isi proposal gobak sodor.docx
DESCRIPTION
covernyaTRANSCRIPT
1
A. JUDUL
“Gobak Sodor” Permainan Tradisional Anak dari Jawa Tengah Untuk
Melestarikan Kembali Budaya Indonesia sebagai Upaya Membentuk
Karakter Anak Sejak Dini di TK Karya Rini, Catur Tunggal Yogyakarta
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan salah satu wadah dalam menunjang
pembentukan karakter tiap individu. UU No 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa
pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Taman Kanak-Kanak (TK)
merupakan pendidikan awal penanaman karakter anak dalam
perkembangan dirinya. Tak dapat dipungkiri bahwa banyaknya generasi
muda di Indonesia saat ini, yang tidak mengenal dirinya sebagai bangsa
Indonesia yang memiliki berbagai macam suku, budaya, dan kultur sosial
yang berbeda. Meskipun semua pihak bertanggungjawab atas pendidikan
karakter calon generasi penerus bangsa (anak-anak), namun keluarga
merupakan wahana pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak
untuk membentuk karakter yang baik.
Saat ini bagi sebagian keluarga, menerapkan pendidikan karakter
sangat sulit, terutama bagi sebagian orang tua yang terjebak pada rutinitas
yang padat. Karena itu, seyogyanya pendidikan karakter juga perlu
diberikan pada saat anak-anak masuk dalam lingkungan sekolah, terutama
sejak play group dan taman kanak-kanak. Di sinilah peran guru, yang
dalam filosofi Jawa disebut digugu lan ditiru (didengar dan dicontoh),
dipertaruhkan. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang
berhadapan langsung dengan peserta didik. Taman Kanak-Kanak dan
sejenisnya merupakan tempat atau pun taman bermain untuk membentuk
serta merangsang pola pikir kreativitas anak, bukan sepenuhnya tempat
untuk belajar. Oleh karena itu, penanaman karakter pada tingkat tersebut
tidak mendapat porsi yang besar (Nuh, Muhammad, 2010). Dewasa ini
hampir sebagian besar di Taman Kanak-Kanak (TK) dalam memperoleh
2
pendidikan karakter masih terdapat melalui metode ceramah serta nasihat-
nasihat singkat, sehingga anak kurang mampu memahami tentang nilai
pendidikan karakter yang baik serta bersifat mendidik. Berdasarkan hasil
wawancara dengan salah satu guru di TK Karya Rini, Catur Tunggal
Yogyakarta, anak dalam memperoleh pendidikan karakter masih melalui
ceramah serta nasihat singkat. Dalam memberikan nilai-nilai dan
pendidikan karakter, guru masih belum menerapkan adanya inovasi media
pembelajaran yang kreatif, inovatif serta menyenangkan bagi anak,
sehingga anak kurang mampu memahami tentang nilai karakter yang baik
serta bersifat mendidik.
Melihat permasalahan tersebut, bahwa penanaman serta pembentukan
nilai-nilai karakter pada anak TK dapat disampaikan dengan cara yang
lebih menarik, kreatif, inovatif serta menyenangkan yaitu dengan
menggunakan permainan tradisional melalui gobak sodor. Kebudayaan asli
negara Indonesia dikenal sangat kaya dan penuh nilai-nilai moral, salah
satunya yaitu permainan tradisional. Melihat banyaknya manfaat yang ada
dalam permainan tradisional, gobak sodor merupakan salah satu jenis
permainan tradisional dari Jawa Tengah yang mempunyai nilai-nilai
karakter anak. Jika kita melestarikan dan memperkenalkan kembali kepada
generasi muda Indonesia, maka hal ini merupakan salah satu bentuk
kepedulian anak bangsa kepada warisan budaya Indonesia yang bernilai
tinggi di mata dunia.
Fokus dari permainan tradisional melalui “Gobak Sodor” ini adalah
pada permainan tradisional anak yang didalamnya sudah mengandung
nilai-nilai karakter. Misalnya berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif,
kejujuran, percaya diri, bekerja keras, disiplin, bertanggungjawab, bergaya
hidup sehat. Melalui permainan ini menjadikan anak tidak merasa tertekan
dan terbebani dengan berbagai konsep maupun teori. Maka dari itu,
penelitian ini difokuskan pada pemberian pemahaman nilai-nilai karakter
anak yang harapannya mampu meningkatkan, merangsang kemampuan
anak dari mulai aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk membentuk
karakter anak yang lebih baik serta lebih bersifat mendidik. Berdasarkan
3
pemikiran dan pertimbangan tersebut maka diperlukan suatu penelitian
lebih lanjut untuk menemukan suatu bentuk ataupun cara yang kreatif,
inovatif, menarik dan menyenangkan bagi anak yang diharapkan mampu
membentuk nilai karakter pada anak sejak usia dini yaitu melalui “Gobak
Sodor” Permainan Tradisional anak dari Jawa Tengah Untuk Melestarikan
Kembali Budaya Indonesia sebagai Upaya Membentuk Karakter Anak
Sejak Dini di TK Karya Rini, Catur Tunggal Yogyakarta”.
C. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
Bagaimanakah cara membentuk karakter anak pada usia dini di TK
Karya Rini, Catur Tunggal Yogyakarta?
D. TUJUAN PENELITIAN
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini yaitu:
Untuk membentuk nilai karakter yang unggul pada anak usia dini di TK
Karya Rini, Catur Tunggal Yogyakarta.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Adapun luaran secara umum yang diharapkan yaitu:
Terciptanya sikap serta karakter anak yang baik dan bersifat mendidik
sejak usia dini.
F. KEGUNAAN Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kegunaan bagi pendidik
untuk dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran di kelas secara
kreatif, inovatif serta menyenangkan yang lebih difokuskan pada
penanaman nilai karakter anak sejak usia dini.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Pendidikan Karakter
a) Pengertian Pendidikan Karakter
Karakter dapat dianggap sebagai nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, perbuatan berdasarkan norma-
4
norma agama, hukum, tata krama, budaya, adat istiadat dan
estetika. Karakter adalah perilaku yang tampak dalam kehidupan
sehari-hari baik dalam bersikap maupun dalam bertindak. Warsono
dkk. (2010) mengutip Jack Corley dan Thomas Phillip (2000)
menyatakan: Karakter merupakan sikap dan kebiasaan seseorang
yang memungkinkan dan mempermudah tindakan moral.
Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter adalah
hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada
karakter siswa yang diajarnya. Pendidikan karakter adalah upaya
sadar dan bersungguh-sungguh dari seorang untuk mengajarkan
nilai-nilai kepada para siswanya (Winton, 2010). Pendidikan
karakter telah menjadi sebuah pergerakan pendidikan yang
mendukung pengembangan sosial, pengembangan emosional, dan
pengembangan etika para siswa. Berdasarkan grand design yang
dikembangkan Kemendiknas (2010), secara psikologis dan sosial
kultural pembentukan karakter dalam diri individu merupakan
fungsi dari seluruh potensi individu manusia (kognitif, afektif, dan
psikomotorik) dalam konteks interaksi sosial kultural (keluarga,
sekolah, dan masyarakat) dan berlangsung sepanjang hayat.
Berdasarkan uraian tentang pengertian pendidikan karakter di
atas, jadi dapat ditegaskan bahwa pendidikan karakter adalah upaya
yang dirancang dan dilaksanakan secara sistematis untuk
membantu peserta didik memahami nilai-nilai perilaku manusia
yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan yang terwujud dalam
pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan
norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya, dan adat istiadat.
b) Nilai-nilai yang terkandung dalam Pendidikan Karakter
Ada 18 nilai-nilai dalam pengembangan pendidikan karakter
bangsa yang dibuat oleh Diknas. Mulai tahun ajaran 2011, seluruh
tingkat pendidikan di Indonesia harus menyisipkan pendidikan
karakter tersebut dalam proses pendidikannya. Nilai-nilai dalam
5
pendidikan karakter menurut Diknas adalah : 1) religius, 2) jujur,
3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8)
demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta
tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14)
cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17)
peduli sosial, 18) tanggung jawab.
2. Permainan Tradisional dengan Gobak Sodor
a) Pengertian Permainan Tradisional
Permainan tradisional sangat populer sebelum teknologi masuk
ke negara Indonesia. Pada zaman dahulu, anak-anak bermain
dengan menggunakan alat yang seadanya. Namun saat ini, mereka
sudah bermain dengan permainan-permainan berbasis teknologi
yang berasal dari luar negeri dan mulai meninggalkan permainan
tradisional. Seiring dengan perubahan zaman, permainan
tradisional perlahan-lahan mulai terlupakan oleh anak-anak
Indonesia. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang sama sekali
belum mengenal permainan tradisional.
Permainan tradisional sesungguhnya memiliki banyak manfaat
bagi anak-anak. Selain tidak mengeluarkan banyak biaya,
permainan tradisional sebenarnya sangat baik untuk melatih fisik
dan mental anak. Secara tidak langsung, anak-anak akan
dirangsang kreativitas, ketangkasan, jiwa kepemimpinan,
kecerdasan, dan keluasan wawasannya melalui permainan
tradisional. Permainan tradisional ini juga mampu membentuk
motorik anak, baik kasar maupun halus. Permainan tradisional
merupakan simbolisasi dari pengetahuan yang turun temurun dan
mempunyai bermacam-macam fungsi atau pesan di baliknya,
dimana pada prinsipnya permainan anak tetap merupakan
permainan anak. Dengan demikian wujudnya tetap menyenangkan
dan menggembirakan anak karena tujuannya sebagai media
permainan. Aktivitas permainan yang dapat mengembangkan
6
aspek-aspek psikologis anak dapat dijadikan sarana belajar sebagai
persiapan menuju dunia orang dewasa.
Menurut Mulyadi (2004:30) bermain secara umum sering
dikaitkan dengan kegiatan anak-anak yang dilakukan secara
spontan yang terdapat empat pengertian bermain: (1) sesuatu yang
menyenangkan dan memiliki nilai intrinsik pada anak (2) tidak
memiliki tujuan ekstrinsik, motivasinya lebih bersifat intrinsik (3)
bersifat spontan dan sukarela, tidak ada unsur keterpaksaan dan
bebas dipilih oleh anak serta melibatkan peran aktif keikutsertakan
anak (4) memilki hubungan sistematik yang khusus dengan suatu
yang bukan bermain, seperti kreativitas, pemecahan masalah,
belajar bahasa, perkembangan sosial. Oleh karena itu, bahwa
permainan tradisional disini adalah permainan anak-anak dari
bahan sederhana sesuai aspek budaya dalam kehidupan
masyarakat.
Permainan tradisional juga dikenal sebagai permainan
rakyat merupakan sebuah kegiatan rekreatif yang tidak hanya
bertujuan untuk menghibur diri, tetapi juga sebagai alat untuk
memelihara hubungan dan kenyamanan sosial. Dengan demikian
bermain suatu kebutuhan bagi anak. Jadi bermain bagi anak
mempunyai nilai dan ciri yang penting dalam kemajuan
perkembangan kehidupan sehari-hari termasuk dalam permainan
tradisional (Cony Semiawan. 2008:22)
b) Makna Gobak Sodor
Gobak sodor merupakan salah satu jenis permainan rakyat yang
sangat populer di kalangan masyarakat Jawa Tengah. Kata gobak
sodor berasal dari kata gobak yang berarti bergerak dengan bebas
dan sodor yang berarti tombak tanpa mata tombak tajam. Sodor
yang dimaksud dalam permainan ini adalah penjaga garis sumbu
atau garis sodor yang membagi lapangan atau arena permainan
menjadi dua. Sedangkan garis sodor merupakan lalu lintas si sodor
untuk mempersempit ruang gerak para pemain yang sedang mentas
7
sehingga mudah menyentuhnya. Lawan yang sudah tersentuh oleh
sodor dianggap mati. Karena permainan gobak sodor merupakan
permainan kelompok, maka apabila mati satu berarti mati semua
karena tidak ada sistem menggantikan. Jadi Permainan gobag
sodor adalah sebuah permainan grup yang terdiri dari dua grup
dimana masing-masing tim terdiri dari 3-5 orang. Inti permainan
dari gobak sodor adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos
melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk
meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap
melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah
ditentukan.
Cara melakukan permainan ini yaitu dengan membuat garis-
garis penjagaan dengan kapur berbentuk kotak-kotak. Gobag sodor
terdiri dari dua tim, satu tim terdiri dari tiga orang atau lebih.
Aturan mainnya adalah mencegah lawan agar tidak bisa lolos ke
baris terakhir secara bolak-balik. Untuk menentukan siapa yang
juara adalah seluruh anggota tim harus secara lengkap melakukan
proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.
Anggota tim yang mendapat giliran “jaga” akan menjaga lapangan,
caranya yang dijaga adalah garis horisontal dan ada juga yang
menjaga garis batas vertikal.
Penjaga garis horisontal tugasnya adalah berusaha untuk
menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati
garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi
seorang yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas
vertikal maka tugasnya adalah menjaga keseluruhan garis batas
vertikal yang terletak di tengah lapangan.
(www.permata-nusantara.blogspot.com/2012/05/23/pengertian-
nilai-karakter-gobak-sodor.html).
8
Di bawah ini adalah gambar dari permainan tradisional Gobak Sodor.
Gambar 1. Permainan tradisional Gobak Sodor
c) Nilai Karakter yang terkandung dalam Gobak Sodor
Ada beberapa nilai karakter yang didapat dalam permainan
gobak sodor antara lain:
1. Berpikir logis, kritis, kreatif dan inovatif.
Gobak sodor merangsang aktivitas berpikir menentukan strategi
untuk menerobos garis penjagaan lawan, melihat situasi dan
kondisi mengambil kesempatan, mengecoh lawan dan
memikirkan bagaimana cara memperoleh kemenangan tanpa
tersentuh penjaga garis.
2. Jujur.
9
Nilai yang berhubungan dengan diri sendiri dalam permainan ini
melatih anak untuk berbuat jujur, yaitu jika berada dalam
kelompok yang mengakui mentas jika tersentuh lawan atau
melewati batas mati. Dan jika berada dalam kelompok jaga
garis, tidak berbuat curang dengan keluar dari garis penjagaan.
3. Bertanggungjawab.
Bertanggungjawab artinya melakukan tugas jaga garis dengan
baik sesuai perannya masing-masing, sebagai anggota kelompok
yang menjaga garis horizontal ataupun jaga garis vertikal.
4. Disiplin.
Disiplin artinya anak-anak mematuhi ketentuan dan peraturan
dalam permainan gobak sodor.
5. Bekerja keras.
Bekerja keras artinya, anak-anak berusaha keras menerobos
garis-garis yang dijaga lawan untuk mendapatkan nilai dan
kemenangan. Kerja keras ditunjukkan kelompok yang sedang
jaga garis dengan berusaha mengejar anggota kelompok yang
sedang mentas untuk menyentuhnya agar keadaan menjadi
berbalik.
6. Bergaya hidup sehat.
Artinya sebagai anggota tim yang menjaga garis berlari
mengejar lawan dan sebagai anggota kelompok yang mentas
harus menghindari sentuhan lawan merupakan kegiatan yang
memerlukan tenaga sama seperti kegiatan berolahraga.
7. Percaya diri.
Percaya diri artinya ketika mulai bermain anak-anak tidak
pernah berpikir untuk kalah duluan, mereka yakin terhadap
kemampuannya untuk menang dan dengan berani menghadapi
lawan dalam bermain.
H. METODE PELAKSANAAN
1. Desain Penelitian
10
Penelitian ini merupakan Penelitian tindakan Kelas (classroom
action research). Desain pada penelitian ini menggunakan desain
yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart.
Gambar 2. Proses Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Mc.
Taggart (Suwarsih Madya, 2007:67)
Keterangan :
1. Perencanaan (planning)
2. Pelaksanaan tindakan (action)
3. Pengamatan (observation)
4. Refleksi (reflection)
Empat tahapan dalam penelitian tindakan kelas menurut Kemmis dan
Mc. Taggart (Suwarsih Madya, 2007: 59-64)
1. Perencanaan.
Rencana penelitian tindakan merupakan tindakan yang tersusun
dari segi definisi harus mengarah pada tindakan yaitu bahwa itu
harus memandang kedepan.
2. Pelaksanaan tindakan (action).
Tindakan yang dimaksud disini adalah tindakan yang secara
sadar dan terkendali yang merupakan variasi praktik yang cermat
dan bijaksana. Jadi tindakan itu mengandung inovasi atau
pembaharuan.
3. Pengamatan (observation).
Observasi berfungsi untuk mendokumentasikan pengaruh
tindakan terkait bersama prosesnya. Observasi itu berorientasi ke
masa yang akan datang, memberikan dasar bagi refleksi, lebih-
lebih lagi ketika siklus terkait masih berlangsung. Rencana
11
observasi harus fleksibel dan terbuka untuk mencatat hal-hal yang
tak terduga.
4. Refleksi (reflection).
Refleksi adalah mengingat dan merenungkan kembali suatu
tindakan persis seperti yang telah dicatat dalam observasi. Refleksi
berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang
nyata dalam tindakan strategi. Strategi memiliki aspek evaluative
yaitu meminta peneliti tindakan untuk menimbang-nimbang
pengalamannya, untuk menilai apakah persoalan yang timbul
memang diinginkan dan memberikan saran-saran tentang cara
untuk meneruskan pekerjaan.
2. Setting Penelitian
a. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di TK Karya Rini, Catur Tunggal
Yogyakarta pada bulan April 2013.
b. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian yaitu siswa kelas B2 di TK Karya Rini, Catur
Tunggal Yogyakarta sejumlah 15 orang. Objek penelitiannya yaitu
nilai-nilai karakter.
3. Teknik Pengumpulan Data
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu dengan menggunakan observasi. Observasi
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa. Selain
itu, observasi juga dilakukan untuk mengamati secara langsung proses
pembelajaran berdasarkan pedoman observasi yang telah disusun. Hal-
hal yang ditemukan dalam penelitian tetapi tidak terdapat dalam
pedoman observasi dimasukan dalam catatan lapangan. Dalam
kegiatan ini dipersiapkan lembar observasi yang terdiri dari observasi
kegiatan awal. Kegiatan inti dan kegiatan akhir.
4. Instrumen Penelitian
12
Instrumen penelitian yang digunakan peneliti dalam pengambilan
data adalah dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi
ini dugunakan untuk mencatat tingkah laku siswa, peristiwa, kegiatan
pembelajaran dan semua kondisi yang menyangkut penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Langkah-langkah analisis data yang akan digunakan dalam
penelitian ini adalah:
a. Reduksi data adalah proses penyederhanaan yang dilakukan
melalui seleksi, pemfokusan, dan pengabstraksian data mentah
menjadi informasi yang bermakna.
b. Paparan data adalah proses penampilan data secara lebih sederhana
dalam bentuk paparan naratif, representasi tabular termasuk dalam
format matriks, grafis dan sebagainya.
c. Penyimpulan adalah proses pengambilan intisari dari sajian data
yang telah terorganisir tersebut dalam bentuk pernyataan kalimat.
I. JADWAL KEGIATAN
J. RANCANGA
N BIAYA
No Kegiatan Bulan ke
I II1 2 3 4 1 2 3 4
1. Pembuatan Proposal dan Konsultasi dengan dosen pembimbing
2. Pengumuman
3. Pengurusan administrasi dan perizinan kegiatan
4. Seminar Proposal Penelitian
5. Pelaksanaan program Penelitian
6. Penyusunan laporan penelitian dan seminar laporan akhir
7. Pelaporan hasil akhir penelitian
13
No Alokasi dana Jumlah biaya1. Persiapan:
a. Pembuatan dan Penggandaan Proposalb. Pengurusan ijin dan administrasi ke lokasi
penelitian
Rp. 15 .000,00Rp. 60. 000,00
2. Peralatan dan Biaya transpotasi dan komunikasi:a. Alat tulis kantor untuk keperluan
penelitian selama berlangsungb. Peminjaman alat penunjang kegiatan
penelitian (microfon, wirelles) selama waktu penelitian (3 kali peminjaman)
c. Sewa kamera selama penelitian (3 kali peminjaman)
d. Kenang-kenangan untuk pihak yang bersangkutan
e. Biaya komunikasi pelaksana selama penelitian @3 orang
f. Biaya transportasi pelaksana @3 orang
Rp. 220.000,00
Rp. 200.000,00
Rp. 75.000,00
Rp. 250.000,00
Rp. 400.000,00
Rp. 250.000,00 3 Laporan akhir Penelitian:
a. Pembuatan laporan akhir Penelitian b. Penggandaan laporan akhir Penelitian
Rp. 15.000,00Rp. 15.000,00
Total biaya Rp. 1.500.000,00
K. DAFTAR PUSTAKA
Cony Semiawan. 2008. Belajar dan Pembelajaran Pra Sekolah Dasar.
Jakarta: Indeks.
Kemendiknas. 2010. Pembinaan Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah
Pertama. Jakarta.
Muyadi, S. 2004. Bermain dan Kreativitas (Upaya Mengembangkan
Kreativitas anak melalui Kegiatan Bermain). Jakarta: Papas Sinar
Sinanti.
Nuh, Muhammad. 2010. Pentingnya Kejujuran dan Pendidikan Karakter
dalam Membangun Bangsa. http://m.antara.news.com (diakses pada
tanggal 21 April 2013 Pk. 21.00 wib).
Suwarsih Madya. 2007. Teori Praktik Penelitian Tindakan. Bandung:
Alfabeta.
Warsono, dkk. 2010. Model Pendidikan Karakter di Universitas Negeri
Surabaya. Surabaya: Unesa.
14
Winton, Sue, 2010. Character Education: Implications for Critical
Democracy, International Critical Chilhood Policy Studies, Vol. 1 (1),
2008.
http://www.permata-nusantara.blogspot.com/2012/05/23/pengertian-
nilai- karakter-gobak-sodor.html. diakses pada tanggal 21 April 2013
Pk. 21.30 wib.
L. LAMPIRAN
Biodata Penulis
1. Ketua Kelompok
Nama : Adi Suyanto
Tempat Tanggal Lahir : Kebumen, 6 Oktober 1992
Nim : 10403244030
Jurusan : Pendidikan Akuntansi/FE UNY
Alamat : Jatimulyo, Rt 02, Rw 03. Pertanahan. Kebumen.
Jawa Tengah
No HP : 087837553717
Email : [email protected]
Hormat Saya
(Adi Suyanto)a. Anggota Kelompok 1
Nama : Wahyu Galih Prasnowo
Tempat Tanggal Lahir : Wonogiri, 2 Mei 1994
Nim : 12812144036
Jurusan : Akuntansi/FE UNY
Alamat : Dukuh MJ1/1694 A, RT 83, RW 18, Gedongkiwo,
Yogyakarta
No HP : 085729974720
Email : [email protected]
Hormat Saya
15
(Wahyu Galih Prasnowo)
b. Anggota Kelompok 2Nama : Andi Kharisma Pribadi
Tempat Tanggal Lahir : Kefamenanu, NTT, 5 Juni 1994
Nim : 12812141049
Jurusan : Akuntansi/ FE UNY
Alamat : Jl.angga jaya. No 10 B. Yogyakarta
No HP : 081914921144
Email : [email protected]
Hormat Saya
(Andi Kharisma Pribadi)
2. Biodata Dosen Pembimbing
Nama : Adeng Pustikaningsih M.Si
Prodi : Pendidikan Akuntansi /FE UNY
NIP : 19750825 200912 2 001
Alamat : Kranggan, Jogotirto, Berbah, Sleman, Yogyakarta
No HP : 081229494975
Mengetahui,
(Adeng Pustikaningsih M.Si)