi Terapeutic)

10 bayi (6NT dan 4HT) adalah sampel dari percobaan TOBY (penelitian sebelumnya)

8 bayi memenuhi kriteria klinis dan neurologi untuk terapi pendinginan tetapi usia bayi lebih lama 6 jam pada saat penerimaan maka hanya

diberikan perawatan normotermi (NT)

n= 6NT+8NT = 14 bayi NT

HT (Hypothermi Terapeutic)

53 bayi didinginkan seluruh tubuh menggunakan perangkat pendingin servo

4 bayi menggunakan topi yang dingin

5 bayi menggunakan matras tubuh manual yang dikontrol

n= 53HT+4HT+5HT = 62 bayi HT

Page 6: IPE 1

Koreksi hipotensiApabila MABP (Mean Artery Blood Pressure) bayi 45 mmHg • Diberikan nomalsaline (NS) 2 bolus dengan volume

10ml/kg• Jika hipertensi masih berlanjut, berikan dopamine dan

dobutamin• Jika MABP tetap rendah, diberikan hidrokortison • Jika masih belum teratasi, diberikan infus adrenalin

atau noradrenalin

Page 7: IPE 1

SEBAGAI PENDIDIK ATAU PENYULUH KESEHATAN, FUNGSI YANG DILAKUKAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

Untuk mengetahui lebih lanjut apakah faktor cardiacvaskular mempengaruhi cTnI

35 dari 75 bayi dilakukan kompresi jantung, diantaranya ada 13 bayi diberikan obat adrenalin melalui ETT atau IV

43 bayi telah menerima informasi tentang kompresi jantung dan pengkajian awal nilai cTnI kurang dari 6 jam sejak kelahiran pada bayi NT atau sebelum diberikan terapi cooling

Diantara 43 bayi tersebut, bayi yang menerima kompresi jantung mempunyai nilai cTnI lebih tinggi

Adrenalin tidak berpengaruh pada tingkat cTnI setelah dilakukan resusitasi

Pada bayi yang diberikan terpi obat inotropik mengalami peningkatan level cTnI pada AUC

Page 8: IPE 1

SEBAGAI PELAKSANA KONSELING KEPERAWATAN, PERAWAT MELAKSANAKAN FUNGSI ANTARA LAIN SEBAGAI BERIKUT:

1) AUC (Area Under The Curve) pada tingkat cTnI dalam 24 jam merupakan penanda prognostik yang signifikan untuk kematian

dan ketidakmampuan pada umur 18-22 bulan

2) 3 bayi dengan NT dan 12 bayi dengan HT tidak dapat

bertahan hidup .

3) Diantara bayi yang dapat bertahan, terdapat korelasi

negatif yang signifikan antara MDI (Mental

Development Index) tetapi tidak pada PDI (Psychomotor

Development Index) dan nilai cTnI pada 24 ± 2 jam

4) Pada bayi dengan NT dan 8% pada bayi HT tidak mengalami gangguan

pendengaran

Page 9: IPE 1

SEBAGAI PENDIDIK ATAU PENYULUH KESEHATAN, FUNGSI YANG DILAKUKAN ADALAH SEBAGAI BERIKUT:

1) Tingkat cTnI pada kedua kelompok SAMA

sebelum memulai terapi pendinginan

2) Bayi NT yang baru lahir dengan HIE memiliki

nilai cTnI lebih TINGGI dibandingkan bayi HT

3) Pelepasan cTnI BERKURANG secara

signifikan pada bayi HT setelah dimulai terapi pendinginan daripada

bayi NT sebelum usia 24 jam setelah kelahiran

4) Semua bayi NT (n=14) dan 70% bayi HT (n=43)

memiliki nilai cTnI maksimal dalam waktu

24 jam setelah kelahiran

5) 7 bayi HT memiliki nilai cTnI maksimal diatas

usia 24 jam setelah kelahiran

Page 10: IPE 1

OUTCOME (CONT…)

NILAI NT

cTnI ≤ 0.22ng/ml pada 24 jam

cTnI > 0.22ng/ml pada 24 jam

Hasil baik

6 0 PPV=100%

Hasil buruk

1 5 NPV=83%

Penggunaan tingkat cTnI untuk memprediksi

perkembangan neurologi

Tingkat cTnI pada saat 24 jam kelahiran merupakan prediktor yang baik untuk perkembangan neuro jangka panjang

NILAI HT

cTnI ≤ 0.22ng/ml pada 24 jam

cTnI > 0.22ng/ml pada 24 jam

Hasil baik

31 7 PPV=82%

Hasil buruk

6 11 NPV=65%

Page 11: IPE 1

• Data yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa terapi pada bayi baru lahir yang mengalami asfixia dengan menggunakan perawatan normothermia dan perawatan hypothermia (dengan terapi pendinginan) dalam meningkatkan cTnI efektif dilakukan pada bayi baru lahir dengan asfixia

• Penerapan secara paktis dapat diterapkan di Indonesia, karena hasil yang didapatkan efektif bagi bayi baru lahir dengan asfiksia. Beberapa penelitian lain juga mengatakan bahwa terapi hipotermi dapat menjadi terapi lanjutan setelah kompresi jantung pada bayi asfiksia maupun dewasa yang telah mengalami serangan jantung.

MANFAAT

PRAKTIS

• Data yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa teori-teori tentang terapi pada bayi baru lahir dengan asfixia dapat menambah wawasan perawat dalam pengambilan keputusan untuk intervensi yang tepat bagi bayi dengan asfixia.

MANFAAT

TEORITIS

Page 12: IPE 1

THX THX