isi pengenalan morfologi spesies ikan berbeda
TRANSCRIPT
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Ikan adalah hewan vertebrata (bertulang belakang) yang bernafas dengan
insang, bergerak dengan sirip, hewan berdarah dingin (poikiloterm), dan hidup di
air baik di air tawar maupun di air laut.
Ikan dapat ditemukan di semua “genangan” air yang berukuran besar baik
air payau maupun air asin pada kedalaman bervariasi, dari dekat permukaan
hingga beberapa ribu meter di bawah permukaan air.
.Ikan terdapat dua grup yaitu agnatha dan gnathostomata. Yang masing-
masing memiliki tiga kelas utama. Kelas pertama merupakan kelas
cephalospidomophi, kelas kedua merupakan kelas condrichthyes, kelas ketiga
merupakan kelas osteichthyes. Bentuk ikan terbagi dua yaitu bilateral simetris dan
non bilateral simetris. Bentuk tubuh ikan bermacam-macam misalkan pipih
mendatar, torpedo, pipih (compressed), pipih (depressed), ular, bola, pipa, dan
lain-lain (Penuntun Praktikum ichthyology, 2011).
1.2. Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari praktikum ini adalah agar dapat mengetahui jenis ikan yang
bilateral simetris dan non bilateral simetris. Adapun ikan yang bilateral simetris
adalah ikan yang apabila tubuhnya dibelah dua secara membujur/memanjang
tubuh mulai dari pertengahan ujung kepala sampai ke ujung ekor, maka akan
menghasilkan dua belahan tubuh yang sama. Sedangkan non bilateral simetris
2
adalah ikan yang apabila tubuhnya dibelah menjadi dua secara membujur, maka
belahan sebelah kanan tidak merefleksikan belahan sebelah kiri.
Selain itu, tujuan dari diadakannya pratikum ini adalah agar dapat
mendeskripsikan dan mengidentifikasi ikan serta dapat dengan mudah
menggolongkan jenis-jenis ikan yang masih termasuk satu golongan ataupun
dapat membedakan dengan mudah ikan-ikan yang berlainan jenis.
Adapun manfaat dari hasil laporan praktikum ini diharapkan dapat
digunakan sebagai sarana untuk memberikan informasi dasar mengenai bidang
dan arah dari jenis spesies ikan sehingga dapat menghasilkan kelestarian speies
ikan bagi pihak-pihak yang memerlukannya dan dapat juga diterapkan dalam
berbagai kepentingan yang berhubungan dengan praktikum ini dimasa yang akan
datang serta dapat menggolongkan berbagai jenis ikan sehingga mudah untuk
dikenal dan dipelajari.
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
Ikan adalah salah satu diantara organisme pada kelompok vertebrata dan
paling besar jumlahnya. Ikan mendominasi kehidupan di air diseluruh permukaan
bumi, sangat beragam dalam adaptasi morfologi, fisiologi dan tingkah
lakunya (Nelson, 2004).
Secara garis besar ikan yang terdapat di alam tebagi atas dua group yaitu
Agnatha (Ikan yang tidak memiliki rahang) dan Gnathostomata (Ikan yang
memiliki rahang). Kedua group ikan tersebuat dikelompokkan ke dalam tiga kelas
yaitu Kelas Cephalaspidomophi, Condrichthyes, dan Osteichthyes (Buku
Penuntun Praktikum Ikthiologi, 2012).
Ikan meskipun mempunyai bentuk yang berbeda namun ada satu pola
dasar yang sama yaitu ”kepala – badan – ekor” pada umumnya simetris bilateral.
(Tim Iktiologi, 1989). Bidang dan arah pada pada anatomi ikan terdapat dalam
buku terminologi “Nomina Anatomica Veterinaria”. Terminologi yang
menyangkut bidang dan arah pada anatomi manusia berbeda dengan yang
diterapkan pada ikan atau hewan lain. (Manda et al, 2005).
Menurut Frandson (2002), pola penunjukan seekor hewan tergantung pada
hewan itu sendiri tanpa memperhatikan posisi serta dari arah hewan itu. Untuk
kepentingan tersebut digunakan bidang-bidang sebagai pola penunjuk arah atau
lokasi pada tubuh ikan seperti: rostral, medial, transversal, dorsal dan ventral.
Menurut Wardana, 1994 dalam Sudirman (2008) ciri-ciri morfologi ikan
kerapu adalah sebagai berikut: bentuk tubuh pipih, yaitu lebar tubuh lebih kecil
dari pada panjang dan tinggi tubuh, rahang atas dan bawah dilengkapi dengan gigi
4
yang lancip dan kuat, mulut lebar, serong ke atas dengan bibir bawah yang sedikit
menonjol melebihi bibir atas, sirip ekor berbentuk bundar, sirip punggung tunggal
dan memanjang dimana bagian yang berjari-jari keras kurang lebih sama dengan
yang berjari-jari lunak, posisi sirip perut berada di bawah sirip dada, badan
ditutupi sirip kecil yang bersisik stenoid. Ikan kerapu genus Epinephelus tubuh
ditutupi oleh bintik-bintik berwarna cokelat atau kuning, merah atau putih, tinggi
badan pada sirip punggung pertama biasanya lebih tinggi dari pada sirip dubur,
sirip ekor berbentuk bundar.
Menurut Sari (2006), bahwa ada beberapa jenis ikan yang mempunyai bentuk
non-simetris bilateral, yang mana jika tubuh ikan tersebut dibelah secara
melintang (cross section) maka terdapat perbedaan antara sisi kanan dan sisi kiri
tubuh, misalnya ikan lidah (Cynoglossus bilineatus).
Menurut Fujaya (2004), sisik merupakan salah satu bagian dari ikan di
dalam lapisan dermis. Berdasarkan bentuk dan bahan yang terkandung sisik dapat
dibedakan menjadi lima, yaitu :
a. Placoid
Sisik placoid berbentuk seperti duri bunga mawar (duri halus) dan
dasarnya membulat atau bujur sangkar. Bagian yang menonjol keluar dari
epidermis berbentuk seperti duri. Susunannya hampir sama seperti gigi manusia.
Sisik jenis ini hanya terdapat pada ikan bertulang rawan.
b. Cosmoid
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan yang berturut-turut dari luar yaitu
vitrodentine, cosmine, dan isopedine. Pertumbuhannya hanya pada bagian bawah.
5
Sedangkan pada bagian atas tidak terdapat sel-sel hidup. Sisik jenis ini hanya
terdapat pada ikan-ikan primitif dan fosil.
c. Ganoid
Sisik ini terdiri dari beberapa lapisan, yaitu ganoine, cosmine, dan
isopedine. Lapisan terluar dinamakan ganoine materialnya terdiri dari garam-
garam anorganik. Di bawahnya terdapat lapisan seperti cosmine, dan lapisan yang
paling dalam adalah isopedine.
d. Cycloid
Disebut juga sisik lingkaran, yaitu sisik yang mempunyai bentuk bulat,
tipis transparan, mempunyai lingkaran pada bagian belakang dan bergerigi. Sisik
ini kepipihannya sudah tereduksi menjadi sangat tipis fleksibel, transparan, dan
tidak mengandung dentine ataupun enamel. Pertumbuhan sisik terjadi pada bagian
atas maupun bawah. Sisik ini terdapat pada ikan Teleostei.
6
III. BAHAN DAN METODE
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Ikhtiologi mengenai Pengenalan Morfologi Spesies Ikan
Berbeda telah dilakukan pada hari Jumat, 2 Mei 2014, pukul 08.00 – 10.00 WIB.
Praktikum ini berlangsung didalam Laboratorium Biologi Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau.
3.2. Bahan dan Alat
Dalam praktikum Ikhtiologi dengan judul Pengenalan Ikan menggunakan alat-alat
yaitu cawan (nampan) yang digunakan untuk meletakkan ikan sample, penggaris
(mistar) 30 cm yang digunakan untuk mengukur ukuran morfometrik ikan sample,
kain serbet, buku penuntun praktikum untuk membantu praktikan agar lebih
mudah melaksanakan praktikum, buku gambar yang digunakan untuk
menggambar ikan sample, alat-alat tulis seperti pensil untuk menggambar ikan
sample dan penghapus untuk membantu apabila terjadi penggambaran yang salah.
Sedangkan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah ikan sample, antara
lain ikan tambakan (Helostoma temmincki), ikan betutu (Oxyeleotris marmorata),
dan ikan tapah (Wallago leerii), ikan mas, ikan betok, ikan lidah, ikan lomek, ikan
kerapu macan, ikan pepetek, ikan alu-alu.
3.3. Metode Praktikum
Metode yang digunakan dalam praktikum ikhtiologi dengan judul
“Pengenalan Morfologi Spesies Ikan Berbeda” ini adalah pengamatan secara
7
langsung di laboratorium dengan menggambarkan ikan yang dilihat kedalam buku
gambar.
3.4. Prosedur Praktikum
Setelah ikan yang menjadi objek praktikum digambar kemudian
ditentukan bentuk tubuhnya, letak dan bentuk linea literalisnya, letak dan bentuk
mulutnya, serta letak, jumlah dan bentuk siripnya. Dan tidak lupa menulis
klasifikasi ikan tersebut di sisi kanan atas.
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil
Berdasarkan praktikum ikhtiologi yang telah dilakukan, maka didapatkan
hasil sebagai berikut:
Gambar 1. Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
4.1.1. Klasifikasi dan Morfologi Ikan Tambakan (Helostoma temmincki)
Berikut klasifikasi dari ikan tambakan:
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Klas : Osteicthyes
Ordo : Labyrinthici
Family : Anabantidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temmincki
9
Ukuran ikan tersebut adalah :
1. TL : 13 cm
2. SL : 10 cm
3. BDH : 5,5 cm
4. HDL : 3 cm
4.2. Pembahasan
4.2.1 Ikan Tambakan
Klasifikasi
Ordo : Labyrinthici
Famili : Anabantidae
Genus : Helostoma
Spesies : Helostoma temincki
Termasuk ikan kelas Osteicthyes, karena memiliki rahang, memiliki tutup
insang, rangka tubuh terdiri dari tulang sejati, dan dihinous. Tubuh ikan berbentuk
pipih secara vertikal (compressed). Ikan ini bilateral simetris, kepala berbentuk
tumpul dan bersisik. Mulut terletak di posisi inferior( dibawah hidung). Tidak
mempunyai sungut, mata terletak di sisi kanan dan kiri, ikan ini memiliki sisik
dari daerah kepala sampai pangkal ekor. Ukuran mulut sempit, mulut protactile,
posisi mulut satu garis lurus dengan sisibawah bola mata. Memiliki bibir tebal,
bibir atas tidak bergerigi, memilki sirip punggung 1, letak sirip punggung di
belakang kepala bagian anterior badan. Permuln sirip punggung persis sama
10
permulaan sirip perut. Memiliki sepasang sirip dada, memiliki sirip perut
sebanyak dua buah. Posisi sirip perut thoreic. Memiliki sirip anus yang tidak
menyatu dengan sirip ekor.
11
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Ikan adalah hewan yang bertulang belakang (vertebrata) yang berdarah
dingin dimana hidupnya dilingkungan air, pergerakan dan keseimbangan dengan
menggunakan sirip serta pada umumnya bernafas dengan insang.
Ikan meskipun mempunyai bentuk yang berbeda namun ada satu pola
dasar yang sama yaitu ”kepala – badan – ekor” pada umumnya simetris bilateral.
Terminologi yang menyangkut bidang dan arah pada anatomi manusia berbeda
dengan yang diterapkan pada ikan atau hewan lain.
5.2. Saran
Agar pratikum ikhtiologi ini dapat berjalan dengan lancar dan baik maka
diharapkan para asisten untuk dapat mendampingi pratikan pada saat melakukan
pratikum, agar apabila terjadi kekeliruan maka dapat langsung dibantu oleh
asisten.
12
DAFTAR PUSTAKA
http://budidayakerapu.wordpress.com/tag/klasifikasi/
Ikan Air Tawar Indonesia bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Editions
Limited. Jakarta. 293 Hal.
Manda, R., I. Lukystiowati, C. Pulungan dan Budijono. 2005. Penuntun
Praktikum Ichthyologi. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Riau. Pekanbaru.
Mokhsin, A. K. M dan M.A. Ambak. 1992. Ikan Air Tawar di Semenanjung
Malaysia. Dewan bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan
Malaysia. Kuala Lumpur. 281 hal.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan. Jilid I dan II. Bina
Cipta. Bandung.
Subardja, D.S, B,B; Abdul Malik, H. Suherman dan Asnawati. 1995.
Pengenalan Jenis-Jenis Ikan Perairan Umum Jambi Bagian I, Ikan-
Ikan Sungai Utama Batang Hari. Jambi. Dinas Perikanan Propinsi
Daerah Tingkat I Jambi. 144 hal.
Sumantadinata, K. 1983 Pengembangbiakan ikan-ikan pemeliharaan di
indonesia.
Susanto, H. 1991. Budidaya Ikan di Pekarangan. Penebar Swadaya. Jakarta.
152 hal.
Syamsuddin. 1980. Pengantar Perikanan. Nusantara. Jakarta. 46 Hal.
Widodo, J. 1982. Kontrol Terhadap Usaha Penangkapan Sebagai Salah Satu
Teknik Pengelolaan Sunberdaya Perikanan. Terubuk VIII (131).
13
LAMPIRAN
14
ALAT-ALAT YANG DIGUNAKAN:
SERBET PENGGARIS
PENA PENGHAPUS
PENSIL BUKU PENUNTUN
NAMPAN