isi referat

28
 Referat To nsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang: Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga mulut yaitu tonsil laringeal !adenoid", tonsil palatina !tonsila faucial", tonsila lingual !tonsila  pangkal lidah", tonsil tuba #ustachius !lateral band dinding faring$ %erlach&s tonsil". 'eradangan pada tonsila palatina biasanya meluas ke adenoid dan tonsil lingual. 'enyebaran infeksi terjadi melalui udara !air borne droplets", tangan dan ciuman. (apat terjadi pada semua umur, terutama pada anak. ),* 'eradangan pada tonsil dapat disebabkan oleh bakteri atau +irus, termasuk strain  bakteri streptokokus, adeno+irus, +irus influena, +irus #pstein-arr, entero+irus, dan +irus her pes simple /. 0al ah satu penye bab pal ing seri ng pada ton sili tis ada lah bak ter i gru p 1 0treptococcus beta hemolitik !%120", 345 dari tonsilitis anak dan )45 kasus dewasa dan  juga merupakan penyebab radang tenggo rokan. 3 Tonsil iti s kr onik me rupakan pe rad angan pa da tonsil ya ng pe rsi sten ya ng  berpotensi membentuk formasi batu tonsil. 6  Terdapat referensi yang menghubungkan antara nyeri tenggorokan yang memiliki durasi 3 bulan dengan kejadian tonsilitis kronik. 7  Tonsilitis kronis merupakan salah satu penyakit yang paling umum dari daerah oral dan ditemukan terutama di kelompok usia muda. Kond isi ini karen a perada ngan kronis pada tonsil. (ata dalam literatur menggambarkan tonsilitis kronis klinis didefinisikan oleh kehadiran infeksi  berulang dan obstruksi saluran napas bagian atas karena peningkatan +olume tonsil. Kondisi ini mungkin memiliki dampak sistemik, terutama ketika dengan adanya gejala seperti demam  berulang, odynophagia, sulit menelan, halitosis dan limfadenopati ser+ikal dan submandibula. 8 I.2.Tujuan: 1. 'en uli san refer at ini ber tuju an untu k men get ahui dan memahami tentang tonsil itis kronik . Memen uhi sebagia n tugas kepani traan klin ik di agian 9lmu 'eny akit Te linga 2id ung Te nggorokan dan Kepala :eher R0;( Kota 0emarang Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K: <akultas Kedokteran ;ni+ersitas Tarumanagara ) R0;( Kota 0emarang 'eriode *4 =ktober *4)6 > ** ?o+ember *4)6

Upload: cisyana-bagoes-oka

Post on 08-Oct-2015

23 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

TUGAS

TRANSCRIPT

  • 5/19/2018 Isi Referat

    1/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang:

    Tonsilitis adalah peradangan tonsil palatina yang merupakan bagian dari cincin

    Waldeyer. Cincin Waldeyer terdiri atas susunan kelenjar limfa yang terdapat di dalam rongga

    mulut yaitu tonsil laringeal !adenoid", tonsil palatina !tonsila faucial", tonsila lingual !tonsila

    pangkal lidah", tonsil tuba #ustachius !lateral band dinding faring$ %erlach&s tonsil".

    'eradangan pada tonsila palatina biasanya meluas ke adenoid dan tonsil lingual. 'enyebaran

    infeksi terjadi melalui udara !air borne droplets", tangan dan ciuman. (apat terjadi pada

    semua umur, terutama pada anak.),*

    'eradangan pada tonsil dapat disebabkan oleh bakteri atau +irus, termasuk strain

    bakteri streptokokus, adeno+irus, +irus influena, +irus #pstein-arr, entero+irus, dan +irus

    herpes simple/. 0alah satu penyebab paling sering pada tonsilitis adalah bakteri grup 1

    0treptococcus beta hemolitik !%120", 345 dari tonsilitis anak dan )45 kasus dewasa dan

    juga merupakan penyebab radang tenggorokan.3

    Tonsilitis kronik merupakan peradangan pada tonsil yang persisten yang

    berpotensi membentuk formasi batu tonsil.6Terdapat referensi yang menghubungkan antara

    nyeri tenggorokan yang memiliki durasi 3 bulan dengan kejadian tonsilitis kronik.7Tonsilitis

    kronis merupakan salah satu penyakit yang paling umum dari daerah oral dan ditemukan

    terutama di kelompok usia muda. Kondisi ini karena peradangan kronis pada tonsil. (ata

    dalam literatur menggambarkan tonsilitis kronis klinis didefinisikan oleh kehadiran infeksi

    berulang dan obstruksi saluran napas bagian atas karena peningkatan +olume tonsil. Kondisi

    ini mungkin memiliki dampak sistemik, terutama ketika dengan adanya gejala seperti demam

    berulang, odynophagia, sulit menelan, halitosis dan limfadenopati ser+ikal dan

    submandibula.8

    I.2.Tujuan:

    1. 'enulisan referat ini bertujuan untuk mengetahui dan memahami tentang tonsilitis

    kronik

    . Memenuhi sebagian tugas kepanitraan klinik di agian 9lmu 'enyakit Telinga 2idung

    Tenggorokan dan Kepala :eher R0;( Kota 0emarang

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    2/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    BAB II

    ANATOMI PHARYNX

    2.1. ANATOMI PHARYNX:

    'haryn/ terletak dibelakang ca+um nasi, mulut, dan laryn/. entuknya mirip

    corong dengan bagian atasnya yang lebar terletak di bawah cranium dan bagian bawahnya

    yang sempit dilanjutkan sebagai eosophagus setinggi +ertebra cer+icalis-@9. (inding pharyn/

    terdiri atas tiga lapis yaitu mucosa, fibrosa, dan muscular.A

    %ambar ). 1natomi 'haryn/

    erdasarkan letak, pharyn/ dibagi atas tiga bagian yaitu nasopharyn/,

    oropharyn/, dan laringopharyn/.A

    ). ?asopharyn/

    ?asopharyn/ terletak dibelakang rongga hidung, di atas palatum molle.

    ?asopharyn/ mempunyai atap, dasar, dinding anterior, dinding posterior, dan dinding

    lateral. agian atap dibentuk oleh corpus ossis sphenoidalis dan pars basilaris ossis

    occipitalis. Kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsila pharyngeal, yang terdapat

    didalam submucosa. agian dasar dibentuk oleh permukaan atas palatum molle yang

    miring. (inding anterior dibentuk oleh aperture nasalis posterior, dipisahkan oleh pinggir

    posterior septum nasi. (inding posterior membentuk permukaan miring yang

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    3/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    berhubungan dengan atap. (inding ini ditunjang oleh arcus anterior atlantis. (inding

    lateral pada tiap-tipa sisi mempunyai muara tuba auditi+a ke pharyn/. Kumpulan jaringan

    limfoid di dalam submukosa di belakang muara tuba auditi+a disebut tonsila tubaria.A

    %ambar *. 'embagian 'harin/

    *. =ropharyn/

    =ropharyn/ disebut juga mesopharyn/, dengan batas atasnya adalah palatum

    mole, batas bawahnya adalah tepi atas epiglotis, kedepan adalah rongga mulut, sedangkan

    kebelakang adalah +ertebra cer+ical.)

    =ropharyn/ mempunyai atap, dasar, dinding anterior, dinding posterior, dan

    dinding lateral. agian atap dibentuk oleh permukaan bawah palatum molle dan isthmus

    pharygeus. Kumpulan kecil jaringan limfoid terdapat di dalam submukosa permukaan

    bawah palatum molle. agian dasar dibentuk oleh sepertiga posterior lidah dan celah

    antara lidah dan permukaan anterior epiglotis. Membrana mukosa yang meliputi sepertiga

    posterior lidah berbentuk irregular, yang disebabkan oleh adanya jaringan limfoid

    dibawahnya, yang disebut tonsil linguae. Membrana mukosa melipat dari lidah menuju ke

    epiglotis. 'ada garis tengah terdapat ele+asi, yang disebut plica glosso epiglotica

    mediana, dan dua plica glosso epiglotica lateralis. :ekukan kanan dan kiri plica glosso

    epiglotica mediana disebut +allecula.A

    (inding anterior terbuka ke dalam rongga mulut melalui isthmus oropharyn/

    !isthmus faucium". (ibawah isthmus ini terdapat pars pharyngeus linguae. (inding

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    4/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    posterior disokong oleh corpos +ertebra cer+icalis kedua dan bagian atas corpus +ertebra

    cer+icalis ketiga. 'ada kedua sisi dinding lateral terdapat arcus palate glossus dengan

    tonsila palatina diantaranya.A

    0truktur yang terdapat di rongga orofaring adalah dinding posterior pharyn/,

    tonsil palatina, fossa tonsila serta arcus pharyn/ anterior dan posterior, u+ula, tonsila

    lingual dan foramen sekum.)

    a. ** ?o+ember *4)6

  • 5/19/2018 Isi Referat

    5/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    intratonsil yang merupakan sisa kantong pharyn/ yang kedua. Kutub bawah tonsil

    biasanya melekat pada dasar lidah.)

    Tonsil faringeal dalam kapsulnya terletak pada mukosa dinding lateral rongga

    mulut. (i depan tonsil, arkus faring anterior disusun oleh otot palatoglosus, dan

    dibelakang dari arkus faring posterior disusun oleh otot palatofaringeus.B

    'ermukaan medial tonsil bentuknya beraneka ragam dan mempunyai celah yang

    disebut kriptus. #pitel yang melapisi tonsil ialah epitel skuamosa yang juga meliputi

    kriptus. (idalam kriptus biasanya ditemukan leukosit, limfosit, epitel yang terlepas,

    bakteri dan sisa makanan. 'ermukaan lateral tonsil melekat pada fasia pharyn/ yang

    sering juga disebut kapsul tonsil. Kapsul ini tidak melekat erat pada otot pharyn/,

    sehingga mudah dilakukan diseksi pada tonsilektomi.)

    %ambar 6. Cincin Waldeyer

    Tonsil mendapat darah dari arteri palatina minor, arteri palatine asendens,

    cabang tonsil arteri maksila eksterna, arteri pharyn/ asendens dan arteri lingualis

    dorsal. Tonsil lingual terletak di dasar lidah dan dibagi menjadi dua oleh ligamentum

    glosoepiglotica. (i garis tengah, di sebelah anterior massa ini terdapat foramen sekum

    pada apeks, yaitu sudut yang terbentuk oleh papilla sirkum +alata. Tempat ini kadang-

    kadang menunjukkan penjalaran duktus tiroglossus dan secara klinik merupakan

    tempat penting bila ada massa tiroid lingual !lingual thyroid) dan kista duktus

    tiroglosus.)

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    6/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    @ena-+ena menembus m.constrictor pharyngeus superior dan bergabung

    dengan +ena palatine eksterna, +ena pharyngealis, atau +ena facialis. 1liran limfe

    pembuluh-pembuluh limfe bergabung dengan nodi lymphoidei profundi. ?odus yang

    terpenting dari kelompok ini adalah nodus jugulodigastricus, yang terletak di bawah

    dan belakang angulus mandibulae.A

    3. :aryngopharyn/

    :aryngopharyn/ terletak di belakang aditus larynges dan permukaan posterior

    laryn/, dan terbentang dari pinggir atas epiglottis sampai dengan pinggir bawah cartilage

    cricoidea. :aryngopharyn/ mempunyai dinding anterior, posterior dan lateral. (inding

    anterior dibentuk oleh aditus laryngis dan membrane mukosa yang meliputi permukaan

    posterior laryn/. (inding posterior disokong oleh corpus +ertebra cer+icalis ketiga,

    keempat, kelima, dan keenam. (inding lateral disokong oleh cartilage thyroidea dan

    membrane thyrohyoidea. 0ebuah alur kecil tetapi penting pada membrana, disebut fossa

    piriformis, terletak di kanan dan kiri aditus laryngis.A

    %ambar 7. ?euro+askularisasi pharyn/

    2.2. PERARA!AN PHARYNX:

    'ersarafan pharyn/ berasa ldari ple/us pharyngeus yang dibentuk oleh cabang-

    cabang ner+us glossopharyngeus, ner+us +agus, dan ner+us symphaticus. 'ersarafan motorik

    berasal dari pars cranialis ner+us acessorius, yang berjalan melalui ner+us +agus menuju ke

    ple/us pharyngeus, dan mempersarafi semua otot pharyn/, kecuali m.stylophryngeuus yang

    dipersarafi oleh ner+us glossopharyngeus.A

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    7/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    'ersarafan sensorik membran mukosa nasopharyn/ terutama berasal dari ner+us

    ma/illaris. Membrana mukosa di sekitar aditus laryngeus dipersarafi oleh ner+us ramus

    laryngeus internus ner+us +agus.A

    2.". #A$ULARIAI PHARYNX:

    0uplai arteri pharyn/ berasal dari cabang-cabang arteri pharyngea ascendens,

    arteri palatina ascendens, arteri facialis, arteri ma/illaris, dan arteri lingualis. @ena bermuara

    ke ple/us +enosus pharyngeus, yang kemudian bermuara ke +ena jugularis interna.A

    2.%. ITEM LIM!ATI$ PHARYNX:

    1liran limfa dari dinding faring dapat melalui 3 saluran, yakni superior, media dan

    inferior. 0aluran limfa superior mengalir ke kelenjar getah bening retrofaring dan kelanjar

    getah bening ser+ikal dalam atas. 0aluran limfa media mengalir ke kelenjar getah bening

    jugulo-digastrik dan kelanjar ser+ikal dalam atas, sedangkan saluran limfa inferior mengalir

    ke kelenjar getah bening ser+ikal dalam bawah.)

    %ambar 8. 0istem :imfatik 'haryn/

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    8/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    BAB III

    TONILITI $RONI$

    ".1. DE!INII:

    Tonsilitis kronik merupakan peradangan pada tonsil yang persisten yang berpotensi

    membentuk formasi baru tonsil.6 Terdapat referensi yang menghubungkan antara nyeri

    tenggorokan yang memiliki durasi 3 bulan dengan kejadian tonsilitis kronik.7Tonsilitis kronis

    merupakan salah satu penyakit yang paling umum dari daerah oral dan ditemukan terutama di

    kelompok usia muda. Kondisi ini karena peradangan kronis pada tonsil. (ata dalam literatur

    menggambarkan tonsilitis kronis klinis didefinisikan oleh kehadiran infeksi berulang dan

    obstruksi saluran napas bagian atas karena peningkatan +olume tonsil. Kondisi ini mungkin

    memiliki dampak sistemik, terutama ketika dengan adanya gejala seperti demam berulang,

    odynophagia, sulit menelan, halitosis dan limfadenopati ser+ikal dan submandibula.8

    ".2. EPIDEMIOLO&I:

    (i 9ndonesia infeksi saluran pernafasan akut !90'1" masih merupakan penyebab

    tersering morbiditas dan mortalitas pada anak. 'ada tahun )8$)A cakupan temuan

    penderita 90'1 pada anak berkisar antara 345 - 645, sedangkan sasaran temuan pada

    penderita 90'1 pada tahun tersebut adalah AB5 - B*5, sebagai salah satu penyebab adalah

    rendahnya pengetahuan masyarakat. (i 1merika 0erikat absensi sekolah sekitar 885 diduga

    disebabkan 90'1. Tonsilitis kronik pada anak mungkin disebabkan karena anak sering

    menderita 90'1 atau karena tonsilitis akut yang tidak diterapi adekuat atau dibiarkan.

    Tonsilitis adalah penyakit yang umum terjadi. 2ampir semua anak di 1merika 0erikat

    mengalami setidaknya satu episode tonsilitis.*erdasarkan data epidemiologi penyakit T2T

    pada A pro+insi !9ndonesia" pada tahun )6-)8, pre+alensi tonsillitis kronik sebesar 3,B5

    tertinggi kedua setelah nasofaringitis akut !6,85". (i R0;' (r. Wahidin 0udirohusodo

    Makassar jumlah kunjungan baru dengan tonsillitis kronik mulai Duni *44B>Mei *44

    sebanyak 83 orang. 1pabila dibandingkan dengan jumlah kunjungan baru pada periode yang

    sama, maka angka ini merupakan 6,A5 dari seluruh jumlah kunjungan baru.))

    'ada penelitian yang dilakukan di Rumah 0akit 0erawak di Malaysia diperoleh 87A

    data penderita Tonsilitis Kronis dan didapatkan pada pria 36* !7*5" dan wanita 3)7 !6B5"

    !0ing, *44A". 0ebaliknya penelitian yang dilakukan di Rumah 0akit 'ra+ara di 9ndia dari *43

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    9/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    penderita Tonsilitis Kronis, sebanyak B !6B5" berjenis kelamin pria dan )47 !7*5" berjenis

    kelamin wanita.

    Tonsilitis paling sering terjadi pada anak-anak, namun jarang terjadi pada anak-anak

    muda dengan usia lebih dari * tahun. Tonsilitis yang disebabkan oleh spesies 0treptococcus

    biasanya terjadi pada anak usia 7-)7 tahun, sedangkan tonsilitis +irus lebih sering terjadi pada

    anak-anak muda.*,)* (ata epidemiologi menunjukkan bahwa penyakit Tonsilitis Kronis

    merupakan penyakit yang sering terjadi pada usia 7-)4 tahun dan dewasa muda usia )7-*7

    tahun. (alam suatu penelitian pre+alensi karier %roup 1 0treptokokus yang asimptomatis

    yaitu )4,5 pada usia kurang dari )6 tahun, *,35 usia )7-66 tahun, dan 4,8 5 usia 67 tahun

    keatas. Menurut penelitian yang dilakukan di 0kotlandia, usia tersering penderita Tonsilitis

    Kronis adalah kelompok umur )6-* tahun, yakni sebesar 74 5 . 0edangkan Kis+e pada

    penelitiannya memperoleh data penderita Tonsilitis Kronis terbanyak sebesar *6 !8* 5"

    pada kelompok usia 7-)6 tahun.

    0uku terbanyak pada penderita Tonsilitis Kronis berdasarkan penelitian yang

    dilakukan di poliklinik rawat jalan di rumah sakit 0erawak Malaysia adalah suku idayuh

    3B5, Malay *75, 9ban *45, dan Chinese )65.

    ".". ETIOLO&I:

    Tonsilitis terjadi dimulai saat kuman masuk ke tonsil melalui kriptanya secara aerogen

    yaitu droplet yang mengandung kuman terhisap oleh hidung kemudian nasofaring terus

    masuk ke tonsil maupun secara foodborn yaitu melalui mulut masuk bersama makanan.

    #tiologi penyakit ini dapat disebabkan oleh serangan ulangan dari Tonsilitis 1kut yang

    mengakibatkan kerusakan permanen pada tonsil, atau kerusakan ini dapat terjadi bila fase

    resolusi tidak sempurna.)3

    eberapa organisme dapat menyebabkan infeksi pada tonsil, termasuk bakteri aerobik

    dan anaerobik, +irus, jamur, dan parasit. 'ada penderita tonsilitis kronis jenis kuman yang

    paling sering adalah 0treptokokus beta hemolitikus grup 1 !02%1". 0treptokokus grup 1

    adalah flora normal pada orofaring dan nasofaring. ?amun dapat menjadi pathogen infeksius

    yang memerlukan pengobatan. 0elain itu infeksi juga dapat disebabkan 2aemophilus

    influenae, 0taphylococcus aureus, 0. 'neumoniae dan More/ella catarrhalis.B,)6

    (ari hasil penelitian 0uyitno dan 0adeli !)7" kultur apusan tenggorok didapatkan

    bakteri gram positif sebagai penyebab tersering Tonsilofaringitis Kronis yaitu 0treptokokus

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    10/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    alfa kemudian diikuti 0taphylococcus aureus, 0treptokokus beta hemolitikus grup 1,

    0taphylococcus epidermidis dan kuman gram negatif berupa #nterobakter, 'seudomonas

    aeruginosa, Klebsiella dan #. coli.

    9nfeksi +irus biasanya ringan dan dapat tidak memerlukan

    pengobatan yang khusus karena dapat ditangani sendiri oleh ketahanan tubuh. 'enyebab

    penting dari infeksi +irus adalah adeno+irus, influena 1, dan herpes simpleks !pada remaja".

    0elain itu infeksi +irus juga termasuk infeksi dengan co/ackie+irus 1, yang menyebabkan

    timbulnya +esikel dan ulserasi pada tonsil. #pstein-arr yang menyebabkan infeksi

    mononukleosis, dapat menyebabkan pembesaran tonsil secara cepat sehingga mengakibatkan

    obstruksi jalan napas yang akut. )6

    9nfeksi jamur seperti Candida sp tidak jarang terjadi khususnya di kalangan bayi atau

    pada anak-anak dengan immunocompromised.)6

    ".%. PATO!IIOLO&I:

    Tonsillitis berawal dari penularan yang terjadi melalui droplet dimana kuman

    menginfiltrasi lapisan epitel. 1danya infeksi berulang pada tonsil menyebabkan pada suatu

    waktu tonsil tidak dapat membunuh semua kuman sehingga kuman kemudian bersarang di

    tonsil. 'ada keadaan inilah fungsi pertahanan tubuh dari tonsil berubah menjadi sarang

    infeksi !fokal infeksi" dan suatu saat kuman dan toksin dapat menyebar ke seluruh tubuh

    misalnya pada saat keadaan umum tubuh menurun.ila epitel terkikis maka jaringan limfoid

    superkistal bereaksi dimana terjadi pembendungan radang dengan infiltrasi leukosit

    polimorfonuklear. Karena proses radang berulang yang timbul maka selain epitel mukosa

    juga jaringan limfoid diganti oleh jaringan parut yang akan mengalami pengerutan sehingga

    kripti melebar, secara klinik kripta ini tampak diisi oleh detritus. 'roses berjalan terus

    sehingga menembus kapsul tonsil dan akhirnya menimbulkan perlekatan dengan jaringan di

    sekitar fossa tonsilaris. 'ada anak disertai dengan pembesaran kelenjar limfa submadibularis.)

    Tonsila palatina adalah suatu jaringan limfoid yang terletak di fossa tonsilaris di

    kedua sudut orofaring dan merupakan salah satu bagian dari cincin Waldeyer. Tonsila palatina

    lebih padat dibandingkan jaringan limfoid lain. 'ermukaan lateralnya ditutupi oleh kapsul

    tipis dan di permukaan medial terdapat kripta. Tonsila palatina merupakan jaringan

    limfoepitel yang berperan penting sebagai sistem pertahanan tubuh terutama terhadap protein

    asing yang masuk ke saluran makanan atau masuk ke saluran nafas !+irus, bakteri, dan

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    11/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    antigen makanan". Mekanisme pertahanan dapat bersifat spesifik atau non spesifik. 1pabila

    patogen menembus lapisan epitel maka sel-sel fagositik mononuklear pertama-tama akan

    mengenal dan mengeliminasi antigen.

    Tonsil merupakan jaringan limfoid yang mengandung sel limfoid yang mengandung

    sel limfosit, 4,)-4,*5 dari kesuluruhan limfosit tubuh pada orang dewasa. 'roporsi limfosit

    dan T pada tonsil adalah 745745, sedangkan di darah 77-A75)7-345. 'ada tonsil terdapat

    sistem imun kompleks yang terdiri atas sel M !sel membran", makrofag, sel dendrit dan

    antigen presenting cells" yang berperan dalam proses transportasi antigen ke sel limfosit

    sehingga terjadi 1'Cs !sintesis immunoglobulin spesifik". Duga terdapat sel limfosit ,

    limfosit T, sel plasma dan sel pembawa 9g %. Tonsil merupakan organ limfatik sekunder yang

    diperlukan untuk diferensiasi dan proliferasi limfosit yang sudah disensitisasi. Tonsil

    mempunyai dua fungsi utama yaitu menangkap dan mengumpulkan bahan asing dengan

    efektif dan sebagai organ produksi antibodi dan sensitisasi sel limfosit T dengan antigen

    spesifik.,)4

    Tonsil merupakan jaringan kelenjar limfa yang berbentuk o+al yang terletak pada

    kedua sisi belakang tenggorokan. (alam keadaan normal tonsil membantu mencegah

    terjadinya infeksi. Tonsil bertindak seperti filter untuk memperangkap bakteri dan +irus yang

    masuk ke tubuh melalui mulut dan sinus. Tonsil juga menstimulasi sistem imun untuk

    memproduksi antibodi untuk membantu melawan infeksi. Tonsil berbentuk o+al dengan

    panjang *-7 cm, masing-masing tonsil mempunyai )4-34 kriptus yang meluas ke dalam

    jaringan tonsil. Tonsil tidak selalu mengisi seluruh fossa tonsilaris, daerah yang kosong

    diatasnya dikenal sebagai fossa supratonsilar. Tonsil terletak di lateral orofaring. 0ecara

    mikroskopik tonsil terdiri atas tiga komponen yaitu jaringan ikat, folikel germinati+um

    !merupakan sel limfoid" dan jaringan interfolikel !terdiri dari jaringan limfoid". :okasi tonsil

    sangat memungkinkan terpapar benda asing dan patogen, selanjutnya membawanya ke sel

    limfoid. 1kti+itas imunologi terbesar tonsil ditemukan pada usia 3 > )4 tahun.,)4

    ".'. !A$TOR REI$O:

    0ejauh ini belum ada penelitian lengkap mengenai keterlibatan faktor genetik maupun

    lingkungan yang berhasil dieksplorasi sebagai faktor risiko penyakit Tonsilitis Kronis. 'ada

    penelitian yang bertujuan mengestimasi konstribusi efek faktor genetik dan lingkungan secara

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    12/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    relatif penelitiannya mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat bukti adanya keterlibatan faktor

    genetik sebagai faktor predisposisi penyakit Tonsilitis Kronis. )7

    eberapa

  • 5/19/2018 Isi Referat

    13/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    erdasarkan rasio perbandingan tonsil dengan orofaring, dengan mengukur jarak

    antara kedua pilar anterior dibandingkan dengan jarak permukaan medial kedua tonsil, maka

    gradasi pembesaran tonsil dapat dibagi menjadi )4,)B,)

    T4 Tonsil masuk di dalam fossa

    T) G*75 +olume tonsil dibandingkan dengan +olume orofaring

    T* *7-745 +olume tonsil dibandingkan dengan +olume orofaring

    T3 74-A75 +olume tonsil dibandingkan dengan +olume orofaring

    T6 HA75 +olume tonsil dibandingkan dengan +olume orofaring

    %ambar B. Rasio 'erbandingan Tonsil (engan =rofaring

    %ambar . !1" Tonsillar hypertrophy grade-9 tonsils. !" %rade-99 tonsils. !C" %rade-

    999 tonsils. !(" %rade-9@ tonsils !Ekissing tonsilsF"

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    14/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    ".*. PEMERI$AAN PENUN)AN&:

    1. M+kr,-+,l,g+:

    'enatalaksanaan dengan antimikroba sering gagal untuk mengeradikasi kuman

    patogen dan mencegah kekambuhan infeksi pada tonsil. Kegagalan mengeradikasi

    organisme patogen disebabkan ketidaksesuaian pemberian antibiotika atau penetrasi

    antibiotika yang inadekuat !2ammouda et al, *44". Gold standardpemeriksaan tonsil

    adalah kultur dari dalam tonsil. erdasarkan penelitian Kurien di 9ndia terhadap 64

    penderita Tonsilitis Kronis yang dilakukan tonsilektomi, didapatkan kesimpulan bahwa

    kultur yang dilakukan dengan swab permukaan tonsil untuk menentukan diagnosis yang

    akurat terhadap flora bakteri Tonsilitis Kronis tidak dapat dipercaya dan juga +alid.

    Kuman terbayak yang ditemukan yaitu 0treptokokus beta hemolitikus diukuti 0taflokokus

    aureus.*4

    . H+t,/at,l,g+

    'enelitian yang dilakukan ;gras dan Kutluhan tahun *44B di Turkey terhadap 6B4

    spesimen tonsil, menunjukkan bahwa diagnosa Tonsilitis Kronis dapat ditegakkan

    berdasarkan pemeriksaan histopatologi dengan tiga kriteria histopatologi yaitu ditemukan

    ringan- sedang infiltrasi limfosit, adanya ;gra&s abses dan infitrasi limfosit yang difus.

    Kombinasi ketiga hal tersebut ditambah temuan histopatologi lainnya dapat dengan jelas

    menegakkan diagnosa Tonsilitis Kronis.*4

    ".0. DIA&NOI

    (iagnosis untuk tonsillitis kronik dapat ditegakkan dengan melakukan anamnesis

    secara tepat dan cermat serta pemeriksaan fisis yang dilakukan secara menyeluruh untuk

    menyingkirkan kondisi sistemik atau kondisi yang berkaitan yang dapat membingungkan

    diagnosis.

    'ada anamnesis, penderita biasanya datang dengan keluhan tonsillitis berulang berupa

    nyeri tenggorokan berulang atau menetap, rasa ada yang mengganjal ditenggorok, ada rasa

    kering di tenggorok, napas berbau, iritasi pada tenggorokan, dan obstruksi pada saluran cerna

    dan saluran napas, yang paling sering disebabkan oleh adenoid yang hipertofi. %ejala-gejala

    konstitusi dapat ditemukan seperti demam, namun tidak mencolok. 'ada anak dapat

    ditemukan adanya pembesaran kelanjar limfa submandibular.),)8,)A

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    15/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    'ada pemeriksaan tampak tonsil membesar dengan permukaan yang tidak rata, kriptus

    melebar dan beberapa kripti terisi oleh detritus. 'ada umumnya terdapat dua gambaran tonsil

    yang secara menyeluruh dimasukkan kedalam kategori tonsillitis kronik.)A

    'ada iakan tonsil dengan penyakit kronis biasanya menunjukkan beberapa

    organisme yang +irulensinya relati+e rendah dan pada kenyataannya jarang menunjukkan

    streptokokus beta hemolitikus.B,)A

    ".. DIA&NOI BANDIN&

    1. Tonsillitis difteri

    (isebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae.Tidak semua orang yang

    terinfeksi oleh kuman ini akan sakit. Keadaan ini tergantung pada titer antitoksin dalam

    darah. Titer antitoksin sebesar 4,43 sat$cc drah dapat dianggap cukup memberikan dasar

    imunitas. Tonsillitis difteri sering ditemukan pada anak berusia kurang dari )4 tahun

    dan frekuensi tertinggi pada usia -7 tahun. %ejala klinik terbagi dalam 3 golongan yaitu

    umum, local, dan gejala akibat eksotoksin. %ejala umum sama seperti gejala infeksi

    lainnya yaitu kenaikan suhu tubuh biasanya subfebris, nyeri kepala, tidak nafsu makan,

    badan lemah, nadi lambat serta keluhan nyeri menelan. %ejala local yang tampak

    berupa tonsil membengkak ditutupi bercak putih kotor yang makin lama makin meluas

    dan bersatu membentuk membrane semu !pseudomembran" yang melekat erat pada

    dasarnya sehingga bila diangkat akan mudah berdarah. Dika infeksinya berjalan terus,

    kelenjar limfa leher akan membengkak sedemikian besarnya sehingga leher menyerupai

    leher sapi !bull neck". %ejala akibat eksotoksin akan menimbulkan kerusakan jaringan

    tubuh yaitu pada jantung dapat terjadi miokarditis sampai decompensatio cordis, pada

    saraf kranial dapat menyebabkan kelumpuhan otot palatum dan otot-otot pernapasan

    dan pada ginjal menimbulkan albuminuria.)

    %ambar )4. Tonsila (ifteri

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    16/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    . 1ngina 'laut @incent !stomatitis ulseromembranosa"

    'enyebab penyakit ini adalah bakteri spirochaeta atau triponema. %ejala pada

    penyakit ini berupa demam sampai 34IC, nyeri kepala, badan lemah, rasa nyeri dimulut,

    hipersali+asi, gigi dan gusi mudah berdarah. 'ada pemeriksaan tampak mukosa dan

    faring hiperemis, membran putih keabuan diatas tonsil, u+ula, dinding faring, gusi serta

    prosesus al+eolaris, mulut berbau !foetor ex ore" dan kelenjar submandibular

    membesar.)

    %ambar. )) 1ngina 'laut @incent

    C.

  • 5/19/2018 Isi Referat

    17/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    %ambar )*. ** ?o+ember *4)6

  • 5/19/2018 Isi Referat

    18/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    jika disebabkan mononukleosis atau abses", amoksisilin dengan asam kla+ulanat ! jika

    bukan disebabkan mononukleosis".

    *. =peratif

    ;ntuk terapi pembedahan dilakukan dengan mengangkat tonsil !tonsilektomi".

    Tonsilektomi dilakukan bila terapi konser+atif gagal.

    (engan tindakan tonsilektomi. 'ada penelitian Khasano+ et al mengenai

    pre+alensi dan pencegahan keluarga dengan Tonsilitis Kronis didapatkan data bahwa

    sebanyak B6 ibu-ibu usia reproduktif yang dengan diagnosa Tonsilitis Kronis, sebanyak

    38 dari penderita mendapatkan penatalaksanaan tonsilektomi.

    'enelitian yang dilakukan di 0kotlandia dengan menggunakan kuisioner terhadap

    )7.ABB penduduk mendapatkan data sebanyak 6.868 diantaranya memiliki gejala

    Tonsilitis, dari jumlah itu sebanyak ).AB* !3B,65" penderita mendapat penanganan dari

    dokter umum dan B !*,)5" penderita dirujuk ke rumah sakit.

    In3+ka+ T,n+lekt,4+

    Cochrane review !*446" melaporkan bahwa efekti+itas tonsilektomi belum die+aluasi

    secara formal. Tonsilektomi dilakukan secara luas untuk pengobatan Tonsilitis akut

    atau kronik, tetapi tidak ada bukti ilmiah randomized controlled trials untuk panduan

    klinisi dalam memformulasikan indikasi bedah untuk anak dan dewasa. Tidak

    ditemukan studi Randomized Controlled rial !RCT" yang mengkaji efekti+itas

    tonsilektomi pada dewasa. 'ada anak ditemukan 7 studi RCT !Mawson )8A McKee

    )83 Roydhouse )A4 'aradise )B6 'aradise )*", tetapi yang diikutkan dalam

    re+iew hanya * studi !'aradise )B6 'aradise )*" sedang 3 studi lain tidak

    memenuhi kriteria. 0tudi pertama oleh 'aradise !)B6", dilakukan pada anak yang

    dengan infeksi tenggorok berat. (ari studi ini tidak dapat dibuat kesimpulan yang

    tegas tentang tonsilektomi karena adanya keterbatasan metodologi yaitu adanya

    perbedaan kelompok operasi dengan kelompok kontrol. (alam hal riwayat episode

    infeksi sebelum mengikuti studi !kelompok operasi meliputi anak dengan penyakit

    yang lebih berat" dan status sosial ekonomi !kelompok nonoperasi memiliki status

    sosial ekonomi yang lebih tinggi" serta kelompok tonsilektomi dan tonsilo-

    adenoidektomi dilaporkan sebagai satu kelompok operasi. (isamping itu, studi ini

    meliputi hanya anak dengan infeksi tenggorok berat, pada pemantauan, banyak

    kelompok kontrol yang memiliki episode infeksi sedikit dan biasanya ringan. 0tudi

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    19/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    kedua oleh 'aradise !)*" meliputi anak dengan infeksi sedang tidak dapat

    die+aluasi karena saat re+iew dilakukan tidak ada data yang lebih detil dari desain dan

    bagaimana penelitian ini dilakukan !hasil penelitian baru dalam bentuk abstrak".

    ;ntuk keadaan emergency seperti adanya obstruksi saluran napas, indikasi

    tonsilektomi sudah tidak diperdebatkan lagi !indikasi absolut". ?amun, indikasi relatif

    tonsilektomi pada keadaan non emergency dan perlunya batasan usia pada keadaan ini

    masih menjadi perdebatan. 0ebuah kepustakaan menyebutkan bahwa usia tidak

    menentukan boleh tidaknya dilakukan tonsilektomi.!ndikasi absolut a" 2iperplasia

    tonsil yang menyebabkan gangguan tidur !sleep apneu" yang terkait dengan cor

    pulmonal. b" curiga keganasan !hipertropi tonsil yang unilateral". c" Tonsilitis yang

    menimbulkan kejang demam !yang memerlukan tonsilektomi Luincy". d" perdarahan

    tonsil yang persisten dan rekuren.!ndikasi Relatif"a" Tonsillitis akut yang berulang

    !Terjadi 3 episode atau lebih infeksi tonsil per tahun". b" abses peritonsilar. c".

    tonsillitis kronik dengan sakit tenggorkan yang persisten, halitosis, atau adenitis

    cer+ical. d". sulit menelan. e". tonsillolithiasis. f". gangguan pada orofacial atau gigi

    !mengakibatkan saluran bagian atas sempit". g". Carrier streptococcus tidak berespon

    terhadap terapi". h". otitis media recuren atau kronik.B,,)4

    1dapun indikasi tonsilektomi menurut he #merican of $tolaryngology%head and&eck 'urgery Clinical !ndicators Compendium)7 adalah )

    a. 0erangan tonsillitis lebih dari 3/ pertahun walaupun telah mendapat terapi yang

    adekuat

    b. Tonsil hipertrofi yang menimbulkan maloklusi gigi dan menyebabkan gangguan

    pertumbuhan orofacial

    c. 0umbatan jalan napas yang berupa hipertrofi tonsil dengan sumbatan jalan napas,

    sleepapneu, gangguan menelan, gangguan berbicara dan cor pulmonale.

    d. Rhinitis dan sinusitis yang kronis, peritonsilitis, abses peritonsil yang tidakberhasil hilang dengam pengobatan

    e. ?apas bau yang tidak berhasil dengan pengobatan

    f. Tonsillitis berulang yang disebabkan oleh bakteri grup 1 0treptokokus beta

    hemolitikus

    g. 2ipertrofi tonsil yang dicurigai adanya keganasan

    h. =titis media efusa$otitis media supuratif

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    20/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    $,ntra+n3+ka+ T,n+lekt,4+

    Terdapat beberapa keadaan yang disebut sebagai kontraindikasi, namun bila

    sebelumnya dapat diatasi, operasi dapat dilaksanakan dengan tetap memperhitungkan

    imbang manfaat dan risiko. Keadaan tersebut yakni gangguan perdarahan, risikoanestesi yang besar atau penyakit berat, anemia, dan infeksi akut yang berat. ,)B

    Per+a/an Pa+en T,n+lekt,4+

    Ketika dicapai keputusan untuk melakukan tonsilektomi harus disadari bahwa

    mungkin tindakan ini merupakan prosedur pembedahan yang pertama kali bagi

    pasien. Riwayat penyakit yang komplit dan pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan

    dengan perhatian khusus terhadap adanya gangguan yang bersifat diturunkan terutamakecenderungan terjadinya pendarahan. (isamping itu riwayat saudara pasien yang

    mungkin mengalami kesulitan dengan anastesi umum sebaiknya diketahui untuk

    menyingkirkan kemungkinan adanya hipertermia maligna. 'emeriksaan :ab seperti

    waktu tromboplastin parsial, waktu protrombin, jumlah trombosit, pemeriksaan hitung

    darah komplit dan urinalisa sebaiknya dilakukan. 0elain itu pemeriksaan

    antistreptolisin titer = !10=" dilakukan untuk mengetahui tingkat infeksi serta

    sebagai salah satu indikasi tonsilektomi. 1ntisteptolisin meningkat pada minggu

    pertama dan mencapai puncaknya pada minggu ketiga sampai keenam setelah infeksi.

    'emeriksaan dikatakan positif bila konsentrasi 10= dalam serum darah lebih dari *44

    9;$ml. 0elain itu pemeriksaan ragiologi dada dan elektrokardiogram sebaiknya

    dilakukan sebelum pembedahan.7,8,B

    Tekn+k O/era+ T,n+lekt,4+

    'engangkatan tonsil pertama sebagai tindakan medis telah dilakukan pada abad )

    Masehi oleh Cornelius Celsus di Roma dengan menggunakan jari tangan. (i9ndonesia teknik tonsilektomi yang terbanyak digunakan saat ini adalah teknik

    %uillotine dan diseksi., *)

    D+ek+: (ikerjakan dengan menggunakan oyle-(a+is mouth gag, tonsil

    dijepit dengan forsep dan ditarik ke tengah, lalu dibuat insisi pada membran

    mukus. (ilakukan diseksi dengan disektor tonsil atau gunting sampai

    mencapai pole bawah dilanjutkan dengan menggunakan senar untuk

    menggangkat tonsil.Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    21/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    &u+l,t+n: Tehnik ini sudah banyak ditinggalkan. 2anya dapat dilakukan bila

    tonsil dapat digerakkan dan bed tonsil tidak cedera oleh infeksi berulang.

    Elektr,kauter: Kedua elektrokauter unipolar dan bipolar dapat digunakan

    pada tehnik ini. 'rosedur ini mengurangi hilangnya perdarahan namun dapatmenyebabkan terjadinya luka bakar.

    Laer t,n+lekt,4+

    (iindikasikan pada penderita gangguan koagulasi. :aser

    KT'-7)* dan C=* dapat digunakan namun laser C=* lebih disukai.tehnik yag

    dilakukan sama dengan yang dilakukan pada tehik diseksi.

    $,4/l+ka+ T,n+lekt,4+

    Komplikasi saat pembedahan dapat berupa perdarahan dan trauma akibat alat.

    Dumlah perdarahan selama pembedahan tergantung pada keadaan pasien dan faktor

    operatornya sendiri. 'erdarahan mungkin lebih banyak bila terdapat jaringan parut

    yang berlebihan atau adanya infeksi akut seperti tonsilitis akut atau abses peritonsil.

    'ada operator yang lebih berpengalaman dan terampil, kemungkinan terjadi

    manipulasi trauma dan kerusakan jaringan lebih sedikit sehingga perdarahan juga

    akan sedikit. 'erdarahan yang terjadi karena pembuluh darah kapiler atau +ena kecil

    yang robek umumnya berhenti spontan atau dibantu dengan tampon tekan.

    'endarahan yang tidak berhenti spontan atau berasal dari pembuluh darah yang lebih

    besar, dihentikan dengan pengikatan atau dengan kauterisasi. ila dengan cara di atas

    tidak menolong, maka pada fosa tonsil diletakkan tampon atau gelfoam kemudian

    pilar anterior dan pilar posterior dijahit. ila masih juga gagal, dapat dilakukan ligasi

    arteri karotis eksterna.*)

    (ari laporan berbagai kepustakaan, umumnya perdarahan yang terjadi pada

    cara guillotine lebih sedikit dari cara diseksi. Trauma akibat alat umumnya berupakerusakan jaringan di sekitarnya seperti kerusakan jaringan dinding belakang faring,

    bibir terjepit, gigi patah atau dislokasi sendi temporomandibula saat pemasangan alat

    pembuka mulut.*)

    Komplikasi pasca bedah dapat digolongkan berdasarkan waktu terjadinya

    yaitu immediate, intermediate dan late complication. *)

    $,4/l+ka+ egera (immediate complication) pasca bedah dapat berupa

    perdarahan dan komplikasi yang berhubungan dengan anestesi. 'erdarahan segera

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    22/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    atau disebut juga perdarahan primer adalah perdarahan yang terjadi dalam *6 jam

    pertama pasca bedah. Keadaan ini cukup berbahaya karena pasien masih dipengaruhi

    obat bius dan refleks batuk belum sempurna sehingga darah dapat menyumbat jalan

    napas menyebabkan asfiksi. 'enyebabnya diduga karena hemostasis yang tidak

    cermat atau terlepasnya ikatan. *)perdarahan dan iritasi mukosa dapat dicegah dengan

    meletakkan ice collardan mengkonsumsi makanan lunak dan minuman dingin. **

    'asca bedah, komplikasi yang terjadi kemudian (intermediate complication)

    dapat berupa perdarahan sekunder, hematom dan edem u+ula, infeksi, komplikasi

    paru dan otalgia 'erdarahan sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah *6 jam

    pasca bedah. ;mumnya terjadi pada hari ke 7-)4. Darang terjadi dan penyebab

    tersering adalah infeksi serta trauma akibat makanan dapat juga oleh karena ikatan

    jahitan yang terlepas, jaringan granulasi yang menutupi fosa tonsil terlalu cepat

    terlepas sebelum luka sembuh sehingga pembuluh darah di bawahnya terbuka dan

    terjadi perdarahan. 'erdarahan hebat jarang terjadi karena umumnya berasal dari

    pembuluh darah permukaan. Cara penanganannya sama dengan perdarahan primer.*)

    'ada pengamatan pasca tonsilektomi, pada hari ke dua u+ula mengalami

    edem. ?ekrosis u+ula jarang terjadi, dan bila dijumpai biasanya akibat kerusakan

    bilateral pembuluh darah yang mendarahi u+ula. Meskipun jarang terjadi, komplikasi

    infeksi melalui bakteremia dapat mengenai organ-organ lain seperti ginjal dan sendi

    atau mungkin dapat terjadi endokarditis. %ejala otalgia biasanya merupakan nyeri alih

    dari fosa tonsil, tetapi kadang-kadang merupakan gejala otitis media akut karena

    penjalaran infeksi melalui tuba #ustachius. 1bses parafaring akibat tonsilektomi

    mungkin terjadi, karena secara anatomik fosa tonsil berhubungan dengan ruang

    parafaring. (engan kemajuan teknik anestesi, komplikasi paru jarang terjadi dan ini

    biasanya akibat aspirasi darah atau potongan jaringan tonsil. *)

    Late complicationpasca tonsilektomi dapat berupa jaringan parut di palatum

    mole. ila berat, gerakan palatum terbatas dan menimbulkan rinolalia. Komplikasi

    lain adalah adanya sisa jaringan tonsil. ila sedikit umumnya tidak menimbulkan

    gejala, tetapi bila cukup banyak dapat mengakibatkan tonsilitis akut atau abses

    peritonsil. *)

    Komplikasi tonsilektomi dapat berupa )4,)B

    9mmediate and (elayed 2emorrhage

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    23/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    'ostoperati+e 1irway Compromise Darang terjadi, biasanya disebabkan oleh

    terlepasnya bekuan-bekuan, terlepasnya jaringan adenotonsillar, post operasi

    edema oropharingeal, atau hematom retropharyngeal.

    (ehidrasi

    'ulmonary #dema (isebabkan oleh pembebasan secara tiba-tiba jalan napas

    yang obstruksi karena hipertropi adenotonsillar yang lama, mengakibatkan

    penurunan mendadak tekanan intratoracal, peningkatan +olume darah paru, dan

    peningkatan tekanan hidrostatik yang dapat terjadi segera atau beberapa jam

    setelah pembebasan jalan napas.

    ?asopharyngeal 0tenosis komplikasi yang jarang dari jaringan parut

    #ustachian Tube (ysfunction

    1spiration 'neumonia jarang terjadi, biasanya akibat aspirasi dari bekuan darah

    ".11. $OMPLI$AI

    Radang kronik tonsil dapat menimbulkan komplikasi ke daerah sekitarnya berupa

    rhinitis kronik, sinusitis atau otitis media secara percontinuitatum. Komplikasi jauh terjadi

    secara hematogen atau limfogen dan dapat timbul endocarditis, artritis, myositis, nefritis,

    u+etis iridosiklitis, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.)

    eberapa literature menyebutkan komplikasi tonsillitis kronis antara lain,*3

    a" 1bses peritonsil

    9nfeksi dapat meluas menuju kapsul tonsil dan mengenai jaringan sekitarnya. 1bses

    biasanya terdapat pada daerah antara kapsul tonsil dan otot-otot yang mengelilingi

    faringeal bed. 2al ini paling sering terjadi pada penderita dengan serangan berulang.

    %ejala penderita adalah malaise yang bermakna, odinofagi yang berat dan trismus.

    (iagnosa dikonfirmasi dengan melakukan aspirasi abses.

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    24/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    %ambar. 1bses peritonsil

    b" 1bses parafaring

    %ejala utama adalah trismus, indurasi atau pembengkakan di sekitar angulus mandibula,

    demam tinggi dan pembengkakan dinding lateral faring sehingga menonjol kearah

    medial. 1bses dapat die+akuasi melalui insisi ser+ikal.

    c" 1bses intratonsilar

    Merupakan akumulasi pus yang berada dalam substansi tonsil. iasanya diikuti dengan

    penutupan kripta pada Tonsilitis

  • 5/19/2018 Isi Referat

    25/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    (alam penelitiannya Jie melaporkan bahwa anti-streptokokal antibodi meningkat pada

    635 penderita %lomerulonefritis dan 335 diantaranya mendapatkan kuman 0treptokokus

    beta hemolitikus pada swab tonsil yang merupakan kuman terbanyak pada tonsil dan

    faring. 2asil ini megindikasikan kemungkinan infeksi tonsil menjadi patogenesa

    terjadinya penyakit %lomerulonefritis.

    ".12. PRO&NOI

    Tonsilitis biasanya sembuh dalam beberapa hari dengan beristrahat dan pengobatan

    suportif. Menangani gejala-gejala yang timbul dapat membuat penderita Tonsilitis lebih

    nyaman. ila antibiotika diberikan untuk mengatasi infeksi, antibiotika tersebut harus

    dikonsumsi sesuai arahan demi penatalaksanaan yang lengkap, bahkan bila penderita telah

    mengalami perbaikan dalam waktu yang singkat. %ejala-gejala yang tetap ada dapat menjadi

    indikasi bahwa penderita mengalami infeksi saluran nafas lainnya, infeksi yang sering terjadi

    yaitu infeksi pada telinga dan sinus. 'ada kasus-kasus yang jarang, Tonsilitis dapat menjadi

    sumber dari infeksi serius seperti demam rematik atau pneumonia.

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    26/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    BAB #I

    $EIMPULAN

    Tonsil palatina adalah suatau massa jaringan limfoid yang terletak didalam fosa tonsil

    pada kedua sudut orofaring, dan dibatasi oleh pilar anterior !otot palatoglosus" dan pilar

    posterior !otot palatofaringeus". Tonsil berfungsi sebagai filter atau penyaring terhadap

    organisme yang berbahaya. ila tonsil sudah tidak bisa menahan infeksi dari bakteri atau

    +irus maka akan timbul tosilitis. Tonsillitis adalah suatu proses inflamasi atau peradangan

    pada tonsil yang disebakan oleh +irus atau bakteri.

    Tonsillitis kronis adalah peradangan kronis tonsil setelah serangan akut yang terjadi

    berulang-ulang atau infeksi subklinis. Tonsillitis berulang terutama terjadi pada anak-anak

    dan diantara serangan tidak jarang tonsil tampak sehat. Tetapi tidak jarang keadaan tonsil

    diluar serangan terlihat membesar disertai dengan hiperemis ringan yang mengenai pilar

    anterior dan apabila tonsil ditekan akan keluar dedritus.

    0ecara klinis pada tonsillitis kronis didapatkan gejala berupa nyeri tenggork atau nyeri

    telan ringan, mulut berbau, badan lesu, sering mengantuk, nafsu makan menurun, nyeri

    kepala dan badan terasa meriang.

    'engobatan pasti untuk tonsillitis kronis adalah pembedahan dengan cara

    pengangkatan tonsil !tonsilektomi". Tindakan ini dilakukan pada kasus-kasus dimana

    penatalaksanaan medis atau terapi konser+atif yang gagal untuk meringankan gejala-gejala.

    9ndikasi tonsilektomi pada tonsillitis kronis adalah jika sebagai focus infeksi , kualitas hidup

    menurun dan menimbulkan rasa tidak nyaman.

    Kepaniteraan Klinik 9lmu 'enyakit T2T-K:

  • 5/19/2018 Isi Referat

    27/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    DA!TAR PUTA$A

    ). Rusmarjono, Kartoesoediro 0. onsilitis kronik. 9n uku 1jar 9lmu Kesehatan Telinga

    2idung Tenggorok Kepala :eher ed Keenam. ** ?o+ember *4)6

    http://www.medicinenet.com/http://www.entfastbleep.com/http://www.pediatricsinrewiew.com/http://www.entfastbleep.com/http://www.pediatricsinrewiew.com/http://www.medicinenet.com/
  • 5/19/2018 Isi Referat

    28/28

    Referat Tonsilitis Kronik Cisyana, Meidy regianto, Rikawati

    )7. #llen K+estad, Kari Dorunn K+Prner, #spen RQysamb, et all. 2eritability of Reccurent

    Tonsillitis. NonlineO.*447.Ncited, *4)* Dan *)". 1+ailable from ;R: http$$www.

    #rchotolaryngelheadnecksurg.com

    )8.&elson -, ehrman R-, /liegman R, #rvin #. onsil dan #denoid. !n" !lmu

    /esehatan #nak -disi 01 2olum 3. 4akarta" -CG,3555. p0678%6

    )A.(assan R, #latas (. *enyakit enggorokan. !n" uku /uliah !lmu /esehatan #nak 9ilid 3.

    4akarta "+/:!, 355;.p