isi funny 1
TRANSCRIPT
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 1/14
BAB II
ISI
2.1. Gambaran Umum Proses Bleaching
Pemucatan (bleaching ) adalah suatu tahap proses pemurnian untuk
menghilangkan zat-zat warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan ini dilakukan
dengan mencampur minyak dengan adsorben, seperti tanah serap ( fuller earth), lempung
aktif (activated clay) dan arang aktif atau dapat juga menggunakan bahan kimia.
2.2. Klasifikasi Proses Pemucatan
Proses pemucatan terbagi dua, yaitu :
1. Pemucatan Minyak dengan Adsorben
Adsorben yang digunakan untuk memucatkan minyak terdiri dari tanah pemucat
(bleaching earth) dan arang (bleaching carbon). Zat warna dalam minyak akan diserap
oleh permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid (gum dan resin) serta hasil
degradasi minyak, misalnya peroksida
Pemucatan minyak menggunakan adsorben umumnya dilakukan dalam ketel yang
dilengkapi dengan pipa uap. Minyak yang akan dipucatkan dipanaskan pada suhu sekitar
105oC, selama 1jam. Penambahan adsorben dilakukan pada saat minyak mencapai suhu
70-80
o
C, dan jumlah adsorben kurang lebih sebanyak 1,0-1,5 persen dari berat minyak.Selanjutnya minyak dipisahkan dari adsorben dengan cara penyaringan menggunakan
kain tebal atau dengan cara pengepresan dengan filter press. Minyak yang hilang karena
proses tersebut kurang lebih 0,2-0,5 persen dari berat minyak yang dihasilkan setelah
proses pemucatan.
i. Macam-macam Adsorben:
Adsorben yang biasa digunakan untuk memucatkan minyak terdiri dari bleaching
clay, arang dan arang aktif.
a. Bleaching Clay (bleaching earth)
Bahan pemucat ini merupakan sejenis tanah liat dengan komposisi utama terdiri
dari SiO2, Al2O3, air terikat serta ion kalsium, magnesium oksida dan besi oksida.
Perbandingan komposisi antara 2 jenis bleaching. Perbandingan komposisi antara dua
jenis Bleaching Clay dapat dilihat pada tabel 9.2.
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 2/14
Tabel 9.2. Komposisi kimia adsorben “landau raw clay” dan “florida clay”
Komponen kimia
(%)
Jenis adsorben
Landau raw clay Florida clay 8
SiO2 59,0 56,5
AL2O3 22,9 11,6Fe2O3 3,4 3,3
CaO 0,9 3,1
MgO 1,2 6,3
Sumber: Andersen A.C.J. dan P.N. William (1962)
Bleaching Clay pertama kali ditemukan pada abad ke-19 di Inggris dan Amerika.
Dalam perdagangan Bleaching Clay mempunyai nama dan komposisi kimia yang
berbeda. Sebagai contoh ialah Bleaching Clay yang berasal dari Rusia, Kanada dan
Jepang dikenal dengan nama gluchower kaolin.
Jumlah adsorben yang dibutuhkan untuk menghilangkan warna minyak
tergantung dari macam dan tipe warna dalam minyak dan sampai berapa jauh warna
tersebut akan dihilangkan.
Daya pemucat bleaching clay disebabkan karena ion Al3+ pada permukaan
partikel adsorben, yang dapat mengadsorbsi partikel zat warna. Daya pemucat tersebut
tergantung dari perbandingan komponen SiO2 dan Al2O3 dalam bleaching clay. Adsorben
yang terlalu kering menyebabkan daya kombinasinya dengan air telah hilang, sehingga
mengurangi daya penyerapan terhadap zat warna.
Aktivitas adsorben dengan asam mineral (HCl atau H2SO4) akan mempertinggi
daya pemucat karena asam mineral tersebut larut atau bereaksi dengan komponen berupa
tar , garam Ca dan Mg yang menutupi pori-pori adsorben. Disamping itu asam mineral
melarutkan Al2O3 sehingga dapat menaikkan perbandingan jumlah SiO2 dan Al2O3 dari
(2-3) : 1 menjadi (5-6) : 1.
Aktivasi menggunakan asam mineral akan menimbulkan 3 macam reaksi, sebagai
berikut:
1. Mula-mula asam akan melarutkan komponen Fe2O3, Al2O3, CaO, dan MgO
yang mengisi pori-pori adsorben. Hal ini ,mengakibatkan terbukanya pori-pori yang
tertutup sehingga menambah luas permukaan adsorben.
2. Selanjutnya ion-ion Ca2+ dan Mg2+ yang berada pada permukaan kristal
adsorben secara berangsur-aangsur diganti oleh ion H+ dari asam mineral.
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 3/14
3. Sebagian ion H+ yang telah menggantikan ion Ca2+ dan Mg2+ akan ditukar oleh
ion Al3+ yang telah larut dalam asam, dan reaksi yang terjadi sebagai berikut:
Ca2+ 2H+ Ca2+
clay + 4H+ clay +
Mg2+ 2H+ Mg2+
2H+ Al3+
clay + Al3+ clay + 3H+
2H+ H+
Daya penyerapan terhadap warna akan lebih efektif jika adsorben tersebut
mempunyai bobot jenis yang rendah, kadar air tinggi, ukuran partikel halus dan pH
adsorben mendekati netral.
Pemakaian asam mineral untuk mengaktifkan adsorben bleaching clay
menimbulkan bau lapuk pada minyak, tetapi bau lapuk tersebut akan hilang pada proses
deodorisasi. Disamping itu activated clay yang bersifat asam akan menaikkan kadar asam
lemak bebas dalam minyak dan mengurangi daya tahan kain saring yang digunakan untuk
memisahkan minyak dari adsorben.
b. Arang (Bleaching Carbon)
Arang merupakan bahan padat yang berpori-pori dan pada umunya diperoleh darihasil pembakaran kayu atau bahan yang mengandung unsur karbon. Umumnya arang
mempunyai daya adsorbsi yang rendah terhadap zat warna dan daya adsorbsi tersebut
dapat diperbesar dengan cara mengaktifkan arang menggunakan uap atau bahan kimia.
Komposisi kimia arang kayu keras dapat dilihat pada Tabel 9.3.
Tabel 9.3. Komposisi Kimia Arang Kayu Keras
Komponen (%) Kering Udara Kering Oven
Air 9,9 -
Bahan menguap 8,1 9,0Abu 2,0 2,2
“fixed carbon” 80,0 88,8
Sumber: Andersen A.C.J. dan P.N. William (1962)
Sumber lain dari arang berasal dari bahan nabati atau hewani antara lain serbuk
gergaji, ampas tebu, tempurung, tongkol jagung, dan tulang. Pada umumnya pengarangan
dilakukan pada suhu 300-500 °C. Suhu pengarangan pada ruangan tanpa udara dilakukan
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 4/14
pada suhu 600-700 °C. Pada proses pengarangan akan terjadi penguapan air disusul
dengan pelepasan gas CO2 dan selanjutnya terjadi peristiwa eksotermis yang merupakan
tahap permulaan proses pengarangan. Pengarangan dianggap sempurna jika asap tidak
terbentuk lagi, dan arang yang bermutu baik adalah arang yang mengandung kadar
karbon tinggi.
c. Arang Aktif (Aktivated Carbon)
Aktivasi karbon bertujuan untuk memperbesar luas permukaan arang dengan
membuka pori-pori yang tertutup, sehingga memperbesar kapasitas adsorbsi terhadap zat
warna. Pori-pori dalam arang biasanya diisi oleh tar , hidrokarbon dan zat-zat organik
lainnya yang terdiri dari fixed carbon,abu,air, persenyawaan yang mengandung nitrogen
dan sulfur. Bahan kimia yang dapat digunakan sebagai pengaktif adalah HNO3, H3PO4,
sianida, Ca(OH)2, CaCl2, Ca3(PO4)2, NaOH, Na2SO4, SO2, ZnCl2, Na2CO3, dan uap air
pada suhu tinggi.
Unsur-unsur kimia dari persenyawaan yang ditambahkan akan meresap ke dalam
arang dan membuka permukaan yang mula-mula tertutup oleh komponen kimia sehingga
luas permukaan yang aktif bertambah besar. Persenyawaan hidrokarbon yang menutupi
pori-pori yang dapat dihilangkan dengan cara oksidasi menggunakan oksidator lemah
sperti CO2 yang disertai dengan air. Dengan cara tersebut atom karbon tidak mengalami
proses oksidasi.Mutu arang aktif yang diperoleh tergantung dari luas permukaan partikel, ukuran
partikel, volume dan luas penampang kapiler, sifat kimia permukaan arang, sifat arang
scara alamiah, jenis bahan pengaktif yang digunakan dan kadar air.
ii. Mekanisme Adsorbsi Zat Warna oleh Arang
Adsorbsi adalah suatu peristiwa fisik padat permukaan suatu bahan, yang
tergantung dari specifik affinity antara adsorben dan zat yang diadsorbsi. Daya adsorbsi
arang aktif disebabkan karena arang mempunyai pori-pori dalam jumlah besar, dan
adsorbsi akan terjadi karena adanya perbedaan energi potensial antara permukaan arang
dan zat yang diserap.
Berdasarkan adanya perbedaan energi potensial, maka jenis adsorbsi terdiri dari
adsorbsi listrik, adsorbsi mekanis, adsorbsi kimia dan adsorbsi termis. Sifat adsorbsi
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 5/14
tersebut masing-masing disebabkan karena perbedaan muatan listrik, perbedaan tegangan
permukaan, perbedaan potensial sifat kimia dan perbedaan potensial karena panas.
Efisiensi adsorbsi oleh arang tergantung dari perbedaan muatan listrik antara
arang dan zat atau ion yang diserap. Bahan yang mempunyai muatan listrik positif akan
diserap lebih efektif oleh arang dalam larutan yang bersifat basa dan sebaliknya,
sedangkan penyerapan terhadap bahan non-elektrolit tidak dipengaruhi oleh keasaman
atau sifat kebasaan arang sebagai adsorben. Jumlah arang aktif yang digunakan untuk
menyerap warna berpengaruh terhadap jumlah warna yang diserap (gambar 9.7).
Perbandingan daya pemucat antara arang aktif dan activated clay pada proses
pemucatan minyak kelapa seperti tercantum dalam gambar 9.8. Dari gambar tersebut
dapat diketahui bahwa daya pemucat arang aktif lebih baik dari activated clay, karena
arang aktif dapat menyerap zat warna sebanyak 95-97 persen dari total zat warna yang
terdapat dalam minyak.
Keuntungan penggunaan arang aktif sebgai bahan pemucat minyak ialah kerena
lebih efektif untuk menyerap warna dibandingkan dengan bleaching clay, sehingga arang
aktif dapat digunakan sebagai bahan pemucat biasanya berjumlah lebih kurang 0,1-0,2
persen dari berat minyak. Arang aktif dapat juga menyerap sebagian bau yang tidak
dikehendaki dan mengurangi jumlah peroksida sehingga memperbaiki mutu minyak.
Arang aktif
Gambar: hubungan antara arang aktif yang ditambahkan dengan jumlah warna
yang diserap (hassler, 1953).
Jumlah warna yang diserap (%)
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 6/14
Gambar: perbedan antara daya pemucatan antara arang aktif dan activated clay
(Anderson, 1953)
Keburukannya adalah karena minyak yang tertinggal dalam arang aktif jumlahnya
lebih besar dibandingkan dengan minyak yang tertinggal dalam activated clay, dan proses
otooksidasi terjadi lebih cepat pada minyak yang dipucatkan dengan menggunakan arang
aktif (activated carbon).
Adsorben yang telah bercampur dengan minyak dapat dipisahkan dengan cara
penyaringan menggunakan filter press. Biasanya dalam filter press terdapat dua macam
kain saring, yaitu kain goni ( jute) pada bagian bawah dan kain katun (kapas) atau nilon
pada bagian atas filter, dengan tekanan dalam filter press kurang lebih 3,0-3,5 kg/cm2.
2. Pemucatan minyak dengan bahan kimia
Cara pemucatan ini banyak digunakan terhadap minyak untuk tujuan bahan pangan
(edible fat ), karena pemucatan secara kimia lebih baik dibandingkan dengan
menggunakan adsorben. Keuntungan penggunaan bahan kimia sebagai bahan pemucat
adalah karena hilangnya sebagian minyak yang dapat dihindarkan dan zat warna diubah
menjadi zat tidak berwarna, yang tetap tinggal dalam minyak. Kerugiannya ialah karena
kemungkinan terjadi reaksi antara bahan kimia dan trigliserida, sehingga menurunkan flavor minyak.
Pemucatan dengan bahan kimia pada umumnya dibagi atas dua macam reaksi pemucatan,
yaitu:
i. Pemucatan dengan cara oksidasi
Oksidasi terhadap zat warna akan mengurangi kerusakan trigliserida, akan tetapi
asam lemak tidak jenuh cenderung membentuk peroksida atau drying oil karena proses
oksidasi dan polimerisasi. Bahan kimia yang digunakan sebagai bahan pemucat adalah
persenyawaan peroksida dikromat, ozon, klorin dan klorin dioksida.
Pemucatan dengan peroksida: konsentrasi larutan peroksida yang digunakan
biasanya 30-40 persen dan jika konsentrasi peroksida lebih tinggi, maka minyak
cendrung akan mengalami kerusakan karena proses oksidasi. Minyak yang dipucatkan
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 7/14
dengan peroksida tidak perlu disaring: perosida baik digunakan untuk memucatkan
minyak kacang tanah, minyak wijen, rape oil dan minyak ikan.
Hidrogen peroksida dapat bereaksi dengan ion logam, sehingga wadah yang
digunakan pada proses pemucatan harus dilapisi dengan email, aluminium, atau stainless
steel. Jenis peroksida yang sering digunakan ialah natrium peroksida, kalsium peroksida
atau benzoil peroksida.
ii. Pemucatan dengan dikromat dan asam
Bahan kimia yang digunakan ialah natrium atau kalium dikromat dalam asam
mineral (an-organik). Reaksi antara dikromat dan asam akan membebaskan oksigen.
Oksigen bebas bereaksi dengan asam klorida (HCl) akan menghasilkan klor (Cl 2) yang
berfungsi sebagai bahan pemucat, dengan reaksi sebagai berikut:
Na2Cr 2O7 + 4 H2SO4 NaSO4 + Cr 2(SO4)3 + 4H2O + 3O ,Atau
Na2Cr 2O7 + 8HCl 2 NaCl + 2CrCl3 + 4 H2O + 3O
3 O + 6 HCl 3 H2O + 3 Cl2
Setelah pereaksi ditambahkan, selanjutnya diaduk. Zat warna akan mengendap
setelah pengadukan dihentikan. Pada umumnya warna ungu dalam minyak tidak dapat
hilang, sehingga cara pemucatan dikromat banyak digunakan terhadap minyak untuk
tujuan pembuatan sabun. Tangki pemucat yang terbuat dari logam harus diberi pelapis
anti karat, karena pereaksi tersebut dapat menimbulkan karat pada logam.iii. Pemucatan dengan pemanas
Pemanasan minyak dalam ruangan vakum pada suhu relatif tinggi, mempunyai
pengaruh pemucatan. Cara ini kurang efektif terhadap minyak yang mengandung pigmen
klorofil. Sebelum dilakukan pemanasan, sebaiknya minyak terlebih dahulu dibebaskan
dari ion logam terutama ion besi, sabun, (soap stock) dan hasil-hasil oksidasi seperti
peroksida, karena pemanasan terhadap bahan-bahan tersebut merupakan katalisator
dalam proses oksidasi.
iv. Pemucatan dengan cara reduksi
Pemucatan dengan cara reduksi kurang efektif karena warna yang hilang dapat
timbul kembali jika minyak tersebut terkena udara. Bahan kimia yang dapat mereduksi
zat warna terdiri dari garam-garam natrium bisulfit atau natrium hidrosulfit yang dikenal
dengan nama blankite. Pemakaian zat pereduksi ini biasanya dicampur dengan bahan
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 8/14
kimia lain dengan perbandingan tertentu. Sebagai contoh ialah penggunaan campuran
larutan natrium bisulfit 1,0 - 1,5 % dan larutan asam sulfat. Cara pemucatan ini umumnya
dilakukan terhadap minyak yang digunakan untuk pembuatan sabun.
Ekstraksi minyak yang tertinggal dalam adsorben
Cara yang sederhana untuk mengestraksi minyak yang tertinggal dalam adsorben
ialah mencampurkan adsorben tersebut dengan bahan yang akan diekstraksi minyaknya.
Umumnya ada dua cara yang dapat digunakan untuk memperoleh kembali minyak yang
tertinggal dalam adsorben yaitu sebagai berikut:
a. Pemisahan minyak dengan Menggunakan Surface Active Agent
Surface Active Agent yang digunakan adalah larutan alkali. Lemak dipisahkan dari
adsorben dengan menggunakan larutan alkali encer yang dipanaskan pada suhu air
mendidih (kira-kira 100oC) dengan tekanan 1 atmosfer. Larutan alkali dengan
tegangan permukaan yang lebih rendah dan daya pembasah yang lebih besar akan
mencuci minyak yang tergabung dalam adsorben. Minyak yang diperoleh lebih
kurang sebanyak 70-75 persen dari jumlah minyak yang terdapat dalam adsorben.
b. Ekstraksi dengan Pelarut Organik
Pelarut organik dapat melarutkan dan mencuci minyak yang terdapat dalam adsorben,
selanjutnya pelarut organik tersebut dipisahkan dari minyak dengan cara penyulingan pada suhu titik didih pelarut organik yang digunakan. Jika dibandingkan dengan cara
pemisahan minyak menggunakan Surface Active Agent, maka penggunaan pelarut
organik mempunyai beberapa keuntungan, yaitu sebagai berikut:
− Minyak yang dihasilkan mutunya lebih baik dan kadar minyak yng diperoleh
mencapai 90-95 persen dari jumlah minyak yang terdapat dalam adsorben.
− Pengaruh uap air dan oksigen udara dapat dihindarkan sehingga kecil
kemungkinan terjadinya proses hidrolisa dan oksidasi minyak.
Kontak minyak dengan oksigen udara perlu dihindarkan terutama pada minyak yang
mudah mengering ( drying oil), karena minyak tersebut jika dioksidasi pada suhu
tinggi akan membentuk persenyawaan polimer yang berwarna gelap.
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 9/14
P E M U C A T A N(B L E A C H I N G)
K I M I AF I S I K A
M e n g g u n a k a n
A d s o r b e n
l i l
O k s id a s i R e d u k s iM e n g g u n a k a n
D ik r o m a t d a n A s a m
P e m u cp a n
1.3. Kelebihan dan Kelemahan Proses Pemucatan
1. Kelemahan dan kelebihan proses pemucatan dengan adsorben
Adanya kehilangan minyak dan daya pemucatannya kurang bagus jika
dibandingkan dengan proses kimia. Kelebihannya tidak ada reaksi samping antara
adsorben dan minyak, karena adsorben hanya bertindak sebagai zat penjerap.
2. Kelemahan dan kelebihan proses pemucatan dengan bahan kimia
Kelemahannya adanya kemungkinan terjadinya reaksi antara bahan kimia dan
trigliserida sehingga menurunkan flavor minyak. Kelebihan penggunaan bahan kimia
dapat menghindari hilangnya sebagian minyak dan zat warna dapat dihilangkan mnjadi
zat tidak berwarna.
Deodorisasi
Deodorisasi adalah suatu tahap proses pemurnian minyak yang bertujuan untuk
menghilangkan bau dan rasa ( flavor ) yang tidak enak dalam minyak. Prinsip proses
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 10/14
deodorisasi yaitu penyulingan minyak dengan uap panas dalam tekanan atmosfir atau
keadaan vakum.
Proses deodorisasi perlu dilakukan terhadap minyak yang akan digunakan untuk
bahan pangan. Beberapa jenis minyak yang baru diekstrak mengandung flavor yang baik
untuk tujuan bahan pangan, sehingga tidak memerlukan proses deodorisasi ; misalnya
lemak susu, lemak babi, lemak coklat, dan minyak olive.
Flavor dalam Minyak
Senyawa yang menimbulkan flavor dalam minyak terdiri dari dua golongan, yaitu
flavor alamiah (natural flavor) dan flavor yang dihasilkan dari kerusakan minyak atau
bahan yang mengandung minyak.
1. Flavor Alamiah (natural flavor)
Flavor tersebut secara alamiah terdapat dalam bahan yang mengandung minyak dan
ikut terekstrak pada proses pemisahan minyak dengan cara pengepresan, rendering atau
dengan ekstraksi menggunakan pelarut menguap. Senyawa tersebut terdiri dari
hidrokarbon tidak jenuh, pigmen karotenoid, terpene, sterol dan tokoferol.
Minyak yang berbau sengit ( pungent odor ) dan rasa getir disebaban oleh glukosida
dan allyl thio sianoida. Senyawa ini banyak terdapat dalam minyak yang berasal dari biji-
bijian, misalnya minyak brassica, rape seed, colza dan mustard .
2. Flavor yang Dihasilkan dari Kerusakan Minyak atau Bahan yang
Mengandung Minyak
Kerusakan tersebut terjadi selama pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, adanya
kotoran dalam minyak dan pada proses pemurnian. Senyawa yang terbentuk merupakan
hasil degradasi trigliserida dalam minyak, yang menghasilkan asam lemak bebas,
aldehida dan keton, dikarbonil, alkohol dan sebagainya. Bau tengik dan rasa getir mulai
dapat dirasakan jika komponen tersebut terdapat dalam minyak dengan jumlah lebih dari
0,1 persen dari berat minyak.
Cara Deodorisasi
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 11/14
Proses deodorisasi dilakukan dalam tabung baja yang tertutup dan dipasang vertikal.
Proses deodorisasi dilakukan dengan cara memompakan minyak ke dalam ketel
deodorisasi. Kemudian minyak tersebut dipanaskan pada suhu 200-250oC pada tekanan 1
atmosfer ( gauge) dan selanjutnya pada tekanan rendah (lebih kurang 10 mmHg) sambil
dialiri dengan uap panas selama 4-6 jam untuk mengangkut senyawa yang dapat
menguap. Jika masih ada uap air yang tertinggal dalam minyak setelah pengaliran uap
selesai, maka minyak tersebut perlu divakumkan pada tekanan yang turun lebih rendah.
Pada suhu yang lebih tinggi, komponen yang menimbulkan bau dalam minyak akan
lebih mudah menguap, sehingga komponen tersebut diangkut dari minyak bersama-sama
uap panas. Penurunan tekanan selama proses deodorisasi akan mengurangi jumlah uap
yang digunakan dan mencegah hidrolisa minyak oleh uap air.
Keterangan :
1. Ketel deodorisasi2. Tedeng (sekat)3. Katup pengeluarab udara dari
dalam minyak4. Corong pengeluaran minyak5. Pipa penghubung antara ruang
kosong di atas permukaan
minya dengan ad. 36. Pipa uap ke kondensor
7. Corong pemasukan uap ke dalam
kondensor
8. Pipa pemasukan air dingin dari
bagian atas kondensor
9. Pipa pengeluaran air kondensasi
10. Ujung pipa condenser yang
terendam air
11. Pipa penghubung ke pompa vakum
Setelah proses deodorisasi sempurna, minyak harus cepat didinginkan dengan
mengalirkan air dingin melalui pipa pendingin sehingga suhu minyak turun menjadi lebih
kurang 84oC dan selanjutnya ketel dibuka dan minyak dikeluarkan dari ketel.
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 12/14
Asam lemak bebas yang dapat menguap dan peroksida akan berkurang dan jumlah
yang tertinggal lebih kurang 0,015 – 0,030 persen. Fraksi tidak tersabunkan yang terdiri
dari klorofil, vitamin E, hidrokarbon (terutama sequalene dan sterol) akan berkurang
sebanyak kira-kira 60 persen dari jumlah fraksi tidak tersabunkan.
Kerusakan minyak yang telah mengalami proses deodorisasi dapat disebakan oleh
proses oksidasi, hidrolisa, mikroba, dan ion logam seperti Cu, Mg, Zn yang merupakan
katalisator dalam proses oksidasi minyak. Logam tersebut dapat membentuk
persenyawaan kompleks dengan hasil oksidasi asam lemak ddan berubah menjadi radikal
bebas, dengan reaksi sebagai berikut:
Dengan menambahkan metal inactivator seperti asam sitrat, asam tartarat dan asam
fosfat, maka akan terbentuk kompleks dengan ion logam, sehingga logam tidak dapat
aktif dalam proses pembentukan radikal bebas.
Hasil minyak yang telah dimurnikan sedapat mungkin dijaga agar tidak banyak
mengalami kerusakan dengan memperhatikan faktor-faktor suhu, cara penanganan dan
kemasan yang dipakai.
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 13/14
Proses bleachng dan deoderisasi secara industri:
MIXER
HE
BLEACHER FILTER
BLEACHINGEARTH
BPO
BLEACHINGEARTH
cpo
Penjelasan Blok diagram Bleaching:
Umpan berupa CPO yang telah melewati tahap pemurnian yaitu degumming
masuk ke dalam mixer static sebanyak 20 %. Didalam mixer static tersebut ditambah
bleaching earth sebagai absorben yang berfungsi menghilangkan impurities. Kemudian
didalam mixer di aduk semapai CPO tersebut bercampur merata dengan absorben
bleaching earth yang telah ditambahkan. Pada alat mixer tersebut suhu yang digunakan
sekitar 40-60oC. Kemudian umpan sebanyak 80 % dimasukkan ke dalam Heat
Exchanger agar suhu dari CPO tersebut meningkat menjadi 90-130oC. Kemudian hasil
dari alat mixer dan HE dilanjutkan ke dalam alat bleacher. Dalam alat ini suhu berkisar
antara 100-130oC untuk mendapatkan proses bleaching yang optimum. Kemudian setelah
bleacher, CPO dan absorben yang telah bercampur dipisah kan melalui fliter niagra.
Temperatur dijaga pada 80 – 120 oC untuk proses filtrasi yang baik. Pada filter Niagara,
slurry melewati lembaran filter dan bleaching earth terjebak dalam lembaran filter.
Sebenarnya, bleaching earth harus bersih dari filter Niagara setelah 45 menit operasi
untuk mendapatkan filtrasi yang baik. Setelah dipisahkan akan terbentuk akan terbentuk
BPO (bleached palm oil).
HE DEODORIZERKOLOM
VACUUMRBDPO
BPO
Penjelasan block diagram Deodorisasi:
5/7/2018 isi funny 1 - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/isi-funny-1 14/14
BPO dari tahap Bleaching dimasukkan ke dalam heat exchanger dengan suhu awal
80-120 oC menjadi 210-250oC. Setelah itu masuk ke dalam deodorizer, dilakukan dengan
status tinggi. Setelah itu di masukkan kedalam kolom vakum pad suhu 240-280 oC dengan
tekanan dibawah 10 torr, Panas bleaching minyak terjadi pada temperatur ini melalui
perusakan termal pigmen karotenoid. Penggunaan steam langsung (direct steam)
menjamin pembuangan residu FFA, aldehida dan keton yang tidak diharapkan rasa dan
baunya. Berat molekul yang lebih rendah dari fatty acid yang teruapkan naik ke kolom
dan tertarik keluar oleh sistem yang vakum. Lalu dihasilkan minyak nabti yang telah
hilang rasa dan baunya.